gambaran kejadian anemia pada remaja putri kek …

97
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH PADA SISWI SMAN 3 KOTA TERNATE, WILAYAH SUBURBAN HASNA SOLEMAN K21116721 PROGRAMSTUDIILMU GIZI FAKULTASKESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK YANG

MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH

PADA SISWI SMAN 3 KOTA TERNATE, WILAYAH SUBURBAN

HASNA SOLEMAN

K21116721

PROGRAMSTUDIILMU GIZI

FAKULTASKESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

1

Page 3: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

2

Page 4: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

3

Page 5: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

4

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakutas Kesehatan Masyarakat

Program Studi Ilmu Gizi

Makassar, Agustus 2018

Hasna Soleman

“Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Kekurangan Energi

Kronik yang Mendapat Tablet Tambah Darah di SMA Negeri 3 Kota

Ternate Wilayah Sub Urban”

Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah kurangnya

asupan zat gizi yang menyebabkan masalah seperti Kekurangan Energi Kronis

(KEK). Masalah tersebut akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan

masyarakat. Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri merupakan program

yang telah ditetapkan oleh pemerintah sejak tahun 2016 sebagai penunjang untuk

mencegah secara dini timbulnya masalah gizi seperti anemia, pemberian TTD

kepada remaja putri adalah upaya pemerintah menaggulangi anemia lebih dini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada remaja

putri KEK yang mendapat TTD di SMAN 3 Kota Ternate.Jenis penelitian

observasional dengan pendekatan Kuantitatif. Jumlah sampel 45 orang didapat

dengan purposive sampling berdasarkan kriteria antara lain remaja putri kelas X

dan XI, memiliki lingkar lengan atas <23,5cm dan mengkonsumsi Tablet Tambah

Darah. Intrumen penelitian menggunakan kuesioner dan alat ukur

antropometri.Asupan zat gizi diukur dengan Semi quantitatif food frequency

questionnaire.sedangkan status gizi ditentukan dengan pengukuran LiLA. Data

dianalisis menggunakan SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 remaja putri KEK umumya berusia

15 tahun, pekerjaan ayah dominan wiraswasta 33,3% dan pekerjaan ibu dominan

ibu rumah tangga 75,6%. Dari segi asupan remaja putri 100% kekurangan

mengkonsumsi energi, asam folat, Fe dan zink. Untuk konsumsi TTD sebanyak

86,7% remaja putri tidak pernah mengkonsumsi TTD, mengkonsumsi tidak rutin

6,7% dan tidak mengkonsumsi 6,7% kemudian untuk remaja putri anemia

sebanyak 48,9%.

Disarankan kepada puskesmas dan sekolah untuk mengatur jadwal konsumsi TTD

disekolah dan melakukan pemantauan agar remaja putri rutin mengonsumsi TTD.

Kata Kunci : KEK, anemia, asupan, TTD

PUSTAKA : 86 (1989-2017)

Page 6: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

5

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini yang berjudul “Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri

KEK Yang Mendapat Tablet Tambah Darah di SMA Negeri 3 Kota

Ternate” sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.Salam dan shalawat tak lupa

penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah bagi

umat manusia.

Dengan usaha dan Doa akhirnya saya bisa menyelesaikan Skripsi ini dengan

melewati banyak ujian yang dapat memberikan saya banyak ilmu dan

pengalaman. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati yang

sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua

orangtua penulis yaitu, Ayahanda Alm.Soleman A.Karim dan Ibunda Asiya

Yusuf yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kesabaran. Teruntuk

ibu mertua tersayang Ramuna Hi.Saleh terima kasih atas doa serta kesabarannya,

kepada buah hatiku bunda Shabrina Azurah Torid dan Shabara Alsudais

Torid yang rela di tinggalkan selama bunda menjalankan study serta untuk suami

Page 7: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

6

tercinta IPDA Sofyan Torid, SH yang selalu ada dalam situasi apapun yang

memberi motivasi, cinta, kasih sayang, waktu dan pengorbanannya yang tiada

hentinya serta dukungan dan doa kepada bunda selama menjalani proses study

hingga sekarang, tak lupa pula untuk saudara tersayang yang tak pernah henti

memberi dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis persembahkan kepada

Dr.dr.Citrakesumasari, M.Kes., Sp.GK selaku Ketua Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.. Rasa hormat dan

ucapan terima kasih kepada Ayahanda dr. Djunaidi M Dachlan, MS sebagai

Pembimbing I dan Kakak tercintaSabaria Manti Battung, SKM.,M.Kes.,M.Sc

sebagai Pembimbing II dan juga penasehat akademik yang saya cintai yang selalu

memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta motivasi sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada tim penguji Ibu Dr.

Nurhaedar Jafar, Apt.,M.Kes, Bapak Dr. Aminuddin Syam, S.KM.,

M.Kes.,M.Med.ED dan Bapak Andi Imam Arundhana, S.Gz. atas segala

masukan, kritik dan sarannya serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Dr. Aminuddin Syam, S.KM., M.Kes., M.Med.ED selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta jajaran dan

seluruh staf atas bantuannya selama menempuh pendidikan.

Page 8: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

7

2. Seluruh Dosen-dosen Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin atas ilmu pengetahuan yang diberikan serta

bimbingan dan arahan kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Program Studi Ilmu Gizi.

3. Para staff Departement Ilmu Gizi kak Yessi, kak Sri, serta Rizalyang selalu

membantu dan memberikan nasehat-nasehat serta arahan juga candaan dan

keisengannya.

4. Pemerintah Kota Ternate, Kepala sekolahserta guru dan staf SMA Negeri 3

Kota Ternate atas bantuannya selama penelitian berlangsung. Serta seluruh

responden yang telah memberikan waktunya selama penelitian ini

berlangsung.

5. Kepala Puskesmas Gambesi, dan Teman-teman Gizi Puskesmas Gambesi

yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung, khususnya

sahabat saya selaku koordinator pada penelitian ini.

6. Pemerintah Provinsi Maluku Utara khususnya Dinas Kesehatan Provinsi

Maluku Utara, atas bantuan dana yang diberikan.

7. Teman seperjuangan dari Propinsi Maluku Utara dalam pengerjaan Skripsi

Siamfitriah, S.Gz, Dahniar, S.Gz dan Kanda Syarifuddin, SKM,

M.MKes

Page 9: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

8

8. Untukmu “yeoungWonHi ciNgu”, Nyai Siamfitriah, S.Gz, Siti Riyaumul

Yaimah, S.Gz dan Yusuf Amir, S.Gz, atas segala bantuan doa dan

kebersamaanya, terima kasih untuk suka duka juga cerita kita selama ini.

9. Teman-teman seperjuangan Tubel angkatan 2016 yang telah berbagi suka

dan duka, serta senantiasa memiliki rasa senasib dan sepenanggungan.

10. Teman-teman Alumni Gizi Angkatan 01/07 yang selalu spesial di hati

penulis.

11. Teruntuk Diah dan Nisa atas perhatian dan pengertiannya kepada anak kos,

sehingga memberikan bantuan lauk berupa ikan pampis, dabu-dabu roa dan

abon ikan, kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya, kepada Itamasita

yang sampai saat ini kiriman bantuan makanan berupa sagu, ikan tore, dan

dabu-dabu roa yang belum tiba hingga saat ini sampai penulis sudah mau

hampir wisuda, namun tidak mengapa karena mungkin alamat palsu. Sekali

lagi kami tidak masalah, mohon jangan keluar dari group.

12. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sempat

menorehkan warna di hidup penulis. Terima kasih telah banyak memotivasi

dan membantu selama ini.

Semoga Allah SWT membalasnya dengan hal yang lebih baik.Sebab daya dan

upaya yang penulis miliki pun asalnya hanya dari-Nya.Sebagai manusia biasa

yang tidak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan.

Page 10: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

9

Oleh karena itu, penulis memohon maaf, serta dengan kerendahan hati

menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.Demikianlah, semoga

hasil penelitian ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan khususnya

teruntuk penulis.

Makassar, 02 Agustus 2018

Penulis

Hasna Soleman

Page 11: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

10

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

RINGKASAN ..................................................................................................ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja Putri ....................................... 8

B. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi ........................................... 9

Page 12: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

11

C. Tinjauan Umum Tentang Kurang Energi Kronis ........................ 11

D. Tinjauan Umum Tentang Anemia ………................................... 13

I. Kerangka Teori ............................................................................ 23

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian .......................................... 23

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................. 25

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 31

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 31

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 31

D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 32

E. Pengolahan dan Analisis Data...................................................... 34

F. Penyajian Data ............................................................................ 36

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi ............................................................ 37

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 39

Page 13: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

12

C. Pembahasan.................................................................................. 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................... 72

B. Saran.............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Rata-rata BB dan TB Wanita Berdasarkan Usia

Tabel 2.2 Batas Normal Kadar Hb Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Data Jumlah Siswa SMAN 3 Kota Ternate Tahun Ajar 2017/2018 38

Tabel 5.2 Distribusi LiLA Respondend Berdasarkan Kelas 39

Tabel 5.3 Distribusi Umur Responden Berdasarkan LiLA 40

Tabel 5.4 Distribusi Karakteristik Keluarga Responden 41

Tabel 5.5 Distribusi Gambaran Konsumsi TTD Program dan Non Program pada

Remaja Putri KEK 42

Tabel 5.6 Distribusi Karakteristik Lingkungan Rumah Responden 43

Page 14: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

13

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Sarapan Responden 45

Tabel 5.8 Distribusi Asupan Zat Gizi Makro Responden 46

Tabel 5.9 Distribusi Asupan Zat Gizi Mikro Responden 47

Tabel 5.10 Distribusi Pola Konsumsi Makanan Pokok 48

Tabel 5.11 Distribusi Pola Konsumsi Lauk Pauk 49

Tabel 5.12 Distribusi Pola Konsumsi Sayur-sayuran 50

Tabel 5.13 Distribusi Pola Konsumsi Buah-buahan 52

Tabel 5.14 Distribusi Pola Konsumsi Minyak 53

Tabel 5.15 Distribusi Pola Konsumsi Makanan Olahan 54

Tabel 5.16 Distribusi Pola Konsumsi Minuman 55

Tabel 5.17 Distribusi Pola Konsumsi Cemilan 56

Tabel 5.18 Distribusi Pola Konsumsi Makanan Jadi 57

Tabel 5.19 Distribusi Gambaran Hasil Pemeriksaan Haemoglobin pada Remaja

Putri KEK 58

Tabel 5.20 Distribusi Gambaran Kejadian Anemia Terhadap Remaja Putri KEK

58

Page 15: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

14

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori 23

Gambar 3.1 Kerangka Konsep 24

Gambar 4.1 Cara Pengukuran LiLA 33

DAFTAR LAMPIRAN .

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Analisa

Lampiran 3 Tabel Pola Konsumsi

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Page 16: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

15

DAFTAR SINGKATAN .

AKG Angka Kecukupan Gizi

ASI Air Susu Ibu

Balita Bayi Lima Tahun

BB/U Berat Badan/Umur

BBLR Berat Badan Lahir Rendah

Cm Centimeter

Depkes Departemen Kesehatan

Dll Dan Lain-lain

Fe Zat besi

Hb Hemoglobin

Hr Hari

IMT Indeks Massa Tubuh

IPA Ilmu Pengetahuan Alam

IPS Ilmu Pengetahuan Sosial

IQ Intelligence Quotient

IRT Ibu Rumah Tangga

Kakanwil Kepala Kantor Wilayah

KEK Kurang Energi Kronis

Kg Kilogram

Kkal Kilokalori

KKM Kriteria Ketuntassan Minimal

LDL Low Density Lipoprotein

LiLA Lingkar Lengan Atas

M Meter

Mg Miligram

Mggu Minggu

Ml Mililiter

PDAM Perusahaan Daerah Air Minum

PKPR Program Kesehatan Peduli

Remaja

Page 17: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

16

PMT Pemberian Makanan

Tambahan

PNS Pegawai Negeri Sipil

PSG Pengukuran Status Gizi

Riskesdas Riset Kesehatan Dasar

SPAL Saluran Pembuangan Air

Limbah

SPSS Statistical Product and Service

Solution

TNI Tentara Nasional Indonesia

TTD Tablet Tambah Darah

UMK Upah Minimum

Kabupaten/Kota

URT

WHO

Ukuran Rumah Tangga

World Health Organization

WUS Wanita Usia Subur

Page 18: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di

negara-negara maju maupun berkembang.Meskipun penyebab utama adalah

kekurangan zat besi.Namun anemia juga merupakan masalah kurang gizi

mikro yang cukup besar di dunia dengan prevalensi 40% (WHO, 2005).

Anemia umumnya banyak terjadi di Negara berkembang dan pada kelompok

sosial ekonomi rendah(Siahaan, 2012).

Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi

(di samping tiga masalah gizi lainnya, yaitu : kurang kalori protein, defisiensi

vitamin A, dan gondok endemik) yang utama di Indonesia. Dampak

kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka

kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian

janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab

utama kematian maternal antara lain pendarahan pascapartum (di samping

ekslampsia, dan penyakit infeksi ) dan plasenta previa yang kesemuanya

bersumber pada anemia defisiensi (Arisman, 2009).

Anemia gizi besi merupakan masalah gizi yang paling banyak

dijumpai pada kelompok usia produktif. Sekitar sepertiga remaja dan WUS

menderita anemia gizi besi dan berlanjut pada masa kehamilan.Anemia gizi

besi dijumpai pada 40% ibu hamil. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

dijumpai pada wus usia 15-49 tahun yang ditandai dengan proporsi

Page 19: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

18

LILA<23,5 cm, sebesar 24,9% pada tahun 1999 dan menurun menjadi 16,7%

pada tahun 2003. Pada umumnya proporsi WUS dengan risiko KEK cukup

tinggi pada usia muda (15-19 tahun), dan menurun pada kelompok umur lebih

tua, kondisi ini memprihatinkan mengingat WUS dengan risiko KEK

cenderung melahirkan bayi BBLR yang akhirnya akan menghambat

pertumbuhan pada anak usia balita(Azwar, 2004).

Intervensi pada kelompok ini khususnya usia 15-19 tahun selama ini

belum menjadi prioritas program perbaikan gizi. Untuk peningkatan status

gizi penduduk, kelompok umur harus menjadi prioritas untuk masa yang akan

datang, dengan menggunakan asumsi penurunan yang terjadi pada periode

1999-2003 sekitar 5 -8% (tergantung pada kelompok umur), maka pada

tahun 2015 proporsi KEK usia 15-19 tahun diharapkan turun menjadi 20%.

Dengan asumsi penurunan proporsi KEK pada kelompok WUS 15-19 tahun,

diharapkan dapat meningkatkan kualitas bayi yang dilahirkan dan perbaikan

status gizi balita.Akibat jangka panjang dari anemia pada remaja putri adalah

apabila remaja putri hamil, maka ia akan mampu memenuhi kebutuhan zat-

zat gizi bagi dirinya dan juga janin dalam kandungannya. Oleh karena itu

keguguran, kematian bayi dalam kandungan, berat badan lahir rendah atau

kelahiran prematur rawan terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia

(Depkes, 1998).

Apabila dibandingkan dengan laki-laki, wanita cenderung lebih sering

menderita anemia terumama wanita saat dalam keadaan hamil, wanita usia

muda, dan miskin). Hal ini sesuai dengan keadaan fisiologis wanita yang

Page 20: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

19

mengalami peningkatan kebutuhan zat besi pada saat dalam keadaan hamil,

dan pada saat perdarahan melalui kejadian mestruasi yang terjadi setiap

bulannya (Depkes, 2003).

Berdasarkan data WHO tahun 2011 untuk prevalensi anemia pada ibu

hamil dan wanita usia subur hampir semua negara memiliki masalah anemia

dengan jumlah prevalensi diatas 5%, bahkan sebagian besar negara-negara di

Afrika memiliki prevalensi diatas 40 - 49,6%. Indonesia sendiri berada pada

kisaran 20 – 40 % dan hal ini tergolong moderet.(WHO,2015)

Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran

prematur, kematian ibu dan anak dan penyakit infeksi.Anemia defisiensi besi

pada ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan berkembangan janin/bayi

saat kehamilan maupun setelahnya. Riskesdas 2013 mendapatkan anemia

terjadi pada 37,1% ibu hamil di Indonesia, 36,4% ibu hamil di perkotaan dan

37,8% ibu hamil di perdesaan. Untuk mencegah anemia setiap ibu hamil

diharapkan mendapatkan tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet

selama kehamilan. Hasil PSG 2016 mendapatkan hanya 40,2% ibu hamil

yang mendapatkan TTD minimal 90 tablet lebih rendah dari target nasional

tahun 2016 sebesar 85% (Kementerian, 2017).

Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil

dapat menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK).Ibu hamil dengan KEK

berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) juga dapat menjadi

penyebab tidak langsung kematian ibu.Untuk itu bagi ibu hamil risiko KEK,

Page 21: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

20

yaitu yang memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm, diberikan

makanan tambahan. Hasil PSG 2016 didapatkan 79,3% ibu hamil risiko KEK

mendapatkan makanan tambahan lebih besar dari target nasional tahun 2016

sebesar 50%(Kementerian, 2017).

Data dari Dinkes Provinsi Malut tahun 2016 adalah jumlah estimasi

ibu hamil sebesar 39.023 dan dari data tersebut yang terdeteksi menderita

KEK adalah sebanyak 3.156 atau sebesar 8%, kemudian mendapatkan PMT

ibu hamil sebesar 1.280 atau sebesar 40,7%. Sedangkan untuk jumlah data

anemia dari 22.200 ibu hamil yang diperiksa diperoleh hasil sebanyak 2.283

ibu hamil menderita anemia atau sebesar 10,3% (Dinkes, 2017)

Berdasarkan data laporan Dinas Kesehatan Kota Ternate tahun 2016

adalah jumlah estimasi ibu hamil sebesar 4.803 dan dari data tersebut yang

terdeteksi menderita KEK adalah sebanyak 913 atau sebesar 19%, kemudian

yang mendapatkan PMT ibu hamil sebesar 159 atau sebesar 17,4%.

Sedangkan untuk jumlah data anemia dari 4.606 ibu hamil yang diperiksa

terdeteksi sebanyak 1.138 ibu hamil menderita anemia atau 24,7%. Untuk

data remaja putri sendiri yang diperoleh adalah data jumlah sasaran remaja

putri sebesar 10706 remaja putri dan yang mendapat tablet tambah darah

sebesar 4.289 remaja putri atau 40%. Target untuk pemberian tablet tambah

darah remaja putri adalah 10% namun disaat program berjalan mencapai

17%(Dinkes, 2017).

Page 22: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

21

Dari data yang diperoleh sebelumnya dapat dilihat bahwa belum ada

data tentang KEK dan anemia pada remaja putri yang terdeteksi anemia,

padahal berdasarkan tujuan dari pemberian tablet tambah darah pada remaja

putri adalah untuk mencegah secara dini kejadian anemia yang dapat

memutus mata rantai masalah gizi lainnya.Program pemberian tablet tambah

darah pada remaja putri dicanangkan oleh pemerintah melalui surat edaran

pada tanggal 20 Juni 2016 dan untuk Provinsi Maluku Utara sendiri program

ini sudah berjalan sejak bulan September 2016 dan untuk Provinsi Maluku

Utara beberapa sekolah yang di bagikan tablet tambah darah. Untuk daerah

Provinsi Maluku Utara baru Kota Ternate yang menjalankan program tersebut

karena ketersediaan Tablet Tambah Darah yang belum mencukupi untuk

dijalankan di Kabupaten/Kota lainnya. Namun setelah program tersebut

berjalan, belum pernah dilakukan pemeriksaan HB pada remaja putri yang

mengkonsumsi tablet tambah darah, sehingga penelitian ini perlu dilakukan

untuk melihat gambaran dari status gizi remaja putri KEK dengan kejadian

anemia setelah mendapatkan tablet tambah darah di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah

penelitian, yaitu bagaiman gambaran kejadian anemia pada remaja KEK

yang mendapatkan tablet tambah darah pada siswi SMAN 3 Kota Ternate.

Page 23: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

22

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran antara status gizi remaja pada siswi SMAN 3 Kota Ternate

terhadap kejadian anemia.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk melihat gambaran kejadian anemia pada remaja putri KEK

2. Untuk mengetahui jumlah kejadian KEK pada remaja putri di SMAN

3 Kota Ternate

3. Untuk mengetahui gambaran kepatuhan konsumsi tablet tambah

darah pada remaja putri KEK

4. Untuk mengetahui gambaran frekuensi sarapan terhadap kejadian

anemia padaremaja putri KEK

5. Untuk melihat gambaran pola makan dengan kejadian anemia pada

remaja putri KEK

D. Manfaat Penelitian

1. ManfaatIlmiah

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan pengembangan

ilmu yang dapat menjadi suatu proses pendidikan.

2. ManfaatPraktis

Penelitian ini bermanfaat bagi remaja putri sebagai sumber informasi

agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai masalaah gizi terutama

hubungan Kekurangan Energi Kronikdengan kejadian anemia.

Page 24: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

23

3. Manfaat BagiPeneliti

Menjadi pengalaman berharga bagi peneliti untuk memperluas

pengetahuan tentang studi kejadian remaja putri Kekurangan Energi

Kronik terhadap kejadian anemia.

Page 25: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Remaja

Dolesen (remaja) merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi

dewasa.Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan

hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.Perubahan ini terjadi dengan

sangat cepat dan terkadang tanpa kita sadari.Perubahan fisik yang

menonjol adalah perkembangan tanda-tanda seks sekunder, terjadinya

pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan

lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan

kelainan maupun penyakit tertentu bila tidak diperhatikan dengan

seksama(Batubara, 2010)

Masa remaja adalah masa yang lebih banyak membutuhkan zat

gizi.Remaja membutuhkan asupan zat gizi yang optimal untuk

pertumbuhan dan perkembangannya.Berdasarkan usia remaja dibagi

menjadi tiga periode yaitu remaja awal pada usia 10-13 tahun, remaja

pertengahan pada usia 14-16 tahun, dan remaja akhir pada usia 17-20

tahun. Puncak pertumbuhan remaja putri terjadi pada usia 12 tahun,

sedangkan remaja putra terjadi pada usia 14 tahun.Masalah gizi yang biasa

dialami pada masa remaja salah satunya adalah anemia. Anemia adalah

penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah

hemoglobin berada dibawah batas normal. Gejala yang sering dialami

Page 26: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

25

antara lain lesu, lemah, pusing, mata berkunangkunang, dan wajah

pucat.Anemia dapat menimbulkan berbagai dampak pada remaja antara

lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit,

menurunnya aktivitas (Indartanti and Kartini, 2014).

B. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Status gizi (nutrition status) dapat didefinisikan sebagai ekspresi

dari keadaan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan

penggunaan zat – zat gizi tersebut. Kekurangan zat gizi makro seperti :

energi dan protein, serta kekurangan zat gizi mikro seperti : zat besi (Fe),

yodium dan vitamin A makan akan menyebabkan anemi gizi, dimana zat

gizi tersebut terutama zat besi (Fe) merupakan salah satu dari unsur gizi

sebagai komponen pembentukan hemoglobin (Hb) atau sel

darah(Almatsier, 2009).

Menurut(Riyadi, 2001), indikator antropometri yang dipakai di

lapangan adalah berat badan untuk mengetahui massa tubuh dan panjang

atau tinggi badan untuk mengetahui dimensi beratt linear dan indikator

tersebut sangat tergantung pada umur. Antropometri sangat penting pada

masa remaja karena antropometri dapat memonitor dan mengevaluasi

perubahan pertumbuhan dan kematangan yang dipengaruhi oleh faktor

hormonal. Pengukuran paling reliabel untuk ras spesifik dan popular untuk

menentukan status gizi pada masa remaja saat ini adalah Indeks Massa

Tubuh (IMT). IMT merupakan indeks berat badan seseorang dalam

hubungannya dengan tinggi badan, yang ditentukan dengan membagi BB

Page 27: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

26

dalam satuan kg dengan kuadrat TB dalam satuan meter. Berikut adalah

rata-rata berat badan dan tinggi badan wanita berdasarkan usia menurut

WNPG 2004.

Tabel. 2 Rata – rata BB dan TB Wanita berdasarkan Usia

Usia

Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (Cm)

Rata - rata SD Rata-rata SD

10-12

13-15

16-18

38,4

44,6

46,3

9,2

6,7

4,6

145,4

152,3

149,1

8,8

4,6

4,9

Sumber : Jahari & Jus’at (2004) dalam WNPG (2004)

Pada periode remaja, 20 persen tinggi badan dan 50 persen berat

badan saat dewasa telah dicapai. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi

mencapai titik tertinggi saat remaja dan adanya kekurangan zat gizi makro

dan mikro dapat mengganggu pertumbuhan dan menghambat pematangan

seksual. Wanita yang berstatus gizi baik akan lebih cepat mengalami

pertumbuhan badan dan akan lebih cepat mengalami menstruasi.

Sebaliknya wanita yang berstatus gizi buruk pertumbuhannya akan pelan

dan lama serta menstruasinya akan lebih lambat (ABD/SCN 2001 diacu

dalam(Briawan, 2008)). IMT mempunyai korelasi positif dengan

konsentrasi hemoglobin (Haskell et al., 2007). Hal tersebut sejalan dengan

penelitian (Permaesih and Herman, 2005) yang menunjukkan bahwa

remaja yang mempunyai IMT kurang atau tubuh kurus mempunyai risiko

1.5 kali untuk menjadi anemia.

Page 28: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

27

C. Tinjauan Umum Tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang

menderita kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama

atau menahun. Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis

bilamana lingkar lengan atas LiLA<23,5 cm. Kurang energi kronis

mengacu pada lebih rendahnya masukan energi, dibandingkan besarnya

energi yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode tertentu, bulan

hingga tahun(Syahnimar, 2004). LiLA adalah suatu cara untuk mengetahui

risiko kekurangan energi kronis pada wanita usia subur termasuk remaja

putri. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) tidak dapat digunakan

untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.Dalam

pengukuran LiLA dapat melihat perubahan secara pararel dalam masa otot

sehingga bermanfaat untuk mendiagnosis pada saat kekurangan gizi. Hasil

pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) ada dua kemungkinan yaitu kurang

dari 23,5 cm atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5

cm berarti berisiko BBLR dan ≥ 23,5 cm berarti tidak berisiko BBLR

(Pujiatun, 2014).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja

putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang

berlangsung lama atau menahun.Risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK)

adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan

menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana

LiLA<23,5 cm. Pola makanan adalah salah satu faktor yang berperan

Page 29: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

28

penting dalam terjadinya KEK.Pola makanan masyarakat Indonesia pada

umumnya mengandung sumber besi heme (hewani) yang rendah dan

tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga banyak

mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor penghambat

penyerapan besi. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan,

pada umumnya wanita lebih memberikan perhatian khusus pada kepala

keluarga dan anakanaknya (Stephanie and Kartika, 2016)

Kekurangan energi kroniks (KEK) merupakan suatu keadaan dimana

seseorang dalam hal ini remaja yang menderita kekuarangan makanan

yang berlangsung menahun (Kronik) yang mengakibatkan timbulnya

gangguan kesehatan ibu dengan tanda-tanda atau gejala antara lain badan

lemah dan muka pucat (Marleniwati, 2010 dalam (Umisah and Puspitasari,

2017)

Penentuan status KEK pada WUS adalah dengan menggunakan lingkar

lengan atas atau disebut LiLA. Menurut Depkes RI (dalam Supariasa dkk.

2002) pengukuran LiLA pada kelompok WUS adalah salah satu cara

deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam,

untuk mengetahui kelompok umur yang beresiko KEK. WUS yang

beresiko KEK di Indonesia jika hasil pengukuran LiLA kurang dari atau

sama dengan 23,5 cm atau dibagian merah pita LiLA, apabila hasil

pengukuran lebih dari 23,5 cm maka tidak beresiko menderita KEK

(Pratiwi, 2014).

Page 30: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

29

D. Tinjauan Umum Tentang Anemia

1. Definisi

Anemia lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang

darah.Penyakit ini rentan dialami pada semua siklus kehidupan (balita,

remaja, dewasa, bumil, busui, dan manula). Anemia didefinisikan sebagai

suatu keadaan dimana rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) atau

hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan

oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb,

meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang

berlebihan (Citrakesumasari, 2012)

Anemia didefinisikan sebagai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dalam

darah sesuai batas yang direkomendasikan. Anemia secara fungsional

didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit (red cell mass)

sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam

jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying

capacity). Secara praktis anemia ditunjukkan dengan penurunan kadar

hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (red cell count) (Bakta, 2009

dalam(Apriani, 2014)menyatakan bahwa anemia disebabkan oleh

penurunan produksi sel darah merah dan hemoglobin, peningkatan

pengrusakan sel-sel merah (hemolisis) atau kehilangan darah karena

perdarahan berat. Anemia didefinisikan suatu keadaan yang mana nilai Hb

dalam darah lebih rendah dari keadaan normal (WHO, 2001). Batas kadar

Page 31: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

30

normal Hb untuk kelompok orang ditentukan menurut umur dan jenis

kelamin seperti yang diperlihatkan dalam tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1

Batas Normal Kadar Hb Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur HB (gr/dl)

Anak-anak

6 bulan - 59 bulan 11

5 - 11 tahun 11,5

12-14 tahun 12

Dewasa

wanita > 14 tahun 12

wanita hamil 11

laki-laki >14 tahun 13

WHO (2001)

2. Patofisiologi

Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan

zat besi (feritin) dan bertambahnya absorpsi zat besi yang digambarkan

dengan meningkatnya kapasitas pengikatan zat besi. Pada tahap yang lebih

lanjut berupa habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin,

berkurangnya jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme dan akan

diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia

dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Hb(Gunatmaningsih, 2007)

Page 32: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

31

3. Klasifikasi

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut (Mochtar, 1998), adalah sebagai

berikut:

a. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah.Pengobatannya yaitu, keperluan

zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang

dianjurkan adalah pemberian tablet besi.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh karena

kekurangan asam folik, jarang sekali karena kekurangan vitamin

B12.

c. Anemia Hipoplastik

Anemia hipoplastik adalah anemia yang disebabkan oleh

hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah

baru.Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan

diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi

ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

d. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan penghancuran

atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari

pembuatannya.Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-

kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala

Page 33: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

32

komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ

vital.Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta

penyebabnya.Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya

diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.Namun pada

beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil.Sehingga

transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

Dampak anemia pada remaja putri yaitu pada masa

pertumbuhan mudah terinfeksi, kebugaran tubuh berkurang,

semangat belajar dan prestasi menurun, sehingga pda saat akan

menjadi calon ibu dengan keadaan berisiko tinggi (Fransis, 2008).

Pada remaja putri juga memiliki banyak dampak lain, diantaranya:

menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu

pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal,

menurunkan kemampuan fisik olahragawati dan mengakibatkan

muka pucat (Harli, 1999). Di samping itu hasil penelitian pada

wanita usia 15-49 tahun di Bangladesh menunjukkan bahwa

ketersedian besi dalam tubuh, tinggi badan, dan konsumsi tablet

besi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kadar

haemoglobin (Martini, 2016)

4. Asupan Zat Gizi

Asupan makanan pada remaja sangat berperan penting dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan serta pemeliharaan tubuh, karena

dalam asupan makanan yang baik tersebut mengandung makanan sumber

Page 34: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

33

energi, sumber zat pengembang, sumber zat pembangun dan sumber zat

pengatur Asupan gizi seimbang sangat berperan dalam tumbuh kembang

anak mulai dari dalam kandungan, balita, anak usia sekolah, remaja

bahkan sampai dewasa (Almatsier, 2009)

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena protein

berhubungan dengan proses-proses dalam tubuh.Protein berfungsi untuk

membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan,

memelihara, memperbaiki dan mengganti jaringan yang rusak dan sebagai

cadangan energi bila tubuh kekurangan lemak dan karbohidrat.Protein

dibentuk oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen

(N).Unit pembangun semua jenis protein adalah asam amino (AA).

Berbagai jenis asam amino membangun sel dan jaringan tubuh yang

spesifik, seperti hemoglobin dalam sel darah merah, kolagen terletak dalam

jaringan ikat, miosin dalam jaringan otot, sel enzim dan hormon insulin

(Sudiarti and Utari, 2007)

Zat besi merupakan microelemen yang esensial bagi tubuh.Zat ini

terutama diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam

sintesa hemoglobin (Hb).Zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul

hemoglobin yang merupakan unsur utama dalam sel darah merah, maka

kekurangan pasokan zat gizi besi menyebabkan menurunya produksi

hemoglobin.Akibatnya terjadi pengecilan ukuran, rendahnya kandungan

hemoglobin. Rendahnya asupan zat besi kedalam tubuh yang berasal dari

Page 35: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

34

konsumsi zat besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab

terjadinya anemia (Gunatmaningsih, 2007).

Dalam pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putrid dan

wanita usisa subur yang dilansir pada halaman gizi net, adapun cara

mencegah dan mengobatinya antara lain :

a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi.

b. Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh atau dengan minum

Tablet Tambah Darah (TTD).

c. Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia

seperti : kecacingan, malaria dan penyakit TBC.

Sedangkan menurut(Akhmadi, 2008), ada beberapa pendekatan

yang digunakan oleh pemerintah untuk mencegah atau mengurangi

terhadap kejadian kekurangan zat besi, usaha-usaha yang dilakukan

tersebut antara lain:

a) Pemberian suplemen tablet tambah darah

Menurut Departemen Gizi dan Kesmas (FKM UI, 2010)

mengatakan bahwa anemia bisa dicegah dengan memelihara

keseimbangan antara asupan Fe dengan kebutuhan dan kehilangan

Fe.Jumlah Fe yang dibutuhkan untuk memelihara ini bervariasi

antara satu wanita dengan wanita yang lainnya, tergantung riwayat

reproduksi dan jumlah kehilangan darah selama

menstruasi.Peningkatan konsumsi Fe untuk memenuhi kebutuhan

Page 36: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

35

Fe dilakukan melalui peningkatan konsumsi makanan yang

mengandung heme iron, bersifat mempercepat (enhancer) non

heme iron, dan meminimalkan konsumsi makanan yang

mengandung penghambat absorbsi Fe (inhibitor). Jika kebutuhan

Fe tidak tercukupi dari diet makanan, dapat ditambah dengan

suplemen Fe.Tablet Tambah Darah adalah tablet besi folat yang

setiap tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi

elemental dan 0,25 mg asam folat.

Wanita dan Remaja Putri perlu minum Tablet Tambah

Darah karena wanita mengalami haid sehingga memerlukan zat

besi untuk mengganti darah yang hilang.Wanita mengalami

hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi

yang perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Tablet

tambah darah mampu mengobati wanita dan remaja putri yang

menderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar,

kemampuan kerja dan kualitas sumber daya manusia serta

generasi penerus. Meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja

putri dan wanita. Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) Tablet

Tambah Darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet

setiap hari selama haid. Minumlah Tablet Tambah Darah dengan

air putih, jangan minum dengan teh, susu atau kopi karena dapat

menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga

manfaatnya menjadi berkurang.

Page 37: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

36

b) Modifikasi makanan

Pencegahan ini dilakukan dengan memastikan jumlah makanan

yang dikonsumsi oleh sesorang.Hal ini sangat terkait dengan

kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh seseorang

atau masyarakat. Bila ditelusuri lebih lanjut hal inipun sangat

terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat kita dimana

daya beli masyarakan yang rendah sehingga memperburuk

kondisi kesehatan khusunya kekurangan zat besi

c) Pengawasan penyakit infeksi

Pengobatan penyakit infeksi dan penyakit karena virus sedikit

banyak membantu mengurangi kekurangan zat besi.Dengan

pengobatan yang tepat dapat mengurangi lama dan beratnya

infeksi sehingga tidak memperparah kondisi mengurangi lama

dan beratnya infeksi sehingga tidak memperparah kondisi

kekurangan zat besi.Dalam hal ini keluarga perlu diberikan

informasi yang sebaik-baiknya mengenai pentingnya konsumsi

makanan bila ada anggota sebaik-baiknya mengenai pentingnya

konsumsi makanan bila ada anggota sebaik-baiknya mengenai

pentingnya konsumsi makanan bila ada anggota keluarga yang

sakit ataupun memberikan dorongan kepada ibu yang menyusui

agar terus memberikan ASInya untuk mencegah penyakit infeksi.

Page 38: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

37

d) Fortifikasi makanan

Fortifikasi zat atau penambahan zat besi ke dalam makanan yang

dikonsumsi secara umum oleh masyarakat merupakan tulang

punggung pada beberapa negara.Hal ini sangat efektif untuk

membantu mengatasi kekurangan kekurangan zat besi yang

banyak terjadi di masyarakat.

5. Zat Penghambat Dan Pelancar Asupan Zat Fe

Penyebab terbesar anemia gizi adalah berkurangnya masukan zat gizi

yang berhubungan dengan pola makan yang tidak baik akibat ketidaktahuan

dan ketidakmampuan.Walaupun tidak semua anemia disebabkan kekurangan

zat besi, namun defisiensi besi diderita oleh 500-600 juta manusia diseluruh

dunia. Penyebab lain dari anemia yaitu zat gizi mikro seperti asam folat,

vitamin A, vitamin C, riboflavin dan vitamin B12. Zat-zat gizi ini berperan

dalam Eritropoiesis (pembentukan sel darah merah) dan metabolisme

besi.Kelompok wanita usia subur rentan terhadap anemia gizi besi karena

beberapa permasalahan yang dialami WUS seperti mengalami menstruasi

setiap bulan, mengalami kehamilan, kurang asupan zat besi makanan, infeksi

parasit seperti malaria dan kecacingan(Farida Hidayanti et al., 2014).

Anemia kurang besi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,

kurangnya mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah satu

sumber zat besi yang mudah diserap (heme iron), sedangkan bahan makanan

nabati (non-heme iron) merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit

diserap sehingga dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi kebutuhan

Page 39: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

38

zat besi dalam seharinya. Bisa juga disebabkan karena kekurangan zat gizi

yang berperan dalam penyerapan zat besi seperti, protein dan vitamin C.

Konsumsi makanan tinggi serat, tannin dan phytat dapat menghambat

penyerapan zat besi.Berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya

anemia gizi besi, antara lain pola haid, pengetahuan tentang anemia, dan

status gizi.9 Anemia defisiensi vitamin B12 dan folat juga sering terjadi pada

remaja karena kurangnya pemenuhan zat gizi tersebut (Indartanti and Kartini,

2014)

Sumber-sumber yang menghambat absorbsi zat besi berbeda-beda, serat

dalam sayur-sayuran dapat menghambat penyerapan besi non heme. Teh

(mengandung tanin) apabila dikonsumsi bersamaan dengan makanan akan

mengurangi absorbsi besi. Minum teh pada saat makan akan menurunkan

penyerapan besi sampai 50 persen. Kopi, dan produk susu juga menghambat

absorbsi heme. Karena itu, jika ingin mengonsumsi teh, sebaiknya diberi

jarak waktu sekitar 1 jam setelah mengonsumsi sayuran atau daging yang

tinggi kandungan zat besinya. Langkah tersebut dimaksudkan agar zat besi

dapat diserap terlebih dahulu oleh usus halus dan tidak terjadi tarik menarik

antara zat besi dengan tanin yang akan menghambat penyerapan zat besi

tersebut (Indartanti and Kartini, 2014).

Page 40: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

39

E. Kerangka Teori

(Sumber : Sunita Almatsier, 2001, Emma S.Wirakusumah, 1999,

Supariasa,2001)

Pendapatan Keluarga

Aktivits Fisik

Pengetahuan

tentang anemia

1. Kebiasaan Makan

− Frekuensi makan

− Konsumsi faktor

penghambat dan

pendorong absorpsi

besi

2. Tingkat Konsmsi gizi

3. Status Kesehatan

− Penyakit infeksi /

noninfeksi

− Pola menstruasi

4. Status gizi Layanan Kesehatan

Anemia

Page 41: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

40

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel independen

: Variable dependen

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Asupan

(Food Frekuensi)

• Makro

Nutrient

• Mikro Nutrient

Karakteristik

• Umur

• Riwayat penyakit

• LiLA

• Sanitasi

Lingkungan

• Ekonomi

• Frekuensi sarapan

HB Remaja

KEK

Tablet Tambah

Darah

- Perdarahan

Kronis

- Parasite

- Pelayanan

Kesehatan

Rendah

Page 42: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

41

B. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kurang Energi Kronis (KEK)

a. Definisi Operasional

Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita

ketidakseimbangan asupan gizi (energi dan protein) yang berlangsung

menahun. Seseorang menderita resiko Kurang Energi Kronis jika LiLA<

23,5 cm(Pujiatun, 2014).

2. Anemia

a. Definisi Operasional

Anemia merupakan keadaan Hemoglobin (Hb) seseorang dalam dara

h lebih rendah dari kekurangan zat gizi ditandai dengan adanya gangguan

dalam sintesis hemoglobin karena kekurangan zat gizi yang berperan

dalam pembentukan hemoglobin baik karena kekurangan konsumsi zat

besi atau karena gangguan absorbsi.(Pujiatun, 2014)

b. Kriteria Objektif

Penggolongan anemia menurut HB

Anemia : <12 g/dl

Tidak Anemia : ≥12 g/dl

(Sumber :Arisman, 2009)

3. Tablet Tambah Darah (TTD)

a. Defenisi Operasional

Tablet Tambah Darah adalah pemberian Fe melalui suplementasi dalam

bentuk tablet terdiri dari 60 mg zat besi elemental dalam sediaan Ferro

Page 43: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

42

Sulfat, Ferro fumarat, atau Ferro Glukonat dan 0,400 mg asam folat.

(Kemenkes, 2017)

b. Kriteria Objektif

• Cukup : Menghabiskan TTD 4 butir / bulan ( 1tablet/minggu

dan diminum pada hari Jumat )

• Tidak cukup : Menghabiskan TTD < 4 butir / bulan

4. Asupan

a. Defenisi Operasional

Metode Food Frequency Quetionnaire adalah untuk memperoleh data

tentang frekuensi konsumsi bahan makanan atau makanan jadi selama

periode tertentu seperti hari minggu, bulanan, tahun. (Tanjung,2009)

b. Kriteria Objektif

Kategori Skor Frekuensi

Sering sekali 50 > 1 hari / kali

Sering 25 1 x Sehari

Biasa 15 3 - 6 x seminggu

Kadang – kadang 10 1 -2 x seminggu

Jarang 1 < 1 x seminggu

Tidak pernah 0 Tidak pernah dalam satu

bulan

Sumber : Materi FFQ, 2016

Page 44: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

43

5. Kebiasaan sarapan

a. Defenisi OperasionalKebiasaan sarapan pagi adalah kebiasaan makan

dan minum yang dikonsumsi setiap hari dimulai dari pagi sampai dengan

pukul 09.00 secara rutin untuk mencapai kebutuhan energi bergizi. (

Purba, 2017)

b. Kriteria Objektif

Sering : Sarapan>5 kali dalam seminggu

Tidak sering : Sarapan< 5 kali dalam seminggu

6. Sumber Fe

a. Defenisi Operasional

Sumber Fe adalah semua jenis dan bahan makanan yang memiliki

kandungan zat gizi mikro yaitu besi (Almatsier,2009)

b. Kriteria Objektif

Jenis bahan makan sumber fe yangdikonsumsi :

Besi hem : daging, ayam dan ikan yang dikonsumsi salah

satu jenisnya sehari-hari

Besi non-hem

: Telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran

hijau dan beberapa jenis buah yang

dikonsumsi

Page 45: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

44

7. Penghambat Absorbsi Fe

a. Defenisi Operasional

Kandungan yang terkandung dalam jenis bahan makanan seperti asam

fitat dan tanin yang dapat mengikat besi serta menghambat penyerapat

zat besi.(Almatsier,2009)

b. Kriteria Objektif

Ya : Mengkonsumsi sumber tannin (teh,kopil) dan asam alfitat

bersamaan dengan mengkonsumsi bahan makanan

sumber zat besi (daging, ayam, ikan dan sayuran hijau

dan buah-buahan)

Tidak : Mengkonsumsi teh bersamaan dengan mengkonsumsi

bahan makanan sumber zat besi (daging, ayam, ikan dan

sayuran hijau dan buah-buahan)

8. Pelancar Absorbsi Fe

a. Defenisi Operasional

Bahan makanan kelompok peningkat absorpsi Fe adalah bahan

makanan yang mempunyai fungsi sebagai bahan makanan yang akan

memperbesar absorpsi zat besi dari dalam makanan yang dikonsumsi

sehari-hari seperti vitamin C dan asam sitrar (Almatsier, 2009).

b. Kriteria Objektif

Page 46: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

45

Ya : Mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan tinggi

vitamin c dan makanan sumber zat besi (daging, ayam,

ikan dan sayuran hijau dan buah-buahan)

Tidak : Tidak Mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan

tinggi vitamin c dan makanan sumber zat besi (daging,

ayam, ikan dan sayuran hijau dan buah-buahan).

9. Riwayat penyakit

a. Defenisi Operasional

Informasi tentang kesehatan masa lalu seseorang, kesehatan keluarga

dan masalah lainnya(Yustini,2012) dalam hal ini terkait masalah

penyakit infeksi tertentu.

b. Kriteria Objektif

Ya : Siswi pernah sakit sehigga perlu melakukan perawatan

intensive dirumah sakit atau siswi menderita penyakit

malaria, cacingan dan TBC dalam kurun waktu satu bulan

terakhir

Tidak : Siswi tidak sedang sakit sehigga perlu melakukan

perawatan intensive dirumah sakit atau siswi menderita

penyakit malaria, cacingan dan TBC dalam kurun waktu

satu bulan terakhir

Page 47: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

46

10. Status Ekonomi

a. Defenisi Operasional

Status ekonomi keluarga adalah jumlah penghasilan seluruh anggota

keluarga (ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama)

baik penghasilan pokok maupun penghasilan sampingan yang diterima

setiap bulannya (Astuti,2016).

b. Kriteria Objektif

Cukup : Penghasilan ≥ 2.360.000,-/bulan ( berdasarkan UMK

Kota Ternate per 1 Januari 2018 )

Tidak : Penghasilan ≤ 2.360.000,-/bulan ( berdasarkan UMK

Kota Ternate per 1 Januari 2018 )

Page 48: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

47

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian

kuantitatif menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tekhnik metode

survey (Rachmat, 2016).

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMAN 3 Kelurahan Gambesi Kecamatan Kota

Ternate Selatan pada Februari 2018.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas 1 dan 2 pada SMAN 3

Ternate berjumlah sebanyak 240 siswi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswi kelas 1 dan 2 SMAN 3 Ternate

yang dipilih secara purposive sampling, dan memenuhi kriteria inklusi,

sebagai berikut :

1. Remaja putri dengan LiLA<23,5 cm

2. Remaja putri yang mnegkonsumsi tablet tambah darah program

pemerintah

Page 49: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

48

D. PENGUMPULAN DATA DAN SAMPEL

1. Cara Pengambilan Sampel

1) Melakukan skrining pada responden dengan mengukur LiLA, semua

responden yang telah diskrining dengan hasil LiLA<23cm akan

dijadikan sampel

2) Sampel dengan LiLA23cm atau KEK akan di ambil darahnya untuk

diperiksa kadar HB, apakah sampel dengan status gizi KEK anemia

atau tidak.

2. Jenis dan Cara Pengamilan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas dua yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data primer

Data primer didapatkan dengan cara pengukuran LiLA, dengan

langkah :

1. Menentukan titik mild point pada lengan:

a) Subjek di minta untuk berdiri tegak

b) Mengukur lengan tampa lapisan, (bagi yang kidal gunakan

tangankanan).

c) Tekuk subjek membentuk 900, dengan menghadap keatas.

Penguur berdiri dibelakang subjek dan menentukan titik

tengah antar tulang atas pada bahu kiri dan siku.

d) Tandailah titik tengah tersebut dengan pena.

Page 50: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

49

Sumber : Siradjuddin et al, 2016

Gambar. Cara pengukuran LiLA

2. Mengukur Lingkar Lengan Atas

a) Dengan tangan tergantung lepas dan siku lurus di

samping badan, telapak tangan menghadap ke bawah.

b) Ukurlah lingkar lengan atas pada posisi mid point

dengan pita LiLA menempel paa kulit. Perhatikan jangan

sampai pita menean kulit atau ada rongga antara kulit

dan pita.

c) Lingkar lengan di atas di catat pada skala 0,1 cm

terdekat.

Sampel dengan LiLA< 23,5cm kemudian di ukur kadar haemoglobin

dalam darah dengan metode HB meter untuk dilihat apakah sampel

tersebut anemia atau tidak.Pemeriksaan mengunakan alat

pemeiksaan haemoglobin dengan langkah :

a) Disiapkan peralatan.

b) Dibersihkan jari yang akan diambil darahnya terlebih

dahulu dngan kapas yang mengandung alkohol.

Page 51: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

50

c) Digunakan auto lancet untuk mengambil darah pada jari

yang telah diolesi alkohol.

d) Dibuang darah pertama yang menetes, selanjutnya

tetesan darah Kedua diambil dengan menggunakan stick

auto check. Dilakukan pemeriksaan pada alat auto

check.

Data asupan zat gizi diperoleh dengan cara mengisi formulir food

frequensi.

b. Data sekunder

Sedangkan data sekunder meliputi data jumlah siswa kelas 1 dan 2

SMAN 3Kota Ternate , keadaan dan gambaran umum wilayah

serta lokasi penelitian dan data terkait lainnya diambil di instansi

terkait.

3. Instrument Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:

1. Pita LILA untuk mengukur lingkar lengan atas

2. Formulir food frequensi

3. Komputer dengan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS), sebagai alat bantu dalam mengumpul data serta

mengolah data hasil penelitian.

E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

1. Pengolahan data

Data yang dikumpulkan dari hasil wawancara dengan menggunakan

kuesioner dibuat dalam master tabel kemudian diolah dengan menggunakan

Page 52: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

51

program SPSS dan dianalisis. Prosedurnya yaitu Editing/Pengeditan,

Coding/Pemberian kode, Entry Data/Pemberian Skor, dan Cleaning Data.

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Peneliti melakukan koreksi data untuk melihat kelengkapan data

yang didapatkan dengan kesesuaian kriteria data yang diperlukan

diantaranya kelengkapan identitas, kelengkapan hasil kuesioner, dan

kelengkapan kartu kontrol, sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian

dapat dilengkapi segera oleh peneliti.

b. Pemberian Kode (Coding)

Apabila semua data telah terkumpul dan selesai diedit di lapangan,

kemudian akan dilakukan pengkodean variabel sebelum dipindahkan ke

format aplikasi program SPSS.

c. Mengentri Data (Entry Data)

Entri adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan

fasilitas computer.Selanjutnya data yang telah selesai diberi kode,

kemudian diinput ke dalam lembar kerja program SPSS untuk masing-

masing variabel. Urutan input data berdasarkan nomor responden dalam

kuesioner.

d. Membersihkan Data (Cleaning)

Cleaning data dapat dilakukan pada semua lembar kerja untuk

membersihkan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses input data.

Proses ini dilakukan melalui analisis frekuensi pada semua variabel.

Adapun data missing dibersihkan dengan menginput data yang benar.

Page 53: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

52

e. Tabulasi Data (Tabulating)

Tabulasi merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar

dengan mudah dapat dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan

dan dianalisis serta ppembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.Dalam melakukan

tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan.Tabulasi

dilakukan untuk memudahkan pengelolaan data kedalam suatu

tabel.Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan

menggunakan sprogram SPSS.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran data tentang

kajadian remaja putri KEK, status gizi remaja putri dan kejadian anemia

di SMAN 3 Kota Ternate.

F. PENYAJIAN DATA

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk

membahas hasil penelitian.

Page 54: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

53

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

SMA Negeri 3 Kota Ternate terletak di Kelurahan Gambesi,

Kecamatan Ternate Selatan, Provinsi Maluku Utara. Secara geografis, SMA

Negeri 3 Kota Ternate memiliki luas areal keseluruhan 10.000 m2dengan luas

bangunan 2.671 m2dan dikelilingi oleh pagar sepanjan 1.015 m dan yang

belum dipagari seluas 785 m. Sekolah ini didirikan pada tahun 1990 dan

merupakan kelas persiapan yang bergabung dengan SMP Negeri 3 Ternate

yang letaknya berdekatan. SMA Negeri 3 Kota Ternate pretama kali

menerima siswa kelas satu pada bulan juli 1990 sebanyak 5 kelas. Guru

diperoleh melalui bantuan dari SMA Negeri 1 Kota Ternate sebanyak 15

orang dan ditambah guru honor dari luar. SMA Negeri 3 Kota Ternate

diresmikan oleh Kakanwil Maluku pada tanggal 19 Oktober 1991.

Saat ini jumlah guru di SMA Negeri 3 Kota Ternate yaitu sebanyak 44

orang diantaranya 36 orang guru tetap, 7 orang guru honorer, dan 1 orang

pegawai tidak tetap.Total jumlah kelas sebanyak 21 ruangan yang terbagi atas

2 jurusan yakni IPA dan IPS dengan jumlah siswa menurut sebaran per kelas.

Jumlah keseluruhan siswa SMA Negeri 3 Kota Ternate yaitu 668 orang

dengan rincian sebagai berikut.

Page 55: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

54

Tabel 5.1

Data Jumlah Siswi SMA Negeri 3Kota Ternate

Tahun Ajar 2017/2018

KELAS

IPA IPS

Total

1 2 3 4 1 2 3 4

X 32 33 32 32 35 36 35 - 235

XI 33 34 35 - 32 29 30 31 224

XII 29 28 29 27 34 28 34 - 209

TOTAL 668

Sumber : Data Sekunder 2018

Visi dari SMA Negeri 3 Kota Ternate adalah “pembentukan

karakter belajar, berdisiplin, berbudaya, dan berdaya saing dilandasi iman”.

Sedangkan misi dari sekolah ini ada 8 diantaranya:

1. Menciptakan suasana belajar yang aman, tertib, dan menyenangkan.

2. Meningkatkan mutu pembelajaran inovatif, kreatif, dan mandiri.

3. Menumbuhkan semangat belajar dan berdaya saing di bidang akademik.

4. Meningkatkan kedisiplinan warga sekolah.

5. Mendorong warga sekolah membudayakan nilai karakter bangsa.

6. Mendorong semangat berprestasi bidang olahraga dan seni.

7. Membentuk pribadi-prbadi berpotensi keilmuan yang berdasar iman dan

taqwa.

8. Mewujudkan pribadi-pribadi yang jujur, adil, dan berakhlak mulia.

B. Hasil Penelitian

Page 56: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

55

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari di SMA Negeri 3 Kota

Ternate yang bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran hasil belajar pada

remaja putri yang menderita KEK. Adapun hasil penelitian yang diperoleh

yaitu sebanyak 45 (18,75%) remaja putri mengalami KEK dari total 240 remaja

putri kelas X dan XI.

Tabel 5.2

Distribusi Remaja Putri KEK Berdasarkan LiLA di SMA N 3 Kota

Ternate

LiLA (cm)

Kelas

Total

IPA IPS

n % n % n %

19,0 – 21,2

21,3 – 23,4

4

23

8,9

51,1

2

16

4,4

35,6

6

39

13,3

86,7

Total 27 60 18 40 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan hasil pengukuran LiLA di SMA Negeri 3 Kota Ternate, dapat

dilihat bahwa remaja putri KEK terbanyak di kelas IPA memiliki kisaran LiLA

21,3 - 23,4 cm yaitu sebanyak 23 (51,1%) responden dan pada kelas IPS

sebanyak 16 (35,6%) responden.

1. Karakterustik Remaja Putri KEK

Informasi karakteristik remaja putri KEK di SMA Negeri 3 Kota

Ternate diperoleh dengan cara wawancara menggunakan kuesioner.

Page 57: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

56

A. Umur Responden

Tabel 5.3

Distribusi Umur Remaja Putri KEK berdasarkan LiLA

di SMAN 3 Kota Ternate

Umur Remaja

(Tahun)

LiLA (cm) Total

19,0 - 21,2 21,3 – 23,4

n % n % n %

15

16

17

2

2

2

4,4

4,4

4,4

22

13

4

48,9

28,9

8,9

24

15

6

53,3

33,3

13,3

Total 6 13,3 39 86,7 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Pada tabel diatas, dapat dilihat distribusi umur remaja putri

berdasarkan LiLA. Responden dengan kisaran LiLA 19,0 – 21,2 cm

sebanyak 2 (4,4%) orang pada masing-masing kategori umur dan

responden dengan kisaran LiLA 21,3 – 23,4 cm terbanyak pada umur

15 tahun yaitu sebanyak 22 (48,9%) orang.

Page 58: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

57

B. Karakteristik Keluarga

Tabel 5.4

Distribusi Karakteristik Keluarga Remaja Putri KEK

di SMAN 3 Kota Ternate

Karakteristik Keluarga n %

Pekerjaan Ayah

PNS 5 11,1

Wiraswasta 15 33.3

Wartawan 1 2,2

Petani 9 20,0

TNI 1 2,2

Guru 2 4,4

Nelayan 3 6,7

Buruh 4 8,9

Supir Angkot 2 4,4

Tidak Bekerja 3 6,7

Pekerjaan Ibu

IRT 35 75,6

Petani 3 6,7

PNS 4 8,9

Wiraswasta 2 4,4

Guru 1 2,2

Total 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Dari tabel 5.4 diketahui bahwa pekerjaan ayah yang terbanyak

yaitu wiraswasta sebanyak 15 (33,3%) responden sementara yang paling

sedikit yaitu wartawan dan TNI masing-masing sebanyak 1 (2,2%)

responden. Sedangkan urutan pekerjaan ibu yang terbanyak yaitu Ibu

Rumah Tangga (IRT) sebanyak 35 (77,8%) responden dan yang paling

sedikit yaitu guru sebanyak 1 (2,2%) responden.

Page 59: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

58

C. Konsumsi Tablet Tambah Darah

Tabel 5.5

Gambaran Konsumsi Tablet Tambah Darah Program dan Non

Program

pada Remaja Putri KEK di SMA N 3 Kota Ternate

Konsumsi

Tablet Tambah Darah

Progam Non program Total

n % n % n %

Rutin 3 6,7 0 - 3 6,7

Tidak rutin 2 4,4 1 2,2 3 6,7

Tidak Pernah 39 86,7 0 - 39 86,7

Total 44 97,8 1 2,2 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Dalam tabel 5.5 dilihat bahwa dari 45 responden yang

menderita KEK hanya 3 (6,7%) responden yang rutin mengonsumsi

TTD, sedangkan yang tidak rutin mengonsumsi TTD sebanyak 3

(6,7%) respondendan satu diantaranya hanya mengonsumsi TTD diluar

program pemerintah, dan yang tidak pernah sama sekali mengonsumsi

TTD sebanyak 39 (84,4%) responden.

Page 60: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

59

D. Sanitasi Lingkungan

Tabel 5.6

Distribusi Karakteristik Sanitasi Lingkungan Remaja Putri KEK

di SMA N 3 Kota Ternate

Sanitasi Lingkungan n %

Sumber air utama

Air ledeng/PDAM

Sumur bor/pompa

Sumur gali terlindung

Sumur gali tak terlindung

Mata air terlindung

22

8

10

1

4

48,9

17,8

22,2

2,2

8,8

Sumber air minum

Air isi ulang (air galon )

Air ledeng/PDAM

Sumur bor/pompa

Sumur gali terlindung

Mata air terlindung

25

8

4

6

2

55,6

17,8

8,9

13,3

4,4

Mengolah air sebelum diminum

Ya (dimasak)

Tidak

20

25

77,8

22,2

Tempat penyimpanan air siap minum

Dispenser

Teko/ceret/termos/jerigen

Ember/panci tertutup

25

8

12

55,6

17,7

26,7

Tempat penampungan sampah basah

Penampungan sampah tertutup

Penampungan sampah terbuka

24

21

53,3

46,7

Cara penanganan sampah rumah tangga

Diangkut petugas

Dibakar

Dibuang ke kali/ parit/ laut

25

12

8

55,6

26,7

17,8

Tempat pembuangan air limbah

Penampungan tertutup di pekarangan/

SPAL

Penampungan terbuka di pekarangan

Penampungan di luar pekarangan

Tanpa penampungan (di tanah)

Langsung ke got/ sungai

6

6

8

4

21

13,3

13,3

17,8

8,9

46,7

Total 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Page 61: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

60

Dari tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa sumber air utama

responden terbanyak yaitu menggunakan air ledeng/PDAM yang

berjumlah 22 (48,9%) responden, sedangkan sumber air utama paling

sedikit digunakan yaitu sumur gali tak terlindung sebanyak 1 (2,2%)

responden. Sumber air minum responden terbanyak menggunakan air

isi ulang sebanyak 25 (46,3%) orang dan sumber air minum paling

sedikit digunakan yaitu mata air terlindung sebanyak 2 (4,4%) orang.

Responden yang mengolah air dengan cara dimasak sebanyak 20

(44,44%) orang dan yang tidak melakukan pengolahan air sebelum

minum sebanyak 25 (55,56%) orang.Tempat penyimpanan air siap

minum yang paling banyak menggunakan dispenser yaitu 25 (55,56%)

orang dan paling sedikit dengan menggunakan

teko/ceret/termos/jerigen sebanyak 8 (17,78%) orang. Pada tabel diatas

juga dapat dilihat responden yang menggunakan tempat penampungan

sampah basah terbuka sebanyak 21 (46,7%) orang dan responden yang

menggunakan tempat penampungan sampah basah tertutup sebanyak

24 (53,3%) orang. Cara mengolah sampah rumah tangga responden

paling banyak dengan cara diangkut petugas yaitu sebanyak 25

(55,6%) orang dan paling sedikit dengan cara dibuang ke kali/parit/laut

sebanyak 8 (17,8%) orang. Tempat penampungan air limbah

responden paling banyak yaitu langsung ke got/sungai sebanyak 21

(46,7%) orangdan yang paling sedikit yaitu tanpa penampungan

(ditanah) sebanyak 4 (8,9%) orang.

Page 62: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

61

E. Frekuensi Sarapan

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Sarapan Remaja Putri KEK

di SMA N 3 Kota Ternate

Frekuensi Sarapan n %

Sering 11 24,4

Tidak Sering 34 75,6

Total 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Pada tabel 5.7 dapat dilihat frekuensi sarapan responden

dimana responden yang tidak sering sarapan lebih banyak yaitu

sebanyak 34 (75,6%) respondendan yang sering sarapan hanya 11

(24,4%) responden.

2. Asupan Zat Gizi Remaja Putri KEK

Data asupan zat gizi remaja putri KEK diperoleh dengan cara

wawancara food frequency semi-kuantitatif yang dilakukan kepada 45

responden, nilai gizi dianalisis menggunakan CD-Menu. Tingkat

kecukupan asupan zat gizi dibedakan dalam 3 kategori menurut (Myekel

B.Mainake, 2012) yaitu asupan lebih jika total asupan >110% AKG,

asupan cukup jika total asupan 80-110% AKG, dan asupan kurang jika

total asupan <80% AKG.

Page 63: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

62

A. Asupan Zat Gizi Makro

Tabel 5.8

Distribusi Asupan Zat Gizi Makro pada Remaja Putri KEK

di SMA N 3 Kota Ternate

Kategori

Asupan

Energi Protein Lemak Karbohidrat

n % n % n % n %

Kurang

Cukup

Lebih

45

0

0

100

0

0

20

18

7

44,4

40,0

15,6

45

0

0

100

0

0

45

0

0

100

0

0

Total 45 100 45 100 45 100 45 100

Sumber: Data primer 2018

Berdasarkan tabel 5.8 asupan zat gizi makro, dapat dilihat bahwa

untuk asupan energi semua responden masuk dalam kategori asupan

kurang dengan jumlah responden 45 (100%) orang. Untuk asupan

protein yang paling banyak adalah kategori asupan kurang dengan

jumlah responden 20 orang (44,4%), kemudian asupan cukup

sebanyak 18 (40,0%) orang, dan asupan lebih sebanyak 7 (15,6%)

orang.

Page 64: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

63

B. Asupan Zat Gizi Mikro

Tabel 5.9

Distribusi Asupan Zat Gizi Mikro pada Remaja Putri KEK

di SMA N 3 Kota Ternate

Zat Gizi

Mikro

Kategori Asupan Total

Kurang Cukup Lebih

n % n % n % n %

Vitamin A

Vitamin E

Vitamin B1

Vitamin B2

Vitamin B6

Asam Folat

Vitamin C

Kalsium

Magnesium

Fe

Zinc

22

45

41

36

9

45

24

44

18

45

45

48,9

100

91,1

80,0

20,0

100

53,3

97,8

40,0

100

100

5

0

2

7

21

0

9

0

14

0

0

11,1

0

4,4

15,6

46,7

0

20,0

0

31,1

0

0

18

0

2

2

15

0

12

1

13

0

0

40,0

0

4,4

4,4

33,3

0

26,7

2,2

28,9

0

0

45

45

45

45

45

45

45

45

45

45

45

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

Sumber: Data primer 2018

Berdasarkan tabel 5.9 asupan zat gizi mikro, dapat dilihat bahwa

total responden terbanyak untuk kategori lebih yaitu asupan vitamin A

sebanyak 18 (40,0%) responden, untuk kategori cukup yaitu asupan

vitamin B6 sebanyak 21 (46,7%) responden, dan kategori kurang yaitu

vitamin E, asam folat, Fe, dan Zink dengan total 45 (100%) responden.

Page 65: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

64

C. Pola Konsumsi Pangan Remaja

1) Kelompok Makanan Pokok

Tabel 5.10

Distribusi Pola Konsumsi Makanan Pokok di SMA N 3 Kota

Ternate

Makanan

Pokok Jumlah

Frekuensi Konsumsi Makanan Pokok

Total Skor > 1x

/hr

(50)

1x/hr

(25)

3-6x/

Mggu

(15)

1-2x/

Mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Nasi

putih

n 45 0 0 0 0 0 45 50

Skor 2250 0 0 0 0 0 2250

Mie

Instan

n 0 3 8 18 3 13 45 8.4

Skor 0 75 120 180 3 0 378

Nasi

Goreng

n 0 2 3 26 1 13 45 7.91

Skor 0 50 45 260 1 0 356

Nasi

Kuning

n 0 0 3 30 2 10 45 7.71

Skor 0 0 45 300 2 0 347

Roti

Tawar

Putih

n 0 3 2 6 1 33 45 3.69

Skor 0 75 30 60 1 0 166

Pisang

Rebus

n 0 0 1 13 3 28 45 3.29

Skor 0 0 15 130 3 0 148

Kasbi

Rebus

n 0 0 1 11 2 31 45 2.82

Skor 0 0 15 110 2 0 127

Papeda n 0 0 1 10 5 29 45

2.67 Skor 0 0 15 100 5 0 127

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.10 distribusi pola konsumsi makanan

pokok, dapat dilihat bahwa jenis makanan yang paling sering

dikonsumsi adalah nasi putih dengan skor rata-rata 50, kemudian

mie instan dengan skor rata-rata 8,4 dan nasi goreng dengan skor

rata-rata 7,91 serta nasi kuning dengan skor rata-rata 7,71.

Page 66: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

65

Kelompok Lauk Pauk

Tabel 5.11

Distribusi Pola Konsumsi Lauk Pauk di SMA N 3 Kota Ternate

Lauk

Pauk Jumlah

Frekuensi Konsumsi Lauk Pauk

Total Skor >

1x/hr

(50)

1x/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Ikan n 4 8 13 11 1 8 45

15.69 Skor 200 200 195 110 1 0 706

Tahu n 3 6 8 11 0 17 45

11.78 Skor 150 150 120 110 0 0 530

Telur

Ayam

Ras

n 0 2 13 5 0 25 45 6.56

Skor 0 50 195 50 0 0 295

Tempe n 1 3 3 10 0 28 45

6 Skor 50 75 45 100 0 0 270

Daging

Ayam

n 0 0 5 17 1 22 45 5.47

Skor 0 0 75 170 1 0 246

Telur

Ayam

Kampung

n 1 0 5 9 2 28 45 4.82

Skor 50 0 75 90 2 0 219

Hati

Ayam

n 0 0 1 4 0 40 45 1.22

Skor 0 0 15 40 0 0 55

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.11 distribusi pola konsumsi lauk pauk, dapat dilihat

bahwa jenis lauk yang paling sering dikonsumsi adalah ikan dengan skor

rata-rata 15,69, kemudian tahu dengan skor rata-rata 11,78 dan telur ayam ras

dengan skor rata-rata 6,56 serta tempe dengan skor rata-rata 6.

Page 67: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

66

2) Kelompok Sayuran

Tabel 5.12

Distribusi Pola KonsumsiSayur-sayuran di SMA N 3 Kota

Ternate

Sayur-

sayuran Jumlah

Frekuensi Konsumsi Sayur-sayuran

Total Skor >1x/

hr

(50)

1x

/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Kangkung n 0 9 12 16 0 8 45

12.56 Skor 0 225 180 160 0 0 565

Tomat n 0 6 3 6 0 30 45

5.67 Skor 0 150 45 60 0 0 255

Bayam n 0 1 3 14 0 27 45

.67 Skor 0 25 45 140 0 0 210

Cabe

Besar

n 0 6 0 3 0 36 45 4

Skor 0 150 0 30 0 0 180

Cabe

Kecil

n 0 4 1 4 0 36 45 3,44

Skor 0 100 15 40 0 0 155

Kacang

Panjang

n 0 1 4 7 0 33 45 3,44

Skor 0 25 60 70 0 0 155

Terong n 0 2 2 7 0 34 45 3,33

Skor 0 50 30 70 0 0 150

Bayam

Merah

n 0 2 1 8 1 33 45 3,24

Skor 0 50 15 80 1 0 146

Ketimun n 0 3 1 5 1 35 45 3,13

Skor 0 75 15 50 1 0 141

Buncis n 1 0 1 5 0 38 45 2,56

Skor 50 0 15 50 0 0 115

Page 68: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

67

lanjutan

Sayur-

sayuran Jumlah

Frekuensi Konsumsi Sayur-sayuran

Total Skor >1x/

hr

(50)

1x

/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Daun

Singkong

n 0 0 0 8 1 36 45 1,8

Skor 0 0 0 80 1 0 81

Labu

Kuning

n 1 0 0 1 1 42 45 1,36

Skor 50 0 0 10 1 0 61

Kacang

Hijau

n 0 0 0 5 4 36 45 1,2

Skor 0 0 0 50 4 0 54

Daun

Kemangi

n 0 2 0 0 1 42 45 1,13

Skor 0 50 0 0 1 0 51

Tauge n 0 1 0 2 1 41 45 1,02

Skor 0 25 0 20 1 0 46

Daun

Kelor

n 0 1 0 2 0 42 45 1

Skor 0 25 0 20 0 0 45

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.12 distribusi pola konsumsi sayur-sayuran,

dapat dilihat bahwa jenis sayur yang paling sering dikonsumsi adalah

kangkung dengan skor rata-rata 12,56 kemudian tomat dengan skor rata-

rata 5,67 dan bayam dengan skor rata-rata 4,67 serta cabe besar dengan

skor rata-rata 4

Page 69: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

68

3) Kelompok Buah-Buahan

Tabel 5.13

Distribusi Pola KonsumsiBuah-buahan di SMA N 3 Kota

Ternate

Buah-

buahan Jumlah

Frekuensi Konsumsi Buah-buahan

Total Skor 1x/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Mangga n 3 3 20 4 15 45

7,2 Skor 75 45 200 4 0 324

Rambutan n 3 4 6 3 29 45

4, 4 Skor 75 60 60 3 0 198

Salak n 3 2 7 2 31 45

3,93 Skor 75 30 70 2 0 177

Jambu Air n 2 4 5 1 33 45

3,78 Skor 50 60 50 1 0 161

Apel n 1 0 10 4 30 45

2,67 Skor 25 0 100 4 0 129

Jeruk

Manis

n 0 3 8 4 30 45 2,67

Skor 0 45 80 4 0 129

Papaya n 0 3 7 2 33 45

2,6 Skor 0 45 70 2 0 117

Belimbing n 0 3 5 1 36 45

2,33 Skor 0 45 50 1 0 96

Alpukat n 0 2 5 5 33 45

1,89 Skor 0 30 50 5 0 85

Pisang Mas n 2 0 3 1 39 45

1,8 Skor 50 0 30 1 0 81

Sumber: Data primer, 2018

Page 70: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

69

Berdasarkan tabel 5.13 distribusi pola konsumsi buah-buahan, dapat

dilihat bahwa jenis buah yang paling sering dikonsumsi adalah buah

mangga dengan skor rata-rata 7,2 kemudian rambutan dengan skor rata-

rata 4,4 dan salak dengan skor rata-rata 3,93 serta jambu air dengan skor

rata-rata 3,78.

4) Kelompok Minyak

Tabel 5.14

Distribusi Pola Konsumsi Minyak di SMA N 3 Kota Ternate

Minyak Jumlah

Frekuensi Konsumsi Minyak

Total Skor 1x/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Tidak

Pernah

(0)

Minyak

Kelapa

n 2 2 24 21 45 6,22

Skor 50 30 200 0 280

Santan n 2 3 1 39 45

2,33 Skor 50 45 10 0 105

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.14 distribusi pola konsumsi minyak, dapat

dilihat bahwa jenis minyak yang paling sering digunakan adalah minyak

kelapa dengan skor rata-rata 6,22 dan santan dengan skor rata-rata 2,33.

Page 71: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

70

5) Kelompok Makanan Olahan

Tabel 5.15

Distribusi Pola Konsumsi Makanan Olahan di SMA N 3 Kota

Ternate

Makanan

Olahan Jumlah

Frekuensi Konsumsi Makanan

Olahan

Total Skor >

1x/

hr

(50)

1x

/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Tidak

Pernah

(0)

Bakso

(Pentolan)

n 0 5 8 9 23 45 7,44

Skor 0 125 120 90 0 335

Kecap n 0 6 1 2 36 45 4,11

Skor 0 150 15 20 0 185

Saos

Tomat

n 0 2 4 4 35 45 3,33

Skor 0 50 60 40 0 150

Sosis n 0 0 2 3 40 45 1,33

Skor 0 0 30 30 0 60

Kornet n 1 0 0 0 44 45 1,11

Skor 50 0 0 0 0 50

Nugget n 0 0 0 5 40 45 1,11

Skor 0 0 0 50 0 50

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.15 distribusi pola konsumsi makanan olahan, dapat

dilihat bahwa jenis makanan olahan yang paling sering dikonsumsi adalah

bakso (pentolan) dengan skor rata-rata 7,44 kemudian kecap dengan skor

rata-rata 4,11 dan saos tomat dengan skor rata-rata 3,33.

Page 72: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

71

6) Kelompok Minuman

Tabel 5.16

Distribusi Pola Konsumsi Minuman di SMA N 3 Kota Ternate

Minuman Jumlah

Frekuensi Konsumsi Minuman

Total Skor >1x/

hr

(50)

1x/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Susu Kental

Manis

n 1 7 4 6 1 26 45 7,69

Skor 50 175 60 60 1 0 346

The n 0 8 3 8 2 24 45 7,27

Skor 0 200 45 80 2 0 327

Susu Bubuk n 0 3 1 2 1 38 45 2,47

Skor 0 75 15 20 1 0 111

Ice Cream n 0 0 1 7 1 36 45 1,91

Skor 0 0 15 70 1 0 86

Minuman

Soda

n 0 0 3 4 0 38 45 1,89

Skor 0 0 45 40 0 0 85

Kopi n 0 0 1 4 0 40 45 1,22

Skor 0 0 15 40 0 0 55

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.16 distribusi pola konsumsi minuman, dapat dilihat

bahwa jenis minuman yang paling sering dikonsumsi adalah susu kental manis

dengan skor rata-rata 7,69 dan teh dengan skor rata-rata 7,27.

Page 73: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

72

7) Kelompok Cemilan

Tabel 5.17

Distribusi Pola Konsumsi Cemilan di SMA N 3 Kota Ternate

Cemilan Jumlah

Frekuensi Konsumsi Cemilan

Total Skor > 1x/

hr (50)

1x/hr

(25)

3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Pisang

Goreng

n 0 9 5 6 0 25 45 8

Skor 0 225 75 60 0 0 360

Biskuit n 0 10 6 0 0 29 45 7,56

Skor 0 250 90 0 0 0 340

Tahu Isi n 0 6 7 7 0 25 45 7,22

Skor 0 150 105 70 0 0 325

Donat n 0 7 3 2 0 33 45 5,33

Skor 0 175 45 20 0 0 240

Tempe

Goreng

n 1 0 2 3 0 39 45 2,44

Skor 50 0 30 30 0 0 110

Ubi

Goreng

n 0 0 2 6 0 37 45 2

Skor 0 0 30 60 0 0 90

Pisang

Molen

n 0 2 1 1 2 39 45 1,71

Skor 0 50 15 10 2 0 77

Lalampa n 0 1 1 2 1 40 45 1,36

Skor 0 25 15 20 1 0 61

Terang

Bulan

n 0 0 1 4 1 39 45 1,24

Skor 0 0 15 40 1 0 56

Onde-

Onde

n 0 1 1 1 2 40 45 1,16

Skor 0 25 15 10 2 0 52

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.17 distribusi pola konsumsi cemilan, dapat

dilihat bahwa jenis cemilan yang paling sering dikonsumsi adalah pisang

goreng dengan skor rata-rata 8 kemudian biskuit dengan skor rata-rata

7,56 dan tahu isi dengan skor rata-rata 7,22.

Page 74: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

73

8) Kelompok Makanan Jadi

Tabel 5.18

Distribusi Pola Konsumsi Makanan Jadi di SMA N 3 Kota Ternate

Makanan Jadi Jumlah

Frekuensi Konsumsi Makanan

Jadi

Total Skor 3-6x/

mggu

(15)

1-2x/

mggu

(10)

Jarang

(1)

Tidak

Pernah

(0)

Mie Bakso n 1 10 4 30 45 2,64

Skor 15 100 4 0 119

Ayam Krispi/

lalapan/ penyet

n 3 6 1 35 45 2,36

Skor 45 60 1 0 106

Sate Ayan n 1 8 0 36 45 2,11

Skor 15 80 0 0 95

Soto Ayam n 0 5 2 38 45 1,16

Skor 0 50 2 0 52

Gado-gado n 2 3 3 37 45 1,4

Skor 30 30 3 0 63

Batagor n 1 4 1 39 45 1,24

Skor 15 40 1 0 56

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.18 distribusi pola konsumsi makanan jadi,

dapat dilihat bahwa jenis makanan jadi yang paling sering dikonsumsi

adalah mie bakso dengan skor rata-rata 2,64 dan ayam

krispi/lalapan/penyet dengan skor rata-rata 2,36 serta sate ayam dengan

skor rata-rata 2,11.

Page 75: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

74

3. Gambaran Kejadian Anemia

Tabel 5.19

Distribusi Hasil Pemeriksaan Haemoglobin pada Remaja Putri KEK

di SMA N 3 Kota Ternate

Kategori Kadar Hb ( g/dl ) n % X ± SD

Anemia

<12 g/dl

10,0 – 10,9 12 26,7 10,85 ±0,6

11,0 – 11,9 10 22,2

Tidak Anemia

>12 g/dl

12,0 – 18,2 21 46,7 14,84 ± 2,89

18,3 – 24,4 2 4,4

Total 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Berdasarkan tabel 5.19 diatas dapat diliat bahwa responden

yang dikategorikan anemia atau HB <12g/dl berjumlah 22 (48,9%)

dan yang tidak anemia atau >12g/dl terdapat 23 ( 51,1% ) responden

4. Hasil Uji Tabulasi Silang

Uji tabulasi silang merupakan suatu uji yang digunakan untuk melihat

gambaran dari dua variabel, uji tabulasi ini dilakukan dengan

menggunakan program SPSS.

Tabel 5.20

Gambaran kejadian anemia terhadap ramaja putri KEK

di SMA N 3 Kota Ternate

LiLA (cm)

Hasil Pemeriksaan

Total Anemia

Tidak

Anemia

n % n % n %

19,0 - 21,2 2 4,44 3 6,66 5 11,1

21,3 – 23,4 20 44,4

4 20 44,44 40 88,9

Total 22 48,9 23 51,1 45 100

Sumber: Data primer, 2018

Page 76: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

75

Berdasarkan tabel 5.20 diatas dapat dilihat bahwa responden

dengan LiLA 19,0-21,2 adalah sebanyak 5 (11,1%) respondendan

LiLA 21,3-23,4 adalah sebanyak 40 (88,9%) responden.

C. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 3 Kota Ternate yang dimulai

pada tanggal 26 Februari sampai dengan 07 Maret tahun 2018, dengan

mengambil data langsung dari responden dan jumlah sampel sebanyak 45

orang remaja putri berasal dari kelas X dan XI. Sampel yang diambil adalah

sampel yang sudah memenuhi kriteria.

Pengambilan sampel di lakukan dengan cara mendatangi sekolah SMA

N 3 Kota Ternate yang terletak di kelurahan Gambesi Ternate Selatan .

Bekerjama dengan petugas dari Puskesmas Gambesi, sampel yang dipilih dari

siswi kelas X dan kelas XI yang keseluruhannya berjumlah 459 siswa, dipilih

remaja putrid saja yang akan diperiksa yakni 249 remaja putrid, setelah

dilakukan pemeriksaan menggunakan pita LiLA ternyata ditemukan sebanyak

45 remaja putri yang memiliki LiLA<23cm, sehingga yang dijadika sampel

hanya 45 remaja putrid tersebut. Setelah itu dlakukan lagi tahan selanjutnya

yaitu pemerikasaan HB dan pengisian kuesioner.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik

metode survey.Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

non-random, total siswi yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah

semua siswi yang telah memenuhi kriteria yang ditentuka. Karakteristik umur

responden berasal dari usia 15 tahun sampai dengan 17 tahun. Remaja yang

Page 77: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

76

dijadikan sampel yaitu remaja dengan status gizi KEK. Pada penelitian ini

melihat gambar kejadian anemia pada remaja putri KEK.

Karakteristik Responden

Berdasarkan usia remaja dibagi menjadi tiga periode yaitu remaja awal

pada usia 10-13 tahun, remaja pertengahan pada usia 14-16 tahun, dan remaja

akhir pada usia 17-20 tahun. Puncak pertumbuhan remaja putri terjadi pada

usia 12 tahun, sedangkan remaja putra terjadi pada usia 14 tahun.Masalah gizi

yang biasa dialami pada masa remaja salah satunya adalah anemia (Indartanti

and Kartini, 2014).

Karakteristik umur responden pada penelitian ini berasal dari usia 15

tahun sampai dengan 17 tahun, responden paling banyak berusia 15 tahun

yaitu sebesar 53,3 % persen yang rata-rata menduduki kelas X, dan pada

umunya remaja putri usia tersebut sudah mengalami menstruasi, hal tersebut

juga sangat mempengaruhi kadar Hbdalam darah. Remaja beresiko tinggi

menderita anemia, khusunya kurang zat besi karena remaja mengalami

pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam pertumbuhan, tubuh membutuhkan

nutrisi dalam jumlah banyak, dan diantaranya adalah zat gizi bes, bila zat besi

yang dipakai untuk pertumbuhan kurang dari yang diproduksi tubuh, maka

terjadilah anemia ( Citrakesumasari,2012 ).

Pertumbuhan yang cepat pada remaja memberikan konsekuensi

terjadinya peningkatan kebutuhan zat gizi sebagai upaya mengimbangi

pertumbuhan tersebut. Namun data menunjukkan bahwa asupan makanan para

remaja putri tidak dapat menyediakan cukup zat gizi untuk memenuhi

Page 78: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

77

kebutuhan mereka dan lebih dari lima puluh persen kasus anemia yang

tersebar di seluruh dunia secara langsung disebabkan oleh kurangnya masukan

(intake) zat besi (Dillon 2005).

Selain itu, pada penelitian ini responden berasal dari berbagai kondisi

social ekonomi yang berbeda-beda. Kebanyakan ayah dari responden bekerja

sebagai wiraswasta yaitu sebesar 33,3% dan ibu dari responden kebanyakan

merupakan ibu rumah tangga sebesar 75,6 %. Dari hasil wawancara yang

diperoleh penghasil orang tua rata-rata belum mencukupi untuk kebutuhan

sehari-hari hal ini berdasar pada UMK Kota Terntae per 1 Januari 2018.Faktor

pendapatan keluarga mempunyai peran besar dalam masalah gizi dan

kebiasaan makan keluarga.Ketersediaan pangan suatu keluarga sangat

dipengaruhi tingkat pendapatan keluarga tersebut.Rendahnya pendapatan

merupakan rintangan yang menyebabkan orang tidak mampu membeli,

memilih pangan yang bermutu gizi baik dan beragam. Tingkat pendapatan

merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan yang

dikonsumsi (Citrakesumasari,2012 ).

Menurut suhardjo (2008) menyatakan bahwa pada umumnya jika

pendapatan meningkat maka jumlah dan jenis pangan akan membaik. Dan

tingkat pendapatan orang tua juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

dari orang tua. Selain asupan zat gizi, faktor lain yang dapat mempengauhi

status gizi seseorang diantaranya yaitu jumlah keluarga dan pendapatan

keluarga. Hal tersebut yang dapat menyebabkan tidak adanya hubungan antara

asupan zat gizi makro dengan status gizi, karena jumlah keluarga yang besar

Page 79: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

78

dengan pendapatan keluarga yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya

beli pangan yang nantinya berpengaruh terhadap kecukupan kebutuhan gizi

pada keluarga tersebut.

Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Rahma Ayu (2013)

menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pendidikan orangtua terutama

ibu tentang kesehatan dan gizi anak. Dengan pendidikan yang tinggi

diharapkan tingkat pengetahuan ibu juga semakin tinggi, ibu dengan

pendidikan tinggi akan lebih mudah menyerap informasi tentang kesehatan

dan gizi ibu dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah. Pengetahuan ibu

yang baik tentang penyusunan pola makan keluarga, mulai dari pemilihan

bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari akan berpengaruh terhadap

kualitas dan kuantitas zat gizi yang dikonsumsi keluarga.

Pekerjaan orang tua bukan merupakan faktor utama terhadap status

gizi remaja, namun pekerjaan berpengaruh terhadap daya beli atau

kemampuan untuk menyediakan pangan di rumah, pemilihan bahan pangan

yang akan disediakan, dan pemberian uang saku terhadap remaja putri.

Beberapa hal ini pada akhirnya berpengaruh pada status gizi remaja putri.

Berdasarkan status pekerjaan orang tua terdapat juga dampak terhadap

status gizi remaja putri yaitu ibu yang bekerja memiliki kendala kesulitan

untuk menyediakan makanan yang sehat di rumah, akibatnya remaja putri

lebih memilih jajan atau mengkonsumsi makanan di luar rumah yang tidak

terjamin keamanan dan kesehatan makanannya.

Page 80: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

79

Konsumsi Tablet Tambah darah

Tablet tambah darah merupakan sumplemen dalam bentuk tablet yang

terdiri 60mg zat besi elemental dalam sediaan ferro sulfat, ferro fumarat, atau

ferro glukonat dan asam folat sebesar 0,40 mg. Sumplementasi yang diberikan

guna menanggulangi secara dini

kejadian anemia pada wanita, dan diberikan pada usia remaja, remaja

putri yang yang dimaksud adalah remaja putri usia sekolah, yang kemudian

akan menuju masa dewasa sehingga memasuki usia produktif ( Kemenkes,

2017 ).

Pada penelitian ini menunjukan bahwa dari 45 remaja putri KEK yang

mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin adalah 4 orang ( 8,8 %) tidak

rutin adalah 3 orang (6,7% ), tidak pernah adalah 38 orang ( 84,4 %) ah non

program namun tidak rutin adalah 1 orang (2,2) yang mengkonsumsi tablet

tambah .Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan menggunakan alat

bantu kuesioner diperoleh rata-rata jawaban yang diberikan oleh remaja putri

yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah adalah bahwa sebagian remaja

putri tidak menyukai rasa yang timbulkan ketika mengkonsumsi tablet

tambah darah tersebut, selain rasa adapun jawaban lain yang kami temukana

adalah remaja putri takut mengkonsumsi tablet tambah darah, dan adapun

remaja putri yang mengaku tidak memperoleh tablet tambah darah serta

remaja putri yang mengkonsumsi suplemen tablet tambah darah lainnya yaitu

hanya satu orang remaja putri.

Page 81: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

80

Penelitian yang dilakukan oleh Dodi Briawan (2007) yang dilakukan

pada remaja putri, diperoleh hasil bahwa perbaikan status besi

perludipertimbangkan tidak hanya denganpemberian besi-folat saja, tetapi

denganmenambahkan vitamin lainnya (vitamin A, C,B12). Penambahan

vitamin tersebut selaindapat meningkat hemoglobin, juga akanmemperbaiki

status besi pada sistemtranspor dan simpanan (storage) tubuh. Olehkarena itu

untuk perbaikan status besimelalui suplementasi perlu

dipertimbangkanpenggunaan besi-multivitamin untukmenghasilkan output

status besi yangmaksimal, dan kemungkinan efek positifdalam jangka

panjang.

Sanitasi Lingkungan

Pada sanitasi lingkungan diperoleh hasil bahwa sebagian besar

masyarakat yang berada di daerah Kota Ternate dan sekitarnya sudah

menggunakan sumber air yang baik, antara lain Air ledeng / PDAM sebanyak

22 rumah (48,9%), air ledeng / PDAM tersebut berasal dari air pegunungan

yang terlindungi dan dikelolah dengan dengan baik oleh pemerintah setempat,

adapun rumah tangga yang masih menggunakan sumur gali terlindungi

sebanyak 10 rumah tangga (22,2%) , sumur bor/pompa sebanyak 8 rumah

(17,8% ). Hal ini menunjukan bahwa jangkauan air bersih tidaklah sulit

diperoleh oleh masyarakat yang bermukim di pinggiran Kota Ternate, karena

seperti yang kita ketahui bahwa sanita pada air bersih ini sangat berpengaruh

pada kesehatan. Apalagi untuk proses pengelolaan sebelum air tersebut

Page 82: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

81

dikonsumsi rata sudah menggunakan air yang aman untuk dikonsumsi melalui

proses pemasakan atau dengan menggunakan air kemasan isi ulang.

Untuk masalah sampah limbah rumah tangga sendiri masih banyak

rumah tangga yang memiliki penampungan sampah secara terbuka sebanyak

21 rumah (46,7 %) dan yang tertutup sebanyak 24 rumah (53,3%), hal ini

dikhawatirkan dapat menyebabkan perpindahan bakteri dari serangga berupa

lalat. Kemudian untuk pengolahan sampah tersebut adalah diangkut petugas

kebersihan sebanyak 25 rumah (55,6%), dibakar sebanyak 12 rumah (26,7%)

dan dibuang ke kali, parit atau laut sebanyak 8 rumah (17,8%). Untuk sampah

yang dibakar dan dibuang ke parit atau laut dikhawatirkan dapat menimbulkan

pencemaran udara dan lingkungan setempat, hal tersebut tentu saja dapat

merugikan kesehatan masyarakat yang berada dilingkungan setempat.

Selanjutnya untuk pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 21 rumah

(46,7%) membuang langsung air limbahnya ke got / sungai, 6 rumah (13,3 %)

memiliki SPAL, dan sisanya 14 rumah ( 31,1%) memilih membuang langsung

dipekarangan rumah, hal ini tentudikhawatirkan dapat menimbulkan masalah

kesehatan yang serius seperti penyakit yang mudah disebarkan oleh bakteri /

parasit.

Frekuensi Sarapan

Sarapan pagi adalah kebiasaan makan dan minum yang dikonsumsi

setiap hari dimulai dari pagi sampai dengan pukul 09.00 dilakukan secara rutin

Page 83: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

82

untuk mencapai kebutuhan energy bergizi dalam waktu 7 hari atau seminggu

(Purba,2007).

Sarapan itu sendiri berkaitan dengan asupan yang dapat mempengaruhi

status gizi seseorang, asupan makanan pada remaja sangat berperan penting

dalam prosess pertumbuhan dan perkembangan serta pemeliharaan tubuh,

karena dalam asupan makanan yang baik tersebut mengandung makanan

sumber energi, sumber zat pengembang, sumber zat pembangun dan sumber

zat pengatur (Almatsier, 2009).

Pada remaja putri SMA N 3 Kota Ternate, sebagian besar remaja putri

tidak sarapan adalah 34 remaja putri (75,6%) dan remaja putri yang

melakukan sarapan adalah 11 remaja putri (24,4%). Hal ini tentu dapat

mengganggu konsentrasi belajar siswa ketika merasa lapar dijam perlajaran

sedang berlangung.

Berdasarkan hasil penelitian lainnya yang menunjukan tidak ada

hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi makro (energi, karbohidrat,

protein dan lemak) dengan status gizi oleh Rinanti (2014) pada siswa-siswi di

Surakarta yang menunjukan tidak terdapat hubungan antara asupan zat gizi

makro (energi, karbohidrat, protein dan lemak) dengan status gizi. Hal

tersebut didukung juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Simartama (2014) pada remaja SMA di Kabupaten Samosir yang

menunjukkan bahwa semakin baik seseorang sarapan tidak menjamin bahwa

status gizi seseorang semakin baik pula.

Page 84: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

83

Asupan Zat Gizi Pada Remaja Putri KEK

Asupan makanan pada remaja sangat berperan penting dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan serta pemeliharaan tubuh, karena dalam

asupan makanan yang baik tersebut mengandung makanan sumber energi,

sumber zat pengembang, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.

Asupan gizi seimbang sangat berperan dalam tumbuh kembang anak mulai

dari dalam kandungan, balita, anak usia sekolah, remaja bahkan sampai

dewasa (Almatsier, 2004).

Pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk dapat dilihat pola

makan dari responden itu sendiri.Pola makan adalah perilaku makan yang

dilakukan seseorang berulang kali hingga menjadi sebuah kebiasaan dalam

waktu yang lama.Kebiasaan makan adalah tingkah laku seseorang atau

sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan makan yang meliputi sikap,

kepercayaan dan pemilihan makanan (Handayani, 2004). Pola makan

masyarakat Indonesia mengalami pergeseran, yaitu pola makan tradisional

yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat kasar dan rendah lemak berubah

ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat kasar, tinggi

protein dan tinggi lemak, sehingga menggeser mutu makanan ke arah yang

tidak seimbang (Almatsier, 2004).

a. Asupan Makro

Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia.Penyebab

tersering dari anemia yaitu kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk

sintesis eritrosit. Rendahnya kadar hemoglobin subyek dapat disebabkan

Page 85: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

84

asupan gizi yang tidak adekuat karena remaja putrid sering membatasi

makanan yang dikonsumsi.Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian

yang menyebutkan beberapa asupan mikronutrien seluruh subyek yaitu zat

besi, seng dan folat hanya 50% dari AKG.

Pada pola makan itu sendiri yang dilihat adalah asupan gizi makro

pada remaja putri SMA N 3 Kota Ternate rata-rata kurang dari angka

kecukupan gizi yang dianjurkan baik itu asupan energy, lemak dan

karbohidrat. Hal tersebut kemungkinan dapat menjadi salah satu faktor

penyebab terjadinya KEK pada remaja putri, namun pada asupan protein

bervariasi antara lain kurang 20 remaja putri (44,4%), cukup 18 remaja putri

(40%) dan lebih 7 remaja putri (15,6%) . Adapun hasil penelitian lain yang

sejalan yaitu penelitian Syatriani (2010) yang menyatakan ada hubungan yang

bersifat positif antara asupan protein dengan status anemia, karena konsumsi

protein yang rendah akan cenderung menyebabkan anemia

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dea Indartanti (2014) yang

dilakukan pada remaja putri di Semarang,Usia 12-14 tahun termasuk dalam

masa peralihan dari remaja awal ke remaja akhir yang merupakan masa

pencarian identitas dan remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan.

Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja tidak makan atau

memilih makan di luar. Kebiasaan ini dapat mengakibatkan remaja mengalami

kerawanan pangan yang berhubungan dengan asupan zat gizi yang rendah dan

berisiko pada kesehatannya termasuk anemia. Beberapa faktor yang memicu

terjadinya masalah gizi pada usia remaja seperti kebiasaan makan yang salah,

Page 86: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

85

pemahaman gizi yang keliru dimana tubuh yang langsing menjadi idaman para

remaja sehingga kebutuhan gizi tidak terpenuhi, dan kesukaan yang berlebihan

terhadap makanan tertentu contohnya makanan cepat saji (fast food). Pada

penelitiannya juga menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji statistik

menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara status gizi dengan kejadian

anemia (p > 0,05). Hal ini dikarenakan sebagian besar subyek tergolong dalam

status gizi normal.Status gizi berdasarkan indikator IMT/U lebih dipengaruhi

asupan zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein).Karbohidrat, lemak dan

protein merupakan zat gizi penyuplai energi terbesar bagi tubuh. Asupan

energi kurang dari kebutuhan dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan

terjadi penurunan status gizi, bila asupan energi seimbang akan membantu

memelihara status gizi normal dan jika asupan energi berlebihan atau

berkurangnya pengeluaran energi berpotensi terjadinya kegemukan.19 Asupan

zat gizi mikro tidak mempengaruhi status gizi berdasarkan IMT/U karena

memiliki kandungan energi yang sedikit, dan jika terjadi kekurangan mungkin

sudah berlangsung lama.

Hal tersebut menunjukan sedikit persamaan dengan penelitian yang

dilakukan di Ternate bahwa dengan status gizi KEK tidak berpengaruh

terhadap kejadian anemia karena di dapat hasil bahwa remaja putri dengan

status Gizi KEK sebagian besar memiliki kadarHB normal dalam darah.

b. Asupan Mikro

Page 87: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

86

Asupan gizi mikro pada remaja putri SMA N 3 Kota Ternate adalah

rata-rata asupan yang dapat mempengaruhi absorbsi memilki kategori yang

bervariasi antara lain kurang,cukup dan lebih. Zat gizi makro yang memenuhi

asupan bahkan lebih adalah Vitamin A, Vitamin B6, Vitamin C dan

Magnesium. Hal ini yang mempengaruhi kadarHB dalam darah, sehingga

walaupun dengan status kurang asupan yang menyebebkan remaja putri KEK

namun karena zat pelancar absorbsi Fe mencukupi hal tersebut dapat

mencegah terjadinya anemia pada remaja putri KEK. Untuk asupan zat gizi

mikro yang berperan pada metabolism sebagai zat penghambat dan pelancar

absorbsi zat besi dalam tubuh antara lain vitamin E, asam folat, kalsium,

Vitamin C, Fe dan Zinc masuk dalam kategori kurang asupan. Sedangkan

Vitamin A, vitamin B6, Vitamin C dan magnesium masuk dalam kategori

lebih pada beberapa remaja putri. Zat pelancar pada absorbs zat besi yang

paling terkenal adalah asam askorbat (Vitamin C) yang dapat meningkatkan

absorbsi zat besi non heme secara signifikan. Zat besi hem berasal dari hewan,

penyerapannya tidak tergantung pada jenis kendungan makanan lain dan lebih

mudah diabsorbsi dibandingkan zat besi non hem.( Citrakesumasari, 2012).

Tidak banyak studi tentangprevalensi defiensi zat gizi mikro diIndonesia,

namun karena rendahnya kualitaskonsumsi pangan masyarakat

makakemungkinan besar juga akan defisit vitamin.Beberapa studi yang ada,

diantaranya,prevalensi defisit vitamin A pada remaja diTangerang dan Jakarta

sebesar 7-20 persen(Dillon, 2005); di Surabaya, Bangkalan,Sampang sebesar

5-7 persen (Soekarjo etal. 2004).

Page 88: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

87

Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa remaja putri dengan status

gizi kekurangan energ protein ada yang tidak mengalami anemia, hal ini

menambah referensi penelitian lain yang membuktikan bahwa status gizi tidak

mempengaruhi kejadian anemia pada remaja putri, hal ini

dikarenakandefisiensi seng akan mempengaruhi metabolisme besi karena seng

berperan sebagai kofaktor dalam reaksi oksidasi retinol. Konsentrasi

retinolplasma yang rendah berkaitan dengan penurunan besiplasma dan

hemoglobin.Vitamin B6 diperlukan dalammetabolisme protein yang juga

diperlukan untuk sintesisheme dalam pembentukan hemoglobin. Tembagajuga

berhubungan pada proses oksidasi besi untukpembentukan hemoglobin.

Seperti yang diketahui dari hasil pola makan remaja putri sumber zat gizi

mikro yang berperan dalam pembentukan haemoglobin antara lain Vitamin B,

Vitamin C, Magnesiumdan Vitamin A yang mencukupi dalam asupan.

Sehingga dalam membantu dalam metabolisme zat gizi dalam gizi sehingga

tidak terjadi anemia., hal tersebut serupa dengan penelitin yang dilakukan oleh

Cendani (2011) yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan positif antara

asupan zat besi, seng,tembaga, folat, dan vitamin B6 yang artinya semakin

tinggi kelima asupan tersebut, maka semakin besar pula nilai kadar

hemoglobin yang diperoleh. Sedangkan hasil uji regresi linier berganda

menunjukkan bahwa yang dapat memprediksi kadar hemoglobin adalah

asupan zat besi.

Page 89: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

88

Sumber mineral mikro didapat dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari

dapat dilihat padatable pola makan sebelumnya antara lain tahu, tempe, ikan,

telur dan bahan makanan lainnya.

Page 90: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

89

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik umum, remaja putri dengan status gizi

KEK paling banyak berada pada kelompok umur 15 tahun.

2. Gambaran konsumsi Tablet Tambah Darah remaja putri masih

belum maksimal, karena yang mengkonsumsi Tablet Tambah

Darah dengan rutin kurang dari 10%.

3. Berdasarkan kebiasaan sarapan,sebagian besar 34 (75,6%)siswi

tidak sering sarapan sebelum berangkat sekolah.

4. Berdasarkan asupan zat gizi makro sebanyak 45 (100%), semua

asupan energi, lemak dan kharbohidrat kurang dari Angka

Kecukupan Gizi. Sedangkan untuk asupan protein sesuai

kebutuhan 18 (40%) responden. Sedangkan asupan zat gizi mikro,

total responden terbanyak dalam kategori asupan lebih yaitu

asupan vitamin A sebanyak 18 (40%) orang, kategori cukup yaitu

vitamin B6 sebanyak 21 (46,7%) orang, dan kategori kurang yaitu

vitamin E, asam folat, Fe, dan Zink dengan total 45 (100%)

responden.

5. Pola konsumsi berdasarkan jenis pangan yang paling sering

dikonsumsi yaitu makanan pokok : nasi putih, lauk pauk : tahu,

sayuran : kangkung, buah-buahan : mangga, minyak kelapa,

Page 91: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

90

makanan olahan : bakso (pentolan), minuman : susu kental manis

dan teh, cemilan : pisang goreng, makanan jadi : mie bakso dan

ayam kripsi / lalapan / penyet.

B. Saran

Masalah yang terjadi disini adalah, tingkat kepatuhan dari

remaja putri SMAN 3 Kota Ternate terhadap konsumsi tablet Fe

sangatlah rendah, serta pengawasan dari guru (UKS) yang dilibatkan

belum maksimal. Hal ini dikarenakan siswa membawa pulang tablet

tambah darah untuk dikonsumsi dirumah pada malam hari, sehingga

pemantauan konsumsi tablet tambah darah sulit untuk dilakukan

walaupun siswa sudah dibakali dengan kartu kontrol. Selain dari pada

itu rasa yang dan aroma yang ditimbulkan dari tablet tambah darah

sering menjadi keluhan dan alasan mengapa tablet tambah darah

enggan dikonsumsi oleh remaja putri, sehingga saran yang dapat

diberikan adalah :

1. Petugas gizi dan guru UKS lebih maksimal bekerja sama dalam

hal ini sepeti merubah jadwal dan cara pemberian tablet tambah

darah, ada hari yang ditentukan untuk pemberian tablet tambah

darah tersebut, misalnya dapa diberikan pada hari jumat dengan

imbauan bahwa sebelum remajan putri berangkat ke sekolah di

wajibkan untuk sarapan terlebih dahulu dirumah, sehingga tablet

tambah darah bisa diberikan disekolah dicatat pada kartu kontrol

Page 92: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

91

kemudian dikonsumsi langsung pada saat itu, dan hal tersebut

rutin dilakukan setiap minggunya.

2. Diharapkan ada tablet tambah darah jenis baru atau dapat

dimodifikasi dengan aroma dan rasa yang lebih baik sehingga

remaja putri mau mengkonsumsi tablet tambah darah.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjuts pesifik tentang daya terima

remaja putrid terhadap Tablet Tambah Darah yang diperuntukkan

pada remaja putri di Kota Ternate.

Page 93: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

92

DAFTAR PUSTAKA

AKHMADI, A. 2008. Konseling Kesehatan Remaja: Kajian Materi Diklat Teknis

Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama BK MTs. Yogyakarta:

Lumbung Pustaka UNY.

ALMATSIER 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi., Jakarta, PT Gramedia Pustaka.

APRIANI, Y. 2014. Korelasi Antara Penurunan Laju Filtrasi Glomerulus Dengan

Beratnya Anemia Pada Penyakit Ginjal Kronik Di RSUD DR. Sayyidiman

Magetan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

ARISMAN 2009. Gizi dalam daur kehidupan, Jakarta, EGC.

ASTUTI, W.Y 2016. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Minat

Belajar Siswa SMK YPKK 3 Sleman. SkirpsiProgramStudiEkonomi.Fakultas

Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta

AMRAN, Y. S CHANIAGO. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung,

Pustaka Setia.

AZWAR, A. 2004. Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang.

Disampaikan Pada Pertemuan Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju

Keluarga Sadar Gizi. Jakarta: Hotel Sahid Jaya.

BATUBARA, J. 2010. Adolesence Development: Perkembangan Remaja. Sari Pediatri

Universitas Indonesia, 12.

BRIAWAN,D. DKK 2007. Efikasi suplementasi besi-multivitamin terhadap perbaikan

status besi remaja wanita. UNPAD BANDUNG, Gizi Indonesi 2007

CITRAKESUMASARI 2012. Anemia Gizi Masalah Dan Pencegahannya, Makassar,

Kalika.

DEPKES 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putrid dan WUS.

Depkes RI Jakarta.

DEPKES 2003. Pogram Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia Subur (WUS). .

Depkes RI Jakarta.

DINKES, M. U. 2017. Profil Kesehatan.

DILLON DHS. 2005. Nutritional health of Indonesian adolescent girls: the role of

riboflavin and vitamin A on iron status [thesis]. Netherlands : Wageningen

University

FARIDA HIDAYANTI, A.RAZAK THAHA & NAJAMUDDIN, U. 2014.

GAMBARAN POLA KONSUMSI ZAT PELANCAR DAN ZAT

PENGHAMBATABSORPSI ZAT BESI (FE) SERTA KADAR HB

PADAWANITAPRAKONSEPSIDI KOTA MAKASSAR. Program Studi Ilmu

Gizi, Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas HasanuddinMakassar.

GUNATMANINGSIH, D. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten

Brebes Tahun 2007. Universitas Negeri Semarang.

HASKELL, W. L., LEE, I.-M., PATE, R. R., POWELL, K. E., BLAIR, S. N.,

FRANKLIN, B. A., MACERA, C. A., HEATH, G. W., THOMPSON, P. D. &

BAUMAN, A. 2007. Physical activity and public health: updated

recommendation for adults from the American College of Sports Medicine and

the American Heart Association. Circulation, 116, 1081.

INDARTANTI, D. & KARTINI, A. 2014. Hubungan status gizi dengan kejadian anemia

pada remaja putri. Journal of nutrition college, 3, 310-316.

Page 94: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

93

IRDIANA,WHENNY., NINDYA, TRISKA SUSILA, 2017. Hubungan Kebiasaan

Sarapan dan Asupan Zat Gizi Dengan Status Gizi Siswi SMAN 3

Surabaya. Received 23-7- 2017, Accepted 14-8-2017, Published online: 23-10-2017.

doi: 10.20473/amnt.v1.i3.2017. 227-235 KEMENTERIAN, K., RI 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun

2016. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

MARTINI, M. 2016. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada

Remaja Putri di MAN 1 Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 8, 1-7.

MOCHTAR, R. 1998. Synopsis Obstetri Fisiologi Patofisiologi, Jakrta, EGC.

PERMAESIH, D. & HERMAN, S. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada

remaja. Buletin Penelitian Kesehatan, 33.

PRATIWI, A. H. 2014. Pengaruh Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan Anemia Saat

Kehamilan Terhadap Berat Badan Lahir endah (BBLR) dan Apgar. skripsi

Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

PURBA, D.A.,2017. Faktor Determinasi Kebiasaan Sarapan Pagi Siswa SDN 2 Way

Gubag. Skripsi. Studi Pendidikan Dokter.Fakultas Kedokteran.Universitas

Kedokteran.Bandar Lampung.

PUJIATUN, T. 2014. Hubungan konsumsi energi protein dengan sumber kejadian

kekurangan energi protein pada siawa putri di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta.

Naskah Publikasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

RACHMAD, MOCHAMAD 2016.Metode Penelitian Gizi & Kesehatan, Jakrta, EGC.

RIYADI, H. 2001. Metode penilaian status gizi secara antropometri. Jurusan GMSK.

Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

RINANTI, OKKYSETYANING, 2014. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan

Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa-Siswi di SMP

Muhammadiyah 1 Kartasura. TugasAkhir. Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Surakarta.

SIAHAAN, N. R. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia Pada

Remaja Putri di Wilayah Kota Depok Tahun 2011 (Analisis Data Sekunder

Survey Anemia Remaja Putri Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2011). Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

SIMARMATA, ROTUA Y., 2014. HubunganKebiasaan Sarapan dengan Status

Gizi dan Prestasi Siswa SMA N 1 Pangururan KabupatenSamosir. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor. Bogor

SOEWONDO, S., HUSAINI, M. & POLLITT, E. 1989. Effects of iron deficiency on

attention and learning processes in preschool children: Bandung, Indonesia. The

American journal of clinical nutrition, 50, 667-674.

STEPHANIE, P. & KARTIKA, S. K. A. 2016. GAMBARAN KEJADIAN KURANG

ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA

PESINGGAHAN KECAMATAN DAWAN KLUNGKUNG BALI 2014. E-

Jurnal Medika Udayana, 5.

SUDIARTI, T. & UTARI, D. M. 2007. Kecukupan Gizi dan Zat Gizi. In Departemen

Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Page 95: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

94

SYAHNIMAR 2004. Analisis Risiko KEK dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Padan

Wanita Usia Subur (WUS) di Kabupaten Lampung Barat. Skripsi FKM UI.

TANJUNG, A. S, 2009. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian

Premenstrual Syndrome (PMS). Karyas Tulis Ilmiah Program Studi D IV

Kebidanan_FKUSM.

UMISAH, I. N. A. & PUSPITASARI, D. I. 2017. Perbedaan Pengetahuan Gizi

Prakonsepsi dan Tingkat Konsumsi Energi Protein pada Wanita Usia Subur

(WUS) Usia 15-19 Tahun Kurang Energi Kronis (KEK) dan Tidak KEK di SMA

Negeri 1 Pasawahan. Jurnal Kesehatan, 10, 23-36.

WAHYU ERSILA, LIA D.AP,2016.Hubungan Tempat Tinggal dan Motivasi Konsumsi

Zat Besi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Kebidanan STikes

Pekalongan,2016.

WHO, 2011. THE GLOBAL PREVALENCE OF ANEMIA IN 2011. WHO Library

Cataloguing-in-publication Data.Suggeted citation.2015.

Page 96: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

95

Page 97: GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KEK …

96

RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Hasna Soleman

2. Tempat/ Tgl. Lahir : Ternate, 31 Oktober 1985

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Suku / Bangsa : Ternate/ Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jalan Sahabat Raya

7. E-mail : [email protected]

8. No.HP : 081114322185

B. Riwayat Pendidikan

1. SDNegeri 1 Mareku, Tidore

2. SMP HUTAMA PondokGede, Bekasi

3. SMA Angkasa 2 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

4. D - III Gizi Politeknik Kementrian Kesehatan Ternate

5. Jurusan Ilmu Gizi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin