bab ii tinjauan pustaka .1 pola makan .1.1 pengertian pola makan jumlah … ii.pdf · 2019. 9....

29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan tingkah laku manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Sedangkan menurut Suhardjo (2008) pola makan diartikan sebagai cara seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri khas untuk sutu kelompok masyarakat tertentu (Soegeng, 2004). Pendapat dari berbagai sumber dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atas sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam mengkonsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya dimana mereka hidup. .1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan dan lingkungan, umur dan jenis kelamin (Sediaotama, 2004). 1) Faktor ekonomi

Upload: others

Post on 01-Dec-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

.1 Pola Makan

.1.1 Pengertian Pola Makan

Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan

jumlah makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan tingkah laku manusia atau

sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan

dan pilihan makanan.

Sedangkan menurut Suhardjo (2008) pola makan diartikan sebagai cara seseorang atau

sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap

pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.

Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai

macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan merupakan ciri

khas untuk sutu kelompok masyarakat tertentu (Soegeng, 2004).

Pendapat dari berbagai sumber dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah

cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atas sekelompok orang dalam memilih,

menggunakan bahan makanan dalam mengkonsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis

makanan, jumlah makanan, dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial,

budaya dimana mereka hidup.

.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Makan

Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang.

Secara umum faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan adalah faktor ekonomi, sosial

budaya, agama, pendidikan dan lingkungan, umur dan jenis kelamin (Sediaotama, 2004).

1) Faktor ekonomi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan

adalah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan

peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya

penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara

kualitas maupun kuantitas.

Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat pengaruh promosi melalui

iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan

timbulnya kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas.

Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi pengetahuan gizi yang cukup, akan

menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-hari.

Sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan terhadap pertimbangan selera

dibandingkan aspek gizi. Kecendrungan untuk mengkonsumsi makanan impor, terutama

jenis siap santap (fast food), seperti ayam goreng, pizza, hamburger, dan lain-lain, telah

meningkat tajam terutama dikalangan generasi muda dan kelompok masyarakat ekonomi

menengah ke atas.

2) Faktor sosial budaya

Pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh

faktor budaya/kepercayaan. Pantangan yang didasari oleh kepercayaan pada umumnya

mengandung perlambang atau nasehat yang dianggap baik ataupun tidak baik yang

lambat laun akan menjadi kebiasaan/adat. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai

kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam mempengaruhi

seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan dikonsumsi. Kebudayaan

menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologinya,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

termasuk kebutuhan terhadap pangan. Budaya mempengaruhi seseorang dalam

menentukan apa yang akan dimakan, bagaimana pengolahan, persiapan, dan penyajian

serta untuk siapa dan dalam kondisi bagaimana pangan tersebut dikonsumsi. Kebudayaan

juga menentukan kapan seseorang boleh dan tidak boleh mengonsumsi suatu makanan

(dikenal dengan istilah tabu), meskipun tidak semua hal yang tabu masuk akal dan baik

dari sisi kesehatan. tidak sedikit hal yang ditabukan merupakan hal yang baik jika ditinjau

dari kesehatan, salah satu contohnya adalah anak balita tabu mengonsumsi ikan laut

karena dikhawatirkan akan menyebabkan cacingan. Padahal dari sisi kesehatan berlaku

sebaliknya, mengkonsumsi ikan sangat baik bagi balita karena memiliki kandungan

protein yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Terdapat 3 kelompok anggota

masyarakat yang biasanya memiliki pantangan makanan tertentu yaitu balita, ibu hamil,

dan ibu menyusui.

3) Agama

Pantangan yang didasari Agama, khususnya Agama Islam disebut haram dan

individu yang melanggar hukum berdosa. Adanya makanan terhadap makanan/minuman

tertentu di sisi agama dikarenakan makanan/minuman tersebut membahayakan jasmani

dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi

pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.

4) Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan

berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi. Salah

satu contoh prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah biasanya adalah

‘yang penting mengenyangkan’, sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

banyak dibandingkan dengan kelompokbahan makanan lain. Sebaliknya, sekelompok

orang dengan pendidikan tinggi memiiki kecenderugan memilih bahan makanan sumber

protein dan akan berusaha menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi lain.

Menurut Soetjiningsih (2005) Permasalahan pola makan yang tidak teratur timbul

pada masa remaja yang mampu memicu timbulnya gastritis disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya yaitu para remaja memiliki kebiasaan tidak sarapan pagi karena takut

terlambat sekolah, serta sibuk dengan tugas-tugas dan sering terjebak tidak sempat

makandan merasa lela akibat melakukan aktifitas. Biasanya wanita remaja dengan pola

makan tidak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastis bahkan sampai

menganggu pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri)

yang mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, pragawati, selebritis

yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, dan semampai. biasaan makan makanan

siap saji (fast food)juga sangat mempengaruhi terjadinya gastritis yang mana komposisi

gizinya tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried

chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengkonsumsi minuman bersoda yang

berlebihan maupun kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin

dan mineral) seperti makanan ringan, krupuk, chips dll.

5) Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku

makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah serta

adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam

keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang

terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam keluarga.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya para guru, teman sebaya, dan keberadaan

tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya pola makan, khususnya bagi siswa

sekolah. Anak-anak yang mendapatkan informasi yang tepat tentang makanan sehat dari

para gurunya dan didukung oleh tersedianya kantin dan tempat jajan yang menjual

makanan yang sehat akan membentuk pola makan yang baik pada anak. Sekolah diluar

negeri menerapkan kegiatan makan siang bersama di sekolah. Hal ini akan membentuk

pola makan yang positif pada anak, karena akan dibiasakan memiliki pola makan yang

teratur, memenuhi kebutuhan biologis pencernaan dengan mengkonsumsi makanan

bergizi, tidak hanya asal kenyang dengan jajanan.

Keberadaan iklan/promosi makanan ataupun minuman melalui media elektronik

maupun cetak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk pola makan. Tidak sedikit

orang tertarik untuk mengonsumsi atau membeli jenis makanan tertentu setelah melihat

promosinya melalui iklan di televisi, sehingga masyarakat dapat memilih bahan makanan

yang diinginkan dengan tetap menerapkan prinsip gizi seimbang.

6) Faktor usia

Usia sangat berpengaruh terhadap penyakit gastritis, karena Masa remaja adalah

masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya

dan mulai tertarik oleh lawan jenis menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan.

Semua itu sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan

dan frekuensi makan. Remaja takut merasa gemuk sehingga remaja menghindari sarapan

dan makan siang atau hanya makan sehari sekali (Baliwati, 2004)

7) Jenis kelamin

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Jenis kelamin adalah karakteristik remaja yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Jenis

kelamin menentukan pula besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang. Pria lebih

banyak membutuhkan Kebutuhan zat tenaga dan protein daripada wanita, karena secara

kodrat pria diciptakan untuk tampil lebih aktif dan lebih kuat dari pada wanita (Baliwati,

2004).

Kebutuhan energi pada remaja laki-laki sangat tinggi dibanding remaja

perempuan. Remaja laki-laki kemungkinan mengkonsumsi jumlah yang cukup untuk

hampir semua zat gizi, walaupun pilihan makanannya bukanlah yang terbaik. Remaja

perempuan kesulitan lebih banyak untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang cukup

dalam selang kalori yang dibutuhkan (Moore, 2005).

.1.3 Pola Makan

Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang

dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam konsumsi pangan setiap hari yang meliputi

frekuensi makan, porsi makan, dan jenis makan yang berdasarkan faktor –faktor sosial, budaya

dimana mereka hidup (Hudha, 2009).

Menurut Koesmardini (2006) pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang

yang memilih dan memakan makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi,

budaya dan sosial. Sehingga kajian yang mempengaruhi pola makan dapat meliputi kegiatan

dalam memilih pangan, cara memperoleh, menyimpan dan beberapa yang dimakan dan

sebagainya.

Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses belajar yang menghasilkan

kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya,

hingga kebiasaan makan dan susunan hidangan masih bertahan sampai ada pengaruh yang dapat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

mengubahnya. Usia remaja merupakan peralihan pola masa anak, namun pada usia remaja telah

mendapatkan berbagai pengarahan dan bimbingan orang tua tentang makanan yang harus

dikonsumsi guna pemenuhan kebutuhan yang mulai banyak aktifitasnya baik di sekolah maupun

dirumah. Pola makan remaja yang perlu dicermati adalah tentang frekuensi makan, jenis makan

dan porsi makan (Hudha, 2006).

Pola Makan terdiri dari :

1) Frekuensi makan

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan makan dalam

sehari baik makanan utama maupun makanan selingan. Menurut Suhardjo (2002) dalam

Hudha (2006) frekuensi makan dikatakan baik bila frekuensi makan setiap harinya 3 kali

makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1 kali makanan selingan, dan dinilai

kurang bila frekuensi makan setiap harinya 2 kali makan utama atau kurang.

Pada umumnya setiap orang melakukan makanan utama 3 kali yaitu makan pagi,

makan siang, dan makan malam atau sore. Ketiga waktu makan tersebut yang paling penting

adalah makan pagi, sebab dapat membekali tubuh dengan berbagai zat makanan terutama

kalori dan protein berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja. Berdasarkan

penelitian pereira dari University of minnesota school of public health menyatakan bahwa

orang yang makan pagi dapat mengendalikan nafsu makan mereka lebih sepanjang hari itu.

Itu juga dapat mencegah mereka makan secara berlebihan saat makan siang atau makan

malam. Makan siang diperlukan setiap orang maupun remaja, karena merasa sejak pagi

merasa lelah akibat melakukan aktivitas. Di samping makanan utama yang dilakukan 3 kali

biasanya dalam sehari namun akibat melakukan aktivitas sebagian remaja kadang hanya

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

makan 2 kali atau 1 kali dalam sehari dan mereka memili makanan selingan dilakukan sekali

atau dua kali diantara waktu makan guna menanggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan

yang lama. Pola makan yang tidak normal dapat diidentifikasi kembali menjadi 2, yakni

Majalahnh (2009) :

a) Makan dalam jumlah sangat banyak (binge eating disorder) mirip dengan bulimia

nervosa di mana orang makan dalam jumlah sangat banyak, tetapi tidak diikuti dengan

memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Akibatnya di dalam tubuh terjadi

penumpukan kalori. b) Makan di malam hari (night-eating syindrome), kurang nafsu makan di pagi hari

digantikan dengan makan berlebihan, agitasi dan isomnia di malam harinya.

2) Jenis makanan

Jenis makanan yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokan menjadi dua yaitu

makanan utama dan makanan selingan. Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi

seseorang berupa makan pagi, makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan

pokok, lauk pauk, sayur, buah dan minuman. Makanan pokok adalah makanan yang

dianggap memegang peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan

pokok berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa kenyang

(Sediaoetama, 2004). Makanan pokok yang biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti, dan mie atau

bihun.

3) Porsi makan

Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang

dikonsumsi pada tiap kali makan. Jumlah (porsi) makanan sesuai dengan anjuran makanan

bagi remaja menurut Sediaoetama (2004) dalam Hudha (2006). Jumlah (porsi) standar bagi

remaja antara lain : makanan pokok berupa nasi, roti tawar, dan mie instant. Jumlah atau

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

porsi makanan pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie instant untuk

ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk

nabati dan lauk hewani, jumlah atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50

gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong). Sayur

merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, jumlah atau porsi sayuran

dari berbagai jenis masakan sayuran antara lain : sayur 100 gram. Buah merupakan suatu

hidangan yang disajikan setelah makanan utama berfungsi sebagai pencuci mulut. Jumlah

porsi buah ukuran 100 gram, ukuran potongan 75 gram.

Dalam menyusun menu seimbang diperlukan pengetahuan bahan makanan, karena

nilai gizi setiap bahan makanan tiap kelompok tidak sama (Sulistyoningsih, 2010) sebagai

berikut:

a) Golongan makanan pokok

Jenis padi-padian merupakan bahan makanan pokok yang memiliki kadar protein lebih

tinggi dari umbi-umbian. Jika bahan makanan pokok yang digunakan berasal dari umbi-

umbian maka harus disertai lauk dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan pokok

yang dianjurkan dalam sehari untuk remaja adalah sebanyak 300-500 gram beras atau

sebanyak 3-5 piring nasi dalam sehari.

b) Golongan protein

Lauk sebaiknya terdiri dari campuran hewani dan nabati. Lauk hewani memiliki nilai

biologi yang tinggi dibandingkan nabati. Porsi lauk yang dianjurkan untuk remaja dalam

sehari adalah sebanyak 100 gram atau dua potong ikan daging atau ayam, sedangkan

porsi nabati dalam sehari sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempe. Tempe dapat

diganti dengan tahu atau kacang-kacangan kering.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

c) Golongan sayuran-sayuran

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Sayuran daun berwarna hijau dan

orange mengandung lebih banyak provitamin A, selain itu sayuran berwarna hijau juga

kaya kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin C. semakin hijau warna sayuran, semakin

banyak mengandung gizi. Setiap hari dianjurkan mengkonsumsi sayuran yang terdiri dari

sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna jingga. Porsi sayuran dalam

bentuk tercampur dianjurkan juga untuk remaja dalam sehari 150-200 gram atau

sebanyak 1,5-2 mangkok dalam keadaan matang.

d) Golongan buah-buahan

Buah berwarna kuning banyak mengandung provitamin A, sedangkan buah yang kecut

pada umumnya kaya vitamin C. porsi buah yang dianjurkan untuk remaja dalam sehari

adalah 2-3 potong, dapat berupa papaya atau buah-buahan lain.

e) Lain-lain

Menu yang disusun biasanya mengandung gula dan minyak, sebagai penyedap dan

pemberi rasa gurih. Penggunaan gula biasanya sebanyak 25-35 gram/hari (2 ½ - 3 ½

sendok makan), sedangkan minyak sebanyak 25-50 gram/hari (2 ½ - 5 sendok makan).

.1.4 Cara pengelolaan makanan

Dalam menu indonesia pada umumnya makanan dapat diolah dengan cara sebagai berikut :

1. Merebus (boiling) adalah mematangkan makanan dengan cara merebus suatu cairan bisa

berupa air saja atau air kaldu dalam panci sampai mencapai titik didih (1000C).2. Memasak (braising) adalah cara memasak makanan dengan menggunakan sedikit cairan

pemasak. Bahan makanan yang diolah dengan tehnik ini adalah daging.3. Mengukus (steaming) adalah proses mematangkan makanan dalam uap air.4. Bumbu-bumbuan (simmering) hampir sama dengan mengukus tapi setelah dikukus

makanan dibumbui dengan bumbu tertentu.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

.1.5 Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi

Pola makan yang seimbang, yaitu sesuai dengan kebutuhan yang disertai pemilihan bahan

makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik (sediaoetama, 2004). Asupan

makanan yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit

lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya asupan makanan kurang dari kebutuhan

akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut

sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi salah.

Keadaan gizi salah akibat kurang makan atau berat badan yang kurang merupakan hal

yang banyak terjadi di berbagai daerah atau negara miskin. Sebaliknya keadaan gizi salah akibat

konsumsi gizi berlebihan, merupakan fenomena baru yang semakin lama semakin meluas.

Keadaan ini terutama dialami oleh lapisan menengah keatas, yakni munculnya obesitas pada

anak dan remaja perkotaan pada kategori ekonomi atas.

.2 Gastritis

.2.1 Definisi Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini dapat

mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial

yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan

merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung ( Sukarmin, 2012 ).

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung sering akibat diet yang sembarangan.

Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan-makanan yang berbumbu atau

mengandung mikroorganisme penyebab penyakit (Smelzer, 2008).

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu peradangan

atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi dan

ketidakteraturan dalam pola makan misalnya makan terlalu banyak, cepat, telat makan. Makan-

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya

gastritis.

.2.2 Etiologi

Menurut Brunner & Suddarth (2010) Penyebab timbulnya gastritis diantaranya:

1) Komunikasi obat-obatan kimia digitalis (Asetamenofen/Aspirin, steroid kortikosteroid).

Asetamenofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lambung.

NSAIDS (Non Steroid Anti Inflamasi Drugs) dan kortikosteroid menghambat

sintesisprostaglandin, sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana

lambung menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.

2) Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung.

3) Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka dan lada) dapat menyebabkan

kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta pendarahan.

4. Kondisi stres atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan kerusakan susunan saraf

pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung. 1) Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobakter pylori, Esobericia Coli, Salmonella, dan lain-

lain. 2) Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi paru, perlu dicurigai turut mempengaruhi

penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu mengeradikasi infeksi

Helicobacter pylori, walaupun persentase keberhasilannya sangat rendah. 3) Jamur dari spesies Candida, seperti Histoplasma capsulaptum dapat menginfeksi mukosa

gaster hanya pada pasien immunocompromezad. Pada pasien yang sistem imunnya baik,

biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa lambung bukan

tempat yang mudah terkenan infeksi parasit..2.3 Klasifikasi Gastritis

Menurut Brunner & Suddarth (2010) Klasifikasi gastritis Berdasarkan Tingkat Keparahannya

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

1) Gastritis Akut Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan

erosif dan pendarahan pada mukosa lambung setelah terpapar oleh zat iritan. Gastritis

disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa

muskularis. Erosinya juga tidak mengenai lapisan otot lambung. 2) Gastritis Kronis

Gastritis kronis merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung

yang sifatnya menahun dan berulang. Peradangan tersebut terjadi di bagian

permukaan mukosa lambung dan berkepanjangan, yang bisa disebabkan karena ulkus

lambung jinak maupun ulkus lambung ganas, bisa juga karena bakteri Helicobacter

pylori. Gastritis ini dapat pula terkait dengan atropi mukosa gastrik, sehingga

menimbulkan HCL menurun dan menimbulkan kondisi acblorbidria dan ulserasi

peptic (tukak pada saluran pencernaan). .2.4 Manifestasi klinis

Manifestasi klinis dari gangguan ini cukup bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga

muncul pendarahan pada saluran cerna bagian atas. Pada beberapa pasien, gangguan ini tidak

menimbulkan gejala yang khas (brunner &suddarth 2010) .

Manifestasi gastritis akut dan kronis hampir sama. Berikut penjelasannya :

1) Manifestasi Gastritis Akut Manifestasi gasrtitis akut dan gejala-gejalanya adalah : a) Anoreksia b) Nyeri pada epigastrium c) Mual dan muntah d) Perdarahan saluran cerna (Hematemesis Melena) e) Anemia (tanda lebih lanjut)

2) Manifestasi Gastritis Kronis Manifestasi gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah : a) Mengeluh nyeri ulu hati b) Anoreksia c) Naucea

.2.5 Komplikasi 1) Gastritis Akut

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah pendarahan saluran cerna bagian

atas (SCBA), berupa hematemesis dan melena, yang berakhir dengan shock

hemoragik. Apabila prosesnya hebat, sering juga terjadi ulkus, namun jarang terjadi

perforasi. 2) Gastritis Kronis

Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronis adalah gangguan penyerapan

vitamin B12. Akibat kurangnya penyerapan vitamin B12 ini, menyebabkah timbulnya

anemia pernesiosa, gangguan penyerapan zat besi, dan penyempitan daerah pilorus

(pelepasan dari lambung ke usus dua belas jari). .2.6 Faktor –faktor resiko gastritis.

Menurut Brunner & Suddarth (2010) Faktor - faktor resiko yang sering menyebabkan

gastritis diantaranya :

1) Pola makan Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit ini. Pada

saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam

lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri. 2) Rokok

Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai terasa pada waktu orang baru

mulai menghisap rokok. Dalam asap rokok diisap, terdapat kurang lebih 300 macam

bahan kimia, diantaranya acrolein, nikotin, asap rokok, gas CO. Nikotin itulah yang

menghalangi terjadinya rasa lapar. Itu sebabnya seseorang menjadi tidak lapar karena

merokok, sehingga akan meningkatkan asam lambung dan dapat menyebabkan

gastritis. 3) Kopi

Zat yang terkandung dalam kopi adalah kafein, kafein ternyata dapat menimbulkan

perangsangan terhadap susunan saraf pusat (otak), sistem pernafasan, sistem

pembuluh darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran setiap minum kopi dalam

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar, bergairah, daya pikir lebih cepat,

tidak mudah lelah atau mengantuk. Kafein dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf

pusat sehingga dapat meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi hormon gastrin

pada lambung dan pepsin. Sekresi asam yang meningkat dapat menyebabkan iritasi

dan inflamasi pada mukosa lambung sehingga menjadi gastritis.

4) Helicobacter pylori Helicobacter pylori adalah kuman gram negatif, basil yang berbentuk kurva dan

batang Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan

lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Infeksi H.pylori ini sering

diketahui sebagai penyebab utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab tersering

terjadinya gastritis.5) AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)

Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara kimia heterogen

menghambat aktifitas siklooksigenasi, menyebabkan penurunan sintesis prostaglandin

dan prekursor tromboksan dari asam arakhidonat. Misalnya aspirinibuprofen dan

naproxen yang dapat menyebabkan peradangan pada lambung. jika pemakaian obat-

obatan tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung.6) Alkohol

Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat

dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walupun pada kondisi normal.

Berdasarkan penelitian, orang minum alkohol 75 gr (4 gelas/minggu) selama 6 bulan

dapat menyebabkan gastritis.

7) Terlambat makan Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam

jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glokosa dalam

darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-

3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga

dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri diskitar epigastrium

(Sediaoetama, 2009).8) Makanan pedas

Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem

pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa

panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut

membuat penderita semakin berkurang nafsu makannnya. Bila kebiasaan

mengkonsumsi makanan pedas ≥ 1x dalam 1 minggu selama minimal 6 bulan

dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut

dengan gastritis (Sediaoetama, 2007).9) Usia

Usia tua memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita gastritis dibanding dengan usia

muda. Hal ini menunjukan dengan seiring bertambah usia mukosa gaster cenderung

menjadi tipis sehingga lebih cenderung memiliki infeksi H. Pyloriatau gangguan

autoimun dari pada orang yang lebih muda. Sebaliknya, jika mengenai usia muda

biasanya lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat (Soetjiningsih,

2008).10) Stress psikis

Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban

kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat

mengiritasi mukosa lambung dan jika hal itu dibiarkan, lama-kelamaan akan

menyebabkan terjadinya gastritis.11) Stress fisik

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluk empedu atau

infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus dan pendarahan pada

lambung. .2.7 Diet pada Gastritis

Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan selain upaya untuk

memperbaiki kondisi pencernaan. Perlu diketahui bahwa kedua unsur ini mempunyai

hubungan yang erat. Pemberian diet untuk penderita gastritis antara lain bertujuan untuk

(Sediaoetama, 2004) :

1) Memberikan makanan yang adekuat dan tidak mengiritasi lambung.

2) Menghilangkan gejala penyakit.

3) Menetralisir asam lambung dan mengurangi produksi asam lambung.

4) Mempertahankan keseimbangan cairan.

5) Mengurangi gerakan peristaltik lambung.

6) Memperbaiki kebiasaan makan pagi.

Adapun petunjuk umum untuk diet pada penderita gastritis antara lain :

1) Syarat diet penyakit gastritis Makanan yang disajikan harus mudah dicerna dan tidak merangsang, tetapi dapat

memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Jumlah energi pun harus disesuaikan dengan

kebutuhan pasien. Sebaliknya, asupan protein harus cukup tinggi (20-25% dari total

jumlah energi yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu dibatasi. Protein ini berperan

dalam menetralisir asam lambung, bila dipaksa menggunakan lemak, pilih jenis lemak

yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Pemberian lemak dan minyak perlu

dipertimbangkan secara teliti. Lemak berlebihan dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak

enak di ulu hati dan muntah karena tekanan dalam lambung meningkat.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh secara

cukup merupakan pilihan yang tepat, sebab lemak jenis ini lebih mudah dicerna. Porsi

makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering, hindari makan secara berlebihan.

Demikian pula jumlah vitamin dan mineral yang diberikan pun harus dalam jumlah

cukup. Akan tetapi, karena keterbatasan bahan makanan sumber vitamin dan mineral,

biasanya pasien diberikan vitamin dan mineral dan bentuk obat. 2) Kebutuhan zat gizi

Jumlah energi yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan berat badan, umur, jenis

kelamin, aktivitas dan jenis penyakit. Kebutuhan energi bagi pasien gangguan saluran

pencernaan berdasarkan kelompok umur.

3) Jenis dan bentuk makanan Pada penderita gastritis sebaiknya menghindari makanan yang bersifat

merangsang, diantaranya makanan berserat dan penghasil gas, maupun banyak

mengandung bumbu dan rempah. Selain itu, penderita juga harus menghindari alkohol,

kopi, dan minuman ringan. Dan perlu juga memperhatikan tehnik memasaknya, direbus,

dikukus dan dipanggang adalah tehnik memasak yang dianjurkan, sebaliknya

menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan. .2.8 Pencegahan Penyakit Gastritis.(Sukarmin, 2012:147).

1. Biasakan makan secara teratur dan sesuai jadwal, makanlah dengan tenang dan tidak

terburu-buru, jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin karena dapat

menimbulkan rangsangan pada lambung, mengkonsumsi makanan yang mudah di cerna,

jangan biarkan lambung kosong terlalu lama dan jangan makan berlebihan, kurangi

makanan yang pedas dan asam seperti acar, kari lada, kafein dan makanan yang dapat

merangsang sekresi lambung seperti kangkung, kol dan nangka.2. Hindari Rokok

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Ada banyak sekali metode yang biasa dipakai untuk mendorong perokok agar

dapatmenghilangkan kebiasaan itu. Misalnya buatlah catatan harian untuk mengetahui

berapa banyak uang yang anda habiskan untuk membeli sebuah rokok sehingga kita atau

pengeluaran sehari-hari. Yakinkanlah diri anda untuk dapat berhenti merokok.

3. Hindarilah minum minuman yang berakohol, kopi, teh kental.4. Berolah Raga teratur.5. Kendalikan stress dam emosi dengan baik.

Stres dan ketegangan kini menjadi suatu bagian integral dari kehidupan agar dapat

mengatasi secara efektif, harus mahami ambisi, rasa takut dan kecemasan. Suatu

kesadaran pribadi akan membuat anda mempunyai bekal yang jauh lebih untuk

menghadapi perubahan dan stres.

6. Pola tidur yang teratur dan usahakan dapat beristirahat yang cukup, pada malam hari

usahakan dapat tidur minimal 8 jam dan siang hari dapat beristirahat dengan rilek selama

1 jam.

7. Mengkonsumsi obat sakit maag yang biasanya bersifat antasid yang dimana dapat

menurunkan keasaman cairan dilambung dengan cara menaikan Ph, sehingga untuk

sementara gejala sakit akan hiang. Namun kesembuhan tersebut bersifat sementara karena

lambung masih lemah akibat erosi, serta belum seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar

lambung.

8. Dianjurkan minum susu, karena selain bisa menetralkan asam lambung yang berlebihan,

susu juga banyak mengandung protein dan kalsium yang sangat berguna dalam

pergantian sel-sel jaringan tubuh.

.2.9 Cara Perawatan Gastritis Dirumah1. Makan dengan perlahan-lahan, usahakan makanan dalam bentuk lunak dan hangat.

Kurangi makanan yang berbumbu pedas, bergas seperti kol, nangka dan lain-lain.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

2. Bila selesai makan, beristirahatlah sebentar, berilah lambung anda waktu untuk

menurunkan atau mengurangi rasa nyeri.3. Pada penderita gastritis disarankan jangan terlalu banyak berfikir untuk menghindari

stress, faktor stres ini dihindari secepat mungkin tanpa obat seperti meditasi atau

menekuni hobi..3 Remaja .3.1 Definisi

Istilah remaja atau adolesenceberasal dari bahasa latin adolesscere (kata bendanya,

adolescentiayang berarti remaja) yang artinya “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”

(Hurlock, 2006). Remaja adalah periode perkembangan dimana individu mengalami perubahan

dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13 dan 20 tahun

(potter&perry, 2005). Remaja berada dalam setatus interim sebagai akibat dari posisi yang

diberikan oleh orang tua dan masyarakat dan melalui usahanya sendiri yang selanjutnya

memberikan prestasi tertentu bagi dirinya (Soetjiningsih, 2005). Masa peralihan dari yang sangat

bergantung dengan orang tua ke masa yang penuh tanggung jawab serta keharusan untuk

sanggup berdiri sendiri. Berdasarkan dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja

merupakan suatu periode dalam kehidupan manusia dimana dapat menjadi sebuah titik awal

sebagai sebuah usaha mencapai kemandirian.

.3.2 Pertumbuhan dan Perkembangan

Carson (2008) membagi remaja menjadi 3 fase, yaitu :

1) Remaja awal (early adolesence) sebagai awal pubertas, terjadi pematangan fisik dan

perkembangan dan perkembangan ketakteristik seks primer dan sekundaer. Rentang usia

11-13 tahun pada perempuan dan 12-14 tahun pada laki-laki2) Remaja pertengahan (midle adolesence), kira-kira 14-16 tahun pada perempuan dan 15-

17 tahun pada laki-laki, ditandai dengan usaha mencapai kemandirian.3) Remaja akhir (late adolesence), sekitar 19 tahun, relatif stabil dalam hubungan dengan

teman sebaya, akademik dan aktifitas waktu senggang, dan tanggung jawab keuangan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Selain Carson (2008), ahli lain juga membagi masa remaja menjadi tiga periode

kehidupan diantaranya Kozier, Stanhope&Lancaster serta Wong. Konzier (2006) membagi masa

remaja menjadi remaja awal (12-13 tahun), remaja tengah (14-16 tahun), dan remaja akhir (17-

20 tahun). Sedangkan Stanhope&Lancaster membagi menjadi remaja awal (10-13 tahun), remaja

tengah (14-16 tahun), remaja akhir (17-21 tahun).

.3.3 Karakteristik Perilaku Makan Remaja

Menurut Potter & Perry (2005) Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya

keinginan untuk dapat menerima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis

menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan

remaja, termasuk pemilihan bahan makanan dan frekuensi makan. Remaja takut merasa gemuk

sehingga remaja menghindari sarapan dan makan siang atau hanya makan sehari sekali. Hal itu

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan lambat. Berikut ini karekteristik

perilaku makan yang dimiliki remaja :

1) Kebiasaan tidak sarapan pagi 2) Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan

berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan

remaja memiliki body image(citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang biasanya

adalah para artis, pragawati, selebritis yangcenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, dan

semampai. 3) Kebiasaan “ngemil”yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin dan mineral) seperti

makanan ringan, krupuk, dan chips. 4) Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang komposisi gizinya tidak seimbang

yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chicken, dan biasanya juga

disertai dengan mengkonsumsi minuman bersoda yang berlebihan. .3.4 Kebutuhan Zat Gizi Untuk Remaja

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Terpenuhinya kebutuhan zat gizi adalah hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai

tingkat kesehatan yang optimal (Soetjiningsih, 2005). Beberapa alasan yang mendasari masa

remaja membutuhkan banyak zat gizi adalah :

1) Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat

badan dan tinggi badan. 2) Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi. Jika kebutuhan gizi tidak

diperhatikan maka akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada perempuan

karena akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul

tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil, serta

produksi ASI tidak bagus. Perempuan yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna

karena kurang zat gizi juga beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. 3) Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibandingkan usia lain sehingga

diperlukan zat gizi yang lebih banyak..3.5 Permasalahan Gizi Pada Remaja

Menurut Soetjiningsih (2005) Timbulnya masalah gizi pada remaja pada dasarnya

dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan

kecukupan gizi yang dianjurkan. Bila konsumsi gizi selalu kurang dari kecukupan maka

seseorang akan mengalami gizi kurang. Sebaliknya jika konsumsi melebihi kecukupan akan

menderita gizi lebih dan obesitas.

Keadaan gizi atau setatus gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka

waktu yang cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, baik atau normal maupun gizi

lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan penyakit berupa penyakit defisiensi.

Bila kekurangan dalam batas marginal menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau

menurunnya kemampuan fungsional. Misalnya kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

badan cepat lelah, kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar

selain turunnya ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi.

Menurut Soetjiningsih (2005) Permasalahan gizi yang timbul pada masa remaja dipicu

oleh beberapa faktor, diantaranya adalah :

1) Kebiasaan makan yang buruk.

Timbulnya kebiasaan makan yang buruk pada remaja bisa dikarenakan kebiasaan makanan

yang juga tidak baik yang tertanam sejak kecil.

2) Pehaman gizi yang salah.Remaja sering memiliki pemahaman bahwa tubuh yang menjadi idaman adalah tubuh yang

langsing. Sehingga untuk mempertahankan kelangsingannya remaja melakukan pengaturan

makan yang salah.

3) Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan tertentu.Kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan terlebih lagi jika makanan tersebut

sedikit kandungan gizi akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi. 4) Promosi yang berlebihan di media masa tentang produk makanan

Usia remaja merupakan usia yang mudah tertarik dengan hal-hal baru, termasuk produk

makanan yang diiklankan, padahal makanan tersebut belum tentu memiliki kandungan gizi

yang baik. 5) Maraknya produk makanan impor.

Jenis makanan siap saji seperti hotdog, hamburger, fried chicken, dan frenchfriessemakin

banyak di pasaran. Secara nilai gizi makanan tersebut tidak terlalu bagus kerena memiliki

kolesterol, lemak jenuh, dan kadar natrium yang tinggi yang tentunya berakibat buruk bagi

kesehatan.

Menurut Hurlock (2006) Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan

pada remaja antara lain indeks masa tubuh (IMT) kurang dari batas normal atau sebaliknya,

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

memiliki IMT yang berlebihan (obesitas), dan anemia dan masalah yang berhubungan dengan

gangguan perilaku makan berupa anoreksia nervosa, dan bulimia.

4) Kurus Menurut Susenas 2003- 2010, sebesar 35-40% wanita usia subur (WUS) 15-19

tahun beresiko kekurangan energi kronis. Salah satunya cara yang dilakukan untuk

mendeteksi kekurangan energi adalah dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT).

Hasil analisis terhadap data SKRT 2005 dan data SUSENAS 2007 menunjukan bahwa

pravalensi gizi kurang pada remaja dengan IMT < 5 persentil, sebesar 17, 4% . prevalensi

IMT kurang atu kurus berkisar antara 30%-40% . Penelitian yang dilakukan Ai Nurhayati

(2010)

Menurut Potter&Perry (2010) Kurus merupakan masalah gizi yang umumnya

lebih banyak ditemukan pada remaja perempuan. Seringkali remaja perempuan memiliki

motto bahwa “kurus itu indah” sehingga mereka sering melakukan diet tanpa pengawasan

dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat dipenuhi. Remaja yang

kurus penampilannya malah cenderung kurang menarik, mudah letih dan resiko sakit pun

tinggi. Selain itu remaja yang kurus akan kurang mampu bekerja keras.

5) Obesitas

Obesitas adalah keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari 30 standar BBI

(Berat Badan Ideal), atau juga keadaan jika seseorang mempunyai berat badan 120%

lebih berat dari berat badan seharusnya pada usianya (Sediaoetama, 2004). Obesitas

menjadi masalah diseluruh dunia karena prevalensinya sangat meningkat pada orang

dewasa dan anak, baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Jumlah anak

dengan usia sekolah dengan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Overweight terbanyak berada di kawasan Asia yaitu 60% populasi atau sekitar

10,6 juta jiwa. Penelitian di semarang pada tahun 2004 memperlihatkan bahwa pravalensi

overweight pada anak 6-7 tahun adalah 9,1% sedangkan obesitas 10,6%. Penderita

obesitas lebih banyak ditemukan pada remaja dan eksekutif muda di perkotaan yang

disebabkan karena konsumsi makanan berlebih serta kurang aktifitas fisik dan

berolahraga. Penelitian menunjukan bahwa obesitas sebagai faktor resiko berbagai

penyakit seperti hipertensi, hiperkolesterol, penyakit jantung dan diabetes melitus. Selain

itu penampilan penderita obesitas juga kurang menarik, gerakan tidak lincah dan

cenderung lamban.

Menurut Sediaoetama (2004) Obesitas biasanya disebabkan karena remaja tidak

dapat mengontrol makanannya, makan dalam jumlah berlebihan sehingga badannya

melebihi ukuran normal. Pada beberapa kasus obesitas terjadi karena binge eating

disorder, yaitu keadaan seseorang yang makan dalam jumlah yang besar secara terus

menerus dan cepat tanpa terkontrol. Setelah menyadarinya baru merasa bersalah tapi jika

keadaan binge datang lagi dia akan kembali melakukannya tanpa sadar. Hal ini yang

akhirnya akan menimbulkan terjadinya depresi dan akhirnya akan menjadi obesitas.

Remaja putri yang melakukan diet untuk mengurangi berat badannya sejak dini akan

membawa resiko kegemukan pada saat mereka dewasa nanti. Semakin keras mereka

melakukan diet, semakin besar resiko kegemukan yang akan dialami. Penelitian di luar

negeri menunjukan 80% anak remaja yang obesitas cenderung menjadi dewasa yang

obesitas juga.

Penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk penderita obesitas ini adalah

mengembangkan diet yang sehat, olahraga secara bertahap, dan untuk menderita obesitas

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

yang luar biasa gemuk sehingga bisa mengancam hidupnya dilakukan operasi untuk

mengecilkan lambung yang dinamakan gastroplasti atau prosedur penjepitan lambung.

Setelah operasi pasien hanya makan dengan sejumlah kecil makanan saja sudah menjadi

kenyang.

6) Anemia

Menurut Potter&Perry (2005) Masalah gizi lain yang banyak terjadi pada remaja

khususnya remaja perempuan adalah kurangnya zat besi atau anemia. Anemia merupakan

kelanjutan dampak dari kurang zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) dan

kurang zat makro (vitamin, mineral). Prevalensi anemia pada remaja di Indonesia masih

cukup tinggi. Berdasarkan Survey Nasional tahun 1995, prevalensi anemia pada remaja

perempuan adalah sebesar 57,1%. Prevalensi anemia pada kelompok usia 5-14 tahun

cukup tinggi dibandingkan kelompok umur yang lain yaitu sebesar 28,3%. Hasil

beberapa penelitian didapatkan sekitar 41,4% - 66,7% remaja perempuan di Indonesia

menderita anemia (WHO, 2009). Menurut hasil penelitian Permaisih (2008) prevalensi

anemia pada remaja sebesar 25,5% dengan rincian pria 21% dan 30% pada wanita.

Dampak anemia pada remaja perempuan yaitu pertumbuhan terhambat, tubuh

pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi, mengakibatkan kebugaran/kesegaran tubuh

berkurang, semangat belajar/prestasi menurun, pada saat akan menjadi calon ibu maka

akan menjadi calon ibu yang beresiko tinggi untuk kehamilan dan melahirkan. Dampak

anemia pada ibu hamil diantaranya pendarahan pada waktu melahirkan sehingga dapat

menyebabkan kematian pada ibu. Masalah anemia pada remaja terutama remaja

perempuan dapat diatasi dengan suplementasi iron/zinc. Makanan sumber zat besi/zinc

yaitu sumber hewani seperti daging, produk laut dan sumber nabati seperti kacang-

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

kacangan. Adanya suplementasi besi/zinc pada remaja perempuan diharapkan akan

menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan pada remaja

perempuan. Selain itu juga diharapkan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan status

gizi dan kesehatan calon ibu sehingga dapat menurunkan kematian ibu melahirkan akibat

perdarahan dan menurunnya bayi lahir berat badan rendah.

7) Anoreksia Nervosa dan Bulimia

Anoreksia dan bulimia merupakan bentuk eating disorder yaitu kelainan pola

makan yang biasanya lebih sering terjadi pada perempuan. Kelainan tersebut biasanya

merupakan gangguan makan yang menyiksa bahkan bisa dikatakan suatu bentuk

penyiksaan terhadap diri sendiri. Gangguan tersebut dihasilkan oleh ketakutan bahwa

tubuh akan menjadi gemuk setelah makan dan ketakutan mental ini akan terpancar

melalui penyiksaan fisik. Angka kejadian anoreksia dan bulimia mengalami peningkatan

selama dekade terakhir. Sekitar 1 dari 100 remaja perempuan umur antara 16 sampai 18

tahun menderita anoreksia. Puncak angka kejadian anoreksia pada remaja terjadi pada

umur 14 tahun, dan remaja perempuan lebih banyak mengalami gangguan makan

dibandingkan dengan remaja laki2 dengan perbandingan 10:1 (Soedjiningsih, 2009).

Anoreksia nervosa adalah hilangnya nafsu makan atau terganggunya pusat nafsu

makan. Hal ini disebabkan oleh konsep yang terputar balik mengenai penampilan tubuh

sehingga penderita mempunyai rasa takut yang berlebihan terhadap kegemukan. Karena

ketakutannya itu penderita Anoreksia nervosa melakukan diet yang sangat ketat sehingga

berat badannya turun secara drastis dalam waktu yang singkat. Kelainan ini juga bisa

dikarenakan sakit seperti demam, pilek, malaria, tipes, dan peradangan. Selain itu

penyakit itu muncul karena emosi, gelisah, dan kebingungan. Bila disebabkan demam,

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

pilek, dan penyakit lain biasanya bila sudah sembuh selera makan kembali normal.

Akibat berat badan yang turun jauh dibawah batas normal, fungsi normal tubuh akan

terganggu. Pertumbuhan akan terhambat, rambut rontok, siklus haid terganggu, dan tubuh

mudah terserang penyakit, misalnya anemia, kekurangan vitamin, dan penyakit infeksi.

Hal yang paling berbahaya adalah kelainan jantung serta kekurangan cairan dan

elektrolit (nastrium, kalium, klorida). Jantung menjadi semakin lemah dan memompa

lebih sedikit darah ke seluruh tubuh penderita bisa mengalami dehidrasi dan cenderung

mengalami pingsan. Darah menjadi asam dan kadar kalium dalam darah berkurang. Bisa

terjadi kematian mendadak yang kemungkinan disebabkan irama jantung yang abnormal.

Selain itu terjadi juga perubahan hormonal yaitu berkurangnya kadar hormon esterogen

dan tiroid serta meningkatnya kadar hormon kortisol (Sediaoetama, 2004).

Penderita bulimia mempunyai ciri khas yang hampir sama dengan penderita

anoreksia, namun pada bulimia penderita lebih sulit dideteksi karena berat tubuh mereka

bisa saja melebihi batas normal,di bawah batas normal atau bahkan normal. Ciri

utamanya adalah makan dalam jumlah yang banyak kemudian dimuntahkan kembali atau

mengkonsumsi obat pencahar dan obat diurentik untuk memuntahkan kembali

makanannya. Masalah kesehatan yang muncul juga sama dengan anoreksia namun

penderita bulimia biasanya mengalami kerusakan email gigi karena terciptanya produksi

asam yang berlebihan ketika muntah. Bulimia dapat diikuti dengan terjadinya anoreksia

begitu pula sebaliknya. Berbeda dengan korban kelaparan, penderita kelainan ini mampu

menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-hari mendekati normal. Ia merasa tidak lapar dan

tidak cemas terhadap kondisinya. Penyakit ini menyebabkan kematian pada 10%

penderitanya.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA .1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan jumlah … II.pdf · 2019. 9. 30. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pola Makan .1.1 Pengertian Pola Makan Pola makan adalah

Upaya penatalaksanaan anoreksia dan bulimia nervosa pada umumnya terdiri dari

2 tahap pengobatan, yaitu mengembalikan berat badan normal, serta terapi psikis yang

sering dibarengi dengan pemberian obat-obatan. Jika berat badan turun sangan cepat atau

sangat berat (sampai 20% dibawah berat badan normal) maka sangat penting untuk

mengembalikan berat badan karena bisa berakibat fatal. Pengobatan awal biasanya

dilakukan di Rumah Sakit dimana penderita didorong untuk makan. Kadang diberikan

makan melalui infus atau selang nasogastrik. Jika status gizinya sudah baik maka mulai

diterapi jangka panjang oleh ahli gizi. Jika ditemukan depresi maka diberikan obat anti

depresi.