peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/skr.12.80.07165.pdfupt perpustakaan...

93
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: hoangthuy

Post on 02-Apr-2019

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

Studi Semiotika terhadap Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat menggunakan Pendekatan Semiotika Roland Barthes

S K R I P S I

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

Bagus Nurcahya NPM : 10080007165

BIDANG KAJIAN JURNALISTIK

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

2012

Page 3: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

REPRESENTATION MASCULINITY OF ARTS SPORT SCIENCE TARUNG DERAJAT LOGO

Semiotics study of Sports Martial Arts Science Tarung Derajat Logo Using Roland Barthes Semiotics Approach

T H E S I S

Proposed to get one of the requirements for obtaining Bachelor degree in Communication Studies

Complied by: Bagus Nurcahya

NPM: 10080007165 JOURNALISM STUDIES

BANDUNG ISLAMIC UNIVERSITY FACULTY OF COMMUNICATION

2012

Page 4: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

Sub Judul : Studi Semiotika terhadap Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat menggunakan Pendekatan Semiotika Roland Barthes

Nama : Bagus Nurcahya NPM : 10080007165 Bidang Kajian : Jurnalistik

Bandung, April 2012

Menyetujui, Pembimbing

Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si.

Mengetahui, Ketua Bidang Kajian Jurnalistik

Dr. H. Aziz Taufik Hirzi, Drs., M.Si.

Page 5: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

Motto :

�وا���������ّ�� ��ّ�������� اّن ا� ���ّ

”Sesungguhya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Q.S. Ar Ra’d : 11)

Page 6: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

i

ABSTRAK

Seni bela diri bukan hanya suatu seni. Ini juga merupakan produk dari proses ideologis. Konsep maskulinitas sebagai bagian dari ideologi dominan dalam dunia seni bela diri yang ada di bawah gerakan, aturan permainan, sumber daya, dan bahkan logo yang mewakili ide sebuah organisasi seni bela diri. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisa Logo Seni Bela Diri Tarung Derajat, dan berusaha untuk mengungkapkan mitos maskulinitas belakang logo. Tarung Derajat adalah seni bela diri terkenal dikembangkan pertama di Bandung. Saat ini, Tarung Derajat telah membentuk posisinya di antara daftar puncak organisasi seni bela diri di tingkat nasional.

Mengerjakan menggunakan pendekatan semiotik Roland Barthes Model dari denotasi, konotasi, dan mitos, penelitian ini menghasilkan beberapa temuan: (1) Maskulinitas dalam logo telah terwujud dalam bentuk lingkaran, tangan (dalam posisi 'siap' untuk memukul), warna, goresan kuas, dan penempatan mereka 'tanda'. (2) maskulinitas juga muncul dalam tingkat konotatif mewakili kekuasaan, subordinasi, kekuatan, dan lain-lain. (3) Ini tidak membedakan mitos maskulinitas hanya berdasarkan satu logo. Tapi, satu hal yang pasti, Logo Tarung Derajat memiliki memberikan arti baru untuk maskulinitas. Alih-alih menggunakan mitos tua maskulinitas difokuskan pada kekuatan, kekerasan, dan keberanian, di sini, maskulinitas dianggap sebagai merawat, mengasuh, lembut, dan lunak.

Page 7: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

ii

ABSTRACT

Martial arts is not just an art. It is also a product of ideological process. The concept of masculinity as part of dominant ideology in the world of martial art lies beneath the movement, the rules of the game, the source of power, and even the logo representing the idea of a martial art organization. This research is aimed to illustrate and analyze the logo of Tarung Derajat Martial Arts, and seek to reveal the myth of masculinity behind the logo. Tarung Derajat is a famous martial art developed first in Bandung. Nowadays, Tarung Derajat has established its position among the top list of martial art organization in national level.

Employing semiotic approach using Roland Barthes model of denotation, connotation, and myth, this research resulted in some findings: (1) Masculinity in the logo has manifested itself in the form of circle, hand (in the position of 'ready' to hit), the color, stroke of brush, and the placement of those 'signs'. (2) masculinity also appears in the connotative level representing power, subordination, strength, etc. (3) It's hardly to discern the myth of masculinity solely based on one logo. But, one thing for sure, logo Tarung Drajat has give a new meaning for masculinity. Instead of using the old myth of masculinity focused on strength, violence, and bravery, here, masculinity is interpreted as caring, nurturing, gentle, and tender.

Page 8: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan pada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

kepada kita para khalifah di muka bumi ini. Shalawat dan salam juga kita limpahkan

pada baginda Nabi Terakhir, Muhammad SAW. Kepada keluarganya, sahabatnya,

para pengikut setianya, hingga kepada kita umatnya di akhir zaman.

Rasa bersyukur itulah yang tidak bisa dilepaskan oleh penulis saat menjalani

proses pengerjaan skripsi berjudul “Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu

Olahraga Beladiri Tarung Derajat”. Pengalaman yang dihadapi penulis begitu dinamis

dan tidak bisa dilukiskan dengan mudah. Kebuntuan, penyesalan, dan kepuasan

pernah menjadi suatu kombinasi menarik yang pernah dirasakan penulis. Sampai

pada akhirnya semua itu bisa terbayar lunas saat rampungnya penelitian ini. Tidak

akan pernah suatu pekerjaan berhasil jika tanpa ada dukungan dari orang-orang di

sekeliling. Peran mereka yang disebut di sini sangat besar tanpa mengecilkan pihak

lain yang tidak disebut. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Dr. Oji Kurniadi, Drs., M.Si. dan Adventiningsih, orang tua dari penulis atas

semua doa, dukungan, dan restunya.

Page 9: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

iv

2. Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si, selaku dosen pembimbing penulis selama

mengerjakan skripsi. Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu

untuk terus bertukar pikiran.

3. Dr. H. Aziz Taufik Hirzi, Drs., M.Si, selaku Ketua Bidang Kajian Jurnalistik,

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung. Terima kasih atas

inspirasi dan ide-ide cemerlangnya.

4. Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si, selaku dosen wali penulis yang selalu

memberikan masukan-masukan dalam perjalanan mulai semester pertama

hingga akhirnya menempuh tahap terakhir dalam perkuliahan yaitu skripsi.

5. Seluruh dosen-dosen Universitas Islam Bandung, terutama yang pernah

mengisi hari-hari penulis di ruang kuliah.

6. Muhammad Iqbal Tawakal dan Rahmat Darmawan yang sering memberikan

bantuan dan respon terhadap skripsi ini. Kalian adalah sosok rekan, sahabat

dan kawan kreatif yang patut menjadi panutan semua mahasiswa.

7. Ghea Khaerunnisaa yang selalu memberikan semangat dalam mengerjakan

skripsi dengan membuat penulis bisa tetap tenang walaupun kondisi penulis

sedang tertekan.

8. Seluruh teman main selama kuliah, nama kalian tidak akan disebutkan di sini

karena khawatir ada yang terlewat.

9. Keluarga Besar Tarung Derajat, yang telah melancarkan penelitian penulis

mengenai ”Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri

Tarung Derajat”.

Page 10: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

v

Penulis sadar betul masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Biarlah itu itu

menjadi introspeksi untuk melangkah dengan lebih baik lagi. Karena tanpa adanya

evaluasi dari semua praktik yang dilakukan, tidak akan pernah manusia belajar untuk

menghasilkan sebuah teori. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan, guna terciptanya laporan yang komprehensif, ideal, dan juga berguna.

Bandung 2012

Penulis

Page 11: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………….. i ABSTRACT ……………………………………………………………… i KATA PENGANTAR .………………………………………………….. iii DAFTAR ISI .……………………………………………………………. vi DAFTAR TABEL ………………………………………………………. viii DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………………………………………….. 1 1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 3 1.3 Identifikasi Masalah…………………………………….. 3 1.4 Tujuan Penelitian………………………………………... 4 1.5 Manfaat Penelitian………………………………………. 4 1.6 Pembatasan Penelitian…………………………………… 5 1.7 Metode Penelitian………………………………………... 6 1.7.1 Teknik Pengumpulan Data ……………………. 8 1.7.2 Teknik Analisis………………………………… 9 1.7.3 Objek Penelitian………………………………... 10 1.7.4 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………. 11 1.8 Kerangka pemukiran……………………………………... 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi……………………………………………….. 19 2.2 Komunikasi Visual……………………………………….. 24 2.2.1 Simbol…………………………………………... 25 2.2.2 Logotype………………………………………... 26 2.2.3 Warna…………………………………………… 26 2.3 Logo Sebagai Penyampai Pesan…………………………... 27 2.4 Maskulinitas……………………………………………….. 28 2.5 Tinjauan Semiotika………………………………………… 32 2.5.1 Semiotika Roland Barthes……………………….. 33 2.5.2 Ciri Khas Roland Barthes………………………... 35

Page 12: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

vii

BAB III METODELOGI DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Penelitian Kualitatif……………………………………….... 37 3.2 Semiotika Sebagai Metode…………………………………. 40 3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………. 42 3.4 Uji Validitas………………………………………………… 51 3.5 Objek Penelitian…………………………………………….. 55 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Temuan Penelitian…………………………………………... 58 4.1.1 Tarung Derajat…………………………………….. 58 4.1.2 Logo Tarung Derajat………………………………. 60 4.2 Analisis………………………………………………………. 64 4.2.1 Semiologi Logo Tarung Derajat…………………... 64 4.2.2 Analisis Denotasi dan Konotasi…………………... 65 4.2.3 Mitologi Logo Tarung Derajat……………………. 69 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………………………………………………….. 76 5.2 Saran………………………………………………………… 77 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 13: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bagian-Bagian Logo Seni Beladiri Tarung Derajat…………………….. 56 Tabel 4.1 Denotasi dan Konotasi Logo Beladiri Tarung Derajat…………….. 65

Page 14: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

ix

DAFTAR GAMBAR

Tabel 1.1 Peta Tanda Roland Barthes ……………………..……………….. 8 Tabel 1.2 Logo Tarung Derajat ………………………………..…………… 11 Tabel 2.1 Ruang Lingkup, Pengertian, dan Unsur Komunikasi…………….. 21

Page 15: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Bandung terdapat banyak beladiri mulai dari beladiri luar negeri sampai

beladiri dalam negeri. Mulai gerakan-gerakan dinamis mulai gerakan bertarung.

Seperti Taekwondo, Karate, Aikido, Pencak Silat, dan lain-lain. Beladiri tercipta

karena sering adanya kekerasan yang terjadi di banyak tempat. Karena beladiri

diciptakan untuk melindungi diri dari kejahatan yang akan terjadi menimpa kita.

Beladiri pun memiliki logo sebagai tanda untuk identitasnya dengan filosofi

tertentu yang dimasukkan oleh pendiri beladiri tersebut. Salah satunya adalah

beladiri Tarung Derajat. Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat

dideklarasikan kelahirannya di bumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18

Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat

yang memiliki nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa

Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu

dan berhasil menggunakan dan menerapkannya seni pembelaan diri karya

ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus berkelahi

atau bertarung dalam rangka berjuang untuk mempertahankan kelangsungan

hidup, menegakan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan

sehari-hari selaras dengan kodrat hidupnya.

Beladiri ini memang sedang mengembangkan dirinya dengan memperbaiki

mulai dari pengamanan dalam pertarungan. Beladiri ini memang tergolong keras,

Page 16: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

2

karena selalu mengolah kekuatan fisik dan mental. Selama perkembangannya

beladiri Tarung Derajat ini berbenah diri dan memperbaiki segala sesuatunya

untuk bisa diterima di masyarakat. Dengan bertahap beladiri Tarung Derajat ini

mulai meluas di Indonesia, karena beladiri Tarung Derajat adalah asli Indonesia

dan beladiri modern yang berhasil diciptakan. Tarung Derajat ini sekarang sudah

mulai go international. Tapi di balik semua itu beladiri ini mempunyai logo

sebagai identitas Tarung Derajat.

Di dalam logo pasti memiliki arti atau filosifi yang memiliki arti tertentu.

Seperti halnya logo Tarung Derajar, yang memiliki filosofi atau arti tersendiri.

Logo juga merupakan bagian komunikasi, karena logo merupakan pesan

komunikasi nonverbal. Lebih lanjut, logo juga merupakan identitas organisasi

atau lembaga. Logo tidak semata-mata hanya dijadikan hiasan atau gambar.

Tetapi, logo dijadikan alat komunikasi, begitu juga dengan Tarung Derajat. Hal

ini dapat dilihat dari simbol-simbol yang muncul dalam logo tersebut yang identik

dengan karakter kelaki-lakian. Seperti halnya gambar kepalan tangan, itu

melambangkan laki-laki yang kuat. Melihat logo ini harus memberikan informasi

yang sesuai dengan keadaan organisasinya sehingga publik dapat mencerna

dengan baik makna yang ada di balik logo Tarung Derajat ini.

Peneliti tertarik karena, logo ini memiliki komposisi berupa gambar, warna

dan unsur maskulinitas, yang mengandung makna tertentu. Peneliti mencoba

meneliti dengan cara memahami dahulu arti yang terkandung didalam logo

tersebut, kemudian melihat pesan yang ingin disampaikan didalam logo tersebut

dengan menggunakan berbagai literatur dan menggunakan metode penelitian serta

Page 17: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

3

menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Penelitian ini akan

mengungkap makna-makna di balik Logo Keluarga Olahraga Beladiri Tarung

Derajat. Mulai dari makna konotasi yang berdasarkan referensi-referensi yang

ada, makna denotasi menurut pencipta logo tersebut, hingga mitos. Ketiga elemen

tersebut dapat ditemukan nilai-nilai filosofis yang terkandung dibaliknya.

Penelitian ini juga akan melihat karakter Tarung Derajat melalui Logo-nya yang

menonjolkan maskulinitas atau identik dengan kaum pria. Peneliti berharap

dengan penelitian ini, para pembuat logo atau yang akan membuat logo dapat

memperhatikan segala sesuatunya, karena apa yang digambarkan logo akan

menggambarkan organisasinya atau perusahaannya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut: ”Bagaimana Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat?”

1.3 Identifikasi Masalah

Agar lebih terarah dalam melakukan penelitian ini, maka penulis menfokuskan

penelitian pada aspek:

1. Bagaimana Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri

Tarung Derajat ditinjau dari aspek denotasi?

2. Bagaimana Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri

Tarung Derajat ditinjau dari aspek konotasi?

Page 18: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

4

3. Bagaimana Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri

Tarung Derajat ditinjau dari aspek mitos?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat yang ditinjau dari aspek denotasi.

2. Untuk mengetahui Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat yang ditinjau dari aspek konotasi.

3. Untuk mengetahui Representasi Maskulinitas Logo Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat yang ditinjau dari aspek mitos.

1.5 Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujuan penulis di atas, maka penulis ini sekurang-kurangnya

diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu :

• Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong

perkembangan ilmu Komunikasi, khususnya yang terkait dengan logo

Tarung Derajat.

• Manfaat praktis, khususnya dapat memberikan masukan kepada Beladiri

Tarung Derajat dalam pemaknaan logo Tarung Derajat tersebut, dan pada

umumnya dapat menjadi pertimbangan dalam pembuatan logo perusahaan

atau organisasi lainnya.

Page 19: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

5

1.6 Pembatasan Penelitian

Agar ruang lingkup pembatasan masalah penelitian menjadi jelas dan terarah,

maka perlu diadakan pembatasan masalah. Untuk itu penulis membatasi masalah

sebagai berikut:

1. Objek yang diteliti adalah Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung

Derajat.

2. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan semiotika Roland Barthes.

3. Penulis menggunakan semiotika Roland Barthes dan membatasinya pada:

• Makna Denotasi

Denotasi atau makna denotatif pada dasarnya meliputi hal-hal yang

ditunjuk oleh kata-kata (yang disebut sebagai makna referensial).

Makna denotatif suatu kata ialah makna yang biasa kita temukan

dalam kamus.

• Makna Konotasi

Konotatsi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional,

makna emotif, atau makna evaluatif (Keraf, 1994:29). Makna

konotatif, seperti itu disinggung, adalah suatu jenis makna yang mana

stimulus respons mengandung nilai-nilai emosional.

• Mitos

Mitos adalah kebutuhan manusia. Itulah sebabnya mitos dieksploitasi

sebagai media komunikasi, sebagaimana dikatakan Roland Barthes

dalam bukunya Mythologies (1993). Ia mengatakan bahwa sebagai

Page 20: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

6

bentuk simbol dalam komunikasi, mitos bukan hanya diciptakan dalam

bentuk diskursus tertulis, melainkan sebagai produk sinema, fotografi,

advertensi, olah raga, dan televisi

1.7 Metode Penelitian

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, penulis membuat suatu gambaran

kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan

melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor

(Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Sepanjang sejarah penelitian kualitatif selalu mendefinisikan karya mereka

dilihat dari sudut harapan dan nilai-nilai, keyakinan agama, ideologi okupasional

dan profesionalisasi. Penelitian kualitatif (seperti halnya semua penelitian) selalu

dinilai berdasarkan atas “standar apakah karya tersebut mengkomunikasikan atau

mengatakan sesuatu mengenai diri kita?” berdasarkan atas bagaimana kita

mengkonseptualisasikan realita dan gambaran kita mengenai dunia.

Untuk mengetahui makna logo yang diteliti, maka harus dipakai teori dan

analisis berbagai tanda dan pemaknaan, yaitu semiotika. Semiotik atau ada yang

menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti

“tanda”. Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau

Page 21: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

7

asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial

(Sobur, 2004:95). Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang

menunjuk pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotik adalah cabang ilmu

yang berurusan dengan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi

tanda. Ini berlaku untuk logo yang akan diteliti.

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang tokoh semiotik yang getol

memperaktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean. Bertens (2001: 206)

menyebutnya sebagai tokoh yang memainkan peran sentral dalam strukturalisme

tahun 1960-an dan 1970-an. Ia mengajukan pandangan bahwa bahasa adalah

sebuah sisten tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat

tertentu dalam waktu tertentu.

Semiologi Barthes berada pada kerangka strukturalisme semacam ini.

Semiologi adalah instrumen pembuka rahasia teks dan penandaan. Semiologi

berawal dari kritik atas asumsi logosentris bahwa konsep-konsep muncul

mendahului dan bebas dari ekspresinya. Saussure dan para pengikutnya justru

menekankan bahwa bentuk dan konsep tidak muncul bebas satu sama lain, tetapi

bahwa tanda itu memuat kesatuan dari signifier (penanda) dan signified (petanda).

Semiologi Barthes tersusun atas tingkatan-tingkatan sistem bahasa. Umumnya

Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa, bahasa tingkat pertama adalah

bahasa sebagai objek, dan bahasa tingkat dua disebut sebagai metabahasa. Bahasa

ini merupakan suatu sistem tanda yang memuat penanda dan petanda. Sistem

tanda kedua terbangun dengan menjadikan penanda dan petanda tingkat pertama

Page 22: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

8

sebagai petanda baru yang kemudian memiliki penanda baru sendiri dalam suatu

sistem tanda baru pada taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda pertama kadang

disebutnya dengan istilah denotasi atau sistem terminologis, sedangkan sistem

tanda pada tingkat kedua disebutnya sebagai konotasi atau sistem retoris atau

mitologi. Fokus Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua atau metabahasa.

Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja sebagaimana dapat

dilihat pada gambar berikut:

1. Signifier (Penanda 2. Signified

(petanda)

3. Denotative sign (tanda

denotative)

4. CONNOTATIVE SIGNFIER

(PENANDA KONOTATIF)

5. CONNOTATIVE SIGNIFIED

(PETANDA KONOTATIF)

6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)

Sumber: Paul Cobley & Litza Jansz, 1999, Introducing Semiotic, N.Y. Totem Books, hal. 51 (Sobur, 2003:69)

Gambar 1.1 Peta Tanda Roland Barthes

1.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa:

1) Analisis Teks

Mengumpulkan data dengan menafsirkan teks berdasarkan

berdasarkan kode-kode yang tepat dan telah tersedia. Karena teks dapat

diartikan sebagai “seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang

Page 23: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

9

pengirim kepada seorang penerima melalui medium tertentu dan dengan

kode-kode tertentu” (Budiman, 1999:115-116)

2) Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dalam pelaksanaannya

mengadakan tanya jawab terhadap orang-orang yang erat kaitannya

dengan permasalahan, baik secara tertulis maupun lisan guna memperoleh

keterangan atas masalah yang diteliti dari H. Ahmad Derajat dan M. Fuad

anggota Tarung Derajat Unisba.

1.7.2 Teknik Analisis

Suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang

sistematik mengenai suatu hal dalam rangka mengetahui bagian-bagian,

hubungan diantara bagian, dan hubungan bagian dengan keseluruhan.

Maka teknik analisis ini menggunakan semiotika Roland Barthes. Dengan

menungkap makna denotasi, konotasi, dan mitos.

• Makna Denotasi

Denotasi atau makna denotatif pada dasarnya meliputi hal-hal yang

ditunjuk oleh kata-kata (yang disebut sebagai makna referensial). Makna

denotatif suatu kata ialah makna yang biasa kita temukan dalam kamus.

• Makna Konotasi

Konotatsi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional,

makna emotif, atau makna evaluatif (Keraf, 1994:29). Makna konotatif,

Page 24: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

10

seperti itu disinggung, adalah suatu jenis makna yang mana stimulus

respons mengandung nilai-nilai emosional.

• Mitos

Mitos adalah kebutuhan manusia. Itulah sebabnya mitos dieksploitasi

sebagai media komunikasi, sebagaimana dikatakan Roland Barthes dalam

bukunya Mythologies (1993). Ia mengatakan bahwa sebagai bentuk simbol

dalam komunikasi, mitos bukan hanya diciptakan dalam bentuk diskursus

tertulis, melainkan sebagai produk sinema, fotografi, advertensi, olah raga,

dan televisi.

1.7.3 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:29), objek penelitian adalah

variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika

penelitian.

Sedangkan benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian

melekat dan yang dipermasalahkan disebut objek (Suharsimi Arikunto,

200:116).

Dari pengertian di atas, maka objek dari penelitian ini adalah Logo

Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat

Page 25: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

11

Gambar 1.2 Logo Tarung Derajat

1.7.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

• Triangulasi

Teknik ini merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari

individu dan latar dengan menggunakan berbagai metode. Triangulasi juga

berfungsi untuk mengurangi bias dalam metode yang dilakukan dalam

penelitian dan memudahkan melihat keluasan yang peneliti kemukakan.

Yang perlu dicermati adalah bahwa triangulasi tidak menjamin bebasnya

ancaman terhadap validitas. Maka penelitian ini harus menghindari dua

hal: (1) jangan menggunakan metode yang memiliki bias yang sama, dan

(2) jangan menggunakan metode yang berbeda dengan tujuan untuk

mendukung kesimpulan anda (Alwasilah,1991). Triangulasi ini dicapai

dengan cara observasi, teori atau literatur, dan wawancara ahli.

• Member Checks

Ada masukan atau feedback yang sangat penting dan tinggi harganya,

yakni memasukan yang diberikan oleh individu yang menjadi responden

Page 26: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

12

kita. Nampaknya ini teknik yang paling ampuh untuk: (1) menghindari

salah tafsir terhadap jawaban responden sewaktu di wawancara, (2)

menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden sewaktu di observasi,

dan (3) mengkonfirmasi perspektif emik responden terhadap suatu proses

yang sedang berlangsung. Perlu diingat bahwa apa yang dikatakan

responden belum tentu benar. Yang jelas adalah bahwa jawaban mereka

adalah bukti atau alat validitas kebenaran dari pernyataan yang peneliti

ungkapkan.

1.8 Kerangka Pemikiran

Komunikasi mempunyai beberapa pengertian dan fungsi dilihat dari sudut

pandang yang berbeda. Kegiatan komunikasi akan terjadi proses interaksi antar

manusia yang terlibat di dalamnya. Komunikasi adalah proses kegiatan manusia

yang diungkapkan melalui bahsa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-

bunyian dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh pihak

lain.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata

latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

disini maksudnya adalah sama makna.(Effendy, 1997:9)

Menurut Harold Laswell dalam karyanya dikutip oleh Onong Uchyana

Effendy (1986:29), mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses penyampaian

informasi, pesan, message, ide, sikap atau gagasan dari komunikator untuk

megubah serta membentuk perilaku komunikan ke pola dan pemahaman yang

Page 27: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

13

dikehendaki komunikator. Jadi proses penyampaian informasi ini berdaya guna

bagi komunikan atau komunikator”.

Merujuk kepada pengertian di atas komunikasi tidak lepas dari pesan atau

message. Seperti yang kita ketahui pesan sarat dengan simbol atau lambang.

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu

lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata

(pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati

bersama. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda

dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan

indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah benda fisik (dua/tiga dimensi)

yang menyerupai apa yang dipresentasikan. Representasi ini ditandai dengan

kemiripan.

Komunikasi juga merupakan proses personal karena makna atau pemahaman

yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Penafsiran anda atas perilaku

verbal dan nonverbal orang lain yang anda kemukakan kepadanya juga mengubah

penafsiran orang lain tersebut atas pesan-pesan anda, dadan pada gilirannya,

mengubah penafsiran anda atas pesan-pesannya, begitu seterusnya. Menggunakan

pandangan ini, tampak bahwa komunikasi bersifat dinamis. Pandangan inilah

yang disebut komunikasi sebagai transaksi, yang lebih sesuai untuk komunikasi

tatap-muka yang memungkinkan pesan atau respon verbal dan non verbal bisa di

ketahui secara langsung.

Bahwa komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang

disengaja atau respon yang dapat diamati. Artinya, komunikasi terjadi apakah para

Page 28: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

14

perilakunya sengaja atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respon yang

tidak dapat diamati. Gaya pakaian dan rambut anda, ekspresi wajah anda, jarak

fisik antara anda dengan orang lain, nada suara anda, kata-kata yang anda

gunakan-semua itu mengkomunikasikan sikap, kebutuhan, perasaan dan penilaian

anda.

Lebih jauh lagi, pakaian bahkan dapat menunjukkan apakah pemakainya

seorang yang berkarakter formal, santai, modis, kurang percaya diri, berjiwa

muda, dan sebagainya. Demikian juga dengan logo. Logo yang baik akan mampu

mencerminkan jenis usaha yang dikelola pemilik logo tersebut berdasarkan idiom-

idiom grafis yang telah dikenal publik. Pada prinsipnya, logo merupakan simbol

yang mewakili sosok, wajah, dan eksistensi suatu perusahaan atau produk

perusahaan.

Logo juga sering kali dipergunakan untuk membangun spirit secara internal di

antara komponen yang ada dalam perusahaan. Sebuah logo yang baik dan berhasil

akan menimbulkan sugesti yang kuat, membangun kepercayaan, rasa memiliki,

dan menjaga image perusahaan pemilik logo itu. Selanjutnya logo bahkan dapat

menjalin kesatuan dan solidaritas di antara anggota keluarga besar perusahaan itu

yang akhirnya mampu meningkatkan presentasi dan meraih sukses demi kemajuan

perusahaan.

Secara visualisasi, logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai

unsur bentuk dan warna. Oleh karena sifat dari apa yang diwakili oleh logo

berbeda satu sama lain, maka seyogyanya logo itu memiliki bentuk yang berbeda

Page 29: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

15

pula. Bentuk logo yang berbeda dapat meliputi bentuk fisik, warna, maupun

dimensi.

Begitu pula dengan unsur maskulinitas yang terkandung dalam logo

perusahaan atau organisasi. Karena logo bisa diidentikkan oleh karakter tertentu.

Maskulinitas adalah bentuk identitas yakni sebuah bentuk pemahaman diri yang

menstruktur sikap dan perilaku seseorang; dilihat sebagai ideologi: seperangkat

idealisasi-idealisasi kultural yang menentukan peran-peran, nilai, pengharapan

sebagai kepantasan laki-laki (Leach dalam Yulianti, 2007:9).

Nancy Elisabeth Dowd menyatakan bahwa “core elements of masculinity

norms are negative ones: not definingwhat masculinity is, but what it is not. The

two key negatives to being a man are notbeing a girl or woman, and not being

gay”(Dowd, 2008:14). Berdasarkan pendapatnya tersebut, dapat dikatakan bahwa

norma maskulinitas adalah larangan bagi pria untuk berperilaku seperti

perempuan dan kaum gay.

Masih ada lagi tuntutan bahwa logo seyogyanya mengandung filosofi, makna

logo, atau setidaknya dasar pemikiran bentuk logo itu. Untuk mengetahuinya,

maka kita perlu sebuah ilmu yang mampu membedah semua itu. Ilmu yang paling

komprehensif untuk mengungkapkan semua itu dengan menggunakan semiotika.

Teori semiotika dalam desain komunikasi visual, mengacu pada Roland

Barthes sebagai panduan berkomunikasi secara visual melalui semiologi.

Semilogi atau semiotik selain dipakai sebagai alat komunikasi secara visual yang

dipahami oleh masyarakat. Maka, desain komunikasi visual bisa dikatakan

sebagai seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan

Page 30: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

16

menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media

berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah

perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang

Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto,

tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan kaidah bahasa visual

yang khas berdasar ilmu tata rupa. Isi pesan diungkapkan secara kreatif dan

komunikatif serta mengandung solusi untuk permasalahan yang hendak

disampaikan (baik sosial maupun komersial ataupun berupa informasi, identifikasi

maupun persuasi).

Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan pemaknaan. Semiotik

atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang

berarti “tanda”. Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik

atau asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik

inferensial (Sobur, 2004:95). Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal

yang menunjuk pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotik adalah cabang

ilmu yang berurusan dengan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi

tanda.

Jika ditelusuri dalam buku-buku semiotik yang ada, hampir sebagian besar

menyebutkan bahwa ilmu semiotik bermula dari ilmu linguistik dengan tokohnya

Ferdinand de de Saussure (1857 - 1913). De Saussure tidak hanya dikenal sebagai

Bapak Linguistik tetapi juga banyak dirujuk sebagai tokoh semiotik dalam

bukunya Course in General Linguistics (1916).

Page 31: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

17

Salah satu keuntungan kunci analisis semiotik adalah ia menuntut sumber

daya yang relatif sedikit. Dimungkinkan untuk melakukan analisis semiotik hanya

pada sebuah teks atau citra. Karena metodenya bersifat interpretatif, dalam arti

dapat diterapkan dalam sejumlah teks. Faktor esensial dalam analisis semiotik

adalah bahwa Anda harus memiliki level pengetahuan yang tinggi mengenai objek

analisis pilihan.

Roland Barthes dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol

memperaktikkan model linguistik dan semiologi Saussurean. Bertens (2001: 206)

menyebutnya sebagai tokoh yang memainkan peran sentral dalam strukturalisme

tahun 1960-an dan 1970-an. Ia mengajukan pandangan bahwa bahasa adalah

sebuah sisten tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat

tertentu dalam waktu tertentu.

Semiologi adalah instrumen pembuka rahasia teks dan penandaan. Semiologi

berawal dari kritik atas asumsi logosentris bahwa konsep-konsep muncul

mendahului dan bebas dari ekspresinya. Saussure dan para pengikutnya justru

menekankan bahwa bentuk dan konsep tidak muncul bebas satu sama lain, tetapi

bahwa tanda itu memuat kesatuan dari signifier (penanda) dan signified (petanda).

Umumnya Barthes membuatnya dalam dua tingkatan bahasa, bahasa tingkat

pertama adalah bahasa sebagai objek, dan bahasa tingkat dua disebut sebagai

metabahasa. Bahasa ini merupakan suatu sistem tanda yang memuat penanda dan

petanda. Sistem tanda kedua terbangun dengan menjadikan penanda dan petanda

tingkat pertama sebagai petanda baru yang kemudian memiliki penanda baru

sendiri dalam suatu sistem tanda baru pada taraf yang lebih tinggi. Sistem tanda

Page 32: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

18

pertama kadang disebutnya dengan istilah denotasi atau sistem terminologis,

sedangkan sistem tanda pada tingkat kedua disebutnya sebagai konotasi atau

sistem retoris atau mitologi. Fokus Barthes terletak pada sistem tanda tingkat

kedua atau metabahasa.

Sementara pada bagian mitos, akan diperoleh setelah menginterpretasikan

denotasi menjadi makna konotatif. Karena semua hasilnya merupakan interpretasi

lanjutan dari temuan denotasi dan konotasi yang disesuaikan dengan kondisi dan

kebudayaan dalam masyarakat.

Sebuah mitos adalah narasi yang karakter-karakter utamanya adalah para

dewa, para pahlawan, dan makhluk mistis, plotnya berputar di sekitar asal-muasal

benda-benda atau sekitar makna benda-benda dan settingnya adalah dunia

metafisika yang dilawankan dengan dunia nyata. Pada tahap awal, mitos berfungsi

sebagai teori asli mengenai dunia. Seluruh kebudayaan telah menciptakan kisah-

kisah semacam itu untuk menjelaskan asal-usul mereka. Dengan mempelajari

mitos, kita dapat mempelajari bagaimana masyarakat yang berbeda menjawab

pertanyaan-pertanyaan dasar tentang dunia dan tempat bagi manusia didalamnya.

Meneliti mitos untuk mempelajari bagaimana orang-orang mengembangkan suatu

sistem sosial khusus dengan banyaknya adat istiadat dan cara hidup, dan juga

memahami secara lebih baik nilai-nilai yang mengikat para anggota masyarakat

untuk menjadi satu kelompok. Mitos dapat dibandingkan untuk mengetahui

bagaimana kebudayaan dapat saling berbeda atau menyerupai satu sama lain, dan

mengapa orang bertingkah laku seperti itu.

Page 33: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dilihat dua segi, yaitu :

1. Pengertian Komunikasi Secara Etimologis

Secara etimologis (asal katanya), komunikasi berasal dari bahasa Latin

yaitu communication, bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam

hal ini berarti membuat kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang

atau lebih.

Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat

dalam proses komunikasi itu terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal

yang dikomunikasikan. Jelasnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang

dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi sudah berlangsung.

Namun jika seseorang tidak mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang

lain kepadanya, maka hal tersebut bukanlah suatu komunikasi.

2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut menjelaskan

bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan

seseuatu kepada orang lain.

Page 34: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

20

Onong Uchyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek,

mengatakan komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan.

Komunikasi mempunyai beberapa pengertian dan fungsi dilihat dari sudut

pandang yang berbeda. Kegiatan komunikasi akan terjadi proses interaksi antar

manusia yang terlibat di dalamnya. Komunikasi adalah proses kegiatan manusia yang

diungkapkan melalui bahsa lisan dan tulisan, gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyian

dan bentuk kode lain yang mengandung arti dan dimengerti oleh pihak lain.

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata

latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama

disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 1997:9). Menurut Harold Laswell

dalam karyanya dikutip oleh Onong Uchyana Effendy (1986:29), mengatakan bahwa

“Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, pesan, message, ide, sikap atau

gagasan dari komnikator untuk megubah serta membentuk perilaku komunikan ke

pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Jadi proses penyampaian

informasi ini berdaya guna bagi komunikan atau komunikator”. Everett M. Rogers

memberikan definisi komunikasi khususnya dalam hal penyebaran inovasi. Rogers

mengatakan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka. Sedangkan Shannon dan Weaver mengemukakan bahwa komunikasi adalah

bentuk interaksi manusia saling mempengaruhhi satu sama lainnya sengaja atau tidak

disengaja (Cangara, 2004 :19).

Page 35: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

21

Berdasarkan definisi-definisi, secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai

proses pertukaran informasi antara satu orang dan lebih untuk mengubah tingkah laku

orang lain baik secara sengaja maupun tidak.

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan diatas, maka jelas bahwa

komunikasi dapat terjadi apabila ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada

orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau

didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek.

Gambar 2.1

Ruang Lingkup, Pengertian, dan Unsur Komunikasi (Sumber : Cangara, 1998:23)

1. Sumber, semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi.

2. Pesan, adalah suatu informasi yang disampaikan pengirim kepada si

penerima.

3. Media, adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber

kepada penerima.

4. Penerima, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh

sumber.

Page 36: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

22

5. Efek, adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan

oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

6. Umpan Balik, adalah respon terhadap pesan yang dikirimkan kepada pengirim

pesan.

7. Lingkungan, adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya

komunikasi.

Pada dasarnya komunikasi dapat dilihat dari berbagai dimensi, yakni komunikasi

sebagai proses, komunikasi sebagai sistem, komunikasi sebagai proses interaksi dan

transaksi, dan komunikasi yang terjadi secara sengaja maupun tidak disengaja.

1. Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu kegiatan yang terus

menerus dimana tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-

ubah.

2. Komunikasi adalah sistem dimana antara satu komponen dengan konponen

yang saling berkaitan dan bila terdapat gangguan pada satu komponen akan

berpengaruh pada proses komunikasi secara keseluruhan.

3. Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi yakni saling bertukar komunikasi

serta menginterpretasi pesan yang diterima.

4. Komunikasi dapat terjadi baik secara disengaja maupun tidak disengaja, hal

ini tergantung pada maksud dengan kondisi terjadinya proses komunikasi.

Definisi lain mengatakan bahwa ”Komunikasi adalah suatu transaksi, proses

simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1)

membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3)

Page 37: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

23

untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah

sikap dan tingkah laku itu.” (Cangara, 2002 : 19)

Merujuk kepada pengertian di atas komunikasi tidak lepas dari pesan atau

message. Seperti yang kita ketahui pesan sarat dengan simbol atau lambang.

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu

lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata

(pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama.

Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek

dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak

memerlukan kesepakatan. Ikon adalah benda fisik (dua/tiga dimensi) yang

menyerupai apa yang dipresentasikan. Representasi ini ditandai dengan kemiripan.

Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung jika

seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal maupun

perilaku nonverbal. Istilah transaksi mengisyaratkan bahwa pihak-pihak yang

berkomunikasi berada dalam keadaan timbal balik; eksistensi satu pihak ditentukan

oleh eksistensi pihak lainnya. Pendekatan transaksi menyarankan bahwa semua unsur

dalam proses komunikasi atas orang lain bergantung pada persepsi orang lain

terhadapnya, dan bahkan bergantung pula pada persepsinya terhadap lingkungan

sekitarnya.

Page 38: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

24

2.2 Komunikasi Visual

Komunikasi visual adalah komunikasi melalui penglihatan. Komunikasi visual

merupakan sebuah rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu

kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang hanya terbaca oleh

indera penglihatan. Komunikasi visual mengkombinasikan seni, lambang, tipografi,

gambar, desain grafis, ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya.

Komunikasi visual memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana

informasi dan instruksi, bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan

hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol

dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang

yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti,

dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Sebagai sarana presentasi dan

promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata

(secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat.

Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang

menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan/grafika, luar

ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film/video, internet, dua dimensi

maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).

Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi

visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang

digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age),

bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian

Page 39: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

25

seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke

tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas

manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih

menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari

Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif

hingga sekarang.

Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun

1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan

sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam

“seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman

visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks

secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi

diagram dan sketsa dan lain-lain.

Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan

dari agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain

majalah dan surat kabar yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual

telah menjadi bagian dari kelompok dalam industri komunikasi-dunia periklanan,

penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public

relations).

2.2.1 Simbol

Simbol adalah lambang yang mewakili nilai-nilai tertentu. Meskipun simbol

bukanlah nilai itu sendiri namun simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan

Page 40: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

26

penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya. Simbol juga merupakan tanda

yang merepresentasikan suatu sumber acuan melalui kesepakatan kultural. Simbol

dapat digunakan untuk keperluan apa saja. Seperti halnya ilmu pengetahuan,

kehidupan sosial juga keagamaan. Bentuk simbol tak hanya berupa benda kasat

mata namun juga melaui gerakan dan ucapan. Simbol juga dijadikan sebagai salah

satu infrastruktur bahasa yang dikenal dengan bahasa simbol.

Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk

menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena sifatnya yang universal

dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah

logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus

mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari

yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan bahwa banyak iklan memiliki

elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat ilustrasi, tetapi juga terdapat

muatan grafis yang penting seperti logo perusahaan atau logo merek, simbol

perusahaan, atau ilustrasi produk.

2.2.2 Logotype

Jika logo adalah tanda gambar (picture mark), maka logotype adalah gambar

nama (word mark). Oleh karena itu, logotype berbentuk tulisan khas yang

mengidentifikasikan suatu nama atau merk.

2.2.3 Warna

Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra

orang yang melihatnya. Warna menurut psikologis, Warna-warna itu bukanlah

Page 41: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

27

suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan,

memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka

tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dari pemahaman diatas dapat

dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu

mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut

menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

Warna juga merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah

desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya

akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki karakter

yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda. Danger

(1992:51) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua unsur yang

menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada

emosi daripada akal.

2.3 Logo Sebagai Penyampai Pesan

Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan identitas yang dipergunakan

untuk menggambarkan citra dan karakter su atu lembaga atau perusahaan maupun

organisasi. Logo ibarat sebuah pakaian. Identitas seseorang dapat dilihat dari unsur

pakaian yang dikenakannya. Apakah ia seorang manajer, eksekutif, salesman, kasir

bank, seniman, atau seorang office boy.

Lebih jauh lagi, pakaian bahkan dapat menunjukkan apakah pemakainya seorang

yang berkarakter formal, santai, modis, kurang percaya diri, berjiwa muda, dan

Page 42: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

28

sebagainya. Demikian juga dengan logo. Logo yang baik akan mampu mencerminkan

jenis usaha yang dikelola pemilik logo tersebut berdasarkan idiom-idiom grafis yang

telah dikenal publik. Pada prinsipnya, logo merupakan simbol yang mewakili sosok,

wajah, dan eksistensi suatu perusahaan atau produk perusahaan.

Selain membangun citra perusahaan, logo juga sering kali dipergunakan untuk

membangun spirit secara internal di antara komponen yang ada dalam perusahaan

tersebut. Sebuah logo yang baik dan berhasil akan menimbulkan sugesti yang kuat,

membangun kepercayaan, rasa memiliki, dan menjaga image perusahaan pemilik

logo itu. Selanjutnya logo bahkan dapat menjalin kesatuan dan solidaritas di antara

anggota keluarga besar perusahaan itu yang akhirnya mampu meningkatkan

presentasi dan meraih sukses demi kemajuan perusahaan.

Secara visualisasi, logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai

unsur bentuk dan warna. Oleh karena sifat dari apa yang diwakili oleh logo berbeda

satu sama lain, maka seyogyanya logo itu memiliki bentuk yang berbeda pula. Bentuk

logo yang berbeda dapat meliputi bentuk fisik, warna, maupun dimensi.

Hingga kini masih ada tuntutan bahwa logo seyogyanya mengandung filosofi,

makna logo, atau setidaknya dasar pemikiran bentuk logo itu.

2.4 Maskulinitas

Terminologi maskulin sama halnya jika berbicara mengenai feminin. Maskulin

merupakan sebuah bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki. Laki-laki tidak

dilahiran begitu saja dengan sifat maskulinnya secara alami, maskulinitas dibentuk

Page 43: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

29

oleh kebudayaan. Hal yang menentukan sifat perempuan dan laki-laki adalah

kebudayaan (Barker, dalam Nasir, 2007:1). Secara umum, maskulinitas tradisional

menganggap tinggi nilai-nilai, antara lain kekuatan, kekuasaan, ketabahan, aksi,

kendali, kemandirian, kepuasan diri, kesetiakawanan laki-laki, dan kerja. Di antara

yang dipandang rendah adalah hubungan interpersonal, kemampuan verbal,

kehidupan domestik, kelembutan, komunikasi, perempuan, dan anak-anak (Barker,

Nasir, 2007: l).

Sifat kelelakian berbeda-beda dalam setiap kebudayaan. Maskulinitas itu sendiri

dikonstruksi oleh kebudayaan. Konsep maskulinitas dalam budaya Timur seperti di

Indonesia dipengaruhi oleh faktor kebudayaan. Ketika seorang anak laki-laki lahir ke

dunia, maka telah dibebankan beragam norma, kewajiban dan setumpuk harapan

keluarga terhadapnya. Berbagai aturan dan atribut budaya telah diterima melalui

beragam media yaitu ritual adat, teks agama, pola asuh, jenis permainan, tayangan

televisi, buku bacaan, petuah dan filosofi hidup. Hal-hal yang seperti ini terjadi

sehari-hari selama berpuluh tahun yang bersumber dari norma-norma budaya telah

membentuk suatu pencitraan diri dalam kehidupan seorang laki-laki. Kondisi ini

dapat dilihat dari selera dan cara berpakaian, penampilan, bentuk aktivitas, cara

bergaul, cara penyelesaian permasalahan, ekspresi verbal maupun non verbal hingga

jenis aksesoris tubuh yang dipakai (Vigorito & Curry, 1998: 1).

Pencitraan diri tersebut telah diturunkan dari generasi ke generasi, melalui

mekanisme pewarisan budaya hingga menjadi suatu kewajiban yang harus dijalani

jika ingin dianggap sebagai laki-laki sejati. Aturan umum yang tidak tertulis yang

Page 44: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

30

mengatakan bahwa laki-laki sejati pantang untuk menangis, harus tampak tegar, kuat,

pemberani, garang serta berotot. Laki-laki hebat adalah yang mampu menaklukkan

hati banyak perempuan hingga adanya dorongan berpoligami. Ada pula pendapat

yang mengatakan bahwa laki-laki harus menjadi figur pelindung atau pengayom

ataupun yang mengatakan bahwa laki-laki akan sangat laki-laki apabila identik

dengan rokok, alkohol dan kekerasan (Donaldson, 1993: 1).

Terlihat juga maskulinitas dari sudut pandang yang negatif, banyak laki-laki yang

kemudian sering terlibat perkelahian baik secara individu maupun antar kelompok

ketika sudah tidak menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi,

biasanya menyangkut permasalahan harga diri. Juga kasus kekerasan terhadap

perempuan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki, tindak kriminalitas, kerusuhan

etnik yang sebagian besar dilakukan oleh kaum laki-laki, termasuk kasus tawuran.

Dalam penelitian awal tentang stereotip dalam media, gender dianggap sebagai

kategori yang cukup stabil untuk membedakan antara karakteristik dan gambaran

perempuan dan laki-laki (Zoonen dalam Littlejohn 2009:433). Laki-laki misalnya,

digambarkan dalam peran-peran yang lebih kuat dan dominan.

Beynon (Nasir, 2007) mengemukakan sifat-sifat maskulinitas seperti berikut:

1. No Sissy Stuff: Seorang laki-laki sejati harus menghindari perilaku atau

karakteristik yang berasosiasi dengan perempuan.

2. Be a Big Wheel: Maskulinitas dapat diukur dari kesuksesan, kekuasaan, dan

pengaguman dari orang lain. Seseorang harus mempunyai kekayaan,

ketenaran, dan status yang sangat lelaki. Atau dalam masyarakat Jawa:

Page 45: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

31

seorang laki-laki dikatakan sukses jika berhasil memiliki garwo (istri), bondo

(harta), turonggo (kendaraan), kukiro (burung peliharaan), dan pusoko (senjata

atau kesaktian).

3. Be a Sturdy Oak: kelelakian membutuhkan rasionalitas, kekuatan, dan

kemandirian. Seorang laki-laki harus tetap bertindak kalem dalam berbagai

situasi, tidak menunjukkan emosi, dan tidak memunjukkan kelemahannya.

4. Give em Hell: Laki-laki harus mempunyai aura keberanian dan agresi, serta

harus mampu mengambil risiko walaupun alasan dan rasa takut menginginkan

sebaliknya.

5. New man as nurturer: Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang

bapak, misalnya, untuk mengurus anak, melibatkan peran penuh laki-laki

dalam arena domestik.

6. New man as narcissist: laki-laki menunjukkan maskulinitasnya dengan gaya

hidup yuppies yang flamboyan dan perlente, laki-laki semakin suka

memanjakan dirinya dengan produk-produk komersial properti, mobil,

pakaian atau artefak personal yang membuatnya tampak sukses.

7. Sifat kelaki-lakian yang macho, kekerasan, dan hooliganism, laki-laki

membangun kehidupannya di sekitar football atau sepak bola dan dunia

minum-minum, juga sex dan hubungan dengan para perempuan,

mementingkan leisure time, bersenang-senang, menikmati hidup bebas seperti

apa adanya bersama teman-temannya, bersenang-senang, menyumpah,

Page 46: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

32

menonton sepak bola, minum bir, dan membuat lelucon-lelucon yang diangap

merendahkan perempuan.

8. Laki-laki metroseksual mengagungkan fashion, mungkin mirip dengan tipe

maskulin yang ada di tahun 1980-an, bahkan mungkin sama Laki-laki

metroseksual adalah orang-orang yang peduli dengan gaya hidup yang teratur,

menyukai detail, dan cenderung perfeksionis.

2.5 Tinjauan Semiotika

Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan pemaknaan. Semiotik atau

ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti

“tanda”. Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau

asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial

(Sobur, 2004:95). Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk

pada adanya hal lain. Secara terminologis, semiotik adalah cabang ilmu yang

berurusan dengan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda (van Zoest,

1993:1).

Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek,

peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Ahli sastra Teew (1984:6)

mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian

disempurnakannya menjadi model sastra yang memper-tanggungjawabkan semua

faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi

Page 47: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

33

yang khas di dalam masyarakat mana pun. Semiotik merupakan cabang ilmu yang

relatif masih baru. Penggunaan tanda dan segala sesuatu yang berhubungan

dengannya dipelajari secara lebih sistematis pada abad kedua puluh.

Kalau kita telusuri dalam buku-buku semiotik yang ada, hampir sebagian besar

menyebutkan bahwa ilmu semiotik bermula dari ilmu linguistik dengan tokohnya

Ferdinand de de Saussure (1857 - 1913). De Saussure tidak hanya dikenal sebagai

Bapak Linguistik tetapi juga banyak dirujuk sebagai tokoh semiotik dalam bukunya

Course in General Linguistics (1916).

Salah satu keuntungan kunci analisis semiotik adalah ia menuntut sumber daya

yang relatif sedikit. Dimungkinkan untuk melakukan analisis semiotik hanya pada

sebuah teks atau citra. Karena metodenya bersifat interpretatif, tidak perlu reliable,

dalam arti dapat diterapkan dalam sejumlah teks. Faktor esensial dalam analisis

semiotik adalah bahwa Anda harus memiliki level pengetahuan yang tinggi mengenai

objek analisis pilihan.

2.5 1 Semiotika Roland Barthes

Aliran semiotik konotasi pertama kali dipelopori oleh Roland Barthes (1915-

1980), dimana pada waktu menelaah sistem tanda tidak berpegang pada makna

primer, tetapi mereka berusaha mendapatkannya melalui makna konotasi. Barthes

menyatakan bahwa ada dua sistem pemaknaan tanda: denotasi dan konotasi.

Semiotika Barthes dinamakan semiotik konotasi ialah untuk membedakan

semiotik linguistik yang dirintis oleh mentornya, Saussure.

Page 48: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

34

Dalam konsep Roland Barthes, tanda konotatif tidak sekadar memiliki makna

tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi

keberadaannya. Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam

pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang dipahami oleh Barthes.

Di dalam semiologi Barthes, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat

pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi

justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sebagai reaksi untuk

melawan keharfiahan denotasi yang bersifat opresif ini, Barthes mencoba

menyingkirkan dan menolaknya. Baginya yang ada hanyalah konotasi.

Dalam kerangka Roland Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi,

yang disebutnya sebagai ‘mitos’ dan berfungsi untuk mengungkapkan dan

memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu

periode tertentu. Di dalam mitos juga terdapat pola tiga dimensi penanda,

petanda, dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh

suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnya atau dengan kata lain, mitos

adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di dalam mitos pula sebuah

petanda dapat memiliki beberapa penanda.

Roland Barthes menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman

personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan

konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini

dikenal dengan “order of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya

Page 49: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

35

sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural

dan personal).

2.5.2 Ciri Khas Roland Barthes

Semiologi Barthes mengacu pada Saussure dengan menyelidiki hubungan

penanda dan petanda pada sebuah tanda. Hubungan penanda dan petanda ini

bukanlah kesamaan (equality), tetapi ekuivalen. Bukannya yang satu kemudian

membawa pada yang lain, tetapi korelasilah yang menyatukan keduanya

(Hawkes, 1977:130)

Barthes mencontohkan dengan seikat mawar (Hawkes 1977:131). Seikat

mawar dapat digunakan untuk menandai gairah (passion), maka seikat bungan itu

menjadi penanda dan gairan petanda. Hubungan keduanya menghasilkan istilah

ketiga: seikat bunga sebagai sebuah tanda. Sebagai sebuah tanda, adalah penting

dipahami bahwa seikat bunga itu sungguh-sungguh berbeda dari seikat bungan

sebagai penanda yang adalah entitas tanaman biasa. Sebagai penanda, seikat

bunga adalah kosong, sedang sebagai tanda, seikat bunga itu penuh.

Barthes tak sebatas itu memahami proses penandaan, dia juga melihat aspek

lain dari penanda, yaitu “mitos” yang menandai suatu masyarakat. “Mitos” ini

tidak dipahami sebagaimana pengertian klasiknya, tetapi lebih diletakkan dalam

proses penandaan itu sendiri. Artinya tetap dalam diskursus semiologinya itu.

Mitos menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah

terbentuk sistem tanda-penanda-petanda; tanda tersebut akan menjadi penanda

baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru.

Page 50: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

36

Konstruksi penandaan pertama adalah bahasa, sedangkan konstruksi penandaan

kedua merupakan mitos. Kontruksi penandaan tingkat kedua ini dipahami Barthes

sebagai metabahasa (metalanguage).

Perspektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu cirri khas

semiologinya yang membuka ranah baru semiologi, yakni penggalian lebih jauh

dari penandaan untuk mencapai mitos yang bekerja dalam realitas keseharian

masyarakat. Dalam bentuk praksisnya, Barthes mencoba membongkar mitos-

mitos modern msyarakat melalui berbagai kajian kebudayaannya, seperti sabun,

fotografi, mobil ciroen, fashion, musik, dan sebagainya. Perkembangan pemikiran

demikian inilah yang hendak kita kaji lebih jauh konsep dasarnya dalam struktur

semilogi Barthes dan berbagai implikasinya, terutama dalam memahami

kebudayaan kita yang termanifestasikan dalam kehidupan keseharian kita yang

justru adalah ladang subur pengkajian semiologi.

Page 51: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

37

BAB III

METODE PENELITIAN DAN OBJEK PENELITIAN

3.1 Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif.

Pada dasarnya penelitian ini meletakkan penekanan pada subjektifitas untuk

melakukan interpretasi terhadap suatu persoalan yang dikajinya. Ini berarti seperti

yang ditegaskan Dedy Mulyana penelitian ini mencari respon subjektif individual.

Metode ini juga seperti yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor, (dalam

Moleong 1996:3) Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

atau perilaku yang diamati.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena bertujuan

mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-

kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi data kuantitatif. Selain itu,

selayaknya penelitian kualitatif, penelitian ini tidak mengandalkan bukti-bukti

berdasarkan logika matematis. Penelitian ini justru lebih menekankan kepada

banyaknya data-data yang diperoleh dengan penalaran peneliti menjadikan data-

data itu menjadi sutau rangkaian kata-kata ilmiah yang sebelumnya dianalisis

terlebih dahulu, kata kuncinya adalah analisis lebih mendalam pada objek yang

akan diteliti itu lah kualitatif. Kelebihan kualitatif adalah peneliti dapat

mengembangkan pemikirannya sehingga dapat menemukan sesuatu yang baru

dirana sosial. Walaupun pada dasarnya suatu prespektif realitas itu tidak benar-

Page 52: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

38

benar hadir sempurna pada manusia. Sehingga dalam penelitian ini prespektif

hanyalah mendekatkan pada suatu kenyataan. Bila mengutip pernyataan populer

Stuart Hall (Nugraha, 2009:27) ”Kenyataan atau kebenaran itu merupakan

representasi dari teks-teks yang kita baca, pelajari kemudian kita terjemahkan

lagi.”

Sepanjang sejarah penelitian kualitatif selalu mendefinisikan karya mereka

dilihat dari sudut harapan dan nilai-nilai, keyakinan agama, ideologi okupasional

dan profesionalisasi. Penelitian kualitatif (seperti halnya semua penelitian) selalu

dinilai berdasarkan atas “standar apakah karya tersebut mengkomunikasikan atau

mengatakan sesuatu mengenai diri kita?” berdasarkan atas bagaimana kita

mengkonseptualisasikan realita dan gambaran kita mengenai dunia.

Di kutip dari buku Bogdan, Robert C. dan Biklen, Knopp S. 1998. Qualitative

Research in Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn

and Bacon, Inc. Penelitian kualitatif digunakan sebagai istilah payung strategi

penelitian dengan karakteristik berikut:

• Data penelitian merupakan data lunak (soft data), yakni data yang kaya

akan deskripsi orang, benda, tempat, dan percakapan atau tuturan.

• Masalah penelitian dirumuskan dalam wujud fokus penelitian yang

menggambarkan kompleksitas masalah penelitian sesuai dengan

konteksnya (bukan dalam wujud variabel, pertanyaan, atau hipotesis).

• Data dikumpulkan dari dan dalam latar alamiah, yakni latar nyata dan

sebagaimana adanya.

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah:

Page 53: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

39

• observasi partisipatif, yakni peneliti sebagai pengamat sekaligus sebagai

partisipan penelitian; dan

• wawancara mendalam, yakni peneliti menggali informasi secara utuh,

menyeluruh, dan mendalam untuk memperoleh pandangan, pemikiran, dan

keyakinan subjek, responden, atau informan serta untuk memperoleh

sistem yang berlaku dalam pranata suatu komunitas yang diteliti.

Nama lain penelitian kualitatif adalah (1) penelitian lapangan atau field work

(dalam bidang antropologi); (2) penelitian naturalistik atau alamiah (dalam

bidang pendidikan); dan penelitian etnografi (dalam bidang antropologi).

Karakteristik penelitian kualitatif dapat dikemukakan berikut ini:

• Penelitian kualitatif bersifat alamiah (naturalistic), yakni latar langsung

sebagai sumber data dan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument).

• Data penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yakni data berupa kata-kata

dan gambar yang diperoleh dari transkripsi wawancara, catatan lapangan,

foto, videotape, dokumen pribadi, dokumen resmi, memo, dan dokumen-

dokumen lainnya.

• Di samping hasil, penelitian kualitatif menekankan proses, yakni proses

yang terjadi dan berlangsung pada sumber data (subjek/informan, objek,

dan responden) beserta keseluruhan konteks yang melingkupinya, di

samping data yang dihasilnyannya.

• Analisis data penelitian kualitatif cenderung secara induktif untuk

memperoleh abstraksi dari keseluruhan data yang diperoleh.

Page 54: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

40

• Penelitian kualitatif menggali makna kehidupan berdasarkan perspektif

partisipan, yakni berdasarkan proses subjek mengkonstruk atau menyusun

makna dan berdasarkan proses mendeskrispsikan makna yang disusn

subjek.

Sebagai catatan tambahan, sumber data penelitian kualitatif dapat dibedakan

atas (1) subjek penelitian, yakni sumber data, misalnya orang, yang aktif sebagai

penghasil data (siswa, guru, pegawai kantor pos, camat, buruh pabrik, misalnya);

(2) objek penelitian, yakni sumber data, misalnya benda, yang berisi data (candi,

novel, kumpulan puisi, surat pribadi, otobiografi, misalnya); dan (3) responden,

yakni orang yang merespon atau menjawab kuesioner atau angket yang diberikan

peneliti saat mengumpulkan data. Dalam bidang linguistik struktural, sumber data

ini lazim disebut sebagai informan, yakni penutur atau pemakai bahasa sebagai

sumber korpus data bahasa.

3.2 Semiotika Sebagai Metode

Semiotika atau semiologi berasal dari studi klasik dan skolastik atas seni

logika, retorika, dan poetika. Akar namanya sendiri adalah “semeion”, yang

diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik dengan perhatiannya pada

simptomatologi dan diagnostik inferensial. “Tanda pada masa itu masih bermakna

sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap menandai

adanya api” (Kurniawan, 2001:49). Manusia hanya dapat berkomunikasi dengan

sarana tanda. Dalam hal ini tanda yang dimaksud adalah semua hal yang

Page 55: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

41

diciptakan manusia dalam upaya saling berbagi informasi dan komunikasi antar

sesamanya.

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.

Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari

jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal (things).

Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak sama dengan mengkomunikasikan (to

communicate) (Barthes dalam Sobur 2004:15).

Teknik analisis Semiotika dipilih karena penelitian Representasi Maskulinitas

Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat ini pada dasarnya ingin

mengetahui bagaimana pesan mengenai maskulinitas ditampilkan oleh Logo

dalam bentuk tanda-tanda. Semiotika adalah salah satu metode yang paling

interpretatif dalam menganilisis teks dan keberhasilan maupun kegagalanya

sebagai sebuah metode, bersandar pada seberapa baik peneliti dalam

menartikulasikan kasus yang mereka kaji. Semiotika memillki keuntungan dalam

menghasilkan apa yang disebut Clifford Geertz (Triwikromo,2003:78) sebagai

”deskripsi-deskripsi tebal (thick descriptions)” yang bertekstur serta analisis-

analisis yang kompleks. Karena sangat subjektif, semiotika tidak reliable dalam

konteks pemahaman ilmu pengetahuan sosial traditional peneliti lain yang

mempelajari teks yang sama dapat saja mengeluarkan sebuah makna yang

berbeda. Namun hal ini tidak mengurangi nilai semiotika karena semiotika adalah

Page 56: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

42

tentang memperkaya dan mengembangkan suatu interpretasi peneliti terhadap

teks. Oleh karena itu semiotika bersifat interpretatif dan sangat subjektif.

Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan

bagi penafsir dalam upaya mengembangkan pragmatisme. Seorang penafsir

adalah yang bekedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji objek yang

dipahaminya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data dapat didefenisikan sebagai deskripsi dari suatu dan kejadian yang kita

hadapi (Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005, Hal:8). Data dapat berupa catatan-

catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam database. Data akan

menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data. Oleh karena itu, suatu data

belum dapat berbicara banyak sebelum diolah lebih lanjut.

Penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan suatu proses penyelidikan, yang

mirip dengan pekerjaan detektif (Miles, 1992). Dari sebuah penyelidikan akan

dihimpun data-data utama dan sekaligus data tambahannya. Sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis,

foto, dan statistik adalah data tambahan (Moleong, 2007:157).

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi partisipan atau responden (participant observation),

wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berikut beberapa teknik pengumpulan

data kualitatif.

Page 57: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

43

1. Wawancara

Teknik wawancara dipakai sebagai pengumpulan data jika penelitian ingin

melakukan sebuah studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan

diteliti. Selain itu, teknik ini juga bisa dilakukan apabila peneliti ingin tahu

suatu hal secara mendalam responden. Teknik wawancara ini didasarkan pada

laporan pribadi atau setidaknya memuat pengetahuan dan keyakinan pribadi.

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah

dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses

wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview

dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-

isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin

tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer

mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek

(check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan.

Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana

pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya,

sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara

berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).

Page 58: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

44

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan

metode wawancara :

a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang

diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer

dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing

individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah

tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga

memiliki kelemahan, yaitu :

a. Mudah terpengaruh terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi

pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

b. Mudah terpengaruh terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon

yang kurang sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang

akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar

oleh interviwer.

Dalam penelitian kualitatif, teknik wawancara mendalam sering

digabungkan dengan teknik observasi. Karena, selama pengamatan

berlangsung, penelitian pun melakukan wawancara dengan responden. Hasil

Page 59: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

45

wawancara harus segera dicatat setelah selesai melakukan wawancara. Hal ini

dilakukan untuk menghindari data yang hilang karena lupa tidak tercatat.

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi.

Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu

gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Menurut Nasution (1988) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Dalam penelitian kualitatif,

teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui observasi, sehingga akan

mengetahui fakta dan memahami gejala sosial yang sedang terjadi.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses

terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku

subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang

dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil

wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung,

orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari

perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Page 60: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

46

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting,

namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak

terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi

data penting karena :

a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam

hal yang diteliti akan atau terjadi.

b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi

pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk

mendekati masalah secara induktif.

c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek

penelitian sendiri kurang disadari.

d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang

karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara

terbuka dalam wawancara.

e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif

terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan

menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk

memahami fenomena yang diteliti.

Teknik observasi ini sangat bermanfaat dalam penelitian kualitatif. Dengan

teknik ini, peneliti dapat menemukan suatu hal yang tidak terungkap oleh

partisipan, sehingga peneliti memperoleh gambaran secara komprehensif.

3. Dokumen

Page 61: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

47

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,

catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat

utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang

kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam.

Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi,

surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen

pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di

website, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan data-data ynga dibutuhkan, maka peneliti melakukan

wawancara, observasi dan melihat literatur untuk memperkaya data-data di

penelitian yang peneliti lakukan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti berupa analisis teks.

Analisis teks adalah mengumpulkan data dengan menafsirkan teks berdasarkan

berdasarkan kode-kode yang tepat dan telah tersedia. Karena teks dapat diartikan

sebagai “seperangkat tanda yang ditransmisikan dari seorang pengirim kepada

seorang penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-kode tertentu”

(Budiman, 1999:115-116)

Ada tiga yang menjadi metode dalam analisis teks ini, yaitu :

1. Analisis Wacana

Istilah wacana (discourse) yang berasal dari Bahasa Latin, discursus, telah

digunakan baik dalam arti terbatas maupun luas. Secara terbatas, istilah ini

menunjuk pada aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang mendasari

Page 62: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

48

penggunaan bahasa baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Secara lebih

luas, istilah wacana menunjuk pada bahasa dalam tindakan serta pola-pola

yang menjadi ciri jenis-jenis bahasa dalam tindakan.

Menurut Michael Foucault (1972), wacana kadang kala sebagai bidang

dari semua pernyataan (statement), kadang kala sebagai sebuah individualisasi

kelompok pernyataan, dan kadang kala sebagai praktik regulatif yang dilihat

dari sejumlah pernyataan.Wacana adalah kata yang sering dipakai oleh

masyarakat dewasa ini. Banyak pengertian yang merungkai kata wacana ini.

Dalam lapangan sosiologi, wacana menunjuk terutama dalam hubungan

konteks sosial dari pemakaian bahasa. Dalam pengertian linguistik, wacana

adalah unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Menurut Eriyanto

(Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media), Analisis Wacana dalam

pengajaran linguistik merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal (yang

lebih memperhatikan pada unit kata, frasa, atau kalimat semata-mata tanpa

melihat hubung kait di antara unsur tersebut). Analisis wacana adalah

kebalikan dari linguistik formal, kerana memusatkan perhatian pada tahap di

atas kalimat, seperti hubungan gramatikal yang terbentuk pada tahap yang

lebih besar dari kalimat.

Manakala maksud analisis wacana dalam lapangan psikologi sosial pula

diertikan sebagai pembicaraan. Wacana yang dimaksud di sini agak mirip

dengan struktur dan bentuk wawancara dan praktik dari pemakainya.

Sementara dalam lapangan politik, analisis wacana adalah praktik pemakaian

Page 63: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

49

subjek, dan lewat bahasa ideologi terserap di dalamnya, maka aspek inilah

yang dipelajari dalam analisis wacana.

Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam bahasa. Pandangan pertama

diwakili kaum positivisme-empiris. Menurut mereka, analisis wacana

menggambarkan hubungan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama. Wacana

diukur dengan pertimbangan kebenaran atau ketidakbenaran menurut sintaksis

dan semantik (titik perhatian didasarkan pada benar tidaknya bahasa secara

gramatikal).

2. Analisis Framing

Analisis Framing adalah bagian dari analisis isi yang melakukan penilaian

tentang wacana persaingan antarkelompok yang muncul atau tampak di media.

Dikenal konsep bingkai, yaitu gagasan sentral yang terorganisasi, dan dapat

dianalisis melalui dua turunannya, yaitu simbol berupa framing device dan

reasoning device. Framing device menunjuk pada penyebutan istilah tertentu

yang menunjukkan “julukan” pada satu wacana, sedangkan reasoning device

menunjuk pada analisis sebab-akibat. Di dalamnya terdapat beberapa

‘turunan’, yaitu metafora, perumpamaan atau pengandaian. Catchphrases

merupakan slogan-slogan yang harus dikerjakan. Exemplar mengaitkan

bingkai dengan contoh, teori atau pengalaman masa silam. Depiction adalah

“musuh yang harus dilawan bersama”, dan visual image adalah gambar-

gambar yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Pada instrumen

penalaran, Roots memperlihatkan analisis sebab-akibat, Appeals to principles

Page 64: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

50

merupakan premis atau klaim moral, dan Consequences merupakan

kesimpulan logika penalaran.

3. Analisis Semiotika

Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada

teks sajak. Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang

mempergunakan medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah

merupakan sistem semiotik atau ketandaan , yaitu sistem ketandaan yang

mempunyai arti.

Dalam lapangan semiotik, yang penting yaitu lapangan sistem tanda,

adalah pengertian tanda itu sendiri. Dalam pengertian tanda ada dua prinsip,

yaitu penanda (signifier) atau yang menandai, yang merupakan bentuk tanda,

dan petanda (signified) atau yang ditandai, yang merupakan arti tanda.

Berdasarkan hubungan antara penanda dan petanda, ada tiga jenis tanda pokok

yaitu ikon, indeks dan simbol. Hubungan antara ketiga tanda ini bersifat

arbitrer berdasarkan konvensi masyarakat. Sebuah sistem tanda yang

menggunakan lambang adalah bahasa.

Karya sastra merupakan sistem tanda yang berdasarkan konvensi sastra.

Karena sastra merupakan sistem tanda tingkat kedua. Dalam sastra konvensi

bahasa disesuaikan dengan konvensi sastra.dalam karya sastra kata-kata

ditentukan oleh konvensi sastra, sehingga timbul arti baru yaitu arti sastra.

Jadi arti sastra itu merupakan arti dari arti, untuk membedakan arti bahasa

sebagai sistem tanda tingkat pertamadsisebut meaning dan arti sastra disebut

makna (significance).

Page 65: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

51

Makna sajak bukan semata-mata arti bahasanya, melainkan arti bahasa dan

suasana, perasaan, intensitas arti, arti tambahan, daya liris, pengertian yang

timbul oleh konvensi sastra, misalnya tipografi, enjabement, sajak, barik sajak,

ulangan, dan lainnya lagi.

Makna sajak adalah arti yang timbul oleh bahasa yang disusun

berdasarkan struktur sastra menurut konvensinya, yaitu arti yang bukan

semata arti bahasa, melainkan berisi arti tambahan berdasarkan konvensisastra

yang bersangkutan. Memberi makna sajak berarti mencari tanda-tanda yang

memungkinkan timbulnya makna sajak, maka menganalisis sajak itu tidak lain

adalah memburu tanda-tanda, dikemukakan oleh Culler dalam The Pursuit of

Sign (1981).

Studi semiotik sastra adalah usaha untuk menganalisis sebuah sistem

tanda-tanda dan karena itu menentukan konvensi-konvensi apa yang

memungkinkan karya sastra mempunyai arti (Preminger, 1974: 981). Maka

dalam menganalisis sajak terutama dicari tanda-tanda yang lain yang

merupakan konvensi tambahan dalam puisi.

3.4 Uji Validitas

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen

bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 1995).

Menurut ahli lain juga validitas merupakan tingkat keandalah dan kesahihan

alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat

ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat

Page 66: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

52

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,

2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen

yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Beberapa teknik yang digunakan dalam uji validitas sebagai berikut:

1. Pendekatan Modus Operandi (MO)

Teknik ini dipinjam dari dunia detektif dalam menelusuri sebuah

kejadian. Seorang detektif akan sangat cermat datang di tempat kejadian

perkara (TKP), lalu berupaya menemukan siapa yang terlibat sebagai saksi

dan pelaku kejahatan. Dalam penelitian kualitatif, ada sejumlah ancaman

yang sejauh tertentu dapat dianganggap sebagai variabel yang harus di

control. Dalam metode MO peneliti menganggap ancaman itu sebagai

kejadian dan mencermatinya apa benar-benar terjadi dalam fenomena yang

sedang diteliti. Masalah utama dalam mengaplikasikan MO ini adalah

sulitnya mengidentifikasi penjelasan atau interpretasi alternatif yang

kemudian satu demi satu disingkirkan. Ini semua bermula dari kenyataan

bahwa segala penjelasan atau interpretasi alternative itu sangat bergantung

pada teori (theory-dependent) (Maxwell, 1996).

2. Triangulasi

Teknik ini merujuk pada pengumpulan informasi atau data dari

individu dan latar dengan menggunakan berbagai metode. Triangulasi juga

berfungsi untuk mengurangi bias dalam metode yang melekat pada sebuah

metode dan memudahkan melihat keluasan yang peneliti kemukakan.

Yang perlu dicermati adalah bahwa triangulasi tidak menjamin bebasnya

Page 67: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

53

ancaman terhadap validitas. Maka penelitian ini harus menghindari dua

hal: (1) jangan menggunakan metode yang memiliki bias yang sama, dan

(2) jangan menggunakan metode yang berbeda dengan tujuan untuk

mendukung kesimpulan anda (Alwasilah,1991). Triangulasi ini dicapai

dengan cara observasi, teori atau literatur, dan wawancara ahli.

Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek

keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng,

2004:330)

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda

(Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen.

Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga

dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu

triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti

terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam

triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam

triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan

dengan memanfaatkan sumber.

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

Page 68: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

54

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331).

Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai

berikut :

• Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

• Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

• Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

• Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.

• Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

3. Member checks

Ada masukan atau feedback yang sangat penting dan tinggi harganya,

yakni memasukan yang diberikan oleh individu yang menjadi responden

kita. Nampaknya ini teknik yang paling ampuh untuk: (1) menghindari

salah tafsir terhadap jawaban responden sewaktu di wawancara, (2)

menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden sewaktu di observasi,

dan (3) mengkonfirmasi perspektif emik responden terhadap suatu proses

yang sedang berlangsung. Perlu diingat bahwa apa yang dikatakan

responden belum tentu benar. Yang jelas adalah bahwa jawaban mereka

adalah bukti atau alat validitas kebenaran dari pernyataan yang peneliti

ungkapkan. Peneliti juga harus berbagi pengalaman penelitian dengan

Page 69: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

55

responden, sehingga responden dapat (1) menverifikasi bahwa peneliti

telah merefleksikan perspektif emik, (2) memberi tahu peneliti bagian

mana dari laporan penelitian yang mungkin menimbulkan masalah politik

atau etis manakala dipublikasikan, dan (3) membantu peneliti menemukan

interpretasi baru (Hammerskey & Atkinson, 1993; Maxwell, 1996; Guba

& Lincoln, 1989; Glesne & Peshkin, 1992).

Dari beberapa teknik untuk menguji validitas di atas, maka peneliti

menggunakan dua teknik dalam penelitian, yaitu teknik triangulasi dan teknik

mengecek ulang (member check).

3.5 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:29), objek penelitian adalah variabel

penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.

Sedangkan benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian

melekat dan yang dipermasalahkan disebut objek (Suharsimi Arikunto, 200:116).

Menurut Sugiono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah sebagai

berikut: “Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (2009:38). Berdasarkan

definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan

sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan

kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Page 70: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

56

Dari pengertian di atas, maka objek dari penelitian ini adalah Logo Seni Ilmu

Olahraga Beladiri Tarung Derajat

Logo Tarung Derajat

Berikut bagian-bagian dari Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat:

Tabel 3.1 Bagian-bagian Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat

No Nama Simbol

1 Kepalan Tangan

2 Tapal Kuda dan 5

kotak didalamnya

Page 71: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

57

3 Petir

4 Warna kuning

5 Warna Merah

6 Warna Hitam

Page 72: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

58

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Temuan Penelitian

4.1.1 Tarung Derajat

Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya

di bumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya

seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama

julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan

dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil

menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya di

dalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus berkelahi atau

bertarung dalam rangka berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidup,

menegakan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-

hari selaras dengan kodrat hidupnyanya.

Guru Haji Achmad Dradjat menciptakan dan melahirkan ilmu beladiri

secara alami, mandiri, dan tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang

terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan YME

dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan

hidup pribadi seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni

Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : "TARUNG DERAJAT"

Page 73: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

59

(Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat

kemanusiaan)

Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang

memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis

dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-

gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting

lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral,

antara lain yaitu : Kekuatan - Kecepatan - Ketepatan - Keberanian dan

Keuletan, yang melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem

Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan

menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk

digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan

Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu

menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan,

pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu

mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi

kemanusiaan.

Tarung Derajat itu adalah logika dan tindakan moral yang memanfaatkan

senyawa daya gerak otot, otak serta nurani berasal dan diperoleh dari proses

Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan

bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab

peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami

Page 74: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

60

sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang

garapan hidup yang ditekuni secara realistis dan rasional pada setiap tatanan

ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan

adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga

bernegara dan berketuhanan YME.

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam

bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras

untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan

imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup

yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan

konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi

dalam paduan Keberanian Moral.

4.1.2 Logo Tarung Derajat

Dalam Kamus Komunikasi yang disusun oleh Prof. Dr. Onong Uchyana

Effendy, MA. diperoleh pengertian, bahwa logo adalah : ”Huruf tunggal atau

gabungan huruf atau gambar yang dilukis secara khusus yang mengandung

makna tertentu sebagai lambang perusahaan, lembaga, badan, atau organisasi

lainnya (Effendy, 1989:210).

Logo sebagai identitas perusahan merupakan salah satu konsep

komunikasi perusahaan yang dapat dievaluasi maknanya, agar dapat diketahui

sampai seberapa besar pemirsa memperhatikan, memahami, dan menerima

pesan logo sebagai pesan nirverbal (nirverbal symbol).

Page 75: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

61

Melalui logo yang dapat peneliti kategorikan sebagai simbol, terdapat

pesan komunikasi sarat dengan makna, baik yang terlihat jelas maupun

tersembunyi, ide-ide dan pikiran yang terdapat di dalam logo. Secara

sederhana dapat peneliti katakan bahwa simbol tersebut mewakili pemikiran

tersembunyi yang hendak disampaikan oleh komunikator atau pembuat logo.

Demikian halnya dengan logo yang ditampilkan oleh Logo Seni Ilmu

Olahraga Beladiri Tarung Derajat. Logo berupa kepalan tangan dengan diapit

oleh petir di sisi kiri dan kananya serta tapal di belakang kepalan tangannya

yang mengandung makna tersendiri. Maka dari itu penulis mencoba untuk

menggali makna tersembunyi yang terkandung didalam logo tersebut melalui

sebuah penelitian.

Dalam menginterpretasikan logo tersebut, peneliti menggunakan kerangka

analisis semiotika Roland Barthes. Hal ini sesuai dengan identifikasi masalah

yang mempertanyakan tentang makna denotasi, konotasi, serta mitos yang

terkandung dalam Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat.

Untuk menemukan dan menjelaskan makna yang ada dalam Logo Seni

Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat tersebut, peneliti mengelompokkannya

menjadi beberapa pembahasan sebagai berikut:

• Memisahkan tanda-tanda dalam logo. Seperti gambar atau bentuk visual

dan warna. Dengan memisahkaan tanda-tanda yang terdapat dalam logo

tersebut memudahkan peneliti dalam menganalisis makna dan

Page 76: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

62

menafsirkan pesan dari masing-masing tanda tersebut. Dimana pada

masing-masing tanda tersebut terdapat pesan di dalamnya.

• Menganalisis tanda-tanda tersebut, dimana akan diuraikan berdasarkan

strukturnya, yaitu penanda dan petanda. Pada tingkat pemaknaan denotasi,

pesan dikategorikan sebagai penanda dan petanda sehingga dapat

dihasilkan makna literatur atau makna eksplisit.

• Kemudian pada langkah analisis selanjutnya, makna denotasi yang telah

diperoleh pada tahap pemaknaan pertama menjadi penanda pada tahap

dua. Dengan penanda tersebut dapat dilakukan tahap pemaknaan

konotatif. Dari sini dapat juga kita lihat titik konotasi dengan tujuan

menemukan suatu ideologi dalam merekonstruksi suatu sistem

signifikansi secara bertingkat sehingga terlihat keterkaitan antara tanda di

dalam bentuk visual logo.

• Mengungkap atau membongkar mitos pada tanda di dalam teks dan

bentuk visual logo dan slogan yang diteliti.

Berdasarkan data yang diperoleh dan melihat dari logo yang ditampilkan,

ada beberapa tanda yang terdapat dalam logo tersebut. Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat memiliki lambang perguruan yang menjadi simbol

utama Tarung Derajat yang disebut juga PRIBADI MANDIRI.

Page 77: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

63

Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat yaitu logo yang berdiri

bebas yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi

memiliki asosiasi langsung dengan nama, produk atau wilayah aktifitasnya.

Hal ini dapat kita lihat dari tanda-tanda yang terdapat didalamnya, yaitu:

• Gambar yang berbentuk Kepalan Tangan Dua Buah Lingkaran. Bentuk

visualnya ditunjukkan pada bagian tengah logo depan Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat.

• Lingkaran tebal ¾ Lima rongga putih dalam tapal. Bentuk visualnya

ditunjukkan pada bagian belakang kepalan tangan Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat.

• Gambar yang berbentuk petir. Bentuk visualnya ditunjukkan pada kedua

sisi Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat.

Page 78: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

64

• Warna kuning, hitam, dan merah. Dalam Logo Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat warna yang digunakan adalah warna kuning,

hitam, dan merah.

4.2 Analisis

4.2.1 Semiologi Logo Tarung Derajat

Roland Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan pertandaan,

yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang

menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna

eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang

menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna

yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti.

Kemudian ranah penting lainnya yang tidak bisa dilepaskan adalah mitos.

Menurut Molinowski, mitos adalah ”suatu pertanyaan purba tentang realitas yang

lebih relevan”. Dalam nada yang sama, Langer menilai bahwa mitos sebagai

”pandangan yang serius jauh ke muka tentang kebenaran yang paling mendasar.”

Sementara dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi,

yang disebutnya mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan

pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.

Barthes berbicara tentang konotasi sebagai suatu ekspresi budaya. Dan

Page 79: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

65

mewujudkan dirinya dalam bentuk yang bermacam-macam. Salah satu bentuk

itulah yang menjadi mitos dalam kehidupan bermasyarakat.

4.2.2 Analis Denotasi dan Konotasi

Makna denotatif bersifat langsung, yaitu khusus yang terdapat dalam sebuah

tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah petanda

(Berger,2000b:55). Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna

konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif (Keraf, 1994:29). Makna

konotatif, seperti itu disinggung, adalah suatu jenis makna yang mana stimulus

respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotstif sebuat kata

dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan, yaitu tekstual dan lingkungan

budaya (Sumardjo & Saini,1994:126).

Berikut makna denotasi dan konotasi yang terdapat di dalam logo Seni Ilmu

Olahraga Beladiri Tarung Derajat :

Tabel 4.1 Denotasi dan Konotasi logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat

No Nama Denotasi Konotasi

1. Kepalan Tangan

1. Kepalan Tangan

2. Dua Buah Lingkaran

1. Kepalan tangan adalah

lambang gerakan-

gerakan bela diri.

2. Dua buah lingkaran

bermakna bahwa

Page 80: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

66

3. Tangan Memukul ke Depan

4. Warna Kuning

gerakan-gerakan

Tarung Derajat

didasarkan pada

kemampuan otok dan

otak.

3. Tangan memukul ke

depan melambangkan

bahwa tarung derajat

senantiasa menuju ke

masa depan yang

lebih baik.

4. Warna kuning adalah

simbol angin.

2. Tapal Kuda dan 5

kotak didalamnya

1. Lingkaran tebal 3/4

2. Lima rongga putih dalam

tapal

1. Lingkaran tebal 3/4

ini melambangkan

wadah/ tempat untuk

pembinaan diri.

2. Lima kotak putih

melambangkan

Penggodokan/pembin

aan yang dilakukan

Page 81: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

67

3. Warna hitam

4. Warna Putih

berdasarkan atas lima

unsur daya gerak

yaitu kekuatan,

kecepatan, ketepatan,

keberanian dan

keuletan.

3. Warna hitam adalah

simbol tanah. Lima

unsur tersebut

disimpulkan oleh lima

kotak putih.

4. warna putih adalah

lambang air.

3. Petir

1. Petir

2. Warna merah

1. Petir melambangkan

suatu cita-cita yang

luhur serta tekad yang

membara didukung

oleh semangat yang

tinggi.

2. Warna merah adalah

simbol api.

Page 82: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

68

Logo ini mengingatkan kepada super hero yang bernama flash. logo ini jika

dilihat sekilas mungkin berkaitan dengan super hero yang bernama flash atau

bicara tentang olah raga yang berkaitan dengan tapal kuda. Tangan memegang

kilat itu akan menghubungkan pengetahuan kita kepada gambar tangan

memegang kilat seperti zeus, bicara kekuasaan, keagungan, dan hal yang tinggi-

tinggi. Disitu juga ada seperti gambar tapal kuda, ini bisa dikaitkan dengan sifat-

sifat kuda seperti bekerja keras, kekuatan, mobil bergerak 1000 tenaga kuda.

Temuan denotasi seperti pada tabel di atas memiliki pemaknaan bermacam-

macam. Pemaknaan tersebut dijelaskan dalam konotasi. Pertama adalah kepalan

tangan yang berwarna kuning ke arah depan. Lambang kepalan tangan ini

merupakan gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna memiliki arti

gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak.

Tangan memukul ke arah depan merupakan lambang tarung derajat senantiasa

menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin yang

mengartikan kekuatan. Kedua adalah Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan

lima kotak putih. Lambang Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak

putih atau yang lebih terlihat seperti tapal kuda ini mengandung makna berupa

wadah atau tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah.

Penggodokan atau pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya

gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur

tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah

Page 83: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

69

lambang air yang mengandung arti hati nurani dan cita-cita yang luhur. Ketiga

adalah Sepasang kilat warna merah. Sepasang kilat warna merah melambangkan

suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat

yang tinggi. Warna merah adalah simbol api yang mengartikan keberanian.

4.2.3 Mitologi Logo Tarung Derajat

Perspektif Barthes tentang mitos ini menjadi salah satu ciri khas semiologinya

sekaligus juga membuka ranah baru dalam analisis semiotik, yakni penggalian

lebih jauh dari penandaan untuk mencapai mitos yang bekerja dalam realitas

keseharian masyarakat. Dalam bentuk praktisnya, Barthes mencoba membongkar

mitos-mitos modern masyarakat melalui berbagai kajian kebudayaannya, seperti

fotografi, fashion, musik, film, pertunjukkan, bahkan olahraga dan makanan

(Kurniawan, 2001:23).

Barthes dalam bukunya Mythologies, menekankan tugas penting para ahli

semiotik untuk membuat demitifikasi atas apa yang terkatakan dan tak terkatakan

dalam representasi budaya populer. Ini dilakukan dengan menyingkap bias mitos

yang diciptakan atau diperkuat ketika subjek kebudayaan itu sendiri mengenakan

bentuk tekstual sistem-sistem tanda dan kode-kode. Seperti diutarakan Barthes,

kebenaran mitos mencirikan “apa-yang-berlangsung-tanpa-perkataan”. Logika

kultural yang dikembangkan lewat mitologi berupaya mereduksi pelbagai

perbedaan tafsir dan membatasi kelimpah-ruahan makna. Mitologi menghidupkan

realitas, menerjemahkan dan menaturalisasikannya bagi kita, dengan

Page 84: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

70

menyuntikkan taraf-taraf signifikansi ideologis terhadap realitas itu (Trifonas,

2003:7-9).

Mitos adalah kebutuhan manusia. Itulah sebabnya mitos dieksploitasi sebagai

media komunikasi, sebagaimana juga dikatakan Roland Barthes dalam bukunya

Mythologies (1993). Dalam buku tersebut ia mengatakan bahwa sebagai bentuk

simbol dalam komunikasi, mitos bukan hanya diciptakan dalam bentuk diskursus

tertulis, melainkan sebagai produk sinema, fotografi, advertensi, olah raga, dan

televisi. Dikatakan oleh Roland Barthes mitos pun diciptakan dalam olahraga.

Seperti halnya dalam olahraga beladiri Tarung Derajat. Logo Seni Ilmu Olahraga

Beladiri Tarung Derajat memiliki mitos yang tersembunyi.

Seperti yang digambarkan dalam logo Tarung Derajat ini. Pertama dilihat dari

warna hitam, warna merah, dan warna kuning yang terdapat di dalam logo. Warna

merah itu action, mencerminkan kemarahan, keberanian. Warna merah juga dapat

menimbulkan kesan bahwa gambar halilintar ada di kepalan tangan, dan di

kepalan tangan ada dua lingkaran. Kebiasaan ini yang peneliti mengetahui bahwa

ini melambangkan semacam salah satu bentuk kekerasan.

Melihat tangan yang mengepal bisa dikaitkan dengan unsur kekerasan, karena

mengepal menunjukkan aksi, menonjok dan sebagainya. Mulai dari bulatan dua

yang ada di kepalan tangan yang merupakan satu kesatuan, kekerasan itu muncul

karena menandakan bahwa beladiri ini akan melalui suatu proses latihan push up

secara terus-terusan yang menyebabkan timbul bekas dua tonjolan atau ketika

memukul samsak. Dua bulatan ini posisinya lebih depan dan lebih keras, sehingga

Page 85: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

71

disamping push up dan suka memukul dalam proses latihan, maka yang kemudian

dapat dilihat kepalan kemudian ada tonjolan dua bahwa itu mengesankan

semacam bentuk kekerasan, tetapi kekerasan yang dapat dikatakan sebagai

sistemisasi bahwa kekerasan itu bisa dengan lambang tangan seperti ini bisa

kekerasan itu menakutkan.

Pertama Maskulinitas muncul dari paduan merah dan hitam selain warna

kuning dalam logo ini memang sudah menggambarkan maskulinitas, walaupun

kesan ini dapat terbantahkan, tapi jika peneliti memposisikan sebagai laki-laki

sudah bisa terwakili oleh semua. Melihat nama boxer atau tarung derajat ada

tarung dan ada boxer itu sudah ada jarak secara psikologis. Kalau dunia ini adalah

dunia yang penuh kekerasan kalaupun ada sebagian wanita yang masuk ikuti ke

dalam beladiri ini mungkin juga punya jiwa maskulinitas. Kedua dari pengamatan

ini menandakan bahwa gambar ¾ lingkaran warna hitam dengan lima kotak putih

ini seperti sepatu kuda (tapal kuda), ini merupakan alat untuk melindungi kaki,

tapi kaki kuda, kaki kuda itu identik dengan tendangan. Tapal kuda bisa

mencerminkan maskulinitas karena kuda berbicara kejantanan, jenis tangan yang

kaku. Tendangan kuda ini representasi dari sebuah gerakan atau semacam

gerakan-gerakan kaki atau tendangan, dan tendangan itu selalu identik dengan

kaki, kaki yang menendang itu identik dengan laki-laki. Tetapi warna kuning

memiliki kesan lembut, ada warna soft dan mungkin karena bukan tanpa

pertimbangan, mungkin lihat lagi di AD/RT ada makna lambang-lambang kenapa

pilih kuning, tapi kalau kemudian kuning ini ada dari segi tinjauan-tinjauan

Page 86: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

72

sekilas ini hanya untuk memadukan komposisi warna saja, bahwa kuning ini ada

merah ada hitam akan masuk sebagaimana warna hitam dan merah itu merupakan

kombinasi yang sesuai. Bahwa halilintar bisa digambarkan tidak seperti ini

misalnya blur atau memakai gradasi, tapi ini digambarkan berbentuk sudut yang

tajam, itu memberikan semacam ketegasan bahwa halilintar ini diikat atau

dibatasi dengan sesuatu yang tegas atau batas. Katakanlah ini merupakan percikan

api, kalau dikaitkan dengan dunia laki-laki disini digambarkan bahwa laki-laki itu

walaupun mengeluarkan semacam gerakan, kemudian gerakan itu dilukiskan

pukulan atau tendangan, pukulan ini tangan dan tapal kuda ini kaki, ini

menggambarkan perpaduan adalah bahwa kaki memiliki tendangan yang

menggelegar dan jika tangan, bertangan besar menggelegar seperti halilintar, jadi

itu mulukiskan kekuatan, dan kekuatan itu selalu hadir identik dengan laki-laki.

Disini sebenarnya ada semacam bahasa tubuh, ini merupakan gambaran bagian-

bagian tubuh walaupun tidak langsung menggambarkan tubuh. Jadi intinya bahwa

beladiri ini diwakili oleh tangan dan kaki, dan kaki ini ditandai dengan tapal kuda

ini. Sebagaimana sebuat teks atau tulisan sebetulnya ketika lambang ini sudah

dipublikasikan semua masyarakat bebas untuk menilai apa saja, pembuat logo

tidak bisa (penolakan), karena bebas untuk menafsirkan sesuai apa yang

masyarakat ketahui.

Aturan umum yang tidak tertulis yang mengatakan bahwa laki-laki sejati

pantang untuk menangis, harus tampak tegar, kuat, pemberani, garang serta

berotot. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa laki-laki harus menjadi figur

Page 87: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

73

pelindung atau pengayom ataupun yang mengatakan bahwa laki-laki akan sangat

laki-laki apabila identik dengan rokok, alkohol dan kekerasan (Donaldson, 1993:

1).

Melihat asal usul terbentuknya Tarung Derajat dimulai dengan kesan

kekerasan atau pertarungan antar geng. Dari bentuk lambang dapat memiliki

makna ketika dikonvensikan, konvensi yang tidak eksplisit atau konvensi yang

tidak tertulis. Sering kali dapat di gambarkan berupa bentuk pukulan, atau juga

bentuk kekerasan. Bahwa kekerasan dalam olah raga ini sebenarnya ada bentuk

atau lambang-lambang kekerasan (dalam pengertian netral) bukan kekerasan

untuk mukul bahwa ini sebuah senjata tangan kosong, di tangan ini ada lambang

merah berarti halilintar berarti gledek, berarti menggelegar, kalau di pukul berarti

sama dengan pukulan gledek. Kemudian lingkaran ¾ warna hitam dengan lima

kotak putih di dalamnya atu tapal kuda, tapal kuda ini bersifat maskulinitas jika

dapat dilihat dari iklan-iklan rokok Marlboro maka yang akan muncul maskulin

dengan penggambaran melalui tambang, topi koboy, kuda. Kuda itu jika berlari

selalu menggunakan tapal kuda, secara tidak langsung bahwa disana ada celana

jeans, tambang, tapal kuda, dan kayu, semua biasanya diasosiasikan dengan dunia

laki-laki. Artinya lambang maskulinitas itu bisa muncul meskipun kuda betina

juga memakai tapal kuda.

Kesan maskulinitas ini bisa muncul dari bentuk tangan yang kaku dan kotak,

dan di kedua petir yang memiliki sisi-sisi tajam. Coba jika melihat majalah

femina, dari segi huruf harus mengesankan feminisme, kesan feminisme nya

Page 88: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

74

harus muncul, jarang misalnya logo-logo itu muncul dengan keras, jadi pilihan

huruf, warna huruf, kenapa harus warna pink. Itu merupakan kesepakatan-

kesepakatan tidak tertulis.

Sebenarnya ada dua yang mencerminkan maskulinitas, yang pertama adalah

dua lingkaran di tangan dan yang kedua adalah tapal kuda. Jadi lingkaran ini tidak

dapat dipecah dan merupakan satu kesatuan dengan tangan warna kuning.

Persepsi merupakan inti komunikasi, dan inti persepsi itu sendiri adalah

interpretasi. Aku ramah bukan berarti takut, aku tunduk bukan berarti takluk,

tetapi filosofi ini tidak keluar dalam logo ini. Ini terkesan menyerang bukan

bertahan, tetapi di sini tidak ada gambar perisai. Ketika tangan lawan sudah

tertangkap maka lawan akan mati dan tidak bisa berbuat apa-apa. Perpaduan 3

lambang (kepalan tangan, petir, dan tapal kuda), itu semua menunjukkan

kekerasan.

Semua menganggap gambar lingkaran ¾ berwarna hitam ini adalah tapal

kuda, tapi ini di modifikasi. Disini terjadi benturan, ini merupakan sepatu, yang

berfungsi menahan benturan, dengan demikian dapat mengkonotasikan ini

merupakan perisai secara tidak langsung, perisai untuk melindungi kuku-kuku

kuda. Tapi ini tidak dapat menggambarkan perisai seperti tameng secara

langsung, ini lebih menggambarkan menyerang, tapi perisai yang diciptakan oleh

gerakan itu sendiri, dalam kata lain dia (kuda) melangkah, berlari, melompat. Dari

melompat itu harus menempel ke jalan, dan tempelan ini yang akan menyebabkan

kekuatan.

Page 89: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

75

Perempuan juga bisa masuk ke dunia bela diri, perempuan ingin menunjukkan

kekuatan untuk akrab dengan dunia bela diri, karena sebagian perempuan dari

kepribadiannya yang keras sehingga bisa masuk kedunia seperti ini. Kalaupun ini

dianggap dunia maskulinitas, bahwa wanita bisa bersikap dan berperilaku

sebagaimana laki-laki, karena tidak ada larangan untuk mereka.

Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap logo ini, muncul beberapa sifat

maskulinitas yang dikemukakan oleh Beynon (Nasir, 2007). Pertama No Sissy

Stuff: seorang laki-laki sejati harus menghindari perilaku atau karakteristik yang

berasosiasi dengan perempuan. Kedua Be a Sturdy Oak: kelelakian membutuhkan

rasionalitas, kekuatan, dan kemandirian. Seorang laki-laki harus tetap bertindak

kalem dalam berbagai situasi, tidak menunjukkan emosi, dan tidak memunjukkan

kelemahannya. Ketiga Give em Hell: Laki-laki harus mempunyai aura keberanian

dan agresi, serta harus mampu mengambil risiko walaupun alasan dan rasa takut

menginginkan sebaliknya. Keempat adalah sifat kelaki-lakian yang macho,

kekerasan, dan hooliganism.

Page 90: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

76

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melalui serangkaian pembahasan yang mendalam mengenai

representasi maskulinitas pada Logo Seni Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat,

maka peneliti akan menarik kesimpulan berdasarkan identifikasi yang telah

dijelaskan pada bab pertama, yakni sebagai berikut:

1. Makna Denotasi yang terdapat dalam Logo Tarung Derajat dilihat dari

Kepalan tangan yang berwarna kuning ke arah depan. Lambang kepalan

tangan ini merupakan gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran

bermakna memiliki arti gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada

kemampuan otot dan otak.

2. Makna Konotasi yang terdapat dalam Logo Tarung Derajat dilihat dari

Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih. Lambang

Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih atau yang lebih

terlihat seperti tapal kuda ini mengandung makna berupa wadah atau tempat

untuk pembinaan diri. Penggodokan atau pembinaan yang dilakukan

berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan,

keberanian dan keuletan. Sepasang kilat warna merah melambangkan suatu

cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang

tinggi.

Page 91: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

77

3. Kemudian aspek mitos, yang terdapat di dalam gambar Logo Tarung Derajat

ini maskulinitas muncul dari warna logo, gambar kepalan tangan, tapal kuda,

dan petir. Semua gambar yang terdapat dalam Logo Tarung Derajat ini

melambangkan kekerasan. Tetapi, setelah melakukan penelitian ini, dapat

disimpulkan maskulinitas tidak selalu identik dengan kekerasan, tetapi muncul

hal yang baru seperti kelembutan yang dapat dilihat dari 5 aspek kekuatan,

kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis mengenai Representasi Maskulinitas Logo Seni

Ilmu Olahraga Beladiri Tarung Derajat, paka peneliti dapat memberikan saran

serta masukan-masukan yang ditujukan untuk Tarung Derajat, yakni sebagai

berikut:

1) Agar elemen desain dalam logo Tarung Derajat tetap dipertahankan karena

menempati posisi yang tidak kalah penting, mengingat logo bisa merupakan

simbol yang membawa nilai emosional tertentu, karena pada bentuk atau rupa

logo mempunyai muatan pesan dan kesan yang kasat mata.

2) Agar pemakaian elemen desain seperti warna telah baik sehingga dapat

menyandang citra yang diinginkan dan menunjukkan keadaan sebenarnya.

3) Peneliti menyarankan agar penelitian mengenai makna yang terkandung

dalam logo Tarung Derajat ini diteliti dan dilanjutkan. Karena makna yang

terkandung didalamnya perlu digali lebih dalam dan membutuhkan penelitian

lebih lanjut.

Page 92: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya

Moleong, Lexy, J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Effendy, Onong Uchjana. 1989, Kamus Komunikasi. Bandung: CV Mandar Maju

Cangara, H. Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi: Theories of

Human Communication. Jakarta: Salemba Humanika

Cresswell. John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research. London: SAGE

Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media: Suatu pengantar Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya

Sobru, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra

Kurniawan. 2001. Semiologi Roland Barthes. Magelang: Yayasan Indonesiatera

Page 93: PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.12.80.07165.pdfUPT PERPUSTAKAAN UNISBA . REPRESENTASI MASKULINITAS LOGO SENI ILMU OLAHRAGA BELADIRI TARUNG DERAJAT

Alwasilah, A. Chaedar. 2002. Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya

Miles, M.B. dan Hur,am A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIPress

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT.Citra Aditya bakri

Al-Bahra bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Renzetti, Claire M. & Curran, Daniel J. 1989. Woman, Men, and Society: The

Sociology og Gender. Boston: Allyn and Bacon

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra

Kusrianto, Adi. 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV.

Andi Offset

Darmaprawira, Sulaswi.2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya.

Bandung: ITB

Sumber lain

http://anaksastra.blogspot.com/2009/05/analisis-semiotik.html

http://www.ahlidesain.com/semiotika-dalam-desain-komunikasi-visual.html

http://www.tarungderajat-aaboxer.com