peringatan - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files/07-1572_fulltext.pdfbprs berkah amal...
TRANSCRIPT
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
TINJAUAN TERHADAP METODE ANALISIS BPRS BERKAH AMAL
SALMAN DALAM UPAYA MEMENUHI PERMOHONAN PEMBIAYAAN
BAGI PARA NASABAH DENGAN AKAD MURABAHAH
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam Pada
Fakultas Syari’ah Program Studi Keuangan Perbankan Syari’ah
Oleh
Usep Ginanjar
11010205037
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2007 M / 1427 H
ii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh tim penguji skripsi pada hari Sabtu, tanggal 26
Mei 2007, dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana (S1) pada Fakultas Syari’ah Program Studi Keuangan dan Perbankan Syari’ah
Universitas Islam Bandung.
Bandung , 26 Mei 2007 M___ 9 Jumadil Ula 1428 H
PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Ketua Sekretaris
(H.M. Zainuddin, Drs.,Lc.,Dipl.,MH) (Ismail Maisaroh, Drs.,MH)
TIM PENGUJI
1. H.M. Zainuddin, Drs.,Lc.,Dipl.,MH ____________________________
2. Abdurrahman, Drs _____________________________
3. Eva Fauziah, Dra., M. Ag _____________________________
iii
Ketua Jurusan Keuangan Dekan Fakultas Syari’ah
Dan Perbankan Syari’ah
( Ismail Maisaroh, Drs, MH ) ( H.M. Zainuddin, Drs, Lc. MH )
iii
MOTTO
“Dan Allah SWT menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan laki-laki dan perempuan mengandung
dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak
dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam kitab (Lauhul Mahfuzh).
Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Al-Faathir : 11)
Kupersembahkan kepada:
Ayahanda, Ibunda dan seluruh keluargaku tercinta, yang selalu mendo’akanku
menasehatiku dan khususnya calon istriku tersayang, yang selalu menyayangiku dan
memberikan dorongan untuk selalu berusaha dan berdo’a. Dan seluruh my best frends
di PM GONTOR dan UNISBA yang tercinta, yang selalu mendukungku dan
membantuku jazaakumullah khairan katsiran.
iv
ABSTRAK Usep Ginanjar, Npm : 11010205037 “ Tinjauan Terhadap Metode Analisis
BPRS BERKAH AMAL SALMAN Dalam Upaya Memenuhi Permohonan
Pembiayaan Bagi Para Nasabah Dengan Akad Murabahah ”.
Salah satu bentuk penyediaan jasa keuangan pada Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah adalah pembiayaan, di antara produk pembiayaan tersebut salah satunya adalah pembiayaan Murabahah, produk ini banyak diminati oleh nasabah dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Dan peran serta Bank tersebut adalah pengembangan ekonomi masyarakat pengusaha menengah ke bawah pada umumya dan khususnya masyarakat kecil. Mengingat dana yang ada pada Bank adalah milik umat, maka Bank dalam melakukan analisis pembiayaan terhadap para nasabahnya dengan sebaik-baiknya. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis bagaimana efektivitas metode analisis BPRS Berkah Amal Salman dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah serta apa faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan metode analisis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas metode analisis yang digunakan BPRS Berkah Amal Salman dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah serta apa faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan analisis.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus, yaitu mendeskripsikan suatu satuan analisis secara utuh sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara memaparkan keadaan perusahaan, terutama yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas, kemudian di analisis dan ditarik suatu kesimpulan. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa metode analisis yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN efektif dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah. Yaitu dengan menggunakan analisis 5C dan perlu ditambah dengan 1C, yaitu Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha. faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan metode analisis oleh BPRS Berkah Amal Salman dalam memenuhi permintaan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah tidak terlepas dari dua faktor tersebut, karena merupakan ukuran terhadap keberhasilan BPRS. Adapun faktor pendukungnya adalah performance, kesungguhan karyawan untuk membantu meningkatkan perekonomian umat melalui pemberian pinjuaman modal. Dan faktor penghambat dalam melakukan analisa adalah kurangnya keseimbangan antara tenaga analisa dengan kejujuran debitur yang akan diteliti, sehingga pihak BPRS terkadang mengandalkan data yang ditulis oleh debitur dalam formulir permohonan pembiayaan. Kekurangan tenaga kerja ini akan membuka kesempatan terjadinya memanipulasi data, oleh karena itu penambahan karyawan sangat diperlukan dalam rangka mengefektifkan analisa kerja itu sendiri.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Al-hamdulillah kia panjatkan puji serta syukur kita kepada Allah SWT,
yang telah memberikan nikmatt, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “ Tinjauan Terhadap
Metode Analisis Bprs Berkah Amal Salman Dalam Upaya Memenuhi Permohonan
Pembiayaan Bagi Para Nasabah Dengan Akad Murabahah”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangannya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini bisa
memberikan manfaat di kemudian hari, bagi penulis khususnya maupun bagi
pembaca yang budiman pada umumnya.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis ucapkan banyak terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Kedua orang tuaku : Bapak Nana Sumirat dan Ibu Atikah yang tersayang,
yang selalu mendo’akan dan memberikan nasihat yang berharga kepada
penulis, sampai terwujudnya keinginan dan cita-citaku.
2. Kakak-kakakku : Teh Ai, Aa Iyan, Teh Iis, Aa Alex, Teh Ani dan adikku
Elis, yang selalu memberikan semangat dan doanya kepada penulis.
vi
3. Calon pendampingku : Rika Supartika S. Hum yang cantik, sholihah, setia,
mendoakan, memotivasi dan membantu dalam berbagai hal, sehingga
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. H. E. Saifullah, selaku Rektor Universitas Islam Bandung
(UNISBA).
5. Bapak H. M. Zainuddin Drs, Lc, Dipl, MH. Selaku Dekan Fakultas
Syari’ah.
6. Bapak Ismail Maisaroh, Drs, MH. Selaku Ketua Jurusan Muammalat
Program Studi Keuangan Dan Perbankan Syari’ah.
7. Bapak Hady Sutjipto, SE, M. Si selaku pembimbing I yang selalu
memotivasi dan memberikan arahan selama penyusunan skripsi kepada
penulis.
8. Bapak Zaini Abdul Malik, S. Ag, selaku pembimbing II yang selalu
memotivasi dan memberikan nasihat selama penyusunan skripsi kepada
penulis.
9. Seluruh Staff Fakultas Syari’ah dan seluruh Dosen-dosen UNISBA yang
telah membantu dalam menyelasaikan skripsi ini.
10. Bapak Asep Suwarna, A. Md. Selaku Direktur Utama PT. BPRS BERKAH
AMAL SALMAN, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam melakukan penelitian.
11. Semua staff karyawan BPRS BERKAH AMAL SALMAN yang selalu
memberikan bantuan dalm menyediakan data-data yang berharga.
vii
12. Dan untuk semua mahasiswa UNISBA yang tercinta, khususnya Fakultas
Syari’ah, Jurusan Keuangan dan Perbankan yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu namanya.
13. Para guru-guru Pondok Modern Gontor yang telah memberikan ilmu dan
Pendidikan yang sangat berharga kepada penulis.
14. Teman-teman IKPM (Ikatan Keluarga Pondok Modern) Bandung yang
selalu memberikan semangat kepada penulis.
15. Semua Wali Santri Konsulat priangan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu namanya.
16. Semua Santri Pondok Modern Gontor Yang tercinta.
Mudah-mudahan segala kebaikan dan dukungan yang diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Akhir kalam dengan segala kerendahan hati penulis berharap, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Demi
kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca yang budiman.
Bandung, April 2007
Penulis
ix
TINJAUAN TERHADAP METODE ANALISIS BPRS BERKAH AMAL SALMAN
DALAM UPAYA MEMENUHI PERMOHONAN PEMBIAYAAN BAGI PARA
NASABAH DENGAN AKAD MURABAHAH
Oleh
Usep Ginanjar
11010205037
MENYETUJUI :
Pembimbing I Pembimbing II
( Hady Sucipto, SE, M.Si ) ( Zaini Abdul Malik, S. Ag )
MENGETAHUI :
Ketua Jurusan Keuangan Dekan Fakultas Syari’ah
Dan Perbankan Syari’ah
( Ismail Maisaroh, Drs, MH ) ( H.M. Zainuddin, Drs, Lc. MH )
xi
PEDOMAN WAWANCARA
Kepada Pihak BPRS BERKAH AMAL SALMAN
1. Bagaimana metode analisis yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL
SALMAN dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan?
2. Apa yang dititik beratkan BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam merealisasi
pembiayaan?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dilaksanakannya analisa pembiayaan
yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN ?
4. Apa persyaratan-persyaratan dalam mengajukan pembiayaan?
5. Bagaimana prosedur pembiayaan di BPRS BERKAH AMAL SALMAN?
6. Bagaimana proses pengumpulan data yang dilakukan oleh BPRS mengenai
karakter nasabah?
7. Apakah ada jaminan dalam setiap pembiayaan?
8. Usaha apa saja yang dilakukan oleh BPRS agar pinjaman tersebut berjalan lancar?
Kepada Nasabah
1. Sudah berapa lama anda menjadi nasabah BPRS BERKAH AMAL SALMAN?
2. Berapa kali anda meminjam dana di BPRS BERKAH AMAL SALMAN?
3. Apa saja yang menjadi ciri khas BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam
pelayanan terhadap masyarakat/nasabah?
4. Bagaimana pelayanan BPRS kepada nasabah dalam hal pembiayaan?
5. Kesulitan-kesulitan apa saja yang anda alami ketika mengajukan pembiayaan?
6. Bagaimana anda membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh BPRS?
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN………………………………………………………………………. i
PENGESAHAN…………………………………………………………….................. ii
MOTTO……………………………………………………………………………….. iii
ABSTRAK……………………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..…… xi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….…… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………. 6
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………. 6
D. Kerangka pemikiran………………………………………………………. 7
E. Metodologi Penelitian…………………………………………………….. 12
F. Sistematika Pembahasan………………………………………………….. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Lembaga Keuangan……………………………………………… 15
B. Definisi Bank……………………………………………………………… 17
C. Jenis-jenis Bank…………………………………………………………… 19
D. Pengertian, Fungsi dan Peranan BPRS…………………………………… 22
E. Sistem Pembiayaan Bank Syari’ah………………………………………. 25
ix
F. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)..…………… 28
G. Azas-azas atau Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit……………………….. 32
H. Tahap-Tahap Pemberian Kredit…………………………………………. 35
I. Hasil Penelitian Sebelumnya…………………………………………….. 39
BAB III GAMBARAN UMUM BPRS BERKAH AMAL SALMAN
A. Sejarah Perusahaan……………………………………………………….. 41
B. Visi dan Misi BPRS BERKAH AMAL SALMAN……………………… 45
C. Struktur Organisasi BPRS BERKAH AMAL SALMAN……………….. 46
D. Formasi Karyawan……………………………………………………….. 47
E. Produk-Produk BPRS BERKAH AMAL SALMAN…………………… 59
F. Lingkungan Kerja BPRS BERKAH AMAL SALMAN………………… 70
G. Sarana Penunjang Operasional…………………………………………... 71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Efektivitas Metode Analisis BPRS BEKAH AMAL SALMAN
Dalam Memenuhi Permohonan Pembiayaan Para Nasabah Dengan
Akad Murabahah…………………………………………………………. 73
a. Prinsip-Prinsip Analisis Pembiayaan………………………………… 73
b. Persiapan Analisa Pembiayaan………………………………………. 75
c. Analisa Aspek Pembiayaan………………………………………….. 77
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Melaksanakan Metode
Analisis…………………………………………………………………… 88
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………… 92
B. Saran………………………………………………………………………. 93
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 95
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Nasabah PT. BPRS SALMAN………………………………….. 5
Tabel 3.1 Daftar Nama Pemegang Saham PT. BPRS SALMAN………………….. 44
Tabel 3.2 Jumlah Nasabah PT. BPRS SALMAN………………………………….. 70
Tabel 3.3 Sarana Dan Prasarana PT. BPRS SALMAN…………………………….. 71
Tabel 4.1 Angsuran Murabahah (Jual Beli)………………………………………… 80
Tabel 4.2 Penilaian Agunan (jaminan)……………………………………………... 86
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Pendanaan Deposito Berjangka Wadi’ah………………………… 63
Gambar 2. Skema Pendanaan Deposito Berjangka Mudharabah……………………. 64
Gambar 3. Skema Pembiayaan Al-Mudharabah…………………………………….. 66
Gambar 4. Skema Pembiayaan Al-Murabahah……………………………………… 67
Gambar 5. Skema Pembiayaan Al-Musyarakah…………………………………….. 69
Gambar 6. Skema Proses Alur Pembiayaan Murabahah……………………………... 82
Gambar 7. Skema Pembiayaan Al-Murabahah………………………………………. 84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Munculnya lembaga keuangan syari’ah di Indonesia yang sangat
fenomenal, telah memicu lahirnya diskusi serius mengenai aspek-aspek yang
terkait di dalamnya. Topik diskusi yang muncul berkisar antara produk atau jasa
yang ditawarkan, pada manajemen lembaga, sampai kepada pola akuntansinya.
(Muhammad, 2000:vi). Khusus di Indonesia, pada awal tahun sembilan-puluhan,
keadaan telah menunjukkan perubahan yang lebih baik, yakni Perkembangan
sistem ekonomi dan bisnis berlandaskan syari’ah telah menunjukkan
kecenderungan yang cukup menggembirakan, dengan banyak berdirinya Bank-
Bank Syari’ah seperti; Bank Muammalat, Bank Syari’ah Mandiri dan Bank-bank
Islam lainnya. Menurut data BI akhir tahun 2005, jumlahnya 3 Bank Umum
Syari’ah (BUS), 19 Unit Usaha Syari’ah (UUS) dan 92 Bank Perkreditan Rakyat
Syari’ah (BPRS) baik dalam bentuk Islamic Commercial Banking maupun dalam
bentuk Islamic Banking Unit. Sehingga pola bisnis yang diterapkan dimasa-masa
yang akan datang dimungkinkan lebih mengarah pada penerapan etika bisnis yang
pernah terjadi dimasa Rasulullah SAW.
Dalam tradisi Islam, seluruh etika yang dijadikan kerangka bisnis,
dibangun atas dasar syari’ah. Syari’ah merupakan pedoman yang digunakan umat
Islam untuk berperilaku dalam segala aspek kehidupan. Bagi umat Islam, kegiatan
bisnis (termasuk bisnis perbankan) tidak akan pernah terlepas dari ikatan etika
2
syari’ah. Oleh karena itu, bukan hal yang berlebihan, bila misalnya, Bank Islam
beroperasi berdasarkan pada nilai etika syari’ah. (Muhammad, 2000:1).
Bank umum (konvensional) adalah Bank yang dalam pengumpulan
dananya, terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito, dalam
usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek, dengan sistem bunga.
(Pandji Anoraga, 2000:272).
Sedangkan Bank Islam adalah Bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syari’ah Islam, yang tata cara beroperasinya mengacu kepada
ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist, khususnya yang menyangkut tata
cara bermu’amalat secara Islami, yang menjauhi praktek-praktek riba serta
mengisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan. (Engkos Sadrah, 2004:166).
Peraturan pemerintah yang menyangkut Bank syari’ah antara lain UU No.
10 Tahun 1998 sebagai revisi UU No. 7 Tahun 1992, tentu saja baik organisasi
maupun Sistem Operasional Bank Syari’ah terdapat perbedaan dengan Bank pada
umumnya, terutama adanya Dewan Pengawas Syari’ah dalam struktur organisasi
dan adanya sistem bagi hasil. (Muhammad, 2000:1).
Mengenai perkembangan Bank Islam yang didirikan di masing-masing
negara di dunia ternyata mampu mengembangkan dananya, bahkan mampu
mengimbangi Bank-bank konvensional yang telah ada. Bank-bank Islam telah
mampu memobilisasikan dana ummat Islam baik untuk kepentingan ibadah
seperti dana dari zakat, infaq, dan sedekah maupun kepentingan mu’amalah
seperti wadi’ah dan mudharabah. Dari hasil penelitian terbukti bahwa 26 dari 32
3
Bank yang diteliti merupakan Bank yang sehat dan memperoleh keuntungan
secara memadai sehingga sampai pada tahun 1994 tercatat lebih dari 100 Bank
dan Lembaga Keuangan Islam lainnya yang beroperasi di seluruh dunia, baik di
negara-negara Islam maupun negara non Islam, seperti: Qatar Islamic Bank,
Jordan Islamic Bank, dan Bank-bank Islam lainnya. (Warkum Sumitro, 58:1997).
Perkembangan Perbankan Syari’ah di Indonesia semakin meningkat,
menurut laporan Bank Indonesia akhir tahun 2005, dana pihak ketiga pada Bank
Syari’ah mencapai Rp 15,6 triliun, meningkat sebesar Rp 3,7 triliun (31,4 %)
dibandingkan akhir tahun 2004 sebesar Rp 11,9 triliun. Adapun pembiayaan yang
disalurkan mencapai Rp 15,2 triliun, naik sebesar Rp 3,7 triliun (32,6 %)
berbanding tahun 2004 sebesar Rp 11,5 triliun. Dari segi profitabilitas, pada tahun
2005 Perbankan Syari’ah mencapai tingkat keuntungan sebesar 238,6 miliar,
meningkat sebesar Rp 76,3 miliar (47 %) dari tahun 2004. Jumlah Bank Syari’ah
juga semakin banyak dari waktu-kewaktu, saat ini ada 3 Bank Umum Syari’ah
(BUS), 19 Unit Usaha Syari’ah (UUS) dan 92 Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah
(BPRS) dengan jumlah kantor BUS dan UUS sebanyak 504 tersebar di seluruh
Indonesia. (Email Muhammad. Yasir @ Anu. Edu. Au. Google).
Dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Pasal 5 Ayat 1 yang
diperbaharui dengan UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa “ menurut
jenisnya, Bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Adapun BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan
4
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Kasmir,
1999:332).
Berdirinya BPR Islam di Indonesia selain didasari oleh tuntutan
bermu’amalah secara Islami yang merupakan keinginan kuat dari sebagian ummat
Islam di Indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi
perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan
keuangan, moneter, perbankan secara umum. Secara khusus adalah mengisi
peluang yang membebaskan Bank dalam penetapan tingkat suku bunga (Rate
Interest), yang kemudian dikenal dengan Bank tanpa suku bunga. (Warkum
Sumitro, 111:1997).
BPR-BPR SYARI’AH yang ada di Jawa Barat di antaranya yaitu: BPR
Berkah Amal Sejahtera di Padalarang, BPR Dana Mardhatilla di Kopo dan BPR
Amanah Rabbaniah di Banjaran, yang ketiga BPR SYARI’AH tersebut adalah
yang pertama kali berdiri di Indonesia. (Karnaen dan S. Antonio, 1992: 107).
Munculnya BPRS BERKAH AMAL SALMAN yang didirikan pada 10 Agustus
1990 yang terletak di Kota Cimahi, telah menunjukkan kemajuannya yaitu dengan
berdirinya dua cabang kantor kas di Batujajar dan di ITB Salman.
Dan salah satu peran serta BPRS BERKAH AMAL SALMAN terhadap
pengembangan ekonomi masyarakat ialah dengan cara memberikan modal atau
pembiayaan kepada masyarakat pengusaha kecil pada umumnya dan khususnya
masyarakat pedesaan (rural) atau masyarakat lapisan bawah (dasar).
5
Eksistensi BPRS BERKAH AMAL SALMAN telah menunjukkan
perkembangan yang sangat baik dalam hal pembiayaan, melihat jumlah nasabah
sebanyak 392 orang yang telah mengajukan kredit/pembiayaan, ini dapat dilihat
dari subtotal pembiayaan yang mempunyai kontribusi atau pengaruh yang baik
bagi BPRS, periode 2006, sebesar 1.329.621.084 miliar. (Asep Suwarna, 2006:1).
Tabel 1.1 Jumlah Nasabah BPRS Berkah Amal Salman. Kantor Pusat Cimahi
Periode 2006
No Produk Jumlah Nasabah
1 Tabungan Beramal 428
2 Tabungan Madani 1
3 Tabungan Pembiayaan 28
4 Deposito Wadiah -
5 Deposito Mudharabah 14
6 Pembiayaan Mudharabah 16
7 Pembiayaan Murabahah 378
8 Pembiayaan Musyarakah 1
Sumber : BPRS SALMAN
Disatu sisi, BPRS telah mampu membantu masyarakat khususnya
pengusaha kecil dalam pembiayaan/kredit, tetapi dari sudut lain BPRS
mengalami kesulitan akan realisasi pembiayaan, karena jumlah lebih banyak dari
pada persediaan dana yang akan disalurkan sehingga dibutuhkan seleksi khusus
terhadap para pemohon kredit atau pembiayaan.
Uraian di atas mendasari penulis untuk meninjau lebih mendalam
mengenai langkah-langkah yang dilakukan oleh BPRS BERKAH AMAL
6
SALMAN dalam hal pembiayaan murabahah untuk selanjutnya, maka dalam
penulisan ini mengambil judul mengenai :
Tinjauan Terhadap Metode Analisis BPRS BERKAH AMAL SALMAN Dalam
Upaya Memenuhi Permohonan Pembiayaan Bagi Para Nasabah Dengan Akad
Murabahah
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas metode analisis yang digunakan oleh BPRS
BERKAH AMAL SALMAN dalam upaya memenuhi permohonan
pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan metode
analisis oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam memenuhi
permintaan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis menentukan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui efektivitas metode analisis yang digunakan oleh
BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam upaya memenuhi
permohonan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah.
7
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan metode analisis oleh BPRS BERKAH AMAL
SALMAN dalam memenuhi permohonan pembiayaan bagi para
nasabah dengan akad murabahah.
D. Kerangka Pemikiran
Bank merupakan lembaga perantara jasa keuangan (financial
intermediary), yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat,
diharapkan dengan dana dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan
yang tidak disediakan oleh dua lembaga sebelumnya (swasta dan negara).
(Muhammad, 2005:15). Bagi kaum Muslimin, kehadiran Bank Syari’ah adalah
dapat memenuhi kebutuhannya, namun bagi masyarakat lainnya, Bank Syari’ah
adalah sebagai sebuah alternatif lembaga jasa keuangan di samping perbankan
konvensional yang telah lama ada.
Kaitan antara Bank dengan uang dalam suatu unit bisnis adalah penting,
namun dalam pelaksanaannya harus menghilangkan adanya ketidakadilan,
ketidakjujuran dan “penghisapan” dari satu pihak kepihak lain (Bank dengan
nasabahnya). Kedudukan Bank syari’ah dalam hubungan dengan nasabah adalah
sebagai mitra Investor dan pedagang, sedang dalam hal Bank pada umumnya,
hubungannya adalah sebagai kreditur atau debitur. Kontrak hubungan investasi
antara Bank syari’ah dengan nasabah ini disebut pembiayaan.
Dalam aktivitas pembiayaan Bank syari’ah akan menjalankan dengan
berbagai tehnik dan metode, yang penerapannya tergantung pada tujuan dan
8
aktivitas, seperti kontrak murabahah dan mudharabah atau yang lainnya.
(Muhammad, 2005:16).
Dalam bermu’amalah Allah SWT, memerintahkan kepada manusia agar
berusaha dan berihktiar dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dengan
mengarahkan segala fasilitas dan potensi yang ada dalam upaya memperbaiki dan
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, agar sejajar dengan hidup yang layak.
Dalam bermu’amalah Islam sangat memberikan kebebasan, sampai ada dalil syara
yang mengharamkan. Sebagaimana dalam sebuah kaidah fiqhiyah dijelaskan:
ÇáÃóÕúáõ Ýöíú ÇúáÇóÔúíóÇÁö ÇúáÅÈóÇÍóÉõ ÍóÊøóíú
íóÞõæúãó ÇáøóÏáöíúáõ Úóáóí ÇáÊøóÍúöÑúíãö
Asal dalam sesuatu (mu’amalah) adalah boleh sampai ada dalil yang
menunjukkan pada keharamannya. (A. Djazuli, 1993:21)
Peranan Bank Islam dalam pembangunan nasional adalah sebagai
pelengkap dan Bank Islam bukanlah muncul sebagai pesaing bagi lembaga
ekonomi yang telah ada, tetapi merupakan sebagai pelengkap lembaga keuangan
lainnya, dan diperlukan bagi pembangunan ekonomi Memberikan pinjaman
kepada orang yang sangat membutuhkan termasuk akhlak yang mulia dan terpuji,
karena menolong melepaskan kesusahan orang lain. (Sunarjo, dkk: 1997:15) dan
dipertegas dalam Al-Qur’an , surat al-Maidah, ayat 2 yang berbunyi:
Dan tolong-menolonglah kamu untuk berbuat kebaikan dan taqwa dan
janganlah kamu tolong-menolong untuk berbuat dosa dan permusuhan
.(QS. Al-Maidah:2)
9
Dan salah satu bentuk pertolongan melepaskan kesusahan dan kesulitan
seseorang ialah dengan memberikan pinjaman kepada orang yang
membutuhkannya.
Pemberian kredit/pembiayaan oleh suatu Bank memiliki tingkat resiko
yang sangat tinggi. Salah satu masalah yang biasa melanda dunia perkreditan
adalah macetnya pengembalian dari para nasabah. Kemacetan dalam
pengembalian ini bisa menimbulkan macetnya Bank. Faktor utama yang
berpeluang menimbulkan kredit macet adalah nasabah. Kedisiplinan nasabah dan
kegagalan nasabah dalam mengelola dana dan mengembalikan kredit merupakan
unsur yang sangat dominan dalam hal kredit. Langkah yang paling baik adalah
melalui pencegahan dari sejak proses pengajuan kredit oleh nasabah. Dalam setiap
transaksi pembiayaan ada yang mesti dilalui oleh nasabah dalam mengajukan
kredit, sebelum kredit tersebut dapat direalisasikan. Begitu juga dengan pihak
Bank sendiri harus melakukan survei atau seleksi, supaya Bank tidak memberikan
pembiayaan/kredit kepada nasabah dengan alasan yang tidak masuk akal,
sehingga akan merugikan Bank tersebut. Oleh karena itu sangat dibutuhkan
analisa pembiayaan yang baik agar dapat dengan tegas menyatakan bahwa
pembiayaan ini harus diberikan dengan alasan yang rasional dan sehat sehingga
manfaat yang diterima oleh Bank maupun nasabah, pembiayaan dapat tercapai
secara maksimum.
Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak Bank
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. (Muhammad, 2005:17).
10
Pembiayaan merupakan kepercayaan, dan untuk menimbulkan
kepercayaan, juga memperkecil resiko akan pembiayaan yang diberikan, maka
Bank wajib melakukan pemeriksaan, penelitian, penilaian usaha dan agunan atas
setiap permohonan pembiayaan, maka pemberiaan kredit harus memperhatikan
beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi calon nasabah secara
keseluruhan. Prinsip penilaian yang sudah digunakan adalah 5 C.
Prinsip penilaian 5 C yaitu:
1. Character yaitu, penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon
peminjam dengan tujuan untuk memperkuat kemungkinan bahwa
peminjam dapat memenuhi kewajibannya. Dalam etika Islam, character
harus dihiasi dengan sifat jujur (Siddiq), sehingga ketika melakukan
pembiayaan berjalan dengan baik.
2. Capacity yaitu, penilaian secara subyektif tentang kemampuan peminjam
untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan
prestasi peminjam dimasa lalu yang didukung dengan pengamatan di
lapangan. Dalam etika Islam, capacity itu adalah kemampuan nasabah
tersebut dapat dipercaya (amanah), bisa melunasi dan bertanggungjawab.
3. Capital yaitu, penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh
calon peminjam, yang diukur dengan posisi perusahaan keseluruhan yang
ditujukan oleh rasio keuangan dan penekanan pada komposisi modalnya.
Dalam etika Islam, capital itu adalah kemampuan modal yang dimilikinya
dapat memenuhi kewajibannya secara cerdas (fathonah).
11
4. Collateral yaitu, jaminan yang dimiliki oleh calon peminjam. Penilaian
ini bertujuan untuk lebih meyakinkan jika resiko kegagalan pembayaran
terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya.
Dalam etika Islam, collateral itu adalah jaminan yang dimiliki nasabah
dapat dipercaya (amanah) jaminan yang dimilikinya memenuhi
persyaratan.
5. Conditions yaitu, calon pemberi harus melihat kondisi ekonomi suatu
Negara dan secara spesifik melihat keterkaitan dengan jenis usaha calon
peminjam. Sehingga bantuan yang diberikan benar-benar bermanfaat
bagi perkembangan usahanya. Dalam etika Islam conditions itu adalah
kondisi yang dimiliki nasabah mampu menyelesaikan/menyampaikan
(tabligh) kewajibannya terhadap Bank. (Muchdarsyah Sinungan,
1995:83-87).
Apabila persyaratan di atas sudah terpenuhi maka kredit dapat disalurkan
kepada nasabah, walaupun langkah pengelolaan kredit tidak berhenti pada proses
tersebut. Pengelolaan kredit berlangsung hingga proses pengembalian yang
dilakukan oleh debitur. Setiap kegiatan kredit mempunyai sifat dan ciri yang
berbeda antara satu sama lain. Maka skill para pegawai sangat penting untuk
diperhatikan, supaya dalam melakukan perkreditan tidak mengalami hambatan.
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang analisa
pembiayaan dalam memenuhi permintaan kebutuhan pembiayaan bagi para
nasabahnya, sesuai dengan tujuan pembangunan nasional yaitu untuk
12
mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material
maupun spiritual.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Teknis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan studi kasus, yaitu mendeskripsikan suatu satuan analisis secara
utuh sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. (Cik Hasan Bisri, 1999:57). Hal
tersebut dilakukan dengan cara memaparkan keadaan perusahaan, terutama yang
ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, kemudian dianalisis dan ditarik
suatu kesimpulan.
2. Sumber data
1. Data Primer
Data primer adalah sumber-sumber data yang berhubungan langsung
dengan permasalahan yang sedang dibahas. Data primer tersebut terdiri
dari hasil wawancara pimpinan BPRS, karyawan, nasabah dan panduan
BPRS BERKAH AMAL SALMAN
2. Data Sekunder
Data yang dihasilkan dari sumber data pendukung yang diambil dari buku-
buku, dokumen atau surat kabar dan artikel-artikel lain yang ada
hubungannya dengan masalah yang sedang dibahas.
13
3. Tehnik Pengumpulan Data
a. Observasi, adalah cara pengumpulan data dengan melakukan
pencatatan secara cermat dan sistematik terhadap gejala atau fenomena
yang ada pada objek penelitian.
b. Interview, yaitu suatu cara pengumpulan data yang diperlukan dengan
berkomunikasi langsung dengan para responden tentang analisa
pembiayaan murabahah yang digunakan oleh BPRS. Wawasan tersebut
dilakukan dengan pihak yang bersangkutan yaitu dengan account
manajemen.
c. Studi Kepustakaan, yaitu mencari literatur sebagai bahas teoritik yang
berhubungan dengan penelitian ini.
4. Jenis Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data-data yang
dijadikan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan terhadap masalah
yang dirumuskan pada tujuan yang telah ditetapkan, yaitu mengenai efektivitas
metode analisis yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam
upaya memenuhi permohonan pembiayaan bagi para nasabah dengan akad
murabahah, faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan analisis.
Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dan buku-buku. (Cik Hasan Bisri,
1999:58)
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif, data yang berhasil
diinventarisasi, diklasifikasi dan dianalisis selanjutnya sesuai dengan tujuan
14
penelitian, kemudian data yang diperoleh dari BPRS BERKAH AMAL SALMAN
dihubungkan dengan data yang diperoleh dari buku-buku dan majalah kemudian
disimpulkan.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan, terdiri dari 5 bab yang dimulai dari pendahuluan
sampai kesimpulan dan saran. Pada bab I menjelaskan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka pemikiran dan
metodologi penelitian. Pada bab II mengenai tinjauan pustaka. Bab III mengenai
gambaran umum BPRS BERKAH AMAL SALMAN. Bab IV mengenai hasil dan
pembahasan. Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Lembaga Keuangan
Ada beberapa definisi tentang lembaga keuangan yang dikemukakan oleh
para ahli, diantaranya :
Menurut Suyatno, yang mengutip dari Undang-Undang pokok perbankan
nomor 14 tahun 1967 mendefinisikan lembaga keuangan sebagai berikut:
“Lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang melalui kegiatan-
kegiatannya dibidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan
menyalurkannya lagi kepada masyarakat. (Suyatno, 1999:1)
Menurut Pandji Anoraga, mendefinisikan lembaga keuangan sebagai
berikut: “ Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-
kegiatannya dibidang keuangan menarik uang dan menyalurkannya ke
masyarakat.” (Pandji Anoraga, 2000 : 271)
Menurut Iswardono, Mendefinisikan lembaga keuangan sebagai berikut:
“Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya
dibidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkannya kedalam
masyarakat. (Iswardono, 1994:49)
Dari definisi tersebut yang dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa lembaga keuangan itu adalah suatu badan usaha
yang terorganisir, yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan menarik
uang dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat.
16
Kalau kita lihat dari definisi lembaga keuangan di atas bahwa ada 2
Lembaga Keuangan, yaitu :
1. Bank
2. Non Bank
Jenis-jenis Non Bank, yaitu:
1. Pegadaian
Yaitu, Perusahaan yang menyediakan pinjaman uang dengan jaminan
barang-barang berharga.
2. Leasing (sewa guna usaha)
Yaitu, perusahaan yang membiayai keperluan berupa barang-barang modal
yang diinginkan nasabah.
3. Koperasi Simpan Pinjam
Yaitu, suatu kumpulan dari orang-orang yang menjadi anggota koperasi
yang kegiatannya memungut sejumlah uang dari anggota koperasi,
kemudian uang yang dikumpulkan dijadikan modal untuk dikelola oleh
pengurus koperasi, kemudian dipinjamkan kembali.
4. Asuransi
Yaitu, perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap resiko
yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
5. Anjak Piutang
Yaitu, perusahaan yang mengambil alih piutang suatu perusahaan dengan
suatu tanggung jawab tertentu.
17
6. Modal Ventura
Yaitu, perusahaan yang membiayai suatu usaha yang mengandung suatu
resiko tinggi, namun mengandung suatu maksud tertentu.
7. Dana Pensiun
Yaitu, dana yang sengaja dipungut oleh perusahaan dari karyawannya dan
merupakan pendapatan yang akan diperoleh seseorang setelah mengabdi
dan bekerja sekian tahun (Kasmir, 1999:233-267).
B. Definisi Bank
Pada zaman Babylonia, Yunani, dan Romawi diduga usaha perbankan
telah memegang peranan dalam lalulintas perdagangan. Tugas Bank pada waktu
itu lebih bersifat tukar-menukar mata uang, sehingga orang yang melakukannya
disebut pedagang uang. Pada umumnya pekerjaan pedagang uang hanyalah
sebagai perantara menukarkan mata uang asing dengan mata uang negeri sendiri
atau sebaliknya. (Suyatno, 1999:3). Kata Bank berasal dari kata banque dalam
bahasa Prancis, dan banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau
bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan
benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya
(Heri sudarsono, 2004:27).
Dalam upaya untuk memahami pengertian Bank secara umum, maka
berikut ini dikemukakan beberapa definisi Bank yang diambil dari beberapa
sumber. Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 disebutkan:
18
“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit ataupun bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.”
Pengertian mengenai Bank yang dikemukakan oleh beberapa ahli pada
dasarnya tidak berbeda satu sama lain, yaitu Bank sebagai suatu lembaga yang
menarik uang dan menyalurkannya. Walaupun ada perbedaan hanya nampak pada
kewenangan. Menurut Pandji Anoraga, mendefinisikan Bank, sebagai berikut:
“Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran
uang. (Pandji Anoraga, 2000 : 271)
Sedangkan menurut A. Abdurrahman yang dikutip oleh Suyatno, dkk
menjelaskan bahwa:
“Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-perusahaan, dan lain-lain.” (Suyatno, 1990 : 1)
Dari definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Bank merupakan
perusahaan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya. Pengertian menghimpun dana tersebut adalah mengumpulkan atau
mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat oleh Bank dengan berbagai
strategi yang diterapkannya agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam
bentuk simpanan. Adapun jenis simpanan yang dipilih masyarakat adalah giro,
tabungan, sertifikat deposito dan deposito berjangka. Agar masyarakat mau
19
menyimpan uangnya di Bank, maka pihak Bank memberikan rangsangan balas
jasa berupa bunga. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan oleh pihak Bank,
akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka
aktivitas selanjutnya yang dilakukan oleh pihak Bank adalah dana tersebut
disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal
dengan istilah kredit, dalam dunia perbankan disebut dengan lending. Dalam
pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi. Disamping itu perbankan juga melakukan
kegiatan jasa pendukung diantaranya : Transfer, Inkaso, Kliring, penjulan Valas,
Safe Deposit Box, serta jasa-jasa lainnya. Dari uraian di atas bertambah jelas
bahwa selain Bank mengemban tugas sebagai agent of development dalam
kaitannya dengan kredit yang diberikan, Bank juga bertindak selaku agent of trust,
yakni dalam kaitannya dengan pelayanan atau jasa-jasa yang diberikan kepada
perorangan maupun kelompok.
C. Jenis-Jenis Bank
Berdasarkan jenisnya Bank ada 2 macam, yaitu: Bank Umum dan BPR
1. Bank Umum
Bank Umum Adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional atau berdasarkan prinsip usaha syari’ah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran. (Wiroso, 2 : 2005).
Usaha-usaha perbankan yang dilaksanakan oleh Bank Umum adalah:
20
1. Memindahkan uang, baik melalui pemberitahuan telegram, maupun
dengan surat ataupun dengan jalan memberikan wesel tunjuk di antara
sesama kantornya.
2. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran,
menjalankan perintah untuk memindahkan uang, menerima pembayaran
dari tagihan atas surat berharga, dan melakukan perhitungan dengan
pihak ketiga.
3. Mendiskonto surat wesel, kertas perbendaharaan atas beban negara, dan
jenis-jenis surat berharga lainnya.
4. Memberi kredit, terutama dengan tanggungan efek, hasil bumi, barang,
dan juga dengan tanggungan dokumen pengangkutan dan dokumen
penyimpanan yang mewakili barang tersebut serta memberi kredit serta
jangka menengah dan jangka panjang untuk tujuan bidang produksi,
sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
5. Memberikan jaminan Bank (Bank Guarantee) dengan tanggungan yang
cukup.
6. Menjalankan usaha-usaha lain yang lazim dilakukan oleh Bank Umum.
(Pandji Anoraga, 2000: 277-278).
Usaha-usaha perbankan yang dilaksanakan oleh Bank Umum Syari’ah:
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
21
5. Pemindahan kepemilikan atau barang yang disewa dari pihak Bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina) (Kasmir, 1999:39).
2. Bank Perkreditan Rakyat
Adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syaria’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. (Kasmir, 2000:42).
Usaha-usaha perbankan yang dilaksanakan oleh Bank Perkreditan Rakyat adalah :
1. Menghimpun dana dalam bentuk:
a. Simpanan Tabungan
b. Simpanan Deposito
2. Menyalurkan dana dalam bentuk:
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Perdagangan
Usaha-usaha perbankan yang dilaksanakan oleh Bank Perkreditan Rakyat
Syari’ah adalah :
1. Menghimpun dana dalam bentuk:
a. Tabungan Wadi’ah
b. Deposito Wadi’ah
c. Deposito Mudharabah
2. Menyalurkan dana dalam bentuk:
a. Pembiayaan Mudharabah
b. Pembiayaan Musyarakah
22
c. Pembiyaan Murabahah
d. Pembiayaan Qardhul hasan
e. Pembiayaan Bai’u Bithaman Ajil (Syafi’i dan Karnaen, 1992:105)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang status hukumnya disahkan dalam
paket Kebijaksanaan Keuangan Moneter dan Perbankan melalui PAKTO tanggal
27 Oktober 1998, pada hakikatnya merupakan penjelmaan model baru dari
Lumbung Desa dan Bank Desa dengan beraneka ragam namanya yang ada
khususnya di pulau Jawa sejak akhir 1890-an hingga tahun 1967 sejak
dikeluarkannya UU Pokok Perbankan, status hukumnya diperjelas dengan izin
dari Menteri Keuangan. Dengan adanya keharusan izin tersebut, diikuti dengan
upaya-upaya pembenahan terhadap badan-badan kredit desa yang berproses
menjadi lembaga keuangan Bank. (Warkum Sumitro, 1997:107).
D. Pengertian, Fungsi dan Peranan BPRS
1. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) tercantum dalam
UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan Pasal 1 Ayat 13 yang menyebutkan bahwa:
“ Prinsip Syari’ah adalah peraturan berdasarkan hukum Islam dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syari’ah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank kepihak lain (ijarah wa iqtina).
23
2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah
Eksistensi Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah bagi pembangunan ekonomi
khususnya untuk di daerah semakin dirasakan manfaatnya, karena usahanya
ditekankan untuk golongan ekonomi lemah. Jumlah Bank Perkreditan Rakyat
Syari’ah dari waktu ke waktu jumlahnya semakin betambah banyak, menurut data
BI sampai akhir tahun 2005 jumlahnya 92 BPRS. Bagi Bank yang telah lama
beroperasi, terkadang dituntut untuk selalu memonitor perkembangan pasar
perbankan yang menjadi segmennya.
Sebagai lembaga keuangan yang berprinsipkan Islam pada hakekatnya
mempunyai aktivitas/kegiatan dalam menjalankan usahanya. Pendapatan yang
diperoleh dari hasil kegiatan berupa pemberian pinjaman, pembayaran pola bagi
hasil dan biaya lain-lain dalam upaya menarik sumber dana dari masyarakat.
Kredit/pembiayaan merupakan unsur yang sangat penting dalam kegiatan dan
perkembangan perkreditan, baik bagi perusahaan besar, menengah maupun kecil.
Khusus untuk perusahaan/usaha kecil permodalan merupakan masalah
yang sangat besar dalam pengembangan usahanya, baik di daerah pedesaan
maupun di kota-kota. Mereka pada umumnya berusaha pada sektor pertanian,
peternakan, perikanan, industri kecil dan lain-lain. Sebagian besar bagi mereka
belum terjangkau atau tersentuh oleh pelayanan Bank umum, hal ini disebabkan
karena sebagian besar dari Bank umum tersebut, baik yang dimiliki oleh
pemerintah, apalagi swasta asing memang tidak dimaksudkan untuk melayani
masyarakat kecil.
24
Dengan demikian, BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah) menempati
posisi yang strategis di dalam pembangunan dan perekonomian untuk di daerah,
serta dalam pembagian pendapatan di masyarakat, Bank Perkreditan Rakyat
Syari’ah ini dapat menjadi alat yang penting untuk membantu dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kecil, pemerataan pelayanan perbankan dan pemerataan
pendapatan sebaik-baiknya di daerah pedesaan maupun di kota. Akan tetapi
karena kurang memperoleh perhatian dan pembinaan maka Bank tersebut belum
dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya dan belum dapat menjalankan
fungsinya sebagaimana yang diharapkan.
.
3. Peranan Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Usaha kecil yaitu, usaha yang berbentuk perseorangan, badan usaha yang
tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum dan berdiri sendiri,
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah
atau besar (Ariawati, 2000:34).Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan serta kepemilikan (Peraturan Perundang-undangan Perbankan Indonesia,
2004:716). yang terdiri dari pedagang kecil, industri kecil, pertanian yang dapat
menunjang pelayanan umum masyarakat perkotaan dan pedesaan. Kegiatan
tersebut merupakan lapangan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja yang
bertumpuk dikota. Apabila perbankan turut membantu pengembangannya yaitu,
dengan membantu melayani kebutuhan permodalan atau pembiayaan
25
kepada usaha kecil di pedesaan dan di perkotaan. Hal demikian merupakan
kesempatan bagi masyarakat untuk membuka lapangan pekerjaan. Dan dengan ini
pula perbankan turut berperan dalam meningkatkan produksi dan kelancaran
peredaran barang serta memperluas kesempatan kerja baik di pedesaan maupun di
perkotaan. Bank Perkreditan Rakyat dalam sistem perbankan mendapat peranan
yang penting dalam membantu usaha kecil sehingga diharapkan:
1. Dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama
masyarakat golongan ekonomi lemah.
2. Dapat membina semangat Ukhuwah Islamiah melalui kegiatan ekonomi
3. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan
4. Meningkatkan pendapatan perkapita
5. Dapat mengurangi urbanisasi. (Syafi’i dan Karnaen, 1992: 96).
Untuk dapat meningkatkan peranan BPRS dalam pengembangan usaha
kecil golongan lemah perlu dipertegas fungsi dan tingkat kemampuan manajemen
dan teknis perbankan serta kegiatannya dan juga diusahakan penyebarannya yang
lebih merata. Dengan adanya usaha tersebut BPRS akan dapat berpartisipasi dan
berperan lebih besar di dalam pembangunan masyarakat yang adil dan makmur
yang menjadi tujuan kita.
E. Sistem Pembiayaan Bank Syari’ah
1. Tinjauan Umum Perkreditan dan Pembiayaan
Pengertian kredit dan pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan
No. 10 Tahun 1998: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
26
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga. Dan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi
hasil. (Kasmir, 1999:92).
Pembiayaan atau kredit yang dilakukan Bank diantaranya adalah untuk
mendapatkan laba, setelah salah satu tugas pokok Bank, yaitu pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit
unit. Bank Syari’ah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary)
antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus units) dengan
unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (defisit unit). Melalui Bank,
kelebihan tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan
sehingga memberikan manfaat kepada dua belah pihak. (Arifin, 2002). Kualitas
Bank Syari’ah sebagai perantara ditentukan oleh kemampuan manajemen Bank
untuk melaksanakan perannya.
Dalam Bank Syari’ah, hubungan antara Bank dengan nasabahnya bukan
hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (Patnership)
antara penyandang dana (shohibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh
karena itu, tingkat laba Bank Syari’ah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat
bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil
27
yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana (Arifin, 2002:52).
Hubungan kemitraan ini merupakan bagian yang khas dari proses berjalannya
mekanisme Bank Syari’ah.
2. Fungsi Pembiayaan
Fungsi pembiayaan perbankan dalam kehidupan perekonomian dan
perdagangan antara lain :
1. Pembiayaan dapat meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang.
2. Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang
3. Pembiayaan sebagai salah satu alat stabilitas perekonomian
4. Pembiayaan dapat meningkatkan kegairahan usaha
5. Pembiayaan dapat meningkatkan pemerataan pendapatan
6. Pembiayaan sebagai alat untuk meningkatkan hubungan Internasional.
3. Jenis-Jenis Pembiayaan
Menurut sifat penggunaannya pembiayaan pada Bank dapat dibagi
menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
1. Pembiayaan Produktif
Yaitu pinjaman yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi
dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan,
maupun investasi.
2. Pembiayaan Konsumtif
Yaitu pinjaman yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
yang akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
28
Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua
hal berikut.
1. Pembiayaan Modal Kerja
Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:
a. Peningkatan Produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau
mutu hasil produksi.
b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari
suatu barang.
2. Pembiayaan Investasi
Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods)
serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. (Syafi’i Antonio, 2001:160-
161).
F. Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPRS)
Kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh BPRS menurut Pasal 27 SK
DIR BI 32/36/1999 tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi:
1. Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau mudharabah
Tabungan wadi’ah adalah tabungan yang bersifat titipan murni yang harus
dijaga dan dikembalikan setiap saat (on call) sesuai dengan kehendak
pemilik harta/nasabah.
29
Tabungan mudharabah adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan
akad bagi hasil, dimana Bank sebagai mudharib (pengelola dana),
sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).
2. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah
Deposito berjangka mudharabah adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut perjanjian
antara penyimpan dengan Bank yang bersangkutan berdasarkan prinsip
bagi hasil, dimana Bank sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan
nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana) (Sutan Remy
Sjahdeini, 2005:168).
b. Menyalurkan dana melalui:
1. Transaksi jual-beli berdasarkan prinsip:
a. Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah perjanjian jual beli antara Bank dan
nasabah di mana Bank membeli barang yang diperlukan oleh nasabah dan
kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga
perolehan ditambah dengan margin/keuntungan yang disepakati antara
Bank dengan nasabah dengan pembayaran ditangguhkan. Pembiayaan
murabahah ini diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan investasi/barang
modal, pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan
ekspor.
30
b. Istishna
Pembiayaan istishna adalah perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan dan penjual. Kedua belah pihak bersepakat atas
harga serta cara pembayarannya, misalnya disepakati pembayaran di
muka, cicilan atau pembayaran ditangguhkan sampai waktu tertentu di
masa yang akan datang. Pembiayaan ini diaplikasikan dalam bentuk
pembiayaan konstruksi/ proyek/produk manufaktur. Keuntungan bagi
bank adalah berasal dari selisih harga jual dengan harga beli oleh bank
dari pihak lain.
c. Ijarah
Menurut Maliki dan Hanbali, ijarah adalah pemilikan manfaat yang
dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan.
Pembiayaan ijarah adalah akad pemindahan hak guna (hak pakai) atas
barang atau jasa, melalui pembayaran sewa tanpa diikuti pemindahan hak
kepemilikan (ownership) atas barang tersebut. Pembiayaan ini
diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan sewa.
d. Salam
Pembiayaan salam adalah perjanjian jual beli barang dengan cara
pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan barang diserahkan kemudian
hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka. Pembiayaan salam ini
diaplikasikan dalam bentuk pembiayaan sektor pertanian dan sektor
manufaktur.
31
2. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip:
a. Mudharabah
Mudharabah adalah penyerahan harta (modal) dari pemilik harta tersebut
kepada pengusaha untuk berusaha dengan harta itu dan keuntungannya
dibagi berdasarkan persyaratan yang telah disepakati. Jika terjadi
kerugian, maka yang menanggung kerugian adalah pemilik modal, dan
pengusaha yaitu tidak akan mendapat imbalan. (Wahbah Al-Zuhaily, 1989
: 837)
b. Musyarakah
Secara bahasa, musyarakah adalah percampuran antara dua harta dengan
yang lainnya tanpa dapat dibedakan antara keduanya. Sedangkan secara
istilah, Maliki mendefinisikan musyarakah sebagai izin untuk
menggunakan harta yang dimiliki oleh dua orang secara bersama, yakni
keduanya saling mengizinkan dan berhak untuk menggunakan harta
tersebut. (Wahbah Al-Zuhaily, 1989 : 792)
c. Rahn
Rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut
pandangan syara’ sebagai jaminan hutang, sehingga orang yang
bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian
(manfaat) barangnya itu.
32
d. Qardh
Qard (pinjaman) merupakan suatu jenis pembiayaan yang disalurkan oleh
bank syariah dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan
ajaran Islam. Untuk kegiatan ini bank tidak memperoleh penghasilan
karena bank dilarang untuk meminta imbalan apapun dari para penerima
qard. Oleh karena itu, bentuk pembiayaan ini disebut dengan qardul
hasan atau pinjaman kebajikan.
c. Melakukan kegiatan yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh
Dewan Syari’ah Nasional (DSN).
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam
Pasal 27 SK DIR BI 32/36/1999 tersebut, Pasal 28 juga menentukan bahwa BPRS
dapat pula bertindak sebagai lembaga baitul maal, yaitu menerima dana yang
berasal dari zakat, infaq, shadaqah, wakaf, hibah atau dana sosial lainnya, dan
menyalurkannya kepada yang berhak dalam bentuk santunan atau pinjaman
kebajikan (qardhul hasan). (Sutan Remy Sjahdeini, 2005:169).
G. Azas-Azas atau Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Banyak konsepsi yang mengemukakan tentang azas-azas atau prinsip-
prinsip pemberian kredit secara sehat yaitu, antara lain :
1. Prinsip-prinsip 5C yaitu terdiri dari :
a. Character (watak/kepribadian), yaitu Bank harus yakin bahwa calon
peminjam termasuk orang yang berwatak baik dan dibuktikan dengan
33
tingkah laku yang baik, selalu memegang teguh janji dan lain
sebagainya.
b. Capacity (kemampuan), yaitu Bank harus yakin bahwa calon peminjam
mampu menjalankan usahanya dengan baik atau mampu mendapatkan
uang untuk sumber pelunasan utangnya.
c. Capital (modal), yaitu Bank harus mengetahui berapa banyak modal
yang telah dimiliki calon peminjam, sehingga tidak seluruhnya
mengandalkan pinjaman dari Bank.
d. Conditions of economy (kondisi ekonomi), yaitu Bank harus yakin
bahwa kondisi ekonomi akan menunjang sekurang-kurangnya tidak
menghambat kelancaran usaha yang akan dijalankan calon peminjam.
e. Collateral (jaminan atau agunan), yaitu jaminan atau agunan apa yang
dapat diberikan calon peminjam untuk tambahan pengamanan bagi Bank
atau kredit yang akan dilepaskan.
Selanjutnya terhadap 5 C’s of credit di atas bisa ditambahkan C’s lainnya
misalnya Covering (insurance Covering) yaitu penutupan asuransi atas kredit
yang diberikan oleh Bank tersebut atau penutupan asuransi atas barang-barang
jaminan yang diagunkan oleh debitur.
2. Prinsip-prinsip 3 R, terdiri dari:
a. Return (hasil yang dicapai), yaitu berapa besar hasil yang dicapai oleh
Bank apabila memberikan kredit kepada seorang debitur. Hasil tersebut
tidak hanya berasal dari bunga kredit, tetapi juga dari pendapatan-
34
pendapatan lain (fees) yang diterima Bank yang berasal dari kegiatan-
kegiatan keuangan debitur melalui Bank tersebut.
b. Repayment (pembayaran kembali), yaitu Bank akan menilai
kemampuan calon debitur untuk menghasilkan laba sehingga mampu
membayar kembali kreditnya (repayment capacity).
c. Risk bearing ability (kemampuan untuk menanggung resiko), yaitu
Bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana calon debitur
mampu menanggung resiko kegagalan seandainya terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan, hal tersebut berkaitan dengan penilaian disamping
likuiditas dan rentabilitas juga solvabilitas perusahaan yang
bersangkutan.
3. Prinsip-prinsip 5 P, terdiri dari:
a. Party (golongan), yaitu menggolongkan calon debitur kedalam
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan character, capacity dan
capital-nya dengan cara menilai ke 3 C tersebut.
b. Purpose (tujuan), yaitu tujuan penggunaan dari kredit yang diajukannya,
apakah memiliki forward linkage atau backward linkage yang positif
atau sebaliknya.
c. Payment (sumber pembayaran), yaitu memperkirakan dan menghitung
pendapatan yang akan diperlukan perusahaan calon debitur sebagai
sumber pengembalian kredit.
35
d. Profit ability (kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan), yaitu
berapa besar perolehan pendapatan/keuntungan yang akan diterima
Bank apabila memberi kredit kepada calon debitur tersebut.
e. Protection (perlindungan), yaitu jaminan atau agunan apa yang bisa
diberikan oleh calon debitur untuk melindungi/mengamankan kredit
yang akan diberikan Bank.
H. Tahap-Tahap Pemberian kredit
Dalam pelaksanaan pemberian kredit Bank melakukan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
1. Persiapan (preparation)
Persiapan yaitu kegiatan awal, dengan tujuan untuk saling menukar
informasi antara calon debitur dengan Bank, terutama informasi antara calon
debitur yang baru pertama kali mengajukan pinjaman kepada Bank. Pada tahap ini
Bank menginformasikan tentang tata cara/prosedur pengajuan kredit, sektor-
sektor apa saja yang bisa dibiayai serta persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi oleh calon debitur. Pihak calon debitur juga memberikan informasi
tentang dirinya/perusahaannya secara umum kepada pejabat Bank yang biasanya
dilanjutkan dengan mengisi formulir “permohonan kredit” yang telah disediakan.
2. Tahap Penilaian atau Analisis Kredit (credit appraisal / analysis)
Dalam tahap ini Bank melalui analisis-analisis kredit atau account officers
mengadakan penilaian dan analisis yang mendalam tentang usaha atau proyek
36
yang akan dibiayai oleh kredit tersebut. Penilaian tersebut meliputi berbagai aspek
yang pada umumnya terdiri dari :
a. Aspek Manajemen dan Organisasi (Management & Organization)
Tentang aspek ini Bank ingin mengetahui sampai dimana keahlian
berusaha/berwirausaha, kejujuran serta struktur organisasi perusahaan
yang bersangkutan.
b. Aspek Pemasaran (Marketing)
Sejauh mana pemasaran dan prospeknya dimasa yang akan datang,
menyangkut barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang
bersangkutan.
c. Aspek Teknis (Technical)
Menyangkut penilaian tentang peralatan /mesin/teknologi yang digunakan
dalam proses produksi yang bersangkutan.
d. Aspek Keuangan (Financial)
Menyangkut penilaian atas perhitungan-perhitungan keuangan baik
mengenai kemampuan produksi, menghasilkan pendapatan, menghasilkan
laba dan kemampuan untuk membayar/melunasi utang/kewajiban dimasa
yang akan datang.
e. Aspek Hukum/Yuridis (Legal)
Menyangkut penilaian atas bentuk usaha calon debitur, jaminan/agunan,
penerbitan serta keabsahan surat-surat/dokumen-dokumen yang dimiliki
perusahaan yang bersangkutan.
37
f. Aspek Sosial Ekonomi (Social & Economics)
Penilaian berkenaan dengan penyerapan tenaga kerja, analisis mengenai
dampak lingkungan serta dampak ekonomi secara keseluruhan (forward
linkage atau backward linkage).
3. Tahap Keputusan Kredit (decision)
Atas dasar hasil laporan penilaian/analisis kredit maka pihak Bank melalui
pejabat yang berwenang atau komite kredit, setelah membahasnya dengan
seksama, dapat memutuskan apakah permohonan kredit tersebut layak untuk
dikabulkan (feasible) seluruh atau sebagian dari permohonan atau harus ditolak
karena tidak feasible. Dalam hal harus ditolak maka harus segera dinyatakan
dalam surat penolakan disertai alasan-alasan penolakan tersebut. Dalam hal
permohonan kredit tersebut dapat dikabulkan maka harus segera dituangkan
dalam formulir “Surat Keputusan Kredit”, yang berisi antara lain ketentuan-
ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang harus disepakati.
4. Tahap Pelaksanaan Kredit
Setelah calon debitur membaca dan menyepakati ketentuan dan memenuhi
semua persyaratan-persyaratan dan menyerahkan segala warkat-warkat yang
terkait, maka ditandatanganilah Persetujuan Kredit atau Perjanjian Kredit atau
Akad Kredit antar Bank dengan debitur, baik di bawah tangan atau dihadapan
notaris sebagai saksi. Disamping itu diadakan pula ikatan atas barang/benda
jaminan/agunan, sesuai dengan jenis-jenisnya. Setelah penandatanganan dan
persyaratan-persyaratan terpenuhi maka Bank akan membayarkan kredit tersebut
(disburment) sesuai ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
38
5. Tahap Administrasi/Tata Usaha Kecil
Selanjutnya Bank melalui bagian atau pejabat-pejabat yang menanganinya,
menata usahakan kredit tersebut melalui penyimpanan/pemberkasan dokumen-
dokumen kredit, surat-surat yang berkenaan dengan agunan dan lain sebagainya
dengan tertib ditempat yang aman.
6. Tahap Supervisi/Pengendalian Kredit dan Pembinaan Nasabah.
Tahap terakhir dari suatu proses kredit ialah tahap supervisi /pengendalian/
pengawasan/penagihan dan pembinaan usaha debitur. Tahap ini merupakan tahap
yang paling sulit dan berat apalagi dalam keadaan usaha atau sikap debitur kurang
menguntungkan. Kegiatan pada tahap ini pada dasarnya mengandung unsur
pengawasan preventive (pencegahan) namun juga sekaligus merupakan
pengawasan represive. Dikatakan preventive karena sejak awal para petugas Bank
selalu mengadakan pembinaan, konsultasi dan hal-hal lain yang diperlukan
perusahaan debitur agar tetap berjalan, sehingga kreditpun berjalan lancar.
Namun apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan sehingga terjadi
pengembalian kredit terganggu, maka perlu diadakan tindakan-tindakan untuk
mengatasinya antara lain berupa kemungkinan-kemungkinan kredit perlu
diperpanjang jangka waktunya, di ‘reschedulling”, di “restrukturisasi” dan lain
sebagainya (Rachmat Firdaus, 2001:139-144).
39
I. Hasil Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian Novita (2002)
Penelitian membahas tentang (Peranan Pengendalian Intern Dalam
Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Pada PT BPRS Al-Ma’soem
Rancaekek). Hasil penelitian: sistem pengendalian intern yang dilaksanakan oleh
BPRS AL-Ma’soem, secara umum sudah memadai, karena berpedoman pada
“Prosedur Perkreditan yang sehat” yang dikeluarkan oleh urusan pengawasan
BPR BI, serta didukung dengan adanya : Struktur organisasi yang menunjukkan
adanya pemisahan fungsional secara tepat, sistem pembinaan wewenang serta
prosedur pencatatan akuntansi yang layak dan pegawai-pegawai yang kualitasnya
seimbang dengan tanggung jawabnya. Dan dalam pengambilan keputusan peran
Sistem Pengendalian Intern sangat penting karena suatu sistem yang baik akan
memberikan informasi yang akurat, tepat dan dapat dipercaya sehingga
menghasilkan keputusan yang tepat pula, dan sebaliknya.
2. Penelitian Ani Sopiani (2005)
Penelitian membahas tentang (Analisis Pengaruh Faktor Intern Nasabah
dan Bank Terhadap Tingkat Kredit Bermasalah). Hasil Penelitian: bahwa secara
simultan karakter nasabah, manajemen usaha nasabah, kondisi keuangan nasabah,
analisis kredit Bank dan pengawasan Bank berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kredit bermasalah.
3. Penelitian Ribka Setta Magdalena (2003)
Penelitian membahas tentang (Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur
Dalam Keputusan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT BPR Kerta Mulia
40
Bandung) Hasil Penelitian: bahwa selama kurun waktu tahun 2001 sampai tahun
2002 rasio likuiditas menunjukkan kenaikan. Tahun 2001 sebesar 137 %, tahun
2002 sebesar 191,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keamanan kreditur
meningkat, atau perusahaan mampu membayar hutang-hutang jangka pendeknya
tepat pada waktunya. Perhitungan rasio solvabilitas menunjukkan adanya
kenaikan, yaitu rasio modal dengan aktiva mengalami kenaikan dari 67 % menjadi
76,4 %. Hal di atas menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan menentukan
dalam keputusan pemberian kredit.
41
BAB III
GAMBARAN UMUM BPRS BERKAH AMAL SALMAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. BPRS Berkah Amal Salman (BPRS Salman) semula bernama BPRS
Berkah Amal Sejahtera (BPRS Beras, salah satu BPRS pertama di Indonesia pada
tahun 1992). BPRS Salman merupakan BPRS hasil akuisisi yang dilakukan oleh
beberapa Alumnus Aktivis Masjid Salman ITB, yang mempunyai cita-cita
membangun masyarakat ekonomi lapisan bawah dengan pelayanan perbankan
yang bernuansa dan berkarakter ke-Islaman.
BPRS Salman didirikan pada 10 Agustus 1990 dengan Akta Pendirian
No. 27 dibuat dihadapan Notaris Muchlis, SH di Bandung dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman RI melalui Surat No. C2-887.HT.01.01.TH.91 tertanggal 16
Maret 1991.
Pada tahun 1998 sejalan dengan krisis multi dimensi yang terjadi, maka
pada tanggal 17 Juli 2002 dengan Akta No. 58 dihadapan Notaris Dr. Wiratni
Ahmadi, SH, maka beberapa alumni aktivis Masjid Salman dan Yayasan Pembina
Masjid Salman mengambil alih kepemilikan dan manajemen BPRS Berkah Amal
Sejahtera pada saat itu.
42
Nama Bank : BPR Syari’ah Berkah Amal Salman Alamat : Pusat
Komplek Ruko Pondok Mas. Jl. Pondok Mas Raya No.36 Baros. Cimahi Selatan – Kota Cimahi Telp. / Fax : (022) 663 2613
Kantor Kas KK. Batujajar Jl. Raya Batujajar Barat No. 369 Batujajar – Kab. Bandung Tlp. (022) 70812190
KK. Salman Komplek Masjid Salman ITB Jl. Ganesa No. 7 Bandung Tlp. (022) 2534302
Bentuk Badan : Perseroan Terbatas (PT) Akte Pendirian (Akta Akuisisi ) No. 58, Tgl. 17 Juli 2002 oleh Notaris Dr. Wiratni Ahmadi, SH.
Rekening Bank : 1. Bank Mandiri CO Baros Cimahi No. AC. 132.000.221.3099 a.n PT. BPRS Berkah Amal Salman
2. Bank Muammalat Indonesia Capem Salman Bandung No. AC. 102.00012.10 a.n PT. BPRS Berkah Amal Salman
3. Bank Syari’ah Mandiri Cabang Bandung No. AC. 0070171994 a.n PT. BPRS Berkah Amal Salman
Dokumen yang berkaitan dengan proses pendirian dan operasional adalah :
a. Persetujuan Akuisisi No. 4/675/DPBPR/IDBPR/Bd tertanggal 4 Juli
2002 dari Bank Indonesia.
b. Akta Keputusan Rapat No.58 tanggal 17-7-2002 dihadapan Notaris Dr.
Wiratni Ahmadi, SH.
c. Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas No.
C-19240 HT.01.04.TH.2002 tertanggal 7 Oktober 2002 dari
Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia.
43
d. Persetujuan Pemindahan Lokasi Kantor Pusat BPRS No.
4/1023/DPBPR/IDBPR/Bd tertanggal 26 November 2002 dari Bank
Indonesia Bandung.
e. Akta Keputusan Rapat No. 27 tanggal 22-7-2003 dihadapan Notaris
Dr. Wiratni Ahmadi, SH.
f. Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas No.
C-27504 HT.01.04.TH.2003 tertanggal 17 Nopember 2003 dari
Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia.
g. Persetujuan perubahan nama dari Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Pemimpin Bank Indonesia No.5/15/SK.PBI/2003 tanggal
31 Desember 2003.
Sampai dengan akhir tahun 2006, pemegang saham PT. BPRS Berkah
Amal Salman sebanyak 25 orang dengan jumlah saham sebanyak 64.795 lembar
dengan nominal sebesar Rp. 647.950.000,- ( enam ratus empat puluh tujuh juta
sembilan ratus lima puluh ribu rupiah ).
Jumlah pemegang saham, setiap tahun selalu bertambah dan
berkembang, hal ini didukung oleh komitmen bersama para Alumni Aktivis
Masjid Salman ITB dalam komitmennya untuk mengembangkan ekonomi ummat
dengan berlandaskan ke-Islaman.
44
Berikut adalah daftar nama pemegang saham PT. BPRS Berkah Amal Salman :
Tabel 3.1 Daftar Nama Pemegang Saham PT. BPRS Berkah Amal Salman
Jumlah No. Nama Lembar %
1 Dr. Hermawan K. Dipojono* 17,645 27.23% 2 Ir. Muhammad Akmasj, MSc 15,750 24.31% 3 Ir. Bahder Munir Sjamsoeddin, MBA 13,750 21.22% 4 Hendar Asmara 5,000 7.72% 5 Mulya Soepardi 5,000 7.72% 6 Ir. Chotib Muhammad 3,250 5.02% 7 Ir. Darussalam 1,300 2.01% 8 Nurhasni Hamid 1,000 1.54% 9 Ir. Bambang H Sutejo 200 0.31% 10 Dra. Siti Chasanah 200 0.31% 11 dr. Bambang Indra H 200 0.31% 12 dr. Supraptiningsih 200 0.31% 13 Hj. Ida Nurmaida 100 0.15% 14 Zahra Faizah I. Noeman 100 0.15% 15 M. Faidhan N. Nazar 100 0.15% 16 M. Khirzan N. Noeman 100 0.15% 17 Azka Yasfa F. Noeman 100 0.15% 18 Hasya Nasfilah Putri F. Noeman 100 0.15% 19 A. Kafin I. Noeman 100 0.15% 20 Qisthas Tsana I.Noeman 100 0.15% 21 Dra. Hj. Dedeh Ruhaeni 100 0.15% 22 Rokamah R. Moechlis 100 0.15% 23 Diah Agustina Rachman 100 0.15% 24 Toeti Soejoeti 100 0.15% 25 Budi Winarno 100 0.15% Jumlah 64,795 100%
Sumber : BPRS Berkah Amal Salman 2006 * Untuk dan atas nama YPM Salman ITB
45
B. Visi dan Misi PT. BPRS Berkah Amal Salman
Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) Berkah Amal Salman adalah
organisasi yang bergerak dibidang perbankan, hadir untuk membantu masyarakat
luas dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui jasa-jasa keuangan,
terumuskan dalam :
I. Visi:
• Menjadi lembaga keuangan yang mandiri sebagai wadah untuk
meningkatkan kualitas perekonomian ummat dan mempererat tali
silaturahmi antar sesama muslim melalui jalinan kerjasama usaha.
II. Misi:
••• Memberikan pelayanan jasa keuangan yang berpedoman pada prinsip
syari’ah Islam.
••• Membangun masyarakat ekonomi lapisan bawah dengan pelayanan
perbankan yang bernuansa dan berkarakter keIslaman.
••• Meciptakan suasana kehidupan usaha yang Islami.
••• Mengembangkan model masyarakat pengusaha yang Islami sesuai
dengan tuntutan perkembangan Zaman.
46
C. Struktur Organisasi PT. BPRS Berkah Amal Salman
Direktur Asep Suwarna A md
Sekretaris Titi Kusrianti
Ka.Bag. Operasional
Teller
Customer Service
Sri Supartiwi
Accounting
Sri Supartiwi
Ka.Bag. Marketing
Account Management
Appraisal Officer
Kolektor/Umum
Titi Kusriyanti Iman Suhendar
Ka. Kantor Kas
Sri Suhartiningsih (Btjjr)
Susatiyono (Salman)
Sutrisno
Maman Kardiman
Asep Sopian
Lela Nur’aliyah
Administrasi
Bambang K
Teller
Account Management
Maman Asep R
Arni K Paniawati
Dewan Komisaris
DPS
47
Keterangan:
= Garis koordinasi
= Garis komando
1. Dewan Pengawas Syari’ah:
1) Dr. Ir. Hermawan K.Dipojono, M.SEE : Ketua 2) K.H. Miftah Faridl : Anggota 3) Samsoe Basaroedin, BE. : Anggota
2. Dewan Komisaris:
1) Ir. Muhammad Akmasj R., M.Sc : Komisaris Utama 2) Ir. Bahder Munir Sjamsoeddin, M.BA : Komisaris 3) Ir. Chotib Muhammad : Komisaris
D. Formasi Karyawan sampai saat ini terdiri dari :
- Direksi : 1 (satu) orang
- Ka.Bag Operasional : 1 (satu) orang
- Ka.Bag. Marketing : 1 (satu) orang
- Ka.Kantor Kas : 2 (dua) orang
- Teller : 3 (tiga) orang teller
- Customer Service : Belum terisi
- Accounting : 1 (satu) orang pembukuan
- Adm. Pembiayaan : 1 (dua) orang
- Account Management : 3 (tiga) orang
- Appraisal : Masih Kosong
- Umum : 1 (satu) orang
Saat ini, jumlah karyawan PT. BPRS Berkah Amal Salman
berjumlah 14 orang. Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan diberikan
48
dalam bentuk inhouse training maupun mengikut sertakan karyawan dalam
program pelatihan yang diselenggarakan Bank Indonesia maupun Lembaga-
lembaga lainnya.
Adapun job description karyawan di PT. BPRS Berkah Amal Salman,
sebagai berikut:
⊗ Job Description Dewan Komisaris
• Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang
saham dalam memutuskan perumusan kebijaksanaan umum perseroan
yang baru, yang diusulkan Direksi untuk dilaksanakan perseroan pada
masa yang akan datang.
• Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang
diajukan kepada perseroan yang jumlahnya melebihi kewenangan yang
dapat diputuskan direksi.
• Memberikan penilaian atas laporan-laporan yang disampaikan oleh
direksi.
• Melaksanakan Tugas dan Wewenang lainnya sesuai dengan Anggaran
Dasar.
⊗ Job Description Dewan Pengawas Syari’ah
• Mengawasi jalannya operasional perseroan yang berdasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas Syari’ah
Nasional.
• Memberikan persetujuan/penilaian atas produk-produk perbankan yang
dihasilkan oleh direksi.
49
• Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan yang
diajukan kepada perseroan yang jumlahnya melebihi kewenangan yang
dapat diputuskan direksi atau Dewan Komisaris.
⊗ Job Description Direktur
∗ Bidang Organisasi
• Memimpin Kantor BPRS serta menjalankan kebijaksanaan yang telah
ditetapkan.
• Melakukan tugas yang telah digariskan oleh Dewan Komisaris sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya.
• Bertanggung jawab dalam mengembangkan sistem serta melakukan
evaluasi seluruh kegiatan bisnis yang dilaksanakan di Kantor BPRS.
• Bertanggung jawab atas kelancaran tugas pekerjaan serta ketertiban
administrasi di Kantor BPRS.
• Menciptakan strategi pemasaran yang dapat menghadapi tingkat
persaingan.
∗ Bidang Simpanan
• Memasarkan produk simpanan.
• Menandatangani Bilyet Deposito.
• Menangani pengaduan dan keberatan-keberatan dari nasabah penyimpan.
• Melakukan pembinaan terhadap nasabah penyimpan baik administratif
maupun melakukan kunjungan kepada nasabah-nasabah potensial.
• Mengawasi transaksi atas segala jenis simpanan.
50
• Mengawasi dan bertanggung jawab atas box berisi surat-surat berharga
yaitu :
- Buku Cek dan Bilyet Giro.
- Sertifikat Deposito yang belum digunakan.
- Jaminan para debitur.
∗ Bidang Pembiayaan
• Mencari/mengadakan kunjungan kepada calon nasabah pembiayaan.
• Memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pembiayaan yang
diterima.
• Meneliti dan menganalisa permohonan pembiayaan calon debitur yang
telah disusun dan diperiksa oleh AM.
• Selaku Komite Pembiayaan memberikan putusan sesuai dengan
wewenangnya atas permohonan pembiayaan yang sudah
diperiksa/dianalisa oleh AM.
• Mengirimkan berkas permohonan pembiayaan yang sudah
diperiksa/dianalisa kepada pejabat yang mempunyai wewenang
memutuskan.
• Menandatangani akad Pembiayaan.
• Mengawasi pengadministrasian pembiayaan sejak dari permohonan hingga
pelunasan.
• Melakukan pembinaan debitur baik secara aktif maupun pasif berupa
kunjungan nasabah.
51
• Mengawasi atas penyimpanan dan keamanan file dan dokumen
pembiayaan.
• Mengawasi atas pelaporan-pelaporan yang dibuat oleh Bagian
Pembiayaan atas pembiayaan yang diberikan.
∗ Bidang Kas
• Mengawasi dan bertanggung jawab atas pengambilan uang tunai di
khazanah serta brankas.
• Mengestimasi kebutuhan kas untuk transaksi harian.
• Menyetorkan kelebihan maksimum kas ke Bank Umum yang ditunjuk.
• Memberikan persetujuan atas pembayaran-pembayaran tunai sepanjang
masih dalam kewenangannya.
• Memelihara kas induk sesuai dengan ketentuan maksimum kas yang
ditetapkan.
• Mengawasi kelancaran dan kecepatan pelayanan.
• Melakukan kas opname pada akhir hari.
∗ Bidang Akuntansi/Laporan
• Mengawasi/memeriksa pembuatan jurnal.
• Memverifikasi bukti-bukti transaksi pada hari itu.
• Bertanggungjawab atas kebenaran semua transaksi pembukuan pada hari
itu.
• Memeriksa dan bertanggung jawab atas kebenaran/keakuratan angka
laporan.
52
∗ Bidang Kesekretariatan/Surat Menyurat dan Umum
• Mengawasi pelaksanaan penata kerjaan surat masuk/keluar.
• Mengawasi penanganan kebutuhan ATK, logistik lainnya maupun
penggunaannya.
• Mengawasi pemakaian/penggunaan listrik, telepon, kendaraan dinas dll.
• Mengawasi Absensi Karyawan
• Mengawasi pemeliharaan gedung kantor agar tetap dalam keadaan terawat
bersih dengan kondisi baik.
• Mengawasi kegiatan pengamanan kantor.
⊗ Job Description Kepala Bagian Operasional ∗ Fungsi
• Sebagai staff/karyawan Bank yang ditugaskan oleh manajemen selaku
kuasa Bank untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan
operasional Bank sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
• Fungsi ini meliputi pula pengaturan, pemeliharaan saldo/posisi uang kas
yang ada dalam khazanah.
• Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan/kebijakan manajemen.
∗ Bidang Pembiayaan dan Tabungan
• Melakukan pemeriksaan pembayaran atas pencairan pembiayaan yang
diberikan kepada debitur, dengan :
- Memeriksa memo pencairan pembiayaan yang telah ditandatangani
lengkap oleh pejabat berwenang dari Administrasi Legal dan Direksi.
53
- Meneliti/memeriksa keabsahan kwitansi realisasi pembiayaan dan
mencocokkan dengan identitas debitur.
- Menata usahakan register dan kartu pembiayaan.
• Melakukan pemeriksaan pembayaran dan atau penerimaan atas setoran
dan penarikan tabungan sepanjang ketentuan-ketentuan tentang penarikan
dan penyetoran terpenuhi.
∗ Bidang Operasional
• Memeriksa jumlah uang tunai untuk kas operasional.
• Setor/ambil uang ke Bank secara berkala.
• Melakukan pembayaran gaji karyawan.
• Bersama Direktur mengadministrasikan dan menyimpan surat-surat
berharga meliputi Buku Cek dan Bilyet Giro serta Sertifikat Deposito
yang belum digunakan.
∗ Bidang Pelaporan
• Membuat laporan untuk Bank Indonesia.
• Membuat laporan Intern.
• Membuat laporan keuangan berupa Neraca, Rugi/Laba dan laporan-
laporan lain yang diperlukan untuk kepentingan berbagai pihak.
• Membuat dan membayar laporan pajak perusahaan dan Pajak penghasilan
karyawan.
54
⊗ Job Description Teller ∗ Fungsi
• Sebagai staff/karyawan bank yang ditugaskan oleh manajemen selaku
kuasa Bank untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan
penerimaan dan pembayaran uang dari dan kepada nasabah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
• Fungsi ini meliputi pula pengaturan, pemeliharaan saldo/posisi uang kas
yang ada dalam khazanah.
• Melakukan pekerjaan lain sesuai dengan ketentuan/kebijakan manajemen.
∗ Bidang Pembiayaan dan Tabungan
• Melakukan pembayaran atas pencairan pembiayaan yang diberikan
kepada debitur.
• Melakukan pembayaran dan atau penerimaan atas setoran dan penarikan
tabungan sepanjang ketentuan-ketentuan tentang penarikan dan penyetoran
terpenuhi.
• Memelihara dan menyimpan Specimen tanda tangan Nasabah dan Debitur.
∗ Bidang Kas
• Memeriksa jumlah uang tunai untuk kas operasional.
• Menyortir dan mengepak uang.
• Menyusun rekapitulasi Teller.
• Memelihara kunci laci dan meja counter.
55
⊗ Job Description Bagian Customer Service
∗ Bidang Pembiayaan dan Tabungan
• Memeriksa dokumen atas pembukaan/penutupan rekening tabungan,
deposito dan pembiayaan serta dokumen lain yang dipersyaratkan.
• Melakukan pencatatan atas pendaftaran penabung, Deposan atau Debitur.
• Mengadministrasikan dokumen-dokumen pembukaan rekening.
∗ Bidang Kesekretariatan
• Menangani dan menata kerjakan surat masuk/surat keluar.
• Agenda Surat Menyurat.
• Expedisi pengiriman surat menyurat.
• Melaksanakan pengetikan surat keluar.
• Menyimpan arsip surat keluar.
• Meneruskan surat masuk sesuai disposisi Direktur.
• Menyimpan surat masuk yang harus di file.
⊗ Job Description Bagian Accounting
∗ Bidang Pembiayaan dan Tabungan.
• Memeriksa dokumen atas pembukaan/penutupan rekening tabungan,
deposito dan pembiayaan serta dokumen lain yang dipersyaratkan.
• Mengadministrasikan dan membuat laporan perkembangan simpanan dan
jasa Bank lainnya.
∗ Bidang Accounting dan Pelaporan
• Memeriksa dan memverifikasi hasil validasi atas transaksi yang telah
dilakukan teller.
56
• Membuat laporan-laporan akhir hari.
• Membuat jurnal pembebanan biaya-biaya perusahaan non kas (depresiasi,
amortisasi dll).
⊗ Job Description Kepala Bagian Marketing
∗ Bidang Simpanan
• Memperkenalkan dan memasarkan produk-produk simpanan dan jasa
Bank lainnya.
• Membuat perencanaan strategi pemasaran simpanan dan pelaksanaannya.
• Mencari calon nasabah penyimpan potensial.
• Bidang Pembiayaan Mengadakan kunjungan-kunjungan kepada calon
debitur.
• Selaku anggota Komite Pembiayaan dan Direktur memutus permohonan
pembiayaan dalam batas wewenangnya.
• Melakukan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan baik yang lancar
maupun nasabah penunggak.
• Bersama AM terkait melakukan penyelesaian tunggakan di atas 3 bulan.
• Melaporkan kepada Direktur hasil monitoring perkembangan usaha
debitur yang ditanggani BPRS.
• Mengerjakan register pembinaan pembiayaan.
∗ Bidang Pelaporan
• Membuat laporan perkembangan debitur.
• Membuat action plan bulanan.
57
⊗ Job Description Account Management
∗ Bidang Simpanan
• Memperkenalkan, memasarkan produk-produk simpanan dan jasa Bank
lainnya.
• Membuat perencanaan strategi pemasaran simpanan dan pelaksanaannya.
• Mencari calon nasabah penyimpan potensial.
∗ Bidang Pembiayaan
• Mengadakan kunjungan-kunjungan kepada calon debitur.
• Menerima aplikasi permohonan pembiayaan yang selanjutnya melakukan
penelitian dan pemeriksaan sebagai berikut :
- Analisa kebutuhan pembiayaan.
- Mengajukan pertimbangan untuk persetujuan pembiayaan.
• Selaku anggota Komite Pembiayaan, AM dan AM tidak terkait serta
Direktur memutus permohonan pembiayaan dalam batas wewenangnya.
• Menyampaikan putusan pembiayaan kepada calon debitur.
• Melakukan pembinaan terhadap nasabah pembiayaan baik yang lancar
maupun nasabah penunggak.
• Melakukan penyelesaian tunggakan sampai dengan 3 bulan.
• Melaporkan kepada Direktur hasil monitoring perkembangan usaha
debitur yang ditangani BPRS.
⊗ Job Description Bagian Administrasi Pembiayaan
∗ Bidang Pembiayaan
58
• Membuat daftar tunggakan pembiayaan.
• Mencetak laporan meliputi :
- Laporan debitur yang harus ditagih.
- Laporan Tunggakan dan rencana penyelesaian.
∗ Bidang Pembinaan Debitur
• Membuat surat peringatan atas tunggakan kurang dari 3 bulan.
• Melakukan penyelesaian atas tunggakan-tunggakan.
• Bersama Administrasi Legal melakukan penyelesaian tunggakan dan
eksekusi jaminan.
∗ Bidang Pembiayaan
• Memeriksa keabsahan atas dokumen-dokumen persyaratan pengajuan
pembiayaan.
• Mengatur jadwal dan mempersiapkan penandatanganan akad pembiayaan.
• Membuat Memorandum Pencairan Pembiayaan untuk diserahkan ke
Accounting/Customer Service.
• Menyimpan berkas/dokumen pembiayaan.
• Membuat surat pemberitahuan secara tertulis putusan pembiayaan kepada
calon debitur.
• Mencetak laporan meliputi:
- Laporan Pencairan Pembiayaan.
- Laporan Rencana Pencairan Pembiayaan.
∗ Bidang Pembinaan Debitur
59
• Membuat surat peringatan pengambil alihan jaminan untuk debitur
menunggak lebih dari 3 bulan.
• Melakukan penyelesaian atas tunggakan-tunggakan lebih dari 3 bulan.
• Bersama AM dan Administrasi Pembiayaan melakukan eksekusi jaminan.
⊗ Job Description Bagian Umum
• Menangani kebutuhan alat tulis kantor.
• Merencanakan kebutuhan alat tulis kantor.
• Mengorder permintaan dari seluruh bagian.
• Mencatat transaksi harian dari pengambilan barang ke kartu stock.
• Mengecek barang yang sudah habis maupun yang ada.
• Mencatat pemasukan barang.
• Membuat laporan stock barang.
• Mengorder barang peralatan, formulir dan kebutuhan lainnya.
• Menangani pembayaran rekening listrik, telepon, dan pengeluaran lainnya
(bensin, solar, sabun, lap, parkir, reparasi mobil/motor dinas dll).
E. Produk-Produk PT. BPRS Berkah Amal Salman
Kegiatan usaha PT. BPRS Berkah Amal Salman secara umum adalah
menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan
dengan menggunakan akad-akad dan tata cara yang sesuai dengan syari’ah Islam.
Dalam penghimpunan dana PT. BPRS Berkah Amal Salman menyediakan
sarana penghimpunan seperti :
1. Funding
60
Untuk memobilisasi dana pihak ke tiga, maka PT. BPRS Berkah Amal
Salman merancang beberapa produk yang akan dipasarkan dan diperkirakan akan
sesuai dengan karakteristik pengusaha kecil dan menengah. Jenis serta syarat-
syarat umum dari produk perbankan yang dipasarkan adalah:
A. Tabungan Beramal
a. Tabungan Beramal adalah Jenis produk tabungan yang mempunyai
karakteristik khusus berupa penyisihan dana zakat dari bagi hasil yang
diperoleh untuk diserahkan ke Lembaga Zakat YPM Salman ITB.
b. Sasaran Tabungan Bekal Salman, diantaranya:
• Alumni Masjid Salman.
• Jama’ah Masjid Salman (aktivis dan karyawan serta pengurus Masjid
Salman).
• Masyarakat umum.
c. Syarat-syarat
• Perorangan, setoran awal minimal Rp. 25.000,- (dua puluh ribu
rupiah), setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,- (sepuluh ribu
rupiah).
• Perusahaan, setoran awal minimal Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu
rupiah), setoran selanjutnya minimal Rp. 10.000,- (sepuluh ribu
rupiah).
• Biaya pengelolaan rekening Rp. 1.000,- per bulan.
d. Bagi Hasil
• Bagi hasil 20 : 80 yang dihitung dari saldo rata-rata per bulan.
61
B. Tabungan Madani (Masa Depan Nanti)
a. Tabungan Madani adalah produk tabungan dengan nama Tabungan
Madani yang berarti Tabungan Masa Depan Nanti dengan akad
mudharabah.
b. Sasaran Tabungan Madani, diantaranya:
• Para pelajar SD/MI, SMP/MTs atau SMU/MA.
• Masyarakat Muslim pada umumnya, yang berminat menabung bagi
para putra/putrinya.
c. Syarat-syarat
• Atas nama orang tua atau QQ anak.
• Setoran tetap berupa:
- Minimal Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
- Minimal Rp. 15.000,- (lima belas ribu)
- Minimal Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)
• Bebas biaya pengelolaan rekening
d. Bagi Hasil
• Bagi hasil dihitung dari saldo rata-rata, sebesar:
- Setoran Min Rp. 10.000,- Bagi hasil 50 : 50
- Setoran Min Rp. 15.000,- Bagi hasil 55 : 45
- Setoran Min Rp. 25.000,- Bagi hasil 60 : 40
62
C. Tabungan Pembiayaan
a. Tabungan Pembiayaan adalah produk tabungan dengan nama produk
Tabungan Pembiayaan yang berarti tabungan yang dibuka bagi para
debitur pembiayaan.
b. Sasaran Tabungan Pembiayaan, diantaranya:
• Para pengusaha yang memperoleh pembiayaan dari Bank.
c. Syarat-syarat
• Atas nama debitur yang bersangkutan.
• Setoran awal sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).
• Bebas biaya pengelolaan rekening.
d. Bagi Hasil
• Tidak memperoleh bagi hasil.
D. Deposito Berjangka Wadi’ah
a. Deposito Berjangka Wadi’ah adalah produk Deposito Wadi’ah dimana
merupakan titipan dari Shahibul Mall kepada Bank untuk dikelola,
sedangkan Bank tidak berkewajiban memberikan bagi hasil ataupun
profit tetapi dimungkinkan memberikan bonus kepada deposan yang
besarnya ditentukan oleh Bank.
63
1. Titip dana
4. Beri Bonus
3. Bagi Hasil 2. Pemanfaatan Dana
Gambar 1.
Skema Deposito Berjangka Wadi’ah
b. Sasaran Deposito Berjangka Wadiah, diantaranya:
• Pemegang saham.
• Alumni Masjid Salman.
• Jama’ah Masjid Salman (aktivis dan karyawan serta pengurus
Masjid Salman).
• Masyarakat umum.
c. Syarat-syarat
• Setoran awal minimal Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) atau
kelipatannya.
• Tidak dikenakan biaya materai.
d. Jangka Waktu (JW) Titipan
• JW 1 (satu) bulan
• JW 3 (tiga) bulan
• JW 6 (enam) bulan
NASABAH (Penitip)
BANK (Penyimpan)
USERS OF FUND (Nasabah Pengguna dana)
64
• JW 12 (dua belas) bulan.
E. Deposito Mudharabah
a. Deposito Mudharabah, merupakan investasi melalui simpanan pihak
ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu atau jatuh tempo, dengan mendapatkan bagi hasil.
1. Titip dana 2. Pemanfaatan dana
4. Bagi Hasil 3. Pemanfaatan Dana
Gambar 2.
Skema Deposito Berjangka Mudharabah
b. Sasaran Deposito Berjangka Mudharabah, diantaranya:
• Alumni, jamaah, aktivis ataupun karyawan dan pengurus Masjid
Salman.
• Masyarakat muslim pada umumnya baik perorangan ataupun
perusahaan.
c. Syarat-syarat
• Atas nama perorangan, setoran awal minimal Rp. 500.000,- (lima ratus
ribu rupiah) atau kelipatannya.
• Atas nama perusahaan, setoran awal minimal Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah) atau kelipatannya
• Dikenakan biaya materai pada saat pencairan deposito.
DUNIA USAHA BANK NASABAH (Deposan)
65
d. Jangka Waktu (JW) Titipan
• JW 1 (satu) bulan, bagi hasil 50 : 50
• JW 3 (tiga) bulan, bagi hasil 55 : 45
• JW 6 (enam) bulan, bagi hasil 60 : 40
• JW 12 (dua belas) bulan, bagi hasil 60 : 40
2. Landing
Produk-produk Pembiayaan PT. BPRS Berkah Amal Salman disediakan
bagi para pengusaha kecil maupun pengusaha menengah yang membutuhkan
modal kerja usaha, investasi ataupun ingin membeli sesuatu dengan angsuran
ringan untuk kebutuhan komsumtif. Kebutuhan masih dapat dipenuhi dengan
memilih produk-produk syari’ah sebagai berikut:
A. Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil)
aaa... Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua
pihak, dimana pihak pertama Bank menyediakan modalnya,
sedangkan pihak kedua nasabah sebagai pengelola dan keuntungan
usaha dibagi menurut kesepakatan.
66
PERJANJIAN BAGI HASIL
KEAHLIAN MODAL KETERAMPILAN 100%
Nisbah X % Nisbah Y %
Pengambilan Modal Pokok
Gambar 3.
Skema Al-Mudharabah
b. Persyaratan
• Photo copy KTP pemohon dan photo copy suami/istri yang
masih berlaku.
• Mengisi formulir permohonan.
• Photo copy kartu keluarga.
• Photo copy surat nikah.
• Photo copy bukti kepemilikan atas jaminan yang akan diberikan.
c. Karakteristik
• Bagi hasil yang dibayar mudharib kepada bank sebesar nisbah
bagi bank atas dasar keuntungan yang diperolehnya pada bulan
yang bersangkutan .
PROYEK / USAHA
BANK
(Shahibul Maal) Nasabah
(Mudharib)
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
MODAL
67
• Pelunasasan pembiayaan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan
mengembalikan jumlah pembiayaan awal yang diterima.
• Apabila usaha mudharib mengalami kerugian, maka jumlah
kerugian dibagi sesuai nisbah yang disepakati.
• Bebas riba dan adil.
d. Target Pasar
• Masyarakat umum pedagang dan pengusaha di lingkungan
wilayah kerja bank.
B. Pembiayaan Murabahah (Jual Beli)
a. Pembiayaan Murabahah adalah pembiayaan yang diberikan Bank
kepada nasabah untuk pembelian barang modal atau barang konsumtif
dengan akad jual beli.
1. Negosiasi & Persyaratan
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
3. Beli Barang 4. Kirim
Gambar 4.
Skema Al-Murabahah
b. Persyaratan
• Photo copy KTP pemohon dan Photo copy suami/istri yang
masih berlaku.
NASABAH BANK
SUPLIER PENJUAL
68
• Mengisi formulir permohonan.
• Photo copy kartu keluarga.
• Photo copy surat nikah.
• Photo copy bukti kepemilikan atas jaminan yang akan diberikan.
c. Karakteristik
• Pembelian barang dimaksud bisa dilakukan oleh Bank atau
diwakili oleh nasabah. Angsuran atas pembelian dimaksud
dilakukan secara bulanan.
• Pelunasan pembiayaan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan
membayar sisa piutang dan dimungkinkan memperoleh bonus
pengurangan dari Bank.
• Bebas riba dan adil.
d. Target Pasar
• Masyarakat umum pedagang dan pengusaha di lingkungan
wilayah kerja Bank
C. Pembiayaan Musyarakah
a. Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua belah
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing
memberikan kontribusi dana (amal/expertise) dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
69
Gambar 5.
Skema Al-Musyarakah
Dari produk-produk PT. BPRS Berkah Amal Salman diatas dapat dilihat
produk apa yang akan banyak diminati oleh masyarakat, maka dari itu dapat
dilihat jumlah nasabah PT. BPRS Berkah Amal Salman dengan rincian sebagai
berikut:
Nasabah Parsial
Asset Value
Bagi hasil keuntungan sesuai porsi kontribusi modal (nisbah)
KEUNTUNGAN
Bank Syariah Parsial
Pembiayaan
PROYEK USAHA
70
Tabel 3.2 Jumlah Nasabah PT. BPRS Berkah Amal Salman. Kantor Pusat Cimahi
No Produk Jumlah Nasabah
1 Tabungan Beramal 428
2 Tabungan Madani 1
3 Tabungan Pembiayaan 28
4 Deposito Wadiah -
5 Deposito Mudharabah 14
6 Pembiayaan Mudharabah 16
7 Pembiayaan Murabahah 378
8 Pembiayaan Musyarakah 1
Sumber : BPRS Berkah Amal Salman 2006
F. Lingkungan Kerja PT. BPRS Berkah Amal Salman
Secara garis besar lingkungan kerja Kantor Pusat PT. BPRS Berkah Amal
Salman yang berada di Jl. Ruko Pondok Mas No. 36 Baros-Cimahi dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu:
a. Front Liner yang terdiri dari :
• Customer Service (Berada di sebelah kiri pintu masuk)
• Teller (Berada tepat di depan pintu masuk)
b. Back Office yang terdiri dari :
Direksi, Ka. Bag. Operasional, Ka. Bag. Marketing, Accounting Officer
(AO), Administrasi Pembiayaan (ADP), Apraisal Officer, Collector, Pelaksana
Umum dan Operasi yang dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya berada
di belakang para petugas Front Liner.
71
G. Sarana Penunjang Operasional
Untuk menunjang operasional kantor, PT. BPRS Berkah Amal Salman
mempunyai sarana dan prasarana berupa :
Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana BPRS Berkah Amal Salman. Kantor Pusat Cimahi
NO Nama Barang Tahun Perolehan Jumlah Ket.
1 Mobil 2002 1 2 Motor 2002/2003 4 3 Computer station 2002 10 4 Computer Server 2002 1 5 Computer Notebook 2004 2 6 Printer besar Epson 2002 1 7 Printer kecil Epson 2002 3 8 Printer pass book Jarpalla 2002 3 9 Printer Epson stylus 2004 1 10 Printer Samsung laser 1210 2003 1 11 AC Split 2003 1 12 Mesin tik Olivetti 2002 1 13 Mesin Fax Brother 2002 1 14 Lemari besi (Brankas) 2002 1 15 Laser Printer(ML 1210 ) 2002 1 16 PABX Panasonic TA 308 2003 1 17 Kamera Photto Digital (Kodak ) 2003 1 18 Lemari Besi Jaminan (Brother) 2003 1 19 Mesin Foto Copy 2002 1 20 Furniture dan perlengkapan penunjang 2002 -
Sumber : BPRS Berkah Amal Salman 2006
72
Secara keseluruhan peralatan dan teknologi yang digunakan pada
operasional PT. BPRS Berkah Amal Salman sudah sangat baik, terlebih lagi
sistem PT. BPRS Berkah Amal Salman sudah dilengkapi dengan on-line data
yang memudahkan seluruh laporan transasksi per hari itu dari setiap kantor kas ke
kantor pusat.
73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah meninjau hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, juga teori
yang mendukung, serta metodologi penelitian yang digunakan, berikut ini akan
dijabarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Hasil ini berupa data-data yang
diperoleh dari berbagai sumber yang mendukung dalam penelitian ini dan
dilakukan pengolahan agar tercapai hasil berupa suatu kesimpulan.
A. Efektivitas Metode Analisis BPRS BERKAH AMAL SALMAN Dalam
Memenuhi Permohonan Pembiayaan Bagi Para Nasabah Dengan Akad
Murabahah
Dalam menyetujui suatu permohonan pembiayaan BPRS BERKAH
AMAL SALMAN melakukan penilaian dan penelitian terhadap debitur dengan
cara analisa pembiayaan.
a. Prinsip-Prinsip Analisa Pembiayaan
Prinsip-prinsip analisa pembiayaan yang digunakan dalam penilaian
permohonan pembiayaan murabahah, BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam
pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan
kondisi calon debitur secara keseluruhan. Di BPRS penilaian tersebut
menggunakan unsur 5C yaitu :
74
a. Character
Penilaian terhadap karakter (character) atau kepribadian calon debitur,
keluarga dan reputasinya dengan tujuan untuk memperkirakan
kemungkinan bahwa calon debitur yang mengajukan pembiayaan dapat
memenuhi kewajibannya.
b. Capacity
Penilaian secara subyektif tentang kemampuan (capacity) debitur untuk
melakukan pembayaran. Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi
debitur di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas
usaha nasabah.
c. Capital
Penilaian terhadap kemampuan modal (capital) yang dimiliki oleh calon
debitur, yang diukur dengan posisi usahanya secara keseluruhan melalui
rasio keuangannya dan penekanan pada komposisi modalnya.
d. Colateral
Colateral adalah jaminan milik calon debitur. Penilaian ini untuk lebih
meyakinkan jika suatu resiko kegagalan pembayaran terjadi maka jaminan
dipakai sebagai pengganti dari kewajibannya.
e. Conditions
Penilaian terhadap kondisi perekonomian secara umum, khususnya yang
terkait dengan jenis usaha calon debitur.
75
b. Persiapan Analisa Pembiayaan
Analisa pembiayaan merupakan kegiatan yang sangat sulit, karena
keharusan menilai suatu kondisi eksternal dengan keterbatasan data yang tersedia.
Sebelum melakukan analisa BPRS BERKAH AMAL SALMAN melakukan
persiapan, yaitu:
1. Pemilihan Pendekatan Analisa
a. Pendekatan Karakter
Pada pendekatan ini proses pemberian pembiayaan didasarkan atas
kepercayaan terhadap reputasi karakter usaha dan prilaku dari calon
debitur. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sulit karena
karakter seseorang sangat sulit untuk diketahui dengan baik, jika
pendekatan ini dilakukan dengan baik maka secara teoritis akan
memberikan jaminan terhadap kelayakan usaha nasabah, karena penilaian
ini sangat tergantung kejelian dan kepekaan seorang pelaksana analisis
Bank. Penulis amati di lapangan ketika petugas Bank menganalisa kondisi
suatu barang berupa kendaraan, bangunan dan barang lainnya, dengan data
yang diajukannya ada sedikit ketidaksesuaian. Dalam hal ini sudah
menandakan karakter ketidakjujuran, oleh karena itu bank melakukan
pendekatan karakter dengan semaksimal mungkin.
b. Pendekatan Kemampuan Pelunasan
Pendekatan ini menekankan pada kemampuan nasabah mengembalikan
pokok pembiayaan, baik berdasarkan usaha yang dibiayai maupun sumber
dana lainnya yang memungkinkan dapat menutup pengembalian dana
76
pembiayaan. Penulis amati di lapangan petugas Bank mensurvei lokasi
berdasarkan data yang ada sekaligus melihat transaksi usaha yang dijalani
nasabah. Hal ini dilakukan untuk memastikan mampu dan tidaknya
nasabah yang bersangkutan.
c. Pendekatan Jaminan
Pada pendekatan ini analisa ditekankan pada kondisi ekonomi dari jaminan
sehingga keputusan memberikan dana pembiayaan berdasarkan pada
keamanan jaminan.
2. Proses Pengumpulan Informasi
Informasi yang diperlukan dalam rangka persiapan analisis pembiayaan
adalah informasi yang bersifat umum dan khusus.
Informasi Umum yang diperoleh dari masyarakat mengenai hal-hal yang
bersangkutan dengan nasabah diantaranya:
a. Reputasi calon debitur
b. Data ekonomi menyangkut usaha yang akan dibiayai
Informasi Khusus tentang nasabah:
a. Data keuangan calon debitur
b. Data teknis usaha calon debitur
c. Data lain yang berkaitan langsung dengan usaha nasabah.
Dalam proses pengumpulan data pihak BPRS BERKAH AMAL
SALMAN melakukan wawancara. Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi
nasabah karena berorientasi memberikan pembiayaan kepada nasabah golongan
menengah ke bawah, yang tidak memungkinkan untuk diminta data secara tertulis
77
kecuali bagi nasabah yang mempunyai manajemen yang lengkap baru dalam
pengajuan permohonannya dicantumkan neraca keuangan mengenai rugi/laba.
Proses pengajuan di BPRS BERKAH AMAL SALMAN ini fleksibel, karena hal
tersebut disesuaikan dengan kondisi nasabah. Setelah melakukan wawancara pihak
BPRS melakukan observasi ke tempat usaha nasabah untuk memeriksa kebenaran
data yang disampaikan oleh calon debitur dari hasil wawancara tersebut, obyek
yang dilihat seperti, kondisi tempat usaha, rumah dan lingkungan sekitarnya.
c. Analisa Aspek Pembiayaan
Setelah mengetahui secara jelas kondisi usaha calon debitur, maka langkah
berikutnya adalah melakukan analisa setiap aspek yang berkaitan dengan usaha
calon debitur:
1. Analisa Aspek Yuridis, sasaran dari analisa aspek ini adalah:
a. Apakah calon debitur memiliki kecakapan untuk mengadakan perjanjian.
Minimal nasabah memahami tentang akad pembiayaan yang sedang
dilakukan.
b. Apakah status badan usaha yang digunakan untuk menampung usahanya
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, minimal nasabah
melaksanakan ketentuan-ketentuan atau peraturan dimana ia berusaha,
seperti iuran keamanan, pajak dan lain-lain.
2. Analisa Aspek Pemasaran. Kemampuan untuk memproduksi suatu barang atau
pasar tidak akan ada artinya jika tidak ada kemampuan memasarkan, apalagi
dalam situasi perekonomian yang kompetitif. Faktor-faktor yang dinilai adalah:
78
a. Siklus hidup produk
b. Perusahaan pesaing
c. Tingkat kemampuan daya beli masyarakat
d. Program promosi
e. Manajemen pemasaran
3. Analisa Aspek Teknis
a. Lokasi usaha, dianggap ideal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Dekat dengan pasar
2. Dekat dengan sumber bahan baku
3. Dekat dengan tenaga kerja
4. Transportasi mudah
5. Ada pasilitas penunjang yang memadai
b. Fasilitas bangunan tempat usaha yang memadai. Yang harus dianalisa
adalah:
1. Pendirian bangunan tidak melanggar peraturan pemerintah
2. Bangunan memenuhi persyaratan teknis
Setelah melalui tahapan-tahapan analisa pembiayaan, permohonan dan
berkas pembiayaan lainnya diajukan ke Komite Pembiayaan, yang terdiri dari:
anggota DPS, komisaris, direksi dan account manajemen untuk mendapat
pertimbangan dan persetujuan atas pembiayaan yang diajukan. Permohonan
pembiayaan yang telah diterima komite pembiayaan, kemudian dilakukan
pertimbangan dari segi aspek usaha yang akan dibiayai, kemampuan debitur
dalam mengembalikan pembiayaan. Setelah hal itu dilakukan maka komite
79
pembiayaan memutuskan menyetujui atau menolak terhadap permohonan
tersebut. Jika menyetujui, maka permohonan tersebut ditandatangani. Jika ditolak
maka pihak BPRS memberitahukan kepada pemohon bahwa permohonan yang
diajukannya ditolak.
Proses penganalisaan biasanya berjalan satu minggu, dua minggu, bahkan
lebih dari itu. Terjaminnya pengembalian pembiayaan harus menjadi perhatian
penting petugas Bank, karena dana yang ada di BPRS merupakan dana umat
bukan milik personal, sebab tidak menutup kemungkinan terjadinnya pembiayaan
yang tidak lancar pengembaliannya. Periode 2006 BPRS BERKAH AMAL
SALMAN telah mengeluarkan pembiayaan dengan akad murabahah, kepada para
nasabahnya sebesar Rp 1.329.621.084 miliar, kepada 378 orang.
Setiap nasabah yang mengajukan pembiayaan dengan akad murabahah
terlebih dahulu Customer Service memberitahukan mengenai berapa keuntungan
bagi Bank tergantung berapa jumlah dana yang diajukannya. Berikut ini tabel
angsuran murabahah, baik untuk pembiayaan investasi maupun konsumtif. Yang
digunakan BPRS dalam menentukan besarnya jumlah pembiayaan dan margin
(keuntungan) bagi Bank.
80
Tabel 4.1 Angsuran Murabahah (Jual Beli)
Pembiayaan Investasi dan Konsumtif
Cicilan / Bulan No Jumlah
Pembiayaan 12 18 24 36 1 1.000.000 108.333 - - -2 2.000.000 216.667 161.111 133.333 -3 3.000.000 325.000 241.667 200.000 -4 4.000.000 433.333 322.222 266.667 -5 5.000.000 541.667 402.778 333.333 -6 6.000.000 635.000 468.333 385.000 301.6677 7.000.000 740.833 546.389 449.167 351.9448 8.000.000 846.667 624.444 513.333 402.2229 9.000.000 952.500 702.500 577.500 452.500
10 10.000.000 1.058.333 780.556 641.667 502.77811 11.000.000 1.164.167 858.611 705.833 553.05612 12.000.000 1.270.000 936.667 770.000 603.33313 13.000.000 1.375.833 1.014.722 834.167 653.61114 14.000.000 1.481.667 1.092.778 898.333 703.88915 15.000.000 1.587.500 1.170.833 962.500 754.16716 16.000.000 1.693.333 1.248.889 1.026.667 804.44417 17.000.000 1.799.167 1.326.944 1.090.833 854.72218 18.000.000 1.905.000 1.405.000 1.155.000 905.00019 19.000.000 2.010.833 1.483.056 1.219.167 955.27820 20.000.000 2.116.667 1.561.111 1.283.333 1.005.55621 21.000.000 2.222.500 1.639.167 1.347.500 1.055.83322 22.000.000 2.328.333 1.717.222 1.411.667 1.106.11123 23.000.000 2.434.167 1.795.276 1.475.833 1.156.38924 24.000.000 2.540.000 1.873.333 1.540.000 1.206.66725 25.000.000 2.645.833 1.951.369 1.604.167 1.256.944
Sumber : BPRS Berkah Amal Salman 2006
Untuk menanggani para nasabah yang mengajukan pembiayaan, selain
melakukan penilaian 5C, juga disesuaikan dengan keadaan dana yang tersedia di
BPRS, seperti nasabah yang mengajukan pembiayaan jika dilihat dari segi
usahanya hanya membutuhkan Rp 4.000.000, sedangkan dalam permohonannya
81
mengajukan sebesar Rp 6.000.000, maka besar jumlah yang diberikan kepada
nasabah tersebut sebesar Rp 4.000.000.
Salah satu alasan Bank melakukan hal demikian karena tidak terlepas dari
strategi pengamanan dana, mengingat dana bersumber dari masyarakat dan para
pemegang saham. Ketetapan analisis pembiayaan merupakan salah satu upaya
Bank untuk memelihara kelancaran jalannya pembiayaan. Kurangnya kehati-
hatian dalam melakukan analisis pembiayaan akan mengakibatkan arus
pembiayaan menjadi kacau. Di BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam
menganalisis pembiayaan murabahah, cukup dengan menggunakan 5C. Namun
setelah penulis observasi untuk dunia perbankan pada saat ini, khususnya Bank
yang berlandaskan syari’ah, dasar analisis 5 C belumlah cukup. Sehingga perlu
memperhatikan kondisi sifat amanah, kejujuran, kepercayaan dari masing-masing
nasabah. Dan perlu ditambahkan dengan 1 C, yaitu Constraint artinya hambatan-
hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha. Menurut hasil wawancara
dengan 7 nasabah bahwa, BPRS memberikan pelayanan yang mudah, ringan dan
cepat dalam penyaluran dana. Pihak Bank juga berusaha mengerti dan memahami
kondisi nasabahnya, yang sebagian besar masyarakat kelas menengah ke bawah.
Untuk itu Bank memberikan pinjaman yang mudah dan ringan. Untuk lebih
mempermudah dalam memahami hal ini, akan digambarkan proses alur
pembiayaan murabahah sebagai berikut :
82
83
Keterangan Gambar Proses Alur Pembiayaan Murabahah :
1. Calon nasabah mengajukan permohonan kepada Customer Service atau
Account Management dengan menyertakan dokumen permohonan
sebanyak 3 Copy.
2. Customer Service atau Account Management mendistribusikan dokumen
permohonan kepada Administrasi Pembiayaan, Account Management dan
Administrasi Legal.
3. Masing-masing bagian membuat laporan berupa laporan penilaian jaminan
oleh Administrasi Pembiayaan, usulan pembiayaan oleh Account
Management serta hasil chek list persyaratan administrasi oleh
Administrasi Legal.
4. Ketiga laporan yang dibuat oleh masing-masing bagian di gabungkan
dalam satu kesepakatan untuk disampaikan kepada Komite Pembiayaan
melalui Administrasi Legal.
5. Apabila permohonan diputuskan untuk ditolak, maka komite akan
mengembalikan berkas dokumen kepada Customer Service atau Account
Management.
6. Apabila permohonan diputuskan untuk disetujui, maka Komite akan
mengembalikan berkas permohonan kepada Bagian Legal.
7. Permohonan yang dikembalikan kepada nasabah melalui Customer
Service.
8. Hasil dari komite berupa telah diterima atau disetujui kemudian diberikan
kepada Administrasi.
84
9. Administrasi Legal bekerja sama dengan Account Management dalam
penjadwalan pembiayaan sekaligus pencairan dana yang akan dterima
nasabah.
10. Dana diterima nasabah melalui Account Management.
Berikut ini gambar skema pembiayaan dengan akad murabahah :
1. Negosiasi & Persyaratan
2. Akad Jual Beli
6. Bayar
3. Beli Barang 4. Kirim
Gambar 4.1
Skema Al-Murabahah
Berikut ini Persyaratan Permohonan Pembiayaan Murabahah di BPRS
BERKAH AMAL SALMAN.
a. Identitas Pemohon
• Aplikasi permohonan asli yang telah di isi dan ditandatangani
• Foto copy KTP pemohon
• Foto copy KTP suami / istri pemohon
• Foto copy surat nikah
• Foto copy kartu keluarga
NASABAH BANK
SUPLIER PENJUAL
85
• Foto copy keterangan penghasilan/ slip gaji bila karyawan/pegawai
• Foto copy buku tabungan
b. Identitas Jaminan
1. Jaminan Kendaraan
• Foto copy BPKB dan STNK
• Foto copy Kwintansi pembelian/faktur pembelian
• Foto copy pemilik lama bila atas nama orang lain
• Surat kuasa melakukan proses balik nama ke atas nama nasabah
2. Jaminan Tanah dan Bangunan
• Foto copy sertifikat / AJB / letter C beserta warkat-warkatnya
• Foto copy bukti kepemilikan IPK beserta persetujuan dari kepala pasar
c. Ketentuan Umum Lain
• Usia pemohon maksimal 60 tahun pada saat pembiayaan jatuh tempo
• Maksimal jangka waktu pembiayaan 36 bulan
• Maksimal pembiayaan umum Rp 50.000.000 per nasabah
• Deviasi atas ketentuan persyaratan pembiayaan yang bersifat administratif
dapat dilakukan dengan persetujuan direksi selama bukan merupakan
deviasi yang sangat prinsip.
Berikut ini Tabel Penilaian Agunan yang digunakan oleh BPRS BERKAH
AMAL SALMAN dalam melaksanakan analisa pembiayaan.
86
Tabel 4.2 Penilaian Agunan (Jaminan)
LOKASI JAMINAN KEL
JENIS JAMINAN KONDISI Kota
CimahiKec Lain
Kota Bandung
I Deposito Emas
- Bank Umum - Bank Sendiri - Batangan - Perhiasan
90 % 100 % 70 % 70 %
II Kendaraan Bermotor Non Komersial
- Baru s/d 6 bln - > 6 bln s/d 5 tahun - di atas 5 Thn s/d 15
tahun
100 % 80 % 50 %
III Kendaraan Bermotor Komersial
- Baru s/d 6 Bln - > 6 bln s/d 5 tahun - di atas 5 Thn s/d 15
tahun
90 % 70 % 40 %
IV
Tanah & Bangunan - Rumah Tinggal - Ruko - Kantor - Kios - Tempat Usaha
- SHM atau SHGB - Atas nama pemohon - Lingkungan - Akses jalan> 5 meter - Secondary Market
tinggi
90 %
80 %
70 %
V
Tanah Kosong Peruntukan : - Rumah Tinggal - Ruko - Kantor - Kios - Tempat Usaha
- SHM atau SHGB - Atas nama pemohon - Lingkungan - Akses jalan> 5 meter - Secondary Market
tinggi
75 %
80 %
65 %
VI
Tanah & Bangunan - Rumah Tinggal - Ruko - Kantor - Kios - Tempat Usaha
- SHM atau SHGB - Atas nama pemohon - Lingkungan - Akses jalan> 5 meter - Secodary Market tinggi
80 %
70 %
60 %
87
Adapun perhitungan penentuan margin pembiayaan murabahah di BPRS
BERKAH AMAL SALMAN, dengan asumsi bahwa proyeksi margin dari dunia
usaha sebesar 5 % setiap bulannya maka margin bagi Bank ditentukan sebagai
berikut:
• Untuk pembiayaan di bawah Rp 5.000.000, margin pada akad murabahah
sebesar 50 bagian dari proyeksi hasil usaha ekuivalen rate 30 % / tahun.
• Untuk pembiayaan di atas 5.000.000 sampai dengan 20.000.000, margin
pada akad murabahah sebesar 45 bagian dari proyeksi hasil usaha 27 % /
tahun.
• Untuk pembiayaan di atas Rp 20.000.000, margin pada akad murabahah
sebesar 40 bagian dari dari proyeksi hasil usaha 24 % / tahun.
• Apabila jangka waktu pembiayaan lebih dari 1 tahun maka besarnya
margin akan disesuaikan dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Contoh kasus :
Ibu Rika Supartika S.Hum berniat memiliki mobil Starlet untuk
kepentingan bisnisnya seharga Rp 50.000.000, padahal saat itu ia hanya memiliki
dana sebesar Rp 20.000.000. Untuk mengatasi permasalahannya, Ibu Rika
Supartika pergi ke BPR Syari’ah untuk mencari solusi. Bagaimana skim yang
akan diterima olehnya?
(Asumsi : Ekspentasi keuntungan Bank adalah 24 % / tahun)
88
Penyelesaian :
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, BPR Syari’ah memberikan solusi dengan
skim pembiayaan murabahah sebagai berikut :
Perhitungan Bank :
Harga Mobil = Rp 50.000.000
Porsi Nasabah = Rp 20.000.000 _
Porsi Bank = Rp 30.000.000
Margin keuntungan Bank = Rp 30.000.000 x 24 % / tahun x 2 tahun
= Rp 14.400.000
Skim untuk nasabah :
Harga beli Mobil = Rp 50.000.000
Margin keuntungan Bank = Rp 14.400.000 +
Harga jual Bank = Rp 64.400.000
Angsuran Pertama = Rp 20.000.000
Sisa angsuran = Rp 44.400.000
Angsuran perbulan = Rp 1.850.000
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Melaksanakan Metode
Analisis
BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam menjalankan fungsinya sebagai
Bank yang mempunyai tujuan mulia yakni membantu masyarakat ekonomi
lemah/ kecil dengan cara memberikan pembiayaan. Suatu lembaga
89
keuangan dimungkinkan mempunyai faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaannya.
Adapun faktor-faktor pendukung yang mendorong BPRS dalam
menjalankan analisa pembiayaan adalah:
1. Tekad yang kuat dari jajaran pengurus untuk membantu meningkatkan
perekonomian umat melalui pinjaman yang dilakukan berdasarkan aturan-
aturan yang berlaku sesuai dengan prinsip syari’ah.
2. Dukungan materil dari para pemegang saham, sehingga menambah
permodalan untuk disalurkan kembali kepada para nasabah yang
membutuhkan.
3. Lokasi debitur yang kondusif yang mempermudah dalam melakukan
analisa tentang keadaan debitur, karena tidak membutuhkan waktu yang
lama. Sehingga proses pembiayaan dan keputusan pembiayaan dapat
dilakukan secara cepat.
Keberhasilan suatu Bank yang fungsinya sebagai lembaga Intermediary
keuangan, yaitu mengatur mekanisme dana yang dikumpulkan dengan dana yang
disalurkan. Mengingat akan hal itu perlu ditambahkan pula beberapa faktor
pendukung lainnya yang penulis amati selama penelitian, yaitu : etos kerja yang
Islami, terhadap para nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan mulai
dari proses pengajuan, penelitian sampai pencairan dana, juga tidak terlepas dari
prinsip kehati-hatian yang selalu diterapkan di BPRS Berkah Amal Salman.
90
Sedangkan beberapa faktor penghambat BPRS dalam melaksanakan
analisa pembiayaan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya keseimbangan antara tenaga atau petugas analisa kredit
(pembiayaan) dengan debitur yang akan diteliti, sehingga BPRS lebih
sering mengandalkan data yang ada yaitu, yang ditulis nasabah dalam
formulir permohonan pembiayaan. Kekurangan tenaga kerja ini akan
membuka kesempatan atau peluang terjadinya pemanipulasian data oleh
nasabah. Karena itulah penambahan tenaga kerja dalam bidang
pembiayaan sangat penting dalam rangka mengefektifkan kerja analisa
itu sendiri.
2. Sumber daya manusia merupakan tulang punggung keberhasilan program
pengembangan BPRS jumlah Sumber Daya Manusia yang memiliki
tingkat keahlian sangat terbatas. Untuk meningkatkan kualitas SDM
tersebut, BPRS berperan aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti
latihan, pengembangan dan keterampilan. Istilah latihan menunjukkan
untuk peningkatan keterampilan kerja, sedangkan istilah pengembangan
umumnya digunakan untuk membantu seseorang menanamkan ciri-ciri
kepribadian tertentu. Tujuan dari program pengembangan adalah untuk
membantu para karyawan dalam menyadari potensinya. Program semacam
ini sangat berguna bagi Bank dan individu yang bersangkutan karena dapat
membantu memberikan sumbangan yang maksimal dari kemampuannya.
Latihan ditujukan untuk memperbaiki prestasi dalam tugas-tugas tertentu.
.
91
3. Kendala yang muncul adalah sukarnya memperoleh pengusaha kecil yang
layak untuk dibiayai dalam hal manajemen. Permasalahan ini sering terjadi
karena tidak adanya pemisahan yang jelas antara harta usaha dengan harta
pribadi untuk kepentingan konsumtif. Sehingga menyebabkan
berkurangnya modal usaha dan menurunkan kemampuan perputaran usaha
selanjutnya. Maka untuk mengatasinya diperlukan adanya hubungan yang
lebih baik lagi dalam kerjasamanya antara nasabah. Salah satu cara
dilakukan oleh BPRS adalah mengadakan pembinaan dan pengawasan
terhadap nasabah, supaya lebih menguasai dalam usahanya dan bisa
memisahkan antara harta usaha dengan harta pribadi.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai tinjauan terhadap metode analisis BPRS
BERKAH AMAL SALMAN dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan
bagi para nasabah dengan akad murabahah, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
sebagai berikut:
1. Metode analisis yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN
efektif dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan bagi para
nasabah dengan akad murabahah adalah dengan menggunakan analisis 5C
yaitu: penilaian terhadap watak atau kepribadian debitur (Character),
penilaian terhadap kemampuan debitur untuk membayar (Capacity),
penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki (Capital), penilaian
terhadap jaminan yang dimiliki calon debitur (Colateral), dan penilaian
kondisi perekonomiannya secaraumum (Conditions). Dan dengan
peninjauan dari aspek-aspek Majemen, dan aspek Teknis lainnya. Selain
5C perlu juga ditambah dengan I C yaitu, (Constraint) hambatan-
hambatan yang mungkin mengganggu proses usaha.
93
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan metode analisis
oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam memenuhi permintaan
pembiayaan bagi para nasabah dengan akad murabahah tidak terlepas dari
dua faktor tersebut, karena merupakan ukuran terhadap keberhasilan
BPRS. Adapun faktor pendukungnya adalah performance, kesungguhan
karyawan untuk membantu meningkatkan perekonomian umat melalui
pemberian pinjaman modal. Dan faktor penghambat dalam melakukan
analisa adalah kurangnya keseimbangan antara tenaga analisa dengan
kejujuran debitur yang akan diteliti, sehingga pihak BPRS terkadang
mengandalkan data yang ditulis oleh debitur dalam formulir permohonan
pembiayaan. Kekurangan tenaga kerja ini akan membuka kesempatan
terjadinya pemanipulasian data, oleh karena itu penambahan tenaga
kerja/karyawan sangat diperlukan dalam rangka mengefektifkan analisa
kerja itu sendiri.
B. Saran
Dari pembahasan dan saran yang telah dikemukakan oleh penulis, maka
saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. BPRS Salman lebih mengoptimalkan produk-produk yang lain baik
produk pembiayaan, maupun produk yang bertujuan untuk menghimpun
dana, sehingga funding dan landingnya seimbang.
2. Aktivitas dalam mempromosikan produk harus lebih ditingkatkan
mengingat perkembangan Bank-bank syari’ah yang semakin pesat.
94
3. BPRS Salman harus lebih mensosialisasikan keberadaannya, baik itu
sistem operasionalnya maupun produknya dalam rangka meningkatkan
produktifitas penyaluran dana dan penghimpunan dana tanpa
meninggalkan prinsip syari’ahnya.
4. Dalam menganalisis pembiayaan lainnya BPRS agar senantiasa
memperhatikan syarat-syarat itu sendiri, hal tersebut dilakukan agar
transaksi-transaksi pembiayaan senantiasa berpegang pada syari’at Islam.
95
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis.Rineka Cipta. Jakarta.
Antonio, Syafi’i. 2001. Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktik.Gema Insani Press. Jakarta.
Antonio, Syafi’i dan Karnaen, A. Perwataatmadja. 1992.Apa Dan Bagaimana Bank
Islam. Dana Bakti Wakaf. Yogyakarta. Bisri, Cik Hasan. 1999. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian DanPenulisan.
Skripsi. Logos. Jakarta. Djazuli, A. 1993. Ilmu Fiqih Sebuah Pengantar. Orba Sakti. Bandung. Djazuli, A dan Yadi Janwari. 2002. Lembaga-Lembaga PerekonomianUmat. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Firdaus, Rachmat. 2001. Manajemen Dana Bank. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indoneia Membangun. Bandung. Iswardono, 1994. Uang Dan Bank BPFE. Yogyakarta.
Kasmir. 1999. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Muhammad. 2000. Pengantar Akutansi Syari’ah. Salemba Empat. Jakarta.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah.Unit Penerbit Dan Percetakan. Yogyakarta.
Muslihudin, Muhammad. 1994. Sistem Perbankan Dalam Islam. Rineka Cipta.
Jakarta. Sabiq, Sayyid. 1996. Fikih Sunnah. Pustaka Percetakan Offset. Bandung.
Sadrah, Engkos. 2004. BMT Dan Bank Islam.Pustaka Bani Quraisy. Bandung.
96
Seri Peraturan Perundang-Undangan Perbankan Indonesia Tahun 1950-2004. 2004. CV. Citra Mandiri Jakarta
Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-Dasar Dan Tehnik ManajemenKredit. Bumi
Aksara. Jakarta Sjahdeini, Sutan Remy. 2005. Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata
Hukum Perbankan Di Indonesia. PT. Kreatama. Jakarta. Soenarjo, Dkk. 1997. Al-Qur’an Dan Terjemahnya.Departemen Agama. Jakarta. Sudarsono, Heri. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi Dan
Ilustrasi. Ekonisia. Yogyakarta Suhendi, Hendi. 1997. Fiqih Mu’amalah.Gunung Jati Press. Bandung.
Sumitro, Warkum. 1997. Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga-Lembaga Terkait. Pt Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suwarna, Asep. 2005. Standar Operasional Dan Prosedur.BPRS Berkah Amal
Salman. Cimahi. Suyatno, Thomas. 1990. Dasar-Dasar Perkreditan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. Wiroso, 2005. Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah. PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Yasir, Muhammad. 2006. Email, Anu,Edu, Au. Google. Internet.
PEDOMAN WAWANCARA
Kepada Pihak BPRS BERKAH AMAL SALMAN
1. Bagaimana metode analisis yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL
SALMAN dalam upaya memenuhi permohonan pembiayaan?
2. Apa persyaratan-persyaratan dalam mengajukan pembiayaan?
3. Apakah ada jaminan dalam setiap pembiayaan?
4. Apa faktor pendukung dan penghambat dilaksanakannya analisa pembiayaan
yang digunakan oleh BPRS BERKAH AMAL SALMAN ?
5.
Kepada Nasabah
1. Sudah berapa lama anda menjadi nasabah BPRS BERKAH AMAL SALMAN?
2. Berapa kali anda meminjam dana di BPRS BERKAH AMAL SALMAN?
3. Apa saja yang menjadi ciri khas BPRS BERKAH AMAL SALMAN dalam
pelayanan terhadap masyarakat/nasabah?
4. Bagaimana pelayanan BPRS kepada nasabah dalam hal pembiayaan?
5. Kesulitan-kesulitan apa saja yang anda alami ketika mengajukan pembiayaan?
6. Bagaimana anda membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh BPRS?