perhitungan mo
DESCRIPTION
perhitungan mikroorganismeTRANSCRIPT
Pengujian mikrobiologik terhadap produk perbekalan farmasi dan makanan yang
beredar di seluruh Indonesia sangat perlu dilakukan, dengan mengingat bahwa produk
tersebut sangat mudah dikontaminasi oleh mikroorganisme. Keberadaan mikroorganisme
dalam perbekalan farmasi dan makanan tidak diharapkan, karena dapat berdampak
negatif terhadap kesehatan para konsumen. Di samping itu juga dalam rangka
menghadapi era globalisasi dan ketersediaan semua produk-produk dalam bentuk siap
pakai, maka pengontrolan perbekalan farmasi dan makanan mutlak dibutuhkan.(3 ; 206).
Untuk menghitung secara kuantitatif mikrobiologis suatu bahan dapat dilakukan
atas beberapa kelompok yaitu:
1. Perhitungan jumlah sel
a. Hitungan mikroskopik
b. Hitungan cawan
c. MPN (Most Probable Number)
2. Perhitungan massa sel secara langsung
a. Volumetrik
b. Gravimetrik
c. Kekeruhan (turbidimetri)
3. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
a. Analisis komponen sel (protein, DNA, ATP dan sebagainya)
b. Analisis produk katabolisme (metabolit primer, sekunder atau panas).
c. Analisis konsumsi nutrien (karbon, nitrogrn, oksigen,asam amino, mineral dan
sebagainya).
(4;216)
Metode Perhitungan Cawan
Jumlah koliform dalam contoh dapat dihitung dengan metode hitungan cawan
menggunakan agar VRB (Violet Red Bile) atau agar DL (Desoxycholate Lactose). Dalam
penggunaan medium ini, setelah agar membeku pada bagian atasnya diruangkan lagi
medium yang sama sebanyak 4-5 ml per cawan berdiameter 10 cm, sehingga diperoleh
lapisan tipis pada permukaan agar, dan koloni tumbuh di bawah permukaan agar (sub
permukaan).(5;70)
Inkubasi cawan yang mengandung agar VRB atau agar DL harus dilakukan pada
suhu 35o atau 37o selama 24 jam atau kurang. Pada inkubasi yang terlalu lama, bakteri
gram negatif lainnya mungkin tumbuh sehingga membingungkan dalam menghitung
koloni yang spesifik koliform.(5;70)
Prinsip Metode MPN
Berbeda dengan metode cawan di mana digunakan medium padat (agar), dalam
metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi di mana perhitungan
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif , yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba
setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatn tabung yang positif dapat
dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung
Durham untuk mikroba pembentuk gas.(5;70)
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil
pengenceran tersebut mangandung satu sel mikroba, beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel.(5;71)
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. grup
mikrobayang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium
yang digunakan untuk pertumbuhan.(5;71)
Untuk menentukan jumlah bakteri dapat digunakan beberapa cara.
1. Jumlah bakteri secara keseluruhah (total cell count). Pada cara ini dihitung semua
bakteri baik yang hidup maupun yang mati.
2. Jumlah bakteri yang hidup (viable count). Cara ini hanya menggambarkan jumlah sel
yang hidup, sehingga labih tepat bila dibandingkan teknik pada butir 1.
Perhitungan Bakteri Secara Keseluruhan
a. Menghitung Langsung Secara Mikroskopik
Pada cara ini dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil. Untuk ini
digunakan kaca objek khusus yang bergaris (Petroff-Hauser) berbentuk bujur sangkar.
Jumlah cairan yang terdapat antara kaca objek dan kaca penutup mempunyai volume
tertentu, sehingga satuan isi yang terdapat dalam bujur sangkar juga tertentu.(6;47)
b. Menghitung Dengan Cara Kekeruhan
Cara ini menggunakan spektrofotometer atau nefelometer. Dasar teknik ini adalah
banyaknya cahaya yang diabsorpsi sebanding dengan banyaknya banyaknya sel bakteri
pada batas-batas tertentu.(6;47)
Perhitungan Jumlah Bakteri
a. Teknik Agar Tuang-Standard Plate Count
Pada cara ini dilakukan pengenceran dengan menggunakan sejumlah botol
pengencer yang diisi aquadestillata steril. Agar cair didinginkan sampai suhu sekitar 44o
C dan baru kemudian dituangkan kle dalam cawan Petri. Setelah agar membeku cawan
dieramkan selama 24-48 jam (37o C). lempengan yang dapat digunakan dalam
perhitungan bakteri adalah lempengan yang mengandung 30-300 koloni. Jumlah bakteri
permililiter ialah jumlah koloni dikalikan faktor pengenceran.
b. Perhitungan Agar Tuang-Plate Count
c. Teknik Agar Sebar
(6;49-51)
Metode Kerapatan Optik
Jumlah mikroorganisme dalam suatu suspensi dapat ditentukan dengan menentukan
kerapatan optik (OD = optical density). Pengukuran kerapatan optik menggunakan
olorimeter yang membiaskan cahaya engan gelombang tertentu. Gelombang cahaya
melewati suspensi biakan dan banyaknya cahaya yang ditransmisikan setelah melewati
suspensi diukur. Jumlah cahaya yang ditransmisikan setelah melewati suspensi akan
berbanding terbalik dengan jumlah mikroorganisme dan jumlah cahaya yang diabsorpsi.
Jumlah cahaya yang diabsorpsi tergantung pada bentuk dan besar sel.(6;52)
Kerapatan optik dalam suatu suspensi tidak langsung menunjukkan jumlah sel
dalam suatu populasi, namun menunjukkan jumlah cahaya yang disebarkan oleh populasi
tersebut. untuk memperoleh jumlah mikroorganisme, maka nilai kerapatan optik harus
disetarakan terlebih dahulu dengan jumlah mikroorganisme (CFU/ml). untuk memperoleh
nilai ini dilakukan berbagai pengenceran sampel yang digunakan dalam OD. Jumlah
mikroorganisme ditentukan dengan cara jumlah hitung mikroorganisme hidup (viable
count). Setelah diperoleh nilai ini dibuat kurva kalibrasi dengan sumbu X sebagai jumlah
hidup (viable count) dan sumbu Y sebagai nilai OD.(6;52)
3. Djide, M. Natsir, Sartini, (2005), Analisis Mikrobiologi Farmasi , Universitas Hasanuddin, Makassar.
4. Djide, M. Natsir, Sartini, (2005), Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
5. Fradiaz, Srikandi, (1994), Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
6. Lay, Bibiana W., ( ), Analisis Mikroba di Laboratorium, Institut Pertanian Bogor, Bandung