perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung...
TRANSCRIPT
PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT
OOlleehh ::
TTaammrriinn TT.. IIsskkaannddaarr
EEmmllaann FFaauuzzii JJaammaall kkhhaalliidd
MM.. FFeerriizzaall
BBAALLAAII PPEENNGGKKAAJJIIAANN TTEEKKNNOOLLOOGGII PPEERRTTAANNIIAANN ((BBPPTTPP)) NNAADD BBAADDAANN PPEENNEELLIITTIIAANN DDAANN PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN PPEERRTTAANNIIAANN
KKEEMMEENNTTRRIIAANN PPEERRTTAANNIIAANN 2011
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
ii
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan tahunan kegiatan Perbanyakan Benih Padi dan Kedelai mendukung program
SL-PTT di Provinsi NAD tahun anggaran 2011.
Kegiatan perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT di Provinsi
NAD ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan benih padi dan kedelai unggul
di tingkat petani dalam rangka percepatan target peningkatan produksi gabah.
Selama ini petani kesulitan mendapatkan benih unggul bermutu yang terjamin
keunggulannya, walaupun ketersediaan benih yang berlabel dipasaran cukup,
namun petani belum tentu dapat membelinya karena keterbatasan modal usahatani.
Oleh karena itu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD selaku
lembaga yang berwenang di untuk melakukan perbanyakan benih mencoba melalui
kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai ini untuk memfasilitasi ketersediaan
benih sekaligus membina petani penangkar benih padi dan kedelai yang ada di
Provinsi NAD dengan harapan dapat menyediakan benih yang bermutu di tingkat
petani.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Balai dan teman-teman yang
terlibat di dalam tim kegiatan ini yang telah banyak membantu dalam melaksanakan
kegiatan ini dilapangan sejak dari awal sehingga kegiatan pengembagan benih
sumber ini terlaksana dengan baik hingga siapnya laporan akhir ini.
Demikian laporan ini kami buat dan kami sampaikan segala kritikan dan
saran yang membangun terhadap laporan ini kami ucapkan terima kasih.
Banda Aceh, Desember 2011 Penanggung Jawab Kegiatan,
Ir. Tamrin, M.P NIP. 196607061999031002
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
iii
RRIINNGGKKAASSAANN
Tamrin dkk. Perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung program SL-PTT di Provinsi
NAD bertujuan memfasilitasi ketersediaan benih padi kelas FS = 1 ton, SS = 2 ton dan ES 7 serta benih kedelai kelas SS = 0,7 ton untuk mendukung program SL-PTT pada tiga
kabupaten (Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya), serta membentuk 3 kelompok tani penangkar padi dan kedelai yang mandiri di wilayah kegiatan SL-PTT (Kabupaten Pidie, Pidie
Jaya dan Aceh Barat daya). Lokasi kegiatan perbanyakan benih padi ada pada dua
Kabupaten yaitu; Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sedangkan lokasi untuk perbanyakan benih kedelai ada pada dua kabupaten yaitu Kabupaten Pidie dan,
Kabupaten Pidie Jaya. Untuk lokasi Kabupaten Pidie di tempatkan Kecamatan sakti Desa
Gampong Baro, Kabupaten Pidie Jaya di Desa Meunasah Mulieng Kecamatan Meureudu dan
Kabupaten Aceh Barat Daya di Desa Durian Rampak Kecamatan Susoh. Luas hamparan kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai ini adalah untuk komoditi padi di Kabupaten
Pidie MT-I 1,2 ha dan MT-II 1,25 ha, Kabupaten Aceh Barat Daya MT-I 0,6 ha dan MT-II
0,75 ha, sedangkan untuk komoditi kedelai di Kabupaten Pidie 0,7 ha (hanya MT-I) dan Kabupaten Pidie Jaya 0,7 ha (hanya MT-I). Varietas yang digunakan adalah ; padi (Inpari-13
BS, Inpari-10 BS dan SS, Inpari-3 FS dan SS yang berasal dari BB padi Sukamandi dan Ciherang SS berasal dari penangkar Kabupaten Pidie, sedangkan untuk kedelai digunakan
varietas Anjasmoro berasal dari penangkar benih kedelai di Malang. Hasil kegiatan
menunjukkan bahwa benih yang diproduksi sebagian besar sudah disertifikasi dengan rincian adalah Kabupaten Pidie produksi gabah (padi) 10.914 kg, produksi benih 10.016 kg, benih
milik BPTP ACEH (60 %) 6.010 kg dan milik petani (40 %) 4.006 kg, Kabupaten Aceh Barat
Daya produksi gabah (padi) 3.395 kg, produksi benih 3.065 kg, porsi BPTP ACEH (60 %)
1.840 kg dan milik petani (40 %) 1.225 kg. Sedangkan untuk benih kedelai Kabupaten Pidie produksi gabah 1.200 kg, produksi benih 1.108 kg porsi BPTP ACEH (60 %) 665 kg dan milik
petani (40 %) 443 kg dan Kabupaten Pidie Jaya produksi gabah 550 kg, produksi benih 450
ton porsi BPTP ACEH (60 %) 270 kg dan milik petani (40 %) 180 kg. Produksi benih padi milik BPTP ACEH sudah disertifikasi kecuali untuk kedelai di Kabupaten Pidie Jaya tidak
disertifikasi karena terjadi kekeringan yang mengganggu pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kata Kunci : Benih sumber bermutu kelas BS, FS dan SS, padi sawah, dan kedelai
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
iv
ABSTRACT
Tamrin dkk. Rice and soybean seed multiplication program supports PTT SL-NAD aims at
facilitating the availability of rice seed class FS = 1 ton, SS = 2 tons and soybean seed ES 7
and SS = 0.7 ton class to support the SL-PTT on three districts (Pidie, Pidie Jaya and West
Aceh), and formed three groups of rice and soybean farmer breeder independent in the
activities of SL-PTT (Pidie, Pidie Jaya and West Aceh power). Location of existing rice seed
multiplication activities in two districts namely; Pidie and Southwest Aceh (Abdya), while the location for the multiplication of soybean seed is in two districts namely Pidie and, Pidie Jaya
district. For locations in Pidie District magical place Gampong Baro village, Pidie Jaya district in Meunasah Mulieng Meureudu District and Southwest Aceh District in the Village District
Susoh Rampak Durian. Vast expanse of rice seed multiplication activities and this is for
commodity soybean rice in the district of Pidie MT-I 1.2 ha and 1.25 ha of MT-II, Southwest Aceh Regency 0.6 MT ha-I and MT-II 0.75 ha, while for soybean commodity in Pidie 0.7 ha
(only MT-I) and Pidie Jaya 0.7 ha (only MT-I). Varieties used were: rice (Inpari-13 BS, Inpari
BS and SS-10, Inpari FS and SS-3 derived from rice Sukamandi BB and SS derived from
breeder Ciherang Pidie, whereas for the soybean varieties used Anjasmoro derived from
breeder seed soybeans in Malang. The results indicate that the activity of seed produced most of the details is already certified by Pidie production of grain (rice) 10 914 kg, 10,016
kg of seed production, seed belongs to BPTP ACEH (60%), 6010 kg and owned by farmers (40%) 4006 kg, Southwest Aceh Regency production of grain (rice) 3.395 kg, 3065 kg of
seed production, BPTP ACEH portion (60%) 1 840 kg and owned by farmers (40%) 1 225 kg.
As for soybean seed Pidie 1,200 kg of grain production, 1108 kg of seed production BPTP
ACEH portion (60%) 665 kg and farmer-owned (40%) and 443 kg Pidie Jaya 550 kg of grain
production, seed production of 450 tons BPTP ACEH portion (60%) 270 kg and farmer-
owned (40% ) 180 kg. Production of rice seed belongs to BPTP ACEH certified except for soy
in the District of Pidie Jaya is not certified because of a drought that interfere with crop growth and yield.
Keywords: Seed source quality class BS, FS and SS, rice, and soybeans
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
v
DDAAFFTTAARR IISSII
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................... vi
I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................... 4
1.5. Perkiraan Keluaran .............................................................. 4
1.6. Perkiraan hasil .................................................................... 4
1.7. Perkiraan manfaat dan dampak ............................................ 5
II. PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................... 6
2.1. Persiapan ............................................................................ 6 2.2. Bahan dan Alat .................................................................... 6 2.3 Ruang Lingkup kegiatan ....................................................... 6 2.4 Pendekatan ......................................................................... 7 2.5. Waktu dan tempat ............................................................... 8 2.6. Metode analisis .................................................................... 9 2.7. Pelaporan ........................................................................... 15
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 16 3.1. Ketersediaan Benih di tingkat Petani ...................................... 16 3.2. Perkembangan Penangkar Benih ........................................... 17 3.3. Potensi Wilayah dan Hasil Perbanyakan Benih ........................ 17
3.4. Kebutuhan Benih dan Jenis Varietas yang digunakan .............. 26 3.5. Pembinaan Kelompok Penangkaran Benih .............................. 37 IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 40 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ 41
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
vi
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL
No. Judul Hal
1. Ruang lingkup Kegiatan Perbanyakan Benih Padi dan Kedelai
Mendukung Program SLPTT di Provinsi Aceh...........................................
7 2. Perbanyakan Benih Padi dan kedelai Mendukung Program SLPTT di
Provinsi Aceh .......................................................................................
9 3. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang
terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya....................................................................................................
19 4. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang
disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya ...................................................................................................
20 5. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani
yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie ........
22 6. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang
disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie ...........
22
7. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani pelaksana dalam kegiatan perbanyakan benih kedelai di Kabupaten Pidie....................................................................................
23 8. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta
yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie....................................................................................................
23
9. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani pelaksana dalam kegiatan perbanyakan benih kedelai di Kabupaten Pidie Jaya.....................................................................................................
25 10. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta
yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie Jaya..................
25
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Revitalisasi pembangunan pertanian adalah dalam rangka mewujutkan
pertanian yang tangguh, pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah
dan daya saing produksi pertanian serta peningkatan kesejahteraan masyarakat tani,
sehingga akan dapat mengurangi angka kemiskinan penduduk di Indonesia.
Pada masa yang akan datang komoditas padi dan kedelai tampaknya masih
menjadi andalan bagi sumber pendapatan perekonomian sebahagian besar petani
dipedesaan. Ketahanan pangan nasionalpun masih banyak ditentukan oleh
kecukupan pangan bagi hampir semua lapisan masyarakat Indonesia umumnya dan
Nanggroe Aceh Darussalam khususnya. Oleh sebab itu upaya peningkatan produksi
padi dan kedelai tidak terlepas dari upaya peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani yang menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.
Disamping itu juga, pertumbuhan ekonomi mikro di pedesaan akan
mengalami gangguan apabila jumlah produksi padi dan kedelai menurun yang
diakibat oleh kegagalan panen, hal terjadi karena sebagian besar dari industri kecil
dan menengah yang ada ditingkat petani bahan bakunya adalah berasal dari
komoditi padi dan kedelai. Oleh karena itu perhatian terhadap kecukupan dan
ketersediaan komoditi padi dan kedelai ini perlu menjadi perhatian yang serius bagi
kita semua.
Benih adalah merupakan salah satu faktor produksi yang paling utama dalam
usaha meningkatkan produksi padi dan kedelai, tanpa benih yang baik dan bermutu
mustahil padi dan kedelai dapat berproduksi dengan baik. Penurunan produksi padi
dan kedelai sangat dipengaruhi oleh ketersediaan benih, benih yang tidak berkualitas
akan memberi produksi yang rendah. Tanpa benih yang baik walaupun faktor lain
sudah memadai baik pupuk dan pengolahan tanah demikian pula pengairan produksi
tetap tidak dapat meningkat.
Penggunaan benih yang bermutu dan bersertifikat sudah tidak diragukan lagi,
banyak hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan benih yang bermutu dapat
memberikan peningkatan produksi tanaman pertanian. Hasil pengkajian Balai
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
2
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD pada tiga kabupaten yaitu; Kabupaten
Aceh Barat Daya, Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya penanaman padi
dengan menggunakan benih bermutu kelas FS dapat meningkatkan produksi dari 6
t/ha menjadi 8 - 9 t/ha (BPTP ACEH, 2009).
Oleh karena itu ketersediaan benih yang bersertifikat di tingkat petani
merupakan syarat mutlak dalam mendukung peningkatan produksi dan kualitas hasil
komoditas pertanian. Penggunaan benih yang bersertifikat akan memperoleh
beberapa keuntungan antara lain dapat meningkatkan produksi per satuan luas dan
satuan waktu, di samping itu juga dapat meningkatkan kualitas hasil yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Mengingat beberapa keuntungan
tersebut, maka benih unggul padi dan kedelai yang bermutu dan bersertifikat dapat
hendaknya tersedia di tingkat petani secara keseluruhan. Oleh karena itu
ketersediaan beniih tersebut harus memenuhi enam prinsip tepat yaitu ; tepat
varietas, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga. Untuk ketersediaan
menih yang bermutu tersebu maka peran BBI, BBU dan BPTP sangat diharapkan.
Makarim et al (2000), menyatakan bahwa belum optimalnya produktivitas
padi di lahan sawah, antara lain disebabkan oleh rendahnya efisiensi pemupukan,
belum efektifnya pengendalian hama dan penyakit, penggunaan benih kurang
bermutu dan varietas yang dipilih kurang adaptif, kahat hara K dan unsur mikro, sifat
fisik tanah tidak optimal serta pengendalian gulma kurang optimal.
Sejak lebih dari satu dekade yang lalu sebahagian lahan sawah mengalami
penurunan produktivitas, sebagaimana tercermin pada laju pelandaian produksi padi.
Puslitbang tanaman pangan telah berupaya menghasilkan inovasi peningkatan
produksi padi melalui penelitian secara intensif terhadap perbanyakan benih
bermutu.
Laju peningkatan produksi padi di Nanggroe Aceh Darussalam mengalami
penurunan dan peningkatan. Pada tahun 2004, 2005 dan 2006 terjadi penurunan
hal ini diakibatkan karena pengaruh berbagai faktor terutama kurang tersedianya
benih yang terjamin mutunya. Dengan demikian sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman secara signifikan, sehingga petani pada beberapa tahun tersebut
dibeberapa wilayah kabupaten khususnya di daerah sentra-sentra porduksi padi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
3
mengalami penurunan produksi. Dengan demikian proses inovasi teknologi juga
terabaikan yang akhirnya memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap
peningkatan produksi. Pada tahun 2007 dan 2008 petani mulai bangkit berbenah diri
untuk meningkatkan produksinya demi menunjang kesejahteraan hidupnya.
Disamping adanya dukungan dari berbagai pihak seperti NGO juga bantuan dari
pemerintah daerah baik dari segi pembangunan kembali infrastruktur, pengadaan
sarana dan prasarana produksi dalam rangka meningkatkan dan memulihkan tingkat
kesejahteraan masyarakat khususnya petani.
Untuk lebih inovatifnya petani terhadap penggunaan teknologi yang telah
dihasilkan, peranan BPTP sangat diharapkan. Pada beberapa tahun belangkangan ini
petani juga sudah begitu mengenal BPTP akibat adanya sosialisasi melalui berbagai
macam kegiatan-kegiatan lapangan yang langsung bersentuhan dengan usaha petani
itu sendiri.
Pada Tahun 2011 BPTP ACEH melaksanakan kegiatan perbanyakan benih
padi dan kedelai adalah dalam rangka mendukung program pemerintah melalui
Kementrian Pertanian terhadap target produksi Gabah 70,01 juta ton gabah dan
43,93 juta ton beras, upaya ini ditempuh melalaui beberapa strategi salah satunya
adalah program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu
(SL-PTT), disamping itu juga untuk menunjang kegiatan P2BN, pada akhirnya
kegiatan ini juga merupakan pendekatan pada tingkat usaha tani dalam rangka
menigkatkan produksi padi.
BPTP ACEH merupakan salah satu lembaga pelayanan teknis dibawah Litbang
Pertanian yang turut berperan dalam menghasilkan inovasi teknologi sekaligus
berfungsi sebagai penyebar informasi teknologi hasil pengkajian kepada pengguna
melalui kegiatan desiminasi. Penelitian/pengkajian yang diimplementasikan dalam
bentuk pengembangan benih sumber bersifat lokal spesifik, dinamis dan partisipatif
dimana petani terlibat langsung sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pengembangannya. Petani dapat mengadopsi secara parsial atau paket spesifik
tergantung kemampuan petani. Dengan pendekatan seperti ini teknologi hasil
penelitian akan cepat sampai dan diadopsi petani karena paket tersebut sudah teruji
langsung dilapangan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
4
Sasaran yang akan dicapai pada kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai
ini adalah untuk dapat meningkatkan ketersediaan benih padi dan kedelai yang
bermutu ditingkat petani, kemudian juga diharapkan kepada petani penangkar untuk
selanjutnya dapat memproduksi benih sendiri dengan kualitas yang bermutu dan
juga dapat menjadi produsen benih untuk wilayah sekitarnya.
1.2. Tujuan :
1. Memfasilitasi ketersediaan benih padi kelas FS = 1 ton, SS = 2 ton dan ES 7
serta benih kedelai kelas SS = 0,7 ton untuk mendukung program SL-PTT
pada tiga kabupaten (Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya).
2. Membentuk 3 kelompok tani penangkar padi dan kedelai yang mandiri di
wilayah kegiatan SL-PTT (Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat daya).
1.3. Perkiraan Keluaran
1. Tersedianya benih padi kelas FS = 1 ton, SS = 2 ton dan ES = 7 ton serta
benih kedelai kelas SS = 0,7 ton mendukung program SL-PTT pada tiga
Kabupaten (Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya).
2. Terbentuknya 3 kelompok penangkar benih padi dan kedelai secara mandiri
di wilayah kegiatan SL-PTT (Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Barat
Daya).
1.4. Perkiraan Hasil
Perkiraan hasil yang ditargetkan dalam kegiatan ini adalah persediaan benih
pada UPBS BPTP ACEH pada akhir kegiatan yang dapat dimanfaatkan oleh petani
penangkar dan mendukung persediaan benih pada program SL-PTT di Provinsi NAD
adalah ; benih padi kelas FS 1 ton, kelas SS 2 ton dan kelas ES 7 ton, sedangkan
untuk benih kedelai kelas SS 0,7 ton. Diharapkan dengan tersedianya benih sumber
pada UPBS BPTP ACEH ini petani penangkar dapat memanfaatkannya sebagai benih
sumber pada kegiatan penangkaran benih padi maupun penangkaran benih kedelai.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
5
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat dan dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersedianya
benih padi dan kedelai yang bermutu ditingkat petani sehingga produktivitas padi
dan kedelai dapat ditingkatkan serta dapat meningkatkan motivasi petani penangkar.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
6
II. PROSEDUR PELAKSANAAN
2.1. Persiapan
Sebelum kegiatan dilaksanakan tentunya dilakukan persiapan–persiapan yang
menyangkut dengan pelaksanaan seperti pembuatan ROPP, seminar ROPP, persiapan
administrasi, sosialisasi, koordinasi, persiapan benih unggul dan perencanaan lokasi
yang terpilih. Persiapan lain yang sangat perlu dilakukan adalah dalam rangka
penentuan lokasi tempat perbanyakan benih, karena BPTP ACEH sampai saat ini
belum memiliki lahan sawah yang dapat digunakan untuk kegiatan perbanyakan
benih padi. Persiapan terhadap telah dilakukan melalui berkordinasi dengan beberapa
petani pada beberapa kabupaten antara lain; Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya,
Kabupaten Aceh Barat Daya. Dalam kerjasama penggunaan lahan ini telah disepakati
melalui sebuah perjanjian bagi hasil antara pihak pertama yaitu BPTP ACEH dan
pihak kedua petani pelaksana, isi kesepakatan kerjasama ini antara lain adalah pihak
pertama menyediakan semua saprodi dan upah kerja mendapat bagian 60 % dari
hasil padi yang diperoleh, sedangkan pihak kedua menyediakan lahan untuk kegiatan
perbanyakan benih ini mendapat 40 % dari hasil padi yang diperoleh.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan berupa ATK, saprodi (benih padi varietas
unggul baru komposit: Inpari-13, Inpari-10, Inpari-6, Ciherang dan Inpari-3), benih
kedelai (Anjasmoro) pupuk Urea, NPK Ponska, pestisida, cangkul, timbangan,
meteran, tali ajir, handspayer, dan lain-lain.
2.3. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung
program SL-PTT di Provinsi Aceh ini seperti terlihat pada Tabel 1.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
7
Tabel 1. Ruang lingkup Kegiatan Perbanyakan Benih Padi dan Kedelai Mendukung Program SLPTT di Provinsi Aceh.
No Kegiatan Keluaran
1. Identifikasi Lokasi Data potensi dan sumberdaya wilayah
kegiatan perbanyakan benih padi dan
kedelai serta sarana pendukung kegiatan.
2. Pembentukan tim pelaksana untuk penentuan petani kooperator
• Tim Pelaksana
• Lokasi kegiatan
• Petani kooperator
• Model paket teknologi yang akan
diterapkan
3. Penyusunan petunjuk teknis dan
pelaksanaan di lapangan
Petunjuk teknis pelaksanaan perbanyakan
benih padi dan kedelai sebagai pedoman
petani dan petugas lapangan.
4. Pelatihan petugas dan petani koperator
Petani dan petugas memahami teknis perbanyakan benih padi dan kedelai serta
melanjutkan kepada proses sertifikasi benih.
5. Pelaporan • Laporan bulanan
• Laporan tengah tahunan
• Laporan akhir
6. Seminar • Seminar hasil kegiatan
2.4. Pendekatan
Kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung program SL-PTT ini
dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif bersama petani yaitu dengan metoda
Participatory Rural Appraisal (PRA), pelaksanaan metoda menyangkut tentang studi
potensi wilayah, identifikasi permasalahan serta solusi pemecahan masalah
khususnya terhadap sistem perbenihan padi lahan sawah irigasi.
Pelaksanaan pengembangan benih padi dan kedelai ini dilakukan pada
daerah–daerah sentra produksi padi dan kedelai yang permasalahan utama dalam
meningkatkan produksi terkendala akibat kurang tersedianya benih unggul yang
bermutu. Kegiatan ini juga dilaksanakan terutama di daerah yang masyarakat taninya
sudah mengenal dan mau menggunakan teknologi yang sudah ada termasuk
penggunaan varietas-varietas unggul yang telah dilepas.
Pengembangan benih ini sangat diperlukan karena selama ini petani agak
kesulitan mendapat benih bermutu, walaupun ada tetapi jaminan kemurniannya tidak
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
8
dapat dipercaya. Dengan adanya pengembangan benih sumber ini akan terbina
kelompok-kelompok penangkar benih yang nantinya diharapkan akan memudahkan
penyebaran benih di tingkat petani. Kegiatan ini dilaksanakan melalui pendekatan
dengan Dinas Pertanian setempat dan BPP yang ada di lokasi masing–masing yang
wilayah kerjanya terlibat dengan kegiatan ini. BPP yang menentukan lokasi dan
petani yang terlibat didalamnya sehingga diharapkan nantinya penyuluh baik yang
PNS ataupun yang THL yang ada di BPP tersebut dapat ikut serta terlibat didalam
kegiatan tersebut sehingga dapat menambah pengetahuan bagi mereka.
2.5. Waktu dan Tempat
Secara umum waktu pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih padi ini telah
dimulai pada bulan Januari s/d Desember 2011. Namun dalam pelaksanaannya
disesuaikan kembali dengan musim tanam pada wilayah kegiatan masing-masing.
Untuk Kabupaten Pidie penanaman padi musim tanam (MT-I) adalah pada bulan
Februari 2011 dan panen pada bulan Mei 2011, untuk MT-II penanaman dilakukan
pada bulan Juli 2011 dan panen bulan September 2011, Kabupaten Aceh Barat Daya
penanaman padi dilakukan pada bulan April 2011 dan panen bulan Juli 2011,
sedangkan untuk MT-II penanaman padi dilakukan pada bulan Nopember 2011,
Sedangkan untuk komoditi kedelai di Kabupaten Pidie di tanam pada bulan April 2011
dan panen bulan Agustus 2011. Kabupaten Pidie Jaya penanaman kedelai dimulai
pada bulan Mei 2011 dan panen bulan Agustus 2011.
Untuk memandu pelaksanaan kegiatan di lapangan di persiapkan petunjuk
teknis budidaya tanaman padi sawah sistem legowo dan teknik produksi benih
kedelai. Rencana model kegiatan yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 2.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
9
Tabel 2. Perbanyakan Benih Padi dan kedelai Mendukung Program SLPTT di Provinsi Aceh.
No Komponen Teknologi Uraian perlakuan
1. Lahan Sawah dan tegalan
2. Varietas Varietas padi yang digunakan, (Inpari-13, Inpari-10,
Inpari-6, Ciherang dan Inpari-3) dengan kelas benih
BS, FS dan SS, sedangkan kedelai adalah varietas
Anjasmoro
3. Persemaian/perlakuan benih (seed treatment)
Direndam 24 jam dan diperam selama 48 jam. Untuk benih kedelai langsung di tanam dilapangan dengan
menugal (dua biji per lubang tanam)
4. Pengolahan tanah Sesuai petunjuk teknis
5. Penanaman 1-2 batang per lubang tanam, sistem legowo 2:1, 3:1 dan 4:1. Kedelai dengan tugal dua biji per lubang
tanam
6. Pemupukan • Urea • NPK
7. Pengendalian hama/ penyakit Pengendalian Hama Terpadu
8. Umur bibit Khusus untuk padi, penanaman benih muda umur
10-15 hari setelah semai.
2.6. Metode Analisis
Kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai mendukung program SL-PTT
dengan target penyediaan benih berkualitas adalah merupakan salah satu kegiatan
produksi benih dan pembinaan petani penangkar yang tergabung di dalam suatu
kelompok tani. Hal ini dilakukan adalah karena kecenderungan saat ini sebagian
besar petani masih menggunakan benih yang tidak murni atau benih yang berasal
dari hasil penanaman sebelumnya sehingga produksi tanaman padi selalu rendah.
Data yang dianalisis dalam kegiatan ini adalah meliputi produksi gabah,
produksi gabah yang menjadi benih bersertifikat, jumlah kelompok tani yang
terbentuk selama kegiatan ini dilaksanakan serta tingkat keberhasilan di dalam
melakukan seleksi tahap demi tahap di dalam kegiatan penangkaran benih padi.
Semua data yang diperlukan tersebut dikumpulkan melalui hasil pengamatan
dilapangan kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi data untuk dijadikan sebagai
bahan informasi di dalam pelaporan akhir kegiatan perbanyakan benih. Pengumpulan
data dilakukan mulai dari awal pada saat melakukan identifikasi lokasi dan penentuan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
10
petani pelaksana sampai pada tahap akhir pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih
padi dan kedelai.
Teknis pelaksanaan penangkaran benih :
Pada dasarnya untuk menghasilkan benih bersertifikat harus melalui 27 tahap
kegiatan seperti di bawah ini :
Tahap 1. Menentukan varietas, memilih areal dan konsultasi pekerjaan ini dimulai
sejak awal atau 9 minggu s/d 11 minggu sebelum tanam.
a. Varietasnya disesuai dengan kehendak penangkar benih dan kebutuhan
petani pemakai benih, kelas benih yang ditanam lebih tinggi dari pada
kelas benih yang akan dihasilkan, benih yang akan ditanam harus
mempunyai label/segel.
b. Areal pertanaman sebaiknya dipilih: pengairannya terjamin, bekas
pertanaman yang tidak sejenis, bekas pertanaman yang tidak sejenis
dari varietas yang sama.
Tahap 2. Mengajukan Permohonan Sertifikasi Benih
Penangkar benih harus mengajukan permohonan sertifikasi benih kepada
UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
melalui petugas pada masing-masing Kabupaten setempat dan paling
lambat 10 hari sebelum tabur.
Tahap 3. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah baik untuk pertanaman maupun untuk persemaian
dimulai sejak 6 s/d 8 minggu sebelum tanam. Hal ini bertujuan untuk
menghindari pengaruh sampingan dari proses pelapukan bahan organik dan
rumput-rumputan yang berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanama.
Tahap 4. Pemeriksaan lapangan pendahuluan
Pemeriksaan lapangan pendahuluan dilakukan pada waktu sebelum
pengolahan tanah sampai dengan sebelum tanam. Pemeriksaan lapangan
dilakukan oleh petugas lapangan/pengawasan benih yang ditunjuk/
ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
11
Tahap 5. Menabur dan memelihara persemaian
Penangkar benih dapat menaburkan benihnya pada persemaian kurang
lebih 3 minggu sebelum tanam dan selanjutnya persemaian dipelihara
sampai cukup waktunya untuk dicabut/dipindahkan ke lapangan. Disini juga
dilakukan pemupukan, pengairan, pemberantasan hama/penyakit, seleksi/
roguing.
Tahap 6. Menanam Bibit/Benih
Batas waktu tanam dalam satu blok pertanaman adalah maksimal 7 hari,
apabila waktu penanaman lebih dari 7 hari, maka hendaknya blok ini
dijadikan sebagai blok yang lain.
Tahap 7. Seleksi atau Roguing Fase Vegetatif
Seleksi dimulai pada umur 48 hari setelah tanam atau disesuaikan dengan
masing-masing komoditi tanaman. Seleksi ini didasarkan pada sifat-sifat
tanaman misalnya : bentuk tanaman, warna pangkal batang, warna
permukaan daun, warna telinga dan lidah daun, warna hypokotil dan
sebagainya.
Tahap 8. Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Fase Vegetatif
Penangkar benih harus menyampaikan pemberitahuan untuk pemeriksaan
lapangan untuk fase vegetatif kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melalui petugas lapangan/pengawas
benih di Kabupaten setempat pada minggu keempat setelah tanam atau
menurut jadwal masing-masing jenis komoditi.
Tahap 9. Pemeriksaan lapangan fase vegetatif (pertama)
Pemeriksaan lapangan fase vegetatif (pertama) dilakukan pada minggu
kelima s/d keenam setelah tanam. Apabila pada pemeriksaan ini areal
pertanaman tidak memenuhi standar, maka dilakukan pemeriksaan
lapangan pertama (ulangan) pada minggu kedelapan setelah tanam.
Tahap 10. Seleksi/Roguing Fase Berbunga
Seleksi dimulai pada umur 9 s/d 10 minggu atau sesuai dengan komoditi
masing-masing, yaitu apabila tanaman sudah berbunga. Seleksi fase
berbunga dimaksudkan untuk menghilangkan tanaman yang sifat-sifatnya
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
12
menyimpang dari diskripsi yang telah ditetapkan oleh pemulia
tanaman/instansinya, misalnya: tinggi tanaman, berbunga terlalu cepat,
bentuk gabah, ukuran gabah, warna ujung gabah dan sebagainya.
Tahap 11. Pemberitahuan Pemeriksaan Fase Berbunga Termasuk Ulangan
Penangkar benih harus memberitahukan pemeriksaan lapangan fase
berbunga pada minggu kesembilan, pemeriksaan lapangan harus tepat
pada waktunya, sehingga apabila pada pemeriksaan lapangan tidak
memenuhi standar lapangan masih mempunyai kesempatan untuk
mengulang.
Tahap 12. Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua)
Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua) dilakukan pada minggu
kesepuluh setelah tanam atau sesuai dengan jadwal masing-masing
komoditi. Apabila pada pemeriksaan lapangan ini areal pertanaman tidak
memenuhi standar lapangan, maka pemeriksaan lapangan ulangan
dilakukan selambat-lambatnya minggu kesebelas setelah tanam atau sesuai
dengan jadwal masing-masing komoditi.
Tahap 13. Seleksi fase masak
Seleksi ini dilakukan pada minggu ke-12 sampai 15 setelah tanam, seleksi
fase masak bertujuan untuk menghilangkan tanaman yang sifatnya
menyimpang dari diskripsi seperti : tinggi tanaman, berbunga terlalu
lambat, bentuk gabah, warna gabah dan warna ujung gabah.
Tahap 14. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan fase masak
Penangkar benih harus memberitahukan pemeriksaan lapangan fase masak
kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam atau kepada petugas lapangan/pengawas benih kabupaten
setempat pada minggu ketiga belas setelah tanam atau 2 sampai 3 minggu
sebelum saat panen.
Tahap 15. Pemeriksaan lapangan fase masak
Pemeriksaan lapangan fase masak dilakukan hanya satu kali. Apabila hasil
lapangan memenuhi standar untuk kelas benih yang dimaksud maka
pertanaman tersebut dinyatakan lulus/memenuhi standar lapangan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
13
Sedangkan apabila hasil pemeriksaan lapangan ternyata tidak memenuhi
standar, maka penurunan kelas benih diizinkan sepanjang data hasil
pemeriksaan lapangan memenuhi standar untuk kelas benih yang
bersangkutan.
Tahap 16. Pelaksanaan panen
Pelaksanaan panen dilakukan setelah tanaman atau apabila butir-
butir/polong benih telah menunjukkan kemasakan di atas 80%. Kalau untuk
tanaman kedelai panen terbaik untuk persiapan benih adalah setelah pase
matang fisiologis, sebagian besar daun sudah mulai rontok.
Tahap 17. Pengawasan panen
Pengawasan panen dilakukan oleh petugas lapangan/pengawas benih UPTD
Balai Perbenihan Pertanian di Kabupaten setempat pada saat pelaksanaan
panen. Pengawasan panen bertujuan untuk memeriksa : benih yang sedang
dipanen pada satu blok pertanaman terhindar dari percampuran dengan
benih dari blok lainnya, kemudian alat atau wadah untuk panen, bersih dan
terhindar dari percampuran dengan varietas lain.
Tahap 18. Pemberitahuan pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang
Penangkar benih padi dan kedelai harus mengajukan memberitahukan
pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang paling lambat satu bulan sebelum
panen.
Tahap 19. Pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang, dilakukan sebelum alat-alat
prosessing/gudang tersebut digunakan.
Tahap 20. Pengolahan benih.
Pengolahan benih adalah kegiatan perontokan, pengeringan, pembersihan,
pemberian obat-obatan pencegah hama/penyakit, pengepakan benih dan
pekerjaan lain sebelum benih dipasarkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah benih tersebut tidak tercampur
dengan varietas lain, identifikasi kelompok penangkar, seperti nomor
kelompok, jenis tanaman/varietas, asal lapangan jumlah benih dan taggal
panen, kadar air yang tepat, benih diusahakan agar seminimal mungkin
tidak terdapat gabah yang hampa.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
14
Tahap 21. Pengawasan pengolahan benih
Pengawasan pengolahan benih dilakukan oleh petugas lapangan/ pengawas
benih di Kabupaten setempat pada saat pengolahan benih dilaksanakan.
Tahap 22. Pemberitahuan pengambilan contoh benih
Pemberitahuan pengambilan contoh benih diajukan apabila :
a. Benih yang akan diambil contohnya telah dimasukkan kedalam wadah
yang bersih.
b. Benih telah diatur dan disimpan sedemikian rupa sehingga menjadi
suatu kelompok benih yang homogen disertai dengan tanda/keterangan
mengenai : nomor kelompok benih, jenis tanaman/varietas, areal
lapangan, jumlah benih dan tanggal panen.
Tahap 23. Pengambilan contoh benih
Pengambilan contoh benih dilakukan oleh petugas lapangan/ pengawas benih
yang ditunjuk/ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian di Kabupaten
setempat atas dasar pemberitahuan dari penangkar benih.
Tahap 24. Pengujian benih di laboratorium
Pengujian benih dilakukan di laboratorium benih UPTD Balai Perbenihan
Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di Banda Aceh.
Tahap 25. Permintaan label
Penangkar benih dapat memesan atau membeli label serta pemasangannya
kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian atau melalui petugas
lapangan/pengawas benih UPTD Balai Perbenihan Pertanian Kabupaten
setempat. Jumlah label sesuai dengan Tonase (volume benih) dari kelompok
benih yang telah lulus pengujian laboratoris untuk masing-masing kelas
benihnya. Setiap label harus dilegalisir dan mempunyai nomor-nomor seri
label yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
Tahap 26. Pemasaran benih.
Batas waktu maksimum benih tersebut dipasarkan adalah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing komoditi tanaman.
Lebih dari waktu yang telah ditetapkan tersebut, maka benih harus diuji
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
15
kembali di laboratorium. Apabila benih yang diuji kembali itu memenuhi
standar mutu yang ditetapkan, untuk masing-masing kelas benih maka benih
tersebut dapat dipasarkan kembali. Tetapi apabila tidak memenuhi standar
mutu yang ditetapkan, maka penurunan kelas benih diujikan sepanjang benih
tersebut memenuhi standar mut untuk kelas benih yang bersangkutan.
Tahap 27. Pengawasan pemasaran benih
Pengawasan pemasaran benih dilakukan oleh pengawas benih yang ditunjuk
ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Pada benih yang dipasarkan sewaktu-waktu akan datang pengawas benih
untuk memeriksa serta mengambil contoh benih dalam rangka pengecekan
mutu benih untuk menghindari manipulasi data yang tercantum pada label.
2.7. Pelaporan
Pada pertengahan kegiatan akan dibuat laporan tengah tahunan dan akhir
kegiatan akan dibuat laporan akhir. Lapuran akhir yang dibuat dilengkapi
dengan gambar – gambar kegiatan lapangan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
16
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Ketersediaan Benih di Tingkat Petani
Benih merupakan salah satu faktor penting yang mendukung peningkatan
produksi komoditas pertanian, dengan menggunakan benih yang bermutu pada
tanaman padi peningkatan produksi dapat dicapai sampai 20 % apabila faktor lain
dalam kondisi normal.
Ditingkat petani, pemakaian benih sangat bervariasi mulai dari varietas lokal
sampai dengan varietas unggul, hal ini sangat tergantung kepada pengetahuan dan
modal yang dimilliki petani. Namun benih yang banyak digunakan oleh masyarakat
sekarang ini adalah Ciherang, Mekongga, dan Cibogo, sedangkan untuk varietas
yang baru di perkenalkan seperti Inpari-13, Inpari-10, Inpari-6, Inpari-3, Mekongga,
Cigeulis dan juga ada Cimelati, Merauke dan lainnya penggunaan di tingkat petani
baru sebagian kecil.
Dalam hal pemilihan varietas yang akan ditanam oleh petani, maka rasa nasi
dari varietas tersebut adalah sangat menentukan untuk petani menjatuhkan
pemilihannya. Hal ini kemungkinan sebagian besar petani di Aceh adalah petani
subsisten, lahan yang dimilikinya kecil dan hasil padi yang diperoleh hanya untuk
dikonsumsi di dalam keluarga.
Dari segi ketersediaan benih di tingkat petani secara umum sudah memadai,
namun varietas padi yang murni (berlabel) harganya cukup mahal, sehingga dapat
menjadi hambatan bagi petani yang tidak memiliki modal yang cukup. Pada kondisi
seperti ini petani cenderung menjatuhkan pilihan dengan menggunakan benih dari
hasil penanaman sebelumnya, walaupun benih tersebut berasal dari generasi yang
sudah cukup lama.
Bagi petani yang mempunyai cukup modal mereka akan selalu berusaha
mencari informasi tentang ketersediaan benih yang berasal dari varietas unggul baru.
Biasanya petani seperti ini memiliki lahan garapan di atas 1 ha per petani dan juga
mereka cenderung menjadikan usahatani ini sebagai usaha agribisnis yang dapat
mendatangkan keuntungan, oleh karena itu mereka akan mempelajari permintaan
pasar yang berkembang.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
17
3.2. Perkembangan Penangkar Benih
Keberadaan penangkar benih di tingkat petani adalah cukup penting, karena
melalui penangkar ini petani mendapatkan informasi tentang keberadaan benih-benih
baru yang berproduksi tinggi terutama varietas unggul dan juga varietas hibrida dan
juga petani dapat memperoleh langsung benih yang bekualitas tanpa harus
mencarinya kepasar. Kemudian juga keuntungan lain yang dirasakan adalah harga
benih di tingkat penangkar biasanya lebih rendah bila dibandingkan dengan harga
benih yang dijual di pasaran, oleh karena itu petani petani lebih cenderung
menggunakan benih yang berasal dari penangkar.
Namun, kendala yang dihadapi penangkar selama ini adalah kurangnya
perhatian dan pembinaan dari pemerintah terhadap keberadaan penangkar benih,
akibatnya benih yang dihasilkan oleh penangkar sering tidak lolos pada saat uji
laboratorium yang dilakukan oleh petugas perbenihan sebagai salah satu syarat
untuk benih tersebut dapat disertifikasi, kemudian juga dari segi pemasaran benih
masih sangat terbatas hanya dikalangan petani disekitarnya saja dengan harga yang
jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan harga benih menurut standar
pemerintah.
Untuk mangatasi pemermasalahan seperti ini diharapkan adanya kebijakan
pemerintah daerah tentang keberlanjutan keberadaan penangkar benih ditingkat
petani ini, sehingga penangkar benih dapat berkembang dan dapat menjadi sumber
benih yang bermutu bagi petani dan pemerintah. Kebijakan yang diharapkan adalah
mulai dari pembinaan teknis penangkaran sampai kepada pemasaran benih yang
dihasilkan oleh petani.
3.3. Potensi Wilayah dan Hasil Perbanyakan Benih
3.3.1. Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten baru yang merupakan
kabupaten pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan. Semenjak masih tergabung
dengan Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten ini sudah merupakan lumbung pangan
bagi Kabupaten Aceh Selatan, hal ini karena potensi wilayahnya yang luas dan
tersebar pada hamparan yang datar dan sangat sesuai untuk dijadikan sebagai lahan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
18
sawah. Luas baku lahan sawah di Kabupaten Aceh Barat Daya adalah mencapai
23.050 ha yang terdiri dari luas lahan sawah irigasi 17.945 ha, tadah hujan 5.105
(Aceh Barat Daya dalam Angka, 2010). Pada periode tahun 2007-2008 peningkatan
produksi padi di kabupaten ini adalah sangat signifikan akibat adanya perhatian
pemerintah kabupatennya terhadap upaya peningkatan produksi padi. Upaya
pencapaian peningkatan produksi di kabupaten Aceh Barat Daya telah memunculkan
suatu program yang disebut program acong singkatan dari pada adu carong atau
adu kepandaian petani dengan petugas pertanian. Program ini dilakukan oleh
pemerintah kabupaten melalui dinas pertanian setempat. Pemerintah kabupaten
merangsang petani dengan memberikan bantuan benih secara gratis kepada petani
yang mau mengikuti program anjuran ini, serta juga membantu sebagian dari
kegiatan pengolahan tanah, dan saprodi pupuk. Pada program ini Bupati Aceh Barta
Daya yaitu Akmal Ibrahim SH sangat antusias dan selalu siap turun bersama-sama
petani kesawah baik untuk untuk penanaman ataupun pengolahan tanah. Gerakan
ini merupakan salah satu rangsangan bagi petani untuk memaksimalkan produksi
padi sawah dikabupaten tersebut (Aceh Agri, 2007).
Kegiatan perbanyakan benih pada tahun 2011 ini merupakan lanjutan dari
kegiatan tahun 2010, namun pada tahun 2010 kegiatannya hanya bersifat
pembinaan terhadap petani penangkar benih yang ada di kabupaten, sementara hasil
yang diperoleh adalah milik petani penangkar, namun untuk kegiatan tahun 2011 ini
kegiatannya sudah diikat dalam sebuah perjanjian kerjasama sehingga pihak BPTP
ACEH juga mendapatkan hasil padi tersebut.
Jenis varietas yang diperbanyak pada kabupaten ini ada lima varietas yaitu
Varietas Inpari-10 kelas BS, Inpari-13 dengan kelas BS, Inpari-3 dengan kelas FS dan
SS, Inpari-6 kelas SS serta Ciherang kelas SS. Empat varietas berasal dari Balai Besar
Padi di Sukamandi, Subang, Jawa Barat dan satu varietas berasal dari petani
penangkar setempat.
Adapun jenis varietas yang dikembangkan, kelas benih, luas tanam serta
jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
19
Tabel 3. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya.
No Jenis varietas Kelas benih Luas tanam
(ha)
Jumlah petani
(orang)
I. 1. Inpari-10 BS 0,25 1
2. Inpari-3 FS 0,25 1
II. 1. Inpari-13 BS 0,25 1
2. Inpari-10 FS 0,25 1
3. Inpari-3 SS 0,10 1
Jumlah..... 1,1 5
Penanaman padi kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat
Daya dilakukan pada tanggal 14 April 2011 melalui kegiatan tanam perdana yang
dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat Daya
beserta staf, Kepala KPPKP dan penyuluh, peneliti dari BPTP Aceh serta petani
pelaksana dan petani yang berada disekitar lokasi kegiatan.
Selama pertumbuhan tanaman padi di lapangan banyak mengalami
gangguan antara lain adanya gangguan hama keong mas, karena pada saat tanam
tersebut hujan masih cukup tinggi sehingga air tidak dapat diatur. Akibatnya adalah
perkembangan hama keong mas di lahan sawah tidak dapat dikendalikan walaupun
telah dilakukan upaya pengendaliannya dengan cara mekanis dan kimia, akhirnya
banyaka tanaman yang terserang.
Pada lokasi ini juga diperkenalkan penanaman dengan sistem tanam legowo
2 : 1 dan legowo 3 : 1 seluas 0,25 ha, diharapkan sistim tanam legowo ini dapat
menjadi contoh bagi petani, karena menurut hasil penelitian sistim tanam legowo
dapat memberikan peningkatan jumlah populasi tanaman sekaligus dapat
memberikan peningkatan produksi gabah.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
20
Pada acara tanam perdana ini juga dilakukan temu wicara antara pengambil
kebijakan, peneliti, penyuluh, dan petani yang tergabung dalam kelompoktani. Materi
yang disampaikan meliputi tentang kebijakan pemerintah daerah terhadap sistim
perbenihan di Kabupaten Aceh Barat Daya, teknologi dan manajemen penangkaran
benih oleh peneliti dari BPTP ACEH.
Hasil diskusi temu wicara ini memberikan banyak masukan baik kepada
pemerintah daerah maupun kepada peneliti dari BPTP, terutama terhadap
pembinaan penangkar benih yang telah terbentuk dan proses pemasaran benih oleh
penangkar yang selama ini masih menjadi kendala.
Penanaman untuk musim tanam kedua kegiatan perbanyakan benih padi
telah dilakukan pada tanggal 12 Nopember 2011, hal ini telah terjadi keterlambatan
dari jadwal yang direncakanan pada bulan September 2011. Keterlambatan ini
diakibatkan oleh faktor teknis di lapangan, walaupun secara umum pihak pemerintah
telah menetapkan jadwal turun ke sawah bulan Agustus, namun dalam
pelaksanaannya di lapangan petani masih belum mau melaksanakannya karena di
dalam hamparan tersebut belum ada yang memulainya, artinya ada tradisi saling
menunggu diantara petani dalma memulai turun ke sawah.
Tabel 4. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Barat Daya.
No Jenis varietas Kelas benih Jumlah benih
(kg)
Jumlah yang
disertifikasi (kg)
I.1. Inpari-10 FS 490 490
2. Inpari-3 SS 450 450
3. Inpari-3 ES 900 900
II.1. Inpari-13 BS - -
2. Inpari-10 FS - -
3. Inpari-3 SS - -
Jumlah..... 1.840 1.840
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
21
Panen padi kegiatan perbanyakan benih padi telah dilakukan pada tanggal
25 Juli 2011. Hasil produksi gabah (padi) mencapai 3.395 kg, setelah dilakukan
prosesing benih maka produksi calon benih yang diperoleh adalah 3.065 kg, sehingga
benih yang diperoleh pihak BPTP ACEH (60 %) 1.840 kg dan pihak petani (40 %)
1.225 kg. Benih milik BPTP ACEH seluruhnya disertifikasi, sedangkan benih milik
petani tidak disertifikasi karena belum adanya jaminan pemasaran benih tersebut.
3.1.2. Kabupaten Pidie
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang cukup potensial untuk
pengembangan pertanian khususnya padi. Luas lahan sawah Potensial di
Kabupaten ini mencapai 29.309 ha. Luas sawah irigasi tehnis mencapai 15569 ha,
semi tehnis 9.956 ha dan selebihnya lahan sawah irigasi sederhana 1.524 ha. Potensi
Produksi padi saat ini rata-rata 6,8 ton/ha sedangkan produksi real mencapai 5,2
ton/ha. Hal ini disebabkan akibat adopsi teknologi sudah hampir mencapai 50 % dari
luas sawah yang ada. Khususnya di Kecamatan Sakti umumnya petani sudah hampir
semuanya menggunakan bibit yang dianjurkan sepeti ciherang, cigeulis, cibogo dan
beberapa varietas lain yang mempu berproduksi tinggi. Penggunaan varietas unggul
sudah merupakan suatu hal yang cukup dimengerti oleh petani setempat. Disamping
penggunaan varietas unggul petani juga sudah melakukan sistim tanam legowo 2:1,
3:1, dan 4:1. Pemupukan berimbang sudah dilaksanakan oleh petani setempat,
walaupun belum maksimal dilakukan oleh semua petani karena pada saat–saat
tertentu ada petani yang masih kurang biaya untuk membeli pupuk dan tekadang
pupuk terlalu mahal dipasaran atau memang langka disaat mereka butuh sehingga
penggunaan pupuk terpaksa berkurang tidak sesuai denga anjuran.
Kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai pada Kabupaten Pidie
dilaksanakan di Kecamatan Sakti pada 1 desa, yaitu Desa Gampong Baro, luas lokasi
perbanyakan adalah mencapai 1,2 ha dengan jumlah petani yang terlibat 1 oarang
yaitu Saifullah, SP. Adapun jenis varietas yang diperbanyak dan luas tanam serta
jumlah petani yang dalam kerjasama ini dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 di bawah
ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
22
Tabel 5. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.
No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam Jumlah Petani
I.1. Inpari-10 SS 1,0 Ha 1
2. Inpari-3 SS 0,2 Ha 1
II.1. Ciherang SS 0,8 Ha 1
2. Inpari-6 SS 0,3 Ha 1
Jumlah 2,3 ha 4
Kegiatan perbanyakan benih padi di Kabupaten Pidie penanamannya
dilaksanakan pada bulan Februari 2011 dan panen bulan Mei 2011. Selama
pertumbuhannya banyak mengalami gangguan hama dan penyakit terutama adanya
serangan hama ganjur, oleh karena itu hasil yang diperoleh terlihat sedikit menurun
jika dibandingkan dengan hasil rata-rata produksi padi di Kabupaten Pidie.
Untuk mengatasi hama ganjur ini telah dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan insektisida Prephaton dengan intensitas semprotan 7 hari sekali,
karena populasi hama yang cukup tinggi. Setelah penyemprotan yang ke tiga kalinya
maka terlihat populasi hama menjadi berkurang di pertanaman padi.
Tabel 6. Daftar jenis varietas padi, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.
No Jenis Varietas Kelas Benih Jumlah benih
(kg)
Jumlah yang
disertifikasi
(kg)
I.1. Inpari-10 ES 2.500 2.500
2. Inpari-3 ES 230 -
II.1. Ciherang ES 2.100 2.100
2. Inpari-6 ES 1.180 1.180
Jumlah ................................ 6.010 5.780
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
23
Penanaman kedelai di Kabupaten Pidie dilakukan pada bulan April 2011 dan
panen bulan Agustus 2011, selama pertumbuhannya tanaman kedelai mengalami
beberapa kendala terutama terhadap ketersediaan air tanah.
Tabel 7. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani pelaksana dalam kegiatan perbanyakan benih kedelai di Kabupaten Pidie.
No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam Jumlah Petani
1. Anjasmoro FS 0,7 1
Pada saat memasuki masa pengisian polong air kurang tersedia di lapangan,
karena pada saat tersebut telah memasuki musim kemarau, sehingga kebutuhan air
dicukupi dengan mengupayakan menggunakan sumur yang ada di sekitar lokasi
pertanaman kedelai. Untuk lebih jelas perkembangan hasil tanaman kedelai dapat
dillihat pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.
No Jenis Varietas Kelas Benih Jumlah benih
(kg)
Jumlah yang
disertifikasi
(kg)
1. Anjasmoro SS 665 665
Jumlah ................................ 665 665
Dari tabel 8 diatas terlihat bahwa tingkat hasil kedelai yang diperoleh masih
lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produksi kedelai di Kabupaten Pidie
apabila di tanam pada kondisi yan normal seperti tidak adanya serangan hama dan
penyakit ataupun adanya musim kering pada saat pertumbuhannya.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
24
3.1.4. Kabupaten Pidie Jaya
Kebutuhan benih kedelai yang bermutu untuk menunjang peningkatan
produksi kedelai di kabupaten ini agaknya sulit dicapai, karena ketersediaan benih
kedelai yang murni dan bermutu menjadi permasalahan di tingkat petani, walaupun
daerah ini dikenal dengan daerah sentra penanaman kedelai. Disamping itu
Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan salah satu kabupaten yang disebut sebagai
lumbung pangan Provinsi NAD yang dapat menjadi sumber pangan bagi Kabupaten
lain. Oleh karena itu pembinaan petani penangkar benih di kabupaten ini diharapkan
dapat mendukung ketersediaan benih murni yang bermutu di tingkat petani sehingga
dapat meningkatkan produksi komoditas tanaman pangan.
Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan daerah sentra produksi padi dan
kedelai dengan luas wilayah mencapai 1.102,84 hektar yang terdiri dari 8
Kecamatan, 34 Kemukiman dan 122 gampong. Dari 8 Kecamatan, ada 3 Kecamatan
yang melakukan kegiatan penangkaran benih padi dengan melibatkan 8 kelompok
tani dengan luas lahan 169 hektar.
Saat ini pola tanam padi yang berlaku di Kabupaten ini setahun hanya 2 kali
tanam padi atau padi palawija, kedepan direncanakan akan ditingkatkan menjadi 3
kali tanam dalam satu tahun atau yang sering disebut dengan Indek Pertanaman (IP)
300 seperti yang dinginkan oleh Pemda setempat. Salah satu kendala dalam upaya
peningkatan produksiyaitu sulitnya didapat benih bermutu yang betul-betul menjamin
mutu kemurniaannya.
Kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie Jaya ini hanya dilakukan
terhadap komoditi Kedelai dengan luasan 0,7 ha yang berlokasi di Desa Mulieng
Kecamatan Meureudu. Kegiatan melibatkan satu orang petani pelaksana yang
bernama Mahdi, dalam pelaksanaan sehari-hari Mahdi dibantu oleh beberapa petani
lain. Untuk lebih jelas daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam, dan jumlah
petani yang terlibat dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
25
Tabel 9. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani pelaksana dalam kegiatan perbanyakan benih kedelai di Kabupaten Pidie Jaya
No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam Jumlah Petani
1. Anjasmoro FS 0,7 1
Penanaman telah dimulai bulan Mei 2011 dan panen pada bulan Agustus
2011, pada saat kegiatan penanaman kedelai ini juga dilakukan kegiatan diseminasi
yaitu merupakan penanaman perdana yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Pidie Jaya, penyuluh pertanian lapangan, peneliti dari BPTP,
dalam acara ini juga disampaikan beberapa materi tentang kedelai, antara lain
teknologi budidaya kedelai, kebijakan Badan Litbang Pertanian terhadap
pengembangan kedelai dalam mendukung kegiatan SL-PTT, kebijakan daerah
terhadap pengembangan kedelai dalam mendukung kegiatan SL-PTT dan
pengalaman budidaya kedelai oleh salah seorang petani, setelah penyampaian materi
ini dilanjutkan dengan acara diskusi.
Tabel 10. Daftar jenis varietas kedelai, kelas benih, jumlah benih hasilkan serta yang disertifikasi pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie Jaya.
No Jenis Varietas Kelas Benih Jumlah benih
(kg)
Jumlah yang
disertifikasi (kg)
1. Anjasmoro SS 270 0
Panen kedelai dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2011, panen dilakukan oleh
petani pelaksana, setelah panen kemudian dibersihkan dan diseleksi sesuai dengan
criteria sebagai benih kedelai.
Menurut tabel 10 diatas menujukkan bahwa hasil yang diperoleh tersebut
adalah jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata produktivitas kedelai di
Provinsi Aceh. Rendahnya produksi benih kedelai ini diakibatkan oleh karena pada
saat tanaman berumur 55 hari air tidak tersedia atau tidak mencukupi untuk
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
26
kebutuhan pertumbuhan tanaman kedelai, karena pada bulan Juni dan Agustus 2011
curah hujan sangat rendah sekali seperti menurut data curah hujan pada penangkar
curah hujan BPP Plus Meureudu yaitu;bulan Juni 2011 jumlah curah hujan 19 mm
dan jumlah hari hujan 2 hari sedangkan bulan Juli 2011 jumlah curah hujan 19 mm
dan jumlah hari hujan 1 hari. Akibat dari tidak tersedianya air pada stadia ini
pertumbuhan vegetative menjadi terhambat dan pembentukan bunga berkurang
sehingga produksi menjadi menurun yaitu; produksi total kedelai 550 kg setelah
diseleksi menjadi 450 kg bagi hasil untuk BPTP 60 % adalah 270 dan untyuk petani
40% 180 kg.
3.4. Kebutuhan Benih dan Jenis Varietas yang digunakan
3.4.1. Kabupaten Pidie
Kabupaten Pidie mempunyai luas lahan sawah baku seluas 29.337 ha, lahan
sawah irigasi 26.052 ha dan tadah hujan sebesar 3.285 ha. Data luas tanam padi
menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 45.708 ha,
sedangkan luas panen sebesar 49.365 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 1.142,7 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 80 %
sisanya Cibogo, Mekongga,Cigeulis, Luk Ulo, Inpari dan varietas lokal. Sebagian
besar kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani,
disamping itu juga ada beberapa produksen benih lokal yang berperan sebagai
penyedia benih untuk Kabupaten Pidie, produsen benih tersebut antara lain Koptan
Bintang Kejora, CV. Karya Tani, UD. Bina Jaya, UPB. Bijeh Pade Aceh, BBI Keumala,
Gapoktan Hudep Beusare, Kelompok Mulia Tani dan Kelompok Blang Guyui.
Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada muism
tanam yang lalu baru mencapai 367 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi
mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.3.500. Kendala yang dihadapi
petani di Pidie adalah serangan hama tikus, babi dan gajah. Rata-rata produktivitas
padi sawah di Kabupaten Pidie adalah sebesar 6,9 ton/ha.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
27
3.4.2. Kabupaten Pidie Jaya
Kabupaten Pidie Jaya mempunyai luas lahan sawah baku seluas 8..015,25 ha,
lahan sawah irigasi 6.455 ha dan tadah hujan sebesar 1.560 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 13.340 ha,
sedangkan luas panen sebesar 12.355 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 40 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 533,6 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 80 %,
Cigeulis, Cibogo, Mekongga, Situbagendit sisanya Mekongga dan varietas lokal.
Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT.
Pertani, karena keberadaan penangkar benih padi belum mampu memenuhi
kebutuhan benih, kelompok penangkar yang telah terbentuk adalah Palaidang,
Teupin Jaya, Udep Sare, Tgk di Patra dan Makmue Beusare. Produksi benih yang di
hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada muism tanam yang lalu baru
mencapai 140 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp.7.000
sampai Rp.7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.3.850. Kendala yang dihadapi
petani di Pidie Jaya adalah serangan hama tikus, burung, keong mas Rata-rata
produktivitas padi sawah di Kabupaten Pidie Jaya adalah sebesar 7,19 ton/ha.
3.4.3. Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen mempunyai luas lahan sawah baku seluas 22.786 ha,
lahan sawah irigasi 14.268 ha dan tadah hujan sebesar 8.158 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 45.138 ha,
sedangkan luas panen sebesar 42.834 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25-30 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 1.268 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 75 %
sisanya Mekongga, Inpari, Cibogo dan varietas lokal. Sebagian besar kebutuhan
benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, disamping itu juga ada
beberapa produsen benih lokal yang berperan sebagai penyedia benih untuk
Kabupaten Bireuen seperti BBU Peudada, UD. AA, KT. Maju Bersama, KT. Kupula
Indah, dan UD. Ukra. Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
28
tersebut pada muism tanam yang lalu baru mencapai 1.600 ton. Sementara itu harga
benih di toko saprodi mencapai Rp. 8.000/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.4.000.
Kendala yang dihadapi petani di Bireuen adalah serangan hama tikus, keong mas
dan ulat grayak, kepinding tanah dan walang sangit. Rata-rata produktivitas padi
sawah di Kabupaten Bireuen adalah sebesar 5 ton/ha.
3.4.4. Kabupaten Aceh Utara
Kabupaten Aceh Utara mempunyai luas lahan sawah baku seluas 44.266 ha,
lahan sawah irigasi 35.735 ha dan tadah hujan sebesar 8.326 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 60.492 ha,
sedangkan luas panen sebesar 60.097 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25-40 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 1.814,2 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 75 %
sisanya Mekongga, Inpari, Cibogo dan Mira-1. Sebagian besar kebutuhan benih
didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, disamping itu juga ada
beberapa produsen benih lokal yang berperan sebagai penyedia benih untuk
Kabupaten Aceh Utara seperti BBI Keumala, Kelompok Penangkar (KP) Ingin Jaya,
KP. Tgk. Diseupeng, KP. Harapan Tani, KP. Rantona, BBI Lhoksukon, dan KP. Ingin
Sejahtera. Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut
pada muism tanam yang lalu baru mencapai 30 ton. Sementara itu harga benih di
toko saprodi mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.4.000. Kendala
yang dihadapi petani di Aceh Utara adalah serangan hama tikus, keong mas dan ulat.
Rata-rata produktivitas padi sawah di Kabupaten Aceh Utara adalah sebesar 5,3
ton/ha.
3.4.5. Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe mempunyai luas lahan sawah baku seluas 2.196 ha, lahan
sawah irigasi 953 ha dan tadah hujan sebesar 568 ha. Data luas tanam padi
menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 1.975 ha,
sedangkan luas panen sebesar 1.965 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 49.375 ton.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
29
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 75 %
sisanya IR-64, Inpari dan varietas lokal. Sebagian besar kebutuhan benih
didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani. Sementara itu harga benih
di toko saprodi mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.3.500.
Kendala yang dihadapi petani di Lhokseumawe adalah serangan hama tikus, keong
mas dan ulat. Rata-rata produktivitas padi sawah di Kota Lhokseumawe adalah
sebesar 5,1 ton/ha.
3.4.6. Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Aceh Timur mempunyai luas lahan sawah baku seluas 34.011 ha,
lahan sawah irigasi 15.067 ha dan sawah tadah hujan sebesar 18.994 ha. Data luas
tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 46.272
ha, sedangkan luas panen sebesar 43.484 ha. Secara umum penggunaan benih padi
per hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 1.156 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 80 %
sisanya Inpari 20 %. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang
Hyang Seri dan PT. Pertani, disamping itu juga ada beberapa produsen benih lokal
(kelompok penangkar benih) yang berperan sebagai penyedia benih untuk
Kabupaten Aceh Timur antara lain; Mtg. Weng Putra, Bina Bersama, Mon Keulayu,
Bungong Jeumpa, Annur, Tunas Baru, Baroena, Makmur Beusare. Produksi benih
yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada muism tanam yang lalu
baru mencapai 450 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp.
8.000/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.6.500. Kendala yang dihadapi petani di
Aceh Timur adalah serangan hama tikus, keong mas dan ulat. Rata-rata produktivitas
padi sawah di Aceh Timur adalah sebesar 4,5 ton/ha.
3.4.7. Kabupaten Aceh Tamiang
Kabupaten Aceh Tamiang mempunyai luas lahan sawah baku seluas 18.197
ha, lahan sawah irigasi 1.286 ha dan sawah tadah hujan sebesar 16.911 ha. Data
luas tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Oktober 2011 adalah
23.600 ha, sedangkan luas panen sebesar 26.821 ha. Secara umum penggunaan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
30
benih padi per hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai
590 ton. Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang
sebanyak 60 % sisanya Inpari 25 %, Cibogo dan Cigeulis (15 %). Sebagian besar
kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, disamping
itu juga ada beberapa produsen benih lokal (kelompok penangkar benih) yang
berperan sebagai penyedia benih untuk Kabupaten Aceh Tamiang antara lain; Karya
Makmur dan Makmur Jaya. Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok
penangkar tersebut pada muism tanam yang lalu baru mencapai 150 ton. Sementara
itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp. 10.000/kg, sedangkan ditingkat petani
Rp.6.000. Kendala yang dihadapi petani di Aceh Tamiang adalah serangan hama
tikus, keong mas dan ulat. Rata-rata produktivitas padi sawah di Aceh Tamiang
adalah sebesar 4,5 ton/ha.
3.4.8. Kota Langsa
Kota Langsa mempunyai luas lahan sawah baku seluas 1.925 ha, lahan sawah
irigasi 495 ha dan sawah tadah hujan sebesar 1.430 ha. Data luas tanam padi
menurut dinas pertanian sampai dengan Oktober 2011 adalah 26.697 ha, sedangkan
luas panen sebesar 26.697 ha. Secara umum penggunaan benih padi per hektar
adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 67,5 ton. Penggunaan
varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 80 % sisanya 20 %
adalah Cibogo, Inpari dan Cigeulis. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan
dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, dan distribusi benih antar kelompok.
Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada musim
tanam yang lalu baru mencapai 150 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi
mencapai Rp. 10.000/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.6.500. Kendala yang
dihadapi petani di Kota Langsa adalah serangan hama tikus, keong mas dan ulat.
Rata-rata produktivitas padi sawah di Kota Langsa adalah sebesar 4,2 ton/ha.
3.4.9. Kabupaten Aceh Tenggara
Kabupaten Aceh Tenggara mempunyai luas lahan sawah baku seluas 17.431
ha, lahan sawah irigasi 15.835 ha dan tadah hujan sebesar 1.596 ha. Data luas
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
31
tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 23.023
ha, sedangkan luas panen sebesar 22.355 ha. Secara umum penggunaan benih padi
per hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 575,6 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 90 %
sisanya Mekongga dan varietas lainnya 10 % %. Sebagian besar kebutuhan benih
didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena kelompok penangkar
benih padi belum terbentuk. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp.
7.000/kg. Kendala yang dihadapi petani di Aceh Tenggara adalah serangan hama
tikus. Rata-rata produktivitas padi sawah di Kabupaten Aceh Tenggara Lues adalah
sebesar 4,6 ton/ha.
3.4.10. Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues mempunyai luas lahan sawah baku seluas 8.340 ha,
lahan sawah irigasi 8.180 ha dan tadah hujan sebesar 160 ha. Data luas tanam padi
menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 8.340 ha,
sedangkan luas panen sebesar 8.260 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 208,5 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 75 %
sisanya Mekongga dan varietas lokal. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan
dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena kelompok penangkar benih padi
belum terbentuk. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp. 6.000/kg.
Kendala yang dihadapi petani di Gayo Lues adalah serangan hama tikus. Rata-rata
produktivitas padi sawah di Kabupaten Gayo Lues adalah sebesar 4,25 ton/ha.
3.4.11. Kabupaten Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tengah mempunyai luas lahan sawah baku seluas 7.087
ha, lahan sawah irigasi 6.962 ha dan tadah hujan sebesar 125 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 8.163 ha,
sedangkan luas panen sebesar 8.163 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 204 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Lokal sebanyak 70%
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
32
sisanya Ciherang, Batang Umbilin dan Situ Bagendit. Sebagian besar kebutuhan
benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena kelompok
penangkar belum terbentuk. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp.
8.000/kg, Kendala yang dihadapi petani di Aceh Tengah adalah serangan hama tikus
dan hama putih. Rata-rata produktivitas padi sawah di Kabupaten Aceh Tengah
adalah sebesar 4 ton/ha.
3.4.12. Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah mempunyai luas lahan sawah baku seluas 3.412 ha,
lahan sawah irigasi 2.678 ha dan tadah hujan sebesar 734 ha. Data luas tanam padi
menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 4.129 ha,
sedangkan luas panen sebesar 3.058 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25-30 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 102,4 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 75%
sisanya Ciherang dan Cigeulis. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari PT.
Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena kelompok penangkar belum terbentuk.
Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp. 7.500 /kg dan harga benih
ditingkat produsen Rp.5.200, Kendala yang dihadapi petani di Bener Meriah adalah
serangan ulat daun dan walang sangit. Rata-rata produktivitas padi sawah di
Kabupaten Bener Meriah adalah sebesar 5,3 ton/ha.
3.4.13. Kabupaten Aceh Besar
Kabupaten Aceh Besar mempunyai luas lahan sawah baku seluas 37.332 ha,
lahan sawah irigasi 16.750 ha dan tadah hujan sebesar 20.582 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 36.805 ha,
sedangkan luas panen sebesar 35.619 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 920,13 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 70 %
sisanya Cigeulis, Mekongga, Cibogo, Inpari dan Situ Bagendit. Sebagian besar
kebutuhan benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena
kelompok penangkar belum terbentuk. Sementara itu harga benih di toko saprodi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
33
mencapai Rp. 8.000/kg, Kendala yang dihadapi petani di Aceh Besar adalah serangan
hama tikus dan hama putih. Rata-rata produktivitas padi sawah di Kabupaten Aceh
Tengah adalah sebesar 5,2 ton/ha.
3.4.14. Kabupaten Aceh Jaya
Kabupaten Aceh Jaya mempunyai luas lahan sawah baku seluas 13.319 ha,
lahan sawah irigasi 415 ha dan tadah hujan sebesar 12.904 ha. Data luas tanam padi
menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 17.904 ha,
sedangkan luas panen sebesar 2.500 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25-30 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 537 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 80 %
sisanya Mekongga dan varietas lokal. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan
dari PT. Shang Hyang Seri, karena keberadaan penangkar benih padi belum mampu
memenuhi kebutuhan benih, kelompok penangkar yang telah terbentuk adalah
Padang Mameh, Sama Rasa, Binaan Geutanyo, Cut Maneh dan Rambung raga.
Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada muism
tanam yang lalu baru mencapai 4 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi
mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.3.500. Kendala yang dihadapi
petani di Aceh Jaya adalah serangan hama tikus, babi dan gajah. Rata-rata
produktivitas padi sawah di Kabupaten Aceh Jaya adalah sebesar 4,5 ton/ha.
3.4.15. Kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Aceh Barat mempunyai luas lahan sawah baku seluas 15.308 ha,
lahan sawah irigasi 5.127 ha dan tadah hujan sebesar 10.181 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 8.748 ha,
sedangkan luas panen 12.590 ha. Secara umum penggunaan benih padi per hektar
adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 218,7 ton. Penggunaan
varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 60 % sisanya Inpari
25 % dan varietas lokal 15 %. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari PT.
Shang Hyang Seri dan BBI Keumala, karena keberadaan penangkar benih padi belum
mampu memenuhi kebutuhan benih, kelompok penangkar yang telah terbentuk
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
34
adalah Udep Beusaree, Selanga Dara, Bina Usaha, Pasir Putih dan Sepakat. Produksi
benih yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar tersebut pada musim tanam
yang lalu baru mencapai 150 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi
mencapai Rp. 7.000/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.5.000. Kendala yang dihadapi
petani di Aceh Barat adalah adanya gangguan hama penggerek batang, walang
sangit, tikus, burung dan penyakit hawar daun. Rata-rata produktivitas padi sawah di
Kabupaten Aceh Barat adalah sebesar 4,5 ton/ha.
3.4.16. Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Nagan raya mempunyai luas lahan sawah baku seluas 16.500 ha,
lahan sawah irigasi 10.500 ha dan tadah hujan sebesar 6.000 ha. Data luas tanam
padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 29.000 ha,
sedangkan luas panen 25.000 ha. Secara umum penggunaan benih padi per hektar
adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 725 ton. Penggunaan
varietas yang paling dominan adalah varietas Cibogo sebanyak 60 % sisanya
Ciherang 20 %, Mekongga 10 % dan varietas lokal 10 %. Sebagian besar kebutuhan
benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena keberadaan
penangkar benih padi belum mampu memenuhi kebutuhan benih. Produksi benih
yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar yang sudah berkembang pada musim
tanam yang lalu baru mencapai 4,7 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi
mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.5.000. Kendala yang dihadapi
petani di Aceh Barat adalah adanya gangguan hama penggerek batang, walang
sangit, tikus, burung dan penyakit hawar daun. Rata-rata produktivitas padi sawah di
Kabupaten Aceh Nagan Raya adalah sebesar 5 ton/ha.
3.4.17. Kabupaten Aceh Barat Daya
Kabupaten Aceh Barat Daya mempunyai luas lahan sawah baku seluas 23.050
ha, lahan sawah irigasi 17.945 ha dan tadah hujan sebesar 5.105 ha. Data luas
tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 20.790
ha, sedangkan luas panen 31.151 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 750 ton.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
35
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 50 %
sisanya Cigeulis 35 %, Cibogo 10 % dan Inpari 5 %. Sebagian besar kebutuhan
benih didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena keberadaan
penangkar benih padi belum mampu memenuhi kebutuhan benih. Produksi benih
yang di hasil oleh kedua kelompok penangkar yang sudah berkembang pada musim
tanam yang lalu baru mencapai 17 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi
mencapai Rp. 7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.5.000. Kendala yang dihadapi
petani di Aceh Barat Daya adalah adanya gangguan hama tikus, ulat, kepinding
tanah, burung dan penyakit hawar daun. Rata-rata produktivitas padi sawah di
Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sebesar 6,4ton/ha.
3.4.18. Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten Aceh Selatan mempunyai luas lahan sawah baku seluas 20.204
ha, lahan sawah irigasi 13.420 ha dan tadah hujan sebesar 6.784 ha. Data luas
tanam padi menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 14.679
ha, sedangkan luas panen 14.122 ha. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 505 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 40 %
sisanya, Cibogo 40 % dan varietas lainnya 20 %. Sebagian besar kebutuhan benih
didatangkan dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena keberadaan
penangkar benih padi belum mampu memenuhi kebutuhan benih. Produksi benih
yang di hasil kelompok penangkar yang sudah berkembang pada musim tanam yang
lalu baru mencapai 17 ton. Sementara itu harga benih di toko saprodi mencapai Rp.
Rp.6.000-7.500/kg, sedangkan ditingkat petani Rp.4.000-Rp.4.500. Kendala yang
dihadapi petani di Aceh Selatan adalah adanya gangguan hama tikus, Walang sangit,
penggerek batang, burung dan penyakit tunggro dan blast. Rata-rata produktivitas
padi sawah di Kabupaten Aceh Selatan adalah sebesar 4,9 ton/ha.
3.4.19. Kota Subulussalam
Kota Subussalam mempunyai luas lahan sawah baku seluas 11.492 ha, lahan
sawah irigasi 1.273 ha dan tadah hujan sebesar 10.219 ha. Data luas tanam padi
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
36
menurut dinas pertanian sampai dengan Nopember 2011 adalah 1.800 ha,
sedangkan luas panen sebesar 1.552 ha dengan waktu panen pada bulan Januari-
Februari 2011 dan Juli - Agustus 2011. Secara umum penggunaan benih padi per
hektar adalah 25 kg, sehingga kebutuhan benih pertahun mencapai 54 ton.
Penggunaan varietas yang paling dominan adalah varietas Ciherang sebanyak 70 %
sedangkan sisanya varietas lokal. Sebagian besar kebutuhan benih didatangkan dari
PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani, karena keberadaan penangkar benih padi
Kelompok Tani Tunas Baru dan Sidomulyo belum mampu memenuhi kebutuhan
benih untuk Kota Subulussalam. Produksi benih yang di hasil oleh kedua kelompok
penangkar tersebut baru mencapai 3,1 ton. Sementara itu harga benih di toko
saprodi mencapai Rp. 9500/kg. Kendala yang dihadapi petani di Kota Subussalam
yaitu sering banjir, irigasi kurang memadai, harga gabah masih rendah (Rp.3600/kg)
dan serangan hama penyakit yaitu keong mas, ulat, walang sangit, dan kepinding
tanah. Pemasaran benih di tingkat petani penangkar masih memenuhi kebutuhan
antar sesama petani padi sawah. Rata-rata produktivitas padi sawah di Kota
subussalam sebesar 1,5 ton/ha.
3.4.20. Kabupaten Aceh Singkil
Kabupaten Aceh Singkil mempunyai luas lahan sawah baku yaitu 2.010 ha,
yaitu lahan sawah irigasi 10 ha dan tadah hujan sebesar 2.000 ha. Menurut laporan
penanaman pada tahun 2011, luas tanam padi sawah mencapai 1.500 ha yang
tersebar di 10 kecamatan, sedangkan luas panen mencapai 1.207 ha dengan waktu
panen pada bulan Nopember dan Desember 2011. Rata-rata penggunaan benih padi
yang lazim dilakukan selama ini di adalah sebanyak 25-30 kg per ha, jika dikalikan
dengan luas tanam per tahun maka kebutuhan benih mencapai 45 ton. Sementara
usaha penangkaran benih padi belum berkembang baik oleh pemerintah maupun
oleh petani sehingga kebutuhan benih sebanyak 45 ton ini harus didatangkan dari
luar daerah dan ini adalah merupakan suatu permasalahan bagi petani karena
kebutuhan benih harus didatangkan dari luar daerah. Penggunaan varietas yang
paling dominan untuk Kabupaten Aceh Singkil adalah varietas Ciherang yaitu
mencapai 80 % dari luas pertanaman padi, sedangkan sisanya sebanya 20 % adalah
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
37
ditanam dengan varietas lokal. Sumber benih yang digunakan oleh petani selama ini
berasal dari PT. Shang Hyang Seri dan PT. Pertani. Kendala lain yang dihadapi oleh
petani padi di Aceh Singkil ini adalah adanya serangan hama dan penyakit, yaitu
walang sangit, kepinding tanah dan ulat. Hingga tahun 2011 ini rata-rata
produktivitas padi sawah di kabupaten Aceh Singkil baru mencapai 2,5 ton/ha. Rata-
rata harga benih padi di toko saprodi adalah berkisar sekitar Rp. 9.000/kg.
3.5. Pembinaan Kelompok Penangkaran Benih
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia
petani yang tergabung dalam kelompok penangkaran benih padi dan kedelai telah
dilakukan pembinaan terhadap beberapa kelompok penangkaran benih padi yang
mempunyai potensi untuk menjadi sebagai penangkar. Pembinaan ini dilakukan
terhadap beberapa aspek antara lain aspek teknis budidaya, aspek manajemen
perbanyakan benih dan aspek bisnis
3.5.1. Kabupaten Pidie
Pembinaan kelompok penangkaran benih padi dilakukan pada tiga kelompok
yaitu Beuratana, Ketua Nurulaini, sekretaris Jamaliah dan Bendahara Nurul hidayati,
Kelompok penangkar Hudep Sare Ketua Abdullah Daud, Sekretaris Abdullah Usman
dan bendahara M. Loktan dan Kelompok tani Makmue Beusare Ketua Saifullah
Sekretaris Usman dan Bendahara Abdullah.
3.5.2. Kabupaten Pidie Jaya
Pembinaan kelompok penangkaran benih padi dilakukan pada tiga
kelompok yaitu Palaidang Desa Rhing Blang, ketua M. Yusuf Latif, sekretaris Ishak
Ibrahim dan bendahara Muhammad Gade jumlah anggota 47 orang, Kelompok
penangkar Teupin Jaya Desa Teupin Peuraho ketua Hanafiah, sekretaris Muhammad
Nur dan bendahara H. Zulkifli Hasbi anggota 35 orang, Kelompok Udep Sare Desa
Pulo U, ketua H. tarmizi, sekretaris Anwar Samad, bendahara Tgk. Mukhtar jumlah
anggota 45 orang, kelompok tani Tgk. Dipatra Desa Geulumpang Tutong ketua Idris
Muhammad, sekretaris H. Muhammad, bendahara Zulkifli Muda jumlah anggota 58
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
38
orang dan Kelompok tani Makmue Beusare Desa Rumpun ketua Irwanuddin
sekretaris Samsul bahri dan bendahara T. Mushalli jumlha anggota 42 orang.
3.5.3. Kabupaten Aceh Selatan
Pembinaan kelompok penangkaran benih padi dilkaukan pada tiga
kelompok yaitu Ingin Jaya Desa Tutong, ketua Tgk. Zainal, sekretaris Munir dan
bendahara Mustafa, anggota 45 orang, Kelompok penangkar Bate Timoh Ujunung
Padang ketua Zulkifli, sekretaris Sulaiman dan bendahara Zuljiani anggota 40 orang
dan kelompok tani Lhueng Batee Desa Tutong, ketua Ahmad B, sekretaris Hardi dan
bendahara Tgk. Jamal jumlah anggata yang trelibat adalah 40 orang.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
a. Perbanyakan benih padi dan kedelai dilakukan pada Kabupaten Pidie
Kecamatan Sakti Desa Gampong Baro dan Kabupaten Aceh Barat Daya
Kecamatan Susoh Desa Durian Rampak, sedangkan benih kedelai dilakukan
pada Kabupaten Pidie Kecamatan Sakti Desa Gampong Pisang dan
Kabupaten Pidie Jaya Kecamatan Meureudu Desa Meunasah Mulieng.
b. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Kabupaten Pidie produksi gabah 10.914
ton, produksi calon benih 10.016 ton, benih milik BPTP ACEH (60%) 6.010
ton dan milik petani (40%) 4.006 ton, Kabupaten Aceh Barat Daya produksi
gabah (padi) 3.395 ton, produksi calon benih 3.065 ton, porsi BPTP ACEH
(60%) 1.840 ton dan milik petani (40%) 1.225 ton.
c. Hasil benih kedelai Kabupaten Pidie produksi gabah 1.200 ton, produksi
benih 1.108 ton porsi BPTP ACEH (60%) 665 kg dan milik petani (40%) 443
kg dan Kabupaten Pidie Jaya produksi gabah 550 kg, produksi benih 450 ton
porsi BPTP ACEH (60%) 270 kg dan milik petani (40%) 180 kg.
d. Secara umum penggunaan varietas Ciherang oleh petani masih mendominasi
pada semua kabupaten, luas penanaman Ciherang rata-rata mencapai 75-
80% dari jumlah luas tanam padi.
4.2. Saran
Oleh karena BPTP Aceh tidak mempunyai lahan sawah, maka untuk
kegiatan perbanyakan benih padi dan kedelai ini perlu dilakukan kerjasama dengan
pihak BBI atau BBU yang memiliki lahan sawah yang dapat digunakan untuk kegiatan
perbanyakan benih dan kedelai.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI DAN KEDELAI TA.2011
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonymaus, 2008. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan Bappeda Provinsi NAD
------------------,2008. Menumbuhkan penakar benih Padi untuk Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru, Sinar Tani. 2008.
------------------, 2007. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. NAD
------------------, 1990. Buletin Imformasi Pertanian . No ISSN 0216-986 X. Penerbit Balai Informasi Pertanian Ciawi Hal 4-5.
------------------,2007. Pengadaan SDM Dukung Revitalisasi Perbenihan dalam Agrotek
Tahun II November 2007. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD, 2009. Laporan Kegiatan
Perbanyakan 4 Varietas Benih Sumber menjadi Benih Dasar (FS) dan Benih Pokok (SS) menjadi Benih Sebar (ES) Varietas Unggul Padi Sawah di Penangkar Benih. BPTP ACEH, Banda Aceh, 34 hal.
Diah WS dan M. Syam, 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943-2007. Imformasi
Ringkas Teknologi Padi. http/balitpa.litbang.deptan.go.id
J. Bawolye / Msyam, 2008. Imformasi ringkas Teknologi Padi. Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank . http://balitpa.litbang.deptan.go.id;
Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi
Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.
Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.
Makarim, A.K, U.S Nugraha, dan U.G Kartasasmita, 2000. Teknologi Produksi Padi sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Prianti Soeharto, 2005. Penyuluhan & revitalisasi Pertanian Dalam Sinar tani Edisi 24 – 30 Agustus 2005. No. 3113 Tahun XXXV
Rakhmat J. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya
Bandung.
Saptana, Pangarsa N dan Arianto H. 2000. Eksistensi Kelompoktani dan Respon petani terhadap Inovasi Teknologi.