i. pendahuluan 1.1. latar belakang - bptp...

46
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Aceh, khususnya Kabupaten Pidie, Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan. Lahan yang biasa digunakan petani untuk penanaman dan pengembangan kacang tanah adalah lahan sawah dan lahan tegalan, namun demikian petani lebih banyak menanam kacang tanah dilahan sawah bila dibandingkan dengan lahan tegalan. Kacang tanah tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Tanaman kacang tanah menghendaki lahan gembur agar ginoforanya mudah menembus tanah dan kaya unsure Ca,N, P dan K. pH yang diharapkan 5 – 6,3. Pada tanah asam efisiensi peningkatan N dari Udara oleh bakteri akan berkurang dan tanah yang mempunyai derajat kemasaman rendah perlu dilakukan pengapuran untuk memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil (marzuki ,R 2007). Lahan gambut merupakan salah satu lahan potensial yang dapat dikembangkan usahatani, namun pada lahan gambut memiliki beberapa hambatan dalam peningkatan produksi tanaman terutama kacang tanah. Luas lahan gambut di Indonesia mencapai 16.500.000 ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Di Provinsi Aceh luas lahan gambut mencapai 144.000 ha tersebar di Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil. Permasalahan yang dihadapi pada lahan gambut adalah pH tanah rendah yaitu 4-5, kandungan mineral tanah tidak seimbang, kandungan unsur beracun seperti Al,Fe tinggi serta ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman rendah. Dengan kondisi seperti ini mengakibatkan produktivitas tanaman menjadi terhambat. Perbaikan lahan seperti ini dapat dilakukan melalui penggunaan kapur sesuai dengan tingkat kerusakannya. Selama ini petani di Provinsi Aceh telah melakukan usahatani tanaman kacang tanah pada lahan gambut, namun produktivitas masih sangat rendah sekali yaitu rata-rata 450 kg/ha sementara produktivitas kacang tanah pada tanah mineral mencapai 1-1,2 ton/ha. Upaya peningkatan produksi tanaman pangan dan menjaga ketahanan pangan di Provinsi Aceh dalam rangka mendukung 4 program strategis Kementerian Pertanian perlu dilakukan. Untuk mencapai peningkatan produksi,dan pemanfaatan lahan. Penanaman kacang tanah bukan saja dilahan sawah atau lahan kering, tetapi kacang tanah juga dapat dikembangkan di lahan gambut. Lahan gambut terluas terdapat di barat ibukota Provinsi Aceh, yaitu di Kabupaten Meulaboh.yaitu 20 % dari luas gambut yang tersebar di Aceh. Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan

Upload: lamtruc

Post on 06-Mar-2018

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kacang tanah merupakan salah satu komoditas unggulan di Provinsi Aceh, khususnya

Kabupaten Pidie, Aceh Barat, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Aceh

Selatan. Lahan yang biasa digunakan petani untuk penanaman dan pengembangan

kacang tanah adalah lahan sawah dan lahan tegalan, namun demikian petani lebih

banyak menanam kacang tanah dilahan sawah bila dibandingkan dengan lahan tegalan.

Kacang tanah tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut.

Tanaman kacang tanah menghendaki lahan gembur agar ginoforanya mudah

menembus tanah dan kaya unsure Ca,N, P dan K. pH yang diharapkan 5 – 6,3. Pada

tanah asam efisiensi peningkatan N dari Udara oleh bakteri akan berkurang dan tanah

yang mempunyai derajat kemasaman rendah perlu dilakukan pengapuran untuk

memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil (marzuki ,R 2007).

Lahan gambut merupakan salah satu lahan potensial yang dapat dikembangkan

usahatani, namun pada lahan gambut memiliki beberapa hambatan dalam peningkatan

produksi tanaman terutama kacang tanah. Luas lahan gambut di Indonesia mencapai

16.500.000 ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Di

Provinsi Aceh luas lahan gambut mencapai 144.000 ha tersebar di Aceh Jaya, Aceh

Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan dan Aceh Singkil. Permasalahan yang dihadapi pada

lahan gambut adalah pH tanah rendah yaitu 4-5, kandungan mineral tanah tidak

seimbang, kandungan unsur beracun seperti Al,Fe tinggi serta ketersediaan unsur hara

yang dibutuhkan tanaman rendah. Dengan kondisi seperti ini mengakibatkan

produktivitas tanaman menjadi terhambat. Perbaikan lahan seperti ini dapat dilakukan

melalui penggunaan kapur sesuai dengan tingkat kerusakannya. Selama ini petani di

Provinsi Aceh telah melakukan usahatani tanaman kacang tanah pada lahan gambut,

namun produktivitas masih sangat rendah sekali yaitu rata-rata 450 kg/ha sementara

produktivitas kacang tanah pada tanah mineral mencapai 1-1,2 ton/ha.

Upaya peningkatan produksi tanaman pangan dan menjaga ketahanan pangan di

Provinsi Aceh dalam rangka mendukung 4 program strategis Kementerian Pertanian

perlu dilakukan. Untuk mencapai peningkatan produksi,dan pemanfaatan lahan.

Penanaman kacang tanah bukan saja dilahan sawah atau lahan kering, tetapi kacang

tanah juga dapat dikembangkan di lahan gambut. Lahan gambut terluas terdapat di

barat ibukota Provinsi Aceh, yaitu di Kabupaten Meulaboh.yaitu 20 % dari luas gambut

yang tersebar di Aceh. Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

2

pemanfaatan lahan gambut semaksimal mungkin maka, pengkajian tentang kemampuan

lahan gambut dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah perlu dikaji sehingga

lahan gambut dapat ditanami tanaman sayur-sayuran, hortikultura dan lainnya.

khususnya kacang tanah dapat tumbuh diharapkan dapat berkembang dengan baik pada

lahan gambut, agar harapan untuk pemenuhan kebutuhan akan kacang tanah terutama

di Provinsi Aceh dapat tercukupi.

Potensi pengembangan pertanian pada lahan gambut, disamping faktor

kesuburan alami gambut juga sangat ditentukan oleh tingkat manajemen usaha tani

yang akan diterapkan. Pada pengelolaan lahan gambut pada tingkat petani, dengan

pengelolaan usaha tani termasuk masih rendah (low inputs) sampai sedang (medium

inputs), berbeda dengan produktivitas lahan gambut dengan tingkat manajemen tinggi

yang dikelola oleh swasta atau perusahaan besar (Subagyo et al, 1996).

Dengan manajemen tingkat sedang (Abdurachman dan Suriadikarta, 2000), yaitu

perbaikan tanah dengan penggunaan input yang terjangkau oleh petani seperti

pengolahan tanah, tata air mikro, pemupukan, pengapuran dan pemberantasan hama

dan penyakit, potensi pengembangan lahan gambut akan dapat menghasilkan produksi

yang memadai. Cukup banyak jenis sayuran tropis dataran rendah yang dapat

diusahakan di gambut seperti jenis sawi, kailan, bayam, kangkung, cabe, seledri, kucai,

daun bawang, kacang panjang, kacang buncis, kacang mia, terong, tomat, labu, labu

kuning, gambas, dll. Pertanian sayuran merupakan pertanian intensif mengandalkan

masukan yang sedang berupa: abu bakaran, pupuk kandang ayam, pupuk kimia, kulit

udang, limbah ikan asin, dan pestisida. Kendala utama yang dirasakan petani sayur

dilahan gambut adalah rendahnya kesuburan gambut. Oleh karena itu petani

memanfaatkan abu bakar untuk meningkatkan pH dan hara bagi tanaman, penambahan

hara dilakukan dengan penambahan pupuk kotoran ayam, dan pupuk kimia. Sejak

beberapa tahun yang silam petani telah menggunakan abu kayu (abu sawmill) untuk

memperbaiki kesuburan tanah, namun karena langkanya kayu maka sebagian besar

pabrik penggergajian kayu dan kayu lapis tidak bekerja lagi, sehingga ketersediaan abu

sawmill menjadi langka.

Untuk mengganti abu kayu mereka membakar sampah kebun (gulma dan kayu

asal gambut), pembakaran dilakukan secara terkendali (di pondok bakar) sepanjang

waktu sehingga tidak terjadi akumulasi asap seperti pada musim kemarau.

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

3

1.2. Tujuan

Tersedianya Teknologi Budidaya Kacang Tanah pada Lahan Gambut di

Provinsi

Aceh

1.3. Keluaran Yang Diharapkan

Adanya teknologi budidaya kacang pada lahan gambut di Provinsi Aceh.

Tersedianya varietas yang adaptif kacang tanah pada lahan gambut di provinsi

Aceh

1.4. Hasil yang Diharapkan

Tersedianya rekomendasi teknologi budidaya kacang pada lahan gambut

diProvinsi Aceh.

Tersedianya varietas yang adaptif kacang tanah pada lahan gambut di

provinsiAceh

Diadopsinya inovasi teknologi kacang tanah di lahan gambut.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Tersedianya varietas yang adaptasi lahan gambut di Provinsi Aceh

Meningkatnya produksi kacang tanah persatuan luas di Provinsi Aceh

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah

Kacang tanah Arachis hypogaea L., dalam bahasa Inggris: peanut, groundnut

merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae, kedua

terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan sejenis

tanaman tropika. Tanaman ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm

dan mengeluarkan daun-daun kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis

tanaman budidaya. Buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah.

Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.

Tanaman kacang tanah ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia,

namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau

subtropis Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan

karena dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu

melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun

1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864

Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan

India kini merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.

Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandungi protein yang tinggi, zat besi,

vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin,

kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih

tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Mempunyai rasa yang manis dan

banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kueKacang tanah juga

dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam

mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali

seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja

meningkatkan kemampuan pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit

jantung koroner. Memakan segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit

kencing manis dapat membantu kekurangan zat. Kacang tanah mengandung

Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

5

lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 ons kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3

dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat

menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan

penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan

mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL

kolesterol. Kacang tanah juga mengandung arginin yang dapat merangsang

tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang berfungsi untuk melawan

bakteri tuberkulosis. Vareietas kacang tanah cukup banyak diantaranya adalah

Varietas Gajah, domba,bison, Jerapah, Macan, Banteng, Tapir, Kelinci dan

Mahesa, varietas-varietas ini direkayasa untuk mampu beradaptasi dan mampu

menahan terhadap serangan penyakit layu, karat dan bercak daun. Mengenai

syarat tumbuh bahwa kacang tanah di Indonesia cocok ditanam didataran rendah

yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan

tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C - 32°C, sedikit lembab

dengan curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, serta lahannya terbuka.

Tanaman Kacang Tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti

tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial.

Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah

hujan, lahan kering tadah hujan. Di Provinsi Aceh Lahan cukup luas untuk

budidaya kacang tanah. Tetapi pemamfaatan lahan gambut masih kurang karena

petani masih ragu memfaatan lahan yang bermasalah.

Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik pada

kondisi anaerob. Di dalam Taksonomi Tanah, tanah gambut atau Histosol

didifinisikan sebagai tanah yang mengandung bahan organik lebih dari 20 persen

(bila tanah tidak mengandung liat), bilatanah mengandung liat 60 persen atau

lebih maka kandungan bahan organik tanah lebihdari 30 persen dan memiliki

ketebalan lebih dari 40 cm.Menurut Soekardi dan Hidayat (1988) Penyebaran

gambut di Indonesia meliputi areal seluas 18.480 ribu hektar, tersebar pada

pulau-pulau besar Kalimantan, Sumatera, Papuaserta beberapa pulau Kecil (Tabel

1). Dengan penyebaran seluas sekitar 18 juta ha makaluas lahan gambut

Indonesia menempati urutan ke-4 dari luas gambut dunia setelah Kanada; Uni

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

6

Sovyet dan Amerika Serikat. Kalimantan Barat merupakan propinsi yangmemiliki

luas lahan gambut terbesar di Indonesia yaitu seluas 4,61 juta ha, diikuti oleh

Kalimantan Tengah, Riau dan Kalimantan Selatan dengan luas masing-masing

2,16 jutahektar, 1,70 juta hektar dan 1,48 juta hektar.Gambut terbentuk dari

timbunan bahan organik yang berasal dari tumbuhan purba yang berlapis-lapis

hingga mencapai ketebalan >40 cm. Proses penimbunan bahan sisa tumbuhan ini

merupakan proses geogenik yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama

(Hardjowigeno, 1996). Pembentukan gambut diduga terjadi pada periode Holosin

antara 10.000 – 5.000 tahun silam. Menurut Andrisse (1988) gambut di daerah

tropis terbentuk kurang dari 10.000 tahun lalu. Gambut pantai di Asia Tenggara

umumnya berumur kurang dari 6.000 tahun,

Gambut merupakan tanah yang terbentuk dari bahan organik pada fisiografi

cekungan atau rawa, akumulasi bahan organik pada kondisi jenuh air, anaerob,

menyebabkan proses perombakan bahan organik berjalan sangat lambat, sehingga

terjadi akumulasi bahan organik yang membentuk tanah gambut. (Tim Fakultas

Pertanian IPB, 1986; Harjowigeno, 1996; dan Noor, 2001). Gambut terbentuk dari

seresah organik yang terdekomposisi secara anaerobik dimana laju penambahan bahan

organik lebih tinggi daripada laju dekomposisinya. Di dataran rendah dan daerah pantai,

mula-mula terbentuk gambut topogen karena kondisi anaerobik yang dipertahankan oleh

tinggi permukaan air sungai, tetapi kemudian penumpukan seresah tanaman yang

semakin bertambah menghasilkan pembentukan hamparan gambut ombrogen yang

berbentuk kubah (dome) . Gambut ombrogen di Indonesia terbentuk dari seresah

vegetasi hutan yang berlangsung selama ribuan tahun, sehingga status keharaannya

rendah dan mempunyai kandungan kayu yang tinggi (Radjagukguk, 1990).

IPB (1986) menggunakan masukan tanah mineral, dolomit dan pupuk lengkap

untuk luas lahan rawa yang terdiri dari tanah gambut dan tanah mineral (non-gambut) di

Indonesia diperkirakan seluas 39,4-39,5 juta hektar, yakni kurang lebih seperlima (19,8

%) luas daratan Indonesia. Dari luasan tersebut tanah gambut terdapat sekitar 13,5-

18,4 juta hektar atau rata-rata 16,1 juta hektar. Lahan gambut dangkal yang potensial

untuk usaha pertanian diperkirakan masih terdapat 5,6 juta hektar. Tanah mineral dan

gambut dangkal (kurang dari 2 meter) telah direklamasi menjadi lahan pertanian 3,3

juta ha. Di Propinsi Aceh menurut suekardi dan Hidayat ( 1988) luas lahan gambut

mencapai 270 1,5 ha.

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

7

Berdasarkan tingkat kesuburan alami, gambut dibagi dalam 3 kelompok yakni

eutrofik (kandungan mineral tinggi, reaksi gambut netral atau alkalin), oligotrofik

(kandungan mineral, terutama Ca rendah dan reaksi masam) dan mesotrofik ( terletak

diantara keduanya dengan pH sekitar 5, kandungan basa sedang). Ketebalan atau

kedalaman gambut juga menentukan tingkat kesuburan alami dan potensi

kesesuaiannya untuk tanaman. Widjaja-Adhi, et al, (1992) dan Subagyo, et al, (1996)

membagi gambut dalam 4 kelas, yaitu dangkal (50-100 cm), agak dalam (100-200 cm),

dalam (200-300 cm) dan sangat dalam (lebih dari 300 cm).

Berdasarkan lingkungan tumbuh dan pengendapannya gambut di Indonesia

dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu (1) gambut ombrogenous, dimana

kandungan airnya hanya berasal dari air hujan. Gambut jenis ini dibentuk dalam

lingkungan pengendapan dimana tumbuhan pembentuk yang semasa hidupnya

hanya tumbuh dari air hujan, sehingga kadar abunya adalah asli (inherent) dari

tumbuhnya itu sendiri (2) gambut topogenous, dimana kandungan airnya

hanya berasal dari air permukaan. Jenis gambut ini diendapkan dari sisa

tumbuhan yang semasa hidupnya tumbuh dari pengaruh elemen yang terbawa

oleh air permukaan tersebut. Daerah gambut topogenous lebih bermanfaat untuk

lahan pertanian dibandingkan dengan gambut ombrogenous, karena gambut

topogenous mengandung relatif lebih banyak unsur hara (Rismunandar, 2001).

Berdasarkan ketebalan lapisan gambutnya, lahan gambut terbagi dalam

tiga kategori lahan, yaitu : a) gambut dangkal dengan ketebalan lapisan

gambut 50-100 cm, b) gambut tengahan dengan ketebalan lapisan gambut

101 - 200 cm dan c) gambut dalam dengan ketebalan lapisan gambut > 2 m

(Widjaja Adhi et al., 1992). Lahan gambut dangkal memiliki potensi untuk

dikembangkan menjadi lahan pertanian, khususnya untuk tanaman sayuran

(Kristijono, 2003).

Di daerah tropis, penggunaan lahan gambut dimulai pada tahun 1900-an.

Penebangan hutan, pembakaran dan pengatusan lahan dilakukan untuk tujuan

pertanian dan pemukiman. Untuk tujuan perdagangan, 150.000 km2 per tahun dari

lahan gambut dibuka dan diambil hasil kayunya, sedangkan di beberapa negara gambut

digunakan sebagai energi sumber panas (Anonim, 2002). Hal ini tentu saja akan

memberikan dampak yang sangat kuat bagi penurunan stabilitas gambut. Dalam

memanfaatkan gambut untuk tanaman hortikultura petani sekitar kota Pontianak

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

8

memanfaatkan input usaha tani yang cukup tinggi. Untuk meningkatkan kesuburan

tanah gambut mereka menggunakan abu bakar berasal dari abu kayu (abu sawmill),

abu sampah kebun, kapur, pupuk kandang asal peternakan ayam dan pupuk kimia.

Berkurangnya jumlah saw mill karena langkanya bahan baku kayu menyebabkan abu

sawmill menjadi langka, untuk mengganti abu sawmill masyarakat memperbanyak

pembakaran sampah organik dari lahan pertanian mereka. Peningkatan harga BBM

menyebabkan meningkatnya harga pupuk kimia, hal ini menyebabkan semakin

mahalnya ongkos yang harus dikeluarkan petani dalam budidaya pertanian dilahan

gambut.

Tanaman palawija akan berproduksi jika gambut diberi masukan abu bakar,

pukan ayam dan pupuk kimia. Pembuatan abu dilakukan petani bersamaan dengan

musim kemarau, yaitu dengan cara membakar gambut pada waktu membersihkan

lahan dari gulma dan semak belukar. Mahalnya harga pupuk menyebabkan

ketergantungan petani pada abu bakar dari gambut semakin tinggi. Pembakaran

gambut dalam kegiatan pembukaan lahan dan pengadaan abu bakar menyebabkan

polusi asap terjadi pada setiap musim kemarau. Keberadaan gangguan asap pada setiap

musim kemarau akan menyebabkan kerugian pada masyarakat berupa gangguan

kesehatan, aktifitas transportasi, pendidikan, perdagangan dan lain lain. Bahkan

penyebaran asap sampai kenegeri tetangga. Pembakaran gambut dapat pula

meningkatkan efek rumah kaca dan pemanasan global yang saat ini menjadi perhatian

dunia. Secara teoritis permasalahan pertanian lahan gambut sesungguhnya disebabkan

oleh drainase yang jelek, kemasaman gambut tinggi, tingkat kesuburan dan kerapatan

lindak gambut yang rendah. Kemasaman gambut yang tinggi dan ketersediaan hara

serta kejenuhan basa (KB) yang rendah menyebabkan produksi pertanian di lahan

gambut sangat rendah. Pemanfatan kapur pertanian, dolomit, untuk memperbaiki

kemasaman tanah dan KB memerlukan input dolomit yang tinggi dan mahal. Abu bakar

dapat memperbaiki kesuburan tanah namun pembakaran harus dilakukan secara

terkendali. Beberapa tehnologi pertanian baik yang bersumber dari kearifan lokal oleh

petani maupun hasil-hasil penelitian oleh perguruan tinggi dan lembaga penelitian perlu

dikaji kembali untuk mewujudkan pertanian lahan gambut yang berkelanjutan.

Pertanian gambut diharapkan dapat memberikan hasil yang memberi penghidupan bagi

petani namun tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan dan kerugian bagi

masyarakat luas.

Penyebaran lahan gambut secara dominan terdapat di pantai timur pulau

Sumatera, pantai barat dan selatan pulau Kalimantan dan pantai selatan dan utara

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

9

pulau Irian Jaya. Penyebaran dan data luas gambut di Indonesia yang lebih pasti dan

akurat belum dapat dipastikan. Terkecuali Sumatera yang gambutnya secara relatif

telah banyak diteliti selama berlangsungnya Proyek Pembukaan Pasang Surut 1969-

1984 (Subagyo, et al, 1996). Penanaman palawija di gambut umumnya dilakukan oleh

petani untuk mencukupi kebutuhan pangan mereka, tanaman jagung, kedelai, keladi,

ubi kayu dan ubi rambat. Tingkat kemasaman tanah gambut yang sangat tinggi dan

kesuburan tanah yang rendah merupakan masalah yang dihadapi petani palawija

setelah mereka melakukan perbaikan drainase tanah gambut. Untuk meningkatkan

kesuburan tanah petani memerlukan masukan abu bakaran, abu bakaran mereka

dapatkan dari pembakaran semak belukar dan gambut, pembakaran dilakukan pada

musim kemarau dan acap kali menimbulkan masalah asap yang mengganggu

kesehatan, transportasi dan berbagai kegiatan masyarakat sekitar gambut. Polusi asap

bahkan bergerak sampai kenegara tetangga.

Bahaya asap dari pembakaran gambut oleh petani palawija sulit

dihentikankecuali kesuburan gambut dapat ditingkatkan dengan input yang mudah dan

murah. Beberapa upaya perbaikan kesuburan tanah telah dilakukan: pengapuran dan

pemupukan dilakukan untuk meningkatkan pH, KB, dan hara tanaman; petani Kalbar

sudah lama menggunakan abu kayu dan pukan ayam untuk tanaman sayuran mereka;

Tim Fakultas Pertanian Euroconsult (1984) menyajikan data sebagai berikut : (Diemont,

1991, Subagyo et al, 1996)

Sifat-sifat Tanah Gambut

Diantara sifat inheren yang penting dari tanah gambut di daerah tropis adalah :

bahan penyusun berasal dari kayu-kayuan, dalam keadaan tergenang, sifat

menyusut dan subsidence ( penurunan permukaan gambut) karena drainase,

kering tidak balik, pH yang sangat rendah dan status kesuburan tanah yang

rendah. Pengembangan usaha pertanian sangat dibatasi oleh beberapa hal di

atas (Andriesse, 1988). Perbaikan drainase akan menyebabkan air keluar dari

gambut kemudian oksigen masuk kedalam bahan organik dan meningkatkan

aktifitas mikroorganisme, akibatnya terjadi dekomposisi bahan organik dan

gambut akan mengalami penyusutan (subsidence) sehingga permukaan gambut

mengalami penurunan. (Suehardi dan Hidayat 1988) Pada gambut yang tipis 0-

10 cm tanah relatip padat tidak gembur dan

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

10

pembentukan perakaran padi dapat terganggu, kandungan hara tanah juga

rendah dan tidak cukup memberikan hasil yang tinggi. Peningkatan ketebalan

gambut sampai 60 cm,menyebabkan kesuburan gambut meningkat dan tanah

gembur sehingga baik untuk penanaman padi sawah,

Sifat Fisik

Sifat-sifat fisik gambut sangat erat kaitannya dengan pengelolaan air gambut. Bahan

penyusun gambut terdiri dari empat komponen yaitu bahan organik, bahan mineral, air

dan udara. Perubahan kandungan air karena reklamasi gambut akan ikut merubah sifat-

sifat fisik lainnya (Andriesse, 1988). Pemahaman akan sifat-sifat fisik akan sangat

bermanfaat dalam menentukan strategi pemanfaatan gambut.

Gambut tropis umumnya berwarna coklat kemerahan hingga coklat tua (gelap)

tergantung tahapan dekomposisinya. Kandungan air yang tinggi dan kapasitas

memegang air 15-30 kali dari berat kering, rendahnya bulk density (0,05-0,4

g/cm3) dan porositas total diantara 75-95% menyebabkan terbatasnya

penggunaan mesin-mesin pertanian dan pemilihan komoditas yang akan

diusahakan (Ambak dan Melling, 2000). Sebagai contoh di Malaysia, tiga

komoditas utama yaitu kelapa sawit, karet dan kelapa cenderung

pertumbuhannya miring bahkan ambruk sebagai akibat akar tidak mempunyai

tumpuan tanah yang kuat (Singh et al, 1986).

Tanah gambut mempunyai kerapatan lindak (bulk density) yang sangat rendah

yaitu kurang dari 0,1 gr/cc untuk gambut kasar, dan sekitar 0,2 gr/cc pada

gambut halus. Dibanding dengan tanah mineral yang memiliki kerapatan lindak

1,2 gr/cc makakerapatan lindak gambut adalah sangat rendah. Rendahnya

kerapatan lindak menyebabkan daya dukung gambut (bearing capasity) menjadi

sangat rendah, keadaan ini menyebabkan rebahnya tanaman tahunan seperti

kelapa dan kelapa sawit pada tana gambut.

Sifat lain yang merugikan adalah apabila gambut mengalami pengeringan yang

berlebihan sehingga koloid gambut menjadi rusak. Terjadi gejala kering tak balik

(irreversible drying) dan gambut berubah sifat seperti arang sehingga tidak

mampu lagi menyerap hara dan menahan air (Subagyo et al, 1996). Gambut

akan kehilangan air tersedia setelah 4-5 minggu pengeringan dan ini

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

11

mengakibatkan gambut mudah terbakar. Berdasarkan atas tingkat pelapukan

(dekomposisi) tanah gambut dibedakan menjadi: (1)gambut kasar (Fibrist )

yaitu gambut yang memiliki lebih dari 2/3 bahan organk kasar; (2) gambut

sedang (Hemist) memiliki 1/3-2/3 bahan organik kasar; dan (3) gambut

halus(Saprist) jika bahan organik kasar kurang dari 1/3. Gambut kasar

mempunyai porositas yang tinggi, daya memegang air tinggi, namun unsur hara

masih dalam bentuk organikdan sulit tersedia bagi tanaman. Gambut kasar

mudah mengalami penyusutan yang besarjika tanah direklamasi. Gambut halus

memiliki ketersediaan unsur hara yang lebih tinggi memiliki kerapatan lindak

yang lebih besar dari gambut kasar (Hardjowigeno, 1996).

B. Sifat-sifat Kimia

Ketebalan horison organik, sifat subsoil dan frekuensi luapan air sungai

mempengaruhi komposisi kimia gambut. Pada tanah gambut yang sering mendapat

luapan, semakin banyak kandungan mineral tanah sehingga relatif lebih subur.

Tanah gambut tropis mempunyai kandungan mineral yang rendah dengan

kandungan bahan organik lebih dari 90%. Secara kimiawi gambut bereaksi masam (pH

di bawah 4) Andriesse (1988). Gambut dangkal pH lebih tinggi (4,0-5,1), gambut dalam

(3,1-3,9). Kandungan N total tinggi tetapi tidak tersedia bagi tanaman karena rasio C/N

yang tinggi. Kandungan unsur mikro khususnya Cu, B dan Zn sangat rendah ( Subagyo

et al, 1996).

Di Malaysia, pH gambut berkisar antara 3,2 – 4,9 sedangkan di pantai timur

Sumatera berkisar 3,42 – 4,3. Gambut yang berkembang disepanjang pantai timur

Sumatera mempunyai sifat-sifat : gambut dalam (lebih dari 4 m) dengan status hara

kahat N, P, K, Mg, Ca, Zn dan B berada dalam keadaan cukup, sedangkan faktor

pembatas utama pada lahan gambut adalah tidak tersedianya unsur Cu bagi tanaman

(Sudradjat dan Qusairi, 1992).

C. Sifat biologi

Menurut Waksman dalam Andriesse (1988) perombakan bahan organik saat

pembentukan gambut dilakukan oleh mikroorganisme anaerob dalam

perombakan ini dihasilkan gas methane dan sulfida. Setelah gambut didrainase

untuk tujuan pertanian maka kondisi gambut bagian permukaan tanah menjadi

aerob, sehingga memungkinkan fungi dan bakteri berkembang untuk merombak

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

12

senyawa sellulosa, hemisellulosa, danprotein. Gambut tropika umumnya tersusun

dari bahan kayu sehingga banyak mengandung lignin, bakteri yang banyak

ditemukan pada gambut tropika adalah Pseudomonas selain fungi white mold

dan Penecilium (Suryanto, 1991). Pseudomonas merupakan bakteri yang mampu

merombak lignin(Alexander, 1977). Penelitian tentang dekomposisi gambut di

Palangkaraya menunjukkan bahwa dekomposisi permukaan gambut terutama

disebabkan oleh dekomposisi aerob yang dilaksanakan oleh fungi (Moore and

shearer, 1997).

Pengelolaan Tanah

Tanah gambut sebenarnya merupakan tanah yang baik untuk pertumbuhan

tanaman bila ditinjau dari jumlah pori-pori yang berkaitan dengan pertukaran oksigen

untuk pertumbuhan akar tanaman. Kapasitas memegang air yang tinggi daripada tanah

mineral menyebabkan tanaman bisa berkembang lebih cepat. Akan tetapi dengan

keberadaan sifat inheren yang lain seperti kemasaman yang tinggi, kejenuhan basa

yang rendah dan miskin unsur hara baik mikro maupun makro menyebabkan tanah

gambut digolongkan sebagai tanah marginal (Limin et al, 2000). Untuk itulah perlunya

usaha untuk mengelola tanah tersebut dengan semestinya.

1. Pembakaran

Pembakaran merupakan cara tradisional yang sering dilakukan petani untuk

menurunkan tingkat kemasaman tanah gambut. Terjadinya pembakaran bahan organik

menjadi abu berakibat penghancuran tanah serta menurunkan permukaan tanah.

Pembakaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman pada tahun pertama

dan meningkatkan serapan P tanaman, namun akan menurunkan serapan Ca dan Mg

(Mawardi et al, 2001).

2. Bahan pembenah tanah

Pemberian pupuk dan amandemen dalam komposisi dan takaran yang tepat

dapat mengatasi masalah keharaan dan kemasaman tanah gambut. Unsur hara yang

umumnya perlu ditambahkan dalam bentuk pupuk adalah N, P, K, Ca, Mg serta

sejumlah unsur hara mikro terutama Cu, Zn dan Mo. Pemberian Cu diduga lebih efektif

melalui daun (foliar spray) karena sifat sematannya yang sangat kuat pada gambut,

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

13

kurang mobil dalam tanaman dan kelarutan yang menurun ketika terjadi peningkatan

pH akibat penggenangan. Sebagai amandemen, abu hasil pembakaran gambut itu

sendiri akan berpengaruh menurunkan kemasaman tanah, memasok unsur hara dan

mempercepat pembentukan lapis olah yang lebih baik sifat fisikanya (Radjagukguk,

1990).

Di Sumatera Barat ditemukan bahan amelioran baru Harzburgite yang defositnya

cukup besar dan kandungan Mg yang tinggi (27,21 – 32,07% MgO) yang merupakan

bahan potensial untuk ameliorasi lahan gambut (Mawardi et al, 2001). Pupuk kandang

khususnya kotoran ayam dibandingkan dengan kotoran ternak yang lainnya

mengandung beberapa unsur hara makro dan mikro tertentu dalam jumlah yang

banyak. Kejenuhan basanya tinggi, tetapi kapasitas tukar kation rendah. Kotoran ayam,

dalam melepaskan haranya berlangsung secara bertahap dan lama. Tampaknya,

pemberian kotoran ayam memungkinkan untuk memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah

gambut. Pada jagung manis, pemberian kotoran ayam sampai 14 ton/ha pada tanah

gambut pedalaman bereng bengkel dapat meningkatkan jumlah tongkol (Limin, 1992

dalam Darung et al, 2001).

3. Pemupukan

Pupuk yang digunakan terdiri atas pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan dosis sesuai

kondisi masing-masing lahan. Kacang tanah dengan dosis 75 kg Urea, 100-125 kg SP-36,

dan 100-125 kg KCl. Urea dan KCl diberikan dua kali, yaitu ½ bagian pada saat tanam

dan sisanya pada umur 3-4 minggu atau bersamaan dengan penyiangan. Pupuk SP36

diberikan pada saat tanam.

Tanah gambut dengan kedalaman lebih dari 1 m, sebaiknya diberi pula pupuk mikro

berupa terusi masing-masing sebanyak 2,5-10 kg per hektar. Semakin tebal gambut,

semakin banyak membutuhkan pupuk tersebut.

Pada lahan yang belum pernah ditanami kedelai, benih kedelai ditanam setelah dicampur

dengan rhizobium (legin) sebanyak 10-15 gram per kilogram benih. (Suwido H. Limin,

2006)

Penggunaan Bahan Amelioran

Bahan amelioran digunakan untuk tanaman jagung, kedele, dan kacang tanah pada

lahan gambut dan lahan dengan pH rendah. Bahan amelioran untuk menaikkan pH

biasanya adalah kapur. Secara praktis dosis yang digunakan berkisar antara 3-5 ton/ha,

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

14

diberikan dengan cara ditebar pada tanaman pertama. Pada tanaman ke dua dan

seterusnya, biasanya menggunakan dosis 0,2-0,5 ton/ha dapat diberikan pada larikan

tanaman.

Pada lahan gambut dengan ketebalan lebih dari 1 m, selain kapur juga digunakan bahan

amelioran lain berupa tanah mineral, abu, dan pupuk kandang. Amelioran idealnya

digunakan dengan cara ditebar, tetapi mahal karena membutuhkan bahan yang cukup

banyak. Maka amelioran dengan dosis 1-2 ton/ha dapat diberikan dengan cara ditebar

dalam larikan bersamaan dengan pemberian kapur dan pupuk dasar.

Prospek Untuk Pengembangan Pertanian

Potensi pengembangan pertanian pada lahan gambut, disamping faktor kesuburan

alami gambut juga sangat ditentukan oleh tingkat manajemen usaha tani yang akan

diterapkan. Pada pengelolaan lahan gambut pada tingkat petani, dengan pengelolaan

usaha tani termasuk tingkat rendah (low inputs) sampai sedang (medium inputs), akan

berbeda dengan produktivitas lahan dengan tingkat manajemen tinggi yang dikerjakan

oleh swasta atau perusahaan besar (Subagyo et al, 1996)

Dengan manajemen tingkat sedang (Abdurachman dan Suriadikarta, 2000), yaitu

perbaikan tanah dengan penggunaan input yang terjangkau oleh petani seperti

pengolahan tanah, tata air mikro, pemupukan, pengapuran dan pemberantasan hama

dan penyakit, potensi pengembangan lahan gambut untuk pertanian adalah sebagai

berikut :

Pemilihan jenis tanaman

Tanaman pangan (palawija) dan tanaman semusim lainnya

Tanah gambut yang sesuai untuk tanaman semusim adalah gambut dangkal dan

gambut sedang. Pengelolaan air perlu diperhatikan agar air tanah tidak turun terlalu

dalam atau drastis untuk mencegah terjadinya gejala kering tidak balik (Subagyo et al,

1996). Tanaman pangan memerlukan kondisi drainase yang baik untuk mencegah

penyakit busuk pada bagian bawah tanaman dan meminimalkan pemakaian pupuk.

Cassava (Manihot esculenta) atau tapioka menghasilkan lebih dari 50 ton/ha dengan

pengelolaan yang baik dan merupakan tanaman pangan yang penting pada gambut

oligotropik tropis dengan drainase yang baik (Andriesse, 1988).

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

15

Di Bengkulu, penanaman jagung dengan penerapan teknologi yang spesifik

untuk lahan gambut (teknologi Tampurin) diperoleh hasil 3,29 ton/ha pada varietas

Pioneer-12 (Manti et al, 2001). Sementara untuk tanaman sayuran, Satsiyati (1992)

dalam Abdurachman dan Suriadikarta (2000) menyebutkan beberapa tanaman

hortikultura yang berpotensi ekonomi untuk dikembangkan di lahan gambut eks PLG

yaitu cabai, semangka dan nenas .

Di daerah Kalampangan yang merupakan penghasil sayuran untuk Palangkaraya

Kalimantan Tengah, petani setempat mengembangkan sayuran diantaranya sawi,

kangkung, mentimun yang diusahakan secara monokultur dalam skala kecil dalam lahan

kurang lebih 0,25 hektar (Limin et al, 2000). Di samping itu beberapa lahan gambut

yang termasuk lahan bongkor bisa diusahakan untuk berbagai tanaman seperti cabai

besar/keriting/kecil, terong, tomat, sawi, seledri, bawang daun, kacang panjang, paria,

mentimun, jagung sayur, jagung manis, dan buah-buahan (mangga, rambutan,

melinjo, sukun, nangka, pepaya, nanas dan pisang) karena lahan gambut tersebut

termasuk tipe luapan C/D (tidak dipengaruhi air pasang surut, hanya melalui rembesan

air tanah50 cm di bawah permukaan tanah pada musim kemarau dan 50 cm pada

musim hujan) (Ardjakusuma et al, 2001). Hampir semua jenis palawija dapat ditanam di

lahan gambut yang telah direklamasi, asal iklimnya sesuai. Tanaman palawija yang

sering dibudidayakan di lahan gambut, antara lain adalah jagung, kacang tanah, kede-

lai, ubikayu/ singkong, dan ubijalar

Teknis Bertanam

Untuk menghindari penurunan permukaan tanah (subsidence) tanah gambut melalui

oksidasi biokimia, permukaan tanah harus dipertahankan agar tidak gundul. Beberapa

vegetasi seperti halnya rumput-rumputan atau leguminose dapat dibiarkan untuk

tumbuh disekeliling tanaman kecuali pada lubang tanam pokok seperti halnya pada

perkebunan kelapa sawit dan kopi. Beberapa jenis legume menjalar seperti Canavalia

maritima dapat tumbuh dengan unsur hara minimum (Singh, 1986) dan menunjukkan

toleransi yang tinggi terhadap kemasaman.

Pembakaran seperti yang dilakukan pada perkebunan nanas harus mempertimbangkan

pengaruhnya terhadap kebakaran lingkungan sekitarnya. Akan lebih baik bila

penyiangan terhadap gula dikembalikan lagi ke dalam tanah (dibenamkan) yang akan

berfungsi sebagai kompos sehingga selain bisa memberikan tambahan hara juga dapat

membantu mempertahankan penurunan permukaan tanah melalui subsidence (Ambak

dan Melling, 2000).

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

16

Untuk tanaman hortikultura, pembakaran seresah bisa dilakukan pada tempat yang

khusus dengan ukuran 3 X 4 m. Dasar tempat pembakaran diberi lapisan tanah

mineral/liat setebal 20 cm dan sekelilingnya dibuat saluran selebar 30 cm. Kedalaman

saluran disesuaikan dengan kedalaman air tanah dan ketinggian air dipertahankan 20

cm dari permukaan tanah agar gambut tetap cukup basah. Ini dimaksudkan agar pada

waktu pembakaran, api tidak menyebar Ardjakusuma et al (2001).

Waktu dan Pola Tanam

Pada dasarnya, kacang tanah dapat ditanam kapan saja asal diperkirakan tidak akan

kebanjiran dan kekeringan, serta hasilnya laku dan menguntungkan bila dijual. Khusus

untuk kacang tanah, sebaiknya tidak ditanam secara besar-besaran menjelang musim

hujan jika tidak tersedia vasilitas pengering buatan.

Pada lahan tegalan dan guludan surjan, palawija ( kacang tanah ) dapat ditanam

sepanjang tahun asal airnya mencukupi. Pada lahan sawah, umumnya ditanam pada

akhir musim hujan sehabis panen padi dan apda lahan kering ditanam awal musim hujan

dengan membuat saluran-saluran yang sempurna. Jika tersedia air irigasi atau air

hujannya mencukupi, setelah panen kacang tanah pertama dapat dilajutkan dengan

tanam kacang kedua ke dua. Berdasarkan jumlah jenis tanaman yang ditanam, pola

tanam dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu mokultur, tumpangsari, dan sistem lorong.

Kacang tanah dapat ditumpang sarikan dengan tanaman lain terutama jagung.

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

17

III. METODOLOGI

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Adapun ruang lingkup kegiatan Pengkajian Teknologi Budidaya Kacang Tanahpada lahan gambut di Provinsi Aceh dilakukan dengan beberapa tahap antara lain:

Survey lapangan Penentuan lokasi dan petani kooperator Karakterisasi lokasi Inventarisasi varietas kacang tanah yang dikembangkan dan penentuan

komponen teknologi inovatif spesifik lokasi Pembinaan petani Penerapan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu kacang tanah

bagi petan Pengkajian komponen teknologi budidaya kacang tanah lahan gambut. Pengumpulan data, tabulasi dan analisis data Penyiapan laporan dan seminar.

3.2. Pendekatan

Pengkajian dilakukan melalui pendekatan dengan diawali melakukan pengenalan

teknologi yang akan diterapkan melalaui latihan, belajar sambil bekerja (pertemuan

kelompok) dan demplot sebagai petak percontohan.

Pengkajian dilakukan di lahan milik petani yang dilaksanakan oleh petani, peneliti

dan penyuluh untuk mendapatkan teknologi yang mampu beradaptasi serta

mendapatkan respos dari petani erhadap teknologi yang diterapkan.

Teknologi yang diterapkan pada kajian diasarkan ketersediaan sumberdaya,

permasalahan yang dihadapi dan kebiasaan petani. Deskripsi teknologi budidaya kacang

tanah pada lahan gambut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Teknologi budidaya kacang tanah dengan kegiatan Adaptasi beberapavarietas kacang tanah pada lahan Gambut

No Komponen Teknologi Uraian

1 Lahan dan luas lahan Sawah/tegalan bergambut 0,25 ha2 Pengolahan tanah 2 kali cangkul dan 1 kali pacul/ratakan3 Bedengan Dibuat dalam bentuk plot seluas 5x10 sebanyak 20

unit plot dan pembatasnya saluran-saluran denganrancangan acak kelompok 4 ulungan 5 perlakuanvarietas

4 Varietas Jerapah,domba,gajah,bison,Naga Umbang5 Asal bibit Balitkabi Malang6 Kebutuhan benih kebutuhan 100 – 125 kg/ha, daya tumbuh > 90

%.

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

18

7 Cara tanam tugal sedalam 2-3 cm, sebanyak 2 bibit / lubang8 Jarak tanam jarak tanam35 x 15 cm,19 Pupuk buatan/an-organik

Urea,Tsp,KCl

Kapur

Pupuk kandang sapi/kompos

75 kg/ha,100-125 kg/ha dan 100-125 kg/ha ( Ureadan KCl diberikan ½ saat tanam, setengah lagipada umur 3-4 HST SP 36Diberikan 1 minggu sebelum tanam dosis 2

ton/ha 2000 Kg/ha (1 minggu sebelum tanam

2 ton/ha10 Pemeliharaan

Pembubunan Pengendalian hama/penyakit

- Dithane - M45,Curacron 500EC,Marshall,Padan dancitowet(perekat)

Dilakukan saat pemupukan ke 2/penyiangan

Dosis anjuran, Disemprot apabila ada seranganhama/penyakit

11 Panen Apabila polong sudah tua 75 persen12 Pasca panen Pengeringan polong 5-6 hari13 Penyimpanan benih Ruangan kering dan kedap air

3.3. Lokasi dan Waktu Pengkajian

Lokasi pengkajian dipilih secara sengaja (purposive sampling) yaitudaerah Kabupaten Aceh Barat Desa Alue penyaring Kecamatan Merbo ( dibelakangFakultas Pertanian UTU) Waktu pelaksana dari bulan januari sampai dengan desember2012.3.4. Bahan dan peralatan

BahanBahan yang digunakan adalah :

o Alat Tulis Kantor (ATK),o Benih kacang tanaho Pupuk kandang (sapi,kompos), pupuk urea, SP36,Kcl, kapur, insektisida,

fungisida,o ajir dari bambu, kantong plastik, spidol permanent, cat, kuas, film, topi

lapang, meja lapang, tali plastik, label, sepatu lapang dll Peralatan

o Timbangan, cangkul, parang, sprayer, meteran, meja lapango Alat tugal, ember, palu, gunting, pisau, tustel (camera)o Komputer , printer, flas disc, dll

3.5. Rancangan PengkajianSurvei dilakukan untuk mendalami masalah, mengenal lokasi, faktor pendukung

dan penghambat, keadaan petani/masyarakat, keadaan penyuluh serta hal-hal lain yang

Page 19: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

19

berhubungan dengan pelaksanaan pengkajian. Survei ini dilakukan dengan

menggunakan metode PRA. Data yang dihasilkan merupakan data sekunder.

Pengkajian akan ditempatkan pada lokasi yang memiliki lahan pertanaman

kacang tanah baik dalam suatu hamparan atau sesuai dengan lokasi adanya lahan

gambut yang ditemui. Areal ini merupakan lahan dikuasai petani koperator/kelompok

tani, atau badan usaha sedangkan petani koperator adalah petani pelaksana kegiatan

pengkajian yang sudah biasa melaksanakan usahatani kacang tanah pada lahan

tersebut, dengan produktivitas usahataninya baik Secara garis besar kegiatan dilakukan

untuk mengkaji beberapa paket teknologi

Pemililihan lokasi pengkajian didasarkan kepada beberapa persyaratan

antara lain adalah:lokasi yang memang gambut yang sudah pernah ditanami

kacang tanah dan sesuai dengan perencanaan pembangunan daerah, mudah

dan diharapkan lokasi mudah dilihat oleh masyarakat tani pengguna lainnya

serta memenuhi kaedah-kaedah pengkajian. Sedangkan pemilihan petani

koperator didasarkan pada beberapa kretria yaitu : telah terbiasa melakukan

budidaya penanaman kacang tanah dapat menerima inovasi teknologi, adanya

motivasi/semangat dalam melakukan kegiatan, dapat bekerja sama dalam tim,

dan mempunyai lahan usahatani sendiri.

Pengkajian ini merupakan kegiatan pembinaan/pelatihan bagi petani

kacang tanah dan dilaksanakan dengan mengutamakan unsur partisipatif dan

kemitraan antara pengkaji, penyuluh lapangan dan petani koperator. Dalam

pelaksanaanya melibatkan instansi terkait, Dinas Pertanian Kabupaten, Badan

Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten, BPSBTPH, BPP Kecamatan,UTU,

dan Aparat desa lainnya.

Pendekatan teknologi yang dilaksanakan dengan petani/kelompok tani

lebih kepada sumber daya alam yang tersedia diwilayah tersebut berupa potensi

limbah kotoran sapi dan sarana saprodi yang tersedia

Kegiatan dilapangan dilaksanakan dengan menerapkan model Rancangan

acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Lokasi kegiatan

pengkajian yang terpilih akan ditetapkan dengan luas lahan pengkajian seluas

0,25 ha hektar dengan masing-masing menerapkan 1 (satu) paket teknologi.

Pengamatan

Page 20: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

20

Data sekunder merupakan data awal untuk penentuan kegiatanselanjutnya. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber. Data primermerupakan data yang dikumpulkan dari hasil kegiatan dilapangan berdasarkanvariabel pengamatan dibawah ini.Variabel pengamatan adalah sebagai berikut :

Jumlah cabang tanaman/rumpun/varietas (cm)

Jumlah polong hampa/rumpun/varietas

Jumlah polong bernas /rumpun/varitas

Jumlah polong /perumpun/varietas

Jumlah tanaman sampel yang akan diamati adalah 10 tanaman setiap satuan

percobaan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti/pengkaji dibantu oleh penyuluh

lapangan dan kelompok tani.

Analisis Data

Data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber diolah secaratabulasi untuk dilakukan analisis secara deskriptif. Data primer yang dikumpulkandari hasil kegiatan dilapangan diolah berdasarkan :

Model matematis yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian

sebagai berikut ini :

Yjk = µ + βj + Pk + Ejk

dimana :

Yijk = Hasil pengamatan akibat perlakuan (P)

µ = Rataan umum

βj = Pengaruh ulangan ke-j

Pk = Pengaruh perlakuan ke-k

Ejk = Pengaruh galat percobaan dari Perlakuan (P) ke-k pada ulangan ke-j

Jika hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata, maka untuk

menguji perbedaan nilai tengah antara perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf

5 %. Dengan menggunakan model matematis :

BNT 0,05 = t 0,05 (dba) √(2 KT galat)/r

dimana :

- BNT 0,05 = Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%

- t 0,05 (dbA) = nilai baku t pada taraf 5% dan derajat bebas acak

- KT galat = Kuadrat Tengah Galat

- r = jumlah ulangan

Page 21: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

4.1.1. PRA

Kegiatan pengkajian kacang tanah pada lahan gambut akan dilakukan di Desa

Alue Penyaring Kecamatan Merbo. Lokasi ini berada di wilayah kerja BPP Merbo.

Awalnya kegiatan ini sudah dijadwalkan dilaksanakan di desa didesa Suak Ni

Kecamatan Johon Pahlawan. Hasil musyawarah dengan ketua kelmpok tani desa

suak ni bahwa kegiatan pengkajian siap untuk dilakukan dan dialokasikan didesa

Suak Ni. Kemudian pada tahap berikutnya setelah dibuat perencanaan

pengolahan lahan dan pendekatan ini dilakukan oleh penyuluh setempat maka

diketahui bahwa petani sudah tidak bersedia lagi untuk melakukan uji adaptasi

varietas kacang tanah dilahan mereka degan alasan mereka mendapat bantuan

untuk pengembangan tanaman nilam dilahan mereka, sehingga Tim BPTP

bersama Penyuluh mencari lokasi lahan gambut yang lain dan ditemukan di

Kampus UTU dibelakang Fakultas Pertaniaan termasuk kedalam Desa Alue

Penyaring Kecamatan Merbo. Lokasi ini berada di wilayah kerja BPP Merbo.

Hasil musyawarah dengan dosen beberapa staf dosen Universitas Teuku Umar

(UTU) bahwa lahan tersebut boleh dipakai sekalikus mereka mengharapkan

untuk melibatkan mahasisiwa untuk melakukan penelitian.

Lahan gambut yang ada di Provinsi Aceh seluas 144.000 ha dan tersebar .di

beberapa kabupaten terutama di Kabupaten Aceh Berat, Calang, Nagan Raya

Subussalam dan Singkil . Lahan ini belum digunakan secara maksimal oleh petani

dan baru pada tahun 2011 sebahagian dijadikan untuk sawah. Di Kabupaten

Aceh Barat lahan gambut ditanami karet dan kelapa sawit demikian pula di

kabupaten Nagan raya. Di Singkil pemamfaatan lahan gambut sudah lama.

Komoditi yang ditanami ialah tanaman Kelapa Sawit.

Banyak lokasi lahan gambut dibeberapa Kabupaten yang masih terlatar

dan belum dimamfaatkan secara maksimal oleh petani setempat.Di kabupaten

Aceh Barat menurut data yang ada yang diinformasikan oleh seorang PPL senior

yaitu Ir. Rizal bahwa lahan gambut mencapai 20 % dari jumlah gambut yang

ada di Provinsi Aceh.

Page 22: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

22

Luas lahan Pengkajian diambil seluas 0,25 ha. Kedalaman gambut setelah diukur

berada pada kedalaman 80 – 100 cm. Permukaan gambut sangat memberi

dukungan untuk dilaksanakan pengkajian karena secara visual bahwa gambut

yang ada dilokasi sangat menampakkan bahan organik yang masih belum terurai

secara menyeluruh.

Sebenarnya lahan gambut kalau dikelola dengan baik dan adanya

masukan teknologi akan membuat lahan lgambut menjadi lahan yang berpotensi

besar baik sebagai lahan tanaman pangan atau tanaman keras. Sebaran lahan

gambut banyak terdapat di zona pertanian wilayah barat yaitu di Kabupaten Aceh

Berat, Aceh Jaya , Nagan Raya Subussalam dan Singkil . dan umumnya lahan

gambut yang ada belum digunakan untuk ditanamami tanaman pangan secara

baik dan maksimamal, padal luas lahan gambut cukup memadai, baru pada

tahun 2010-2011 dibeberapa kabupaten dijadikan sebagai lokasi percetakan

lahan sawah baru Di Kabupaten Aceh barat lahan Gambut terdapat cukup Luas

dan masih banyak jumlahnya yang belum ditanami dengan tanaman pagan

ataupun tanaman keras. Hasil wawancara dengan petani pada kegiatan PRA

dalam rangka kegiatan Adaptasi Varietas kacang tanah pada lahan gambut di

kabupaten Aceh Barat bahwa luas lahan gambut mencapai 20 % dari luas lahan

gambut yang ada di Provinsi Aceh. Lahan gambut yang ada dalam wilayah kerja

BPP johan Pahlawan saja berkisar 500 ha. Pemamfaatan lahan gambut untuk

ditanami kacang tanah belum dilakukan dengan baik sehingga ada laporan petani

bahwa penanaman kacang tanah dilahan gambut menghasilkan polong kosong

dan polong yang dihasilkan masih rendah yaitu berkisar 10-15 polong. Terjadinya

polong kosong akibat petani belum menggunakan masukan berupa pupuk dan

amilioran yang dibutuhkan oleh lahan gambut. Kalaupun ada petani memberi

pupuk tetapi belum sesuai dengan hasil penelitian. Hasil yang diperoleh petani

pada lahan yang bukan gambut yaitu penanaman pada tanah mineral produksi

yang pernah diperoleh mencapai hingga 95 polong kacang tanah per rumpun.

Petani-petani yang memiliki lahan gambut sangat mengharapkan hasil yang baik

tetapi mereka belum berani menanam secara serius tanpa adanya pengkajian

yang dapat menunjukkan hasil dilapangan.

Page 23: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

23

Untuk menunjukkan pada petani bahwa lahan gambut punya potensi dalam

menghasilkan produksi baik kacang tanah,jagung dan kacang kedelai maupun

padi maka pengkajian perlu dilakukan sesuai PTT lahan gambut yang sudah

diteliti dengan demikian hasil produksi pada lahan gambut dapat ditingkatkan

sehingga petani dapat lebih bersemangat memamfaatkan lahan gambut yang

terdapat didesa mereka.

4.2. Gambaran Umum

4.2.1. Geografis

Kabupaten Aceh barat terletak pada geografis 04006’ - 04047’ lintang utara

Dan 95 052’- 96030’ Bujur Timur

Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatas dengan Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten

Pidie

Sebelah selatan berbatas dengan Samudra indonesia dan Nagan raya

Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Nagan Raya

Sebelah barat berbatas dengan Samudra Indonesia

Luas wilayah Kabupaten ini adalah 2.927,95 Km2 yang secara topografis

sebahagian besar desa-desa yang ada dikabupaten Aceh barat merupakan

wilayah daratan yaitu 233 desa (77,59 %). Sisanya merupakan pantai,

lembah dan lereng. Kabupaten Aceh barat merupakan salah satu daerah

yang menjadi sentra produksi berbagai jenis komoditi pertanian ,baik

tanaman pangan seperti padi,jagungkacang-kacangan, sayur-sayuran dan

buah-buahan serta tanaman perkebunan seperti sawit,karet dan kelapa.

Disamping itu lahan yang tersedia masih cukup luas bukan saja lahan

mineral tetapi lahan-lahan gambut juga masih banyak yang belum

dimamfaatkan yang berpotensi untuk ditanami.

Kabupaten Aceh Barat terdiri dari beberapa Kecamatan yaitu : kecamatan

Johan pahlawan, Pantee cereumen, Kaway XVI, Sungai Mas, Woyla,

Arongan lambalek, Sama tiga, Bubon, Mereubo,Woyla Timur dan Wayla

Barat.

Page 24: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

24

4.2.2. Pemilihan lokasi

Lokasi dipilih berdasarkan hasil indentifikasi kerjasama dengan penyuluh

yang ada diBKPP setempat. Desa Alue Penyaring Kecamatan Merbo merupakan

salah satu lokasi gambut yang didesa ini terdapat sebuah Universitas yang berdiri

tegak diatas sebahagian gambut. Lahan pengkajian adaptasi kacang tanah

diambil dibelakang Fakultas Pertanian Universitas teuku Umar Aceh Barat .

Lokasi pengkajian berjarak 3 Km dari jalan negara Melaboh menuju Kabupaten

Nagan Raya. Proses Pembersihan Lahan dan Pembuatan Bedengan lahan yang

luasnya),25 Ha atau 2.500 meter 2

Lahan Fakultas sudah dipagar sehingga aman dari serangan hama babi dan

ternak sapi. Lahan masih terdiri dari semak-semak belukar yang perlu

dibersihkan. Lahan dibersihkan lalu diolah 2 kali dengan cangkul dan dibuat

Bedengan, serta saluran pembuanagan yang meadai sesuai kebuthan pengkajian.

4.2.3.Penyediaan bibit

Dalam upaya peningkatan produksi kacang tanah pada lahan gambut ada

bebebrapa varietas yang dicoba untuk mencari tingkat adaptasi terhadap lahan

gambut yang ada di Aceh khususnya di kabupaten Aceh barat. yang luas lahan

gambut disana mencapai hampir 20 ribu ha. Dari 20 ribu ha hampir 10 ribu ha

lahan gambut yang dapat digunakan untuk menanam tanaman kacang-kacangan

dan tanaman keras selebihnya masih merupakan gambut rawa dan lainnya. Bibit

yang digunakan berasal dari hasil perbanyakan benih dasar (BS) dan yang

lainnya benih yang dikirim oleh Balitkabi. Adapun varietas yang digunakan terdiri

dari lima macam yaitu varietas gajah,jerapah, bison. Domba dan varietas lokal

yaitu naga umbang.

4.2.4.Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman tanah diolah dengan cangkul dan kemudian

dibersihkan dari sisa bahan organik yang ada berupa kayau dan akar kayu yang

belum melapuk secara baik. Pada tahapan selanjutnya dibuatkan saluran seluas

40 cm yang membelah dari masing-masing blok pengujian..

Page 25: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

25

4.2.4 Pemeliharaan

Yang paling utama pemeliharaan yaitu melakukan pemupukan agar tanaman

tumbuh lebih baik dan sehat. Tanaman membutuhkan zat hari yang seimbang

dan usur hara ini memang harus tersedia dengan baik dan kita berikan sesuai

anjuran atau hasil kajian. Pada kegiatan pengkajian Uji adaptasi Beberapa

varietas kacang tanah pada lahan Gambut di Kabupaten Aceh Barat Pemupukan

pertama dilakukan bersamaan tanam (Urea, SP36 dan Kcl ) sedangkan Kapur

semuanya sekaligus diberikan 1 min ggu sebelum tanam sebanyak 2 ton/ha.

Pupuk kompos diberikan sekaligus 1 minggu sebelum tanam dengan takaran 2

ton/ha. Pemupukan kedua yaitu pupuk Urea , SP36 dan KCL sebahagian lagi

diberikan pada umur 4 minggu setelah tanam.

Tabel : 2. Rincian pemupukan pada lahan pengkajian dapat dilihat pada tabelberikut;

Uraian jenis pupuk Volume/Satuan/ha

Dosis untukpetak

pengkajianKeterangan

Pupuk Pospot (SP36) 100-125 kg Pupuk diberikan ½pada 1 minggusebelum tanam dansetengah lagi padaumur 2 minggu hst

Kalium (KCl ) 100-125 kg Nitrogen ( urea) 75 kg 20 kg Pupuk kandan/kompos 2000 kg 300 kg Kapur (dolamit) 2000 kg 500 kg

Pada tahap selanjutnya dilakukan pembersihan rumput/gulma yang tumbuh serta

pada umur 35 hari dilakukan pembumbunan agar proses ginofora lebih mudah

menembus tanah.

4.2. Pembahasan

Kacang tanah, disebut juga dalam bahasa latin Arachis hypogaea L.,dalam

bahasa inggris disebut peanut, groundnut) merupakan tanaman polong-

polongan atau legum dari famili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di

Indonesia. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara

perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil.

Page 26: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

26

Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat

ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya

kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh

pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan

pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle

memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer

memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini

merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.

Ada beberapa zat gizi yang mungkin ada mamfaatnya bagi manusia yang

terkandung dala kacang tanah. Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung

protein yang tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan

Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam

kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya.

Mempunyai rasa yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka

jenis kue

Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina

ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons

kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung.

Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan pompa jantung dan

menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan segenggam kacang

tanah setiap hari terutama bagi pesakit kencing manis dapat membantu

menurunkan kadar gula darah. Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru

dapat menurunkan kadar kolesterol,. Kacang tanah juga mengandung arginin yang

dapat merangsang tubuh untuk memproduksi nitrogen monoksida yang berfungsi

untuk melawan bakteri tuberkulosis.

Kacang tanah merupakan salah satu komoditi yang sangat sering dibudidayakan

di Prvinsi Aceh disamping kacang kedelai, jagung. Kacang tanah merupakan salah satu

komoditi unggulan di Provinsi Aceh. Petani banyak membudidayakan di tanah mineral

ada yang membudidayakan dilahan kering dan ada pula dilahan sawah. Umumnya

penanaman kacang tanah hampir disemua kabupaten dibudidayakan karena tanaman

Page 27: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

27

kacang tanah sudah merupakan tanaman yang sudah cukup lama dikenal dan

dibudidayakan. Diwilayah barat Ibu kota provinsi Aceh terdapat beberapa kabupaten

yang sering membudidayakan kacang tanah terutama ditanah mineral. Dilahan – lahan

gambut petani belum berani membudidayakan kacang tanah dikarenakan tanah-tanah

gambut belum dapat memberi produksi yang obtimal akibat beberapa komponen

teknologi yang dapat memberi hasil yang baik belum mereka adopsi

Lahan gambut memang termasuk lahan yang bermasalah terutama akibat adanya

bahan organic pada lahan gambut belum dapat memberikan unsure hara yang sesuai

dengan kebutuhan untuk tumbuh danberkembangnya tanaman kacang tanah secara

obtimal. Tanah gambut sebenarnya kalau dikelola dengan sentuhan teknologi dapat

dimamfaatkan danakan meberikan hasil produksi yang maksimal sesuai dengan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan oleh para ahli. Dari hasil pengamatan pada setiap

tanaman sampel sebanyak 10 sampel untuk setiap blok didapat data sebagai berikut :

Tabel 3 : rata-rata hasil pengamatan jumlah cabang umur 45 HST per rumpun tanaman

sampel kacang tanah pada taraf uji BNT 0,05 sbb :

Perlakuan Rerata NotasiJERAPAH 7.93 aBISON 7.38 bNG. UMBANG 7.73 cDOMBA 5.03 dGAJAH 5.95 eBNT (0,05)= 1.35

Cabang dari tanaman merupakan salah satu bahagian pokok dari tanaman yang

menunjukkan bahwa tanaman tersebut tumbuh dan berkembang. Pada tanaman

kacang cabang tanaman merupakan salah satu elemen produksi dimana pada

cabang tumbuhnya daun yang merupakan dapur dari proses pemasakan unsur

hari (potosentesa) yang dapat memberikan makanan pada tanamn secara

sempurna sehingga tanaman dapat berkembang dan memdukung peningkatan

produksi. Banyaknya cabang tanaman kemungkinan banyaknya tumbuh

berkenbangnya ginosfora yang akan menjadi polong. Pada data tabel 1 diatas

menunjukkan bahwa, adanya perbedaan antara yang nyata antara masing-

masing varietas terhadap jumlah cabag yang tumbuh dan berberkembang. Hal ini

Page 28: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

28

menunjukkan bahwa antara masing-masng varietas terdapat perbedaan jumlah

cang yang dapat memberikan produksi yang berbeda.

Tabel 4: rata-rata hasil pengamatan jumlah polong hampa per rumpun tanaman

sampel kacang tanah umur 45 HST pada taraf uji BNT 0,05 sbb :

Perlakuan Rerata NotasiJERAPAH 2.30 aBISON 2.93 aNG. UMBANG 3.60 aDOMBA 3.03 aGAJAH 3.28 aBNT (0,05)= 1.60

Angka rata-rata pada tabel 2 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara

polong hampa untuk masing –masing varietas yang di uji. Artinya pada kelima

varietas yang dicobakan terdapat polong hampa dengan jumlah yang sama pada

masing-masing varietas yang dicoba. Keadaan polong hampa disebabkan akibat

adanya pengaruh keasaman tanah yang masih belum netral secara obtimal

walaupun pengapuran sudah dilakukan dengan dosis anjuran. Diduga kalau

pengapuran dapat diberikan dalam jumlah yang lebih besar dari anjuran

kemasaman tanah dapat ditingkatkan secara lebih obtimal. Kacang tanah

membutuhkan pH normal antara 6,0–6,5.

Tabel 5 : rata-rata hasil pengamatan jumlah polong bernas per rumpun tanamansampel kacang tanah umur 45 HST pada taraf uji BNT 0,05 sbb :

Perlakuan Rerata NotasiJERAPAH 10.23 aBISON 12.53 aNG. UMBANG 8.15 aDOMBA 10.83 aGAJAH 8.83 aBNT (0,05)= 4.66

Hasil analisa sidik ragam pada angka rata-rata pengamatan polong bernas

menunjukkan bahwa antara masing-masing varietas tidak ada perbedaan nyata. hal ini

disebabkan karena adanya keseimbangan pemupukan yang diberikan pada tanah

gambut. Polong bernas dihasilkan terutama akibat adanya pengapuran yang tujuannya

Page 29: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

29

menetralkan pH, walaupun polong kosong atau hampa masih ada ini merupakan bukan

suatu pengaruh pH saja yang pada saat pengkajian sudah diukur yaitu mencapai 6.

Tetapi hal ini diduga akibat polong sudah mendapat unsur hara yang cukup dengan

keseimbangan sinar yang cukup sehingga proses assimilasi menjadi sempurna dengan

demikian polong terisi secara merata dan menyeluruh kesumua varietas yang dicobakan.

Tabel 6 :rata-rata hasil pengamatan jumlah polong keseluruhan per rumpun

tanaman sampel kacang tanah Umur panen pada taraf uji BNT 0,05 sbb:

Perlakuan Rerata NotasiJERAPAH 12.53 aBISON 15.45 aNG. UMBANG 11.75 aDOMBA 13.85 aGAJAH 12.10 aBNT (0,05)= 4.79

Pada tabel 4 yaitu tabel rata-rata hasil polong keseluruhan perumpun tanaman berdasar

hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa Tidak berbeda nyata antara masing-

masing perlakuan varietas yang dicobakan pada lahan gambut. Pernyataan ini

memberikan ilustrasi bahwa setiap varietas mempunyai kempuan produksi yang sama

yang artinya bahwa semua varietas dapat beradaptasi secara baik pada lahan gambut

yang dijadikan lahan pengkajian. Kalau kita lihat angka rata-rata tabel 3 diatas

menunjukan bahwa produksi yang didapat di tanah gambut sedang menunjukkan

bahwa adanya suatu nilai produksi yang memadai kalau dihitung…… ini menunjukkan

bahwa lahan gambut yang dijadikan lokasi percobaan mamapu mengadaptasikan

varietas kacang tanah yang dicobakan sehingga pruduksi dapat memberikan hasil yang

baik. Kondisi ini sudah dapat diinformasikan kepada petani bahwa lahan gambut yang

mereka miliki sudah dapat ditanami kacang tanah ddengan masukan teknologi budidaya

yang mencukupi sesuai rekomendasi.

4.2.1. Pelatihan penyuluh

Kegiatan pengkajian kacang tanah ini merupakan salah satu kegiatan yang tujuannya

untuk mendapatkan teknologi pengembangan kacang tanah pada lahan gambut. Setelah

kegiatan pengkajian ini selesasai tentunya hasil yang didapat perlu dinformasikan

terutama kepada penyuluh agar penyuluh dapat menyampaikan informasi ini kepada

Page 30: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

30

pengguna. Penyuluh adalah tenaga /SDM yang memang bertugas untuk menyampaikan

berbagai macam teknologi inovasi kepada petani sehingga merekatetap setiap saat dari

hasil pengkajian perlu di informasikan secara tepat kepada mereka. Melalui temu

pelatihan atau temu teknologi mereka dapat menerima info dengan baik. Hasil

pemantauan PPL -THL sangat kurang pengetahuan tentang inovasi teknologi. PPL THL

merupakan tenaga yang diangkat menjadi tenaga lapangan oleh kementrian Pertanian

dan tenaga PPL – THL ini merupakan tumpuan harapan Kemtan dalam rangka mencapai

swasembada khususnya tanaman pangan. Pelatihan pelatihan penyuluh telah

dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan loncing MKRPL yang dilaksanakan di desa Pasi

Ara kecamatan Kawai 16 kabupaten Melaboh. Yang berperan oleh Nara sumber adalah

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh beserta Bapak Ir. Basri AB.

Page 31: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. kacang tanah dapat dikembangkan dilahan gambut dengan masukan teknologi

yang sempurna

2. Lahan gambut pada kedalaman < 80 cm dapat tumbuh dengan baik tanaman

Kacang tanah dan polowija lainnya dengan asupan teknologi yang obtimal

3. Ke 5 Varietas yang diuji pada lahan gambut dapat beradaptasi dengan baik

pada lahan gambut di Kabupaten Aceh barat.

4. Vrietas yang paling baik tumbuh dan menunjukkan hasil yang lebih tinggi yaitu

varietas Bison sesuai tabel rata-rata mencapai 15,45 polong per rumpun

walaupun berdasarkan analisis BNT 0,5 % tidak menunjukkan perbedaan nyata

5. Ke 5 varietas yang dicobakan dapat direkomendasikan untuk ditanam dilahan

gambut menengah ( kedalaman < 80 cm) dengan pembuatan drainase yang

baik dan sistim PTT sempurna.

5.2. Saran

1. Perlu kajian lebih lanjut kegiatan pengkajian kacang tanah pada lahan gambut

asupan teknologi model PTT

Pengembangan varietas yang sudah ada berupa hasil pengkajian perlu

dikembangkan dan diperbanyak sehingga varietas yang sudah ada tidak hilang

dan dapat terus digunakan oleh petani.

Page 32: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

32

VI. KINERJA HASIL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatanpengkajian teknologi budidaya Kacang tanah pada lahan

gambut berjalan dengan baik. Kegiatan ini dimulai dengan berkordinasi dengan Dinas

dan Instansi Terkait serta Perguruan tinggi setempat. terutama dalam

penentuan/penetapan lokasi.

Dalam pengkajian ini telah dilaksanakan aplikasi teknologi Model PTT kacang tanah

dengan menonjolkan kegiatan utama yaitu adaptasi 5 varietas kacang pada lahan

gambut. Aspek lingkungan pengkajian pasaat pengkajian sangatmendukung terutama

hujan tidak begitu banyak sehingga lahan gambut yang dijadikan lokasi tidak tergenag

air. Lokasi pengkajian dibuat sedemikian rupa lengkap dengan saluran pembuang seluas

40 cm. saluran pembuang membagi setiap plot pengkajian . Kemudian disampiung

sebelah kiri petakan pengkajian terdapat saluran besar yang dapat membuang air

sewaktu-waktu bila petakan pengkajian tergenag akibat derasnya hujan.

Manfaat dari kegiatan ini adalah terjadi sinkronisasi dan inovasi pengelolaan

tanaman terpadu (PTT) pada kacang tanah dalam meningkatkan produksi, terutama

pengembangan varietas-varietas kacang tanah yang dapat tumbuh dan beradaptasi pada

lahan gambut. Namun demikian, dampak yang jelas baru dapat dilihat pada

pengembangan musim tanam selanjutnya.

Page 33: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

33

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2001. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan LahanKering. Penebar Swadaya, Jakarta, 88 hal.

Anwar, K., M. Alwi. 1997. Pemupukan N, P dan Kpada tanaman pangan di lahan rawapasang surut.Dalam : Sabran, M., B. Prayudi, Izuddin Noor,dan Isdijanto, A. (eds).Seminar Nasional Hasil Penelitian Menunjang Akselerasi PengembanganHilman, Y., A Lahan Pasang Surut. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. p. 119-129.Muharam, A. Dimyati. 2003.

Balitkabi, 1998. Teknologi untuk Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Kacang Tanah.Edisi Khusus Balitkabi No:12-1998, Malang, 181 hal.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie, 2002. Kabupaten Pidie Dalam Angka, 177 hal

Badan Ketahanan Pangan (NAD) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD,2003. Potensi Kawasan Pangan Strategis Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam AcehDarussalam, 127 hal.

Dokumen Kegiatan Lapangan Pengkajian teknologi Budidaya Kacang Tanah Pada Lahangambut di Kab. Aceh Barat

Tanah/Lahan untuk Pengembangan Lahan Rawa/Gambut Satu Juta Hektar Di KalimantanTengah. Kuala Kapuas 28 Pebruari – 1 Maret 1997. p.146-158.

Teknologi agro-produksi dalam pengelolaan lahan gambut. Disampaikan pada LokakaryaNasional Pertanian Lahan Gambut. Pontianak 15-16 Desember 2003. Balai PengkajianTeknologi Pertanian Kalimantan Barat. BadanlitbangPertanian. Departemen Pertanian. 15 hal.

Kristijono, A. 2003. Pemanfaatan lahan gambut untukagro-industri : Tantangan danpeluang. Disampaikan pada Lokakarya Nasional Pertanian Lahan Gambut. Pontianak 15-16 Desember 2003. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat. BadanlitbangPertanian. Departemen Pertanian. 11 hal.

Maas, A. 1997. Pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan dan berwawasanlingkungan. Jurnal Alami 2 (1): 12-16. Nugroho, K. Alkasuma, Paidi, Wahyu Wahdini,Abdurachman, H. Suhardjo, I.P.G. Wijaya Adhi. 1992. Peta areal potensial untukpengembangan pertanian lahan rawa pasang surut, rawa danpantai. Proyek Penelitian Sumber Daya Lahan. Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat.Balitbangtan Deptan. 26 hal.

Sabiham, S., S. Anwar. 2003. Teknologi agro-input dalam pengelolaan lahan gambut.Disampaikan pada Lokakarya Nasional Pertanian Lahan Gambut. Pontianak 15-16Desember 2003. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat. BadanlitbangPertanian. Departemen Pertanian. 16 hal.

Page 34: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

34

Supriyo, A., M. Alwi. 1997. Penggunaan pupuk fosfat alam pada tanaman pangan dilahan rawa pasang surut. Dalam : Sabran, M., B. Prayudi, Izuddin Noor dan Isdijanto, A.(eds). Seminar Nasional Hasil Penelitian Menunjang AkselerasiPengembangan Lahan Pasang Surut. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. p. 129-143.

Wijaya Adhi, I.P.G. 1986. Pengelolaan lahan rawa pasang surut dan lebak. JurnalPenelitian dan Pengembangan Pertanian, V(1): 1-9. Wijaya Adhi, I.P.G., K. Nugroho, D.Ardi S., A. S. Karama. 1992. Sumber daya lahan rawa: potensi,keterbatasan dan pemanfaatan. Dalam : Sutjipto, P. dan Mahyudin Syam. (eds).PengembanganTerpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Risalah NasionalPengembangan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak.Bogor, 3-4 Maret 1992. p. 176-188.

Wijaya Adhi, I.P.G, I.G.M. Subiksa, Kasdi, S., D. Ardi S. 1993. Pengelolaan Tanah dan AirLahan Rawa : Suatu Tinjauan Hasil Penelitian Proyek Swamps II. Review Hasil–hasilPenelitian Proyek Swamps II di Bogor 19-20 Februari 1993. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. 22 hal

Fakultas Pertanian IPB. 1986. Gambut pedalaman untuk lahan pertanianKerjasama DinasPertanian Tanaman Pangan Propinsi Dati I, Kalimantan Tengah dengan FakultasPertanian IPB, Bogor.

Harjowigeno,S. 1996. Pengembangan lahan gambut untuk pertanian suatu peluang dantantangan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB.22 Juni1996.

Haska,N.1998. Prospek gambut untuk sagu. Prosiding seminar nasional gambut III.Kerjasama HGI, UNTAN, Pemda Tingkat I Kalbar, dan BPPT. Pontianak, 24-25Maret1997.

Leiwakabessy,F.M. dan M.Wahjudin.1979. Ketebalan gambut dan produksi padi.Proseding Simposium III. Pengembangan Daerah Pasang Surut di Indonesia. Palembang5 – 9 Februari 1979.

Noor, M. 2001. Pertanian lahan Gambut Potensi dan Kendala. Penerbit Kanisius.Prasad,R. And J.F. Power. 1997. Soil fertility management for sustainable agriculture.Lewis Publisher. New York.

Rajaguguk,B. dan B. Setiadi.1989. Strategi pemanfaatan gambut di Indonesia kasuspertanian. Seminar tanah gambut untuk perluasan pertanian. Fak. Pertanian UISU.Medan, 1989

Sagiman,S. 2005. Pertanian di lahan gambut berbasis pasar dan lingkungan, sebuahpengalaman pertanian gambut dari Kalbar. Workshop gambutHGI.Palangkaraya 20-21Sept 2005.

Page 35: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

35

Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan

No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas

AlokasiWaktu

(Jam/mg)

1. Ir. Jamal Khalid Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan

10

2. Mohammad Ismail SP Pelaksana - Menyusun proposal danlaporan

5

3. Abdul Azis ,SPi Pelaksana - Mengolah dan menganalisisdata

- Mengumpulkan data

5

4. Saupan Daud, SP Pelaksana - Pelaksana 55. Mehran SP Pelaksana - Pelaksana 56 Ahmad IB Pelaksana - Pelaksana 56 Zuardi SP Pelaksana - Pelaksana 56. Irhas Amd Pelaksana - Pelaksana 57 Samsul Kamar Amd Pelaksana - Pelaksana 58. Ramli Pelaksana - Pelaksana 5

Page 36: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

38

Tahap Awal pengkajian yaitu Kordinasidengan BKPP Aceh Barat

Gbr. Pertemuan dengan Petani dalam rangkamenggali permasalahan kacang Tanah (PRA)

Page 37: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

39

Pengamatan dan sampel lokasi tanah gambut

GBR : persiapan lokasi Peng. Kacang tanahdiLokasi Belakang Univ. Teku Umar

Penyerahan barang berupa pupuk kepadapelaksana lapang Pak Jalil UTU

Page 38: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

40

Gambar : Pelaksanaan penanaman lima varietas kacang tanahdilokasi pengkajian oleh tim dan beberapa dosen universitas

Page 39: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

41

Pertumbuhan Kacang tanah pada minggu ke 3 dari 5varietas yaitu jerapah, Bison, gajah,domba dan nagaumbang

Page 40: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

42

Gambar atas: Keadaan pertumbuhan tanaman kacang tanahpada lahan gambut Gambar bawah : kepala BPTP Aceh(T. Iskandar) sedang mengamati pertumbuhan tanamankacang tanah

Page 41: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

43

Gambar atas : Pengamatan tinggi tanaman dan gambar bawahpengamatan tinggi tanaman pada varietas gajah.

Gambar atas: Pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman padaumur 45 hst. Gambar bawah : Pengamatan pertumbuhan tinggitanaman pada tanaman sampel

Page 42: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

44

Gambar atas Ka. BPTP Mengamati pertumbuhan tanamankacang tanah dilahan gambut

Page 43: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

45

Gambar atas dan bawah : merupakan salah satu tanaman didugaterserang penyakit karat daun tetapi tidak menyebar

Page 44: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

46

Gambar : jumlah polong pada beberapa varietas tanamansampel

Page 45: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

47

Gambar papan nama pengkajian

Gambar saat panen tanaman sampel sekaligus perhitunganjumlah polong hampa, polong bernas dan polongkeseluruhan

Page 46: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - BPTP NADnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/13... · cekungan atau rawa, ... untuk luas lahan rawa yang terdiri dari

48

Pelatihan dilaksanakan di desa Pasi Ara kecamatan Kawai 16 kabupaten Melaboh. Yang berperanoleh Nara sumber adalah Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh beserta M, Jalil dan T.Sarwanidas

Temu pelatihan penyuluh di adakan di desa PasiAra Kecamatan Kawai 16 Kab. Aceh Barat

Kepala Balai, wakil bupati dan Ibu BupatiAceh barat dalam rangka loncing MKRPLdan Temu pelatihan kacang tanah lahangambut di lokasi desa Pasi Ara kec. Kawai16 Kab. Melaboh