perbanyakan benih padi mendukung program sl...
TRANSCRIPT
PERBANYAKAN BENIH PADI MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DENGAN TARGET PENYEDIAAN BENIH
BERKUALITAS PADA LAHAN SAWAH IRIGASI
Oleh :Oleh :
T. IskandarT. Iskandar M. Nur HIM. Nur HI
TamrinTamrin Jamal khalidJamal khalid
M. FerizalM. Ferizal
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NADNAD
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANPERTANIAN
KEMENTRIANKEMENTRIAN PERTANIANPERTANIAN 2010
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
i
KATA PENGANTARKATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadhirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan
Perbanyakan Benih Padi Mendukung Program SL-PTT dengan Target Penyediaan
Benih Berkualitas pada Lahan Sawah Irigasi.
Tujuan kegiatan perbanyakan benih ini adalah untuk meningkatkan
ketersediaan benih unggul di tingkat petani dalam rangka mendukung program SL-
PTT. Selama ini petani sangat susah mendapatkan benih unggul yang terjamin mutu
keunggulannya, walaupun benih yang berlabel ada dipasaran tetapi petani belum
tentu dapat membelinya oleh karena keterbatasan modal usahatani.
Melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NAD selaku institusi
yang mempunyai kewenangan di dalam pengembangan benih sumber kegiatan
perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT di Provinsi NAD dapat
meningkatkan ketersediaan benih sumber serta dapat melakukan pembinaan terhadap
petani penangkar benih padi.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Kepala Balai dan teman-teman yang
terlibat didalam tim kegiatan perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT,
yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan sejak dari awal
sehingga kegiatan perbanayakan benih padi ini terlaksana dengan baik hingga
selesainya laporan akhir kegiatan.
Demikian laporan ini kami susun dan kami sampaikan atas kritikan dan saran
terhadap kekurangan atau kelebihan kami ucapkan terima kasih.
Banda Aceh, Desember 2010 Penanggung Jawab Kegiatan,
Ir. T. Iskandar, M.Si NIP.195801211983031001
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
ii
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................ iii DAFTAR TABEL .................................................................................... iv RINGKASAN .......................................................................................... v I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Dasar pertimbangan .................................................................... 2 1.3. Tujuan ......................................................................................... 3 1.4. Keluaran yang diharapkan ........................................................... 4 II. PROSEDUR PELAKSANAAN ....................................................... 5
2.1. Pendekatan .................................................................................. 5 2.2 Ruang Lingkup ........................................................................... 5 2.3. Bahan dan Alat ............................................................................ 6 2.4. Tehnis pelaksanaan ..................................................................... 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 13 3.1. Ketersediaan benih ditingkat petani ............................................ 13 3.2. Perkembangan penangkar benih ................................................. 14 3.3. Wilayah pengembangan benih sumber ....................................... 15 3.4. Teknologi Super Impose ............................................................. 21 3.5. Apresiasi dan Temu Wicara ........................................................ 23 IV. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. ...... 26 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
iii
ABSTRAKABSTRAK
T. Iskandar dkk. Perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT dengan target penyediaan benih berkualitas pada lahan sawah irigasi, kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi ketersediaan benih padi berkualitas dari 4 varietas yaitu Ciherang, Inpari-10, Inpari-6 dan Mekongga mendukung program SL-PTT lahan sawah irigasi di tiga kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Selatan dengan total produksi benih > 20 ton dan membentuk 6 kelompok tani penangkar yang mandiri di wilayah kegiatan SL-PTT. Target output adalah Tersedianya benih padi berkualitas dari 4 varietas (Ciherang, Inpari-10, IR-64 dan Mekongga) sebanyak > 20 ton untuk mendukung kegiatan SL-PTT di Kabupaten Aceh Selatan, Pidie dan Aceh Timur dan terbentuknya 6 kelompok penangkar benih secara mandiri di wilayah kegiatan SL-PTT. Di Kabupaten Pidie di tempatkan Kecamatan Mutiara Timur Desa Ulee Gampong dan Kecamatan Sakti Desa Cot Cantek. Luas kegiatan adalah 10 ha dan keterlibatan petani kooperator sebanyak 42 orang. Di Kabupaten Pidie Jaya dilaksanakan di Kecamatam Merah dua, Desa Dayah Kruet dan Dayah Husen. luasnya kegiatan adalah 8 ha dengan melibatkan 21 orang petani. sedangkan di Kabupaten Selatan dipusatkan pada Kecamatan Labuhan Haji Barat, Desa Tutong dan Desa Ujung Padang, luas kegiatan adalah 10 ha dan petani yang terlibat sebanyak 22 orang. Komponen teknologi super impose yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah penggunaan varietas unggul, dan sistem tanam legowo 2 : 1 dan 3 : 1 serta umur bibit muda (di bawah 15 hss). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Kabupaten Pidie Jaya menghasilkan benih 68,60 ton yang disertifikasi adalah 15 ton, sedangkan Kabupaten Pidie menghasilkan 70,74 ton benih yang disertifikasi adalah 20,80 ton. Sementara untuk Kabupaten Aceh Selatan tidak menghasilkan benih oleh karena terjadi bencana alam serangan hama wereng hijau dan virus tunggro, luas tanaman yang terserang adalah 9,5 ha dengan varietas Ciherang, sedangkan 0,5 ha adalah Inpari-10 terhindar dari serangan wereng namun tidak disertifikasi karena tidak memenuhi syarat untuk disertifikasi. Kata Kunci : Benih bermutu, Padi sawah, teknologi PTT.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
iv
ABSTRACT
T. Iskandar dkk Rice seed multiplication support the SL-PTT with a target of providing quality seeds on irrigated land, this event aims to facilitate the availability of quality rice seed of 4 varieties of Ciherang, Inpari-10, Inpari Mekongga-6 and SL-PTT support irrigated land in three districts of Pidie, Pidie and Aceh Jaya South with a total seed production> 20 tonnes and form 6 groups of independent breeder farm in the area of SL-PTT. Target output is the availability of quality rice seed of 4 varieties (Ciherang, Inpari-10, IR-64 and Mekongga) of> 20 tons to support the activities of the SL-PTT in South Aceh district, Pidie and East Aceh and the formation of 6 groups independently breeder seed in the region of SL-PTT. In Pidie district in the Pearl District place the East Village and District Village Ulee Cot Cantek Sakti Village. Area of activity is 10 hectares and the involvement of cooperative farmers as much as 42 people. In Pidie Jaya Regency Red Kecamatam conducted in two, Village Dayah Kruet and Dayah Husen. breadth of activity is 8 ha involving 21 farmers. whereas in the Southern District centered in Labuhan Haji Western District, Village and Village Tutong Ujung Padang, widespread activity is 10 hectares and farmers involved as many as 22 people. Super impose technological components are applied in this activity is the use of improved varieties, and cropping system legowo 2: 1 and 3: 1 and age of young seedlings (less than 15 HSS). The results indicate that the District of Pidie Jaya produce 68.60 tons of certified seed is 15 tons, while producing 70.74 tons of Pidie District of certified seed is 20.80 tonnes. As for the South Aceh District does not produce seeds because of natural disasters pests and viruses tunggro green leafhoppers, plant area affected is 9.5 ha with Ciherang varieties, while the 0.5 ha is Inpari-10 hopper avoid the attack but is not certified because they do not qualify for certification. Keyword: Seed quality, Paddy fields, PTT technology.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Revitalisasi pembangunan pertanian adalah terwujutnya pertanian tangguh,
pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produksi
pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani di pedesaan yang perupakan tolok
ukur pembangunan pertanian, apabila pendapatan dan kesejahteraan petani di
pedesaan dapat ditingkatkan, maka usaha pembanguan di sektor pertanian dapat
dikatagorikan sukses.
Masa yang akan datang padi tampaknya masih menjadi andalan sebagai
dukungan ekonomi bagi sebahagian besar petani dipedesaan. Ketahanan pangan
nasionalpun masih banyak ditentukan oleh kecukupan beras bagi hampir semua
lapisan masyarakat Indonesia umumnya dan Nanggroe Aceh Darussalam khususnya.
Oleh sebab itu upaya peningkatan produksi padi tidak terlepas dari upaya peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan petani yang menjadi prioritas utama dalam
pembangunan sektor pertanian.
Benih merupakan salah satu faktor produksi yang paling utama dalam usaha
meningkatkan produksi padi, apabila benih yang baik dan bermutu tidak tersedia
maka mustahil tanaman padi dapat berproduksi dengan baik. Penurunan produksi padi
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan benih, benih yang tidak berkualitas akan
memberi produksi yang rendah. Tanpa adanya benih yang berkualitas walaupun faktor
lain sudah memadai baik pupuk dan pengolahan tanah demikian pula pengairan
produksi tetap tidak dapat meningkat.
Sejak lebih dari satu dekade yang lalu sebahagian lahan sawah mengalami
penurunan produktifitas, sebagaimana tercermin pada laju pelandaian produksi padi.
Puslitbang tanaman pangan telah berupaya menghasilkan inovasi peningkatan
produksi padi melalui penelitian secara intensif terhadap perbanyakan benih bermutu.
Pada tahun anggaran 2010 ini BPTP NAD kembali melanjutan kegiatan
perbanyakan dan pembinaan petani penangkar benih padi melalui kegiatan
perbanyakan benih mendukung program SL-PTT di Provinsi Aceh, di samping itu
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
2
juga dalam rangka mendukung program pemerintah tentang peningkatan persediaan
beras nasional (P2BN), kemudian juga merupakan pendekatan pada tingkat usaha tani
dalam rangka menigkatkan produksi padi.
BPTP merupakan salah satu lembaga pelayanan teknis dibawah BBP2TP yang
turut berperan dalam menghasilkan inovasi teknologi sekaligus berfungsi sebagai
penyebar informasi teknologi hasil pengkajian kepada pengguna melalui kegiatan
desiminasi. Penelitian/pengkajian yang diimplementasikan dalam bentuk
pengembangan benih sumber bersifat lokal spesifik, dinamis dan partisipatif dimana
petani terlibat langsung sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pengembangannya. Petani dapat mengadopsi secara persial atau paket spesifik
tergantung kemampuan petani. Dengan pendekatan seperti ini teknologi hasil
penelitian akan cepat sampai dan diadopsi petani karena paket tersebut sudah teruji
langsung dilapangan.
Pada prinsipnya pengembangan benih sumber merupakan usaha untuk
mempersiapkan ketersedsiaan benih dimasa mendatang sehingga petani mudah
mendapatkan benih yang jelas mutunya.
1.2. Dasar Pertimbangan
Sebagai sumber pangan utama masa yang akan datang tampaknya padi masih
menjadi andalan ekonomi dan sumber pangan utama sebahagian besar petani
dipendesaan khususnya Aceh. Ketahanan pangan nasionalpun masih banyak
ditentukan oleh kecukupan beras bagi hampir semua lapisan masyarakat. Oleh sebab
itu upaya peningkatan produksi padi adalah merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan dan memperbaiki pendapatan serta kesejahteraan petani di pedesaan.
Upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani di pedesaan adalah
merupakan prioritas utama dalam konsep pembangunan pertanian karena sebagian
besar penduduk kita adalah petani dan berada di pedesaan.
Sumberdaya manusia (petani) yang ada di pedesaan adalah merupakan salah
aset pembangunan dibidang pertanian, apabila sumberdaya manusianya bagus maka
proses adopsi inovasi teknologi dapat yang diperkenalkan dapat berjalan lancar,
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
3
sehingga perubahan pola pikir masyarakat tani ke arah yang lebih baik dapat terjadi.
Kondisi sumberdaya seperti ini sangat diperlukan di dalam mendukung program
pembangunan pertanian di pedesaan, sehingga setiap permasalahan yang dihadapi
dalam berusahatani dapat segera di atasi.
Beberapa input teknologi seperti pupuk, benih adalah merupakan salah satu
faktor penting yang sangat penting di dalam menentukan dalam upaya mencapai
produktivitas yang optimal, karena apabila kita menggunakan benih unggul dan
bermutu produktivitas padi akan dapat dapat ditingkatkan sampai 20 % apabila faktor
lain dalam keadaan baik.
Saat ini ketersediaan benih unggul yang bermutu ditingkat petani sangat
terbatas sehingga petani cenderung menggunakan benih hasil pertanaman sebelumnya
yang sudah lama digunakan sehingga produksi padi semakin menurun. Ketersediaan
benih yang bermutu di tingkat petani sangat ditentukan oleh aktivitas penangkaran
yang dilakukan oleh penangkar, apabila penangkar benih tidak berkembang maka
kebutuhan benih ini sangat tergantung kepada yang ada di pasar, sementara harga jual
oleh pedagang tidak sanggup dibeli oleh petani, oleh karena itu dengan adanya
kegiatan perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT ini dapat menjadi
solusi terhadap ketersediaan benih bermutu di tingkat petani.
1.3. Tujuan
1. Memfasilitasi ketersediaan benih padi berkualitas dari 4 varietas Ciherang,
Inpari-10, Inpari-6 dan Mekongga) mendukung program SL-PTT lahan
sawah irigasi di tiga kabupaten (Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Selatan) dengan
total produksi benih > 20 ton.
2. Membentuk 6 kelompok tani penangkar yang mandiri di wilayah kegiatan
SL-PTT (Kabupaten Aceh Selatan, Pidie dan Pidie Jaya).
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
4
1.4. Keluaran Yang Diharapkan
1. Tersedianya benih padi berkualitas dari 4 varietas (Ciherang, Inpari-10,
Inpari-6 dan Mekongga) sebanyak > 20 ton untuk mendukung kegiatan SL-
PTT di Kabupaten Aceh Selatan, Pidie dan Aceh Timur.
2. Terbentuknya 6 kelompok penangkar benih secara mandiri di wilayah
kegiatan SL-PTT (Kabupaten Pidie, Aceh Timur dan Aceh Selatan).
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
5
II. PROSEDUR PELAKSANAAN
2.1. Pendekatan
Kegiatan ini dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan petani sebagai
kooperator (pelaksana) dan juga melibatkan berbagai elemen masyarakat yang ada di
pedesaan baik yang formal maupun non formal sebagai sumber informasi. Untuk
pengumpulan data dan informasi yang diperlukan pada kegiatan ini juga dilakukan
pendekatan pemahaman pedesaan yang sering disebut dengan metode Partisipatory
Rural Apparisal (PRA), kegiatan ini dilakukan disesuaikan dengan data yang
diperlukan.
Kegiatan perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT ini dikaitkan
secara kolaborasi teknis dengan BBU Keumala Kabupaten Pidie dan UPTD
Perbenihan NAD. Kegiatan ini juga melakukan pendekatan dengan pihak Pemerintah
Daerah Kabupaten, BUMN Deptan, PT. Sang Hyang Sri dan PT. Pertani untuk dapat
meng- off coop benih yang dihasilkan petani pada kegitan ini agar dapat disebarkan
kepada petani lainnya ataupun untuk keperluan kegiatan pemerintah daerah.
2.2. Ruang lingkup kegiatan
• Persiapan
Sebelum kegiatan dilaksanakan tentunya dilakukan persiapan – persiapan yang
menyangkut dengan pelaksanaan seperti pembuatan ROPP, seminar ROPP,
persiapan Administrasi, persiapan benih unggul dan penentuan calon lokasi
dan calon petani yang terpilih.
• Pelaksanaan
Tempat dan waktu pelaksanaan
Kegiatan perbanyakan benih padi ini dilaksanakan mulai bulan Januari s/d
Desember 2010. Adapun lokasi kegiatan pengembangan benih sumber ini akan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
6
ditempatkan di Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Aceh
Selatan.
2.3. Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalamkegiatan ini adalah berupa ATK, Saprodi
(benih bermutu, Urea, SP-36, KCl), cangkul, pisau, meteran, tali ajir,
handspayer, soil teskid dan bagan warna daun.
2.4. Teknis Pelaksanaan
a). Komponen teknologi super impose
1. Varietas unggul baru (4 varietas komposit, Ciherang, Inpari-10, Inpari-6
dan Mekongga) sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan
keinginan petani setempat.
2. Benih bermutu (kelas benih BS dan FS)
3. Bibit muda (10 - 15 hari setelah semai)
4. Jumlah bibt 1-3 btg per lubang dan jajar legowo 2:1, 3:1 dan 4:1 dengan
populasi minimum padi 250.000 rumpun/ha
5. Pemupukan mengacu kepada rekomendasi spesifik lokasi hasil analisis
laboratorium, soil testkit, bagan warna daun serta SK Mentan nomor
01/Kpts/SR.130/I/2006 Tgl. 3 Jan 2006.
6. Pengendalian gulma dilakukan 2 kali yaitu umur 15 hst dan 30 hst.
7. Pengendalian hama/penyakit secara terpadu didasarkan Pada konsep PHT.
8. Panen dan pasca panen
b). Teknis pelaksanaan penangkaran benih :
Pada dasarnya untuk menghasilkan benih bersertifikat harus melalui 27 tahap
kegiatan seperti di bawah ini :
Tahap 1. Menentukan varietas, memilih areal dan konsultasi
Pekerjaan ini dimulai sejak awal atau 9 minggu s/d 11 minggu sebelum
tanam.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
7
a. Varietasnya disesuai dengan kehendak penangkar benih dan kebutuhan
petani pemakai benih, kelas benih yang ditanam lebih tinggi dari pada
kelas benih yang akan dihasilkan, benih yang akan ditanam harus
mempunyai label/segel,
b. Areal pertanaman sebaiknya dipilih: pengairannya terjamin, bekas
pertanaman yang tidak sejenis, bekas pertanaman yang tidak sejenis dari
varietas yang sama.
Tahap 2. Mengajukan Permohonan Sertifikasi Benih
Penangkar benih harus mengajukan permohonan sertifikasi benih kepada
UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
melalui petugas pada masing-masing Kabupaten setempat dan paling lambat
10 hari sebelum tabur.
Tahap 3. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah baik untuk pertanaman maupun untuk persemaian dimulai
sejak 6 s/d 8 minggu sebelum tanam.
Tahap 4. Pemeriksaan lapangan pendahuluan
Pemeriksaan lapangan pendahuluan dilakukan pada waktu sebelum
pengolahan tanah sampai dengan sebelum tanam. Pemeriksaan lapangan
dilakukan oleh petugas lapangan/pengawasan benih yang ditunjuk/
ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.
Tahap 5. Menabur dan memelihara persemaian
Penangkar benih dapat menaburkan benihnya pada persemaian kurang lebih
3 minggu sebelum tanam dan selanjutnya persemaian dipelihara sampai
cukup waktunya untuk dicabut/dipindahkan ke lapangan. Disini juga
dilakukan pemupukan, pengairan, pemberantasan hama/penyakit, seleksi/
roguing.
Tahap 6. Menanam Bibit/Benih
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
8
Batas waktu tanam dalam satu blok pertanaman maksimal 7 hari, apabila
penanaman lebih dari 7 hari hendaknya blok ini dijadikan sebagai blok yang
lain.
Tahap 7. Seleksi atau Roguing Fase Vegetatif
Seleksi dimulai pada umur 48 hari setelah tanam atau disesuaikan dengan
masing-masing komoditi tanaman. Seleksi ini didasarkan pada sifat-sifat
tanaman misalnya : bentuk tanaman, warna pangkal batang, warna
permukaan daun, warna telinga dan lidah daun, warna hypokotil dan
sebagainya.
Tahap 8. Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan Fase Vegetatif
Penangkar benih harus menyampaikan pemberitahuan untuk pemeriksaan
lapangan untuk fase vegetatif kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melalui petugas lapangan/pengawas
benih di Kabupaten setempat pada minggu keempat setelah tanam atau
menurut jadwal masing-masing jenis komoditi.
Tahap 9. Pemeriksaan lapangan fase vegetatif (pertama)
Pemeriksaan lapangan fase vegetatif (pertama) dilakukan pada minggu
kelima s/d keenam setelah tanam. Apabila pada pemeriksaan ini areal
pertanaman tidak memenuhi standar, maka dilakukan pemeriksaan lapangan
pertama (ulangan) pada minggu kedelapan setelah tanam.
Tahap 10. Seleksi/Roguing Fase Berbunga
Seleksi dimulai pada umur 9 s/d 10 minggu atau sesuai dengan komoditi
masing-masing, yaitu apabila tanaman sudah berbunga. Seleksi fase
berbunga dimaksudkan untuk menghilangkan tanaman yang sifat-sifatnya
menyimpang dari diskripsi yang telah ditetapkan oleh pemulia
tanaman/instansinya, misalnya: tinggi tanaman, berbunga terlalu cepat,
bentuk gabah, ukuran gabah, warna ujung gabah dan sebagainya.
Tahap 11. Pemberitahuan Pemeriksaan Fase Berbunga Termasuk Ulangan
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
9
Penangkar benih harus memberitahukan pemeriksaan lapangan fase
berbunga pada minggu kesembilan, pemeriksaan lapangan harus tepat pada
waktunya, sehingga apabila pada pemeriksaan lapangan tidak memenuhi
standar lapangan masih mempunyai kesempatan untuk mengulang.
Tahap 12. Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua)
Pemeriksaan lapangan fase berbunga (kedua) dilakukan pada minggu
kesepuluh setelah tanam atau sesuai dengan jadwal masing-masing
komoditi. Apabila pada pemeriksaan lapangan ini areal pertanaman tidak
memenuhi standar lapangan, maka pemeriksaan lapangan ulangan dilakukan
selambat-lambatnya minggu kesebelas setelah tanam atau sesuai dengan
jadwal masing-masing komoditi.
Tahap 13. Seleksi fase masak
Seleksi ini dilakukan pada minggu ke-12 sampai 15 setelah tanam, seleksi
fase masak bertujuan untuk menghilangkan tanaman yang sifatnya
menyimpang dari diskripsi seperti : tinggi tanaman, berbunga terlalu lambat,
bentuk gabah, warna gabah dan warna ujung gabah.
Tahap 14. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan fase masak
Penangkar benih harus memberitahukan pemeriksaan lapangan fase masak
kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam atau kepada petugas lapangan/pengawas benih kabupaten
setempat pada minggu ketiga belas setelah. tanam atau 2 sampai 3 minggu
sebelum saat panen.
Tahap 15. Pemeriksaan lapangan fase masak
Pemeriksaan lapangan fase masak dilakukan hanya satu kali. Apabila hasil
lapangan memenuhi standar untuk kelas benih yang dimaksud maka
pertanaman tersebut dinyatakan lulus/memenuhi standar lapangan.
Sedangkan apabila hasil pemeriksaan lapangan ternyata tidak memenuhi
standar, maka penurunan kelas benih diizinkan sepanjang data hasil
pemeriksaan lapangan memenuhi standar untuk kelas benih yang
bersangkutan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
10
Tahap 16. Pelaksanaan panen
Pelaksanaan panen dilakukan setelah tanaman atau apabila butir-butir/polong
benih telah menunjukkan kemasakan di atas 80%.
Tahap 17. Pengawasan panen
Pengawasan panen dilakukan oleh petugas lapangan/pengawas benih UPTD
Balai Perbenihan Pertanian di Kabupaten setempat pada saat pelaksanaan
panen. Pengawasan panen bertujuan untuk memeriksa : benih yang sedang
dipanen pada satu blok pertanaman terhindar dari percampuran dengan benih
dari blok lainnya, kemudian alat atau wadah untuk panen, bersih dan
terhindar dari percampuran dengan varietas lain.
Tahap 18. Pemberitahuan pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang
Penangkar benih harus mengajukan memberitahukan pemeriksaan alat-alat
prosessing/gudang paling lambat satu bulan sebelum panen.
Tahap 19. Pemeriksaan alat-alat prosessing/gudang, dilakukan sebelum alat-alat
prosessing/gudang tersebut digunakan.
Tahap 20. Pengolahan benih.
Pengolahan benih adalah kegiatan perontokan, pengeringan, pembersihan,
pemberian obat-obatan pencegah hama/penyakit, pengepakan benih dan
pekerjaan lain sebelum benih dipasarkan.
Hal- yang perlu diperhatikan adalah benih tersebut tidak tercampur dengan
varietas lain, identifikasi kelompok penangkar, seperti nomor kelompok,
jenis tanaman/varietas, asal lapangan jumlah benih dan taggal panen, kadar
air yang tepat, benih diusahakan agar seminimal mungkin tidak terdapat
gabah yang hampa.
Tahap 21. Pengawasan pengolahan benih
Pengawasan pengolahan benih dilakukan oleh petugas lapangan/ pengawas
benih di Kabupaten setempat pada saat pengolahan benih dilaksanakan.
Tahap 22. Pemberitahuan pengambilan contoh benih
Pemberitahuan pengambilan contoh benih diajukan apabila :
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
11
a. Benih yang akan diambil contohnya telah dimasukkan kedalam wadah
yang bersih.
b. Benih telah diatur dan disimpan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu
kelompok benih yang homogen disertai dengan tanda/keterangan
mengenai : nomor kelompok benih, jenis tanaman/varietas, areal
lapangan, jumlah benih dan tanggal panen.
Tahap 23. Pengambilan contoh benih
Pengambilan contoh benih dilakukan oleh petugas lapangan/ pengawas benih
yang ditunjuk/ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian di
Kabupaten setempat atas dasar pemberitahuan dari penangkar benih.
Tahap 24. Pengujian benih di laboratorium
Pengujian benih dilakukan di laboratorium benih UPTD Balai Perbenihan
Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di Banda Aceh.
Tahap 25. Permintaan label
Penangkar benih dapat memesan atau membeli label serta pemasangannya
kepada UPTD Balai Perbenihan Pertanian atau melalui petugas
lapangan/pengawas benih UPTD Balai Perbenihan Pertanian Kabupaten
setempat. Jumlah label sesuai dengan Tonase (volume benih) dari kelompok
benih yang telah lulus pengujian laboratoris untuk masing-masing kelas
benihnya. Setiap label harus dilegalisir dan mempunyai nomor-nomor seri
label yang dikeluarkan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
Tahap 26. Pemasaran benih.
Batas waktu maksimum benih tersebut dipasarkan adalah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing komoditi tanaman.
Lebih dari waktu yang telah ditetapkan tersebut, maka benih harus diuji
kembali di laboratorium. Apabila benih yang diuji kembali itu memenuhi
standar mutu yang ditetapkan, untuk masing-masing kelas benih maka benih
tersebut dapat dipasarkan kembali. Tetapi apabila tidak memenuhi standar
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
12
mutu yang ditetapkan, maka penurunan kelas benih diujikan sepanjang benih
tersebut memenuhi standar mut untuk kelas benih yang bersangkutan.
Tahap 27. Pengawasan pemasaran benih
Pengawasan pemasaran benih dilakukan oleh pengawas benih yang ditunjuk
ditugaskan oleh UPTD Balai Perbenihan Pertanian Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Pada benih yang dipasarkan sewaktu-waktu akan datang
pengawas benih untuk memeriksa serta mengambil contoh benih dalam rangka
pengecekan mutu benih untuk menghindari manipulasi data yang tercantum
pada label.
d. Pelaporan
Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan perbanyakan benih padi
mendukung program SL-PTT ini baik secara teknis maupun keuangan, maka
perlu dibuat laporan antara lain laporan tengah tahunan dan akhir kegiatan.
Laporan akhir kegiatan ini dibuat dilengkapi dengan gambar – gambar hasil
kegiatan lapangan.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
13
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Ketersediaan benih di tingkat petani
Benih merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan
produksi komoditas pertanian, dengan menggunakan benih yang bermutu pada
tanaman padi peningkatan produksi dapat dicapai sampai 20 % apabila faktor lain
dalam kondisi normal.
Ditingkat petani, pemakaian benih sangat bervariasi mulai dari varietas lokal
sampai dengan varietas unggul, hal ini sangat tergantung kepada pengetahuan dan
modal yang dimilliki petani. Namun benih yang banyak digunakan oleh masyarakat
sekarang ini adalah Ciherang dan IR-66, sedangkan untuk varietas yang baru di
perkenalkan seperti Inpari-10, Inpari-6, Mekongga, Cigeulis, Diah Suci dan juga ada
Cimelati, Merauke dan lainnya penggunaan ditingkat petani baru sebagian kecil.
Dalam hal pemilihan varietas yang akan ditanam oleh petani, maka rasa nasi
dari varietas tersebut adalah sangat menentukan untuk petani menjatuhkan
pemilihannya. Hal ini kemungkinan sebagian besar petani di Aceh adalah petani
subsisten, lahan yang dimilikinya kecil dan hasil padi yang diperoleh hanya untuk
dikonsumsi di dalam keluarga.
Dari segi ketersediaan benih di tingkat petani secara umum sudah memadai,
namun varietas padi yang murni (berlabel) harganya cukup mahal, sehingga dapat
menjadi hambatan bagi petani yang tidak memiliki modal yang cukup. Pada kondisi
seperti ini petani cenderung menjatuhkan pilihan dengan menggunakan benih dari
hasil penanaman sebelumnya, walaupun benih tersebut berasal dari generasi yang
sudah cukup lama.
Bagi petani yang mempunyai cukup modal mereka akan selalu berusaha
mencari informasi tentang ketersediaan benih yang berasal dari varietas unggul baru.
Biasanya petani seperti ini memiliki lahan garapan di atas 1 ha per petani dan juga
mereka cenderung menjadikan usahatani ini sebagai usaha agribisnis yang dapat
mendatangkan keuntungan, oleh karena itu mereka akan mempelajari permintaan
pasar yang berkembang.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
14
3.2. Perkembangan penangkar benih
Keberadaan penangkar benih di tingkat petani adalah cukup penting, karena
melalui penangkar ini petani mendapatkan informasi tentang keberadaan benih-benih
baru yang berproduksi tinggi terutama varietas unggul dan juga varietas hibrida serta
petani dapat memperoleh langsung benih yang bekualitas tanpa harus mencarinya
kepasar. Kemudian juga keuntungan lain yang dirasakan adalah harga benih di tingkat
penangkar biasanya lebih rendah bila dibandingkan dengan harga benih yang dijual di
pasaran, oleh karena itu petani petani lebih cenderung menggunakan benih yang
berasal dari penangkar.
Namun, kendala yang dihadapi penangkar selama ini adalah kurangnya
perhatian dan pembinaan dari pemerintah terhadap keberadaan penangkar benih ini,
akibatnya benih yang dihasilkan oleh penangkar sering tidak lolos pada saat uji
laboratorium yang dilakukan oleh petugas perbenihan sebagai salah satu syarat untuk
benih tersebut dapat disertifikasi, kemudian juga dari segi pemasaran benih masih
sangat terbatas hanya dikalangan petani disekitarnya saja dengan harga yang jauh
lebih rendah bila dibandingkan dengan harga benih menurut standar pemerintah.
Kebiasaan pemerintah daerah selama ini mendatangkan benih dari luar daerah
terutama dari perusahaan perbenihan yang telah berkembang seperti PT. Shang Hyang
Sri dan PT. Pertani dan lainnya dapat mengakibatkan benih yang dihasilkan oleh
penangkar yang ada di daerah tidak dapat dijual dengan harga yang sesuai standar
harga benih, akibatnya petani merasa rugi apabila mengelola gabah yang dipersiapkan
untuk dijadikan benih akhirnya berdampak kepada menurunnya motivasi di dalam
mempersiapkan diri sebagai penangkar benih.
Dipihak lain ketersediaan BBI dan BBU yang dapat menyalurkan benih
sumber di masing-masing kabupaten juga belum maksimal, belum semua BBU dapat
berfungsi untuk menyediakan benih sumber karena ada
Untuk mangatasi pemermasalahan seperti ini diharapkan adanya kebijakan
pemerintah daerah tentang keberlanjutan keberadaan penangkar benih ditingkat petani
ini, sehingga penangkar benih dapat berkembang dan dapat menjadi sumber benih
yang bermutu bagi petani dan pemerintah. Kebijakan yang diharapkan adalah mulai
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
15
dari pembinaan teknis penangkaran sampai kepada pemasaran benih yang dihasilkan
oleh petani.
3.3. Wilayah Pengembangan Benih sumber
3.3.1. Kabupaten Aceh Selatan
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten baru yang luas baku lahan
sawahnya mencapai 17.142 ha. Luas sawah irigasi tehnis 4.316, semi tehnis 2.387,
irigasi sederhana hanya 506 ha, tadah hujan 2.091ha dan irigasi desa 6.969 ha. Tahun
2007-2008 peningkatan produksi dikabupaten ini sangat siknifikan akibat adanya
perhatian pemda terhadap upaya peningkatan produksi.
Kegiatan perbanyakan benih pada tahun 2010 ini merupakan kegiatan yang
baru untuk Kabupaten Aceh Selatan, karena dua tahun yang lalu (tahun 2008 dan
2009) pembinaan ini dilakukan di Kabupaten Aceh Barat Daya, namun pada tahun
2010 kegiatan ini dipindahkan ke Kabupaten Aceh Selatan
Varietas yang dikembangkan di Kabupaten ini khususnya untuk kegiatan
perbanyakan benih tahun 2010 ini ada dua varietas yaitu Varietas Ciherang dan
Inpari-10. Kedua Varietas ini bersumber dari Balai Penelitian Padi Sukamandi, Jawa
Barat. Selama pertumbuhannya, kondisi padi di lapangan terlihat bahwa varietas yang
dikembangkan ini memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik bahkan tidak kalah
dengan tanaman lain yang telah lama beradaptasi pada daerah ini.
Kegiatan sosialisasi teknologi dilakukan pada awal kegiatan, yaitu sebelum
dilakukan introduksi kegiatan perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT.
Kegiatan dilakukan oleh peneliti dan penyuluh dari BPTP NAD bekerjasama dengan
Pemerintah Kabupaten masing-masing melalui dinas Pertanian dan Peternakan serta
Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BPPKP) serta petani penangkar
yang terlibat dalam kegiatan ini dan juga petani yang berada disekitar daerah kegiatan
perbanyakan benih.
Adapun jenis varietas yang dikembangkan, kelas benih, luas tanam serta
jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
16
Tabel 1. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat
pada kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Aceh Selatan.
No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam (ha)
Jumlah Petani (org)
1. Ciherang FS 9,5 21
2. Inpari-10 FS 0,5 1
Jumlah..... 10 22
Dari tabel di atas terllihat bahwa kegiatan perbanyakan benih ini bertujuan
untuk menyediakan benih sebar (SS) dengan label ungu yang berasal dari turunan
kelas benih FS yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan benih sumber di
tingkat penangkar, dengan adanya benih sumber ini penangkar dapat memperbanyak
lagi menjadi benih kelas ES untuk digunakan sebagai kebutuhan benih pada musim
tanam yang akan datang. Sedang introduksi benih dengan kelas BS (breeder seed)
bertujuan untuk persediaan benih di tingkat penangkar, sehingga penangkar telah
tersedia benih untuk ditangkarkan pada musim tanam yang akan datang.
Dari segi komponen produksi, hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan
mengintroduksi varietas padi yang murni (berlabel) telah dapat memberikan
peningkatan produktivitas padi mencapai 20 % bila dibandingkan dengan hasil-hasil
sebelumnya. Peningkatan produktivitas ini telah diakui oleh petani yang ikut terlibat
dalam, terutama pada saat dilakukan temu lapang di lahan petani dan petani ikut
menyampaikan kesan dan pesan serta dampak dari pelaksanaan kegiatan penangkaran
benih ini.
3.3.2. Kabupaten Pidie
Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang cukup potensial untuk
pengembangan pertanian khususnya padi. Luas lahan sawah Potensial di Kabupaten
ini mencapai 29.309 ha. Luas sawah irigasi tehnis mencapai 15.569 ha, semi tehnis
9.956 ha dan selebihnya lahan sawah irigasi sederhana 1.524 ha. Potensi Produksi
padi saat ini rata-rata 6,8 ton/ha sedangkan produksi real rata-rata mencapai 5,2
ton/ha. Hal ini disebabkan akibat adopsi teknologi sudah hampir mencapai 50 % dari
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
17
luas sawah yang ada. Khususnya di Kecamatan Sakti umumnya petani sudah hampir
semuanya menggunakan bibit yang dianjurkan sepeti ciherang, cigeulis, cibogo dan
beberapa varietas lain yang mempu berproduksi tinggi. Penggunaan varietas unggul
sudah merupakan suatu hal yang cukup dimengerti oleh petani setempat. Di samping
penggunaan varietas unggul petani juga sudah melakukan sistim tanam legowo 2:1,
3:1, dan 4:1. Pemupukan berimbang sudah dilaksanakan oleh petani setempat,
walaupun belum maksimal dilakukan oleh semua petani karena pada saat – saat
tertentu ada petani yang masih kurang biaya untuk membeli pupuk dan tekadang
pupuk terlalu mahal dipasaran atau memang langka disaat mereka butuh sehingga
penggunaan pupuk terpaksa berkurang tidak sesuai denga anjuran.
Kegiatan perbanyakan benih ini dilaksanakan di Kecamatan Mutiara Timur
dan Kecamatan Sakti pada 2 desa, yaitu Desa Ulee Gampong dan Desa Cot Cantek,
luas lokasi pengembangan keseluruhan mencapai 10 Ha dengan jumlah petani yang
terlibat 42 oarang. Petani koperator yang terlibat dalam, kegiatan ini adalah semua
petani yang berada pada satu hamparan dan merupakan peserta aktif di dalam
kelompok tani.
Jenis varietas yang dikembang pada kegiatan perbanyakan benih yang
berlokasi di Kabupaten Pidie ada 3 varietas yaitu Ciherang, Mekongga dan Inpari-6
dengan kelas benih BS dan FS. Pengembangan benih padi dengan kelas benih BS
jumlah luasannya adalah 0,5 ha yaitu varietas Inpari-6, sedangkan kelas benih FS
dikembangkan seluas 9,5 Ha yang terdiri dari varietas Ciherang dan Mekongga.
Kegiatan sosialisasi teknologi dilakukan pada awal kegiatan, yaitu sebelum
dilakukan introduksi kegiatan perbanyakan benih padi mendukung program SL-PTT.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan penyuluh dari BPTP NAD bekerjasama
dengan Pemerintah Kabupaten masing-masing melalui dinas Pertanian dan Peternakan
serta Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BPPKP) serta petani
penangkar yang terlibat dalam kegiatan ini dan juga petani yang berada disekitar
daerah kegiatan perbanyakan benih.
Waktu penanaman sangat bervariasi, hal ini di atur menurut jadawal tanam
pada lokasi masing-masing. Untuk Desa Ulee Gampong penanaman dilakukan pada
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
18
tanggal 25 Mei 2010, sedangkan untuk Desa Cot Cantek penanaman dilakukan pada
tanggal 25 Juni 2010, sedangkan rentang waktu penanaman dalam satu lokasi tersebut
adalah 4-6 hari, hal ini dilakukan agar tidak terjadi perbedaan yang terlalau jauh dari
segi pertumbuhan tanaman, apabila rentang waktu penanaman melebihi 4-6 hari maka
wilayah ini dijadikan sebagai blok yang lain.
Tabel 2. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie.
No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam Jumlah Petani
1. Inpari-6 BS 0,5 Ha 1
2. Ciherang FS 8,5 Ha 37
3. Mekongga FS 1 Ha 4
Tabel 3. Daftar jenis varietas, kelas benih, jumlah produksi dan yang disertifikasi untuk Kabupaten Pidie
No Jenis Varietas Kelas Benih Total Produksi (ton)
Yang disertifikasi (ton)
1. Inpari-6 FS 1,24 0,8
2. Ciherang SS 62,5 20
3. Mekongga SS 7 -
3.3.3. Kabupaten Pidie Jaya
Selain kedelai, Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan daerah sentra produksi
padi dengan luas wilayah mencapai 1.102,84 hektar yang terdiri dari 8 Kecamatan, 34
Kemukiman dan 122 gampong. Dari 8 Kecamatan, ada 3 Kecamatan yang melakukan
kegiatan penangkaran benih padi dengan melibatkan 8 kelompok tani dengan luas
lahan 169 hektar. Sumber benih umumnya berasal dari Balitpa Sukamandi, BBI,
dengan kelas benih mulai dari BS, SS, FS dan ES. Varietas yang dikembangkan
adalah Ciherang, Cibogo, Cigeulis, Tukat Unda.
Ketersediaan benih yang bermutu untuk menunjang peningkatan produksi
pangan (padi) di kabupaten ini agak mudah diperoleh, karena ketersediaan benih yang
murni dan bermutu didukung oleh ketersediaan penangkar nenih. Disamping itu
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
19
Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan salah satu kabupaten yang disebut sebagai
lumbung pangan Provinsi NAD yang dapat menjadi sumber pangan bagi Kabupaten
lain. Oleh karena itu kegiatan perbanyakan benih sumber padi yang mendukung untuk
berkembangnya penangkar benih sangat diperlukan.
Saat ini pola tanam padi yang berlaku di Kabupaten ini setahun hanya 2 kali
tanam padi atau padi palawija, kedepan direncanakan akan ditingkatkan menjadi 3
kali tanam dalam satu tahun atau yang sering disebut dengan Indek Pertanaman (IP)
300 seperti yang dinginkan oleh Pemda setempat. Salah satu kendala dalam upaya
peningkatan produksiyaitu sulitnya didapat benih bermutu yang betul-betul menjamin
mutu kemurniannya.
Kegiatan perbanyakan bibit/ benih di Kabupaten Pidie Jaya di lakukan pada
Kecamatan Meurah Dua, Desa Dayah Kruet dan Desa Dayah Husen dengan luas
masing-masing desa adalah 4 ha, sehingga untuk wilayah Pidie Jaya luasan kegiatan
ini adalah 8 ha. Jenis varietas yang dikembangkan adalah Ciherang dan Mekongga
dengan jumlah petani yang terlibat adalah 21 orang.
Proses administrasi untuk sertifikasi benih sudah diusulkan dan sudah sampai
kepada kantor Balai Sertifikasi Benih Kabupaten untuk disampaikan ke Kantor Balai
Sertifikasi Benih Provinsi agar dapat diproses lebih lanjut. Kegiatan pendaftaran
sertifikasi benih ini adalah sangat penting dalam kegiatan perbanyakan benih ini,
karena salah satu tujuan akhir dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan benih yang
murni dan diakui secara hukum, hal ini dapat dibuktikan melalui sertikasi banih atau
pelabelan benih. Adapun daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah
petani peserta kegiatan perbanyakan benih di lokasi Kabupaten Pidie Jaya dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
20
Tabel 4. Daftar jenis varietas, kelas benih, luas tanam dan jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan perbanyakan benih di Kabupaten Pidie Jaya
No Jenis Varietas Kelas Benih Luas Tanam Jumlah Petani
1. Ciherang BS 1 1
2. Ciherang FS 4,5 12
3. Mekongga FS 2,5 8
Tabel 5. Daftar jenis varietas, kelas benih, jumlah produksi dan yang disertifikasi Kabupaten Pidie Jaya
No Jenis Varietas Kelas Benih Total Produksi (ton)
Yang disertifikasi (ton)
1. Ciherang FS 8,7 1
2. Ciherang SS 38,7 14
3. Mekongga SS 21,2 -
3. 4. Teknologi Super Impose
Dalam rangka mendukung program pemerintah tentang peningkatan ketahanan
pangan melalui upaya peningkatan produktivitas padi secara nasional serta upaya
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani penangkar benih, pada lokasi
kegiatan perbanyakan benih ini juga dilakukan introduksi teknologi supper impose.
Kegiatan supper impose yang dilakukaan adalah merupakan sosialisasi teknologi
model pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah dengan beberapa
pilihan komponen teknologi PTT.
Adapun tawaran paket teknologi yang menjadi andalan pada program SL-PTT
ada beberapa model diantaranya adalah seperti penggunaan bibit umur muda, tanam 1
batang, pengaturan pemberian air, penanaman pola legowo (2:1, 3:1 dan 4:1)
penggunaan pupuk kandang, pemupukan sesuai dengan hasil analisa tanah dan bagan
warna daun dan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Walaupun tawaran
komponen teknologi ini cukup banyak, namun dalam pelaksanaannya petani hanya
mengadopsi model penanaman pola legowo 2:1, 3:1 dan 4:1, sistem legowo ini hanya
diterapkan pada lokasi dimana tidak terdapatnya hama keong mas, kemudian juga
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
21
karena ketersediaan air tidak terjamin, maka pengairan secara berselang tidak dapat
disarankan untuk diterapkan, dengan demikian penerapan komponen teknologi SL-
PTT ini disesuaikan dengan kondisi pengairan dan tingkat gangguan hama di
lapangan.
Hasil pengamatan di lapangan, dari tiga model penanaman legowo ternyata
penanaman sistem legowo 2 : 1 paling banyak di adopsi oleh petani khususnya pada
hamparan kegiatan perbanyakan benih mendukung program SL-PTT ini, karena
penanaman pola legowo 2 : 1 mempunyai kelebihan yaitu jumlah populasi lebih
banyak, kemudian sebagian besar tanamannya merupakan tanaman pinggir yang dapat
memanfaatkan sinar matahari lebih banyak sehingga dapat meningkatkan jumlah
fotosintat yang akhirnya akan dapat meningkatkan jumlah produksi tanaman padi (
gabah kering panen) per satuan luas. Rata-rata produksi padi yang mengadopsi inovasi
model legowo 2 : 1 adalah 8,6 – 8,7 t/ha, legowo 3 : 1 adalah 8,2 – 8,3 t/ha, legowo 4 :
1 adalah 8,0 – 8,1 t/ha. Produksi ini adalah merupakan hasil rata-rata dari semua jenis
varietas yang ditanaman pada hamparan perbanyakan benih.
Dampak dari teknologi supper impose ini yang dirasakan oleh petani adalah
adanya peningkatan produksi padi pada penggunaan sistem tanam pola legowo 2 : 1, 3
: 1 dan 4 : 1 apabila dibandingkan dengan pola tanam sebelumnya digunakan petani
yaitu dengan cara tandur jajar 20 cm x 20 cm, kemudian juga dengan menggunakan
bibit umur muda maka peningkatan produktivitas padi per satuan luas terlihat menjadi
lebih signifikan, perbaikan produktivitas ini adalah diakibatkan oleh adanya
peningkatan dari jumlah anakan produktif tanaman padi per rumpun, karena kita
menanam padi dengan umur muda yaitu umur di bawah 14 hari.
Perubahan hasil seperti ini telah diakui oleh petani dan ini merupakan
pelajaran yang sangat berarti, pernyataan ini disampaikan oleh petani pada saat
dilaksanakannya kegiatan temu wicara antara petugas lapangan, penyuluh dan peneliti
dengan petani koperator dan juga petani non koperator, dengan adanya pengakuan
dari petani pelaksana seperti ini akan dapat memberi motivasi kepada petani
sekitarnya untuk menerapkan teknologi yang dianjurkan ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
22
Dari segi penggunaan varietas, sebagian petani masih tertarik dengan varietas
ciherang, terutama pada daerah yang tidak terkena serangan hama wereng yaitu di
Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, namun untuk Kabupaten Aceh Selatan berdasarkan
pengalaman seranga hama wereng hijau pada pertanaman dengan menggunakan
ciherang, maka petani akan beralih ke varietas Inpari-10 dan IR-64, karena pada saat
terjadinya serangan hama wereng hijau kemudian berakhir dengan adanya serangan
virus tunggro varietas yang tidak terserang dan masih bisa bertahan sampai panen
adalah varietas Inpari-10 dan IR-64.
Tabel 6. Keragaan Produksi Tanaman Padi Akibat Inovasi Model Legowo kegiatan perbanyakan benih pada Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya
No Kabupaten Produksi rata-rata (t/ha)
Legowo 2 : 1 Legowo 3 : 1 Legowo 4 : 1
1. Pidie 8,6 8,3 8,0
2. Pidie Jaya 8,7 8,2 8,1
3. Aceh Selatan - - -
3.5. Apresiasi dan Temu Wicara
Temu wicara adalah merupakan kegiatan pertemuan antara petani, penyuluh,
peneliti dan pengambil kebijakan dalam rangka menghimpun masukan ataupun umpan
balik dari petani pengguna akibat dari introduksi inovasi teknologi yang telah
diterapkan. Kegiatan temu wicara ini dilakukan dalam dua bentuk yaitu ; apresiasi
teknologi dan temu lapang hasil kegiatan pengkajian.
Kegiatan apresiasi dilakukan pada saat awal kegiatan sebelum dimulainya
kegiatan lapangan perbanyakan benih sumber, hal ini bertujuan dalam rangka
memperkenalkan program dan paket teknologi yang akan diterapkan, kemudian juga
sebagai wadah pembelajaran dan pelatihan bagi petani koperator. Dalam pelaksanaan
kegiatan apresiasi ini materi yang disampaikan adalah berkisar tentang tahapan dan
prosedur kegiatan perbanyakan benih sampai kepada proses sertifikasi benih. Di
samping materi di atas juga di sampaikan materi tentang inovasi sistem tanam legowo,
penanaman bibit umur muda dan jumlah bibit yang di tanam adalah 1 -3 batang per
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
23
rumpun untuk mendorong upaya peningkatan produksi padi, karena dengan
menerapkan sistem legowo 2 : 1 dan 4 : 1 peningkatan produksi padi dapat mencapai
20 %, hal ini karena pada sistem ini populasi tanaman per satuan luas lebih tinggi
serta pemanfaatan cahaya matahari menjadi lebih maksimal. Hasil yang diharapkan
setelah pelaksanaan apresiasi ini adalah adanya perubahan sikap dan peningkatan
pengetahuan petani terhadap kegiatan perbanyakan dan sertifikasi benih serta cara
mendapatkan benih sumber.
Peserta yang hadir dalam acara apresiasi ini adalah berasal dari petugas
lapangan (PPL), kepala dinas pertanian dan peternakan, tokoh masyarakat, petani
penangkar serta penjabat pengambil kebijakan dari pemerintah daerah, sedangkan
sebagai narasumber adalah peneliti dan penyuluh dari BPTP NAD serta pejabat
pengambil kebijakan dari unsur pemerintah daerah.
Pertemuan ini adalah sangat penting dalam rangka mengevaluasi dampak dari
teknologi yang telah diintroduksi kepada masyarakat, kemudian juga bagaimana
dampak sosial dari teknologi tersebut. Pada umumnya penerapan teknologi baru
tersebut selalu mendapat tantangan dari masyarakat, karena masyarakat belum
mengetahui dan belum melihat hasil dari teknologi tersebut. Oleh karena itu untuk
langkah awal ini introduksi teknologi dilakukan kepada petani yang mempunyai
pengetahuan lebih tinggi yang sering disebut dengan petani maju.
Hasil diskusi yang berkembang memperlihatkan bahwa di samping metode
penangkaran juga teknologi legowo dan penanaman bibit umur muda masih
merupakan hal yang baru dan masih perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut karena
sebagian besar petani cukup tertarik dengan teknologi ini namun dalam
pelaksanaannya masih menghadapi kendala di lapangan.
Hasil pertemuan ini memperllihatkan bahwa sebagian petani yang telah
menerapkan teknologi ini mengakui akan kebenaran teknologi yang mereka
laksanakan dan juga pihak dinas terkait beserta petugas lapangan sangat mendukung
penerapan teknologi pola PTT ini. Diharapkan setelah pertemuan ini akan
memberikan dampak yang positif bagi petani lainnya, sehingga petani disekitarnya
akan mau mengikuti teknologi introduksi ini.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
24
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Perbanyakan benih terhadap 4 varietas yaitu Ciherang, Inpari-10, Inpari-6
dan Mekongga telah menghasilkan benih sebanyak 104,34 ton benih,
namun yang disertifikasi adalah sebanyak 36 ton. Benih sebanyak ini adalah
milik petani penangkar yang di kabupaten.
2. Teknologi super impose penanaman sistem legowo 2 : 1, 3 : 1 dan 4 : 1
yang diintroduksi dapat memberikan peningkatan produktivitas padi
terutama dengan menggunakan bibit umur muda dan penanaman sistem
legowo.
3. Adopsi teknologi terhadap kegiatan teknologi super impose cukup baik, hal
ini terlihat dari pernyataan beberapa petani koperator pada saat dilakukan
temu wicara.
4.2. Saran
Agar penangkar benih padi dapat berkembang di tingkat petani, maka perlu
adanya pembinaan dari instansi teknis serta dukungan kebijakan dari pemerintah
daerah.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
25
DAFTAR PUSTAKA
Anonymaus, 2008. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan Bappeda
Provinsi NAD
------------------,2008. Menumbuhkan penakar benih Padi untuk Percepatan Adopsi Varietas Unggul Baru, Sinar Tani. 2008.
------------------, 2007. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. NAD
------------------, 1990. Buletin Imformasi Pertanian . No ISSN 0216-986 X. Penerbit Balai Informasi Pertanian Ciawi Hal 4-5.
------------------,2007. Pengadaan SDM Dukung Revitalisasi Perbenihan dalam
Agrotek Tahun II November 2007. ------------------, 2003. Prosiding Lokakarya. Pelaksanaan Program Peningkatan
Produktifitas Padi Terpadu (P3T) Tahun 2002. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2003.
Apriantono,A, 2005. Mereka Bicara Soal revitalisasi dalam Sinar tani. Edisi 29 Juni -5
Juli 2005. No. 3105 Tahun XXXV.
J. Bawolye / Msyam, 2008. Imformasi ringkas Teknologi Padi. Sumber: IRRI Rice Knowledge Bank . http://balitpa.litbang.deptan.go.id;
Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi
Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.
Prianti Soeharto, 2005. Penyuluhan & revitalisasi Pertanian Dalam Sinar tani Edisi 24
– 30 Agustus 2005. No. 3113 Tahun XXXV.
Abdillah H. 1981. Memasyarakatkan Ide-ide Baru. Penerbit Usaha Nasional Surabaya.
Amri Jahi. 1993. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-negara Dunia Ketiga. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Diah WS dan M. Syam, 2007. Varietas Unggul Padi Sawah 1943-2007. Imformasi Ringkas Teknologi Padi. http/balitpa.litbang.deptan.go.id
Kasryno F. dan Syafa’at N. 2000. Strategi Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Pemerataan di Tingkat Petani, Sektor dan Wilayah. Prosiding PSE Bogor.
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PERBANYAKAN BENIH PADI TA.2010
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh Darussalam
Jl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077 Email : [email protected] ; [email protected]
Website:http://nad.litbang.deptan.go.id
26
Prianti Soeharto, 2005. Penyuluhan & revitalisasi Pertanian Dalam Sinar tani Edisi 24
– 30 Agustus 2005. No. 3113 Tahun XXXV
Rakhmat J. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Saptana, Pangarsa N dan Arianto H. 2000. Eksistensi Kelompoktani dan Respon petani terhadap Inovasi Teknologi.
Schramm, Wilbur. 1973. Men, Messages and Media : A Look at Human Communication. New York : Harper and Row.
Tim Asistensi Badan Litbang Pertanian. 2000. Laporan Akhir Studi Adopsi Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif. Pusat Penyiapan Program Penelitian Badan Litbang Pertanian Jakarta.