laporan teknologi produksi benih perbanyakan vegetatif

Upload: astidhia-nadia

Post on 03-Feb-2018

366 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    1/21

    LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

    PERBANYAKAN VEGETATIF

    Disusun oleh:

    Nama : Astidhia Nadia

    NIM : 135040200111062

    Kelas : C / C1 (Selasa, 12.30 WIB)

    Asisten : Kukuh Arif W.

    PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    2015

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    2/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Perbanyakan tanaman merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menyediakan

    materi tanaman baik untuk kegiatan penelitian maupun program budidaya secara luas.

    Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dalam du acara, yaitu: perbanyakan secara

    generatif dan perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dan

    generatif merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan budidaya

    pertanian. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing untuk

    diaplikasikan dalam kegiatan perbanyakan tanaman.

    Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah yaitu

    perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari

    tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan campur tangan manusia, dapat

    terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih/stolon. Perbanyakan tanaman secara

    vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui

    perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan

    dengan bantuan campur tangan manusia. Beberapa teknik-teknik perbanyakan secara

    vegetatif, ada yang mudah dilakukan dan sulit dilakukan. Untuk itu, disusnlah laporan

    teknologi produksi benih dengan perbanyakan secara vegetatif agar kita lebih mengerti

    tentang apa yang dimaksud dengan perbanyakan vegetatif dan dapat mempraktikan

    teknik-teknik perbanyakan vegetatif.

    1.2Tujuan

    Adapun tujuan dilakukannya praktikum perbanyakan vegetatif ialah untuk

    mengetahui bagaimana cara melakukan kegiatan perbanyakan vegetatif alami dan

    buatan.

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    3/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Perbanyakan Vegetatif Alami

    2.1.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Alami

    a) Perbanyakan vegetatif dari organ tubuh tanaman induk yang merupakan

    hasil pertumbuhan tanaman (bagian generatif) dan sifat dari keturunannya

    pasti sama dengan induknya (Ashari, 1995).

    b) Perbanyakan vegetatif alami adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui

    perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara

    alami tanpa bantuan campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secaravegetatif alamiah dapat terjadi melalui tunas, umbi, rhizoma, dan geragih

    (stolon) (Mangoendidjojo, 2003).

    c) Perbanyakan vegetatif alami merupakan perkembangbiakan yang tanpa

    didahului adanya pertemuan/peleburan sel kelamin. Oleh karena itu hasil

    perkembangbiakan secara tak kawin sifatnya sama seperti induknya.

    Perkembangbiakan vegetatif alami ini dapat melalui beberapa cara misalnya

    dengan tunas, umbi, stolon/geragih, rhizome dan spora (Ashari, 1995).

    2.1.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Alami

    a) Stolon atau Geragih atau Runner

    Geragih adalah batang horizontal yang menjalar di atas atau di dalam tanah

    maupun air. Pada buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar.

    Setelah beberapa waktu tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya

    lalu membengkok ke atas membentuk individu baru. Beberapa contoh tanaman

    yang diperbanyak secara stolon atau geragih atau runner, yaitu: strawberry, lili

    paris, arbei (Rahardja dkk, 2003).

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    4/21

    Gambar 1. Tanaman strawberry yang diperbanyak secara stolon

    b)

    Corm

    Corm adalah teknik perbanyakan secara vegetatif alami yaitu pangkal batang

    yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan makanan. Pada

    dasarnya cormus terdapat subang tempat tumbuhnya akar sedangkan di bagianatasnya (ujung) terdapat mata tunas. Contoh tanaman yang berkembang biak

    dengan corm, adalah: gladiol, bunga coklat (Rahardja dkk, 2003).

    Gambar 2. Umbi bawang merah adalah contoh corm

    c) Bulb (umbi lapis)

    Bulb atau umbi lapis adalah bahan tanam yang terdiri dari suatu batang

    yang pipih dan pendek berbentuk cawan dikelilingi sisik yang merupakan struktur

    seperti daun berdaging, sisik ini menutupi tunas (titik tumbuh). Contoh tanaman

    yang termasuk bulb(umbi lapis) adalah: bawang, tulip. (Rahardja dkk, 2003)

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    5/21

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    6/21

    Gambar 5. Kentang adalah contoh tuber

    f)

    Offset

    Offset adalah hasil pembiakan vegetatif induk yang berkembang sendiri dan

    yang tumbuh dekat tanaman induk. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan

    offset, antara lain: Sansiviera dan bambu (Adinugraha, 2007).

    Gambar 6. Contoh offset

    2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Vegetatif Alami

    Menurut Rochiman dkk (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

    perbanyakan tanaman secara vegetatif alami, antara lain:

    a) Suhu

    Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuhkembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu

    yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22-37 C. Temperatur yang lebih atau

    kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang

    lambat atau berhenti

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    7/21

    b) Kelembaban Udara

    Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan

    tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana

    tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan

    yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.

    c) Cahaya Matahari

    Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan

    fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan

    cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu

    kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar matahari dapat

    menghambat proses pertumbuhan.

    d) Hormon

    Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam

    proses perkembangan dan pertumbuhanseperti hormon auksin untuk

    membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan

    pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan

    hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang

    2.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan

    2.2.1 Pengertian Perbanyakan Vegetatif Buatan

    Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu

    perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji

    dari tanaman induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia.

    Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang

    memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya berkeping

    satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan.

    Perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek,

    cangkok, dan merunduk (layering) (Rochiman dkk, 2002).

    Pendapat lainnya, perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan adalah

    sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    8/21

    dengan bantuan manusia (Rahardja dkk, 2003). Perbanyakan tanaman tanpa melalui

    perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara buatan

    dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman yang biasa diperbanyak dengan cara

    vegetatif buatan adalah tanaman yang memiliki kambium. Tanaman yang tidak

    memiliki kambium atau bijinya berkeping satu (monokotil) umumnya tidak

    dapat diperbanyak dengan cara vegetatif buatan (Rochiman.2002).

    Perbanyakan vegetatif secara buatan terbagi menjadi dua yaitu perbanyakan

    vegetatif buatan tanpa perbaikan sifat dan perbanyakan vegetatif buatan dengan

    perbaikan sifat. Perbanyakan vegetatif buatan tanpa perbaikan sifat menggunakan

    teknik cangkok dan stek. Perbanyakan vegetatif buatan dengan perbaikan sifat

    menggunakan teknik okulasi, grafting dan kultur jaringan (Pahan, 2006).

    2.2.2 Macam Perbanyakan Vegetatif Buatan

    a) Okulasi/Menempel

    Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetative

    dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan

    cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu dimasukkan atau

    ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya telah dikelupas

    membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U terbalik. Tempelan kedua

    tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu sampai kedua bagian tanaman

    bergabung menjadi satu tanaman baru. Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah

    tumbuh kalus dari kedua tanaman tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi

    perekatan atau penyambungan yang kuat.

    Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan teknik okulasi yaitu: mangga

    (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata),

    alpukat (Persea americana), dan jeruk(Citrussp.) (Hatta, 1992).

    Gambar 7. Okulasi

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    9/21

    b) Grafting

    Grafting merupakan perbanyakan vegetatif yang menggabungkan batang atas

    dan batang bawah yang berbeda sedemikian rupa sehingga terjadi persenyawaan

    (bergabung). Kombinasi ini akan terus tumbuh membentuk tanaman baru (Samekto

    dkk, 1995).

    Gambar 8. Tahapan grafting

    c) Kultur Jaringan

    Kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara

    mengambil jaringan tertentu dari suatu tanaman (tunas, akar, daun) dan dikembangkan

    dalam media khusus (Salisbury, 1992).

    Gambar 9. Kultur Jaringan

    d) Cangkok

    Cangkok adalah perbanyakan tanaman dengan cara menguliti suatubagian batang tanaman yang ada, kemudian dibungkus dengan tanah agar akarnyatum

    buh dan kemudian ditanam pada media yang lain. Teknik cangkok (marcottage atau

    air layerage) banyak dilakukan untuk memperbanyak tanaman hias atau tanaman buah

    yang sulit diperbanyak dengan cara lain, seperti stek, biji, atau sambung.

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    10/21

    Tanaman yang biasa dicangkok umumnya memiliki kambium atau zat hijau

    daun, seperti mangga (Mangifera indica), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis

    (Citrus aurantifolia), alpukat (Persea americana). Tanaman yang tidak berkambium

    dan bisa diperbanyak dengan sistem cangkok adalah salak dan jenis-jenis bambu

    (Ashari, 1995).

    Gambar 10. Tahapan mencangkok

    e) Runduk

    Runduk adalah mengambil sedikit cabang suatu tanaman kemudian

    merundukkan ke dalam tanah. Ini dapat dilakukan pada tanaman yang memiliki cabang

    yang panjang dan lentur (Ashari, 1995).

    Gambar 11. Contoh merunduk

    f) Stek

    Stek atau cutting merupakan salah satu teknik perbanyakan tanaman secara

    vegetatif yang dapat dilakukan menggunakan organ akar, batang, maupun daun

    tanaman. Tanaman yang distek, salah satu organ tanamannya dipotong dan bisa

    langsung ditanam pada media penanaman Teknik stek banyak dilakukan untuk

    memperbanyak tanaman hias dan buah, seperti anggur (Vitis vinivera), markisa

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    11/21

    (Passiflora edulis), sukun (Artocarpus communis), jeruk nipis (Citrus aurantifolia),

    apel (Malus sylvestris), lada (Piper nigrum), dan vanili (Vanila planifolia) (Hartmann

    dkk, 1997).

    Gambar 12. Tahapan stek/cutting

    2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Perbanyakan Vegetatif Buatan

    Menurut Hamid (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi perbanyakan

    tanaman secara vegetatif buatan dibedakan menjadi dua, yaitu:

    1. Faktor Internal

    - Dormansi bahan tanam (pemberian kelembaban tinggi untuk memecah)

    - ZPT (dapat memacu pertumbuhan akar dan tunas)

    2. Faktor Eksternal

    - Suhu (bahan tanam tidak tahan dengan suhu tinggi)

    -

    Kelembaban (pada awal masa tanam dibutuhkan kelembaban yang tinggi)

    - Cahaya (pada awal pertumbuhanm, tunas dan akar membutuhkan cahaya

    yang tidak banyak, maka perlu diberi naungan)

    - Jamur dan bakteri (biasanya sangat peka terhadap keadaan yang

    lembab, bahan tanam yang terlukai sangat rawan terhadap serangan jamur

    dan bakteri sehingga menyebabkan kebusukan)

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    12/21

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1Alat dan Bahan

    Alat:

    - Pisau silet : untuk memotong

    - Plastik es : untuk mengikat dan menyungkup

    - Polybag dan bak tanam : untuk tempat menanam

    Bahan:

    Perbanyakan Vegetatif Alami Perbanyakan Vegetatif Buatan

    No Metode Bahan No Metode Bahan

    1 Umbi lapis Bawang merah 1 Stek daun Daun cocor bebek

    2 Umbi batang Kentang 2 Stek batang Batang rosemary

    3 Okulasi Tanaman mawar

    4 Grafting Tanaman bougenvil

    - Media tanam menggunakan campuran pasir dan tanah/kompos dengan

    perbandingan 1 :1

    - Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) akar seperti rootone-F atau atonik

    3.2 Lembar Pengamatan

    1. Umbi Lapis (bawang merah)

    No.Parameter Pengamatan Minggu ke-

    1 2 3 4 5

    Bawang merah dipotong sebagian

    1 Saat munculnya tunas 14 HST

    2 Jumlah tunas - 1 1 1 1

    3 Tinggi (cm) - 7 20 31 34Penanaman menggunakan bawang merah tanpa dipotong

    1 Saat munculnya tunas (HST) 14 HST

    2 Jumlah tunas - 1 1 1 1

    3 Tinggi (cm) - 10 28 35 39

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    13/21

    2. Umbi Batang (kentang)

    No.Parameter pengamatan Minggu ke-

    1 2 3 4 5

    ZPT

    1 Saat munculnya tunas 14 HST

    2 Jumlah tunas - 1 2 3 4

    3 Tinggi (cm) - 3 cm 10 cm 14,2 cm 19 cm

    Non ZPT

    1 Saat munculnya tunas (HST ) Mati

    2 Jumlah tunas - - - - -

    3 Tinggi (cm) - - - - -

    3. Stek Daun (cocor bebek)

    No.

    Parameter pengamatan Minggu ke-

    1 2 3 4 5Sebagian daun

    1 Saat munculnya tunas (HST) 21 HST

    2 Jumlah tunas - - - - -

    3 - - - - -

    Daun utuh

    1 Saat munculnya tunas (HST) 21 HST

    2 Jumlah tunas - - - - -

    3 - - - - -

    4. Stek Batang (rosemary)

    No.Parameter pengamatan Minggu ke-

    1 2 3 4 5

    Batang atas

    1 Saat munculnya tunas (hst) Mati

    2 Jumlah tunas - - - - -

    3 Presentase tanaman hidup (%) - - - - -

    Batang tengah

    1 Saat munculnya tunas (hst) Mati

    2 Jumlah tunas - - - - -

    3 Presentase tanaman hidup (%) - - - - -

    Batang bawah1 Saat munculnya tunas (hst) Mati

    2 Jumlah tunas - - - - -

    3 Presentase tanaman hidup (%) - - - - -

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    14/21

    5. Okulasi (mawar)

    No.Parameter pengamatan Minggu ke-

    1 2 3 4 5

    Sebagian daun

    1 Saat munculnya tunas (HST) Mati

    2 Panjang tunas - - - - -

    3 Warna tunas - - - - -

    6. Grafting (bougenville)

    No.Parameter pengamatan Minggu ke-

    1 2 3 4 5

    Sebagian daun

    1 Saat munculnya tunas (HST) -

    2 Warna batang Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau

    3 Warna tunas - - - - -

    3.3 Dokumentasi

    Okulasi Grafting

    Stek Daun Utuh Stek Daun Sebagian

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    15/21

    Umbi Lapis Utuh Umbi Batang Non ZPT

    Umbi Batang ZPT Stek Batang Bawah

    Stek Batang Tengah Stek Batang Atas

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    16/21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Perbanyakan Vegetatif Alami

    4.1.1 Umbi Lapis (Bawang Merah)

    Umbi lapis bawang merah terdapat dua perlakuan yang ada yaitu perlakuan

    bawang merah dipotong sebagian dan bawang merah tanpa dipotong. Pada saat 2

    minggu setelah tanam masing-masing perlakuan tumbuh 1 tunas. Kemudian pada 5

    minggu setelah tanam masing-masing perlakuan menunjukkan tinggi yang

    perbedaannya tidak signifikan, pada perlakuan bawang merah dipotong sebagian tunas

    yang tumbuh setinggi 34 cm, sedangkan pada perlakuan bawang merah tidak dipotongbagian tunas yang tumbuh setinggi 39 cm. Menurut literatur, agar mendapatkan bibit

    yang baik, bibit haruslah mempunyai titik tumbuh akar atau telah muncul tunas. Selain

    itu, umbi juga harus berasal dari tanaman yang sehat, umbi tidak terlalu besar, dan juga

    umbi tidak terlalu kecil. Sebelum umbi ditanam, luka bekas pemotongan harus

    dikeringkan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya pembusukan, dan bibit

    sebaiknya jangan ditanam terlalu dalam, karena akan mudah mengalami pembusukan

    (Hartono, 2012).

    4.1.2 Umbi Batang (Kentang)

    Umbi batang kentang terdapat dua perlakuan yang ada yaitu perlakuan

    menggunakan ZPT dan perlakuan tanpa menggunakan ZPT. Pada perlakuan dengan

    menggunakan ZPT hasil yang diberikan adalah kentang tumbuh tunas pertama pada 2

    minggu setelah tanam, dan 5 minggu setelah tanam tunas yang tumbuh tersebut setinggi

    19 cm. Sedangkan pada perlakuan non ZPT tidak ada tunas yang tumbuh atau mati.

    Hal ini bisa dikarenakan ZPT mampu merangsang pertumbuhan tunas, sesuai denganliteratur yang menyebutkan bahwa tanpa penambahan zat pengatur tumbuh atau ZPT

    dalam medium, pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak mungkin tidak tumbuh

    sama sekali. Pembentukan kalus dan organ-organ ditentukan oleh penggunaan yang

    tepat dari zat pengatur tumbuh tersebut (Hendaryono dan Wijayani, 1994).

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    17/21

    4.2 Perbanyakan Vegetatif Buatan

    4.2.1 Stek Daun (Cocor Bebek)

    Stek daun cocor bebek terdapat dua perlakuan yang ada yaitu perlakuan daundipotong sebagian dan perlakuan daun utuh. Pada kedua perlakuan tersebut tidak ada

    satupun tunas yang tumbuh. Hal ini dikarenakan kurangnya keterampilan saat praktik

    stek serta keadaan lingkungan yang kurang mendukung. Hal ini sesuai dengan

    pernyataan Tambing,Y. dkk (2008) bahwa ada beberapa kemungkinan penyebab

    inkompatibilitas, yakni (1) jumlah sambungan yang bertaut relatif kecil,

    (2) adanya perbedaan laju tumbuh antara batang bawah dan batang atas, (3) kedua

    varietas yang disambungkan mengalami defisiensi hara atau hormon tumbuh maupun

    translokasi nutrisi yang abnormal, (4) banyak getah dan mengeras pada luka di bagian

    sambungan, (5) adanya infeksi penyakit, (6) beberapa varietas tertentu sangat rendah

    memperoduksi kalus, (7) bentuk potongan yang tidak serasi, (8) bidang persentuhan

    kambium tidak tepat, (9) faktor ketrampilan orang yang melakukan penyambungan.

    4.2.2 Stek Batang (Rosemary)

    Stek batang rosemary terdapat tiga perlakuan yang ada yaitu perlakuan stek

    batang atas, stek batang tengah dan stek batang bawah. Dari ketiga perlakuan tersebut,

    tidak ada satupun tunas yang tumbuh. Hal ini dikarenakan media tanah yang digunakan

    pada saat praktikum bisa jadi pada kondisi kelembaban rendah, sehingga tidak

    mendukung pertumbuhan stek batang rosemary. Menurut Rochiman dan Harjadi

    (1973), kelembaban udara termasuk salah satu faktor penting yang mempengaruhi stek

    sebelum berakar. Bila kelembaban rendah, stek akan cepat mati karena kandungan air

    dalam stek pada umumnya sangat rendah sehingga stek menjadi kering sebelum

    membentuk akar. Kemudian, saat pemotongan stek yang baik yaitu pada saat

    kelembaban udara tinggi dan tanaman sedang tidak mengalami pertumbuhan.

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    18/21

    4.2.3 Okulasi (Mawar)

    Pada okulasi tanaman mawar diperoleh hasil bahwa tidak ada satupun tunas

    yang tumbuh. Kegagalan tersebut terjadi, dikarenakan pada saat melakukan okulasi,

    bagian kambium telah kering atau bisa jadi disebabkan oleh adanya ketidakcocokan

    antara batang bawah dan batang atas. Menurut Rustan Hadi (2010), bahwa kegagalan

    okulasi disebabkan oleh ketidakcocokan antara batang bawah dan batang atas, atau

    karena kulit batang atas terlalu tebal sedangkan kulit batang bawah lebih tipis. Oleh

    karena itu, perlu dilakukan pengkajian ulang mengenai hal tersebut. Sebelum

    melakukan okulasi sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan dibersihkan dahulu

    dengan kain bersih. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi

    dari jamur, bakteri dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan kegagalan okulasi.

    Selain itu pisau yang digunakan harus tajam. Oleh karena itu setiap akan digunakan

    ataupun sesudah digunakan sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.

    4.2.4 Grafting (Bougenville)

    Pada grafting tanaman bougenville diperoleh hasil bahwa tidak ada satupun

    tunas yang tumbuh, hal ini dikarenakan kurangnya ketelitian dalam proses

    penyambungan. Menurut Suwandi (2007), pada grafting, keberhasilan suatu

    sambungan ditentukan oleh kualitas batang bawah dan batang atas serta ketelitian

    dalam proses penyambungan tanaman tersebut. Faktor iklim juga sangat

    mempengaruhi tingkat keberhasilan sambungan, tanaman yang telah disambung perlu

    perawatan terus menerus.

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    19/21

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa

    adanya peleburan sel telur betina dengan sel sperma jantan. Perbanyak secara vegetatif

    ini dibagi menjadi dua, yaitu perbanyakan vegetatif secara alami dan perbanyakan

    vegetatif secara buatan atau dengan bantuan manusia. Dari praktikum perbanyakan

    vegetatif ini diperoleh hasil bahwa untuk umbi lapis bawang merah menunjukkan

    pertumbuhan tunas pada kedua perlakuannya, begitu pula dengan umbi batang kentang

    pada perlakuan menggunakan ZPT yang menunjukkan pertumbuhan tunas, namuntidak dengan umbi batang kentang perlakuan non ZPT yang tidak menunjukkan

    pertumbuhan tunasnya atau mati. Tanaman kentang adalah tanaman yang sulit untuk

    hidup, apabila sebelum menanam ujung/sebagian bagiannya dipotong terlebih dahulu

    lalu dicelupkan ZPT maka pertumbuhan kentang akan lebih baik. Kemudian untuk stek

    batang rosemary, stek daun cocor bebek, okulasi tanaman mawar dan grafting tanaman

    bougenville, diperoleh hasil yaitu tidak ada satupun tunas yang tumbuh, hal ini

    disebabkan kurangnya keterampilan dalam melakukan kegiatan perbanyakan serta

    kondisi lingkungan tumbuh yang kurang mendukung.

    5.2 Saran

    Semoga bisa lebih baik lagi.

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    20/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Adinugraha, 2007. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias.

    Bogor: World Agroforestry Centre.

    Ashari, S. 1995.Hortikultural Aspek Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

    Hamid, N. 2011.Keberhasilan Okulasi Varietas Jeruk Manis pada Berbagai

    Perbandingan Pupuk Kandang. JurnalMedia Litbang Sulteng Vol. IV (2) : 97-

    104

    Hartmann, H.T., and D.E. Kester. 1997.Plant Propagation Principles and Practices

    6thed. Englewood Cliffs. New York: Prentice Hall.

    Hartono, Dwi. 2012. Budidaya Bawang Merah dan Cara Menanam Bawang Merah

    (Online)http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2012/12/BudidayaBawang-

    Merah-dan-Cara-Menanam-Bawang-Merah.html. Diakses tanggal 11 Mei

    2015

    Hatta, M., L., Hutagalung, Juhasdi dan Modding, 1992.Perngaruh Model

    OkulasiTerhadap Keberhasilan Penempelan pada Sirsak. Jurnal Hortikultura 2

    (2):55-58.

    Hendaryono, D.P.S. dan A. Wijayani. 1994. Kultur Jaringan (Pengenalan dan Petunjuk

    Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Media). Yogyakarta: PenerbitKanisius

    Mangoendidjojo, W. 2003.Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Yogyakarta: Kanisius

    Pahan. 2006.Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

    Rahardja, PC. dan Wiryanta, W. 2003.Aneka Cara Memperbanyak TanamanJakarta:

    Agro Media Pustaka

    Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 2002.Perkembangbiakan Vegetatif . Bogor:

    Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB.

    Rochiman, Koesriningroem dan Sri Setyati Harjadi. 1973.Pembiakan Vegetatif.

    Bogor: Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, IPB.

    Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992.Plant Physiology.California: Wadworth

    Publishing Company.

  • 7/21/2019 Laporan Teknologi Produksi Benih Perbanyakan Vegetatif

    21/21

    Samekto, H., A.Supriantono dan D. Kristianto. 1995.Pengaruh Umur dan Bagian

    Semaian terhadap Pertumbuhan Stek Satu Ruas Batang bawah Jeruk Japanese

    Citroen. J. Hortikultura 5 (1): 25-29..

    Tambing, Y., E. Adelina, T. Budiarti dan E. Murniati. 2008.Kompatibilitas Batang

    Bawah Nangka Tahan Kering dengan Entris Nangka Asal Sulawesi Tengah

    dengan Cara Sambung Pucuk. J. Agroland Fakultas Pertanian Untad15 (2):

    95100.