bertanam padi sawah sistem tabelatot (tabur benih …

29
1 BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih Langsung Tanpa Olah Tanah) Oleh : Ir.I Wayan Pasek Arimbawa,MP JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

103 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

1

BERTANAM PADI SAWAHSISTEM TABELATOT

(Tabur Benih Langsung Tanpa Olah Tanah)

Oleh :Ir.I Wayan Pasek Arimbawa,MP

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR

2016

Page 2: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

2

KATA PENGANTAR

Sesuai dengan perkembangan jaman berbagai permasalahan baru dalam

produksi pertanian mulai muncul. Berkurangnya tenaga kerja produktif di pedesaan,

berkurangnya ketersediaan air irigasi, mahalnya input produksi, adalah sebagian

masalah yang membutuhkan teknologi yang mampu mengatasinya. Teknologi tersebut

haruslah mempunyai kemampuan dalam meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat

tenaga kerja, berwawasan lingkungan dan mudah diterima oleh petani.

Penanaman padi sawah dengan sistem tabelatot adalah salah satu alternatif

untuk bisa diterapkan. dalam mengatasi permasalahan tersebut. Agar teknologi baru

ini dapat diterapkan dan dikembangkan oleh sebagian besar petani maka informasi

tentang teknologi ini perlu disebarluaskan.

Tergerak untuk menyebarluaskan pengetahuan mengenai penanaman padi

dengan sistem tabelatot, penulis menyusun karya tulis ini dengan harapan mampu

memperkaya pengetahuan petani atau siapa saja yang tergerak membina petani dalam

rangka mempertahankan swasembada beras yang pernah dicapai.

Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1. Ketua Perpustakaan Universitas Udayana dan rekan-rekan yang banyak

memberikan bantuan dalam penyusunan tulisan ini.

2. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam pelaksanaan penyelesaian tulisan ini.

Saya menyadari bahwa tulisan ini tentu masih banyak kekurangannya. Kritik

dan saran demi perbaikan akan kami terima dengan segala senang hati.

Denpasar, Nopember 2016

Penyusun

Page 3: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

3

DAFTAR ISI

Teks Hal

JUDUL. ……………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI..………………………………………………………………. 2

KATA PENGANTAR……………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 4

BAB II. PENGERTIAN DAN KEUNTUNGAN SISTEM TABELATO . 8

A. Pengertian Bertanam Padi Sawah Sistem Tabelatot ………… 8B. Keuntungan Bertanam Padi Sawah Sistem Tabelatot …… …. 9

BAB III. TEKNIK BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT … 11

A. Pembuatan Seeder ………………………………………… .. .. 11

B. Penyiapan Lahan …………………………............................... 12

C. Varietas dan Kebutuhan Benih ………………………………. 14

C. Penaburan Benih ………………………….............................. 14

BAB IV. PEMELIHARAAN TANAMAN ………………………………. 16

A. Penyulaman …………………………………………………. 16

B. Penyiangan ………………………………………………….. 16

C. Pengendalian Hama dan Penyakit …………………………. . 18

D. Pemupukan …………………………………………………. 19

E. Pengaturan Air ……………………………………………… 20

BAB V. PANEN ………………………………………………………….. 22

A. Saat Panen ………………………………………………….. 22

B. Cara Panen ………………………………………………….. 23

BAB VI. ANALISIS KEGIATAN DAN BIAYAPRODUKSI …………………………………………………….. 25

Daftar Pustaka ……………………………………………………………. . 26

LAMPIRAN ……………………………………………………………… . 28

Page 4: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

4

BAB IPENDAHULUAN

Penanaman padi di sawah sudah merupakan kebiasaan yang turun temurun

dari sebagian besar petani yang ada di Indonesia. Cara penanaman yang biasa

diterapkan adalah cara penanaman padi dengan sistem konvensional yaitu

didahului dengan pengolahan tanah secara sempurna sekaligus melakukan

pesemaian. Pengolahan tanah bisa dilakukan dengan menggunakan traktor,

sapi, kerbau ataupun oleh manusia sendiri.

Pengolahan tanah seperti cara di atas yang sering disebut pengolahan

tanah sempurna, intensif atau konvensional banyak menimbulkan kelemahan-

kelemahan. Kelemahan yang timbul antara lain 30 % dari kebutuhan air pada

sawah dengan sistem pengolahan tanah sempurna hanya untuk pengolahan tanah

dan pelumpuran, sehingga untuk mencapai produksi yang mampu memenuhi

kebutuhan pangan jutaan rakyat Indonesia diperlukan begitu banyak air. Oleh

karena itu perlu dipikirkan suatu pola penanaman yang hemat air. Selanjutnya

Chairunas, dkk (1999) menyatakan penanaman padi dengan sisten tanam pindah

kegiatan usaha tani yang dilakukan cendrung dengan padat tenaga, kebutuhan

ppuk lebih banyak dan umur tanam lebih lama.

Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengolah tanah sawah cukup

banyak yaitu dapat mencapai 30 % dari kebutuhan tenaga kerja tanam padi

secara total. Biaya tenaga kerja setiap tahun terus meningkat dan akan

Page 5: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

5

membengkakkan biaya produksi, sehingga dapat mengurangi pendapatan yang

diterima oleh petani. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk mengolah tanah

cukup panjang yaitu sekitar sepertiga musim tanam. Hal ini akan berpengaruh

terhadap produksi tahunan tanaman padi.

Pengolahan tanah dengan sistem konvensional yang biasa dilakukan

petani akan menyebabkan banyak butir-butir tanah halus dan unsur hara terbawa

oleh air irigasi, sehingga hal ini kurang baik dari segi konservasi lingkungan.

Sistem penanaman padi sawah tanpa olah tanah (TOT) merupakan

alternative teknologi baru. Cara penanaman tanpa olah tanah ini merupakan

bagian sistem pengolahan tanah konservasi, yakni pengolahan tanah yang

mempertimbangkan aspek kelestarian sumber daya tanah dan air, disamping

aspek produksi dan pendapatan petani (Anonimus, 2014). Selanjutnya Nindia

(2015) menyatakan perbedaan mendasar penanaman padi TOT dengan

penanaman padi biasa adalah pada persiapan lahan. Dalam sistem TOT ini tidak

dilakukan pembajakan tanah. Sebagai gantinya dilakukan penyemprotan

herbisida terhadap sisa tanaman (singgang) dan gulma yang tumbuh. Adapun

cara bertanam lainnya tetap mengikuti pola tanam biasa.

Pada dasarnya tujuan sistem Tabelatot ini tidak berbeda dengan sistem olah

tanah sempurna, yaitu mengendalikan gulma dan menyiapkan lahan agar

menjadi media tumbuh yang baik bagi tanaman. Perbedaannya terletak pada

efisiensi penggunaan sumber daya dalam hal persiapan lahan. Sistem onge

Page 6: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

6

benih langsung tanpa olah tanah lebih efisien dalam menggunakan air, bibit,

tenaga kerja, waktu, dan berwawasan lingkungan dari pada olah tanah sempurna.

Kegiatan penanaman padi sawah sistem Tabelatot ini telah dicoba pada

tahun 2001 di Subak Uma Anyar Kediri Tabanan (Dana dari Pemda Kabupaten

Tabanan), tahun 2003 di Subak Yeh Enggung Kerambitan Tabanan (Dana

dari LPM Unud), pada tahun 2004 di Subak Penatih Kabupaten Badung (Dana

dari LPM Unud) dan pada tahun 2005 di Subak Bantas Bale Agung Kaja

Kabupaten Tabanan (Dana dari Dinas Pertanian Propinsi Bali).

Dari uji coba yang telah dilakukan tersebut membuktikan bahwa tanah

sawah yang ditanami tanaman padi sebenarnya tidak perlu diolah berat dan

dilumpurkan, tetapi cukup dilakukan pengolahan sedikit atau bahkan tanpa olah

tanah sama sekali (sistem Tabelatot). Sistem Tabelatot ini dapat dilakukan

sampai 3 kali musim tanam secara terus menerus dengan produksi yang tidak

berbeda secara nyata dengan sistem penanaman padi biasa (konvensional). Air

dapat dihemat lebih dari 30 %, biaya produksi dapat dihemat sampai 60 % dan,

hasilnya tidak jauh berbeda bahkan bisa lebih tinggi dibandingkan dengan sisten

biasa atau konvensional. Penyediaan lahan yang biasanya dilakukan petani

dengan mencangkul dan membajak atau dengan menggunakan traktor, dapat

diganti dengan penyemprotan herbisida. Akan tetapi herbisida yang digunakan

harus berwawasan lingkungan yaitu herbisida yang mudah terdegradasi dan

tidak meninggalkan residu dalam tanah dan tanaman serta tidak mencemari air.

Page 7: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

7

Herbisida hanya bekerja membunuh gulma serta singgang atau batang padi sisa

pertananaman sebelumnya.

Upaya peningkatan produksi padi sekarang ini telah banyak mengalami

hambatan seperti alih fungsi lahan sawah produktif menjadi lahan non pertanian,

menurunnya ketersediaan air irigasi, makin langkanya dan mahalnya tenaga

kerja produktif di pedesaan dan terjadinya peningkatan secara terus menerus

harga sarana produksi pertanian. Semakin banyaknya hambatan-hambatan

tersebut perlu segera dicari jalan keluarnya termasuk mencari teknologi yang

mampu menjawab permasalahan di atas. Teknologi tersebut haruslah

mempunyai kemampuan dalam meningkatkan produktivitas lahan, hemat air,

hemat tenaga kerja, hemat sarana produksi dan berwawasan lingkungan. Untuk

keperluan tersebut teknologi Tabelatot menjadi teknologi yang cukup

menjanjikan. Agar teknologi ini dapat diterapkan dan dikembangkan oleh petani

maka informasi tentang teknologi ini perlu disebar luaskan. Dengan

menerapkan penanaman padi sawah sistem Tabelatot, diharapkan usaha

pemerintah dalam kemandirian pangan terutama beras dapat terwujud, demikian

pula pendapatan yang diterima petani akan lebih tinggi.

Page 8: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

8

BAB IIPENGERTIAN DAN KEUNTUNGAN SISTEMTABELATOT

A. PENGERTIAN BERTAMAN PADI SAWAH SISTEM TABELATOT.

Pada budidaya padi secara umum atau konvensional dikerjakan melalui

urut-urutan kegiatan seperti persiapan lahan atau pembajakan dan pelumpuran,

persiapan bibit, penanaman bibit, pemeliharaan dan terakhir adalah panen. Dari

rangkaian kegiatan yang banyak memerlukan waktu tersebut, belakangan ini

dikembangkan teknik budidaya dengan sistem tabela yaitu menanam padi

dengan tanam benih langsung di lapangan yaitu modifikasi dari penanaman padi

konvensional yang menggunakan bibit. Tujuannya adalah menumbuhkan padi

secara langsung di lapangan dengan waktu yang lebih singkat yang berarti juga

dapat menekan biaya.

Pada sebagian petani padi sawah, juga ada yang mengembangkan teknik

budidaya dengan sistem pengolahan tanah minimum atau yang lebih dikenal

sistem tanpa olah tanah (tot). Persiapan lahan dengan pembajakan dan

pelumpuran tanah pada sistem tot ditiadakan. Sebagai gantinya dilakukan

penyemprotan herbisida terhadap sisa tanaman padi atau singgang dan gulma

yang tumbuh Perbedaan persiapan lahan inilah yang merupakan perbedaan

mendasar dengan sistem penanaman padi lainnya.

Page 9: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

9

Herbisida yang digunakan untuk membasmi gulma merupakan salah satu

bagian penting dalam sistem ini. Herbisida yang digunakan harus layak

lingkungan, penyemprotannyapun harus tepat dosis dan tepat waktu. Herbisida

akan bekerja mematikan gulma dan singgang padi yang tumbuh serta batang

padi sisa pertanaman sebelumnya. Setelah semuanya mati, air dimasukkan

kedalam sawah, maka gulma dan singgang tersebut akan bermanfaat sebagai

mulsa. Mulsa ini bermanfaat untuk mencegah kerusakan tanah akibat benturan

air hujan, mengurangi penguapan, meningkatkan bahan ongeri serta kesuburan

tanah, melonggarkan tanah sehingga akar padi dapat berkembang dengan mudah

serta membantu menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh kemudian. Dengan

demikian, budidaya sistem Tabelatot diarahkan untuk meningkatkan efisiensi

sumber daya yang tersedia yaitu dengan meniadakan kegiatan persiapan bibit,

penanaman bibit dan pengolahan tanah (pembajakan dan pelumpuran).

B. KEUNTUNGAN BERTAMAN PADI SAWAH SISTEMTABELATOT.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan penanaman padi

dengan sistem Tabelatot adalah :

1. Kualitas pertumbuhan dan hasil panen padi tidak berbeda dengan penanaman

padi dengan sistem yang biasa.

2. Menghemat biaya pembelian bibit sampai 33 %.

Page 10: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

10

3. Menghemat biaya pengolahan tanah sampai 85 %

4. Menghemat biaya penanaman sampai 92 %

5. Menghemat biaya penyiangan sampai 50 %

6. Mengurangi pemakaian air 30 – 45 %.

7. Menghemat waktu musim tanam, sehingga penanaman dalam satu tahun

dapat ditingkatkan.

8. Mempermudah penanaman secara serentak, sehingga konsep pengendalian

hama terpadu dapat dilaksanakan dengan baik.

9. Melestarikan kesuburan tanah dan mengurangi pencucian onger hara.

10. Memungkinkan peningkatan luas sawah garapan.

11.Keuntungan yang diterima oleh petani cukup tinggi.

Page 11: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

11

BAB IIITEKNIK BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT

A. Pembuatan Atabela (Alat Tabur Benih Langsung)

Penaburan benih pada pelaksanaan sistem Tabelatot ini sebaiknya

menggunakan Atabela yang telah dirancang secara khusus. Dengan penggunaan

alat ini diharapkan jarak tanam dan keluarnya benih per lobang lebih bisa diatur

sesuai dengan keinginan, demikian pula waktu dan tenaga kerja yang dibutuhkan

sangat efisien.

Atabela (Alat Tabur Benih Langsung)

Bahan-bahan untuk pembuatan seeder ini adalah pipa paralon ukuran 4”

sepanjang 120 cm, pipa listrik ukuran 1 “ sepanjang 130 cm, kayu papan untuk

roda/roda sepeda anak-anak dengan diameter 50 cm sebanyak 2 buah, besi pipih

dengan lebar 2 cm sepanjang 4 x 35 cm dan kayu penyangga ukuran 2 x 2 cm

sepanjang 130 cm sebanyak 2 bh. Pada permukaan pipa paralon dibuat lubang

Page 12: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

12

dengan diameter 1cm dengan jarak 9 x 20 cm, sehingga pada permukaan pipa

paralon sepanjang 120 cm akan terdapat lubang tempat keluarnya benih

sebanyak 30 lubang. Dengan menggunakan ketentuan ini, maka benih yang

jatuh di lapang sebanyak ± 5 biji per lubang dengan jarak tanam ± 20 x 20 cm,

sehingga nantinya akan diharapkan pemakaian bibit dan pupuk menjadi lebih

sedikit tanpa mengurang hasil yang akan dicapai serta lebih mudah dalam

melakukan penyiangan

B. Penyiapan Lahan.

Penyiapan lahan untuk pelaksanaan sistem Tabelatot, sudah dapat

disiapkan ± 10 hari setelah panen padi yaitu dengan melakukan penyemprotan

dengan herbisida yang bersifat non selektif dengan dosis sesuai anjuran seperti

Gramoxone ( ±12 cc/l air), Polaris (±15 cc/l air), Ranbouw (±15 cc/l air).

Jerami, singgang padi dan gulma sedang disemprot dengan herbisidaGramoxone dengan konsentrasi 9-12 cc/l air.

Page 13: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

13

. Dua sampai tiga hari sebelum dilakukan penyemprotan dengan herbisida

tersebut, sudah dilakukan pengeringan lahan dengan tujuan supaya herbisida

yang digunakan dapat membunuh gulma dan singgang padi secara efektif dan

efisien. Makin kering kondisi lahan waktu penyemprotan makin efektif

herbisida akan bekerja, sehingga makin efisien dalam pemakaiannya.

Sebaliknya makin basah kondisi lahan waktu penyemprotan, makin boros dalam

pemakaiannya karena untuk mendapatkan supaya herbisida itu dapat bekerja

secara efektif maka dosis pemakaiannya harus ditingkatkan.

Jerami, singgang padi dan gulma yang sudah mati (dua hari setelahpenyemprotan herbisida Gramoxone).

Dua – lima hari setelah dilakukan penyemprotan herbisida, lahan tersebut

mulai digenangi air dengan tujuan supaya jerami padi, singgang padi dan gulma

yang telah ongering pada lahan tersebut cepat melapuk. Apabila masih ada

Page 14: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

14

singgang padi dan gulma yang masih hidup penyemprotan kedua dilakukan ±

10 hari sebelum penaburan benih untuk mencegah bibit yang disebar mengalami

keracunan. Waktu penyemprotan lahan harus dikeringkan dari genangan air

C. Varietas dan Kebutuhan Benih.

Varietas padi yang ditanam pada pelaksanaan sistem ini sama dengan

pelaksanaan penanaman padi yang biasa dilakukan seperti IR.64, IR. 70 dan

lain-lain asalkan jenis padi yang tidak berbulu, karena mengalami kesulitan

waktu penaburan dengan memakai Atabela (alat penabur benih). Kebutuhan

benih dalam pelaksanaan sistem ini untuk luasan 1 Ha adalah ± 20 kg (varietas

sejenis IR.64, Cherang dll).

D. Penaburan Benih.

Penaburan benih dilakukan dengan menggunakan Atabela dengan jarak

tanam antar baris 20 cm dan jarak tanam dalam barisan 15-20 cm. Benih

sebelum ditabur direndam dulu selama dua hari (48 jam) dan ditiris selama satu

hari (24 jam). Benih yang siap disebar adalah benih yang lembaganya sudah

muncul pada permukaan benih sepanjang ± 0,5 mm. Pada saat penaburan

benih lahan tidak boleh tergenang air dan keadaan ini berlangsung selama 4

hari. Setelah 4 hari penaburan benih, lahan mulai digenangi air dengan

catatan air tidak melebihi tinggi tanaman, supaya tanaman yang sudah tumbuh

tidak mati atau terganggu pertumbuhannya kerena terendam air.

Page 15: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

15

Saat mulai penaburan benih dengan menggunakan Atabela (7 hari setelahdigenangi air). Lahan harus dikeringkan.

Tanaman padi 4 hari setelah penaburan benih (saat mulai diberikan airdengan ketinggian secara bertahap).

Page 16: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

16

BAB 1VPEMELIHARAAN TANAMAN

A. Penyulaman.

Penyulaman dimaksudkan adalah untuk mengganti bibit atau benih yang

mati atau tidak tumbuh, dimakan tikus, burung, kepiting dan semut.

Penyulaman dilakukan pada umur 7-14 hari setelah penaburan benih. Dengan

mengambil bibit atau tanaman yang sengaja disiapkan untuk penyulaman. Bibit

untuk sulaman ini cukup dengan memanfaatkan sisa benih setelah penyebaran

dengan meletakkan benih di sekitar pematang sawah. Penyulaman yang

terlambat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak seragam. Untuk

mencegah agar benih tidak dimakan tikus, burung, kepiting dan semut dapat

dilakukan dengan merendam benih dengan insektisida yang bersifat sistemik

seperti Furadan 3 G sebanyak 1- 2 sendok makan ( ± 15 gr) untuk bibit sebanyak

10-20 kg.

B. Penyiangan.

Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan sebanyak dua kali, yaitu

pertama pada umur 10-15 hari setelah penaburan benih yaitu dengan melakukan

penyemprotan dengan herbisida padi sawah dengan dosis sesuai anjuran seperti

DMA (± 2 cc/l air), Ally 20 WDG (± 0,1 g/l air), Ally 76 WP (± 2 g/l air) dan

Page 17: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

17

sekaligus dikombinasikan dengan penyiangan secara manual (dengan tangan)

yaitu lima hari setelah penyemprotan dengan herbisida tersebut.

Umur padi 10 hari setelah sebar benih

Penyiangan dengan tangan dimaksudkan untuk mengendalikan gulma yang

tidak mati kerena herbisida yang digunakan. Pengendalian gulma yang kedua

dilakukan setelah tanaman padi berumur ± 42 hari setelah penaburan benih.

Pelaksanaan pengendalian pada saat ini dilakukan secara manual (penyiangan

dengan tangan). Untuk mencegah banyak gulma yang tumbuh dapat dilakukan

dengan penyemprotan lahan dengan herbisida Logran dengan dosis 1 gram/10 l

air, pada saat perendaman jerami dan air dibiarkan bertahan selama 3 hari (air

masuk dan keluar ditutup).

Page 18: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

18

C. Pengendalian Hama dan Penyakit.

Hama dan penyakit yang sering menjadi kendala pada penanaman padi

sistem Tabelatot adalah :

1) Saat penaburan benih yaitu hama semut, burung, tikus dan kepiting. Untuk

mengatasi hal ini adalah dengan Furadan waktu perendaman benih sebanyak

1- 2 sendok makan ( ± 15 gr) untuk bibit sebanyak 10-20 kg.

2) Waktu tanaman berumur 1- 5 minggu sering terserang hama seperti wereng,

tungro, hama penggerek dan lain-lain. Untuk mengatasi hal ini dapat

mengunakan berbagai jenis insektisida untuk padi sawah seperti Spontan,

Cymbus, Reagent dll. Dengan konsentrasi ± 2 cc/l air.

3) Waktu tanaman mencapai inisiasi malai atau menjelang bunting sering

diserang penyakit potong leher. Untuk menjegah hal ini dapat menggunakan

fungisida seperti Fujiwan, Anvil dengan konsentrasi ± 2 cc/l air. Ingat

penyakit ini sulit diantisivasi dan dapat menimbulkan kerugian yang cukup

besar terutama varietas yang tidak tahan seperti IR.64 dll.

4) Waktu padi mencapai tingkat masak susu sering diserang oleh hama walang

sangit. Untuk mengendalikan hal ini dapat menggunakan berbagai jenis

insektisida seperti matador dengan konsentrasi ± 2 cc/l air dan Dunkin

dengan dosis 15 gr/10 l air.

5) Untuk mengendalikan hama tikus yang dapat menyerang sewaktu-waktu

dapat dilakukan gropyokan atau dengan umpan yang berupa ketela, jagung,

Page 19: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

19

ikan dan sebagainya yang dicampur dengan phospit, temic atau racun yang

lain seperti phython.

6) Burung banyak menyerang padi saat sedang menguning. Untuk

mengatasinya dapat dilakukan dengan menggunakan jarring, tali benang,

orang-orangan dan menjaga padi itu sendiri.

Perlu diingat bahwa tindakan pengendalian hama dan penyakit secara

terpadu (PHT) adalah teknik pengendalian yang paling dianjurkan dalam

penanaman padi sistem Tabelatot ini. Sistem PHT yang bisa diterapkan antara

lain :

1) Menanam varietas yang tahan dan dilakukan secara bergilir berdasarkan sifat

ketahanan yang berbeda.

2) Penanaman padi secara serempak pada daerah persawahan yang cukup luas.

3) Menerapkan pola tanam yang telah dianjurkan oleh instansi yang terkait.

4) Pemakaian pestisida seperti yang dianjurkan di atas jika hama dan penyakit

yang menyerang tanaman padi sudah berada dalam ambang ekonomi.

D. Pemupukan.

Untuk memelihara tanaman supaya dapat tumbuh dengan baik perlu

dilakukan pemupukan. Pemupukan pada sistem tanam ini dapat dilakukan

sebanyak tiga kali yaitu pertama pada saat tanaman berumur 21 hari dengan urea

dan NPK Phonska dengan dosis masing-masing sebanyak 100 kg dan 100

kg/ha). Sebaiknya kalau bisa disertai pemupukan organik sebelum tanam bibit.

Page 20: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

20

Pemupukan terakhir menjelang inisiasi malai (umur ± 65 hari). Dosispemupukan pada saat ini disesuaikan dengan pertumbuhan tanaman.

Pemupukan yang kedua dilakukan setelah tanaman padi berumur 42 hari

setelah penaburan benih yaitu dengan dosis 50 kg Urea/ha. Sedangkan

pemupukan yang ketiga dilakukan menjelang inisiasi malai yaitu pada umur ±

65 hari setelah sebar benih dengan dosis ± 50 kg Urea/ha. Dosis tersebut di atas

dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan musim

tanam (dapat dilihat dari pertumbuhan tanaman dengan menggunakan WDB).

E. Pengaturan Air.

Pemberian air secara terus menerus pada tanaman padi juga kurang baik

terhadap pertumbuhan tanaman disamping sangat boros terhadap air. Oleh

Page 21: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

21

karena itu pengaturan air sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman

sehingga penggunaannya lebih efektif.

Pengaturan pengairan biasanya diatur sebagai berikut :

1) Awal tanam (mulai umur 4 hari setelah sebar benih) sampai pembentukan

anakan, air dimasukkan kedalam petakan sawah. Air diatur sedemikian rupa

(tinggi antara 3-5 cm) supaya dapat mengendalikan gulma yang tumbuh,

tetapi tidak menghambat pertumbuhan anakan padi

2) Sebelum tanaman bunting air dikeluarkan dari petakan sawah untuk

mencegah anakan tanaman yang tidak baik tidak mengeluarkan bulir.

3) Saat tanaman padi bunting air dimasukkan lagi. Kekurangan air pada saat ini

dapat menyebabkan bulir padi menjadi hampa.

4) Awal pembungaan air dikeluarkan lagi supaya padi dapat berbunga secara

serempak.

5) Saat pembungaan (setelah bunga keluar serempak) air dimasukkan lagi.

Kekurangan air pada saat ini juga dapat menyebabkan bulir menjadi hampa.

6) Awal pemasakan biji air dikeluarkan lagi yaitu untuk menyeragamkan dan

mempercepat pematangan biji.

Page 22: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

22

BAB VPANEN

A. Saat Panen.

Menentukan panen padi yang hanya didasarkan pada umur padi tersebut

adalah kurang tepat. Hal tersebut karena masaknya buah padi di samping

tergantung pada jenisnya juga sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah sawah

dimana padi itu ditanam dan cuaca setelah tanaman padi berbunga. Cuaca yang

selalu mendung, banyak turun hujan dan keadaan tanah yang selalu tergenang air

akan memperlambat waktu masaknya buah padi. Tetapi sebaliknya, apabila

cuaca kering, tidak banyak turun hujan dan keadaan tanah yang mudah

dikeringkan dari genangan air akan menyebabkan masak buah padi menjadi

lebih cepat.

Untuk menentukan saat panen padi yang tepat, maka perlu diperhatikan

hubungan antara macam kebutuhan dengan tingkat masaknya buah.

Apabila hasil padi nantinya untuk keperluan konsumsi (untuk dimakan),

maka padi sebaiknya dipanen pada tingkat masak kuning yang tanda-tandanya

adalah :

1) semua bagian tanaman tampak berwarna kuning,

2) ruas bagian atas masih berwarna hijau

Page 23: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

23

3) apabila gabah diambil isinya sudah terasa keras, tetapi masih mudah dipecah

dengan kuku, dan tingkat ini terjadi kurang lebih 17 hari setelah berbunga

merata.

Apabila hasil padi nantinya untuk keperluan benih, maka padi sebaiknya

dipanen pada tingkat masak penuh yang tanda-tandanya adalah

1) semua bagian tanaman sudah berwarna kuning

2) batang mulai mengering,

3) gabah apabila dipecah dengan kuku sudah agak sulit, dan tingkat ini terjadi

kurang lebih 24 hari setelah berbunga merata.atau tujuh hari setelah masak

kuning.

B. Cara Panen.

Untuk pelaksanaan sistem Tabelatot sebaiknya panen padi dengan

menggunakan sabit yaitu dengan menyisakan batang padi serendah-rendahnya

yaitu dengan tinggi ± 5 cm. Cara seperti ini akan memudahkan pelaksanaan

penanaman padi sistem Tabelatot berikutnya dan sangat efisien dalam

penggunaan herbisida.

Page 24: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

24

Batang padi dipotong setinggi lebih kurang 5 cm

Page 25: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

25

BAB VIANALISIS KEGIATAN DAN BIAYA PRODUKSI

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan

menanam padi sawah dengan sistem Tabelatot ini, maka perlu mempelajari

analisis kegiatan dan biayanya. Perbandingan dibuat antara sistem tanam pindah

(konvensional) dengan sistem Tabelatot yang selama ini biasa dilakukan.

Tabel 1. Analisis perbandingan struktur kegiatan dan biaya produksi antarabertanam padi sawah dengan sistem biasa (konvensional) dengansistem Tabelatot.

No Struktur Kegiatan Biaya/haKonvensional Tabelatot

A. Penyiapan Lahan Rp. 2.700.000 Rp. 400.000

Tingkat Penghematannya 85 %B. Pembibitan Rp. 300.000 Rp. 200.000

Tingkat Penghematannya 33 %C. Penanaman Rp.1.200.000 Rp.100.000

Tingkat Penghematannya 92 %D. Penyiangan Rp. 1000.000 Rp.500.000

Tingkat Penghematannya 50 %E Pengendalian Hama dan

PenyakitRp. 500.000 Rp.500.000

Tingkat Penghematannya Rp. 5.700.000 0 %F Pemupukan Rp. 700.000 Rp.700.000

Tingkat Penghematannya 0 %Total Biaya Produksi/ha Rp.6.400.000 Rp.2.400.000Tingkat Penghematannya Rp.4.000.000 63 %

Page 26: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

26

Daftar Pustaka

Anonimus. 1977. Pedoman Bercocok Tanam Padi, Palawija dan Sayuran.Badan Pengendali Bimas. Jakarta.

Anonimus. 1914. www.petani hebat.com/2014/07/budidaya-padi-sawah-tanpa-olah-tanah-tot.html.

Basuki,I., Sudjudi dan L.Wirajaswadi. 2000. Teknologi Tanam Benih Langsung(Tabela)) pada Padi Lahan Irigasi. IPPTP Mataram. Ntb. litbang. deptan.go.ed/k.00/2.00.pdf.

Chairunas, Adi Yusuf, Azman B, Burlis Han, Silman Hamidi, Assuan, YufniatiZA, Basri AB, Tamrin. Teknologi Budidaya Padi Sistem Tanam BenihLangsung (Tabela) di Lahan Sawah Irigasi Propinsi Daerah IstimewaAceh. Nad litbang pertanian.go.id/ind/images/dokumen/Rekomtek/10-Teknologi Budidaya Padi Sistem Tanam Benih.pdf

De Datta, S.K. 1973. Principles and practices of rice cultivation under tropicalconditions. Technical bulletin No. 6 ASPAC food and fertilizertechnology center. Taiwan.

Nindia . 1915. Megaretanindia.blogspot.c0.id/2015/04/teknik-budidaya-padi-tanpa-olah-tanah.html.

PT. Monagro Kimia Product Development “ Padi Sawah Tanpa Olah Tanah “Makalah Jumpa Teknologi Dinas Pertanian Tanaman Pangan PropinsiLampung, 26-28 September 1994.

Pasek, A.,K.Kartha Dinata., DK.Suanda dan K.Arsa Wijaya. 2004. PeningkatanPendapatan Petani Padi dengan Penanaman Padi Sawah dengan SistemTabelatot (Tabur Benih Langsung Tanpa Olah Tanah). Di DesaKerambitan, Kabupaten Tabanan. Laporan Pengabdian KepadaMasyarakat Universitas Udayana Denpasar Bali

Pasek, A., K.Kartha Dinata., DK.Suanda dan K.Arsa Wijaya. 2005. PerbaikanBudidaya Tanaman Padi Sawah dengan Sistem Tabelatot (Tanam BenihLangsung Tanpa Olah Tanah). Di Desa Penatih, Kabupaten Badung.Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana DenpasarBali

Page 27: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

27

Phillips, R.E. and S.H. Phillips. 1984. No Tillage Agriculture, Principles andPractices. Melbourne, Australia.

Setyo,A dan Suparyono.1993. Padi. PT.Penebar Swadaya. Jakarta.

Soemartono., S. Bahrin dan R. Harjono. 1981. Bercocok Tanam Padi.CV.Yasaguna. Jakarta.

Supriadi, H dan Kasim. 1995. Teknologi Budidaya Padi Sawah Sebar Langsungdalam Barisan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Suprihatno, B., E. Ananto., Widiarta, I.N. Sutrisno dan Sutato. 1996. SeminarHasil Penelitian. Buku II. Balai Penelitian Tanaman Padi. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian Sukamandi.

Sugeng, HR. 2003. Bercocok Tanam Padi. CV.Aneka Ilmu. Semarang.

Taslim, H. dan H.Supriadi. 1997. Teknologi Sistem Usaha Tani Tanam BenihLangsung Padi Sawah dalam Barisan. Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

Utomo, M dan Nazarudin. 2003. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah.Penebar Swadaya. Bogor.

.

Page 28: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

28

LAMPIRAN

Perbedaan Tanaman Padi dengan penanaman SistemTabelatot, Tabela dan Tanam Pindah

Page 29: BERTANAM PADI SAWAH SISTEM TABELATOT (Tabur Benih …

29