overplanting dan tabur

23
I. JUDUL Penaburan Biji Anggrek dan Overplanting II. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperbanyak tanaman anggrek secara in-vitro dengan menggunakan biji. 2. Memindahkan atau menjarangkan bibit tanaman anggrek dalam botol pada medium baru dengan komposisi sama seperti medium semula. III. DASAR TEORI Tanaman angrek merupakan tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen untuk tanaman anggrek dari tahun ke tahun yang semakin meningkat. Oleh karena itu metode budidaya anggrek terus dikembangkan. Salah satu metode budidaya anggrek yang sekarang dikembangkan adalah metode kultur in-vitro. Metode ini merupakan metode perbanyakan bibit anggrek dalam medium tertentu dalam kondisi suci hama. Metode in-vitro dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman anggrek secara cepat. Hal ini dikarenakan waktu budidaya yang singkat, yaitu sekitar 6 bulan untuk menghasilkan beratus-ratus bibit anggrek. Selain itu proses perbanyakan tanaman anggrek yang tidak menggunakan tempat yang luas (Sriyanti, 2007) Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceaea, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800

Upload: gabriel-giovanni-gunawan

Post on 26-Jul-2015

132 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Overplanting Dan Tabur

I. JUDUL

Penaburan Biji Anggrek dan Overplanting

II. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memperbanyak tanaman anggrek secara in-vitro dengan menggunakan biji.

2. Memindahkan atau menjarangkan bibit tanaman anggrek dalam botol pada medium

baru dengan komposisi sama seperti medium semula.

III. DASAR TEORI

Tanaman angrek merupakan tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan. Hal

ini dikarenakan permintaan konsumen untuk tanaman anggrek dari tahun ke tahun yang

semakin meningkat. Oleh karena itu metode budidaya anggrek terus dikembangkan. Salah

satu metode budidaya anggrek yang sekarang dikembangkan adalah metode kultur in-vitro.

Metode ini merupakan metode perbanyakan bibit anggrek dalam medium tertentu dalam

kondisi suci hama. Metode in-vitro dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman anggrek

secara cepat. Hal ini dikarenakan waktu budidaya yang singkat, yaitu sekitar 6 bulan untuk

menghasilkan beratus-ratus bibit anggrek. Selain itu proses perbanyakan tanaman anggrek

yang tidak menggunakan tempat yang luas (Sriyanti, 2007)

Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceaea, suatu famili yang sangat besar dan

sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000 spesies. Buah

anggrek merupakan buah capsular yang berbelah 6. Biji di dalam buah sangat banyak. Biji-

biji anggrek ini tidak mempunyai endosperm yaitu cadangan makanan seperti biji tanaman

lainnya. Cadangan makanan ini diperlukan dalam perkecambahan dan pertumbuhan awal biji.

Oleh karena itu untuk perkecambahannya dibutuhkan gula dan persenyawaan-persenyawaan

lain dari luar atau dari lingkungan sekelilingnya (Gunawan, 2002).

Perbanyakan tanaman anggrek pada umumnya dilakukan melalui dua cara yaitu,

konvensional dan dengan metoda kultur in vitro. Perbanyakan konvensional biasanya

dilakukan dengan cara vegetatif dan generatif. Perbanyakan konvensional secara vegetatif ini

tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk tanaman bunga potong, karena jumlah anakan

yang diperoleh dengan cara-cara ini sangat terbatas. Perbanyakan generatif yaitu dengan biji.

Biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan), sehingga

Page 2: Overplanting Dan Tabur

perkecambahan di alam sangat sulit tanpa bantuan jamur yang bersimbiosis dengan biji

tersebut. Untuk menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan seragam diperlukan tanaman

dalam jumlah banyak pula. Oleh karena itu peningkatan produksi bunga pada tanaman

anggrek hanya dapat dicapai dengan usaha perbanyakan tanaman yang efisien (Yudie, 2009).

Semakin sempitnya lahan pertanian yang tersedia di Indonesia karena semakin

meluasnya pembangunan dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap ketersediaan

berbagai jenis tanaman anggrek, maka usaha pengadaan tanaman anggrek saat ini dirasa perlu

ditingkatkan lagi. Biji-biji yang tersebar dari buah anggrek secara alami sering sulit untuk

mengalami perkecambahan, karena faktor lingkungan yang kurang mendukung. Sehingga

cara kultur jaringan yang digunakan untuk memperbanyak berbagai jenis tanaman anggrek

sangat efisien dan efektif, karena dapat dihasilkan beratus-ratus bibit anggrek hanya dalam

waktu enam bulan dan tidak harus membutuhkan tempat yang luas (Sriyanti, 2007).

Semua bunga anggrek merupakan hermaphrodit, yaitu polen (serbuk sari) dan putik

terdapat dalam satu bunga. Sifat kelaminnya monoandri, yaitu kelamin jantan dan betina

berada dalam satu tempat. Hal ini yang menyebabkan anggrek mudah mengalami

penyerbukan dan proses penyerbukannya sendiri dapat terjadi tanpa disengaja. Tanaman

anggrek terdapat dalam berbagai jenis dan berbeda dalam warna bunga, kedudukan dan

bentuk dari sepala atau petala, tebal tipisnya sepala atau petala (Sriyanti, 2007).

Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman anggrek

secara cepat. Biji anggrek merupakan organ tumbuhan yang siap untuk tumbuh menjadi

tanaman lengkap. Biji anggrek perlu ditanam dalam botol karena tidak mempunyai cadangan

makanan (endosperm) yang dapat digunakan pada awal perkecambahannya. Oleh karena itu,

anggrek perlu diberi makanan yang bisa diambil dari media kultur. Media kultur biasanya

ditambah dengan bahan organik seperti kelapa, tomat, kentang atau pisang (Sandra, 2003).

Penaburan biji pada medium padat merupakan cara perbanyakan tanaman yang

paling sering dilakukan. Hal ini karena laju pertumbuhan biji menjadi plb atau calon plantlet,

hingga menjadi plantlet lebih cepat daripada melalui perbanyakan pada media cair. Biji

anggrek yang akan ditabur harus diambil dari buah anggrek yang tepat masak. Anggrek yang

akan dihasilkan nanti diharapkan memiliki sifat yang lebih baik seperti tahan terhadap

penyakit dan tekanan lingkungan (Sriyanti, 2007).

Menurut Hendaryono dan Wijayani (1994), pada satu buah anggrek terdapat beratus-

ratus biji anggrek. Apabila buahnya telah matang maka dapat pecah dan bijinya keluar

berhamburan yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

Page 3: Overplanting Dan Tabur

waktu ditanam. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghindari

terjadinya kontaminasi adalah sebagai berikut:

1. Sebelum buah pecah atau masak harus sudah dipetik dahulu, kemudian dimasukkan

ke dalam spritus dan dibakar di atas lampu spiritus.

2. Biji dipecahkan di dalam ruang penabur agar dapat dalam keadaan steril lalu ditabur

ke dalam media tumbuh dengan menggunakan pinset.

3. Media tumbuh yang digunakan dapat berupa medium Vacin dan Went.

4. Medium dapat ditambahkan dengan zat tambahan yang dapat menentukan

keberhasilan pertumbuhan biji.

Menurut Sriyanti (2007), mengecambahkan atau menumbuhkan biji anggrek yang

dilakukan secara kultur jaringan atau in vitro memiliki banyak keuntungan antara lain:

1. Mengatasi keadaan biji yang bersifat heterogen. Tidak semua biji memiliki viabilitas

baik. Jika ditumbuhkan dalam botol, pengaruh lingkungan yang kurang

menguntungkan dapat diminimalkan.

2. Dalam media agar, biji dapat memanfaatkan unsur hara yang ada.

3. Dapat menekan terjadinya serangan kontaminan (ex : jamur). Penanggulangan yang

efektif biasanya dilakukan sterilisasi media secara fisik dan biji yang dilakukan secara

kimiawi terlebih dahulu.

4. Dapat menyelamatkan buah hasil persilangan.

5. Menambah pendapatan. Jika hasil silangan mampu berkecambah dengan baik maka

akan dihasilkan berpuluh-puluh plantlet.

6. Menghemat tenaga, waktu dan ruang karena tidak harus menggunakan lahan atau

areal yang cukup luas.

Menurut Sriyanti (2007), medium yang biasa dan baik digunakan untuk

mengkulturkan tanaman anggrek adalah Vacin and Went (VW). Dalam medium VW

mengandung unsur-unsur makronutrien, mikronutrien, vitamin dan dapat pula ditambahkan

hormon alami ataupun buatan yang akan berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi eksplan.

Komposisi kimia dari medium Vacin and Went dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Bahan Kimia Medium Vacin and Went

No. Bahan (unsur) Jumlah (per liter)

1. Unsur makro

Trikalsium fosfat : Ca3(PO4)2

Potasium nitrat : KNO3

200 mg

525 mg

Page 4: Overplanting Dan Tabur

2.

3.

4.

Potasium fosfat : KH2PO4

Magnesium sulfat : MgSO4.7H2O

Amonium sulfat : (NH4)2SO4

Ferri tartrat : Fe2(C4H4O6)

Unsur Mikro

Mangan sulfat : MnSO4.2H2O

Gula pasir (sukrosa)

Tiamin HCl

Asam nikotinat

Piridoksin HCL

250 mg

250 mg

500 mg

28 mg

7,5 mg

20 gram

0,1 mg

0,5 mg

0,1 mg

Medium Vacin and Went (VW) yang digunakan untuk mengkulturkan tanaman

anggrek biasanya ditambah dengan ekstrak pisang atau jenis buah-buahan lain, air kelapa,

kentang, ekstrak taoge yang merupakan sumber hormone alami untuk memacu pertumbuhan

dan perkembangan kalus dan eksplan. Dalam air kelapa banyak mengandung beberapa

komponen aktif yang kompleks dan dapat berfungsi sebagai pengganti hormon seperti adanya

diphenil urea yang memiliki aktivitas seperti sitokinin, mio-inositol, leukoantosianin,

adenine, guanine, asam-asam amino dan masih banyak lagi. Air kelapa yang ditambahkan

biasanya sudah cukup untuk memacu pertumbuhan akar maupun tunas daun dari tanaman

anggrek (Sriyanti, 2007).

Penggunaan air kelapa sebagai pengganti zat pengatur tumbuh (ZPT) impor akan

dicoba untuk mendorong pertumbuhan, air kelapa mengandung asam-asam amino, asam

nukleat, auksin, asam giberelat dan lainnya. Air kelapa mengandung antara lain zeatin yang

termasuk ke dalam golongan sitokinin yang bermanfaat untuk mendorong pembukaan

stomata, pembelahan sel serta meningkatkan pembentukan dan perbanyakan tunas.

Komposisi utama air kelapa adalah 2,08% gula yang sebagian besar terdiri dari sukrosa,

beberapa mineral yaitu 29-46 mg kalsium, dan 5,5-9,0 mg fosfor tiap 100 ml air kelapa. Air

kelapa mengandung komponen aktif pengganti hormon seperti diphenil urea yang

mempunyai aktivitas seperti sitokinin, mio-inositol, leukoantosianin, adenin, guanin, asam

amino. Zat-zat tersebut memiliki kemampuan memacu pertumbuhan akar dan tunas daun

tanaman anggrek (Palungkun, 1992).

Menurut Santoso (2001), pisang merupakan sumber gula bagi tanaman anggrek.

Kandungan gula pada pisang berupa senyawa seperti dextrose 4,6%, levulosa 3,6%, dan

Page 5: Overplanting Dan Tabur

sukrosa 2%. Pisang juga mengandung beberapa vitamin seperti vitamin A, vitamin B, vitamin

C dan beberapa mineral yaitu fosfor, besi dan kalsium.

Sterilisasi medium kultur maupun peralatan kultur perlu dilakukan untuk

menghindari kontaminasi. Sterilisasi media dan peralatan kultur dilakukan dengan metode

autoklaving. Media dan semua peralatan kultur dimasukkan dalam autoklaf dengan tekanan

15 psi, suhu 121C, selama 15 menit untuk volume kecil dan 20 menit untuk volume besar.

Sterilisasi eksplan dapat dilakukan dengan metode fisik dan kimia. Sterilisasi fisik eksplan

dicelupkan dalam alkohol 70% dan dibakar di atas bunsen. Sterilisasi kimia eksplan

dicelupkan dalam clorox 10% dan tween 20 jika diperlukan kemudian dibilas dengan aquades

steril sebanyak 3 kali (Narayanaswamy, 1994).

Pada proses pembuatan medium ada hal penting yang harus diperhatikan, yaitu

derajat keasaman (pH). Derajat keasaman (pH) medium berkisar antara 5.6-5.8 untuk kultur

tanaman anggrek. pH medium yang terlalu tinggi menyebabkan medium menjadi keras,

sedangkan pH medium yang terlalu rendah dapat menyebabkan medium tidak dapat memadat

(Narayanaswamy, 1994).

Selain pH ditambahkan juga hormon atau zat pengatur tumbuh untuk memacu

pertumbuhan eksplan. Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh berupa

hormon 2,4 D (2,4-dinitrofenol) yang merupakan hormon auksin sintetik yang berfungsi

untuk memacu pertumbuhan akar. Hormon BAP juga ditambahkan pada medium yang

merupakan hormon sitokinin sintetis dan berfungsi untuk mempercepat pembelahan sel pada

jaringan yang dikulturkan (Narayanaswamy, 1994).

Menurut Handaryono dan Wijayani (1994), overplanting adalah pemindahan anggrek

yang masih sangat kecil dari medium lama ke medium baru yang dilakukan secara aseptis

didalam ruang penabur. Tujuannya adalah agar anggrek tersebut tetap mendapat unsur hara

untuk pertumbuhannya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam overplanting adalah :

1. Biji anggrek yang sudah ditabur akan berkecambah menjadi planlet dalm waktu 3-4

bulan. Dalam keadaan demikian, pertumbuhan anggrek sudah saling berdesakan dan

saling berebutan unsur hara yang semakin menipis sehingga perlu dipindahkan ke

medium baru.

2. Medium overplanting yang digunakan sama dengan medium lama, biasanya berupa

medium VW. Dalam ruang penabur anggrek diambil satu-persatu dengan

menggunakan pinset panjang kemudian langsung dipindahkan kedalam botol baru,

kemudian disimpan dalam ruang inkubasi dengan suhu 250C.

Page 6: Overplanting Dan Tabur

3. Overplanting perlu dilakukan dua kali sebelum tanaman anggrek siap dipindahkan

kedalam pot.

Overplanting adalah pemindahan bibit anggrek (planlet) ke dalam botol steril yang

baru. Tujuan overplanting adalah agar planlet tetap mendapatkan unsur hara untuk

pertumbuhannya. Bila media agar lebih dari 3 bulan tidak diganti, maka media akan tampak

kecoklatan, menjadi menipis dan mengering, serta layu. Untuk anggrek silangan, keadan

demikian akan sanat merugikan. Oleh karena itu sebelum terlambat, angrek botol harus

segera diperjarang dalam media segar yang baru (Hendaryono, 2006).

Biji anggrek mulai membesar setelah dua minggu dikulturkan. Setelah 3 sampai 6

minggu, chlorophyl mulai terbentuk diikuti dengan perkecambahan biji. Kecambah

berkembang menjadi plantlet muda dengan akar, batang dan daun setelah 6 bulan

dikulturkan. Bibit muda ini menyerap nutrisi dan karbohidrat dalam media dengan sangat

cepat. Selain itu, media menjadi asam karena akumulasi senyawa-senyawa fenolik dalam

ruang kultur. Untuk mengatasinya, ditambahkan media baru dengan cara memasukkan media

baru dengan jarum steril melalui botol kultur. Jika semua biji telah berkecambah dan bibit ini

mulai membesar,  botol menjadi terlalu penuh dan sesak sehingga ruang yang tersedia untuk

pembesaran bibit terbatas. Untuk mengatasinya dilakukan penjarangan dengan

mensubkulturkan bibit ke media dan botol-botol kultur lainnya. Plantlet membesar dan dapat

dipindahkan ke lapangan setelah berumur 12 bulan (Mulyaningsih, 2007).

IV. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Petridish 10. Kertas payung

2. Kertas saring 11. Lampu spiritus

3. Entkas 12. Masker

4. Kertas label 13. Sarung tangan

5. Gelas beker 14. Pinset

6. Skalpel 15. Botol jam

7. Plastik wrap 16. Botol besar

8. Aluminium foil 17. Botol spray

9. Karet gelang 18. Rak penyimpanan

Page 7: Overplanting Dan Tabur

B. Bahan

a) Air ledeng

b) Formalin padat

c) Alkohol 70%

d) Deterjen

e) Bibit anggrek dalam botol (plantlet)

f) Buah (biji) anggrek

g) Medium VW pisang

h) Medium VW air kelapa

V. CARA KERJA

A. Penaburan Biji Anggrek

1. Bagian luar buah anggrek dicuci dengan deterjen dan dibilas di bawah air

mengalir hingga bersih.

2. Setelah bersih, buah anggrek dimasukkan ke dalam gelas beker dan ditutup

dengan alumunium foil.

3. Semua peralatan yang akan digunakan disiapkan di dalam laminair air flow.

4. Buah anggrek disterilisasi dengan dicelupkan dalam alkohol 70% dan dibakar

pada lampu spiritus sampai apinya padam. Kegiatan ini diulang sebanyak tiga

kali.

5. Buah anggrek dipindah ke dalam petridish yang telah berisi kertas saring.

6. Buah anggrek dibelah dengan menggunakan skalpel. Arah pembelahannya

memanjang mengikuti bentuk buah anggrek.

7. Biji anggrek diambil dengan pinset panjang lalu ditaburkan ke dalam medium

VW pisang dan medium VW air kelapa.

8. Biji anggrek yang telah ditaburkan pada medium VW pisang dan VW air kelapa

diamati setiap hari selama dua minggu.

B. Overplanting

1. Semua peralatan yang akan digunakan disiapkan di dalam entkas.

2. Bibit anggrek dalam botol yang berumur 5-8 bulan diambil secukupnya dan

diletakkan di dalam petridish.

Page 8: Overplanting Dan Tabur

3. Bibit anggrek diambil dengan pinset panjang lalu dimasukkan ke dalam medium

baru yaitu medium VW pisang dan medium VW air kelapa.

4. Bibit anggrek yang ditananam diusahakan berukuran sama dan jaraknya diatur

dengan baik.

5. Bibit anggrek tersebut diamati setiap hari selama dua minggu.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Penaburan Biji Anggrek

Hari

Ke-

VW Kelapa VW Pisang

Donny BenQ Gio Philin Ivon Rena Gabie Haryo Jessy

0 - - Berlendir - - - - - -

1 - - Berlendir - - - - - -

2Lendir,

bakteri

- Berlendir - - - - - -

3

- - Berlendir - - Jamur,

warna

putih

- - -

4 - - Berlendir - - - - - -

5 - - Berlendir - - - - - -

6 - - - - - - - - -

7 - - - - - - - - -

8 - - - - - - - - -

9

- - - Warna biji

coklat (tidak

ada

kontaminan)

- - - - -

10 - - - - - - - - -

11 - - - - - - - - -

12 - - - Lendir - - - - -

Page 9: Overplanting Dan Tabur

13 - - - - - - - - -

14 - - - - - - - - -

Tabel 2. Hasil Pengamatan Overplanting Anggrek

Hari

Ke-

VW Kelapa VW Pisang

Donny Gabie Gio Haryo Jessy Rena Philin Ivon BenQ

0 - - - - - - - - -

1 - - - - - - - - -

2 - - - - - - - - -

3

- - - - - Berja

mur

warna

putih

kekun

ingan

- -

4

- - Jamur

berwarna

putih

- - - - - -

5

Jamur

warna

putih

di

mediu

m

- Berjamur

berwarna

putih

- - - - - Jamur

pada

kalus

(putih)

6 - - - - - - - - -

7- - - Jamur

putih

- - Jamur

putih

- -

8- Jamur

putih

- - Jamur

putih

- - Jamur

putih

-

9

- - - - - Ada

pertum

buhan

daun

- - -

Page 10: Overplanting Dan Tabur

10

- - - - - Ada

pertum

buhan

daun &

jamur

- - -

11 - - - - - - - - -

12 - - - Lendir - - - - -

13 - - - - - - - - -

14 - - - - - - - - -

B. Pembahasan

Teknik kultur jaringan dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman anggrek

secara cepat. Hal ini dikarenakan biji anggrek jika ditanam langsung di pot/tanah akan sulit

untuk tumbuh karena biji anggrek kecil dan tipis serta biji anggrek tidak memiliki endosperm

(cadangan makanan) untuk perkecambahan awal sehingga metode kultur jaringan ini akan

sangat membantu tumbuhnya tanaman anggrek.

Pada metode kultur jaringan, jika biji anggrek sebagai eksplan ditanam pada medium

yang sesuai dan dilakukan secara benar maka akan dihasilkan banyak tanaman anggrek. Akan

tetapi, tanaman anggrek ini memiliki kelemahan yang menyebabkan medium dapat

terkontaminasi. Satu buah anggrek terdapat beratus-ratus biji anggrek apabila buahnya telah

matang maka buah pecah dan biji keluar berhamburan yang menyebabkan kontaminasi oleh

bakteri dan jamur pada saat ditanam. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

menghindari kontaminasi, yaitu :

1. Sebelum buah masak harus dipetik lalu dimasukkan ke dalam alkohol dan dibakar di

atas lampu spiritus.

2. Biji dipecah di dalam entkas sehingga biji steril lalu biji ditabur pada medium tumbuh

dengan pinset.

3. Medium yang digunakan untuk tempat tumbuh anggrek yaitu medium Vacin and

Went (VW).

4. Medium tumbuh dapat ditambahkan zat-zat yang bisa menentukan keberhasilan

tumbuhnya anggrek yang ditanam.

Page 11: Overplanting Dan Tabur

Pada percobaan penaburan biji anggrek digunakan buah anggrek yang tepat masak

sehingga tidak terlalu tua dan terlalu muda. Biji anggrek yang baik yaitu biji yang remah dan

tidak lengket sehingga mudah diambil saat penaburan. Pemilihan buah anggrek akan

mempengaruhi kualitas biji dan eksplan yang akan ditanam. Untuk menghindari kontaminasi,

buah anggrek disterilisasi secara fisik dengan memasukkan buah anggrek ke dalam alkohol

70% dan dibakar di atas bunsen sampai nyala api hilang sebanyak 3 kali. Sterilisasi dilakukan

karena kulit buah anggrek keras serta untuk menghindari kontaminasi. Buah anggrek yang

sudah disterilisasi lalu dimasukkan entkas. Buah anggrek yang sudah dimasukkan dalam

entkas lalu dibuka secara memanjang mengikuti bentuk buah anggrek. Biji anggrek diambil

lalu ditanam pada medium VW pisang dan VW air kelapa.

Pada percobaan penaburan biji anggrek digunakan medium VW dengan

penambahan ekstrak pisang dan air kelapa. Medium VW merupakan medium yang biasa

digunakan untuk mengkulturkan tanaman anggrek. Medium VW mengandung unsur

makronutrien, mikronutrien, vitamin dan juga dapat ditambahkan hormon yang dapat

berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi eksplan. Air kelapa mengandung berbagai

macam unsur makro seperti karbon, nitrogen dan unsur mikro berupa mineral yaitu kalium,

natrium, kalsium, fosfor, magnesium, dll. Air kelapa juga mengandung komponen aktif

seperti mio-inositol, leukoantosianin, sitokinin. Penggunaan air kelapa pada medium VW

karena air kelapa mengandung diphenyl urea yang memiliki aktivitas seperti hormon

sitokinin yaitu memiliki aktivitas pembelahan sel. Air kelapa dapat digunakan sebagai

hormon eksogen bagi eksplan. Sedangkan pisang mengandung karbohidrat, berbagai vitamin

dan mineral. Komponen-komponen dalam ekstrak pisang digunakan pada medium VW untuk

memacu pertumbuhan kalus dan membantu pertumbuhan biji/bibit anggrek.

Pada percobaan penaburan biji anggrek dilakukan sterilisasi biji anggrek secara

fisik. Buah anggrek yang masih segar dicuci dengan deterjen dan disikat. Deterjen berfungsi

sebagai sterilan untuk membunuh mikroorganisme dan sebagai perlakukan awal. Buah

anggrek kemudian dicelupkan dalam alkohol 70% dan dibakar diatas bunsen. Perlakuan ini

diulang sebanyak 3 kali. Alkohol juga berfungsi sebagai sterilan untuk membunuh

miroorganisme yang ada pada permukaan buah anggrek. Pembakaran buah anggrek

merupakan langkah sterilisasi lebih lanjut sehingga buah anggrek sungguh-sungguh lebih

steril dan diharapkan bebas dari endospora. Kelemahan metode fisik ini adalah pada proses

strerilisasinya yang hanya dilakukan dipermukaan buah saja, sedangkan bagian dalam buah

masih ada kemungkinan terdapat endospora atau mikroorganisme.

Page 12: Overplanting Dan Tabur

Pada percobaan penaburan biji anggrek dilakukan pengamatan selama 2 minggu.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari medium VW kelapa kontaminan terjadi pada

botol Donny, Gio dan Philin. Sedangkan pada medium VW pisang kontaminan terjadi pada

botol Rena. Pada botol Donny kontaminan sudah tampak pada hari ke-2 yaitu kontaminan

bakteri sehingga mediumnya berlendir. Pada botol Gio terlihat adanya lendir dari hari ke-0

sampai hari ke-5. Pada botol Philin pada hari ke-9 warna bijinya menjadi coklat namun tidak

ada kontaminan lalu pada hari ke-12 tampak adanya lendir. Sedangkan pada botol Rena pada

hari ke-3 terlihat adanya kontaminan berupa jamur yang berwarna putih (miselium jamur).

Kontaminasi bakteri ditunjukkan dengan adanya cairan bening atau putih seperti lendir.

Kontaminasi dapat terjadi karena sterilisasi alat dan ruangan yang kurang baik, penanaman

biji anggrek yang kurang benar (kurang aseptis), suhu ruangan yang tidak mendukung, sudah

ada kontaminasi oleh bakteri atau jamur pada biji anggrek sebelum ditanam, pemilihan biji

anggrek yang tidak tepat. Botol-botol yang lain tidak menunjukkan adanya kontaminan.

Namun setelah selesai pengamatan pada semua botol yang tidak terkontaminasi terjadi

perubahan warna menjadi coklat dan lengket, lalu yang medium VW kelapa semuanya sudah

muncul sedikit kalus, sedangkan yang medium VW pisang pada hari ke-13 semuanya terjadi

perubahan warna pada biji anggreknya. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

medium VW pisang lebih baik daripada medium VW air kelapa untuk medium penaburan

biji anggrek. Hal ini dikarenakan medium VW pisang memiliki tingkat kontaminasi yang

lebih rendah daripada medium VW air kelapa (cara kerja lebih aseptis) sehingga medium VW

pisang dapat bertahan lebih lama. Setiap jenis biji anggrek yang ditabur memiliki kecepatan

tumbuh yang berbeda-beda, tergantung dari komposisi nutrien dan kemampuan biji untuk

tumbuh.

Overplanting adalah pemindahan anggrek yang masih sangat kecil (5-8 bulan) dari

medium lama ke medium baru dengan komposisi sama yang dilakukan secara aseptis di

dalam entkas. Tujuan overplanting agar anggrek tetap mendapat unsur hara sehingga

pertumbuhannya tetap berlangsung. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan

overplanting yaitu :

1. Biji anggrek yang sudah ditabur akan berkecambah menjadi planlet dalam

waktu 3-4 bulan. Dalam keadaan ini, planlet saling berdesakan dan berebut unsur hara

yang semakin menipis sehingga planlet harus dipindah ke medium baru.

2. Medium baru memiliki komposisi yang sama dengan medium lama. Dalam

entkas, anggrek diambil satu per satu dengan pinset lalu dipindah ke dalam botol baru

Page 13: Overplanting Dan Tabur

dalam posisi tegak dan disimpan pada suhu 25C. Penanaman planlet tidak boleh

berdesak-desakan tetapi harus ada jarak agar planlet tidak berebut unsur hara.

3. Overplanting dilakukan sebanyak 2 kali sebelum tanaman anggrek dipindah

ke dalam pot.

Bibit anggrek yang akan ditanam pada medium baru harus memenuhi beberapa

syarat, yaitu : nama jenis tanaman harus jelas, tanaman hijau segar, tanaman tidak layu, kuat

dan tidak ada daun yang busuk, akar tanaman sudah muncul dan kuat serta medium belum

terkontaminasi. Pengamatan overplanting juga dilakukan selama 2 minggu. Kondisi awal

bibit anggrek pada medium VW air kelapa dan VW pisang masih baik yaitu tanaman hijau,

sehat, akar kuat, dan posisi tegak. Pemindahan bibit yang dilakukan harus benar-benar teliti,

jarak antar bibit diperhatikan sehingga tidak terlalu berdekatan, pada satu botol ditanam 5-8

bibit anggrek, dan yang paling utama adalah dijaga kesterilannya.

Hasil yang diperoleh pada kegiatan overplanting ini adalah semua botol baik pada

medium VW pisang maupun VW kelapa terkena kontaminan. Kontaminan pada semua botol

tersebut berupa jamur berwarna putih. Namun pada botol Rena terlihat ada pertumbuhan

daun sejak hari ke-9. Kontaminasi dapat terjadi karena penanaman planlet yang kurang benar

(kurang aseptis), kondisi tanaman anggrek yang akan ditanam dan suhu ruangan yang tidak

mendukung. Berdasarkan hasil ini sulit untuk menentukan medium mana yang lebih baik

untuk kegiatan overplanting. Namun berdasar teori yang ada medium VW air kelapa lebih

baik daripada medium VW pisang untuk medium overplanting karena medium VW air

kelapa memiliki senyawa yang berfungsi sebagai antimikrobia sehingga tingkat kontaminasi

akan lebih rendah daripada medium VW pisang. Oleh karena itu, medium VW air kelapa

dapat bertahan lebih lama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dari percobaan

penaburan biji anggrek dan overplanting adalah:

1. Jenis biji yang digunakan untuk menabur.

2. Adanya kontaminasi bakteri atau jamur pada biji anggrek yang akan ditanam.

3. Keadaan anggrek yang akan di-overplanting.

4. Jenis medium yang digunakan akan sangat menentukan tumbuhnya eksplan.

5. Komposisi medium dan zat yang ditambahkan harus memiliki jumlah yang sesuai dan

tepat.

6. Keaseptisan alat, medium, ruang, eksplan dan saat bekerja.

7. Penyusunan botol-botol anggrek dalam rak sebaiknya jangan ditumpuk agar steril dan

tidak terjadi kontaminasi.

Page 14: Overplanting Dan Tabur

8. Suhu ruangan sesuai dengan pencahayaan lampu neon 60 watt per ruangan.

9. Tingkat kelembaban udara dan pencahayaan dalam rak penyimpan botol-botol anggrek.

Menurut teori yang ada media VW dengan air kelapa akan lebih baik bagi

pertumbuhan eksplan yang masih dalam tahap akan pembentukan kalus seperti eksplan dari

biji, karena dalam air kelapa mengandung zeatin yang termasuk golongan sitokinin yang

befungsi mempercepat pembelahan sel dan pembentukan tunas. Sedangkan ekstrak pisang

akan lebih baik memacu perutumbuhan tanaman yang sudah utuh karena merupakan sumber

karbohidrat yang digunakan sebagai sumber energi dan sumber C bagi tanaman untuk

tumbuh. Namun hasil yang diperoleh pada kedua kegiatan yaitu penaburan biji anggrek dan

overplanting, perbandingan antara medium VW kelapa dan VW pisang tidak sesuai dengan

teori teesebut.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Medium yang digunakan dalam kegiatan penaburan biji anggrek dan

overplanting anggrek adalah medium VW pisang dan VW kelapa.

2. Pada percobaan penaburan biji anggrek terdapat 4 botol yang terkontaminasi.

Sebagian besar kontaminan berupa bakteri karena terlihat adanya lendir pada medium.

Selain itu ada juga kontaminan jamur berupa serabut putih (miselium).

3. Medium yang lebih baik digunakan untuk penaburan biji anggrek adalah

medium VW pisang.

4. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kontaminasi yaitu : sterilisasi alat dan

ruangan yang kurang baik, penanaman biji anggrek yang kurang benar (kurang

aseptis), suhu ruangan yang tidak mendukung, sudah ada kontaminasi oleh bakteri

atau jamur pada biji anggrek sebelum ditanam, pemilihan biji anggrek yang tidak

tepat.

5. Pada percobaan overplanting semua botol mengalami kontaminasi yaitu berupa

jamur karena tampak serabut putih (miselium) baik pada medium dan juga kalus

anggrek.

6. Medium yang lebih baik digunakan untuk overplanting bibit anggrek adalah

medium VW kelapa.

Page 15: Overplanting Dan Tabur

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penaburan biji anggrek dan overplanting

yaitu kontaminasi bakteri atau jamur, jenis eksplan, jenis dan komposisi medium, suhu

ruangan, keadaan biji anggrek, kelembaban udara, tingkat keaseptisan dalam bekerja.

VIII. Daftar Pustaka

Gunawan, L. W. 2002. Budi Daya Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hendaryono, D. P. S. 2006. Budidaya Anggrek dengan Bibit dalam Botol. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Hendaryono, D. P. S. dan Wijayani, A. 1994. Teknik Kultur Jaringan Pengenalan dan

Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif-Modern. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Mulyaningsih, T. 2007. Gaya Belajar Kultur Jaringan. www.e-learning.ac.id. 16 Maret 2011.

Narayanaswamy, S. 1994. Plant Cell and Tissue Culture. Tata McGraw-Hill Publishing

Company. New Delhi.

Palungkun, R. 1992. Aneka Produk Olahan Kelapa. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sandra, E. 2003. Kultur Jaringan Anggrek Skala Rumah Tangga. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Santoso, H. 2001. Tepung Pisang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sriyanti, D. P. 2007. Pembibitan Anggrek dalam Botol. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Yudie, 2009. Budidaya Tanaman Anggrek. www.emhatta.wordpress.com. 16 Maret 2011.