determinasi penyebab kerusakan hutan nipah di desa … · determinasi penyebab kerusakan hutan...

8
DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Jl. Tanah Grogot, Gedung C15 Lt. III, Fakultas Pertanian Unmul, HP: 081347831771, e-mail: [email protected] Abstract. Determination of the Causal Agent of Nipah Palm Damage at Batu-batu Village, Gunung Tabur District, Berau Regency. This research was initiated by damage case of nipah palm (Nypa fruticans) at Batu-batu village, Gunung Tabur, Berau district of East Kalimantan. Batu-batu villager realized that nipah palm around their village (Sodang Besar island) by early March 2007 was damaged by unknown factor. Because of their horizon and knowledge limitation, people in the area were complaining to the coal mining company (PT Berau Coal), because they believed that the causal factor of damage of nipah palm was the pollution and toxicant of coal mining activities. To determine the causal agent of nipah palm damage objectivelly, field observation was carried out on May 16 th 2007. All possible damage factors were considered, abiotic as well as biotic factors. Furthermore, based on the visual observations of damage symptom and sign, it was confirmed that the damage of nipah palm was caused by an insect pest. Identification of the insect was conducted based on the biological and geographical distribution. Finally, it was concluded that the damage agent of nipah palm at Batu-batu was the Philippine leaf-miner (Promecotheca cumingii Baly). Kata kunci: Nypa fruticans, kerusakan, Promecotheca, Berau Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan oleh staf Environment Section PT Berau Coal, telah terjadi kerusakan hutan nipah (Nypa sp.) di Desa Batu- batu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Gejala kerusakan dimulai dengan berubahnya warna daun-daun yang telah membuka sempurna menjadi coklat secara berangsur dan akhirnya seluruh daun mengering dan meranggas, hanya daun muda yang baru muncul yang tetap hijau. Gejala kerusakan hutan nipah mulai menarik perhatian masyarakat Desa Batu- batu sekitar awal Maret 2007 dan menurut dugaan mereka kerusakan tersebut disebabkan oleh debu beracun yang berasal dari aktivitas penambangan dan pengangkutan batu bara yang dilakukan PT Berau Coal. Namun, pendapat masyarakat tersebut sementara disangkal oleh staf lingkungan PT Berau Coal, dengan alasan bahwa tumbuhan nipah di wilayah Pulau Besing yang berada lebih dekat dengan conveyor di Lati mine operation justru kondisinya tetap sehat. Menurut staf lingkungan PT Berau Coal, kerusakan nipah tersebut memang mungkin saja disebabkan oleh keracunan, tetapi sumber dan jenis bahan peracun tersebut masih harus diteliti lebih cermat. Namun, staf tersebut menduga bahwa penyebab kerusakan tersebut adalah hama atau patogen, walaupun belum bisa dibuktikan penyebab pastinya. Dugaan tersebut didasarkan pada kenyataan, bahwa kerusakan tersebut hanya terjadi pada tumbuhan nipah secara spesifik, dengan 203

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI

DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR

KABUPATEN BERAU

Suyadi Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Jl. Tanah Grogot, Gedung C15 Lt. III,

Fakultas Pertanian Unmul, HP: 081347831771, e-mail: [email protected]

Abstract. Determination of the Causal Agent of Nipah Palm Damage at Batu-batu Village, Gunung Tabur District, Berau Regency. This research was initiated by damage case of nipah palm (Nypa fruticans) at Batu-batu village, Gunung Tabur, Berau district of East Kalimantan. Batu-batu villager realized that nipah palm around their village (Sodang Besar island) by early March 2007 was damaged by unknown factor. Because of their horizon and knowledge limitation, people in the area were complaining to the coal mining company (PT Berau Coal), because they believed that the causal factor of damage of nipah palm was the pollution and toxicant of coal mining activities. To determine the causal agent of nipah palm damage objectivelly, field observation was carried out on May 16

th

2007. All possible damage factors were considered, abiotic as well as biotic factors. Furthermore, based on the visual observations of damage symptom and sign, it was confirmed that the damage of nipah palm was caused by an insect pest. Identification of the insect was conducted based on the biological and geographical distribution. Finally, it was concluded that the damage agent of nipah palm at Batu-batu was the Philippine leaf-miner (Promecotheca cumingii Baly).

Kata kunci: Nypa fruticans, kerusakan, Promecotheca, Berau

Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan oleh staf Environment

Section PT Berau Coal, telah terjadi kerusakan hutan nipah (Nypa sp.) di Desa Batu-

batu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Gejala kerusakan dimulai

dengan berubahnya warna daun-daun yang telah membuka sempurna menjadi coklat

secara berangsur dan akhirnya seluruh daun mengering dan meranggas, hanya daun

muda yang baru muncul yang tetap hijau.

Gejala kerusakan hutan nipah mulai menarik perhatian masyarakat Desa Batu-

batu sekitar awal Maret 2007 dan menurut dugaan mereka kerusakan tersebut

disebabkan oleh debu beracun yang berasal dari aktivitas penambangan dan

pengangkutan batu bara yang dilakukan PT Berau Coal. Namun, pendapat

masyarakat tersebut sementara disangkal oleh staf lingkungan PT Berau Coal,

dengan alasan bahwa tumbuhan nipah di wilayah Pulau Besing yang berada lebih

dekat dengan conveyor di Lati mine operation justru kondisinya tetap sehat.

Menurut staf lingkungan PT Berau Coal, kerusakan nipah tersebut memang

mungkin saja disebabkan oleh keracunan, tetapi sumber dan jenis bahan peracun

tersebut masih harus diteliti lebih cermat. Namun, staf tersebut menduga bahwa

penyebab kerusakan tersebut adalah hama atau patogen, walaupun belum bisa

dibuktikan penyebab pastinya. Dugaan tersebut didasarkan pada kenyataan, bahwa

kerusakan tersebut hanya terjadi pada tumbuhan nipah secara spesifik, dengan

203

Page 2: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 1 (2), OKTOBER 2008 204

asumsi bahwa hama atau patogen tersebut hanya dapat menyerang nipah sebagai

tumbuhan inangnya. Jika kerusakan tersebut terjadi akbat keracunan, kemungkinan

yang menderita kerusakan tidak hanya nipah, tetapi termasuk tumbuhan lain di

wilayah yang sama.

Berdasarkan latar belakang seperti telah diuraikan di atas, kegiatan determinasi

ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui penyebab kerusakan hutan

nipah di Desa Batu-batu, Kabupaten Berau dengan tujuan utama untuk mengetahui

penyebab utama kerusakan nipah, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya kerusakan dan menentukan alternatif bagaimana cara mengatasi

kerusakan yang telah terjadi.

METODE PENELITIAN

Observasi lapangan dilakukan di Pulau Sodang Besar Desa Batu-batu,

Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau. Sebagai pembanding pengamatan juga

dilakukan pada beberapa pulau yang mengelilingi Pulau Sodang Besar. Kegiatan

observasi dilakukan pada 16 Mei 2007, dan gejala kerusakan hutan nipah di daerah

tersebut telah teramati oleh masyarakat pada awal bulan Maret 2007.

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui penyebab kerusakan hutan nipah di

Pulau Sodang Besar dengan fokus pengamatan pada penyebab biotik (hama atau

patogen) maupun penyebab abiotik (mungkin keracunan atau pencemaran).

Observasi penyebab kerusakan abiotik, yang mungkin disebabkan oleh

keracunan ataupun pencemaran, dilakukan berdasarkan pengamatan fisual pada

pangkal batang nipah, permukaan lumpur dan air di sekitar tanaman yang

menunjukkan gejala kerusakan. Bila ada indikasi pencemaran dilakukan

pengambilan sampel lumpur, air dan batang tanaman nipah untuk keperluan analisis

di laboratorium.

Penyebab kerusakan biotik, baik oleh hama atau patogen, diamati berdasarkan

gejala (symptom) dan tanda (sign) (berupa telur, larva, imago ataupun propagul

patogen). Oleh karena kerusakan terjadi pada daun, maka sampel gejala dan tanda

utama dikumpulkan dari daun tumbuhan nipah. Sampel yang dikumpulkan

digunakan untuk menganalisis gejala kerusakan berdasarkan pembandingan dengan

pictorial keys dan isolasi patogen serta rearing hama yang mungkin bisa diperoleh.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, data dan informasi disajikan

secara faktual sesuai dengan keadaan di lapangan dan dilakukan analisis logis

pembandingan dengan menggunakan referensi yang relevan. Selanjutnya data dan

informasi yang diperoleh dijadikan dasar untuk penelitian yang lebih mendalam dan

fokus dengan berbagai perlakuan pembuktian yang diperlukan untuk mengetahui

penyebab kerusakan nipah di daerah penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Lingkungan Observasi

Berdasarkan observasi lapangan diketahui, bahwa kerusakan nipah hanya terjadi

di satu pulau saja, yaitu Pulau Sodang Besar, sedangkan hutan nipah di pulau-pulau

Page 3: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

205 Suyadi (2008). Determinasi Penyebab Kerusakan Hutan

sekitarnya tetap sehat. Tumbuhan nipah yang berada di seberang sungai, baik di

Pulau Telasau, Pulau Lalawan, Pulau Nakal, Pulau Lusuran Naga dan daratan utama

Kalimantan juga tidak mengalami kerusakan. Kenyataan demikian menunjukkan

bahwa sungai dapat menjadi barier alam penyebaran penyebab kerusakan tumbuhan

nipah, sehingga penyebab kerusakan pada tumbuhan nipah di wilayah observasi

lebih mengarah kepada penyebab biotik dibandingkan dengan penyebab abiotik.

Penyebab biotik tersebut mempunyai kekurangan, daya penyebarannya terbatas dan

tidak dapat menyeberangi sungai, kecuali bilamana terbawa oleh manusia secara

tidak sengaja.

Penyebab Kerusakan Abiotik

Mengacu pada pendapat masyarakat setempat, patut diduga bahwa penyebab

kerusakan abiotik pada tumbuhan nipah adalah keracunan. Sumber bahan beracun

tersebut mungkin saja berasal dari limbah kegiatan penambangan batu bara yang

berada di hulu sungai atau dapat juga berasal dari limbah input produksi (pupuk dan

pestisida) yang digunakan dalam pengelolaan tambak yang ada di wilayah Pulau

Sodang Besar dan sekitarnya. Jika asumsinya demikian, maka kecil kemungkinan

peracunan atau pencemaran tersebut lewat udara dan peluang lebih besar

pencemaran tersebut lewat perairan.

Observasi dilakukan untuk mendeteksi pencemaran bahan beracun melalui

perairan, sebagai penelitian awal dilakukan pengamatan terhadap kondisi pangkal

batang nipah, lumpur dan air di bawah pohon nipah. Secara fisual tidak

menunjukkan adanya gejala kelainan/kerusakan akibat keracunan pada pangkal

batang pohon nipah. Gejala pencemaran melalui air biasanya meninggalkan noda

warna yang spesifik pada pangkal batang tumbuhan, antara batas air pada saat

pasang tinggi dan pasang rendah. Demikian pula warna dan aroma air dan lumpur

yang berada di bawah pohon nipah yang sakit (rusak) tidak menunjukkan perbedaan

yang berarti.

Kerusakan oleh pencemaran bahan beracun pada tumbuhan nipah bisa saja

terjadi. Jika dipertanyakan mengapa hanya nipah yang rusak, sedangkan tumbuhan

yang lain tetap sehat, jawabnya mungkin nipah memang merupakan tumbuhan yang

paling peka. Namun, berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui, bahwa banyak

anakan pohon nipah masih sehat berada satu hamparan dengan tanaman yang rusak,

sehingga sangat kecil kemungkinan penyebab kerusakan hutan nipah di daerah ini

adalah faktor abiotik.

Penyebab Kerusakan Biotik

Hama atau patogen merupakan faktor biotik yang dapat menimbulkan gejala

kerusakan seperti pada tumbuhan nipah tersebut. Pengamatan terhadap penyebab

kerusakan biotik difokuskan pada bagian daun tumbuhan nipah, karena gejala

kerusakan terjadi pada daun. Pengamatan dimulai pada tumbuhan nipah yang berada

di tepi sungai, secara fisual gejala kerusakan mula-mula berupa bercak daun yang

memanjang, sekilas seperti gejala serangan jamur Pestalotia palmarum (Gambar 1),

tetapi kemudian bercak tersebut dapat berkembang memanjang bahkan sampai

sepanjang daun nipah. Daun nipah yang memiliki bercak memanjang tersebut,

Page 4: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 1 (2), OKTOBER 2008 206

ternyata mudah dibelah, sisi atas dan sisi bawah daun mudah terbelah/terpisah (Gambar 1B). Pada saat membelah daun yang rusak tersebut ditemukan kotoran larva serangga dan larva yang telah mati (Gambar 1C), tetapi tidak ditemukan imago serangga tersebut. Pengamatan selanjutnya dilakukan pada lahan tambak milik Pak Ramli, selain dikelilingi pohon nipah di pematang tambak Pak Ramli juga ditanam pohon kelapa.

Gambar 1. Gejala Kerusakan pada Daun

Nipah, Berupa Becak Daun Memanjang

(A), Mudah Dibelah (B), Ditemukan

Kotoran dan Larva Serangga Mati (C)

Gambar 2. Gejala Kerusakan pada Daun

Kelapa yang Sama dengan Daun Nipah

(A) dan Kumbang yang Berasosiasi

dengan Gejala Kerusakan (B) serta

Penemuan Kumbang yang Sama pada

Tumbuhan Nipah dengan Kerusakan

Ringan (C)

Page 5: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

207 Suyadi (2008). Determinasi Penyebab Kerusakan Hutan

Fokus pengamatan kemudian dialihkan pada beberapa pohon kelapa di

pematang tambak tersebut, yang juga menunjukkan gejala kerusakan sama dengan

nipah (Gambar 2A). Kebetulan pada pohon kelapa tersebutlah mula-mula ditemukan

kumbang (Gambar 2B) yang dapat diduga sebagai penyebab kerusakan. Kemudian

dilanjutkan pengamatan kepada tumbuhan nipah di sekitar tambak yang

kerusakannya belum begitu parah dan ternyata ditemukan pula kumbang yang sama

(Gambar 2C). Maka selanjutnya dilakukan penangkapan terhadap kumbang tersebut

dan mengumpulkan gejala serangan, baik pada daun kelapa maupun daun nipah,

guna dimanfaatkan sebagai data pendukung identifikasi.

Identifikasi Kumbang

Berdasarkan penemuan larva pada daun yang menunjukkan gejala kerusakan

(Gambar 1C) dan kumbang (Gambar 2B), baik pada daun kelapa maupun nipah,

maka fokus determinasi penyebab kerusakan nipah ditujukan pada identifikasi

kumbang tersebut. Identifikasi dilakukan berdasarkan karakteristik morfologi, gejala

kerusakan dan penyebaran secara geografis. Identifikasi berdasarkan karakteristik

morfologi menggunakan spesimen kumbang dan larva yang diperoleh di wilayah

observasi. Berdasarkan spesimen kumbang yang ditemukan diketahui mempunyai

kemiripan dengan genus kumbang Brontispa, Plesispa atau Promecotheca

(Kalshoven, 1981; Soetedjo, 1989) yang memang dikenal sebagai hama pada

keluarga Palmae, termasuk kelapa (Coccos nucifera) dan nipah (Nypa fruticans).

Gambar 3. Larva Kumbang yang

Ditemukan telah Mati Akibat Infeksi

Jamur pada Daun Nipah (A) dan

Kelapa (B) yang Menunjukkan

Gejala Kerusakan

Larva yang ditemukan dalam daun yang mengalami gejala kerusakan, meskipun

sudah mati akibat infeksi jamur (Gambar 3), merupakan spesimen penting kedua

yang dapat digunakan untuk identifikasi. Berdasarkan gambar ilustrasi standar

(fictorial key) diketahui, bahwa larva genus Brontispa dan Plesispa membesar pada

bagian tengah badan dan mengarah ke bagian posterior, sebaliknya Promecotheca

memiliki larva yang membesar pada bagian tengah badan dan mengarah ke anterior

(Tjoa, 1953; Kalshoven, 1981; Soetedjo, 1989). Sesuai dengan spesimen (Gambar 3)

yang diperoleh dari lapangan, maka identifikasi spesimen mengarah kepada genus

Promecotheca.

Dukungan fakta untuk identifikasi berasal dari gejala kerusakan yang

ditimbulkan oleh kumbang Brontispa dan Plesispa. Mereka menyerang tumbuhan

Page 6: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 1 (2), OKTOBER 2008 208

inang (tumbuhan Palmae) pada daun muda yang belum mekar. Sering dijumpai

Brontispa lebih banyak menyerang tumbuhan dewasa, sebaliknya Plesispa lebih

banyak menyerang tumbuhan muda, sedangkan Promecotheca pada umumnya

menyerang tanaman inang pada daun yang telah membuka sempurna hingga daun

tua. Seperti ditemukan di daerah observasi, seluruh daun nipah yang telah membuka

rusak dan akhirnya mengering. Demikian pula gejala kerusakan yang terjadi, sesuai

dengan deskripsi yang dibuat oleh Lever (1969), sehingga identifikasi spesimen

mengarah kepada genus Promecotheca.

Genus Promecotheca diketahui dapat menyerang genus Areca, Phoenix,

Ravenala, Phyzelephas, Elaeis, Nypa, Metroxylon, dan Roystonea (Lever, 1969),

sehingga kemungkinan bahwa genus Promecotheca menyerang tumbuhan nipah di

daerah observasi merupakan suatu fakta yang dapat diterima. Lebih lanjut diketahui,

genus Promecotheca memiliki beberapa anggota spesies antara lain adalah

Promecotheca caerulipennis Blanchard, P. cumingii Baly, P. opacicollis Cestro, P.

papuana Csiki dan P. soror Maul.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilaporkan diketahui bahwa

spesies Promecotheca yang menyerang nipah adalah P. cumingii. Menurut Lever

(1969), penyebaran P. cumingii meliputi wilayah Filipina, Semenanjung Malaysia,

Singapura, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa. Dilaporkan oleh Othman (2008), bahwa

P. cumingii pertama kali diketahui menyerang tanaman kelapa di Malaka pada tahun

1917, kemudian pada tahun 1972 ledakan populasinya terjadi lagi di Penang dan

Kedah, yang terakhir ledakan populasi hama ini terjadi pada tahun 1995/1996

menyerang sagu dan kelapa di Serawak. Serangan P. cumingii di Indonesia terjadi

pada tahun 1984/1985 di wilayah Sulawesi Tengah dan menghancurkan sekitar 1813

ha kebun kelapa (Hosang dkk., 2008).

Sesuai dengan telaah identifikasi seperti telah diuraikan di atas, yang didasarkan

pada karakteristik morfologi, gejala serangan dan penyebaran geografis, maka dapat

disimpulkan bahwa kumbang penyebab kerusakan hutan nipah di Desa Batu-batu,

Kecamatan Gunung Tabur Kabupaten Berau adalah Promecotheca cumingii Baly.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan serta analisis dan

identifikasi terhadap spesimen hama yang ditemukan di daerah observasi, dalam

penelitian ini dapat dikemukan kesimpulan bahwa penyebab utama kerusakan hutan

nipah di daerah observasi adalah kumbang Promecotheca cumingii Baly. Serangan

kumbang ini masih terbatas di Pulau Sodang Besar dan penyebarannya sangat

dipengaruhi oleh aktivitas manusia.

Saran

Daun nipah sering dimanfaatkan orang untuk atap rumah. Agar tidak terjadi

penyebaran lebih luas ke tanaman dari keluarga Palmae terutama tanaman rakyat,

maka disarankan agar berhati-hati dalam mengambil daun nipah untuk tidak

terambil daun yang tidak sehat yang kemungkinan terserang oleh kumbang P.

cumingii.

Page 7: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

209 Suyadi (2008). Determinasi Penyebab Kerusakan Hutan

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada PT Berau Coal, khususnya

Environment Section yang telah memfasilitasi perjalanan ke lapangan dan

memberikan informasi tentang adanya kejadian kerusakan hutan nipah di Kabupaten

Berau ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hosang, M.L.A.; J.C. Alouw and H. Novarianto. 2008. Biological Control of Brontispa

longissima (Gestro) in Indonesia. Indonesian Coconut and Other Palm Research

Institute, P.O. Box 1004, Manado 95001, e-mail: [email protected]

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in Indonesia. Translation by van der Laan. PT

Ichtiar Baru – Van Hoeve, Jakarta.

Lever, R.J.A.W. 1969. Pest of the Coconut Palm. Food and Agriculture Organization of the

United Nations, Rome.

Othman, M.H. 2008. Current Status of Coconut Chrysomelid Beetles in Malaysia. Plant

Protection and Plant Quarantine Division, Malaysian Department of Agriculture, Kuala

Lumpur, e-mail: [email protected]

Soetedjo, M.M. 1989. Hama Tanaman Keras dan Alat Pemberantasannya. Bina Aksara,

Jakarta.

Tjoa, T.M. 1953. Memberantas Hama-hama Kelapa dan Kopra. Noordhoff-Kolff, Jakarta.

Page 8: DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA … · DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU Suyadi Laboratorium

DETERMINASI PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

NIPAH DI DESA BATU-BATU, KECAMATAN

GUNUNG TABUR KABUPATEN BERAU

Suyadi

Separata (reprint) dari jurnal:

KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA

Volume 1, Nomor 2, Oktober 2008

ISSN 2085−5885

PUBLIKASI BERKALA PENELITIAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEHUTANAN

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA