nomenklatur dan erupsi gigi dan impaksi dan sar dan ameloblastoma dan epulis

47
NOMENKLATUR GIGI Penamaan gigi berguna untuk memudahkan penulisan di rekam medis kesehatan gigi pasien. Penamaan gigi merupakan representasi diagram gigi yang menunjukkan seluruh permukaan gigi. Penamaan ini dapat menunjukkan keadaan gigi pasien, gigi yang hilang, penanganan selanjutnya, penanganan yang sudah dikerjakan, dan permukaan gigi berlubang maupun restorasi gigi. Terdapat 1 garis horizontal yang merupakan garis oklusi (garis kunyah) dan 1 garis vertikal yang merupakan garis medan (garis tengah). Sistem dua digit International Dental Federation (FDI) Setiap gigi diidentifikasi dengan gabungan dua digit. Digit pertama menunjukkan kuadran rahang, sedangkan digit kedua menunjukkan gigi dalam kuadran tersebut. Kuadran diberi nomor 1 sampai 4 (gigi tetap), dan 5 sampai 8 (gigi sulung) dalam arah yang searah jarum jam dan dimulai dari sisi kanan atas. Pada tiap Gambar 1. Penamaan gigi sistem FDI

Upload: aksarayu27

Post on 26-Dec-2015

225 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

nomenklatur gigi

TRANSCRIPT

Page 1: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

NOMENKLATUR GIGI

Penamaan gigi berguna untuk memudahkan penulisan di rekam medis

kesehatan gigi pasien. Penamaan gigi merupakan representasi diagram gigi yang

menunjukkan seluruh permukaan gigi. Penamaan ini dapat menunjukkan keadaan

gigi pasien, gigi yang hilang, penanganan selanjutnya, penanganan yang sudah

dikerjakan, dan permukaan gigi berlubang maupun restorasi gigi. Terdapat 1 garis

horizontal yang merupakan garis oklusi (garis kunyah) dan 1 garis vertikal yang

merupakan garis medan (garis tengah).

Sistem dua digit International Dental Federation (FDI)

Setiap gigi diidentifikasi dengan gabungan dua digit. Digit pertama

menunjukkan kuadran rahang, sedangkan digit kedua menunjukkan gigi dalam

kuadran tersebut. Kuadran diberi nomor 1 sampai 4 (gigi tetap), dan 5 sampai 8

(gigi sulung) dalam arah yang searah jarum jam dan dimulai dari sisi kanan atas.

Pada tiap kuadran, gigi diberi nomor dari garis median ke belakang dari 1 sampai

8 (gigi tetap), dan 1 sampai 5 (gigi sulung). Digit tersebut harus diucapkan

terpisah, misalnya bagi kaninus permanen diucapkan sebagai satu-tiga, dua-tiga,

tiga-tiga, dan empat-tiga.

Gigi permanen:

Gambar 1. Penamaan gigi sistem FDI

Page 2: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Gigi sulung:

Sistem FDI memenuhi persyaratan dasar sebagai berikut ini, yaitu:

a. Sederhana untuk dimengerti dan diajarkan.

b. Mudah untuk diucapkan dalam perakapan dan dikte.

c. Mudah dikomunikasikan dalam cetakan dan dalam kawat.

d. Mudah dalam pengetikan.

e. Mudah diadaptasikan dalam kartu standar dalam praktik.

Sistem Zsigmondy-Palmer, ‘Chevron’ atau Set-square.

Penamaan sistem Zsigmondy-Palmer

terdiri dari simbol ( , , , ) yang

melambangkan kuadran gigi dan angka yang

menunjukkan posisi gigi dari garis tengah.

Angka digunakan untuk penomeran gigi

permanen dan angka romawi digunakan untuk

penomeran gigi sulung. untuk penulisan gigi

susu, Zsigmondy menggunakan angka romawi I sampai IV sedangkan Palmer

menggunakan huruf A sampai E.

Gigi permanen:

Gambar 2. Penamaan gigi dengan sistem Zsigmondy-Palmer

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Page 3: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Contoh: P2 atas kanan = 5

I1 bawah kiri = 1

Gigi sulung:

V IV III II I I II III IV V

V IV III II I I II III IV V

Contoh:

P2 atas kanan = V I1 bawah kiri = I

Penamaan American Dental Association (ADA)

Menghitung gigi nomer 1 dari atas kiri ke atas kanan sampai nomer 16 dan

nomer 17 dari bawah kanan ke bawah kiri sampai nomer 32. Gigi permanen

menggunakan angka, dan gigi sulung menggunakan angka romawi.

Page 4: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Penamaan cara Applegate

Kebalikan dari penamaan ADA, Applegate menghitung gigi nomer 1 dari

atas kanan ke atas kiri sampai nomer 16 dan nomer 17 dari bawah kiri ke bawah

kanan sampai nomer 32. Gigi permanen menggunakan angka, dan gigi sulung

menggunakan angka romawi.

Contoh: P2 atas kanan =

4

I1 bawah kiri = 24

Cara Haderup

Penamaan Haderup menggunakan 2 kuadran, yaitu + untuk rahang atas

dan – untuk rahang bawah.

+ +

– –

Gigi permanen Contoh : Premolar 2 atas kanan = 5 +

Insisivus 1 bawah kiri = – 1

Gigi sulung Contoh: Caninus bawah kanan = 03 –

Molar 2 atas kiri = + 05

Notasi Forensik

NEBDN membuat tabel penamaan gigi yang memperlihatkan penanganan

gigi yang telah dilakukan dan yang alan dilakukan.

Page 5: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Baris di bagian dalam digunakan untuk menulis penanganan yang telah

dilakukan. Baris di bagian luar digunakan untuk menulis penanganan yang akan

dilakukan.

Bagan permukaan gigi:

Labia = bibir (Labium)Lingua = lidahFasial = mukaPalatum = langit-langitSisi mesial = sisi yang berhadapan dengan garis median.Sisi distal = sisi yang bertolak belakang dengan garis median.Sisi bukal = sisi yang menghadap ke pipi.

Penulisan status gigi insisivus:

Page 6: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Penulisan status gigi premolar dan molar:

Contoh penulisan:

Page 7: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

ERUPSI GIGI

Ada dua fase penting dalam proses erupsi gigi yaitu erupsi aktif dan pasif.

Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal,

sejak mahkota gigi tumbuh dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai

mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut. Sedangkan erupsi pasif adalah

pertumbuhan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota bertambah panjang

dan akar bertambah pendek karena adanya perubahan pada perlekatan epitel di

daerah apikal. Dalam anatomi gigi, terdapat gigi sulung dan gigi permanen.

Gigi Sulung

Erupsi gigi sulung pertama biasanya terjadi pada saat anak berusia 6 bulan

dan tumbuh lengkap pada usia 3 tahun. Gigi sulung berjumlah 20 gigi, yaitu 8

insisivus, 4 caninus, dan 8 molar.

Page 8: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Gambar 1. Waktu erupsi gigi sulung dan lepasnya gigi sulung

Gigi sulung tanggal karena adanya erupsi dari gigi

permanen di bawah gigi sulung sehingga membuat akar dari

gigi sulung direabsorbsi. Gigi sulung berguna untuk

mengatur posisi erupsi gigi permanen agar susunannya

sempurna di posisi normal. Pada usia 6-12 tahun, anak

memiliki gigi sulung dan gigi permanen

(mixed dentition) yang sangat penting untuk

dijaga. Pada usia 6 tahun, gigi permanen

pertama tumbuh, yaitu molar 1. Gigi

permanen molar 1 membutuhkan fissure

sealant untuk menjaga gigi tersebut karena

anak-anak masih belum dapat menjaga kebersihan gigi.

Gigi Permanen

Gambar 3. Fissure Sealant pada molar 1 anak

Gambar 2. Erupsi gigi

Page 9: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Gigi permanen terdiri dari 32 gigi. Hampir semua gigi permanen sudah

muncul pada usia 12 tahun, namun gigi molar ketiga biasanya belum muncul

sampai usia 20 tahun. Setelah gigi sulung lepas, gigi permanen tumbuh sebagai

berikut:

Gambar 4. Waktu erupsi gigi permanen

IMPAKSI GIGI

Definisi

Impaksi gigi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang oleh gigi di

dekatnya atau jaringan patologis. Impaksi

diperkirakan secara klinis apabila gigi

antagonisnya sudah erupsi dan hampir

bisa dipastikan apabila gigi yang terletak

pada sisi yang lain sudah erupsi.

Klasifikasi

Klasifikasi impaksi berdasarkan

kedalamannya terbagi menjadi tiga level

(A, B, dan C). Yang pertama yaitu level

A, mahkota gigi molar ketiga impaksi di

Page 10: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

atas garis servikal molar kedua di dekatnya yang menyerupai erupsi. Pada level B,

permukaan oklsi gigi molar ketiga impaksi setinggi garis servikal molar kedua.

Posisi paling dalam yaitu level C, seluruh mahkota gigi molat ketiga impaksi

terletak apikal terhadap garis serikal molar kedua.

Diagnosis

Diagnosis impaksi gigi dilakukan dengan cara Ro panoramik. Indikasi

pencabutan gigi impaksi yaitu:

a. Infeksi karena erupsi yang terlambat dan abnormal (perikoronitis).

b. Berkembangnya folikel menjadi keadaan patologis (kista odontogenik

dan neoplasma).

c. Usia muda, sesudah akar gigi terbrntuk sepertiga sampai dua pertiga

bagian dan sebelum pasien mencapai usia 18 tahun (periode emas).

d. Adanya infeksi (fokus selulitis).

e. Adanya keadaan patologi (odontogenik).

f. Penyimpangan panjang lengkung rahang dan untuk membantu

mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonsi.

g. Prostetik atau restoratif (diperlukan nutuk mencapai jalan masuk ke tepi

ginggiva distal dari molar kedua di dekatnya).

h. Apabila molar kedua di dekatnya dicabut dan kemungkinan erupsi

normal atau berfungsinya molar ketiga impaksi, sangat kecil.

Gambar 1. Klasifikasi impaksi molar ketiga

berdasarkan hubungan ruang dengan gigi molar

kedua disebelahnya

Page 11: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

i. Secara umum, sebelum tulang sangat termineralisasi dan padat, yaitu

sebelum usia 26 tahun.

Gambar 2. Ro Panoramik impaksi gigi

Penanganan impaksi gigi yaitu dengan

pencabutan gigi. Pencabutan gigi molar

ketiga impaksi harus dilakukan persiapan.

Pasien harus nyaman dan bersedia dicabut

giginya. Sedasi yang digunakan yaitu

anastesi lokal dengan cara sedatif oral

pada sore hari sebelum dan 1 jam sebelum

pembedahan. Annastesi umum juga sering

dilakukan. Desain flap, pengambilan tulang dengan bur dan dibantu irigasi larutan

saline, dan pemotongan yang terencana perlu dilakukan. Pencabutan dilakukan

menggunakan elevator potts dan miller dengan posisi mesio-servikal yang

dimasukkan dari lingual. Apilikasi tekanan rotasional dan ungkitan menyebabkan

terungkitnya gigi impaksi mesioangular atau distoangular ke arah distal-bukal.

Gambar 3. Apilikasi tekanan rotasional dan ungkitan pada pencabutan molar 3

Page 12: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis
Page 13: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

STOMATITIS APHTOSA REKUREN (SAR)

Definisi

Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) adalah penyakit mukosa mulut berupa

inflamasi ringan yang sering terjadi kurang lebih 20% dari populasi. Penyakit ini

disebut juga recurrent aphtous ulcer atau canker sores. Ulkus timbul di non-

keratinized mucosa yaitu bibir bagian dalam, ginggiva, lidah, mukosa bukal,

mukosa labia, uvula, dan soft palate secara berulang namun tidak dapat terjadi di

hard palate dan ginggiva marginal. SAR merupakan salah satu penyakit inflamasi

mukosa mulut yang paling menyebabkan nyeri terutama saat makan, menelan, dan

berbicara. Lokasi ulkus menentukan tingkat keparahan penyakit ini. Ulkus di lidah

dapat menyebabkan berbicara dan mengunyah terganggu, sedangkan ulkus di soft

palate dan di esofagus menyebabkan menelan menjadi sangat sakit terutama saat

makan makanan asam.

SAR biasanya timbul pada usia dibawah 30 tahun dan lebih sering terjadi

pada wanita. Dapat tumbuh 1-5 ulkus yang sangat sakit dan berlangsung selama

10 sampai 14 hari tanpa adanya komplikasi. Hari pertama sampai keempat

biasanya yang paling menumbulkan gejala. Awalnya pasien akan merasa seperti

sensasi terbakar atau tingling pada tempat yang akan tumbuh ulkus. Ulkus dapat

muncul berulang setiap bulan sampai setahun sekali.

Etiologi

Etiologi SAR tidak begitu diketahui, namun secara histologis menunjukkan

adanya ulkus nonspesifik dengan infiltrasi dari sel inflamatorik akut dan kronis.

Terdapat banyak sel T dan sitokin TNF-α. SAR tidak menular namun muncul

karena adanya stress, trauma, alergi, hormonal (fase luteal menstruasi) dan auto-

immune disorder (AIDS). Defisiensi zat besi, vitamin B12, dan asam folat juga

menimbulkan SAR. Selain itu, gluten sensitive enteropathy juga memiliki relasi

dengan SAR. Namun SAR tidak ada hubungannya dengan HSV. Kemungkinan

terjadinya SAR yang memiliki orang tua dengan penyakit SAR yaitu 90% dan

20% kemungkinan untuk orangtuanya tidak memiliki SAR. SAR akan lebih parah

Page 14: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

dan akan muncul di usia muda pada pasien yang memiliki riwayat keluarga

dengan SAR.

Saat pre ulseratif terdapat infiltrasi limfosit T CD8+ dan sel NK karena

adanya antigen keranitocyte-associated. Lalu muncul TNF α oleh sel T yang

menyebabkan keratinosit lisis diikuti dengan pembengkakan papular membentuk

erythematous halo. Papul lalu menjadi ulkus yang dilapisi membran fibrosa dan

sembuh dengan regenerasi epitel.

Klasifikasi

Ulkus menimbulkan rasa nyeri, berbatas tegas, bulat atau oval dengan

bagian tengah yang nekrosis dangkal dilapisi pseudomembran berwarna kuning

keabuan dengan erythematous halo. Berdasarkan kriteria klinisnya, SAR

diklasifikasikan menjadi minor, ulkus herpetiform, major, dan severe aphtous

ulcers:

a. SAR Minor (Mikulicz’s aphtae / mild aphtous ulcers)

Yang paling sering terjadi di anak-anak dan dewasa yaitu aphtous minor

(diameter ulkus < 0,5 cm) terjadi pada

80% dari kasus SAR. Ulkus dilapisi oleh

membran putih kekuningan dan dikelilingi

oleh halo merah tipis. Biasanya muncul di

mukosa labia, mukosa bukal, dasar mulut,

ventral dan lateral lidah. Lesi biasanya

tunggal atau multipel (2-6 lesi) dan dapat sembuh tanpa jaringan parut dalam

6-12 hari.

b. Ulkus herpetiform

Timbul secara multipel (10-100 lesi) dengan ulkus

irregular yang bulat kecil-kecil (1-3mm) seperti HSV

(namun tidak berhubungan dengan HSV). Ulkus ini

tidak membentuk vesikel dan tidak mengandung virus.

Biasanya terjadi pada orang tua. Ukuran ulkusnya

tidak berbatas tegas dan lebih kecil dari minor SAR.

Dapat hilang setelah 10-14 hari tanpa jaringan parut.Gambar 2: Ulkus Herpetifrom di ventral lidah

Gambar 1: Minor RAS pada labial mucosa

Page 15: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

c. SAR Major (Periadenitis mucosa necrotica recurrens / ulcerative stomatitis /

Sutton’s disease)

Ulkus dengan diameter berukuran lebih

dari 1 cm ini lebih jarang terjadi yaitu 1-

15% dari kasus SAR. Major SAR jarang

terjadi pada anak-anak. Ulkusnya lebih

dalam dari epitel sampai ke jaringan ikat dan

mukosa tanpa keratin (bibir, soft palate,

kerongkongan). Dapat menetap selama

seminggu sampai berbulan-bulan dan bisa membentuk jaringan parut saat

resolusi.

d. Severe aphtous ulcers

Pasien biasanya selalu mengalami ulkus berulang yang menyebabkan sakit

kronik sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi.

Pasien memiliki ulkus multipel setiap saat dengan ulkus baru saat ulkus lama

sudah mulai sembuh. Mukosa berkeratin juga dapat terjadi pada pasien

dengan severe aphtous ulcers.

Diagnosis

Diagnosis dibuat berdasarkan riwayat penyakit pasien dan pemeriksaan fisik

karena tidak ada pemeriksaan lab spesifik yang bersangkutan dengan SAR.

Namun pemeriksaan lab tetap harus dilakukan seperti tes darah lengkap, folat dan

vitamin B12. Biasanya terdapat penurunan serum iron, folat, dan vitamin B12.

Kelainan sistemik yang sering bersangkutan dengan SAR yaitu ulcerative

colitis, Crohn’s disease, Reiter’s syndrome atau Behcet’s disease, Sweet’s

syndrome (acute febrile neutrophilic dermatosis), PFAPA syndrome (periodic

fever, aphthae, pharyngitis, adenitis syndrome), neutropenia, dan infeksi HIV.

Gambar 3 : Major aphtous di bibir kanan bagian bawah dengan lesi baru di lidah

Page 16: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Pengobatan

Tidak ada penanganan definitif SAR karena etiologinya tidak diketahui

secara pasti. Gejala yang timbul juga berbeda sesuai dengan keadaan masing-

masing pasien. Sehingga pengobatan juga harus disesuaikan per individu. Tujuan

pengobatan SAR yaitu:

1. Pengobatan ulkus (inisiasi penyembuhan dan mengurangi durasi).

2. Mengurasi rasa sakit (mengurangi morbiditas dan mempertahankan

fungsi).

3. Menjaga nutrisi (memastikan makan dan minum yang cukup).

4. Mengontrol penyakit (menghindari kejadian berulang dan mengurangi

frekuensi).

Sebelum memberikan pengobatan, terdapat 3 keadaan klinis SAR yaitu:

a. Tipe A

SAR hanya berlangsung selama beberapa hari dan jarang muncul

dalam setahun. Sakitnya juga dapat ditahan. Perlu dicari faktor pemicu

ulkus. Jika karena trauma saat menyikat gigi, penanganannya yaitu

dengan menggunakan sikat gigi yang lebih lembut dan edukasi metode

sikat gigi yang efektif.

b. Tipe B

SAR yang timbul setiap bulan selama 3-10 hari. Rasa sakit

mungkin dapat ditahan atau bisa sakit sekali sehingga pasien merasa

sulit makan dan membersihkan gigi. Pengobatannya yaitu dengan

Chlorhexidine gluconate 0,20% solution dan kortikosteroid topikal

jangka pendek (triamcinolone acetonide) yang diberikan pada

permukaan ulkus 4 kali sehari. Jika tidak sembuh maka diberikan

kostikosteroid sistemik jangka pendek. Prednisolon diberikan

maksimum 50 mg per hari pada pagi hari. pasien dengan pengobatan

corticosteriod harus dimonitor timbulnya candidosis oral yang dapat

diberikan profilaksis pada pasien dengan kebersihan mulut buruk.

Page 17: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

c. Tipe C

SAR dengan ulkus yang timbul saat ulkus lama mulai sembuh.

Pengobatannya dengan prednisolon topikal, kortikosteroid sistemik

(prednisolon, clobetasol, fluticason), dan imunosupresan (azathioprine,

dapsone). Prednisolone dan imunosupresan dapat dikombinasikan

dengan topikal ointment dan pembersih mulut. Prednisolon sistemik

diberikan mulai dari 1mg/kg/hari dalam 1 dosis untuk pasien dengan

SAR yang parah dan harus di turunkan perlahan dosisnya setelah 1-2

minggu. Efek samping prednisolon dapat timbul karena pemakaian

lebih dari 2 minggu. Untuk mengurasi dosis prednisolon dapat diberikan

azathioprine 50mg/kg/hari. SAR dapat dicegah dengan thalidomide dan

pentoxifylline yang dapat menghambat sintesis TNF-α. Thalidomide

diberikan 100 atau 200 mg/hari. pengobatan lainnya yaitu dengan

elektrokautri, chemical cautry, dan laser untuk mengubah ulkus menjadi

luka.

Efek samping prednisolon dan azathioprine

Prednisolon Insomnia, nervous, nafsu makan meningkat, gangguan

pencernaan, diabetes mellitus, hirsutism, sakit sendi, glaukoma

Azathioprin

e

Trombositopenia, leukopenia, infeksi sekunder, anemia, mual,

muntah, anoreksia, diare, non-hodgkin’s lymphoma

Page 18: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

AMELOBLASTOMA

Definisi

Ameloblastoma merupakan tumor polimorfik jinak namun dapat invasi

secara lokal yang diklasifikasikan sebagai tumor odontogenik (folikuler atau

pleksiform di atas stroma fibrosa). Tumor odontogenik berasal dari sel epitel atau

sel mesenkim sisa pembentukan gigi seperti sisa enamel dan dental lamina.

Ameloblastoma juga dikenal dengan nama adamantimoma, adamantinoblastoma,

ephitelial odontoma dan multilocular cyst. Biasanya ameloblastoma muncul pada

usia 20-50 tahun dan paling banyak terjadi pada usia 40-50 tahun namun tidak ada

predileksi jenis kelamin namun lebih sering pada kulit hitam. Sekitar 80%

ameloblastoma terjadi di mandibular molar region disekitar gigi molar 3 impaksi

dan juga dapat terjadi di maksila.

Ameloblastoma dapat muncul seperti lesi

multilokular ataupun unilokular yang berisi sel

epitel. Ameloblastoma juga dapat terjadi diluar

tulang pada usia lanjut, namun jarang sekali terjadi.

Tumor ini jarang sekali menjadi ganas (kurang dari

1% ameloblastoma: malignant ameloblastoma &

ameloblastic carcinoma). Ameloblastoma

merupakan tumor ganas walaupun biasanya

pertumbuhannya cepat, invasif, dan membesar.

Ameloblastoma tumbuh di area molar ramus

mandibula (75% kasus), sinus maksilaris pada area molar 3, dan dasar hidung.

Mandibula kanan lebih sering terkena ameloblastoma.

Etiologi

Etiologi ameloblastoma yaitu iritasi, infeksi, kurang asupan gizi, dan virus.

Ameloblastoma sering terdapat pada posterior mandibula yang merupakan tempat

yang paling sering terjadinya infeksi. Amoloblastoma biasanya terjadi pada pasien

yang mengalamo infeksi mulut, pencabutan gigi, dan trauma gigi. Defek

pertumbuhan gigi pada rickets dapat menyebabkan iregularitas lapisan

Gambar 1 : Ameloblastoma membuat wajah asimetris

Page 19: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

ameloblastik yang dapat menyebabkan ameloblastoma. Injeksi virus polyoma

pada hewan menunjukkan adanya lesi seperti ameloblastoma.

Klasifikasi

Ameloblastoma di maksila lebih berbahaya dibandingkan dengan mandibula

karena lebih cenderung menyebar pada tulang maksila yang berporos dan dapat

menyebar ke basis kranium, sinus paranasalis, orbita dan nasofaring. Berdasarkan

lokasinya, ameloblastoma dibedakan menjadi dua jenis yaitu extraoral dan

perioral / intraoral.

a. Ameloblastoma extraoral

Dapat menyebabkan wajah asimetris yang menunjukkan indikasi

pertama terdapatnya tumor. Tumor ini biasanya tidak menunjukkan gejala

sampai tampak pada radiograph.

b. Ameloblastoma perioral dan intraoral

Muncul

seperti

bengkak yang

tidak sakit

pada posterior

mandibula.

Tumor

tumbuh

membesar ke arah bukal dan lingual. Ameloblastoma dan gigi menjadi

goyang jika tumor semakin membesar. Pada radiograph, terlihat seperti

multilocular dan terkadang unilocular radiolusen dengan batas tegas.

Lesi multilocular membentuk gambaran “soap-bubble” saat membesar

dan “honeycomb” saat masih dalam ukuran kecil.

Diagnosis

Diagnosis ameloblastoma ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang seperti radiograph dan biopsi. Amoloblastoma biasanya

muncul sebagai lesi kecil pada tulang yang merusak jaringan tulang secara

Gambar 1: Gambaran radiologis ameloblastoma. Tampak soap bubble appearance pada mandibula bagian kiri.

Page 20: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

perlahan dengan cara membesar namun tidak perforasi ke dalam tulang. Pasien

biasanya sadar wajahnya semakin asimetris dan gigi goyang / berpindah posisi.

Selain itu dapat terjadi parastesia dan timbul rasa sakit jika lesi mengenai saraf

atau terdapat infeksi saraf sekunder. Lesi tersebut keras namun tidak ada nyeri

tekan. Pada palpasi dapat ada krepitus dan fluktuasi (egg shell crackling).

Gambaran radiograph ameloblastoma yaitu tampak area destruktif tulang

multilobular yang berbatas tegas dan kasar. Dapat tampak seperti soap bubble

atau honeycomb. Rahang terlihat membesar dan tampak root resorption. Terdapat

penebalan membran, perselubungan dan destruksi dinding daat mengenai sinus.

Dan pada masa lanjut akan terlihat destruksi tulang. Secara patologis, terdapat

berbagai jenis ameloblastoma, yaitu folikular, pleksiform, desmoplastik,

akantoma, sel basal, sel granular, dan periferal.

Pengobatan

Ameloblastoma dapat ditangani dengan beberapa cara yaitu:

a. Wide excision

Saat direseksi tampak masa kuning keabuan menempati tulang dengan

diameter 1-2 cm. Terlihat seperti fusiform atau silindris secara

makroskopis. Seluruh tumor diangkat dengan resection. Lalu dilakukan

pemeriksaan radiologis untuk memeriksa adanya pertumbuhan

amelobas berulang.

b. Curretage

Kuretase juga dapat dilakukan dengan cara mengambil tumor dan

meninggalkan tulang yang terinvasi tumor. Kuretase kurang efisien

karena sel tumor dapat tumbuh kembali.

c. Intraoral block excision

Dilakukan bila ukuran ameloblsatoma kecil. Segmen tulang yang

terdapat tumor diangkat.

Page 21: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

d. Extraoral en bloc resection

Dilakukan bila ukuran tumor besar dan horizontal ramus juga terkena

tumor.

e. Peripheral osteotomy

Eksisi komplit tumor dan meninggalkan sebagian tulang untuk rahang

(dense cotrical bone) sehingga dapat terjadi regenerasi tulang dengan

restorasi pembentukan rahang. Ini dilakukan jika cortical inferior border

pada horizontal body dan posterior border dari ascending ramus dan

condyle tidak terkena tumor karena memiliki struktur yang kuat dari

tulang kortikal tebal.

Page 22: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

EPULIS

Definisi

Epulis didefinisikan sebagai suatu benjolan yang tidak normal pada gingiva,

biasanya melibatkan papila interdental, berbatas jelas, bertangkai sempit sampai

lebar. Pertumbuhannya mirip tumor tapi tidak memenuhi syarat-syarat sebagai

beberapa literatur menyebutnya sebagai pseudotumor. Secara histopatologi epulis

merupakan suatu hiperplasi jaringan ikat gingival yang tumbuh di daerah

interdental tapi bukan merupakan suatu neoplasia yang ganas

Etiologi

Epulis dapat muncul sebagai akibat dari beberapa sebab antara lain yang

terbanyak adalah iritasi mekanik dan trauma. Sebab lain yang juga merupakan

etiologi terbentuknya epulis adalah iritasi infeksi bakteri yang kronis, gangguan

pertumbuhan dan gangguan keseimbangan hormonal yang disertai oleh dukungan

faktor lokal seperti oral hygiene yang jelek.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosa epulis harus dilakukan beberapa pemeriksaan,

baik pemeriksaan rutin maupun penunjang guna menentukan prognosis serta

rencana perawatan yang tepat. Diagnosis epulis ditegakkan berdasarkan

anamnesa, pemeriksaan klinis serta pemeriksaan radiografis, laboratorium dan

histopatologis. Diagnosis banding epulis ialah tumor jinak atau neoplasma lain

yang terjadi pada gusi seperti fibroma, mixoma,mioblastoma dan central giant cell

tumors.

a. Anamnesis Epulis

Umumnya penderita epulis tidak menyadari adanya lesi tersebut

selama tidak menimbulkan keluhan apapun dalam rongga mulut, tetapi

bila epulis menjadi semakin besar sampai mengganggu fungsi

pengunyahan, oklusi gigi dan estetik, pasien baru merasakan perlunya

untuk mencari perawatan. Pada beberapa kasus, epulis yang telah

membesar dan berulserasi dapat menimbulkan rasa sakit.

Page 23: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

b. Pemeriksaan Klinis Epulis

Gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik epulis adalah

sebagai berikut :

b.1 Massa yang berupa tonjolan pada gusi

b.2 Terlokalisasi dengan batas tegas

b.3 Konsistesi keras atau lunak

b.4 Dapat bertangkai atau tidak bertangkai

b.5 Dapat berulserasi

b.6 Kadang-kadang berlobus

b.7 Berwarna merah muda hingga merah keunguan

b.8 Dapat berdarah spontan atau pada trauma ringan

b.9 Ukuran bervariasi dari beberapa millimeter hingga beberapa

sentimeter dan dapat mencapai ukuran yang sangat besar.

Pada penderita epulis dilakukan pemeriksaan radiografis untuk mengetahui

sejauh mana kerusakan jaringan dan struktur tulang pendukungnya. Pada beberapa

pemeriksaan ditemukan erosi pada tepi atau puncak tulang alveolar yang bersifat

superfisial di daerah interdental. Sedangkan pemeriksaan laboratorium yang

dilakukan ialah biopsi yaitu pengambilan sebagian jaringan yang meliputi

jaringan patologis dan jaringan sehat. Kemudian jaringan ini difiksasi dengan

formal saline dan dikirim ke bagian Patologi Anatomi untuk didiagnosa.

Pemeriksaan histopatologis epulis ditemukan jaringan ikat yang dilapisi epitel

gepeng berlapis disertai infiltrasi sel-sel berbentuk bulat dan spindle serta sel-sel

radang PMN, leukosit dan sel plasma. Selain itu juga ditemukan sel-sel raksasa

multinuklear yang merupakan ciri khas dari giant cell epulis. Beberapa epulis

banyak mengandung pembuluh darah dan proliferasi fibroblas serta sejumlah serat

kolagen.

Prognosis

Prognosis epulis umumnya baik apabila pasien selalu menjaga kebersihan

mulutnya setelah dilakukan eksisi sempurna. Bedah eksisi yang dilakukan harus

Page 24: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

mengambil seluruh bagian sampai dasar epulis tersebut dari sekitar jaringan gusi

walupun berasal dari periosteum tulang alveolar untuk mencegah kekambuhan.

Jenis Epulis

Epulis ada berbagai macam jenis yaitu:

a. Epulis fissuratumPertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah mukosa

yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat dan

menekan mukosa. Epulis fissuratum juga sering disebut inflammatory

fibrous hyperplasia, atau denture epulis.

Epulis ini tampak sebagai lipatan jaringan fibrous satu atau lebih pada

vestibulum yang tidak

disertai tanda keradangan,

tidak menimbulkan rasa sakit

kecuali bila terjadi infeksi

sekunder, fibrous

hyperplasia, proliferasi

epitel/ulkus. Iritasi kronis

yang diakibatkan oleh

pemakaian gigi tiruan yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama

dalam hal ini akibat basis/sayap protesa. Epulis fissuratum merupakan lesi

reaktif hiperplastik yang konsistensinya kenyal. Penampakan histologis

dapat bervariasi dan frekuensinya kebanyakan tampaknya fibrous

hyperplasia. Apabila terdapat reaksi radang maka akan muncul sel fibroblas

dan proliferasi pembuluh darah. Mukosa glandula selalu muncul pada

specimen dan akan menimbulkan sialadenitis kronis. Kadang glandula akan

memiliki hubungan dengan lymphoid hyperplasia dan papillary ductal

hyperplasia. Epithelium yang atropi atau hiperplastik dan kadang

memunculkan pseudoepitheliomatous hyperplasia. Ulserasi dapat muncul

pada dasar lipatan. Metaplasia kondroid atau tulang dapat berkembang

seiring munculnya benjolan.

Gambar 1. Epulis Fissuratum

Page 25: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Pertumbuhan jaringan ikat tersebut disebabkan oleh iritasi kronik

karena pemakaian gigi tiruan, di mana tepi gigi tiruan menekan daerah gusi

yang berbatasan dengan pipi bagian dalam (alveolar vestibular mucosa).

Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah tersebut terus menerus

berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan tulang untuk basis

gigi tiruan menjadi tidak stabil. Hal ini lama kelamaan mengarah kepada

terjadinya penonjolan yaitu epulis fissuratum.

a.1 Gejala

Lesi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya

berupa lipatan hiperplastik berwarna merah muda, keras dan fibrous.

Bagian dalam dan luar dari lesi terpisah oleh cekungan (groove) dalam

yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan mukosa.

Epulis fissuratum jarang terjadi di daerah lingual (bagian yang

menghadap lidah), dan lebih sering dijumpai di bagian depan rahang

(anterior). Ukuran lesi ini bervariasi. Ada lesi yang berukuran kecil

namun ada juga yang luas dan melibatkan seluruh daerah mukosa

(mukosa vestibulum) yang berkontak dengan tepi gigi tiruan.

Terkadang iritasi dapat cukup parah sehingga menyebabkan mukosa

tampak kemerahan dan ulserasi, terutama di dasar cekungan di mana

tepi gigi tiruan berkontak dengan mukosa.

a.2 Faktor resiko

Kebanyakan kasus terjadi pada wanita karena wanita lebih sering

menggunakan gigi palsu dalam waktu yang lama karena alasan estetika.

Iritasi kronis ringan pada tempat  pemasangan gigi palsu. Biasanya

behubungan dengan resopsi dari tulang alveolar, supaya gigi palsu

dapat bergerak pada mukosa vestibuler, mengakibatkan inflamasi

hiperplasi jaringan yang berproliferasi pada tepi gigi palsu tersebut.

Kemungkinan terjadinya atropi epitel pada wanita yang sudah

menopause tinggi.

a.3 Tatalaksana

Page 26: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Epulis dapat dihilangkan dengan eksisi. Gigi tiruan yang menjadi

timbulnya lesi harus diperbaiki sehingga tidak memberi tekanan berat

terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat. Dilakukan

pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui bentuk histologisnya.

b. Epulis Angiomatosa (Epulis Telangiecticum)

Merupakan respon granulasi yang berlebihan yang merupakan

reaksi endotel (proliferasi).

Disebabkan karena adanya

hemangioma gingiva, bisa

karena trauma atau yang

lainnya. Gejala klinisnya

yaitu pertumbuhan cepat,

berbatas jelas, konsistensi

lunak seperti spons, merah

cerah dan mudah berdarah.

b.1 Tatalaksana

Ekskokleasi epulis adalah pengangkatan jaringan patologis dari

gingiva, pencabutan gigi yang terlibat serta pengerokan sisa jaringan

pada bekas akar gigi.

b.1.1 Indikasi operasi : Epulis kecuali epulis gravidarum

b.1.2 Kontra indikasi operasi : Ko morbiditas berat

b.1.3 Diagnosis banding : Karsinoma gingiva

b.1.4 Pemeriksaan penunjang : FNA

Penjelasan kepada penderita dan keluarganya mengenai tindakan

operasi yang akan dijalani serta resiko komplikasi disertai dengan

tandatangan persetujunan dan permohonan dari penderita untuk

dilakukan operasi. Pemeriksaan dan melengkapi persiapan alat dan

kelengkapan operasi. Penderita puasa minimal 6 jam sebelum operasi.

Pemberian antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi

dengan Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.

Gambar 2. Epulis angiomatosa

Page 27: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Operasi harus dilakukan dalam kamar operasi dan penderita dalam

narkose umum dengan intubasi nasotrakheal kontralateral dari lesi. Posisi

penderit telentang sedikit, ekstensi. Desinfeksi intraoral dengan Hibicet

setelah dipasang tampon steril di orofaring. Posisikan penderita tengadah

dengan mengganjal pundaknya lalu dengan menggunakan mouth

spreader mulut dibuka sehingga lapangan operasi lebih jelas. Insisi

dilakukan diluar tepi lesi pada jaringan yang sehat dengan menggunakan

couter-ccoagulation, lakukan rawat perdarahan, lakukan pembersihan

lebih lanjut dengan jalan mencabut gigi yang terlibat serta lakukan

kerokan pada sisa sekitar tumor.

c. Epulis Fibromatosa

Epulis jenis ini lebih sering dijumpai dibandingkan jenis lainnya dan

sering mengalami rekuren

(kambuh) bila operasi

pengangkatannya tidak

sempurna. Umumnya

dijumpai pada orang dewasa.

Terutama pada bagian

gingiva, bibir dan mukosa

bagian bukal. Epulis ini

terjadi pada rongga mulut terutama pada tepi gingival dan juga sering terjadi

pada pipi dan lidah. Etiologinya berasal dari iritasi kronis. Tampak klinis

yang terlihat antara lain bertangkai, dapat pula tidak, warna agak pucat,

konsistensi kenyal, batas tegas, padat dan kokoh. Epulis ini pula tidak mudah

berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

Jika epulis fibroma menjadi terlalu besar, bisa mengganggu pengunyahan

dan menjadi trauma serta ulserasi. Histologis ditandai oleh proliferasi

jaringan ikat collagenic dengan berbagai derajat dari sel infiltrasi inflamasi.

Permukaan lesi ditutupi oleh epitel skuamosa berlapis. Pengobatan ini dengan

eksisi biopsi bedah dan memiliki tujuan untuk menyingkirkan lesi/neoplasma

lainnya.

Gambar 4. Epulis Fibromatosa

Page 28: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

c.1 Gambaran mikroskopis

Terlihat jaringan gusi dibatasi oleh

epitel gepeng berlapis yang mengalami

proliferasi dengan ditandai oleh adanya rate

peg tidak beraturan. Stroma terdiri dari

jaringan ikat fibrosa padat dan kolagen yang

tersusun dalam berkas yang tidak beraturan.

Juga ada sel radang kronis dalam stroma.

d. Epulis Granulomatosa

Epulis granulomatosa dapat terjadi pada semua

umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa

pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun,

dan terutama terjadi pada wanita.

d.1 Gejala

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua

gigi, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan

dan umumnya berwarna merah keunguan.

Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran

kurang dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi

4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak

beraturan yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada

beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya

Gambar 5. Stroma dengan jaringan ikat fibrosa padat dan kolagen

Gambar 6. Epulis granulomatosa pada daerah palatal gigi insisif atas

Page 29: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang.

Sebagian besar terdiri atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal,

mudah berdarah bila tersenggol.

d.2 Gambaran Mikroskopis

Terlihat

jaringan gusi

dibatasi oleh

epitel gepeng

berlapis yang

mengalami

proliferasi

dengan rete peg

(papil epitel yang masuk ke dalam stroma jaringan ikat dibawah

epitel) yang tidak beraturan. Stroma terdiri dari jaringan granulasi

yang disusun oleh jaringan ikat, pembuluh darah, sebukan sel radang

akut dan kronis. Bila ada ulserasi, biasnya sel radang yang banyak

dijumpai adalah PMN sehingga dambarannya menyerupai granuloma

piogenikum.

d.3 Tatalaksana

Perawatan melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang

terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila

sudah tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang

gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing).

e. Giant cell Epulis

Epulis jenis ini juga sering disebut sebagai peripheral giant cell

granuloma, giant cell reparative granuloma, osteoclastoma dan myeloid

epulis. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan giant cell

epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera. Selain itu, banyak kasus

yang pasiennya mengekspresikan reseptor permukaan untuk hormon

Gambar 6. Epitel gepeng berlapis yang berproliferasi

Page 30: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

estrogen, sehingga timbul spekulasi bahwa pengaruh hormonal dapat

memainkan peranan terhadap perkembangan lesi ini.

Epulis gigantoselulare terjadi akibat trauma pada jaringan lunak gingiva

yang dapat diakibatkan oleh ekstraksi gigi, iritasi denture, maupun infeksi

kronik yang banyak terjadi pada wanita dan anak-anak. Secara klinis epulis

ini dapat mengenai jaringan periodontal atau pada daerah edentulous ridge

yang dengan ukuran yang bervariasi diameternya antara 0,5 – 1,5 bahkan

lebih besar dan dapat juga mengalami ulserasi Dungkul ini bertangkai lebar

dengan warna merah tua hingga ungu, konsistensinya lunak dan mudah

berdarah sehingga kadang disertai rasa sakit. Pada pemeriksaan histopatologis

diperoleh sel fibroblast yang sedang mengalami proliferasi dan membentuk

stroma yang berisi banyak sekali sel-sel raksasa benda asing. Giant cell epulis

dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa

pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada

wanita.

e.1 Gejala

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua

gigi, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan

umumnya berwarna merah keunguan.

Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran

kurang dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4

cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan

yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus

giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada

gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang.

e.1 Tatalaksana

Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase

tulang yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu

dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan

pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing).

Page 31: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan tindakan

eksisi kembali.

f. Epulis Gravidarum (Epulis Pregnancy)

Epulis gravidarum adalah reaksi jaringan granulomatik yang

berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif

jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0,2

hingga 5% dari ibu hamil.

Epulis tipe ini berkembang dengan cepat,

dan ada kemungkinan berulang pada

kehamilan berikutnya. Tumor kehamilan ini

biasanya muncul pada trimester pertama

kehamilan namun ada pasien yang melaporkan

kejadian ini pada trimester kedua

kehamilannya. Perkembangannya cepat seiring

dengan peningkatan hormone estrogen dan progesteron pada saat kehamilan.

Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar terhadap proses

inflamasi/keradangan. Pembesaran gingival akan mengalami penurunan pada

kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari setelah melahirkan. Keadaannya

akan kembali normal seperti sebelum hamil.

Epulis gravidarum tampak sebagai tonjolan pada gingiva dengan warna

yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang

berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada gingiva anterior rahang atas.

Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit namun lesi ini mudah

berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini

berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm namun pada beberapa kasus

dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien

sulit dikatupkan.

Faktor penyebab epulis gravidarum dapat dibagi menjadi 2 yaitu

penyebab primer dan penyebab sekunder. Penyebab primer yaitu iritasi lokal

seperti plak sama halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan

hormonal yang menyertai kehamilan dapat memperberat reaksi keradangan

Gambar 7. Epulis gravidarum

Page 32: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang

telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi

tiruan yang kurang baik. Penyebab sekunder yaitu perubahan hormon.

Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menyebabkan perubahan

keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan

progesterone. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesterone

pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada jaringan, diantaranya

pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah

sehingga gingiva menjadi lebih merah, bengkak, dan mudah mengalami

perdarahan.

d.1 Gejala

Tumor kehamilan ini tampak sebagai tinjolan pada gusi dengan

warna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua, hingga papula

berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada rahang atas. Umumnya

pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat mudah

berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini

berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm.

d.2 Tatalaksana

Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya

setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga pengobatan hanya dilakukan

setelah kelahiran. Bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi yang

dapat mengganggu penyikatan gigi dan aktivitas sehari-hari.

Jika epulis tetap ada setelah melahirkan, diperlukan biospi untuk

melihat lesi secara histologis. Rekurensi epulis secara spontan terjadi

sebanyak 75% kasus, setelah 1 hingga 4 bulan melahirkan.

Bila epulis berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan

bicara, lesi dapat diangkat dengan bedah eksisi konservatif. Namun juga

bisa dilakukan dengan laser yang menyebabkan perdarahan minimal.

Page 33: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis

g.  Epulis Kongenital/Tumor Sel Granular/Tumor Neumans

Epulis Kongenital biasa disebut Congenital Granular Cell

Tumor (CGCT). Epulis ini terdapat pada mukosa bayi yang baru lahir.

Etiologinya secara jelas belum diketahui namun diduga berasal dari sel

epitel bakal benih gigi (odontogenik). Epulis ini terlihat seperti benjolan

yang muncul pada alveolar ridge dalam rongga mulut. Hal ini menghambat

pernafasan dan asupan makanan bayi.

g.1 Gejala

Secara klinis massa peduncullated kadang multilobuler dan

berwarna merah muda lunak. Predileksi terbanyak ditemukan pada

maksila region anterior. Ukuran lesi biasanya 0,5-2 cm, namun dapat

mencapai 9 cm.Lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berlobus

dari mukosa alveolar.

g.2 Gambaran Mikroskopik

Secara histologis, epulis kongenital

mirip dengan granular cell tumor pada

orang dewasa namun epulis ini tidak

rekuren dan tidak ganas. Kelainan ini

dapat dideteksi saat pemeriksaan

antenatal menggunakan USG, namun

hanya untuk diagnosis sementara.

g.1 Tatalaksana

Epulis biasanya mengecil pada usia 8 bulan. Jadi lesi berukuran

kecil tidakmemerlukan pengobatan. Lesi yang besar dapat

mengganggi pernafasan dan proses menyusui sehingga perlu

dilakukan pembedahan dengan anastesi total. Epulis tidak

mengganggu pertumbuhan gigi. Pengangkatan lesi besar juga bisa

dilakukan dengan laser karbondioksida.

Gambar 7. Granular cell tumor

Page 34: Nomenklatur Dan Erupsi Gigi Dan Impaksi Dan Sar Dan Ameloblastoma Dan Epulis