anatomi katak sawah

12
ANATOMI KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) Oleh : Nama : Dian Kusumawardani NIM : B1J013053 Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Sumana LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2014

Upload: diankusumawardani

Post on 04-Jan-2016

98 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

struktur hewan

TRANSCRIPT

Page 1: ANATOMI KATAK SAWAH

ANATOMI KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)

Oleh :

Nama : Dian Kusumawardani NIM : B1J013053 Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Sumana

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO

2014

Page 2: ANATOMI KATAK SAWAH

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katak adalah salah satu anggota Classis Amphibia. Amphibia adalah vertebrata yang

secara tipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tidak ada yang di air laut) dan di darat.

Sebagian besar mengalami metamorfosis berudu (akuatis dan bernafas dengan insang) ke

dewasa (amphibius yang bernafas dengan paru-paru), namun beberapa jenis Amphibia

tetap mempunyai insang selama hidupnya. Jenis-jenis yang ada sekarang tidak mempunyai

sisik luar. Kulit Amphibi biasanya tipis dan basah (Manter and Miller, 1959).

Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) merupakan hewan yang dapat hidup di darat

dan di air sehingga di klasifikasikan sebagai anggota Classis Amphibia. Habitat katak sawah

tergolong luas karena kemampuannya untuk beradaptasi cukup tinggi. Katak Sawah

merupakan hewan berdarah dingin, suhu tubuhnya mengikuti suhu disekelilingnya, baik

suhu udara maupun suhu air. Katak Sawah umumnya memiliki panjang tubuh mulai dari 3,5

cm hingga mencapai 90 cm, kulitnya licin, atau kasar. Kulit Katak juga memiliki fungsi lain

disamping berguna untuk penutup tubuhnya, yaitu untuk respirasi. Proses respirasi juga

memungkinkan untuk terjadi melalui kulit, kulit harus selalu basah apabila katak berada di

luar air. Kulit Katak Sawah selalu basah karena memiliki lendir yang di hasilkan oleh

kelenjar-kelenjar berbentuk piala (Jasin, 1989).

Praktikum kali ini menggunakan Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) sebagai

preparat untuk mewakili spesies dari kelas Amphibi. Katak Sawah dipilih sebab ukurannya

cukup besar dan mudah untuk diperoleh, serta tidak beracun. Cara hidup Katak Sawah

sederhana dan mudah untuk dipelajari. Susunan tubuhnya mudah untuk dipelajari karena

Katak Sawah mempunyai banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi tubuh vertebrata

tingkat tinggi termasuk manusia, juga struktur dan organ-organ penyusun tubuhnya

lengkap dan jelas sehingga memudahkan praktikan untuk mempelajari dan mengamatinya.

B. Tujuan

Tujuan dari acara praktikum kali ini yaitu untuk mengamati dan mempelajari

morfologi dan anatomi Katak Sawah (Fejervarya cancrivora).

Page 3: ANATOMI KATAK SAWAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata amphibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “Amphi”

(rangkap) dan “bios” (hidup). Diartikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata)

dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut yang hidup di dua alam,

yakni di air dan di daratan. Karena itu Amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai

dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Umumnya, Amphibia mempunyai siklus

hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (Zug, 1993).

Amphibi ketika fase berdu, hidup di perairan dan bernafas dengan insang, dan pada

fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Amphibi ketika fase dewasa hidup di darat

dan bernafas dengan paru-paru. Fase dewasa ini Amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan

cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan

menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Hewan yang

tergolong anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di

dalam liang dan bergerak dengan cara melompat (Zug, 1993).

Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik.

Mata pada Amphibi terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata

dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem

syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi

lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna. Cerebellum konvulasi hampir

tidak berkembang. Saat fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan

bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian, tidak semua Amphibi melalui siklus

hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Beberapa Amphibi, misalnya anggota

Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup

tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni.

Terdapat beberapa jenis Amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi

pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Beberapa jenis Amphibi yang

lainnya juga hanya hidup di darat selama hidupnya. Kelompok ini tidak terdapat stadium

larva dalam air (Duellman and Trueb, 1986).

Klasifikasi Fejervarya cancrivora menurut Jasin (1989) adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Page 4: ANATOMI KATAK SAWAH

Genus : Fejervarya

Spesies : Fejervarya cancrivora

Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) termasuk ordo Anura. Kepala dan tubuhnya

bersatu, tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai ekor. Katak tidak mempunyai

ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat. Anggota gerak depan lebih pendek dan

kecil dibandingkan yang belakang. Jari-jarinya hanya ada empat buah. Jari-jari anggota

belakang ada lima buah. Anggota gerak bagian belakang ini jauh lebih besar dan panjang.

Otot pahanya besar dan kuat untuk meloncat. Selaput renang yang terdapat antara jari-jari

belakang digunakan untuk memudahkan berenang. Fertilisasinya eksternal, larva (berudu)

dengan ekor dan sirip-sirip median (Mahardono, 1980).

Katak Sawah dimasukkan ke dalam ordo Anura. Nama Anura mempunyai arti tidak

memiliki ekor (anura: a tidak, ura ekor). Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri

umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan

tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini

mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat (Duellman and Trueb, 1986).

Tubuh Katak menunjukkan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain

dalam ordonya (Anura), menjadi diperpendek, oleh sebab itu tidak ada cauda. Hewan-

hewan yang berenang dalam air antara caput dan truncus tidak jelas (Radiopoetra, 1991).

Kepala Katak Sawah menyatu pada badan, lubang hidung, dan mata terletak pada bagian

atas kepala. Katak mengalami metamorfosis dari insang dan paru-paru untuk bernapas di

darat, selain itu kulit juga di gunakan untuk bernapas. Beberapa katak hidup di air, oksigen

diabsorbsi dengan menggunakan pundi-pundi kulit. Modifikasi pada kulit meningkatkan

area permukaan respirasi (Halliday et al, 1994).

Tubuh Amphibia khususnya Katak, terdiri dari kepala, badan, dan leher yang belum

tampak jelas. Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu, terlepas dari otot yang

ada di dalamnya, sehingga bagian dalam tubuh katak berupa rongga-rongga yang berisi

cairan limfa subkutan (Djuhanda, 1982). Amphibi dewasa memiliki mulut lebar dan lidah

yang lunak yang melekat pada bagian depan rahang bawah. Paru-paru selalu ada seperti

yang terdapat pada kelompok salamander, dan sebagian besar pernafasan juga dilakukan

oleh kulit (Djuhanda, 1974).

Kulit Katak Sawah hampir selalu basah karena adanya sekresi kelenjar-kelenjar

mucus yang banyak terdapat didalamnya. Kulit Katak juga banyak mengandung kapiler-

kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri kutanea (Djuhanda,

1982). Selain kulit, pernafasan juga dilakukan melalui epitel, mulut, dan larynxs. Bibir, mata,

dan kelenjar yang menjaga kelembaban mata juga ikut berkembang (Djuhanda, 1974).

Page 5: ANATOMI KATAK SAWAH

Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tidak mempunyai ekor dan leher, antara

kepala dan badan tidak mempunyai batas yang nyata, kaki depannya pendek, sedangkan

kaki belakangnya panjang yang berguna untuk melompat, kulitnya halus dan licin, banyak

mengandung kelenjar dan belum mempunyai pengatur suhu tubuh, karena suhu tubuh

pada katak dipengaruhi oleh lingkungannya. Katak Sawah ketika pada tingkat

larva/kecebong hidup dalam air dan bernapas dengan menggunakan insang, setelah

dewasa hidup didarat dan bernapas dengan paru-paru dan kulitnya, Katak banyak hidup

disawah atau dikolam. Katak merupakan salah satu kelas Amphibi yang memiliki panjang

mulai dari 3,5 cm sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua

alam, yaitu di darat dan di air (Radiopoetro, 1996).

Page 6: ANATOMI KATAK SAWAH

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau dan gunting bedah.

Bahan yang digunakan adalah katak sawah (Fejerfarya cancrivora) , tissue dan air

keran.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Katak di matikan dengan cara ditusuk kepalanya menggunakan gunting lalu diletakkan

di dalam baki pembedahan.

2. Rongga mulut (Cavum oris) diamati dengan menggunting sudut mulutnya agar bagian-

bagiannya terlihat lebih jelas.

3. Katak di kuliti dengan cara menggunting kulit katak dari medio-posterior kearah

interior sehingga seluruh kulit ventral terlepas.

4. Setelah kulit terlepas lalu bagian perut katak dibedah dengan dengan menggunakan

gunting bedah, di mulai dari bagian posterior ke arah interior.

5. Setelah pembedahan selesai organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan

keterangannya sesuai dangan gambar yang ada pada diktat praktikum.

Page 7: ANATOMI KATAK SAWAH

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil bahwa tubuh

Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tersusun atas caput (kepala), truncus (badan),

extrimitas anterior (kaki bagian depan) dan extrimitas posterior (kaki bagian belakang).

Bagian caput (kepala) terdiri dari berbagai organ seperti cavum oris (rongga mulut) yang

berfungsi untuk pengambilan makanan dan pernafasan, organon visus (mata) yang

dilindungi oleh 2 buah kelopak mata yaitu berupa palpebra superior dan palpebra inferior

serta selaput nictitans yang berfungsi untuk melindungi bola mata, lalu terdapat membran

tympani (selaput gendang pendengaran) yang mana membran tersebut dikelilingi oleh

annulus tympanicus yang ditengahnya terdapat columella, selain itu pula terdapat saccus

vokalis berupa kantung suara yang hanya terdapat pada katak sawah jantan. Extrimitas

anterior atau kaki bagain depan terbagi menjadi beberapa bagian seperti antebrachium

(lengan bawah), brachium (lengan atas) dan manus dengan 4 buah digiti (jari-jari).

Extrimitas posterior atau kaki bagian belakang terbagi pula menjadi beberapa bagian

seperti femur (paha), crus (betis), pes (telapak kaki), pada digitinya terdapat selaput renang

(web) yang berfungsi untuk membantunya pada saat berada di air untuk berenang

(Djuhanda, 1982).

Rongga mulut Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri dari beberapa bagian

organ-organ yaitu berupa os vomer, choane, maksilla, tuba eustachius, glottis, mandibulla,

lingua, lubang oesophagus dan osteo tuba auditivas. Menurut Djuhanda (1982) , rongga

mulut (cavum oris) pada Katak terdapat beberapa organ yang dapat dilihat antara lain lidah

(lingua). Pangkal lingua melekat pada ujung anterior dan ujung dari lingua

bifurkat (bercabang). Terdapat choane di bagian langit-langit. Terdapat dua pasang nares

padanya yang terdapat klep untuk menolak air pada waktu di dalam air, mata berkelopak,

bergigi dan lidah dapat dijulurkan ke muka, lembar gendang telinga terletak di sebelah luar.

Skeleton sebagian berupa tulang keras.

Sistem pencernaan Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri atas cavum oris,

pharynk, oesophagus, gastrum, pylorus, duodenum, intestine, mesentherium, colon,

rectum, dan terakhir bermuara di cloaca. Terdapat pula derivat-derivat usus berupa

kelenjar-kelenjar pencernaan makanan yaitu berupa hati (hepar) dan pancreas. Menurut

Radiopoetro (1977) , sistem pencernaan pada Katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris),

faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon dan cloaca. Cavum oris ukurannya

lebar. Bangunan-bangunan yang berbeda di dalam cavum oris ialah dentes dan lingua.

Cavum oris bagian dasar, sebelah anterior berpangkal lingua dengan ujung yang bebas di

Page 8: ANATOMI KATAK SAWAH

sebelah posterior. Ujungnya berlekuk sehingga nampak bercabang dan oleh karena itu

disebut difida. Lingua dapat dijulurkan keluar dengan cepat yang berfungsi untuk

menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam mulut.

Menurut Djuhanda (1982) , saluran pencernaan pada Katak (Fejervarya cancrivora)

terdiri dari oesophagus pendek yang terletak sesudah rongga mulut. Duodenum merupakan

bagian permulaan dari usus halus dengan lambung yang dibatasi dengan pilorus. Hati terdiri

dari beberapa lobi dan di dalamnya terdapat ductus hepaticus dan ductus cysticus.

Pankreas sebagai kelenjar eksokrin yang menghubungkan enzim-enzim. Kloaka sebagai

tempat bermuaranya rectum dan merupakan tempat bermuaranya saluran pencernaan

dan urogenital.

Sistem urogenitalia pada Katak merupakan suatu sistem gabungan karena masing-

masing sistem tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem ekskresi

maupun untuk sistem reproduksi. Sistem eksresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang

tidak berguna dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak berguna itu

dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan oleh ren. Ren

merupakan alat filter paling selektif untuk membuang sisa-sisa zat organik dan garam-

garam mineral dari pembuluh darah (Jasin, 1989) .

Sistem ekskresi pada Katak terdiri dari ren, ureter, vesica urinaria, dan pappila

urogenitalis. Sepasang ren yang memanjang, melekat pada dinding dorsal abdomen, kanan

dan kiri linea mediana. Ureter ialah saluran yang keluar dari ren, ia berjalan ke caudal

berakhir pada pappila urogenitalis yang bermuara pada cloaca. Sebuah tonjolan keluar

berupa kantung dua lobi berdinding tipis terdapat pada dinding cloaca yang meluas ke

dalam cavum abdominalis. Kantung ini berguna untuk menyimpan urine dan disebut vesica

urinaria (Radiopoetro, 1977).

Sistem urogenitalia Katak Sawah betina terdiri atas osteum tuba, tuba falopii,

corpus adiposum, oviduct, ren, ureter, vesica urinaria, dan cloaca. Menurut Guyer and Lane

(1964) , organ sistem urogenitalia pada Fejervarya cancrivora betina meliputi ovarium

berpasangan melekat pada dinding tubuh bagian dorsal yang disokong oleh selaput yang

disebut mesovarium. Organ pembentuk ova pada hewan betina sangat besar dan

berbentuk hitam berlipat-lipat penuh ova. Ova yang telah masak akan diikuti dengan

pecahnya dinding ovarium, sehingga terjadi penyebaran ova ke dalam rongga badan. Hal Ini

terjadi pula oleh gerakan-gerakan silia dari selaput peritoneum (selaput-selaput pada

daerah abdomen) yang menempel pada dinding dorsal tubuh dengan bantuan konstraksi

otot-otot abdomen ova akan terdorong ke depan menuju osteum tuba yaitu sepanjang

lubang seperti corong, pangkal dari oviduct yang letaknya di kiri kanan oesophagus.

Page 9: ANATOMI KATAK SAWAH

Sistem urogenitalia Katak Sawah jantan terdiri atas corpus adiposum, kelenjar

adrenal, ren, sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma, ureter, vesica urinaria,

dan cloaca yang merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran

kelamin (Reproduksi) dan pengeluaran (Ekskresi). Menurut Zug, (1993) katak jantan

mempunyai sepasang testis berbentuk oval dan berwarna putih terletak di sebelah atas

ginjal. Testis terdapat saluran yang disebut Vas differens yang bermuara di kloaka. Bagian

ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesica urinaria yang

berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.

Fejervarya cancrivora mempunyai dua pasang extrimitas, yaitu extrimitas anterior

dan extrimitas posterior. Susunan muscullusnya berhubungan dengan kompleks dari

extrimitas posterior (Radiopoetro, 1977). Katak jantan dapat dikenali pada masa

berkembang biak melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama

terdapat penebalan kulit dengan hyper pigmentasi. Penebalan berguna untuk memegang

hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi (Yatim, 1990).

Extriminitas anterior dari Katak Sawah terdiri dari brachium, antebrachium, carpus

dan digiti. Brachium (lengan atas) berupa humerus, antebrachium yang berupa radio-ulna,

dan digiti berjumlah 4. Extriminitas posterior terdiri dari femur (paha), crus (bagian kaki

bawah), pes (telapak) dan digiti. Pes terdiri atas tibia dan fibula dan pes terdiri dari meta

tarsus dan digiti yang berjumlah 5 (Djuhanda, 1982).

Daerah extrimitas posterior terdapat muscullus trisep femoris, muscullus gracillis

minor, muscullus gracillis mayor, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus. Bagian

crus dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus

tibialis anticus brevis, muscullus tibialis posticus, dan juga terdapat otot tendon dan tulang

tibio fibula (Moment, 1967).

Tubuh Katak terdapat berbagai macam otot yang tersebar di seluruh tubuh Katak.

Otot-otot pada Katak dibagi menjadi dua, yaitu otot-otot ventral tubuh yang terdiri dari

kelompok ventral dari otot, dorsal dari kelompok ventral dan ventral dari kelompok otot

proksimal. Otot-otot tersebut berfungsi untuk alat gerak sesuai dengan sistem muscular.

Otot-otot pada extrimitas posterior yaitu bagian femur dibangun oleh otot-otot (yang

letaknya lateral ke medial) berturut-turut, muscullus trisep femoris, otot besar yang

letaknya paling lateral, muscullus sartorius, otot pipih yang letaknya sebelah medial dari

muscullus femoris, muscullus adductor magnus, medial dari muscullus sartorius dari luar

tampak sebagai kerucut, muscullus gracillis mayor, otot-otot yang agak besar pada femur

bagian medial, muscullus gracillis minor, yang berbentuk pita tipis biasanya ikut terbawa

waktu menguliti (Djuhanda, 1982).

Page 10: ANATOMI KATAK SAWAH

Tubuh Katak dan juga vertebrata lainnya tersusun atas 3 macam otot. Otot polos

yang kerjanya involunter. Otot lurik yang kerjanya volunter dan otot jantung yang kerjanya

involunter. Sistem otot pada Katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada

bagian kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen dan sistem otot

pada extrimitas posterior. Sistem otot pada bagian kepala terdiri dari muscullus

mandibularis dan muscullus submandibularis. Sistem otot pada daerah pectoral terdiri dari

muscullus pars episternalis, muscullus pars scapularis, muscullus coracoradialis, muscullus

deltoideus, muscullus epicoracoid, dan muscullus abdominalis. Muscullus pectoralis terdiri

dari tiga muscullus, yaitu muscullus coracoradialis, muscullus epicoracoid dan muscullus

abdominalis. Sistem otot daerah abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis,

muscullus obliqus externus dan muscullus obliqus internus. Muscullus rectus abdominis

terdapat medio ventral tubuh yang ditengahnya terdapat tendo berwarna putih yang

disebut linea alba dan juga terdapat inscriptio tendinae (Moment, 1967).

Page 11: ANATOMI KATAK SAWAH

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tubuh Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) tersusun atas caput (kepala), truncus

(badan), extrimitas anterior (kaki bagian depan) dan extrimitas posterior (kaki bagian

belakang).

2. Sistem pencernaan Katak Sawah (Fejervarya cancrivora) terdiri atas cavum oris,

pharynk, oesophagus, gastrum, pylorus, duodenum, intestine, mesentherium, colon,

rectum, dan terakhir bermuara di cloaca. Selain itu terdapat derivat-derivat usus

berupa kelnjar-kelenjar pencernaan makanan yaitu berupa hati (hepar) dan pancreas.

3. Sistem urogenitalia Katak Sawah betina terdiri atas osteum tuba, tuba falopii, corpus

adiposum, oviduct, ren, ureter, vesica urinaria, dan cloaca.

4. Sistem urogenitalia Katak Sawah jantan terdiri atas corpus odiposum, kelenjar adrenal,

ren, sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma, ureter, vesica urinaria, dan

cloaca yang merupakan suatu muara dari tiga saluran yaitu pencernaan, saluran

kelamin (Reproduksi), dan pengeluaran (Ekskresi).

5. Sistem otot pada Katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu sistem otot pada bagian

kepala, sistem otot daerah pectoral, sistem otot daerah abdomen dan sistem otot

pada extrimitas posterior.

B. Saran

Saran untuk praktikan sebaiknya para praktikan memanfaatkan waktu praktikum

dengan baik dan seefisien mungkin agar jalannya praktikum sesuai dengan jadwal dan tidak

berdampak kepada rombongan selanjutnya, selain itu praktikan juga harus benar-benar

mempelajari dan menekuni segala hal yang didapat dan dipelajari ketika praktikum

berlangsung. Saran untuk laboran, sebaiknya alat-alat dan bahan yang akan digunakan

untuk praktikum disiapkan lebih lengkap dan tetap dijaga kebersihannya. Saran untuk

asisten yaitu, saya sebagai praktikan berharap mendapat pengarahan yang maksimal

sehingga bisa melaksanakan praktikum dengan lebih nyaman lagi dan memperoleh tujuan

dari praktikum serta ilmu dan wawasan yang lebih luas lagi.

Page 12: ANATOMI KATAK SAWAH

DAFTAR REFERENSI

Djuhanda, T. 1974. Analisa Struktur Vertebrata. Armico, Bandung.

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Armico, Bandung.

Duellman, W.E. and L.Trueb. 1986. Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book Company, New York.

Guyer dan Lane . 1964 . Animal Biology .Herper and Row , New York.

Halliday, et al. 1994. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibian. Andromeda Oxford, Inggris

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas . Sinar Wijaya, Surabaya.

Mahardono. A. 1980. Anatomi Katak. PT Internusa, Jakarta.

Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers, New York.

Moment, G.B. 1967. General Zoologi. Bentley Glass, Boston.

Radiopoetro, 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro, 1991. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1996. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Yatim, W. 1990. Biologi Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.

Zug, George R. 1993. Herpetology : an Introductory Biology of Ampibians andreptiles. Academic Press, London.