pendampingan program strategis kementerian...

51
LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH PENELITI UTAMA IR. CHAIRUNAS, MS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Upload: nguyendan

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGISKEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI

DI PROVINSI ACEH

PENELITI UTAMA

IR. CHAIRUNAS, MS

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 2: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya

penyusunan Laporan Akhir Tahun Kegiatan SL-PTT Kedelai di Provinsi Aceh tahun

2012 yang dilaksanakan di Kabupaten Bireuen.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif

seluruh Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti yang

ada di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan kegiatan ini

masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan

ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang dilanjutkan dengan

penyusunan laporan tengah tahun ini, kami ucapkan terimakasih dan semoga

laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, Desember 2012Penanggung Jawab,

Ir. Chairunas, MSNIP. 19551010 198203 1 001

Page 3: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

2

RINGKASAN

Chairunas, dkk. Pendampingan SL-PTT Kedelai Mendukung Program SL-PTT di WilayahAceh bertujuan memperkenalkan teknologi PTT kedelai dalam upaya mendukung SL-PTTkedelai di Provinsi Aceh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan petani dalamberusahatani kedelai. Sampai saat ini masih terjadi kesenjangan produktivitas yang cukupbesar antara hasil pengkajian/penelitian dengan hasil di tingkat petani. Dalam rencanastrategis Badan Litbang Pertanian 2010-2014, BPTP Aceh pada tahun 2012 telahmelaksanakan Diseminasi hasil penelitian dalam bentuk “Pendampingan SL-PTT Kedelai diKabupaten Biruen pada dua lokasi kegiatan yaitu kecamatan Peusangan dan KecamatanKota Juang”. Pendekatan secara partisipatif dengan melibatan penyuluh dan petani kedelaisecara aktif. Komponen teknologi yang diterapkan adalah : Varietas Anjasmoro dan KipasMerah, Benih dengan daya kecambah > 90 %, Tanpa Olah Tanah (TOT), bedengan lebar 2m, panjang 10 - 20 m, Jarak tanam 20 cm x 40 cm, 2 biji per lubang (populasi tanaman+125.000 rumpun), pupuk kandang dan abu sekam sebagai penutup lubang tanam,pemupukan pada umur 15 hst dan umur 30-35 hst) + 100 kg/ha SP36 pada umur 15 harisetelah tanam/hst), pengendalian gulma sesuai dengan mekanisme pelaksanaan SL-PTT dantergantung pertumbuhan gulma di lapangan, panendan pasca panen. Hasil pendampinganmenunjukan bahwa terjadi peningkatan produktivitas kedelai sebesar 20% (1,7 t/ha) padalokasi SL-PTT dan 45% (2.03 t/ha) pada Laboratorium Lapang (LL) dibandingkan denganteknologi petani (1,4 t/ha) dan telah dapat meningkatkan pengetahuan petani dalampenguasaan teknologi budidaya kedelai sebesar 25.

Kata Kunci : SL-PTT, teknologi, kedelai, spesifik lokasi, pendampingan

Page 4: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

3

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ….……………………………………………………..……. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….……………. ii

RINGKASAN ………………………………………………………………………….……… iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..………………. v

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………………….. v

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..………………… v

I. PENDAHULUAN …………………………………………………………….………..1.1. Latar Belakang

…….……………………………………………..….……….1.2. Tujuan

………………………………………………………………..….………1.3. Keluaran yang Diharapkan

………………………………………………..1.4. Hasil yang Diharapkan

………………………..……………………………1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ………………………………………..

112223

II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………………….2.1. Tanaman Kedelai

……………………………………………………………..2.2. Prinsip PTT

……………………………………………………………………..2.3. Strategi PTT

…………………………………………………………………….

5566

III. PROSEDUR ……………………..…………………………………………………….3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

……………………………………………………3.2. Pendekatan

………………….………………………………………………….3.3. Pola Pendampingan

………………………………………………………….3.4. Komponen Teknologi PTT Kedelai

……………………………………..3.5. Bahan dan Peralatan

……………………………..…………….…………..3.6. Teknik Diseminasi

…………………………………………………………….

7779

101010

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………………..4.1. Hasil

…………………………………………………………………………………4.2. Pembahasan

1314

Page 5: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

4

……………………………………………………………………..

V. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………..5.1. Kesimpulan

………………………………….…………………………………..5.2. Saran

……………………………………………………………………………….

353535

VI. Kinerja Hasil Kegiatan ……………………………………………………………… 36

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 37

LAMPIRAN …………………………………………………………………………………… 39

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kedelai merupakan tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan

jagung. Komoditas ini kaya protein nabati yang diperlukan untuk meningkatkan gizi

masyarakat, aman dikonsumsi, dan harganya murah. Kebutuhan kedelai terus

meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan untuk bahan pakan ternak dan

4organic4 pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco dan snack

(Suryana. A. 2008).

Pada tahun 2011, pertumbuhan 4industri4 pakan ternak diperkirakan 6

persen. Produksi pakan ternak tahun 2010 mencapai 9,1 juta ton. Produk kedelai

sebagai bahan olahan pangan berpotensi dan berperan dalam

menumbuhkembangkan 4industri kecil menengah bahkan berpeluang pula sebagai

komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan baku kedelai

membuka peluang kesempatan kerja dalam sistem produksi, mulai dari budidaya,

panen, pengolahan pascapanen, transportasi, pasar hingga indusri4 pengolahan

pangan. Agar produksi kedelai dan produk olahannya mampu bersaing di pasar,

maka mutunya perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, pembinaan terhadap

pengembangan proses produksi, pengolahan dan pemasaran, khususnya penerapan

jaminan mutu memegang peranan penting. (Ditjen Tanaman Pangan, 2010)

Kebutuhan kedelai pada tahun 2010 sudah mencapai 4,61 juta ton,

sedangkan produksi dalam negeri pada tahun 2010 hanya 0,908 juta ton dan

Page 6: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

5

kekurangannya terpaksa diimpor. Hanya sekitar 21,2% dari total kebutuhan yang

dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Dari total impor tersebut di atas, impor

kedelai dalam bentuk bungkil kedelai 62,25 persen, naik dari 2,32 juta ton pada

tahun 2009 menjadi 2,87 juta ton pada tahun 2010. Keadaan ini tidak dapat

dibiarkan terus-menerus, mengingat potensi lahan cukup luas, teknologi, dan

sumberdaya lainnya cukup tersedia. (Kementerian Pertanian, 2010).

Untuk menekan laju impor kedelai sekaligus mendukung swasembada

kedelai tahun 2014 yang telah dicanangkan Kementrian Pertanian diperlukan upaya

khusus peningkatan produksi kedelai nasional. Strategi yang disusun untuk

peningkatan produktivitas dan produksi meliputi: 1) Peningkatan produktivitas, 2)

Perluasan areal tanam, 3) Pengamanan produksi, dan 4) Pemberdayaan

kelembagaan pertanian serta dukungan pembiayaan usahatani kedelai. (Badan

Litbang Pertanian, 2009b).

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan produktivitas kedelai dilakukan

melalui introduksi varietas unggul baru dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT). Penyerbar luasan PTT dilakukan melalui Sekolah Lapang (SL). PTT

dan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) telah diadopsi oleh

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu Program Strategis

Kementerian Pertanian untuk peningkatan produktivitas dan produksi pangan

khususnya kedelai.( Puslitbangtan 2009)

Berkenaan dengan SL-PTT sebagai salah satu Program Strategis

Kementerian Pertanian, peneliti dituntut berperan nyata memberikan dukungan

dalam bentuk pendampingan untuk melakukan pengawalan penerapan teknologi di

lapangan.

1.2. Tujuan

Memperkenalkan teknologi PTT kedelai dalam upaya mendukung SL-PTT

Kedelai dan peningkatan produktivitas kedelai sebesar 15% di wilayah Aceh

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam usahatani

kedelai di Provinsi Aceh.

1.3. Keluaran yang Diharapkan

Terlaksananya pendampingan dan pengawalan teknologi pada kegiatan SL-

PTT kedelai sebanyak 2 (dua) lokasi di Aceh.

Page 7: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

6

Terlaksananya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan pendampingan SL-

PTT kedelai sebanyak 2 (dua) lokasi di Aceh.

Tercapainya peningkatan produktivitas kedelai dalam usaha meningkatkan

pendapatan serta kesejahteraan petani pada areal SL-PTT kedelai.

Terlaksananya cara penerapan teknologi budidaya kedelai spesifik lokasi

yang diwujudkan dalam bentuk demplot kepada petani/masyarakat.

1.4. Hasil yang Diharapkan

Teknologi PTT Kedelai dapat meningkatkan hasil (15%)

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani kedelai

Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi dan upaya

untuk meningkatkan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman

Terpadu (PTT) dengan prinsip partisipatif, spesifik lokasi, terpadu, sinergis

atau serasi dan dinamis.

Meningkatnya produktivitas kedelai >15% per hektar sekaligus

meningkatkan pendapatan petani.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Perkiraan Manfaat :

Hasil pengkajian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi petani dalam upaya

meningkatkan pendapatannya, bermanfaat bagi pengambil kebijakan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempercepat tingkat adopsi teknologi PTT

spesifik lokasi sehingga senjang hasil antara hasil pengkajian dan hasil

ditingkat petani dipersempit.

Perkiraan dampak :

Meningkatnya tingkat adopsi teknologi PTT kedelai di Provinsi Aceh

Meminimalkan faktor-faktor penghambat/kendala tingkat adopsi teknologi

PTT kedelai di tingkat petani

Memaksimalkan faktor-faktor peningkatan tingkat adopsi teknologi PTT

kedelai di tingkat petani

Produksi kedelai di Aceh meningkat (15%), dan benih kedelai bermutu

tersedia ditingkat petani.

Page 8: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

7

Page 9: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kedelai

Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama yang menyehatkan

karena mengandung protein tinggi dan memiliki kadar kolesterol yang rendah.

Kebutuhan akan komoditi kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun baik sebagai

bahan pangan utama, pakan ternak maupun sebagai bahan baku industri skala

besar (pabrikan) hingga skala kecil (rumah tangga). Rata-rata kebutuhan kedelai

setiap tahunnya ± 2.300.000 ton. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut,

produksi dalam negeri saat ini (ATAP Tahun 2010, BPS) baru mampu memenuhi ±

907.031 ton ( ± 41,22 %) dari kebutuhan sedangkan ARAM III Tahun 2011 baru

mencapai 870.068 atau 37,85 % dari total kebutuhan, sedangkan kekurangannya

berasal dari impor. Besarnya impor tersebut, menyebabkan kehilangan devisa

negara yang cukup besar dan sangat rentan terhadap Ketahanan Pangan Nasional.

Di Indonesia, kedelai mempunyai peran strategis sebagai bahan pangan dan

bahan baku industri. Permintaan kedelai di Indonesia dari tahun ke tahun terus

miningkat, tetapi produksinya kian berkurang karena penurunan luas areal panen.

Produksi kedelai di Indonesia tahun 2010 mencapai 905.015 ton (BPS 2011), tetapi

kebutuhan dalam negeri diperkirakan mencapai 2.088.330 ton (Sudaryanto dan

Swastika 2007), sehingga masih mengalami defisit produksi 1.183.315 ton. Defisit

produksi kedelai tersebut, pada masa mendatang akan terus terjadi apabila harga

dan tata niaga kedelai tidak diperbaiki, karena usahatani kedelai secara ekonomi

kalah bersaing dengan jagung dan kacang tanah (Krisdiana dan Heryanto 2010).

Kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama masyarakat Indonesia,

meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi

karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Ketergantungan

terhadap kedelai impor sangat memprihatinkan, karena seharusnya kita mampu

mencukupinya sendiri. Ini karena produktivitas rendah dan semakin meningkatnya

kebutuhan kedelai. BPTP selaku perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian

berusaha membantu dalam peningkatan produksi secara kuantitas, kualitas dan

kelestarian lingkungan sehingga kita bisa bersaing di era pasar bebas.

Rendahnya produksi kedelai di dalam negeri antara lain disebabkan masih

rendahnya produktivitas, di tingkat petani rata-rata hanya mencapai 13,78 ku/ha

Page 10: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

9

(ARAM III Tahun 2011, BPS), sedangkan potensi produksi beberapa varietas unggul

dapat mencapai 20,00– 35,00 ku/ha, hal ini karena belum diterapkannya teknologi

spesifik lokasi.

2.2. Prinsip PTT

Penerapan PTT didasarkan pada 4 prinsip utama, yaitu:

1. Partisipatif: artinya PTT membutuhkan partisipasi berbagai pihak, baik fasilitator

atau petugas (Penyuluh, POPT, PBT, Widyaiswara, Peneliti) maupun petani.

Petugas mendorong partisipasi aktif petani pelaksana dalam memilih dan

menentukan teknologi yang akan diterapkan pada lahan usahataninya serta

mendorong agar petani dapat menguji teknologi rekomendasi tersebut sesuai

dengan kondisi setempat dan kemampuan petani melalui proses pembelajaran,

2. Integrasi atau Terpadu: artinya PTT merupakan suatu keterpaduan

pengelolaan sumberdaya lahan, air, tanaman, organisme pengganggu tanaman

(OPT) dan iklim secara bijak untuk menjamin keberlanjutan proses produksi,

3. Dinamis atau Spesifik Lokasi: artinya PTT memperhatikan kesesuaian

teknologi yang dikembangkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial

ekonomi petani. Komponen teknologi di dalam PTT bukan “paket teknologi”

yang bersifat tetap, kaku atau “fixed” melainkan komponen teknologi yang

dikembangkan bersifat fleksibel dan petani diberikan ruang dan kesempatan

untuk memilih, menentukan, menetapkan, mencoba, menguji, mengevaluasi

dan memperbaiki teknologi sesuai dengan permasalahan usahatani, kebutuhan

teknologi dan karakteristik sumberdaya (lahan, air, iklim, OPT, sosial ekonomi,

dan sosial budaya) setempat (spesifik lokasi) sehingga bersifat dinamis.

4. Interaksi atau Sinergisme: artinya PTT memanfaatkan teknologi pertanian

terbaik yang dihasilkan, dimaksudkan mendapatkan efek sinergisme dari

interaksi akibat penerapan berbagai komponen teknologi PTT, baik tergolong

ke dalam teknologi dasar maupun tergolong ke dalam teknologi pilihan

(alternatif).

Page 11: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

10

2.3. Strategi PTT

1. Peningkatan Produktivitas

Upaya peningkatan produktivitas dilaksanakan melalui: (a) penggunaan

varietas unggul/bibit unggul bermutu, (b) pemupukan secara berimbang, (c)

pengelolaan pengairan, (d) aplikasi teknologi budidaya seperti, penyiapan

lahan, pengaturan jarak tanam, pemberian mulsa, (e) pemeliharaan dan

sanitasi, (f) optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian, dan (g)

perbaikan budidaya, panen dan pasca panen disertai pengawalan,

sosialisasi, pemantauan, pendampingan dan koordinasi.

2. Perluasan Areal

Perluasan areal dilaksanakan melalui: (a) pemberdayaan atau optimalisasi

lahan kering/lahan terlantar pada daerah- daerah

transmigrasi/Perhutani/Inhutani/PTPN, (b) Investasi pihak Swasta, dan (c)

Kemitraan.

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dilakukan dalam rangka mengamankan produksi dari

(a) serangan hama dan penyakit, (b) dampak perubahan iklim seperti banjir

dan kekeringan, (c) pengamanan kualitas produksi akibat residu pestisida.

Pengamanan produksi terhadap serangan hama dilakukan melalui

pengendalian secara secara kultur teknis, fisik dan mekanis serta secara

kimiawi, sedangkan upaya pengamanan produksi akibat dampak perubahan

iklim adalah dengan antisipasi dampak perubahan iklim dan upaya-upaya

lain yang dapat mengurangi dampak perubahan iklim tersebut.

4. Penyempurnaan Manajemen

Strategi ini dilakukan melalui antara lain : a). Kebijakan pasar, distribusi dan

harga hasil produksi; b). Kebijakan peluang usaha yang kondusif dan

pertanggungan resiko petani; c). Kerjasama Pusat, Diperta Provinsi dan

Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Petani dan Pengusaha/Sawasta; d).

Perbaikan sistem perencanaan, data dan informasi.

Page 12: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

11

III. METODOLOGI/PROSEDUR

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan berada di kabupaten Bireuen, desa Paloh, Kecamatan

Peusangan yang merupakan lahan sawah tadah hujan dan di desa Cot Jrat,

Kecamatan Kota Juang, yakni lahan kering. SL-PTT kedelai akan dilakukan

pendampingan oleh BPTP Aceh bekerjasama dengan penyuluh (PPL). Model SL-PTT

untuk komoditas kedelai di suatu wilayah dapat berbeda dengan di wilayah lain,

bergantung pada masalah yang akan diatasi.

Langkah pertama dalam mengembangkan suatu model yaitu: (1)

mengidentifikasi masalah di suatu tempat, (2) mengidentifikasi ketersediaan sumber

daya dan lingkungan fisik maupun biologi, (3) mengidentifikasi teknologi-teknologi

yang tersedia untuk suatu ekosistem, dan (4) mempelajari keterkaitan dan sistem di

antara teknologi lain yang tersedia dengan sosial budaya petani (Kartaatmadja dan

Fagi, 2000). Dari hasil identifikasi permasalahan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan masalah-masalah utama yang ditemukan di desa contoh. Dari sini

dapat diidentifikasi teknologi-teknologi yang tersedia serta teknologi yang perlu

dikembangkan lebih lanjut dalam Demonstrasi Plot.

Cakupan kegiatan, meliputi: (a) koordinasi BPTP Aceh dengan pemerintah

daerah/kabupaten, (b) membantu kegiatan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP)

untuk menggali potensi dan permasalahan di lokasi SL-PTT, (c) apresiasi teknologi

PTT, (d) bimbingan penerapan PTT, (e) demplot PTT, f) melatih tenaga inti

pelaksana, serta g) monev pendampingan SL-PTT.

3.2. Pendekatan

Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan setempat,

maka proses pemilihan atau perakitan teknologi didasarkaan pada hasil analisis

potensi, kendala dan peluang atau dikenal dengan Participatory Rural Appraisal

(PRA). Dari hasil PRA teridentifikasi masalah yang dihadapi dalam upaya

peningkatan produksi. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilih teknologi yang

akan diintroduksikan, baik dari komponen teknologi dasar maupun pilihan.

Komponen teknologi pilihan dapat menjadi komponen teknologi dasar jika hasil PRA

Page 13: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

12

memprioritaskan penerapan komponen teknologi tersebut untuk pemecahan

masalah utama di wilayah setempat (Suryana A, dkk, 2008).

PRA akan dilaksanakan di salah satu desa dalam kabupaten sasaran oleh tim

peneliti dari berbagai disiplin ilmu yang telah mendapatkan pelatihan PRA

sebelumnya dan dilaksanakan bersama-sama dengan petani dan PPL di tingkat

kecamatan. Dalam kegiatan ini fokus identifikasi dilakukan terhadap:

Karakterisasi lokasi, mencakup validasi peta desa, peta topografi dan hidrologi,

peta usaha industri rumah tangga, peta sumberdaya, kalender musim, rangking

matriks, sejarah desa, penggunaan tenaga kerja berdasarkan gender, dan arus

sumberdaya.

Identifikasi dan analisa permasalahan

Persepsi petani mengenai permasalahan dan akar permasalahan

Peluang mengatasi permasalahan

Bentuk dukungan yang akan dilakukan BPTP Aceh adalah sebagai berikut:

a. Penyediaan benih sumber kedelai dilakukan pada seluruh lokasi LL kedelai

851,9 unit.

b. Komponen teknologi yang digunakan didasarkan kepada hasil assessment

dengan petani pada waktu pelaksanaan PRA. Dosis pupuk standar yang

digunakan adalah pupuk Urea 50 kg/ha, pupuk SP 36 75-100 kg/ha, pupuk KCl

75-100 kg/ha. Dalam pelaksanaan pengkajian dilakukan

monitoring/pengamatan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman

(OPT). Apabila terdapat serangan maka dilakukan pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida kimia. Demikian pula pada komoditas padi, jagung, dan

kacang tanah, komponen teknologi yang akan diterapkan berdasarkan hasil

analisis PRA.

c. Penyediaan informasi, juklak, juknis, dan prototipe SL-PTT kedelai bagi

Pemandu Lapangan.

d. Pelatihan tenaga inti dan pendamping dari 1 kabupaten, sebanyak 60 orang

dengan memberikan materi peningkatan produksi melalui penerapan SL-PTT.

Pelatihan petugas SL-PTT dilaksanakan di Kabupaten lokasi SL-PTT, secara

berurutan yang dimulai dari pelatihan Pemandu Lapangan, terakhir pelatihan

penyuluh di BPP dan pelatihan petani di Kabupaten/Kota.

Page 14: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

13

Perserta pelatihan Pemandu Lapangan adalah PPL, Pengendali Organisme

Pengganggu Tanaman (POPT) dan Pengawas Benih Tanaman (PBT) dengan

materi pelatihan meliputi tatacara pelaksanaan SL-PTT dan dititikberatkan pada

praktek lapangan. Narasumber adalah para ahli dari lingkup Dinas Pertanian

Kabupaten dan BPTP.

e. Teknologi & tool spesifik lokasi SL-PTT diterapkan pada seluruh lokasi LL

sedangkan lokasi SL-PTT kedelai diharapkan dapat mengikutinya melalui

kegiatan diseminasi yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh. Seluruh unit LL akan

mendapatkan teknologi PTT dan SL diharapkan mampu menerapkan di

lokasinya masing-masing.

f. Kegiatan monitoring dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai

dengan panen oleh petugas Pusat, Provinsi dan Kabupaten, yang meliputi

perkembangan pelaksanaan SL-PTT, hasil yang telah dicapai, pemecahan

permasalahan dan lain-lain. Evaluasi juga dilaksanakan oleh petugas Pusat,

Provinsi dan Kabupaten, setelah seluruh rangkaian kegiatan dalam SL-PTT

selesai dilaksanakan. Evaluasi meliputi: 1) Komponen kegiatan pelaksanaan SL-

PTT, 2) Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil, 3) Kenaikan produktivitas

di lokasi LL dan SL, dan 4) Penerapan komponen teknologi PTT dan lain-lain.

3.3. Pola Pendampingan

Pola pendampingan yang akan dilaksanakan oleh BPTP Aceh tersebut

dapat pula dilihat pada Gambar 1, berikut:

Gambar 1. Struktur Pola Pendampingan BPTP NAD pada SL-PTT Padi dan Kedelai

Tim Tekn is SL -PTTP rovi ns i

Pe ndam p in g diL okas i SL-P TT

P P /T HL- TB

SL-P TT LL1 0-2 5 h a

1 h a

K C D/K UP T/Ma n tri Ta n i

PO PT

Konta k T an i /Pe ta ni Ma ju

DemplotIntroduksiVUB

Bahancetak-VCDteknologi

Pelatihan

PendampinganTeknologi

Page 15: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

14

3.4. Komponen Teknologi PTT KedelaiKomponen teknologi pendukung teknologi PTT kedelai yang diterapkan

adalah sebagai berikut:

1. Varietas unggul, yaitu Anjasmoro dan Kipas Merah Biruen

2. Benih berkualitas, daya kecambah 95-97%

3. Penyiapan lahan, olah tanah konservasi.

4. Saluran drainase, bertujuan untuk membuang kelebihan air pada saat

adanya hujan yang kadang-kadang masih cukup tinggi.

5. Populasi tanaman optimal dengan jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2 biji

perlubang tanam

6. Penananam dengan tugal, lubang tanam ditutup dengan abu jerami dan atau

pupuk kandang

7. Pemupukan: menggunakan pupuk NPK ponska (15-15-15) dengan dosis

200 kg/ha (berdasarkan PUTK, status hara tanan ; N rendah, P rendah-

sedang dan K rendah-sedang)

8. Penyiangan, secara manual pada umur 15-20 hst dan umur 35-40 hst

9. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu

10. Panen, tanaman kedelai yang sudah masak dipotong menggunakan sabit

bergerigi, dikeringkan, kemudian pembijian menggunakan treshar.

3.5. Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas unggul (Kipas Merah,

Anjasmoro) , pupuk (Urea, SP-36, KCl, NPK, Kompos dan pupuk kandang),

herbisida, pestisida, dan bahan pendukung lainnya seperti: tali rafia/ajir, papan

nama kegiatan, cangkul, meteran, dan alat lapangan lainnya, di samping petunjuk

teknis sebagai acuan dalam pelaksanaan SL-PTT Kedelai.

3.6. Teknik Diseminasi

Metode Pelaksanaan Kegiatan

1. Penetuan lokasi dan petani kooperator dengan luas lahan 2 ha pada

masing-masing lokasi dengan metode PRA.

2. Pelatihan penyuluh dan petani yang terlibat kegiatan, dengan materi

pendampingan SL-PTT kedelai (tahap 1)

Page 16: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

15

3. Pengadaan benih kedelai varietas Anjasmoro dan Kipas Merah

4. Penyiapan lahan :

- TOT, menggunakan herbisida untuk pengendalian gulma

- Pembuatan bedengan lebar 2 m, panjang 10-20 cm

5. Penanaman :

- Secara tugal dengan jarak tanam 20 x 40 cm, 2 biji per lubang, lubang

tanam ditutup dengan abu jerami/pupuk kandang

6. Pemupukan secara tugal 5 cm di samping tanaman, pada umur 10 hari

setelah tanam. Dosis pupuk : 50 kg Urea/ha + 75 kg SP36 + 75 kg KCl.

7. Pengendalian gulma (buang rumput) pada umur 20 hari setelah tanam

(tergantung pertumbuhan gulma).

8. Pelatihan kedua, dengan peserta penyuluh dan petani yang ada di

kecamatan, dengan materi Teknologi SL-PTT Kedelai

9. Pengamatan terhadap : umur berbunga, hama dan penyakit dominan,

jumlah cabang per rumpun, jumlah polong isi per rumpun dan jumlah

polong hampa per rumpun dari tanaman sampel.

10. Temu lapang pada salah satu dari dua lokasi kegiatan. Lokasi untuk temu

lapang dipilih yang terbaik dari dua lokasi kegiatan

11. Pengambilan ubinan 1 x 5 m sebanyak 4 ubinan pada masing-masing lokasi.

12. Panen dan Prosesing hasil yang meliputi : pemotongan, pengeringan,

pembijian, dan penimbangan hasil dari ubinan

13. Analisa data

14. Pelaporan

15. Seminar hasil

Komponen Teknologi yang diterapkan

Komponen teknologi yang diterapkan adalah :

- Varietas Anjasmoro dan Kipas Merah

- Benih dengan daya kecambah > 90 %

- Penyiapan lahan : Tanpa Olah Tanah (TOT),

- Saluran drainase, dengan membuat bedengan lebar 2 m, panjang 10 - 20 m

- Penanaman : Jarak tanam 20 cm x 40 cm, 2 biji per lubang (populasi

tanaman +125.000 rumpun).

Page 17: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

16

- Penananam secara tugal, 2 biji per lubang, kemudian lubang tanam, 5 cm

disamping rumpun padi yang baru dipanen, kemudian ditutup dengan : (1)

pupuk kandang (kebutuhan 2 ton/ha)

(2) abu sekam (kebutuhan 2 ton/ha)

(3) tanah (umum dilakukan petani setempat)

- Pemupukan :

a) tanpa pupuk (untuk melihat pengaruh residu pupuk, pada waktu tanam

padi petani beri pupuk 200 kg/ha urea (Urea diberikan dua kali yaitu

umur 15 hst dan umur 30-35 hst) + 100 kg/ha SP36 pada umur 15 hari

setelah tanam/hst) dengan hasil 5,5 ton/ha GKP.

b) diberi pupuk dengan dosis 50 kg/ha Urea + 75 kg/ha SP36 + 75 kg/ha

KCl (berdasarkan hasil analisa tanah dengan PUTS, kandungan N rendah,

P tinggi dan K tinggi). Pupuk pertama diberikan pada umur 10 hst secara

tugal, 5 cm di samping tanaman

- Pengendalian gulma sesuai dengan mekanisme pelaksanaan SL-PTT dan

tergantung pertumbuhan gulma di lapangan

- Pengandalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan mekanisme

pelaksanaan SL-PTT

- Panen : panen dilakukan dengan cara memotong batang kedelai yang telah

masak secara fisiologis (daun telah gugur, polong kering warna coklat tua

atau kuning)

- Pasca panen : pembijian dilakukan dengan Tresher setelah polong kering.

Sebagai pembanding adalah teknologi yang biasa dilakukan petani di lokasi

pengkajian.

Page 18: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Penentuan Lokasi Kegiatan (metode PRA)

A. Kelompok Tani Desa Paloh:

1. Melakukan koordinasi dengan Kepala BPP Peusangan untuk menentukan lokasi

SL-PTT Kedelai.

2. Melakukan pertemuan dengan Ketua Kelompok Tani Desa Paloh Kecamatan

Peusangan dan Kelompok Tani Desa Cot Jrat Kecamatan Kota Juang Bireuen,

dalam rangka koordinasi, PRA dan identifikasi jadwal tanam kedelai.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota kelompok tani Desa Paloh,

mereka masih melakukan budidaya kedelai pada lahan tadah hujan dengan

sistem tradisional. Pola tanam yang digunakan petani selama ini adalah kedelai-

kedelai-padi. Pengolahan tanah hanya dilakukan 1 kali setelah penanaman

kedelai atau sebelum penanaman padi.

4. Petani masih melakukan pemupukan dengan cara disebar dengan dosis:

NPK: 30-35 kg/ha, Urea: 20-25 kg/ha, KCl : 25-30 kg/ha. pemupukan dilakukan

pada umur 7 HST, dengan mengaduk rata semua jenis pupuk. Pada umur 20

HST ditambahkan NPK, Urea dan KCl sebanyak 10 kg/ha dengan mengaduk

semua pupuk.

5. Hasil pengukuran sampel tanah dengan menggunakan PUTS pada 2 lokasi

calon SL-PTT Kedelai adalah:

Lokasi 1). N: rendah, P: tinggi, K: tinggi dan pH: > 8 (Alkalis).

Lokasi 2). N: sedang, P: tinggi, K: tinggi dan pH: > 8 (Alkalis).

6. Petani dilokasi pengkajian melakukan perlakuan benih dengan rizobium, untuk

daya tumbuh dan mencegah agar tidak dimakan serangga. Kebutuhan benih 50

kg/ha dengan jarak tanam yang digunakan petani selama ini adalah 40x30 cm

dengan 3-4 biji per lubang.

7. Kendala utama adalah hama walang sangit ketika pengisian polong.

Page 19: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

18

B. Kelompok Tani Desa Cot Jrat:

1. Hasil wawancara pendahuluan dengan kelompok tani Desa Cot Jrat Kecamatan

Kota Juang, petani masih melakukan budidaya kedelai pada lahan kering dengan

sistem tradisional. Pola tanam yang digunakan petani adalah kedelai-kedelai.

Pengolahan tanah hanya dilakukan 1 kali untuk 3 kali penanaman kedelai

dengan traktor besar.

2. Petani di Desa Cot Jrat tidak memberikan pupuk pada lahan kedelai, karena

selama ini menurut mereka lahan yang digunakan cukup subur.

3. Hasil pengukuran sampel tanah dengan menggunakan PUTS pada lokasi calon

SL-PTT Kedelai adalah: Lokasi 1). N: rendah, P: tinggi, K: tinggi dan pH: 5-6

(agak masam).

4. Petani hanya melakukan pemupukan dengan pupuk daun dan PPC. Seleksi

perlakuan benih dilakukan berdasarkan kondisi lapangan, jika dalam kondisi

hujan maka dilakukan seleksi benih untuk menghindari agar tidak dimakan

serangga. Kebutuhan benih 50 kg/ha dengan jarak tanam yang digunakan

selama ini adalah 40x20 cm.

5. Kendala utama adalah hama walang sangit ketika pengisian polong.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman Kedelai Di Lahan Sawah DiDesa Paloh, Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen

Perkembangan tanaman kedelai Indonesia selama 10 tahun terakhir

menunjukkan penurunan yang cukup besar, lebih dari 50%, baik dalam luasan areal

maupun produksinya. Pada tahun 1992, luas areal tanaman kedelai mencapai 1,6

juta ha, sedangkan pada tahun 2003, luas areal hanya 526.796 ha. Total produksi

selama periode yang sama menurun dari 1,9 juta ton menjadi 700 ribu ton.

(Sumber: Anonimous, 2004)

Ada dua masalah yang saling terkait dan berpengaruh terhadap

perkembangan kedelai, yaitu faktor teknis dan sosial-ekonomi. Faktor teknis yang

berpengaruh terhadap perkembangan kedelai yaitu kualitas benih yang ditanam,

cara tanam, cara pemeliharaan tanaman, serta panen dan penanganan pascapanen.

Adapun faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi usaha tani kedelai di tingkat

Page 20: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

19

petani, diantaranya yaitu luas pemilikan lahan, status tanaman kedelai, modal, dan

resiko.

Pertanaman kedelai di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa (60%);

Sumatera (15%); Nusa Tenggara Barat (5%); serta selebihnya tersebar di Pulau

Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTT, Maluku, dan Papua. Kondisi tersebut

mencerminkan adanya perbedaan sumber daya yang akhirnya menyebabkan

adanya keragaman dalam usaha tani kedelai yang dilakukan oleh petani. Hal ini pula

yang menyebabkan biaya dan keuntungan yang diperoleh petani bervariasi.

Pengeluaran biaya dalam usaha tani kedelai yang berbeda tersebut antara lain

harga benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain.

A. Biaya dan keuntungan (Teknologi Introduksi)

Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil

data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten

Bireuen, Kecamatan Peusangan pada Desa Paloh dengan luas lahan 1 ha, berupa

lahan sawah.

Upah 1 hari orang kerja (HOK) senilai Rp 50.000/hari.

Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 6.000/kg.

Volume produksi sebanyak 1.770 kg.

1. Biaya

Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat

dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah

biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh

jumlah produk yang akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak

tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan berpengaruh

terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang

dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

a. Biaya tetap

Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama

satu musim tanam (4 bulan) sebagai berikut :

Sewa lahan 1 ha .......Rp 500.000

Page 21: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

20

b. Biaya tidak tetap (variabel)

Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai dengan teknologi introduksi dapat dilihat

pada tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Analisa usahatani kedelai varietas Anjasmoro teknologi Introduksi diDesa Paloh Kecamatan Peusangan Kab. Bireuen skala 1 hektar selama1 MT

Uraian Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp)InputBiaya TetapSewa lahan 1 ha 500.000 500.000Biaya Tidak TetapBenih 40 kg 7.000 280.000Pupuk

Urea 0 kg 2.000 -SP-36 20 kg 3.000 60.000KCl 30 kg 7.000 210.000NPKp 150 kg 3.500 525.000pupukkandang 2.000 kg 1.100 2.200.000

Insektisida 250 Cc 300 75.000Fungisida 200 Gram 150 30.000Pengolahan tanah 0 m2 0 -Penanaman 15 HOK 50.000 750.000Penyiangan 30 HOK 50.000 1.500.000Pemupukan 0 HOK 0 -Penyemprotan 4 KL 10.000 40.000Pengairan 0 MT 0 -Pemanenan 15 HOK 50.000 750.000

Perontokan 10 % dari hasil 177 kg 6.000 1.062.000

Ongkos angkut 5 HOK 50.000 250.000

Total Input 8.232.000

Output

Produksi 1.770 kg 6.000 10.620.000Pendapatan (Output -Input) 2.388.000

R/C Ratio 1,29

B/C Ratio 0,29

Page 22: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

21

2. Pendapatan dan keuntungan

Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha selama satu musim

tanam (3 bulan) mencapai 1,7 ton/ha. Bila harga jual pada saat panen dapat

mencapai Rp 6.000/kg maka pendapatan yang diperoleh petani sebagai berikut :

Pendapatan = Volume produksi x Harga jual

= 1.770 kg x Rp 6.000/kg

= Rp 10.620.000

Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha sebagai berikut :

Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi

= Rp 10.620.000 – Rp 8.232.000

= Rp 2.388.000

3. Analisis kelayakan usaha

Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan pendapatan (benefit

cost ratio, B/C rasio).

a. Return of investment (ROI)

Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan

total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi

penggunaan modal atau mengukur keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan

jumlah modal yang diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus

sebagai berikut :

= = Rp. 10.620.000Rp. 8.232.000= 1,29

Page 23: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

22

Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 1,29. Berarti, setiap modal Rp 1 yang

dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp

1,29. Dengan demikian, usaha tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam

penggunaan modal.

b. Revenue cost ratio (R/C rasio)

Revenue cost ratio (R/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

pendapatan total dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Bila nilai R/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut

layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai R/C rasio lebih kecil dari 1, usaha

tani tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Perhitungan R/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

/ = = Rp. 10.620.000Rp. 8.232.000= 1,29Hasil perhitungan nilai R/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 1,29. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,29 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

c. Benefit cost ratio (B/C rasio)

Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai

B/C > 0. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh

dari usaha tersebut.uatu usaha

Perhitungan B/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

Page 24: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

23

/ = = . . . . . . = 0,29

Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 0,29. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 0,29 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

B. Biaya dan keuntungan (Teknologi Petani)

Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil

data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten

Bireuen, Kecamatan Jeumpa pada Desa Paloh dengan luas lahan 1 ha, berupa lahan

sawah.

Upah 1 hari orang kerja (HOK) senilai Rp 50.000/hari.

Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 6.000/kg.

Volume produksi sebanyak 1.140 kg.

1. Biaya

Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat

dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah

biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh

jumlah produk yang akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak

tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan berpengaruh

terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang

dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

a. Biaya tetap

Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai seluas 1 ha selama

satu musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :

Page 25: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

24

Sewa lahan 1 ha ......................................................Rp 500.000

b. Biaya tidak tetap (variabel)

Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai dengan teknologi petani dapat dilihat pada

tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Analisa usahatani kedelai varietas Kipas Merah teknologi Petani diDesa Paloh Kecamatan Peusangan Kab. Bireuen skala 1 hektarselama 1 MT

Uraian jumlahsatuan

harga(Rp) biaya (Rp)

InputBiaya TetapSewa lahan 1 ha 500000 500.000Biaya Tidak TetapBenih 50 kg 7000 350.000Pupuk

Urea 0 kg 2000 -SP-36 0 kg 3000 -KCl 0 kg 7000 -NPKp 0 kg 3500 -pupukkandang 0 kg 1100 -

Insektisida 250 Cc 300 75.000Fungisida 200 Gram 150 30.000Pengolahan tanah 0 m2 0 -Penanaman 15 HOK 50000 750.000Penyiangan 30 HOK 50000 1.500.000Pemupukan 0 HOK 0 -Penyemprotan 4 KL 10000 40.000Pengairan 0 MT 0 -Pemanenan 15 HOK 50000 750.000Perontokan 10 % dari hasil 114 kg 6000 684.000Ongkos angkut 5 HOK 50000 250.000Total Input 4.929.000OutputProduksi 1140 kg 6000 6.840.000Pendapatan (Output -Input) 1.911.000

R/C Ratio 1,39

B/C Ratio 0,39

Page 26: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

25

2. Pendapatan dan keuntungan

Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha selama satu musim

tanam (3 bulan) mencapai 1,1 ton/ha. Bila harga jual pada saat panen dapat

mencapai Rp 6.000/kg maka pendapatan yang diperoleh petani sebagai berikut :

Pendapatan = Volume produksi x Harga jual

= 1.140 kg x Rp 6.000/kg

= Rp 6.840.000

Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha sebagai berikut :

Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi

= Rp 6.840.000 – Rp 4.929.000

= Rp 1.911.000

3. Analisis kelayakan usaha

Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan pendapatan (benefit

cost ratio, B/C rasio).

a. Return of investment (ROI)

Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan dengan

total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi

penggunaan modal atau mengukur keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan

jumlah modal yang diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus

sebagai berikut : = = . . .. . .= 1,39Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 1,39. Berarti, setiap modal Rp 1 yang

dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp

1,39. Dengan demikian, usaha tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam

penggunaan modal.

Page 27: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

26

b. Revenue cost ratio (R/C rasio)

Revenue cost ratio (R/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

pendapatan total dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Bila nilai R/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut

layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai R/C rasio lebih kecil dari 1, usaha

tani tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Perhitungan R/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

/ = = Rp. 6.840.000Rp. 4.929.000= 1,39

Hasil perhitungan nilai R/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 1,39. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,39 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

c. Benefit cost ratio (B/C rasio)

Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai

B/C > 0. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh

dari usaha tersebut.uatu usaha

Perhitungan B/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :/ = = Rp. 1.911.000Rp. 4.929.000= 0,39

Page 28: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

27

Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 0,39. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 0,39 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

4.2.2. Analisis Ekonomi Budidaya Tanaman Kedelai Dengan SistemTanpa Olah Tanah (Tot) Di Desa Cot Jrat Kecamatan Kota JuangKabupaten Bireuen

Perkembangan tanaman kedelai Indonesia selama 10 tahun terakhir

menunjukkan penurunan yang cukup besar, lebih dari 50%, baik dalam luasan areal

maupun produksinya. Pada tahun 1992, luas areal tanaman kedelai mencapai 1,6

juta ha, sedangkan pada tahun 2003, luas areal hanya 526.796 ha. Total produksi

selama periode yang sama menurun dari 1,9 juta ton menjadi 700 ribu ton.

(Sumber: Anonimous, 2004)

Ada dua masalah yang saling terkait dan berpengaruh terhadap

perkembangan kedelai, yaitu faktor teknis dan sosial-ekonomi. Faktor teknis yang

berpengaruh terhadap perkembangan kedelai yaitu kualitas benih yang ditanam,

cara tanam, cara pemeliharaan tanaman, serta panen dan penanganan pascapanen.

Adapun faktor sosial-ekonomi yang mempengaruhi usaha tani kedelai di tingkat

petani, diantaranya yaitu luas pemilikan lahan, status tanaman kedelai, modal, dan

resiko.

Pertanaman kedelai di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa (60%);

Sumatera (15%); Nusa Tenggara Barat (5%); serta selebihnya tersebar di Pulau

Sulawesi, Kalimantan, Bali, NTT, Maluku, dan Papua. Kondisi tersebut

mencerminkan adanya perbedaan sumber daya yang akhirnya menyebabkan

adanya keragaman dalam usaha tani kedelai yang dilakukan oleh petani. Hal ini pula

yang menyebabkan biaya dan keuntungan yang diperoleh petani bervariasi.

Pengeluaran biaya dalam usaha tani kedelai yang berbeda tersebut antara lain

harga benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain.

A. Biaya dan Keuntungan

Untuk memberi gambaran umum, analisis usaha tani kedelai mengambil

data dari salah satu sentra pertanaman kedelai di Provinsi Aceh, yaitu Kabupaten

Page 29: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

28

Bireuen, Kecamatan Kota Juang pada Desa Paloh dengan luas lahan 1 ha, berupa

lahan sawah.

Upah per hari orang kerja (HOK) senilai Rp 50.000/hari.

Harga jual biji kedelai saat panen di tingkat petani Rp 6.000/kg.

1. Biaya

Secara umum, biaya yang digunakan pada kegiatan usaha tani dapat

dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jumlah

biaya yang harus dikeluarkan dalam jumlah yang tetap dan tidak terpengaruh oleh

jumlah produk yang akan dihasilkan. Sementara yang dimaksud dengan biaya tidak

tetap adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah tersebut akan berpengaruh

terhadap jumlah produk yang dihasilkan. Ini berarti, semakin besar produk yang

dihasilkan maka akan semakin besar pula jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

a). Biaya Tetap

Biaya tetap yang diperlukan pada kegiatan usaha tani kedelai per hektar per

musim tanam (3 bulan) sebagai berikut :

Sewa lahan per hektar (ha) sebesar Rp 500.000,-

b). Biaya tidak tetap (variabel)

Biaya tidak tetap pada usaha tani kedelai dengan teknologi petani dan teknologi

introduksi dapat dilihat pada tabel 3.

2. Pendapatan dan Keuntungan

a) Teknologi Introduksi

Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam per hektar per

musim tanam (3 bulan) mencapai 2,3 ton/ha. Bila harga jual pada saat

panen mencapai Rp. 6.000,-/kg memberikan pendapatan yang diperoleh

petani sebagai berikut :

)(arg)(Prtan kgaJualxHkgoduksiVolumePendapa

000.6.383,2 xRp

,000.298.14.Rp

Page 30: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

29

Tabel 3. Analisa usahatani kedelai di lahan kering Desa Cot Jrat Kecamatan KotaJuang Kab. Bireuen skala 1 hektar selama 1MT.

No Perlakuan Harga(Rp)

P. Petani P. Introduksi

Vol Jumlah(Rp) Vol Jumlah

(Rp)I Biaya Produksi1 Sewa Lahan (MT/ha) 500,00

0 1 500,000 1 500,000

2 Sarana Produksia. Benih (kg/ha) 7,000 50 350,000 40 280,000b. Urea (kg/ha) 2,000 - - - -c. SP-36 (kg/ha) 3,000 - - 20 60,000d. KCL (kg/ha) 7,000 - - 30 210,000e. NPKp (kg/ha) 3,500 - - 150 525,000f. Kompos (kg/ha) 1,100 - - 2,000 2,200,000g. Insektisida (cc/ha) 300 250 75,000 250 75,000h. Fungisida (gr/ha) 150 200 30,000 200 30,000

3 Tenaga Kerja (HOK)a. Penyiapan Lahan (HOK) 50,000 - - - -b. Penanaman (HOK) 50,000 15 750,000 15 750,000c. Penyiangan (HOK) 50,000 30 1,500,000 30 1,500,000d. Pemupukan (HOK) 50,000 - - 2 100,000e. Penyemprotan (KL) 10,000 4 40,000 4 40,000f. Pengairan (MT) 50,000 - - - -g. Pemanenan (HOK) 50,000 15 750,000 15 750,000h. Perontokan 10% Hasil (kg) 6,000 139 831,600 238 1,429,800i. Ongkos Angkut (HOK) 50,000 5 250,000 5 250,000

Total Biaya Produksi 5,076,600 8,699,800II Hasil Produksi (kg/ha) 1,386 2,383

Harga Jual (Rp/kg) 6,000 6,000III Penerimaan (Rp/ha) 8,316,000 14,298,00

0IV Keuntungan (Rp) 3,239,400 5,598,200V R/C Ratio 1.64 1.64VI B/C Ratio 0.64 0.64

Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai per hektar sebagai

berikut : oduksiTotalBiayaPendapaKeuntungan Prtan

800.699.8.000.298.14. RpRp

,200.598.5.Rp

b). Teknologi Petani

Produksi biji kedelai yang diperoleh dari luas areal tanam 1 ha selama satu musim

tanam (3 bulan) mencapai 1,3 ton/ha. Bila harga jual pada saat panen dapat

mencapai Rp 6.000/kg maka pendapatan yang diperoleh petani sebagai berikut :

Page 31: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

30

)(arg)(Prtan kgaJualxHkgoduksiVolumePendapa

000.6.386.1 xRp

,000.316.8Rp

Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani kedelai seluas 1 ha sebagai berikut :

oduksiTotalBiayaPendapaKeuntungan Prtan

600.076.5.000.316.8. RpRp

,400.329.3.Rp

3. Analisis kelayakan usaha

Penilaian suatu kelayakan usaha tani dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

return of investment (ROI) dan perbandingan biaya dengan pendapatan (benefit

cost ratio, B/C rasio).

1. Return of investment (ROI)

a). Teknologi Introduksi

Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan

dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi

penggunaan modal atau mengukur keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan

jumlah modal yang diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus

sebagai berikut :

oduksiTotalBiaya

PendapaROI

Pr

tan

800.699.8.

000.298.14.

Rp

Rp

64,1

Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 1,64. Berarti, setiap modal Rp 1 yang

dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp

1,64. Dengan demikian, usaha tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam

penggunaan modal.

b). Teknologi Petani

Return of investment merupakan ukuran perbandingan antara keuntungan

dengan total biaya produksi. Cara ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi

penggunaan modal atau mengukur keuntungan usaha tani dalam kaitannya dengan

Page 32: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

31

jumlah modal yang diinvestasikan. Perhitungan ROI dilakukan dengan rumus

sebagai berikut :

oduksiTotalBiaya

PendapaROI

Pr

tan

600.076.5.

000.361.8.

Rp

Rp

64,1

Nilai ROI untuk usaha tani kedelai sebesar 1,64. Berarti, setiap modal Rp 1 yang

dikeluarkan untuk usaha tani kedelai akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp

1,64. Dengan demikian, usaha tani kedelai tersebut dinilai efisien dalam

penggunaan modal.

2. Revenue cost ratio (R/C rasio)

a) Teknologi Introduksi

Revenue cost ratio (R/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

pendapatan total dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Bila nilai R/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut

layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai R/C rasio lebih kecil dari 1, usaha

tani tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Perhitungan R/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

oduksiTotalBiaya

PendapaCR

Pr

tan/

800.699.8.

000.298.14.

Rp

Rp

64,1

Hasil perhitungan nilai R/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 1,64. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,64 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

Page 33: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

32

b). Teknologi Petani

Revenue cost ratio (R/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

pendapatan total dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Bila nilai R/C rasio lebih besar dari 1, berarti usaha tani tersebut

layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bila nilai R/C rasio lebih kecil dari 1, usaha

tani tersebut tidak layak untuk dijalankan.

Perhitungan R/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

oduksiTotalBiaya

PendapaCR

Pr

tan/

600.076.5.

000.316.8.

Rp

Rp

64,1

Hasil perhitungan nilai R/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 1,64. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,64 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

3. Benefit Cost Ratio (B/C rasio)

a). Teknologi Introduksi

Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai

B/C > 0. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh

dari usaha tersebut.uatu usaha

Perhitungan B/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

oduksiTotalBiaya

KeuntunganCB

Pr/

800.699.8.

200.598.5.

Rp

Rp

64,0

Page 34: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

33

Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 0,64. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 0,64 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

b). Teknologi Petani

Benefit cost ratio (B/C rasio) merupakan suatu ukuran perbandingan antara

keuntungan bersih dengan total biaya produksi sehingga dapat diketahui kelayakan

usaha taninya. Suatu usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai

B/C > 0. Semakin besar nilai B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh

dari usaha tersebut.uatu usaha

Perhitungan B/C rasio usaha tani kedelai dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

oduksiTotalBiaya

KeuntunganCB

Pr/

_,600.076.5.

,400.239.3.

Rp

Rp

64,0

Hasil perhitungan nilai B/C rasio pada usaha tani kedelai senilai 0,64. Artinya, setiap

satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 0,64 kali lipat.

Hasil ini menunjukkan bahwa usaha tani kedelai layak untuk dikembangkan.

Pelatihan Petani Kedelai Tahap Pertama

A. Pelatihan di BPP Peusangan:

1. Persiapan

Koordinasi dengan koordinator SL-PTT di Kecamatan Peusangan untuk

memastikan jadwal dan tempat pelaksanaan Pelatihan SL-PTT.

2. Pembukaan

Kegiatan pelatihan petani dan penyuluh pertanian lapangan dalam SL-PTT

kedelai dibukan oleh Bapak Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan

dan Perikanan Kecamatan Peusangan. Dalam arahannya kepala BP4K

mengatakan “kegiatan pelatihan ini hanya semata-mata untuk

Page 35: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

34

meningkatkan pengetahuan penyuluh dan petani dalam meningkatkan

produksi kedelai ditingkat petani”.

3. Pelaksanaan

Waktu dan tempat

Pelaksanaan Pelatihan dilakukan pada tanggal 23 Februari 2012 di Aula

Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kecamatan

Peusangan.

Materi

Tentang Pendampingan SL-PTT Kedelai

Teknologi Spesifik Lokasi PTT Kedelai

Nara Sumber :

1. Tim BPTP Aceh

2. Koordinator BPP Peusangan

4. Praktikum

Kunjungan ke lapangan untuk meninjau lokasi kegiatan SL-PTT kedelai.

5. Hasil pengujian Pretest yang dilakukan di Kecamatan Peusangan dengan

nilai rata-rata adalah 54 sedangkan nilai Postest adalah 33.

6. Kendala yang dihadapi petani kedelai:

o Musim tanam yang bergeser dan terjadinya serangan hama dan penyakit

pada tanaman kedelai.

B. Pelatihan di Desa Cot Jrat:

1. Persiapan

Melakukan pertemuan dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk

Koordinasi menentukan lokasi pelaksanan kegiatan pelatihan petani dan

penyuluh dalam pada program SL-PTT kedelai.

2. Pembukaan

Kegiatan pelatihan petani dan penyuluh pertanian lapangan dalam SL-PTT

kedelai dibuka oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kota

Juang yaitu Zulfikar, SP. Dalam sambutannya Zulfikar menjelaskan secara

detail tentang kegiatan program SL-PTT, mulai dari keinginan petani hingga

teknologi yang akan diterapkan dalam budidaya kedelai.

Page 36: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

35

3. Pelaksanaan

Waktu dan tempat

Pelaksanaan Pelatihan dilakukan pada tanggal 24 Februari 2012 di Aula

Balai Pertemuan Desa di Kampung Cot Jrat.

Materi

Tentang Pendampingan SL-PTT Kedelai

Teknologi Spesifik Lokasi PTT Kedelai

Nara Sumber :

1. Tim BPTP Aceh

2. Koordinator BPP Kota Juang

4. Praktikum

Kunjungan ke lapangan untuk meninjau lokasi kegiatan SL-PTT kedelai.

5. Hasil pengujian Pretest yang dilakukan di Desa Cot Jrat dengan nilai rata-

rata adalah 46 sedangkan nilai Postest adalah 44

6. Kendala yang dihadapi petani kedelai:

o Musim tanam yang bergeser dan terjadinya serangan hama dapenyakit

pada tanaman kedelai.

Penanaman Kedelai di desa Paloh Kecamatan Peusangan :

1. Persiapan

Koordinasi dengan koordinator SL-PTT di Kecamatan Peusangan untuk

memastikan jadwal dan tempat pelaksanaan penanaman kedelai.

2. Acara Penanaman Perdana

Kegiatan penanaman kedelai dalam pendampingan SL-PTT kedelai dibuka oleh

Bapak Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh. Dalam arahannya

kepala BPTP mengatakan kegiatan pendampingan SL-PTT Kedelai ini

merupakan program strategis Kementerian Pertanian untuk mendukung

meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani di Provinsi Aceh.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Bireuen memberikan arahan “kegiatan pendampingan SL-PTT Kedelai ini

merupakan kegiatan yang bersumber dari APBN tahun 2012, dimana Dinas P3K

Page 37: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

36

Kabupaten Bireuen memiliki tugas menyediakan dan menyalurkan Saprodi SL-

PTT Kedelai ke Petani sesuai dengan Kelompok Tani yang telah ditetapkan.

Dalam acara tersebut, Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan

Pangan Kabupaten Bireuen juga memberikan arahan kepada penyuluh dan

petani yang terlibat pada kegiatan Pendampingan SL-PTT Kedelai

mengharapkan “agar melaksanakan SL-PTT Kedelai ini secara terpadu dan

terfokus, sehingga kegiatan ini berjalan sesuai yang diharapkan, serta

menghimbau agar Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa Paloh untuk

senantiasa meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada petani dalam

melakukan SL-PTT Kedelai ini.

Kepala Balai Peternakan dan Perikanan Kecamatan Peusangan mengharapkan

petani di desa Paloh dapat membudidayakan kedelai secara maksimal, agar

dapat menghasilkan produksi kedelai sesuai harapan, serta menegaskan kepada

PPL di desa Paloh untuk mengawasi dan mengontrol kegiatan SL-PTT Kedelai

ini, agar berjalan dengan baik.

3. Pelaksanaan

a. Waktu dan tempat

Pelaksanaan Pelatihan dilakukan pada tanggal 17 Maret 2012 pada lokasi

penanaman kedelai di desa Paloh Kecamatan.

b. Peserta

Jumlah peserta yang hadir oleh 40 orang, yang terdiri dari BPTP Aceh, Dinas

Pertanian Kab. Bireuen, BP2KP Kab. Bireuen, PPL Kecamatan Peusangan dan

Petani Kedelai di Desa Paloh.

Pelatihan Petani Kedelai Tahap Kedua

A. Pelatihan di BPP Peusangan:

1. Persiapan

Koordinasi dengan koordinator SL-PTT di Kecamatan Peusangan untuk

memastikan jadwal dan tempat pelaksanaan Pelatihan SL-PTT.

Page 38: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

37

2. Pembukaan

Kegiatan pelatihan petani dan penyuluh pertanian lapangan dalam SL-PTT

kedelai dibukan oleh Bapak Kepala Balai Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan

Perikanan Kecamatan Peusangan. Dalam arahannya kepala BP4K mengatakan

“kegiatan pelatihan ini hanya untuk meningkatkan pengetahuan penyuluh dan

petani dalam meningkatkan produksi kedelai di Kabupaten Bireuen dalam

upaya mendukung swasembada kedelai 2014 yang dicanangkan secara

nasional”.

3. Pelaksanaan

a. Waktu dan tempat

Pelaksanaan Pelatihan dilakukan pada tanggal 23 Februari 2012 di Aula Balai

Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kecamatan Peusangan.

b. Materi

Pengendalian Hama dan penyakit secara terpadu

Teknologi Panen dan Pasca panen kedelai

c. Nara Sumber : Tim dari BPTP ACEH

i. Tim Peneliti dan Penyuluh BPTP Aceh

ii. Penyuluh BPP Kecamatan Peusangan

4. Praktikum

Kunjungan ke lapangan untuk memantau perkembangan hama dan penyakit di

lapangan.

5. Hasil pengujian Pretest yang dilakukan di Kecamatan Peusangan dengan nilai

rata-rata adalah 56 sedangkan nilai Postest adalah 73.

6. Kendala yang dihadapi petani kedelai:

o Terjadi banjir di Desa Paloh Kec. Peusangan selama 5 jam karena hujan

sehingga pertumbuhan kedelai tertekan .

o Serangan hama pemakan daun dengan tingkatserangan ringan

B. Pelatihan di Desa Cot Jrat:

1. Persiapan

Melakukan pertemuan dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk

Koordinasi menentukan lokasi pelaksanan kegiatan pelatihan petani dan

penyuluh dalam pada program SL-PTT kedelai.

Page 39: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

38

2. Pembukaan

Kegiatan pelatihan petani dan penyuluh pertanian lapangan dalam SL-PTT

kedelai dibuka oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Kota Juang

yaitu Zulfikar, SP. Dalam sambutannya Zulfikar menjelaskan secara detail

tentang kegiatan program SL-PTT, mulai dari keinginan petani hingga teknologi

yang akan diterapkan dalam budidaya kedelai.

3. Pelaksanaan

b. Waktu dan tempat

Pelaksanaan Pelatihan dilakukan pada tanggal 24 Februari 2012 di Aula Balai

Pertemuan Desa di Kampung Cot Jrat.

c. Materi

Tentang Pendampingan SL-PTT Kedelai

Teknologi Spesifik Lokasi PTT Kedelai

d. Nara Sumber :

i. Ir. Chairunas, MS

ii. Nurlatifah, SP

7. Praktikum

Kunjungan ke lapangan untuk meninjau lokasi kegiatan SL-PTT kedelai.

8. Hasil pengujian Pretest yang dilakukan di Desa Cot Jrat dengan nilai rata-rata

adalah 46 sedangkan nilai Postest adalah 44

9. Kendala yang dihadapi petani kedelai:

o Musim tanam yang bergeser dan terjadinya serangan hama dapenyakit pada

tanaman kedelai.

Page 40: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

39

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pendampingan SL-PTT di Provinsi Aceh telah dapat :

meningkatkan produktivitas kedelai sampai 2.04 t/ha dengan dengan

menerapkan teknologi introduksi (varietas Anjasmoro, pemupukan berimbang,

penggunaan bahan organik)

meningkatkan pengatahuan petani tentang budidaya kedelai melalui pelatihan

5.2. Saran

Kegiatan pendampingan ini perlu dilanjutkan pada lokasi yang berbeda

Page 41: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

40

VI. Kinerja Hasil Kegiatan

Pelaksanaan pendampingan Sekolah Lapang Pengelolaan Terpadu (SL-PTT)

kedelai di Aceh berjalan baik. Kegiatan diawali pertemuan/koordinasi dengan

Dinas/Instansi terkait baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, terutama

dalam penentuan/penetapan lokasi pendampingan.

Pendampingan/pengawalan SL-PTT kedelai difokuskan pada teknologi

usahatani. Perakitan beberapa komponen teknologi budidaya kedelai melalui

pendekatan pemilihan teknologi PTT kedelai baik itu teknologi dasar maupun

teknologi pilihan sesuai kebutuhan lokasi dengan memperhatikan sumberdaya yang

tersedia, sehingga diperoleh teknologi budidaya kedelai spesifik lokasi, upaya ini

dilakukan untuk pencapaian peningkatan produktivitas kedelai sebesar 15%.

Hasil pertemuan tim BPTP dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota telah disepakati lokasi

pendampingan SL-PTT kedelai di Aceh adalah Kecamatan Peusangan dan

Kecamatan Kot Juang Kabupaten Biruen dengan luasan masing-masing 2 ha.

Keluaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah : (1) Teknologi PTT Kedelai

dapat meningkatkan hasil (15%). (2) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan

petani kedelai. (3) Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi

dan upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui pendekatan Pengelolaan

Tanaman Terpadu (PTT) dengan prinsip partisipatif, spesifik lokasi, terpadu, sinergis

atau serasi dan dinamis. (4) Meningkatnya produktivitas kedelai >15% per hektar

sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Namun demikian, dampak dari kegiatan

tersebut baru dapat dilihat pada musim tanam berikutnya.

Page 42: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

41

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto.T, 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta

Arsyad. AM; D.Pasaribu; N. Sunarlin; Budiharjo, 1991. Teknologi Budidaya Kedelai diLahan Kering P:114-229.n, dalam Prosidding Seminar dan Work ShopPenelitian Serta Usaha Tanaman Poangan dalam Produksi Kedelai. Bogor22-23 Januari 1991.

Badan Litbang Pertanian, 2009a. Petunjuk pelaksanaan sinergi Balit-BPTP (BahanRaker Solo, belum dipublikasi).

Badan Litbang Pertanian,2009b .Pedoman umum PTT kedelai.

Badan Litbang Pertanian, 2010. Rencana Strategis Badan Penelitian danPengembangan Pertanian 2010-2014.

Badan Pusat Statistik. 2010. Aceh Dalam Angka. Badan Pusat Statistik PropinsiNanggroe Aceh Darussalam. Banda Aceh, hal. 127-165

Chairunas, 2008. Developing Technology for Soybean in Tsunami-Affected in theProvinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Proceeding International Worshop onPost Tsunami Soil Management. Bogor, Indonesia, 1-2 Juli 2008. Page 163-167.

Departemen Pertanian,2005. Permentan Nomor 3 tahun 2005 tentang pedomanpenyiapan dan penerapan teknologi pertanian, 17 Januari 2005.

Ditjen Tanaman Pangan, 2010. Pedoman pelaksaan SLPTT padi, jagung, kedelaidan kacang tanah tahun 2010.Kementerian Pertanian

Han. B. Darman, MA., dan Nazariah 2002 Rekomendasi Paket Teknologi Kedelaipada Lahan Kering di Kecamatan Meurah Mulia dan Tanah Luas di AcehUtara serta Kecamatan Peureulak di Aceh Timur dalam Rekomendasi HasilPaket Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Loka Pengkajian TeknologiPertanian (LPTP) Banda Aceh . 156 hal.

Jamal, E. 2009. Telaahan penggunaan pendakatan sekolah lapang dalampengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi: Kasus di Kabupaten Blitar danKediri, Jawa Timur. Analisis Kebijakan Pertanain 7(4): 337-349 PSE-KP

Kementerian Pertanian, 2010. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014.

Mubyarto,1989. Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES. Jakarta.

Muji Rahayu, Lalu Wirajaswadi dan Awaluddin Hip, 1997. Peningkatan ProduktivitasKedelai Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) Di

Page 43: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

42

Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu.www.ntb.litbang.deptan.go.id/2007/TPH/peningkatanproduktivitas.doc

Najiyati,S. dan Danarti, 1999. Palawija budidaya dan Analisa Usahatani. PenebarSwadaya. Jakarta.

Oldeman L.R; Darwis, SN; Irsal Las, 1979. An Agroclimatic map of Sumatera. Contr.Res. Agric. No.52. Bogor.

Puslitbangtan 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT, Kerjasama BalaiBesar Pengkajian Teknologi Pertanian, BPTP Jawa barat dan BPTP JawaTimur.

Saleh, N; T. Adisarwanto; A.Kasno dan Sudaryono, 2000. Teknologi Kunci dalamPengembangan Kedelai di Indonesia dalam Makarim AK, dkk. TonggakKemajuan Teknologi Produksi Pangan. Simposium Penelitian TanamanPangan IV. Bigir, 22 – 24 Nopember 1999.

Suryana. A. 2008. Penganekaragaman pangan dan gizi: Faktor pendukungpeningkatan kualitas sumberdaya manusia. Majalah Pangan. MediaKomunikasi dan Informasi No 52/XVII/Oktober-Desember 2008, Jakarta.

Siaran Pers. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 12 Februari 2008.Ketersediaan Teknologi Dalam Mendukung Peningkatan Produksi KedelaiMenuju Swasembada. Jakarta

Page 44: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

43

Lampiran 1 :

DAFTAR RISIKO

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi

NIP : 19580121 198303 1 001

KEGIATAN : Pendampingan SL-PTT Kedelai

TUJUAN KEGIATAN : 1. CPCL

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Panen

No Risiko Penyebab Dampak1. Petani Kurang

KoperatifKelompok yang kurang aktifatau belum mantap

Informasi tidak sampai(terputus) terutama teknologianjuran sehingga kegiatanusahatani kurang baik

2. Distribusi Benih Keterlambatan pengirimanbenih ke petani

Panen dan jadwal tanamsehingga mengganggupertumbuhan/perkembangantanaman

3. Lahan tidakmemenuhiPersyaratanTumbuh

Keterbatasan lahan/lokasiatau pengelolaan lahan yangkurang sempurna

Pertumbuhan tanaman yangkurang optimal

4. Pertumbuhanvegetatif kurangbaik

Karena Banjir, kurangmemperhatikan pengelolaanlahan, kurang unsur haraatau air serta serangan hamapenyakit

Produktivitas menjadiberkurang

Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :

Ir. Chairunas, MSNIP. 19551010 198203 1 001

Page 45: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

44

Lampiran 2 :

PENANGANAN RESIKOBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

UNIT KERJA/UPT : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH

NAMA PIMPINAN : Ir. T. Iskandar, MSi

NIP : 19580121 198303 1 001

KEGIATAN : Pendampingan SL-PTT Kedelai

TUJUAN KEGIATAN : 1. CPCL

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Panen

No Resiko Penyebab Dampak UpayaPenanganan

1. PetaniKurangKoperatif

Kelompok yangkurang aktif ataubelum mantap

Informasi tidaksampai (terputus)terutama teknologianjuran sehinggakegiatan usahatanikurang baik

Benah kelompok danmeningkatkanintensitaspembinaan olehDinas/Instansiterkait

2. DistribusiBenih

Keterlambatanpengiriman benih kepetani

Panen dan jadwaltanam sehinggamengganggupertumbuhan/perkembangan tanaman

Penyediaan benihsesuai dengankebutuhan(kuantitas/kualitas)dan mantapkanjadwal tanam

3. Lahan tidakmemenuhiPersyaratanTumbuh

Keterbatasanlahan/lokasi ataupengelolaan lahanyang kurangsempurna

Pertumbuhantanaman yangkurang optimal

Penekanan padapengolahan tanahdan penggunaanpupuk terutamapupuk organik

4. Pertumbuhanvegetatifkurang baik

Kualitas kurang baik,kurangmemperhatikanpengelolaan lahan,kurang unsur haraatau air sertaserangan hamapenyakit

Produktivitasmenjadi berkurang

Pengolahan tanahsempurna danpenambahan unsurhara dan air sertapengendalian OPTsecara terpadu

Page 46: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

45

No Resiko Penyebab Dampak Upaya Penanganan

5. TerlambatPanen

Kurang memahamicara pengelolaanpasca panen

Kualitas dan kuantitasproduksi menjadiberkurang

Informasi petugaslapangan mengenaipenanganan pascapanen

Disusun Tanggal : Desember 2012Penjab Kegiatan :

Ir. Chairunas, MSNIP. 19551010 198203 1 001

Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan

Page 47: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

46

No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas

AlokasiWaktu

(Jam/mg)

1. Ir.Chairunas, MS Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan

10

2. Nazariah, SP., MSi. Pelaksana - Menyusun proposal danlaporan

5

3. Rizki Ardiansyah, SP Pelaksana - Mengolah dan menganalisisdata

- Mengumpulkan data

5

4. Husaini, SP Pelaksana - Pelaksana 55. Rosdewani, SE Pelaksana - Pelaksana 5

Page 48: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

45

Lampiran 6

Dokumentasi/foto kegiatan: di Kec. Peusangan

Foto Kegiatan PRA/Penentuan Lokasi di Desa Paloh

Pelatihan Penyuluh dan Petani Kooperator di Desa Paloh

Page 49: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

46

Foto Tanam Perdana di Desa Paloh Kec. Peusangan

Keragaan Tanaman Kedelai Umur 45 HST di Desa Paloh

Page 50: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

47

Dokumentasi/foto kegiatan: di Desa Cot Jrat

Pelatihan Penyuluh dan Petani Kooperator di Desa Cot Jrat

Foto Tanam di Desa Cot Jrat Kec. Kota Juang

Keragaan Tanaman Kedelai di Desa Cot Jrat Kec. Kota juang Kab. Bireuen

Page 51: PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/10... · komoditas ekspor. Berkembangnya 4industri4 pangan berbahan

Pendampingan SLPTT Kedelai 2012

48

KEGIATAN TEMU LAPANG DI DESA COT JRAT