rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian (a...

72
LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012 LAPORAN AKHIR TAHUN REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (ANJAK) PROVINSI ACEH (Analisis Kebijakan Pengembangan Sapi Aceh dan Analisis Kebijakan Pengembangan Lahan Kering Padi Gogo) PENELITI UTAMA Ir. T. Iskandar, MSi BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Upload: dinhdien

Post on 05-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

LAPORAN AKHIR TAHUN

REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNANPERTANIAN (ANJAK) PROVINSI ACEH

(Analisis Kebijakan Pengembangan Sapi Aceh danAnalisis Kebijakan Pengembangan Lahan Kering Padi Gogo)

PENELITI UTAMA

Ir. T. Iskandar, MSi

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 2: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT atas segala

limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan laporan tengah tahunan kegiatan Analisis Kebijakan Pembangunan

Pertanian Provinsi Aceh tahun anggaran 2012.

Kegiatan Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi Aceh

bertujuan untuk menemukan solusi permasalahan pertanian atau issu aktual

yang terjadi di tingkat petani maupun pemerintah daerah. Oleh karena itu Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh selaku lembaga penelitian

menganalisis akar permasalahan dan menemukan tahapan-tahapan penyelesaian

yang direkomendasikan kepada pemerintah daerah dengan harapan dapat

menjawab permasalahan di tingkat petani.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan

ini yang telah banyak membantu dalam melaksanakan kegiatan ini di lapangan

sejak awal sampai kegiatan Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi

Aceh ini terlaksana dengan baik hingga siapnya laporan akhir tahun ini.

Demikian laporan ini kami buat dan kami sampaikan segala kritikan dan

saran yang membangun terhadap laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, Desember 2012Penanggung Jawab Kegiatan,

Ir. T. Iskandar, M.SiNIP. 19580121 198303 1 001

Page 3: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

2

RRIINNGGKKAASSAANNAnalisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Provinsi Aceh; Respon Terhadap IsuAktual. Dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di Provinsi Aceh, berbagaipermasalahan dan isu kebijakan dapat muncul setiap saat. Berbagai permasalahan danisu-isu kebijakan pembangunan pertanian tersebut memerlukan kajian untuk menyiapkanbahan kebijaksanaan secara cepat dan tepat baik yang bersifat antisipatif atau yangmenjawab permasalahan yang berkembang. Studi analsis kebijakan bertujuan untuk: (a)menginventarisir berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian yang berkembangdi masyarakat; (b) melakukan berbagai kajian spesifik tentang issu dan maslahpembangunan pertanian; (c) memberikan masukan kepada pengambil kebijakan tentangberbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil penelitian yang dilakukansecara cepat dan lengkap. Studi ini berupa kegiatan penelitian dengan menggunakanmetoda: (1) Survey: untuk mendapatkan data dan informasi teknis dan sosial ekonomiyang bersifat responsive dan berorientasi partisipatif, (2) Desk study: analisis data-datasekunder yang menunjang berkaitan dengan topik yang atau objek yang sedangdipelajari. Topik kajian dalam penelitian ini adalah masalah dan isu kebijaksanaan yangaktual yang terkait dengan sektor pertanian. Data yang dikumpulkan dalam meliputi datasekunder dan data primer. Penarikan sampel menggunakan teknik kuota sampling yangjumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang dikajitetap berpegang pada prinsip representatif. Analisis yang digunakan akan disesuaikandengan topik kajian dan landasan teoritis yang mendukung. Metode analisis data dapatdilakukan baik secara statistik maupun deskriptif. Rekomendasi analisis kebijakan tentangpengembangan sapi aceh: Perlu kebijakan dari pemerintah pusat dan Pemerintah daerahsebagai payung hukum untuk dijabarkan oleh Dinas teknis dan masyarakat dalam upayapengembangbiakan sapi aceh seperti melakukan usaha Pembibitan dan Pemurnian SapiAceh; Membatasi kegiatan persilangan untuk maksud yg tidak jelas ; Perlu insentif bagipeternak yang melakukan pemurnian dan pembibitan sapi aceh; Perlu adanya programpengembangan sapi Aceh jangka panjang (Penentuan Wilayah Pembibitan); RevitalisasiBPTU Sapi Aceh. Selain Kebijakan, perlu program operasional seperti: Program IBdengan menyediakan semen beku dari Pejantan Unggul (Elit) hasil seleksi sertamelengkapi sarana prasarana & kelembagaannya; Program InKA dengan penyebaranPejantan Unggul hasil seleksi (perlu memperkuat institusi seperti BPTU agar mampumenyediakan pejantan tersebut); Mengembangkan kelembagaan pembibitan sapi aceh;Program sosialisasi mencegah seleksi negatif; Mencegah pemotongan betina produktif.Rekomendasi analisis kebijakan tentang padi gogo: Menyediakan VUB dan stok pupukdan pestisida; Memperbaiki infrastruktur jalan-jalan desa untuk kelancaran distribusi hasilproduksi petani.

Kata Kunci : Analisis kebijakan, pembangunan pertanian, , sapi aceh, padi gogo

Page 4: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

3

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan pertanian dipengaruhi oleh dinamika lingkungan strategis

baik global maupun dalam negeri. Perubahan lingkungan strategis global yang

mengarah kepada semakin kuatnya liberalisasi dan globalisasi perdagangan akan

membawa berbagai konsekuensi terhadap daya saing komoditas pertanian

Indonesia di pasar global. Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas sangat

mempengaruhi seluruh sendi kehidupan di dunia termasuk sektor pertanian yang

merupakan andalan bagi sebagian besar negara berkembang (Kasryno et al,

2002). Untuk mendukung arah pembangunan nasional menyongsong era

globalisasi maka pembangunan sektor pertanian diarahkan kepada pembangunan

agribisnis yang tangguh dan bertumpu pada potensi daerah dengan pendekatan

agribisnis. Pendekatan agribisnis memberi perhatian kepada usaha-usaha

peningkatan efisiensi dan kelestarian daya dukung sumberdaya pertanian.

Di Provinsi Aceh, produksi minyak dan gas tidak lagi dianggap sebagai

pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Kontribusi minyak dan gas terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh pada tahun 2006 mencapai 7,3

persen, namun pada tahun 2006 kontribusi sektor ini terhadap PDRB menurun

menjadi 5,3 persen (Aceh Dalam Angka, 2006 dan 2011). Beberapa industri

yang bahan bakunya tergantung dari gas alam di Aceh seperti pabrik pupuk dan

pabrik kertas telah dihentikan dan sebagian lainya telah mengurangi

produksinya. Tingkat penganguran di Provinsi Aceh tergolong tinggi, yaitu 11,2

persen dan lebih tinggi dari tingkat pengangguran nasional sebesar 9,5 persen

pada tahun 2011.

Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian, pengolahan, dan jasa tetap

meningkat dari tahun ke tahun, dimana kontribusi sektor pertanian terhadap

PDRB Provinsi Aceh meningkat dari 22,67 persen pada tahun 2007 menjadi 26,78

persen pada tahun 2010. Sektor pertanian di masa depan berpotensi sebagai

pendorong utama perekonomian di Provinsi Aceh. Pada tahun 2010, sektor

pertanian telah menyerap bagian terbesar (48 persen) dari tenaga kerja. Hal ini

mengindikasikan bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dalam

Page 5: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

4

proses pembangunan secara keseluruhan. Di masa sekarang, sektor pertanian

diharapkan memegang peranan penting dalam penyediaan pangan dan

penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan demikian kebijakan

pembangunan pertanian yang tepat di Provinsi Aceh menjadi hal yang sangat

penting dalam penurunan tingkat kemiskinan dan percepatan pertumbuhan

ekonomi.

Dalam pelaksanaan pembangunan pertanian di Provinsi Aceh, berbagai

permasalahan dan isu kebijakan dapat muncul setiap saat. Permasalahan-

permasalahan seperti terjadinya konflik di Aceh yang berkepanjangan telah

menggangu terlaksananya pembangunan pertanian menyebabkan terpuruknya

perekonomian masyarakat, lapangan kerja tidak terbuka, dan bertambahnya

pengangguran. Bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami pada akhir

tahun 2004 telah memunculkan kebutuhan berbagai kebijakan untuk mengatasi

kerusakan lahan pertanian dan mengembalijan kehidupan ekonomi petani yang

hancur. Beberapa Isu kebijakan pertanian penting lainnya yang perlu dicermati

misalnya penanganan penyebaran penyakit flu burung, pengurangan subsidi

pupuk, bantuan langsung tunai kepada masyarakat, dan peningkatan daya saing

komoditas unggulan daerah.

Berbagai permasalahan dan isu-isu kebijakan pembangunan pertanian

tersebut memerlukan kajian untuk menyiapkan bahan kebijaksanaan secara

cepat dan tepat baik yang bersifat antisipatif atau yang menjawab permasalahan

yang berkembang.

1.2. Tujuan

a. Menginventarisir berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian

yang berkembang di masyarakat.

b. Melakukan berbagai kajian spesifik tentang issu dan masalah

pembangunan pertanian yang berkembang di masyarakat secara

cepat dan lengkap.

Page 6: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

5

c. Memberikan masukan kepada pengambil kebijakan tentang berbagai

issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil penelitian yang

dilakukan secara cepat dan lengkap.

1.3. Keluaran Yang Diharapkan

a. Data dan informasi tentang dinamika permasalahan pembangunan

pertanian di Provinsi Aceh.

b. Data dan informasi mengenai dampak kebijaksanaan terhadap

sumberdaya, produksi dan pendapatan.

c. Bahan rumusan alternatif kebijaksanaan untuk mengatasi berbagai

masalah pembangunan pertanian.

1.4. Hasil Yang Diharapkan

Tersedianya data dan informasi mengenai dinamika permasalahan

pembangunan pertanian dan dampak kebijaksanaan terhadap sumberdaya,

produksi dan pendapatan petani serta sebagai bahan rumusan alternatif

kebijaksanaan untuk mengatasi berbagai masalah pembangunan pertanian.

1.5. Perkiraan Manfaat Dan Dampak

Dengan tersedianya hasil analisis terhadap issu dan permasalahan aktual

pembangunan pertanian di Provinsi Aceh secara cepat, maka akan cepat tersedia

bahan masukan bagi pengambil kebijakan di daerah untuk menentukan langkah

kebijakan dalam merespon issu dan permasalahan pembangunan pertanian

secara cepat dan tepat. Dengan demikian kebijakan yang akan ditempuh adalah

berdasarkan hasil kajian ilmiah dan didasarkan pada fakta kuantitatif dan

kualitatif.

Page 7: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan pola pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik

secara legal di wujudkan dengan lahirnya undang-undang No.22 tahun 1999 dan

No. 25 tahun 1999. Hal tersebut memberikan konsekwensi kewenangan kepada

Pemerintah daerah, bukan hanya terbatas pada merencanakan dan

melaksanakan pembangunan namun lebih dari itu untuk mengembangkan

perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengelola

sumber daya yang ada di daerah.

Pembangunan agribisnis memiliki keterkaitan yang erat dengan

pembangunan daerah. Agribisnis telah dan akan terus menjadi andalan dalam

pembangunan perekonomian daerah, hal ini disebabkan karena sampai saat ini

hampir seluruh ekonomi daerah di Indonesia berbasiskan pada sistem agribisnis,

baik dikaji dari pembentukan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

maupun penyerapan tenaga kerja.

Untuk dapat memerankan fungsinya secara baik sebagai penyedia bahan

makanan pokok, penyumbang perolehan devisa dan penampung tenaga kerja,

sektor pertanian terus memperbaiki kinerja pembangunannya melalui berbagai

kebijakan. Kebijakan pembangunan pertanian merupakan keputusan dan

tindakan pemerintah untuk mengarahkan, mendorong, mengendalikan dan

mengatur pembangunan pertanian guna mewujudkan tujuan pembangunan

nasional (Mubyarto, 1989).

Pada lingkungan strategis domestik, sesuai dengan arah reformasi

pembangunan yang lebih mengedepankan kreatifitas rakyat dan otonomi daerah,

sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 22 dan 25 tahun 1999 dan PP No. 25

tahun 2000, pada masa yang akan datang peran Pemerintah Daerah dan pelaku

ekonomi di daerah untuk pengembangan agribisnis dan mengembangkan

ketahanan pangan regional akan semakin menonjol. Sejalan dengan beberapa

perubahan lingkungan strategis di atas, pelaksanaan pembangunan pertanian

dituntut untuk dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitas sumberdaya

manusia yang bekerja di pertanian, melalui peningkatan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Petani dan pengguna sumberdaya alam

lainnya diharapkan mampu memilih dan menerapkan teknologi pertanian secara

Page 8: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

7

tepat, agar proses produksi dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

didasarkan pada prinsip pertanian yang berkelanjutan. Selain itu, melalui

penguasaan IPTEK, petani dan pelaku kegiatan pertanian lainnya diharapkan

dapat bersaing secara sehat dalam pasar global yang semakin terbuka.

Kondisi di atas menyebabkan tuntutan terhadap lembaga penelitian akan

semakin besar, terutama dalam menghasilkan teknologi dan menginformasikan

secara cepat dan tepat apa yang telah dihasilkan kepada pengguna. Dalam

pengembangan teknologi yang dilakukan, penekanan lebih pada pemberdayaan

komunitas lokal, dengan didasarkan pada teknologi yang telah dikembangkan

petani dan mengakomodasi kearifan lokal. Dengan demikian proses adopsi dan

keberlanjutan penerapannya di petani dapat lebih terjamin.

2.1 Sapi Aceh

Sapi aceh adalah ternak sapi hidup dan berkembang biak di Provinsi Aceh

dan umumnya dimiliki oleh petani pedesaan sejak dahulu hingga sekarang. Sapi

ini termasuk tipe sapi potong berukuran kecil serta mempunyai kontribusi yang

cukup besar bagi pemenuhan kebutuhan daging di daerah. Menurut Martojo

(2003), sapi aceh merupakan satu dari empat bangsa sapi asli Indonesia (Aceh,

Pesisir, Madura dan Bali). Sapi Sumba-Ongole dan Java-Ongole (PO) juga

dianggap sebagai bangsa sapi lokal Indonesia. Noor (2008) menyatakan bahwa,

ternak-ternak asli telah terbukti dapat beradaptasi dengan lingkungan dan iklim

tropik. Dengan demikian, ternak-ternak inilah yang paling cocok untuk dipelihara

dan dikembangkan di Indonesia, walaupun produksinya lebih rendah dari ternak

impor.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda pernah dilaporkan Merkens

(1962) bahwa, sapi Aceh tersebar di kawasan Aceh dan diminati sebagai ternak

potong. Sapi kecil yang banyak ditemukan di bagian barat, lebih mendekati jenis

Sumatera biasa (sapi pesisir). Sedangkan sapi yang lebih baik dan lebih besar

yang diminati sebagai komoditas ekspor ke kawasan budaya Deli dan Medan,

merupakan tipe yang lebih dekat ke jenis zebu (Bos indicus), yang berasal dari

Page 9: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

8

Aceh. Sebagian sapi Aceh digunakan sebadai alat transportasi pada perusahaan-

perusahaan berlokasi dekat rel kereta di Deli dan Medan.

Sapi Aceh mempunyai keunggulan yang sangat menonjol, terutama pada

daya reproduksinya, karena sapi Aceh tergolong ternak masak dini dengan berahi

postpartum sangat singkat. Disamping itu, sapi Aceh mempunyai kemampuan

menyesuaikan diri yang relatif cepat terhadap lingkungan baru pada berbagai

faktor pendulung lokal yang tersedia, terutama kemampuan adaptasi atas

berbagai jenis pakan lokal, baik terhadap jenis pakan serat segar dan kering

yamg berasal dai dedaunan, rumput dan leguminosa, menurut Gunawan (1998),

sapi Aceh mempunyai daya tahan terhadap lingkungan yang buruk seperti krisis

pakan, air dan pakan berserat tinggi, penyakit parasit, temperatur panas dan

sistem pemeliharaan ekstensif tradisional.

Adaptasi sapi Aceh terhadap lingkungan cukup baik, mulai dari daerah

pesisir pantai, dataran rendah sampai dataran tinggi dengan berbagai tipe hutan

tropis atas bermacam-macam ekosistem rawa, padang rumput yang didapati di

lokasi tersebut. Diakui, sapi Aceh memang memiliki tubuh yang lebih kecil.

Namun, di sisi lain punya keistimewaan yang tak dimiliki sapi luar. Cita rasa

dagingnya enak dengan kadar air yang lebih rendah. Pakan yang dibutuhkan

juga sedikit (Gambar 1).

Gambar 1. Sapi Aceh, mampu beradaptasi dengan iklim ekstrem dan wilayahmarjinal, dapat mengonsumsi sampah organik, ketahanan terhadappenyakit

Page 10: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

9

Sedangkan sapi luar sampai di Aceh banyak yang mencret, kurus-kering,

dan tak mau bereproduksi jika pakannya minim. Ujung-ujungnya, program

pemerintah menjadi sia-sia ungkap Prof Dr drh Tongku N Siregar MP (42). Guru

Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Selain unggul atas daya reproduksi dan daya adaptasi pada lingkungan

baru, sapi Aceh juga mempunyai keunggulan persentase karkas (Wahab et al.,

1989). Selanjutnya Manan (1992) mengatakan bahwa, sapi Aceh tahan terhadap

serangan caplak dan cacing serta serangan MCF (Makignant catarrhal fever).

Secara unum keunggulan sapi Aceh tertera dalam Tabel 1. Selanjutnya menurut

Mohd Agus Nashri Abdullah, dosen Fakultas Pertanian Unsyiah, menyebutkan,

sapi lokal Aceh memiliki beberapa keunggulan, seperti ketahanan terhadap

penyakit, mampu beradaptasi dengan iklim ekstrem dan wilayah marjinal, dapat

mengonsumsi sampah organik, kemampuan berproduksi yang baik, dan rasa

daging yang khas dan enak (Gambar 2).

Gambar 2. Keunggulan Sapi Aceh memiliki kemampuan berproduksi yang tinggi.

Sapi Aceh banyak dipelihara petani di sekitar bantaran sungai (krueng)

seperti Krueng Aceh, Krueng Peusangan, Krueng Tamiang. Saat ini jumlah sapi

Aceh terutama induk sebanyak 281.398 ekor tersebar di kabupaten dan kota

dalam Provinsi Aceh.

Page 11: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

10

Tabel 1. Beberapa keunggulan sapi Aceh

No. Sifat Penilaian

1. Sifat Kuantitatif :a. Kesubuhan indukb. Angka kelahiranc. Persentase karkasd. Kadar lemak daginge. Kemampuan hidup hingga dewasa

85-90 %60-72 %52-55 %

3-6 %70-85 %

2. Sifat Kualititatif :a. Kemampuan kerjab. Kemampuan hidup secara liarc. Daya adaptasi terhadap pakan terbatasd. Daya adaptasi terhadap air minum payau/buruke. Daya adaptasi terhadap tekanan panasf. Daya tahan terhadap serangan parasitg. Kemampuan mencerna pakan dan serat kasar

tinggi

BaikBaikBaikBaikBaikBaikBaik

Sumber : Manan (2011)

Sapi Aceh sudah selayaknya dikembangkan dalam upaya pemurnian sapi

Aceh dimaksud setelah Menteri Pertanian menetapkan sapi Aceh sebagai rumpun

ternak asli Indonesia.

Keberadaan plasma nutfah sapi Aceh sangat dibutuhkan sebagai bahan

untuk merakit bibit ternak unggul, sehingga peternakan sapi Aceh akan mampu

berkembang secara nasional. Melalui pelestarian ini, peningkatan potensi dan

pemanfaatan plasma nutfah sapi Aceh secara baik dan berkelanjutan, diharapkan

dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat pemeliharanya, ketersediaan

bahan pangan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menghasilkan devisa

negara. Oleh katena itu, pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan plasma

nutfah ternak khususnya sapi Aceh perlu didukung dalam upaya melindungi

potensi genetik ternak lokal ini dan untuk mencegah terjadinya masalah di

kemudian hari yang berkaitan dengan klaim terhadap sapi Aceh oleh negara-

negara lain

Page 12: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

11

Perkembangan Sapi Aceh

Sapi Aceh merupakan salah satu komoditas unggulan Provinsi Aceh karena

sapi ini sejak dahulu telah memegang peranan cukup penting bagi masyarakat di

pedesaan.

Pada tahun 1926, di Aceh terdapat sekitar 150 ribu ekor sapi Aceh. Sejauh

ini tidak banyak literatur mengenai jenis sapi ini yang berperan penting di seluruh

kawasan Sumatera Utara (Merkens, 1926). Pada saat ini, berdasarkan laporan

Dinas Kesehatan Hewan san Peternakan Aceh (2010), populasi sapi Aceh dalam

tahun 2009 adalah 590.315 ekor (88,11)% dari total populasi sapi di Aceh yaitu

669.996 ekor yang menyebar pada 23 kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh. Tiga

wilayah sapi Aceh dengan populasi terbesar meliputi Kabupaten Aceh Timur

(100.992 ekor) diikuti Aceh Utara (97.394 ekor) dan Aceh Besar (96.789 ekor).

Apabila dibandingkan populasi sapi Aceh yang ada sekarang dengan

populasi sapi Aceh yang pernah dilaporkan Merkens (1926) menunjukan bahwa,

sapi Aceh telah mengalami penurunan bobot badan dan ukuran tubuh (Abdullah

et al., 2007). Ada beberapa kemungkinan penyebab yang dapat terjadi

penurunan tersebut di antaranya pengaruh tekanan seleksi alam, seleksi negatif,

erosi genetik, dan atau fenomena kelenturan fenotipik (Abdullah et al., 2007).

Apabila dibandingkan sapi Aceh dengan sapi Bali, Madura, PO dan Pesisir

berdasarkan literatur terdahulu, maka sapi Aceh termasuk tipe sapi berukuran

kecil. Namun secara umum, bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sapi Aceh

cenderung lebih tinggi dibandingkan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sapi

Pesisir di Sumatera Barat, terutama unruk sapi-sapi Aceh di bagian Kota Banda

Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Utara.

Bobot badan sapi-sapi Aceh pada semua tingkat umur lebih rendah dari

pada bobot badan sapi-sapi Bali, Madura dan PO pada tingkat umur yang sama.

Demikian juga dengan semua ukuran tubuh sapi Aceh lebih rendah dari ukuran-

ukuran tubuh dapi-sapi lokal tersebut (Tabel 3). Hal ini menunjukan bahwa,

secara fenotipik terdapat perbedaan antara sapi Aceh terhadap sapi Bali, Madura

dan PO (Abdullah et al., 2007).

Walaupun sapi Aceh termasuk tipe sapi kecil, tetap saja kecintaan

masyarakat Aceh terhadap sapi ini tidak pernah hilang dan mendapat kedudukan

Page 13: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

12

tersendiri (kesukaan rasa khas daging) dalam kehidupan masyarakat Aceh hingga

sekarang. Bahkan harga daging sapi Aceh di pasaran lokal hampir dua kali lipat

dibandingkan harga daging sapi non-Aceh dan hal ini tidak menjadi halangan

bagi masyarakat Aceh untuk tetap membelinya.

Tabel 3. Ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan sapi-sapi jantan lokal padaumur dewasa.

Sifat SapiAceh Bali1 Madura1 PO1 Pesisir1

Lingkar dada, cm 138,69 176,71 154,56 160,37 131,43Lebar dada, cm 28,25 44,27 41,61 44,28 25,76Dada dalam, cm 49,50 66,45 56,71 59,15 49,56Tinggi pundak, cm 105,56 122,35 116,59 127,46 103,46Tinggi pinggul, cm 110,25 122,14 116,83 129,82 108,37Lebar pinggul, cm 32,06 37,62 32,95 35,96 33,73Panjang badan, cm 107,69 120k67 114,54 120,15 115,56Panjang kepala, cm 40,63 44,30* - - 37,1Lebar kepala, cm 19,75 18,20* - - 16,9Bobot badan, kg 191,78 337-

494**300# 225-

420#117,6

Sumber : Sapi Aceh kolompok umur 4 tahun hasil penelitian ;*) Otsuka et al. (1980), 1) Surjoatmodjo (1993);2) Sarbaini (2004); **)Pane (1991); #)Wijono dan Setiadi (2004); ##)Astuti(2004).

Pemeliharaan sapi di Kabupaten Aceh Besar dan kota Banda Aceh,

umumnya dilakukan secara mengikat sapi di lapangan rumput atau lahan sawah

dan ditemui juga sapi-sapi yang digembalakan. Para peternak di daerah

Seulimum, Jantho dan sekitarnya yang bertempat tinggal dekat bukit,

mengembalakan sapi-sapinya sampai ke kaki pegunungan buluit barisan. Namun,

sapi jantan umumnya digemukkan dalam kandang secara semi intensif

(kereman) dan sapi diberikan pakan tumpur lapangan, rumput gajah dan rumput

raja serta batang pisang (Abdullah et al., 2007).

Pemeliharaan sapi di Kabupaten Pidie, Aceh Utara dan Aceh Jaya, hampir

seluruh sapi di lepas ke lapangan-lapangan rumput atau sawah-sawah yang baru

dipanen pada pagi hari dan sapi-sapi tersebut membentuk beberapa kelompok.

Pemberian pakan pada sapi Aceh disaat musim tanam dan musim kemarau

hanya mengandalkan jerami padi dan sangat sedikit diberikan rumput segar

bahkan rumput kering (Abdullah, et al., 2007).

Page 14: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

13

Penggemukan sapi Aceh jantan terintegrasi dengan kebun sawit dapat

ditemukan di Cot Girek, Aceh Utara. Sapi-sapi dilepas digembalakan sepanjang

hari dalam areal kebun sawit yang luas. Kandang-kandang sapi dibangun dekat

pemukiman penduduk. Pada sore hari, sapi peliharaan kembali ke kandang dan

mendapat penambahan pakan rumput gajah yan telah disediakan pemiliknya di

kandang. Penampilan sapi-sapi penggemukan tersebut cukup baik dan dalam

waktu singkat sangat bernilai ekonomis untuk dijual (Abdullah, et al., 2007).

Sapi Aceh masih sangat merumpun dengan baik walaupun keadaan padang

rumput yang miskin hijauan. Pemeliharaan sapi Aceh masih menguntungkan

walaupun cukup dengan menyediakan lahan dan kandang seadanya (Gambar 3).

Sapi-sapi dipelihara sesuai dengan kemampuan ekonomis si peternak yang dapat

diarahkan kepada produksi optimal, bukan kepada produksi maksimal yang

membutuhkan input besar.

Gambar 3. Bentuk kandang seadanya di Patek Kabupaten Aceh Jaya

Karakteristik Sapi Aceh

Karakteristik sapi Aceh secara mayoritas hampir serupa dengan sapi Bali,

yaitu warna rambutnya/bulu merah bata. Merkens (1926) mengatakan bahwa

kepala sapi Aceh jantan berwarna antara coklat merah sampai coklat keabu-

abuan. Hasil penelitian Abdullah (2008) bahwa, sapi Aceh didominasi warna

merah bata. Kenyataan ini sesuai dengan hasil pengamatan Manan et al. (2007)

pada sapi petani di daerah Kabupaten Aceh Utara dan aceh Timur. Namikawa et

al (1982) melaporkan bahwa, sapi Aceh dan sapi Sumatera (sapi Pesisir) di

Page 15: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

14

Sumatera Barat memiliki warna tubuhnya sangat beragam, yaitu merah bata,

hitam, coklat kehitaman. Selanjutnya Abdullah, et al., (2007) menyatakan bahwa,

warna sapi Aceh juga ada yang coklat (9,0%), coklat kehitaman (5,25%), hitam

(5,75%), putih kemerahan (9,75%), putih (4,75%) dan putih keabuan (0,75%).

Warna putih atau putih keabuan pada sapi Aceh merupakan warna yang

mirip dan dimiliki sapi Tharparkar, Guzerat, Ongole (Nellore) di India. Warna

coklat kehitaman, merupakan warna yang mirip sapi Kankrey juga dari India,

sedangkan warna kelompok gelap yang dominasi merah bata dengan garis hitam

tipis disepanjang tengah punguung pada sapi Aceh menyerupai warna yang

dimiliki sapi Bali betina dewasa (Abdullah, 2008)

Kecuali sapi berwarna putih, umumnya sapi Aceh mempunyai warna yang

lebih muda (lebih terang) pada tubuh bagian bawah (kaki bagian bawah, sekitar

dada, perut sampai bagian antara kedua kaki belakang), bagian dalam telinga,

sekeliling mata dan pinggiran bibir atas (Abdullah, 2008).

Rangkuman karakteristik warna dan pola warna sapi Aceh tertera dalam

Tabel 4. Warna dan pola warna yang dimiliki sapi Aceh sejak lahir, tidak

mengalami perubahan sampai sapi tersebut dewasa, misalnya sapi Aceh yang

sejak lahir telah berwarna hitam maka tetap berwarna hitam sampai dewasa.

Warna tubuh sapi Aceh beragam tidak ditemukan pada sapi Bali, Madura,

dan PO. Namun, warna yang beragam tersebut relatif menyerupai warna-warna

pada sapi pesisir di Sumatera Barat seperti dikemukakan Otsuka et al (1980) dan

Sarbaini (2004).

Page 16: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

15

Tabel 4. Rangkuman karakteristik warna dan pola warna sapi Aceh

No. Bagian tubuh Uraian warna

1. Keempat kaki bagian bawah Keputih-putihan

2. Kedua paha belakang Merah bata

3. Pantat Bagian luar coklat muda,bagian lateralis dan kakiberwarna keputih-putihan

4. Punggung Garis coklat

5. Leher jantan Warna lebih gelap

6. Ekor Bagian ujung ekorberwarna hitam

7. Bibir atas, sekeliling mata dan telinga Keputih-putihan

8. Bulu/rambut : - Betina- - Jantan

Merah batacoklat

Bentuk Tubuh

Keadaan tubuh sapi Aceh jantan lebih besar dibandingka betina. Tubuh

bagian depan lebih rendah dibandingkan bagian belakang baik pada jantan

maupun betina. Sapi betina bergumba kecil dan bergumba jelas pada jantan

serta bergelambir baik pada jantan maupun pada betina dengan tampilan lebih

tebal dan lebih berat pada jantan. Gelambir pada sapi Aceh jantan san betina

dijumpai mulai bawah kerongkongan sampai bawah dada antara dua kaki depan.

Pada sapi jantan memiliki selaput penis (preputium) yang pendek (Abdullah, et

al., 2007) (Gambar 5)

Page 17: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

16

Gambar 5. Karakteristik sapi aceh sebagai pejantan

Umumnya, populasi sapi aceh mempunyai garis muka yang cekung. Namun

demikian, ada sebagian(4,5%) yang memiliki gaaris muka yang lurus. Garis muka

yang cekung pada sapi Aceh juga terdapat pada sifat sapi pesisir. Sedangkan

garis muka sapi Madura umumnya lurus (Abdullah, et al., 2007).

Garis punggung dapat menunjukan bentuk tubuh yang ideal pada seekor

ternak. Pada umumnya sapi Aceh mempunyai garis punggung yang cekung

(89,25%), sebagian mempunyai garis punggung yang cembung (6,25%) dan

sebagian kecil mempunyai garis punggung lurus (4,5%). Garis punggung yang

cekung pada sapi Aceh, merupakan sifat yang dimiliki sapiPesisir dan PO.

Sedangkan sapi Bali menurut Handiwirawan san Subandriyo (2004), memiliki

garis punggung yang lurus merupakan tipe bangsa turunan Bos sondaicus atau

Bos Banten. Selanjutnya hasil penelitian Setiadi dan Dwiyanto (1993), sapi

Madura mempunyai garis punggung yang lurus, tetapi ditemukan juga sapi yang

mempunyai garis punguung cekung (34,7%) dan sebagian kecil (6,1%)

mempunyai garis punggung yan cembung.

Bentuk telinga sapi Aceh adalah kecil, ujungnya meruncing dan berarah ke

samping, tidak terkulai.

Page 18: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

17

Bentuk Tanduk

Sapi Aceh umumnya bertanduk, tetapi terdapat juga sapi kupung sebesar

7% hanya dijumpai pada betina. Panjang dan bentuk pertumbuhan tanduk

beragam dan terus memanjang seiring pertumbuhan sapi. Pertumbuhan tanduk

sapi betina mengarah ke samping melengkung ke atas kemudian ke depan dan

pada jantan mengarah ke samping melengkung ke atas. Tanduk sapi jantan lebih

besar dari betina (Abdullah, et al., 2007).

Tempramen

Umumnya sapi Aceh bertempramen nervous dan pada sapi jantan memiliki

sifat menyerang. Sifat tersebut akan berkurang jika digunakan cincin hidung dan

sering diusap-usap pada tubuhnya oleh peternak. Sapi Aceh jantan yang

dipelihara secara kereman akan dijupai keadaan yang sangat nervous dan

mengosok-gpsokan tanduk pada bagian kandang, bahkan akan berusaha

menanduk apa saja yang ditemuinya juka sewaktu-waktu dikeluarkan dari

kandang. Sifat nervous dimiliki sapi Aceh merupakan keunikan tingkah laku. Sifat

tersebut suatu keuntungan dalam pemeliharaan sapi Aceh yaitu untuk

menghindari dirinya dari hewan buas pemangsa apabila sapi ini digembalakan di

hutan dan di samping itu juga tidak mudah dicuri. Sebagian masyarakat Aceh

memanfaatkan sifat pada sapi Aceh ini untuk adu sapi (pók leumó) (Abdullah, et

al., 2008).

Sapi Aceh berbeda temperamen dibanding dengan sapi Pesisir di Sumatera

Barat. Menurut Saladin (1983), sapi Pesisir mempunyai temperamen yang jinak

sehingga lebih mudah dikendalikan dalam pemeliharaan.

Tubuh Sapi Aceh

Djagra dan Budiarta (1990) melaporkan pertumbuhan fetus sapi mulai

meningkat pesat pada saat umur kebuntingan sesudah tujuh bulan. Tambahan

bobot fetus jantan dan betina identik dnegan 2/3 dari bobot lahir pedet. Ukuran

tubuh dapat diketahui melalui ukuran lingkar dada ternak dewasa.

Bobot hidup sapi Aceh umur muda, betina : 128±30 kg jantan 145±37 kg,

sapi jantan Aceh memiliki berat 253±65 kg. Ukuran tinggi gumba sapi muda

Page 19: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

18

Aceh;betina: 99±21 cm, jantan 107±21 kg; sapi dewasa betina : 102±21 cm,

jantan: 116±24 cm. Ukuran panjang badan sapi Aceh muda, betina : 102±21,

jantan: 105±22 cm. Sedangkan panjang badan sapi Aceh dewasa, betina:

105±22 cm, jantan 121±26 cm. Lingkar dada sapi Aceh muda, betina : 127±27

cm: jantan muda: 135±29 cm. Sedangkan sapi Aceh dewasa memiliki ukuran

lingkar dada:betina :127±27 cm dan jantan dewasa: 153±32 cm (BPTU Sapi

Aceh, 2010).

Hasil paparan Otsuka et al (1980 dan 1982) yang melakukan survei di

SNAKMA Saree dan Rumah Potong Hewan Banda Aceh, sapi betina Aceh

memiliki tinggi pundak 105,0 cm, tinggi punggung 108,2 cm, panjang badan

118,8 cm, lebar dada 22,0 cm, dalam dada 52,9 cm, lebar pinggul 34,54 cm,

lingkar dada 131,0 cm, panjang kepala 41,7 dan lebar kepala 14,0 cm. Laporan

Abdullah, et al., (2007), sapi Aceh mempunyai bobot badan 191,78 kg, tinggi

pundak 105,56 cm, tinggi pinggul 110,25 cm, panjang badan 107,69 cm, lebar

dada 28,25 cm, lebar pinggul 32,06 cm, dalam dada 49,50 cm dan lingkar dada

138,69 cm.

Karkas Sapi Aceh

Bentuk tubuh sapi Aceh kompak, halus dan harmonis, merupakan ciri sapi

potong yang bagus dengan postur tubuh yang besar dibagian depan (dada),

punuk dan sekitarnya sehingga memiliki potensi untuk diseleksi menjadi sapi tipe

daging sedang untuk selanjutnya menjadi tipe sapi besar. Berdasarkan data

BPTU Sapi Aceh (2009), berat karkas sapi Aceh muda, betina 57±14 kg dan

jantan 70±19 kg; betina dewasa 63±16 kg dan jantan dewasa 126±36 kg.

Sapi Aceh mempunyai daya tahan terhadap berbagai penyakit parasit

(caplak dan cacingan). Sapi Aceh resisten terhadap infeksi penyakit mikroba

seperti Surra, ingusan (Malignant Catarrhal Fever). Pada saat dimana ternak

kerbau dijumpai banyak yang mati karena penyakit Surra, namun tidak demikian

terhadap sapi Aceh.

Sapi Aceh dapat digolongkan sedalam golongan ternak masak dini. Daya

reproduksi induk sapi Aceh tergolong tinggi, karena sebagian besar induk yang

mendapat pakan dan air minum cukup per hari mampu melahirkan anak(pedet)

Page 20: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

19

setiap tahunnya satu ekor. Manan et al. (2009) melaporkan bahwa, angka

kelahiran pedet sapi Aceh bervariasi antara 65-85% setiap tahunnya.

Perkembangbiakan sapi Aceh tergolong cepat karena mempunyai tingkat

kesuburan yang tergolong tinggi. Sapi Aceh pada masa yang akan datang

mampu dipasarkan sebagai ternak potong dikawasan Asia Tenggara serta dapat

menjadi sapi potong yang potensial di Indonesia. Data kemampuan reproduksi

sapi Aceh tertera dalam Tabel 5.

Gambar 6. Sapi Aceh digolongkan sedalam golongan ternak masak dini, karenadaya reproduksi induk sapi Aceh tergolong tinggi.

Secara umum, sapi Aceh beranak pertama pada umur 24 bulan lebih cepat

dari pada sapi Bali 32 bulan, karena umur pencapaian dewasa kelamin pada sapi

Aceh adalah 10-12 bulan. Selanjutnya setiap 11-13 bulan sapi Aceh melahirkan

seekor pedet. Manan et al.(1992) melaporkan bahwa, umur beranak pertama

sapi Aceh sekitar 24 bulan, dengan jarak beranak 12 bulan dan angka panen

pedet 86%.

Tabel 5. Kemampuan reproduksi sapi Aceh

No. Sifat Nilai1. Umur pubertas (hari) 300-3902. Bobot saat pubertas (kg) 125-1303. Siklus birahi (hari) 18-204. Lama birahi (jam) 18-245. Servise/Conception 1,2-1,66. Lama bunting (hari) 275-2827. Beranak pertama (hari) 690-7208. Kawin pertama (bulan) 14-15

Page 21: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

20

9. Persentase melahirkan pertahun

(%) 65-85

10. Berahi postparfum (hari) 35-40Sumber : Manan et al. (2009)

Tingkat kesuburan sapi Aceh adalah 86-90% atau minimal 72% lebih baik

dari sapi Bali 82-86%. Tingkat kesuburan ini tidak berkaitan dengan lingkungan

tetapi erat kaitannya dengan panjang masa birahi sapi Aceh yaitu 18-24 jam.

Sapi Aceh yang dipelihara secara digembalakan, diikat secara berpindah-pindah

dan dikandangkan terus menerus mempunyai perbedaan pada keberhasilan sapi

hidup hingga dewasa, walaupun kemampuan reproduksinya hampir sama.

Perbedaan kemampuan reproduksi saip Aceh yang dipelihara pada tiga sisitem

pemeliharaan tertera dalam tabel 6.

Tabel 6. Kemampuan reproduksi sapi Aceh yang dipelihara secaradigembalakan, diikat berpindah-pindah dan dikandangkan

No Sifat

PemeliharaanGembal

aIkat Kandang

1. Umur beranak pertama(bulan)

24 23 23

2. Jarak beranak (bulan) 13 12 123. Umur sapih pedet (bulan) 7 7 64. Sapi hidup s/d sapih (%) 90 80 825. Sapi hidup s/d dewasa

(%)88 75 80

Sapi Aceh bunting dipakai untuk kerja mengolah tanah sawah atau kebun

palawija tidak menunjukan pengaruh negatif terhadap kemampuan reproduksi.

Sapi Aceh yang berada dalam kondisi bunting tua (bunting pada semester tiga

kebuntingan) dipekerjakan mengolah lahan sawah/kebun akan memperpendek

periode kebuntingan 7-9 hari dari periode kebuntingan sapi Aceh yang tidak

dipekerjakan.

Wilayah Sebaran Sapi Aceh

Sapi Aceh saat ini telah tersebar secara meluas ke seluruh wilayah Propinsi

Aceh, sebagian kabupaten dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara (Binjei, Karo).

Sapi Aceh juga pernah dipasarkan di perbatasan Sumatera Utara dan Sumatera

Barat (Bonjol) dan Talu (Sumatera Barat). Pada tahun 1972 sapi Aceh sebanyak

Page 22: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

21

160 ekor (110 jantan dan 50 betina fertil) pernah diekspor ke Malaysia melalui

pelabuhan Ulee Lheu-Banda Aceh dan menurut perantau dari Aceh disana

mengatakan bahwa sapi Aceh di Malaysia telah berkembang biak. Peda tahun

yang sama sapi Aceh jantan sebanyak 40 ekor telah diekspor ke Hongkong oleh

pedagan Aceh pada masa itu melalui pasar gelap.

Upaya pengembangan ternak ruminansia disuatu daerah sangat ditentukan

oleh ketersediaan sumber daya pendukung yakni sumber daya pakan, kondisi

agroekosistem, faktor manusia (skill, tenaga kerja) dan modal.

Sapi Aceh masih sangat memungkinkan dikembangkan disuatu daerah

yang memiliki imbangan antara lahan terhadap populasi. Sapi Aceh berpotensi

dikembangkan diluar habitat asalnya (ex situ) karena sapi Aceh memiliki daya

adaptasi yang cukup luas dengan kinerja produksi dan reproduksi tetap baik.

Berdasarkan sifat-sifat tersebut pada sapi Aceh, maka dipertimbangkan

bahwa sapi Aceh dapat dipilih menjadi ternak yang dapat dikembangkan

diseluruh Indonesia. Sumber bibit sapi Aceh diluar Provinsi Aceh terutama berasal

dari daerah sentral ternak sapi Aceh, yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Malaysia.

Sapi Aceh dari beberapa daerah tersebut merupakan sumber bibit yang perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan program pemurnian dan peningkatan mutu

genetik sapi Aceh. Selain penentuan wilayah sumber bibit, ditentukan pula

wilayah produksi dengan pembinaan yang intensif, sehingga diharapkan ada

wilayah sumber bibit dan wilayah produksi. Hanya wilayah produksi yang

memungkinkan dapat dilakukan persilangan sapi Aceh dengan bangsa sapi

lainnya. Hal ini perlu di atur dalam bentuk undang-undang atau peraturan

daerah.

Saat ini sapi Aceh sebgai calon akseptor tersebar diwilayah Kabupaten Aceh

Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Tamiang,

Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya,

Aceh Singkil, Kota Subussalam, Kutacane (Aceh Tenggara), Bener Meriah, dan

Simeulue. Disamping itu, BPTU sapi Aceh telah menyiapkan 415 ekor induk sapi

Aceh fertil. Selanjutnya pada tahun 2011 ini akan dibangun Balai Inseminasi

Buatan (BIB) Saree, Aceh yang akan memproses semen beku sapi Aceh dan

kerbau Aceh.

Page 23: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

22

Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan

Provinsi Aceh, pada tahun 2009 telah menetapkan Pulau Raya dan Pulau Aceh

sebagai wilayah pemurnian sapi Aceh. Setelah penetapan sapi Aceh sebagai

rumpun ternak nasional, maka mulai tahun 2011 langkah-langkah strategis

program kebijakan perencanaan yang diambil dalam upaya pelestarian,

pemurnian, pengembangan, menghasilkan bibit unggul dan pemanfaatan sapi

Aceh secara berkelanjutan adalah :

1. Seleksi fenotipe : sapi Aceh (jantan, betina) yang menunjukan fenotipe

tidak sesuai (menyimpang) akan dikeluarkan dari pulau tersebut.

Seleksi kualitatif dan kuantitatif akan mengikuti rataan sebaran data

populasi sapi Aceh.

2. Seleksi genetik (analisis molekuler/DNA) : upaya pemurnian sapi Aceh

(jantan, betina)akan dianalisis materi genetik pada sapi Aceh. Individu

yang mempunyai gene pool terbaik akan menjadi sumber bibit dari

kedua pulau tersebut.

3. Pemanfaatan pejantan Aceh unggul : semen pejantan Aceh unggul

akan diproduksi untuk diinseminasikan pada sapi Aceh betina dikedua

pulau secara massal atau juga untuk diinseminasikan pada sapi Aceh

betina di dataran.

PADI GOGOPadi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman

pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan

subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang

(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan

di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,

beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos,

Vietnam.

Jenis Tanaman

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Page 24: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

23

Kelas : Monotyledonae

Keluarga : Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza spp.

Padi gogo merupakan tanaman padi yang ditanam baik pada lahan kering

yang datar maupun lahan kering berlereng tanpa galengan dimana pengolahan

lahan dan tanam pada kondisi kering serta pertumbuhan dan produksinya sangat

tergantung pada ketersediaan curah hujan yang mempengaruhi kelembaban

tanah (Bantulkab, 2008).

Peningkatan produksi padi yang dilakukan pemerintah lebih terfokus pada

lahan sawah, terutama melalui program intensifikasi. Upaya itu memang dapat

menigkatkan produktivitas maupun produksi, tetapi belum memecahkan masalah

penyediaan pangan yang mencukupi kebutuhan nasional (Suwono, 2008).

Padi gogo kurang mendapat perhatian karena produktivitasnya rendah.

Laporan BPS (2005) rata-rata produktivitas padi gogo adalah 2,56 ton per hektar,

hasil ini jauh dibawah rata-rata produksi padi sawah Indonesia yang mencapai

4,78 ton per hektar. Pada tahun 2005 diperkirakan produksi beras 30,79 juta ton

namun kebutuhan beras nasional sebanyak 35 juta ton sehingga terjadi deficit

mencapai 4,21 juta ton.

Untuk menanggulangi kekurangan beras tersebut perlu pengembangan

padi tidak hanya pada lahan persawahan tapi juga secara gogo yang ditanam

pada lahan kering. Produksi padi gogo pada tingkat petani masih rendah, lahan

yang ditanami merupakan jenis tanah Ultisol dengan berbagai masalah antara

lain: kesuburan tanah, kandungan bahan organik yang rendah, kemampuan

menyimpan air yang rendah serta kurangnya pengelolaan (Simanihuruk,

dkk,2007).

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua

subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi

cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di

dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan

penggenangan. Varietas padi gogo lokal yang berasal dari Kalimantan yang

Page 25: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

24

masih diminati oleh petani karena daya adaptifnya yang baik antara lain :

varietas Buyung, Cantik, Katumping, Sabai dan Sasak Jalan.

Demikian pula di Sumatera varietas lokal seperti Arias, Simaritik, Napa,

Jangkong, Klemas, Gando, Seratus Malam, dll. Varietas-varietas lokal umumnya

selain berumur panjang, potensi hasilnya rendah sekitar 2 ton GKG/ha. Namun

kelebihannya varietas lokal mempunyai rasa enak yang sesuai dengan etnis

daerah setempat. Selain itu varietas lokal toleran terhadap keadaan lahan yang

marjinal, tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit, memerlukan

masukan (pupuk dan pestisida) yang rendah, serta pemeliharaan mudah dan

sederhana.

Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di

kebanyakan Negara Asia. Negaranegara lain seperti di benua Eropa, Australia

dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada

negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada

suatu usaha tani.

Syarat Pertumbuhan Padi Gogo

Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan

perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor

lingkungan. Faktor lingkungan yang paling penting adalah tanah dan iklim serta

interaksi kedua faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat tumbuh pada berbagai

agroekologi dan jenis tanah. Sedangkan persyaratan utama untuk tanaman padi

gogo adalah kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Faktor iklim terutama curah

hujan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi

gogo. Hal ini disebabkan kebutuhan air untuk padi gogo hanya mengandalkan

curah hujan.

1. Iklim

Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air

tersebut hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah

mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah

tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan

kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang

Page 26: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

25

baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000

mm/tahun.

Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau

produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun

air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukankurang intensif. Di

dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature

22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan

temperature 19-230C.

Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.

Di Indonesia memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan

intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini

tergolong rendah jika dibandinkan dengan daerah sub tropis yang dapat

mencapai 550 cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan

pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.

2. Tanah

Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis

tanah tidak begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo.

Sedangkan yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat

fisik, kimia dan biologi tanah atau dengan kata lain kesuburannya. Untuk

pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan

penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air,

dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm.

Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah

yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus,

berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup

banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH)

tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada

umumnya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al.

sedangkan bila pH lebih besar dari 8,0 dapat mengalami kekahatan Zn.

Page 27: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

26

III. METODOLOGI

3.1. Ruang Lingkup

Seperti telah disebutkan di atas, yang termasuk dalam topik kajian dalam

penelitian ini adalah masalah Pengembangan lahan kering padi gogo dan

Pengembangan sapi aceh yang terkait dengan sektor pertanian. Oleh sebab itu,

agar tidak ketinggalan dan kehilangan relevansi, analisi kebijaksanaan ini perlu

dilakukan secara cepat sehingga diperoleh hasil kajian yang masih tetap relevan

untuk perumusan kebijaksanaan. Meskipun demikian, metoda penelitian ini akan

tetap memperhatikan landasan teoritis dan mempertahankan objektivitas.

3.2. Pendekatan (Kerangka Pemikiran)

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan, antara lain : (i) informasi

relevan dalam bentuk perumusan kebijaksanaan, dan (ii) rekomendasi

kebijaksanaan. Bentuk penyajian berupa : (i) memo atau policy brief untuk

masalah sensitif, (ii) bahan untuk Rakorbang di Propinsi Aceh, dan (iii) makalah

kerja untuk masalah kebijaksanaan yang tidak sensitif. Adapun pengguna hasil

kajian ini sangat terbatas, antara lain : (i) Gubernur Propinsi Aceh (ii) Dinas

lingkup pertanian, (iii) Kepala Biro Perekonomian, Bappeda, serta (iv) beberapa

Eselon II lingkup Propinsi Aceh.

Penelitian ini akan dilaksanakan oleh peneliti BPTP Aceh dan

berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait di daerah. Penelitian akan

dilaksanakan di Aceh. Pemilihan lokasi penelitian akan disesuaikan dengan topik

kajian.

3.3. Metode Pelaksanaan

a. Penarikan Contoh dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sekunder dan data

primer. Data sekunder adalah data mengenai perkembangan sektor

pertanian dalam bentuk data deret waktu 15 tahun terakhir, sedangkan data

primer adalah data mengenai dampak dari suatu kebijaksanaan

pembangunan yang diperoleh dengan teknik pemahaman secara singkat

(Rapid Appraisal). Penarikan contoh untuk memperoleh data primer

Page 28: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

27

menggunakan teknik kuota sampling yang jumlahnya disesuaikan dengan

kebutuhan untuk menjawab permasalahan yang dikaji tetap berpegang pada

prinsip representatif.

b. Analisi Data

Untuk menjawab tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini seperangkat

analisis yang digunakan akan disesuaikan dengan topik kajian dan landasan

teoritis yang mendukung. Metode analisis data dapat dilakukan baik secara

statistik maupun deskriptif.

Page 29: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Lokasi Survey Kabupaten Aceh Jaya

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Aceh Jaya terletak pada 04.22o – 05.16 o LU dan 95.02 o -

96.03 o BT dengan luas wilayah 372.700 km2 yang berbatasan langsung (Gambar

1) :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Besar dan Pidie

b. Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia dan Kabupaten Aceh Barat

c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie dan Aceh Barat

d. Sebelah Barat berbatas dengan Samudera India

Gambar 1. Peta Kabupaten Aceh Jaya

Kabupaten Aceh Jaya terdiri dari 9 Kecamatan, 21 Kemukiman dan 172

desa dengan jumlah Penduduk 80.000 jiwa, secara umum topografinya berbukit-

Page 30: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

29

bukit pada bagian timur Kabupaten dan Hamparan datar pada sepanjang pantai,

secara umum Aceh Jaya memiliki musim tropis, untuk uraian lebih terperinci

tentang karakteristik tanah dan iklim dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Karakteristik Tanah dan Iklim Kabupaten Aceh Jaya

No Uraian Kisaran

1. Ph Tanah 4 – 4,5

2 Ketinggian Tempat 0 – 397 Dpl dari permukaan laut

3 Kemiringan Tempat 0o – 9o Persen

4 Curah Hujan Rata-rata 3.000 mm/ tahun

5 Curah hari hujan 25o – 37o C

6 Temperatur 187 hari/ Tahun

7 Kedalaman Gambut 25o – 2.00o meter

8 Drainase Umumnya kurang baik

9 Asal Tanah Daerah DAS, Daerah Dasaran dan DaerahGambut

Sumber: Aceh Jaya dalam Angka 2010

2. Potensi Pengembangan Ternak Sapi di Aceh Jaya

Pada sub sektor Peternakan pada tahun 2011, luas area penggembalaan

ternak mencapai 4000 Ha dan luas kebun rumput/ Hijauan Pakan Ternak

mencapai 300 Ha. Dari hasil survey oleh tim BPTP Aceh dilapangan masih

tersedia lahan potensi peternakan yang perlu digarap, seperti lahan tidur, hutan

ulayat, kebun sawit, kebun karet, persawahan dan lahan lainnya, oleh karena itu

pengembangan peternakan di Kabupaten Aceh Jaya sangatlah menjanjikan,

karena sektor ini mampu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.

seperti kita ketahui Indonesia masih kekurangan populasi sapi, sehingga

Kabupaten Aceh Jaya sangat berpeluang untuk melakukan usaha peternakan

sapi, disamping sumber daya alam yang sangat mendukung, juga kesiapan

sumber daya manusia juga tersedia.

Page 31: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

30

Potensi dan Sumber Daya Lahan

1. Desa Pulo Raya (daerah kepulauan)

Pulo raya merupakan sebuah pulau yang memiliki luas 42 kilometer

terletak sebelah barat ibu kota Kecamatan Sampoiniet, memiliki hamparan yang

rata-rata ditumbuhi rumput-rumput alam dan semak belukar, dengan sumber air

alur dan tanah berai, sehingga sangat potensial untuk penanaman lahan Hijauan

Makanan Ternak (HMT). Luas hamparan lahan cukup tersedia ± 600 hektar.

Sebelum tsunami pulo ini di huni sekitar 96 KK, akibat gempa dan gelombang

tsunami 2004 yang lalu, masyarakat desa ini tinggal 85 KK lagi dengan jumlah

penduduk 310 jiwa (thn. 2008) dan sekarang telah di relokasi, mengungsi ke

desa krueng no, sehingga lahan di pulo raya terbengkalai karena tidak lagi di

garap oleh pemiliknya.

Pulo raya sebuah desa kepulauan yang memiliki sejarah sentral produksi

ikan di Aceh Jaya, khususnya kecamatan sampoiniet selain patek, juga dikenal

sebagai lumbungnya ternak, baik sapi lokal aceh dan kerbau, dimana jumlah

populasi mencapai seribu ekor (sebelum tsunami 4 desember 2006), sekarang

masih ada beberapa penduduk yang melepaskan ternaknya di pulo sapi lebih

kurang 150 ekor yang tergabung dalam beberapa kelompok ternak. perjalanan

kepulau ini harus menggunakan boat dengan jarak tempuh sekitar 10-15 menit.

Sekarang pemerintah daerah kabupaten aceh jaya sudah memulai melakukan

upaya pelestarian (plasma nutfah) sapi aceh di pulo raya, sarana yang sudah

tersedia adalah lahan hijauan makanan ternak, boat penyeberangan,

perkandangan 2 unit, balai musyawarah ternak, dan pelabuhan (dalam usulan),

selain ternak sapi yang mencapai 150 ekor. Sedangkan fasilitas pendukung

lainnya mengharapkan dapat di bantu oleh berbagai pihak.

Untuk memurnikan sapi aceh di pulo ini sangat mendukung di samping

lahan yang baru di garap sekitar 20 hektar, dan berbagai sarana pendukung

seperti dalam uraian di atas, selain itu masyarakat sudah menyediakan lahan

seluruh pulo raya untuk di manfaatkan untuk pelestarian sapi aceh dan tersebut

sangat antusias dalam mendukung kegiatan ini. Di sisi lain masyarakat bersama

pemerintah daerah terus melakukan berbagai upaya agar pulo ini menjadi

sumber bibit sapi aceh di masa mendatang.

Page 32: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

31

2. Balai pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak (BPT-HMTlageun)

Balai pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak merupakan cikal

bakal unit pelayanan teknis yang bertujuan untuk mewujudkan pembibitan

ternak ruminan khusunya sapi aceh, BPT-HMT memiliki luas lahan sekitar 500

hektar, lahan tersebut milik eks ADB (Asian Development Bank), dan pada tahun

2010 akhir lahan tersebut sudah mulai di garap oleh dinas pertanian dan

peternakan kabupaten aceh jaya seluas lebih kurang 70 Hektar, sarana yang

sudah tersedia adalah gedung perkantoran, kandang 3 unit, HMT 10 Hektar,

lahan persawahan 20 Hektar, selebihnya lahan pengembalaan. Sedangkan

sisanya masih hutan muda.

BPT-HMT juga telah membina 2 kelompok ternak di lokasi BPT-HMT yang

terus berkembang dengan jumlah ternak sapi aceh sudah mencapai 130 ekor.

Hal ini sangat berpeluang untuk memurnikan sapi aceh di samping lahan yang

tersisa yang begitu potensial. Pengembangan sapi aceh merupakan target

utama Dinas Pertanian Dan Peternakan Kabupaten Aceh Jaya untuk memenuhi

kebutuhan sapi murni aceh beberapa tahun kedepan. Aceh Jaya menargetkan

pada 2022 menjadi lumbung sapi aceh di Propinsi Aceh, sehingga kebutuhan

akan bakalan atau bibit sapi aceh dapat di peroleh di Kabupaten Aceh Jaya.

2. Pemurnian dan Pengembangan Ternak Sapi Aceh di Kabupaten Aceh

Jaya

Pola kegiatan

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Jaya bapak Ir. H.

T. Rusdi, M.Sc (Gambar 2) pola yang dikembangkan adalah dengan menitipkan

ternak sapi pemerintah pada kelompok-kelompok ternak yang kemudian akan

dilakukan bagi hasil, hasil tersebut akan di revolving kembali kepada kelompok-

kelompok ternak yang menyebar di kabupaten aceh jaya. Untuk mencapai tujuan

pemurnian sapi aceh maka pada kelompok-kelompok ternak akan di lakukan

seleksi ternak sapi yang memenuhi kriteria sapi aceh, jika tidak memenuhi

Page 33: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

32

kriteria maka hasil ternak tersebut akan di lelang dan terus dikembangkan,

sehingga tercapai tujuan utama pemurnian sapi aceh. sedangkan Model kandang

akan di upayakan tersentral satu lokasi, dimana petani ternak dapat

mengusahakan usaha ternak sapi dengan satu tempat dan untuk perawatan dan

pemberian pakan dilakukan sitem bergilir (piket perhari), sehingga dalam satu

kelompok terdapat 20 0rang anggota kelompok, yang di bagi sift per bulan, per

hari 5 orang yang merawat sapi dan bergantian seterusnya, selebihnya anggota

kelompok dapat bekerja sampingan seperti bertani dan Nelayan.

Gambar 2. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Jaya bapak Ir. H. T.Rusdi, M.Sc Memaparkan Program Pemurnian dan PengembanganTernak Sapi Aceh di Kabupaten Aceh Jaya

Sementara itu Kepala Bidang Bina Produksi Peternakan Dinas Pertanian

dan Peternakan Kabupaten Aceh Jaya bapak Drh. Nuri Assirri (Gambar 3)

menambahkan beberapa langkah garis besar yang akan dilakukan dalam

pelaksanaan program pengembangan Pembibitan Ternak Sapi ini adalah:

Penyebaran bibit ternak kepada kelompok-kelompok ternak; Penyediaan fasilitas

sarana dan prasarana peternakan; Penyediaan Kebun Rumput dan lahan

gembalaan; Pembinaan manajemen produksi; Pembinaan manajemen

pemasaran; Pembinaan manajemen pengembangan ternak dalam kelompok;

Penyediaan obat-obatan dan tenaga medis; Monitoring dan evaluasi; Pelaporan.

METODE PENYEBARAN DAN PENGGULIRAN

Page 34: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

33

Assesment Kelompok/CPCL

Sebelum dilakukan penyebaran ternak, maka dilakukan Asesment

terhadap kelompok-kelompok petani ternak yang sesuai untuk pengembangan

peternakan, baik didasari pada kemampuan petani, ketersediaan lahan dan

lainnya yang mendukung usaha peternakan sapi. Kemudian di lakukan evaluasi

dan di tetapkannya sebagai kelompok penerima bantuan usaha pemurnian

pembibitan sapi aceh, kelompok yang terpilih akan di berikan pengarahan dan

pelatihan usaha peternakan sapi oleh Tim dari Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Aceh Jaya dengan bekerjasama dengan intansi vertikal dan civitas

akademika.

1. Pembinaan Kelompok

Selama usaha produksi, setiap anggota kelompok menerima

pembinaan/pendampingan secara regular dari pengelola. Pembinaan dan layanan

ini diantaranya meliputi:

- Teknik bekerjasama dan saling bantu-membantu dalam kelompok

- Pengelolaan administrasi dalam organisasi kelompok

- Teknik beternak Sapi secara benar dan efisien

- Teknik pamasaran dan evaluasi usaha

Gambar 3. Kepala Bidang Bina Produksi Peternakan Dinas Pertanian danPeternakan Kabupaten Aceh Jaya bapak Drh. Nuri AssirriMenjelaskan Program Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Aceh

Page 35: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

34

2. Penyebaran ternak

Keterangan:

- Jumlah induk yang akan disebarkan dalam 2 (dua) lokasi 600 ekor

- Jumlah pejantan untuk melayani induk dengan teknik kawin alam

sebanyak 60 ekor.

3. Mekanisme:

Setiap peternak akan mendapatkan 5 ekor calon induk dewasa yang siap

dikawinkan dan 1 ekor jantan pemacek, Setelah Lima tahun, setiap peternak

wajib mengembalikan anak yaitu 5 ekor betina berumur sekitar 2 tahun dan 1

ekor anak jantan siap kawin Plus 1 ekor anak jantan untuk di jadikan modal

pembuatan kandang dan fasilitas lainnya kepada pihak kedua untuk di revolving

ke kelompok bentukan baru.

Dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten aceh Jaya akan

bekerja sama dengan Civitas Akademika dan BPTP Aceh untuk pemurnian sapi

Lokal Aceh, dimana anakan yang unggul akan di Murnikan di Lokasi Pulo Raya

dan Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Lageun kabupaten

Aceh Jaya.

Alasan peternak memilih sapi Aceh

Menurut Rasyidin (45 Tahun) salah seorang peternak sapi aceh

yang memiliki 102 ekor sapi di Desa Gampong Baro Kecamatan Darul

Hikmah Kabupaten Aceh Jaya (Gambar 4), pelihara sapi aceh sangat

menguntungkan, karena Sapi Aceh sebagai Sumber Daya Genetik ternak Lokal

yang sudah ditetapkan sebagai rumpun tersendiri di Indonesia. Sudah

beradaptasi dengan lingkungan setempat.

Iklim dan cuaca yang ektrim tidak menjadi faktor pembatas atau kendala

bagi sapi yang banyak diminati oleh masyarakat aceh untuk berkembang biak.

Apalagi pakan untuk makanannya, sering kita melihat banyak sapi-sapi hidup

sehat dan gemuk di tempat pembuangan sampah. Padahal makanannya hanya

sampah-sampah non organik.

Page 36: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

35

Gambar 4. Rasyidin (45 Tahun) Peternak Sapi Aceh Desa Gampong BaroKecamatan Darul Hikmah Kabupaten Aceh Jaya Mengatakan AlasanMemilih Sapi Aceh

Sementara peternak lain Hasan (50 Tahun) warga Lageun Kabupaten

Aceh Jaya, mengutarakan sapi aceh mudah dipelihara. Pagi hari di halau ke

hamparan pinggir pantai yang banyak rumput-rumput liar, sementara sorenya di

masukkan kembali ke kandangnya yang terbuka memiliki luas 25 m x 25 m.

Disamping harganya tinggi, sapi aceh juga memiliki rasa dagingnya sangat enak,

demikian ujarnya kepada tim Anjak BPTP Aceh.

Alasan peternak memilih sapi aceh untuk dipeliharanya:

• Sapi Aceh sebagai Sumber Daya Genetik ternak Lokal spesifik yangsudah ditetapkan sebagai rumpun tersendiri

• Sudah beradaptasi dengan habitat sendiri/lokal

• Mempunyai daya reproduksi yg baik (hampir beranak setiap tahun/Jarak beranak pendek)

• Mampu berkembangbiak dengan pakan lokal yang ada, bahan-bahan oraganik lainnya

• Relatif mudah dipelihara tanpa membutuhkan kandang yangpermanen, cukup di hamparan terbuka dengan dipagar kawat durisaja

• Dagingnya disukai masyarakat aceh

• Harga dagingnya sangat bagus (menguntungkan peternak)

• Populasinya masih cukup banyak dan cenderung menurun

Page 37: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

36

sehingga perlu segera ditingkatkan/dipertahankan

• Pernah Ekspor pada tahun 1970an

Sapi Aceh terancam punah

Prof Dr drh Tongku N Siregar MP (42). Guru Besar Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) pakar teknologi manipulasi ovulasi dan

transfer embrio mengawatirkan keberadaan sapi aceh karena pemerintah

nasional memiliki kebijakan yang tidak berpihak padanya. Pemerintah secara

khusus pernah menetapkan bahwa sapi bali dan madura dikembangkan di pulau

Madura dan Bali, namun sapi Aceh tak dimasukkan. Sementara itu dia

menambahkan pemerintah provinsi atau kabupaten/kota kurang berpihak pada

sapi Aceh. Banyak sapi luar dimasukkan, lantas dibagi-bagikan kepada peternak

sapi di Aceh. Entah berapa banyak uang yang telah dihabiskan pemerintah untuk

itu. Sayangnya, sapi-sapi itu gagal berkembang dengan baik di Aceh karena tak

mampu beradaptasi dengan kondisi alam Aceh, banyak yang mencret, kurus-

kering, dan tak mau bereproduksi jika pakannya minim. pada akhirnya program

pemerintah menjadi sia-sia.

Populasinya cendrung menurun karena pertumbuhan dan

permintaan/pemotongan lebih besar dari pertambahan populasi (saat ini

populasinya sekitar 500 ribu ekor). Pada saat hari meugang (saat hari memasuki

bulan ramadhan) banyak sapi aceh yang disembilih untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Pejantan yang memiliki pertumbuhan besar dan harga tinggi turut

juga disembelih, terjadi seleksi negatife demikian kecemasan ini diungkap oleh

Prof Samsul Bahri.

Keturunannya cenderung lebih kecil/inbreeding. Pada umumnya peternak

sapi Aceh di Lageun dan Patek Kabupaten Aceh Jaya jarang melakukan

pemeliharaan yang mengutamakan keturunan-keturunannya akan lebih

bagus/besar. Sapi dilepas di hamparan yang luas, sehingga terjadi perkawinan

sesama (ibreeding) yang tidak bisa dihindari, sehingga keturunan cenderung

lebih kecil.

Page 38: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

37

Ancaman Terhadap Populasi Sapi Aceh

Populasinya cendrung menurun karena pertumbuhanpermintaan/ pemotongan lebih besar pertambahan populasi(Saat ini populasinya sekitar 500 ribu ekor)

Mulai banyak yg melakukan persilangan dengan sapieksotik/sapi lain

Keturunannya cenderung lebih kecil/ inbreeding

Terjadi seleksi negatif (yang bagus dipotong/dijual denganberbagai alasan, yang kecil dipelihara)

Belum tersedia program pembibitan Sapi Aceh yg terarah

GAMBARAN UMUM KABUPATEN NAGAN RAYA

1. Kondisi Geografis Daerah

A. Geografis

Kabupaten Nagan Raya merupakan Kabupaten Pemekaran dari

Kabupaten Aceh Barat dengan Ibu Kota Suka Makmue yang dibentuk dengan

undang-undang Nomor 4 Tahun 2002.

Kabupaten Nagan Raya terletak pada 03°40’ - 04°38’ Lintang Utara dan

96°11’ - 96°48 Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km² (336.372 hektar)

dengan batas-batas sebagai berikut (Gambar 5) :

a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah

b. Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia

c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Gayo Luwes dan Aceh Barat Daya

d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Barat

Page 39: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

38

Gambar 5. Peta Kabupaten Nagan Raya

Wilayah Kabupaten Nagan Raya adalah wilayah yang sangat cocok untuk

budidaya berbagai komoditi pertanian karena didukung oleh iklim yang bagus.

Salah satu cuaca yang sangat signifikan untuk budidaya pertanian adalah tingkat

curah hujan, dimana untuk setiap tahunnya jumlah curah hujan yang terjadi

sebesar 3.301,9 mm atau rata-rata 275,2 mm setiap bulannya. Selain

ketersediaan hamparan sawah yang cukup luas dan potensial, dengan

berdasarkan keadaan geografisnya, Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah

yang subur bagi tanaman bahan makanan, berpotensi besar bagi peningkatan

produksi tanaman perkebunan dan kehutanan serta mempunyai peluang besar

bagi peningkatan potensi kelautan. Karena hampir sepanjang garis pantai yang

ada, merupakan daerah potensi perikanan laut yang masih belum dikelola secara

optimal.

B. Topografis

Page 40: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

39

Secara Topografis, Kabupaten Nagan Raya dibagi menjadi 8 Kecamatan,

27 Kemukiman dan 222 Desa. Wilayah daratan tinggi berupa pegunungan yang

merupakan daerah penghasil produk perkebunan dan daratan rendah dengan

berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai

membujur dari arah barat ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai

biota laut. Luas daerah pengairan dari sungai-sungai di Kabupaten Nagan Raya

sebagian besar digunakan untuk mendukung kegiatan bidang pertanian dan

perkebunan yang merupakan salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Nagan

Raya.

C. Kondisi Iklim

Kondisi iklim di Kabupaten Nagan Raya memiliki 2 (dua) musim yaitu

musim kamarau dan musim penghujan. Namun demikian secara umum

perbedaan waktu antara musim kemarau dan musim penghujan tidak membawa

dampak berarti bagi pengembangan pertanian di Kabupaten Nagan Raya.

Adapun rata-rata curah hujan selama setahun angkanya berkisar antara 5 mm –

15 mm, terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni. Sedang bulan Juli sampai

dengan Desember angkanya berkisar antara 1 mm – 18 mm. sedang bulan-bulan

lain angka rata-rata suhu udara yang terjadi pada kisaran 27 derajat celcius.

Kisaran angka-angka dalam ukuran tersebut merupakan tingkat kedinginan satu

wilayah yang cukup ideal bagi pengembangan bidang pertanian, perkebunan dan

kehutanan. Namun dalam dua tiga tahunini kondisi iklim di Kabupaten Nagan

Raya tidak menentu, ini disebabkan karena terjadinya Pemanasan Global

deseluruh dunia. Kondisi seperti ini tidak sepenuhnya mempengaruhi aktifitas

masyarakat pada bidang pertanian, perkebunan, kehutanan maupun pada bidang

kelautan oleh para masyarakat pesisir pantai.

D. Gambaran Umum Demografis

Kabupaten Nagan Raya merupakan Kabupaten baru yang dimekarkan dari

Kabupaten induk yaitu Kabupaten Aceh Barat. Awalnya Kabupaten Nagan Raya

terdiri dari 5 (lima) Kecamatan dan pada tahun 2004 dimekarkan menjadi 8

(delapan) Kecamatan, namun didalam melakukan pendataan penduduk sampai

Page 41: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

40

dengan tahun 2006 masih didata pada Kecamatan induk yaitu pada 5 (lima)

Kecamatan awal. Dengan memperhatikan laju pertumbuhan penduduk

diharapkan dapat memprediksi perkembangan penduduk pada setiap tahunnya

dan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan kebijakan pemerintah daerah

dalam berbagai bidang. Selengkapnya dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Nagan Raya pada Tabel 1.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Nagan Raya

NO KECAMATANPERTUMBUHAN PENDUDUK TAHUN

(individu) KET2006 2007 2008 2009

1 Beutong 12.973 13.131 13.815 14.431

2 Seunagan Timur 11.375 11.989 12.130 12.315

3 Seunagan 25.578 14.567 15.093 15.374

4 Suka Makmue 10.889 10.916 9.290

5 Kuala 34.965 17.935 18.071 18.116

6 Kuala Pesisir 13.416 13.554 13.620

7 Tadu Raya 11.316 11.567 11.688

8 Darul Makmur 46.732 50.256 52.291 52.717

Jumlah 131.623 143.519 144.959 146.651

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya 2011

Dari jumlah penduduk yang ada, telah terbangun rumah tangga sebanyak

51.437 rumah tangga, dengan keanggotaan setiap rumah tangga rata-rata pada

kisaran 3-4 jiwa.

Tabel 2. Banyaknya Rumah Tangga dan Rata-Rata Penduduk Per-rumah tanggapada Akhir Tahun 2009 s/d 2010

NO KECAMATANJUMLAH RUMAH TANGGA TAHUN

2009 KETJUMLAH RUMAHTANGGA

JUMLAHPENDUDUK

1 Beutong 5.327 14.431

Page 42: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

41

2 Seunagan Timur 4.139 12.315

3 Seunagan 5.563 15.374

4 Suka Makmue 4.981 9.290

5 Kuala 6.782 18.116

6 Kuala Pesisir 3.915 13.620

7 Tadu Raya 3.911 11.688

8 Darul Makmur 16.819 52.717

Jumlah 51.437 146.651

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nagan Raya 2011

Pada akhir tahun 2011 banyaknya pencari kerja yang belum disalurkan

menurut lapangan pekerjaan dan tingkat pendidikan tercatat sebanyak 9.178

orang. Angka sebanyak 9.178 orang tersebut merupakan akumulasi jumlah

pencari kerja pada tahun ketahun yang terdaftar di Dinas Sosial, Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Nagan Raya.

Tabel 3. Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan KabupatenNagan Raya Tahun 2011.

NoKualifikasi

Pendidikan AngkatanKerja

JumlahAngkatan

Kerja(Orang)

JumlahBanyakBekerja(Orang)

Jumlal PencariKerja/

Pengangguran(Orang)

1 2 3 4 51 Angkatan Kerja Tidak

Tamat SD 9.032 7.243 1.0872 Angkatan Kerja Tamat

SD 22.031 19.765 2.6713 Angkatan Kerja Tamat

SLTP 15.993 13.976 2.6354 Angkatan Kerja Tamat

SLTA 13.071 10.527 1.9985 Angkatan Kerja Tamat

D-1 598 367 1796 Angkatan Kerja Tamat

D-2 1.257 789 3017 Angkatan Kerja Tamat

D-3 987 621 197

Page 43: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

42

POTENSI PENGEMBANGAN PEMBIBITAN SAPI ACEH

Pada subsektor peternakan pada tahun 2010, Jumlah populasi ternak

pada tahun 2010 dapat dilihat pada table 4.

Tabel 4. Data jumlah populasi ternak ruminansia di Kabupaten Nagan Raya 2010

No KecamatanJenis Ternak Ruminansia

Kerbau Sapi Kambing Domba

1 2 3 4 5 6

1 Beutong 7.377 1.702 3.776 1.166

2 Seunagan Timur 4.629 1.652 1.812 42

3 Seunagan 6.257 2.046 3.534 1.067

4 Suka Makmue 4.733 1.040 2.733 653

5 Kuala 1.333 1.624 1.395 521

6 Kuala Pesisir 1.951 2.421 1.193 826

7 Tadu Raya 1.750 1.620 1.525 682

8 Darul Makmur 2.773 4.548 1.589 135

Jumlah Total 20.803 16.653 17.557 5.092

Sumber : Nagan Raya dalam Angka 2011

Kepala Bidang Bina Produksi Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Nagan Raya bapak Drh. Moh. Zahed Menjelaskan dilapangan masih

tersedia lahan potensi untuk peternakan, seperti lahan tidur, hutan ulayat, kebun

sawit, kebun karet dan lahan lainnya, oleh karena itu pengembangan peternakan

di Kabupaten Nagan Raya sangatlah menjanjikan, karena sektor ini mampu untuk

meningkatkan pendapatan masyarakat miskin. Seperti kita ketahui Indonesia

masih kekurangan populasi sapi, sehingga Kabupaten Nagan Raya sangat

berpeluang untuk melakukan usaha peternakan sapi, di samping sumber daya

alam yang sangat mendukung, juga kesiapan sumber daya manusia juga

tersedia.

Page 44: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

43

Gambar 6. Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan PeternakanKabupaten Nagan Raya bapak Drh. Moh. Zahed MenjelaskanProgram Pengembangan Pembibitan Ternak Sapi Aceh diKabupaten Nagan Raya.

PERMASALAHAN

Bebarapa permasalahan yang dihadapi oleh para petani/peternak di Kabupaten

Nagan Raya adalah :

1. Kurangnya permodalan awal untuk memulai usahanya secara efisien

sehingga tidak mampu beternak sesuai dengan harapan.

2. Penawaran permodalan dari tengkulak yang berbunga tinggi dengan masa

tenggang pengembalian yang pendek sehingga petani/peternak tidak bisa

menyisihkan sebagian penghasilan tabungan dan pemodalan berikutnya.

3. Tingkat pendidikan dan pengetahuan menejemen usaha produksi yang

rendah sehingga belum mampu menghasilkan suatu sistem usaha yang

efesien.

4. Manajemen pengembangan permodalan dan usaha yang rendah sehingga

hampir terlihat tidak ada peningkatan usaha dari waktu ke waktu.

5. Manajemen pemasaran yang rendah sehingga penentuan harga hampir

semuanya tertentu oleh tengkulak.

GAMBARAN UMUM KECAMATAN WOYLA TIMUR KABUPATENACEH BARAT

Page 45: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

44

2.1 Biofisik

a) Deskripsi Umum Wilayah

Balai Penyuluhan Pertanian (BP3K) Woyla Timur terletak di Buket Rata

Kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat yang secara geografis terletak

pada 3,300 – 4,300 LU dan diantara 950 BB hingga 970 BT.

Adapun batas-batas wilayah binaan BP3K Woyla Timur sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah kerja BPP Sungai Mas

Sebelah Selatan berbatasan dengan BPPP Woyla

Sebelah Timur berbatasan dengan BPP Kaway XVI

Sebelah Barat berbatasan dengan BPP Woyla

Luas wilayah kerja BP3K ± 132,60 KM2 dan terdiri dari 26 gampong, 2

kemukiman dan 8 WKPP (wilayah kerja Penyuluh Pertanian).

b) Topografi dan Karakteristik Tanah

Wilayah kerja BP3K Woyla Timur memiliki topografi daerah kurang lebih

40% berada pada daerah dataran rendah dan 60% daerah dataran tinggi dengan

ketinggian rata-rata 10 – 50 m dpl.

Secara umum, jenis tanah yang mendominasi di BP3K Woyla Timur

disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Gambaran umum jenis tanah di BP3K Woyla Timur

No. Jenis Tanah %

1. Alluvial Kelabu Tua 60

2. Podsolik merah kuning 40

c) Iklim dan Curah Hujan

Uraian keadaan iklim, jumlah bulan basah/kering, rata-rata hujan selama

10 tahun.

Tabel 2. Data rata-rata keadaan curah hujan bulanan

Page 46: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

45

N

o

Kecamata

n

Woyla

Timur

MM/Hari

Ja

n

Pe

b

Mar

t

Ap

r

Me

i

Ju

n

Jul

i

Ags

t

Sep

t

Ok

t

No

p

De

s

11 10 14 20 15 9 10 12 14 14 14 13

d) Luas Lahan Menurut Ekosistem dan Penggunaan

Luas lahan menurut ekosistem

Berdasarkan ekosistemnya luas lahan du Kecamatan Woyla Timur dirincikan

sebagaimana terlihat pada tabel 3 berikut ini :

Luas lahan menurut penggunaan

Luas lahan menurut penggunaannya, baik yang telah dipergunakan

maupun yang belum dipergunakan.

N

o

Muki

m

Luas lahan (Ha)

Total(1) (2) (3) (4

)

(5) (6) (7) (8

)

(9

)

(10

)

(11) (12

)

(13

)

(14)

1. Woyla

Tunon

g

138,4

5

20

0

77 - 909 10

9

70

0

- - - 302,9

5

- 15 366 2817,4

0

2. Krung

Bhee

119,1 35

9

44 - 347 37 - - - - 108,8

4

- - 126

8

2282,9

6

Jumlah 257,5

7

55

9

12

1

125

6

14

6

70

0

411,7

9

15 193

4

5100,

36

Catatan :(1) Pekarangan(2) Ladang Huma(3) Tegalan/lahan kering(4) Tambak/kolam/empang(5) Perkebunan rakyat(6) Perkebunan besar (negara/swasta)(7) Hutan(8) Pertambangan(9) Sawah irigasi perdesaan(10) Sawah pompanisasi(11) Sawah tadah hujan(12) Sawah terlantar(13) Padang alang-alang/semak belukar

Page 47: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

46

(14) Lain-lain

e) Luas Lahan Komoditas Utama

Perincian luas lahan menurut jenis tanaman atau per komoditi yang telah

diusahakan terutama untuk jenis komoditas tertentu yang banyak diusahakan

oleh petani di wilayah kerja BP3K Woyla Timur.

Tabel 5. Komoditas Utama menurut Sub Sektor

Subsektor/komoditas

Luas tanam(Ha)

Luaspanen/populasi/luasArea (Ha/kg/ekor)

Produksi(ton/kg)

Tanaman panganPadi1. Padi sawah2. Padi gogoPalawija1. Kacang tanah2. Jagung3. KedelaiHortikultura1. Rambutan2. DurianSayuran1. Kacang panjang2. Talas

585600

-1055

26-40

5-

572585

-1003

535

2-

2,5

-1,23,2

--

--

Perkebunan1. Kelapa2. Kelapa sawit3. Karet4. Kakao

18409125615

1011539020

306600

-1500

PeternakanTernak Besar1. Kerbau2. SapiTernak kecil1. Kambing2. Biri-biriUnggas1. Ayam2. Itik

1.35045

357115

4500500

75-

55,240

301,2

PerikananAir tawar1. Kolam air deras 500 1,7

Page 48: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

47

2. Kolam air tenangAir payau1. Tambak2. KerambaAir asin1. Penangkapan2. Budidaya

--

--

--

--

f) Penerapan Teknologi diTingkat Petani

Tabel 7. Teknologi tingkat petani Tanaman Pangan dan Perkebunan

No Komoditas

Penerapan teknologi (%)

Varietas PengolahanTanah

Takaran Pupuk Penyiangan Panen

Tida

k

Ung

gas

Trak

tor

Tern

ak

Cang

kul

Kcl

Ure

a

Tsp

Kand

ang

Mes

in

Man

ual

Mes

in

Man

ual

1.

2.

Tanaman

Pangan

- Padi sawah

- Palawija

- Hortikultura

- Sayuran

Perkebunan

- Karet

- Kelapa

dalam

- Kopi/kakao

- Pinang

25

40

40

50

25

75

75

90

75

60

60

50

75

25

25

10

70

35

35

25

0

0

0

0

-

-

-

-

0

0

0

0

30

65

65

75

50

50

50

50

10

-

-

10

35

35

-

25

40

25

25

10

35

35

-

25

50

20

5

10

35

35

-

25

-

-

-

50

5

10

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

75

90

75

75

20

50

10

10

-

-

-

-

-

-

-

-

90

90

90

90

35

75

10

10

Keterangan :

Rekomendasi wilayah untuk pemakaian pupuk :

Page 49: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

48

N

o.Komoditas

Penerapan Teknologi (%)

Bibit

Unggul/

lokal

Penganda-

ngan/kolam

Pakan/HMT/

ransum

Pemeliharaan/

sistem

budidaya

Vaksinasi/penge

ndalian penyakit

Panen Pema-

saran

1.

2.

Peternakan

Ternak Besar

- Sapi

- Kerbau

Ternak Kecil

- Kambing

- Domba

- Kelinci

Unggas

- Ayam

- Itik

- Puyuh

Perikanan

- Ikan Lele

- Ikan Nila

30

75

30

80

80

20

30

65

50

75

50

40

0

0

30

30

30

45

45

10

25

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

g) Rencana/Sasaran Pengembangan Usaha Tani

Uraian hasil rekapitulasi rencana definitive kelompok /RDK untuk

kegiatana usaha tani tahun 2012.

Tabel 9. : Tanaman Pangan/Hortikultura

Subsektor/Komoditas

Jumlahpetani/orang

Luas TanamProduktivitas

Ton/haTotal

produksiTanam Panen

Padi1. Padi Sawah2. Padi Ladang

Palawija1. Kacang tanah2. Jagung3. Kedelai

Hortikultura1. Rambutan2. Durian

Sayuran

585600

1055

2640

572585

1003

535

2,52

1,23,2

Page 50: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

49

1. Kacangpanjang

2. Talas-

-

-

-

2.2 Sumber Daya Manusia

Adapun data-data yang termasuk dalam kriteria data Sumber DayaManusia adalah sebagai berikut :

a) Jumlah Penduduk Menurut UmurUntuk mengetahui lebih jelas tentang jumlah penduduk dalam wilayahkerja BP3K Woyla Timur sesuai dengan golongan umurnya dapat dilihatpada tabel berikut ini :

Tabel 10. Rincian jumlah penduduk berdasarkan Golongan Umur pada wilayahkerja BP3K Woyla Timur

No MukimJumlah Penduduk yang berumur

Total0 – 10 11–20 21–30 31–40 41–50 50– 60 ‘> 60

1. Krung Bhee 188 220 289 307 402 337 125 1868

2. Woyla Tunong 390 407 493 481 474 314 210 2769

Total 578 627 728 788 876 651 335 4637

b) Jumlah Penduduk Menurut PendidikanUntuk dapat diketahui lebih lanjut jumlah penduduk yang dirincikanberdasarkan pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 11. Rincian jumlah penduduk menurut pendidikan pada wilayah kerjaBP3K Woyla Timur

No Mukim

Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan

Belum/tidak sekolah

SD SLTP SLTA Akademi

PerguruanTinggi

Jumlah

1. Krung Bhee 925 567 275 167 - 25 1959

2. Woyla Tunong 1025 721 337 195 - 72 2350

Total 1950 1288 612 362 - 97 4309

c) Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan

Page 51: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

50

Berdasarkan jenis pekerjaan /mata pencaharian sehari-hari pendudukdalam wilayah kerja BP3K Woyla Timur dapat dirincikan seperti terlihatpada tabel berikut :

Tabel 12. Rincian jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan pada wilayah kerjaBP3K Woyla Timur

No MukimPekerjaan

Petani (TP) Pekebun Peternak Nelayan Lain-lain

1. Krung Bhee 478 217 18 - 7

2. Woyla Tunong 779 157 21 - 5

Total 1257 374 39 - 12

Permasalahan padi gogo

Kendala Budidaya Tanaman Padi Gogo di Lahan Kering

Lahan kering sebagai tempat pertanaman padi gogo memiliki beberapa

keterbatasan yaitu kesuburan tanah yang rendah, kekahatan berbagai unsure

hara, dan adanya keracunan berkaitan dengan reaksi tanah (pH) yang memiliki

kemasaman yang tinggi. Pada tanah masam faktor pembatas utama

pertumbuhan adalah keracunan alumunium (Al). Pengaruh utama alumunium

ialah terhadap pertumbuhan akar, yang menyebabkan akar tampak pendek

membengkak, tidak memiliki akar lateral yang sehat (Sopandie 1997; Syafruddin

et al. 2006). Keracunan Al pada padi dapat menyebabkan terjadinya

penghambatan pemanjangan akar (Rusdiansyah et al. 2001; Watanabe & Okada

2005b). Hambatan pertumbuhan tajuk (Fageria et al. 1988) merupakan

pengaruh sekunder akibat induksi kekahatan hara terutama Mg, Ca, dan P serta

induksi cekaman kekeringan sebagai gangguan pertumbuhan dan aktivitas

perakaran sehingga pertumbuhan akar padi menjadi kerdil . Lilley dan Fukai

(1994) menemukan bahwa kekeringan selama tahap vegetatif dapat

menyebabkan penurunan hasil yang nyata. Stres selama tiga tahap pertumbuhan

padi yaitu penyemaian, vegetatif dan anthesis dapat mengurangi tinggi tanaman,

komponen hasil dan hasil biji padi (Dey & Upadhyaya 1996).

Kendala terpenting pada pola budidaya tanaman sela di bawah tegakan

tanaman perkebunan adalah intensitas cahaya rendah, defisit cahaya dapat

menyebabkan penurunan daya hasil 53-67% pada galur padi gogo yang peka

Page 52: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

51

(Sopandie et al. 2003). Kemampuan tanaman untuk beradaptasi terhadap

naungan dan perubahan iklim mikro yang terjadi ditentukan oleh faktor genetika

tanaman. Menurut Mohr dan Schopfer (1995) secara genetik tanaman yang

toleran terhadap naungan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap

perubahan lingkungan.

Fukai dan Cooper (1995), menjelaskan bahwa sebagian besar galur padi

yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang relatif baik selama

kekeringan adalah dengan memelihara potensial air daun tetap tinggi. Tanaman

dapat memelihara potensial air tetap tinggi dengan cara memperbaiki serapan air

dan menyimpannya dalam jaringan tanaman, dan mengurangi hilangnya air.

Tanaman pada kondisi kekeringan akan bertahan hidup dengan cara

pemeliharaan turgor sel melalui penambahan kedalaman akar, efisiensi sistem

perakaran dan mengurangi kehilangan air.

Secara umum, tanaman yang ternaungi akan menurunkan titik

kompensasi dan perlambatan fotosintesis (Salisbury & Ross 1995). Penurunan

intensitas cahaya juga akan menyebabkan peningkatan jumlah tilakoid,

menghambat transpirasi, menghambat respirasi, menghambat sintesis protein,

menghambat produksi hormon, menghambat translokasi, menghambat

pertumbuhan akar, dan menghambat penyerapan mineral (Marschner 1995),

pengurangan proses respirasi gelap dan kerapatan stomata (Marler 1994) dan

pengurangan sintesis rubisco (Mae et al. 1993).

Penyakit Blas pada Tanaman PadiPenyakit blas adalah penyakit utama pada padi yang disebabkan oleh

cendawan Pyricularia grisea (Cooke) Sacc, Sinonimnya Pyricularia oryzae Cavara

(Rossman et al. 1990). Penyakit ini dapat menyerang pertanaman padi sawah

dan padi gogo. Cendawan blas dapat menginfeksi tanaman padi pada setiap

tahapan pertumbuhannya dengan membentuk bercak pada daun, ruas batang,

leher malai, malai yang dapat menyebabkan kehampaan pada biji sehingga

mengakibatkan terjadinya puso atau gagal panen. Secara umum ada dua jenis

serangan blas yaitu blas daun yang menyerang tanaman pada persemaian dan

blas leher malai yang menyerang pada awal pembungaan (Bonman 1992).

Page 53: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

52

Patogen penyakit blas bersifat dinamis, rasnya dapat berubah dalam

waktu yang singkat dan berkembang membentuk ras baru, dan mematahkan

ketahanan varietas yang tahan menjadi rentan. Pengendalian penyakit blas

secara terpadu meliputi penggunaan varietas tahan, pupuk N dengan takaran

yang tidak berlebihan, dan penggunaan fungisida pada waktu yang tepat (Sudir

et al. 2002). Gejala yang terlihat adalah muncul bercak pada daun dan pelepah

daun yang berbentuk belah ketupat. Pada varietas padi rentan (R), bercak dapat

meluas dan akhirnya bersatu sehingga helaian daun kering dan mati. Pada 9

varietas padi tahan (T) terhadap cendawan ini gejala serangan hanya berupa

bintik kecil berwarna coklat (Ou 1985).

IRRI (1996) merekomendasikan klasifikasi sifat ketahanan tanaman

berdasarkan tipe bercak yang muncul. Bercak belah ketupat dengan pusat

berwarna abu-abu dikelompokkan sebagai tipe bercak rentan. Bercak berbentuk

gelendong dan bercak berupa bintik kecil dan bercak elips tanpa pusat sporulasi

dikelompokkan sebagai bercak tahan. Tanaman yang sangat rentan memiliki

daun yang penuh dengan bercak sehingga hijau daun tidak nampak, lama

kelamaan tanaman akan mengering dan mati. Menurut Bastian et al. (1991) hal

ini terjadi karena proses fotosintesis terhambat, respirasi pada daun yang

terinfeksi meningkat, konsumsi asimilat diambil alih oleh patogen dan proses

penuaan daun dipercepat. Serangan blas pada leher malai menyebabkan leher

malai membusuk dan bulir hampa. Bercak juga tampak pada permukaan bulir

pada padi (Semangun 1991).

Membusuknya leher malai dapat menghambat pengiriman fotosintat ke

biji sehingga menyebabkan bulir-bulir padi menjadi hampa dan dapat

menurunkan hasil. Ketahanan terhadap blas leher malai cukup untuk menekan

penurunan hasil akibat serangan penyakit blas (Bonman, 1996). Tingkat

serangan blas leher malai ditetapkan berdasarkan persentase malai terinfeksi

terhadap total malai yang dihasilkan oleh tanaman. Reaksi ditetapkan

berdasarkan skala penyakit. Skala 1-3 adalah tanaman tahan, sedangkan

tanaman rentan memiliki skala 5-9 (IRRI 1996).

Page 54: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

53

Penyakit blas mempunyai ras patogenik yang berbeda kemampuannya

dalam menginfeksi tanaman padi. Adanya beberapa ras utama dalam suatu

daerah menyulitkan untuk memberikan anjuran varietas yang sebaiknya ditanam

di daerah itu. Usaha mengembangkan secara luas suatu varietas tertentu akan

menimbulkan perubahan komposisi ras utama cendawan pada musim tanam

selanjutnya, dan suatu saat akan mengakibatkan serangan blas yang menyebar

di seluruh daerah tersebut (Rahama 1988).

Hasil pengujian blas daun dan blas leher malai menunjukkan ada empat

kombinasi sifat ketahanan tanaman terhadap blas, yaitu tahan terhadap blas

daun dan leher malai, tahan blas daun rentan blas malai, rentan blas daun tahan

blas malai, dan rentan terhadap keduanya (Ramli 2000).

Ketahanan tanaman adalah salah satu aspek dalam pengendalian blas di

lapangan. Pada awal upaya mencari varietas tahan, para peneliti bekerja dengan

10 sifat ketahanan yang dimiliki suatu varietas terhadap suatu ras cendawan

blas. Varietas dengan satu gen ketahanan tersebut ternyata tidak dapat

bertahan menghadapi ras cendawan blas yang demikian cepat berkembang. Oleh

karena itu pemuliaan mulai diarahkan kepada mencari varietas yang dapat

bertahan menghadapi infeksi beragam ras blas di lapangan pada musim yang

berbeda.

GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH BESAR

1. Letak Geografis

Secara fisik geografis kabupaten Aceh Besar terletak diujung paling Utara

Pulau Sumatera pada posisi 520-580 LU dan 950-95,80 BT dengan luas wilayah

2.916,97 Km2 (5,18 % dari luas Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam) yang

berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh

b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat

c. Sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie

d. Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia

Page 55: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

54

Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 23 kecamatan, 68 kemukiman, 604 desa

(termasuk non status dan kelurahan) dengan rincian seperti terlihat pada tabel 1.

2. Topografi

Secara umum topologi Kabupaten Aceh Besat bercariasi, mulai dari daerah

dataran, perbukutan sampai pegunungan dengan ketinggian antara 0-1500

meter diatas permukaan laut. Sebagian wilayah berada pada ketinggian antara

100-500 meter dari permukaan laut (42,64%) dan hanya sebagian kecil wilayah

berada pada ketinggian diatas 1500 M dari permukaan laut.

3. Tanah

Tanah merupakan sumber daya alam yang paling penting bagi

pembangunan suatu daerah. Secara umum jenis tanah yang terdapat di

Kabupaten Aceh Besar adalah : Latogol, Podsolid Merah Kuning, Hidromorf

Kelabu, Regosol, Aluvial, komplek Podsolid Merah Kuning.

4. Iklim

Kabupaten Aceh Besar dikategorikan dalam daerah beiklim tropis dengan

curah hujan rata-rata per tahun 1.077 mm sampai 2.225 mm, rata-rata haru

hujan 74 hari dan bulan basah antara September sampai Nopember. Temperatur

maksimum rata-rata 260-350 C sedangkan temperatur munimum 25,70 C dengan

kelembaban rata-rata 82% dan minimum 69%.

5. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan suatu daerah erat kaitannya dengan campur tangan

manusia, yaitu macam peruntukan yang merupakan aktifitas kegiatan manusia

diatas lahan tersebut. Pola penggunaan lahan pada dasarnya merupakan

gambaran tata ruang disuatu daerah tersebut.

Apabila ditinjau dari penggunaan lahan maka Kabupaten Aceh Besar

ternyata sebahagian dari padanya adalah semak belukar yaitu seluas 40.000 Ha

atau 13,45% dari luas wilayah Aceh Besar. Ini menunjukan prospek yang sangat

baik untuk pengembangan peternakan karena lahan tersebut dapat

diamanfaatkan sebagai padang pengembalaan ternak, disamping adanya padang

pengembalaan yang sudah sejak lama diusahakan oleh masyarakat.

6. Penduduk

Page 56: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

55

Jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Besar berdasarkan data yang dikutip

dengan kepadatan rata-rata 117,76 jiwa/Km2, dengan rincian tiap kecamatan

seperti pada tabel 1 beikut ini :

Page 57: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

56

Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan dan Jumlah PendudukKabupaten Aceh Besar tahun 2011

No. Kecamatan Luas(km2)

JumlahDesa

JumlahMukim

*) JumlahPenduduk

(jiwa)

Rata-ratapenduduk/km

1. Kota Jantho 274,04 13 1 8.443 30,802. Seulimum 487,26 47 5 21.519 44,163. Lbh. Seulawah 322,85 12 2 10.753 33,304. Kuta Cot Glie 230,25 32 2 12.388 53,805. Indrapuri 285,25 52 3 19.975 70,026. Kuta Malaka 36,00 15 1 5.891 163,637. Sukamakmur 106,00 35 4 13.905 131,178. Simpang Tiga 55,00 18 2 5.360 97,459. Darul Kamal 16,20 14 1 6.766 417,6510. Montasik 94,10 39 3 17.732 188,4311. Kr. Barona Jaya 9,06 12 3 14.096 1.555,8412. Kuta Baro 83,81 47 5 23.541 280,8813. Darussalam 76,42 29 3 22.633 296,1614. Baitussalam 37,76 13 2 16.590 439,3515. Mesjid Raya 110,38 13 2 20.864 189,0116. Ingin Jaya 73,68 50 6 28.064 380,8917. Darul Imarah 32,95 32 4 46.397 1.408,1018. Peukan Bada 31,90 26 4 15.462 484,7019. Lhoknga 98,95 28 4 14.874 150,3120. Lhoong 125,00 28 4 9.093 72,7421. Leupung 76,00 6 1 2.553 33,5922. Pulo Aceh 240,75 17 3 3.976 16,5123. Blang Bintang 70,51 26 3 10.723 152,08

2.974,12 604 68 351.418 285,00Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Aceh Besar, Angka Hasil Sensus Penduduk 2010 (pertengahantahun 2010)

Kegiatan survey dan koordinasi dalam rangka mengumpulkan data dan

permasalahan dilapangan terkait pengembangan sapi aceh di Kabupaten Aceh

Besar. Pemilihan lokasi survey yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh sesuai

kebijakan Pemerintah Provinsi Aceh menetapkan dua lokasi sebagai tempat

pelestarian sapi aceh, yakni Kecamatan Pulo Aceh di Kabupaten Aceh Besar dan

Kawasan Pulo Raya di Kabupaten Aceh Jaya.

Page 58: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

57

Ir. Salahuddin Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Aceh Besar

menyambut baik kegiatan BPTP yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh

Besar. Hal ini sejalan dengan Master Plain Pemerintah Aceh Besar bidang

peternakan yang tertuang dalam sebuah program yang disebut “Program

Pemurnian sapi aceh”, Program ini yang ditujukan kepada kelompok

tani dan peternak agar mereka mendapatkan pekerjaan dan tambahan

penghasilan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya.

Adapun pemberdayaan yang diusulkan melalui sektor peternakan,

lebih spesifik lagi ternak yang dikembangkan adalah sapi aceh, yang

nantinya program ini diharapkan mampu melestarikan keragaman genetic

spesifik lokasi sapi aceh. Hal ini sangat di mungkinkan karena di

Kabupaten Aceh Besar memiliki potensi yang cukup baik di lihat dari

sarana pendukung yang sangat memadai.

Seluruh Instansi terkait, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan

Provinsi Aceh, Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh, Pemerintah Aceh Jaya, mari kita

Gambar 1. Sekretaris Dinas Peternakan Kabupaten Aceh Besar, Ir.Salahuddin sangat mengharapkan kegiatan ini dapat bermanfaat untukpengembangan sapi Aceh di Aceh Besar

Page 59: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

58

sama-sama menyukseskan program nasional ini, demikian harapan

Sekretaris Dinas Peternakan Kab Aceh Besar kepada team survei BPTP

Aceh.

Beberapa permasalahan tentang perkembangan sapi aceh lahan

pengembalaan sempit, tidak ada pemacek/ pejantan unggul sapi aceh,

terjadi perkawinan sesama akibatnya anak-anaknya (F1) memiliki postur

badan kecil, dan masa kawin pejantan sapi aceh lebih cepat walaupun fisik

belum optimal. Selain itu sapi aceh proses pertambahan berat badan

(penggemukan) lambat dibandingkan dengan

sapi lain demikian penjelasan Syaribanun SP Kepala UPTB-BPP Kecamatan

Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.

Menurut Bpk TM Yunus (65 Thn) salah seorang peternak sapi aceh yang

memiliki 98 ekor sapi di Desa Peukan Selimum Kecamatan Selimum Kabupaten

Aceh Besar pelihara sapi aceh disini sangat menguntungkan, karena memiliki

hamparan rumput sangat luas. Sapi-sapi di lepas ke gunung pagi hari, dan sore

di masukkan kandang. Penyakit yang meyerang sapi adalah flu dan kembung,

selama ini hanya diobati dengan obat daun-daunan.

Selanjutnya dia menambahkan keuntungan dalam setahun mencapai tiga puluh

enam juta rupiah. Rata-rata setahun sapi terjual enam ekor, dengan

Gambar 2. Syaribanun SP Kepala UPTB-BPPKecamatan Ingin Jaya Kabupaten A. besar

Page 60: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

59

keuntungan enam juta rupiah per ekor. Penjualan sapi tidak ada kendala, agen

datang langsung ke tempat menawarkan harga. Jika harga sapi terjadi

kesepakan dengan pemilik, langsung di bawa ke Banda Aceh.

Gambar 3. Team Peneliti Anjak mewawancarai peternak sapi aceh

GAMBARAN UMUM KABUPATEN ACEH TIMUR

Pemilihan lokasi survey yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh sesuai data

statistik Provinsi Aceh tentang luas areal tanam, produksi, dan produktivitas padi

gogo. Luas tanam padi gogo di Aceh Timur pada Tahun 2012 mencapai 678 Ha,

dengan produktivitas 3,5 ton/ha.

Ir. Marwi Umar, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Aceh

Timur menyambut baik kegiatan BPTP yang dilaksanakan di Kabupaten Aceh

Timur. Hal ini sejalan dengan Visi dan Misi Pemerintah Aceh Timur bidang

pertanian yang tertuang dalam Visi dan Misi pembangunan pertanian.

Page 61: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

60

Gambar 8. Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur, Ir.Marwi Umar mendengar penjelasan kegiatan Analisis danKebijakan BPTP Aceh tentang Padi Gogo

Visinya: menjadi penggerak agribisnis pertanian profesional dan

mensejahterakan petani dengan sistem agribisnis berkelanjutan. Sedangkan Misi

: Meningkatkan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pelaksana Pembangunan

Tanaman Pangan dan Hortikultura; Mengembangkan Usaha Tanaman Pangan

dan Hortikultura dengan sistem agribisnis berbasis pedesaan; Meningkatkan

produksi tanaman pangan dan hortikultura melalui penerapan teknologi pertanian

dan penanganan pasca panen.

“Permasalahan mendasar untuk pengembangan padi gogo di Aceh Timur

adalah penggunaan varietas padi gogo”, Demikian ungkapan Ir Marwi Umar.

Bantuan pemerintah VUB padi gogo Situ Begendit yang dibagikan kepada petani

tidak di tanam, dengan alasan rasa tidak enak, tidak wangi serta mudah rebah.

Petani tetap menggunakan varietas lokal Arieas kuning yang sudah adaptif dan

spesifik lokasi. Rasa nasi beras arias lebih pulen dan wangi.

Ir Sawaluddin Kasie produksi Pangan Dinas pertanian dan hortikultura

Aceh Timur menambahkan varietas lokal padi gogo “arieas” yang di tanam

petani di Peneron dan Serbajadi memilki kwalitas bagus, harganya jauh lebih

tinggi dari HPP rata-rata Rp.4.500 /Kg GKG. Pedagang-pedagang beras dari

medan membeli langsung kelokasi dengan harga rendah, dan selanjutnya setelah

Page 62: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

61

diproses/digiling dengan mesin modern dijual kembali ke Aceh dengan harga

tinggi, ini juga merupakan masalah sekarang yang kita hadapi, ujar Sawaluddin.

Kebiasaan petani di Aceh Timur, mulai mengolah tanah untuk menanam padi

gogo pada bulan Mei dan Juni. “ Kalau kami menanam di luar bulan tersebut

hasil yang kami peroleh menurun”, demikian ungkapan Syahminan salah seorang

petani di Kecamatan Serbajadi. Pada bulan tersebut curah hujan cocok untuk

padi ladang. Sedangkan gangguan hama dan penyakit tidak ada.

Gambar 2. Ir Sawaluddin Kasie produksi Pangan Dinas pertanian danhortikultura Aceh Timur menjelaskan permasalahan Padi Gogokepada team Anjak BPTP Aceh (A). Kelompok tani padi gogosedang menanam padi gogo varietas situbegendid (B)

Page 63: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Rekomendasi Sapi Aceh

Perlu kebijakan dari pemerintah pusat dan Pemerintah daerah sebagai

payung hukum untuk dijabarkan oleh Dinas teknis dan masyarakat dalam upaya

pengembangbiakan sapi aceh seperti melakukan usaha Pembibitan dan

Pemurnian Sapi Aceh; Membatasi kegiatan persilangan untuk maksud yg tidak

jelas ; Perlu insentif bagi peternak yang melakukan pemurnian dan pembibitan

sapi aceh; Perlu adanya program pengembangan sapi Aceh jangka panjang

(Penentuan Wilayah Pembibitan); Revitalisasi BPTU Sapi Aceh. Selain Kebijakan,

perlu program operasional seperti: Program IB dengan menyediakan semen beku

dari Pejantan Unggul (Elit) hasil seleksi serta melengkapi sarana prasarana &

kelembagaannya; Program InKA dengan penyebaran Pejantan Unggul hasil

seleksi (perlu memperkuat institusi seperti BPTU agar mampu menyediakan

pejantan tersebut); Mengembangkan kelembagaan pembibitan sapi aceh;

Program sosialisasi mencegah seleksi negatif; Mencegah pemotongan betina

produktif.

Rekomendasi Padi Gogo

1. Harga padi meningkat, petani akan memanfaatkan lahan kering seoptimal

mungkin untuk padi gogo.

2. Penyediaan VUB padi gogo, stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang

mencukupi bagi kebutuhan petani dan tepat waktu, tentunya akan meningkatkan

produktivitas padi gogo yang mengakibatkan terjadinya peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

3. Penyediaan bibit unggul yang diinginkan petani, tahan kekeringan, tahan

hama dan penyakit, produksi tinggi, umur pendek, rasa enak dan wangi akan

membantu petani dalam menghasilkan kualitas padi gogo yang baik dengan

jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin

keuntungan petani. Sedangkan bantuan sarana pertanian kepada petani dapat

dijadikan insentif yang diharapkan mampu meminimalisir keinginan petani padi

dalam mengalih fungsikan lahannya.

Page 64: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

63

4. Perlunya pembangunan infrastruktur jalan desa untuk mendukung

peningkatan produksi padi gogo terutama di daerah-daerah penggunungan/

dataran tinggi yang belum memiliki jalan yang memadai.

Page 65: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

64

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F. 1993. Daur biokimia produk sisa organic. Pidato pada PengukuhanGuru Besar

Tetap Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian Univ.Andalas.

Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2011, Aceh Dalam Angka 2010. KerjasamaBadan Pusat Statistik Aceh dan Bapeda Aceh, hal 197 – 207.

Badan Litbang Pertanian. 2005. Pupuk organic tingkatkan produksi pertanian.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 27 (6):13-15.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ACEH, 2009. Pengelolaan Terpadu Jagunguntuk Meningkatkan Produktivitas Jagung di Provinsi Aceh. Makalahdisampaikan pada Seminar Sehari Fakultas Pertanian Universitas SyiahKuala.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pidie, 2005.Laporan Tahunan 2005 Kabupaten Pidie.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh, 2007. LaporanTahunan 2006 Provinsi Aceh.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh, 2008. LaporanTahunan 2007 Provinsi Aceh.

Foth, H.D. 1988. Dasar-dasar ilmu tanah Edisi ke Tujuh Diterjemahkan oleh DwiRetno Lukiwati. et al. Fakultas Pertanian Universitas Diponegoro GajahMada Press.

Sutedjo, M.M. 1992. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta 177 hlm.

Tan,K.H. 1991. Dasar-dasar kimia tanah. Didik Hadjar Goeacehi (PenerjemaH),Bostang Raja Gukguk (Penyunting). Fakultas Pertanian Universitas GajahMada. Gajah Mada University Press.

Toha, H. 2008. Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui PenerapanPengelolaan Tanaman Terpadu dengan Introduksi Varietas Unggul” BalaiBesar Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat

Page 66: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

65

Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan

No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas

AlokasiWaktu

(Jam/mg)

1. Ir. Iskandar, M.Si Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan

10

2. Yatiman, SP Pelaksana - Menyusun proposal danlaporan

5

3. M. Yusuf Ali Pelaksana - Mengolah dan menganalisisdata

- Mengumpulkan data

5

4. Ahmad Pelaksana - Pelaksana 55. Ir. M. Nasir Umar, M.Si Pelaksana - Pelaksana 56. Mahdi, SP Pelaksana - Pelaksana 57. Tarmizi SP Pelaksana - Pelaksana 58 Suryani Novita -9 Sarianto -

Page 67: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

29

Lampiran 5. Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKT) Tahun 2012INSTANSI : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) ACEH

KEGIATAN

RencanaTingkatCapaianTarget

Realisasi

PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian

Target (%)

Ket

Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8

100.000.000 89.906.000 89,90

2 2 100,00 -2 2 100,00 -2 2 100,00 -1 1 100,00 -

2 2 100,00 -2 2 100,00 -

5,5 6,0 < 10 Setelahpenanamanumur 1 mingguterjadi banjir

2 2 100,00

Hasil :Kabupaten 1 1 100,00 -

Ton/ha 5,5 6,0 > 10

Page 68: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

30

KEGIATAN

RencanaTingkatCapaianTarget

Realisasi

PersentasiPencapaianRencanaTingkatCapaian

Target (%)

Ket

Program Uraian Indikator Kinerja Satuan1 2 3 4 5 6 7 8

Varietas 3 3 100 Distribusi danpenyediaanbenih yangkurang

Page 69: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

1

FOTO-FOTO KEGIATAN1. Kunjungan ke Kabupaten Aceh Jaya

Page 70: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

2

2. Kegiatan di Kabupaten Aceh Besar

Page 71: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

3

3. Kegiatan di Kabupaten Aceh Timur

Page 72: REKOMENDASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN (A …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/11... · berbagai issu dan masalah pembangunan pertanian dari hasil

LAPORAN AKHIR KEGIATAN ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI ACEH TA.2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

4

4. Kegitan di Kabupaten Nagan Raya