pengkajian sistem usahatani jagung...

41
LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012 LAPORAN AKHIR TAHUN PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DI PROVINSI ACEH PENELITI UTAMA FIRDAUS, SP., M.Si BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

Upload: vominh

Post on 22-May-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNGAGROEKOSISTEM LAHAN KERING

DI PROVINSI ACEH

PENELITI UTAMA

FIRDAUS, SP., M.Si

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2012

Page 2: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas terlaksananya

penyusunan Laporan Akhir Tahun Kegiatan Pengkajian Sistem Usahatani Jagung

Agroekosistem Lahan Kering di Provinsi Aceh.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan dan peran aktif

seluruh Dinas/Instansi yang terkait, petani kooperator dan penyuluh/peneliti

yang ada di BPTP Aceh. Namun demikian kami menyadari dalam pelaksanaan

kegiatan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya

kegiatan ini mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan yang

dilanjutkan dengan penyusunan laporan tengah tahun ini, kami ucapkan

terimakasih dan semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, Desember 2012Penanggung Jawab

Firdaus, SP., M.SiNIP. 19710805 200604 1 002

Page 3: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

RINGKASAN

Pengkajian dilakukan pada agroekosistem lahan kering, Desa Saree Aceh, KecamatanLembah Seulawah, Aceh Besar Provinsi Aceh dari bulan Maret 2012 - Agustus 2012.Rancangan yang digunakan adalah Split Plot Designdengan varietas sebagai petak utamayang terdiri dari 5 varietas. V1 = Bima 10 (hibrida), V2 = Bisma (komposit), V3 = Bima 4(hibrida), V4 = Sukmaraga (komposit), dan V5 = Lokal Aceh (pembanding), sedang dosispupuk sebagai anak petak terdiri dari 5 level yaitu: P1). 300 kg Urea/Ha + 175 kg SP36/Ha + 125 kg KCL/Ha.P2)275 kg Urea/Ha + 150 kg SP 36/Ha + 100 kg KCL/Ha. P3)250 kg Urea/Ha + 125 kg SP 36/Ha + 75 kg KCL/Ha. P4) 225 kg Urea/Ha + 100 kg SP36/Ha + 50 kg KCL/Ha. P5) 200 kg Urea/Ha + 75 kg SP 36/Ha + 25 kg KCL/Ha.Ukuran petak 10 m x 5 m. Jarak tanam 70 cm x 20 cm. Parameter yang diamati adalahkeragaan pertumbuhan, hasil dan serangan hama/penyakit. Hasil pengkajianmenunjukkan bahwa ada interaksi antara varietas dengan pemupukan terhadappertumbuhan dan hasil jagung. Interaksi varietas dengan pemupukan terhadap hasilyang tertinggi adalah varietas Sukmaraga yang dipupuk dengan perlakuan P1 (300 kgUrea/Ha + 175 kg SP 36/Ha + 125 kg KCL/Ha). Pada varietas Sukmaraga pemberianpupuk kandang atau pemberian urea tinggi menyebabkan tanaman lebih tinggi. Tidakada interaksi antara varietas dengan pemupukan terhadap serangan hama dan penyakit.

Kata Kunci: Jagung, Varietas, Pemupukan, Lahan Kering

Page 4: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... .. ..... i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………. ii

RINGKASAN ………………………………………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… iv

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Tujuan .................................................................................... 3

1.3. Keluaran yang diharapkan ……………………………………………………… 3

1.4. Hasil yang Diharapkan …………………………………………………………… 3

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ............................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………………. 5

2.1. Deskripsi Varietas …………………………………………………………………… 6

2.2. Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung .. 8

2.3. Hama dan Penyakit pada Jagung .......................................... 10

2.4. Pengaruh Gulma terhadap Pertumbuhan Jagung ....................... 14

III. METODOLOGI ................................................................................. 19

3.1 Ruang Lingkup Kegiatan ………………………………………………………... 19

3.2 Pendekatan …………………………………………………………………………… 19

3.3 Bahan dan Metode Pelaksanaan ......................................... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………………………. 23

4.1 Karakteristik Lokasi Pengkajian …………………………………………… 23

4.2 Daya tumbuh dan Tinggi Tanaman ....................................... 25

4.3 Produksi ………………………………………………………………………………. 26

4.4 Hama - Hama pada Jagung ……………………………………………………. 27

V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………………………... 31

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………… 31

5.2 Saran …………………………………………………………………………………… 31

VI. KINERJA HASIL KEGIATAN …………………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………. 33

Page 5: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengembangan jagung melalui perluasan areal dapat diarahkan pada

lahan-lahan potensial, seperti sawah irigasi dan tadah hujan, yang belum

dimanfaatkan secara optimal pada musim kemarau, serta lahan kering pada

musim hujan. Berdasarkan penyebaran luas sawah dan jenis irigasinya,

diperkirakan potensi luas pertanaman jagung yang dapat diperoleh dari

peningkatan Indeks Pertanaman (IP) di lahan sawah adalah seluas 457.163 ha,

dengan rincian: (a) 295.795 ha di pulau Sumatera dan Kalimantan, (b) 130.834

ha di Sulawesi, dan (c) 30.534 ha di Bali dan Nusa Tenggara.

Potensi lahan kering yang sesuai untuk tanaman jagung, namun belum

dimanfaatkan, juga cukup luas, yaitu sekitar 20,5 juta ha, yang tersebar di

Sumatera (2,9 juta ha), Kalimantan (7,2 juta ha), Sulawesi (0,4 juta ha), Maluku

dan Papua (9,9 juta ha), serta Bali dan Nusa Tenggara (0,06 juta ha). Namun

potensi riil yang diperuntukkan bagi tanaman jagung perlu ditetapkan, mengingat

potensi lahan tersebut juga dapat dijadikan sasaran untuk pengembangan

komoditas pertanian lainnya, baik tanaman perkebunan, hortikultura, maupun

tanaman pangan lainnya (Badan Litbang Pertanian, 2005).

Kabupaten Aceh Tenggara merupakan salah satu sentra produksi jagung

di Provinsi Aceh dengan potensi lahan kering dan lahan sawah setelah tanam

padi sebesar 11.571 ha. Tercatat produksi jagung dari Kabupaten Aceh Tenggara

sebesar 89.571 ton pada tahun 2007 dengan rata-rata 3,55 ton per hektar yang

telah diatas rata-rata produksi nasional (Aceh dalam Angka, 2008).

Dewan Jagung Indonesia memperkirakan produksi jagung dalam negeri

tahun 2009 ini mencapai 17,1 juta ton, artinya potensi ekspor bisa mencapai 1,1

juta ton dari kebutuhan jagung nasional yang hanya 16,3 juta ton.Membaiknya

produksi jagung dalam negeri salah satunya karena didukung dengan bibit

jagung jenis hibrida. Penyebaran jenis hibrida menurut Maxdeyul Sola, Sekretaris

Jenderal Dewan Jagung Nasional sudah mencapai 45 persen dari total areal

perkebunan jagung dalam negeri. Hingga Mei 2009 sudah terdapat 111 varietas

jagung (www.matanews.com, 2009).

Data luas tanam jagung di provinsi Aceh pada Tahun 2010 48.993 ha,

sedangkan luas puso 376 Ha. Sedangkan luas panen 43.885 ha dan produksi

Page 6: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

167.091 ton sehingga produktivitasnya 3,80 ton/ha (BPS Provinsi Aceh dan Dinas

Pertanian Tanaman Pangan Aceh).

Badan Litbang Pertanian hingga saat ini terus berupaya menciptakan

inovasi teknologi untuk mendukung program pengembangan jagung, seperti: (a)

pembentukan varietas jagung hibrida dan komposit yang semakin unggul

(termasuk penggunaan bioteknologi), diantaranya varietas toleran terhadap

kemasaman tanah dan kekeringan, (b) produksi benih sumber dan

perbenihannya, (c) teknologi budidaya yang semakin efisien (penyempurnaan

pendekatan PTT), serta (d) pascapanen untuk meningkatkan kualitas dan nilai

tambah produk (Badan Litbang Pertanian, 2005).

Provinsi Aceh berpotensi menjadi daerah swasembada jagung melalui

peningkatan usaha tani untuk meningkatkan produksi komoditi

tersebut.Pemerintah komitmen untuk membantu petani dan menjadikan Aceh

sebagai daerah swasembada tercapai.Menteri Pertanian Anton Apriantono

menyatakan Aceh harus menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional,

karena potensi lahan dan sumber daya alamnya masih sangat mendukung. “Kami

yakin Provinsi Aceh mampu meningkatkan pengembangan tanaman padi, jagung,

dan kacang jagung sesuai potensi lahan yang ada, sehingga pada suatu saat

nanti menjadi lumbung pangan nasional, pemerintah terus mendukung daerah

meningkatkan produksi tanaman pangan, sehingga Indonesia tidak lagi

mengalami kesulitan bahan pangan, bahkan bisa membantu negara lain. Krisis

pangan yang melanda dunia saat ini merupakan peluang bagi bangsa Indonesia

untuk meningkatkan produktifitas hasil tanaman pangan, karena potensinya

masih cukup besar.Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan secara optimal

lahan tidur,” (www.beritasore.com, 2008).

Jagung Aceh baru mampu menghasilkan 5-6 ton per hektar. "Produksi

tersebut masih rendah sehingga masih perlu ditingkatkan sesuai potensi produksi

hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan. Pemerintah Aceh menyambut baik

upaya perbaikan kualitas mutu dan produksi jagung tersebut.Apalagi bila

dicermati, potensi jagung amat menjanjikan untuk meningkatkan pendapatan

petani.

Guna mencapai tujuan tersebut Kementerian Pertanian telah

mencanangkan beberapa program aksi berupa upaya peningkatan kapasitas

Page 7: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

produksi jagung akan dilakukan melalui: (a) peningkatan produktivitas, (b)

perluasan areal tanam, (c) peningkatan efisiensi produksi, (d) penguatan

kelembagaan petani, (e) peningkatan kualitas produk, (f) peningkatan nilai

tambah dan perbaikan akses pasar, (g) pengembangan unit usaha bersama, (h)

perbaikan permodalan, (i) pewilayahan komoditas atas dasar, ketersediaan, nilai

tambah, daya saing, dan pendapatan, serta (j) pengembangan infrastruktur dan

pengaturan tataniaga dan insentif usaha. Untuk dapat melaksanakan strategi

tersebut diperlukan dukungan kebijakan harga, tataniaga, subsidi, pembiayaan,

investasi, dan moneter, standarisasi, dan karantina (Badan Litbang Pertanian,

2005).

1.2. TUJUAN

- Untuk mendapatkan teknologi budidaya jagung yang adaptik dan spesifik

lokasi.

- Mengetahui pengaruh berbagai dosis pemupukan terhadap pertumbuhan,

produksi dan ketahanan hama dan penyakit

1.3. KELUARAN

- Diperoleh paket teknologi budidaya jagung agroekosistem lahan kering

spesifik lokasi.

- Diperoleh rekomendasi dosis pemupukan terhadap pertumbuhan,

produksi dan ketahanan hama dan penyakit

1.4. HASIL YANG DIHARAPKAN

Diterapkannya teknologi budidaya jagung yang adaptif dan spesifik lokasi

serta dapat meningkatkan produktivitas mencapai >9 ton/ha.

Hasil penelitian menjadi masukan bagi bagi pemerintah daerah Provinsi

Aceh, Kabupaten, dan industri benih dalam pemanfatan varietas untuk

pengembangan jagung unggul lahan kering di Provinsi Aceh.

1.5. PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK

MANFAAT

Sebahagian besar (70%) petani akan menggunakan jagung yang murni

dengan sifat keunggulan genetik yang tinggi.

Meningkatnya pendapatan petani di perdesaan sebesar 20-30%

Page 8: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

DAMPAK

Meningkatnya luas penangkaran dan luas pengembangan jagung VUB dan

komposit Aceh

Peningkatan produktivitas jagung di Provinsi Aceh

Tumbuhnya industri pengolahan jagung skala rumah tangga di pedesaan

Page 9: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

Seiring dengan pergeseran paradigma pengembangan pertanian intensif

di lahan basah sebagai penopang utama kebutuhan pangan nasional, maka

pengembangan pertanian di lahan kering merupakan alternatif yang sangat

penting. Mengingat rentannya lahan kering terhadap kerusakan (degradasi) baik

dari segi biofisik lahan maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka

pengelolaan lahan kering harus berazaskan pada kelestarian lingkungan yaitu

dengan pemahaman yang paripurna terhadap sifat dan ciri agroekosistem

wilayah dan karakteristik sosial-ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Hal

ini penting agar tujuan pengelolaan pertanian lahan kering dapat tercapai.

Tujuan dimaksud bukan saja semata-mata untuk meningkatkan kualitas biofisik

lahan dan produktivitasnya, tetapi juga dapat berimplikasi terhadap

kesinambungan peningkatan pendapatan petani dengan wawasan agribisnis

disertai dukungan pembangunan infrastruktur ekonomi.

Percepatan peningkatan produksi jagung nasional melalui peningkatan

produktivitas dan peningkatan intensitas tanam (IP) dari 1-2 kali menjadi 3-4 kali

tanam (IP400) dilakukan dengan pemanfaatan varietas berumur super dan ultra

genjah. Pembentukan populasi dasar dilaksanakan di KP. Maros, dengan materi

genetik yang MS6(RRS)C0 sebagai tetua betina dan varietas Gumarang sebagai

tetua jantan. Persilangan dilakukan dengan metode plant to plant. Hasil

persilangan diperoleh 200 tongkol dengan persilangan diri (selfing).

Pembentukan galur dilaksanakan di KP. Maros, dengan materi genetik

MS1(RRS)C4, MS3(RRS) C3, MS5(RRS)C0, dan MS6(RRS)C0. Seleksi pedigree

dilakukan dengan membuat silang diri dan tongkol hasil silang diri tersebut

dipanen terpisah. Hasil persilangan diperoleh 409 tongkol persilangan diri

(selfing). Pembentukan F1 hibrida jagung umur super genjah yang dilaksanakan

di KP. Bajeng, menggunakan materi genetik 40 galur jagung umur genjah

sebagai tetua betina dan Nei9008 sebagai tetua jantan. Hasil pembentukan F1

hibrida jagung umur super genjah diperoleh + 100 pasangan persilangan.

Evaluasi daya hasil pendahuluan jagung super genjah pada lingkungan optimal

dan lingkungan kekeringan diperoleh satu genotip memiliki umur panen <80 hari

pada evaluasi daya hasil pendahuluan jagung super genjah baik adaptif pada

Page 10: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

lingkungan optimal maupun lingkungan cekaman kekeringan di KP. Bajeng dan

KP. Muneng yakni ST201047 potensi hasil ±12,06 t ha-1. Kemudian dua genotip

memiliki umur panen <80 hari pada evaluasi daya hasil lanjutan jagung

Varietas unggul baru jagung yang dilepas tahun 2006 – 2007 ada 3

varietas terdiri atas satu jagung bersari bebas/komposit varietas Anoman-1 dan

dua varietas jagung hibrida kuning Bima-2 Bantimurung dan Bima-3

Bantimurung. Varietas Anoman-1 berbiji putih, sangat sesuai untuk pangan

karena mempunyai rasa yang agak lunak (pulen) dengan potensi hasil 6,6 t/ha

dan toleran terhadap kekeringan. Demikian halnya jagung hibrida kuning Bima-2

Bantimurung dan Bima-3 Bantimurung, kedua varietas tersebut adalah jenis

silang tunggal yang mempunyai induk jantan sama yaitu Mr-14, sehingga

keduanya memiliki karakter yang mirip yaitu stay green dengan potensi hasil

masing-masing 11,0 t/ha dan 10,0 t/ha.

2.1. Deskripsi Varietas

BIMA - 4

Tanggal dilepas : 31 Oktober 2008; Asal : G 180/Mr14, G 180

dikembangkan dari populasi P5/GM25Mr-14. Nei 9008 dikembangkan dari

populasi Suwan 3; Berumur dalam; 50% keluar pollen : + 59 hari50% keluar

rambut : + 57 hariMasak fisiologis : + 102 hari; Batang : Sedang dan

tegapWarna batang : HijauTinggi tanaman : + 212 cm; Jumlah daun : – ;

Keragaman tanaman : Seragam ; Perakaran : Sangat baik ; Bentuk malai :

Kompak ; Warna malai : Krem ; Warna sekam : -Warna anthera : Krem ; Warna

rambut : Krem

Tongkol : Besar dan panjang (+ 20 cm) ; Bentuk tongkol : Silindris ; Kedudukan

tongkol : + 116 cm ; Kelobot :Tipe biji : Mutiara (flint) ; Baris biji : Lurus ; Warna

biji : Jingga ; Jumlah baris/tongkol : 12 – 14 baris ; Bobot 1000 biji : + 265,6 g ;

Rata-rata hasil : 9,6 t/ha pipilan kering ; Potensi hasil : 11,7 t/ha pipilan kering ;

Kandungan karbohidrat: 52,87% ; Kandungan protein : 13,02%Kandungan

lemak : 4,87% ; Ketahanan : Peka bulai, tahan terhadap penyakit karat dan

bercak daun ; Keunggulan : Cepat panen, hasil panen tinggi tidak mudah rontok,

umur berbunga lebih cepat.

Page 11: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

BIMA - 10

Tanggal dilepas : 2010 ; Asal : N153/Mr15 ; Umur : Berumur agak

dalam50% keluar pollen : + 55 hari50% keluar rambut : + 57 hariMasak

fisiologis : + 95 hari ; Batang : Besar dan kokoh ; Warna batang : Hijau tua ;

Tinggi tanaman : + 199 cm ; Jumlah daun : 12 -14 helai ; Keragaman tanaman :

Sangat seragamPerakaran : Sangat baik ; Bentuk malai : Semi kompak ; Warna

malai : Krem ; Warna sekam : Hijau krem ; Warna rambut : Krem ; Tongkol :

Besar dan panjang (+ 17,1 cm) ; Bentuk tongkol : Besar berucut, panjang, dan

silindrisKedudukan tongkol : + 124 cm ; Kelobot : Menutup dengan baik ; Tipe

biji : Mutiara ; Baris biji : Lurus ; Warna biji : Oranye ; Jumlah baris/tongkol : 14

– 16 baris ;Bobot 1000 biji : + 334 gRata-rata hasil : 11,25 t/ha pipilan kering

;Potensi hasil : 13,37 t/ha pipilan kering ; Kandungan karbohidrat:

74,237%Kandungan protein : 11,956% ; Kandungan lemak : 6,644% ;

Ketahanan : agak tahan penyakit bulai, tahan penyakit karat dan bercak daun ;

Keunggulan : Potensi hasil tinggi, warna biji cerah, cocok ditanam di dataran

rendah sampai 335 mdpl.

SUKMARAGA

Tanggal dilepas : 14 Februari 2003 ; Asal : Bahan introduksi AMATL

(Asian Mildew Acid Tolerance Late),asal CIMMYT Thailand dengan Introgressi

bahan lokal yangdiperbaiki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai.

Populasiawalnya diseleksi pada tanah kering masam Sitiung Sumbar,dan tanah

sulfat masam di Barambai (Kalsel).Hasil kombinasidiuji pada berbagai lingkungan

asam dan normal.Umur : 50% kerluar rambut : + 58 hariMasak fisiologis : + 105

- 110 hariBatang : Tegap; Warna batang : Hijau ; Tinggi tanaman : + 195 cm

(180 - 220 cm)Daun : Panjang dan lebar ; Warna daun : Hijau mudaKeragaman

tanaman : Agak seragam ; Perakaran : Dalam, kuat dan baikKerebahan : Agak

tahan ; Malai : Semi kompak ; Warna rambut : Coklat keunguanTongkol :

Panjang silindrisTinggi letak tongkol : + 195 cm (90-100 cm) ;Kelobot : Tertutup

baik (85%)Tipe biji : Semi mutiara (semi flint) ; Warna biji : Kuning tuaBaris biji :

Lurus dan rapatJumlah baris/tongkol : 12 - 16 baris

Bobot 1000 biji : + 270 gRata-rata hasil : 6,0 t/ha pipilan keringPotensi hasil :

8,50 t/ha pipilan keringKetahanan : Cukup tahan terhadap penyakit bulai (P.

Page 12: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

maydis), penyakit bercakdaun (H. maydis), dan penyakit karat daun (Puccinia

sp.) ; Daerah sebaran : Dataran rendah sampai 800 m dpl, adaptif tanah-tanah

masam.

BISMA

Tanggal dilepas : 4 September 1995 ; Asal : Persilangan Pool 4 dengan

bahan introduksi disertai seleksi massaselama 5 generasiUmur : 50% keluar

rambut : + 60 hariPanen : + 96 hariBatang : Tegap, tinggi sedang (+ 190 cm) ;

Daun : Panjang dan lebar ; Warna daun : Hijau tua ; Perakaran : BaikKerebahan

: Tahan rebah ; Tongkol : Besar dan silindrisKedudukan tongkol : Kurang lebih di

tengah-tengah batang ; Kelobot : Menutup tongkol dengan cukup baik (+

95%)Tipe biji : Semi mutiara (semi flint)Warna biji : Kuning

Baris biji : Lurus dan rapatJumlah baris/tongkol : 12 - 18 baris ; Bobot 1000 biji :

+ 307 gWarna janggel : Kebanyakan putih (+ 98 cm)Rata-rata hasil : + 5,7 t/ha

pipilan keringPotensi hasil : 7,0 - 7,5 t/ha pipilan keringKetahanan : Tahan

penyakit karat dan bercak daunKeterangan : Baik untuk dataran rendah sampai

ketinggian 500 m dpl.

2.2 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

Pada lahan kering khususnya untuk tanaman jagung, pemberian bahan

organik sangat besar sekali manfaatnya, karena sebagian besar lahan pertanian

intensif di Indonesia berkadar bahan organik rendah (Badan Litbang Pertanian,

2005).Bahan organik ini dalam tanah akan mengalami dekomposisi dan

menghasilkan humus dan humus ini merupakan sumber hara bagi tanaman

terutama N,P,K dan beberapa unsur hara mikro yang sangat dibuuhkan oleh

tanaman. Bahan organik sangat penting artinya bagi pertumbuhan tanaman dan

sebagai pengendali berbagai sifat fisis tanah, penyangga ketersediann hara dan

perbaikan struktur tanah (Sutidjo, 1992; Ahmad, 1993). Akibat pemberian bahan

organik kepadatan tanah menjadi rendah, porositas tanah meningkat, dapat

mencegah kehilangan air tanah melalui pengikisan maupun evaporasi (Foth,

1988; Tan, 1991).

Pada umumnya tanaman jagung tidaktoleran terhadap kemasaman

tanahyang tinggi.Hasil penelitian Fox (1979)disimpulkan bahwa kejenuhan

Almerupakan parameter yang lebih tepatuntuk memperkirakan penguranganhasil

Page 13: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

jagung pada tanah masam.Tanaman jagung akan di bawah 90 %dari maksimum

apabila kejenuhan Almelebihi 12 %. Bila kejenuhan Al > 40% pertumbuhan

tanaman jagung akan menurun secara tajam.

Pengapuran untuk mengatasipengaruh buruk oleh kemasaman tanahyang

tinggi merupakan salah satu carayang sudah lama dikenal dan

diterapkan.Dengan tindakan ini, kemasaman tanah diturunkan sampai tingkat

yang tidak membahayakan bagi pertumbuhan tanaman.Radjagukguk (1983)

mengemukakan bahwa reaksikapur di dalam tanah secara sederhanasebagai

berikut :3 CaCO3 + 3 H2O M 3 Ca++ + 3HCO3- + 3 OHAl3++ 3 OH- �Al(OH)3

(mengendap)Al3+ yang berasal dari larutantanah akan bereaksi dengan OH-

darihasil reaksi bahan kapur sehinggamembentuk endapan Al(OH)3.

Dengandemikian pemberian bahan kapurmengakibatkan pengendapan Al

dalambentuk Al(OH)3 dan pada saat yangsama pH akan meningkat.

Dengandemikian keracunan Al dapat teratasisehingga pertumbuhan akar

tanamanakan baik.

Pengapuran dalam jumlahberlebihan tidak diperlukan

dalammenanggulangi masalah keracunan Alpada tanah mineral tropika, pH

cukupdinaikkan sampai mencapai pH ± 5,5karena pada kondisi ini Al praktis

sudahternetralisasi.Kemasaman tanahdianggap sebagai parameter yang paling

kritis dalam pengaturanketersediaan unsur hara mikro (Sims,1986).Ketersediaan

unsur hara mikro(Cu dan Zn) dalam larutan tanah relative tinggi pada pH yang

rendah, dankebanyakan kation ini berada dalambentuk yang dapat dipertukarkan

dandalam fraksi organik (Sims and Patrick,1978).

Pengapuran juga mempengaruhiketersediaan unsur hara mikro sepertiFe,

Mn, Cu dan Zn. Penambahan kapurdapat menurunkan kelarutan unsure mikro

karena terjadi peningkatan pH,yang menyebabkan terjadinyapengendapan unsur

mikro tersebut.Pengapuran yang berlebihan dapatmenyebabkan tanaman

mengalamikekurangan unsur mikro, terutama Fe,Mn, Cu dan Zn karena

peningkatan nilaipH tanah mengakibatkan bentuk kation

berubah menjadi hidroksida yang tidaklarut (Nyakpa et al., 1988). Peningkatan

pH dapat meningkatkan muatan negative pada mineral lempung yang bermuatan

tidak tetap. Peningkatan muatan negative ini akan meningkatkan

kapasitasjerapan kation sehingga mampu menyerap kation dalam jumlah

Page 14: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

yanglebih banyak. Proses pengendapan danjerapan ini akan

mengurangikonsentrasi unsur mikro dalam larutantanah.

Bahan organik tanah merupakansuatu sistem yang komplek dandinamis,

berasal dari sisa tanaman danhewan yang terdapat di dalam tanahyang terus

menerus mengalamiperubahan yang dipengaruhi faktorbiologi, fisika dan kimia

tanah.Bahan organik dapatberasal dari sisa tanaman, hewanseperti dalam bentuk

pupuk kandang,pupuk hijau, kompos dan sebagainya.

Pupuk kandang sebagai sumber bahanorganik tanah mempunyai

kandunganhara yang berbeda-beda tergantungdari macam hewan, umur

hewan,macam makanan, perlakuan danpenyimpanan pupuk sebelum dipakai

(Buckman and Brady, 1982).Penambahan bahan organik juga

dapatmeningkatkan kapasitas jerapan karenaberbagai gugus fungsional

yangdimilikinya. Penelitian McGrath et al.,(1988) cit. Salam et al.,

(1997)memperlihatkan bahwa pada pH yangsama, kelarutan Cu lebih rendah

ditanah dengan kandungan bahanorganik tinggi daripada di tanah

dengankandungan bahan organik rendah. Inimenunjukkan bahwa kandungan

bahanorganik di dalam tanah dapatmenurunkan ketersediaan unsur haramikro.

Setiap kation dari unsur haramikro dapat berkombinasi dengansenyawa

organik.Senyawa organic yang bereaksi dengan kation-kationtersebut terdiri dari

protein, asamamino, penyusun humus dan asamasamseperti sitrat dan

tartrat.Reaksikombinasi antara kation-kation inidengan senyawa organik disebut

kelasi,sedangkan senyawa komplek hasilbentukannya disebut kelat.

Senyawakelat disamping sebagai pemasok unsure hara mikro, juga melindungi

daripengendapan unsur tersebut misalnyaoleh ion hidroksil (OH) (Nyakpa et al.,

1988).

2.3. Hama dan Penyakitpada Jagung

Hama

Ada beberapa faktor yang menyebabkan permintaan jagung dalam negeri

belum terpenuhi yaitu factor biotis dan abiotis. Faktor biotis yang sering menjadi

gangguan pertanaman jagung adalah hama dan penyakit. Jenis-jenis hama

penting yang menyerang tanaman jagung baik pada fase vegetatif maupun

generatif adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia

Page 15: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

furnacalis), dan penggerek tongkol (Helicoverpa armigera). Menurut Dobie et al.

(1987) di daerah tropis terutama negara-negara berkembang kehilangan hasil

jagung dapat mencapai 30%.

1. Hama Lalat bibit (Atherigona sp.)

Gejalanya : Daun muda yang masih menggulung layu karena pangkalnya

tergerek larva. Larva yang sampai ketitik tumbuh menyebabkan tanaman tidak

dapat tumbuh lagi.Imago aktif pada siang hari pukul 16.00.Periode imago 7 hari.

Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain.

Periode telur 1-3 hari Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupu

antara 5-11 hari. Stadium umago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam

tanah dekat dengan tanaman,namun kadang-kadang dalam tanaman.

2. Hama Ulat grayak (Spodeptera sp., Mythimna sp.)

Gejala : Daun berlubang-lubang atau tinggal tulang daunnya.Ngengat

berwarna coklat, aktif di malam hari.Telurnya berwarna putih sampai

kekuningan, berkelompok.Tiap ekor bisa bertelur 400 butir, priode telur 5

hari.Larva aktif di malam hari, umur larva 31 hari, stadium kepompong 8 hari.

3. Hama Penggerek Batang ( Ostrinia furnacalis )

Gejala : Adanya lubang gerekan pada batang dengan kotoran menutupi

lubang gerekan.Ngengat betina bertelur mencapai 90 butir, tersusun rapi dalam

satu kelompok.Periode telur 3-5 hari. Larva Instar I dan II memakan daun muda.

Larva Instar III menggerek batang.Stadia larva antara 19-28 hari.Pupa terbentuk

dalam batang jagung. Stadia pupa antara 5 10 hari . Siklus hidup sekitar satu

bulan (Anonympus, 1995; Tandiabang, 2000)

4. Hama Penggerek tongkol (Helikoverpa Armigera)

Gejalanya : Adanya lubang-lubang melintang pada daun tanaman Stadia

Vegetatif. Rambut Tongkol jagung terpotong, Ujung tongkol ada baka gerekan

dan serng kali ada larvanya.Telur diletakkan satu persatu pada rambut Tongkol

atau bagian tanaman lain pada waktu sore sampai malam hari. Banyaknya telur

perekor ngengat mencapai 1000 butir.Stadia telur 2-5 hari. Larva mengalami 6

Page 16: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Instar dalam periode waktu 17-24 hari. Pupa terbentuk di dalam tanah selama

12-24 hari.Satu siklus hidupnya sekitar 35 hari.

5. Hama Kutu daun ( Aphis sp.)

Gejalanya : Gejala langsung apabila populasi tinggi helaian daun

menguning dan mengering. Gejala tidak langsung sebagai vektor virus

menimbulkan mozaik ataupaun garis-garis Klorose sejajar tulang daun.

Serangga berwarna hijau, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap.Pada

bagian belakang ruas apdomen kelima terdapat sepasang tabung sifunkulus.

6. Hama Kumbang Landak

7. Hama kumbang Bubuk ( Sitophilus sp )

Gejalanya : Biji jagung berlubang-lubang dan bercampur kotoran

serangga serta banyak kumbang bubuk. Kumbang bubuk menyerang mulai dari

lapangan sampai di gidang penimpanan biji.Betina mampu bertelur 300-500

butir. Periode telur 3-7 hari .siklus hidupnya sekitar 30-45 hari serangga dewasa

tanpa di beri makan dapat bertahan hidup selama 36 hari dan bila di beri makan

dapat hidup antara 3-5 bulan.

Penyakit

Salah satu penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung pada musim

hujan adalah penyakit busuk batang jagung oleh Fusarium sp. Cendawan

Fusarium sp. merupakan salah satu cendawan yang sering dijumpai di seluruh

dunia, baik berfungsi sebagai saprofit maupun parasit pada tanaman. Selain itu

juga dapat menyerang hampir semua tanaman, bahkan sampai di penyimpanan

(Booth, 1971).

Cendawan Fusarium sp. sangat penting karena selain keragaman dan

tingginya populasi, juga karena banyaknya komponen yang dapat berinteraksi

dengannya seperti stress lingkungan dan serangga hama (Walfer dan Brayford,

1990). Wakman et al., (1998) melaporkan bahwa penyakit busuk batang telah

menyerang pertanaman jagung di Bontobili dan Bajeng, Sul-Sel. dengan

persentase kerusakan masing-masing 20% dan 65%.

Page 17: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

GEJALA SERANGAN

Munculnya gejala penyakit pada tanaman merupakan akibat dari tidak

terjadinya keseimbangan hayati, sehingga penyakit berkembang bilamana 1)

patogen sangat virulen dan kepadatan sangat tinggi, 2) lingkungan abiotik

sangat sesuai bagi pathogen, tetapi tidak bagi tanaman inang dan organisme

antagonis, 3) populasi jasad organisme antagonis rendah karena dihambat oleh

organisme lain dan factor abiotik tidak menunjang untuk perkembangannya

(Baker dan Cook, 1982 dalam Rosmana dan Wakman, 2004).

Gejala umum yang dijumpai pada tanaman jagung terserang penyakit

busuk batang Fusarium sp. adalah pada bagian bawah batang jagung berwarna

hijau kekuningan, sehingga kemudian berubah warna menjadi coklat

kekuningan.Ruas paling bawah empelurnya membusuk dan terlepas dari kulit

luar batang, sehingga batang menjadi lembek, kemudian struktur batang

berubah menjadi silinder rapat menjadi tabung (Dodd, 1980).

Selanjutnya dikemukakan bahwa terjadinya kelayuan akan menghentikan

semua transportasi hara ke biji, sehingga mempengaruhi berat biji. Pada bagian

akar akan menjadi busuk, mudah dicabut, dan mudah rebah apabila ada angin.

Kalau ini terjadi, maka dalam waktu satu hari semua daun berubah warna

menjadi kelabu dan terkulai, termasuk tongkolnya.

Apabila cendawan Fusarium sp. menyerang pada batang jagung disebut

penyakit busuk batang, dan bila menyerang tongkol, disebut busuk

tongkol.Gejala busuk tongkol jagung bervariasi, tergantung cendawan dan berat

ringannya serangan.F. graminearum bila menyerang tongkol jagung

menyebabkan pembusukan yang berwarna merah jambu dan berkembang dari

ujung ke pangkal tongkol. Pada F. moniliforme juga menyebabkan pembusukan

pada biji jagung.Warna biji yang busuk bervariasi dari merah jambu sampai

kecoklat kemerah-merahan atau coklat kelabu.Gejala ini baru muncul bila dikupas

kelobot jagung.

Hasil identifikasi Wakman et al., (2002) pada tanaman jagung yang

terserang penyakit busuk batang di Maros dan Bajeng, Sul-Sel. Menunjukkan F.

moniliforme.Hal ini berdasarkanpada warna koloni yang agak merah jambu. Ada

beberapa jenis spesis Fusarium yang sering didapatkan bila dilakukan isolasi dari

Page 18: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

tanah pada bagian akar tanaman jagung adalah F. moniliforme, F. oxysporium, F.

proliferatum, F. solani, F. aqusiti, dan F. graminearum.

Ocamb dan Kommedahl, (1999a dan 1999b) melaporkan keempat

pertama diatas yang banyak diisolasi dari tanah di sekitar akar tanaman

jagung.Hal ini disebabkan karena kuatnya berkompetisi (bersaing).Selanjutnya

Kadera et al. (1994) mengemukakan ada tiga spesies Fusarium yang selalu ada

bila dilakukan isolasi pada jaringan tanaman jagung yaitu F. moniliforme, F.

proliferatum, dan F. subglatinaus.

Bentuk morfologi cendawan Fusarium sp. yaitu spora dalam bentuk

konidia dibentuk diujung tangkai konidia atau klamidospora.Konidia ada yang

bersekat satu dan tidak bersekat, sedangkan makrokonidia ada yang bersekat

sampai 10 walaupun ada yang tidak bersekat.

2.4 Pengaruh Gulma terhadap Pertumbuhan Jagung

Kehadiran gulma pada lahan pertanaman jagung tidak jarang

menurunkanhasil dan mutu biji.Penurunan hasil bergantung pada jenis gulma,

kepadatan,lama persaingan, dan senyawa allelopati yang dikeluarkan olehgulma.

Secara keseluruhan, kehilangan hasil yang disebabkan oleh gulmamelebihi

kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan penyakit.Meskipun demikian,

kehilangan hasil akibat gulma sulit diperkirakan karenapengaruhnya tidak dapat

segera diamati.Beberapa penelitian menunjukkankorelasi negatif antara bobot

kering gulma dan hasil jagung, denganpenurunan hasil hingga 95% (Violic

2000).Jagung yang ditanam secaramonokultur dan dengan masukan rendah

tidak memberikan hasil akibatpersaingan intensif dengan gulma (Clay and Aquilar

1998).

Secara konvensional, gulma pada pertanaman jagung dapat dikendalikan

melalui pengolahan tanah dan penyiangan, tetapi pengolahan tanahsecara

konvensional memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang besar. Padatanah

dengan tekstur lempung berpasir, lempung berdebu, dan liat, jagungyang

dibudidayakan tanpa olah tanah memberikan hasil yang sama tingginyadengan

yang dibudidayakan dengan pengolahan tanah konvensional(Widiyati et al. 2001,

Efendi dan Fadhly 2004, Efendi et al. 2004, Fadhly et al.2004, dan Akil et al.

2005).

Page 19: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Gulma pada pertanaman jagung tanpa olah tanah dikendalikan

denganherbisida.Sebelum jagung ditanam, herbisida disemprotkan untuk

mematikangulma yang tumbuh di areal pertanaman.Setelah jagung

tumbuh,gulma masih perlu dikendalikan untuk melindungi

tanaman.Pengendaliandapat dilakukan dengan cara penyiangan dengan tangan,

penggunaan alatmekanis, dan penyemprotan herbisida. Formulasi atau nama

dagang herbisidayang tersedia di pasaran cukup beragam. Pemilihan dan

penggunaanherbisida bergantung pada jenis gulma di pertanaman.

Penggunaanherbisida secara berlebihan akan merusak lingkungan. Untuk

menekanatau meniadakan dampak negatif penggunaan herbisida

terhadaplingkungan, penggunaannya perlu dibatasi dengan memadukan

dengancara pengendalian lainnya.

Semua tumbuhan pada pertanaman jagung yang tidak

dikehendakikeberadaannya dan menimbulkan kerugian disebut gulma.Gulma

yangtumbuh pada pertanaman jagung berasal dari biji gulma itu sendiri yangada

di tanah.Jenis-jenis gulma yang mengganggu pertanaman jagung perludiketahui

untuk menentukan cara pengendalian yang sesuai.Selain jenisgulma, persaingan

antara tanaman dan gulma perlu pula dipahami, terutamadalam kaitan dengan

waktu pengendalian yang tepat.Jenis gulma tertentujuga perlu diperhatikan

karena dapat mengeluarkan senyawa allelopati yangmeracuni tanaman.

Pengelompokan Gulma

Jenis gulma tertentu merupakan pesaing tanaman jagung

dalammendapatkan air, hara, dan cahaya. Di Indonesia terdapat 140 jenis

gulmaberdaun lebar, 36 jenis gulma rumputan, dan 51 jenis gulma teki

(Laumonier

et al. 1986).

Pengelompokan gulma diperlukan untuk memudahkan

pengendalian,pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan daur hidup, habitat,

ekologi,klasifikasi taksonomi, dan tanggapan terhadap herbisida.Berdasarkan

daurhidup dikenal gulma setahun (annual) yang hidupnya kurang dari

setahundan gulma tahunan (perennial) yang siklus hidupnya lebih dari satu

tahun.Berdasarkan habitatnya dikenal gulma daratan (terrestrial) dan gulma

air(aquatic) yang terbagi lagi atas gulma mengapung (floating), gulmatenggelam

Page 20: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

(submergent), dan gulma sebagian mengapung dan sebagiantenggelam

(emergent). Berdasarkan ekologi dikenal gulma sawah, gulmalahan kering,

gulma perkebunan, dan gulma rawa atau waduk.Berdasarkanklasifikasi

taksonomi dikenal gulma monokotil, gulma dikotil, dan gulmapaku-

pakuan.Berdasarkan tanggapan pada herbisida, gulma dikelompokkanatas gulma

berdaun lebar (broad leaves), gulma rumputan (grasses),dan gulma teki

(sedges).Pengelompokan yang terakhir ini banyak digunakan dalam pengendalian

secara kimiawi menggunakan herbisida.

Persaingan Tanaman Jagung dengan Gulma

Tingkat persaingan antara tanaman dan gulma bergantung pada

empatfaktor, yaitu stadia pertumbuhan tanaman, kepadatan gulma,

tingkatcekaman air dan hara, serta spesies gulma.Jika dibiarkan, gulma

berdaunlebar dan rumputan dapat secara nyata menekan pertumbuhan

danperkembangan jagung.

Gulma menyaingi tanaman terutama dalam memperoleh air, hara,

dancahaya.Tanaman jagung sangat peka terhadap tiga faktor ini selama

periodekritis antara stadia V3 dan V8, yaitu stadia pertumbuhan jagung di

manadaun ke-3 dan ke-8 telah terbentuk.Sebelum stadia V3, gulma hanya

mengganggutanaman jagung jika gulma tersebut lebih besar dari tanaman

jagung,atau pada saat tanaman mengalami cekaman kekeringan.Antara stadia

V3dan V8, tanaman jagung membutuhkan periode yang tidak tertekan

olehgulma.Setelah V8 hingga matang, tanaman telah cukup besar

sehinggamenaungi dan menekan pertumbuhan gulma. Pada stadia lanjut

pertumbuhanjagung, gulma dapat mengakibatkan kerugian jika terjadicekaman

air dan hara, atau gulma tumbuh pesat dan menaungi tanaman(Lafitte 1994).

Beberapa jenis gulma tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi selama stadia

pertumbuhan awal jagung, sehingga tanaman jagung kekurangan cahayauntuk

fotosintesis. Gulma yang melilit dan memanjat tanaman jagung dapatmenaungi

dan menghalangi cahaya pada permukaan daun, sehingga prosesfotosintesis

terhambat yang pada akhirnya menurunkan hasil.

Di banyak daerah pertanaman jagung, air merupakan faktor pembatas.

Page 21: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Kekeringan yang terjadi pada stadia awal pertumbuhan vegetatif

dapatmengakibatkan kematian tanaman.Kehadiran gulma pada stadia

inimemperburuk kondisi cekaman air selama periode kritis, dua minggusebelum

dan sesudah pembungaan.Pada saat itu tanaman rentan terhadappersaingan

dengan gulma (Violic 2000).

Gulma merupakan pesaing bagi tanaman dalam memperoleh hara.Gulma

dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kaliumhingga tiga kali

daya serap tanaman jagung.Pemupukan merangsang vigorgulma sehingga

meningkatkan daya saingnya.Nitrogen merupakan harautama yang menjadi

kurang tersedia bagi tanaman jagung karena persaingandengan gulma.

Tanaman yang kekurangan hara nitrogen mudah diketahuimelalui warna

daun yang pucat.Interaksi positif penyiangan dan pemberiannitrogen umumnya

teramati pada pertanaman jagung, di mana waktupengendalian gulma yang

tepat dapat mengoptimalkan penggunaannitrogen dan hara lainnya serta

menghemat penggunaan pupuk (Violic2000).

Allelopati

Beberapa spesies gulma menyebabkan kerusakan lebih besar

padatanaman karena adanya bahan toksik yang dilepaskan dan

menekanpertumbuhan jagung.Spesies gulma yang dilaporkan menghasilkan

bahanallelopati.

Allelopati merupakan senyawa biokimia yang dihasilkan dan

dilepaskangulma ke dalam tanah dan menghambat pertumbuhan

jagung.Senyawatersebut masuk ke dalam lingkungan tumbuh tanaman sebagai

sekresi danhasil pencucian dari akar dan daun gulma yang hidup dan mati

danpembusukan vegetasi.Senyawa allelopati menghambat perkecambahanbenih

tanaman, dan menghambat perpanjangan akar sehinggamenyebabkan

kekacauan sellular dalam akar (Anderson 1977 dalam Violic2000).

Page 22: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

III. METODOLOGI

3.1. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup kegiatan Pengkajian Sistem Usahatani Jagung

Agroekosistem Lahan Kering Di Provinsi Acehdilakukan meliputi antara lain:

a. Survey lapangan

Penentuan lokasi dan petani kooperator/penangkar

b. Karakterisasi lokasi

Inventarisasi varietas jagung yang dikembangkan di kedua kabupaten dan

penentuan komponen teknologi inovatif spesifik lokasi

c. Pengkajian komponen teknologi budidaya jagung agroekosistem lahan

kering.

d. Pengumpulan data, tabulasi dan analisis data

e. Penyiapan laporan dan seminar.

3.2. Pendekatan

Pengkajian dilakukan melalui pendekatan dengan diawali melakukan

pengenalan teknologi yang akan diterapkan melalaui latihan, belajar sambil

bekerja (pertemuan kelompok) dan demplot sebagai petak percontohan.

Pengkajian dilakukan di lahan milik petani yang dilaksanakan oleh petani,

peneliti dan penyuluh untuk mendapatkan teknologi yang mampu beradaptasi

serta mendapatkan respos dari petani terhadap teknologi yang diterapkan.

Teknologi yang diterapkan pada kajian diasarkan ketersediaan

sumberdaya, permasalahan yang dihadapi dan kebiasaan petani. Komponen

teknologi yang dianggap baru adalah varietas unggul, penggunaaan pupuk An

organik dan organik (kompos). Deskripsi teknologi introduksi dibanding teknologi

petani disajikan pada Tabel 1.

Page 23: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Tabel 1. Teknologi introduksi budidaya jagung vs teknologi petani Aceh

Variabel Teknologi anjuran Teknologi PetaniMutu benih Sertifikat Tidak sertifkatVarietas Varietas VUB (4

varietas)Komposit Aceh

Jumlah biji/lubang 2 2-4Jarak tanam 75 x 25 cm 75 x 25 cmPupuk:Urea (kg/ha)SP-36(kg/ha)KCl (kg/ha)Organik

30075251000

30075250

Penyiangan Manual 2 x sekaligusbumbun

Manual 2 x

Pengendalian OPT PHT Tanpa acuanPanen Tepat waktu Seseuai keinginan pasar

3.3. Bahan dan Metode Pelaksanaan

Lokasi

Kegiatan Pengkajian Sistem Usahatani Jagung Agroekosistem Lahan

Kering Di Provinsi Aceh ini akan dilaksanakan di Sare Kabupaten Aceh Besar, dan

Lahan Visitor Plot BPTP Aceh yang dimulai dari bulan Januari hingga Desember

2012.

Jenis dan sumber data

a. Jenis data terdiri data kuantitatif dan data kualitatif.

b. Data primer diperoleh dari hasil penelitian demplot, data sekunder

diperoleh dari wawancara petani, penyuluh dan pelaku pasar.

Metodologi

Pengkajian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design)

dengan varietas sebagai petak utama yang terdiri dari 5 varietas. V1 = Bima 10

(hibrida), V2 = Bima 4 (hibrida), V3 = Sukmaraga (komposit), V4 = Bisma

(komposit) dan V5 = Lokal Aceh, sedang dosis pupuk sebagai anak petak terdiri

dari 5 level yaitu :

Page 24: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

P 1 300 kg Urea/Ha + 175 kg SP 36/Ha + 125 kg KCL/Ha

P 2 275 kg Urea/Ha + 150 kg SP 36/Ha + 100 kg KCL/Ha

P 3 250 kg Urea/Ha + 125 kg SP 36/Ha + 75 kg KCL/Ha

P 4 225 kg Urea/Ha + 100 kg SP 36/Ha + 50 kg KCL/Ha

P 5 200 kg Urea/Ha + 75 kg SP 36/Ha + 25 kg KCL/Ha

Sebanyak 3 (tiga) ulangan

ULANGAN I

V1P1 V2P1 V3P1 V4P1 V5P1

V1P2 V2P2 V3P2 V4P2 V5P2

V1P3 V2P3 V3P3 V4P3 V5P3

V1P4 V2P4 V3P4 V4P4 V5P4

V1P5 V2P5 V3P5 V4P5 V5P5

Metode pengumpulan data

Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data sosial ekonomi dan

data agronomi serta data iklim sebagai penunjang. Data sosial ekonomi

dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan melalui wawancara. Data

agronomi (tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, umur berbunga, umur panen,

jumlah tongkol, jumlah biji per tongkol, Bobot 1000 butir dan hasil pipilan

kering/plot), pengamatan hama dan penyakit utama dan cekaman biotik

dilakukan penilaian dengan menggunakan skoring.

Pengamatan pertumbuhan dan produksi masih dalam proses

pengolahandata

- Tinggi dan diameter tanaman : Diukur dari permukaan tanah

sampai ujung bunga jantan, waktu di

pengukuran umur 30 HST dan 60 HST

- Jumlah tongkol : dihitung jumlah per batang.

- Umur berbunga : bunga jantan dan bunga betina keluar

- Umur tanaman : Dihitung dari mulai benih ditanam sampai panen

- Jumlah biji/tongkol :Hitung jumlah biji per tongkol tanaman sampel

- Bobot 1000 butir :Timbang 1000 butir biji isi dan ukur kadar airnya

biji isi segera setelah penimbangan.

Page 25: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

- Pengamatan hama : Penilaian : 1. tahan

penyakit utama dan 2. agak tahan

cekaman abiotik 3. agak rentan

4. rentan

5. sangat rentan

- Data iklim selama percobaan: Diambil dari stasiun klimatologi terdekat

Tanggapan petani sekitar tempat percobaan terhadap penampilan

tanaman

Analisis data

Untuk menjawab tujuan riset, yaitu untuk melihat respon VUB jagung

lahan kering terhadap pemupukan maka penelitian menggunakan rancangan

Petak Terbagi (split plot design). Sebagai petak utama (main plot) adalah VUB

jagung (5 varietas)dan komposit Aceh (V1 Bima 10, V2 Bima 4, V3 Sukmaraga,

V4 Bisma 10, V5 Jagung lokal) dan anak petak (sub-plot) adalah pemupukan (5

level dosis pemupukan). Masing-masing perlakuan diulang 3 (tiga) kali.

Sehingga diperoleh 5x5x3 = 75 unit perlakuan.

Data hasil pengamatan dikoleksi dan diolah secara statistik diuji dengan

menggunakan sidik ragam (Program SPSS 16). Apabila hasil sidik ragam berbeda

nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 0,05 melihat perbedaan

respon dari masing-masing VUB jagung lahan kering dan komposit Aceh yang

diuji.

Page 26: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Lokasi Pengkajian

1. Desa Saree Aceh Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar

Gampong Saree Aceh, sebelah utara berbatasan dengan Gampong

Leungah Kecamatan Seulimum; Sebelah Selatan berbatasan Gampong

Sukamulya Kecamatan Lembah Seulawah; Sebelah Timur berbatasan Gampong

Bihee Kecamatan Muara Tiga dan sebelah Barat berbatasan Gampong Suka

Damai Kecamatan Lembah Seulawah.

Desa Saree Aceh didominasi oleh tanah Podsolik Merah Kuning (PMK).

Mempunyai topografi berbukit, kemiringan tanah 30 – 60 %. Ketinggian tempat

100 – 800 mdpl. Dan pH berkisar 4.5 – 5.3.Dari hasil analisis tanah sebelum

ditanam PUTK, kandungan hara N, P, dan K sedang. Riwayat lahan merupakan

lahan bekas tanami jagung. Topografi di lokasi pengkajian adalah mendatar

sedikit bergelombang, ketinggian sekitar 750 mdpl, curah hujan tahunan 2.000

mm/th.

Potensi Gampong Saree, memiliki luas lahan pemukiman 80 ha, luas

persawahan 50 ha, luas perkebunan 1395ha, luas pekarangan 30ha.Potensi

sumber daya manusia dengan jumlah penduduk 453KK dengan jumlah penduduk

keseluruhan 1857 orang, laki-laki 894 orang dan perempuan 458 orang. Usia

produktif (16-56 tahun) berjumlah 731 orang dan non produktif 291 orang.

Tingginya jumlah usia produktif merupakan potensi untuk mengembangkan

teknologi baru demi peningkatan produksi pertanian sangat tinggi. Tingkat

pendidikan masyarakat Gampong Saree dari SD sampai Sarjana tapi sebahagian

tamat SLTP namun ada 22 orang sarjana D3 dan S1 hanya 17 orang yang buta

huruf.

Umumnya masyarakat Gampong Aceh bermata pencaharian sebagai petani

(524 orang) , buruh tani 50 orang, peternak 10 orang, 27 orang PNS dan lainya

sebagai tukang. Sarana transfortasi ke Gampong Saree sudah memadai, yaitu

panjang jalan aspal 4000 meter dalam kondisi baik, jalan tanah 4000 meter

dalam kondisi baik dan hanya sekitar 3000 meter jalan sirtu yang sedang dalam

perbaikan. Dengan kondisi prasarana jalan yang baik maka apabila penerapan

ipteks berhasil meningkatkan produksi jagung maka proses jual beli akan

Page 27: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

berjalan lancar. Selama ini penjualan bisa dilakukan dikebun petani langsung

karena kondisi jalan yang baik sehingga truk pengangkut bisa langsung kelokasi.

Hasil analisis situasi bidang komoditi yang sangat potensial adalah

tanaman ubi jalar, ubi kayu dan padi sawah, karena masyarakat Gampong Saree

sudah memahami betul teknologi budidaya untuk ketiga komoditas ini dengan

luas lahan penanaman 60 , 50 dan 50 ha. Sementara jagung menempati urutan

keempat komoditas utama yaitu dalam kategori potensial dengan luas lahan

penanaman 30 Ha, selebihnya lahan pertanian ditanamani tanaman sayuran

secara tumpang sari, tanaman perkebunan dan buah-buahan. Potensi lainnya

adalah jumlah peternak yang cukup besar yaitu peternak sapi 70 orang dengan

245 ekor sapi, peternak kerbau 5 orang dengan 15 ekor, serta peternak ayam

404 orang dengan 45000 ekor ayam dan lainya peternak kambing, domba dan

bebek. Banyaknya jumlah ternak sejalan dengan bannyaknya kotoran ternak

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara pada pertanaman jagung.

Gampong Saree Aceh berpotensi sebagai lokasi penanaman jagung, dari

luas lahan penanaman 30 Ha, dimana beberapa kelompok tani yang dibina oleh

BPTP dan Dinas pertanian Kabupaten Aceh Besar sudah mulai mengembangkan

penanaman jagung pipilan sejak beberapa tahun ini walaupun hasilnya belum

maksimal.

4.2 Daya tumbuh dan Tinggi Tanaman

Dari hasil pengkajian diperoleh data daya tumbuh dari masing-masing

varietas (Tabel 1). Secara statistik daya tumbuh masing-masing varietas ada

perbedaan yang nyata. Daya tumbuh yang tertinggi pada varietas Sukmaraga

(85,97 %) dan yang terendah pada varietas lokal (80,98 %). Daya tumbuh

diamati saat tanaman berumur tujuh hari, pada fase ini faktor pemupukan belum

mempengaruhi. Daya tumbuh tanaman lebih dipengaruhi oleh keadaan benih

masing-masing varietas. Benih dengan kualitas yang prima (daya tumbuh dan

vigornya cukup tinggi) diperlukan untuk memacu keseragaman dan kecepatan

pertumbuhan. Benih dengan kualitas fisiologi yang tinggi (daya tumbuh minimal

90 %) juga lebih toleran pada kondisi lingkungan tumbuh yang kurang optimal

dibanding benih dengan kualitas fisiologi yang lebih rendah. Benih akan lebih

Page 28: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

efektif memanfaatkan pupuk dan hara-hara lain yang ada di dalam tanah. Pada

lingkungan pertumbuhan yang sama, benih dengan vigor yang tinggi akan

tumbuh lebih baik dibanding pertumbuhan tanaman yang berasal dari benih yang

kurang vigor (Saenong dan Subandi,2002).

Tabel 1. Parameter komponen pertumbuhan tanaman jagung

Varietas Daya tumbuh(%)

Tinggi tanamanUmur 30 HST

(cm)

Tinggi tanamanUmur 60 HST

(cm)Bima 10 + P1Bima 10 + P2Bima 10 + P3Bima 10 + P4Bima 10 + P5

Bima 4 + P1Bima 4 + P2Bima 4 + P3Bima 4 + P4Bima 4 + P5

Sukmaraga + P1Sukmaraga + P1Sukmaraga + P1Sukmaraga + P1Sukmaraga + P1

Bisma + P1Bisma + P1Bisma + P1Bisma + P1Bisma + P1

Lokal + P1Lokal+ P2Lokal+ P3Lokal + P4Lokal + P5

84,61 ab82,86 ab81,62 ab84,38 ab84,32 ab

88,19 a87,57 a84,41 ab83,73 ab82,75 ab

84,97 ab81,40 ab83,16 ab77,08 b78,12 b

84,06 ab77,32 b83,41 ab79,14 ab80,12 ab

85,67 ab79,27 ab82,15 ab84,67 ab85,12 ab

66,07 abc64,67 abc66,00 abc65,47 abc66,45 abc

67,13 a69,07 ab68,13 a65,93 abc62,35 abc

74,67 abc70,73 c74,80 abc62,40 bc65,12 bc

67,93 abc64,53 abc65,07 abc69,13 ab64,52 abc

66,07 abc65,33 abc66,33 abc

65,67 abc64,12 abc

183,80 bcde181,10 cde181,50 cde177,60 def175,27 def

184,50 a185,20 bcd194,30 a182,80 bcde180,20 cde

190,50 cde195,50 ef196,60 def190,50 fg188,50 fg

176,10 ef158,00 h162,60 gh165,40 gh166,20 gh

185,90 ab187,10 abc182,00 ab

182,70 bcde182,12 bcd

KK (%) 6,15 6,18 2,03

Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 %,uji DMRT.P 1 300 kg Urea/Ha + 175 kg SP 36/Ha + 125 kg KCL/HaP 2 275 kg Urea/Ha + 150 kg SP 36/Ha + 100 kg KCL/HaP 3 250 kg Urea/Ha + 125 kg SP 36/Ha + 75 kg KCL/HaP 4 225 kg Urea/Ha + 100 kg SP 36/Ha + 50 kg KCL/HaP 5 200 kg Urea/Ha + 75 kg SP 36/Ha + 25 kg KCL/Ha

Tinggi tanaman saat umur satu bulan menunjukkan ada perbedaan yang

nyata antar varietas, yang tertinggi adalah varietas Sukmaraga (69,57 cm), dan

Page 29: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

yang terendah adalah varietas lokal (63,15 cm), keduanya berbeda nyata.Pada

saat tanaman umur satu bulan ternyata faktor pemupukan belum mempengaruhi

tinggi tanaman.Terlihat ada interaksi yang bervariasi antara varietas dengan

pemupukan.Pada varietas Loakl dengan berbagai dosis pemupukan terhadap

tinggi tanaman umur satu bulan tidak nyata, Sedangkan pada varietas

Sukmaraga pemberian pupuk kandang atau pemberian urea tinggi menyebabkan

tanaman lebih tinggi.Sedangkan pada varietas lokal perlakuan P1 (300 kg Urea +

175 kg SP36 + 125 kg KCl /ha) menunjukkan tanaman paling tinggi dan tidak

berbeda nyata dengan varietas Sukmaraga yang dipupuk dengan perlakuan P2

(275 kg Urea + 150kg SP36 + 100 kg KCl /ha) atau P3 (350 kg Urea + 150 kg

SP36 + 100 kg KCl /ha).

Tinggi tanaman maksimum tertinggi pada varietas Sukmaraga dan

varietas Lokal, kedua perlakukan ini tidak berbeda nyata kecuali dengan varietas

lainnya.Pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman ada perbedaan yang

nyata antar perlakuan, yang tertinggi pada tanaman yang dipupuk dengan

perlakuan P1 (300 kg Urea + 175 kg SP36 + 125 kg KCl /ha)dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya.Interaksi yang terjadi antara varietas dengan

pemupukan terhadap tinggi tanaman menunjukkan perbedaan yang bervariasi

antar perlakuan, yang tertinggi pada varietas Sukmaraga yang dipupuk dengan

perlakuan P1(300 kg Urea + 175 kg SP36 + 125 kg KCl /ha)dan perlakuan

P3(250 kg Urea + 150 kg SP36 + 100 kg KCl /ha).Begitu juga pada varietas

Lokal.

4.3 Produksi

Hasil jagung yang tertinggi pada varietas Sukmaraga (5,10 ton/ha), Bima

10 (5,08 ton/ha) dan Bima 4 (4,73 ton/ha).Ketiga perlakuan ini tidak berbeda

nyata kecuali dengan varietas lokal (3,95 ton/ha) (Tabel 2).Hasil pengkajian pada

tahun 2004 di desa Astomulyo, jagung varietas Loakl menghasilkan 4,25 ton/ha

dan varietas Sukmaraga 5,49 ton/ha (Mustikawati, 2004).

Pengaruh pemupukan terhadap hasil jagung menunjukkan bahwa

perlakuan P5 (150 kg Urea + 50 kg SP36 + 75 kg KCl /ha) memperoleh hasil

paling rendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.Hasil jagung

kemungkinan dipengaruhi juga oleh jumlah tongkol terpanen.Jumlah tongkol

Page 30: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

terpanen pada varietas lokal paling tinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan

lainnya, kecuali dengan varietas Sukmaraga.Jumlah tongkol terpanen yang

terendah adalah pada varietas Srikandi kuning dan Sukmaraga.Hal ini

kemungkinan juga disebabkan kedua varietas ini terserang penyakit bulai paling

tinggi diantara varietas lainnya (Tabel 3). Pengaruh pemupukan terhadap jumlah

tongkol terpanen masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata satu sama

lain.Sedangkan interaksi varietas dengan pemupukan terhadap jumlah tongkol

terpanen menunjukkan ada perbedaan yang nyata, yang tertinggi adalah varietas

Lokal yang dipupuk dengan perlakuan A (300 kg Urea + 100 kg SP36 + 150 kg

KCl + 5 ton pukan /ha) (Tabel 2). Tetapi interaksi varietas dengan pemupukan

terhadap hasil yang tertinggi adalah varietas Sukmaraga yang dipupuk dengan

perlakuan A (300 kg Urea + 100 kg SP36 + 150 kg KCl + 5 ton pukan /ha).

Jika dilihat dari penampakan tongkol dan biji pipilan, varietas sukmaraga

memiliki tongkol dan biji yang besar-besar. Hal ini berdasarkan berat 6 tongkol

dan berat pipilan 6 tongkol, varietas ini menunjukkan berat yang tertinggi,

menyusul kemudian BIMA 4 (Tabel 2).Sedangkan varietas lokal menunjukkan

tongkol dan bijinya kecil-kecil.Pemupukan berpengaruh terhadap berat tongkol

dan biji pipilan.Dosis pemupukan anorganik yangtinggi menyebabkan berat

tongkol dan biji jagung lebih tinggi dibanding pemberian pupuk anorganik rendah

walaupun diberi pupuk kandang.Interaksi antar varietas dan pemupukan

terhadap hasil menunjukkan perbedaan yang bervariasi. Yang tertinggi adalah

varietas Sukmaraga yang dipupuk dengan perlakuan A (300 kg Urea + 100 kg

SP36 + 150 kg KCl + 5 ton pukan /ha) (Tabel 2).

4.4. Hama- Hama pada Jagung

Hasil pengamatan di lapangan jenis hama pada pertanaman jagung

adalah belalang, pengerek batang,penggerek tongkol, ulat grayak, dan tikus

dengan tingkat serangan, waktu menyerang, dan cara pengendalian yang

bervariasi (Tabel 2).

Jenis belalang yang menyerang adalah belalang Locusta sp. Bagian

tanaman yang diserang adalah daun, mulai dari daun bagian tengah sampai

bagian atas (kuncup). Tingkat serangan-nya berada pada kisaran 2 %. Daun

yang terserang berat nampak sisa tulang-tulang daun, bahkan pelepah daun jadi

Page 31: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

patah dan rebah. Menurut pengalaman petani, belalang menyerang biasanya

bersamaan dengan kondisi udara panas dan angin bertiup kencang. Populasinya

mencapai ribuan sehingga hanya me-merlukan 2-3 hari daun tanaman jagung

termakan habis. Sulit dikendalikan dengan semprotan, sebab serangganya liar,

sehingga pemberantasan pada saat me-nyerang dinilai kurang efektif. Beberapa

petani yang mencoba melakukan pencegahan dengan menyemprot sebelum

terjadi serangan dan hasilnya cukup baik. Tingkat serangan dapat ditekan

sampai 3%.

Jenishama tanaman

jagung

Kisaran waktumenyerang

(hst)

KisaranSerangan

(%)P. batangP. tongkolU. grayakBelalang

35-5550-5515-30

15 - 55

1,52-53-52

Jenis hama jagung lainnya adalah penggerek batang, penggerek tongkol,

dan ulat grayak. Terdapat kecenderungan populasinya lebih banyak pada

ekologi lahan kering, bahkan ulat grayak jarang ditemukan pada ekologi lahan

kering. Menurut petani ulat grayak menyerang daun dan batang yang masih

lunak di waktu malam, ketika siang turun ke tanah dan masuk ke dalam lubang

tanah bersembunyi sehingga sulit dikendalikan.

Tikus merupakan ancaman bagi per-tanaman jagung. Tikus dapat

menyerang mulai dari saat tanam (menggali biji yang ditanam) dan menyerang

tongkol ketika mulai berisi (Bahtiar, 2004). Dalam studi ini serangan tikus yang

berarti hanya didapati pada ekologi lahan kering, itupun hanya pada pertanaman

yang populasi gulmanya tinggi (kotor), terpencil dengan hamparan luas yang

relatif sempit dan dikelilingi oleh semak-semak atau tanaman tahunan. Tingkat

serangannya mencapai 10-20%.

Hasil pengamatan di lapangan, penyakit pada tanaman jagung hanya 1%,

karena selama musim tanam terjadi kemarau panjang. Sehingga keadaan

demikian sangat tidak optimum untuk perkembangan patogen.

Page 32: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

KESIMPULAN

1. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa ada interaksi antara varietas dan

pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung.

2. Tinggi tanaman maksimum tertinggi pada varietas Sukmaraga dan varietas

Lokal, kedua varietas ini tidak berbeda nyata.

3. Pada varietas Sukmaraga pemberian pemberian urea tinggi menyebabkan

tanaman lebih tinggi.

4. Hasil jagung yang tertinggi pada varietas Sukmaraga (5,10 ton/ha), Bima 10

(5,08 ton/ha) dan Bima 4 (4,73 ton/ha). Ketiga perlakuan ini tidak berbeda

nyata kecuali dengan varietas Lokal (3,95 ton/ha)

5. Interaksi varietas dengan pemupukan terhadap hasil yang tertinggi adalah

varietas Sukmaraga yang dipupuk dengan perlakuan P1 (300 kg Urea + 175

kg SP36 + 125 kg KCl/ha).

6. Tidak ada interaksi antara varietas dengan pemupukan terhadap serangan

hama dan penyakit.

Page 33: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, F. 1993.Daur biokimia produk sisa organic.Pidato pada Pengukuhan GuruBesar Tetap Ilmu Tanah pada Fakultas Pertanian Univ.Andalas.

Anonim. 2010. Awas Hati-hati ada Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung Manisdan Hibrida. Sinar Tani Online. www.Sinartani.com.

Azri. 2009. Teknologi Pengendalian Penyakit Bulai Tanaman Jagung. BBP2TP.Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008, Aceh DalamAngka 2007. Kerjasama Badan Pusat Statistik NAD dan Bapeda NAD, hal197 – 207.

Badan Litbang Pertanian. 2005. Pupuk organic tingkatkan produksi pertanian.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 27 (6):13-15.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD, 2009. Pengelolaan Terpadu Jagunguntuk Meningkatkan Produktivitas Jagung di Provinsi Aceh.Makalahdisampaikan pada Seminar Sehari Fakultas Pertanian Universitas SyiahKuala.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pidie, 2005.Laporan Tahunan 2005 Kabupaten Pidie.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nanggroe AcehDarussalam, 2007. Laporan Tahunan 2006 Provinsi Nanggroe AcehDarussalam.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nanggroe AcehDarussalam, 2008. Laporan Tahunan 2007 Provinsi Nanggroe AcehDarussalam.

Bakhri, Syamsul. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Jagung dengan KonsepPengelolaan Tanaman Terpadu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.Badan Litbang Kementerian Pertanian. Sulawesi Tengah.

Djafaruddin, 2000. Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman. Bumi Aksara.Jakarta

Falah, Risa Nurul. 2009. Budidaya Tanaman Jagung Manis. Balai BesarPelatihan Pertanian Lembang. www.bbpp-lembang.deptan.go.id.

Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-6. Diterjemahkan olehSoenartono Adisoemarto. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Iskandar, Dudi. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk N, P Dan K TerhadapPertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis di Lahan Kering.Prosiding Seminar Teknologi untuk Negeri 2003, Vol. II, hal. 1 – 5.BPPT. Jakarta.

Page 34: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Foth, H.D. 1988. Dasar-dasar ilmu tanah Edisi ke Tujuh Diterjemahkan oleh DwiRetno Lukiwati. et al. Fakultas Pertanian Universitas Diponegoro GajahMada Press.

Sutedjo, M.M. 1992. Pupuk dan cara pemupukan.Rineka Cipta 177 hlm.

Tan,K.H. 1991. Dasar-dasar kimia tanah. Didik Hadjar Goenadi (PenerjemaH),Bostang Raja Gukguk (Penyunting). Fakultas Pertanian Universitas GajahMada. Gajah Mada University Press.

Toha, H. 2008. Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui PenerapanPengelolaan Tanaman Terpadu dengan Introduksi Varietas Unggul” BalaiBesar Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat

Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Banyumas. 2008. BakteriPenolong Petani (Corynebacterium sp.). Balai Perlindungan TanamanDinas Tanaman Pangan Propinsi Jawa Tengah.

Lembaga Pupuk Indonesia.2002. Pedoman Peningkatan Hasil dan Mutu BerasMelalui Pemupukan Berimbang.www.fertilizer-institute.com.

Marvelia, Awalita, Sri Darmanti dan Sarjana Parman. 2006. Produksi TanamanJagung Manis (Zea Mays L. Saccharata) yang Diperlakukan denganKompos Kascing dengan Dosis yang Berbeda. Buletin Anatomi danFisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006. Universitas Diponegoro.Semarang.

Oka, Ida Nyoman. 1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman. GadjahMada University Press. Yogyakarta.

Syafruddin, Faesal dan M. Akil. 2007. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung.Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros. Sulawesi Utara.

Wakman, W dan Burhanuddin.2008. Pengelolaan Hama dan Penyakit Pra PanenJagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Yanuar, Yan. 2010. Bulai. www.yan.yanuar.s80 blog

Page 35: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Lampiran 3. Organisasi Pelaksana Kegiatan

No Nama Jabatan dalamKegiatan Uraian Tugas

AlokasiWaktu

(Jam/mg)

1. Firdaus, SP., M.Si Penjab Kegiatan Mengkoordinir kegiatan mulaiperencanaan sampai laporan

10

2. Saupan Daud. SP Pelaksana - Menyusun proposal danlaporan

5

3. Ir. Anwar Budiman Pelaksana - Mengolah dan menganalisisdata

- Mengumpulkan data

5

4. Ir. Basri A.Bakar, M.Si Pelaksana - Pelaksana 55. Ir. Nasir Ali Pelaksana - Pelaksana 56. Sarianto Pelaksana - Pelaksana 57. Muzni Pelaksana - Pelaksana 58. Ramli -9. Ernawati -10. -

Page 36: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email :[email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

2

FOTO -FOTO KEGIATAN

1. SURVEY LOKASI PENGKAJIAN

Gambar 1. Lokasi pengkajian pada lahan kelompok tani sejahtera

Gambar 2. Lahan pengkajian merupakan bekas tanaman jagung

Page 37: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email :[email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

3

2. KEGIATAN ANALISIS TANAH

Page 38: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email :[email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

4

3. PERSIAPAN LAHAN

Page 39: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email :[email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

5

4. PENANAMAN

Page 40: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email :[email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

6

5. PEMELIHARAAN / PEMUPUKAN

5. PRODUKSI / PANEN

Page 41: PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI JAGUNG …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/HasilLitkaji/2012/08... · komoditas pertanian lainnya, ... (c ) peningkatan efisiensi produksi,

LAPORAN AKHIR PENGKAJIAN JAGUNG LAHAN KERING T.A. 2012

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) AcehJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email :[email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

7