perbaikan bab 2 proposal.hj2003
DESCRIPTION
bgggdgdgdggTRANSCRIPT
1
PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN
MEUBEL PADA USAHA MEUBEL TRI JAYA PUNTANG LAHAT
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapi persiangan yang ketat diera globalisasi ini, setiap
perusahaan harus mampu bersaing untuk memenangakan persaingan. Setiap
perusahaan harus mampu mempertimbangkan kepuasan konsumen. Masalah
yang sering dihadapi oleh perusahaan adalah bahwa perusahaan belum tentu
mampu memberikan kepuasan maksimal yang benar-benar diiharapkan oleh
konsumen atau pelanggan. Banyak cara yang bisa dicapai oleh perusahaan untuk
meningkatkan volume penjualan,misalnya : dengan memperhatikan kualitas
produk pada umumnya, konsumen cenderung akan memilih perusahaan yang
menawarkan produk dengan kualitas yang bagus. Kualitas produk merupakan
salah satu pertimbangan yang penting bagi konsumen untuk membeli produk pada
suatu perusahaan.
Selain itu kualitas produk juga sangat mempengaruhi keberhasilan dan
kemajuan suatu usaha atau bisnis. Perusahaan yang memproduksi produk yang
berkualitas tinggi lebih akan memberikan keuntungan dibandingkan dengan
memproduksi produk yang berkualitas rendah,artinya konsumen akan bersedia
membeli suatu barang dengan harga yang masuk akal/relatif terjangkau dengan
kualitas barang yang baik, maka otomatis volume penjualan akan meningkat. Tapi
kalau kualitas produk tidak bagus, maka akan mempengaruhi volume penjualan.
2
Definisi Volume penjualan yaitu keseluruhan jumlah penjualan
barang/jasa dalam kurun waktu tertentu (periode akuntansi) yang dihitung
berdasarkan jumlah uang yang diperoleh. (Sutomo, 2000:10). Faktor-faktor yang
mempengaruhi volume penjualan ada beberapa hal antara lain (Basu Swastha,
2001: 129)
1. Kondisi dan kemampuan penjualan, penjual harus dapat menyakinkan kepada
pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang
diharapkan.
2. Bauran Pemasaran, pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi
sasaran dalam penjualan, yang merupakan bauran pemasaran antara lain:
a. Produk
Dalam pemasaran termasuk dalam produk adalah barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan konsumen. Kepada suatu perusahaan (pemasar)
suatu produk bukan saja memiliki karakteristik fisik, seperti bentuk,
ukuran, warna, tetapi dengan sifat-sifat non fisik seperti harga, imej dan
cara bagaimana pendistribusian.
b. Harga
Harga merupakan keputusan yang penting dari pemasaran sebab bila harga
terlalu tinggi banyak pembeli jadi menghilang, sedangkan bila rendah
perusahaan tidak memperoleh cukup keuntungan. Pada waktu yang sama
harga harus diputuskan hingga dapat menutupi segala pengeluaran dalam
3
memproduksi dan menjual produk serta memberi keuntungan bagi
perusahaan.
c. Promosi
Tujuan akhir dari pemasaran adalah menaikkan penjualan dan
keuntungan perusahaan. Promosi dan periklanan adalah usaha-usaha
untuk menyakinkan konsumen membeli produk perusahaan.
d. Tempat
Elemen yang terakhir adalah tempat yaitu pendistribusian produk. Proses
ini adalah pemindahan produsen ke konsumen melalui saluran distribusi.
3. Modal, dalam penjualan harus memilki sejumlah modal yang diperlukan
sehingga dapat mencapai yang diharapkan.
4. Kondisi organisasi perusahaan, kondisi ini biasanya ditangani sendiri oleh
pimpinan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5. Faktor lain, faktor-faktor lain seperti: periklanan, peragaan, kampanye,
pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan.
Salah satu jenis usaha yang melakukan kegiatan pemasaran adalah Usaha Meubel
Tri Jaya Lahat,yang menjual segala jenis meubel. Usaha Meubel Tri Jaya Puntang
Lahat dalam upaya melakukan peningkatan penjualan yang masih belum sesuai
dengan yang diharapkan,hal ini dipengaruhi oleh kualitas produk yang ada dan
cara mereka memasarkan produknya.
Volume penjualan meruapakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan
penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan,
4
semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan perusahaan. Oleh karena
itu volume penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi
untuk kemungkinan perusahaan agar tidak rugi. Jadi volume penjualan yang
menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan dan bukannya untuk
kepentingan volume penjualan itu sendiri.
Menurut Handi Irawan D.,MBA.Mcom(2006:45)Kualitas Produk adalah
driver kepuasan pelanggan yang multi dimensi. Bagi konsumen kualitas
mempunyai beberapa dimensi, paling tidak terdapat 6 dimensi dari kualitas
produk yang perlu diperhatikan oleh setiap produsen yang ingin mengejar
kepuasan pelanggan terhadap kualitas produk. Beberapa dimensi kualitas produk
sebagai berikut :
- Performen
- Reliability
- Feature
Dari data penelitian ini dapat dilihat tingkat pertumbuhan penjualan meubel pada
Usaha Meubel Tri Jaya Lahat periode tahun 2009 sampai 2013
5
Tabel 1.1
Daftar Jenis Kualitas Dengan Volume Penjualan
Meubel Pada Usaha muebel Tri Jaya Lahat
Tahun 2009 – 2013
TahunJenis Kualitas (Ratus Ribuan) Realisasi
Volume Penjualan (Jutaan)
Pertumbuhan (%)
Nama
Barang
Jati
@
Bambang
@
Racukan
@
2009 Kursi 4.500 3.500 1.300 120 -
2010 LemariHias
4.000 3.500 1.200 130 10
2011 Lemari Pakaian
3.500 3.000 1.000 150 20
2012 Dipan 3.500 3.000 800 170 20
2013 Meja Usen
900 700 500 150 - 20
Dari tabel diatas dapat dilihat jenis kualitas dengan volume penjualan.
Ada beberapa masalah yang terjadi di Usaha Meubel Tri Jaya Puntang
Lahat, antara lain : terkadang kualitas produk yang ada tidak tahan lama ,
keragaman produk pada usaha ini tidak terlalu banyak, produk yang terkadang
tidak sesuai dengan selera pembeli, tidak adanya garansi atau pelayanan perbaikan
pada produk yang rusak dan kurangnya mengerti terhadap selera konsumen saat
ini.
6
Latar belakang diatas membuat saya tertarik menjadikan permasalahan ini sebagai
objek penelitian dalam penulisan skripsi dengan Judul “Pengaruh Kualitas Produk
Terhadap Volume Penjualan Meubel Pada Usaha Meubel Tri Jaya Puntang
Lahat”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap volume penjualan meubel pada
usaha meubel Tri Jaya puntang Lahat?
2. Bagaimana hubungan kualitas produk terhadap volume penjualan meubel pada
usaha meubel Tri Jaya Puntang Lahat?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kulitas produk terhadap volume penjualan
Meubel pada Usaha Meubel Tri Jaya Puntang Lahat.
2. Untuk mengetahui hubungan kualitas produk mempengaruhi volume
penjualan meubel pada Usaha Meubel Tri Jaya Puntang Lahat.
7
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Secara teoritis :
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai kualitas
produk terhadap valume penjualan
b. Untuk menjadi bahan pertimbangan antara teori yang diterima selama ini
terhadap praktek lapangan.
2. Secara praktis :
Untuk memberikan masukan dalam mengefaktifkan fungsi pemasaran serta
dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk menentukan langkah
selanjutnya yang akan diambil oleh Usaha Meubel Tri Jaya Puntang Lahat
mengenai kualitas produk yang ada.
3. Secara akademis :
a. Sebagai bahan untuk peneliti selanjutnya yang berminat mengadakan
penelitian lanjutan dibidang yang sama.
b. Pengembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang manajeman
pemasaran
8
B. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
1.1 pengertian kualitas
Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh pelanggan dari produsen
adalah kualitas produk dan jasa yang tertinggi. Menurut American Society
for Quality Control. Philip Kotler (2003 : 84) kualitas adalah keseluruhan
ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
. Menurut Boetsh dan Denis yang dikutip oleh Fandy Tjiptono
(2000 :57) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Pendapat diatas dapat dimaksudkan bahwa seberapa besar
kualitas yang diberikan yang berhubungan dengan produk barang beserta
faktor pendukungnya memenuhi harapan penggunanya. Dapat diartikan bahwa
semakin memenuhi harapan konsumen, produk tersebut semakin berkualitas.
Relevan dengan pendapat diatas, Clark ( 2000 : 5 ) mendefinisikan
kualitas sebagai ” how consistenly the product or service delivered meets
or exceeds the customer’s (internal or eksternal) expectation and needs”
9
(seberapa konsisten produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi
pengharapan dan kebutuhan internal dan eksternal pelanggan).
Sedangkan Stevenson (2005 : 386 ) mendefinisikan kualitas sebagai ”
the ability of a product or service to consistently meet or exceed customer
expectations” (kemampuan dari suatu produk atau jasa untuk memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan).
1.2. Kualitas Produk
Menurut Kotler (2005:49), “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta
dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan/ tersirat”. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:158)
menyatakan bahwa “ Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas “.
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan,
ketepatan kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat
menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi
kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan
nilai pelanggan.
10
1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu produk, menurut Feigenbaum
(2000 : 7) adalah :
a. Market(pasar)
b. Money(uang)
c. Management (manajemen)
d. Man(manusia)
e. Motivation(motivasi)
f. Materials(bahan)
g. Machine and mechanisation (mesin dan mekanisasi)
Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas produk menurut jhon
sviokla seperti yang (lupiyoadi,2001 : 78) sebagai berikut :
1.kinerja (Perfomance)
Kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek,
atribut – atribut yang dapat diukur, dan aspek – aspek kinerja individu.
Kinerja beberapa produk biasanya didasari oleh prefensi subjektif pelanggan
yang pada dasarnya bersifat umum(universal).
2. Keragaman Produk (Features)
Dapat berbentuk produk tambahan dari suatu produk inti yang dapat
menembah nilai suatu produk. Features suatu produk biasanya diukur
11
secara subjektif oleh masing – masing individu (dalam hal ini konsumen)
yang menunjukan adanya perbedaan kualitas suatu produk. Dengan
demikian perkembangan kualitas suatu produk menuntut suatu karakter
fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar.
3. Kehandalan (Reliability)
Berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami
keadaan tidak berfungsi (malfunction) pada suatu periode tertentu.
Kehandalan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti
bagi konsumen dalam memilih produk. Hal ini menjadi semkin penting
mengingat besarnya biaya pergantian Dn pemeliharaan yang harus
dikeluarkan apabila produk yang dianggap tidak reliabel mengalami
kerusakan.
4. Kesesuaian (Conformance)
Kesesuaian suatu produk dalam industri jaya diukur dari tingkat akurasi
dan waktu penyelesaian termasuk juga perhitungan kesalahan yang
terjadi,keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi dan beberapa kesalahan
lain.
5. Daya Tahan/ Ketahanan (Durability)
Ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis.
Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai sejumlah
kegunaan yang diperoleh oleh seoarang sebelum mengalami penurunan
kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis suatu
12
produk dilihat melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi
kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.
6. Kemampuan pelayanan (Serviceability)
Kemampuan pelayanan bisa juga disebut dengan kecepatan, kompetensi,
kegunaan, dan kemudahan produk untuk diperbaiki. Hal ini menunjukan
bahwa konsumen tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas
produk tetapi juga waktu sebelum produk disimpan, penjadwalan
paelayanan, komunikasi dengan staff, frekuansi dengan pelayanan
perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya. Variabel –
variabel tersebut dapat merefleksikan adanya perbedaan standar
perorangan mengenai pelayanan yang diterima. Dimana kemampuan
pelayanan suatu produk tersebut menghasilkan kesimpulan akan kualitas
produk yang dinilai secara subjektif oleh konsumen.
7. Estetika (Aestheties)
Merupakan pengukuran yang paling subjektif. Estetika suatu produk dilihat
melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana
tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau. Jadi estetika jelas merupakan
penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen.
8. Kualitas Yang Dipersepsikan (Perceive quality)
Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut
– atribut produk dan jasa. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki
informasi tentang produk secara tidak langsug, misalnya melalui merek,
13
nama dan negara produsen.ketahanan produk misalnya, dapat menjadi
sangat kritis dalam pengukuran kualitas produk.
1.4 Alasan Memproduksi Produk Berkualitas
Produk berkualitas prima memang akan lebih diinginkan oleh
konsumen, bahkan akhirnya akan meningkatkan volume penjualan. Tetapi
lebih dari itu, produk berkualitas mempunyai aspek penting lain menurut
Sofjan (2004 : 120) antara lain :
1. konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya dia
mempunyai loyalitas produk yang besar dibandingkan dengan
konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. Konsumen
berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat
produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya produk
lain yang lebih bermutu. Tetapi selama produk semula masih selalu
melakukan perbaikan mutu (quality improvement) dia akan tetap setia
dengan tetap membelinya. Berbeda dengan konsumen berbasis harga,
dia akan mencari produk yang harganya lebih murah, apapun
mereknya. Jadi konsumen terakhir tersebut tidak mempunyai loyalitas
produk.
2. bersifat kontradiktif dengan cara fikir bisnis tradisional, ternyata
bahwa memproduksi barang bermutu, tidak secara otomatis lebih mahal
14
dengan memproduksi produk bermutu rendah. Banyak perusahaan
menemukan bahwa memproduksi produk bermutu tidak harus berharga
lebih mahal. Menghasilkan produk bermutu tinggi secara simultan
meningkatkan produktivitas, antara lain mengurangi penggunaan bahan
(reduce materials usage) dan mengurangi biaya.
3. menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima
keluhan dan pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk
memperbaiki menjadi sangat besar, selain memperoleh citra tidak baik.
Belum lagi, kecelakaan yang diderita konsumen akibat pemakaian
produk yang bermutu rendah. Konsumen tersebut mungkin akan
menuntut ganti rugi melalui pengadilan.
Jadi, berdasarkan ketiga alasan tersebut, memproduksi produk
bermutu lebih tinggi lebih banyak akan memberikan keuntungan bagi
produsen, bila dibandingkan dengan produsen yang menghasilkan produk
bermutu rendah.
1.5 Dimensi dan Perspektif Kualitas Produk
Sifat khas mutu suatu produk yang andal harus mempunyai multi
dimensi, karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi
konsumen dengan melalui berbagi cara.
Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang
menyebabkan suatu produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk
apa produk itu diproduksi. Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan
15
atau fungsinya, termasuk didalam daya tahan, ketergantungan pada produk
atau komponen lain, ekslusif, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk,
pembungkus, dan sebagainya).
Sedangkan delapan dimensi kualitas menurut Philip Kotler (2000:329-
333) adalah sebagai berikut :
(1) Kinerja (performance): karakteristik operasi suatu produk utama,
(2) Ciri - ciri atau keistimewaan tambahan (feature),
(3) Kehandalan (reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau
gagal,
(4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications),
(5) Daya Tahan (durability),
(6) Kemampuan melayani (serviceability)
(7) Estetika (estethic): bagaimana suatu produk dipandang dirasakan dan
didengarkan, dan
(8) Ketepatan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).
1.6 Volume Penjualan
16
Dari penjelasan mengenai penjualan, penjualan selalu dihubungkan
dengan istilah volume penjualan. Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi
oleh jumlah produk yang terjadi seperti pendapat yang dikemukakan berikut
ini :
Volume penjualan menurut pendapat yang dikemukakan oleh John
Downes dan Jordan Elliot Goodman yang diterjemahkan oleh Susanto
Budidharmo (2000 : 646), yaitu :
“Volume penjualan adalah total penjualan yang didapat dari
komoditas yang diperdagangkan dalam suatu masa tertentu”.
Sedangkan dalam volume penjualan menurut pendapat yang
dikemukakan oleh Assegaf Abdullah (2001 : 444), menyatakan :
“Volume penjualan adalah jumlah unit yang terjual dari unit
produksi suatu pemindahan dari pihak produsen ke pihak konsumen, dan
tetap pada suatu periode tertentu”.
Selain itu menurut Alamiyah dan Padji (2003 : 126), bahwa :
“Volume penjualan yang berhasil dicapai atau ingin dicapai oleh
suatu perusahaan pada periode tertentu”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa volume
penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan pihak
produsen.
1.7 Faktor – faktor yang mempengaruhi volume penjualan
17
Faktor – faktor yang mempengaruhi volume penjualan ada beberapa hal
antara lain : ( Basu swastha, 2001 : 129 )
1. Kondisi dan kemampuan penjualan, penjual harus dapat meyakinkan
kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan
yang diharapkan.
2. Bauran pemasaran, pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang
menjadi sasaran dalam penjualan, yang merupakan bauran pemasaran
antara lain :
a. Produk
Dalam pemasaran termasuk dalam produk adalah barang dan jasa
yang memuaskan kebutuhan konsumen. Kepada suatu perusahaan
(pemasar) suatu produk bukan saja memiliki karakterristik
fisik,separti bentuk, ukuran, warna, tetapi juga mmemiliki kualitas
produk.
b. Harga
Harga merupakan keputusan yang penting dari pemasaran sebab
kalau harga terlalu tinggi banyak pembeli yang menghilang,
sedangkan bila rendah perusahaan tidak memperoleh cukup
keuntungan. Pada waktu yang sama harga harus diputuskan
hingga dapat menutupi segala pengeluaran dalam memproduksi
18
dan menjual produk serta memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
c. Promosi
Tujuan akhir dari pemasaran adalah menaikan penjualan dan
keuntungan perusahaan. Promosi dan periklanan adalah usaha –
usaha meyakinkan konsumen membeli produk perusahaan.
d. Tempat
Elemen yang terakhir adalah tempat yaitu perindustrian produk.
Proses ini adalah pemindahan produsen ke konsumen melalui
saluran distribusi.
3. Modal, dalam penjualan harus memiliki sejumlah modal yang
diperlukan sehingga dapat mencapai yang diharapkan.
4. Kondisi oerganisasi perusahaan, kondisi ini biasanya ditangani sendiri
oleh pempinan dan tidak diberikan kepada orang lain.
5. Faktor lain, faktor - faktor lain seperti : periklanan, peragaan,
kampanye, pemberian hadiah, sering mepengaruhi penjualan
1.8 cara meningkatkan produktivitas panjualan
Menurut forsyth (Basu swasta 2001 : 83 ) ada empat tahap dalam
meningkatkan produktivitas penjualan, antara lain :
1. Analisa hubungan masukan / keluaran kini dan kecendrunganya.
2. mempertimbangkan kembali sasaran keluaran.
19
3. Pelurusan kembali aktivitas masukan untuk memperoleh keluaran
yang sama dengan masukan yang berkurang.
4. Meneliti secara rinci praktek manjemen penjualan.
1.9. faktor – faktor yang mempengaruhi turunya volume penjualan
Menurut foesyth (Basu Swastha, 2001 : 90) faktor – faktor yang
mempengaruhi turunya volume penjualan meliputi :
1. faktor internal
yaitu sebab yang terjadi karena perusahaan itu sendiri :
a. penurunan promosi penjualan
b. penurunan komisi penjualan
c. turunya kegiatan salesman
d. turunya jumlah saluran distribusi
e. pengetatan terhadap piutang yang diberikan
2. faktor ekternal
yaitu sebab yang terjadi karena pihak lain :
a. perubahan kebijakan pemerintah
b. bencana alam
c. perubahan pola konsumen
d. munculnya saingan baru
e. munculnya pengganti
20
2. Penelitian Terdahulu
1. judul skripsi :“analisis pengaruh kualitas produk,
persepsi harga, word of mouth
communication terhadap keputusan
pembelian meubel pada CV. Mega
Jaya Meubel semarang”.
Objek : konsumen yang membeli produk
Meubel
Nama peneliti : Ratna dwi kartika sari
Sampel yang digunakan : Non probability sampling
Alat analisis : analisis data statistik, indikator –
indikator pada penelitian ini bersifat
valid dan variabelnya bersifat
reliabel.
Hasil : Y = 0,226 X1 + 0,347 X2 + 0,306 X3.
Persamaan : Kualitas Produk
Perbedaan : CV. Mega Jaya Meubel
Semarang.
21
2. judul skripsi :“pengaruh kualitas produk dan promosi
terhadap volume penjualan makanan
mie instan pada Koperasi Handayani
Unnes Semarang”.
Objek : volume penjualan
Nama Peneliti : Afif Fadin Amrullah
alat analisis : Random Sampling
sampel yang digunakan : analisis Deskriftif dan Uji Persyaratan
Analisis
Hasil : Y=79,706 + 0,778X1 + 0,940X2
Persamaan : kualitas Produk terhadap volume
penjualan
Perbedaan : Koperasi Handayani Unnes Semarang
3. judul skripsi : “ anaisis hubungan kualitas produk
terhadap volume penjualan
PT. Nusantara Sakti Demak
Objek : Volume Penjualan
Nama Peneliti : Rovino Saputra
Sampel Yang Digunakan : Random Samping
Alat Analisis : Analisis regresi linier berganda
Hasil : Y=0,52 + 0,48x.
Persamaan :Kualitas Produk Terhadap Volume
22
Penjualan
Perbedaan : PT. Nusantara Sakti Demak
3. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini penulis membuat suatu kerangka pemikiran
penelitian,yaitu :
Variabel Pengaruh (X) Variabel yang Dipengaruhi (Y)
Pengaruh ini dapat dijelaskan bahwa kualitas produk dapat
mempengaruhi volume penjualan. Jika tingkat kualitas produk perusahaan
bagus maka permintaan konsumen akan semakin banyak dan menyebabkan
volume penjualan akan naik, sebaliknya jika kualitas produk perusahaan jelek
dapat menyebabkan permintaan barang dari konsumen sedikit dan dapat
menyebabkan volume penjualan menurun.
4. Hipotesis
Kualitas Produk Volume penjualan
23
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (sugiono : 2004 :
51) maka dapat penulis kemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah
bahwa :
1. Ada kualitas produk mempunyai pengaruh yang Positif terhadap
volume penjualan meubel pada Usaha Meubel Tri Jaya Puntang
Lahat
2. Ada kualitas produk mempunyai Hubungan positif terhadap volume
penjualan meubel pada Usaha Meubel Tri Jaya Puntang Lahat.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh dan
hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini akan mengkaji kedalam
hubungan yang terjadi antara kualitas produk dengan volume penjualan.
Pengkajian pengaruh dengan regresi sederhana sedangkan hubungan dengan
kolerasi.
24
1. Objek dan Lokasi
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, maka penulis melakukan
penelitian Pada Usaha Meubel Tri Jaya Puntang Lahat yang berlokasi di puntang
diturunan dodik kelurahan Pagar Agung.
2. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
a. Identifikasi Variabel
Adapun variabel – variabel yang diidentifikasi adalah :
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan merupakan
variabel X dalam penelitian ini adalah kualitas produk.
b. Variabel terikat (Y)
Variabel tetrikat yaitu variabel yang dipengaruhi dan merupakan
variabel Y dalam penelitian ini adalah volume penjualan.
25
b. Definisi Operasional
Tabel 3.1Daftar operasional variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Item
Kualitas
produk
(X)
Segala sesuatu yang
memiliki nilai
dipasar sasaran
(target market)
dimana
kemampuannya
memberikan manfaat
dan kepuasan,
termasuk hal ini
adalah benda, jasa,
organisasi, tempat,
orang dan ide.
1. Daya tahan
produk
2. Bahan mentah
produk
3. Penampilan
produk
4. Umur ekonomis
Volume
penjualan
Banyaknya jumlah
barang suatu produk
1. Jumlah penjualan
naik
26
(Y) perusahaan yang
terjual dalam
periode tertentu
2. Jumlah penjualan
turun
3. Jenis Dan Sumber Data
a. Jenis - Jenis data
Jenis - jenis data dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Data Kualitatif: data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka,
misalnya: Kuesioner Pertanyaan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan
sebuah rumah sakit atau gaya kepemimpinan, dll.
2. Data Kuantitatif: data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,
misalnya: harga saham, besarnya pendapatan, dll.
b. Sumber Data
1. Data primer
yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atau tidak melalui media perantara menurut indrianto dan
bambang ( 2002 : 146 )
2. Data skunder
yaitu sumber data penelitian secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) menurut Indriantoro dan
27
Bambang (2002 : 147 ), yang berupa struktur organisasi, sejarah singkat
Usaha Meubel Tri Jaya Lahat, tata kerja dan uraian tugas.
4. Metode penentuan populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2004 : 72)
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah data
volume penjualan meubel pada usaha Meubel Tri Jaya Lahat periode tahun
2007 sampai tahun 2013
b. Sampel
Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel yaitu, Data Purposive
sampling, teknik pengambilan sample didasarkan atas tujuan tertentu. (orang
yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel) dan Data Time Series /
Berkala, Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari
waktu ke waktu atau periode secara historis.
5. Metode Pengambilan Data
1. Study Lapangan
28
Yaitu suatu metode pengumpulan data untuk mendapatkan data primer
dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian
melalui :
a. Observasi
Yaitu proses pencatatan pola prilaku subjek (orang), Objek (benda)
atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi atau
individu – individu yang diteliti.
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dalam metode survey yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Dengan
cara melakukan tanya jawab lisan secara langsung kepada pimpinan
usaha Meubel Tri Jaya Lahat dan karyawan mengenai informasi data –
data yang akan diteliti oleh penulis.
2. Study Pustaka
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literature yang
relevan dengan permasalahan yang diteliti untuk mendapatkan landasan teori.
6. Metode Analisis
29
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan
kualitatif.
a. Analisis Kualitatif
Analisis deskriftif kualitatif yaitu analisis yang menekankan pada
pemaaman mengenai masalah – masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas atau natural setting yang holisitis konflek dan rinci
(Indriantoro dan bambang : 2002 : 147)
b. Analisis kuantitatif
Data analisis kuantitatif yaitu analisis yang menekankan pada
pengujian teori – teori melalui pengukuran variabel – variabel penelitian
dengan angka – angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
(Indriantoro Dan Bambang :2002 : 12). Dengan tujuan untuk mengetahui ada
pengaruh atau tidak antara kualitas produk terhaadap volume penjualan dalan
penelitian ini menggunakan Rumus Regresi dan kolerasi
1. regresi linier sederhana
analisis regresi linier sederhan menurut Iqbal Hasan (2009 : 250)
adalah analisa mengenai pengaruh antara dua variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y), artinya analisa regresi sederhana berfungsi untuk
mencari apakah suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Rumus
regresi yang digunakan adalah :
Y= a + bX
30
b = n (∑XY) –(∑ X)(∑Y)
n (∑X2) – (∑ X)2
a = ∑Y – b( ∑x)
n
keterangan :
y = volume penjualan
a = konstanta
b = koefisien variabel X
x = kualitas produk
n = jumlah sampel
2. koefesien korelasi
analisis koefisien korelasi sederhana adalah analisis yang digunakan
untuk menetukan derajat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
yang lain. rumus koefesien korelasi adalah :
rxy = n. ___________
Keterangan :
r = koefesien korelasi
∑ = jumlah
31
n = banyaknya
x = variabel bebas
y = variabel terikat
3. analisis koefesien determinasi
untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas dapat mempengaruhi
variabel terikat, maka perlu diketahui nilai koefesien determinasi dengan
rumus :
KD = x 100%
Diman KD = koefesien determinasi
R = koefesien korelasi
4. uji hipotesis
untuk membuktikan kebenaran hasil perhitungan dan untuk
mengetahui signifikan atau tidak digunkan t-test sebagai berikut :
a. Hipotesis nihil atau hipotesis alternatif
Ho : b = 0, tidak ada pengaruh antara kualitas produk terhadap volume
penjualan
32
Hi : b ≠ 0, ada pengaruh antara kualitas produk dalam meningkatkan
volume penjualan
b. Selanjunya menentukan level of significant (a) sebesar 0,05 dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho diterima Jika = -t (a / 2 ; n – 2) < t < t (a / 2 ; n – 2)
Ho diterima jika = t . t(a / 2 ; n – 2) atau t, t(a / 2 ; n – 2)
c. Penentuan uji searah yaitu t = n – 2
d. penetuan statistic uji, dengan menggunakan t-test :
t = hitung =
Dimana :
t = t-hitung
r = koefesien korelasi
n = jumlah sampel
Gambar 1.1Kurva daerah penolakan dan daerah permintaan
33
Daerah ditolak Daerah diterima Daerah ditolak
-tα/2;n-2 tα/2;-2=t
D. Jadwal penelitian
Tabel 1.3
Jadwal skripsi ini adalah sebagai berikut
No
Kegiatan yang
direncanakan
Bulan
Maret April Mey Juni juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Proposal
2 Penyusunan Proposal
3 Pengajuan proposal
ke pembimbing I & II
4 Penulisan BAB I
5 Konsultasi BAB I
6 Penyusunan BAB II
7 Konsultasi dan Revisi
BAB II
8 Penulisan BAB III
34
9 Konsultasi BAB III
10 Revisi dan perbaikan
11 Penulisan BAB IV
12 Konsultasi BAB IV
13 Konsultasi BAB V
dan Kelengkapanya
14 Koreksi kesalahan
15 Pengajuan ujian