bab i-iv perbaikan i

Upload: yoseminang

Post on 12-Jul-2015

317 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi sebagai media audio visual memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat. Bebagai informasi dari belahan dunia manapun dapat disaksikan melalui media televisi. Selain itu masyarakat juga dapat menikmati hiburan dengan mudah tanpa harus pergi ke tempat-tempat khusus di luar rumah mereka. Hampir setiap saat televisi menawarkan informasi dan hiburan yang bisa dinikmati masyarakat sekalipun diruangan pribadi dalam bentuk program televisi. Salah satu program hiburan televisi adalah film televisi yang tergolong kedalam genre drama. Drama diciptakan melalui imajinasi kreatif dari kisah-kisah atau fiktif yang direkayasa dan dikreasi ulang. Biasanya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari. Untuk menciptakan sebuah program televisi dalam bentuk drama tak terlepas dari keberadaan skenario yang akan menjadi panduan dalam proses produksi. Skenario yang baik adalah , sebuah skenario yang telah menjadi sebuah film dengan bentuk tertulis.1 Sebuah skenario tercipta atas peran penulis skenario yang menuangkan ide kedalam tulisan sesuai dengan format yang telah ditentukan. Penulis skenario merupakan seseorang atau kelompok orang yang bekerja keratif dan bertanggung jawab dalam menciptakan sebuah skenario yang utuh dan lengkap dengan memuat dialog dan deskripsi visual, sehingga dapat di produksi menjadi sebuah format acara televisi.

1

Seno Gumira Ajidarma, 2000, Layar Kata, Yogyakarta. Benteng: hal. 2

1

Sebuah skenario terdiri dari ide cerita. Ide cerita inilah yang mesti ditemukan oleh penulis skenario. Karena ide cerita menentukan kualitas sebuah skenario. Jika idenya tidak menarik, maka besar kemungkinan filmnya juga tidak menarik. Ide cerita bisa berasal darimana saja dan kapan saja. Bisa dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain, bisa juga dari imajinasi dan fantasi penulis sendiri atau imajinasi dan fantasi oranglain. Berangkat dari pengalaman dan pengamatan penulis akan kondisi pendidikan Indonesia yang sangat jauh dari tujuan pendidikan itu sendiri. Penulis melihat beritaberita di televisi dan membaca berita di surat kabar serta media massa lainnya tentang banyaknya kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam Ujian Nasional. Seperti yang diberitakan oleh detiknews.com pada hari kamis tertanggal 25 Maret 2010. Beberapa pengaduan yang diterima oleh posko antara lain: di Jakarta, seluruh peserta ujian telat dan diketahui berkumpul di sebuah lokasi untuk membahas kunci jawaban. Ada juga keterlibatan bimbingan belajar dan memberikan bocoran soal ujian. Di NTB, ada sms gelap yang masuk sekitar pukul 06.30 WITA dengan memberikan jawaban. Di Lombok Barat, ada penemuan pengawas yang berusaha meloloskan muridnya. Di Lamongan di sebuah Madrasah Aliyah, siswa kesulitan menjawab UN sehingga pihak sekolah membantu menjawabnya. Hal ini jelas telah jauh menyimpang dari tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam dalam pasal 4 UU no.2 / 1989 (UU Pendidikan Nasional) bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia seutuhnya, membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

2

pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal tersebut juga telah menyimpang dari tujuan pendidikan berdasarkan epistemologi pendidikan yaitu kecerdasan intelektual berupa kreativitas, kecakapan, dan keterampilan hidup. Ketiganya bersumber dari kebenaran ilmiah sebagai sifat substansial ilmu pengetahuan. Kebenaran ilmiah adalah landasan bagi terbentuknya watak dan sikap ilmiah yaitu sikap yang selalu memandang dan menilai objek sesuai dengan sudut pandangnya tanpa ada interpretasi manipulatif.2 Jadi pada dasarnya pendidikan berkepentingan atas terbentuknya sikap jujur. Salah satu penyebab permasalahan ini adalah peserta didik disiapkan untuk menghadapi ujian semata, bukan memperkaya mental dan mengembangkan potensi peserta didik. Jika ditilik dari definisi pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Jelaslah bahwa pendidikan merupakan sebuah usaha untuk memajukan manusia sesuai kodratnya. Melihat kondisi ini penulis teringat dengan salah seorang tokoh pendidikan yang terus memperjuangkan tujuan tersebut. Meskipun ia telah tiada, namun warisan pemikirannya masih masih terus ditanamkan pada anak-anak bangsa melalui sebuah Ruang Pendidik Institut Nasional Sjafei (RP INS) di Kayutanam tepatnya di Jalan raya

2

Suparlan Suhartono. 2007. Filsafat Pendidikan. Ar-ruzz Media. Jogjakarta. 129

3

Padang-Bukittinggi KM 53 Padang Pariaman, Sumatera Barat sejak 31 Oktober 1926 lalu. Dalam bukunya A.A. Navis Filsafat dan Strategi Pendidikan M.Sjafei dapat diambil beberapa pokok pikiran tentang sistem pendidikan Muhammad Sjafei. Muhammad Sjafei menggunakan pendidikan yang berangkat dari alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Alam yang tidak dianugerahi pikiran dan perasaan terus bergerak mengikuti sistem yang telah diatur Tuhan YME dengan dinamis dan harmonis. Sedangkan manusia diciptakan istimewa oleh Tuhan dengan dianugerahi tenaga, otak dan jiwa untuk dapat bertahan hidup dan mampu Dengan

mempertanggungjawabkan

kewajiban-kewajibannya

sebagai

khalifah.

demikian manusia harus bisa mengoptimalkan anugerah Tuhan tersebut. Dalam mendidik siswanya Muhammad Sjafei menerapkan 3 komponen pendidikan yaitu; pendidikan akademik untuk mengasah kecerdasan otak, pendidikan kerohanian untuk mengasah mental, dan pendidikan keterampilan untuk

menumbuhkan etos kerja yang aktif kreatif. Metode yang dipakai Muhammad Sjafei dalam mendidik siswanya dengan menjadikan siswa sebagai subjek dan guru sebagai objek, sehingga dapat diciptakan pembelajaran yang positif aktif. Dengan demikian guru berfungsi sebagai pengontrol dan pengawas bukan sebagai sentral dari pembelajaran. Dalam proses pendidikan M. Sjafei tidak mengutamakan hasil, melainkan proses bagaimana siswa tersebut mencapai sebuah hasil. Karena dalam melakukan pekerjaan sering terjadi permasalahan, permasalahan itulah yang menjadikan siswa berfikir kreatif untuk keluar dari permasalahan tersebut.

4

Pendidikan INS tidak mendidik siswa untuk harus menjadi orang yang ahli dalam suatu bidang tertentu. Tapi mengarahkan siswa sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Sebagaimana filosofi M.Sjafei jangan minta buah mangga pada pohon rambutan, tapi jadikanlah setiap pohon itu berbuah manis. Siswa yang tidak menguasai pelajaran matematika dengan baik bukan berarti dia tidak pintar, karena mungkin dia lebih tertarik dan lebih menguasai pelajaran lain seperti musik atau yang lainnya. Maka seorang pendidik harus jeli terhadap hal yang demikian dan bersikap bijaksana dalam mengarahkan siswa tersebut pada bakatnya. Dari penjelasan diatas penulis berkeinginan untuk menciptakan sebuah program televisi yang berbentuk film televisi dengan judul Pesan dari KM 53. Ide dari film televisi ini terinspirasi oleh sistem pendidikan Muhammad Sjafei yang akan menjadi perbandingan dengan kondisi pendidikan Indonesia sekarang. Perbandingan ini juga akan menjadi konflik utama dalam cerita. Skenario ini akan penulis tuturkan dalam bentuk tiga babak yaitu membagi keseluruhan cerita dalam tiga bagian. Adapun pembagian strruktur tiga babak yaitu babak pertama disebut babak pengenalan, babak kedua merupakan babak dimana tokoh melewati berbagai rintangan dna babak ketiga adalah babak penyelesaian. Dengan menggunakan struktur tiga babak ini cerita lebih mengutamakan keterikatan cerita dengan penonton sehingga penulis naskah lebih dituntut untuk kreatif agar penonton tertarik untuk mengikuti cerita. Selain itu struktur tiga babak merupakan struktur yang umum digunakan dalam penulisan skenario.

5

C. RUMUSAN IDE PENCIPTAAN Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan adapun rumusan ide penciptaan pengkarya adalah bagaimana menciptakan skenario film televisi dengan menggunakan struktur tiga babak yang terinspirasi oleh sistem pendidikan Muhammad Sjafei.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENCIPTAAN Adapun tujuan pengkarya adalah untuk menciptakan sebuah skenario film dengan menggunakan sistem pendidikan Muhammad Sjafei sebagai ide utama cerita. Manfaat dari penciptaan karya seni ini adalah sebagai bahan dasar, acuan atau pedoman dalam penciptaan film yang nantinya menjadi tontonan alternatif yang informatif dan edukatif.

6

BAB II KAJIAN SUMBER PENCIPTAAN

A. OBJEK PENCIPTAAN Muhammad Sjafei adalah salah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang mendirikan sebuah sekolah dengan nama Ruang Pendidik Institut Nasional Sjafei (RP INS) Kayutanam. Muhammad Sjafei bukanlah putra Sumatera Barat, tapi beliau berasal dari Pontianak. Beliau diangkat menjadi anak oleh Marah Sutan dan isterinya Chalidjah pada tanggal 31 Oktober dan tahun kelahiran beliau diperkirakan 1893. Ibu beliau bernama Sjafiah, pekerjaannya membuat kue yang kemudian dijajakan oleh M.Sjafei. Beliau tidak mengenal ayahnya karena sudah ditinggal oleh ayahnya semenjak beliau masih bayi. Setiap hari beliau menjajakan kue buatan ibunya, dan hampir setiap hari itu pula Marah Sutan melihat kepala beliau menyembul dari balik jendela kelasnya mengikuti setiap pelajaran yang diberikan Marah Sutan di dalam kelas. Dalam buku A.A Navis Filsafat dan Strategi Pendidikan Muhammad Sjafei yang menerangkan konsep pendidikan Muhammad Sjafei yang lahir berawal dari pemikiran Marah Sutan ketika mengajar di Sukadana. Beliau tertarik melihat alam Lampung yang subur dan sangat kaya oleh tanaman lada. Penduduknya mencari nafkah pada musim panen, tapi melarat lagi kemudian karena tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Berbeda dengan kehidupan bangsa Mesir yang memang mereka dihukum oleh alam, tanah airnya tandus, sehingga mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

7

Menurut Marah Sutan, kalau bangsa Mesir tidak bisa melakukan apa-apa karena tanahnya tandus, maka tidak ada alasan bagi penduduk Sukadana yang mendiami tanah yang subur menjadi miskin karena tidak ada pekerjaan. Selain itu kesengsaraan rakyat ditengah alam yang kaya yang dieksploitasi penjajah menjadikan Marah Sutan bercita-cita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia melalui pendidikan yang proporsional. Muhammad Syafei pada tanggal 31 Mei 1922 berangkat ke negeri Belanda menempuh pendidikan atas biaya sendiri. Belajar selama 3 tahun dengan memperdalam ilmu musik, menggambar, pekerjaan tangan, sandiwara termasuk memperdalam pendidikan dan keguruan. Di Belanda di melakukan tinjauan ke berbagai bidang seperti ilmu dan tinjauan masyarakat sehingga dia tidak mengikuti pelajaran kelas seperti biasa tetapi lebih banyak mendapatkan pelajaran istimewa atau Privaat-oderwijs. Dibidang pendidikan dia mendapati bahwa sekolah-sekolah swaasta lebih baik dari pada sekolah pemerintah terutama pada pendidikan dasar dan menengah. Pada tahun 1925 kembali ke Indonesia untuk mengabdikan ilmu pengetahuannya pada sekolah Kartini Jakarta dan perguruan lain serta diangkat menjadi Ajunct Inspektur oleh pemerintah Hindia Belanda tetapi dia menolaknya karena ingin membuat sekolah dengan sistem sendiri. Setelah melakukan tinjauan di Indonesia dan diluar negeri maka Muhammad Sjafei bersama ayahnya Marah Sutan mendirikan sebuah sekolah yang akhirnya dinamakan Ruang Pendidik INS Kayutanam pada tanggal 31 Oktober 1926.

8

Pada awal pendirian INS, Muhammad Sjafei dibantu oleh Organisasi Buruh Kereta Api yang bernama VBPPS yang berpusat di Padang. Organisasi tersebut di ketuai oleh Abdul Rachman seorang telegrafis kepala pada perusahaan kereta api dan merupakan keponakan Marah Sutan. Sejak awal 1926 Abdul Rachman mulai mengampanyekan pendirian sekolah tersebut. Dengan bantuan VBPPS akhinya sekolah dengan nama Ruang Pendidik INS (Indonesich Netherland School) dapat didirikan dengan lokasi di Kayutanam.

B. ANALISIS OBJEK PENCIPTAAN 1. Kondisi Pendidikan di Indonesia Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu menuntun anak. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yang setara dengan educare, yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau potensi anak. Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan Red), mengolah, mengubah kejiwaan,

mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

9

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Dalam pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsurunsur yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Menurut istilah Paulo Freire model pengajaran yang berkembang di Indonesia saat ini sebagai implementasi kurikulum adalah analog dengan banking concept. Guru selalu memberikan berbagai macam informasi kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang telah diatur sebelumnya, tanpa harus tahu manfaat dari informasi itu bagi siswanya. Oleh karena bentuk pengajaran seperti ini siswa memiliki pengetahuan tapi tidak memiliki minat, sikap dan motivasi untuk mengembangkan diri. Wawasan pendidikan yang seharusnya berorientasi pada proses (process oriented), berubah total menjadi result oriented (berorientasi pada hasil). Semua berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai paling tinggi dalam ujian. Karena telah tertanam bahwa siswa yang terbaik adalah siswa yang memiliki nilai tertinggi. Berbagai usaha dilakukan agar menjadi yang terbaik. Meskipun dengan melakukan kecurangan dan penipuan. Akibatnya kreatifitas menjadi tumpul dan yang berkembang adalah budaya meniru. Akibat selanjutnya watak masyarakat menjadi tidak produktif, mereka cenderung konsumtif. Hal ini adalah peninggalan Belanda yang menjajah Indonesia selama 3,5 abad. Semangat anak jajahan yang patuh, penurut, elitis, feodalistis dan berpecah

10

belah masih tertanam dalam kepribadian bangsa. Sekolah didirikan bukan untuk mendidik bangsa Indonesia menjadi maju melainkan untuk disiapkan menjadi amtenaar yang cakap dan loyal serta memiliki prestise yang elitis atau priyayi.3 Dengan demikian seluruh orang terpesona dan bercita-cita menjadi amtenaar dan priyayi. Ditambah lagi dengan gaji yang lebih tinggi dari instansi lain serta imingiming pensiunan di hari tua. Sehingga yang ada dalam pikiran bangsa Indonesia adalah bagaimana untuk bisa sekolah sampai ke jenjang yang paling tinggi dan bekerja di pemerintahan.

2. Sistem Pendidikan Muhammad Sjafei Sistem pendidikan yang di kembangkan di INS berangkat dari filsafat alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Alam bergerak dengan sistem yang tetap dan dinamis yang dialektif seimbang. Manusia sebagai substansi alam dengan tenaga, pikiran, dan perasaannya tidak boleh tidak harus mengikuti sistem alam itu. Keluar dari sistem berarti lepas dari keseimbangan. Muhammad Sjafei sangat bertekad memajukan pendidikan Indonesia, dan beliau memandang pendidikan kolonial menjadikan bangsa sebagai peniru bukan pencipta. Sehingga beliau ingin menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan kuat, seperti bangsa yang menjajah Indonesia. Salah satu cara agar bangsa Indonesia maju seperti bangsa-bangsa lain adalah melalui pendidikan.

3

A.A Navis, 1996. Filsafat dan Strategi Pendidikan M.Sjafei. Jakarta. Grasindo. Hal : 80

11

Karena pendidikan adalah salah satu alat terbesar untuk kemajuan bangsa dunia dan akhirat.4 Beranjak dari pemikiran tersebut Muhamad Sjafei menerapkan 3 komponen pendidikan di INS yaitu; pendidikan akademik untuk mengasah kecerdasan otak, pendidikan kerohanian untuk mengasah mental, dan pendidikan keterampilan untuk menumbuhkan etos kerja yang aktif kreatif dan pendidikan kesiswaan. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia yang dilahirkan dengan dianugerahi cipta, rasa dan karsa yang perlu dididik dan dikembangkan. Pendidikan akademik adalah pendidikan untuk mengembangkan

kecerdasan otak siswa. Sehingga siswa mampu berfikir matematis, logis dan sistematis. Pendidikan akademik ini sama halnya dengan pendidikan sekolah umum. Dengan menggunakan kurikulum yang sama dan mata pelajaran yang sama. Pendidikan keterampilan di INS tidak sama tujuannya dan fungsinya dengan sekolah kejuruan yang lebih mengutamakan keahlian atau kemahiran mengerjakan materi kurikulum yang di pelajari. Juga tidak sama dengan tujuan pendidikan di sekolah umum yang berfungsi untuk melatih siswa agar teliti dan tekun. Tujuan system INS adalah untuk mendidik agar siswa memiliki etos kerja serta sifat aktif dan kreatif. Pendidikan kerohanian terdiri dari kurikulum kesenian, olahraga, dan agama. Ketiga bagian kurikulum tersebut lebih berfungsi untuk membentuk sikap

4

M.Sjafei,1979. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta. Centre for Strategic and International Studies : hal136.

12

mental murid daripada keahlian. Pendidikan kesenian untuk menghaluskan perasaan, pendidikan olahraga untuk ketegaran, semangat kompetitif dan sportivitas sedangakan pendidikan agama untuk etika dan moral. Pendidikan kesiswaan berfungsi untuk mendidik dan sekaligus melatih murid untuk hidup bermasyarakat baik selaku pribadi maupun fungsional. Selain itu yang lebih penting adalah pendidikan dalam asrama yaitu mendidik siswa agar mampu mengurus diri sendiri sebagai latihan hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

C. ANALISIS PROGRAM TELEVISI Kata televisi berasal dari kata tele dan visi. Dalam bahasa Yunani tele berarti jarak dan kata visi dalam bahasa Latin berarti citra atau gambar. Jadi kata televisi berarti suatu gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh. Namun pada hakikatnya media televisi merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur video.5 Sejarah televisi diawali dengan ditemukannya sistem pengiriman gambar dengan listrik melalui kawat oleh seorang berkebangsaan Italia bernama Abbe Casseli pada tahun 1862. Beberapa tahun kemudian setelah dilakukan penelitian dan pengembangan oleh banyak ilmuwan ditemukanlah pengiriman gambar objek bergerak oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia yang hidup di Jerman pada tahun 1884. Penemuannya tersebut melahirkan televisi elektris.5

P.C.S. Sutisno. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta. PT Widiasarana Indonesia. Hal: 1

13

Dalam penayangannya televisi memiliki program acara yang disajikan untuk penonton. Program televisi adalah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur vide yang ditunjang unsur audio yang secara tekhnis memenuhi persyaratan laik siar serta telah memenuhi standar estetik dan artisitik yang berlaku.6 Naratama membagi format program televisi kedalam terdiri dari 3 bagian yaitu: drama (fiksi), Non drama (non fiksi) dan berita olahraga (news sport). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia drama adalah sesuatu yang mendebarkan. Elizabeth Lutters mengatakan drama adalah jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku menusia sehari-hari. Naratama juga menjelaskan tentang drama dalam bukunya Menjadi Sutradara Televisi: Drama adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kejidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam suatu adegan. Adegan-adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi khayalan para kreatornya.7 Menurut Elizabeth Lutters dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario dilihat dari jenis ceritanya drama dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis yaitu: a) drama tragedi, b) drama komedi, c) drama misteri, d) drama laga/action, e) melodrama, f) drama sejarah. Dari jenis-jenis drama ini bisa dipadukan beberapa jenis kedalam sebuah cerita drama. Karena pengklasifikasinnya tidaklah baku.8 Misalnya Drama Tragedi dipadukan dengan Drama Sejarah menjadi Drama Sejarah

6

P.C.S. Sutisno. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta. PT Widiasarana Indonesia. Hal: 9 7 Naratama.2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal: 65 8 Ibid. Hal: 66

14

yang penuh tragedi. Hal ini juga dikatakan oleh Prof. Dr. Herman J Waluyo yang dikutip oleh Naratama: Klasifikasi drama didasarkan atas jenis stereotip dan tanggapan manusia terhadap hidup dan kehidupan. Seorang pengarang drama dapat menghadapi kehidupan ini dari dua sisi yang menggembirakan dan yang menyedihkan. Dapat juga seseorang memberikan variasi antara sedih dan gembira, mencampurkan dua sikap itu karena dalam kehidupan yang riil, manusia tidak selalu sedih dan gembira.9 D. TEORI PENULISAN SKENARIO Misbach Yusa Biran mengatakan scenario atau skenario adalah naskah yang berisi cerita atau gagasan yang telah didesain cara penyajiannya agar komunikatif dan menarik disampaikan dengan media film. Dalam sebuah produksi sinetron atau film keberadaan naskah sangat penting. Elizabeth Lutters mengibaratkan skenario sebagai roh / jiwa dari terbentuknya cerita dalam sinetron atau film. Bagus tidaknya hasil sebuah tontonan sinetron atau film pertama-tama ditentukan dengan dari kualitas skenario yang ditulis oleh penulis skenario. Jadi keberadaan skenario menjadi penting dalam sebuah proses produksi. Orang yang menulis skenario disebut sebagai penulis skenario. Adapun tugas seorang penulis skenario adalah menciptakan sebuah cerita atau skenario atau skenario saja secara utuh, lengkap dengan dialog dan deskripsi visualnya.10 Dalam pembuatan skenario film ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: (1) menentukan sasaran cerita, (2) menentukan jenis cerita, (3) menentuan tema cerita, intisari cerita/premis, (4) ide cerita, (5) alur cerita/plot, (6) grafik cerita, setting, (7) observasi, (8) riset, (9) sinopsis, (10) profil tokoh, (11) treatment, (12) skenario.119

Naratama.2004. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hal: 67 10 Elizabeth Lutters, 2006. Kunci Sukses Menulis Skenario,Grasindo, hal 90 11 Ibid. Hal: 31

15

1. Menentukan Sasaran Cerita Sasaran cerita disini berdasarkan kepada tingkatan usia. Karena usia berpengaruh terhadap gaya dan bahasa penceritaan serta tema cerita. Tingkatan usia yang menjadi patokan dalam menulis skenario antara lain anak-anak, remaja, dewasa dan umum. 2. Menentukan Jenis Cerita Cerita dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis, setiap jenis memiliki cirinya masing-masing. Antara lain drama, dokumenter, propaganda, eksperimental dan animasi. 3. Menentukan Tema Cerita Tema cerita adalah pokok pikiran atau ide utama atau dasar cerita yang ingin disampaikan penulis dalam karangannya. Menurut Misbach Yusa Biran pertanyaan mengenai tema itu harus bisa dijawab dalam bentuk uraian tentang siapa yang bagaimana.12 4. Intisari Cerita atau Premise Intisari cerita adalah sesuatu yang menentukan arah cerita, bisa dikaitkan dengan pesan dari sebuah cerita. Biasa disebut dengan premise yaitu kalimat singkat yang menjelaskan tentang tujuan dari isi cerita. Premis adalah jiwa dari sebuah cerita, memberikan pesan moral bagi seluruh pemirsa/pembaca cerita.13 5. Ide Cerita

12 13

Misbach Yusa Biran, 2006. Teknik Menulis Skenario. Jakarta. Pustaka Jaya. Hal: 154

Sony Set, 2008. Rahasia Menulis Skenario Profesional. Yogyakarta. Liliput. Hal: 44

16

Ide cerita merupakan gagasan sebuah cerita yang akan dikembangkan menjadi cerita dalam skenario. Ide bisa di dapat berdasarkan riset, pengalaman pribadi, cerita orang lain, ataupun dari khayalan sendiri. Yang perlu diperhatikan ceritanya haruslah menagandung unsur dramatik. 6. Alur Cerita / Plot Plot adalah alur cerita yang menggerakkan karakter untuk menemui konflik dan tujuannya. Plot terbagi dua yaitu plot lurus dan plot bercabang. Plot lurus biasa disebut juga plot linear yang alur ceritanya terfokus hanya pada tokoh sentralnya. Biasanya plot ini banyak digunakan dalam skenario cerita-cerita lepas seperti telesinema, FTV, film, atau serial lepas. Sedangkan plot bercabang adalah plot yang ceritanya sedikit melebar ke tokoh lain namun masih berhubungan dengan tokoh sentral. Plot bercabang disebut juga dengan multiplot. Plot ini banyak digunakan dalam skenario serial panjang. 7. Grafik Cerita Grafik cerita dalam skenario berhubungan dengan irama plot yang membangun konflik pada tiap adegan dalam cerita skenario. Ada beberapa bentuk grafik yang digunakan dalam skenario.

a. Grafik Aristoteles Garafik ini adalah grafik umum yang diciptakan dan sampai saat ini banyak digunakan oleh penulis skenario di Indonesia.

17

Klimaks penggawatan Eksposisi tamat

b. Grafik fraytags pyramid

Climax (Ricing Action) Complication (Falling Action) Reserval

Inciting Moment

Moment Of Last Suspense

Exposition

Denouement

c. Grafik Misbach Yusa Biran Perjalanan awal grafik ini sama dengan grafik Aristoteles. Nilai dramatiknya disusun meningkat terus. Namun klimaks baru dicapai pada saat mendekati ending cerita dan sedikit saja antiklimaks.

klimaks anti klimaks 18

d. Grafik Hudson

d c a b f keterangan a. Eksposisi/pengenalan b. Insiden permulaan/awal konflik c. Pertumbuha laku/penanjakan laku d. Krisis atau titik balik/klimaks krisis e. Penyelesaian/penurunan laku f. Keputusan e. Grafik Elizabeth Lutters (1) Grafik ini mengalami gebrakan di depan, lalu turun/reda beberapa saat namun selanjutnya diikuti oleh konflik yang naik, lalu datar sedikit, terus naik lagi dan datar sedikit seperti anak tangga hingga mencapai puncak konflik yaitu klimaks. Setelah itu ada katarsis atau penjernihan sedikit, kemudian tamat. e

19

klimaks konflik teaser katarsis

tamat

f. Grafik Elizabeth Lutters 2

klimaks konflik teaser

tamat

Grafik ini tetap dimulai dengan teaser atau gebrakan di depan lalu konflik turun sedikit, datar sebentar, kemudian naik terus dengan posisi agak terjal hingga klimaks. Grafik ini cocok untuk serial bersambung. 8. Setting

20

Setting cerita adalah lokasi tempat cerita ini angin ditempatkan. Setting dapat ditilik dari media/tempat dan budaya. Setting dalam arti media dapat dibedakan menjadi setting indoor (dalam ruangan) dan outdoor (luar ruangan). Sedangkan setting budaya adalah setting yang dikaitkan dengan budaya tertentu. Semua unsur yang terkait dengan unsur tersebut disesuaikan dengan daerah dan budaya yang diangkat. 9. Observasi Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu kasus atau objek. Untuk kebutuhan penulisan skenario semua unsur harus diperhatikan secara detail. Seorang penulis skenario harus mampu menyelami dan ikut merasakan apa yang dialami dan dirasakan tokoh. 10. Riset Riset adalah penelitian yang sifatnya mencari data tentang kebenaran suatu hal atau suatu kasus. Riset banyak digunakan untuk cerita non fiksi. 11. Sinopsis Sinopsis adalah ringkasan cerita yang memuat semua data dan informasi dalam skenario antara lain isi cerita, keinginan dan tujuan dari cerita, hambatan dan cara penanggulanganya, karakter tokoh, lokasi kejadian dan waktu kejadian serta inti pembicaraannya. 12. Profil Tokoh Profil tokoh disebut juga dengan karakter tokoh yang meliputi nama tokoh, usia tokoh, tipologi tokoh, status tokoh, agama tokoh, profesi dan

21

jabatan tokoh, ciri khusus tokoh, dan latar belakang tokoh. Tokoh merupakan pemain atau seseorang yang memiliki peranan membawakan cerita. Tokoh dalam skenario dijabarkan dalam beberapa hal: 1) Nama Tokoh Nama tokoh harus disesuaikan dengan kelas sosial, tempat tinggal, pendidikan dan sebagainya. 2) Usia tokoh Mencantumkan usia tokoh berguna untuk menentukan pemain, untuk adengan flashback dan untuk kebutuhan make up. 3) Tipologi Tokoh Mengetahui tipologi tokoh menjadi penting untuk menempatkan karakter tokoh dalam cerita. Tipologi merupakan istilah psikologis untuk membedakan manusia berdasarkan beberapa tipe. Tipologi tokoh ini dapat dibedakan menjadi tipe fisik dan tipe psikis. Tipe fisik merupakan penggolongan tipe manusia berdasarkan bentuk tubuh, teori E. Kretschmer membaginya menjadi 4 tipe yaitu: a) Tipe Piknis Tipe piknis dicirikan dengan tubuh pendek dan gemuk (berat badan melebihi berat normal). Tipe ini memiliki kegemaran makan dan tidur. Tipe ini sering mendampingi tokoh utama sebagai tokoh yang lucu dan konyol. b) Tipe Leptosom

22

Tipe ini adalah yang memiliki tubuh tinggi kurus (berat badan kurang dari normal). Wajahnya cenderung memelas sedih. Kegemaran tipe ini adalah membaca buku, suka menyendiri dan melamun. Tipe ini sering menjadi tokoh yang menderita dan sering disakiti. c) Tipe Atletis Tipe atletis mengarah pada bentuk tubuh yang tinggi dan kekar (perbandingan tinggi dan berat seimbang). Kegemaran dan hobi tipe ini adalah olahraga dan bekerja kasar. Tipe ini sering digunakan untuk peran-peran seperti super hero, satpam, polisi, preman dll. d) Displatis Tipe displatis memiliki bentuk tubuh yang khas atau tidak umum (menyimpang dari kontitusi normal atau spesifik). Tipe ini sering dipakai untuk jenis cerita komedi atau lawak. Sedangkan tipe psikis adalah penggolongan manusia berdasarkan temperamen atau bisa disamakan dengan istilah karakter. Dalam teori Immanuel Kant yang dipengaruhi oleh teori Hipocrates dan Galenus tipe psikis dibagi atas 4 tipe : a) Sanguinis Sifat-sifat dasar tipe ini adalah periang, ramah, suka tertawa dan gembira, mudah beralih haluan. Tipe ini memiliki tipe fisik sanguinis. b) Melankolis Sifat-sifat dasar tipe ini adalah pemurung, penuh angan-angan, muram, pesimistis, mudah kecewa, daya juang kurang, bila

23

mengerjakan sesuatu mesti dipikir dengan matang. Tipe melankolis memiliki tipe fisik leptosom. c) Koleris Sifat-sifat dasarnya adalah hidup keras, bersemangat, daya juang besar, optimistis, hatinya mudah terbakar atau terpengaruh, mudah marah, kasar. Tipe ini biasanya memiliki tipe fisik atletis. d) Flegmatis Memiliki sifat-sifat dasar tidak suka buru-buru, kalem, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia. Tipe flagmatis biasanya memiliki tipe fisik displatis. 4) Agama Tokoh Menegaskan masalah agama tokoh mendukung kebutuhan tata cara berdoa tokoh atau penataan setting rumah tokoh. 5) Profesi dan Jabatan tokoh Profesi dan Jabatan tokoh perlu dituliskan jika akan menjadi bagian yang diceritakan. 6) Ciri Khusus Tokoh Ciri khusus yang dimaksud bisa ciri fisik ataupun ciri kelakuan yang memiliki tujuan tertentu dan ada relevansinya dalam cerita.

7) Latar Belakang Tokoh

24

Latar belakang tokoh meliputi hal-hal yang berkaitan dengan masa lalu tokoh yang masih mempengaruhi sikap hidup tokoh seperti latar belakang keluarga, budaya, ekonomi, sosial dan pendidikan. 8) Karakter Tokoh Dalam pembuatan skenario karakter menentukan nilai cerita. Cerita yang baik dihasilkan dari konsep karakter yang kuat.14 Dalam penulisan skenario ada beberapa jenis karakter tokoh yaitu : a) Karakter Protagonist Tokoh protagonis merupakan tokoh sentral atau tokoh utama yang bertugas membawakan cerita, menemui konflik dan memecahkan masalah sehingga mendapatkan penyelesaian. Tokoh protagonis biasanya memiliki sifat-sifat yang positif. b) Karakter Antagonis Tokoh antagonis adalah lawan dari tokoh protagonis. Tokoh ini memiliki sifat-sifat negatif yang bertugas menciptakan masalah, memburu dan menghalangi tokoh protagonis untuk mencapai tujuannya. c) Karakter Skeptis Karakter ini bersifat skeptis terhadap segala usaha yang dilakukan oleh karakter protagonis.

d) Karakter Bermuka Dua14

Sony Set, 2008. Rahasia Menulis Skenario Profesional. Yogyakarta. Liliput. Hal 38

25

Karakter ini licik, selalu mencari hal yang paling menguntungkan bagi dirinya pribadi. e) Karakter Kontagonis Karakter Kontagonis selalu membantu karakter antagonis

menggagalkan setiap tujuan karakter protagonis. f) Karakter Sidekick Karakter ini selalu membantu karakter protagonis. Karakter ini selalu berada di samping karakter protagonis. g) Karakter Pengiring Karakter ini biasanya bertindak sebagai orang-orang yang menjadi pasangan karakter protagonis dan antagonis. Keberadaannya tidak menghambat tujuan karakter protagonis maupun antagonis. Peran karakter ini menjadi besar ketika peran protagonis dan antagonis saling memperebutkan dan saling ingin memiliki. 13. Treatment Treatment merupakan pengembangan cerita dari sebuah sinopsis yang berisi plot secara detail dan padat. Treatment juga sebagai kerangka skenario yang tugas utamanya adalah membuat sketsa dari penataan konstruksi dramatik. 14. Skenario Skenario adalah naskah cerita yang sudah lengkap dengan deskripsi dan dialog dan siap digarap dalam bentuk visual.

26

Dramatik atau Dramatisasi berarti rekayasa agar sesuatu menjadi lebih susah15. Unsur-unsur dramatik dibutuhkan untuk melahirkan gerak dramatik pada cerita atau pada pikiran penonton. Elizabeth Lutters menguraikan Unsur-unsur dramatik terdiri dari konflik, suspense, curosity dan surprise.16 a. Konflik adalah permasalahan yang diciptakan untuk menghasilkan

pertentangan dalam sebuah keadaan sehingga menimbulkan dramatik yang menarik. Konflik biasanya timbul jika seorang tokoh tidak berhasil mencapai apa yang diinginkannya. Konflik bisa bermacam-macam bentuknya, bisa meledak-ledak, bisa datar tapi tajam, bisa juga konflik dalam diri atau konflik bathin. b. Suspense adalah ketegangan menantikan sesuatu yang akan terjadi pada adegan berikutnya. Ketegangan penonton akan semakin terasa jika penonton tahu hambatan yang dihadapi tokoh cukup besar dan peluang untuk berhasil kecil. c. Curiosity adalah rasa ingin tahu atau rasa penasaran penonton terhadap sebuah adegan yang akan diciptakan. Hal ini bisa diciptakan dengan menampilkan sesuatu yang aneh dan mengulur informasi tentang sebuah masalah. d. Surprise adalah kejutan yang diberikan melalui adegan yang diluar dugaan penonton. Untuk menimbulkan efek ini kita harus membuat cerita yang tak mudah ditebak.

15

Misbach Yusa Biran, 2006. Teknik Menulis Skenario. Jakarta. Pustaka Jaya. Hal: 2

16

Elizabeth Lutters, 2006. Kunci Sukses Menulis Skenario,Grasindo, hal: 100

27

Dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses Menulis Skenario Profesional Sony Set menerangkan dua bentuk struktur penceritaan skenario yaitu struktur tiga babak dan struktur sembilan babak. a. Struktur tiga babak Struktur tiga babak merupakan struktur yang umum digunakan. Pada struktur tiga babak cerita dibagi dalam tiga bagian yaitu babak I, babak II dan babak III. Babak I adalah babak pembuka atau persiapan. Dalam babak I tokoh utama diperkenalkan dengan semenarik mungkin. Sehingga penonton terfokus pada film dan bersimpati pada tokoh utama. Kemudian memperlihatkan problema utama tokoh dan memperkenalkan tokoh antagonis sebagai penghalang tokoh utama. Dalam bukunya Menulis Skenario Film Cerita Misbach Yusa Biran mengatakan ada tiga buah tugas rekayasa yang dilakukan pada babak I yaitu: (a) Membuat penonton secepatnya memfokuskan perhatian kepada film (b) Membuat penonton bersimpati pada protagonis (c) Membuat penonton mengetahui apa problem utama protagonis17 Untuk menjerat perhatian penonton agar fokus pada film dapat dilakukan dengan adegan menegangkan di awal film, adengan action, atau adegan yang senyap namun mengundang rasa ingin tahu penonton. Terkadang penulis skenario meletakkan adegan yang ada ditengah cerita atau klimaks cerita di awal cerita untuk mengundang keingintahuan penonton sehingga menarik fokus penonton. Kemudian perkenalkan tokoh utama dengan cepat, supaya penonton bisa terlibat secara emosional ke dalam cerita. Tugas selanjutnya adalah memperkenalkan tokoh utama atau protagonis dan membuat penonton17

Misbach Yusa Biran, 2006. Teknik Menulis Skenario. Jakarta. Pustaka Jaya. Hal: 120

28

bersimpati kepada sang protagonis. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi informasi tentang kelebihan atau kekurangan protagonis. Karena penonton akan mengidentifikasikan dirinya dengan protagonis. Pada babak I ini inti problema utama harus sudah jelas, yang mendorong protagonis melakukan perjuangan yang panjang dan rumit dalam mengatasi problema. Kemudian kenalkan antagonis yang akan menghalangi dan mengganggu protagonis dalam menyelesaikan problemanya. Pada akhir babak I protagonis memutuskan untuk menyelesaikan problema utama, dan cerita memasuki babak II. Babak II adalah babak dimana cerita berjalan dengan sesungguhnya. Disinilah diperlihatkan bagaimana tokoh utama berjuang mencapai tujuannya dan menemukan titik puncak problema atau klimaks. Babak II berisi tentang (a) Point of attack, (b) Jalan cerita, (c) Protagonis terseok-seok dan (d) Klimaks: hidup atau mati.18 Titik dimana protagonis memutuskan untuk menyelesaikan problema utama itu disebut dengan Point of Attack. Kemudian cerita mulai berjalan tentang bagaimana protagonis berjuang melewati berbagai hambatan dan diiringi oleh kisah-kisah kecil yang di sebut sub-plot. Meskipun ada Sub-Plot dan pembelokan cerita, namun cerita tidak boleh terlepas dari benang merah yang menghubungkan antara problema utama, action protagonis dan goal. Setelah berhasil melewati berbagai rintangan, masih ada satu rintangan terhebat yang harus dilewati protagonis, jika protagonis tidak mampu melewatinya akan berakibat fatal bagi protagonis. Pada babak III adalah babak penyelesaian. Cerita berakhir dengan gembira atau sedih.

18

Misbach Yusa Biran, 2006. Teknik Menulis Skenario. Jakarta. Pustaka Jaya. Hal: 127

29

b. Struktur Sembilan babak Struktur penceritaan Sembilan babak adalah sebuah teori yang diciptakan oleh David Spiegel. Menurut David Spiegel teori ini adalah sebuah kesederhanaan cara pandang struktur cerita terhadap bengunan cerita scenario itu sendiri19. Konsep karakter yang digunakan dalam teori ini adalah karakter antihero, yaitu karakter utama yang tidak sempurna seperti halnya tokoh super hero. Tokoh antihero cenderung tidak bisa melawan terhadap apa yang dialaminya. Selain itu struktur 9 babak juga menggunakan pendekatan konsep 2 goal struktur, yaitu membuat cerita dengan 2 alternatif ending cerita. Konsep ini dibuat untuk mengelabui penonton terhadap jalannya cerita dan memberikan tujuan kedua yang harus diselesaikan oleh karkater protagonis. Selain mengedepankan tokoh antihero dan konsep 2 goal struktur, struktur 9 babak juga menerangkan bahwa banyak kemungkinan cerita menjadi lebih berisi dan menarik. Sehingga cerita lebih dramatik. Struktur 9 babak juga memiliki kejutan yang bisa ditampilkan yaitu perubahan karakter antagonis menjadi karakter protagonis karena karakter antagonis telah menyadari kesalahannya dan berupaya membantu karakter protagonis melawan musuh sebenarnya. Pembagian struktur Sembilan babak: Babak 1 :babak kejadian buruk menimpa orang lain di suatu tempat yang tidak memiliki hubungan dengan tokoh protagonist. Babak 2 : babak awal pengenalan tokoh utama yang belum terpengaruh oleh hal-hal buruk yang terjadi pada babak 1.19

Sony Set, 2008. Rahasia Menulis Skenario Profesional. Yogyakarta. Liliput. Hal: 122

30

Babak 3 : pada babak ini digambarkan masalah yang menimpa tokoh utama. Babak 4: tokoh utama bertemu dengan tokoh antagonis yang memperburuk keadaan. Babak 5 : tokoh utama berusaha keluar dari permasalahan Babak 6 : tokoh utama mengalami masalah yang lebih besar Babak 7: tokoh utama mendapatkan jalan keluar dari permasalahannya Babak 8 : adalah babak pembalasan dan perlawanan terhadap tokoh antagonis Babak 9 : adalah klimaks cerita. Untuk menuangkan ide kita menjadi bentuk skenario yang bisa dimengerti oleh tim produksi digunakan aturan-aturan tertentu dalam penyusunannya yang dikenal dengan nama format penulisan skenario. Ada banyak format skenario yang bisa digunakan, tergantung dari selera penulis. Namun pada dasarnya elemen-elemen yang terkandung didalam skenario tersebut adalah sama. Dalam buku Elizabeth Lutters Kunci Sukses Menulis Skenario di paparkan format penulisan skenario yaitu: format tulisan, dan elemen-elemen penulisan skenario.20 1. Format Tulisan Huruf standar yang digunakan untuk menulis skenario adalah Courier New ukuran 12 point.. Ukuran margin kanan, kiri, batas atas dan batas bawah adalah 1 inch. Ada beberapa jenis software yang digunakan untuk menulis skenario diantaranya Final Draft, Hollywood Screenwriter, dan Movie Magic Screenwriter. Namun standar pengetikan dengan menggunakan software Microsoft Word. Menurut Elizabeth Lutters format tulisan skenario yang biasa digunakan di Indonesia adalah Times New Roman dengan ukuran 12 pt.20

Elizabeth Lutters, 2006. Kunci Sukses Menulis Skenario,Grasindo, hal: 91

31

Dalam itu dalam Diktat Kuliah Penulisan Skenario Film I yang disusun oleh Raden Besar Armantono dituliskan format penulisan skenario sebagai berikut: a. Nomor scene dituliskan pada margin 1 inch dari tepi kiri kertas, sehingga nomor bisa cepat terbaca. Nomor scene menggunakan angka arab, dituliskan secara berurut mulai nomor 1, 2, 3, 4, 5, ... dan seterusnya. b. Judul Scene (a scene heading), dituliskan 1,5 inch dari tepi kiri dan 1 inch dari tepi kanan kertas. Tulisan EXT. yang mengindikasikan lokasi luar ruangan (eksterior) atau INT. untuk lokasi di dalam ruangan, diikuti dengan indikasi tempat dan waktu. Judul scene secara keseluruhan dituliskan dengan huruf kapital tanpa digaris bawahi dan dicetak tebal. c. Pada jarak 2 spasi di baawah judul scene adalah deskripsi visual. Deskripsi visual adalah rata kiri sejajar dengan EXT/INT pada margin 1,5 inch dari tepi kiri dan 1 inch dari tepi kanan kertas. Deskripsi visual dituliskan dalam spasi rapat (satu spasi), terkecuali apabila ganti alinea digunakan spasi ganda (dua spasi). d. Apabila dalam deskripsi visual terdapat suara, misalnya telpon berdering, bel pintu berbunyi atau musik, maka secara keseluruhan dituliskan dengan huruf kapital. e. Nama tokoh, apabila pertama kali muncul, ditulis dengan huruf kapital. Untuk selanjutnya nama tokoh ditulis seperti biasanya, yaitu huruf kecil setelah didahulukan dengan huruf besar. 32

f. Dialog ditulis pada jarak dua spasi dari deskripsi visual maupun antara dialog tokoh yang satu dengan tokoh lainnya. Dialog selalu dimulai dari nama tokoh yang mengucapkan dialog. Nama tokoh dituliskan dengan huruf kapital dalam margin 4 inch dari tepi kertas. g. Apabila ada dialog yang diucapkan, tetapi tokoh tidak terlihat pada layar, dituliskan (O.S) yang merupakan singkatan Off Screen atau (V.O) sebagai singkatan Voice Over. Ditulis di belakang nama tokoh yang mengucapkannya dan selalu dalam huruf besar dalam tanda kurung. h. Petunjuk pengucapan (Pharenthetical direction) memperlihatkan cara pengucapan dialog. Petunjuk pengucapan dituliskan diantara nama karakter dan isi dialog, secara keseluruhan selalu ditulis dengan huruf kecil dan dalam tanda kurung, pada margin 3.5 inch dari tepi kiri dan 2.5 inch dari tepi kanan kertas dalam satu spasi. i. Isi dialog dituliskan pada margin 3 inch dari tepi kiri dan 2 inch dari tepi kanan kertas. Selalu ditulis dengan rata kiri. Mulai dari nama tokoh yang mengucapkan, petunjuk pengucapan sampai isi dialog dituliskan dalam jarak dua spasi. j. Apabila dialog seorang tokoh terputus oleh deskripsi visual, lalu kembali pada dialog tersebut, maka untuk menandai bahwa dialog tersebut merupakan kelanjutannya, dituliskan continuing atau lanjutan, menggunakan huruf kecil dan dalam tanda kurung. Dituliskan 1 spasi di bawah nama tokoh, dalam margin 3,5 inch dari tepi kiri kertas, atau diperlakukan sama seperti cara 33

penulisan petunjuk pengucapan, juga dapat ditulis (cont.) di belakang nama tokoh yang mengucapkannya. k. Tidak menjadi keharusan bagi penulis skenario untuk menuliskan istilahistilah teknis l. Apabila sebuah scene telah selesai dituliskan dan berganti dengan scene berikutnya, antara akhir scene dengan awal scene heading berikutnya berjarak dua spasi. Penulisan CUT TO sama sekali tidak diperlukan, karena sudah tersirat pada setiap pergantian scene. Teknik pergantian scene baru dituliskan bila ada transisi yang dianggap khusus, misalnya menandai flashback, maka secara keseluruhan dituliskan di tepi kanan baris dalam huruf kapital pada margin 6 inch dari tepi kiri kertas, berjarak 2 spasi dari akhir scene sebelumnya dan 2 spasi dari judul scene berikutnya. m. Apabila skenario telah selesai, maka langsung dituliskan kata SELESAI di tengah-tengah baris.

34

BAB III KONSEP KARYA A. KONSEP ESTETIK a. Grafik Cerita Grafik cerita yang pengkarya gunakan dalam skenario ini adalah grafik Misbach Yusa Biran yaitu dengan Nilai dramatiknya disusun meningkat terus. Namun klimaks baru dicapai pada saat mendekati ending cerita dan sedikit saja antiklimaks.

klimaks anti klimaks

b. Unsur Dramatik Konflik dalam skenario ini adalah konflik antara Hamdan yang menerapkan sistem pendidikan Muhammad Sjafei namun di tentang oleh Pak Edi. Kemudian di iringi oleh konflik lain antara Hamdan dengan Pak Rian yang iri pada Hamdan karena Aisyah lebih memilih Hamdan. Diringi pula oleh konflik 35

Hamdan dengan Pak Khairul yang menuduh Hamdan menghasut anaknya. Ada juga konflik bathin dalam diri Hamdan pada saat putus asa untuk mempertahankan ideologinya. Kemudian ada juga pada saat ia memutuskan untuk berhenti sebagai pegawai. Penggunaan coriusity dalam skenario ini tidak terlalu banyak. Suspense digunakan pada saat Hamdan memutuskan untuk berhenti. Sedangkan surprise digunakan pada saat akhir film yang menggambarkan bahwa siswa lulus 100% tanpa menyontek.

B. KONSEP PROGRAM Judul dari skenario ini adalah Pesan Dari KM 53. Pemilihan judul ini bertujuan untuk menimbulkan keingintahuan penonton tentang isi dari film tersebut. Maksud dari pesan disini adalah sistem pendidikan Muhammad Sjafei dan KM 53 merupakan lokasi INS berada yaitu pada jalan Raya PadangBukittinggi KM 53. Skenario Pesan Dari KM 53 yang akan diproduksi ini adalah skenario film televisi dengan jenis drama. Format program dari skenario ini adalah drama televisi dengan sub format drama lepas dan menggunakan durasi 60 menit. Skenario yang diciptakan ini bisa diproduksi untuk ditayangkan di televisi lokal maupun televisi nasional karena tema pendidikan yang diusung skenario ini bisa diterima oleh berbagai kalangan, dan semua masyarakat dalam berbagai usia. Selain itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.

36

C. KONSEP PRODUKSI Dalam melakukan produksi skenario ini penulis melakukan beberapa tahapan, yaitu:

a. Menentukan Sasaran Serita. Sasaran cerita di sini berdasarkan tingkatan usia. Adapun sasaran cerita dari skenario ini adalah dewasa. b. Menentukan Jenis Cerita Jenis cerita dari skenario ini adalah drama yang direpresentasikan dari kehidupan nyata dan di kreasi ulang serta dilakukan penciptaan adegan yang direkayasa. c. Menentukan Tema Cerita Tema dari skenario Pesan dari KM 53 ini adalah seorang guru yang ingin menerapkan sistem pendidikan Muhammad Sjafei disekolah tempat ia mengajar. Pemilihan tema ini dilakukan karena penulis ingin menonjolkan sistem pendidikan yang sesuai dengan ide yang telah penulis jelaskan. d. Menentukan Premis Cerita Premis dari cerita ini adalah pendidikan itu memanusiakan manusia. e. Menentukan Ide cerita Ide dari skenario adalah sistem pendidikan Muhammad Sjafei. Ide ini berawal dari pengamatan penulis tentang kondisi pendidikan Indonesia yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Kemudian penulis

37

membadingkannya dengan sistem pendidikan Muhammad Sjafei yang masih terus dipertahankan hingga kini namun diabaikan.

f. Menentukan Alur/Plot Alur/Plot yang digunakan adalah plot lurus yaitu cerita terfokus pada tokoh utama. Dalam skenario ini konflik hanya sekitar tokoh utama yaitu cerita mengenai Hamdan yang berusaha menerapkan sistem pendidikan Muhammad Sjafei di sekolah tempat ia mengajar. Meskipun ada beberapa subplot yang penulis gunakan namun masih berhubungan dengan konflik utama. g. Menentukan Grafik Cerita Grafik cerita yang pengkarya gunakan dalam skenario ini adalah grafik Misbach Yusa Biran yaitu dengan Nilai dramatiknya disusun meningkat terus. Namun klimaks baru dicapai pada saat mendekati ending cerita dan sedikit saja antiklimaks.

klimaks anti klimaks

h. Latar/Setting

38

Skenario Ruang ini berlatar di kota Padang yang menunjukkan salah satu daerah yang berada di Indonesia dan menggambarkan peradaban yang telah maju. Selain itu juga menggunakan latar di Kampus INS Kayutanam. Dengan setting tahun 2010. i. Observasi Observasi yang penulis lakukan adalah tentang peran dan

tanggungjawab seorang guru dengan mengumpulkan cerita dan pengalaman dari beberapa guru. j. Riset Riset yang penulis lakukan adalah riset pustaka yaitu mengumpulkan data dan informasi tentang objek yang akan penulis angkat. Disini penulis membaca buku A.A. Navis. Filsafat dan Strategi Pendidikan M.Sjafei dan buku M Sjafei Dasar-Dasar Pendidikan. k. Tokoh 1. HAMDAN, merupakan Tokoh PROTAGONIS. Seorang pria berumur 27 Mempunyai tubuh yang atletis, dengan tipe psikis koleris, dan teguh pendirian namun baik hati. Berasal dari keluarga yang paspasan di sebuah desa yang jauh dari kota. Sejak kecil hanya tinggal dengan ibunya dan bekerja sebagai penjaja gorengan yang di buat ibunya. Kemudian di angkat anak dan disekolahkan oleh PAK YASRIZAL. HAMDAN ingin membuat ibunya dan orangtua angkatnya bangga. 2. IBU NUR, orangtua HAMDAN. Merupakan tokoh SIDEKICK yang memiliki tipe fisik leptosom dan tipe psikis flegmatis. Berusia 52 tahun, dan sakit-sakitan. 3. PAK YASRIZAL, tokoh SIDEKICK yang memiliki tipe fisik atletis dan tipe psikis koleris. Orangtua angkat HAMDAN.

39

4. PAK EDI, tokoh ANTAGONIS berumur 45 tahun dengan tipe fisik piknis dan tipe psikis sanguinis. Kepala sekolah yang suka korupsi dan curang dalam ujian karena ingin menaikkan nama sekolahnya. Menerapkan disiplin yang sangat keras. 5. PAK RIAN, tokoh KONTAGONIS berumur 33 tahun dengan tipe fisik atletis dan tipe psikis koleris. Merupakan kaki tangan PAK EDI dan sering menfitnah HAMDAN. Sudah lama suka pada AISYAH, namun tidak di tanggapi AISYAH. Benci pada HAMDAN karena AISYAH menyukai HAMDAN. 6. AISYAH, merupakan tokoh SIDEKICK. Gadis berjilbab berumur 23 tahun, berparas manis dan lembut. Alumni INS, dan memiliki pandangan yang sama dengan HAMDAN. DAUD, merupakan tokoh pengiring. Seorang siswa berumur 17 tahun dengan tubuh atletis dan tipe psikis koleris. Ingin sekolah di sekolah musik, tapi ayahnya melarang keras. 8. PAK KHAIRUL, merupakan tokoh KONTAGONIS dengan ciri fisik atletis dan ciri psikis koleris. Berumur 50 tahun, sangat keras terhadap anaknya DAUD.

7.

Langkah selanjutnya adalah sinopsis dan tretmant. Penulisan sinopsis dan treatment ini dilakukan pada saat proses produksi skenario.

D. KONSEP TEKNIK PRODUKSI Untuk teknik penulisan skenario Pesan dari KM 53 ini penulis menggunakan format penulisan dalam buku Diktat Kuliah Penulisan Skenario Film I yang disusun oleh Raden Besar Armantono. Untuk teknik penceritaan skenario Pesan dari KM 53 menggunakan struktur tiga babak. Pada babak pertama tokoh protagonis, tujuan dan problema utama diperkenalkan yaitu Hamdan ingin menerapkan sistem pendidikan Muhammad Sjafei di sekolah tempat ia mengajar setelah melihat banyak 40

permasalahan yang bertentangan dengan ideologi Muhamad Sjafei yang juga dianut Hamdan Tapi Pak Edi menentang hal tersebut dan meminta Hamdan untuk mengurungkan niatnya. Point of Attack nya, Hamdan memutuskan untuk meneruskan tujuannya. Pada babak kedua, Hamdan berusaha menghadapi pertentangan dan ancaman-ancaman dari Pak Edi. Namun Hamdan tetap menanamkan ideologinya pada siswa. Hamdan juga menemukan konflik dengan Pak Khairul yang menuduh Hamdan telah menghasut anaknya. konflik lainnya adalah dengan Pak Rian yang iri karena Aisyah lebih memilih Hamdan. Hamdan pernah patah semangat , tapi berkat pertolongan Aisyah akhirnya Hamdan bangkit lagi. Namun Pada ujian akhir semester, Hamdan tidak menyetujui adanya bocoran kunci jawaban oleh kepala sekolah. Pak Edi bersikeras untuk tetap memberikannya. Hamdan pun memutuskan untuk berhenti, inilah klimaksnya. Kemudian pada babak ketiga adalah penyelesaian. Ketika pengumuman lulus telah diumumkan, siswa Hamdan lulus 100%. Tapi mereka mengaku tidak menggunakan kunci jawaban yang diberikan Pak Edi. Mereka berusaha untuk jujur dalam ujian.

41

BAB IV PERWUJUDAN KARYA A. TAHAPAN DALAM PENULISAN SKENARIO 1. Menentukan sasaran cerita Sasaran cerita di sini berdasarkan tingkatan usia. Adapun sasaran cerita dari skenario ini adalah remaja atau pelajar SMA dan dewasa. Karena cerita yang diangkat adalah tentang pendidikan setingkat SMA . 2. Menentukan jenis cerita Jenis cerita dari skenario ini adalah drama yang direpresentasikan dari kehidupan nyata dan di kreasi ulang serta dilakukan penciptaan adegan yang direkayasa. Cerita ini juga tergolong ke dalam drama tragedi karena diakhiri dengan kesedihan yang digambarkan dengan kepergian Hamdan dari rumahnya dan berhenti dari sekolah tempat ia mengajar. Namun tidak sepenuhnya sedih sebab dibarengi dengan kelulusan siswa yang

42

menggambarkan keberhasilan Hamdan dalam mencapai tujuannya mendidik siswa. 3. Ide cerita Ide dari skenario adalah sistem pendidikan Muhammad Sjafei. Ide ini berawal dari pengamatan penulis tentang kondisi pendidikan Indonesia yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan. Kemudian penulis membadingkannya dengan sistem pendidikan Muhammad Sjafei yang masih terus dipertahankan hingga kini namun tidak banyak di ketahui masyarakat. 4. Menentukan tema cerita Tema dari skenario Pesan dari Kilometer 53 ini adalah pendidikan. Pemilihan tema ini dilakukan karena penulis ingin menonjolkan sistem pendidikan yang sesuai dengan ide yang telah penulis jelaskan. 5. Alur/ plot cerita Alur/Plot yang digunakan adalah plot lurus yaitu cerita terfokus pada tokoh utama. Dalam skenario ini konflik hanya sekitar tokoh utama yaitu cerita mengenai Hamdan yang berusaha menerapkan sistem pendidikan Muhammad Sjafei di sekolah tempat ia mengajar. Namun di dukung oleh beberapa subplot yang membuat cerita menjadi berkembang. Subplot yang dimaksud adalah: a. Kisah kenakalan Pak Edi bersama Pak Adam ketika bersekolah di INS. Kisah ini menjadi nantinya menjadi senjata bagi Hamdan

43

untuk membuat Pak Edi mengingat kembali tentang Muhammad Sjafei. b. Pertengkaran antara Robby dan Wanda yang sama-sama menyukai Febi namun Febi menolak mereka karena Febi menganggap mereka hanya teman. Dalam hal ini Hamdan berperan sebagai penengah dengan memberikan pelajaran sportivitas pada

siswanya, sehingga Robby kembali berteman dengan Wanda dan Febi.

6. Grafik cerita, setting Grafik cerita yang pengkarya gunakan dalam skenario ini adalah grafik Misbach Yusa Biran yaitu dengan Nilai dramatiknya disusun meningkat terus. Namun klimaks baru dicapai pada saat mendekati ending cerita dan sedikit saja antiklimaks.

klimaks anti klimaks

7. Riset 44

Riset yang penulis lakukan adalah riset pustaka yaitu mengumpulkan data dan informasi tentang objek yang akan penulis angkat. Disini penulis menggunakan buku A.A. Navis. Filsafat dan Strategi Pendidikan M.Sjafei dan buku M Sjafei Dasar-Dasar Pendidikan sebagai acuan untuk lebih memahami sistem dan metode pendidikan Muhammad Sjafei. 8. Tokoh 1. HAMDAN Merupakan Tokoh PROTAGONIS. Seorang pria berumur 27 Mempunyai tubuh yang atletis, dengan tipe psikis koleris, dan teguh pendirian namun baik hati. Berasal dari keluarga yang pas-pasan di sebuah desa yang jauh dari kota. Sejak kecil hanya tinggal dengan ibunya dan bekerja sebagai penjaja gorengan yang di buat ibunya. Kemudian di angkat anak dan disekolahkan oleh PAK YASRIZAL. HAMDAN ingin membuat ibunya dan orangtua angkatnya bangga. 2. IBU NUR Orangtua HAMDAN. Merupakan tokoh SIDEKICK yang memiliki tipe fisik leptosom dan tipe psikis flegmatis. Berusia 52 tahun, dan sakit-sakitan. 3. PAK YASRIZAL Tokoh SIDEKICK yang memiliki tipe fisik atletis dan tipe psikis koleris. Orangtua angkat HAMDAN. 4. PAK EDI 45

Tokoh ANTAGONIS berumur 45 tahun dengan tipe fisik piknis dan tipe psikis sanguinis. Kepala sekolah yang suka korupsi dan curang dalam ujian karena ingin menaikkan nama sekolahnya. Menerapkan disiplin yang sangat keras. 5. PAK RIAN Tokoh KONTAGONIS berumur 33 tahun dengan tipe fisik atletis dan tipe psikis koleris. Merupakan kaki tangan PAK EDI dan sering menfitnah HAMDAN. Sudah lama suka pada AISYAH, namun tidak di tanggapi AISYAH. Benci pada HAMDAN karena AISYAH menyukai HAMDAN.

6.

AISYAH Merupakan tokoh SIDEKICK. Gadis berjilbab berumur 23 tahun, berparas manis dan lembut. Alumni INS, dan memiliki pandangan yang sama dengan HAMDAN.

7.

DAUD Merupakan tokoh pengiring. Seorang siswa berumur 17 tahun dengan tubuh atletis dan tipe psikis koleris. Ingin sekolah di sekolah musik, tapi ayahnya melarang keras. 8. PAK KHAIRUL

46

Merupakan tokoh KONTAGONIS dengan ciri fisik atletis dan ciri psikis koleris. Berumur 50 tahun, sangat keras terhadap anaknya DAUD.

Dalam proses penciptaan skenario terjadi perubahan dan penambahan beberapa orang tokoh dari rancangan semula. Hal ini disesuaikan dengan cerita yang berkembang dari rancangan semula. Profil tokoh setelah perubahan dan penambahan adalah sebagai berikut:

1. HAMDAN Merupakan Tokoh PROTAGONIS. Mempunyai tubuh yang atletis, dengan tipe psikis koleris, dan keras hati. Seorang pria berumur 24 tahun lulusan sebuah Perguruan Tinggi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Alumni Institut Nasional Sjafei. Sangat ingin menjadi seorang pendidik yang bertanggung jawab. Dalam mendidik siswanya ia menggunakan sistem dan metode pendidikan Muhammad Sjafei. Berpenampilan rapi, ramah dan murah senyum. Lembut dalam menghadapi siswanya. 2. PAK EDI Tokoh ANTAGONIS berumur 45 tahun dengan tipe fisik piknis dan tipe psikis sanguinis. Alumni Institut Nasional Sjafei juga. Tapi hanya sampai kelas 2, kemudian ia pindah. Semasa Sekolah ia murid yang bandel. Setelah menjadi kepala sekolah ia sangat disiplin karena ia 47

ingin menjadi kepala sekolah terbaik yang bisa meluluskan siswanya 100%. 3. PAK BURHAN Ayah Hamdan merupakan tokoh Antagonis. Berusia 57 tahun. Pensiunan guru. Suka merokok menggunakan pipa.. Pak Burhan tidak setuju Hamdan menjadi guru karena gajinya kecil. Ia ingin Hamdan menjadi hakim atau pengacara. Pak Burhan tidak bisa memaafkan Hamdan yang ternyata tetap mendaftar di jurusan pendidikan. 4. PAK RIAN Tokoh KONTAGONIS berumur 33 tahun dengan tipe fisik atletis dan tipe psikis koleris. Suka ambil muka dan licik. Sering di bela Pak Edi. Pemarah. Tidak disukai siswa. Suka menghukum siswa dengan hukuman fisik. Selalu membawa rotan di sekolah.

5. PAK ADAM Tokoh side kick. Usia 45 tahun. Perawakan sedang, bersahabat. Penampilannya kurang rapi. Seorang pengrajin ukir. Guru ukir Hamdan ketika di INS. Alumni INS juga, teman Pak Edi. 6. ROBBY Tokoh ANTAGONIS berumur 18 tahun. Bandel. Sering terlambat kesekolah. Tapi sebenarnya Cerdas, kreatif dan berbakat dibidang musik. Bisa menjadi pemimpin teman-temannya. 48

7. PAK YASRIZAL Laki-laki berumur 60 tahun. Perawakan sedang. Ramah, Bijaksana, berbicara selalu tersenyum. Penyayang kepada siswanya. Kokoh memegang prinsip pendidikan Muhammad Sjafei.

TOKOH UTILITY 1. BUK NUR , ibu Hamdan 2. DAUD, siswa Hamdan 3. WANDA, siswa Hamdan 4. YOGI, siswa Hamdan 5. FEBI , siswa Hamda 6. SARI, siswa Hamdan 7. PAK SAIDI, guru Pak Adam 8. PAK RIADI, guru Pak Adam 9. PAK ASRIL, guru Pak Adam 10.BU ERNA, guru Pak Adam 11.BU SISKA, teman sesama guru Hamdan 12.SATPAM, satpam INS 13.DONI, teman Pak Adam 49

14.ASRUL, Senior Hamdan di INS 15.BENI, senior Hamdan di INS 16.FERI, teman Hamdan di INS 17.GANI, senior Hamdan di INS 18.ANDRI, senior Hamdan di INS

9.

Sinopsis

Dalam proses penciptaan skenario Pesan dari Kilometer 53 ini terjadi perubahan dan pengembangan cerita dari rancangan awal dengan ide cerita yang masih sama. Setelah di preview ulang dan didiskusikan dengan dosen pembimbing terdapat beberapa kekurangan dalam cerita. Yaitu kurang tajamnya konflik sehingga menyebabkan cerita terasa ringan. Selain itu juga kurangnya penulis menggambarkan sistem dan metode pendidikan Muhammad Sjafei. Sinopsis draft 1 Hamdan baru saja lulus PNS sebagai guru Bahasa dan Sastra. Hamdan berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang guru SD dan telah meninggal ketika Hamdan masih kelas satu SD. Ayah Hamdan ingin Hamdan menjadi guru seperti dirinya. Karena menurut beliau profesi guru adalah mulia. Gurulah penentu masa depan bangsa. Gurulah yang mendidik bangsa menjadi bangsa yang maju atau

50

bangsa yang tidak berkembang. Ibu Hamdan ingin Hamdan menjadi guru seperti ayahnya. Karena menurut ibu profesi guru sangat menjanjikan sebab ada pensiunan di hari tua nanti. Hamdan sebenarnya tak ingin menjadi guru, ia ingin menjadi musisi.Tapi ia juga ingin membahagiakan ibunya yang sudah sakit-sakitan. Hamdan di tempatkan di sebuah sekolah negeri. Kepala Sekolah yang bernama Pak Edi menerapkan disiplin dengan sistem bobot. Siswa yang telah mencapai bobot tertentu akan dikeluarkan dari sekolah. Dalam proses belajar mengajar Pak Edi lebih menfokuskan pada latihan soalsoal untuk Ujian Nasional. Pak Edi juga meniadakan Ekstrakurikuler karena menurutnya itu akan mengganggu siswa dalam belajar. Pak Rian, salah seorang guru muda menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Pak Rian keras terhadap siswa dan sering menghukum siswa dengan hukuman fisik. Awalnya Hamdan mengajar dengan tidak sepenuh hati. Ia sering datang terlambat dan mengajar dengan asal-asalan. Kemudian Hamdan berhadapan dengan sekelompok siswa yang bandel dan sering membuat masalah. Mereka adalah Daud, Roni dan Wanda yang selalu cabut, terlambat ataupun bolos sekolah serta Adam yang selalu tanpa sengaja terlibat ke dalam kasus mereka. Mereka sering mendapat hukuman dari Pak Rian. Mereka sebenarnya adalah siswa-siswa yang punya bakat dan terampil namun mereka mempunyai masalah keluarga dan masalah dalam diri yang membuat mereka menjadi bandel. Mereka sering mengisi acara kesenian di sekolah, namun prestasi dan bakat

51

mereka tidak Hamdan jadi teringat masa-masa ia bersekolah di SMA INS kayutanam dan kenakalan-kenakalannya. Ia juga ingat ketika ia menguping pembicaraan seorang guru dengan Direktur Pendidikan ketika sidang kasus Hamdan dan teman-temannya yang ketahuan cabut dan merokok oleh satpam. Guru mengadukan kenakalan Hamdan dan temantemannya dan menyarankan agar Hamdan dan teman-temannya dikeluarkan dari sekolah tersebut karena ia tak sanggup lagi menghadapi mereka. Namun Direktur Pendidikan malah memarahi guru tersebut, Direktur Pendidikan berkata bahwa tugas gurulah mendidik siswa yang bandel menjadi siswa yang baik bukan malah membuangnya. Akhirnya Hamdan sungguh-sungguh ingin menjadi guru dan bertekad ingin mengabdi dengan tulus. Ketika Pak Edi memutuskan untuk

mengeluarkan Daud dan teman-temannya dari sekolah tersebut Hamdan tidak setuju dengan keputusan Pak Edi. Lagi pula kenakalan mereka belum tergolong kedalam tindakan kriminal dan mereka mempunyai potensi yang sangat bagus. Pak Edi setuju untuk mencabut keputusannya asalkan Hamdan bisa membuat Daud dan teman-temannya menjadi siswa yang baik. Hamdan pun ditempatkan sebagai wali kelas di kelas Hamdan. Hamdan berkenalan dengan Aisyah guru baru di sekolah tersebut, dan ternyata adalah junior Hamdan ketika SMA. Hamdan dan Aisyah sering berdiskusi masalah pendidikan dan mereka mempunyai pandangan yang sama tentang pendidikan. Dalam mendidik siswanya Hamdan dan Aisyah menerapkan sistem pendidikan Muhammad Sjafei. Mereka

52

menciptakan suasana belajar yang akrab dan tidak selalu di dalam kelas. Hamdan tidak memaksa siswa untuk bisa dan menguasai dengan baik pelajarannya, tapi cukup dengan memahami. Dalam pelajaran mengarang Hamdan membiarkan siswa belajar dimana mereka suka. Ada yang di atas pohon, di bangku taman, di bawah pohon dan di tempat-tempat dimana mereka merasa senang. Untuk menghadapi siswa yang bandel, Hamdan dan Aisyah melakukan pendekatan psikologis. Mereka mengajak siswa tersebut untuk ngobrol dan curhat tentang masalah siswa tersebut. Dengan demikian terciptalah keakraban dan hubungan kekeluargaan sehingga proses belajar dan mengajar bisa berjalan dengan lancar. Namun Daud belum juga bisa berubah. Ia masih sering bolos dan cabut. Ia juga masih sering mengajak teman-temannya tapi mereka sudah tak mau lagi mengikuti ajakan Daud. Daud marah pada teman-temannya dan lebih banyak menyendiri. Daud marah pada Hamdan dan Aisyah dan menuduh mereka menghasut teman-temannya untuk tidak mau berteman dengannya. Daud semakin jarang kesekolah. Hingga suatu malam Hamdan menemukan Daud akan melompat dari sebuah jembatan. Daud frustasi karena teman-temannya menjauhinya dan orang tuanya akan bercerai. Kemudian Hamdan membawa Daud kerumahnya. Selama di rumah Hamdan Daud memahami dan menyadari kekeliruannya. Daud trenyuh melihat Hamdan merawat ibunya yang sedang sakit dengan ikhlas. Orangtua Daud mencari Daud ke sekolah. Pak Rian yang mengetahui Daud ada di rumah Hamdan memberitahukan pada orangtua

53

Daud. Orangtua Daud marah-marah pada Hamdan. Hamdan mencoba memberikan pengertian pada orangtua Daud, tapi Hamdan malah dituduh menculik Daud. Daud dibawa dengan paksa oleh orangtuanya. Disekolah Daud tampak lesu dan tidak semangat, ia lebih sering sendiri. Roni menemukan Daud sedang bermain gitar di gudang. Roni pun bermain bersama Daud. Daud terlihat senang dan kembali bersemangat. Sejak saat itu Daud, Roni dan beberapa orang temannya sering terlihat bermain musik di gudang. Hamdan yang kebetulan melewati gudang dan mendengar permainan Daud dan teman-temannya merasa tergugah dan ikut bergabung. Ketika mereka sedang asyik Pak Edi datang dan memarahi Hamdan yang dituduh membawa siswa tersebut. Hamdan dan Aisyah pun berjuang membujuk Pak Edi untuk kembali menghidupkan ekstrakurikuler karena penting untuk perkembangan siswa. Namun Pak Edi tetap tidak mengizinkan. Ketika salah seorang siswa Hamdan yang bernama Sari divonis menderita kanker otak dan harus dioperasi. Namun keluarga Sari tidak mempunyai biaya untuk melakukan operasi. Daud dan teman-temannya sepakat untuk membantu dengan

menyelenggarakan pameran dan pentas seni untuk penggalangan dana. Melihat aksi Daud dan teman-temannya Pak Edi dan orang tua mereka menjadi trenyuh dan terharu. Mereka bangga dengan anak-anak mereka. Kemudian Pak Edi membuka kembali ekstrakurikuler. Pada saat ujian akhir Pak Edi memberikan kunci jawaban pada siswa, karena melihat siswa kesulitan dalam ujian, namun mereka

54

menolak kunci jawaban yang diberikan Pak Edi. Mereka lebih memilih berusaha sendiri. Karena Hamdan telah mengajarkan mereka nilai kejujuran. Akhirnya siswa lulus 100 %.

Sinopsis draft 2 Hamdan (24) seorang pemuda alumni Institut Nasional Sjafei (INS) baru saja di terima menjadi guru disebuah sekolah menengah negeri. Selain itu ia juga membuat ukiran yang kemudian di jual pada Pak Adam, gurunya ketika di INS yang belakangan baru di etahui Hamdan bahwa Pak Adam adalah teman Pak Edi. Pak Edi (45) kepala sekolah yang ingin sekolahnya menjadi yang terbaik menerapkan sistem bobot. Bagi siswa yang bobot kesalahannya sudah mencapai batas

tertentu maka siswa tersebut akan di keluarkan. Sedangkan Hamdan menerapkan metode dan sistem pendidikan Muhammad Sjafei yang pernah ia pelajari waktu sekolah di INS. Dengan menciptakan suasana belajar yang akrab sehingga membuat siswa bisa bebas berkreatifitas. Namun Robby, Yogi dan Daud tidak menyukai kelas Hamdan. Mereka selalu cabut ketika belajar dengan Hamdan. Pak Riyan menghukum mereka dengan menjemur mereka di tiang bendera. Hamdan menegur Pak Riyan dan memberi masukan bahwa itu tidak baik untuk pendidikan. Pak Riyan merasa di gurui, ia mulai tak suka dengan Hamdan. Pak Riyan kemudian sering memata-matai kelas Hamdan dan mengadukan pada Kepala Sekolah karena sering terdengar ribut.

55

Setelah sebulan mengajar Hamdan mulai dihadapkan pada situasi konflik. Hamdan mencoba mengambil hati ayahnya Pak Burhan dengan membelikannya Pipa rokok. Tapi Pak Burhan tetap marah. Kemarahan ini berawal ketika Hamdan akan kuliah. Pak Burhan ingin Hamdan menjadi Hakim atau Pengacara. Tapi Hamdan lebih memilih menjadi guru. Robby akan dikeluarkan dari sekolah karena bobot kesalahannya sudah mencapai batas maksimal. Hamdan tidak setuju karena menurutnya hal tersebut tidak menggambarkan pendidik yang

bertanggung jawab. Pak Edi kemudian memilih Hamdan sebagai wali kelas Robby. Hamdan berhasil menarik hati Robby dan membuat Robby menjadi rajin. Siswa Hamdan jadi semakin semangat belajar dan berani mengekspresikan bakatnya. Pada saat akan ujian MID semester siswa Hamdan ingin mengikuti lomba Pentas Seni, tapi Pak Edi tidak mengizinkan. Hamdan berusaha memberi pengertian kepada Pak Edi tentang pentingnya pengembangan bakat bagi siswa. Hamdan

mengingatkan Pak Edi tentang pendidikan yang pernah ia jalani ketika di INS. Hamdan sengaja menceritakannya karena Hamdan tahu dari Pak Adam bahwa Pak Edi juga alumni INS, tapi hanya sampia kelas 2. Pak Adam menceritakan pada Hamdan tentang kisahnya ketika sekolah dulu. Mengetahui rahasianya di ketahui Hamdan, Pak Edi marah. Ia semakin melarang siswa untuk ikut lomba tersebut. Tapi siswa Hamdan nekat, ia kabur dari sekolah. Mereka hampir ketahuan oleh Pak Riyan. Hamdan

56

kaget mengetahui mereka kabur. Mereka beralasan hanya ingin tampil dan melatih mental mereka. orang tua siswa mendatangi rumah Pak Edi karena anak mereka tak pulang hingga malam. Pak Edi membawa orang tua siswa ke lokasi lomba, saat mereka sampai anak mereka sedang tampil di atas panggung. Mereka bangga namun tetap marah pada pihak sekolah karena lalai menjaga siswa. Pak Edi memarahi Hamdan. Pak Edi semakin marah karena nilai ulangan siswa anjlok. Hamdan semakin merasa bersalah. Ia gagal menunjukkan pada orang tuanya ia bisa menjadi guru yang baik. Hamdan di pojokkan dan dikucilkan. Hamdan kemudian pergi. Siswa menjadi sedih dan tidak semangat untuk belajar. Robby kembali sering terlambat ke sekolah. Hingga akhirnya Wanda membangkitkan semangat temantemannya. Mereka bertekad untuk menunjukkan bahwa Pak Hamdan adalah guru yang baik dan berhasil mendidik siswanya. Mereka kembali bersemangat belajar. Ketika Ujian Nasional berlangsung Pak Riyan memberikan bocoran soal pada Robby. Tapi Robby malah merobek kunci jawaban tersebut. Pak Edi melihat hal tersebut dan mulai menyadari kesalahanya. Pak Edi meminta maaf pada Pak Burhan dan Bu Nur dan mulai menerapkan metode pendidikan Muhammad Sjafei. Akhirnya siswa lulus 100%. Pak Edi bangga. Pak Burhan memaafkan Hamdan dengan menggunakan pipa pemberian Hamdan. 10. Treatment Treatment skenario Pesan dari Kilometer 53 57

1. EXT. JALAN RAYA. PAGI. H-1 ESTABLISH SHOT jalan raya. Aktifitas masyarakat di jalan raya. Kendaraan lalu lalang. Orang berjalan kaki. HAMDAN berpakaian guru berjalan diantara pejalan kaki lainnya. Hamdan melewati pedagang kaki lima penjual koran. ZOOM IN pada sebuah koran yang memberitakan tentang kecurangan dalam Ujian Nasional, pelajar terjerat narkoba, dan pergaulan bebas dikalangan pelajar. 2. EXT. HALAMAN SEKOLAH. PAGI. H-2 CAST: HAMDAN, PAK EDI Upacara bendera sedang berlangsung. PAK EDI memberikan wejangan tentang target kelulusan dan persiapan-persiapan yang harus dilakukan. Pak Edi juga memperkenalkan Hamdan sebagai guru baru. Seluruh siswa mendengarkan dengan seksama. INSERT: ROBBY, YOGI, WANDA dan DAUD melompati pagar dan mengendap-endap memasuki kelas melalui jendela kemudian mengendap-endap keluar kelas dan memasuki barisan. 3. EXT. LORONG SEKOLAH. PAGI. H-2 CAST: HAMDAN Hamdan berjalan sendirian mengapit beberapa buku pelajaran. Hamdan melewati beberapa ruang kelas.

4. INT. RUANG KELAS I. PAGI. H-2

58

CAST: BU SISKA, SISWA Bu Siska membacakan soal-soal sejarah di depan kelas. Siswa menjawab dengan menuliskan di buku mereka. beberapa orang terlihat menyontek jawaban teman di sampingnya. 5. INT. RUANG KELAS II. PAGI. H-2 CAST: PAK RIYAN, SISWA Pak Riyan berdiri di depan kelas menyuruh siswa mencatat. Siswa mengeluarkan bukunya. Pak Riyan duduk santai di bangkunya. 6. INT. RUANG KELAS. PAGI. H-2 CAST:HAMDAN, SARI, FEBI, WANDA, ROBBY, YOGI, DAUD, EXTRASS SISWA Suasana kelas sedang ribut. ROBBY duduk di atas meja dan membelakang ke papan tulis. Robby, Yogi dan Daud menggoda Febi yang sibuk berkaca dan berdandan. Wanda menulis sesuatu dan berdiskusi dengan Sari. Hamdan memasuki kelas dan membaca puisi Aku karya Chairil Anwar. WANDA, SARI dan DAUD menyambung puisi Hamdan. Robby terlihat tidak suka pada Hamdan. 7. INT. RUANG KELAS. PAGI. H-3 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD, FEBI Hamdan menulis di papan tulis. Robby keluar kelas. Diikuti Yogi, Daud yang dipaksa Robby. 8. INT. RUANG KELAS. PAGI. H-4 CAST: HAMDAN Hamdan duduk di depan kelas. Kursi Robby, Yogi dan Daud kosong.

59

9.

EXT. LORONG KELAS. PAGI. H-5 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD Hamdan berjalan di lorong sekolah untuk mengajar. Hamdan melihat Robby, Yogi dan Daud keluar dari kelas dan pergi ke belakang kelas. Hamdan memeriksanya ke sana tapi Hamdan tak menemukan mereka.

10. INT. RUANG KELAS. PAGI. H-6 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD Hamdan sedang menerangkan pelajaran. Robby, Yogi dan Daud memasuki kelas sambil tertawa, tapi ketika melihat Hamdan di dalam kelas mereka tak jadi masuk kelas. Hamdan mengejar mereka, tapi mereka telah menghilang di balik tembok sekolah. 11. INT. RUANG TAMU. MALAM. H-7 CAST: PAK BURHAN, HAMDAN, BU NUR Pak Burhan duduk di kursi tamu menonton TV sambil merokok tanpa pipa. Bu Nur duduk tak jauh dari Pak Burhan sambil membaca majalah. Bu Nur memakai kacamata yang salah satu tangkainya patah. Hamdan menyerahkan sebuah kacamata yang di bungkus dengan kotak kado kepada Bu Nur dan sebuah pipa rokok yang juga di masukkan ke dalam kotak kado kepada Pak Burhan. Bu Nur sangat senang, ia langsung memakainya. Pak Burhan tidak terlalu senang, ia memasukkan kembali pipa tersebut ke kotaknya dan menyulut rokoknya. 12. INT. BENGKEL UKIRAN. PAGI. H-8 Hamdan mengantarkan ukiran pada PAK ADAM.

60

13. EXT. HALAMAN SEKOLAH. SIANG. H-9 CAST: ROBBY, YOGI, WANDA, PAK RIYAN Hamdan berjalan di lorong sekolah. Hamdan melihat Robby, Yogi, Wanda dan Daud dihukum hormat bendera. Keringat mengalir di wajah mereka. Pak Riyan mengawasi mereka dari teras sekolah. Sesekali memain-mainkan rotan di tangannya. 14. INT. KANTOR. SIANG. H-9 CAST: HAMDAN, PAK RIYAN Hamdan bersiap-siap untuk pulang. Pak Riyan memasuki kantor, membawa sepotong rotan. Berjalan menuju mejanya dan berkemaskemas untuk pulang. Hamdan menegur Pak Riyan yang menghukum siswa dengan kekerasan. Pak Riyan mulai tidak menyukai Hamdan. 15. INT. KANTOR. SIANG. H-10 CAST: PAK EDI, HAMDAN, PAK RIYAN Pak Edi memimpin rapat Semua guru duduk mengitari sebuah meja panjang. Pak Edi duduk paling ujung. Pak Riyan mengusulkan untuk mengeluarkan Robby, Yogi dan Daud. Hamdan tidak setuju. Pak Edi menunjuk Hamdan sebagai wali kelas di kelas Robby. 16. EXT. LUAR PEKARANGAN SEKOLAH. PAGI. H-11 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD Hamdan memergoki Robby, Yogi dan Daud melompati pagar karena terlambat. Hamdan mamanggil mereka. awalnya mereka menolak. Hamdan berjalan beriringan dengan mereka melewati lorong sekolah. 61

Hamdan menasehati Robby, Yogi dan Daud dengan mengilustrasikan kehidupan alam yang terus bergerak. Robby mulai senang pada Hamdan.

17. EXT. HALAMAN SEKOLAH. PAGI. H-12 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD Robby, Yogi dan Daud datang paling awal ke sekolah. Hamdan heran namun senang melihat mereka. 18. INT. PERPUSTAKAAN. PAGI. H-13 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD, FEBI, SARI, WANDA Hamdan dan siswa memasuki perpustakaan. Perpustakaan terlihat tak terurus. Buku-buku tersusun rapi dan penuh debu. Sari meniup debu dibuku yang baru saja di ambilnya. Febi menutup hidungnya dengan saputangannya dan hati-hati mengambil buku. Wanda menemukan puisi Chairil Anwar, ia bersorak kegirangan. Beberapa orang siswa sudah menemukan buku yang mereka suka. Robby masih belum menemukan buku yang ia suka. Hamdan menyodorkan sebuah novel karya salah seorang penulis terkenal. 19. INT. KELAS. SIANG. H-14 CAST: HAMDAN, ROBBY, YOGI, DAUD Hamdan memasuki kelas. Kursi Robby, Daud, dan Yogi kosong. Hamdan meletakkan buku yang dibawanya di atas meja. Robby, Daud dan Yogi masuk sambil tertawa. Hamdan menoleh pada mereka, mereka langsung diam dan berjalan ke tempat duduk mereka masingmasing. Hamdan mengajak siswa untuk menulis cerpen, puisi dan lagu. 62

20. EXT. AREAL PERSAWAHAN. SIANG. H-15 CAST: HAMDAN, SISWA Hamdan dan siswa berjalan beriringan melewati pematang sawah. Mereka menari-nari dan bernyanyi-nyanyi dengan ceria. Kemudian mereka berhenti di bawah sebatang pohon. Mereka terlihat asyik dengan kegiatan mereka. Wanda menulis puisi. Febi dan 3 orang siswa lainnya menari. Yogi memotret mereka, Daud juga melukis mereka. Febi kagum melihat hasil foto dan lukisan Daud. Sari menulis cerpen. Robby menulis lagu, sesekali terlihat ia memetik gitarnya. 21. INT. RUANG KELAS. PAGI. H-16 CAST: HAMDAN, WANDA, FEBI Wanda berdiri di depan kelas. Memegang sebuah bukunya dengan gugup. Teman-temanya menyoraki Wanda untuk menyemangati Wanda. Hamdan berdiri di belakang kelas menyaksikan Wanda. Wanda membacakan sebuah puisi untuk Febi. Semua siswa bertepuk tangan. Wanda tersenyum puas dan berlari ketempat duduknya. Febi tersipu malu. Robby cemburu, ia maju ke depan kelas membawa gitarnya. Robby menyanyikan lagu ciptaannya untuk Febi juga. Febi semakin tersipu. Hamdan hanya tersenyum saja menyaksikan mereka. Siswa bertepuk tangan dan bersorak. INSERT: Pak Riyan lewat di depan kelas Hamdan. Ia mendengar suara ribut dari kelas Hamdan. Ia mengintip dari jendela dan melihat Robby sedang memainkan gitar. Ia berjalan tergesa-gesa menuju kantor. Pak

63

Riyan melihat Pak Edi berjalan menuju kantor. Pak Riyan memanggil Pak Edi dan mengadukan Hamdan pada Pak Edi. 22. INT. KANTOR. SIANG. H-16 CAST: HAMDAN, PAK RIYAN Hamdan sedang memeriksa tugas siswa di bangkunya. Ia tak melihat Pak Riyan keluar dari ruangan Pak Edi. Dengan bangga dan senyum kemenangan Pak Riyan berjalan ke tempat Hamdan. Hamdan di tegur Pak Edi. 23. EXT. JALAN RAYA. SIANG. H-17 CAST: ROBBY, YOGI, WANDA, FEBI Robby dan Yogi berpisah di sebuah persimpangan jalan. Yogi terus berjalan. Kemudian Yogi melihat Wanda berjalan bergandengan tangan dengan Febi. Yogi menelpon Robby. 24. INT. DAPUR HAMDAN. SORE. H-18 CAST: HAMDAN, BU NUR, PAK BURHAN Bu Nur sedang memotong sayur. Hamdan mendekati Bu Nur dan memain-mainkan sayur yang masih belum di potong Bu Nur. Hamdan meminjam uang Bu Nur. Pak Burhan menyindir Hamdan. FLASHBACK 25. INT. RUANG TAMU RUMAH HAMDAN. MALAM. H-19

CAST: PAK BURHAN, BU NUR, HAMDAN Pak Burhan duduk sambil menghisap rokok menggunakan pipa yang sudah pecah. Bu Nur sedang merenda, seringkali Bu Nur memperbaiki letak kacamatanya yang satu tangkainya sudah patah. Hamdan keluar 64

dari kamarnya dan duduk di samping Bu Nur sambil menyerahkan sebuah surat kabar pada Pak Burhan. Pak Burhan marah karena Hamdan lulus di Universitas Negeri Padang jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak di sukai Pak Burhan. 26. EXT. DEPAN BENGKEL UKIR ADAM. SIANG. H-20 CAST: HAMDAN, PAK ADAM, PAK EDI Hamdan berjalan sendirian. Dari jauh Ia melihat Pak Adam dan Pak Edi mengobrol dan tertawa-tawa di depan warung Pak Adam. Kemudian Pak Edi pergi dan berpapasan dengan Hamdan. Pak Adam masih berdiri di depan warungnya, ia melihat Hamdan dan melambaikan tangannya untuk menyuruh Hamdan lebih cepat. 27. INT. BENGKEL UKIR ADAM. SIANG. H-20 CAST: HAMDAN, PAK ADAM Hamdan dan Pak Adam duduk di sebuah bangku. Pak Adam memeriksa kotak perhiasan yang baru saja di bawa Hamdan. Pak Adam bercerita tentang masa SMAnya bersama Pak Edi kepada Hamdan. FLASHBACK 28. INT. KAMAR ASRAMA. SUBUH. H-21 CAST: PAK EDI SMA, PAK ADAM SMA, RONI, PAK SAIDI Pak Edi, Pak Adam dan Roni tidak pergi ke Mesjid untuk shalat Subuh. Mereka bersembunyi di dalam lemari. Pak Saidi, pembina asrama tidak mengetahui kalau mereka bersembunyi. 29. EXT. LAPANGAN APEL INS KAYUTANAM. PAGI. H-21 65

Siswa-siswi berbaris rapi berjalan menuju sekolah. Diiringi beberapa orang guru. Seragam mereka hitam putih. Terlihat lambang sekolah INS di baju mereka. 30. EXT. RUANG MAKAN. PAGI. H-21 CAST: EDI, ADAM, RONI, PAK SAIDI Edi, Adam dan Roni berjalan mengendap-endap memasuki ruang makan dari pintu belakang sambil merapikan seragam mereka. belum sempat mereka mengambil nasi, Pak Saidi terlihat berjalan ke arah Ruang makan. Edi, Adam dan Roni berlari ke luar. 31. EXT. BELAKANG KELAS. PAGI. H-21 CAST: EDI, ADAM, RONI Edi, Adam dan Roni mengendap-endap di belakang kelas. Menguping dari balik dinding kelas. Hamdan tak mendengar suara guru. Roni mengintip meja piket yang kosong. Kemudian mereka berlari memasuki kelas. 32. EXT. JALAN DEPAN ASRAMA. MALAM. H-22 CAST: EDI, ADAM DAN RONI, SATPAM Edi, Adam dan Roni berjalan sambil bercanda dan tertawa-tawa. Mereka berpapasan dengan Satpam Sekolah. Satpam menyuruh mereka masuk ke asrama karena mereka melanggar waktu. Mereka beralasan ingin meminjam buku pada siswa putri padahal mereka cabut melompati pagar sekolah. 33. INT. SEBUAH WARUNG. MALAM. H-22 CAST: EDI, ADAM DAN RONI, SATPAM 66

Pak Edi, Pak Adam dan Roni ketahuan cabut dan merokok di warung di luar pekarangan sekolah oleh satpam. 34. INT. RUANG AKHLAK MULIA. MALAM. H-23 CAST: PAK YASRIZAL, PAK SAIDI, BU LINA, PAK ASRIL, PAK RIADI, SATPAM, HAMDAN PAK YASRIZAL, BU LINA, PAK ASRIL, PAK RIADI, PAK SAIDI dan seorang SATPAM melakukan sidang kasus Pak Edi,Pak Adam dan Roni. Beberapa orang guru ingin mengeluarkan mereka. Tapi Pak Yasrizal tidak setuju karena tugas guru adalah mendidik siswa.

35. EXT. KEBUN INS. SIANG. H-24 CAST: EDI, ADAM, RONI, PAK YASRIZAL Pak Edi, Pak Adam, dan Roni berdiri lemas memegang cangkul dan parang menatap hamparan lahan yang penuh semak belukar di hadapannya. Pak Yasrizal berdiri di antara Pak Edi dan Pak Adam tersenyum menatap lahan tersebut. Pak Yasrizal memberikan nasehat pada mereka. 36. EXT. RUANG KELAS. PAGI. H-25 CAST: ROBBY, YOGI, DAUD, WANDA, FEBI Kelas masih lengang. Di sudut belakang kelas Yogi dan Daud memegangi Wanda. Robby memegang kerah baju Wanda. Wanda ketakutan. Robby mengancam Wanda untuk menjauhi Febi. Febi masuk kelas,,,ia kaget melihatnya. Febi menjelaskan bahwa ia tak ada apa-apa dengan Wanda. Febi menolak Robby dan Wanda. Robby marah dan tidak bisa menerima. 67

37. EXT. LAPANGAN BASKET. PAGI. H-26 CAST: HAMDAN, PAK RIYAN, PAK EDI Hamdan mengajarkan sportivitas dan ikhlas menerima kekalahan dengan sebuah permainan. Pak Riyan dan Pak Edi melihat Hamdan dan siswa yang sedang bermain-main 38. EXT. LORONG SEKOLAH. SIANG. H-27 CAST: ROBBY, WANDA Wanda membawa buku pelajaran dari perpustakaan. Ia kesusahan karena buku yang dibawanya cukup banyak. Robby berjalan di lorong sendirian. Tiba-tiba buku yang dibawa Wanda jatuh berserakan. Robby melihatnya, langsung menolong Wanda. Wanda merasa heran dan agak ketakutan. Tapi Robby tersenyum padanya. Mereka pun berjalan beriringan ke kelas. Robby membantu membawa buku tersebut. Robby minta maaf pada Wanda atas sikapnya. 39. INT. KANTOR GURU. SIANG. H-28 CAST: PAK EDI, HAMDAN, PAK RIYAN Semua guru duduk di tempatnya masing-masing. Pak Edi berdiri memberikan sedikit peringatan tentang ujian MID semester yang semakin dekat. Pak Edi menegaskan agar lebih serius dalam mengajar. 40. EXT. LORONG SEKOLAH. PAGI. H-29 CAST: HAMDAN, ROBBY, WANDA Hamdan berjalan di lorong kelas. Robby dan Wanda menghampiri Hamdan. Hamdan berhenti. Wanda menyodorkan sebuah brosur lomba pentas seni kepada Hamdan. Robby dan Wanda ingin ikut

68

lomba pentas seni. Tapi Hamdan menolak karena jadwal ujian sudah semakin dekat. Robby dan Wanda terus mendesak Hamdan. 41. INT. RUANG KEPALA SEKOLAH. SIANG. H-29 CAST: HAMDAN, PAK EDI Hamdan duduk berhadap-hadapan dengan kepala sekolah. Hamdan meminta izin untuk membawa siswa ikut lomba pentas seni. Tapi Pak Edi tidak memberi izin. Hamdan dan Pak Edi berdebat tentang pendidikan. FLASHBACK

42.INT. AULA. PAGI. H-30 CAST: HAMDAN, PAK YASRIZAL Hamdan menatap lukisan Muhammad Sjafei dan lambang INS yang tertempel di dinding. Di bawahnya dituliskan filosofi Jangan minta buah mangga pada pohon rambutan, tapi jadikanlah setiap pohon berbuah manis. Semua siswa duduk dengan rapi dan tenang. Siswa baru duduk di deretan depan. Guru-guru duduk menghadap siswa. Pak Yasrizal memberikan kata sambutan untuk siswa baru. 43.EXT. MAKAM M.SJAFEI. PAGI. H-30 CAST: HAMDAN, ARI, RONI, PAK YASRIZAL Hamdan dan teman-temannya didampingi beberapa orang senior, beberapa orang guru berziarah ke makam Angku Muhammad Sjafei dan Andung Khadidjah. Beberapa orang siswa menabur bunga di makam. Kemudian berdoa. 69

44. INT. RUANG KELAS. PAGI. H-31 CAST: HAMDAN, BU ERNA Hamdan belajar matematika. Di papan tulis tertulis soal-soal yang akan di jawab. Siswa sibuk menulis. Bu Erna mengawasi siswa. Seorang siswa menyontek jawaban Hamdan. Bu Erna melihatnya. Bu Erna mendatangi siswa tersebut. Siswa tampak ketakutan. Bu Erna tersenyum dan membantu siswa tersebut. Hamdan memperhatikanya. 45. INT. RUANG MAKAN. MALAM. H-31 CAST: HAMDAN, ASRUL Siswa makan malam. Ketua OSIS mengumumkan untuk persiapan acara Kita dan Kita. Hamdan bertemu dengan Asrul

46.EXT. PINGGIR KOLAM INS. SORE. H-32 CAST: HAMDAN, FERI Hamdan duduk sendirian membaca buku di sebuah bangku taman di pinggir kolam. Tak jauh dari tempat dia duduk sekelompok siswa asyik bernyanyi bersama diiringi gitar. Hamdan tertarik pada permainan gitarnya. Tiba-tiba Feri datang dan mengajak Hamdan bermain basket. 47.INT. KAMAR. MALAM. H-32 CAST: HAMDAN, FERI Hamdan duduk di ranjangnya yang terletak di tingkat dua sambil menulis. Feri masuk dan langsung naik ke ranjangnya. Mereka membicarakan tentang minat dan sanggar yang akan mereka pilih.

70

48.EXT. DEPAN RUANG MUSIK. SIANG. H-33 CAST: HAMDAN, ASRUL Hamdan berjalan sendiri melewati ruangan musik. Asrul dan 4 orang temannya sedang latihan Band. Hamdan tertarik dan mengintip dari jendela. Asrul melihat Hamdan. Hamdan takut, kemudian pergi. 49.INT. KAMAR ASRAMA. SIANG. H-34 CAST: HAMDAN, FERI, ANDRI, GANI Hamdan memasuki kamar bersama Feri. Mereka pulang sekolah. Feri tidur. Hamdan belajar gitar bersama Andri dan Gani. 50.INT. BENGKEL UKIR. PAGI. H-34 CAST: HAMDAN, PAK ADAM Hamdan memperlihatkan hasil ukirannya yang semrawut pada Pak Adam. Pak Adam membandingkannya dengan sebuah ukiran yang halus dan bagus. Hamdan menilai karyanya sendiri. 51.EXT. ASRAMA. SORE. H-35 CAST: HAMDAN, FERI Hamdan sedang mengangkat pakaiannya dari jemuran. Feri datang dan berdiri memperhatikan Hamdan mengangkat jemuran. Feri mengajak Hamdan main bola. Hamdan menolak karena ia ingin latihan gitar. 52.INT. MESJID. MALAM. H-36 CAST: HAMDAN, FERI, PAK YASRIZAL, PAK SAIDI Shalat maghrib berjamaah baru saja selesai. Pak Yasrizal sebagai imam memimpin zikir dan doa. Feri mendekati Hamdan yang sedang

71

khusyuk berzikir. Pak Saidi menoleh ke arah Feri. Feri mencerikan pada Hamdan kalau dia di ajak ikut bermain teater bersama senior. 53.EXT. HALAMAN ASRAMA. PAGI. H-37 CAST: HAMDAN, ASRUL, BENI Suasana pagi di asrama. Beberapa orang siswa menyapu halaman asrama, mencabuti rumput dan mengumpulkan sampah. Asrul dan seorang temannya BENI menyapu lantai. Hamdan dan seorang siswa lagi mengepel. Mereka bekerja berdekatan. Hamdan mendengar pembicaraan Asrul dan Beni yang sedang mencari gitaris. Hamdan mengusulkan dirinya. 54.INT. MESJID. MALAM. H-38 CAST: HAMDAN, FERI Siswa sedang melaksanakan tadarus alQuran. Mereka duduk melingkar berkelompok. Hamdan mendekati Feri dan duduk di sampingnya. Hamdan menceritakan kalau dia diajak Asrul ikut bermain dalam grupnya.

55.INT. AULA. MALAM. H-39 CAST: HAMDAN, ASRUL, BENI, FERI Pembawa acara membuka acara Kita dan Kita. Penonton sudah memenuhi aula. Dekorasi panggung terlihat sederhana dan kreatif. Tari daerah sebagai acara pembuka. Dilanjutkan dengan teater. Feri tampil dengan sukses. Kemudian puisi. Hamdan duduk di samping Asrul, ia gugup dan tidak percaya diri. Hamdan akhirnya tampil dengan sukses. 56. INT. RUANG KELAS. SIANG. H-40 72

CAST: ROBBY, YOGI, DAUD, SARI, FEBI, PAK RIYAN, PAK EDI Robby dan teman-temannya bersiap-siap untuk cabut dari sekolah. Daud, Yogi dan Wanda keluar kelas. Siswa bergantian keluar kelas. Melompati pagar belakang sekolah. Siswa peremapuan di bantu siswa laki-laki melompati pagar. Di balik pagar, sebuah mobil telah menunggu. Mereka hampir ketahuan