peraturan desa tumbang bulan
DESCRIPTION
Masyarakat Tumbang Bulan menyusun sejumlah Peraturan Desa (Perdes) yang berhubungan dengan konservasi hutan. - Perdes No 140/04/PemD- TB/III/2014 mengatur pemanfaatan dan pengelolaan potensi Sumber Daya Alam.- Perdes lain No. 140/03/ PemD - TB/III/2014, tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.TRANSCRIPT
-
PERATURAN DESA TUMBANG BULAN
NO : 140/04/PemD- TB/III/2014
TENTANG
PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM
BESERTA ASET DAN KEKAYAAN DESA OLEH PEMERINTAH DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA TUMBANG BULAN
Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksaan ketentuan undang-undang no 32 tahun 2004 tentang peraturan daerah dan undang-undang no 10
tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan desa
dalam bidang pemanfaatan potensi alam dan pengelolaan aset desa serta kekayaannya dalam rangka mensejahtrakan masyarakat. Perlunya peraturan tentang pemanfaatan dan
pengelolaan potensi sumber daya alam beserta aset dan kekayaan oleh pemerintah desa bagi kesejahtraan masyarakat sesuai dengan hasil musyawarah dewan perwakilan Desa dan
pemerintah desa.
Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419 );
2. Udang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3699 ); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten
Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4180 );
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air (
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377 );
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua di atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );
-
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang - Undangan ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234 );
9. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
10. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 tentang Desa;
11. Undang- undang nomor 06 tahun 2014 tentang Desa;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4230);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 );
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4578 );
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 );
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738 );
17. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Katingan ( Lembaran Daerah Kabupaten Katingan
Tahun 2008 Nomor 3 );
Dengan Persetujuan Bersama
Badan Permusyawaratan Desa
dan
Kepala Desa
Memutuskan
Menetapkan : Pemanfaatan Dan Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam Beserta Aset Desa Dan Kekayaanya Oleh Pemerintah Desa Beserta Masyarakat Desa Tumbang Bulan
-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Desa adalah Desa Tumbang Bulan.
2. Pemerintahan Desa kegiatan Pemerintahan yang di laksanakan oleh
Pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
3. Pemerintahan desa adalah Kepala Desa beserta aparatur desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintah desa. 4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya di singkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintah desa. 5. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang di buat oleh
kepala desa bersama BPD. 6. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan perundang-undangan yang di
tetapkan oleh kepala desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan peraturan desa dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi. 7. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang di tetapkan oleh kepala
desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan peraturan desa maupun peraturan kepala desa.
8. Kepala Desa Adalah kepala desa sekaligus kepala pemerintahan desa Tumbang Bulan.
9. Masyarakat adalah Masyarakat yang tinggal,terdaftar serta mempunyai
identitas di desa Tumbang Bulan.
10. Sumber daya alam yang selanjutnya di sebut SDA adalah seluruh potensi
alam baik bumi,air, dan udara yang terkandung di dalamnya yang berada di desa Tumbang Bulan.
11. Pariwisata, adalah pengunjung yang melakukan kegiatan penelitian flora dan fauna.
12. Aset desa dan kekayaannya adalah seluruh komponen hasil pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan sumber data alat maupun hasil dari
penyelenggaran pemerintah desa, seperti ; Pasar desa, kantor Desa, Sungai Bulan termasuk anak sungai, Sungai Bakumin, Sungai Papu, Sungai Kumpai baringin, Sungai Tilap, Sungai Sambas, Sungai Goal
Hantu, Sungai Damar Putih ,Sungai Lunuk, Sungai kenceng Sungai Peang, Gunung Bulan, Irigasi Perkebunan, Irigasi Pertanian, Rotan alam
, kanal kanal yang tidak jelas kepemilikannya, Tanah Kas Desa ( wilayah administrasi Desa ).
-
BAB II
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN ASET DESA
Bagian Pertama
Potensi Sumber Daya Alam
Pasal 2
Potensi sumber daya alam yang ada, dapat di manfaatkan untuk kesejahtraan masyarakat adalah;
1. Perikanan;
2. Perkebunan dan hasil hutan (Jelutung, Damar,Gaharu Ramin,Anggrek Hutan, Purun, madu , rotan non budidaya );
3. Pariwisata ( kawasan Sungai Bulan, Gunung Bulan, pohon Ulin, bukit Babi, Bukit ali ali , flora dan fauna);
4. Pertambangan
Pasal 3
Seluruh Potensi dan aset Desa di kelola dan dimanfaatkan untuk dan oleh
masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB III
PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pemanfaatan Perikanan
Pasal 4
1. Proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset desa
dan kekayaanya di lakukan demi kesejahteraan masyarakat.
2. Proses sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di lakukan oleh pemerintah desa pada lokasi yang telah di tentukan dengan mempertimbangkan kepentingan umum, tata ruang, keindahan,
kebersihan, ketertiban dan keamanan.
3. Pemanfaatan perikanan dengan mengunakan alat alat tradisional dan tidak di perbolehkan mengunakan Alat alat yang bertentangan dengan Hukum yang berlaku.
4. Pemanfaatan hasil perikananan yang ada di wilayah administrasi Desa
Tumbang Bulan oleh masyarakat dari luar Desa harus seizin
pemerintah Desa secara Tertulis.
Bagian Kedua
Perkebunan
Pasal 5
1. Proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset desa dan kekayaanya di lakukan demi kesejahteraan masyarakat.
-
2. Pemanfaatan pada BAB II pasal 2 ayat (2) diatas dikelola oleh masyarakat desa Tumbang Bulan Sendiri.
3. Pemanfaatan pada BAB II pasal 2 ayat (2) diatas yang ada di wilayah
administrasi Desa Tumbang Bulan oleh masyarakat dari luar Desa harus seizin pemerintah Desa secara Tertulis.( Berdasarkan musyawarah Desa ).
Bagian Ketiga
Pariwisata
Pasal 6
1. Bagi pengunjung wilayah pariwisata yang ada di desa Tumbang Bulan
dikenakan biaya retribusi desa sebesar Rp 10.000,-/perorang.
2. Bagi pengunjung di wajibkan mengunakan alat transportasi dari
masyarakat Desa tumbang bulan dengan biaya Rp 250.000/ hari ( diluar BBM )
Bagian Keempat
Pertambangan
Pasal 7
1. Proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset desa dan kekayaanya di lakukan demi kesejahteraan masyarakat.
2. Pemanfaatan sektor pertambangan di kelola oleh masyarakat desa dan masyarakat dari luar Desa harus seizin pemerintah Desa secara Tertulis. (Berdasarkan musyawarah Desa).
3. Bagi pemegang izin pertambangan wajib memperhatikan lingkungan (
menanam kembali ).
4. Bagi pemegang izin pertambangan wajib menggunakan tenaga Kerja
masyarakat desa Tumbang Bulan . 5. Hak kelola wilayah masyarakat desa Tumbang Bulan akan diatur
melalui Keputusan Kepala Desa beserta Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ).
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 8
1. Pembinaan dan pengawasan dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA
beserta aset desa dan kekayaannya di lakukan oleh kepala desa atau pejabat yang di tunjuk.
2. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana di
maksud pada ayat (1) dapat melibatkan lembaga- lembaga dan
organisasi yang di bentuk oleh pemerintah desa berdasarkan Keputusan Kepala Desa.
-
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 9
Pengawasan dilakukan oleh pemerintah desa Beserta BPD dan masyarakat desa Secara Bersama - sama
BAB V
HAK, LARANGAN DAN SANGSI
Bagian Pertama
Hak Pengelola
Pasal 10
Pemerintah Desa berhak :
1. Mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
2. Melakukan pengelolaan terhadap aset Desa berkerjasama dengan koperasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Mendapat pembagian hasil untuk PAD desa sebesar 10 % dan badan pengelola 20 % serta 70 % untuk pihak pengembang / investor.
Bagian Kedua
Sangsi
Pasal 11
1. Apa bila pada BAB III pasal 4-6 melakukan pelanggaran akan mendapatkan Denda sebesar Rp. 5.000.000 ( Lima Juta Rupiah ).
2. Alat alat yang digunakan akan disita sebagai barang bukti.
3. Pada BAB III pasal 7 Melakukan pelanggaran dikenakan denda sebesar Rp 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah).
4. Dan apa bila pelanggaran pada BAB III pasal 7 dilakukan berulang kali, Desa berhak mencabut izin operasi.
5. Apa bila pada pasal 11 ayat (1 ) dan (3) tidak dapat dipenuhi, maka akan di proses sesuai Hukum yang Berlaku.
BAB VI
KETENTUAN DAN MANFAAT
Pasal 12
Semua keuntungan dan manfaat yang di peroleh dari pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset Desa dan kekayaanya di gunakan
untuk kemajuan Desa dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan Musyawarah dan mufakat.
-
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
Pelaksanaan peraturan Desa ini akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Kepala Desa.
Pasal 14
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal di undangkan, Agar setiap
orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Desa ini dengan penempatan dalam lembaran Desa Tumbang Bulan.
Disahkan di Desa Tumbang Tumbang Bulan
Pada tanggal, Maret 2014
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
RUSMIN
KEPALA DESA TUMBANG BULAN
H.M YUSRAN H A
Diundangkan Di Desa Tumbang Bulan
Pada tanggal Maret 2014
SEKRETARIS DESA
RUSLAN......
LEMBARAN DESA TUMBANG BULAN KECAMATAN MENDAWAI KABUPATEN
KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN tENGAH
TAHUN 2014 NOMOR 140/02/TB-PemD/III/2014
-
KEPALA DESA TUMBANG BULAN
RANCANGAN
PERATURAN DESA TUMBANG BULAN
NOMOR : 140/03/ PemD - TB/III/2014
TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU
LAHAN DESA TUMBANG BULAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA TUMBANG BULAN
Menimbang : a. Bahwa Desa Tumbang Bulan memilik areal lahan kering
sangat luas, termasuk semak belukar atau kawasan padang atau kawasan seha dan kanal kanal yang potensial menimbulkan kebakaran pada musim kemarau.
b. Bahwa sebagian masyarakat Desa Tumbang Bulan masih
melakukan kegiatan penyiapan lahan dengan cara tebang tebas bakar.
c. Barwa sebagian besar masyarakat Desa Tumbang Bulan rata rata masyarakat bermatapencaharian nelayan, pola pembakaran di areal daerah tangkapan ikan.
d. Bahwa semakin meningkatnya aktivitas masyarakat luar
Desa Tumbang Bulan yang menfaatkan hasil alam tanpa seijin Desa.
e. Bahwa sejauh ini belum tersedianya Peraturan Desa yang Mengatur tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Hutan dan atau Lahan.
f. Dengan mempertimbangkan isi poin a sampai d, maka
dipandang perlu Menetapkan Peraturan Desa Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan atau Lahan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan.
2. Undang-undang Nomor18 Tahun 2013 tentang
pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan.
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
-
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.
6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang
Konservasi Sumber daya Alam dan Ekosistemnya. 7. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Dampak Lingkungan hidup.
8. Undang- undang nomor 06 tahun 2014 tentang Desa.
9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
10. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Tata Urut Perundangan di Indonesia.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan Atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan Lahan.
12. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan
atau Lahan.
Dengan persetujuan bersama
KEPALA DESA
DAN
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TUMBANG BULAN TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN HUTAN DAN ATAU
LAHAN DESA TUMBANG BULAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
-
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Desa adalah Desa Tumbang Bulan Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah;
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa Tumbang Bulan beserta perangkat lainnya;
3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah;
4. Badan Permusyawaratan Desa atau selanjutnya disebut dengan BPD adalah BPD Desa Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai Kabupaten
Katingan Propinsi Kalimantan Tengah;
5. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa bersama dengan BPD Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah;
6. Regu Pegendali Kebakaran (RPK) adalah suatu Organisasi Pemadam Kebakaran ditingkat Desa yang beranggotakan masyarakat dari Desa
Tumbang Bulan yang di bentuk oleh Kepala Desa Tumbang Bulan mempunyai tugas mencegah dan menanggulangi Kebakaran Hutan dan
atau Lahan dan Pemukiman;
7. Peralatan Pemadam Kebakaran adalah semua alat perlengkapan atau
peralatan yang digunakan dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan;
8. Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran adalah suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan
masyarakat serta Regu Pengendali Kebakaran khususnya yang ada di Desa Tumbang Bulan;
9. Kalender Musim adalah suatu bagan yang berisi informasi tentang kegiatan dan keadaan yang berakaiatan dengan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi berulang - ulang dalam kurun waktu tertentu dalam
kehidupan masyarakat;
10. Peta rawan kebakaran adalah gambaran kawasan yang di nilai memiliki
pontensi untuk terbakar dan dibakar berdasar fakktor dan variabel berdasarkan kajian Ilmiah;
11. Peta Sketsa rawan Kebakaran adalah sebuah gambar sketsa yang berisi informasi umum tentang potensi desa, daerah rawan kebakaran, akses
jalan dan sumberdaya yang bisa digunakan untuk kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan;
12. Hutan adalah suatu kesatuam ekosistem berupa hamparan berisi sumber daya alam hayati yang di dominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan;
-
13. Hutan Hak dalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah yang dibuktikan dengan surat kepemilikkan tanah;
14. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah yang Berwenang;
15. Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan yang peruntukannya
untuk usaha atau kegiatan berladang atau perkebunan;
16. Lahan Kelompok adalah suatu lahan yang dikelola oleh kelompok Tani
untuk kegiatan pertanian dan Perkebunan;
17. Penghijauan adalah suatu kegiatan penanaman tanaman pepohonan
keras (Kayu-kayuan dan buah-buahan) dihutan dan lahan milik masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
sekaligus untuk perbaikan kualitas lingkungan setempat;
18. Penyuluhan Pencegahan Kebakaran melewati penyuluhan yang ditujukan
kepada para petani atau kelompok masyarakat lainnya, agar meningkatkan pengetahuan dan kesadarannya untuk berperan serta dalam kegiatan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan
Lahan;
19. Sekat Bakar adalah suatu jalur yang memiliki lebar tertentu yang dibersihkan dari bahan bakar dan dibuat untuk mencegah menjalarnya api yang tidak diinginkan;
20. Ladang adalah sehamparan lahan yang dikelola oleh masyarakat untuk penananam Padi dan Palawija yang berlangsung 1 3 tahun kemudian ditinggalkan setelah ditanami Karet dan buah - buahan;
21. Lahan Kebun adalah sehamparan lahan yang dikelola oleh masyarakat untuk penanaman jenis tanaman tahunan atau Palawija dan sayuran secara intensif;
22. Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan atau lahan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan yang
menimbulkan kerugian ekonomis dan nilai lingkungan;
23. Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan adalah upaya dalam mencegah, memadamkan, mengendalikan, mengevaluasi akibat kebakaran hutan dan mempersiapkan tindakan rehabilitasi areal
bekas kebakaran hutan;
24. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan atau
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
peyangga kehidupan tetap terjaga;
25. Pembakaran yang terencana adalah pembakaran lahan yang disengaja
direncanakan untuk tujuan tertentu dan atau pembakaran hutan / lahan yang sengaja dilakukan;
-
26. Pembakaran tidak terencana adalah pembakaran lahan atau hutan yang tidak disengaja dilakukan akibat kelalaian masyarakat seperti
membuang puntung rokok di ruas jalan sekitar hutan dan lahan atau tempat lain, bekas memasak di hutan dan lain lain;
27. Biomas adalah bagian batang, dahan, ranting dan daun tanaman / pohon hasil tebas tebang baik dalam keadaan kering maupun segar yang
tertumpuk dalam suatu areal.
BAB II
PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Bagian Pertama
Pembakaran Hutan dan Lahan
Pasal 2
Setiap orang baik sengaja maupun tidak sengaja dilarang membakar hutan,
lahan, Pinggiran Sungai, danau atau melakukan tindakan yang dapat
menimbulkan kebakaran hutan .
Pasal 3
Setiap orang yang membuka lahan berupa Lahan Pertanian, Perkebunan,
Ladang, Padang, Seha, Pinggiran Sungai, danau dan atau sebutan lainnya
baik milik perorangan, lembaga, maupun lahan milik Negara di wilayah
Hukum Desa Tumbang Bulan dilarang melakukan pembakaran tanpa seizin
Kepala Desa dan Prosedur yang Berlaku di Desa Tumbang Bulan.
Pasal 4
Setiap orang tidak dibenarkan membiarkan lahan berupa lahan pertanian,
Kebun Karet, Kebun Rotan, Padang Seha, Ladang dan sebuatan lain baik
miliknya maupun milik orang lain terbakar tanpa melakukan penanggulangan
sehingga kebakaran menjadi menyebar dan meluas ke areal lain.
-
Bagian Kedua
Pencegahan
Pasal 5
1. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban mencegah terjadinya
kerusakan lingkungan,pengrusakan DAM dengan pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan Hutan.
2. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban mencegah terjadinya kebakaran di luar areal lahan yang dibakar secara terencana.
3. Setiap orang dan atau penanggung jawab, wajib memiliki sarana prasarana yang memadai dan mengontrol untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di luar lokasi usahanya, lahan yang digarap,
kebun atau sawah atau ladang dan atau sebutan lainnya.
4. Setiap orang atau Badan Hukum wajib melaporkan secara tertulis dengan pejabat yang berwenang sebelum melakukan pembakaran hutan dan atau lahan miliknya dan mematuhi ketentuan yang berlaku di Desa Tumbang
Bulan.
5. Setiap orang wajib memberitahukan sebelum melakukan Pembakaran
Hutan dan atau Lahan dengan pemilik lahan yang berbatas.
BAB III
PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Bagian Pertama
Pembukaan Dan Penyiapam Lahan Oleh Masyarakat
Pasal 6
1. Semua orang dilarang melakukan pembakaran tanpa prosedur-prosedur yang berlaku dan bisa menimbulkan kerugian pihak lain.
2. Sebelum dilakukan pembakaran areal lahan harus diberi batas atau sekat bakar keliling dengan lebar minimal 3 m dan bersih dari biomas yang
berpeluang sebagai media menjalarkan api keluar areal.
-
3. Sebelum melakukan pembakaran agar disediakan alat pemadam api yang memadai seperti air, penyemprot, pemukul api, dari pepohonan kecil atau
ranting yang berdaun dan lain - lain.
4. Tidak memulai pembakaran disamping dari sisi arah angin juga
diharuskan dari sisi yang berlawanan dengan arah mata angin dan disekililing areal agar api cepat mengumpul kebagian tengah areal
pembakaran sehingga tidak membesar di pinggiran areal.
5. Pada saat Atmosfer sedang ditutupi oleh kabut asap tebal masyarakat
tidak diperkenankan membakar lahan / ladang atau sampah dalam jumlah tertentu yang berpeluang untuk meningkatkan kepekatan asap
yang membahayakan keselamatan dan kesehatan umat manusia .
Pasal 7
1. Pembakaran areal ladang, Persawahan dan sebutan lainnya untuk tujuan penanaman Padi dan Palawija dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
melihat kalender musim dan memperhatikan jadwal tanam dan kebutuhan air berdasarkan curah hujan.
2. Pembakaran Areal lahan kebun Rotan, Kebun Karet ( bukan Padi atau palawija ) dapat dilakukan di luar periode musim kemarau.
Bagian Kedua
Mekanisme Perizinan
Pasal 8
1. Pembakaran Lahan harus mendapat izin tertulis ;
2. Pembakaran izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan luas lahan yang akan dibakar yaitu;
a. Lahan dengan luas maksimal 0,25 ha oleh ketua Rukun Tetangga atau selanjutnya disingkat RT;
b. Lahan dengan luas 1 s/d 2 ha oleh Kepala Desa.
Pasal 9
Adapun ketentuan pemberian surat perizinan pembakaran yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang yang diatur oleh peraturan desa ini maksimal 5 (
Lima ) surat perizinan pembakaran dalam waktu bersamaan dalam satu hari.
Pasal 10
-
Tata cara dan syarat syarat untuk mendapat izin sebagaimana dimaksud
pada pasal 8 dan pasal 9 Peraturan Desa ini diatur melalui Keputusan Kepala
Desa Tumbang Bulan.
BAB IV
PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
Bagian Pertama
Penanggulangan
Pasal 11
1. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban menanggulangi hutan dan
lahan miliknya apabila terjadi kebakaran atau terbakar di luar waktu pelaksanaan pembakaran yang telah ditetapkan pada pasal 7 BAB III Peraturan Desa ini .
2. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban menanggulangi kebakaran
hutan dan lahan yang bersumber dari lahan miliknya dan segera berkoordinasi dengan pemilik lahan dimaksud dan Pemerintah Desa Tumbang Bulan ;
3. Regu Pengendali Kebakaran Desa yang dibentuk oleh Kepala Desa Tumbang Bulan bersama menangulangi kebakaran hutan dan atau lahan
baik yang disengaja dan yang tidak disengaja oleh pihak manapun juga dan dibantu oleh masyarakat Desa Tumbang Bulan .
Pasal 12
Setiap orang atau Badan Hukum sebagaimana dimaksud Pasal 11
Peraturan Desa ini bertanggung jawab dan bertindak dini atas terjadinya
kebakaran lahan dilokasi usaha atau lahan yang digarap .dan kebakaran
hutan akibat meluas dari kebakaran lahan miliknya sebelum melakukan
koordinasi dan mendapat pertolongan dari warga masyarakat lainnya .
Bagian Kedua
Pemulihan
Pasal 13
-
Setiap orang atau Badan Hukum yang melakukan pembakaran biomas yang
mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan diluar lokasi
usahanya atau lahan yang digarap wajib melakukan pemulihan seperti
penanaman kembali hutan atau pun tanaman yang bermanfaat.
BAB V
KEWENANGAN
Bagian Pertama
Kewenangan Kepala Desa
Pasal 14
1. Dalam rangka menanggulangi dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan maka Kepala Desa Tumbang Bulan berwenang untuk;
a. Membentuk Regu Pengendali Kebakaran Desa atau selanjutnya disebut dengan RPK Desa;
b. Membuat peringatan dini pada musim tertentu sehubungan dengan
bahaya kebakaran;
c. Membuat Kalender Musim dan Peta Rawan Kebakaran Desa Tumbang
Bulan ;
d. Mengeluarkan surat izin Pembakaran lahan sesuai dengan ketentuan
sebagai mana yang dimaksud Bab III pasal 8 ayat 2 hurup ( b ) Peraturan Desa ini ;
e. Berkoordinasi dengan Pihak Luar atau pejabat yang berwenang ;
f. Pembinaan dan Mengevaluasi .
2. Tujuan dan Kegiatan RPK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) hurup ( a
) Pasal ini adalah dalam rangka penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Desa Tumbang Bulan;
3. Aturan main sebagai mana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan Ayat ( 2 ) pasal ini adalah akan diatur melalui Keputusan Kapala Desa Tumbang Bulan;
4. Akibat dari pembentukan RPK sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini dibebankan pada anggaran Desa sesuai dengan Kemampuan Desa
-
Bagian Kedua
Ketua Rukun Tetangga
Pasal 15
1. Melakukan koordinasi dan sosialisaasi dengan warga masyarakat lingkungannya dalam upaya pencegahan dan penanggulanmgan kebakaran
hutan dan atau lahan ;
2. Mengeluarkan izin pembakaran lahan sebagaimana dimaksud BAB III
pasal 8 ayat (2) huruf ( a ) Peraturan Desa ini ;
3. Membuat laporan untuk Kepala Desa Tumbang Bulan apabila ada
Permasalahan atau sengketa sehubungan dengan Peraturan Desa ini.
Bagian Ketiga
Regu Pengendali Kebakaran
Pasal 16
1. Regu Pengedali Kebakaran atau selanjutnya disebut dengan ( RPK ) adalah
organisasi yang menangani pencegahan dan pengendalian kebakaran di wilayah Desa Tumbang Bulan.
2. RPK adalah organisasi yang merupakan perangkat resmi desa.
3. Dalam pelaksana tugas dan fungsi serta kewenangannya, RPK bertanggung jawab kepada Pemerintah Desa;
a. Dalam Rangka Efektivitas pelaksana fungsi dan kewenangannya anggota RPK adalah Perwakilan dari masing-masing RT Desa Tumbang Bulan.
b. Fungsi dari RPK adalah mengkoordinir kegiatan pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Desa Tumbang
Bulan.
c. Adapun Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis Kerja RPK Desa Tumbang Bulan akan di atur oleh RPK itu sendiri dan dibantu oleh Pemerintahan Desa Tumbang Bulan .
BAB VI
GANTI RUGI DAN SANKSI ADMINISTRASI
-
SERTA PENYELESAIAN MASALAH
Pasal 17
1. Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Desa ini yang menimbulkan
kerusakan lingkungan dan kerugian bagi orang lain mewajibkan kepada penangungjawab perbuatan itu untuk membayar ganti rugi sesuai dengan
tingkat kerusakan atau akibat yang ditimbulkan ;
2. Tata cara dan penetapan besarnya ganti rugi sebagaimana di maksud pada
ayat ( 1 ) pasal ini, dilakukan secara musyawarah dan mupakat atau kekeluargaan sesuai dengan Adat / kebiasaan yang berlaku di Desa Tumbang Bulan ;
3. Pembayaran sejumlah ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
pasal ini dapat di ganti dengan tindakan langsung maupun perbuatan dengan melaksanakan sanksi sosial misalnya berupa kewajiban menanam kembali sejumlah pohon tertentu berdasarkan hasil keputusan
musyawarah bersama;
Pasal 18
1. Penyelesaian tuntutan ganti rugi dapat dilakukan melalui musyawarah mufakat melalui jalan damai sesuai dengan adat istiadat Desa Tumbang
Bulan dan melalui jalur Hukum sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Apabila jalan damai tidak dapat dicapai sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) pasal ini, maka akan diselesaikan Melalui Forum Musyawarah Adat
bekerjasama dengan Pemerintahan Desa atas dasar pelimpahan dari Kepala Desa Tumbang Bulan.
BAB VII
SUMBER DANA
Pasal 19
1. Sumber Dana untuk Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dibebankan dari Anggaran Dana Desa sesuai dengan kemampuan Desa Tumbang Bulan.
2. Sumber Dana lain yang diusahakan dari Pihak Ke III dilakukan dengan
Persetujuan Kepala Desa.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
-
Pasal 20
1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur kemudian melalui Keputusan Kepala Desa.
2. Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak Tanggal di Undangkan
Disahkan di Desa Tumbang Tumbang Bulan
Pada tanggal, Maret 2014
KEPALA DESA TUMBANG BULAN
H.M YUSRAN HA
Diundangkan Di Desa Tumbang Bulan
Pada tanggal Maret 2014
SEKRETARIS DESA
RUSLAN
LEMBARAN DESA TUMBANG BULAN KECAMATAN MENDAWAI KABUPATEN
KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN tENGAH
TAHUN 2014 NOMOR 140/03/ PemD - TB /III/2014
LEMBARAN DESA TUMBANG BULAN KECAMATAN MENDAWAI KABUPATEN
KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN tENGAH
-
TAHUN 2014 NOMOR ............................................................