peraturan desa tumbang bulan

Upload: muammar-fikrie

Post on 09-Mar-2016

356 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Masyarakat Tumbang Bulan menyusun sejumlah Peraturan Desa (Perdes) yang berhubungan dengan konservasi hutan. - Perdes No 140/04/PemD- TB/III/2014 mengatur pemanfaatan dan pengelolaan potensi Sumber Daya Alam.- Perdes lain No. 140/03/ PemD - TB/III/2014, tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

TRANSCRIPT

  • PERATURAN DESA TUMBANG BULAN

    NO : 140/04/PemD- TB/III/2014

    TENTANG

    PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM

    BESERTA ASET DAN KEKAYAAN DESA OLEH PEMERINTAH DESA

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    KEPALA DESA TUMBANG BULAN

    Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksaan ketentuan undang-undang no 32 tahun 2004 tentang peraturan daerah dan undang-undang no 10

    tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan. Bahwa untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan desa

    dalam bidang pemanfaatan potensi alam dan pengelolaan aset desa serta kekayaannya dalam rangka mensejahtrakan masyarakat. Perlunya peraturan tentang pemanfaatan dan

    pengelolaan potensi sumber daya alam beserta aset dan kekayaan oleh pemerintah desa bagi kesejahtraan masyarakat sesuai dengan hasil musyawarah dewan perwakilan Desa dan

    pemerintah desa.

    Mengingat: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419 );

    2. Udang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan

    Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3699 ); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan

    Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten

    Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 4180 );

    4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air (

    Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377 );

    5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua di atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

    ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 );

  • 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009

    tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.

    8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang - Undangan ( Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234 );

    9. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;

    10. Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 tentang Desa;

    11. Undang- undang nomor 06 tahun 2014 tentang Desa;

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha

    Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4230);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

    ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,

    Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 );

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4578 );

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ( Lembaran

    Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 );

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738 );

    17. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Katingan ( Lembaran Daerah Kabupaten Katingan

    Tahun 2008 Nomor 3 );

    Dengan Persetujuan Bersama

    Badan Permusyawaratan Desa

    dan

    Kepala Desa

    Memutuskan

    Menetapkan : Pemanfaatan Dan Pengelolaan Potensi Sumber Daya Alam Beserta Aset Desa Dan Kekayaanya Oleh Pemerintah Desa Beserta Masyarakat Desa Tumbang Bulan

  • BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    1. Desa adalah Desa Tumbang Bulan.

    2. Pemerintahan Desa kegiatan Pemerintahan yang di laksanakan oleh

    Pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa.

    3. Pemerintahan desa adalah Kepala Desa beserta aparatur desa sebagai

    unsur penyelenggara pemerintah desa. 4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,

    selanjutnya di singkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur

    penyelenggara pemerintah desa. 5. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang di buat oleh

    kepala desa bersama BPD. 6. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan perundang-undangan yang di

    tetapkan oleh kepala desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan peraturan desa dan peraturan perundang-undangan yang

    lebih tinggi. 7. Keputusan Kepala Desa adalah keputusan yang di tetapkan oleh kepala

    desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan peraturan desa maupun peraturan kepala desa.

    8. Kepala Desa Adalah kepala desa sekaligus kepala pemerintahan desa Tumbang Bulan.

    9. Masyarakat adalah Masyarakat yang tinggal,terdaftar serta mempunyai

    identitas di desa Tumbang Bulan.

    10. Sumber daya alam yang selanjutnya di sebut SDA adalah seluruh potensi

    alam baik bumi,air, dan udara yang terkandung di dalamnya yang berada di desa Tumbang Bulan.

    11. Pariwisata, adalah pengunjung yang melakukan kegiatan penelitian flora dan fauna.

    12. Aset desa dan kekayaannya adalah seluruh komponen hasil pemanfaatan dan pengelolaan kekayaan sumber data alat maupun hasil dari

    penyelenggaran pemerintah desa, seperti ; Pasar desa, kantor Desa, Sungai Bulan termasuk anak sungai, Sungai Bakumin, Sungai Papu, Sungai Kumpai baringin, Sungai Tilap, Sungai Sambas, Sungai Goal

    Hantu, Sungai Damar Putih ,Sungai Lunuk, Sungai kenceng Sungai Peang, Gunung Bulan, Irigasi Perkebunan, Irigasi Pertanian, Rotan alam

    , kanal kanal yang tidak jelas kepemilikannya, Tanah Kas Desa ( wilayah administrasi Desa ).

  • BAB II

    POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN ASET DESA

    Bagian Pertama

    Potensi Sumber Daya Alam

    Pasal 2

    Potensi sumber daya alam yang ada, dapat di manfaatkan untuk kesejahtraan masyarakat adalah;

    1. Perikanan;

    2. Perkebunan dan hasil hutan (Jelutung, Damar,Gaharu Ramin,Anggrek Hutan, Purun, madu , rotan non budidaya );

    3. Pariwisata ( kawasan Sungai Bulan, Gunung Bulan, pohon Ulin, bukit Babi, Bukit ali ali , flora dan fauna);

    4. Pertambangan

    Pasal 3

    Seluruh Potensi dan aset Desa di kelola dan dimanfaatkan untuk dan oleh

    masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    BAB III

    PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN

    Bagian Pertama

    Pemanfaatan Perikanan

    Pasal 4

    1. Proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset desa

    dan kekayaanya di lakukan demi kesejahteraan masyarakat.

    2. Proses sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di lakukan oleh pemerintah desa pada lokasi yang telah di tentukan dengan mempertimbangkan kepentingan umum, tata ruang, keindahan,

    kebersihan, ketertiban dan keamanan.

    3. Pemanfaatan perikanan dengan mengunakan alat alat tradisional dan tidak di perbolehkan mengunakan Alat alat yang bertentangan dengan Hukum yang berlaku.

    4. Pemanfaatan hasil perikananan yang ada di wilayah administrasi Desa

    Tumbang Bulan oleh masyarakat dari luar Desa harus seizin

    pemerintah Desa secara Tertulis.

    Bagian Kedua

    Perkebunan

    Pasal 5

    1. Proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset desa dan kekayaanya di lakukan demi kesejahteraan masyarakat.

  • 2. Pemanfaatan pada BAB II pasal 2 ayat (2) diatas dikelola oleh masyarakat desa Tumbang Bulan Sendiri.

    3. Pemanfaatan pada BAB II pasal 2 ayat (2) diatas yang ada di wilayah

    administrasi Desa Tumbang Bulan oleh masyarakat dari luar Desa harus seizin pemerintah Desa secara Tertulis.( Berdasarkan musyawarah Desa ).

    Bagian Ketiga

    Pariwisata

    Pasal 6

    1. Bagi pengunjung wilayah pariwisata yang ada di desa Tumbang Bulan

    dikenakan biaya retribusi desa sebesar Rp 10.000,-/perorang.

    2. Bagi pengunjung di wajibkan mengunakan alat transportasi dari

    masyarakat Desa tumbang bulan dengan biaya Rp 250.000/ hari ( diluar BBM )

    Bagian Keempat

    Pertambangan

    Pasal 7

    1. Proses pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset desa dan kekayaanya di lakukan demi kesejahteraan masyarakat.

    2. Pemanfaatan sektor pertambangan di kelola oleh masyarakat desa dan masyarakat dari luar Desa harus seizin pemerintah Desa secara Tertulis. (Berdasarkan musyawarah Desa).

    3. Bagi pemegang izin pertambangan wajib memperhatikan lingkungan (

    menanam kembali ).

    4. Bagi pemegang izin pertambangan wajib menggunakan tenaga Kerja

    masyarakat desa Tumbang Bulan . 5. Hak kelola wilayah masyarakat desa Tumbang Bulan akan diatur

    melalui Keputusan Kepala Desa beserta Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ).

    BAB IV

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    Bagian Pertama

    Pembinaan

    Pasal 8

    1. Pembinaan dan pengawasan dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA

    beserta aset desa dan kekayaannya di lakukan oleh kepala desa atau pejabat yang di tunjuk.

    2. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana di

    maksud pada ayat (1) dapat melibatkan lembaga- lembaga dan

    organisasi yang di bentuk oleh pemerintah desa berdasarkan Keputusan Kepala Desa.

  • Bagian Kedua

    Pengawasan

    Pasal 9

    Pengawasan dilakukan oleh pemerintah desa Beserta BPD dan masyarakat desa Secara Bersama - sama

    BAB V

    HAK, LARANGAN DAN SANGSI

    Bagian Pertama

    Hak Pengelola

    Pasal 10

    Pemerintah Desa berhak :

    1. Mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.

    2. Melakukan pengelolaan terhadap aset Desa berkerjasama dengan koperasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    3. Mendapat pembagian hasil untuk PAD desa sebesar 10 % dan badan pengelola 20 % serta 70 % untuk pihak pengembang / investor.

    Bagian Kedua

    Sangsi

    Pasal 11

    1. Apa bila pada BAB III pasal 4-6 melakukan pelanggaran akan mendapatkan Denda sebesar Rp. 5.000.000 ( Lima Juta Rupiah ).

    2. Alat alat yang digunakan akan disita sebagai barang bukti.

    3. Pada BAB III pasal 7 Melakukan pelanggaran dikenakan denda sebesar Rp 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah).

    4. Dan apa bila pelanggaran pada BAB III pasal 7 dilakukan berulang kali, Desa berhak mencabut izin operasi.

    5. Apa bila pada pasal 11 ayat (1 ) dan (3) tidak dapat dipenuhi, maka akan di proses sesuai Hukum yang Berlaku.

    BAB VI

    KETENTUAN DAN MANFAAT

    Pasal 12

    Semua keuntungan dan manfaat yang di peroleh dari pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam serta aset Desa dan kekayaanya di gunakan

    untuk kemajuan Desa dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan Musyawarah dan mufakat.

  • BAB VII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 13

    Pelaksanaan peraturan Desa ini akan diatur lebih lanjut dengan peraturan Kepala Desa.

    Pasal 14

    Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal di undangkan, Agar setiap

    orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Desa ini dengan penempatan dalam lembaran Desa Tumbang Bulan.

    Disahkan di Desa Tumbang Tumbang Bulan

    Pada tanggal, Maret 2014

    BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

    RUSMIN

    KEPALA DESA TUMBANG BULAN

    H.M YUSRAN H A

    Diundangkan Di Desa Tumbang Bulan

    Pada tanggal Maret 2014

    SEKRETARIS DESA

    RUSLAN......

    LEMBARAN DESA TUMBANG BULAN KECAMATAN MENDAWAI KABUPATEN

    KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN tENGAH

    TAHUN 2014 NOMOR 140/02/TB-PemD/III/2014

  • KEPALA DESA TUMBANG BULAN

    RANCANGAN

    PERATURAN DESA TUMBANG BULAN

    NOMOR : 140/03/ PemD - TB/III/2014

    TENTANG

    PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU

    LAHAN DESA TUMBANG BULAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    KEPALA DESA TUMBANG BULAN

    Menimbang : a. Bahwa Desa Tumbang Bulan memilik areal lahan kering

    sangat luas, termasuk semak belukar atau kawasan padang atau kawasan seha dan kanal kanal yang potensial menimbulkan kebakaran pada musim kemarau.

    b. Bahwa sebagian masyarakat Desa Tumbang Bulan masih

    melakukan kegiatan penyiapan lahan dengan cara tebang tebas bakar.

    c. Barwa sebagian besar masyarakat Desa Tumbang Bulan rata rata masyarakat bermatapencaharian nelayan, pola pembakaran di areal daerah tangkapan ikan.

    d. Bahwa semakin meningkatnya aktivitas masyarakat luar

    Desa Tumbang Bulan yang menfaatkan hasil alam tanpa seijin Desa.

    e. Bahwa sejauh ini belum tersedianya Peraturan Desa yang Mengatur tentang Pencegahan dan Penanggulangan

    Hutan dan atau Lahan.

    f. Dengan mempertimbangkan isi poin a sampai d, maka

    dipandang perlu Menetapkan Peraturan Desa Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan atau Lahan.

    Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

    Kehutanan.

    2. Undang-undang Nomor18 Tahun 2013 tentang

    pencegahan Dan Pemberantasan Perusakan Hutan.

    3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

    Pengelolaan Lingkungan Hidup.

  • 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.

    6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang

    Konservasi Sumber daya Alam dan Ekosistemnya. 7. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis

    Dampak Lingkungan hidup.

    8. Undang- undang nomor 06 tahun 2014 tentang Desa.

    9. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

    10. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Tata Urut Perundangan di Indonesia.

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan Atau Pencemaran

    Lingkungan Hidup yang Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan Lahan.

    12. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan

    atau Lahan.

    Dengan persetujuan bersama

    KEPALA DESA

    DAN

    BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : PERATURAN DESA TUMBANG BULAN TENTANG

    PENCEGAHAN DAN PENANGULANGAN HUTAN DAN ATAU

    LAHAN DESA TUMBANG BULAN

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

  • Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

    1. Desa adalah Desa Tumbang Bulan Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan Propinsi Kalimantan Tengah;

    2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa Tumbang Bulan beserta perangkat lainnya;

    3. Kepala Desa adalah Kepala Desa Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah;

    4. Badan Permusyawaratan Desa atau selanjutnya disebut dengan BPD adalah BPD Desa Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai Kabupaten

    Katingan Propinsi Kalimantan Tengah;

    5. Pemerintahan Desa adalah Pemerintah Desa bersama dengan BPD Tumbang Bulan Kecamatan Mendawai Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah;

    6. Regu Pegendali Kebakaran (RPK) adalah suatu Organisasi Pemadam Kebakaran ditingkat Desa yang beranggotakan masyarakat dari Desa

    Tumbang Bulan yang di bentuk oleh Kepala Desa Tumbang Bulan mempunyai tugas mencegah dan menanggulangi Kebakaran Hutan dan

    atau Lahan dan Pemukiman;

    7. Peralatan Pemadam Kebakaran adalah semua alat perlengkapan atau

    peralatan yang digunakan dalam kegiatan pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan;

    8. Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran adalah suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan

    masyarakat serta Regu Pengendali Kebakaran khususnya yang ada di Desa Tumbang Bulan;

    9. Kalender Musim adalah suatu bagan yang berisi informasi tentang kegiatan dan keadaan yang berakaiatan dengan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi berulang - ulang dalam kurun waktu tertentu dalam

    kehidupan masyarakat;

    10. Peta rawan kebakaran adalah gambaran kawasan yang di nilai memiliki

    pontensi untuk terbakar dan dibakar berdasar fakktor dan variabel berdasarkan kajian Ilmiah;

    11. Peta Sketsa rawan Kebakaran adalah sebuah gambar sketsa yang berisi informasi umum tentang potensi desa, daerah rawan kebakaran, akses

    jalan dan sumberdaya yang bisa digunakan untuk kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan;

    12. Hutan adalah suatu kesatuam ekosistem berupa hamparan berisi sumber daya alam hayati yang di dominasi pepohonan dalam persekutuan alam

    lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan;

  • 13. Hutan Hak dalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah yang dibuktikan dengan surat kepemilikkan tanah;

    14. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah yang Berwenang;

    15. Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan yang peruntukannya

    untuk usaha atau kegiatan berladang atau perkebunan;

    16. Lahan Kelompok adalah suatu lahan yang dikelola oleh kelompok Tani

    untuk kegiatan pertanian dan Perkebunan;

    17. Penghijauan adalah suatu kegiatan penanaman tanaman pepohonan

    keras (Kayu-kayuan dan buah-buahan) dihutan dan lahan milik masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat

    sekaligus untuk perbaikan kualitas lingkungan setempat;

    18. Penyuluhan Pencegahan Kebakaran melewati penyuluhan yang ditujukan

    kepada para petani atau kelompok masyarakat lainnya, agar meningkatkan pengetahuan dan kesadarannya untuk berperan serta dalam kegiatan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan

    Lahan;

    19. Sekat Bakar adalah suatu jalur yang memiliki lebar tertentu yang dibersihkan dari bahan bakar dan dibuat untuk mencegah menjalarnya api yang tidak diinginkan;

    20. Ladang adalah sehamparan lahan yang dikelola oleh masyarakat untuk penananam Padi dan Palawija yang berlangsung 1 3 tahun kemudian ditinggalkan setelah ditanami Karet dan buah - buahan;

    21. Lahan Kebun adalah sehamparan lahan yang dikelola oleh masyarakat untuk penanaman jenis tanaman tahunan atau Palawija dan sayuran secara intensif;

    22. Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu keadaan atau lahan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan hasil hutan yang

    menimbulkan kerugian ekonomis dan nilai lingkungan;

    23. Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan adalah upaya dalam mencegah, memadamkan, mengendalikan, mengevaluasi akibat kebakaran hutan dan mempersiapkan tindakan rehabilitasi areal

    bekas kebakaran hutan;

    24. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya memulihkan atau

    mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem

    peyangga kehidupan tetap terjaga;

    25. Pembakaran yang terencana adalah pembakaran lahan yang disengaja

    direncanakan untuk tujuan tertentu dan atau pembakaran hutan / lahan yang sengaja dilakukan;

  • 26. Pembakaran tidak terencana adalah pembakaran lahan atau hutan yang tidak disengaja dilakukan akibat kelalaian masyarakat seperti

    membuang puntung rokok di ruas jalan sekitar hutan dan lahan atau tempat lain, bekas memasak di hutan dan lain lain;

    27. Biomas adalah bagian batang, dahan, ranting dan daun tanaman / pohon hasil tebas tebang baik dalam keadaan kering maupun segar yang

    tertumpuk dalam suatu areal.

    BAB II

    PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

    Bagian Pertama

    Pembakaran Hutan dan Lahan

    Pasal 2

    Setiap orang baik sengaja maupun tidak sengaja dilarang membakar hutan,

    lahan, Pinggiran Sungai, danau atau melakukan tindakan yang dapat

    menimbulkan kebakaran hutan .

    Pasal 3

    Setiap orang yang membuka lahan berupa Lahan Pertanian, Perkebunan,

    Ladang, Padang, Seha, Pinggiran Sungai, danau dan atau sebutan lainnya

    baik milik perorangan, lembaga, maupun lahan milik Negara di wilayah

    Hukum Desa Tumbang Bulan dilarang melakukan pembakaran tanpa seizin

    Kepala Desa dan Prosedur yang Berlaku di Desa Tumbang Bulan.

    Pasal 4

    Setiap orang tidak dibenarkan membiarkan lahan berupa lahan pertanian,

    Kebun Karet, Kebun Rotan, Padang Seha, Ladang dan sebuatan lain baik

    miliknya maupun milik orang lain terbakar tanpa melakukan penanggulangan

    sehingga kebakaran menjadi menyebar dan meluas ke areal lain.

  • Bagian Kedua

    Pencegahan

    Pasal 5

    1. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban mencegah terjadinya

    kerusakan lingkungan,pengrusakan DAM dengan pembakaran hutan dan lahan yang tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan Hutan.

    2. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban mencegah terjadinya kebakaran di luar areal lahan yang dibakar secara terencana.

    3. Setiap orang dan atau penanggung jawab, wajib memiliki sarana prasarana yang memadai dan mengontrol untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di luar lokasi usahanya, lahan yang digarap,

    kebun atau sawah atau ladang dan atau sebutan lainnya.

    4. Setiap orang atau Badan Hukum wajib melaporkan secara tertulis dengan pejabat yang berwenang sebelum melakukan pembakaran hutan dan atau lahan miliknya dan mematuhi ketentuan yang berlaku di Desa Tumbang

    Bulan.

    5. Setiap orang wajib memberitahukan sebelum melakukan Pembakaran

    Hutan dan atau Lahan dengan pemilik lahan yang berbatas.

    BAB III

    PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

    Bagian Pertama

    Pembukaan Dan Penyiapam Lahan Oleh Masyarakat

    Pasal 6

    1. Semua orang dilarang melakukan pembakaran tanpa prosedur-prosedur yang berlaku dan bisa menimbulkan kerugian pihak lain.

    2. Sebelum dilakukan pembakaran areal lahan harus diberi batas atau sekat bakar keliling dengan lebar minimal 3 m dan bersih dari biomas yang

    berpeluang sebagai media menjalarkan api keluar areal.

  • 3. Sebelum melakukan pembakaran agar disediakan alat pemadam api yang memadai seperti air, penyemprot, pemukul api, dari pepohonan kecil atau

    ranting yang berdaun dan lain - lain.

    4. Tidak memulai pembakaran disamping dari sisi arah angin juga

    diharuskan dari sisi yang berlawanan dengan arah mata angin dan disekililing areal agar api cepat mengumpul kebagian tengah areal

    pembakaran sehingga tidak membesar di pinggiran areal.

    5. Pada saat Atmosfer sedang ditutupi oleh kabut asap tebal masyarakat

    tidak diperkenankan membakar lahan / ladang atau sampah dalam jumlah tertentu yang berpeluang untuk meningkatkan kepekatan asap

    yang membahayakan keselamatan dan kesehatan umat manusia .

    Pasal 7

    1. Pembakaran areal ladang, Persawahan dan sebutan lainnya untuk tujuan penanaman Padi dan Palawija dapat dilakukan dengan terlebih dahulu

    melihat kalender musim dan memperhatikan jadwal tanam dan kebutuhan air berdasarkan curah hujan.

    2. Pembakaran Areal lahan kebun Rotan, Kebun Karet ( bukan Padi atau palawija ) dapat dilakukan di luar periode musim kemarau.

    Bagian Kedua

    Mekanisme Perizinan

    Pasal 8

    1. Pembakaran Lahan harus mendapat izin tertulis ;

    2. Pembakaran izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan luas lahan yang akan dibakar yaitu;

    a. Lahan dengan luas maksimal 0,25 ha oleh ketua Rukun Tetangga atau selanjutnya disingkat RT;

    b. Lahan dengan luas 1 s/d 2 ha oleh Kepala Desa.

    Pasal 9

    Adapun ketentuan pemberian surat perizinan pembakaran yang dikeluarkan

    oleh pejabat yang berwenang yang diatur oleh peraturan desa ini maksimal 5 (

    Lima ) surat perizinan pembakaran dalam waktu bersamaan dalam satu hari.

    Pasal 10

  • Tata cara dan syarat syarat untuk mendapat izin sebagaimana dimaksud

    pada pasal 8 dan pasal 9 Peraturan Desa ini diatur melalui Keputusan Kepala

    Desa Tumbang Bulan.

    BAB IV

    PENANGGULANGAN DAN PEMULIHAN

    KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

    Bagian Pertama

    Penanggulangan

    Pasal 11

    1. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban menanggulangi hutan dan

    lahan miliknya apabila terjadi kebakaran atau terbakar di luar waktu pelaksanaan pembakaran yang telah ditetapkan pada pasal 7 BAB III Peraturan Desa ini .

    2. Setiap orang atau Badan Hukum berkewajiban menanggulangi kebakaran

    hutan dan lahan yang bersumber dari lahan miliknya dan segera berkoordinasi dengan pemilik lahan dimaksud dan Pemerintah Desa Tumbang Bulan ;

    3. Regu Pengendali Kebakaran Desa yang dibentuk oleh Kepala Desa Tumbang Bulan bersama menangulangi kebakaran hutan dan atau lahan

    baik yang disengaja dan yang tidak disengaja oleh pihak manapun juga dan dibantu oleh masyarakat Desa Tumbang Bulan .

    Pasal 12

    Setiap orang atau Badan Hukum sebagaimana dimaksud Pasal 11

    Peraturan Desa ini bertanggung jawab dan bertindak dini atas terjadinya

    kebakaran lahan dilokasi usaha atau lahan yang digarap .dan kebakaran

    hutan akibat meluas dari kebakaran lahan miliknya sebelum melakukan

    koordinasi dan mendapat pertolongan dari warga masyarakat lainnya .

    Bagian Kedua

    Pemulihan

    Pasal 13

  • Setiap orang atau Badan Hukum yang melakukan pembakaran biomas yang

    mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan atau lahan diluar lokasi

    usahanya atau lahan yang digarap wajib melakukan pemulihan seperti

    penanaman kembali hutan atau pun tanaman yang bermanfaat.

    BAB V

    KEWENANGAN

    Bagian Pertama

    Kewenangan Kepala Desa

    Pasal 14

    1. Dalam rangka menanggulangi dan memadamkan kebakaran hutan dan lahan maka Kepala Desa Tumbang Bulan berwenang untuk;

    a. Membentuk Regu Pengendali Kebakaran Desa atau selanjutnya disebut dengan RPK Desa;

    b. Membuat peringatan dini pada musim tertentu sehubungan dengan

    bahaya kebakaran;

    c. Membuat Kalender Musim dan Peta Rawan Kebakaran Desa Tumbang

    Bulan ;

    d. Mengeluarkan surat izin Pembakaran lahan sesuai dengan ketentuan

    sebagai mana yang dimaksud Bab III pasal 8 ayat 2 hurup ( b ) Peraturan Desa ini ;

    e. Berkoordinasi dengan Pihak Luar atau pejabat yang berwenang ;

    f. Pembinaan dan Mengevaluasi .

    2. Tujuan dan Kegiatan RPK sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) hurup ( a

    ) Pasal ini adalah dalam rangka penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Desa Tumbang Bulan;

    3. Aturan main sebagai mana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan Ayat ( 2 ) pasal ini adalah akan diatur melalui Keputusan Kapala Desa Tumbang Bulan;

    4. Akibat dari pembentukan RPK sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini dibebankan pada anggaran Desa sesuai dengan Kemampuan Desa

  • Bagian Kedua

    Ketua Rukun Tetangga

    Pasal 15

    1. Melakukan koordinasi dan sosialisaasi dengan warga masyarakat lingkungannya dalam upaya pencegahan dan penanggulanmgan kebakaran

    hutan dan atau lahan ;

    2. Mengeluarkan izin pembakaran lahan sebagaimana dimaksud BAB III

    pasal 8 ayat (2) huruf ( a ) Peraturan Desa ini ;

    3. Membuat laporan untuk Kepala Desa Tumbang Bulan apabila ada

    Permasalahan atau sengketa sehubungan dengan Peraturan Desa ini.

    Bagian Ketiga

    Regu Pengendali Kebakaran

    Pasal 16

    1. Regu Pengedali Kebakaran atau selanjutnya disebut dengan ( RPK ) adalah

    organisasi yang menangani pencegahan dan pengendalian kebakaran di wilayah Desa Tumbang Bulan.

    2. RPK adalah organisasi yang merupakan perangkat resmi desa.

    3. Dalam pelaksana tugas dan fungsi serta kewenangannya, RPK bertanggung jawab kepada Pemerintah Desa;

    a. Dalam Rangka Efektivitas pelaksana fungsi dan kewenangannya anggota RPK adalah Perwakilan dari masing-masing RT Desa Tumbang Bulan.

    b. Fungsi dari RPK adalah mengkoordinir kegiatan pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Desa Tumbang

    Bulan.

    c. Adapun Petunjuk Pelaksana dan Petunjuk Teknis Kerja RPK Desa Tumbang Bulan akan di atur oleh RPK itu sendiri dan dibantu oleh Pemerintahan Desa Tumbang Bulan .

    BAB VI

    GANTI RUGI DAN SANKSI ADMINISTRASI

  • SERTA PENYELESAIAN MASALAH

    Pasal 17

    1. Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Desa ini yang menimbulkan

    kerusakan lingkungan dan kerugian bagi orang lain mewajibkan kepada penangungjawab perbuatan itu untuk membayar ganti rugi sesuai dengan

    tingkat kerusakan atau akibat yang ditimbulkan ;

    2. Tata cara dan penetapan besarnya ganti rugi sebagaimana di maksud pada

    ayat ( 1 ) pasal ini, dilakukan secara musyawarah dan mupakat atau kekeluargaan sesuai dengan Adat / kebiasaan yang berlaku di Desa Tumbang Bulan ;

    3. Pembayaran sejumlah ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )

    pasal ini dapat di ganti dengan tindakan langsung maupun perbuatan dengan melaksanakan sanksi sosial misalnya berupa kewajiban menanam kembali sejumlah pohon tertentu berdasarkan hasil keputusan

    musyawarah bersama;

    Pasal 18

    1. Penyelesaian tuntutan ganti rugi dapat dilakukan melalui musyawarah mufakat melalui jalan damai sesuai dengan adat istiadat Desa Tumbang

    Bulan dan melalui jalur Hukum sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    2. Apabila jalan damai tidak dapat dicapai sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) pasal ini, maka akan diselesaikan Melalui Forum Musyawarah Adat

    bekerjasama dengan Pemerintahan Desa atas dasar pelimpahan dari Kepala Desa Tumbang Bulan.

    BAB VII

    SUMBER DANA

    Pasal 19

    1. Sumber Dana untuk Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran dibebankan dari Anggaran Dana Desa sesuai dengan kemampuan Desa Tumbang Bulan.

    2. Sumber Dana lain yang diusahakan dari Pihak Ke III dilakukan dengan

    Persetujuan Kepala Desa.

    BAB VIII

    KETENTUAN PENUTUP

  • Pasal 20

    1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini akan diatur kemudian melalui Keputusan Kepala Desa.

    2. Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak Tanggal di Undangkan

    Disahkan di Desa Tumbang Tumbang Bulan

    Pada tanggal, Maret 2014

    KEPALA DESA TUMBANG BULAN

    H.M YUSRAN HA

    Diundangkan Di Desa Tumbang Bulan

    Pada tanggal Maret 2014

    SEKRETARIS DESA

    RUSLAN

    LEMBARAN DESA TUMBANG BULAN KECAMATAN MENDAWAI KABUPATEN

    KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN tENGAH

    TAHUN 2014 NOMOR 140/03/ PemD - TB /III/2014

    LEMBARAN DESA TUMBANG BULAN KECAMATAN MENDAWAI KABUPATEN

    KATINGAN PROPINSI KALIMANTAN tENGAH

  • TAHUN 2014 NOMOR ............................................................