tutorial tumbang pediatric

41
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Tutorial Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman GIZI KURANG + CEREBRAL PALSY Oleh: Andi Nursabhrina Julianti 06.55382.00325.09 M. Aldy Angry 05.48840.00241.09 Pembimbing: dr. Fatchul Wahab, Sp.A

Upload: yoga-alfian-noor

Post on 02-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tutorial tumbuh kembang anak

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial TUMBANG Pediatric

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Tutorial

Klinik

Fakultas Kedokteran

Universitas Mulawarman

GIZI KURANG + CEREBRAL PALSY

Oleh:

Andi Nursabhrina Julianti 06.55382.00325.09

M. Aldy Angry 05.48840.00241.09

Pembimbing:

dr. Fatchul Wahab, Sp.A

LABORATORIUM/SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FK UNMUL – RSUD A. W. SJAHRANIE

SAMARINDA

2012

Page 2: Tutorial TUMBANG Pediatric

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebenarnya istilah cerebral pada CP dianggap kurang tepat, karena

kerusakan dapat mengenai cerebral cortex, basal ganglia, pontine atau midbrain

subcortical centers atau cerebellum. Juga istilah palsy tidak tepat karena dalam

kenyataannya paralise pada CP jarang ditemukan, tetapi yang nampak adalah

gerakan yang berlebihan dan gangguan kontrol motorik. Sebagian besar penderita

CP lahir premature atau mengalami komplikasi saat persalinan dan hal tersebut

merupakan hasil dari kekurangan oksigen selama kelahiran. Kekurangan oksigen

tersebut merusak jaringan otak yang sensitif mengendalikan fungsi pergerakan.

Asosiasi CP dunia memperkirakan > 500.000 penderita CP di Amerika.

Disamping peningkatan dalam prevensi dan terapi penyebab CP, jumlah anak-

anak dan dewasa yang terkena CP tampaknya masih tidak banyak berubah atau

meningkat sedikit selama 30 tahun terakhir. Hal tersebut sebagian mungkin karena

banyak bayi premature yang mengalami masa kritis dan bayi-bayi lemah banyak

yang berhasil diselamatkan dengan kemajuan di bidang kegawatdaruratan

neonatologi. Yang patut disayangkan, banyak dari bayi-bayi tersebut mengalami

masalah perkembangan system saraf atau menderita kerusakan neurologis.

Penelitian banyak dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut terutama pada

bayi-bayi yang mengalami masalah pernapasan dan penggunaan terapi medikasi

untuk mencegah perdarahan otak sebelum atau segera setelah lahir. Angka

kejadian CP berkisar 1,2-2,5 anak per 1000 anak usia sekolah dini. Satu penelitian

menunjukkan prevalensi CP congenital derajat sedang sampai berat mencapai 1,2

per 1000 anak usia 3 tahun. Angka harapan hidup penderita CP tergantung dari

tipe CP dan beratnya kecacatan motorik. Penelitian di Negara yang sudah

berkembang menunjukkan bahwa prevalensi CP tidak menurun pada setiap

kelompok berat lahir. Dengan meningkatnya bayi BBLR yang dapat

diselamatkan, dimana merupakan factor risiko CP.

Identifikasi dini CP pada bayi akan memberikan kesempatan kepada

pasien untuk mendapatkan penanganan optimal dalam upaya memperbaiki

Page 3: Tutorial TUMBANG Pediatric

kecacatan sensoris dan mencegah timbulnya kontraktur. Riset biomedis berhasil

dakam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging cerebral canggih dan

analisis gait modern.

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang

badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai.Jika keseimbangan tadi

terganggu, misalnya pengeluaran energi dan protein lebih banyak dibandingkan

pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika berlangsung

lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk.

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir

dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.

Page 4: Tutorial TUMBANG Pediatric

BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas pasien :

• Ruang perawatan : Melati

• Nama : An. A

• Jenis kelamin : Laki-laki

• Umur : 1 tahun 9 bulan

Identitas Orang Tua

• Nama Ayah : Tn.T

• Umur : 30 tahun

• Pekerjaan : Swasta

• Pendidikan Terakhir : SMA

• Ayah perkawinan ke : 1

• Nama Ibu : Ny.NH

• Umur : 21 tahun

• Pekerjaan : IRT

• Pendidikan Terakhir : SMA

• Ibu perkawinan ke : 1

Anamnesis

Alloanamnesis dilakukan terhadap ayah dan Ibu pasien pada tanggal 6

Agustus 2012.

Keluhan utama

Kejang

R i wayat Penyakit Sekarang

Pasien mengalami kejang 5-6x sebelum masuk rumah sakit. Kejang terjadi

karena dipicu oleh demam yang dialami oleh pasien. Kejang berlangsung < 1

Page 5: Tutorial TUMBANG Pediatric

menit, dan disertai muntah. Demam juga dirasakan sejak 3 hari sebelum

masuk rumah sakit. Keluarga pasien mengaku pasien tidak batuk, pilek,

ataupun diare.

Keluarga Pasien mengeluhkan adanya keterlambatan dalam tumbuh

kembang, dimana pasien tidak bisa berbicara dengan lancar dan tidak bisa

berjalan. Pasien hanya bisa tengkurap dan miring kiri kanan. Saat tengkurap

pun, leher pasien belum terlalu kuat untuk mennopang dan mengangkat

kepalanya. Pasien juga belum bisa untuk duduk

Saat ini pasien mengkonsumsi makanan seperti bubur ataupu nasi yang dalam

sehari bisa 3 – 4 kali. Hanya saja akhir-akhir ini keluarga pasien

memperhatikan pola minum susu pasien yang mulai agak berkurang. Menurut

ibu pasien, untuk soal makanan pasien masih kuat

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien juga pernah mengalami hal serupa yaitu kejang

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama. Tidak ada

anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakt serupa.

Riwayat Kehamilan

• Pemeliharaan Prenatal : pernah

• Periksa di : Puskesmas dan Klinik

• Penyakit kehamilan : tidak ada

• Obat-obatan yang sering diminum : tablet penambah darah dan vitamin.

Riwayat Kelahiran :

• Lahir di : Rumah Sakit

• di tolong oleh : Bidan

• Berapa bulan dalam kandungan : 9 bulan 10 hari

• Jenis partus : Spontan

• Pemeliharaan postnatal : Ya

Page 6: Tutorial TUMBANG Pediatric

• Periksa di : Posyandu

• Keluarga berencana : Suntik 3 bulan

Pertumbuhan dan perkembangan anak :

• Berat badan lahir : 2500 gram

• Panjang badan lahir : 55 cm

• Tersenyum : lupa

• Miring : 8 bulan

• Tengkurap : 9 bulan

• Duduk : -

• Gigi keluar : ibu lupa

• Merangkak : -

• Berdiri : -

• Berjalan : -

• Berbicara dua suku kata : ibu lupa

• Masuk TK : -

• Masuk SD : -

Riwayat Makan Minum anak :

• ASI : dari lahir sampai usia 2 bulan

• Dihentikan : ya

• Alasan : ASI tidak produksi lagi

• Susu sapi/buatan : ya

• Jenis susu buatan :susu Nutrilon

• Takaran : 3 sendok 80 cc

• Frekuensi : 3 – 4 x/ hari

• Buah : 6 bulan

• Bubur susu : 7 bulan

• Tim saring : 8 bulan

• Makanan padat dan lauknya : 1 tahun 7 bulan

Page 7: Tutorial TUMBANG Pediatric

Keterangan :: Laki-laki: Perempuan: Pasien

Riwayat Imunisasi :

ImunisasiUsia Saat Imunisasi

I II III IV

BCG +

2 bulan//////// /////// ///////

Polio +

2 bulan//////// /////// ///////

Campak //////// ///////// //////// ///////

DPT +

2 bulan

+

4 bulan//////// ///////

Hepatitis B +

0 hari////// /////// ///////

Pedigree :

Page 8: Tutorial TUMBANG Pediatric

Keadaan Sosial Ekonomi :

• Pasien tinggal dan dirawat oleh ibu dan ayah kandung.

• Konsumsi untuk keluarga pasien berasal dari penghasilan ayah pasien

sebagai pekerja swasta

• Pasien dan keluarga tinggal di sebuah rumah yang berdinding beton,

beratap seng dan lantai dari bahan semen.

• Dalam satu rumah dihuni oleh 5 orang, yaitu: Ayah dan ibu pasien, kae

serta nenek dari pihak ibu pasien, serta pasien sendiri.

• WC dan KM berada didalam rumah. WC: 10 m dari rumah, dan KM: 5 m

dari rumah.

• Sumber air: air hujan, air minum: air hujan yang dimasak.

• Listrik: ada

Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal : 6 Agustus 2012

Antropometri

• Berat badan : 7,7 kg

• Panjang Badan : 77 cm

• BMI : Kg/m2

• Lingkar Kepala : 43 cm

• Lingkar Lengan Atas : 15 cm

Tanda Vital

• Nadi : 100 x/menit (reguler,isi cukup, kuat angkat)

• Frekuensi napas : 30 x/menit

• Suhu aksiler : 37,3⁰C

Keadaan Umum

• Kesan sakit : Sakit sedang

• Kesadaran : compos mentis

• Status Gizi : kurang

Page 9: Tutorial TUMBANG Pediatric

Rumus Behrman

BB ideal = 2n + 8 = 10 kg

Status gizi = BB sekarang/BB ideal x 100% = 7,7kg/10kg x 100%

= 77% (gizi kurang)

Kepala

• Rambut : hitam

• Mata : cowong (-), edema pre orbita (-/-), anemis (-), ikterik (-),

pupil 3mm/3mm, Reflek cahaya +/+, strabismus (+/+)

• Hidung : sumbat (-), bau (-), selaput putih (-)

• Telinga : Bersih, Bau (-), sakit (-)

• Mulut : lidah bersih, tonsil dan faring tidak hiperemi

Leher

• Pembesaran kelenjar : (-)

• Kaku kuduk : (-)

Kulit

Dalam batas normal

Pulmo

• Inspeksi : simetris, seirama gerakan nafas, retraksi (-)

• Palpasi : krepitasi (-), fremitus raba dekstra sama dengan sinistra

• Perkusi : sonor

• Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

• Inspeksi : Ictus Cordis terlihat di ICS VI midclavicula line sinistra

• Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS VI midclavicula line sinistra

• Perkusi : Batas Kiri = ICS VI Midclavicula line sinistra

Batas Kanan = ICS III Parasternal line dextra

• Auskultasi : S1/S2 tunggal, reguler, murmur (-)

Abdomen

• Inspeksi : datar, venektasi (-), penonjolan massa (-)

Page 10: Tutorial TUMBANG Pediatric

• Palpasi : lemas, organomegali (-), nyeri tekan (+) kuadran kiri

kanan bawah

• Perkusi : Timpani

• Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas

• Akral Hangat, sianosis (-), edema (-), KGB inguinal (-)

Pemeriksaan R efleks :

Refleks fisiologi :

• Refleks patella : +/+

• Refleks Achilles : +/+

• Refleks tendo biceps : +/+

• Refleks triceps : +/+

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah ( 1 Agustus 2012) :

Hemoglobin : 6,6 g/dl

Leukosit : 7.000/mm3

Trombosit : 243.000/mm3

Hematrokit : 19,5 %

GDS : 57

Usulan pemeriksaan

Diagnosis Banding :

- Epilepsi

Penatalaksanaan:

IVFD D5 ¼ NS 600cc/hr

Ceftriaxone inj 2 x 37,5 mg

Dilantin 2 x 40 mg pulv

Depakene syrup 2 x 0,8 cc

Makan bubur

Page 11: Tutorial TUMBANG Pediatric

Follow Up Ruangan

Tanggal Anamnesa Pemeriksaan

Fisik

Terapi, diagnosa, &

Pemeriksaan Penunjang

1

Agustus

2012

Hari 1

Kejang 5-6 x,

berlangsung < 1

menit, muntah

(+), demam (+)

CM, N :

130x/mnt, RR :

34x/menit, T:

38 C, an (-/-), rh

(-/-), wh (-/-)

BB : 7 kg

Terapi :

IVFD RL 10 tpm

Paraetamol syrup 4x ½

cth

Luminal 3 x 20 mg

Domperidone 3 x ½ cth

ac

Diagnosa : Kejang Demam +

Cerebral Palsy

2

Agustus

2012

H 2

Kejang 3x pagi

hari, demam (+),

muntah (-),

BAB(-)

CM, N :

160x/menit, RR

: 34x/ menit, T :

37,5 C, an (-/-),

rh (-/-), wh (-/-),

BB : 7,8 kg

Terapi :

IVFD D5 ¼ NS

800cc/hr

Amoxycillin inj 3 x

220 mg

Dilantin inj 2 x 18 mg

Domperidone syrup 3x

½ cth

Pamol syrup 3 x ¾ cth

Diagnosa : Kejang demam +

Cerebral Palsy

3

Agustus

2012

H 3

Kejang 2x,

demam (-),

muntah (-), mual

(+)

CM, N :

108x/menit, RR

: 30x/menit, T :

37 C, rh (-/-),

wh (-/-),

Terapi :

IVFD D5 ¼ NS

600cc/hr

Amoxycillin inj 3 x

220 mg

Dilantin inj 2 x 30 mg

Domperidone syrup 3x

½ cth

Page 12: Tutorial TUMBANG Pediatric

Pamol syrup 3 x ¾ cth

Diagnosa : Kejang demam +

Cerebral Palsy

4

Agustus

2012

H 4

Kejang 1 x,

demam (-),

muntah (-), BAB

cair 1x, ampas

(-)

CM, N :

142x/menit, RR

: 34x/menit, T :

37,0 C, an (-/-),

rh (-/-), wh (-/-),

Terapi :

IVFD D5 ¼ NS

600cc/hr

Amoxycillin inj 3 x

220 mg

Dilantin inj 2 x 40 mg

Pamol syrup 3 x ¾ cth

Makan bubur

Diagnosa : Kejang demam +

Cerebral Palsy

6

Agustus

2012

H 5

Demam saat

malam hari,

kejang (-),

muntah (-), BAB

cair (-)

CM, N :

146x/menit, RR

: 30x/menit, T :

37,3 C, an (-/-),

rh (-/-), wh (-/-),

BB : 7,5 kg

Terapi :

IVFD D5 ¼ NS

600cc/hr

Ceftriaxone inj 2 x 37,5

mg

Dilantin inj 2 x 40 mg

Pamol syrup 3 x ¾ cth

Depakene syrup 2 x 0,8

cc

Makan bubur

Diagnosa : Kejang demam +

Cerebral Palsy

7

Agustus

2012

H 6

Demam (-),

kejang (-),

muntah (-), BAB

cair (-)

CM, N :

100x/menit, RR

: 30x/menit, T :

37,3 C, an (-/-),

rh (-/-), wh (-/-),

BB : 7,5 kg

Terapi :

IVFD D5 ¼ NS

600cc/hr

Ceftriaxone inj 2 x 375

mg

Dilantin 2 x 40 mg pulv

Depakene syrup 2 x 0,8

Page 13: Tutorial TUMBANG Pediatric

cc

Makan bubur

Diagnosa : Kejang demam +

Cerebral Palsy

Page 14: Tutorial TUMBANG Pediatric

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

CEREBRAL PALSY

Definisi

Cerebral palsy adalah suatu kelaianan gerakan dan postur yang tidak

progresif, oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada otak yang sedang

bertumbuh/matang. Hal ini disebabkan oleh kerusakan nonprogressive pada otak

saat prenatal, perinatal ataupun postnatal. CP bukanlah penyakit tunggal tetapi

suatu perusakan sekunder dari neuromotor sindrom yang terjadi akibat adanya lesi

di otak. Kerusakan pada otak adalah permanen dan tidak bisa diobati tetapi

akibatnya dapat diminimalkan. Semua lesi nonprogressive pada sistem saraf

pusat( CNS) yang terjadi sepanjang yang 2 tahun pertama kehidupan dianggap

sebagai CP. Selain itu, gangguan gerak dan keseimbangan pasien mungkin

mungkin merupakan manifestasi dari disfungsi cerebral.

Etiologi

Umumnya etiologi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Prenatal

Gangguan pertumbuhan prenatal, infeksi terjadi dalam kandungan ( missal

cytomegalovirus, rubella, toxoplasmosis, syphilis), radiasi sinar X, asphyxia in

utero ( abruptio plasenta, plasenta previa, maternal anoxia, kelainan umbilicus,

premature separation dari plasenta, perdarahan plasenta), keracunan dalam

kehamilan, dan lain-lain.

2. Perinatal

Anoxia/hypoxia, perdarahan otak, prematuritas, postmaturitas, partus lama,

jaundice misalnya pada kelainan rhesus dan ABO incompatibility.

3. Postnatal

Semua kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak,

seperti trauma capitis, meningitis, encephalitis.

Page 15: Tutorial TUMBANG Pediatric

Ada kecenderungan untuk mengeluarkan kasus-kasus yang memenuhi

kriteria CP secara umum dari diagnose sebagai CP bila penyebabnya dapat

ditegakkan degan pasti, misalnya penderita post-encephalitis, postmeningitis, dan

perdarahan karena trauma capitis.

Klasifikasi

Umumnya klasifikasi didasarkan pada simtomatologi dan topografinya.

Menurut Molnar CP diklasifikasikan menjadi beberapa tipe, seperti yang terlihat

pada Tabel.

Tipe Frekuensi

Sebgrup Seluruhnya

Spastic 50%

Monoparesis Jarang

Hemiparesis 5:10

Congenital (3:10)

Postnatal (1:10)

Diplegia 2:10

(paraparesia)

Triplegia Jarang

Quadriparesis 3:10

(tetraplegia)

Athetoid 20%

(dyskinetic, dystonic)

Rigid 4%

Ataxia 1%

Page 16: Tutorial TUMBANG Pediatric

Tremor Jarang

Atonic (Hypotonic) Jarang

Mixed 25%

Spastic-athetoid 2:3

Rigid-spastic 1:3

Spastic-ataxic Jarang

CP spastic

Spastisitas didefinisikan sebagai peningkatan fisiologis dari ketahanan otot untuk

gerak pasif. Hal ini merupakan bagian dari gejala UMN yang ditandai dengan

hiperreflexia, klonus, respon ekstensor plantar dan refleks primitif. CP spastik

adalah bentuk paling umum dari CP (sekitar 70% sampai 80%).CP spastik secara

anatomis dibagi menjadi tiga jenis.

Hemiplegia

dimana satu sisi tubuh yang terlibat umumnya ekstremitas atas lebih terpengaruh

daripada ekstremitas bawah. Kemungkinan terjadi gangguan kejang, gangguan

penglihatan, astereognosis, dan gangguan proprioseptif. Dua puluh persen anak-

anak dengan CP spastik merupakan hemiplegia. Sebuah focal traumatis, pembuluh

darah, atau lesi infeksi adalah penyebab terbanyak kasus. Infark otak unilateral

dengan porencephaly posthemorrhagic dapat dilihat pada magnetic resonance

imaging (MRI).

Diplegia

Pada diplegia, bagian bawah kaki yang sangat terlibat dan ekstremitas atas juga

sedikit terpengaruh. Intelegensia biasanya normal, dan epilepsi jarang terjadi.

Lima puluh persen anak-anak dengan CP spastic adalah diplegia. Riwayat

premature dab berat badan lahir rendah umumnya menjadi penyebab. MRI

mengungkapkan leukomalacia periventricular ringan (PVL).

Page 17: Tutorial TUMBANG Pediatric

Quadriplegia

Pada quadriplegia, keempat anggota gerak, batang tubuh dan otot yang

mengendalikan mulut, lidah dan pharynx terlibat. Ketika salah satu ekstremitas

terlibat, digunakan istilah triplegia. 30% anak-anak dengan CP spastic memiliki

quadriplegia. Keterlibatan yang lebih serius dari ekstremitas bawah sering terjadi

pada bayi premature. Beberapa karena hipoksia perinatal sehingga menyebabkan

iskemik ensepalopati. MRI menggambarkan PVL.

Diskinetik

Gerakan abnormal yang terjadi ketika pasien mulai bergerak disebut diskinetisia.

Disartria, disfagia dan drooling juga ditemukan karena masalah gerakan tersebut.

Status mental umumnya normal, namun disartria parah membuat komunikasi

menjadi sulit dan mengarahkan pengamat untuk berpikir bahwa anak memiliki

gangguan intelektual.

Ataxia

Ataxia adalah hilangnya keseimbangan, koordinasi dan pengendalian motorik

halus. Otot menjadi hipotonik selama 2 tahun pertama kehidupan. Otot menjadi

normal dan ataxia menjadi jelas pada usia 2 sampai 3 tahun.

Mixed CP

Anak-anak dengan mixed CP umumnya menjadi spastisitas ringan, distonia, dan

gerakan athetoid. Ataxia mungkin merupakan komponen dari disfungsi motor

pasien. Spastic ataxic diplegia adalah jenis mixed CP yang sering dikaitkan

dengan hidrosefalus

Gejala Klinik dan Penegakan Diagnosa

Pemeriksaan perkembangan motorik, sensorik serta mental perlu

dilakukan secermat mungkin. Sesuai dengan batasannya, maka pada CP kelainan

gerak dan postur dapat berupa salah satu atau kombinasi dari spastisitas,

athetoid/diskinetik/distonik, rigiditas, ataxia, tremor, atonik/hipotonik, pada fase

Page 18: Tutorial TUMBANG Pediatric

dini tidak ada primitive reflex (areflexia), pada fase lanjut: menetapnya primitive

reflex dan terlambatnya timbul reflex-refleks yang sesuai usia, timbulnya synergy

pattern yang dominan, timbulnya diskinesia ( sulit melakukan gerakan volunteer)

dan associated-reaction.

Menurut Banks, kriteria untuk CP sebagai berikut:

I. Periode neonates

1. Depresi atau asimetri dari reflex primitif ( Moro reflex, rooting reflex,

sucking reflex, tonic neck reflex, palmar grasp reflex, stepping reflex).

2. Reaksi yang berlebihan terhadap stimulus.

3. Konvulsi

4. Neurologic sign local.

II. Periode infancy

1. Keterlambatan perkembangan motorik, seperti duduk dan jalan.

2. Adanya paralise spastic.

3. Adanya gerakan-gerakan involunter.

4. Menetapnya reflex primitif.

5. Tidak timbulnya atau keterlambatan timbulnya: neck righting reflex

sesudah usia 6 bulan, Landau reflex sesudah usia 10 bulan, parachute

reflex sesudah usia 1 tahun.

III. Anak yang lebih tua

1. Keterlambatan fase perkembangan (delayed developmental milestones).

2. Disfungsi dari tangan.

3. Gangguan gait.

4. Adanya spastisitas.

5. Adanya gerakan-gerakan involunter.

6. Retardasi mental.

7. Kejang-kejang (seizures).

8. Gangguan pembicaraan, pendengaran atau penglihatan.

Selain itu, menurut Levine, kelainan klinis motorik dapat dibagi menjadi 6

kategori besar (6 Major Motor Categories), yaitu:

1. Pola gerak dan postur.

2. Pola gerak oral.

Page 19: Tutorial TUMBANG Pediatric

3. Strabismus.

4. Tonus otot.

5. Evolusi dari reaksi postural dan Landmark.

6. Deep tendon reflex, reflex primitif, dan reflex plantar.

Sehingga disimpulkan bahwa:

1. Diagnosa CP dapat ditegakkan jika minimal terdapat 4 abnormalitas dari 6

kategori besar motorik tersebut.

2. Kriteria ini dapat membedakan secara nyata antara penderita CP dengan

yang bukan.

3. Terdapatnya satu abnormalitas dari 6 kategori besar diatas dapat membawa

kecurigaan atas CP tetapi belum bernilai diagnostik.

Manejemen

1. Pemeriksaan perkembangan motorik.

Dalam hal ini dinilai perkenbangan bayi dan anak, melalui tabulasi.

Formula yang terutama dikembangkan di rehabilitasi medic adalah

melengkapi standar pemeriksaan yang lama dengan standar perkembangan

reflex sesuai usia.

Tingkatan tumbuh kembang pada anak

Page 20: Tutorial TUMBANG Pediatric

2. Pemeriksaan intelegensia.

Pemeriksaan intelegensia disini adalah sama dengan pemeriksaan

derajat retardasi mental. Hal ini penting dalam memperkirakan prognosa dan

menyusun program. Tidaklah selalu mudah unutk melakukan tes intelegensia

penderita.

Terapi

1. TerapiFisik(PT) jugadisebutFisioterapi,

bertujuanuntukmembantuorangmencapai potensimerekauntukbebas

secarafisikdanmobilitas. Fisioterapi

meningkatkanberbagaigerakandanfungsimotorikkasar lainnya.

2. Terapi okupasi(OT)

kegiata

ndidesainbertujuanuntukmeningkatkankemandirianmelaluiketerampilanmo

torikhalus. OTmembantuanak-anakuntukmenggunakanperalatan

adaptifsepertimakan, tempat dudukdanbantuankamar mandi.

3. Terapi wicara bertujuan untuk membantu anak-anak berkomunikasi

dengan orang lain. Seorang anak mungkin hanya perlu bantuan untuk

mengatasi sedikit masalah artikulasi, atau dia mungkin tidak dapat

berkomunikasi secara verbal dan memerlukan sistem komunikasi non-

verbal. Sistem komunikasi alternatif meliputi gambar - gambar dan

simbol.

4. Akupuntur menggunakan penusukan jarum halus yang dirancang khusus

kedalam area tubuh spesifik untuk keperluan terapeutik, untuk

menghilangkan rasa sakitotot, atau sebagaian estesi regional.

5. Hidroterapi di kolam air hangat. Anak tidak perlu bisa berenang untuk

melakukan terapi air. Ini dapat membantu mengendurkan otot,

meningkatkan postur tubuh dan keseimbangan, mengurangi kejang otot,

dan meningkatkansirkulasi.

6. Obat-obatan

Obat untuk kondisi sekunder kadang-kadangberhubungan dengan CP,

seperti kejang. Obat juga dapat diresepkan untuk kontrol spastisitas,

Page 21: Tutorial TUMBANG Pediatric

terutama setelah operasi. Pengobatan yang paling banyak digunakansering

termasuk:

Diazepam (Valium): bertindak sebagai relaksan umum otak dan tubuh

Baclofen (Lioresal): blok sinyal yang dikirim dari sumsum tulang belakang

untuk kontraksiotot-otot

Dantrolene (Dantrium): mengganggu proses ototkontraksi

Obat-obatan antikolinergik - termasuk Trihexyphenidyl, Benztropine, dan

Procyclidine Hidroklorida - kadang-kadang diresepkan untuk membantu

mengurangigerakan abnormal pada individu dengan CP athetoid.

GIZI KURANG

Definisi Status gizi

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang

badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai .Jika keseimbangan

tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi dan protein lebih banyak

dibandingkan pemasukan maka akan terjadi kekurangan energi protein, dan jika

berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan KEP berat atau gizi

buruk .

Penilaian Status Gizi

Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi

dilakukan dengan interpretasi informasi  dari hasil beberapa metode penilaian

status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri,

laboratorium/biokimia dan klinis Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran

antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan .

Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam pengukuran yaitu

pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan atas (LILA).

Dari beberapa pengukuran tersebut BB, TB dan LILA sesuai dengan umur adalah

yang paling sering digunakan untuk survey sedangkan untuk perorangan,

Page 22: Tutorial TUMBANG Pediatric

keluarga, pengukuran BB dan TB atau panjang badan (PB) adalah yang paling

dikenal.

Melalui pengukuran antropometri, status gizi anak dapat ditentukan

apakah anak tersebut tergolong status gizi baik, kurang atau buruk. Untuk hal

tersebut maka berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran dibandingkan

dengan suatu standar internasional yang dikeluarkan oleh WHO. Status gizi tidak

hanya diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara sendiri-

sendiri, tetapi juga merupakan kombinasi antara ketiganya. Masing-masing

indikator mempunyai makna sendiri-sendiri.

a. Indikator BB/U

Menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur) karena mudah

berubah, namun tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur

juga dipengaruhi oleh tinggi badan. Indikator ini  dapat dengan mudah dan cepat

dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif untuk melihat perubahan status gizi

dalam jangka waktu pendek; dan dapat mendeteksi kegemukan.

b. Indikator TB/U

Dapat menggambarkan status gizi masa lampau atau masalah gizi kronis.

Seseorang yang pendek kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik.  Berbeda

dengan berat badan yang dapat diperbaiki dalam waktu singkat, baik pada anak

maupun dewasa, maka tinggi badan pada usia dewasa tidak dapat lagi

dinormalkan. Pada anak Balita kemungkinkan untuk mengejar pertumbuhan

tinggi badan optimal masih bisa sedangkan anak usia sekolah sampai remaja

kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan tinggi badan masih bisa tetapi kecil

kemungkinan untuk mengejar pertumbuhan optimal.  Dalam keadaan normal

tinggi badan tumbuh bersamaan dengan bertambahnya umur. Pertambahan TB

relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang

gizi terhadap pertumbuhan TB baru terlihat dalam waktu yang cukup lama.

Indikator ini juga dapat dijadikan indikator keadaan sosial ekonomi penduduk .

c. Indikator BB/TB

Merupakan pengukuran antropometri yang terbaik karena dapat

menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini atau masalah gizi

akut. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan

Page 23: Tutorial TUMBANG Pediatric

normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada

percepatan tertentu. Dengan demikian berat badan yang normal akan proporsional

dengan tinggi badannya. Ini merupakan indikator yang baik untuk menilai status

gizi saat ini terutama bila data umur yang akurat sering sulit diperoleh. Untuk

kegiatan identifikasi dan manajemen penanganan bayi dan anak balita gizi buruk

akut, maka WHO & Unicef  merekomendasikan menggunakan indikator BB/TB

dengan cut of point < -3 SD WHO 2006 (WHO & Unicef, 2009).

Tabel 1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita) *

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS **)

Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Gizi Lebih > +2 SDGizi Baik >= -2 SD sampai +2 SDGizi Kurang < -2 SD sampai >= -3 SDGizi Buruk < -3 SD

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Normal > = -2 SDPendek (Stunted) < -2 SD

Berat    badan

menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Gemuk > +2 SDNormal >= -2 SD sampai +2 SDKurus (wasted) < -2 SD sampai >= -3 SDKurus sekali < -3 SD

Definisi Gizi kurang

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau

ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas berfikir

dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan.

Defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapatkan makanan

cukup bergizi dalam

Etilogi

a. Jumlah makanan yang di makan kurang.

Asupan makanan yang kurang diantara lain disebabkan oleh :

Tidak tersedianya makanan secara adekuat

Anak tidak cukup mendapat gizi seimbang

Pola makan yang salah

b. Penyakit.

Page 24: Tutorial TUMBANG Pediatric

Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di negara

negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana

kesadaran akan kebersihan / personal hygine yang masih kurang, serta ancaman

endemisitas penyakit tertentu.

Patofisiologi

Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi

kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat lahir

rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak tercukupinya

makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan

kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi

Page 25: Tutorial TUMBANG Pediatric

kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau kurang energi kalori. Pada

akhirnya anak tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangan.

Manifestasi Klinis

Kekurangan gizi ini secara umum mengakibatkan gangguan diantaranya :

Pertumbuhan

Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada digunakan

sebagai zat pembakar sehingga otot-otot menjadi lunak dan rambut

menjadi rontok

Produksi tenaga

Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan anak

kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas. Anak menjadi

malas, dan merasa lemas

Pertahanan tubuh

Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah terserang

infeksi seperti batuk, pilek dan diare

Struktur dan fungsi otak

Kurang gizi pada anak dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental.

Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara

permanen seperti perkembangan IQ dan motorik yang terhambat

Perilaku

Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang tidak

tenang, cengeng dan apatis.

Perubahan rambut dan kulit.

Rambut kepala mudah dicabut dan tampak kusam, kering, halur, jarang

dan berubah warna. Sedangkan pada kulit terdapat garis-garis kulit yang

lebih dalam dan lebar, hiperpigmentasi serta bersisik.

Pembesaran hati

Anemia

Kelainan kimia darah.

Page 26: Tutorial TUMBANG Pediatric

Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit

meninggi, dan kadar kolesterol serum rendah.

Komplikasi

Malnutrisi Energi Protein (MEP) berat yang dikenal dengan :

Kwashiorkor

Marasmus

Marasmik-kwashiorkor

Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan gizi kurang :

Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori, cairan,

vitamin dan mineral.

Penanganan segera penyakit penyerta (misalnya diare)

Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya gizi untuk pertumbuhan

dan perkembangan anak pada orang tua dan anggota keluarga

Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, cokelat dan

susu menjelang waktu makan

Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi

dinaikkan bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi sering)

Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka ragam

untuk meningkatkan selera makan

Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke Posyandu atau fasilitas

kesehatan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan

anak.

Page 27: Tutorial TUMBANG Pediatric

BAB IV

PEMBAHASAN

Anamnesa:

• Demam disertai

kejang

• Terhambatnya

pertumbuhan dan

perkembangan

sehingga sampai

saat ini belum

bisa duduk,

berdiri, ataupun

berjalan,

mengucapkan

kata hanya 1 atau

2 kata

• BB saat ini 7,7

kg. Nutrisi yang

diberikan yaitu

susu formula 3 x

80 cc, dan

diberikan

makanan

tambahan seperti

nasi, bubur, serta

buah

Pada cerebral palsy juga ditemukan adanya

kejang pada beberapa anak

Cerebral palsy sendiri suatu kelaianan gerakan

dan postur yang tidak progresif, oleh karena

suatu kerusakan/gangguan pada otak yang

sedang bertumbuh/matang. Dan apabila dilihat

dari criteria milestone memang pasien dengan

cerebral palsy mengalami keterlambatan

tumbuh kembang

Sesuai dengan perhitungan Rumus Behrmann

dan termasuk gizi kurang. Pada beberapa anak-

anak cerebral palsy ditemukan gizi yang kurang

bahkan buruk karena adanya kesulitan makan &

menelan akibat dari masalah motorik dimulut,

selain itu karena gangguan nutria juga bisa

menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat dan

rentan terhadap infeksi. Disarankan agar bisa

memeberikan makan yang semi solid seperti

nasi lembek, bubur ataupun sayuran yang sudah

dihancurkan

Page 28: Tutorial TUMBANG Pediatric

Pemeriksaan Fisik

• Strabismus pada

kedua mata

Pada beberapa anak dengan cerebral palsy juga

bisa terjadi strabismus, sehingga harus cepat

dikoreksi karena akan dapata menimbulkan

penglihatan ganda

Penatalaksanaan:

• Anti kejang

• Anti demam

• Antibiotik

• Advis untuk

nutrisi

Pada anak-anak dengan CP harus diperhatikan

kesehatan dan nutrisinya, karena apabila anak

tersebut mengalami gizi kurang berarti akan

rentan mendapatkan infeksi dan apabila hall itu

terjadi bisa memicu naiknya suhu tubuh, selain

itu harus diperhatikan bahwa anakan dengan

cerebral palsy juga bisa untuk terjadi kejang

Prognosa:

• Bonam apabila

pasien diterapi

sedini mungkin

Untuk anak-anak dengan CP sebaiknya segera

diterapi sedini mungkin untukmenghindari

adanya komplikasi berat

DAFTAR PUSTAKA

Page 29: Tutorial TUMBANG Pediatric

1. Hamid D. et al. Ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi (physiatry). Unit

Rehabilitasi Medik FK UNAIR Surabaya 1992; 117-140

2. Fox, AM. A guide to cerebral palsy. Canadian Cerebral Palsy Association

1991;14-20

3. Grether, JK., et al. The California cerebral palsy project. Pediatric prenatal

epidemiologi 1992;6-339

4. Plioplys AV, et al. survival rate among children with severe neurologic

disabilities. Southern med j 1998; 91-161

5. O’Shea TM, et al. Trends in mortality and cerebral palsy in a

geographically based cohort of very low birth weight neonates born

between 1982-1994. Pediatrics 1998;101:624

6. Becker N. and Yalcin S. the HELP Guide To Cerebral Palsy 2nd edition.

Global HELP 2010;7-120