pediatric coma scale

33
MAKALAH CSL PENILAIAN TINGKAT KESADARAN DAN PEMERIKSAAN FUNGSI LUHUR OLEH TALITHA BADZLINA SAYOETI 0918011081

Upload: talitha-sayoeti

Post on 24-Jun-2015

1.635 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pediatric Coma Scale

MAKALAH CSL

PENILAIAN TINGKAT KESADARAN

DAN

PEMERIKSAAN FUNGSI LUHUR

OLEH

TALITHA BADZLINA SAYOETI

0918011081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Page 2: Pediatric Coma Scale

PEDIATRIC COMA SCALE

Pediatric Coma Scale adalah setara dengan Glasgow Coma Scale digunakan pada

anak-anak. Terdiri dari tiga tes: respon membuka mata, respon verbal dan respon

motorik. Ketiganya di nilai secara terpisah serta jumlah mereka dipertimbangkan.

PCS serendah mungkin (jumlahnya) adalah 3 (koma atau kematian) sedangkan

tertinggi adalah 15 (sepenuhnya terjaga dan sadar orang).

Interpretasi:

• Skor minimal adalah 3 yang memiliki prognosis terburuk

Page 3: Pediatric Coma Scale

• Nilai maksimum adalah 15 yang memiliki prognosis terbaik

• Skor dari 7 atau di atas memiliki peluang yang baik untuk pemulihan.

• Skor 3-5 berpotensi fatal terutama jika disertai oleh murid-murid tetap atau

tanggapan oculovestibular tidak ada atau tekanan intrakranial meningkat.

• Normalnya anak di bawah 5 tahun dapat memiliki nilai lebih rendah daripada

orang dewasa karena mengurangi terbaik verbal dan respon motorik.

Page 4: Pediatric Coma Scale

KELAINAN YANG BERHUBUNGAN

DENGAN PEMERIKSAAN MMSE

Tujuan

Mini Mental State Examination (MMSE) dirancang untuk memberikan penilaian

klinis praktis perubahan status kognitif pada pasien rawat inap usia lanjut. Hal ini

mencakup orientasi orang tersebut untuk waktu dan tempat, kemampuan

mengingat, memori jangka pendek, dan kemampuan berhitung. Ini dapat

digunakan sebagai tes skrining penilaian kognitif .

Konsep Dasar

Mengevaluasi keadaan mental pasien jiwa usia lanjut dengan tes psikologis formal

telah menjadi bagian rutin dari pemeriksaan klinis. Tes-tes tersebut sering kali

terlalu panjang untuk mata pelajaran lansia dan berdasarkan teori, bukan pada

jenis kerusakan kognitif yang menyebabkan kesulitan praktis dalam hidup setiap

hari. MMSE dirancang sebagai alat bantu klinis dalam penilaian kognitif lansia

pasien.

The American Psychiatric Association (APA) mengklasifikasikan 4 kategori besar

dari gangguan kognitif yang terdiri dari :

1. Delirium

Suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai dengan gangguan perhatian,

memori, pikiran dan orientasi.

2. Demensia

Suatu penurunan fungsi otak yang kronik dan progresif yang ditandai oleh adanya

kelemahan ingatan (memori), kebingungan, dan kemampuan untuk

berkonsentrasi.

3. Amnesia

Ketidakmampuan mengingat pengalaman yang lalu

4. Gangguan kognitif

Page 5: Pediatric Coma Scale

1. Derilium

Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran

yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif.

Etiologi

Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola

gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien.

Penyebab utama dapat berasal dari penyakit susunan saraf pusat seperti (sebagai

contoh epilepsi), penyakit sistemik, dan intoksikasi atau reaksi putus obat maupun

zat toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak di luar sistem pusat, misalnya

gagal ginjal dan hati. Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah asetilkolin,

serotonin, serta glutamat Area yang terutama terkena adalah formasio retikularis.

Penyebab Delirium

Penyakit intrakranial

1. Epilepsi atau keadaan pasca kejang

2. Trauma otak (terutama gegar otak)

3. Infeksi (meningitis, ensetalitis).

4. Neoplasma.

Faktor predisposisi terjadinya delirium, antara lain:

Usia

Kerusakan otak

Riwayat delirium

Ketergantungan alkohol

Diabetes

Kanker

Gangguan panca indera

Malnutrisi.

Page 6: Pediatric Coma Scale

Diagnosis

Kriteria Diagiostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:

1. Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap

lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan,

mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.

2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya

beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan

hari.

3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan

bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik

diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan,

atau yang sedang timbul.

4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan

Iaboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh akibat fisiologis

langsung dan kondisi medis umum.

Gambaran klinis

Kesadaran (Arousal)

Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien dengan delirium,

satu pola ditandai oleh hiperaktivitas yang berhubungan dengan peningkatan

kesiagaan. Pola lain ditandai oleh penurunan kesiagaan. Pasien dengan delirium

yang berhubungan dengan putus zat seringkali mempunyai delirium hiperaktif,

yang juga dapat disertai dengan tanda otonomik, seperti kemerahan kulit, pucat,

berkeringat, takikardia, pupil berdilatasi, mual, muntah, dan hipertermia. Pasien

dengan gejala hipoaktif kadang-kadang diklasifikasikan sebagai depresi, katatonik

atau mengalami demensia.

Orientasi

Page 7: Pediatric Coma Scale

Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang harus diuji pada seorang pasien

dengan delirium. Orientasi terhadap waktu seringkali hilang bahkan pada kasus

delirium yang ringan. Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali

orang lain (sebagai contohnya, dokter, anggota keluarga) mungkin juga terganggu

pada kasus yang berat Pasien delirium jarang kehilangan orientasi terhadap

dirinya sendiri.

Bahasa dan Kognisi

Pasien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan dalam bahasa. Kelainan

dapat berupa bicara yang melantur, tidak relevan, atau membingungkan

(inkoheren) dan gangguan kemampuan untuk mengerti pembicaraan Fungsi

kognitif lainnya yang mungkin terganggu pada pasien delirium adalah fungsi

ingatan dan kognitif umum. Kemampuan untuk menyusun, mempertahankan dan

mengingat kenangan mungkin terganggu, walaupun ingatan kenangan yang jauh

mungkin dipertahankan. Disarnping penurunan perhatian, pasien mungkin

mempunyai penurunan kognitif yang dramatis sebagai suatu gejala hipoaktif

delirium yang karakteristik. Pasien delirium juga mempunyai gangguan

kemampuan memecahkan masalah dan mungkin mempunyai waham yang tidak

sistematik, kadang kadang paranoid.

Persepsi

Pasien dengan delirium seringkali mempunyai ketidak mampuan umum untuk

membedakan stimuli sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi sekarang

dengan pengalaman masa lalu mereka. Halusinasi relatif sering pada pasien

delirium. Halusinasi paling sering adalah visual atau auditoris walaupun

halusinasi dapat taktil atau olfaktoris. Ilusi visual dan auditoris adalah sering pada

delirium.

Suasana Perasaan

Page 8: Pediatric Coma Scale

Pasien dengan delirium mempunyai kelainan dalam pengaturan suasana Gejala

yang paling sering adalah kemarahan, kegusaran, dan rasa takut yang tidak

beralasan. Kelainan suasana perasaan lain adalah apati, depresi, dan euforia.

Gejala Penyerta  : Gangguan tidur-bangun

Tidur pada pasien delirium secara karakteristik adalah terganggu. Paling sedikit

mengantuk selama siang hari dan dapat ditemukan tidur sekejap di tempat

tidurnya atau di ruang keluarga. Seringkali keseluruhan siklus tidur-bangun pasien

dengan delirium semata mata terbalik. Pasien seringkali mengalami eksaserbasi

gejala delirium tepat sebelum tidur, situasi klinis yang dikenal luas sebagai

sundowning.

Gejala neurologis

Gejala neurologis yang menyertai, termasuk disfagia, tremor, asteriksis,

inkoordinasi, dan inkontinensia urin.

Diagnosis Banding

a. Demensia

b. Psikosis atau Depresi

Pengobatan

Tujuan utama adalah mengobati gangguan dasar yang menyebabkan delirium.

Tujuan pengobatan yang penting lainnya adalah memberikan bantuan fisik,

sensorik, dan lingkungan. Dua gejala utama dari delirium yang mungkin

memerlukan pengobatan farmakologis adalah psikosis dan insomnia Obat yang

terpilih untuk psikosis adalah haloperidol (Haldol), suatu obat antipsikotik

golongan butirofenon, dosis awal antara 2 – 10 mg IM, diulang dalam satu jam

jika pasien tetap teragitasi, segera setelah pasien tenang, medikasi oral dalam

cairan konsentrat atau bentuk tablet dapat dimulai, dosis oral +I,5 kali lebih tinggi

Page 9: Pediatric Coma Scale

dibandingkan dosis parenteral Dosis harian efektif total haloperidol 5 – 50 mg

untuk sebagian besar pasien delirium. Droperidol (Inapsine) adalah suatu

butirofenon yang tersedia sebagai suatu formula intravena alternatif monitoring

EKG sangat penting pada pengobatan ini

Insomnia diobati dengan golongan benzodiazepin dengan waktu paruh pendek,

contohnva. hidroksizine (vistaril) dosis 25 – 100 mg.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Onset delirium biasanya mendadak, gejala prodromal (kegelisahan dan ketakutan)

dapat terjadi pada hari sebelum onset gejala yang jelas. Gejala delirium biasanya

berlangsung selama faktor penyebab yang relevan ditemukan, walaupun delirium

biasanya berlangsung kurang dari I minggu setelah menghilangnya faktor

penyebab, gejala delirium menghilang dalam periode 3 – 7 hari, walaupun

beberapa gejala mungkin memerlukan waktu 2 minggu untuk menghilang secara

lengkap. Semakin lanjut usia pasien dan semakin lama pasien mengalami

delirium, semakin lama waktu yang diperlukan bagi delirium untuk menghilang.

Terjadinya delirium berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi pada tahun

selanjutnya, terutama disebabkan oleb sifat serius dan kondisi medis penyerta

2. Demensia

Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat

mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan

beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)

yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive)

(Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan

bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala

yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi

perubahan kepribadian dan tingkah laku. Demensia adalah satu penyakit yang

melibatkan sel-sel otak yang mati secara abnormal.Hanya satu terminologi yang

digunakan untuk menerangkan penyakit otak degeneratif yang progresif. Daya

ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila mengalami demensia.

Penyakit ini boleh dialami oleh semua orang dari berbagai latarbelakang

Page 10: Pediatric Coma Scale

pendidikan mahupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat sembarang rawatan

untuk demensia, namun rawatan untuk menangani gejala-gejala diperolehkan.

MMSE umumnya digunakan dalam pengobatan untuk untuk demensia, digunakan

untuk memperkirakan tingkat keparahan dari kerusakan kognitif pada suatu titik

waktu tertentu dan untuk mengikuti program perubahan kognitif pada individu

dari waktu ke waktu, sehingga menjadikannya sebagai cara yang efektif untuk

mendokumentasikan respon individu untuk pengobatan.

Epidemiologi

Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Dan semua pasien demensia, 50 –

60% menderita demensia tipe Alzheimer yang merupakan ripe demensia yang

paling sering. Kira-kira 5% dari semua orang yang mencapai usia 65 tahun

menderita demensia tipe Alzhermer, dibandingkan 15 – 25% dan semua orang

yang berusia 85 tahun atau lebih. Tipe demensia yang paling sering kedua adalah

demensia vaskular yaitu demensia yang secara kausatif berhubungan dengan

penyakit serebrovaskular, berkisar antara 15 – 30% dari semua kasus demensia,

sering pada usia 60 – 70 tahun terutama pada laki-laki. Hipertensi merupakan

faktor predisposisi terhadap penyakit demensia vaskular.

Penyebab

1. Penyakit Alzheimer

2. Demensia Vaskular

3. Infeksi

4. Gangguan nutrisional

5. Gangguan metabolik

6. Gangguan peradangan kronis

7. Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis)

8. Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak

9. Anoksia

10. Trauma (cedera kepala, demensia pugilistika (punch-drunk syndrome))

11. Hidrosefalus tekanan normal

Page 11: Pediatric Coma Scale

Gambaran Klinis

Gangguan Daya Ingat

Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal menonjol pada demensia,

khususnya pada demensia yang mengenai korteks, seperti demensia tipe

Alzheimer. Pada awal perjalanan demensia, gangguan daya ingat adalah ringan

dan paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi

Gangguan Bahasa

Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe Alzheimer dan

demensia vaskular, dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa pasien. Kesulitan

berbahasa ditandai oleh cara berkata yang samar-samar, stereotipik tidak tepat,

atau berputar-putar.

Perubahan Kepribadian

Perubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling mengganggu bagi

keluarga pasien yang terkena. Pasien demensia mempunyai waham paranoid.

Gangguan frontal dan temporal kemungkinan mengalami perubahan keperibadian

yang jelas, mudah marah dan meledak – ledak.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Perjalanan klasik dan demensia adalah onset pada pasien usia 50 – 60 tahun

dengan pemburukan bertahap selama 5 – 10 tahun, yang akhirnya menyebabkan

kematian. usia saat onset dan kecepatan pemburukannya adalah bervariasi

diantara tipe demensia yang berbeda dan dalam kategori diagnostik individual.

Page 12: Pediatric Coma Scale

3. Amnesia

Amnesia merupakan suatu kondisi memori yang terganggu atau hilangnya

kenangan / memori. Penyebabnya bisa bersifat organik atau bersifat fungsional.

Penyebab-penyebab Organik mencakup kerusakan pada otak, karena trauma atau

penyakit, atau penggunaan obat-obatan tertentu (biasanya obat penenang).

Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti pada saat terjadi mekanisme

pertahanan ego. Efek lain dari amnesia adalah ketidak mampuan membayangkan

masa depan. Sebuah studi baru-baru ini yang dipublikasikan secara online dalam

Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa amnesia

dengan kerusakan hippocampus tidak dapat membayangkan masa depan. Hal ini

karena ketika manusia normal membayangkan masa depan, mereka menggunakan

pengalaman masa lalu untuk membangun skenario yang mungkin. Sebagai

contoh, seseorang yang akan mencoba untuk membayangkan apa yang akan

terjadi di sebuah pesta yang akan terjadi dalam waktu dekat akan menggunakan

pengalaman mereka di pesta-pesta untuk membantu menyusun acara.

Bentuk Amnesia

Berdasarkan pola gejalanya (bukan untuk menunjukan penyebab tertentu atau

etiologi) Amnesia dapat dikategorikan:

Anterograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana peristiwa atau

kejadian baru yang ada dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke

ingatan jangka panjang yang permanen.

Retrograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana seseorang tidak

dapat mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum menderita

amnesia, lebih dari peristiwa lupa biasa.

Kedua kategori amnesia tersebut dapat terjadi secara bersama pada pasien yang

sama, dan biasanya adalah sebagai akibat dari pengaruh obat atau kerusakan pada

daerah otak yang paling dekat hubungannya dengan episodik / deklaratif memori:

medial lobus temporal, khususnya hipocampus.

Page 13: Pediatric Coma Scale

Satu contoh terjadinya retrograde amnesia dan anterograde amnesia secara

bersamaan adalah seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mampu

mengingat kejadian ketika dia sedang mengendarai sepeda motornya karena

cedera pada kepalanya (retrograde amnesia), dia juga tidak ingat tentang kejadian

di rumah sakit dua hari setelahnya (anterograde amnesia). Efek amnesia dapat

berlangsung lama meskipun kondisi amnesia tersebut telah berlalu. Banyak

penderita amnesia menyatakan bahwa amnesia berubah dari kondisi neurologist

ke kondisi psikologis, di mana pasien kehilangan kepercayaan diri dan keyakinan

pada kenangan/memori mereka sendiri dan hal dari peristiwa masa lalunya.

Gejala

Penderita amnesia mudah dikenali. Ia tidak mampu mempelajari hal hal baru atau

mengingat hal-hal sebelumnya. Tanda yang lain, penderita mengalami hambatan

pada fungsi sosial dan pekerjaan. Meski demikian pemeriksaan medis lebih akurat

untuk mengetahui penderita mengalami amnesia atau gangguan otak lain.

4. Mild Cognitive Impairment (MCI)

Nama lain

Incipient dementia, Isolated memory impairment.

Definisi

Merupakan kondisi gangguan cognitive yang melampaui / lebih parah dari

penurunan cognitive akibat penuaan normal (normal expected age-related

changes), namun kemampuan fungsional umum masih berfungsi normal dan tidak

memenuhi criteria demensia.

Dengan kata lain, MCI merupakan kondisi transisional antara penuaan fungsional

dengan demensia.

Klasifikasi

Amnestic MCI

Bentuk MCI ini, di-ciri-khaskan dengan gangguan memory. Dan sering diduga

merupakan prekusor/bentuk awal dari penyakit Alzheimer.

Page 14: Pediatric Coma Scale

Non-amnestic MCI

Tidak ada gangguan cognitive yang jelas yang dapat mencirikhaskan bentuk MCI

ini, namun hasil penelitian menunjukan bahwa gangguan pada fungsi cognitive

eksekutif mendominasi bentuk MCI ini (impairment in language, executive

function, or visuospatial skills, in addition to memory).

Bentuk MCI ini sering dihubungkan dengan penyakit cerebrovaskular atau

dianggap menjadi precursor dari beberapa kondisi meliputi : frontotemporal

dementia, Lewy body dementia, Parkinson’s disease, atypical Alzheimer’s

disease, dll.

Epidemiologi

Prevalensi usia pada populasi secara umum :

- Umur 65-74 tahun : 19,2 %

- Umur 75-85 tahun : 10-27,6 %

- Umur >85 tahun : 25-38 %

Laki-laki < perempuan, bagi amnestic MCI (mengikuti prevalensi penyakit

Alzheimer)

Etiologi

1. Plaques amiloid, terutama terdiri dari beta amyloid (A-beta)

2. Neurofibrillary tangles (NFT), yaitu suatu struktur intraselular yang berisi

serat khusus, melintir, yang sebagian besar terdiri dari protein

3. Penyusutan hipokampus , sebuah area otak yang penting untuk memory

4. Stroke

5. Badan lewy, gumpalan protein abnormal yang terkait dengan penyakit

parkinson’s.

6. Lain-lain: degenerasi frontotemporal, penyakit tiroid, infeksi HIV, depresi,

efek samping pada CNS akibat penggunaan narkoba, infeksi cerebral,

Page 15: Pediatric Coma Scale

cedera otak traumatik,efek samping dari gangguan tidur, defesiensi

kobalamin, stress psikologis kronik.

Patogenesis-fisiologi

Patogenfis MCI bersifat multifactorial. Mayoritas kasus amnestic MCI memiliki

pathogenesis dan merupakan bagian dari perjalanan penyakit Alzheimer, dimana

MCI berada pada posisi “belum parah benar” untuk berada pada posisi demensia

pada Alzheimer, begitu juga pada kasus non-amnestic MCI.

Penatalaksanaan

a. Medikamentosa

Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan MCI

Namun ada beberapa obat yang dapat memperbaiki kulitas hidup

seperti :

1. Antioksidan : Vitamin E dosis tinggi sampai 2000 IU/hari

mempunyai pengaruh memperlambat progresifitas penyakit.

2. Anti inflamasi (NSAID): diperlukan karena proses inflamasi

akan mengaktifkan dan meningkatkan mikroglia sehingga

menghasilkan bahan inflamasi interleukin I. yang menyebabkan

perubahan neuron otak.

3. Cholinesterase inhibitor :menghambat penghancuran

asetilkolin,misalnya Rivastigmine, Donepezil HCL

4. Nootropik :

o Centrophenoxine berguna untuk menambah aliran darah ke otak dan

bertindak sebagai penangkal radikal bebas dan di eropa digunakan

dalam kombinasi dengan piracetam untuk memperbaiki memory

o Piracetam :memperbaiki aktivitas kognitif khususnya fungsi korteks

tertinggi dan saat digunakan bersama choline dapat meningkatkan

Page 16: Pediatric Coma Scale

attention dan kognisi,meningkatkan kemampuan otak untuk

menggunakan glukosa dan meningkatkan sirkulasi darah di otak

5. L-deprenyl hydrochloride :meningkatkan produksi nitric oxide

dalam pembuluh darah di otak yang menyebabkan pembuluh darah

mengembang dan akhirnya meningkatkan aliran darah ke

otak.selain itu juga melindungi endothelium dari efek toksik

amyloid beta-peptide yang mana merupakan komponen utama

terbentuknya plak dalam penyakit Alzheimer.selain itu penelitian

menunjukkan bahwa obat ini melindungi sel otak dari kematian

yang disebabkan neurotoksin

b. Perubahan gaya hidup

c. Olahraga otak

d. Tidur yang cukup

e. Membiasakan bersosialisasi dengan orang lain

f. Latihan fisik dan otak :berfungsi untuk kebugaran fisik dan meningkatkan

kemapuan kognitif,berupa gerak dan latih otak(brain gym),latihannya

ringan.santai,aman dan tidak lama,salah satu contoh gerakannya adalah

dengan menyilang garis tengah tubuh

h. Monitoring :

Pasien diminta check up setiap 6 atau 12 bulan untuk dimonitor perubahan

dalam membaca , menulis , berbahasa ,reasoning dan understanding,adanya

penurunan yang signifikan menandakan adanya progress kea rah demensia

alzheimer

5. Alzhaimer

Penyakit Alzheimer  atau  Senile Dementia of the Alzheimer Type

(SDAT) merupakan gangguan fungsi kognitif yang onsetnya lambat dan

gradual, degenerative, sifatnya progresif dan permanen. Awalnya pasien akan

mengalami gangguan fungsi kognitif dan secara perlahan-lahan akan mengalami

gangguan fungsi mental yang berat.

Definisi

Page 17: Pediatric Coma Scale

Alzheimer atau kepikunan merupakan sejenis penyakit penurunan fungsi saraf

otak yang kompleks dan progresif. Penyakit ini dikenal sebagai salah satu

penyakit yang paling sering ditemui sebagai penyebab demensia. Demensia

adalah suatu penyakit penurunan fungsi kognitif/gangguan intelektualnya/daya

ingat yang umumnya semakin lama semakin memburuk (progresif) dan tidak

dapat  dirubah (irreversible). Demensia menyebabkan penderitanya kesulitan

untuk menjalani aktivitas sehari-hari dan berhubungan sosial. Demensia yang

disebabkan oleh Alzheimer berarti demensia yang disertai  perubahan patologis di

otak penderitanya.

 

Penyebab

Hingga kini, sumber sebenarnya penyakit ini belum ditemukan. Meski ada  yang

beranggapaan karena disebabkan oleh penuaan, namun dalam hal ini Alzheimer

bukan disebabkan oleh penuaan. Ilmuan berpendapat bahwa Alzheimer dikaitkan

dengan pembentukan dan perubahan pada sel-sel saraf yang normal menjadi serat.

 

Gejala

a.       Gejala Ringan

         Lebih sering bingung dan melupakan informasi yang baru

dipelajari.

         Disorientasi: tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan

baik.

         Bermasalah dalam melaaksanakan tugas rutin.

         Mengalami  perubahan dalam kepribadian dan penilaian.

b.      Gejala Menengah

         Kesulitan dalam mengerjakan aktivitas hidup sehari-hari, seperti

makan dan mandi

         Cemas dan curiga

         Mengalami gangguan tidur (insomnia)

         Keluyuran

         Kesulitan mengenali keluarga dan teman

c.       Gejala Akut

Page 18: Pediatric Coma Scale

         Sulit atau kehilangan kemampuan berbicara

         Kehilangan nafsu makan dan menurunnya berat badan

         Tidak mampu mengontrol buang air kecil maupun besar

         Sangat tergantung pada pengasuh

 

Alzheimer’s Disease and Related Disorders Association (2001) juga membuat 10

gejala penyakit Alzheimer:

Hilang Ingatan.

Salah satu dari gejala awal demensia adalah melupakan informasi yang baru

dipelajari. Penderita juga akan melupakan berbagai hal seperti itu lebih

sering dan kemudian tidak ingat akan hal tersebut sama sekali.

Sulit untuk mengerjakan tugas yang sudah familiar.

Penderita demensia sulit untuk mengerjakan tugas yang sudah merupakan

tugas sehari-hari mereka.

Bermasalah dengan bahasa.

Penderita akan sulit menemukan kata yang tepat, bahkan sinonim termudah

dari kata tersebut akan sulit untuk mereka ucapkan.

Disorientasi waktu dan tempat.

Penderita mudah tersesat di jalan dekat rumahnya, dan ia tidak tahu

bagaimana jalan untuk kembali ke rumah.

Kurang baik dalam mengambil keputusan. 

Penderita tidak bisa memutuskan sesuatu tepat dengan kondisi yang ada.

Misalkan dalam berpakaian mereka akan memilih baju yang tidak sesuai

dengan cuaca.

Page 19: Pediatric Coma Scale

Bermasalah dengan pemikiran abstrak.

Menyeimbangkan buku cek mungkin menjadi tugas sulit bagi penderita.

Mereka biasanya lupa berapa jumlah atau angkanya dan apa yang harus

mereka lakukan dengan angka-angka tersebut.

Salah menempatkan segala sesuatu. 

Penderita biasanya meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Misalkan ia

akan membuat es, namun justru memasukannya ke dalam pemanas nasi.

Perubahan mood dan tingkah laku.

Penderita akan mengalami perubahan mood dan tingkah laku. Misalnya dari

seorang yang bisa mengontrol emosinya serta penyabar menjadi kasar dan

penuh emosi.

Perubahan kepribadian.

Kepribadian penderita sangat berubah. Menjadi benar-benar kacau, penuh

kecurigaan, katakutan atau terlalu bergantung pada orang lain.

Kehilangan inisiatif.

Lelah akibat pekerjaan rumah, aktivitas bisnis, atau kewajiban sosial

sesekali waktu adalah wajar. Namun demikian, orang yang mengidap

Alzheimer dapat menjadi pasif, duduk di depan televisi berjam-jam, tidur

lebih dari biasanya dan enggan melakukan aktivitas seperti biasanya.

Page 20: Pediatric Coma Scale

PEMERIKSAAN PENGGANTI MMSE

PADA PASIEN BUTA HURUF

1. Clock Drawing Test

Clock Drawing Test (CDT) adalah layar untuk visuospatial, praksis konstruksi

dan frontal / penurunan eksekutif. Pasien pertama-tama diminta untuk

menggambar lingkaran, dan kemudian memakai nomor seakan wajah jam.

Ketidak mampuan untuk benar ruang nomor di sekitar lingkaran tersebut dapat

disebabkan oleh penurunan visuospatial, kelalaian, atau defisit perencanaan.

Akhirnya mereka diminta untuk menggambar di tangan untuk mewakili suatu

waktu tertentu. Waktu '10 lalu 11 'biasanya digunakan, karena hal ini tes

kemampuan pasien untuk menghitung bahwa tangan menit harus menunjuk,

nomor 2 lebih dari 10 (frontal / fungsi eksekutif). Tugas ini juga memerlukan

penggunaan kedua sisi bidang visual. Alternatif versi pengujian memang ada, dan

dalam beberapa lingkaran pra-ditarik. Setidaknya 15 sistem penilaian berbeda

telah diuji, dengan beberapa mengalokasikan lebih dari 30 marks. Opini dibagi

sebagai metode yang adalah best. Yang paling sederhana adalah skala tiga titik,

dengan satu tanda untuk masing-masing : lingkaran benar ditarik; nomor tepat

spasi, dan tangan yang menunjukkan waktu yang tepat. Biasanya yang diperlukan

hanya 1-2 menit untuk melakukan. Keuntungan tambahan adalah kemerdekaan

relatif dari bias karena kecerdasan, bahasa atau budaya factors.

Opini dibagi atas manfaat CDT untuk mendeteksi dini, perubahan ringan pada

kognisi dan, oleh karena itu, kegunaannya sendiri sebagai skrining test. Seperti

halnya alat penilaian singkat, itu yang membedakan di berbagai subtipe dementia.

Walaupun dapat mendeteksi kerusakan kognitif, CDT tidak memiliki manfaat

tambahan baik dalam diagnosis atau pemantauan delirium. Skor tidak

berpengaruh nyata di hadapan depresi alone. Tinjauan menilai studi ini

menyatakan bahwa CDT berarti sensitivitas dan spesifisitas keduanya ~ 85%,

meskipun nilai yang diperoleh akan tergantung pada populasi yang diteliti dan

Page 21: Pediatric Coma Scale

sistem penilaian yang diterapkan. Dalam sampel tidak dipilih masyarakat, nilai-

nilai untuk sensitivitas 83% dan 72% untuk spesifisitas telah obtained.

2. Mini-Cog

Mini-Cog menambahkan tes ingat tiga kata untuk CDT, sehingga meningkatkan

memori testing. Dibutuhkan sekitar 3 menit untuk melakukannya. Subyek

diklasifikasikan memiliki kerusakan kognitif jika mereka tidak dapat mengingat

salah satu dari tiga kata (setelah melakukan gambar jam) atau jika mereka

mengingat kata-kata hanya 1 atau 2 dan menggambar jam normal (yaitu salah satu

lingkaran, angka dan tangan tidak benar ). Hasil yang diperoleh adalah demikian

bahwa penurunan nilai kognitif ada atau tidak, bukan skala numerik. Hal ini

menambah kesederhanaan sebagai tes skrining, tetapi berarti tidak memiliki nilai

tes yang baik dalam pemantauan perkembangan penyakit atau tingkat keparahan.

3.Penilaian Praktisi Jenderal Kognisi (GPCOG)

GPCOG memiliki kesamaan dengan Mini-Cog, dalam hal ini mengkombinasikan

tugas mengingat (nama dan alamat) dengan CDT. Ada juga komponen tes memori

singkat peristiwa terkini dan orientasi. Selain itu, ada kuesioner pendek yang

dilakukan pada pasien. Hal ini diperkirakan akan memakan waktu 5-6 menit

dalam pelaksanaanya. Namun, estimasi ini akan bervariasi sesuai dengan jumlah

yang terjadi pada pasien untuk melengkapi komponen informan.

4. Confused Assessment Metode (CAM)

Confused Assessment Metode (CAM) telah dikembangkan sebagai tes skrining

untuk mendeteksi delirium. Memiliki format empat pertanyaan yang sangat

sederhana dan dirancang untuk digunakan oleh berbagai staf layanan kesehatan

untuk memungkinkan identifikasi awal pasien dan manajemen yang diperlukan.

Hal ini dianggap positif ketika item A dan B ditambah C dan / atau D, dari daftar

berikut, yang :

Page 22: Pediatric Coma Scale

(A) status konfusional akut dengan tingkat keparahan berfluktuasi

(B) kekurangan perhatian

(C) tidak teratur pola pikir-biasanya dilihat sebagai pidato teratur

(D) tingkat kesadaran yang berubah (mungkin hipo atau hiper-aktif)

5. Middlesex Elder Assessment Memory Score (MEAMS)

MEAMS saat ini lebih umum digunakan oleh terapis okupasi daripada dokter,

dengan nilai yang lebih rendah menunjukkan impairment. Selain area yang

tercakup MMSE, ia memiliki komponen yang dirancang untuk menilai fungsi

lobus frontal dan parietal kanan (kefasihan lisan, persepsi terfragmentasi). Hal ini

membutuhkan penggunaan serangkaian gambar kartu khusus untuk

menyelesaikannya. Subbagian dinilai dalam 'semua atau fashion none', yang

mungkin menjelaskan beberapa masalah yang diamati dengan tes-tes ulang

reliability.

Page 23: Pediatric Coma Scale

DAFTAR PUSAKA

1. Kaplan.H.I, Sadock. B.J, Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis, edisi ketujuh, jilid satu. Binarupa Aksara, Jakarta 1997. hal

502-540.

2. Ingram.I.M, Timbury.G.C, Mowbray.R.M, Catatan Kuliah Psikiatri, Edisi

keenam, cetakan ke dua, Penerbit Buku kedokteran, Jakarta 1995. hal 28-

42.

3. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, jilid 1. Penerbit Media

Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2001. hal

189-192.

4. Diagnosis Gangguan Jiwa, rujukan ringkas dari PPDGJ-III, editor Dr,

Rusdi Maslim.1993. hal 3

5. Maramis. W.F, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan ke VI, Airlangga

University Press, Surabaya 1992. hal 179-211.