peranan antioksidan endogen dan eksogen terhadap … produk-peranan antioksidan... · vitamin c, e,...

2
793 INFO PRODUK CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012 R adikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron tak berpasangan. Berbagai jenis radikal bebas memiliki potensi untuk berinteraksi terhadap molekul biologis dalam tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA, dan mencetuskan reaksi yang dapat merusak serta menyebabkan kematian sel. Berbagai evidens yang ada hingga saat ini telah menunjukkan bahwa pajanan radikal bebas terlibat dalam etiologi berbagai penyakit termasuk penyakit vaskuler. 1,2 Radikal bebas berasal dari dalam (endogen) maupun luar tubuh (eksogen). Reactive Oxy- gen Species (ROS), radikal bebas endogen, ter- bentuk saat proses metabolisme aerobik dan reaksi sekunder transisi logam seperti copper dan besi; sedangkan radikal bebas eksogen dapat berasal dari asap rokok, polusi, sinar ul- traviolet, radiasi pengion, dan lain lain. 1,2 Kerusakan akibat pajanan radikal bebas diminimalkan dengan antioksidan. Di dalam tubuh, sistem pertahanan antioksidan kompleks bekerja meminimalkan dampak pajanan radikal bebas endogen dan eksogen berlebih. Antioksidan endogen seperti suproxide dismutase, catalase, dan glutathion peroxidase menghambat oksidasi komponen seluler dengan secara langsung ’menangkap’ ROS dan reactive nitrogen species, memetabolisme peroksidase lipid menjadi substansi non-radikal, dan dengan reaksi chelation ion logam untuk mencegah terbentuknya oksidan. Antioksidan eksogen seperti vitamin C, E, carotenoid, dan polyphenol juga bekerja’menangkap’ radikal bebas. 1,2 Pada kondisi stres fisik, infeksi, pajanan berlebih radikal bebas, kapasitas antioksidan menjadi tidak memadai untuk menangkal radikal bebas. Kapasitas antioksidan tubuh juga makin menurun sejalan dengan per- tambahan usia. Kondisi pajanan radikal bebas melebihi kapasitas antioksidan tubuh disebut dengan stres oksidatif. Stres oksidatif telah diketahui berperan terhadap timbulnya berbagai penyakit inflamasi atau degeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, aterosklerosis, artritis reumatoid, kanker, dan proses penuaan dini. Pada kondisi stres oksidatif, tambahan asupan antioksidan akan bermanfaat. 1,2 Salah satu contoh antioksidan eksogen adalah astaxanthin, suatu carotenoid, yang terutama banyak terdapat pada organisme laut. Astaxanthin merupakan antioksidan poten dengan kekuatan antioksidan 100 kali lipat lebih kuat dibandingkan α-tocopherol dan 40 kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan β-carotene. Namun tidak seperti carotenoid lain, astaxanthin tidak menunjukkan sifat prooksidan. Berbagai penelitian menunjukkan efek protektif astaxanthin terhadap per- oksidase lipid yang diinduksi radikal bebas di dalam larutan organik, liposom, mikrosom hati dan membran sel. 3-7 Dalam peranannya menghambat terjadinya penyakit kardiovaskuler, astaxanthin ter- pantau menghambat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) sehingga mencegah aterosklerosis. 4 Untuk kesehatan mata, suplementasi astaxanthin 4 mg bersama vitamin C, E, zinc, copper, lutein, dan zeaxanthin selama 1 tahun secara bermakna memperbaiki disfungsi retina pada pasien age-related maculopathy stadium dini. 8 Pada uji klinik lain terhadap 42 sukarelawan sehat, suplementasi astaxanthin dosis 2 atau 8 mg/hari selama 8 minggu terpantau secara bermakna menurunkan kadar petanda kerusakan DNA, C-Reactive Protein (CRP) dan meningkatkan respon imun (dalam hal limfoproliferasi, aktivitas sel Natural Killer (NK), dan jumlah sel limfosit B dan T. 9 Manfaat astaxanthin terhadap kulit telah diteliti dalam beberapa uji klinis. Suatu uji klinik tersamar tunggal terhadap 49 wanita paruh baya menunjukkan bahwa astaxanthin 2x2 Peranan Antioksidan Endogen dan Eksogen terhadap Kesehatan Harvian Satya Dharma Medical Department, PT Kalbe Farma Tbk, Jakarta, Indonesia Gambar Perubahan ketebalan intima media karotis dibandingkan baseline; kolom atas: kelompok kontrol; kolom bawah: kelompok Glisodin CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 793 CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 793 10/25/2012 11:13:18 AM 10/25/2012 11:13:18 AM

Upload: phungnhan

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

793

INFO PRODUK

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang memiliki elektron tak berpasangan. Berbagai jenis radikal bebas memiliki

potensi untuk berinteraksi terhadap molekul biologis dalam tubuh, seperti protein, lipid, dan DNA, dan mencetuskan reaksi yang dapat merusak serta menyebabkan kematian sel. Berbagai evidens yang ada hingga saat ini telah menunjukkan bahwa pajanan radikal bebas terlibat dalam etiologi berbagai penyakit termasuk penyakit vaskuler.1,2

Radikal bebas berasal dari dalam (endogen) maupun luar tubuh (eksogen). Reactive Oxy-gen Species (ROS), radikal bebas endogen, ter-bentuk saat proses metabolisme aerobik dan reaksi sekunder transisi logam seperti copper dan besi; sedangkan radikal bebas eksogen dapat berasal dari asap rokok, polusi, sinar ul-traviolet, radiasi pengion, dan lain lain.1,2

Kerusakan akibat pajanan radikal bebas diminimalkan dengan antioksidan. Di dalam tubuh, sistem pertahanan antioksidan kompleks bekerja meminimalkan dampak pajanan radikal bebas endogen dan eksogen berlebih. Antioksidan endogen seperti suproxide dismutase, catalase, dan glutathion peroxidase menghambat oksidasi komponen seluler dengan secara langsung ’menangkap’ ROS dan reactive nitrogen species, memetabolisme peroksidase lipid menjadi substansi non-radikal, dan dengan reaksi chelation ion logam untuk mencegah terbentuknya oksidan. Antioksidan eksogen seperti vitamin C, E, carotenoid, dan polyphenol juga bekerja’menangkap’ radikal bebas.1,2

Pada kondisi stres fi sik, infeksi, pajanan berlebih radikal bebas, kapasitas antioksidan menjadi tidak memadai untuk menangkal radikal bebas. Kapasitas antioksidan tubuh juga makin menurun sejalan dengan per-tambahan usia. Kondisi pajanan radikal bebas melebihi kapasitas antioksidan tubuh disebut dengan stres oksidatif. Stres oksidatif

telah diketahui berperan terhadap timbulnya berbagai penyakit infl amasi atau degeneratif seperti Alzheimer, Parkinson, aterosklerosis, artritis reumatoid, kanker, dan proses penuaan dini.

Pada kondisi stres oksidatif, tambahan asupan antioksidan akan bermanfaat.1,2 Salah satu contoh antioksidan eksogen adalah astaxanthin, suatu carotenoid, yang terutama banyak terdapat pada organisme laut. Astaxanthin merupakan antioksidan poten dengan kekuatan antioksidan 100 kali lipat lebih kuat dibandingkan α-tocopherol dan 40 kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan β-carotene. Namun tidak seperti carotenoid lain, astaxanthin tidak menunjukkan sifat prooksidan. Berbagai penelitian menunjukkan efek protektif astaxanthin terhadap per-oksidase lipid yang diinduksi radikal bebas di dalam larutan organik, liposom, mikrosom hati dan membran sel.3-7

Dalam peranannya menghambat terjadinya penyakit kardiovaskuler, astaxanthin ter-pantau menghambat oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) sehingga mencegah aterosklerosis.4 Untuk kesehatan mata, suplementasi astaxanthin 4 mg bersama vitamin C, E, zinc, copper, lutein, dan zeaxanthin selama 1 tahun secara bermakna memperbaiki disfungsi retina pada pasien age-related maculopathy stadium dini.8 Pada uji klinik lain terhadap 42 sukarelawan sehat, suplementasi astaxanthin dosis 2 atau 8 mg/hari selama 8 minggu terpantau secara bermakna menurunkan kadar petanda kerusakan DNA, C-Reactive Protein (CRP) dan meningkatkan respon imun (dalam hal limfoproliferasi, aktivitas sel Natural Killer (NK), dan jumlah sel limfosit B dan T.9 Manfaat astaxanthin terhadap kulit telah diteliti dalam beberapa uji klinis. Suatu uji klinik tersamar tunggal terhadap 49 wanita paruh baya menunjukkan bahwa astaxanthin 2x2

Peranan Antioksidan Endogen dan Eksogen terhadap Kesehatan

Harvian Satya DharmaMedical Department, PT Kalbe Farma Tbk, Jakarta, Indonesia

Gambar Perubahan ketebalan intima media karotis dibandingkan baseline; kolom atas: kelompok kontrol; kolom bawah:

kelompok Glisodin

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 793CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 793 10/25/2012 11:13:18 AM10/25/2012 11:13:18 AM

794

INFO PRODUK

CDK-198/ vol. 39 no. 10, th. 2012

mg perhari selama 6 minggu menghasilkan perbaikan kerutan halus dan elastisitas kulit secara bermakna dibandingkan plasebo.7 Pada uji klinik lainnya, peran astaxanthin dalam menjaga kesehatan kulit yaitu mengurangi kerutan halus dan age spot serta meningkatkan elastisitas kulit, baik wanita maupun pria.10 Berbagai studi mengindikasikan manfaat lain astaxanthin sebagai antiinfl amasi, mengurangi gejala sindrom carpal tunnel dan artritis reumatoid, meningkatkan kualitas sperma, dan me-ngurangi gejala klimakterik.11

Selain antioksidan eksogen, tubuh juga mem-punyai antioksidan endogen. Superoxide dismutase (SOD) merupakan suatu antioksidan endogen yang bekerja pada tahap awal reaksi biokimia yang menghasilkan ROS. Sehingga SOD disebut antioksidan utama dan pertama

yang melindungi tubuh terhadap radikal bebas. Antioksidan endogen ini tersedia dalam bentuk oral, namun akan dihancurkan oleh enzim pencernaan; sehingga diperlukan suatu ’pelindung’ seperti gliadin yang berupa protein dari gandum.

Kombinasi SOD dan gliadin (Glisodin®) kini telah tersedia sebagai sediaan oral. Sediaan ini terbukti meningkatkan status antioksidan seluler dan melindungi kematian sel yang diinduksi oksidatif. 2,12

Pemberian Glisodin® terpantau melindungi DNA dari kerusakan yang diinduksi pemberian oksigen hiperbarik pada suatu uji klinik acak, tersamar ganda, melibatkan 20 sukarelawan sehat.13 Manfaat penting Glisodin® sebagai antioksidan terlihat pada uji klinik yang melibatkan 76 sukarelawan berusia 30 – 60

tahun dengan risiko penyakit kardiovaskuler. Kelompok pasien yang mendapat Glisodin® 500 IU per hari terpantau mengalami penurunan ketebalan intima media karotis pada hari ke-365 dan pada hari ke-545 dan -730 mencapai kemaknaan statistik di-bandingkan plasebo (p<0,001).14

Pemberian antioksidan pada kondisi stres oksidatif akan membantu tubuh melawan molekul oksidan yang berasal dari dalam maupun luar tubuh, sehingga membantu mengurangi / mencegah kerusakan oksidatif. Manfaat pemberian astaxanthin sebagai antioksidan eksogen potensi tinggi dan SOD sebagai antioksidan endogen lini pertama terbukti meningkatkan status kesehatan berbagai organ / jaringan tubuh, seperti pembuluh darah, retina, organ reproduksi, hingga kulit. � (HSD)

REFERENSI:

1. Duthie GG, Bellizzi MC. Eff ects of antioxidants on vascular health. Br. Med. Bull.1999;55(3):568-77.

2. Menvielle-Bourg FJ. Superoxide dismutas (SOD), a powerful antioxidant, is now available orally. Phytothérapie.2005;3:1-4.

3. Fasset RG, Coombes JS. Astaxanthin: A potential therapeutic agents in cardiovascular disease.Mar. Drugs.2011;9:447-65.

4. Iwamoto T, Hosoda K, Hirano R, Kurata H, Matsumoto A, Miki W. Inhibition of low-density lipoprotein oxidation by astaxanthin.Journal of atherosclerosis and thrombosis.2000;7(4):216-

22.

5. WebMD.Astaxanthin [Internet].2009 [cited 2011 Dec 23].Available from : www.webmd.com

6. McNulty HP, Byun J, Lockwood SF, Jacob RF, Mason P. Diff erential eff ects of carotenoids on lipid peroxidation due to membrane interactions: X-ray diff raction analysis. Biochimica et Biop-

hysics Acta.2007;1768:167-74.

7. Yamashita E.The eff ects of a dietary supplement containing astaxanthin on skin condition.Carotenoid Science.2010;10:91-5.

8. Parisi V, Tedeschi M, Gallinaro G, Varano M, Saviano S, Piemarocchi S, et al. Carotenoids and antioxidants in age-related maculopathy Italian study. Ophthalmology.2008;115:324-33.

9. Park JS, Chyun JH, Kim YK, Line LL, Chew BP. Astaxanthin decreased oxidative stress and infl ammation and enhanced immuno response in humans. Nutrition & Metabolism.2010;7:18.

10. Tominaga K, Hongo N, Karato M, Yamashita E. Cosmetic benefi ts of astaxanthin on humans subjects.Acta Biochimica Polonica.2012;59(1):43-7.

11. Natural Medicine Journal.Astaxanthin: A review of the literature [internet] .[cited June 14, 2012]. Available from: www.naturalmedicinejournal.com/article_content.asp?article=293.

12. Vouldoukis I, Conti M, Krauss P, Kamaté C, Blazquez S, Tefi t M, et al.Supplementation with gliadin-combined plant superoxide dismutase extract promotes antioxidant defences and pro-

tects against oxidative stress.Phytother Res.2004;18:957-62.

13. Muth CM, Glenz Y, Klaus M, Radermacher P, Speit G, Leverve X.Infl uence of an orally efective SOD on hyperbaric oxygen-related cell damage.Free Radic Res.2004;38(9):927-32.

14. Cloarec M, Caillard P, Provost J-C, Dever J-M, Elbeze Y, Zamaria N.Glisodin®, a vegetal SOD with gliadin, as preventative agent vs. atherosclerosis, as confi rmed with carotid ultrasound-B

imaging. Eur.Ann. Allerg. Clin. Immunol.2007;39(2).

CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 794CDK-198_vol39_no10_th2012 ok bgt.indd 794 10/25/2012 11:13:21 AM10/25/2012 11:13:21 AM