pengauditan internal atas pembelian bahan ...repository.usd.ac.id/34625/2/152114046_full.pdfbahan...
TRANSCRIPT
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN TERNAK
(Studi Kasus di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
NIM: 152114046
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN TERNAK
(Studi Kasus di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
NIM: 152114046
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan
menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih,
pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-
berkasnya.”
Mazmur 126: 5-6
Kupersembahkan Untuk:
Tuhan Yesus
Bunda Maria
Santa Agatha
Bapakku Agustinus Usdek dan Ibuku Margaretha Widowati
Kakak- Kakakku Satrio Pambudi Atmojo, Reska Diana Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan skripsi dengan judul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN TERNAK
(Studi Kasus di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggl 15 Mei 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Yang membuat pernyataan,
Agatha Fitri Ayu Astuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agatha Fitri Ayu Astuti
NIM : 152114046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN TERNAK
(Studi Kasus di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper)
Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada
saya selama tetap tercantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenanranya.
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Yang menyatakan
Agatha Fitri Ayu Astuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulisan mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian penulis
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian penulis
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan kesempatan untuk belajar, mengembangkan
kepribadian penulis, dan mendampingi selama proses belajar
4. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Akt., QIA. selaku Pembimbing Skripsi yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
5. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama proses belajar
6. Manager Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper Bapak Ir Agus Yulianto yang
telah memberikan izin melakukan penelitian ini dan membantu selama proses
pengambilan data
7. Manager Personalia Koperasi Jasa Usaha Bersama Puspetasari Bapak Sulistyo
Sudibyo NS, S.H yang telah membantu dan membimbing penulis saat
melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Seluruh karyawan di bagian pembelian Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
yang telah membantu dan memberikan informasi kepada penulis saat melakukan
penelitian
9. Bapak Agustinus Usdek Joko Wibowo, Ibu Margaretha Widowati, Kakak Satrio
Pambudi Atmojo dan Reska Diana Putri yang telah memberikan semangat, doa,
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
10. Emelinda Tiara A.P, Nora Tisa S, Yustina Rostyaningtyas, Marcellina Winny
Floryberta Kusuma Putri, dan Monica Noventya Parcelestri yang telah
memberikan semangat, dukungan dan doa selama proses perkuliahan hingga
penyusunan skripsi
11. Teman- teman kelas B angkatan 15 yang telah memberikan semangat,
kebersamaan dan dukungan selama proses kuliah
12. Teman teman kelas MPAT J yang telah memberikan semangat, dukungan dan
saran.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannnya, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Mei 2019
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ....................... v
HALAMAN PUBLIKASI ............................................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ ix
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................ xii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Batasan Masalah........................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 7
A. Industri ........................................................................................ 7
1. Definisi Industri ..................................................................... 7
B. Industri Pabrik Pakan .................................................................. 7
1. Definisi Industri Pakan ........................................................... 7
2. Penggolongan Industri Pakan Ternak .................................... 7
C. Pengauditan ................................................................................. 8
1. Definisi Pengauditan ............................................................. 8
2. Pengelompokan Audit ............................................................ 8
D. Audit Internal ............................................................................... 10
1. Definisi Audit Internal .......................................................... 10
2. Tujuan Audit Internal ............................................................. 11
3. Ruang Lingkup Audit Internal ............................................... 11
4. Pelaksanaan Audit Internal .................................................... 15
E. Pengendalian Internal ................................................................... 19
1. Pengertian Pengendalian Internal ........................................... 19
2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal ....................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
F. Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas ........................................... 21
1. Definisi Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas ....................... 21
2. Indikator Ekonomis, Efisien, dan Efektif ............................... 22
G. Pembelian Bahan Baku ................................................................ 23
1. Definisi Bahan Baku .............................................................. 23
2. Sistem Pembelian ................................................................... 24
H. Audit atas Pembelian Bahan Baku ............................................... 26
I. Kerangka Berpikir Penelitian ....................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 29
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 29
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29
1. Observasi ................................................................................ 29
2. Wawancara ............................................................................. 30
3. Red Flags dan Risk Worksheet ............................................... 30
4. Checklist ................................................................................. 31
5. Metode Dokumentasi ............................................................. 31
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 31
1. Survei Pendahuluan ................................................................ 32
2. Menyusun Rencana Audit Internal ........................................ 32
3. Melaksanakan Audit Internal ................................................. 35
4. Merangkum Hasil Audit Internal ........................................... 37
5. Melaporkan Hasil Audit Internal ........................................... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PABRIK MAKANAN TERNAK
NUTRIFEED CEPER ..................................................................... 38
A. Profil Perusahaan ......................................................................... 38
B. Visi Perusahaan ............................................................................ 38
C. Misi Perusahaan ........................................................................... 38
D. Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................... 38
E. Struktur Organisasi ..................................................................... 40
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 44
A. Pelaksanaan Survei Pendahuluan .................................................. 44
B. Perencanaan Audit Internal ........................................................... 47
C. Melaksanakan Audit Internal......................................................... 50
D. Merangkum Hasil Audit Internal ................................................... 81
E. Melaporkan Hasil Audit Internal ................................................... 83
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 92
A. Kesimpulan .................................................................................... 92
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 93
C. Saran .............................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95
LAMPIRAN ................................................................................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Pedoman Penilaian Risiko................................................... 34
Tabel 2. Red Flags dan Risk Worksheet ...................................................... 34
Tabel 3. Program Audit ............................................................................... 35
Tabel 4. Tabel Gabungan Red Flags dan Risk Worksheet ......................... 48
Tabel 5. Program Audit- Organisasi Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak ............................................................................ 51
Tabel 6. Program Audit-Perencanaan Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak ............................................................................ 57
Tabel 7. Program Audit-Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak ............................................................................ 62
Tabel 8. Program Audit-Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku
Makanan Ternak ............................................................................ 68
Tabel 9. Program Audit-Pembayaran dan Pelaporan Pembelian
Bahan Baku Makanan Ternak ....................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi ........................................................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN BAHAN BAKU
MAKANAN TERNAK
(Studi Kasus di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper)
Agatha Fitri Ayu Astuti
NIM: 152114046
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengauditan internal dengan
menilai keekonomisan, keefisienan dan keefektivitasan pembelian bahan baku
makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper. Jenis penelitian ini
adalah studi kasus.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif berdasarkan prosedur audit internal. Peneliti memperoleh data
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, tabel kombinasi red flags dan
risk worksheet, checklist, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan pembelian bahan baku makanan ternak telah
dilakukan secara cukup ekonomis, sangat efisien, dan efektif. Dalam pelaksanaan
audit internal atas pembelian bahan baku makanan ternak terdapat temuan yang
dilaporkan dalam laporan audit beserta rekomendasi untuk melakukan perbaikan
kelemahan.
Kata kunci: Pengauditan Internal, Pembelian, Bahan Baku, Standard Operating
Procedure, Ekonomis, Efisien, Efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
INTERNAL AUDIT OF PURCHASING RAW MATERIAL FODDER
(A Case Study at Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper)
Agatha Fitri Ayu Astuti
NIM: 152114046
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
The aim of this study was to determine the result of an internal audit process
by assessing the economic, the efficiency, and the effectiveness value of purchasing
raw material fodder at Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper. This research was
a case study.
The data analysis technique that used in this study was descriptive analysis
method based on an internal audit program. The researcher obtained the data using
observation technique, interview, red flags and risk worksheet combained table,
checklist, and documentation.
The results of this internal audit study showed that purchased of raw
material fodder were quite economic, very efficient, and effective. These audit
findings of purchasing raw material fodder have been reported in audit report with
recommendation for improvement.
Keywords: Internal audit, Purchasing, Raw Material, Standard Operating
Procedure, Economic, Efficient, Effective.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahan baku merupakan bagian penting dari proses produksi, karena
proses produksi diawali dengan adanya ketersediaan bahan baku di gudang,
yang selanjutnya akan dilakukan proses produksi untuk menghasilkan barang
jadi. Adanya keterkaitan antara ketersediaan bahan baku dengan kelancaran
proses produksi di suatu pabrik, mendorong kegiatan pembelian bahan baku
dilakukan secara tepat sesuai dengan jenis dan jumlah permintaan dari bagian
produksi. Selain itu, kegiatan pembelian bahan baku juga harus memastikan
bahan baku yang dipesan tidak mengalami keterlambatan dalam penerimaan
bahan baku dan kualitas bahan baku sesuai dengan standar yang sudah
ditetapkan dengan pengorbanan paling sedikit. Hal ini bertujuan untuk
memperlancar proses produksi sehingga jumlah permintaan barang jadi dapat
terpenuhi.
Pembelian bahan baku yang terlalu besar dan tidak direncanakan akan
berdampak pada jumlah persediaan bahan baku di gudang terlalu banyak yang
justru menyebabkan kerugian, karena perusahaan akan dihadapkan pada risiko
pencurian, biaya penyimpanan yang tinggi, dan penurunan kualitas bahan
baku. Hal ini selaras dengan pernyataan dalam penelitian yang dilakukan
Setriyani,dkk (2016), bahwa keadaan terlalu banyak persediaan (over stock)
ditinjau dari segi finansial atau pembelanjaan merupakan hal yang tidak efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
karena terlalu besarnya barang yang menganggur dan tidak berputar. Oleh
karena itu, meskipun ditinjau dari segi kelancaran proses produksi keadaan
over stock berarti positif tetapi dari segi biaya dapat berarti negatif karena
tingginya biaya yang harus ditanggung untuk penyimpanan dan pemeliharaan.
Selain memiliki kaitan dengan aktivitas produksi, kegiatan pembelian
juga menyangkut aktivitas lainnya, seperti: penerimaan barang, pergudangan,
dan akuntansi (Akmal 2008: 222). Untuk itu dibutuhkan suatu prosedur-
prosedur, kebijakan, dan peraturan yang harus dilakukan pada saat
melaksanakan pembelian bahan baku makanan ternak dan berisi tanggung
jawab dan wewenang masing-masing karyawan. Di dalam prosedur, kebijakan,
dan peraturan terdapat pengendalian internal untuk mengurangi praktik-praktik
yang dapat merugikan perusahaan. Selanjutnya, untuk memberikan jaminan
kegiatan operasional pembelian bahan baku berjalan dengan baik sesuai
dengan prosedur, dibutuhkan pemeriksaan intern atau audit internal.
Pemeriksaan intern atau audit internal bertujuan untuk mengetahui
efisiensi dan efektifitas perusahaan secara keseluruhan dan masing-masing
unitnya dibandingkan dengan standar yang telah diterapkan (Andayani 2008:
7). Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan intern atau audit internal atas
aktivitas pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper untuk mencapai pembelian yang ekonomis, efisien, dan
efektif. Selain itu, dengan adanya pemeriksaan internal dapat mengetahui
risiko-risiko yang ada di bagian pembelian dapat dicegah dan kegiatan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kegiatan yang tidak diinginkan dapat dihindari untuk selanjutnya dilakukan
tindakan perbaikan-perbaikan di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini, yaitu bagaimana hasil pengauditan
internal berkaitan dengan ketercapaian tingkat ekonomis, efisien, dan efektif
atas pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper?
C. Batasan Masalah
KJUB Puspetasari memiliki berbagai unit bisnis, diantaranya Unit
Pendinginan Susu (UPS), Pabrik Makanan Ternak (PMT), dan Swalayan
Belanja Ria. Dari berbagai unit bisnis tersebut, penulis melakukan penelitian
di unit bisnis Pabrik Makanan Ternak (PMT) Nutrifeed Ceper pada bagian
pembelian.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengauditan internal
atas pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper telah ekonomis, efisien, dan efektif.
E. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
Penelitian ini diharapkan dapat membantu Pabrik Makanan Ternak
(PMT) Nutrifeed Ceper untuk mengetahui hasil audit yang dilakukan di
bagian pembelian. Selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
referensi bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan yang tepat
sehingga tingkat ekonomis, efisien, efektif atas pembelian bahan baku
makanan ternak ditingkatkan dan risiko yang ada dikendalikan dengan
tepat.
2. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah referensi kepustakaan yang ada di
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan menambah referensi bagi
mahasiswa yang tertarik melakukan penelitian di bidang yang serupa.
3. Penulis
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang
materi audit internal yang diperoleh selama proses perkuliahan dan
menerapkannya di lapangan. Hal ini secara tidak langsung menambah
pengalaman penulis dalam melakukan pengauditan internal pembelian
bahan baku.
4. Pembaca
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan pembaca dalam bidang
pengauditan internal pembelian bahan baku dan menambah referensi
pembelajaran.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dilaporkan dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab I akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Bab II akan membahas tentang teori atau pendapat para ahli,
konsep yang berkaitan dengan penelitian, seperti pengertian
industri, pengauditan secara umum, pengauditan internal, dan
pembelian bahan baku. Dalam bab ini juga disertai dengan
kerangka berpikir untuk memecahkan permasalahan penelitian.
BAB III Teknik Analisis Data
BAB III akan membahas teknik analisis data, metode penelitian,
pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, tempat
dan waktu penelitian.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
BAB IV akan membahas gambaran umum objek penelitian yang
didalamnya terdapat latar belakang perusahaan berdiri, sejarah
berdiri, visi dan misi, struktur organisasi, tempat dan tanggal
berdiri Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
BAB V akan membahas membahas proses pelakasanaan audit
internal dan menjabarkan hasil audit internal, serta memberikan
rekomendasi dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB VI Penutup
BAB VI akan membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian dan
saran atas penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Industri
1. Definisi Industri
Berdasarkan UU NO. 3 Tahun 2014 pasal 1 ayat 2 tentang
Perindustrian menyatakan, Industri adalah seluruh bentuk kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan baku dan/ atau memanfaatkan sumber
daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri.
B. Industri Pabrik Pakan
1. Definisi Industri Pabrik Pakan
Menurut Rahayu, dkk (2017: 14), industri pakan merupakan:
“Industri yang bertugas untuk mengolah bahan baku pakan baik
secara manual, mekanis, dan kimia, menjadi pakan (ransum) yang
dapat dikonsumsi ternak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Pakan yang diproduksi oleh industri pakan, selain aman dan
berkualitas untuk ternak, harus juga memenuhi standar keamanan
untuk di konsumsi manusia.”
2. Penggolongan Industri Pakan Ternak
Menurut Rahayu dkk (2017: 14-16), industri pakan ternak dapat
digolongkan berdasarkan pada:
a. Kemampuan Produksi dan Tenaga Kerja
Berdasarkan kemampuan produksinya, industri pakan ternak dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Industri Pakan Besar dengan jumlah produksi > 20 ton/hari
2) Industri Pakan Sedang dengan jumlah produksi 5 - 20 ton/hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3) Industri Pakan Kecil dengan jumlah produksi < 5 ton/hari.
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, industri pakan
ternak dapat dibagi menjadi:
1) Industri Pakan Besar memiliki jumlah tenaga kerja > 100 orang
2) Industri Pakan Sedang memiliki jumlah tenaga antara 20- 29
orang
3) Industri Pakan Kecil memiliki jumlah tenaga kerja antara 5- 19
orang
C. Pengauditan
1. Definisi Pengauditan
Pengauditan menurut Jusup (2001: 11), adalah
“Suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat
kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.”
2. Pengelompokan audit
Menurut Agoes (2017: 14-16), ditinjau dari jenis pemeriksaan audit
dibedakan atas:
a. Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan,
termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah
ditentukan oleh manajemen untuk mengetahui apakah kegiatan operasi
tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pendekatan audit yang biasa dilakukan adalah menilai efisiensi,
efektifitas, dan keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat
dalam perusahaan, misalnya: fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi
produksi, fungsi penggudangan dan distribusi, fungsi personalia
(sumber daya manusia), fungsi akuntansi, dan fungsi keuangan.
Prosedur audit yang dilakukan dalam suatu management audit tidak
seluas audit prosedur yang dilakukan dalam suatu general (financial)
audit, karena ditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan operasi
perusahaan.
b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan
sudah menaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang
berlaku, baik yang ditetapkan oleh intern perusahaan (manajemen,
dewan komisaris), ataupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam LK,
Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain- lain). Pemeriksaan
bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal audit.
c. Pemeriksaan Audit (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan,
baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan,
maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
Pemeriksaan yang dilakukan internal auditor biasanya lebih rinci
dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP.
Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan menganggap
bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak
independen.
Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit findings)
mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan
pengendalian internal, beserta saran-saran perbaikannya
(recommendations).
D. Audit Internal
1. Definisi Audit Internal
Pengertian audit internal menurut Institute of Internal Auditors (IIA)
dalam Kurniawan (2012:5), adalah
“Audit internal adalah aktivitas penjaminan yang independen dan
objektif serta jasa konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai
tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit intenal akan
membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan
pendekatan yang sistematis dan terjadwal untuk mengevaluasi dan
meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, kecukupan
pengendalian dan pengelolaan organisasi.”
Menurut Sawyer yang diterjemahkan Andhariani (2005: 10), audit
internal adalah
“Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan
auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan apakah; (1) informasi keuangan
dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3)
peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah
dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan
ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif-
semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan
manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan
tanggung jawabnya secara efektif.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Tujuan Audit Internal
Tujuan pemeriksaaan intern menurut Akmal (2008:13-14), adalah:
“Tujuan pemeriksaan intern membantu organisasi dalam mencapai
tujuannya, dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin,
untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan
manajemen risiko, pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan
baik. Pada dasarnya pemeriksaan intern diarahkan untuk membantu
seluruh anggota pimpinan, agar mereka dapat melaksanakan
kewajiban-kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi secara
hemat, efektif, dan efisien.”
3. Ruang Lingkup Audit Internal
Menurut Tugiman (2006: 41- 49), ruang lingkup audit internal terdiri
dari:
a. Keandalan Informasi
Pemeriksa internal harus meninjau keandalan (reliabilitas dan
integritas) berbagai informasi finansial dan pelaksanaan pekerjaaan
atau operasi serta berbagai cara yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan
informasi.
Sistem informasi akan menyediakan data yang dipergunakan untuk
pembuatan keputusan, pengendalian, dan penyesuaian dengan
berbagai persyaratan eksternal. Karena itu, pemeriksa internal harus
menguji sistem informasi tersebut, dan apabila perlu menentukan
apakah:
1) Berbagai catatan, laporan finansial, dan operasional mengandung
informasi yang akurat, dapat dibuktikan keberadaannya, tepat
waktu, lengkap, dan berguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2) Telah dilakukan pengawasan yang cukup efektif atas
penyimpanan catatan dan laporan.
b. Kesesuaian dengan Kebijaksanaan, Rencana, Prosedur, dan
Peraturan Perundang- Undangan
Pemeriksa internal harus meninjau sistem yang telah ditetapkan
untuk memastikan kesesuaiannya dengan berbagai kebijaksanaan,
rencana, prosedur, ketentuan perundang-undangan, dan peraturan
yang dimiliki, akibat yang penting terhadap berbagai pekerjaan atau
operasi dan laporan serta harus menentukan apakah organisasi telah
memenuhi atau melaksanakan hal-hal tersebut.
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem yang
dibuat dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan
seperti kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan peraturan-peraturan
perundang-undangan yang dapat diterapkan. Pemeriksa internal
bertanggung jawab menentukan apakah sistem tersebut telah
mencukupi dan efektif dan apakah berbagai kegiatan yang diperiksa
telah memenuhi persyaratan yang dilakukan.
c. Perlindungan terhadap Harta
Pemeriksa internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang
digunakan untuk melindungi harta dan bila dipandang perlu,
memverifikasi keberadaan dari suatu harta atau aktiva.
1) Pemeriksa internal harus meninjau berbagai cara yang
dipergunakan untuk melindungi harta terhadap berbagai jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kerugian, seperti kerugian yang diakibatkan oleh pencurian,
kegiatan yang illegal atau tidak pantas.
2) Pada saat memverifikasi keberadaan suatu harta, pemeriksa harus
mempergunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.
d. Penggunaan Sumber Daya secara Ekonomis dan Efisien
Pemeriksa internal harus menilai keekonomisan dan efisiensi
penggunaan sumber daya yang ada:
1) Manajemen bertanggung jawab menetapkan standar operasional
yang dipergunakan untuk mengukur keekonomisan dan efisiensi
penggunaan sumber daya dalam suatu kegiatan. Auditor internal
bertanggung jawab untuk menentukan apakah:
a) Telah ditetapkan suatu standar operasional untuk mengukur
keekonomisan dan efisiensi
b) Standar operasional tersebut telah dipahami dan dipenuhi
c) Berbagai penyimpangan atau deviasi standar operasional
diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada berbagai
pihak yang betanggung jawab untuk melakukan tindakan
korektif
2) Tindakan korektif telah dilakukan
Pemeriksaan yang berhubungan dengan keekonomisan dan
efisiensi penggunaan sumber daya haruslah mengidentifikasi
berbagai keadaan seperti:
a) Fasilitas-fasilitas yang tidak dipergunakan sepenuhnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b) Pekerjaan yang tidak produktif
c) Berbagai prosedur yang tidak dapat dibenarkan berdasarkan
pertimbangan biaya, dan terlalu banyak atau terlalu sedikit staf
e. Pencapaian Tujuan
Pemeriksa internal haruslah menilai pekerjaan, operasi, atau
program untuk menilai apakah hasil yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah
pekerjaan, operasi, atau program tersebut telah dilaksanakan dengan
rencana.
1) Manajemen bertanggung jawab menetapkan berbagai tujuan dan
sasaran dari program, pengembangan, dan penerapan prosedur
pengawasan, serta pencapaian hasil pekerjaan yang diinginkan.
Pemeriksa internal harus menilai apakah tujuan dan sasaran
tersebut telah sesuai dengan tujuan organisasi dan apakah hal- hal
tersebut dapat tercapai.
2) Pemeriksa internal dapat memberikan bantuan kepada manajer
yang bertanggung jawab untuk menentukan tujuan, sasaran, dan
sistem, dengan menentukan apakah berbagai asumsi yang
mendasari suatu hal telah sesuai; apakah telah menggunakan
berbagai imformasi yang akurat, terbaru, relevan; apakah telah
dilakukan pengawasan yang sesuai bagi suatu kegiatan atau
program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Pelaksanaan Audit Internal
Menurut Brink’s dalam buku Akmal (2008: 25- 30), terdapat delapan
tahap pemeriksaan operasional diantaranya:
a. Tahap Memahami Risiko Pengendalian dan Risiko Lainnya
Pemeriksa intern harus mengevaluasi risiko-risiko dari kegiatan
yang akan diaudit. Pengevaluasian risiko seperti yang dilakukan
oleh pemeriksa ekstern dalam audit keuangan dapat juga dilakukan
untuk kepentingan pemeriksa intern. Dalam hal ini risiko dibagi
menjadi empat, yaitu:
1) Risiko Bawaan/ Melekat
Risiko yang sudah ada pada aktivitas, operasi, atau bagian
sebelum ada pengendalian manajemen.
2) Risiko Pengendalian
Risiko yang mungkin ada yang tidak dapat ditemukan oleh
adanya sistem pengendalian manajemen.
3) Risiko Deteksi
Risiko tidak terdeteksinya suatu salah saji materiil yang ada.
Besar sampel yang ditetapkan berbanding terbalik dengan besar
risiko deteksi.
4) Risiko Audit yang Dapat Diterima
Kesediaan auditor menerima risiko dari audit yang dilakukannya,
biasanya ditetapkan rendah supaya diperoleh risiko yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
rendah. Dengan demikian akan ditetapkan risiko deteksi yang
lebih rendah pula dan besar sampel yang tinggi.
b. Tahap Survei Pendahuluan
Tahap survei pendahuluan ini adalah tahap di mana tim audit perlu
memahami aktivitas operasi yang akan diaudit. Pemahaman
tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan tujuan menyeluruh dari riview yang akan
dilakukan. Tujuan menyeluruh ini dapat ditetapkan oleh
pimpinan unit pemeriksa intern atau pemeriksa senior setelah
mendapat masukan dari pengukuran risiko.
2) Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat memberikan
informasi, yaitu staf manajer atau pegawai kunci di luar area yang
akan diriview.
3) Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas
kerja pemeriksaan dan laporan tahun lalu, gambaran organisasi
dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan pemeriksaan.
4) Memberitahukan rencana review pada lokasi yang akan diriview.
5) Melakukan diskusi dengan manajer yang bertanggung jawab atas
area yang akan diriview.
6) Melakukan diskusi dengan pegawai-pegawai kunci di lokasi.
7) Melakukan pengamatan atas area operasi yang akan diriview
(Walk Through).
8) Melakukan riview atas kebijakan dan prosedur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Tahap Menyusun Rencana Audit Rinci
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan program audit berdasarkan
pada pengukuran risiko dan survei pendahuluan yang telah dilakukan,
serta program audit tahun sebelumnya yang akan menjadi petunjuk
bagi para pemeriksa dalam melakukan pemeriksaanya.
Program audit berisi langkah-langkah pemeriksaan yang harus
dilakukan berupa prosedur-prosedur audit yang mencakup penetapan
besarnya ukuran sampel yang diuji.
d. Tahap Pelaksanaan Audit
Tahap ini adalah tahap para pemeriksa melaksanakan verifikasi
sesuai dengan petunjuk pada audit program. Pelaksanaan verifikasi
dilakukan dengan berbagai cara seperti tanya jawab, pengamatan,
surat konfirmasi, penelusuran, pengujian, pemanfaatan daftar
periksa, dan lain-lain. Tujuannya adalah mengumpulkan bukti-bukti
pemeriksaan yang berkualitas.
e. Tahap Mengevaluasi Audit
Dalam tahap ini bukti-bukti yang telah dikumpulkan dilakukan
analisis, kadang-kadang analisis ini merupakan bagian dari proses
verifikasi. Hasil dari analisis informasi tersebut adalah berupa
ringkasan temuan pendahuluan.
f. Tahap Menyusun Temuan, Simpulan, dan Rekomendasi
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan untuk mematangkan temuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
diperoleh, menarik kesimpulan, dan membuat rekomendasi yang
dapat disusun melalui 3 pertanyaan berikut:
1) Seberapa bagus hasil pemeriksaan yang telah dicapai?
2) Mengapa hasilnya seperti ini?
3) Apa yang dapat dilakukan agar lebih baik?
Selanjutnya temuan tersebut dipastikan akan terdiri dari:
1) Kondisi,
2) Kriteria,
3) Sebab,
4) Akibat,
5) Rekomendasi
Jika dalam temuan tidak ditemui salah satu atribut di atas, maka
temuan tersebut turun derajatnya menjadi temuan minor atau hal- hal
yang perlu mendapat perhatian, dengan hasil temuan berupa saran.
g. Tahap Penyelesaian Audit
Dalam tahap ini hasil audit dikomunikasikan dengan manajemen
untuk menentukan apakah hasil audit dapat ditindaklanjuti, dan jika
dapat maka tindak lanjut sebaiknya diusahakan dilakukan sebelum
pemeriksaan meninggalkan pekerjaan lapangan.
h. Tahap Pelaporan
Dalam tahap ini pemeriksa intern menyusun laporan yang akan
disampaikan ke pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diatasnya dan manajemen lain yang berkepentingan, dewan komisaris,
dan komite audit.
E. Pengendalian Internal
1. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut AICPA di dalam buku Sawyer terjemahan Andhariani (2005:
57), pengendalian internal adalah
“Rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran-pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk
mengamankan aktiva, memeriksa akurasi, dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong
ketaatan terhadap kebijakan material yang ditetapkan.”
2. Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Sawyer et al., (2003: 66) dalam buku Andayani (2008: 49-50),
mengatakan bahwa terdapat lima komponen pengendalian internal yang
saling berkaitan pada pernyataan COSO (Comitte of Sponsoring
Organization) atau disebut dengan model pengendalian COSO. Kelima
komponen tersebut adalah:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah menggambarkan keseluruhan sikap
organisasi yang mempengaruhi kesadaran dan tindakan personel
organisasi mengenai pengendalian. Berbagai faktor yang membentuk
lingkungan pengendalian dalam suatu organisasi adalah nilai
integritas dan etika, kompetensi, filosofi dan gaya manajemen,
struktur organisasi, pembagian wewenang dan pembebanan tanggung
jawab, kebijakan, praktik sumber daya manusia, kepentingan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesejahteraan organisasi, fungsi dewan direksi dan dewan komite,
terutama komite audit.
b. Penentuan Risiko
Penentuan risiko meliputi penentuan risiko di semua aspek organisasi
dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko, serta
pertimbangan tujuan di semua bidang operasi untuk memastikan
bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat
oleh manajemen. Aktivitas pengendalian tersebut meliputi tanggung
jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian,
rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, audit internal.
Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi
secara keseluruhan, aktivitas pengendalian bisa dibagi menjadi
pengendalian pengolahan informasi, pemisahan tugas yang memadai,
pengendalian fisik aset perusahaan, dan peninjauan atas kinerja.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses
manajemen. Komunikasi informasi tentang operasi pengendalian
internal memberikan substansi yang dapat digunakan manajemen
untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan untuk mengelola
operasionalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e. Pengawasan
Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atau
informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan
pengendalian manajemen.
Aktivitas audit tradisional yang berkaitan dengan penentuan efisiensi
dan efektifitas berada pada komponen ketiga, yaitu: aktivitas
pengendalian. Aktivitas pengendalian meliputi pemisahan tugas,
wewenang, dan pertanggung jawaban, otorisasi, pendokumentasian
dan lain lain. Auditor internal memandang pengendalian sebagai
penggunaan semua sarana perusahaan untuk meningkatkan,
mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi berbagai aktivitas
dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan tercapai.
Sarana pengendalian meliputi bentuk organisasi, kebijakan, sistem,
prosedur, intruksi, standar, komite, bagan akun, perkiraan, anggaran,
jadwal, laporan, catatan, daftar pemeriksaan, metode, rencana, dan
audit internal.
F. Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas
1. Definisi Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas
Menurut Agoes (2012: 167-168), pengertian ekonomis, efisiensi, dan
efektivitas diuraikan sebagai berikut:
a. Ekonomis
Ekonomis diartikan sebagai cara penggunaan sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(masukan) secara hati- hati dan bijak agar diperoleh biaya yang paling
murah, tanpa merusak mutu.
b. Efisiensi
Efisiensi diartikan sebagai bertindak untuk membuat pengorbanan yang
paling tepat dibandingkan dengan hasil yang dikehendaki.
c. Efektivitas
Efektivitas diartikan sebagai perbandingan masukan-keluaran dalam
berbagai kegiatan, sampai dengan pencapaian tujuan yang ditetapkan,
baik ditinjau dari kuantitas (volume) hasil kerja, kualitas hasil kerja,
maupun batas waktu yang ditargetkan.
2. Indikator Ekonomis, Efisien, dan Efektif
Menurut Rob Reider (2002) dalam buku Agoes (2012: 168-169),
indikator yang dapat digunakan untuk menilai tingkat ekonomis, efisien,
dan efektif dijabarkan sebagai berikut:
a. Ekonomis
Untuk menentukan tingkat keekonomisan operasi dan alokasi terkait
serta menggunakan sumber daya, reviewer mempertimbangkan:
1) Mengikuti praktik pembelian yang umum
2) Kelebihan staf yang bertugas dalam menjalankan fungsi-
fungsi yang penting
3) Kelebihan persediaan bahan di perusahaan
4) Menggunakan peralatan yang lebih mahal daripada yang
diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak terpakai
b. Efisien
Untuk menentukan metode operasi mencapai tingkat efisien,
reviewer mempertimbangkan:
1) Kecocokkan prosedur manual dan komputerisasi
2) Efisiensi alur kertas kerja
3) Efisiensi sistem dan prosedur kerja
4) Hierarki organisasi dan pola komunikasi
5) Tidak ada duplikasi kegiatan/pekerjaan
6) Tidak ada tahapan yang tidak penting
c. Efektif
Efektif merupakan pencapaian hasil atau manfaat organisasi yang
didasarkan pada sasaran dan tujuan. Reviewer dapat
mempertimbangkan:
1) Keluasan hasil yang ingin dicapai
2) Kecukupan sistem manajemen dalam mengukur efektivitas
3) Sistem perencanaan organisasi agar menjadi pencapaian
sasaran, tujuan, dan rencana
G. Pembelian Bahan Baku
1. Definisi Bahan Baku
Menurut Rahayu dkk (2017: 16), “bahan baku adalah bahan mentah yang
diolah atau tidak diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi
dalam industri.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Sistem Pembelian
Menurut Mulyadi (2005: 275-280), sistem pembelian lokal terdiri
beberapa prosedur diantaranya:
a. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Jika persediaan bahan baku yang ada di gudang mencapai jumlah
tingkat minimum pemesanan kembali (reorder point), bagian gudang
kemudian membuat surat permintaan pembelian (Purchase
requisisition) untuk dikirimkan ke bagian pembelian.
b. Prosedur Order Pembelian
Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat
permintaan pembelian dari bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok,
bagian pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga
(purchase price quotation) kepada para pemasok, yang berisi
permintaan informasi harga dan syarat- syarat pembelian dari masing-
masing pemasok tersebut. Setelah pemasok yang dianggap baik
dipilih, bagian pembelian kemudian membuat surat order pembelian
untuk dikirimkan kepada pemasok yang dipilih.
c. Prosedur Penerimaan Bahan Baku
Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan
surat order yang diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas
menerima barang, mencocokkan kualitas, kuantitas, jenis serta
spesifikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan tembusan
surat order pembelian. Apabila bahan baku yang diterima telah sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dengan surat order pembelian, bagian penerimaan membuat laporan
penerimaan barang untuk dikirimkan kepada bagian akuntansi.
d. Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang
Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari
pemasok kepada bagian gudang. Bagian gudang menyimpan bahan
baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima dalam
kartu gudang (stock card) pada kolom “masuk”. Kartu gudang ini
digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat mutasi tiap-tiap jenis
barang gudang. Kartu gudang hanya berisi informasi kuantitas tiap-
tiap jenis barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi informasi
mengenai harganya. Catatan dalam kartu gudang ini diawasi dengan
catatan yang diselenggarakan oleh bagian akuntansi yang berupa kartu
persediaan (sebagai rekening pembantu persediaan). Bagian gudang
di samping mencatat mutasi barang gudang dalam kartu gudang, juga
mencatat barang dalam kartu barang (inventory tag), yang
ditempelkan atau digunakan pada tempat penyimpanan masing-
masing jenis barang.
e. Prosedur Pencatatan Utang yang Timbul dari Pembelian Bahan Baku
Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian
pembelian memberikan tanda di atas faktur pembelian, sebagai tanda
persetujuan bahwa faktur dapat dibayar karena pemasok telah
memenuhi syarat- syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan.
Faktur pembelian yang telah ditanda tangani oleh bagian pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tersebut diserahkan kepada bagian akuntansi. Dalam transasksi
pembelian bahan baku, bagian akuntansi memeriksa ketelitian
perhitungan dalam faktur pembelian dan mencocokkannya dengan
informasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari
bagian pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari
bagian penerimaan.
Faktur pembelian, yang dilampiri dengan tembusan surat order
pembelian dan laporan penerimaan barang dicatat oleh bagian
akuntansi dalam jurnal pembelian. Setelah dicatat dalam jurnal
pembelian, faktur pembelian beserta dokumen pendukungnya tersebut
dicatat dalam kartu persediaan. Faktur utang pembelian dan dokumen
pendukungnya kemudian dicatat dalam kartu utang (sebagai rekening
pembantu utang) untuk mencatat timbulnya utang kepada pemasok
yang bersangkutan.
H. Audit atas Pembelian Bahan Baku
Seperti yang dijelaskan pada point diatas bahwa fungsi pembelian
bahan baku memiliki risiko dalam pengelolaannya. Risiko tersebut
diantaranya: pembelian bahan baku yang tidak sesuai dengan standar,
penyimpanan bahan baku terlalu lama yang berdampak menurunya tingkat
ekonomis, efisiensi, dan efektifitas aktivitas operasional. Oleh sebab itu
dibutuhkan audit atas fungsi pembelian bahan baku.
Menurut Bayangkara (2015: 70), audit atas fungsi pembelian bahan
baku melakukan penilaian atas organisasi yang menjalankan fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pengadaan, pedoman yang digunakan dalam menjalankan aktivitasnya,
perencanaan, proses pengadaan, dan penanganan terhadap barang/jasa pada
saat diterima. Audit atas fungsi pembelian bertujuan untuk menilai efektifitas
pembelian bahan baku secara efisien dan ekonomis. Pada audit ini, auditor
menilai ketepatan: 1) penempatan organisasi pengadaan dalam struktur
organisasi perusahaan, 2) luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki
fungsi pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa secara efektif dan
efisien, 3) kompetensi personalia yang menangani dan bertanggung jawab
terhadap pengadaan barang/jasa, 4) kecukupan prosedur pengadaan dalam
memandu proses pengadaan dalam kerangka tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik (Bayangkara: 2015).
I. Kerangka Berpikir Penelitian
Pembelian bahan baku merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan bahan baku yang akan digunakan untuk produksi melalui proses
perencanan, pelaksanaan, penerimaan, pelaporan dan pencatatan. Aktivitas
pembelian juga mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas
pendukungnya seperti penerimaan barang, pergudangan, dan akuntansi.
Sementara besarnya volume pembelian menyangkut masalah investasi dana.
Sehingga kegiatan pembelian merupakan kegiatan yang menjadi perhatian
bagi pihak manajemen dan pemeriksa internal (Akmal 2009: 222).
Oleh sebab itu, dibutuhkan pengendalian untuk aktivitas pembelian
bahan baku. Pengendalian aktivitas pembelian bahan baku makanan ternak di
Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper dituangkan dalam peraturan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kebijakan, dan job description yang ditaati oleh setiap karyawan saat
melaksanakan pembelian. Pengendalian bertujuan untuk menjaga aktivitas
pembelian dijalankan sesuai dengan tujuan, menghindari kesalahan yang
dilakukan karyawan, dan menekan risiko-risiko ke tingkat yang lebih rendah.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan evaluasi untuk menentukan apakah
pengendalian yang ditetapkan telah dijalankan dengan baik.
Pemeriksaan internal yang dilakukan di kegiatan pembelian bahan
baku makanan ternak dilakukan berdasarkan program audit yang ada di buku
Bayangkara (2015: 78-97) dengan tahapan sesuai dengan tahapan audit
menurut Akmal dengan penyesuaian penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan
penelitian yang meliputi analisis kontekstual dan mendalam terhadap hal yang
berkaitan dengan situasi dalam sebuah organisasi (Sekaran, diterjemahkan
Kwan Men Yon 2006 :163).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2019,
bertempat di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper yang beralamat di Jalan
Stasiun Ceper No 1, Klepu, Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah manager, supervisor dan staf bagian
pembelian di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper. Objek penelitian ini
adalah proses pembelian bahan baku makanan ternak yang ada di Pabrik
Makanan Ternak Nutrifeed Ceper.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan lima
teknik pengumpulan data yaitu:
1. Observasi
Menurut Hartono (2017: 89-90), observasi merupakan teknik atau
pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati
langsung objek datanya. Pendekatan ini digunakan untuk mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
suatu proses, kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia. Pada
penerapannya, observasi ini bertujuan untuk mengamati proses
pembelian bahan baku makanan ternak yang sedang berlangsung di
Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper dan menyesuaikannya dengan
aturan yang berlaku di bagian pembelian.
2. Wawancara
Menurut Bungin (2015:133), wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
valid dari responden mengenai objek yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini, responden yang dipilih adalah supervisor dan staf yang
ada di bagian pembelian. Wawancara dilaksanakan berdasarkan daftar
pertanyaan yang telah peneliti susun sebelumnya.
3. Red Flags dan Risk Worksheet
Menurut Einning dalam Andayani (2008: 75), red flags digunakan
untuk mengetahui sumber-sumber risiko yang terjadi di perusahaan
yang selanjutnya akan dikelompokkan ke dalam tiga tingkat risiko yaitu
risiko rendah, risiko menengah dan risiko tinggi. Peneliti menggunakan
tabel red flags untuk menilai risiko yang ada di bagian pembelian. Risk
worksheet menurut Tampubolon (2005:186), berfungsi untuk
menganalisis suatu risiko yang didalamnya terdapat penambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
atribut, yaitu: kegiatan kontrol dan kelemahan kontrol. Penambahan
dua atribut tersebut akan membantu penulis untuk melaksanakan
program audit.
4. Checklist
Tabel checklist digunakan untuk mengetahui apakah kondisi yang
terjadi di bagian pembelian Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
sesuai dengan pernyataan-pernyataan yang ada dalam tabel checklist.
Apabila jawaban sesuai dengan pernyataan di dalam tabel, kolom “Ya”
diberi tanda centang (). Apabila tidak sesuai, kolom “Tidak” diberi
tanda centang (). Dalam tabel checklist terdapat kolom program audit
yang dapat disesuaikan dengan proses yang ada di bagian pembelian.
5. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperoleh
dari data sekunder yang disimpan dalam bentuk dokumen atau file
(Suharso 2009: 104). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data struktur organisasi, catatan-catatan
perusahaan, dokumen-dokumen yang digunakan untuk melaksanakan
pembelian, dan daftar pemasok.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan proses
pelaksanaan audit internal dengan metode analisis deskriptif. Analisis
deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan memaparkan atau
mendeskripsikan data. Analisis ini digunakan untuk mengambarkan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang dapat digali dari data secara komprehensif dengan cara mendeskripsikan
data melalui berbagai macam cara (Sugiarto, 2017: 270). Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tahap pelaksanaan audit
internal dari buku Akmal halaman 25-30 dengan penyesuaian penulis yang
terdiri dari:
1. Survei Pendahuluan
Tahap survei pendahuluan dilakukan untuk memahami aktivitas operasi di
bagian pembelian. Survei dilakukan dengan melakukan observasi proses
pembelian bahan baku makanan ternak yang dimulai dari tahap
perencanaan hingga pembayaran bahan baku, melakukan wawancara
dengan supervisor dan staf di bagian pembelian, dan menelusuri dokumen-
dokumen yang digunakan untuk melakukan pembelian bahan baku
makanan ternak. Analisis yang didapatkan dalam tahap ini mencerminkan
kondisi-kondisi yang ada di proses pembelian bahan baku makanan ternak.
2. Menyusun Rencana Audit Internal
Tahap perencanaan audit internal lebih mengutamakan pada pengelolaan
risiko yang didalamnya meliputi penilaian risiko untuk menilai
pengendalian-pengendalian yang dibuat telah ditetapkan dan dijalankan
untuk mengurangi risiko. Perencanaan audit internal selanjutnya dibagi
menjadi beberapa tahap diantaranya:
a. Proses menentukan tujuan, luas, dan periode audit di bagian pembelian
Pada proses ini peneliti akan menyampaikan mengenai tujuan, luas dan
periode audit kepada auditee yang dalam penerapannya dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dengan supervisor dan staf di bagian pembelian. Tujuan audit mengacu
pada alasan dilakukan audit, luas audit mengacu pada cakupan
pelaksanaan audit, dan periode audit mengacu pada waktu
dilaksanakannya audit. Hasil wawancara yang didapatkan peneliti akan
dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
b. Pengelolaan risiko dengan cara mengidentifikasi dan menilai risiko
Proses identifikasi dan penilaian risiko bertujuan untuk menunjukkan
risiko paling tinggi yang memerlukan sikap kehati-hatian saat
melakukan audit. Pada saat melakukan identifkasi dan penialaian risiko,
penulis menggabungkan tabel red flags dengan risk worksheet. Tabel
red flags dibagi menjadi tiga tingkatan risiko diantaranya risko rendah,
risiko menengah, dan risiko tinggi. Pengelompokkan risiko ke dalam
tiga tingkat didasarkan pada analisis dampak dan kemungkinan
terjadinya risiko. Pedoman pengelompokkan risiko dijabarkan dalam
tabel 1. Pedoman Penilaian Risiko di halaman 34.
Tabel risk worksheet digunakan untuk mengetahui kegiatan
pengendalian dan kelemaham pengendalian di bagian pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 1. Pedoman Penilaian Risiko
Dampak Risiko yang Mungkin
terjadi
Kemungkinan
Terjadinya Risiko
Nilai Risiko
Mengakibatkan organisasi tidak
dapat mencapai semua atau sebagian
besar sasaran dan tujuan dalam
jangka panjang
Hampir pasti Tinggi/high
Mencegah organisasi memenuhi
tujuannya untuk periode tertentu saja
Mungkin Sedang/
Medium
Menyebabkan sedikit ketidak
nyamanan tapi tidak terlalu
berpengaruh pada pencapaian tujuan
Kemungkinannya
kecil
Rendah/
Low
Sumber: Tampubolon (2005: 184)
Di bawah ini merupakan tabel gabungan red flags dan risk worksheet.
Tabel 2. Red Flags dan Risk Worksheet
Tingkat Risiko Penyajian Red
Flags
Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko Rendah
Risiko Menengah
Risiko Tinggi
Sumber: Andayani (2008:76) dan Tampubolon (2005:183)
c. Penulisan program audit
Proses ini bertujuan untuk memberikan pedoman dan informasi apa
saja yang dibutuhkan saat melakukan audit. Penulisan program audit
berbentuk tabel yang memuat judul audit, lingkup audit atau luas
area audit, periode waktu dilakukannya audit, otorisasi, dan
pernyataan-pernyataan yang akan dicocokkan dengan kondisi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
bagian pembelian. Program audit akan diterapkan di semua proses
pembelian bahan baku makanan ternak yaitu dari perencanaan,
pelaksanaan pembelian, penyerahan barang, pencatatan,
pembayaran dan pelaporan.
3. Melaksanakan Audit Internal
Pelaksanaan audit internal di bagian pembelian Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper menggunakan tabel checklist berisi program audit yang
sudah dibuat di bagian sebelumnya. Karena bagian pembelian tidak
memiliki Standard Operating Procedure (SOP), penulis menggunakan
buku Bayangkara (2015) untuk menentukan tabel program audit dengan
menyesuaikan keadaan di bagian pembelian. Di bawah ini tabel program
audit.
Tabel 3: Program Audit
Nama Perusahaan: Periode Audit
Program yang Diaudit:
No Pernyataan Jawaban Komentar
Ya Tidak
1
2
3
Diaudit Oleh Jumlah
Jawaban
Catatan
Ya Tidak
Tanggal:
Sumber: Bayangkara (2015:89)
Selanjutnya, pernyataan-pernyataan di dalam tabel program audit akan di
cocokkan dengan kondisi di bagian pembelian dan menilai apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pengendalian, peraturan, dan kebijakan yang termuat dalam pernyataan
telah dijalankan dan dapat mencegah risiko.
Apabila responden menjawab “Ya”, diberikan tanda centang di kolom Ya.
Jawaban tersebut menunjukkan bahwa pernyataan dalam tabel checklist
sudah dilaksanakan. Sebaliknya, apabila responden menjawab “Tidak”,
diberikan tanda centang di kolom Tidak. Ini berarti pernyataan dalam tabel
checklist belum dilaksanakan dengan baik.
Penulis menggunakan Skala Guttman untuk menentukan bobot dua
alternatif jawaban Ya dan Tidak di dalam tabel checklist, yang dijabarkan
sebagai berikut:
Jawaban Ya memiliki skala = 1
Jawaban Tidak memiliki skala = 0
Hasil jawaban di program audit akan dianalisis menggunakan perhitungan
presentase yang ada di buku Riduwan (2008:28) untuk menentukan
ketercapaian tingkat ekonomis, efisien, dan efektif yang dijabarkan dengan
metode perhitungan sebagai berikut:
P = 𝑓
𝑛 x 100%
Dimana:
P = Presentase
f = Jumlah jawaban responden
n = total skor jawaban tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Selanjutnya, hasil perhitungan akan dikelompokkan ke dalam lima
kriteria untuk menentukan ketercapaian indikator ekonomis, efisien, dan
efektif. Penulis menggunakan buku Riduwan (2008:62) untuk menentukan
kelompok kriteria ketercapaian indikator ekonomis, efisien, dan efektif
yang dijabarkan sebagai berikut:
90%- 100% = Sangat baik
80%- 89% = Baik
70%-79% = Cukup Baik
60%- 69% = Kurang baik
<59.99% = Tidak baik
4. Merangkum Hasil Audit Internal
Pada tahap ini hasil temuan yang didapatkan saat pelaksanaan audit
pembelian bahan baku makanan ternak akan diringkas dengan
menjelaskan akibat yang mungkin terjadi atas temuan yang ada di bagian
pembelian Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper.
5. Melaporkan Hasil Audit Internal
Dalam tahapan ini penulis akan melaporkan hasil temuan atas
pelaksanaan audit internal di bagian pembelian serta rekomendasi yang
berguna untuk perbaikan di bagian pembelian Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM PABRIK MAKANAN TERNAK NUTRIFEED
CEPER
A. Profil Perusahaan
Nama Unit Usaha : Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
Jenis Kegiatan : Pembuatan makanan ternak
Alamat : Jalan Stasiun Ceper No. 1, Klepu, Ceper, Klaten
Jawa Tengah
B. Visi Perusahaan
Membangun bangsa melalui koperasi
C. Misi Perusahaan
1. Bekerjasama dengan KUD utama
2. Meningkatkan perluasan bisnis di bidang agribisnis
3. Pengembangan sumber daya manusia melalui training atau pelatihan
4. Kerjasama dengan instansi dan lembaga lain
D. Sejarah Singkat Perusahaan
Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper biasa disingkat PMT
Nutrifeed Ceper merupakan salah satu bidang usaha yang dimiliki KJUB
Puspetsari. Bidang usaha tersebut menjadi core business atau usaha inti dari
KJUB Puspetasari yang memproduksi makanan ternak jenis konsentrat
untuk sapi laktasi, sapi potong, dan kambing. Dengan total produksi sebesar
1.700 ton per bulan.
PMT Nutrifeed Ceper memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 54 orang.
Terdiri dari tenaga kerja bagian produksi sebanyak 17 orang, bagian EDP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(Electronic Data Processing) sebanyak 5 orang, pengadaan sebanyak 2
orang, dan sisanya sebesar 30 orang merupakan tenaga borong.
Pendirian Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper bersaman dengan
pendirian KJUB Puspetasari diawali pada tahun 1979, pada waktu itu
Departemen Koperasi dan Transmigrasi mendapat bantuan dari Pemerintah
Amerika Serikat yang diwakili oleh The Cooperative Leuague of USA
(CLUSA) mendirikan Proyek Manajemen Unit (PMU) dengan nama Proyek
PUSPETA (Pusat Pelayanan Petani).
Tujuan dari PMU-Puspeta adalah untuk memperkuat KUD dan
Koperasi Primer lainnya melalui perkuatan dibidang organisasi, usaha dan
keuangan. PMU-PUSPETA juga difungsikan sebagai laboratorium
Koperasi Sekunder ditingkat Kabupaten.
Tidak lama kemudian setelah PMU- PUSPETA didirikan, Departemen
Koperasi Republlik Indonesia juga mendirikan proyek yang disebut PPK
(Pusat Pelayanan Koperasi) dibanyak Kabupaten terutama di Jawa. Proyek
PPK ini sepenuhnya dibiayai APBN. Khusus untuk Kabupaten Klaten
Proyek PPK digabung dengan PMU Puspeta yang sudah lahir. Oleh karena
itu berganti nama menjadi PMU- PPK PUSPETA.
Selama berstatus PMU, PPK- PUSPETA diizinkan melaksanakan
kegiatan usaha dibidang pertanian dan industri. Kegiatan usaha tersebut
antara lain usaha Pabrik Makanan Ternak yang dikelola di tiga tempat yaitu
Ceper, Magetan, Probolinggo, dan Kantor Pemasaran di Cirebon,
Peternakan Sapi, Pendinginan Susu, Penyaluran Pupuk, Produksi Benih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Unggul Bermutu Tinggi, Tebang Angkut Tebu (TRI dan TRB) dan rempah-
rempah.
Pada November 1988, PPK-Puspeta yang berstatus PMU berakhir dan
berubah menjadi Koperasi Sekunder dengan nama Koperasi Jasa Usaha
Bersama (KJUB Puspetasari) beranggotakan 7 (tujuh) Koperasi Primer
yaitu KUD Karangkono, KUD Kemalang, KUD Manisrenggo, KUD Pedan,
KUD Jatinom, PrimKOPTI Pedan, dan KPRI Ngesti Rahayu. Dalam
perkembangannya, jumlah anggota bertambah satu yaitu KOPKAR
KUSUMA, sehingga anggotanya menjadi 8 (delapan) anggota. Secara resmi
KJUB Puspetasari berdiri pada tanggal 30 November 1988 dengan nomor
badan hukum 11080/BH/V.
E. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PMT Nutrifeed Ceper dijelaskan pada gambar 1
halaman 43. Adapun job description masing- masing departemen di Pabrik
Makanan Ternak Nutrifeed Ceper:
1. Direktur Utama
Direktur utama bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang ada di
PMT Nutrifeed Ceper. Serta memberikan evaluasi atas kinerja yang
dilakukan oleh karyawan yang berada di bawah komandonya.
2. Direktur Operasional
Direktur Operasional bertanggung jawab untuk mengelola operasional
dan memberikan keputusan- keputusan strategis dalam rangka
meningkatkan kinerja. Serta mengkoordinasikan antar bagian- bagian/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
departemen dalam organisasi, seperti bagian produksi, pengadaan, dan
pemasaran sehingga tujuan strategis organisasi dapat tercapai.
3. Manager Operasional
Manager operasional bertugas untuk mengawasi dan mengkoordinasi
bagian/departemen pengadaan, produksi, dan pemasaran. Serta
memberikan persetujuan- persetujuan yang berkaitan dengan operasional
organisasi, melakukan pengawasan persediaan, dan pemetaan area
penjualan.
4. Bagian Produksi
Bagian produksi memiliki tugas untuk untuk membuat perencanaan
produksi dalam satu bulan. Mengawasi proses produksi dan memastikan
kualitas produk telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu
bagian produksi bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan produk
5. Bagian Pemasaran/Marketing
Bagian pemasaran bertanggung jawab untuk memasarkan produk yang
dihasilkan dari organisai, mengirimkan produk kepada konsumen,
menetapkan target penjualan yang harus dicapai dalam satu periode, dan
merencanakan dan melaksanakan strategi pemasaran.
6. Bagian Pengadaan/ Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Bagian pengadaan memiliki tugas untuk melaksanakan pembelian,
memilih pemasok potensial, melakukan pendataan pemasok secara
periodik, memastikan bahan baku tersedia secara tepat waktu, memilih
pemasok yang potensial dan memiliki kredibilitas, melakukan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pemasok bersama dengan manager dan direktur operasional, dan
mempersiapkan dokumen- dokumen yang digunakan untuk melakukan
pembelian, melakukan negosiasi harga dengan pemasok.
7. Direktur Akuntansi dan Keuangan
Direktur akuntansi dan keuangan bertugas untuk mengawasi dan
mengevaluasi kegiatan pencatatan dan pembayaran transaksi yang
dilakukan organisasi, mengawasi kinerja manager dan staf administrasi
dan keuangan, melakukan koordinasi dengan direktur utama, menetapkan
strategi untuk mencapai target yang sudah ditetapkan, dan pengambil
keputusan akhir di bidang keuangan.
8. Manager Akuntansi dan Keuangan
Manager akuntansi dan keuangan bertugas untuk memastikan seluruh
pencatatan akuntansi yang dilakukan telah sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku, melakukan koordinasi dengan manager operasional,
melakukan pengawasan kinerja staf dan karyawan akuntansi dan
keuangan.
9. Bagian Akuntansi dan Keuangan
Bagian akuntansi bertugas untuk melakukan pencatatan transaksi
pembayaran dan penerimaan kas, penginputan data ke komputer, membuat
laporan bulanan dan tahunan, menerima bukti transaksi dan
mendokumentasikan bukti-bukti transaksi. Bagian keuangan bertugas
untuk melakukan pembayaran hutang, penerimaan kas, menerima
pelunasan piutang, penghitungan dan pembayaran pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Struktur Organisasi Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
2
Gambar 1: Struktur Organisasi Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
Sumber: Dokumen Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
Keterangan:
UUP : Unit Usaha Pembiayaan
UPS : Unit Pendinginan Susu
PMT N : Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
AKP : Akuntansi, Keuangan, dan Personalia
Direktur
Operasional
Manager
PMT N CEPER
Direktur
AKP
Manager
Keuangan
Bagian
Marketing
Bagian
Produksi Bagian
Pengadaan
Bagian
Akuntansi dan
Keuangan
Manager
UPS
KJUB
PUSPETASARI
Manager
UUP
Manager
Pertokoan
Direktur
Utama
Supervisor
Staf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Survei Pendahuluan
Pelaksanaan survei pendahuluan bertujuan untuk memahami proses
pembelian bahan baku makanan ternak dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
penerimaan dan penyimpanan, hingga pembayaran. Survei pendahuluan
dilakukan dengan menggunakan metode observasi untuk setiap proses
pembelian, wawancara dengan supervisor dan staf yang ada di bagian
pembelian, serta metode dokumentasi untuk menelusuri dokumen dan data
historis seperti: Faktur Pembelian, Purchase Order (PO), dan Daftar Pemasok
yang dimiliki bagian pembelian.
Proses pembelian bahan baku makanan ternak diawali dari permintaan
bahan baku dari bagian formulator. Bagian formulator bertugas membuat
Daftar Kebutuhan Bahan Baku yang akan digunakan untuk produksi selama
satu bulan berdasarkan RAPB (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja).
Selanjutnya, Daftar Kebutuhan Bahan Baku diserahkan ke bagian pembelian
untuk dilakukan proses pembelian.
Setelah bagian pembelian menerima Daftar Kebutuhan Bahan Baku,
pihak supervisor menghubungi pemasok melalui telepon untuk mengirimkan
sampel bahan baku. Sampel yang diterima akan diserahkan ke bagian
formulator untuk dilakukan penilaian, apakah sampel bahan baku yang
dikirimkan memenuhi standar yang sudah ditentukan. Apabila sampel sesuai
dengan standar yang ditentukan oleh pabrik dan diterima, bagian pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menghubungi pemasok untuk membicarakan mengenai harga, jumlah bahan
baku yang dipesan, tanggal pengiriman, dan melakukan kesepakatan bahwa
jatuh tempo pembayaran selama 3 minggu. Setelah terjadi kesepakatan antara
kedua belah pihak, supervisor membuat Purchase Order (PO). Purchase Order
(PO) dibuat 3 rangkap, 1 untuk arsip bagian pembelian, 1 untuk internal audit,
1 untuk pemasok yang ditandatangani oleh bagian pembelian, manager,
direktur operasional, internal audit, pimpinan, dan supplier.
Ketika barang sudah datang, bagian quality control mengambil sampel
untuk diperiksa kualitas dan spesifikasi bahan baku yang dikirim apakah sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Setelah hasil pemeriksaaan
menunjukkan barang yang dikirimkan oleh pemasok sesuai dengan standar dan
spesifikasi, bagian quality control membuat dokumen Hasil Pemeriksaan
Bahan Baku Masuk. Selanjutnya, barang akan melewati jembatan timbang
untuk dilakukan penimbangan dan dibuat Surat Bukti Timbang (SBT) sebelum
masuk gudang.
Ketika barang masuk ke dalam gudang, bagian gudang akan menerima
Surat Bukti Timbang dan mencatat barang masuk di Kartu Gudang. Bagian
gudang akan melaporkan barang yang sudah diterima dengan mengeluarkan
dokumen Laporan Penerimaan Barang (LPB) berisi 4 rangkap, 1 untuk bagian
PDE (Process Data Entry), 1 untuk pembukuan, 1 untuk bagian pengadaan, 1
untuk arsip gudang yang ditandatangani oleh kepala gudang, dan kepala
bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Setelah bagian pembelian menerima Surat Bukti Timbang (SBT) dan
Laporan Penerimaan Barang (LPB) dari bagian gudang, staf pembelian
membuat faktur pembelian. Faktur pembelian dibuat 3 rangkap, 1 untuk
administrasi dan keuangan, 1 untuk arsip pengadaan, 1 untuk administrasi
hutang piutang dan ditandatangani oleh bagian pembelian, internal audit,
direktur operasional, dan direktur AKP (Akuntansi, Keuangan, dan
Personalia). Selanjutnya dibuat Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan Surat
Permohonan Pembayaran Hutang (SPPH) sebanyak 2 rangkap, 1 untuk bagian
pembukuan, 1 untuk arsip. Surat Perintah Pembayaran ditandatangani oleh
direktur utama.
Setelah dokumen pembayaran selesai dibuat dan diotorisasi oleh
pejabat berwenang diantarnya manager, internal audit, direktur operasional,
dan direktur utama, staf pembelian menyerahkan dokumen pembayaran ke
bagian administrasi dan keuangan untuk dilakukan pencatatan ke dalam mesin
komputer oleh bagian akuntansi dan pembayaran dilakukan oleh kasir dengan
nominal pembayaran sebesar nominal yang tercantum di dalam Surat
Permohonan Pembayaran Hutang (SPPH) dan Surat Perintah Pembayaran
(SPP). Pembayaran kepada pemasok dilakukan dengan cara mentransfer ke
rekening pemasok.
Bagian pembelian memiliki dua orang karyawan yang terdiri dari
supervisor dan staf pembelian. Supervisor memiliki tugas untuk melakukan
pembelian dan menghubungi para pemasok. Staf pembelian bertugas untuk
menyiapkan dokumen pembelian, seperti: Purchase Order (PO), Faktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Pembelian, Surat Perintah Pembayaran (SPP), dan Surat Permohonan
Pembayaran Hutang (SPPH) dan membarui daftar pemasok.
B. Perencanaan Audit Internal
Perencanaan audit internal pada pembelian bahan baku makanan ternak
dibagi menjadi tiga tahap yaitu: menentukan tujuan, luas, dan periode audit,
mengidentifikasi dan menilai risiko, serta menyusun program audit. Di bawah
ini penjabaran dari ketiga proses tersebut:
1) Menentukan tujuan, luas, dan periode audit
Audit internal yang dilakukan bertujuan untuk menilai karyawan di
bagian pembelian telah melaksanakan prosedur, kebijakan, hukum, dan
peraturan yang berlaku di bagian pembelian. Luas cakupan audit
dilakukan pada bagian pembelian di salah satu unit usaha KJUB
Puspetasari yaitu Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper selama
periode bulan Februari 2019.
2) Mengidentifikasi dan Menilai Risiko
Proses pengidentifikasian dan penilaian risiko dilakukan untuk
mengetahui risiko-risiko yang terjadi selama proses audit di bagian
pembelian yang meliputi proses perencanaan pembelian, pelaksanaan
pembelian, inspeksi dan penerimaan, serta pembayaran dan pelaporan
pembelian bahan baku makanan ternak.
Hasil identifikasi dan penilaian risiko di bagian pembelian diperoleh
dengan mempertimbangkan dampak dan kemungkinan terjadinya risiko,
yang kemudian akan dikelompokkan dalam tiga tingkat risiko yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
risiko rendah, risiko menengah dan risiko tinggi yang disajikan dalam
tabel gabungan red flags dan risk worksheet. Semakin tinggi tingkat
risiko membutuhkan sikap kehati-hatian yang tinggi saat melakukan
audit.
Tabel gabungan red flags dan risk worksheet disajikan sebagai berikut
Tabel 4. Tabel Gabungan Red Flags dan Risk Worksheet
Tingkat
Risiko
Risiko Kegiatan
Pengendalian
Kelemahan
Pengendalian
Risiko
Rendah
Nomor
dokumen
pembelian
bahan baku
tidak tercetak.
Nomor
dokumen dibuat
langsung
tercetak di setiap
dokumen
pembelian
bahan baku.
Pemberian nomor dilakukan
secara manual karena lebih
mudah dilakukan dan
mudah dihapus apabila
terjadi kesalahan penulisan.
Namun terdapat otorisasi
berjenjang dari pejabat
berwenang untuk menekan
risiko ke tingkat yang
rendah.
Penyimpanan
bahan baku
tidak
dilakukan
dengan tepat.
Sehingga
bahan baku
yang disimpan
mengalami
penyusutan
berat karena
karung robek.
Kepala gudang
melakukan
pengawasan saat
penataan dan
menambah
jumlah palet.
Tenaga borong yang
bertugas untuk menurunkan
barang kurang
memperhatikan penataan
karung yang tepat karena
menghabiskan waktu dan
membutuhkan tempat yang
luas. Oleh sebab itu kepala
gudang perlu melakukan
pengawasan ketika barang
diturunkan.
Risiko
Menengah
Karyawan
bagian
pembelian
tidak memiliki
latar belakang
di bidang yang
sesuai dengan
pekerjaannya.
Menyelenggara-
kan
training/pelatih-
an tentang
proses
pembelian
bahan baku
untuk karyawan
yang ada di
bagian
pembelian
Keterbatasan sumber daya
manusia yang memiliki latar
belakang yang sesuai
dengan pekerjaannya
membuat penempatan
karyawan tidak sesuai
dengan kompetensinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lanjutan Tabel 4. Tabel Gabungan Red Flags dan Risk Worksheet
3) Menyusun Program Audit
Program audit yang disusun akan digunakan di semua proses pembelian
bahan baku yang terdiri dari lima bagian yaitu: program audit organisasi
pembelian, perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian, inspeksi
dan penerimaan, serta pembayaran dan pelaporan pembelian bahan baku
makanan ternak.
Program audit di organisasi pembelian bahan baku makanan ternak
bertujuan untuk menilai organisasi pembelian telah ditempatkan secara
tepat dalam struktur organisasi. Program audit bagian perencanaan
pembelian bahan baku makanan ternak bertujuan untuk menilai
ketepatan perencanaan pembelian bahan baku dengan kebutuhan dari
Risiko
Menengah
Perusahaan
hanya memiliki
satu pemasok
untuk bahan
baku bungkil
sawit.
Membuat kontrak
jangka panjang
dengan pemasok.
Saat ini bagian
pembelian masih
mencari pemasok
untuk bahan baku
bungkil sawit, tetapi
harga yang ditawarkan
terlalu mahal dan
kualitas bahan baku
yang ditawarkan tidak
sesuai dengan standar
perusahaan.
Risiko
Tinggi
Tidak ada
Standard
Operating
Procedure
(SOP) di bagian
pembelian yang
tertulis dan
didokumentasi-
kan.
Menyusun
Standard
Operating
Procedure (SOP)
untuk bagian
pembelian secara
tertulis dan
didokumentasik-an
Pemberian job
description sudah
cukup memberikan
pemahaman prosedur
kerja dan karyawan
menganggap
pembuatan Standard
Operating Procedure
(SOP) rumit dan saat
ini bagian pembelian
belum membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
bagian produksi. Program audit bagian pelaksanaan pembelian bahan
baku makanan ternak bertujuan untuk menilai pembelian dilakukan
secara tepat sesuai dengan jumlah dan kualitas yang ditetapkan dengan
harga yang telah disepakati. Program audit bagian inspeksi bertujuan
untuk menilai bahan baku yang diterima merupakan bahan baku yang
memiliki kualitas yang sesuai dengan standar dan jumlah yang
ditetapkan, untuk program audit penerimaan memastikan bahan baku
disimpan dengan tepat dan lolos uji kualitas. Program audit bagian
pelaporan dan pembayaran bertujuan untuk menilai pencatatan
pembelian dilakukan dengan tepat dan bukti-bukti pembelian telah
terdokumentasi, untuk bagian pembayaran bertujuan untuk menilai
pembayaran dilakukan dengan tepat waktu dan jumlah pembayaran telah
sesuai dengan nominal yang ada dalam faktur pembelian.
C. Melaksanakan Audit Internal
Pelaksanaan audit internal pembelian bahan baku makanan ternak
menggunakan program audit yang telah disusun pada tahap sebelumnya.
Selanjutnya, program audit akan dicocokkan dengan kondisi di bagian
pembelian.
Pelaksanaan audit internal akan dijabarkan di setiap proses pembelian.
1. Audit Organisasi Pembelian Bahan Baku Makanan ternak
Tabel halaman 51 merupakan program audit pertama yang
dilaksanakan, yaitu program audit organisasi pembelian bahan baku
makanan ternak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 5. Program Audit- Organisasi Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper Periode Audit:
Program yang Diaudit: Organisasi Pembelian
Bahan Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban
Catatan Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Bagian pembelian bahan
baku memiliki prosedur
(SOP) atau kebijakan yang
terdokumentasi untuk
melakukan kegiatan
operasional
Terdapat prosedur
pembelian tetapi tidak
tertulis dan dilaksanakan
dalam setiap proses
pembelian.
Karyawan diberikan job
desc bersama dengan SK.
2 Apakah setiap dokumen
telah diberikan nomor
tercetak secara berurutan
Nomor dokumen ditulis
secara manual oleh staf
pembelian. Terdapat
otorisasi berjenjang dari
pejabat berwenang.
3 Digunakannya anggaran
(budget) untuk pembelian
bahan baku
4 Untuk pembelian bahan
baku dalam jumlah besar
dilakukan melalui tender
5 Dokumen di bagian
pembelian disimpan di
tempat yang aman dan
formulir didistribusikan
secara terpusat
Efisien
6 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation
of duties) antara bagian
pembelian dengan bagian
penerimaan barang
7 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation
of duties) antara bagian
pembelian dengan bagian
penyimpanan (gudang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Lanjutan Tabel 5. Program Audit- Organisasi Bagian Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak
8 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation of
duties) antara bagian pembelian
dengan bagian akuntansi
9 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation of
duties) antara bagian pembelian
dengan bagian keuangan
10 Faktur Pembelian ditanda-
tangani pejabat berwenang
11 Karyawan di bagian pembelian
memiliki latar belakang
pendidikan yang berkaitan
dengan pekerjaannya
Penempatan karyawan
bagian pembelian
berdasarkan
pengalaman kerja
12 Adanya rotasi karyawan di
bagian pembelian bahan baku
13 Bagian pembelian bahan baku
telah ditempatkan secara tepat
pada struktur organisasi
Efektif
14 Bagian pembelian bahan baku
telah menetapkan dokumen-
dokumen yang digunakan untuk
melakukan pembelian bahan
baku
Diaudit Oleh:
Jumlah
Jawaban Catatan
Ya Tidak
Agatha Fitri Ayu Astuti 11 3
Tanggal: 14 Februari 2019
Sumber: Bayangkara (2015: 78-80)
Pelaksanaan audit internal menggunakan checklist di bagian
organisasi pembelian bahan baku makanan ternak menunjukkan 11 jawaban
“Ya” dan 3 jawaban “Tidak”. Jumlah jawaban “Ya” yang lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
daripada jumlah jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa kegiatan di
organisasi pembelian bahan baku sudah dijalankan dengan baik.
Secara umum bagian pembelian sudah ditempatkan secara tepat
pada struktur organisasi sehingga alur pertanggung jawaban dan
komunikasi berjalan dengan baik, serta karyawan dapat mengambil
keputusan sesuai dengan kewenangannya. Selain itu, adanya pemisahan
tugas antara bagian pembelian dengan bagian penerimaan, penyimpanan,
akuntansi, dan keuangan menunjukkan pembagian wewenang dan tugas
masing-masing karyawan untuk melakukan pembelian bahan baku telah
diterapkan. Hal tersebut mampu meningkatkan pengendalian untuk
mencegah terjadinya risiko karyawan melakukan kesalahan akibat jumlah
pekerjaan yang banyak dan sebagai pengendalian untuk mencegah
terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan.
Adanya penetapan dokumen pembelian seperti: Purchase Order
(PO), Faktur Pembelian, Laporan Penerimaan Barang, Surat Permohonan
Pembayaran Hutang, dan Surat Permohonan Pembayaran yang diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang memudahkan untuk melakukan internal cross
check, sehingga alur kas keluar lebih mudah ditelusur karena terdapat
dokumen tertulis dan pembayaran dilakukan secara tepat waktu.
Pelaksanaan tender saat pembelian dalam jumlah besar berperan
untuk mendapatkan harga beli yang paling menguntungkan dengan
spesifikasi yang sesuai dengan standar. Selain itu, penggunaan anggaran
pembelian mampu mencegah pembelian over budget dan menjadi pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bagi karyawan dalam menentukan harga beli saat melakukan negosiasi
dengan pemasok.
Dari program audit organisasi pembelian bahan baku makanan
ternak terdapat tiga jawaban “Tidak”, yaitu: bagian pembelian tidak
memiliki Standard Operating Procedure (SOP) yang tertulis dan
terdokumentasi. Walaupun tidak memiliki Standard Operating Procedure
(SOP) yang terdokumentasi, bagian pembelian memiliki kebijakan dan
peraturan pembelian yang harus dipatuhi seperti penetapan dokumen
pembelian bahan baku dan pemberian job description yang berisi tugas dan
wewenang untuk karyawan sehingga tidak ada duplikasi pekerjaan.
Kemudian, dokumen di bagian pembelian tidak bernomor tercetak
yang dapat meningkatkan risiko karyawan melakukan kecurangan dan
kecerobohan saat membuat dokumen. Hal tersebut tidak memiliki pengaruh
yang besar terhadap kegiatan pembelian, karena bagian pembelian
menetapkan pemberian nomor dokumen dilakukan secara manual dan urut
untuk mempermudah penelusuran dokumen.
Selanjutnya, karyawan tidak memiliki latar belakang pendidikan
sesuai dengan pekerjaannya yang memungkinkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan dan mengalami keterlambatan saat menyiapkan
dokumen. Hal tersebut tidak memengaruhi aktivitas pembelian bahan baku,
karena organisasi menetapkan karyawan di bagian pembelian merupakan
karyawan yang memiliki pengalaman kerja dalam bidang administrasi, dan
memiliki pengetahuan di bidang makanan ternak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Dari hasil program audit yang dilaksanakan dan adanya temuan
audit di organisasi pembelian bahan baku makanan ternak, penulis
memberikan rekomendasi yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) Bagian pembelian belum memiliki Standard Operating Procedure
(SOP) secara tertulis dan terdokumentasi. Namun sudah memiliki
peraturan dan kebijakan untuk melakukan pembelian bahan baku
dan karyawan diberikan job description berisi tugas dan tanggung
jawab.
2) Nomor dokumen pembelian bahan baku tidak tercetak. Namun
ditulis secara manual oleh karyawan saat membuat dokumen.
3) Karyawan di bagian pembelian tidak memiliki latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Namun
perusahaan memiliki kebijakan yaitu karyawan yang ada di bagian
tersebut merupakan karyawan yang memiliki pengalaman kerja di
bagian administrasi dan pernah bekerja di industri makanan ternak.
b) Kriteria
1) Adanya Standard Operating Procedure (SOP) di bagian pembelian
untuk menjaga kinerja karyawan mencapai ekonomis, efisien, dan
efektif, serta menjaga konsistensi kerja.
2) Dokumen pembelian bahan baku memiliki nomor urut tercetak.
3) Karyawan di bagian pembelian memiliki latar belakang yang
berkaitan dengan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c) Penyebab
1) Bagian pembelian belum membutuhkan Standard Operating
Procedure (SOP) karena kebijakan dan aturan yang ada sudah
dijalankan dengan baik, job description sudah cukup menjelaskan
tugas dan wewenang masing-masing karyawan. Selain itu, untuk
membuat Standard Operating Procedure (SOP) membutuhkan
waktu yang lama.
2) Pemberian nomor dokumen secara manual lebih mudah diterapkan
karena karyawan dapat mengganti nomor dokumen apabila terjadi
kesalahan penulisan.
3) Keterbatasan sumber daya manusia menyebabkan rotasi dan
penempatan karyawan tidak sesuai antara latar belakang pendidikan
dengan bidang pekerjaannya.
d) Akibat
1) Tidak adanya Standard Operating Procedure (SOP) di bagian
pembelian mengakibatkan penilaian tingkat ekonomis, efisien,
efektivitas kinerja karyawan menjadi sulit dan adanya peluang
karyawan melakukan pekerjaan tidak urut atau salah langkah.
2) Pemberian nomor dokumen secara manual meningkatkan risiko
karyawan melakukan kecurangan dan tidak berhati-hati saat
menyiapkan dokumen dan adanya peluang dokumen dibuat ganda.
3) Penempatan karyawan yang tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikan meningkatkan peluang terjadinya kesalahan dan
keterlambatan dalam penyiapan dokumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
e) Rekomendasi
1) Membuat Standard Operating Procedure (SOP) di bagian
pembelian secara tertulis dan terdokumentasi.
2) Nomor dokumen dibuat secara langsung tercetak di setiap dokumen-
dokumen pembelian.
3) Merencanakan program training atau pelatihan untuk karyawan di
bagian pembelian sehingga kemampuan menyelesaikan pekerjaan
meningkat.
2. Audit Perencanaan Pembelian Bahan Baku
Tabel di bawah ini merupakan tabel program audit perencanaan
pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper.
Tabel 6. Program Audit- Perencanaan Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper Periode Audit
Program yang Diaudit: Perencanaan Pembelian
Bahan Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Perusahaan memiliki daftar
pemasok yang terpilih
Daftar pemasok
didokumentasikan dalam
bentuk soft file
2 Daftar Kebutuhan Bahan
Baku memuat tentang jumlah
bahan baku yang dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lanjutan Tabel 6. Program Audit- Perencanaan Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Efisien
3 Pemasok yang telah terdaftar
telah diverifikasi oleh pejabat
berwenang untuk menilai
kemampuannya dalam
menyediakan barang
Persetujuan manager dan
direktur operasional
4 Perusahaan melakukan evaluasi
terhadap kemampuan pemasok
terpilih
Evaluasi dilakukan secara
periodik dengan pertimbangan
kepala gudang, formulator,
manager, SPV pengadaan, Dir
Operasional
5 Perusahaan secara periodik
memperbarui daftar pemasoknya
Efektif
6 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
telah disesuaikan dengan jumlah
produksi yang sudah
direncanakan
DKB disesuaikan dengan
jumlah produksi dari RAPB
7 Pabrik telah memiliki daftar
rencana kebutuhan pembelian
bahan baku yang terdokumentasi
8 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
memuat tentang jadwal
penggunaan bahan baku yang
dibutuhkan
Jadwal penggunaan bahan
baku dibuat setiap bulan
9 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
memuat tentang spesifikasi bahan
baku yang dibutuhkan
10 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
memuat tentang standar kualitas
bahan baku yang dibutuhkan
Daftar kebutuhan bahan baku
memuat rencana produksi,
jumlah kebutuhan bahan baku,
dan periode penggunaan
Diaudit Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
Jumlah
Jawaban
Catatan
Ya Tidak
9 1
Tanggal: 14 Februari 2019
Sumber: Bayangkara (2015: 82-83)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dari hasil pelaksanaan audit internal menggunakan checklist di
perencanaan pembelian bahan baku makanan ternak menunjukkan 9
jawaban “Ya” dan 1 jawaban “Tidak”. Jumlah jawaban “Ya” yang lebih
banyak daripada jumlah jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa aktivitas
perencanaan pembelian bahan baku makanan ternak sudah dijalankan
dengan tepat.
Analisis pelaksanaan audit di bagian perencanaan pembelian bahan
baku makanan ternak dijabarkan sebagai berikut; perencanaan pembelian
telah dilakukan dengan tepat didukung dengan adanya Daftar Kebutuhan
Bahan Baku yang dibuat setiap bulan oleh bagian formulator. Di dalam
Daftar Kebutuhan Bahan Baku memuat jumlah bahan baku yang dibutuhkan
berdasarkan rencana produksi setiap bulan yang akan digunakan sebagai
acuan untuk menentukan jenis dan kuantitas bahan baku yang harus dibeli
dan jadwal penerimaannya.
Selain itu perusahaan memiliki Daftar Pemasok terpilih yang
didokumentasikan oleh staf bagian pembelian. Pemasok yang masuk ke
dalam Daftar Pemasok terpilih merupakan pemasok yang memiliki
hubungan kerja sama cukup lama dengan Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper. Pemasok yang terdaftar telah mengetahui standar kualitas dan
kuantitas bahan baku yang dibutuhkan serta harga yang ditetapkan sudah
melewati proses negosiasi terlebih dahulu.
Pembuatan Daftar Pemasok bertujuan untuk mencegah karyawan
melakukan transaksi dengan pemasok yang kemampuan dan integritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
pelayanannya kurang baik. Adanya Daftar Pemasok juga mempercepat
proses pembelian, karena bagian pembelian tidak membutuhkan waktu
untuk mencari pemasok yang menawarkan bahan baku dengan standar
kualitas yang baik.
Pemasok yang masuk dalam daftar pemasok terpilih telah melalui
verifikasi dari manager dan direktur operasional. Proses verifikasi bertujuan
untuk memastikan bahwa pemasok yang dicantumkan di daftar pemasok
merupakan pemasok yang mampu menyediakan jumlah yang dibutuhkan,
dan berkualitas dengan harga yang murah.
Bagian pembelian melakukan evaluasi bersama manager, direktur
operasional, dan formulator untuk memastikan proses pembelian dengan
pemasok terpilih telah berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pemasok
dalam menyediakan bahan baku dan menilai bahan baku yang sudah
dikirimkan telah memenuhi standar atau tidak.
Apabila hasil evaluasi menyatakan bahwa pemasok tidak mampu
menyediakan bahan baku yang sesuai dengan kriteria, maka Daftar
Pemasok yang telah dibuat akan diperbarui. Dengan demikian, pembelian
selanjutnya perusahaan tidak akan menggunakan pemasok tersebut dan
mencegah terjadinya kerugian akibat bahan baku yang diterima tidak
memenuhi standar.
Dari program audit di bagian perencanaan pembelian bahan baku
makanan ternak terdapat satu jawaban “Tidak”, yaitu Daftar Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Bahan Baku belum memuat tentang standar kualitas bahan baku yang
dibutuhkan. Hal tersebut tidak memiliki pengaruh untuk mendapatkan
bahan baku yang berkualitas, karena supervisor bagian pembelian telah
mengetahui standar kualitas bahan baku yang dibutuhkan dan setiap bahan
baku yang datang dari pemasok akan melalui proses pemeriksaan dari
bagian quality control.
Dari hasil temuan yang ada di perencanaan pembelian bahan baku,
penulis memberikan rekomendasi yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) Daftar Kebutuhan Bahan Baku tidak memuat standar kualitas bahan
baku yang akan dibeli.
b) Kriteria
1) Daftar Kebutuhan Bahan Baku memuat standar kualitas bahan baku
yang harus dibeli.
c) Penyebab
1) Supervisor pembelian mengetahui standar kualitas bahan baku
seperti: kadar air dan kadar sekam. Selain itu bahan baku akan
melewati proses pemeriksaan kualitas oleh bagian quality control
dan sebelum melakukan perjanjian pembelian, pemasok
mengirimkan sampel terlebih dahulu. Sehingga penyertaan standar
kualitas di Daftar Kebutuhan Bahan Baku tidak diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
d) Akibat
1) Apabila terjadi pergantian supervisor di bagian pembelian akan
terjadi risiko kesalahan pembelian bahan baku tidak sesuai dengan
standar kualitas yang ditetapkan.
e) Rekomendasi
1) Daftar Kebutuhan Bahan Baku dibuat secara lengkap meliputi jumlah,
spesifikasi, standar kualitas yang dimasukkan oleh formulator dan
jadwal penggunaan barang.
3. Audit Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Tabel di bawah ini merupakan tabel program audit pelaksanaan pembelian
bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper.
Tabel 7. Program Audit- Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper
Periode Audit
Program yang Diaudit: Pelaksanaan Pembelian Bahan
Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Pencarian pemasok potensial yang
dapat memasok barang- barang
yang dibutuhkan perusahaan,
dilakukan cukup luas
2 Adanya dokumen Purchase Order
(PO) berangkap yang dikirimkan
kepada pemasok terpilih
3 Perusahaan memiliki lebih dari
satu pemasok potensial untuk
setiap bahan baku
Hanya ada satu
pemasok untuk bahan
baku bungkil sawit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lanjutan Tabel 7. Program Audit- Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Efisien
4 Terdapat pemisahan secara tegas
mengenai batas-batas dan
kewenangan masing-masing
karyawan
5 Saat menentukan pemasok,
bagian pembelian mengetahui
kemampuan operasional
pemasok
6 Terdapat pemberian persetujuan
tertulis dari pejabat berwenang
atas rekanan yang terpilih
Persetujuan dilakukan
secara lisan oleh
manager operasional
dan formulator
7 Adanya otorisasi di setiap
pembelian bahan baku dari
pejabat yang berwenang
Efektif
8 Pembelian dilakukan dengan
pemasok terpilih
Kondisi tertentu
pembelian dilakukan
di luar pemasok
terpilih
9 Perusahaan memiliki dokumen
standar yang harus dipenuhi
untuk pembelian bahan baku
Diaudit Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
Jumlah
Jawaban
Catatan
Ya Tidak
6 3
Tanggal: 14 Februari 2019
Sumber: Bayangkara (2015: 89-93)
Pelaksanaan audit internal menggunakan checklist di pelaksanaan
pembelian bahan baku makanan ternak menunjukkan 6 jawaban “Ya” dan
3 jawaban “Tidak”. Jumlah jawaban “Ya” yang lebih banyak daripada
jumlah jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelian
bahan baku makanan ternak sudah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Pelaksanaan pembelian bahan baku makanan ternak yang baik
dikuatkan dengan adanya kelengkapan dokumen-dokumen pembelian
seperti: Purchase Order (PO), Faktur Pembelian, Laporan Penerimaan
Barang, dan Hasil Pemeriksaan Barang Masuk yang diotorisasi oleh pejabat
berwenang. Dokumen-dokumen pembelian yang lengkap akan
memudahkan bagian pembelian dengan bagian quality control, bagian
gudang, pencatatan dan pembayaran melakukan internal cross check dan
mengurangi risiko terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh karyawan saat
melakukan pembayaran kepada pemasok.
Pemberian otorisasi dokumen pembelian dilakukan oleh pejabat
berwenang meliputi manager, direktur operasional, internal audit, dan
pimpinan sehingga pejabat yang berwenang mengetahui kuantitas, harga,
jadwal pengiriman dan penerimaan bahan baku. Adanya otorisasi saat
pelaksanaan pembelian menunjukkan terdapat pengawasan yang baik dan
menjadi salah satu bentuk pengendalian, karena supervisor bagian
pembelian tidak dapat memutuskan pembelian secara sepihak.
Selain itu, untuk meningkatkan kinerja bagian pembelian memiliki
dua orang karyawan yaitu supervisor dan staf yang memiliki tugas dan
wewenang masing. Supervisor bertugas untuk melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelian bahan baku. Staf pembelian bertugas untuk
mempersiapkan dokumen pembelian bahan baku. Adanya pemisahan tugas
bertujuan untuk mencegah karyawan melakukan pekerjaan ganda atau
double job.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dari pelaksanaan audit menggunakan checklist di pelaksanaan
pembelian bahan baku makanan ternak, penulis menemukan tiga jawaban
“Tidak” yaitu pertama, pemberian persetujuan dari pejabat berwenang atas
rekanan yang terpilih diberiksan secara lisan. Proses pemberian persetujuan
secara lisan sudah dirasa cukup karena persetujuan akan langsung
disampaikan kepada supervisor dan selanjutnya disampaikan kepada staf
pembelian untuk dimasukkan di daftar pemasok terpilih. Pemberian
persetujuan secara tertulis membutuhkan proses yang panjang dan waktu
yang lama.
Kedua, tidak semua pembelian bahan baku dilakukan dengan
pemasok terpilih. Kondisi tersebut dikarenakan kondisi alam seperti cuaca
buruk dan musim panen yang belum tiba menyebabkan pemasok terpilih
tidak mampu menyediakan barang sesuai dengan jumlah permintaan
pembelian. Apabila kondisi tersebut terjadi, bagian pembelian melakukan
pembelian di luar Daftar Pemasok terpilih untuk memenuhi kebutuhan dan
mencegah stok bahan baku menipis sehingga proses produksi tetap berjalan.
Ketiga, jumlah pemasok untuk bahan baku bungkil sawit hanya ada
satu. Sesungguhnya bagian pembelian masih melakukan pencarian
pemasok. Namun belum ada pemasok yang mampu menyediakan bahan
baku dengan kualitas yang baik dan harga yang ditawarkan terlalu mahal.
Dari hasil temuan yang ada di pelaksanan pembelian bahan baku
makanan ternak, penulis memberikan rekomendasi yang dijabarkan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
a) Temuan
1) Pemberian persetujuan oleh manager dan direktur operasional atas
rekanan terpilih dilakukan secara lisan.
2) Tidak semua pembelian bahan baku dilakukan dengan pemasok
yang terdaftar.
3) Saat ini hanya ada satu pemasok untuk jenis bahan baku bungkil
sawit.
b) Kriteria
1) Pemberian persetujuan atas rekanan yang terpilih dilakukan secara
tertulis.
2) Pembelian bahan baku makanan ternak dilakukan dengan pemasok
terpilih dan sudah terdaftar.
3) Perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok potensial untuk setiap
bahan baku makanan ternak.
c) Penyebab
1) Persetujuan secara lisan lebih mudah dilaksanakan karena tidak
membutuhkan waktu yang lama dan proses yang terlalu rumit.
2) Karena cuaca buruk dan musim panen belum tiba menyebabkan
pemasok tidak mampu menyediakan bahan baku yang sesuai dengan
jumlah permintaan.
3) Belum menemukan pemasok bungkil sawit yang menawarkan harga
sesuai dengan harga yang ditetapkan perusahaan serta kualitas yang
diberikan belum sesuai dengan standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d) Akibat
1) Karyawan akan mengalami kesulitan mengolah data apabila lupa
memasukkan pemasok yang terpilih ke dalam Daftar Pemasok
karena tidak memiliki dokumen persetujuan tertulis.
2) Bahan baku yang dibeli tidak sesuai dengan standar kualitas yang
ditetapkan oleh perusahaan dan harga yang didapatkan kurang
menguntungkan bagi perusahaan.
3) Perusahaan hanya menggantungkan pada satu pemasok untuk bahan
baku bungkil sawit yang dapat meningkatkan risiko perusahaan
kehabisan persediaan yang berdampak pada proses produksi kurang
berjalan optimal.
f) Rekomendasi
1) Membuat formulir persetujuan untuk pemasok terpilih dengan
otorisasi pejabat berwenang.
2) Perencanaan pembelian bahan baku dibuat secara rinci dengan
mempertimbangkan kondisi alam atau cuaca, musim panen, jumlah
permintaan bahan baku dari bagian produksi, dan persediaan bahan
baku yang ada di gudang untuk mencegah pembelian diluar
pemasok.
3) Membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok bungkil sawit.
4. Audit- Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku
Tabel halaman 68 merupakan tabel program audit inspeksi dan penerimaan
bahan baku makanan ternak Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 8. Program Audit- Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper
Periode Audit
Program yang Diaudit: Inspeksi dan Penerimaan
Bahan Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Bagian pembelian menetapkan
karyawan yang bertanggung
jawab untuk memeriksa pada
saat barang diterima
Karyawan bagian
quality control bertugas
memeriksa bahan baku
yang diterima
2 Bagian Gudang membuat
laporan pengeluaran bahan baku
untuk produksi yang dikirimkan
kepada bagian akuntansi
3 Pemeriksaan yang dilakukan
untuk memastikan kuantitas dan
kualitas barang yang diterima
tepat
Efisien
4 Adanya pemisahan tugas
(segregation of duties) antara
bagian pembelian dan bagian
penerimaan bahan baku
5 Barang yang diterima
dicocokkan dengan order
pembeliannya
6 Bagian Quality Control
membuat dokumen berisi jumah
dan spesifikasi barang yang
telah diuji kualitasnya
7 Bagian gudang melakukan
penghitungan jumlah persediaan
secara periodik dan dicocokkan
dengan kartu Gudang
Penghitungan stock
dilakukan setiap
semester atau enam
bulan sekali.
8 Bagian Gudang melakukan
pencatatan di Kartu Gudang
setiap ada barang yang keluar
dan masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lanjutan Tabel 8. Program Audit- Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku
Makanan Ternak
Efektif
9 Bagian pembelian melakukan
pengujian laboratorium untuk
pembelian bahan baku
tertentu
Bahan baku bekatul
merupakan bahan
baku yang paling
mendapatkan
perhatian untuk
dilakukan uji lab.
10 Perusahaan menjaga bukti-
bukti yang diperoleh selama
melakukan verifikasi
11 Penyimpanan bahan baku
dilakukan dengan tepat untuk
mengurangi risiko penurunan
kualitas dan kehilangan berat
12 Perusahaan memiliki
kebijakan yang jelas untuk
menangani bahan baku yang
tidak sesuai dengan
spesifikasinya
Bagian quality
control memberikan
surat penolakan untuk
bahan baku yang
tidak sesuai dengan
standar.
13 Bahan baku yang tidak dapat
diterima tidak boleh
dimasukkan ke gudang
14 Barang yang masuk ke
gudang dan yang dibuatkan
penerimaan barang adalah
barang yang sudah diperiksa
Diaudit Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
Jumlah
Jawaban
Catatan
Ya Tidak
13 1
Tanggal: 14 Februari 2019
Sumber: Bayangkara (2015: 94-95)
Pelaksanaan audit internal menggunakan checklist di inspeksi dan
penerimaan bahan baku makanan ternak menunjukkan 13 jawaban “Ya” dan
1 jawaban “Tidak”. Jumlah jawaban “Ya” yang lebih banyak daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
jumlah jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa aktivitas di inspeksi dan
penerimaan bahan baku makanan ternak dijalankan dengan baik.
Pernyataan tersebut didukung dengan pemisahan tugas antara
bagian penerimaan dan bagian pembelian. Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper memiliki divisi quality control yang bertugas untuk
menerima dan memeriksa setiap bahan baku yang masuk. Pemeriksaan
dilakukan di dalam sebuah laboratorium untuk mengentahui kadar air dan
kadar sekam untuk bahan baku yang bersifat padat seperti bekatul.
Sedangkan bahan baku yang bersifat cair seperti tetes akan diperiksa aroma
dan kekentalan oleh petugas. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam sebuah
Dokumen Hasil Pemeriksaan, sehingga bahan baku yang akan masuk dan
disimpan ke dalam gudang merupakan bahan baku yang sudah lolos uji
kualitas.
Untuk bahan baku yang tidak lolos uji kualitas, perusahaan memiliki
kebijakan untuk mengembalikan kepada konsumen atau dilakukan refraksi.
Proses refraksi menyebabkan harga beli yang sudah disetujui akan
diturunkan oleh perusahaan karena kualitas bahan baku tidak sesuai dengan
standar dan penyimpangan standar masih bisa ditoleransi. Hal ini berperan
untuk mencapai ekonimisasi pembelian bahan baku.
Setelah bahan baku lolos uji laboratorium, bagian gudang akan
melakukan penyimpanan dengan terlebih dahulu mencatat barang masuk di
Kartu Gudang dan mengeluarkan dokumen Laporan Penerimaan Barang
yang akan digunakan untuk membuat Faktur Pembelian. Sebelum membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Faktur Pembelian bagian pembelian terlebih dahulu mencocokkan kuantitas
dan harga bahan baku dengan dokumen Purchase Order (PO) dan Laporan
Penerimaan Barang. Adanya dokumen-dokumen tersebut membantu bagian
akuntansi dan keuangan untuk mencatatat pembelian yang sesungguhnya.
Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko kerugian akibat pembayaran
yang tidak sesuai dengan jumlah bahan baku yang dibeli.
Bagian gudang juga melakukan pencatatan di Kartu Gudang setiap
bahan baku dari gudang diserahkan ke bagian produksi. Hal ini akan
membantu internal cross check antara catatan dengan barang yang tersedia
dan membantu bagian akuntansi untuk menentukan harga pokok produksi.
Selain itu, secara periodik bagian internal audit melakukan penghitungan
jumlah persediaan bahan baku di gudang dan mencocokkan dengan catatan
yang ada di kartu gudang yang bertujuan untuk mengetahui jumlah
persediaan yang sesungguhnya dan mencegah terjadinya risiko kecurangan.
Bagian pembelian juga melakukan pemisahan tugas antara bagian
pencatatan dengan bagian penerimaan bahan baku. Sehingga karyawan di
setiap bagian tidak melakukan pekerjaan ganda. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya kesalahan yang dilakukan karyawan akibat pekerjaan
terlalu banyak.
Dari pelaksanaan audit menggunakan checklist di inspeksi dan
penerimaan bahan baku makanan ternak, penulis menemukan satu jawaban
tidak yaitu penyimpanan bahan baku tidak dilakukan dengan tepat sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
bahan baku mengalami penurunan kualitas dan kehilangan berat akibat
karung robek.
Hal tersebut dikarenakan tenaga borong yang bertugas menurunkan
dan menata barang tidak diawasi dengan baik. Selain itu, jumlah palet yang
ada di gudang belum mampu menampung jumlah bahan baku yang
disimpan. Akibatnya bahan baku langsung bersentuhan dengan lantai yang
menyebabkan karung robek karena kualitas setiap karung berbeda-beda.
Sehingga isi karung tumpah.
Dari hasil temuan tersebut, penulis memeberikan rekomendasi yang
dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) Bahan baku yang disimpan di gudang kehilangan berat dan
penurunan kualitas karena karung robek.
b) Kriteria
1) Penyimpanan bahan baku dilakukan dengan tepat untuk mengurangi
risiko kerusakan dan kehilangan berat.
c) Penyebab
1) Tenaga borong tidak diawasi sehingga tidak melakukan penataan
dengan baik dan tidak adanya palet untuk memberi batas antara
lantai dengan karung, sehingga karung langsung bersentuhan dengan
lantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
d) Akibat
1) kualitas bahan baku turun karena lembab dan karung mudah robek
sehingga bahan baku yang disimpan mengalami kehilangan berat.
e) Rekomendasi
1) Bagian gudang menambah jumlah palet sehingga semua bahan baku
gudang tetap terjaga kelembapannya dan karung tidak mudah robek.
2) Kepala gudang melakukan pengawasan saat barang diturunkan dan
mengatur penataannya. Sehingga bahan baku disimpan dengan tepat
untuk menjaga kualitasnya.
5. Audit- Pembayaran dan Pelaporan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Tabel di bawah ini merupakan tabel program audit pelaporan dan
pembayaran pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan
Ternak Nutrifeed Ceper.
Tabel 9. Program Audit- Pembayaran dan Pelaporan Pembelian Bahan
Baku Makanan Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper
Periode Audit
Program yang Diaudit: Pembayaran dan Pelaporan
Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Surat pembayaran hutang diberi
tanda lunas atau cap lunas
2 Adanya pencocokan purchase
order asli dengan laporan
penerimaan barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lanjutan Tabel 9. Program Audit- Pembayaran dan Pelaporan Pembelian
Bahan Baku Makanan Ternak
Efisien
3 Adanya pemisahan tugas
(segregation of duties) antara
bagian pembayaran dan bagian
pembelian
4 Adanya pemisahan tugas
(segregation of duties) anatara
bagian pembayaran (kasir) dan
bagian pencatatan
Efektif
5 Pembayaran yang diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang
Diaudit Oleh Jumlah
Jawaban
Catatan
Agatha Fitri Ayu Astuti
Ya
4
Tidak
1
Tanggal: 14 Februari 2019
Sumber: Bayangkara (2015: 96-97)
Pelaksanaan audit internal menggunakan checklist di pembayaran
dan pelaporan pembelian bahan baku makanan ternak menunjukkan 4
jawaban “Ya” dan 1 jawaban “Tidak”. Jumlah jawaban “Ya” yang lebih
banyak daripada jumlah jawaban “Tidak” menunjukkan bahwa aktivitas
di bagian pembelian bahan sudah dijalankan dengan baik.
Pada proses pembayaran terdapat pemisahan tugas antara bagian
pembelian, bagian pencatatan, dan bagian pembayaran. Pemisahan tugas
tersebut mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dapat
merugikan perusahaan.
Bagian pencatatan akan memasukkan data pembelian bahan baku
ke dalam komputer dengan terlebih dahulu mencocokkan dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Purchase Order (PO) dengan Laporan Penerimaan Barang. Hal tersebut
bertujuan untuk memastikan antara jumlah barang yang diterima telah
sesuai dengan barang yang dipesan.
Pembayaran kepada pemasok dilakukan oleh bagian kasir
berdasarkan dokumen Surat Permohonan Pembayaran Hutang (SPPH)
dan Surat Perintah Pembayaran (SPP) yang sudah diotorisasi oleh
direktur utama dengan direktur operasional. Dokumen tersebut menjadi
pedoman kasir untuk melakukan pembayaran melalui transfer sebelum
jatuh tempo dengan nominal yang sudah dituliskan. Dengan demikian,
pembayaran dilaksanakan secara tepat waktu dengan nominal yang tepat.
Dari program audit yang sudah dilaksanakan di pembayaran dan
pelaporan pembelian bahan baku makanan ternak terdapat satu jawaban
“Tidak” yaitu tidak adanya cap “Lunas” di surat pembayaran hutang. Hal
tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas pelaporan dan
administrasi karena pembayaran menggunakan metode transfer yang
setiap kali transaksi selesai dilakukan terdapat bukti transfer dari bank.
Dari hasil temuan audit yang ada di proses pembayaran dan
pelaporan pembelian bahan baku makanan ternak, penulis memberikan
rekomendasi yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Temuan
1) Surat Perintah Pembayaran tidak diberi Cap “Lunas” akan
tetapi hanya ditandatangani oleh direktur utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b) Kriteria
1) Surat Perintah Pembayaran diberi tanda cap “Lunas” oleh
kasir.
c) Penyebab
1) Bukti transfer yang diterima bagian kasir sudah cukup
menunjukkan bahwa pembayaran kepada pemasok telah
dilakukan.
d) Akibat
1) Apabila bukti transfer hilang, kasir akan mengalami kesulitan
untuk memilah pembayaran yang sudah dilakukan dengan
pembayaran yang belum dilakukan.
e) Rekomendasi
1) Surat Perintah Pembayaran diberi cap “Lunas” apabila sudah
dilakukan pembayaran.
Dari hasil pelaksanaan audit internal atas pembelian bahan baku makanan
ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper menunjukkan aktivitas
pembelian bahan baku telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan
dengan jumlah jawaban “Ya” di tabel program audit sebanyak 43 jawaban dan
jumlah jawaban “Tidak” sebanyak 9 jawaban. Jumlah jawaban Ya yang lebih
banyak menunjukkan karyawan di bagian pembelian telah melaksanakan kebijakan
dan aturan yang ada dalam pernyataan tabel program audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Selanjutnya, hasil jawaban Ya yang ada dalam program audit di bagian
pembelian akan digunakan untuk menghitung ketercapain indikator ekonomis,
efisien, dan efektif dengan menggunakan metode perhitungan yang dijabarkan
sebagai berikut:
a) Ekonomis
Perhitungan presentase ketercapaian tingkat ekonomis yaitu:
P = 11
15 x 100%
= 73,33%
Pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper telah dilaksanakan cukup ekonomis dilihat dari jumlah jawaban
Ya sebanyak 11 dan jawaban Tidak sebanyak 4 jawaban, dari 15 pernyataan di
kategori ekonomis. Dengan presentase ketercapaian sebesar 73,33% (cukup
ekonomis). Hal tersebut menunjukkan karyawan di bagian pembelian telah
melaksanakan peraturan dan kebijakan yang ada dalam pernyataan. Walaupun
terdapat beberapa proses yang masih membutuhkan perbaikan.
Ketercapaian tingkat ekonomis dilihat hasil program audit yang
menunjukkan adanya anggaran yang digunakan untuk melakukan pembelian.
Anggaran yang telah dibuat oleh perusahaan akan digunakan sebagai pedoman
saat melakukan negosiasi harga dengan pemasok.
Bagian pembelian juga melakukan pembelian melalui tender, apabila
jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam jumlah besar. Pembelian melalui
tender bertujuan untuk mendapatkan harga yang paling kompetitif diantara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pemasok. Sehingga, harga pokok produksi untuk barang jadi menjadi lebih
rendah.
Bagian pembelian telah menetapkan jumlah sumber daya yang tidak
berlebihan yaitu terdapat dua karyawan yang terdiri dari supervisor dan
karyawan. Walaupun karyawan di bagian pembelian hanya memiliki dua orang
karyawan dan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan
bidang pekerjaannya, akan tetapi Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
menetapkan karyawan di bagian pembelian memiliki kompetensi di bidang
administrasi dan industri pakan ternak. Sehingga karyawan mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat.
Selain itu bagian pembelian memiliki kebijakan untuk melakukan
pencocokan dokumen Purchase Order (PO) dengan dokumen Laporan
Penerimaan Barang yang bertujuan untuk memastikan jumlah barang yang
diterima dengan yang dipesan telah sama. Sehingga, jumlah pembayaran yang
dilakukan kepada pemasok telah sesuai dan risiko pembayaran yang berlebihan
dapat dihindari.
Secara keseluruhan pembuatan dokumen-dokumen pembelian dilakukan
secara manual, kecuali untuk proses pencatatan pembelian yang dilakukan
secara terkomputerisasi oleh bagian PDE (Process Data Entry). Namun
penyiapan dokumen pembelian berjalan secara tepat karena antara dokumen
yang satu dengan yang lainnya saling dicocokkan. Hal ini berdampak pada
penghematan biaya untuk tinta cetak, biaya listrik apabila menggunkan
komputer, dan sebagai optimalisasi penggunaan sumber daya manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b) Efisien
Perhitungan presentase ketercapaian tingkat efisien sebagai berikut:
P = 20
22 x 100%
= 90.91%
Dari hasil perhitungan diatas menunjukkan pembelian bahan baku makanan
ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper sangat efisien. Hal tersebut
ditunjukkan dari jumlah jawaban di kategori efisien yang terdiri 20 jawaban Ya
dan 2 jawaban Tidak dari 22 pernyataan. Dengan presentase ketercapian tingkat
efektif sebesar 90.91% (sangat efektif)
Dari hasil program audit yang dilaksanakan di bagian pembelian
menunjukkan adanya pemisahan secara tegas mengenai batas-batas dan
kewenangan masing-masing karyawan, yaitu antara supervisor dan staf
pembelian. Supervisor bertugas untuk melakukan pembelian dan menghubungi
pemasok. Staf pembelian bertugas untuk menyiapkan dokumen-dokumen untuk
melakukan pembelian. Sehingga, tidak terdapat pekerjaan ganda yang dilakukan
oleh karyawan.
Ketercapaian tingkat efisien di aktivitas pembelian bahan baku makanan
ternak juga didukung dengan penempatan bagian pembelian dalam struktur
organisasi yang tepat. Sehingga, alur komunikasi dan pertanggung jawaban
berjalan dengan baik dan lancar. Hal tersebut berdampak pada ketepatan dan
kecepatan pengambilan keputusan di bagian pembelian.
Bagian pembelian juga menetapkan tahapan- tahapan kerja yang tepat untuk
mencapai proses pembelian bahan baku makanan ternak yang efisien. Langkah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
langkah tersebut diantaranya: memperbarui daftar pemasok, adanya otorisasi di
setiap pembelian bahan baku, dan pejabat berwenang (direktur opersional dan
manager) melakukan tahap verifikasi untuk setiap pemasok yang akan
dicantumkan ke dalam Daftar Pemasok.
Selain itu, adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian, bagian
inspeksi, bagian penyimpanan, bagian pencatatan, dan bagian pembayaran
pembelian bahan baku yang dikerjakan oleh kasir. Pemisahan tugas bertujuan
untuk menghindari duplikasi pekerjaan. Dengan demikian, risiko penyimpangan
yang dilakukan karyawan dan kesalahan akibat beban pekerjaan yang terlalu
banyak dapat dihindari.
c) Efektif
Perhitungan presentase ketercapaian tingkat efektif sebagai berikut:
P = 12
15 x 100%
= 80%
Pelaksananan pembelian bahan baku makanan ternak Pabrik Makanan
Ternak Nutrifeed Ceper telah dilaksankan secara efektif. Hal tersebut dapat
dilihat dari jumlah jawaban Ya sebesar 12 jawaban dan Tidak sebesar 3 jawaban
dari 15 pernyataan di kategori pernyataan efektif, dengan presentase sebesar
80% (efektif).
Ketercapaian tingkat efektif di pembelian bahan baku makanan ternak
dilihat dari kelengkapan dokumen pembelian seperti: Purchase Order (PO),
Faktur Pembelian, Surat Pembayaran Hutang, dan Surat Permohonan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pembayaran Hutang. Dokumen- dokumen pembelian yang sudah ditetapkan
akan diotorisasi oleh pejabat berwenang setiap pembelian dilakukan.
Pada proses perencanaan pembelian bahan baku terdapat dokumen Daftar
Kebutuhan Bahan Baku yang menjadi pedoman bagian pembelian melakukan
pembelian bahan baku makanan ternak. Daftar kebutuhan bahan baku memuat
jumlah bahan baku yang harus dibeli dalam satu bulan. Sehingga, pembelian
dilakukan berdasarkan jumlah yang ada di Daftar Kebutuhan Bahan Baku.
Dengan demikian, pembelian tidak dilakukan secara berlebihan atau kurang
karena telah didasarkan pada jumlah produksi dalam satu bulan yang dituangkan
dalam Daftar Kebutuhan Bahan Baku.
Bagian pembelian telah melakukan pembelian dengan kualitas bahan baku
yang sesuai dengan standar. Hal tersebut dapat dilihat dari penerimaan bahan
baku yang masuk di gudang merupakan bahan baku yang telah lolos uji kualitas
dari bagian quality control dan untuk bahan baku yang tidak lolos uji kualitas
tidak boleh masuk gudang.
Secara keseluruhan, dari hasil pelaksanaan audit yang selanjutnya dilakukan
penilaian ketercapaian indikator 3E (ekonomis, efisien, dan efektif) pada
aktivitas pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper menunjukkan bahwa pembelian bahan baku makanan ternak
telah dilaksanakan dengan cukup ekonomis, sangat efisien, dan efektif.
D. Merangkum Hasil Audit Internal
Dari hasil pelaksanaan audit atas pembelian bahan baku makanan ternak,
penulis mendapatkan temuan yang menjadi perhatian. Pertama, bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pembelian belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP) secara tertulis
dan terdokumentasi yang mengakibatkan konsistensi karyawan saat bekerja
tidak dapat dijaga dengan baik dan kesulitan untuk mengevaluasi apakah
pekerjaan yang dilakukan sudah berjalan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
Selain itu peluang karyawan melakukan pekerjaan secara tidak berurutan
semakin besar dan kesalahaan saat menyiapkan dokumen.
Kedua, nomor dokumen pembelian bahan baku makanan ternak tidak
bernomor tercetak yang mengakibatkan peluang karyawan melakukan
penyimpangan. Selain itu karyawan bisa melakukan tindakan ceroboh atau tidak
hati-hati saat menyiapkan dokumen.
Ketiga, karyawan di bagian pembelian tidak memiliki latar belakang yang
sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal tersebut mengakibatkan kesalahan saat
pengambilan keputusan dan membutuhkan waktu yang lama saat menyiapkan
dokumen-dokumen yang digunakan untuk melakukan pembelian bahan baku
makanan ternak.
Keempat, daftar kebutuhan bahan baku tidak memuat standar kualitas bahan
baku yang harus dibeli. Hal tersebut mengakibatkan risiko pembelian bahan
baku tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan perusahaan.
Kelima, pemberian persetujuan atas rekanan yang terpilih dilakukan secara
lisan. Hal ini mengakibatkan kesulitan untuk mengolah data karena tidak
memiliki dokumen tertulis.
Keenam, tidak semua pembelian bahan baku dilakukan dengan pemasok
terpilih yang mengakibatkan harga yang didapatkan kurang menguntungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
bagi perusahaan. Selain itu perusahaan membutuhkan waktu yang lebih lama
saat melakukan pembelian dan kualitas bahan baku tidak sesuai dengan standar.
Ketujuh, saat ini hanya ada satu pemasok untuk bahan baku bungkil sawit.
Hal ini mengakibatkan perusahaan kehabisan atau mengalami keterlambatan
penyediaan bahan baku yang berdampak pada proses produksi tidak berjalan
optimal.
Kedelapan, bahan baku yang disimpan belum tepat. Hal ini mengkibatkan
bahan baku yang disimpan mengalami kehilangan berat dan kualitas menurun.
Terkhir, surat perintah pembayaran tidak diberi tanda atau cap “Lunas”. Hal
ini mengakibatkan bagian kasir kesulitan untuk memilah pembayaran yang
sudah dilakukan dengan pembayaran yang belum dilakukan.
Dengan demikian, bagian pembelian perlu membuat Standard Operating
Procedure (SOP), penomoran dokumen secara langsung tercetak, program
pelatihan atau training untuk karyawan, pembuatan Daftar Kebutuhan Bahan
Baku secara lengkap dan rinci, persetujuan pemasok dilakukan secara tertulis,
perencanaan pembelian mempertimbangkan musim panen, membuat kontrak
jangka panjang, kepala gudang melakukan pengawasan saat bongkar, dan
pemberian cap “lunas” di dokumen pembayaran. Rekomendasi- rekomendasi
tersebut diharapkan mampu mencegah risiko-risiko saat melakukan pembelian
bahan baku makanan ternak.
E. Melaporkan Hasil Audit Internal
Dari hasil temuan dan informasi yang diperoleh dari program audit bagian
pembelian di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper, penulis menyusun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
laporan hasil audit. Laporan audit internal atas pembelian bahan baku
makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper disajikan pada
halaman 85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Laporan Hasil Audit Internal atas Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Yogyakarta, 19 Maret 2019
Perihal : Laporan Hasil Audit Internal
Kepada:
Yth Direktur Operasional
Koperasi Jasa Usaha Bersama Puspetasari
di Klaten
Saya telah melakukan audit atas pembelian bahan baku makanan ternak
untuk bulan Februari 2019. Audit yang dilaksanakan bertujuan untuk menilai
ekonomis (kehematan), efisien (daya guna), efektif (hasil guna) pada bagian
pembelian Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper dan memberikan rekomendasi
untuk perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama proses audit dilakukan,
sehingga di masa mendatang pembelian bahan baku makanan ternak dapat
dilakukan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
Hasil audit saya sajikan dalam bentuk laporan audit yang terdiri:
Bab I : Informasi latar belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan dan Temuan audit
Bab IV : Rekomendasi
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan pelaksanaan audit di bagian
pembelian yang terdiri dari: organisasi, perencanaan, pelaksanaan, inspeksi dan
penerimaan, serta pelaporan dan pembayaran pembelian bahan baku makanan
ternak sudah dilaksanakan dengan cukup ekonomis, sangat efisien, dan efektif.
Selama proses pelaksanan audit, saya mendapat banyak bantuan, dukungan,
dan kerja sama dari manager, supervisor, dan staf yang berhubungan dengan
pelaksanaan audit ini. Oleh karenanya saya mengucapkan terima kasih atas kerja
sama yang telah terjalin dengan baik ini.
Hormat Saya
Agatha Fitri Ayu Astuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Laporan Hasil Audit Internal atas Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
BAB I
Informasi Latar Belakang
Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper biasa disingkat PMT Nutrifeed Ceper
merupakan salah satu bidang usaha yang dimiliki KJUB Puspetsari. Bidang usaha
tersebut menjadi core business atau usaha inti dari KJUB Puspetasari yang
memproduksi makanan ternak jenis konsentrat untuk sapi laktasi, sapi potong, dan
kambing.
Untuk menjalankan aktivitasnya, Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper
memiliki bagian pembelian yang bertugas untuk menyediakan bahan baku yang
akan diolah menjadi makanan ternak. Tujuan dilakukan audit internal di bagian
pembelian yaitu untuk menilai aktivitas pembelian yang dijalankan telah sesuai
dengan aturan dan kebijakan yang berlaku, dan memberikan saran perbaikan atas
kelemahan yang ditemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Laporan Hasil Audit Internal atas Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
BAB II
Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit internal ini adalah bagian pembelian untuk periode Februari
2019 yang mencakup lima aspek penilaian yaitu: organisasi, perencanaan,
pelaksanaan, inspeksi dan penerimaan, serta pelaporan dan pembayaran pembelian
bahan baku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Laporan Hasil Audit Internal atas Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
BAB III
Kesimpulan dan Temuan audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang diperoleh selama pelaksanaan audit yang saya
lakukan, saya dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Organisasi Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Secara keseluruhan pelaksanaan organisasi bagian pembeliaan bahan baku
makanan ternak sudah berjalan baik. Perusahaan telah menempatkan bagian
pembelian pada struktur yang tepat sehingga alur pertanggung jawaban dan
komunikasi berjalan lancar. Adanya pemisahan tugas antara bagian pembelian
dengan bagian penerimaan, penyimpanan, pencatatan, dan pelaporan mampu
mencegah duplikasi pekerjaan. Selain itu, bagian pembelian telah menetapkan
dokumen-dokumen yang harus disiapkan saat melakukan pembelian dan
diotorisasi oleh pejabat berwenang sehingga internal cross check mudah
dilakukan dan arus kas mudah untuk ditelusur. Pelaksanaan tender untuk
pembelian bahan baku yang cukup banyak akan menguntungkan perusahaan
karena harga yang didapatkan lebih murah.
Bagian pembelian belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP)
yang tercetak dan terdokumentasi tetapi karyawan sudah mengetahui tugas dan
wewenangnya. Dokumen pembelian bahan baku tidak bernomor tercetak tetapi
nomor ditulis secara manual. Karyawan tidak memiliki latar belakang sesuai
dengan bidang pekerjaannya. Untuk mengatasinya perusahaan memilih
karyawan yang memiliki pengalaman di bidang pembelian bahan baku.
2. Perencanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Proses perencanaan pembelian bahan baku sudah dijalankan dengan tepat
dan tertuang dalam Daftar Kebutuhan Bahan Baku. Daftar Kebutuhan Bahan
Baku membantu melaksanakan pembelian dengan jumlah, jenis sesuai
permintaan dan waktu pengirimannya. Adanya Daftar Pemasok terpilih
bertujuan untuk mencegah karyawan melakukan transaksi dengan pemasok yang
memiliki reputasi buruk dan menghemat waktu. Selain itu, pemasok yang
terplilih telah melewati proses verifikasi oleh manager dan direktur operasional.
Sehingga pemasok terpilih benar-benar mampu menyediakan persediaan dengan
kualitas harga yang sesuai dengan permintaan peruahaan. Dalam proses kerja
sama dengan pemasok, bagian pembelian akan melakukan evaluasi untuk
menilai apakah kerja sama telah berjalan dengan tepat. Hal tersebut sebagai salah
satu upaya mencegah kerugian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Daftar Kebutuhan Bahan Baku yang ada belum mencantumkan standar
kualitas bahan baku yang akan dibeli. Sehingga besar peluang terjadinya
kesalahan pembelian bahan baku tidak sesuai standar.
3. Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Pelaksanaan pembelian bahan baku makanan ternak sudah dilaksanakan
secara tepat sesuai dengan rencana pembelian. Pembelian dilakukan oleh
supervisor dan staf yang bertugas untuk menyiapkan dokumen yang selanjutnya
akan diotorisasi oleh pejabat berwenang, sehingga memudahkan untuk internal
cross check dan pengawasan. Setelah dokumen pembelian sudah lengkap akan
dilakukan pembelian dan staf pembelian mengirimkan Purchase Order (PO)
kepada pemasok. Selain itu bagian pembelian telah melakukan pencarian
pemasok secara luas untuk mendapatkan pemasok yang memiliki kemampuan
dan kinerja baik.
Saat ini pembelian belum dilakukan dengan pemasok terpilih karena cuaca
buruk dan musim panen yang belum tiba menyebabkan pemasok tidak mampu
memenuhi jumlah permintaan. Untuk mengatasinya, pembelian dilakukan
dengan pemasok lama yang sudah tidak terdaftar di daftar pemasok terpilih atau
dengan pemasok baru. Selain itu jumlah pemasok untuk bahan baku bungkil
sawit hanya ada satu. Hal tersebut dikarenakan belum ada pemasok yang mampu
menawarkan kualitas dan harga yang sesuai dengan perusahaan. Untuk proses
pemberian persetujuan masih dilakukan secara lisan karena pemberian
persetujuan tertulis dirasa membutuhkan waktu yang lama.
4. Penerimaan dan Inspeksi Bahan Baku Makanan Ternak
Bagian quality control telah melaksanakan aktivitas dengan baik. Bagian
quality control memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan uji kualitas dan
mencocokkan barang yang diterima dengan dokumen pembelian. Perusahaan
memiliki kebijakan untuk mengatasi bahan baku yang diterima tidak sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan penyimpangan standar diterima, yaitu
dengan melakukan refraksi.
Proses penerimaan bahan baku telah dilaksanakan dengan tepat. Adanya
pencatatan penerimaan bahan baku di kartu gudang dan pembuatan Laporan
Penerimaan Barang yang dilakukan oleh kepala gudang akan membantu untuk
mencatat pembelian yang sesungguhnya terjadi. Bagian gudang juga melakukan
pencatatan di Kartu Gudang untuk setiap bahan baku yang masuk atau keluar
dan melakukan penghitungan persediaan secara periodik dengan internal audit.
Hal tersebut berperan sebagai pengendalian dari risiko terjadinya pencurian
bahan baku. Selain itu kepala gudang memberikan laporan bahan baku yang
digunakan untuk produksi kepada bagian akuntansi yang bertujuan untu
menentukan harga pokok produksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Bahan baku yang disimpan di gudang mengalami kehilangan berat akibat
karung robek. Hal ini disebabkan penataan tidak diawasi dengan baik dan jumlah
palet sedikit.
5. Pembayaran dan Pelaporan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Proses pelaporan dan pembayaran pembelian bahan baku makanan ternak
dilakukan secara terpisah. Proses pencatatan dilakukan dengan mencocokkan
dokumen Purchase Order (PO) dengan Laporan Penerimaan Barang. Proses
pencatatan dilakukan dengan meggunakan komputer untuk mempercepat dan
memudahkan proses pencatatan. Pembayaran telah dilaksanakan dengan tepat
sehingga kewajiban perusahaan dapat dipenuhi secara tepat waktu.
Di dalam dokumen pembayaran yang sudah dilaksanakan belum diberi
tanda/cap “lunas” karena bukti transfer yang diterima dari bank sudah cukup
digunakan sebagai bukti lunas.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat diketahui bahwa proses
pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien, dan efektif. Namun masih
terdapat kelemahan di proses pembelian bahan baku, diantaranya:
1) Kelemahan Pada Organisasi Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
a) Belum adanya Standard Operating Procedure (SOP) yang tercetak dan
terdokumentasi.
b) Dokumen pembelian belum bernomor tercetak.
c) Latar belakang pendidikan karyawan di bagian pembelian tidak sesuai
dengan bidang pekerjaannya.
2) Kelemahan pada Perencanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
a) Daftar Kebutuhan Bahan Baku belum memuat standar kualitas bahan
baku yang dibeli.
3) Kelemahan pada Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
a) Pemberian persetujuan pemasok terpilih dilakukan secara lisan.
b) Pembelian dilakukan diluar pemasok terpilih akibat pemasok tidak
mampu menyediakan bahan baku karena kondisi alam seperti cuaca
buruk musim panan belum tiba.
c) Perusahaan hanya memiliki satu pemasok bahan baku bungkil sawit.
4) Kelemahan Pada Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku Makanan Ternak
a) Bahan baku yang disimpan di dalam gudang kehilangan berat akibat
karung robek.
5) Kelamahan pada Pencatatan dan Pembayaran
a) Dokumen pembayaran (SPP) tidak diberi tanda/ cap “Lunas”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Laporan Hasil Audit Internal atas Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
BAB IV
Rekomendasi
Dari hasil audit yang dilakukan, terdapat kelemahan-kelemahan yang menjadi
perhatian. Maka diberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang dan
bisa diterapkan di bagian pembelian Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper yang
dijabarkan sebagai berikut:
1) Kelemahan Pada Organisasi Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
a) Membuat Standard Operating Procedure (SOP) bagian pembelian secara
tercetak dan terdokuemntasi.
b) Nomor dokumen dicetak secara langsung di setiap dokumen- dokumen
pembelian.
c) Merencanakan program training atau pelatihan untuk karyawan di bagian
pembelian.
2) Kelemahan Pada Perencanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
a) Daftar Kebutuhan Bahan Baku dibuat secara lengkap meliputi jumlah,
spesifikasi, standar kualitas, dan jadwal pengunaan.
3) Kelemahan Pada Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
a) Mencetak formulir persetujuan atas rekanan yang terpilih.
b) Perencanaan pembelian dilakukan secara matang dengan
mempertimbangkan kondisi alam untuk menghindari pembelian dari luar
pemasok karena pemasok terdaftar tidak mampu memenuhi permintaan.
c) Perusahaan membuat perjanjian kontrak jangka panjang dengan pemasok
bungkil sawit.
4) Kelemahan Pada Inspeksi dan Penerimaan
a) Kepala gudang melakukan pengawasan saat barang diturunkan dari truck
dan mengatur penataannya.
b) Menambah jumlah palet di bagian gudang.
5) Kelemahan pada Pelaporan dan Pembayaran
a) Dokumen pembayaran (SPP) diberi cap “Lunas” apabila sudah dilakukan
pembelian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan, penulis dapat
menyimpulkan bahwa hasil audit internal atas aktivitas pembelian bahan baku
makanan ternak di Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper telah dilaksanakan
secara cukup ekonomis, sangat efisien, dan efektif sesuai dengan kebijakan dan
peraturan yang berlaku. Namun terdapat beberapa temuan diantaranya, untuk
organisasi pembelian belum memiliki Standard Operating Procedure (SOP),
nomor dokumen belum bernomor tercetak, dan latar belakang karyawan tidak
sesuai dengan pekerjaan.
Di bagian perencanaan, pembelian terdapat kelemahan yaitu Daftar
Kebutuhan Bahan Baku yang belum memuat standar kualitas. Bagian
pelaksanaan terdapat kelemahan, yaitu pemberian persetujuan pemasok secara
lisan, pembelian dilakukan di luar pemasok, dan perusahaan hanya memiliki
satu pemasok untuk bungkil sawit. Bagian gudang terdapat kelemahan, yaitu
bahan baku yang disimpan kehilangan berat. Bagian pelaporan dan
pembayaran terdapat kelemahan yaitu dokumen pembayaran tidak diberi cap
“Lunas”.
Kegiatan pembelian bahan baku makanan ternak di Pabrik Makanan
Ternak Nutrifeed Ceper dilaksanakan cukup ekonomis. Dilihat dari adanya
anggaran pembelian dan pelaksanaan tender untuk pembelian bahan baku
dalam jumlah besar, terdapat pencocokan dokumen Purchase Order (PO)
dengan Laporan Penerimaan Barang (LPB) sebelum melakukan pembayaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
untuk memastikan pembayaran yang akan dilakukan telah sesuai. Efisien
karena bagian pembelian menetapkan langkah-langkah kerja yang tepat dan
pemisahan tugas untuk karyawan bagian pembelian maupun dengan bagian
lainnya. Efektif karena pembelian dilakukan sesuai dengan kuantitas dan
kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan, sehingga bagian pembelian telah
mencapai tujuannya yaitu melaksanakan pembelian sesuai dengan permintaan
dari bagian produksi dengan kuantitas dan kualitas yang tepat.
B. Keterbatasan Penelitian
Penulis kurang mendapat jawaban yang konsisten saat melakukan
wawancara dengan karyawan yang bertugas melakukan pembelian bahan baku
makanan ternak.
C. Saran
Saran perbaikan yang dapat diberikan untuk bagian pembelian
dikelompokkan menjadi dua yaitu perbaikan yang berkaitan dengan Standard
Operating Procedure (SOP) dan pengendalian internal yang dijabarkan
sebagai berikut:
1. Perbaikan Standard Operating Procedure (SOP)
a. Bagian pembelian membuat Standard Operating Procedure (SOP)
secara lengkap, tercetak, dan terdokumentasi
b. Nomor dokumen pembelian langsung tercetak
c. Daftar Kebutuhan Bahan Baku dibuat secara lengkap meliputi jumlah,
spesifikasi, standar kualitas, dan jadwal penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
d. Persetujuan pemasok terpilih dilakukan secara tertulis menggunakan
formuir yang dicetak
e. Dokumen pembayaran yang terdiri dari SPP dan SPPH diberi cap
“Lunas” apabila pembayaran sudah dilakukan
2. Perbaikan Pengendalian Internal
a. Merencanakan program training atau pelatihan untuk karyawan di
bagian pembelian
b. Perencanaan pembelian dilakukan secara matang dengan
mempertimbangkan kondisi alam dan musim panen untuk
menghindari pembelian dilakukan di luar pemasok
c. Perusahaan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok
bungkil sawit
d. Menambah jumlah palet yang ada di gudang
Saran yang dapat diberikan bagi peneliti selanjutnya yaitu:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan memilih subjek penelitian yang
memiliki Standard Operating Procedure (SOP) secara tercetak dan
terdokumentasi untuk mempermudah penilaian ekonomis, efisien, dan
efektif serta menentukan risiko yang ada di setiap proses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Daftar Pustaka
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan oleh Akuntan
Publik. Buku 1 Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta.
Agoes, Sukrisno. dan Jan Hoesada.2012. Bunga Rampai Auditing. Edisi 2.
Salemba Empat, Jakarta.
Akmal. 2008. Pemeriksaan Intern (audit Internal). Indeks, Jakarta.
Andayani, Wuryan.2008. Audit Internal. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Bayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Edisi
2. Salemba Empat, Jakarta.
Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Edisi 1.
Prenadamedia Group, Jakarta.
E.F Evans. B.G Dale. 1988. “The Use of Audits in Purchasing”. Journal of
Physical Distribution & Materials Management. Vol.18. Iss 7 pp.15-23
Hartono, Jogiyanto. 2017. Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan
Pengalaman- Pengalaman. BPFE, Yogyakarta.
Indrajit, Richardus Eko. Dan Richardus Djokopranoto. 2005. Strategi
Manajemen Pembelian dan Supply Chain. PT Grasindo, Jakarta.
Jusup, Haryono Al. 2001. Auditing. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Kurniawan, Ardeno. 2012. AUDIT INTERNAL: Nilai Tambah Bagi Organisasi.
BPFE, Yogyakarta.
Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Rahayu, Budi. Bagus, Ida. Ayu, Dewi. 2017. Manajemen Pabrik Pakan.
Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Bali.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta,
Bandung.
Sawyer, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhoferdan James H. Scheiner. 2005.
Sawyer’s Internal Auditing (Audit Internal Sawyer). Edisi Kelima. Buku
Pertama. Terjemahkan oleh: Desi Adhariani. Salemba Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4. Buku 1.
Terjemahkan oleh: Kwan Men Yon. Salemba Empat, Jakarta.
Setriyani, Dhyah Setyorini. 2016. “Audit Manajemen atas Fungsi Persediaan
Bahan Baku Pada CV. Batik Indah Rara Djonggrang”. Jurnal Profitas. Edisi
Pertama. Tahun 2016.
Sugiarto. 2016. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit ANDI, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis: Pendekatan
Filosofis dan Praktis. PT Indeks, Jakarta.
Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System-Based Internal Audit. PT
Gramedia, Jakarta.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
UU no 3 Tahun 2004 Tentang perindustrian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 1
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Profil perusahaan
a. Siapa pendiri pabrik makanan ternak ini?
b. Kapan pabrik makanan ternak ini didirikan?
c. Apa nama pabrik makanan ternak ini?
d. Bagaimana sejarah atau latar belakang berdirinya pabrik makanan
ternak ini?
e. Bagaimana struktur organisasi?
f. Berapa jumlah karyawan yang bekerja?
g. Ada berapa divisi di pabrik makanan ternak ini?
h. Bagaimana alur pertanggung jawaban dan koordinasi?
i. Berapa output yang dihasilkan dari proses produksi?
j. Pabrik makanan ternak ini memproduksi jenis makanan ternak
apa?
2. Bagian pembelian bahan baku
a. Bagaimana proses pembelian bahan baku makanan ternak?
b. Apakah bagian pembelian memiliki supervisor?
c. Berapa jumlah karyawan yang bekerja di bagian pembelian?
d. Apakah terdapat SOP di bagian pembelian (perencanaan,
pelaksanaan, penyerahan dan penerimaan, pembayaran dan
pelaporan pembelian bahan baku)?
e. Apakah catatan- catatan dan dokumen yang berkaitan dengan
bagian pembelian (mis: dokumen permintaan pembelian, daftar
pemasok) didokumentasikan dengan tepat?
f. Ada berapa pemasok yang bekerja sama dengan pabrik makanan
ternak ini?
g. Apakah bagian pembelian memiliki daftar pemasok?
h. Siapa yang berhak melakukan otorisasi ketika melakukan
pembelian, penerimaan barang?
i. Bagaimana penyimpanan bahan baku agar terjaga kualitasnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
j. Berapa rata- rata bahan baku boleh disimpan di gudang?
k. Apakah barang yang dipesan dari pemasok diterima tepat waktu?
l. Apakah pernah ada pembelian darurat atau tiba tiba/ siapa yang
melakukan persetujuan pembelian darurat?
m. Apakah bagian gudang melakukan pembaruan data setiap minggu/
bulan mengenai jumlah persediaann yang ada di Gudang?
n. Pertimbangan memilih rekanan yang baru itu apa? Selain karena
sample atau barang yang ditawarkan bagus?
o. Ketika ada supplier yang datang yang memutuskan satu orang atau
lebih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 2
Dokumen Purchase Order dan Faktur Pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 3
Dokumen Laporan Penerimaan Barang dan Surat Bukti Timbang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 4
Dokumen Hasil Pemeriksaan Barang Masuk dan Dokumen Penolakan Bahan
Baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 5
Dokumen Surat Permohonan Pembayaran Hutang (SPPH) dan Surat Perintah
Pembayaran (SPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 6 Kartu Gudang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 7 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 8
Daftar dan Alamat Pemasok Bahan Baku Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper
No Nama Bahan Baku
1 Aji Basuki/CV. Ningrat Java Limestone
2 Antaboga/Davi Brand Pollar
3 Anggoro
Kulit Kacang
4 B. Gunawan/Ferry Bungkil Kopra
5 CV.555 Zeolith
6 CV. Vetindo Citra Persada Nutrimix
7 CV. Sumber Rejeki Garam
8 CV. Sari Gemilang NPN
9 Edy Sunarto Tetes
10 Fajar Mulia/Saiin Tetes
11 Gunawan Kulit Kopi
Katul Halus
12 H. Susilo Tri Atmanto Katul Halus
13 Haryo Kartiko Yudho Katul Halus
14 Herman Luki Setianto Katul Halus
Kulit Kopi
15 Jaya Abadi Tumpi Jaz
Ampok
CGF
16 Khoe Harry Pollard
17 Kustantri Kulit Kopi
Katul Halus
18 Lilin Marlina Tepung Pati
19 Lilis Suharti Kulit Kopi
Kulit Halus
20 Multi Sarana Farma Premix
21 PMT Probolinggo Hi Pro
Kulit Kopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 9. Program Audit- Organisasi Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak
Nutrifeed Ceper Periode Audit:
Program yang Diaudit: Organisasi Pembelian Bahan
Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban
Catatan Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Bagian pembelian bahan baku
memiliki prosedur (SOP) atau
kebijakan yang terdokumentasi
untuk melakukan kegiatan
operasional
2 Apakah setiap dokumen telah
diberikan nomor tercetak secara
berurutan
3 Digunakannya anggaran
(budget) untuk pembelian
bahan baku
4 Untuk pembelian bahan baku
dalam jumlah besar dilakukan
melalui tender
5 Dokumen di bagian pembelian
disimpan di tempat yang aman
dan formulir didistribusikan
secara terpusat
Efisien
6 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation of
duties) antara bagian pembelian
dengan bagian penerimaan
barang
7 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation of
duties) antara bagian pembelian
dengan bagian penyimpanan
(gudang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lanjutan Lampiran 9 Program Audit- Organisasi Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak
8 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation of
duties) antara bagian pembelian
dengan bagian akuntansi
9 Adanya pemisahan tugas dan
tanggung jawab (segregation of
duties) antara bagian pembelian
dengan bagian keuangan
10 Faktur Pembelian ditanda-
tangani pejabat berwenang
11 Karyawan di bagian pembelian
memiliki latar belakang
pendidikan yang berkaitan
dengan pekerjaannya
12 Adanya rotasi karyawan di
bagian pembelian bahan baku
13 Bagian pembelian bahan baku
telah ditempatkan secara tepat
pada struktur organisasi
Efektif
14 Bagian pembelian bahan baku
telah menetapkan dokumen-
dokumen yang digunakan untuk
melakukan pembelian bahan
baku
Diaudit Oleh:
Jumlah
Jawaban Catatan
Ya Tidak
Agatha Fitri Ayu Astuti
Tanggal:
Sumber: Bayangkara (2015: 78-80)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 10. Program Audit- Perencanaan Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper Periode Audit
Program yang Diaudit: Perencanaan Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Perusahaan memiliki daftar pemasok
yang terpilih
2 Daftar Kebutuhan Bahan Baku memuat
tentang jumlah bahan baku yang
dibutuhkan
Efisien
3 Pemasok yang telah terdaftar telah
diverifikasi oleh pejabat berwenang
untuk menilai kemampuannya dalam
menyediakan barang
4 Perusahaan melakukan evaluasi
terhadap kemampuan pemasok terpilih
5
Perusahaan secara periodik
memperbarui daftar pemasoknya
Efektif
6 Daftar Kebutuhan Bahan Baku telah
disesuaikan dengan jumlah produksi
yang sudah direncanakan
7 Pabrik telah memiliki daftar rencana
kebutuhan pembelian bahan baku yang
terdokumentasi
8 Daftar Kebutuhan Bahan Baku memuat
tentang jadwal penggunaan bahan baku
yang dibutuhkan
9 Daftar Kebutuhan Bahan Baku memuat
tentang spesifikasi bahan baku yang
dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lanjutan Lampiran 10 Program Audit- Perencanaan Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak
10 Daftar Kebutuhan Bahan Baku
memuat tentang standar kualitas
bahan baku yang dibutuhkan
Diaudit Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
Jumlah Jawaban Catatan
Ya Tidak
Tanggal:
Sumber: Bayangkara (2015: 82-83)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 11 Program Audit- Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed Ceper Periode
Audit
Program yang Diaudit: Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku
Makanan Ternak
Februari
2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Pencarian pemasok potensial yang dapat
memasok barang- barang yang dibutuhkan
perusahaan, dilakukan cukup luas
2 Adanya dokumen Purchase Order (PO)
berangkap yang dikirimkan kepada
pemasok terpilih
3 Perusahaan memiliki lebih dari satu
pemasok potensial untuk setiap bahan baku
Efisien
4 Terdapat pemisahan secara tegas mengenai
batas-batas dan kewenangan masing-masing
karyawan
5 Saat menentukan pemasok, bagian pembelian
mengetahui kemampuan operasional
pemasok
6 Terdapat pemberian persetujuan tertulis dari
pejabat berwenang atas rekanan yang terpilih
7 Adanya otorisasi di setiap pembelian bahan
baku dari pejabat yang berwenang
Efektif
8 Pembelian dilakukan dengan pemasok
terpilih
9 Perusahaan memiliki dokumen standar yang
harus dipenuhi untuk pembelian bahan baku
Diaudit Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
Jumlah
Jawaban
Catatan
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tanggal:
Sumber: Bayangkara (2015: 89-93)
Lampiran 12 Program Audit- Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku Makanan
Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper
Periode Audit
Program yang Diaudit: Inspeksi dan Penerimaan
Bahan Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Bagian pembelian menetapkan
karyawan yang bertanggung jawab
untuk memeriksa pada saat barang
diterima
2 Bagian Gudang membuat laporan
pengeluaran bahan baku untuk
produksi yang dikirimkan kepada
bagian akuntansi
3 Pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan kuantitas dan kualitas
barang yang diterima tepat
Efisien
4 Adanya pemisahan tugas
(segregation of duties) antara
bagian pembelian dan bagian
penerimaan bahan baku
5 Barang yang diterima dicocokkan
dengan order pembeliannya
6 Bagian Quality Control membuat
dokumen berisi jumah dan
spesifikasi barang yang telah diuji
kualitasnya
7 Bagian gudang melakukan
penghitungan jumlah persediaan
secara periodik dan dicocokkan
dengan kartu Gudang
8 Bagian Gudang melakukan
pencatatan di Kartu Gudang setiap
ada barang yang keluar dan masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lanjutan lampiran 12 Program Audit- Inspeksi dan Penerimaan Bahan Baku
Makanan Ternak
Efektif
9 Bagian pembelian melakukan
pengujian laboratorium untuk
pembelian bahan baku tertentu
10 Perusahaan menjaga bukti- bukti
yang diperoleh selama melakukan
verifikasi
11 Penyimpanan bahan baku
dilakukan dengan tepat untuk
mengurangi risiko penurunan
kualitas dan kehilangan berat
12 Perusahaan memiliki kebijakan
yang jelas untuk menangani bahan
baku yang tidak sesuai dengan
spesifikasinya
13 Bahan baku yang tidak dapat
diterima tidak boleh dimasukkan
ke gudang
14 Barang yang masuk ke gudang dan
yang dibuatkan penerimaan barang
adalah barang yang sudah
diperiksa
Diaudit Oleh:
Agatha Fitri Ayu Astuti
Jumlah
Jawaban
Catatan
Ya Tidak
Tanggal:
Sumber: Bayangkara (2015: 94-95)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 13 Program Audit- Pembayaran dan Pelaporan Pembelian Bahan
Baku Makanan Ternak
Nama Perusahaan: Pabrik Makanan Ternak Nutrifeed
Ceper
Periode Audit
Program yang Diaudit: Pembayaran dan Pelaporan
Pembelian Bahan Baku Makanan Ternak
Februari 2019
No Pernyataan Jawaban Catatan
Ya Tidak
Pengendalian Internal
Ekonomis
1 Surat pembayaran hutang diberi
tanda lunas atau cap lunas
2 Adanya pencocokan purchase
order asli dengan laporan
penerimaan barang
Efisien
3 Adanya pemisahan tugas
(segregation of duties) anatara
bagian pembayaran dan bagian
pembelian
4 Adanya pemisahan tugas
(segregation of duties) anatara
bagian pembayaran (kasir) dan
bagian pencatatan
Efektif
5 Pembayaran yang diotorisasi
oleh pejabat yang berwenang
Diaudit Oleh Jumlah
Jawaban
Catatan
Agatha Fitri Ayu Astuti
Ya
Tidak
Tanggal:
Sumber: Bayangkara (2015: 96-97)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 14- Surat Pernyataan telah Selesai Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI