persiapan bahan baku

Upload: aris-setiawan

Post on 14-Jan-2016

270 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Persiapan bahan baku

BAHAN BAKU

A. Jenis bahan baku

Bahan baku pulp bisa diperoleh dari semua bahan yang mengandung lignoselulosa (lignin,selulosa dan hemselulosa) dalam hal ini dapat diperoleh dari kayu dan non kayu. Sumber serat dari kayu dapat diperoleh dari :

1. Kayu daun lebar, sebagian kayu yang ada di Indonesia didominasi oleh kayu daun lebar. Beberapa jenis kayu daun lebar yang umum digunakan sebagai bahan baku kertas antara lain kayu mangium (Acacia mangium), kayu sengon (Paraserianthes falcataria), dimana kedua kayu tersebut sudah dibudidayakan dalam bentuk Hutan Tanaman Industri. Dari hutan seluruh kayu dapat digunakan. Pabrik kertas lebih menyukai kayu dari hutan tanaman industri, hal tersebut karena dari HTI tanamannya homogen sehingga dalam menentukan bahan kimianya lebih mudah dibandingkan bahan baku dari hutan alam yang heterogen.

2. Kayu daun jarum, kayu daun jarum di Indonesia tidakbanyak jenisnya dan pada umumnya tidak digunakan sebagai bahan baku pulp. Salah satu jenis kayu daun jarum yang digunakan sebagai bahan baku pulp adalah kayu Tusam / Pinus (Pinus merkusii).

Sedangkan sumber serat non kayu, dapat diperoleh dari limbah pertanian dan perkebunan, seperti :

straw (rice, wheat), grasses (babmboo, sabaigrass), canes dan reeds (tebu, corn stalks), wood stlaks (perdu), long fiber (manila hemp, palm, sisal), seed hair (cotton) dll.

Selain kedua jenis bahan baku diatas, bahan baku pulp untuk kertas juga apat diperoleh dengan memanfaatkan kertas bekas.Akan tetapi kertas yang dihasilkanya tidak memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut dikarenakan : kertas bekas umumnya sudah terdegradasi oleh cuaca aplagi yang penyimpanannya ditempat terbuka, selain itu pada kerta bekas umumnya sudah terkontaminasi bahan kimia lain seperti tinta pada koran.

Untuk kebanyakan negara bahan baku pulp dari kayu digunakan sebagai sumber utama hal tersebut karena kayu memiliki beberapa kelebihan dibandingkan bahan baku non kayu, diantaranya :

1. kayu memiliki kerapatan lebih tinggi dibanding dengan tanaman setahun, hal tersebut menyebabkan volumenya lebih besar (bulky) dibanding dengan serat-serat tanaman pertanian. Hal ini berkaitan dengan kerapatan bahan baku, dengan lebih tingginya kerapatan kayu dibandingka dengan bahan pertanian akan memudahkan pada saat pengangkutan bahan baku dari lokasi ke industri. Untuk mengangkut kayu 10 ton, dapat dilakukan dengan satu kali angkut menggunakan 1 truk, akan tetapi apabila 10 ton limbah pertanian seperti jerami bisa sampai beberapa truk.

2. Kayu apalagi yang sudah ditata dalam bentuk HTI maupun dari Hutan Akam, tidak tergantung musim panen. Dengan tidak tergantung musim panen bahan bakunya dapat kontinew.3. Ketahanan bahan baku, bahan baku kayu lebih tanhan lama dibandingkan bahan baku non kayu terutama terhadap pembusukanoleh mikroorganisme perusak.

4. Juga harus dipertimbangkan musim panen dari tanaman setahun yang memerlukan pertimbangan dalam hak pemanenan, pemisahan, pengeringan, penumpukan, penimbunan dan pengangkutan. Pada saat menimbun limbah pertanian akan memerlukan biaya yang besar dan tempat yang cukup luas, akan tetapi apabila bahan bakunya kayu biaya penimbunan dapat dikurangi dengan membiarkan pohon tetap berdiri sampai tiba saatnya untuk dimanfaatkan.

Bahan baku kayu yang diperoleh dari hutan dapat dipanen dalam bentuk sortimenmaupun fulltree logging. Bahan baku yang disukai untuk pulp adalah :

a. merupakan kayu/pohon yang fast growingPada umumnya kayu yang cepat tumbuh dapat dipanen pada umur 5 6 tahun, dibandingkan kayu yang lebih lambat pertumbuhannya kandungan bahan kimia jenis pohon yang cepat tumbuh lebih sedikit terutamaandungan bahan kimia yang tidak dibutuhkan dalam pembuatan pulp, seperti zat ekstraktif. Kayu yang cepat tumbuh umumnya memiliki kekerasan yang rendah sehinga lebih memudahkan dalam proses pembuatan chip dan pemasakan menjadi bubur/ pulp. Ex kayu mangium dan sengonb. Tidak atau belum punya nilai tambah untuk jenis lainnyaex. Karet : lebih mahal getahnya dibanding kayunya apabila dibuat bahan baku pulp dan Jati lebih mahal dijadikan bahan baku mebel dibanding bahan baku kertas.

c. Untuk pulp diameter jangan terlalu besar supaya tidak menyulitkan dalam pembuatan chips, lebih disukai kayu yang cepat tumbuh dengan daur pendek. Debarking atau proses pengulitan sangat diperlukan karenan untuk pulp tidak digunakan kulit kayu, karena konsumsi alkali akan tinggi).

Secara umum dan berdasarkan kandungan Kimia Persyaratan sifat kayu untuk bahan baku pulp (jika yang diharapkan kualitas pulp yang baik) :

warna kayu yang putih kekuning-kuningan

Berat jenis 1,6 mm

Kandungan holoselulosa > 66 %

Lignin < 25 %

Eksytraktif < 5%(dibahas lebih lanjut dalam kandungan kimia bahan baku)B. Bentuk Bahan Baku Pulp

Untuk memudahkan dalam proses pemasakan bahan baku menjadi pulp terutama bahan baku yang diperoleh ddari kayu, maka bahan baku tersebut dibuat menjadi CHIP dengan menggunakan mesin chipper. Chip adalah serpihan kayu yang berbentuk tipis dengan ukuran seragam dan dengan ukuran tertentu yang diperlukan dalam proses pembuatan pulp. Dalam pembuatan chip tidak boleh ada mata kayu dan kotoran-kotoran logam. Ukuran chip panjang 25 50 mm dengan tebal 2 7 mm umumnya 5 mm. Kalau terlalu tebal akan mempengaruhi penetrasi kejaringan sel berjalan lambat. Dalam proses pembuatannya chip sering rusak pada bagian ujungnya (tertekuk akibat compresi pisau) hingga serat rusak menghasilkan rendemen rendah.

Proses Pembuatan Chips, Kayu yang diperoleh dari Hutan Alam maupun dari Hutan Tanaman Industri dengan panjang 1,5 2,5 meter dan diameter rata-rata 20 30 cm diangkut dan ditumpuk pada tempat penampungan kayu (logyard) untuk dikeringkan secara alamiah. Selanjutnya kayu dikirim ke mesi pengupas kulit (drum barker). Drum barker merupakan suatu drum dengan diameter 5,5 m dan panjangnya 28 m dimana proses pengelupasan kulit kayu berlangsung. Kulit kayu selanjutnya dihancurkan dengan mesin bark shredder kemudian dikirim ke multi fuel boiler dan digunakan sebagai bahan bakar.

Kayu yang sudah dikuliti diumpankan kedalam chiper dimana kayu tersebut diiris menjadi serpih kayu (chips). Chip selanjutnya dikirim ke penyaringan utama (main screen), yang memisahkan accepted, oversize dan fine chips denga tiga lapis pelatsaringan. Accepted chep (cheps dengan ukuran standar) di pindahkan dengan kompeyor pada penampungan chips (chip yard), chip yang berukuran besar (oversize chips) dihancurkan didalam bark shreader kemudian dibakar di multi fuel boiler. Chip ukuran kecil (fine chip) langsung dikirim pada MFB. Dari chip yard, vhip disaring lagi dengan secondary screaning.

secondary screaning akan menghasilkan overthick, oversize, acepted cheps dan fine chips. Overthick dan oversize akan diiris lagi di mesin slicer, lalu bersama-sama acepted cheps akan dikirim ke bejana pemasak (digester), sedangkan fine chips dihancurkan pada bark shreadder untuk dibakar di multi fuel boiler.

Prinsip pembuatan chip adalah memotong atau mengiris kayu sesuai ukuran yang telah ditetapkan. Pada setiap proses pembuatan pulp seperti proses alkali, proses sulfit dan cara mekanis memerlukan chip yang berbeda. ukuran dan bentuknya disesuaikan dengan cara pembuatan pulp yang digunakan pada industri yang bersangkutan.Chip Proses alkali, diperlukan ukuran chip sebagai berikut :

1. bentuk chip harus mendukung agar kecepatan reaksi sama pada semua arah

2. ukuran tebalnya sangat kritis. Laboratory chips : 4 mm, industrial chips : 6 7 mm

3. Ukuran panjang tidak begitu kritis, sebanding 5 7 kali tebal, umumnya berkisar 16 18 mm.

Mata kayu berpengaruh terhadap konsumsi alkali (sifat dan prosesnya). Kayu yang mengandung getah/ resin dalam resin pocket bisa menyebabkan pitch trauble, mengentalnya resin dan akan menutupi jaringan sehingga merusak proses chips yang paling halus disebut fine struktur juga membahayakan pada proses penyimpanan. Proses alkali tebal harus diperhatikan dengan tujuan proses penetrasi dapat bergerak keseluruh arah.

Chip Proses Sulfit diperlukan ukuran chip sebagai berikut :

1. larutan sulfit bergerak pada arah memanjang

2. ukuran panjang sangat kristis

3. ukuran tebal tidak perlu spesifik

4. makin pendek chip, akan mengakibatkan serat banyak yang terpotong dan lebih banyak kerusakan kompresi

5. panjang maksimum 35 mm, karena terlalu panjang penetrasi sulit

ukuran normal chip nya tebal 2 4 mm dan panjang 15 25 cm.C. Cara Penyimpanan Bahan Baku

Ada dua cara penyimpanan bahan baku : cara penyimpanan bahan baku kayu dalam bentuk log dan bahan baku kayu ang sudah dirubah menjadi chip.

1. Cara penyimpanan bahan baku dalam bentuk log, kayu / log tersebut di tempatkan dalam areal yang cukup luas yang dapat menampung puluhan ribu meter kubik kayu. Hal tersebut bertujuan untuk dapat menjaga kelangsungan Bahan baku pulp berupa chip sehingga teidak mengganggu proses produksi. Selain itu bahan baku kayu pada umumnya tidak langsung dijadikan chip akan tetapi dibiarkan dulu beberapa bulan atau minggu di tempat penimbunan yang terbuka, hal tersebut bertujuan untuk :

Mengurangi kadar air yang terdapat dalam log, kayu yang kadar airnya tinggi lebih sulit dibuat chip. Ina tanya sama mhs apa itu kadar air (bisa 20 menit bhs itu)

Mengurangi kandungan bahan kimia kayu, terutama yang dapat terurai oleh air hujan dan matahari, hal tersebut untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dalam proses pembuatan pulp.

2. Penyimpanan bahan baku dalam bentuk chipPenyimpanan bahan baku terutama bahan baku dalam bentu chips sangat penting dalam proses pembuatan pulp pada suatu industri. Penyimpanan bahan baku harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. menjamin suplay bahan baku industri pulp

1 ton kayu akan menghasilkan 0,5 ton pulp, bahan baku yang terus tersedia akan menjaga proses pembuatan pulp tidak terganggu dan kelangsungan pabrik akan terjamin.

2. menjaga fluktuasi harga

harga produk bisa bersaing, bahkan bisa mengendalikan harga pasar.

Penyimpanan bahan baku dalam jumlah besar harus diperhatikan karena mempunyai resiko, seperti :

1. Riskan terhadap kerusakan chip seperti terbakar

2. Chip rentan terhadap serangan serangga (rayap), jamur (white rot dan brown rot, dll) umumnya daya tahan terhadap jamur kurang dari tiga bulan

3. Memerlukan ruang dan biaya tinggi dalam pengontrolannya

Dalam tumpukan kayu dapat terjadi proses terbakarnya bagian dalam chip, terjadi karena meningkatnya suhu pulp pada bagian dalam karena proses respirasi (mengeluarkan O2) dari jaringan-jaringan kayu yang masihg hidup seperti parenkim., terutama pada fine chip. Ukuran chip yang kecil memudahkan sel parenkim untuk bernafas. Chip bagian dalam (tengah penumpukan) akan berwarna lebih gosong (agak hitam).

Cara penumpukan chip

Suhu: 10 20 30 40 50 60 50 40 30 20 10oCTambahin kalau kurang yah

D. KOMPONEN KIMIA BAHAN BAKU

Dalam bahan baku dikenal komponen fisik dan komponen kimia, dimana komponen fisik terdiri dari dinding primer dan dinding skunder (s1,s2,s3). Adanya pemisahan lapisan dinding disebabkan oleh susunan fibril yang berbeda arah. Sehingga hal ini menentukan tingkat kekuatan, dimana :

jika dari s3 kedinding primer semakin keluar maka lignin semakin tinggi. Lignin yang tinggi pada lamela tengah merupakan perekat serat yang satu dengan yang lain.

Jika semakin kedalam dari dinding primer ke S3 ligni semakin sedikit.

Sedangkan komponen kimia diantaranya meliputi selulosa, hemiselulosa, lignin, ekstraktif dan mineral.

Untuk kayu daun lebar kandungan hemiselulosa tinggi, lignin rendah dan untuk kayu jarum selulosa dan hemiselulosa lignin dan ekstraktif tinggi tapi untuk kayu tropis ekstraktif hampir sama dengan kayu jarum. Untuk albizia dan pinus hemiselulosa dan selulosa diidentifikasikan sebagai pentosan.

Persyaratan sifat kayu untuk bahan baku pulp (jika yang diharapkan kualitas pulp yang baik) :

Holoselulosa adalah gabungan antara selulosa dan hemiselulosa dan merupakan total karbon dalam kayu. Sebelum melakukan analisa kayu, kita harus tahu :

morfologi kayu

dimensi serat

analisa komponen.

SELULOSA

Struktur

Selulosa adalah polisakarida alami dengan BM tinggi yang sangat tahan perombakan, dimana satuan-satuan ( - D glikopiranosa dihubungkan satu dengan lainnya oleh ikatan glukosida antara atom C nomor 1 dengan no 4 dari satuan yang berdekatan.Selulosa merupakan komponen terpenting dalam sel dan merupakan komponen utama bahan baku pulp, selulosa terdiri atas glukosa-glukosa. Merupakan komponen polisakarida terbesar yang ada dalam kayu dan bukan kayu sebagai pembentuk dinding selnya. Menurut Haworth, selulosa merupakan polimer sakarida berantai panjang yang tersusun dari unit glukosa dalam bentuk piranosa yang berhubungan satu dengan yangh lainnya melalui ikatan ( glukosidik 1,4 serta tidak larut dalam air, alkali encer dan asam encer pada suhu kamar dan tidak berasa. Yang dapat melarutkan selulosa :

1. Cuprammonium, hidroksida

2. Larutan Garam ZnCL2 pekat

3. Asam sulfat pekat (H2SO4 70% - 72 %

4. HCl pekat 40 %

Rumus molekul selulosa adalah (C6H10O5)n, berat molekul (bm) selulosa antara 250000 1 juta atau lebih umumnya tiap molekul selulosa sekurang-kurangnya terdiri dari 1500 satuan glukosa.

Dalam proses pembuatan pulp sering terjadi proses degradasi terhadap selulosa karena pengaruh bahan kimia atau karena proses fisika yang berakibat menurunnya rata-rata derajat polimeraisasi (DP) sehingga sifat kekuatan dari bahan tersebut akan berkurang. Derajat polimerisasi adalah banyaknya/ jumlah unit glukosa dalam rantai selulosa.

Beda pulp dan Rayon :

Rayon : hanya memerlukan selulosa, sedang hemiselulosa dan lignin tidak diperlukan sebab untuk rayon hanya memerlukan rantai yang panjang yang akhirnya dibentuk menjadi benang. Hemiselulosa dan lignin harus dilarutkan dalam bahan kimia tertentu.

Kertas : beberapa jenis kertas, seperti kertas buram, koran dan kertas yang tidak mengharuskan kekuatan yang tinggi memerlukan lignin dan selulosa.

Hubungan pembentukan suatu lembaran berkaitan dengan selulosa :

Jika ada suatu bahan selulosa dan selulosa disimpan dalam suatu bahan tampa perlakuan maka bahan-bahan sel ini tidak akan bereaksi sehingga diperlukan media untuk mereaksikannya (dalam hal ini air), sehingga sel-sel yang aktif bereaksi. Suatu pabrik kertastidak akan jalan jika tidak terjamin ketersediaan airnya, jadi pembangunan pabrik harus dekat dengan sumber air.

Kenapa pulp merupakan proses penghilangan lignin ?

Seperti diketahui bahwa selulosa, hemiselulosa dan lignin itu punya warna putih tapi untuk lignin karena merupakan komponen yang komplek seka;li maka ketika lepas lignin tidak stabil akibatnya lignin menjadi berwarna. Warna ini disebakan lignin dan zat ekstraktif

Reaksi :

Sel-sel dimasukan kedalam air direaksikan lalu dikeringkan sehingga kelebihan air dikeluarkan akhirnya selulosa-selulosa ini berikatan. Tapi jika ikatan hanya selulosa dan selulosa maka ikatannya akan bolong-bolong karna ikatan dari selulosa itu disusun oleh glukosa sehingga membentuk rantai lurus dan panjang. Ikatan yang bolong ini akan diisi oleh hemiselulosa.

Gambar dtruktur molekul selulosa

Rantai selulosa mengandung gugus OH disepanjang rantainya, menyebabkan selulosa bermuatan negatif dan dapat mengikat air (H-OH) atau gugus O lain. Kemampuan membentuk ikatan ini dinamanakan ikatan hidrogen yang banyak memegang peranan penting dalam pembuatan kertas. Ikatan hidrogen yang terdapat dalam serat akan membuat susunannya menjadi teratur yang disebut daerah kristalin, disamping itu ada juga daerah amorf yang susunannya tidak teratur dimana sebagian besar gugus hidroksilnya tidak mengalami ikatan hidrogen sehingga mengadakan ikatan dengan hidrogen air.

Gambar. Susunan rantai selulosa pada daerah Amorf dan Kristalin

Hemiselulosa

Hemiselulosa adalah bagian polisakarida total dalam kayu yang sebagian besar larut dalam alkali encer. Bila dihidrolisa oleh asam encer membentuk berbagai jenis gula penyusunnya dan asam-asam uronat. Komponen (gula-gula) penyusunannya hemiselulosa terdiri dari : D glukosa, D Manosa, D Xylosa, L Arabinosa, L Ramnosa. Kelompok asam uronat terdiri dari asam D Glukoranat dan asam D Galakturonat. Hemiselulosa terdiri dari komponen-komponen polisakarida yang bukan selulosa seperti asam-asamuronida, pentosa dan heksosa yang terbentuk pada hidrolisa dan dapat diekstraksi dengan larutan alkali, lebih besar dari selulosa dan berbentuk amorf. DP berkisar antara 150 200. Hemiselulosa terbagi atas :

Hemiselulosa bersifat hidrofilik sehingga banyak berpengaruh terhadap sifat fisik pulp dan kertas. Hemiselulosa berfungsi sebagai perekat antar serat (selulosa), dapat mengembang dalam air dan dapat mempercepat terjadinya fibrilisasi. Sifat inilah yang menunjang/ meningkatkan kekuatan fisik lembaran pulp kertas. Hal ini juga membantu menurunkan waktu serta daya yang digunakan pada operasi penggilingan (beating). Hilangnya hemiselulosa pulp kertas menyebabkan terjadinya lubang antara fibril dan kurangnya iktan antar serta, sedangkan kadar selulosa yang tinggi akan menyebabkan kertas tembus cahaya, kaku dan kekuatannya rendah.

Perbedaan antara selulosa dengan hemiselulosa :

selulosa

1. terdiri dari unit glukosa

2. rantai molekul panjang

3. molekul rantai lurus

4. penggabungan antara residu sakaride pada posisi 1 dan 4

5. tidak mengembang dalam air

6. Kristalin

Hemiselosa

1. terdiri dari sejumlah sakarida yang berbeda termasuk pentosan dan hexosan

2. ranta molekul pendek

3. molekul rantai bercabang

4. tidak selalu pada posisi 1 dan 4

5. mengembang dalam air

6. tidak kristalin

pada proses pembuatan kertas apabila hemiselulosa sedikit akan menimbulkan lubang-lubang sedangkan apabila terlalu banyak maka akan tembus cahaya sehingga kekuatannya jadi rendah. Untuk kayu daun lebar yang banyak hemiselulosa pentosan dan KDJ heksosan.

Mengapa hemiselulosa dapat menutupi lubang sehingga dapat membentuk lembaran yang baik ? sebab hemiselulosa terdiri dari bermacam-macam gula sehingga tangan reaktifnya berbeda-beda sehingga dapat membentuk cabang, sedang untuk selulosanya tangan reaktifnya hanya kanan sehingga rantainya panjang sehingga dia bisa masuk kemana-mana.

Lignin

Lignin adalah bagian penyusun kayu yang tersisa setelah kayu diekstrak dan direaksikan dengan asam pekat. Lignin yangterdapat dalam dinding sel tumbuh-tumbuhanan terdapat secara alamiah, belum diisolasi disebut protolignin. Protolignin bersifat thermo-plastis, artinya akan lunak bila dipanaskan dengan suhu cukup tinggi. Bila dikeluarkan dari kayu (diisolasi) sifatnya tersebut akan hilang.

Sifat-sifat lignin :

kaku dan rapuh

berwarna putih sukar diisolasi sebagai lignin murni tidak stabil

amorf

lignin pada kayu daun jarum terdiri dari unit guaiacyl, kayu daun lebar terdiri dari campuran satuan syringyl/ sinapsyl dan guaiacyl. Sedangkan bukan kayu terdiri dari guaiacyl, siringyl dan P-hydroksil- fenil propana.

Gambar. Monomer lignin

Peranan lignin terhadap sifat-siat kayu, antara lain :

1. dapat meningktkan sifat kekauan dan kekerasan

2. bersifat bulking agent (pemadat), sehgingga meningktakn kestabilan dimensi

3. sebagai pengikat antar sel.

Lignin dapat dideteksi oada pulp kalau warnannya coklat. Pada pembuatan pulp prinsipnya adalah menghilangkan lignin sebanyak-banyaknya (delignifikasi) karena tujuannya adalah menghilangkan perekat antar serat (dimana pada lamela tengah itu terdiri dari lignin) selain itu sifat lignin yang kaku rapuh. Sebagai contoh kayu triplek sifat kaku dan rapuh disebabkan banyak ligninnya (tidak stabil dan tidak berbentuk).

Akan tetapi Cassey menyatakan bahwa pulp akan memiliki sifat fisik yang baik jika punya lignin sedikit. Apabila Lignin yang tersisa pada pulp banyak akan menyebabkan kekuatan pulp rendah sebab lignin itu bersefat hidrofobik sehingga dapat menyulitkan dalam proses penggilingan pulp sehingga ikatan serat sulit terjadi. Kandungan lignin yang banyak akan mempenbgaruhi pada konsumsi bahan kimia dalam proses pemutihan.

Kertas putih berkekuatan lebih baik dari yang buram karena kertas putih berlignin rendah atau tidak sama sekali, dimana ikatan antar serat cepat terjadi sebab tidak dihalangi oleh lignin. Komponen kimia memp[engaruhi kekuatan pulp.

Zat EkstraktifZat ekstraktif adalah senyaea dengan BM rendah yang dapat larut dalam air dan pelarut organik. Terdiri dari terpena, resin dan senyawa fenol, asam lemak.

Pelarutekstraktif : methanol, aceton, benzena, etanol.

Pada pembuatan pulp, ekstraktif yang berlebih akan menimbulkan masalah pitch trouble dan akan berpengaruh pada :

konsumsi bahan kimia

menghambat penetrasi bahan kimia pemasak

rendemen rendah

Zat ekstraktif bukan merupakan bagian yang penting dari dinding sel, bahkan banyak jenis kayu yang tidak mengandumng zat ekstraktif. Umumnya dalam kayu terdiri dari campuran berbagai macam zat, masing-masing dengan jumlah yang minim.

Zat ekstraktif dapat dibedakan atas :

1. Fraksi lipofilik, misalnya lemak, lilin, terpena, terpenoid dan alkohol alifatik tinggi.

2. Fraksi hidrofilik, misalnya senyawa-senyawa fenolik (tanin, stilbena dan lignan), karbohidrat, protein dan vitamin.

Umumnya kadar ekstraktif kayu hanya beberapa persen saja. Keistimewaan misalnya dijumpai pada kayu Schinopis lorentzii (Quebracho) 20 25 %, pada kayu larix 26 30%, dan jenis Rhizopora sp 30%.

Ekstraktif pada konifer umumnya terdapat dalam saluran damar disebut juga oleoresin. Terdiri dari 50% asam resis, 20-30% monoterpena atsiri dan sisanya berupa terpenoid ester asam lemak. Resin dalam parenkim terutama berupa ester asam lemak, lilin dan sterol.

Ekstraktif pada kayu hardwood umumnya berada pada sel jari-jari. Selain resin ada juga lemak, lilin dan sterol. Ekstaktif lebih banyak dijumpai pada bagian teras. Walaupun dalam kayu jumlahnya minim, ekstraktif memberikan kontribusi yang besar pada banyak sifat kayu, misalnya :

1. Bau dan rasa, ketahanan terhadap pembusukan atau terhadap serangga

2. Permeabilitas kayu

3. Sifat fisik terutama berat jenis dan kekerasan

4. Membantu dalam mengidentifikasi jenis.

Zat ekstraktif atau bahan organik dalam kayu berkisar 0,3 11,6% tergantung pada cara mengekstrak dan zat pengekstrak yang digunakan. Zat ekstraktif yang larut dalam air dingin 0,3 4,4 %, kadar ekstraktif yang larut air panas 1,2 11,6% dan kadar ekstraktif dalam alkohol benzena 1,1 7,1%. Zat ekstraktif yang larut air dingin berupa pati, glukosa, fruktosa dan sukrosa. Yang larut air panas berupa pektin, tanin, zat warna dan gom. Yang larut dalam alkohol benzena, berbagai macam asam lemak, damar, lilin, minyak dan gom.

Senyawa An-Organik

Senyaea anorganik dinyatakan dalam kadar abu kayu. Biasanya kurang dari 1 %, namum beberapa jenis kayu ada juga yang mencapai 2,5 % dari berat kering kayu. Dengan analisis spektograf, diketahui elemen kimia utama penyusun abu adalah Ca, K, Mg dan Si disampoing elemen lain dalam jumlah yang minim.

Bila kadar abu di atas normal, maka dapat diduga silika-lah yang merupakan komponen utamanya. Adanya Si kurang dari satu persen sudah menimbulkan laju penguranagan ketajaman mata pisau yang berarti.

Antara kayu daun jarum dan kayu daun lebar dilihat dari kandungan kimia memiliki perbedaan, yaitu :

1. Selulosa lebih banyak pada kayu daun lebar

2. Lignin lebih banyak pada konifer

3. Hemiselulosa lebih banyak pada kayu daun lebar

WOOD PREPARATION

ER

TUMPUKAN CHIP

DIGESTER

LOG YARD

Over Size

Over Thick

Over Size

BARK

SLICER

FINE CHIP

FINE CHIP

MULTI FULL BOILER

BARK SHRIDDER

CHIP YARD

SECONDARY/OVERTHIC SCREENING

MAIN SCREENING

EQUALIZING BIN

CHIPPER

DRUM BARKER

CHIP WOOD