pengauditan 2
DESCRIPTION
Penyelesaian AuditTRANSCRIPT
PENYELESAIAN AUDIT/TANGGUNG JAWAB SESUDAH AUDIT
Pada bab ini akan dibahas dua bidang tambahan yang penting dari aktivitas dalam audit
laporan keuangan. Pertimbangan pertama ditujukan pada penyelesaian audit. Prosedur yang
dilaksanakan dalam aktivitas tersebut mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda
sebagai berikut ini :
1. Prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun spesifik
2. Prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca
3. Prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor
4. Prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama
ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan
audit. Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan
professional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan.
Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori sebagai
berikut ini :
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan
2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien
19.1 MENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGAN
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :
19.1.1 Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian
Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. AU 560, Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang :
a. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
b. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan
serta laporan auditor
Peristiwa atau transaksi di atas dikenal sebagai peristiwa kemudian.
Jenis Peristiwa
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
a. Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada
tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses
penyusunan laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan
penyesuaian atas laporan keuangan.
b. Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut
memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat
material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.
Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut : a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif
akhir tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir pekerjaan lapangan.
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.
19.1.2 Membaca Notulen Rapat
Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit. Contohnya : dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitanobligasi baru, pembelian saham treasuri, dll.
Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu tersedia, guna
memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya.
Misal : informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor
untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor
harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
19.1.3 Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian
FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai
kemungkinan keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi
kerugian). Kontinjensi keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang
relatif kecil, sedangkan kontinjensi kerugian seringkali merupakan masalah yang
signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang potensial
dari perselisihan pajak penghasilan,klaim,dll. GAAP mempersyaratkan bahwa
kontinjensi kerugian harus :
a. Dicatat sebagai kewajiban
b. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c. Diabaikan
Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang :
a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.
Surat Pertanyaan Audit
AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan
oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.
Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor
Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan
auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya
menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas masalah yang
dihadapi, terdapat :
a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material
19.1.4 Mendapatkan Surat Representasi Klien
Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari
manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat
dicapai melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat
rep. AU 333, Management Representations, menjelaskan bahwa representasi
merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur
audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat.
Representasi manajemen harus dapat :
a. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
b. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
c. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen
Isi Surat Representasi
Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :
a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a. Memperoleh surat rep
b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat.
19.1.5 Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan
bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor
menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
a. Diantisipasi dalam perencanaan audit
b. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantif
Berbagai prosedur analitis dapat digunakan dan prosedur itu harus :
a. Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit
b. Didasarkan atas laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan reklasifikasi audit telah diakui
19.2 MENGEVALUASI TEMUAN
Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu :
a. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakanb. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam
audit
Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :
19.2.1 Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan
dikeluarkan adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak
untuk melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang
ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien.
Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup komponen
berikut :
a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian substantive atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji
yang mungkin , sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun
disebut sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah
saji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang
mungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya terhadap laporan keuangan
periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbangan
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan
audit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang
dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan
keuangan mengandung salah saji yang material juga meningkat.
Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah saji yang material
19.2.2 Mengevaluasi Kelanjutan Usaha
AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di
luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa.
Auditor bisanya mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial mengenai
kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya. Jika auditor
merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya,
maka auditor harus :
a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif
Tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka auditor harus :
a. Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak
b. Menyertakan suatu paragraf penjelasan
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
19.2.3 Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan
terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang
bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang
berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan keuangan dasar
termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
19.2.4 Merumuskan Pendapat Dan Menulis Naskah Laporan Audit
Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat atas
laporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-
langkah ini terletak pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum
mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya diadakan suatu
konferensi dengan klien.
Pada pertemuan ini, auditor melaporkan semua temuannya secara lisan dan
berusaha memberikan dasar pemikiran untuk melakukan penyesuaian
yang diusulkan dan / atau pengungkapan tambahan yang pada akhirnya
dapat dicapai beberapa kesepakatan yang dapat dicapai. Jika kesepakatan
tersebut tidak dapat dicapai, auditor akan mengeluarkan jenis pendapat
lainnya. Penyampaian pendapat tersebut dilakukan melalui suatu laporan
audit.
19.2.5 Melakukan Review Akhir Atas Kerja
Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian
audit yaitu :
REVIEW SIFAT REVIEW
Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor
Partner Yang Bertanggung jawab Atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
Penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif
19.3 MENGKOMUNIKASIKAN DENGAN KLIEN
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan :
a.Pengendalian internal klien
b. Pelaksanaan audit
Sedangkan komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.
19.3.1 Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal
AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang
dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan
yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang
dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat,
memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :
a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian
19.3.2 Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit
AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan keuangan.
AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :
a. Tanggung jawab auditor menurut GAAS
b. Kebijakan akuntansi yang signifikan
c. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
d. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
e. Penyesuaian audit yang signifikan
f. Ketidak sepakatan dengan manajemen
g. Konsultasi dengan akuntan lain
h. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
i. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit
19.3.3 Menyiapkan Surat Manajemen
Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai suratmanajemen, yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit.
Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang :
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat selama audit
c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak
19.4 TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT
Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas :
19.4.1 Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material.
Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.
19.4.2 Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada
setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04),
menunjukkan bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2)
fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka
auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka
auditor harus member tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai
penolakan tersebut.
Jika klien tidak bersedia bekerja sama dan auditor tidak dapat melakukan
penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi
spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2)
menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi
diandalkan.
19.4.3 Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan.
AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya
tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini
mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera
melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternative yang
akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah
diperoleh dan bukti-bukti mendukung pendapat yang dinyatakan,
auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan
prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal
laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan
sebelumnya, auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang
diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian terdahulu untuk
mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika
auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang
dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk
menentukan tindakan yang tepat.
Berikut ini adalah gambar bagan tanggung jawab auditor dalam fase penyelesaian audit :
PENYELESAIAN PEKERJAAN EVALUASI KOMUNIKASI
LAPANGAN TEMUAN KLIEN
Melakukan review atas Melakukan penilaian akhir atas Mengkomunikasikanperistiwa kemudian materialitas dan risiko audit hal-hal pengendalian
internal
Membaca Notulen Rapat Mengevaluasi keraguan yang Mengkomunikasikansubstansial tentang kemampuan hal-hal berkenaanentitas untuk mempertahankan dengan pelaksanaan
kelanjutan usaha auditMendapatkan bukti mengenai
litigasi, klaim dan asesmen
Melakukan review teknis atas Menyiapkan suratlaporan keuangan manajemen
Mendapatkan surat representasiklien
Merumuskan pendapat danmenulis naskah laporan audit
Melaksanakan prosedur analitik
Melakukan review akhir ataskertas kerja
COMPREHENSIVE CASE CQ 19-23MELAKUKAN REVIEW ATAS SUBSEQUENT EVENT
a. Jenis umum dari subsequent event yang memerlukan pertimbangan dan evaluasi dari Green berdasar pada AU 560.03 dan 05 adalah :
1. Subsequent Event Jenis Pertama
Subsequent event ini memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang
ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses
penyusunan laporam keuangan. Subsequent event ini memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan.
Contoh :
Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat (seperti piutang usaha dan persediaan pada jumlah yang berbeda dari yang dicatat).
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir tahun yang dicatat (seperti perkara pengadilan atau litigasi dan jaminan produk pada jumlah yang berbeda dari yang dicatat).
2. Subsequent Event Jenis Kedua
Subsequent event ini memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada
pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal itu. Subsequent event ini
memerlukan pengungkapan dalam laporan atau dalam kasus yang sangat material
menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.
Contoh :
i. Penerbitan obligasi jangka panjang atau saham preferen atau saham biasa.
ii. Pembelian suatu perusahaan.
iii. Kerugian dari bencana alam.
b. Prosedur audit yang harus dipertimbangkan Green untuk mendapatkan bukti mengenai subsequent event berdasarkan pada AU 560.12 adalah :
1. Membaca laporan keuangan interim terakhir yang tersedia serta membandingkannya dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
2. Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan dan akuntansi mengenai :
Setiap kewajiban kontijen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca atau tangggal pertanyaan itu diajukan.
Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, utang jangka panjang, atau modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas dasar data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal neraca.
3. Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya yang sesuai.
4. Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
5. Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai subsequent event yang menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
6. Melakukan tanya jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
PENGAUDITAN II
Oleh :
Ni Wayan Yuli Ernawati (0915351159)
A.A. Gede Raka Plasa N. (0915351128)
Pratiwi Adi Mustika (1015351068)
Ida Ayu Paramitha Astuti (1015351069)
UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS EKONOMI
2013