pengauditan internal atas klaim badan …
TRANSCRIPT
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
(Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agnes Wuryani
NIM: 142114012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI - JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
(Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Agnes Wuryani
NIM: 142114012
PROGRAM STUDI AKUNTANSI - JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENCGARAJAMINAN SOS1AL
(Studi Kasus di Rumah Sakit [Jrnurn PantiBaktiningsih Klepu)
Pembimbing
Tanggal: 6 April2018Dr. FA. Joko Sisr,+'anto.I\.IM., Ak,QIA.-CA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGAIIDITAN I}ITER}IAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENGGARAJAMINAN SOSIAL
(Sfudi Kasus di Rumah Sakit Umurn Panri Baktiningsih Klepu)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Agnes Wurya*i
NIM: 1421140i2
Telah dipertahankar di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal lV Mei 2018
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunaq Dewan Penguji
Nama Lengkap
Ketua Dr" Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si,,Ak.,CA
Sekretaris Lisia Apriani, S.E.,M.Si.,Ak.,QIA",CA
Anggata
Anggota
Anggota
Yogyakarta, 30 Juni 201 IFakultas Ekoaomi
iii
Yuniartc, S.E., M.B.A
Drs. YP. Supardiyono" M.Si., Ak., QIA.,CA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
“Be Brave. Take risks. Nothing can substitute
experience.”
– Paulo Coelho
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus
Bunda Maria
Bapakku Leonardus Sunardi dan Mamaku Ensiana Sahakel
Kakak-kakakku Lucia Wuryanti, Daniel Wiki Pratomo,
Heribertus Artadi, dan Brigita Imelda Hannaria
Dearest Innosensius Robin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan skripsi dengan judul:
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
(Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu)
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 17 Mei 2018 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat pada bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak
sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin dan meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 30 Juni 2018
Yang membuat pernyataan
Agnes Wuryani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Agnes Wuryani
NIM : 142114012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
(Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu)
Beserta perangkat yang diberikan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya selama tetap
tecantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Juni 2018
Yang menyatakan
Agnes Wuryani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat meyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih tak
terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Phd selaku Rektor Univeraitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
2. A. Yudi Yuniarto, SE., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian penulis.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian
penulis.
4. Dra. YFM. Gien Agustinawansari Ak, selaku Pembimbing Akademik Kelas
A yang selama ini membimbing dan menyemangati penulis dalam pemilihan
matakuliah dan menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Dr. FA. Joko Siswanto, MM., Akt., QIA selaku Pembimbing Skripsi yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam proses belajar dan
pengembangan diri serta menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu pengetahuan .
7. Direktur Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
8. Suster Kepala bagian keuangan, Suster Stefani., F.Ch yang telah membantu
kelancaran perizinan penelitian.
9. Suster Filipita., F.Ch yang telah membantu dan mendampingi penulis selama
berada dalam masa penelitian.
10. Seluruh karyawan bagian asuransi dan Sekretariat Rumah Sakit Panti
Baktiningsih Klepu yang telah membantu peneliti dalam memberikan
informasi dan data selama penelitian berlangsung.
11. Bapak Leonardus Sunardi, Mama Ensiana Sahakel, Mbak Lucia Wuryanti,
Mas Daniel Wiki Pratomo, Mas Herbertus Artadi, Mbak Brigita Imelda
Hannaria yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan terus-
menerus kepada peneliti.
12. Innosensius Robin yang telah memberikan semangat, doa, dan banyak
membantu memberikan kritik yang luar biasa selama melakukan penulisan
skripsi ini.
13. Sahabat-sahabatku Helen, Adis, Pipit, Ikus, Memo, Rona, Wory, Pipin, Ocik,
Bayu, Naomi, Yeni, dan teman-teman seperjuangan Kelas A 2014 serta Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
J MPAT dan Skripsi yang selalu mengingatkan, menyemangati, dan
menghibur selama proses penulisan skripsi ini.
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoga
skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 30 Juni 2018
Penulis
Agnes Wuryani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS..............................................................v
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI.....................................................................vi
HALAMAN KATA PENGANTAR......................................................................vii
HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................................x
HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR.......................................................................xiv
ABSTRAK.............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 3
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) ............................................... 7
1. Pengertian (Pasal 1 Ayat (1)) .......................................................................... 7
2. Tujuan (Pasal 3) ................................................................................................ 7
3. Wewenang (Pasal 11) ...................................................................................... 7
B. Kerja Sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS .............................................. 8
1. Hak Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (2)) ................................................ 9
2. Hak BPJS (Pasal 12 Ayat (4)) ........................................................................ 9
3. Kewajiban Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (3)) ..................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Kewajiban BPJS (Pasal 12 Ayat (5)) ............................................................. 9
5. Sistem Pembayaran Pelayanan Kesehatan (Pasal 32 Ayat (1) dan (2)) .. 10
C. Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) ................................................ 10
1. Pengertian ........................................................................................................ 10
2. Tugas dan Tanggung Jawab ............................................................................ 11
D. Verifikasi Klaim Berbasis INA-CBG .......................................................... 12
1. Berkas klaim yang akan diverifikasi ............................................................ 12
2. Tahap Verifikasi Administrasi Klaim .......................................................... 13
E. Pengauditan.................................................................................................. 14
1. Definisi Pengauditan ...................................................................................... 14
2. Jenis Pengauditan ........................................................................................... 14
F. Audit Internal ............................................................................................... 15
1. Pengertian ........................................................................................................ 15
2. Tujuan .............................................................................................................. 16
3. Fungsi ............................................................................................................... 16
4. Aktivitas Audit Internal ................................................................................. 16
5. Ruang Lingkup ............................................................................................... 18
6. Tahapan-tahapan Audit Internal ................................................................... 18
G. Pengendalian Internal .................................................................................. 22
H. Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas ........................................................... 27
I. Kerangka Berfikir Penelitian ....................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 32
B. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 32
C. Objek dan Subjek Penelitian ........................................................................ 32
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
E. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM RSU. PANTI BAKTININGSIH KLEPU
A. Profil Organisasi .......................................................................................... 41
B. Visi Organisasi............................................................................................. 41
C. Misi Organisasi ............................................................................................ 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. .Sejarah Organisasi ...................................................................................... 42
E. Struktur Organisasi Bagian Asuransi........................................................... 43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Survei Pendahuluan ................................................................ 46
B. Persiapan Audit Internal .............................................................................. 48
C. Pelaksanaan Audit Internal .......................................................................... 58
D. Merangkum Hasil Temuan Audit Internal .................................................. 83
E. Melaporkan Hasil Audit Internal ................................................................. 85
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 87
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 87
C. Saran ............................................................................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 88
LAMPIRAN .......................................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Financial Auditing Versus Operational Review........................................17
Tabel 2: Red Flag.....................................................................................................37
Tabel 3: Checklist Pengauditan Internal Atas Klaim BPJS......................................38
Tabel 4: Identifikasi dan Menilai Risiko..................................................................50
Tabel 5: Program Audit – Persiapan Klaim kepada BPJS.......................................54
Tabel 6: Program Audit – Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS........................57
Tabel 7: Audit Persiapan Klaim kepada BPJS.........................................................59
Tabel 8: Audit Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS..........................................72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I: Kerangka Berfikir Penelitian..................................................................31
Gambar II: Struktur Organisasi Bagian Asuransi....................................................44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
PENGAUDITAN INTERNAL ATAS KLAIM BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL
(Studi Kasus di Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih Klepu)
Agnes Wuryani
142114012
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2018
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengauditan internal atas
klaim BPJS yang terjadi pada bagian asuransi di Rumah Sakit Umum Panti
Baktiningsih Klepu, dengan menilai keekonomisan, keefisiensian, dan keefektifan
pada proses klaim BPJS. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus.
Peneliti mendapatkan data melalui observasi, checklist, wawancara, dan
dokumenter. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara penilaian risiko
menggunakan tabel red flag dan pengisian checklist program audit. Teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif berdasarkan prosedur pengauditan internal.
Hasil penelitian pada proses klaim BPJS menunjukan bahwa proses klaim
sudah dilakukan dengan ekonomis, efisien, dan efektif. Selain itu juga, sudah sesuai
dengan persyaratan dari Direktorat Pelayanan BPJS dan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indoneia.
Kata kunci: Pengauditan Internal, Klaim, Rumah Sakit, BPJS, Ekonomis, Efektif,
Efisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
INTERNAL AUDIT TO THE CLAIM OF SOCIAL INSURANCE
ADMINISTRATION ORGANIZATION
(A Case Study at Panti Baktiningsih Klepu Hospital)
Agnes Wuryani
142114012
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2018
This research is aimed to determine the results of the internal audit to the
claim of Social Insurance Administration Organization (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) that occurred in the insurance division at Panti Baktiningsih Klepu
Hospital, by assessing the economic, efficiency, and effective of the Social Insurance
Administration Organization (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) claim process.
This research is categorized as a case study research.
Researcher obtained the data by a observation, a checklist, an interview, and
a documentary. Implementation of the research is by risk assessment using red flag
table and filling the checklist of audit program. The techniques of data analysis used
descriptive analysis based on internal audit procedure.
The results of the research Social Insurance Administration Organization
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) claim process showed that the claim process
has been done with economic, efficiency, and effective. In addition, it is in
accordance with the requirements of the Servis Directorate of Social Insurance
Administration Organization (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) and The
Regulation of Ministry of Health.
Keywords: Internal Audit, Claim, Hospital, Social Insurance Administration
Organization (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) , Economical, Effective,
Efficient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada 1 Januari 2014 sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2011
tentang BPJS, PT Askes Indonesia berubah menjadi BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) yang merupakan Badan Hukum
Publik bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas
untuk menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional bagi seluruh rakyat
Indonesia. Rumah Sakit yang sudah bekerja sama dengan BPJS dapat
mengajukan klaim atas biaya berobat pasien peserta BPJS. Menurut
Peraturan BPJS Nomor 7 Tahun 2016 tentang Sistem Pencegahan
Kecurangan dalam Program Jaminan Kesehatan, klaim adalah permintaan
pembayaran biaya pelayanan kesehatan oleh fasilitas kesehatan kepada
BPJS Kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2014
tentang petunjuk teknis sistem INA-CBG (Indonesian Case Based Groups),
metode pembayaran di Rumah Sakit ditetapkan oleh BPJS yaitu dengan
metode prospektif casemix INA-CBG. Dengan adanya metode pembayaran
tersebut, besaran tarif telah ditetapkan sebelum pelayanan kesehatan
diberikan kepada pasien. Menurut salah satu karyawan di RSU. Panti
Baktiningsih Klepu, jika biaya pelayanan kesehatan ternyata lebih besar dari
pada tarif yang ditetapkan, maka Rumah Sakit akan menanggung sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
biaya tersebut. Biaya pelayanan lebih besar disebabkan oleh berkas
tambahan klaim yang tidak lengkap. Kemudian, menurut hasil penelitian
oleh Malonda, dkk (2015), jika Rumah Sakit tidak menggunakan billing
system, maka akan memperlambat proses klaim BPJS. Billing system
merupakan sistem pengolahan transaksi yang akan mempermudah sekaligus
mempercepat proses pembuatan tagihan rincian pasien untuk kelengkapan
dokumen klaim. Selain itu juga, menurut hasil penelitian oleh Sakyi, dkk
(2012), klaim atas asuransi bisa terjadi keterlambatan (delay) akibat staf
yang tidak berkompeten di bidangnya ditandai dengan prosedur yang tidak
praktis, tulisan tangan yang tidak jelas, diagnosa dan resep yang salah,
beban kerja karyawan yang berat ditambah dengan data pasien yang tidak
terdokumentasi dengan lengkap.
Kejadian-kejadian yang disebutkan sebelumnya, jika terjadi secara
terus-menerus dapat menyebabkan Rumah Sakit memiliki risiko
terlambatnya mendapatkan pemasukan dari klaim hingga kerugian akibat
ketidaktepatan waktu penyelesaian proses klaim dan tidak lengkapnya
berkas klaim. Rumah Sakit dapat mengatasi risiko tersebut dengan
mengetahui kondisi yang terjadi pada divisi terkait klaim BPJS. Selain itu
juga, perlu adanya pengendalian internal yang tepat agar proses klaim BPJS
dapat dijalankan dengan tepat waktu serta sesuai dengan plafon tarif yang
sudah ditetapkan. Rumah Sakit harus mengetahui karakteristik sumber daya
manusia maupun fasilitas yang benar-benar dibutuhkan agar tidak terjadi
keterlambatan (delay) klaim BPJS. Rumah Sakit juga harus melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
antisipasi maupun memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Oleh sebab itu, untuk mengetahui
kondisi aktual yang terjadi selama proses klaim BPJS dapat dilakukan
dengan cara pengauditan internal. Dengan melakukan pengauditan internal,
Rumah Sakit dapat mengetahui dan mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan, sehingga Rumah Sakit dapat mengatasi tantangan yang ada dan
dapat mencapai tujuannya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu:
Bagaimana hasil pengauditan internal terkait keekonomisan, keefisiensian,
dan keefektifan pada proses klaim BPJS di RSU. Panti Baktiningsih Klepu?
C. Batasan Masalah
Peneliti hanya melakukan penelitian atas proses klaim BPJS, mulai dari
proses persiapan klaim hingga proses pengiriman berkas-berkas klaim ke
kantor BPJS.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengauditan internal
atas klaim BPJS yang terjadi pada bagian asuransi di RSU. Panti
Baktiningsih Klepu, dengan menilai keekonomisan, keefisiensian, dan
keefektifan pada proses klaim BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi RSU. Panti Baktiningsih Klepu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya
untuk mengetahui hasil pengauditan internal yang dilakukan di RSU.
Panti Baktiningsih Klepu, sehingga dapat memahami bagaimana kondisi
dilapangan terkait proses klaim BPJS dan dapat segera mengambil
keputusan atas temuan yang ada.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat menambah daftar referensi kepustakaan di
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan akan menjadi referensi
pembelajaran maupun penelitian bagi mahasiswa yang memiliki
ketertarikan di bidang pengauditan internal khususnya atas klaim BPJS.
3. Bagi Pembaca
Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dan pandangan yang jelas mengenai pengauditan internal atas klaim
BPJS.
4. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti dapat menerapkan pengetahuan
khususnya mengenai pengauditan internal yang sudah dipelajari selama
masa perkuliahan dan juga dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam melakukan pengauditan internal atas klaim
BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, peneliti membagi penulisan penelitian menjadi
beberapa bagian yaitu: Bab I Pendahuluan, Bab II Tinjauan Pustaka, Bab
III Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian, Bab V
Analisis Data dan Pembahasan, Bab VI Penutup. Berikut merupakan isi
dari bab-bab tersebut, diantaranya adalah:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah dalam penelitian, tujuan
dilakukannya penelitian, manfaat penelitian bagi berbagai
pihak, serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini, peneliti akan menguraikan teori-teori terkait
pengauditan internal, peraturan maupun undang-undang
yang berlaku terkait klaim BPJS sebagai pendukung proses
penelitian.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini akan menjelaskan objek penelitian, metode dan
desain penelitian, teknik pengumpulan data selama proses
penelitian hingga teknik analisis data untuk mendapatkan
hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab IV Gambaran Umum RSU. Panti Baktiningsih Klepu
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan secara garis besar
objek yang akan diteliti, seperti; lokasi tempat dilakukannya
penelitian, latar belakang atau sejarah Rumah Sakit Umum
Panti Baktiningsih Klepu, visi dan misi, struktur organisasi
serta pembagian tugas yang ada di bagian asuransi RSU.
Panti Baktiningsih Klepu.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Pada bab ini akan membahas tahapan-tahapan audit selama
proses pengauditan internal dan menguraikan hasil
penelitian, hingga menyampaikan rekomendasi dan
melaporkannya pada pihak manajemen.
Bab VI Penutup
Dalam bab ini, peneliti akan memberikan kesimpulan yang
merupakan ringkasan hasil penelitian, keterbatasan selama
proses penelitian serta saran bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Ada
beberapa hal yang sudah ditetapkan di dalam undang-undang ini,
meliputi:
1. Pengertian (Pasal 1 Ayat (1))
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial.
2. Tujuan (Pasal 3)
BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap
peserta dan/atau anggota keluarganya.
3. Wewenang (Pasal 11)
a) Menagih pembayaran iuran.
b) Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka
pendek dan jangka panjang dengan mempertimbangkan aspek
likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana, dan hasil
yang memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan
peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
jaminan sosial nasional.
d) Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai
besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah.
e) Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas
kesehatan.
f) Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi
kerja yang tidak memenuhi kewajibannya.
g) Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang
mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau
dalam memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
h) Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
penyelenggaraan program Jaminan Sosial.
B. Kerja Sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada jaminan
nasional, kerja sama antara fasilitas kesehatan dengan BPJS Kesehatan
dilakukan melalui perjanjian kerja sama. Perjanjian kerja sama dilakukan
oleh pemilik atau pemimpin fasilitas kesehatan yang berwenang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BPJS Kesehatan. Dari hasil perjanjian kerja sama tersebut, ada beberapa
hal yang sudah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
meliputi:
1. Hak Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (2))
a) Mendapatkan informasi tentang kepesertaan, prosedur pelayanan,
pembayaran dan proses kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
b) Menerima pembayaran klaim atas pelayanan yang diberikan kepada
Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim
diterima lengkap.
2. Hak BPJS (Pasal 12 Ayat (4))
a) Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas
kesehatan.
b) Menerima laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
3. Kewajiban Fasilitas Kesehatan (Pasal 12 Ayat (3))
a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai ketentuan
yang berlaku.
b) Memberikan laporan pelayanan sesuai waktu dan jenis yang telah
disepakati.
4. Kewajiban BPJS (Pasal 12 Ayat (5))
a) Memberikan informasi kepada fasilitas kesehatan berkaitan dengan
kepesertaan, prosedur pelayanan, pembayaran dan proses kerja sama
dengan BPJS Kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b) Melakukan pembayaran klaim kepada fasilitas kesehatan atas
pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima
belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap.
5. Sistem Pembayaran Pelayanan Kesehatan (Pasal 32 Ayat (1) dan (2))
a) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada fasilitas kesehatan
yang memberikan layanan kepada peserta.
b) Besaran pembayaran yang dilakukan BPJS Kesehatan kepada
fasilitas kesehatan sebagaimana ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di
wilayah fasilitas kesehatan tersebut berada serta mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
C. Indonesian Case Base Groups (INA-CBG)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016
tentang pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dalam
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional, ada beberapa hal yang sudah
ditetapkan, meliputi :
1. Pengertian
Di Indonesia, metode pembayaran dengan Casemix (case based
payment) dan sudah diterapkan sejak Tahun 2008 sebagai metode
pembayaran pada program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas). Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan
prosedur dengan mengacu pada ciri klinis yang mirip/sama dan
penggunaan sumber daya/biaya perawatan yang mirip/sama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pengelompokan dilakukan dengan menggunakan software grouper.
Sistem casemix saat ini banyak digunakan sebagai dasar sistem
pembayaran kesehatan di negara-negara maju dan sedang
dikembangkan di negara-negara berkembang.
2. Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk mendapatkan hasil grouper yang benar diperlukan kerja sama
yang baik antara dokter dan koder. Kelengkapan rekam medis yang
ditulis oleh dokter akan sangat membantu koder dalam memberikan
kode diagnosis dan tindakan/prosedur yang tepat. Berikut tugas dan
tanggung jawab dari dokter dan koder :
a) Dokter
Tugas dan tanggung jawab dokter adalah menegakkan dan
menuliskan diagnosis utama, diagnosis sekunder dan
tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan serta membuat resume
medis pasien secara lengkap, jelas dan spesifik selama pasien
dirawat di Rumah Sakit.
b) Koder
Tugas dan tanggung jawab seorang koder adalah melakukan
kodifikasi diagnosis dan tindakan/prosedur yang ditulis oleh dokter
yang merawat pasien sesuai dengan ICD-10 untuk diagnosis dan
ICD-9-CM untuk tindakan/prosedur yang bersumber dari rekam
medis pasien. Apabila dalam melakukan pengkodean diagnosis atau
tindakan/prosedur koder menemukan kesulitan ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
ketidaksesuaian dengan aturan umum pengkodean, maka koder
harus melakukan klarifikasi dengan dokter.
D. Verifikasi Klaim Berbasis INA-CBG
Berdasarkan petunjuk teknis verifikasi klaim yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pelayanan BPJS (2014 : 4-6), ditetapkan beberapa hal meliputi
berkas klaim yang akan diverifikasi dan tahapan verifikasi administrasi
klaim, berikut ini adalah penjabarannya:
1. Berkas klaim yang akan diverifikasi
a) Rawat Jalan
1) Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
2) Surat bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan
prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPP).
3) Pada kasus tertentu apabila ada pembayaran klaim diluar INA-
CBG diperlukan tambahan bukti pendukung:
a) Protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian) obat
khusus.
b) Resep dan alat kesehatan.
c) Tanda terima alat bantu kesehatan (kacamata, alat bantu
dengar, alat bantu gerak dll).
b) Rawat Inap
1) Surat perintah rawat inap.
2) Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan prosedur
serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPP).
4) Pada kasus tertentu apabila ada pembayaran klaim diluar INA-
CBG diperlukan tambahan bukti pendukung:
a) Protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian) obat
khusus.
b) Resep dan alat kesehatan.
c) Tanda terima alat bantu kesehatan (kacamata, alat bantu
dengar, alat bantu gerak dll).
2. Tahap Verifikasi Administrasi Klaim
a) Verifikasi Administrasi Kepesertaan
Verifikasi administrasi kepesertaan adalah meneliti kesesuaian
berkas klaim yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dengan
data kepesertaan yang diinput dalam aplikasi INA CBG.
b) Verifikasi Administrasi Pelayanan
Hal yang harus diperhatikan dalam verifikasi administrasi
pelayanan adalah:
1) Mencocokan kesesuaian berkas klaim dengan berkas yang
dipersyaratkan.
2) Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kelengkapan dan
keabsahan berkas maka berkas dikembalikan ke Rumah Sakit
untuk dilengkapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
3) Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi
operator ditentukan oleh kewenangan medis yang diberikan
Direktur Rumah Sakit secara tertulis. Perlu dilakukan
konfirmasi terlebih dahulu.
E. Pengauditan
1. Definisi Pengauditan
Definisi pengauditan menurut Hery (2016:10) adalah
“Pengauditan (auditing) didefinisikan sebagai suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi (secara
obyektif) bukti yang berhubungan dengan asersi tentang
tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi, dalam rangka
menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”
2. Jenis Pengauditan
Menurut Hery (2016:12), audit pada umumnya dikelompokan
menjadi lima jenis, yaitu:
a) Audit laporan keuangan
Dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan klien secara
keseluruhan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
b) Audit pengendalian internal
Dilakukan untuk memberikan pendapat mengenai efektivitas
pengendalian internal yang diterapkan klien. Karena tujuan dan
tugas yang ada dalam melaksanakan audit pengendalian internal dan
audit laporan keuangan saling terkait, maka standar audit untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perusahaan publik mengharuskan audit terpadu atas pengendalian
internal dan laporan keuangan.
c) Audit ketaatan
Dilakukan untuk menentukan sejauh mana aturan, kebijakan,
hukum, perjanjian, atau peraturan pemerintah telah ditaati oleh
entitas yang diaudit.
d) Audit operasional
Dilakukan untuk mereview (secara sistematis) sebagian atau seluruh
kegiatan organisasi dalam rangka mengevaluasi apakah sumber daya
yang tersedia telah digunakan secara efektif dan efisien. Hasil akhir
dari audit operasional adalah berupa rekomendasi kepada
manajemen terkait perbaikan operasi. Jenis audit ini sering disebut
sebagai audit kinerja atau audit manajemen.
e) Audit forensik
Dilakukan untuk mendeteksi atau mencegah aktivitas kecurangan.
Penggunaan auditor untuk melakukan audit forensik telah meningkat
secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
F. Audit Internal
1. Pengertian
Pengertian audit internal menurut Hery (2016:238) adalah
“Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang
dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji
dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan
terhadap organisasi perusahaan. Pemeriksaan intern
melaksanakan aktivitas penilaian yang bebas dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
organisasi untuk menelaah kembali kegiatan-kegiatan dalam
bidang akuntansi, keuangan, dan bidang-bidang operasi lainnya
sebagai dasar pemberian pelayanan pada manajemen”
2. Tujuan
Menurut Akmal (2009:13-14) tujuan audit internal adalah
“Tujuan pemeriksaan intern atau audit internal adalah
memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan operasi
organisasi. Tujuan pemeriksaan intern juga untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melalui
pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan
melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen risiko,
pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. Pada
dasarnya, pemeriksaan intern diarahkan untuk membantu
seluruh anggota pimpinan, agar mereka dapat melaksanakan
kewajiban-kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi
secara hemat, efisien, dan efektif”
3. Fungsi
Berdasarkan Standar Profesional Audit Internal dalam Hery
(2016:238-239) fungsi pemeriksaan intern adalah
“Fungsi pemeriksaan intern adalah untuk meyakinkan
keandalan informasi, kesesuaian dengan kebijakan, rencana,
prosedur, dan peraturan perundang-undangan, perlindungan
terhadap aset, penggunaan sumber daya secara ekonomis,
efisien, dan pencapaian tujuan. Keseluruhan tujuan pemeriksaan
intern adalah untuk membantu segenap anggota manajemen
dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif,
dengan memberi mereka analisis, penilaian, saran, dan
komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang
diperiksa”
4. Aktivitas Audit Internal
Berdasarkan pendapat Hery (2016: 239-240), aktivitas audit
internal pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam dua macam
bentuk sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a) Financial Auditing
Kegiatan ini antara lain mencakup pengecekan atas kecermatan
dan kebenaran segala data keuangan, mencegah terjadinya
kesalahan atau kecurangan dan menjaga kekayaan perusahaan.
b) Operational Auditing
Kegiatan pemerikasan lebih ditujukan pada bidang operasional
untuk dapat memberikan rekomendasi yang berupa perbaikan
dalam cara kerja, sistem pengendalian dan sebagainya.
Tabel 1 : Financial Auditing versus Operational Review
Characteristic Financial Audit Operational Review
Purpose Express opinion on
financial condition
Analyze and improve
methods and
performance
Scope Fiscal financial
records Business operations
Skills Accounting Interdisciplinary
Time Orientation To the past To the future
Precision Absolute Relative
Audience Stockholders, public Internal management
Necessity Legally required At option of
management
Standards GAAP,GAAS Economy, efficiency,
effectiveness
Opinion Required Not Required
Audit Results Opini, financial
statement
Recommendations to
management
Focus Financial statement
presented fairly
Operational positive
improvements
Viewpoint Financial Management
Success Unqualified opinion Management adoption
of recommendations
Sumber: Agoes (2012: 166-167)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
5. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan intern berdasarkan standar profesional
pemeriksaan intern yang dikeluarkan IIA dalam Akmal (2009:18)
dirumuskan secara singkat sebagai pengujian dan evaluasi terhadap
kecukupan dan keefektifan pengendalian manajemen dan kualitas
pertanggungjawaban manajemen. Lingkup pekerjaan tersebut terdiri
dari:
a) Mereview keandalan dan integritas informasi.
b) Mereview kesesuaian/ketaatan terhadap kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan dan perundang-undangan.
c) Mereview alat untuk melindungi aktiva dan memverifikasi
keberadaan aktiva.
d) Menilai penggunaan sumber daya apakah sudah ekonomis dan
efisien.
e) Mereview operasi atau program untuk menetapkan apakah
hasilnya sejalan dengan sasaran atau tujuannya dan apakah telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
6. Tahapan-tahapan Audit Internal
Menurut standar profesional IIA dalam Akmal (2009:24),
kegiatan pemeriksaan terdiri dari empat tahap yaitu, tahap
perencanaan, tahap pengujian dan evaluasi, tahap penyampaian hasil
pemeriksaan, dan tahap tindak lanjut. Selain itu, Brink’s dalam Akmal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(2009:24-25) juga mengungkapkan bahwa ada delapan tahap
pemeriksaan, meliputi:
a) Tahap Memahami Risiko Pengendalian
Pemeriksaan intern harus mengevaluasi risiko-risiko dari kegiatan
yang akan diaudit. Pengevaluasian risiko seperti yang dilakukan
oleh pemeriksaan ekstern dalam audit keuangan dapat juga
dilakukan dalam pemeriksaan intern. Menurut Wuryan (2008: 75-
76), risiko dipercaya dapat diidentifikasi melaui tabel red flag.
Dalam tabel red flag terdapat tiga tingkatan risiko yang dibedakan
menjadi tingkat rendah, menengah, dan tinggi. Selain itu juga,
menurut Moeller (2016: 657) pengertian red flag adalah sebagai
berikut:
“Red flag adalah sinyal peringatan untuk auditor bahwa ada
sesuatu yang tidak beres. Red flag biasanya merupakan
indikasi pertama dari potensi fraud. Jika ada sesuatu yang
tidak benar, maka diselidiki mulai dari low-level
investigation. Auditor internal sering menjadi orang pertama
yang terlibat dalam penyelidikan pernyataan red flag ini.
Auditor internal harus selalu skeptis selama melakukan
review dan sadar akan sinyal peringatan tersebut.”
b) Tahap Survei Pendahuluan
Tahap dimana tim audit perlu memahami aktivitas operasi yang
diaudit. Pemahaman tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Mendefinisikan tujuan menyeluruh dari review yang akan
dilakukan. Tujuan menyeluruh ini dapat ditetapkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pemimpin unit pemeriksaan intern atau pemeriksaan senior
setelah mendapat masukan dari pengukuran risiko.
2) Melakukan diskusi dengan pegawai lain yang dapat
memberikan informasi, yaitu staf manajer atau pegawai kunci di
luar area yang akan direview.
3) Mengumpulkan semua data yang berhubungan, misalnya kertas
kerja pemeriksaan dan laporan tahun lalu, gambaran organisasi
dan bahan lainnya yang ada hubungannya dengan pemeriksaan.
4) Memberitahukan rencana review pada lokasi yang akan
direview.
5) Melakukan diskusi dengan manajer yang bertanggung jawab
atas area yang akan direview.
6) Melakukan diskusi dengan pegawai-pegawai kunci di lokasi.
7) Melakukan pengamatan atas area operasi yang akan direview
(Walk through).
8) Melakukan review atas kebijakan dan prosedur.
c) Tahap Menyusun Rencana Audit Rinci
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan program audit berdasarkan
pada pengukuran risiko dan survei pendahuluan yang telah
dilakukan serta program audit tahun sebelumnya yang akan
menjadi petunjuk bagi para pemeriksa dalam melakukan
pemeriksaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d) Tahap Melakukan Pelaksanaan Audit
Tahap ini adalah tahap para pemeriksa melakukan verifikasi sesuai
dengan petunjuk pada audit program. Pelaksanaan verifikasi
dilakukan dengan berbagai cara seperti tanya jawab, pengamatan,
surat konfirmasi, penelusuran, pengujian, pemanfaatan daftar
periksa, dan lain-lain. tujuannya adalah mengumpulkan bukti-bukti
pemeriksaan berkualitas.
e) Tahap Mengevaluasi Hasil Audit
Dalam tahap ini bukti-bukti yang telah dikumpulkan dilakukan
analisis, kadang-kadang analisis ini merupakan bagian dari proses
verifikasi. Hasil dari analisis informasi tersebut adalah berupa
ringkasan temuan pendahuluan.
f) Tahap Menyusun Temuan, Simpulan, dan Rekomendasi
Dalam tahap ini dilakukan kegiatan untuk mematangkan temuan
yang diperoleh, menarik kesimpulan, dan membuat rekomendasi
yang dapat disusun melalui tiga pertanyaan seperti: Seberapa bagus
hasil pemeriksaan yang telah dicapai? Mengapa hasilnya seperti
ini? Apa yang dapat dilakukan agar lebih baik?. Selanjutnya,
temuan tersebut dipastikan akan terdiri dari atribut-atribut seperti
kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi. Jika dalam
temuan tidak terdapat atribut-atribut tersebut, maka temuan
tersebut turun derajatnya menjadi temuan minor atau hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
perlu mendapatkan perhatian, dengan hasil temuan berupa saran.
Temuan dapat diteruskan kepada pihak-pihak yang berwenang.
g) Tahap Penyelesaian Audit
Dalam tahap ini dilakukan komunikasi hasil audit dengan
manajemen untuk menentukan apakah hasil audit dapat
ditindaklanjuti, dan jika dapat maka tindak lanjut sebaiknya
diusahakan dilakukan sebelum pemeriksaan meninggalkan
pekerjaan lapangan. Dengan demikian, laporan audit yang akan
disusun telah mencakup tindak lanjut hasil audit.
h) Tahap Pelaporan
Dalam tahap ini pemeriksa intern menyusun laporan yang akan
disampaikan ke pihak yang berkepentingan, yaitu manajemen
diatasnya dan manajemen lain yang berkepentingan, dewan
komisaris, dan komite audit. Pada umumnya, suatu pemeriksaan
dinilai berdasarkan mutu laporannya demi menjaga standar
keahlian yang tinggi dan guna memenuhi tujuan-tujuan pelaporan
yang efektif.
G. Pengendalian Internal
Berdasarkan COSO Internal Contol – Integrated Framework 2013
ada beberapa hal yang ditetapkan, yaitu:
1. Pengertian
Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh dewan
direksi, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
memberikan jaminan yang memadai mengenai pencapaian tujuan yang
berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Definisi ini
mencerminkan konsep dasar tertentu. Pengendalian internal adalah:
a) Ditujukan untuk pencapaian tujuan dalam satu atau lebih kategori -
Operasi, pelaporan, dan kepatuhan.
b) Sebuah proses yang terdiri dari tugas dan kegiatan yang sedang
berlangsung - Sarana untuk mencapai tujuan.
c) Dipengaruhi oleh beberapa orang - Bukan hanya tentang kebijakan
dan prosedur manual, sistem, dan bentuk, tetapi tentang orang-orang
yang terlibat dan tindakan yang mereka lakukan.
d) Dapat memberikan jaminan yang masuk akal - Tetapi bukan jaminan
mutlak, kepada suatu manajemen senior dan dewan direksi
perusahaan.
e) Dapat disesuaikan dengan struktur entitas - Fleksibel dalam
implementasi untuk seluruh entitas atau untuk anak perusahaan
tertentu, divisi, unit operasi, atau proses bisnis
2. Tujuan
Terdapat tiga kategori tujuan yang memungkinkan organisasi untuk
fokus pada berbagai aspek pengendalian internal:
a) Tujuan Operasional - Berkaitan dengan keefektifan dan efisiensi dari
operasi entitas, termasuk sasaran kinerja operasional dan keuangan,
dan melindungi aset dari kerugian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b) Tujuan Pelaporan - Terkait dengan keuangan internal dan eksternal
dan pelaporan non-keuangan dan dapat mencakup keandalan,
ketepatan waktu, transparansi, atau ketentuan lain sebagaimana yang
ditetapkan oleh regulator, pembuat standar yang diakui, atau
kebijakan entitas.
c) Tujuan Kepatuhan - Berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan.
3. Komponen Pengendalian Internal
a) Lingkungan Pengendalian
Serangkaian standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar
untuk melakukan pengendalian internal di seluruh organisasi.
1) Organisasi menunjukan komitmen terhadap integritas dan nilai
etika.
2) Dewan direksi menunjukan independensi dari manajemen dan
melakukan pengawasan terhadap pengembangan dan kinerja
pengendalian.
3) Manajemen dengan badan pengawas menetapkan struktur, garis
pelaporan, dan otoritas serta tanggung jawab yang tepat dalam
mencapai tujuan.
4) Organisasi menunjukan komitmen untuk menarik,
mengembangkan, dan memelihara individu yang berkompeten
sejalan dengan tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
5) Organisasi memiliki individu yang bertanggung jawab untuk
tanggung jawab pengendalian internal dalam rangka mencapai
tujuan.
b) Penilaian Risiko
Melibatkan proses yang dinamis dan berulang-ulang untuk
mengidentifikasi dan menganalisis risiko untuk mencapai tujuan
organisasi, sehingga membentuk sebuah dasar untuk menentukan
bagaimana risiko dikelola.
1) Organisasi harus menetapkan tujuan dengan jelas untuk
memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko terkait tujuan
tersebut.
2) Organisasi harus mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan dan menganalisis risiko sebagai
dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3) Organisasi harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
kecurangan dalam menilai risiko untuk mencapai tujuan.
4) Organisasi harus mengidentifikasi dan menilai perubahan yang
dapat berpengaruh secara signifikan pada sistem pengendalian
internal.
c) Aktifitas Pengendalian
Tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan atau prosedur yang
membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko
dalam mencapai tujuan telah dilakukan. Aktifitas pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
internal di seluruh tingkatan organisasi, berbagai tahap proses bisnis,
dan diseluruh lingkungan teknologi.
1) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian
yang membantu mengurangi risiko pencapaian tujuan ke tingkat
yang diterima.
2) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian
secara umum melalui teknologi untuk mendukung pencapaian
tujuan
3) Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui
kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan dan pada
prosedur yang memasukan kebijakan kedalam tindakan.
d) Informasi dan Komunikasi
Informasi dibutuhkan oleh organisasi untuk membawa tanggung
jawab pengendalian internal dalam rangka mendukung pencapaian
tujuan organisasi. Komunikasi terjadi secara internal dan eksternal
dan memberikan informasi mengenai pengendalian internal sehari-
hari yang dibutuhkan oleh organisasi. Komunikasi mempuat setiap
orang mengerti tanggung jawab pengendalian internal dan betapa
pentingnya peran mereka dalam pencapaian tujuan.
1) Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan
informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung fungsi
pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2) Organisasi secarainternal mengkomunikasikan informasi yang
termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal
yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
3) Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai
masalah yang mempengaruhi fungsipengendalian internal.
e) Aktifitas Pemantauan
Evaluasi berkelanjutan dibangun di dalam proses bisnis pada
tingkast yang berbeda-beda guna menyajikan informasi tepat waktu.
Evaluasi terpisah dilakukan secara periodik, bervariasi lingkup dan
frekuensinya tergantung pada hasil penialaian risiko, efektifitas
evaluasi berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya.
1) Organisasi memilih mengembangkan dan menjalankan evaluasi
yang terus menerus atau terpisah untuk menentukan apakah
komponen pengendalian internal berjalan dan berfungsi
sebagaimana mestinya.
2) Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan
atau kelemahan pengendalian internal diwaktu yang tepat kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab megambil tindakan koreksi
termasuk manajemen senior, dewan direksi yang tepat.
H. Ekonomis, Efisiensi, dan Efektivitas
1. Pengertian
Menurut Hans Kartikahadi dalam Agoes (2012:167) pengertian
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a) Ekonomis
Ekonomis berarti cara penggunaan sesuatu barang (hal) secara
berhati-hati dan bijak (prudent) agar diperoleh hasil yang terbaik.
b) Efisiensi
Efisien berarti bertindak dengan cara yang dapat meminimalisasi
kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau
menghasilkan sesuatu.
c) Efektivitas
Efektivitas dimaksud bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi
telah mencapai tujuan baik ditinjau dari segi kualitas hasil kerja.
Kuantitas hasil kerja, maupun batasan waktu yang ditergetkan.
2. Indikator Penentuan
Menurut Robrider (2002) dalam Agoes (2012: 168-169) berikut
ini adalah beberapa hal yang harus dipertimbangakan dalam penentuan
ekonomis, efisien, dan efektif:
a) Ekonomis
Dalam menilai keekonomisan operasi dan alokasi terkait
penggunaan sumber daya, reviewer dapat mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
1) Mengikuti praktik aktifitas operasional yang umum
2) Ketepatan jumlah staf yang bertugas dalam menjalankan fungsi-
fungsi penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3) Menggunakan peralatan dengan harga yang tepat (tidak lebih
mahal dari pada yang diperlukan)
4) Mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak terpakai
b) Efisien
Efisiensi terkait tanggung jawab pengunaan metode operasional
dalam pengeluaran yang minimum. Reviewer melihat dari beberapa
hal sebagai berikut:
1) Kesesuaian prosedur manual dengan komputerisasi
2) Tidakadanya duplikasi pekerjaan
3) Tidakadanya tahapan kerja yang tidak penting
c) Efektif
Efektif yaitu terkait pencapaian hasil atas sasaran dan tujuan
organisasi. Reviewer dapat melihat dari beberapa hal berikut:
1) Penilaian atas ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi
2) Penilaian kecukupan sistem manajemen dalam mengukur
efektifitas
I. Kerangka Berfikir Penelitian
Proses pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi pada saat karyawan di
RSU. Panti Baktiningsih Klepu melakukan proses klaim BPJS. Dengan
adanya pengetahuan atas risiko apa yang mungkin terjadi, maka peneliti
memiliki catatan bahwa harus berhati-hati dan lebih fokus dalam
melakukan pelaksanaan audit pada bagian proses tertentu atas klaim BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Setelah itu, peneliti juga harus memahami bagaimana prosedur aktual atas
klaim BPJS yang berjalan di RSU. Panti Baktiningsih Klepu dan
memahami Standard Operational Procedure (SOP), kebijakan maupun
peraturan yang seharusnya dilakukan.
Proses selanjutnya adalah melaksanakan audit internal atas klaim
BPJS. Audit internal ini dilakukan dengan cara membandingkan kegiatan
aktual untuk klaim BPJS dengan Standard Operational Procedure (SOP),
kebijakan maupun peraturan yang berlaku. Dengan adanya pelaksanaan
audit internal ini, maka peneliti dapat mengetahui bagaimana kesesuaian
tahapan proses klaim BPJS, serta mengetahui pengendalian internal yang
sudah berjalan pada bagian asuransi khususnya pada proses klaim BPJS.
Selama dilakukannya pelaksanaan audit internal, peneliti akan
memperoleh temuan beserta bukti-bukti yang nantinya akan dilaporkan
kepada pihak yang bertanggung jawab. Selain itu juga, peneliti akan
memberikan rekomendasi untuk melakukan perbaikan bila ada bagian
yang harus diperhatikan demi tercapainya tujuan RSU. Panti Baktiningsih
Klepu. Kerangka berpikir penelitian akan ditampilkan pada Gambar I
halaman 31.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar I: Kerangka Berfikir Penelitian
Mengidentifikasi risiko atas
klaim BPJS.
Memahami SOP, kebijakan
maupun peraturan yang
berlaku.
Melaksanakan proses audit
internal atas klaim BPJS.
Mendapatkan temuan dan
memberi rekomendasi.
Melaporkan hasil audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Studi kasus adalah
metode penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendetail terhadap
suatu kasus yang bisa berupa peristiwa, lingkungan, dan situasi tertentu
yang memungkinkan untuk mengungkapkan atau memahami sesuatu hal
(Prastowo, 2014: 129). Pada penerapannya, studi kasus dengan metode
deskriptif analitis ini dilakukan secara intensif dan mendetail atas proses
klaim BPJS.
B. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2018. Tempat
penelitian pada bagian asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu,
Yogyakarta.
C. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan di RSU. Panti Baktiningsih Klepu
adalah proses klaim kepada BPJS yang diterapkan pada bagian asuransi di
RSU. Panti Baktiningsih Klepu. Subjek penelitian ini adalah penanggung
jawab pelaksana klaim dan karyawan pelaksana klaim pada bagian
asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan beberapa teknik seperti:
1. Observasi
Menurut Bungin (2015:143), observasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data
penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti.
Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan
peneliti melalui penggunaan pancaindra. Dalam peneilitan ini,
peneliti akan menggunakan bentuk observasi langsung dimana
pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang
diobservasi. Hal ini dimaksud bahwa peneliti secara langsung
melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian.
Pada penerapannya, peneliti akan melakukan pengamatan
langsung terhadap proses kegiatan pengajuan klaim BPJS yang
sedang berlangsung di RSU. Panti Baktiningsih Klepu serta
menyesuaikannya dengan kebijakan yang sudah ditetapkan.
2. Checklist
Format checklist program audit adalah format yang biasa
digunakan dalam audit internal yang memberikan daftar
pernyataan dalam prosedur dengan jawaban “YA” dan “TIDAK”
(Moeller, 2016: 201). Checklist ini akan digunakan sebagai kertas
kerja audit untuk melakukan beberapa konfirmasi terhadap fakta-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
fakta yang terjadi di bagian asuransi RSU. Panti Baktiningsih
Klepu pada kegiatan proses klaim BPJS. Selain itu juga, checklist
ini dapat dijadikan sebagai dokumen pendukung proses audit
sehingga dapat berjalan dengan efektif.
3. Wawancara
Wawancara merupakan proses mengumpulkan keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara (Bungin, 2015: 133). Dalam penelitian ini, peneliti
akan melakukan wawancara secara langsung dengan pejabat yang
berwenang dan memiliki pengetahuan terkait objek penelitian serta
petugas yang terlibat di dalamnya, seperti penanggung jawab
bagian asuransi dan karyawan pelaksana klaim dengan
menggunakan pedoman pertanyaan yang sudah dibuat
sebelumnya, namum tidak menutup kemungkinan untuk
memberikan pertanyaan sesuai dengan jawaban yang diberikan
oleh responden. Dengan mewawancarai karyawan yang
berhubungan langsung dengan proses klaim, peneliti dapat
mengetahui kegiatan aktual yang sudah dijalankan serta dengan
mudah mendapatkan informasi-informasi tambahan yang berguna
untuk pengambilan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Metode Dokumenter
Metode dokumenter merupakan metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Informasi yang dapat ditelusuri disimpan
atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter (Bungin,
2015:153-154). Dalam penelitian ini, peneliti akan menelusuri dan
menggunakan dokumen resmi intern dan ekstern. Dokumen resmi
intern yang digunakan sepeti Standard Operational Procedur
(SOP) klaim BPJS maupun berkas-berkas terkait klaim BPJS.
Selain itu juga, peneliti akan menggunakan dokumen resmi
eksternal seperti Undang-undang maupun Peraturan Menteri
mengenai BPJS yang dibuat oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, serta peraturan yang dibuat oleh Direktorat Pelayanan
BPJS sebagai bahan untuk menelaah setiap kebijakan yang diambil
oleh bagian asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan
prosedur audit internal agar dapat menjawab rumusan masalah yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya. Untuk itu, teknik analisis data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Survei Pendahuluan
Pelaksanaan pengauditan internal ini dimulai dengan melakukan survei
pendahuluan. Dalam survei pendahuluan ini, peneliti memperoleh
pemahaman yang mendalam mengenai fakta-fakta yang ada pada bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
asuransi RSU. Panti Baktiningsih Klepu dan proses pengajuan klaim
BPJS. Analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah mendeskripsikan
setiap kondisi yang ada pada proses klaim BPJS didasarkan pada hasil
observasi langsung maupun hasil analisis wawancara bersama
penanggung jawab dan karyawan pelaksana klaim BPJS.
2. Persiapan Audit Internal
Dalam tahap persiapan audit internal ini akan dilakukan beberapa
aktivitas untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan selama
pelaksanaan audit.
a) Merumuskan tujuan, ruang lingkup, dan sasaran pengauditan
internal atas klaim BPJS.
Tujuan audit disusun mengacu pada alasan mengapa audit harus
dilakukan pada objek audit. Ruang lingkup audit akan menentukan
luas area dari sasaran audit. Sasaran audit adalah target yang akan
diaudit. Analisis yang digunakan adalah deskriptif berdasarkan hasil
wawancara maupun diskusi dengan informan kunci atau auditee,
seperti; penanggung jawab dan karyawan pelaksana klaim di bagian
asuransi RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
b) Mengidentifikasi dan Menilai Risiko
Pada tahap ini, peneliti akan mengidentifikasi dan akan
mengklasifikasikan seluruh risiko yang dapat diidentifikasi dengan
menggunakan metode analisis red flag. Table red flag berisi tiga
komponen, yaitu; risiko rendah, risiko menengah, dan risiko tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Berdasarkan tabel tersebut, peneliti dapat mengetahui risiko yang
tertinggi dan dapat memiliki sikap kehati-hatian dalam menjalankan
pelaksanaan audit.
Tabel 2: Red Flag
Tingkat Risiko Penyajian Risiko
Risiko Rendah
Risiko Menengah
Risiko Tinggi
Sumber: Eining (1997) dalam Wuryan (2008: 76)
c) Menentukan Program Audit
Program audit akan menjelaskan pengujian yang harus dilakukan
peneliti selama menjalankan pengauditan di bagian asuransi.
Program audit ini dimuat dalam tabel yang terdapat judul program,
nama instansi, program yang diaudit, periode audit, beberapa
pernyataan, dan otorisasi. Program audit dilaksanakan dengan
melakukan penelusuran dan pemeriksaan pada setiap berkas klaim
yang dibutuhkan bagian asuransi serta melihat secara langsung
kesesuaian proses klaim kepada BPJS yang dijalankan oleh
karyawan dibandingkan dengan Standard Operational Procedure
(SOP), kebijakan, dan dokumen Teknis Verifikasi Klaim yang
dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3. Pelaksanaan Audit Internal
Pelaksanaan audit internal ini dilakukan pada bagian asuransi di
RSU. Panti Baktiningsih Klepu menggunakan tabel checklist prosedur
audit yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Checklist program audit
adalah salah satu format yang biasa digunakan dalam audit internal yang
berisi daftar pernyataan yang akan memuat jawaban “YA” dan
“TIDAK”. Jawaban “YA” akan dicentang jika pernyatan sesuai dengan
yang terjadi dilapangan. Jawaban “TIDAK” akan dicentang jika
pernyatan tidak sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Jika jawaban
yang didapat lebih banyak menghasilkan jawaban “YA”, maka
kelemahan yang ada dalam proses pangajuan klaim BPJS adalah rendah
dan sebaliknya. Apabila ada penjelasan tambahan dapat dimasukan ke
dalam kolom bagian “CATATAN”. Format tabel menggunakan acuan
dari buku Moeller (2016:203) dan Bhayangkara (2015:49).
Tabel 3: Checklist Pengauditan Internal Atas Klaim BPJS
Sumber: Moeller (2016: 203) dan Bhayangkara (2015: 49)
Nama Instansi : Periode Audit
Program yang diaudit :
No Pernyataan Ya Tidak Catatan
1
2
Diaudit Oleh Tanggal Jumlah Jawaban
Agnes Wuryani
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan analisis data yang didapat dari pelaksanaan audit
internal dengan menggunakan alat bantu checklist program audit, maka
dapat dijadikan bahan untuk menentukan hasil dari pengauditan internal.
Indikator yang digunakan sebagai dasar penentuan hasil pengauditan ini
yaitu;
a) Ekonomis
Dalam menilai keekonomisan operasi dan alokasi terkait
penggunaan sumber daya, reviewer dapat mempertimbangkan
beberapa hal berikut:
1) Mengikuti praktik aktifitas operasional yang umum
2) Ketepatan jumlah staf yang bertugas dalam menjalankan fungsi-
fungsi penting
3) Menggunakan peralatan dengan harga yang tepat (tidak lebih
mahal dari pada yang diperlukan)
4) Mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak terpakai
b) Efisien
Efisiensi terkait tanggung jawab pengunaan metode operasional
dalam pengeluaran yang minimum. Reviewer melihat dari beberapa
hal sebagai berikut:
1) Kesesuaian prosedur manual dengan komputerisasi
2) Tidakadanya duplikasi pekerjaan
3) Tidakadanya tahapan kerja yang tidak penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
c) Efektif
Efektif yaitu terkait pencapaian hasil atas sasaran dan tujuan
organisasi. Reviewer dapat melihat dari beberapa hal berikut:
1) Penilaian atas ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi
2) Penilaian kecukupan sistem manajemen dalam mengukur
efektifitas
4. Merangkum Hasil Temuan Audit Internal
Pada tahap ini peneliti akan memaparkan ringkasan temuan yang ada
selama pelaksanaan audit internal. Selain itu juga, peneliti akan
memaparkan akibat apa yang mungkin terjadi pada bagian asuransi RSU.
Panti Baktiningsih Klepu jika proses klaim kepada BPJS yang ditemukan
berjalan secara terus-menerus.
5. Melaporan Hasil Audit Internal
Dalam tahap ini peneliti membuat laporan hasil dari pengauditan atas
klaim BPJS di bagian asuransi RSU. Panti Baktiningsih Klepu
didasarkan atas informasi-informasi, temuan, dan rekomendasi yang
didapatkan selama pelaksanaan pengauditan yang akan dimuat dalam
empat bab, yaitu; Bab I Informasi Latar Belakang, Bab II Ruang Lingkup
Audit, Bab III Kesimpulan Audit, dan Bab IV Rekomendasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM RSU. PANTI BAKTININGSIH KLEPU
A. Profil Organisasi
Nama : Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih
Jenis Kegiatan : Pelayanan Kesehatan
Falsafah : Menjunjung tinggi nilai kehidupan dalam pelayanan
dengan tidak membeda-bedakan golongan, suku, dan
agama.
Motto : Kepuasan Anda, Kegembiraan Kami.
Alamat : Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta
B. Visi Organisasi
Menjadi Rumah Sakit pilihan masyarakat yang bermutu dengan pelayanan
penuh kasih.
C. Misi Organisasi
1. Memberikan pelayanan yang berfokus pada pasien dengan gembira dan
penuh cinta kasih.
2. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia secara
berkesinambungan dan holistik demi terwujudnya peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan attitude.
3. Meningkatkan kesejahtaraan sumber daya manusia
4. Mengembangkan pelayanan sesuai standar dengan melengkapi sarana
dan prasarana serta menerapkan sistem informasi rumah sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
D. Sejarah Organisasi
Sebelum tahun 1965, Pemerintah Kelurahan Sendangmulyo bercita-
cita mempunyai pusat pelayanan kesehatan yang memadai, untuk
mewujudkan cita-cita tersebut Pemerintah Kelurahan menyediakan tanah
seluas 3.000 m2. Keinginan tersebut ditawarkan kepada kelompok-
kelompok masyarakat yang ada disitu, dan hanya kelompok umat katolik
yang menyanggupinya dengan dukungan anggota DPRKGR. Pada tahap
awal mereka mendirikan sebuah yayasan yang bernama Yayasan
Kesejahteraan Kesehatan Rakyat Santo Fransiskus yang berkedudukan di
Dusun Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Tanah yang
dijanjikan diserahkan oleh pemerintah Kelurahan kepada Yayasan pada 5
Mei 1967 dan disahkan dengan akta Notaris pada 16 Juli 1969, disahkan
pula oleh Dinas Agraria pada 16 Desember 1969, diperkuat dengan SK
Kepala Daerah DIY tertanggal 2 Januari 1971. Gedung Rumah Sakit mulai
dibangun pada bulan Agustus 1970. Setelah selesai pembangunan, pihak
Yayasan menyerahkan pengelolaan pelayanan kesehatan kepada
Kongregasi Suster Charitas yang berpusat di Palembang. Pada Senin wage
26 April 1971, dr Sugiyatma yang pada saat itu selaku Kepala Dinas
Kesehatan Rakyat Kabupaten Sleman meresmikan gedung tersebut untuk
digunakan sebagai tempat pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar.
Tempat pelayanan tersebut diberi nama BP dan BKIA Panti Baktiningsih.
Setahun kemudian, tepatnya 11 September 1972, Kepala Dinas
Kesehatan Rakyat memberikan izin untuk rawat inap khusus bagi pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bersalin, sehingga status pelayanan kesehatan menjadi Rumah Sakit
Bersalin. Seiring perkembangan pelayanan, pada 7 Februari 1979 Kepala
Puskesmas Minggir menyetujui rawat inap untuk pasien umum. Dengan
semakin lengkapnya pelayanan dan sarana-sarana penunjangnya, akhir
tahun 1988 berubah status menjadi Rumah Sakit Umum dengan didukung
oleh beberapa izin yang dikeluarkan oleh pemerintah, antara lain; izin
didirikannya Rumah Sakit Umum Klas Pratama dari Kantor Wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 1 Oktober 1988, izin
operasional penyelenggaraan Rumah Sakit Umum dari Kantor Dinas
Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 10 Desember
1988. Rumah Sakit Umum Panti Baktiningsih semakin mantap dalam
memberikan pelayanan seiring dengan dikeluarkannya izin tetap yang
dikeluarkan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 8 November
1993 yang terus diperpanjang setiap 5 tahun hingga sekarang.
E. Struktur Organisasi Bagian Asuransi
Gambar II pada halaman 44 menunjukan struktur organisasi yang ada pada
bagian asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar II : Struktur Organisasi Bagian Asuransi
Keterangan job description:
1. Wakil Direktur Keuangan
Wakil direktur keuangan bertugas untuk melakukan koordinasi serta
bertanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan ataupun transaksi pada
bagian perencanaan dan pengadaan, bagian perbendaharaan dan
akuntansi, bagian kasir, dan instalasi asuransi kesehatan serta instalasi
SIM-RS-TI.
2. Kepala Instalasi Asuransi
Kepala instalasi asuransi bertugas untuk melakukan koordinasi antara
penanggung jawab dan pelaksana pada bagian asuransi dan koordinasi
WAKIL DIREKTUR
KEUANGAN
KEPALA
INST. ASURANSI
PELAKSANA
KLAIM
PENANGGUNG
JAWAB
PELAYANAN
PENANGGUNG
JAWAB KLAIM
PELAKSANA
PELAYANAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dengan instansi asuransi yang sudah bekerja sama, serta melaporkannya
kepada Wakil Direktur Keuangan.
3. Penanggung Jawab Klaim
Penanggung jawab klaim bertugas untuk koordinasi bersama dengan
karyawan pelaksana klaim baik tentang proses klaim maupun peraturan,
prosedur, dan kebijakan yang baru dikeluarkan oleh instansi pemberi
jaminan, Pemerintah, dan Menteri Kesehatan, serta bertangung jawab
atas seluruh kegiatan yang dilakukan selama proses klaim asuransi
kesehatan.
4. Penanggung Jawab Pelayanan
Penanggung jawab pelayanan bertugas untuk melakukan koordinasi
dengan pelaksana pelayanan dalam memberi pelayanan tentang asuransi
kesehatan serta bertanggung jawab secara penuh atas segala aktifitas
selama proses pelayanan berlangsung.
5. Pelaksana Klaim
Pelaksanan klaim bertugas untuk menjalankan seluruh kegiatan proses
klaim, baik melakukan pemberkasan maupun melakukan input data
administrasi klaim.
6. Pelaksana Pelayanan
Pelaksana pelayanan bertugas untuk menjalankan seluruh kegiatan yang
menyangkut edukasi kepada pasien mengenai asuransi kesehatan terkait
biaya ataupun berkas-berkas yang dibutuhkan untuk menggunakan
fasilitas asuransi kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Survei Pendahuluan
Dalam tahap pelaksanaan survei pendahuluan ini, akan dijabarkan
mengenai beberapa informasi yang didapatkan oleh peneliti. Penjabaran ini
dilakukan berdasarkan hasil observasi proses klaim dan wawancara bersama
penanggung jawab bagian asuransi.
Pertama, ada beberapa berkas yang telah dipersyaratkan oleh BPJS
untuk kelengkapan data klaim. Untuk pasien yang mendapatkan rawat jalan,
bagian asuransi membutuhkan berkas-berkas berupa; fotokopi kartu BPJS,
fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotokopi Kartu Keluarga (KK),
Surat Rujukan Pelayanan Pertama Kesehatan (PPK 1), Surat Eligibilitas
Peserta (SEP), Surat Bukti Pelayanan yang ditandatangani oleh Dokter
Penanggung Jawab Pasien (DPP), berkas-berkas lain sesuai dengan
kebutuhan diagnosa setiap pasien (misalnya; hasil Laboratorium, USG,
Radiologi, dsb), Rekap Biaya Perawatan, dan Berkas Klaim Individual
Pasien (hasil grouping, untuk mengetahui total biaya yang dapat
diklaim/ter-cover oleh BPJS).
Pada pasien yang mendapatkan rawat inap memiliki jenis berkas
kelengkapan untuk klaim yang hampir sama dengan pasien rawat jalan,
seperti; fotokopi kartu BPJS, fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP),
fotokopi Kartu Keluarga (KK), Surat Rujukan Pelayanan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kesehatan (PPK 1), Surat Eligibilitas Peserta (SEP), berkas-berkas lain
sesuai dengan kebutuhan diagnosa setiap pasien (misalnya; hasil
Laboratorium, USG, Radiologi, dsb), Rekap Biaya Perawatan, dan Berkas
Klaim Individual Pasien (hasil grouping, untuk mengetahui total biaya
yang dapat diklaim/ter-cover oleh BPJS). Namun, untuk pasien rawat inap
membutuhkan tambahan berkas berupa; Surat Perintah Rawat Inap,
Resume Medik (RM), serta Data Rawat Inap yang dilampirkan bersama
Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
Kedua, pada bagian asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu ini
terdapat empat orang karyawan, yaitu; satu orang sebagai kepala instalasi
asuransi, satu orang sebagai penanggung jawab klaim dan pelayanan
sekaligus pelaksana klaim dan pelayanan, serta dua orang sebagai
pelaksana klaim yang masing-masing bertugas di bagian pemberkasan
klaim dan input data-data klaim ke dalam aplikasi E-Claim dan V-Claim.
Ketiga, proses pengajuan klaim ini dimulai ketika bagian asuransi
menerima seluruh berkas-berkas setiap pasien dari bagian keuangan.
Berkas-berkas tersebut diterima oleh karyawan yang bertugas di bagian
pemberkasan. Karyawan bagian pemberkasan menganalisis dan
mengumpulkan berkas tambahan yang dibutuhkan sesuai dengan diagnosa
pasien. Jika masih ada berkas tambahan yang belum ada pada berkas yang
diterima dari bagian keuangan, karyawan yang bertugas di bagian
pemberkasan akan menghubungi bagian-bagian yang terkait untuk
memberikan berkas yang dibutuhkan ke bagian asuransi. Selain itu juga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
karyawan bagian pemberkasan akan memilah berkas-berkas yang akan
didokumentasikan dan berkas-berkas yang akan dikirimkan ke BPJS.
Setelah seluruh berkas yang dibutuhkan sudah lengkap, karyawan yang
bertugas di bagian pemberkasan memberikan berkas tersebut kepada
karyawan bagian penginputan.
Karyawan bagian penginputan akan menginput ke dalam aplikasi E-
Claim diagnosa dan prosedur/tindakan yang diberikan dan tambahan
informasi sesuai dengan diagnosa pasien. Aplikasi E-Claim berfungsi
untuk mengetahui berapa jumlah biaya yang dapat ditanggung BPJS dan
menghasilkan Berkas Klaim Individual Pasien atau hasil grouping. Selain
itu juga, seluruh data kepersertaan pasien dan Berkas Klaim Individual
Pasien akan diinput pada aplikasi V-Claim sebagai alat bantu pengiriman
soft file berkas klaim.
Setelah selesai menginput, berkas-berkas klaim diletakan pada
tempat penyimpanan sementara sampai seluruh berkas selama satu bulan
terkumpul. Seluruh data yang tersimpan pada aplikasi V-Claim harus
dikirimkan sehari sebelum berkas-berkas hard copy administrasi klaim
diterima BPJS. Sesuai dengan perjanjian bersama BPJS, maksimal
pengiriman berkas adalah tanggal sembilan setiap bulannya.
B. Persiapan Audit Internal
Terdapat tiga bagian pada tahap persiapan audit internal atas klaim
BPJS yang dilakukan di RSU. Panti Baktiningsih Klepu. Pertama,
perumusan tujuan, ruang lingkup, dan sasaran audit. Kedua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mengidentifikasi dan menilai risiko. Ketiga, menentukan program audit.
Berikut adalah penjabaran setiap tahap persiapan audit internal tersebut:
1. Perumusan tujuan, ruang lingkup, dan sasaran audit
Pelaksanaan audit yang dilakukan di RSU. Panti Baktiningsih
Klepu bertujuan untuk mengetahui apakah karyawan yang berada di
bagian asuransi sudah melaksanakan proses klaim sesuai dengan
Standard Operational Procedure (SOP), kebijakan bagian asuransi,
dokumen Teknis Verifikasi Klaim, Peraturan Pemerintah maupun
Peraturan Menteri Kesehatan, serta kesesesuaian dengan prinsip
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Ruang lingkup dalam pelaksanaan
audit ini adalah proses persiapan dan pengiriman berkas klaim kepada
BPJS dan sasaran audit adalah bagian asuransi di RSU. Panti
Baktiningsih Klepu.
2. Mengidentifikasi dan menilai risiko
Pada tahap mengidentifikasi dan menilai risiko ini memiliki
tujuan untuk mengetahui risiko apa yang mungkin akan terjadi selama
pengauditan pada proses klaim BPJS. Dalam pelaksanaan audit ini,
risiko akan dikelompokan pada tiga bagian, yaitu: risiko rendah, risiko
menengah, dan risiko tinggi. Semakin tinggi tingkat risiko, maka
peneliti harus menempatkan sikap kehati-hatian yang semakin tinggi
pula karena risiko terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan memiliki
kemungkinan yang besar. Pada Tabel 4 di halaman 50 merupakan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
identifikasi dan penilaian risiko proses klaim kepada BPJS di RSU.
Panti Baktiningsih Klepu.
Tabel 4: Identidikasi dan Penilaian Risiko
Tingkat Risiko Penyajian Risiko
Risiko Rendah
Terdapat karyawan di bagian asuransi yang
tidak pernah mendapatkan pendidikan formal
mengenai medis.
Risiko Menengah
Belum pernah terjadi dan belum ada rencana
rotasi karyawan secara berkala pada bagian
asuransi.
Risiko Tinggi
Standard Operational Procedure (SOP)
yang dimiliki tidak rinci, serta tidak ada yang
khusus untuk proses klaim kepada BPJS.
Penjelasan Penyajian Risiko:
a) Risiko Rendah
Berdasarkan informasi dari karyawan yang berada di bagian
asuransi, memang terdapat karyawan yang bukan berasal dari
lulusan pendidikan yang berhubungan dengan medis, yaitu
karyawan bagian pemberkasan merupakan lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan karyawan bagian penginputan
merupakan lulusan Diploma III (DIII) Program Studi Manajemen.
Sebelum ada bagian asuransi, karyawan tersebut bertugas pada
bagian rekam medis dan bagian keuangan. Berdasarkan hal tersebut,
karyawan yang sekarang bertugas di bagaian pemberkasan dan di
bagian penginputan, merupakan karyawan terpilih yang dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sudah cukup memiliki pengelaman dan pengetahuan terkait
prosedur/tindakan medis.
Walaupun karyawan sudah memiliki pengalaman yang
cukup, tidak dapat dipungkiri bila karyawan bagian pemberkasan
mungkin saja dapat kurang melampirkan berkas tambahan sesuai
dengan diagnosa pasien, sehingga ketika dilakukan verifikasi oleh
BPJS berkas tersebut harus tertunda (delay) untuk diproses sampai
berkas dilampirkan secara lengkap. Tertundanya berkas ini akan
membuat karyawan bagian pemberkasan bekerja ulang dalam
melengkapi kekurangan berkas, sehingga akan mengulur banyak
waktu dan proses klaim tidak dapat berjalan dengan cepat. Dengan
demikian, peneliti harus menempatkan kehati-hatian ketika
melakukan pelaksanaan audit internal khususnya mengenai
ketepatan analisis berkas tambahan sesuai diagnosa pasien.
b) Risiko Menengah
Rotasi pada karyawan di bagian asuransi belum pernah
dilakukan dan belum direncanakan. Menurut salah satu karyawan,
masih terlalu dini untuk melakukan hal tersebut karena bagian
asuransi baru ada sejak tahun 2014 ketika Rumah Sakit bekerja sama
dengan BPJS. Selain itu juga, tugas dan tanggung jawab yang ada di
bagian asuransi terlalu kompleks sehingga hanya orang-orang yang
sudah menguasailah yang dapat mengerti, dan ditambah lagi belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
ada Standard Operational Procedure (SOP) secara rinci yang dapat
digunakan untuk karyawan baru sebagai panduan dalam bekerja.
Dalam menjalankan suatu pekerjaan, tidak jarang karyawan
akan mengalami fluktuasi kinerja. Fluktuasi kinerja karyawan ini
dapat terjadi akibat karyawan mengalami kejenuhan karena terlalu
lama bekerja pada satu unit atau satu pekerjaan yang sama dan dalam
jangka waktu yang lama. Hal ini dapat berdampak negatif bagi
proses pengajuan klaim, seperti keterlambatan pengajuan klaim
maupun tertundanya dokumen klaim, sehingga pada akhirnya akan
mengakibatkan keterlambatan Rumah Sakit dalam mendapat
pemasukan atau kas masuk dari klaim kepada BPJS. Dengan
demikian, selama pelaksanaan audit internal peneliti juga harus
memperhatikan dengan baik bagaimana kinerja karyawan bagian
asuransi untuk tercapainya tujuan proses klaim BPJS.
c) Risiko Tinggi
Pada bagian asuransi sebenarnya memiliki Standard
Operational Procedure (SOP), namun tidak dijelaskan secara rinci
dan tidak ada SOP khusus untuk klaim kepada BPJS. Menurut
karyawan penanggung jawab di bagian asuransi, Standard
Operational Procedure (SOP) belum dibuat secara rinci karena
merasa belum ada waktu untuk proses pembuatannya.
Pada dasarnya, dengan memiliki Standard Operational
Procedure (SOP) yang jelas dan rinci, maka bagian asuransi akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
memiliki pedoman setiap langkah-langkah yang harus dijalankan
untuk proses klaim. Apabila sudah memiliki pedoman tertulis dan
telah disosialisasikan kepada karyawan, hal ini akan menjaga
konsistensi karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya serta akan meminimalisasi kesalahan administrasi yang
akan mengakibatkan inefisiensi dalam proses klaim BPJS.
Selama ini, seluruh langkah-langkah yang dijalankan yaitu
berdasarkan pemberitahuan oleh penanggung jawab bagian asuransi
dan kenyamanan karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Risiko yang mungkin akan timbul yaitu seperti kemungkinan ada
tahapan administrasi yang terlupakan maupun terduplikasi dan pada
akhirnya mengakibatkan inefisiensi. Selain itu juga, apabila ada
karyawan yang tidak dapat masuk kerja, akan mengakibatkan proses
klaim menjadi tertunda. Tentu saja hal ini akan menghambat proses
operasional yang ada di bagian asuransi dan menghambat kelancaran
aliran kas masuk ke bagian keuangan karena tidak ada karyawan
yang dapat menggantikannya. Hal tersebut terjadi akibat tidak
adanya Standard Operational Procedure (SOP) rinci yang sudah
dibakukan. Dengan demikian, peneliti harus menempatkan sikap
kehati-hatian dalam melakukan pelaksanaan audit khususnya terkait
ketepatan tahapan-tahapan selama proses persiapan dan pengiriman
berkas klaim BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Menentukan program audit
Program audit dibuat berdasarkan dokumen Teknis Verifikasi
Klaim yang dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan BPJS. Dalam
program audit ini terdapat dua bagian, yaitu persiapan klaim kepada
BPJS dan pengiriman berkas klaim kepada BPJS. Pada program audit
persiapan klaim kepada BPJS ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh kesiapan dan pengendalian internal selama melakukan
pengumpulan berkas dan penginputan data klaim. Pada program audit
pengiriman berkas klaim kepada BPJS dilakukan untuk mengetahui
ketepatan pengecekan terakhir sebelum berkas dikirim dan ketepatan
waktu pengiriman berkas klaim.
Tabel dibawah ini merupakan tabel program audit persiapan
klaim BPJS.
Tabel 5: Program Audit – Persiapan Klaim kepada BPJS
Nama Instansi : Rumah
Sakit Umum Panti Baktiningsih
Klepu
Periode Audit
Program yang diaudit : Persiapan
Klaim kepada BPJS Januari 2018
No Pernyataan Ya Tidak Catatan
I Aspek Pengendalian Internal
A Berkas yang dibutuhkan untuk verifikasi klaim
Rawat Jalan
1
Dalam berkas verifikasi
terdapat Surat Eligibilitas
Peserta (SEP)
2 Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) tercantum nomor SEP
3 Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) tercantum tanggal SEP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lanjutan Tabel 5: Program Audit – Persiapan Klaim kepada BPJS
4
Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) terdapat data lengkap
peserta
5
Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) terdapat tanda tangan
Pasien/Keluarga Pasien
6
Berkas yang dibutuhkan untuk
verifikasi klaim terdapat Surat
Bukti Pelayanan
7
Surat bukti pelayanan
mencantumkan diagnosa dan
prosedur/tindakan
8
Surat bukti pelayanan
mencantumkan tanda tangan
Dokter Penganggung Jawab
Pasien (DPP)
B Berkas yang dibutuhkan untuk verifikasi klaim
Rawat Inap
9
Dalam berkas verifikasi
terdapat surat perintah rawat
inap
10
Dalam berkas verifikasi
terdapat Surat Eligibilitas
Peserta (SEP)
11 Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) tercantum nomor SEP
12 Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) tercantum tanggal SEP
13
Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) terdapat data lengkap
peserta
14
Dalam Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) terdapat tanda tangan
Pasien/Keluarga Pasien
15 Dalam berkas verifikasi
terdapat Resume Medis
16 Dalam Resume Medis tecantum
diagnosa dan prosedur/tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lanjutan Tabel 5: Program Audit – Persiapan Klaim kepada BPJS
17
Dalam Resume Medis tecantum
tanda tangan Dokter
Penanggung Jawab Pasien
(DPP)
C Aspek Pengendalian Internal Lainnya
18
Tempat penyimpanan berkas
klaim berada pada tempat yang
aman
19
Segala sesuatu yang berkaitan
dengan keperluan klaim
terdokumentasi dengan baik
20 Terdapat pembagian tugas
untuk setiap divisi proses klaim
21
Penggunaan software untuk
keperluan input data klaim
membutuhkan otorisasi terlebih
dahulu
II Tata Kelola
22 Terdapat alat bantu komputer
dalam proses pengajuan klaim
23
Bagian asuransi memiliki
kebijakan atau prosedur tertulis
terkait proses klaim
24
Kebijakan atau prosedur tertulis
terkait klaim diketahui dan
dijalankankan oleh karyawan
25
Adanya evaluasi secara berkala
mengenai kebijakan atau
prosedur terkait klaim bersama
BPJS ataupun pihak-pihak yang
berwenang lainnya
26
Karyawan yang bekerja
dibagian proses klaim memiliki
pengetahuan dasar tentang
medis
27 Adanya rotasi karyawan secara
periodik
Diaudit Oleh Tanggal Jumlah
Jawaban
Agnes Wuryani Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel dibawah ini merupakan tabel program audit pengiriman
berkas klaim BPJS.
Tabel 6: Program Audit – Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
Nama Instansi : Rumah Sakit
Umum Panti Baktiningsih Klepu Periode Audit
Program yang diaudit : Pengiriman
Berkas Klaim kepada BPJS Januari 2018
No Pernyataan Ya Tidak Catatan
1 Berkas klaim diurutkan berdasarkan
tanggal masuk dan kelas Pasien
2
Mengirimkan data klaim melaui
aplikasi V-Claim maksimal satu hari
sebelum berkas-berkas klaim
dikirim ke kantor BPJS
3
Melakukan purifikasi data untuk
mengetahui jumlah berkas yang
diterima atau yang sudah
terverifikasi oleh BPJS
4 Membuat Surat Pengajuan Berkas
yang sudah ditandatangani Direktur
5 Pengiriman berkas klaim tepat
waktu
6
Mendapatkan Formulir Pengajuan
Klaim dari BPJS 10 hari setelah
pengiriman berkas
7
Terdapat tanda tangan Direktur pada
Formulir Pengajuan Klaim yang
akan dikirim ke BPJS
8
Terdapat tanda tangan Direktur pada
kuitansi pengajuan pembayaran
klaim
9
Ada pemeriksaan FPK dan kuitansi
oleh Tim Pencegahan Kecurangan
sebelum di ttd Direktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lanjutan Tabel 6: Program Audit – Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
10
Seluruh berkas yang menyangkut
pengiriman klaim terdokumentasi
dengan baik
Diaudit Oleh Tanggal Jumlah
Jawaban
Agnes Wuryani
Ya Tidak
C. Pelaksanaan Audit Internal
Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara kegiatan aktual proses
klaim kepada BPJS dengan Standard Operational Procedure (SOP)
maupun kebijakan yang ada di bagian asuransi, dan peraturan yang berlaku.
Pelaksanaan audit internal ini dilakukan pada bagian asuransi RSU. Panti
Baktiningsih Klepu menggunakan tabel checklist prosedur audit yang sudah
dibuat pada tahap sebelumnya. Program audit dibuat berdasarkan dokumen
Teknis Verifikasi Klaim yang dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan BPJS.
1. Program Audit Persiapan Klaim kepada BPJS
Tabel 7 pada halaman 59 adalah audit persiapan klaim kepada BPJS
di bagian asuransi RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 7: Audit Persiapan Klaim kepada BPJS
Nama Instansi :
Rumah Sakit Umum Panti
Baktiningsih Klepu
Periode Audit
Program yang diaudit :
Persiapan Klaim kepada BPJS Januari 2018
No Pernyataan Ya Tidak Catatan
I Aspek Pengendalian Internal
A Berkas yang dibutuhkan untuk verifikasi klaim
Rawat Jalan
1
Dalam berkas verifikasi
terdapat Surat Eligibilitas
Peserta (SEP)
√
2
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) tercantum
nomor SEP
√
3
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) tercantum
tanggal SEP
√
4
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) terdapat
data lengkap peserta
√
5
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) terdapat
tanda tangan
Pasien/Keluarga Pasien
√
6
Berkas yang dibutuhkan
untuk verifikasi klaim
terdapat Surat Bukti
Pelayanan
√
7
Surat bukti pelayanan
mencantumkan diagnosa
dan prosedur/tindakan
√
Kode diagnosa
dicantumkan
dengan benar
berdasarkan
panduan. Kode
dicantumkan oleh
koder yang
sekaligus karyawan
bagian
penginputan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lanjutan Tabel 7: Audit Persiapan Klaim kepada BPJS
8
Surat bukti pelayanan
mencantumkan tanda
tangan Dokter
Penganggung Jawab
Pasien (DPP)
√
B Berkas yang dibutuhkan untuk verifikasi klaim
Rawat Inap
9
Dalam berkas verifikasi
terdapat surat perintah
rawat inap
√
10
Dalam berkas verifikasi
terdapat Surat Eligibilitas
Peserta (SEP)
√
11
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) tercantum
nomor SEP
√
12
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) tercantum
tanggal SEP
√
13
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) terdapat
data lengkap peserta
√
14
Dalam Surat Eligibilitas
Peserta (SEP) terdapat
tanda tangan
Pasien/Keluarga Pasien
√
15 Dalam berkas verifikasi
terdapat Resume Medis √
Berkas tambahan;
radiologi, hasil lab
hematologi, dan
kimia.
16
Dalam Resume Medis
tecantum diagnosa dan
prosedur/tindakan
√
Kode diagnosa
dicantumkan
dengan benar
berdasarkan
panduan. Kode
dicantumkan oleh
koder yang
sekaligus karyawan
bagian penginputan
17
Dalam Resume Medis
tecantum tanda tangan
Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPP)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lanjutan Tabel 7: Audit Persiapan Klaim kepada BPJS
C Aspek Pengendalian Internal Lainnya
18
Tempat penyimpanan
berkas klaim berada pada
tempat yang aman
√
Penyimpanan
sementara ada di
dalam kantor
bagian asuransi
menggunakan
kotak kardus.
Penyimpanan
permanen ada di
Gudang.
19
Segala sesuatu yang
berkaitan dengan
keperluan klaim
terdokumentasi dengan
baik
√
20
Terdapat pembagian tugas
untuk setiap divisi proses
klaim
√
Yang merangkap
tugas hanya
penanggung jawab,
yaitu sebagai PJ
bagian asuransi
sekaligus pelaksana
klaim dan
pelaksana
pelayanan karena
dirasa pelaksana
pelayanan hanya
sewaktu-waktu jika
ada pasien yang
membutuhkan.
21
Penggunaan software
untuk keperluan input
data klaim membutuhkan
otorisasi terlebih dahulu
√
Ada password
untuk membuka
aplikasi. Hanya
bisa dibuka oleh
karyawan bagian
penginputan dan
penanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lanjutan Tabel 7: Audit Persiapan Klaim kepada BPJS
II Tata Kelola
22
Terdapat alat bantu
komputer dalam proses
pengajuan klaim
√
Komputer
dilengkapi dengan
aplikasi V-Claim
dan E-Claim untuk
mempercepat input,
mempermudah
pengiriman data
soft file dan
mengetahui hasil
grouping.
23
Bagian asuransi memiliki
kebijakan atau prosedur
tertulis terkait proses
klaim
√ Tidak tertulis
secara rinci.
24
Kebijakan atau prosedur
tertulis terkait klaim
diketahui dan
dijalankankan oleh
karyawan
√
25
Adanya evaluasi secara
berkala mengenai
kebijakan atau prosedur
terkait klaim bersama
BPJS ataupun evaluasi
bersama di internal bagian
asuransi
√
Evaluasi dari BPJS
langsung melalui
pasien dengan
menggunakan
kuisioner yang
dibagikan. Belum
ada evaluasi antara
karyawan bersama
BPJS maupun
internal bagian
asuransi.
26
Karyawan yang bekerja
dibagian proses klaim
memiliki pengetahuan
dasar tentang medis
√
Karyawan tidak
memiliki latar
belakang
pendidikan
mengenai medis.
27 Adanya rotasi karyawan
secara periodik √
Dirasa belum
diperlukan.
Diaudit Oleh Tanggal Jumlah
Jawaban
Agnes Wuryani 15/02/2018
Ya Tidak
24 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada persiapan klaim
kepada BPJS dengan menggunakan checklist menunjukan bahwa
terdapat sebanyak 24 jawaban “YA” dan 3 jawaban “TIDAK”. Jawaban
“YA” yang lebih banyak menunjukan bahwa persiapan pengajuan klaim
sudah baik.
Pernyataan bahwa persiapan pengajuan klaim sudah baik
dikuatkan oleh beberapa faktor sebagai berikut; Pertama, bagian asuransi
dapat mengumpulkan secara lengkap berkas-berkas yang dibutuhkan
untuk verifikasi data administrasi klaim. Kelengkapan berkas dapat
dilihat dari jawaban “YA” yang terdapat pada berkas dipersyaratkan.
Berkas yang dipersyaratkan seperti, adanya Surat Eligibilitas Peserta
(SEP), Surat Bukti Pelayanan, Surat Perintah Rawat Inap, dan Resume
Medis. Lengkapnya berkas-berkas tersebut sudah sesuai dengan
Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pelayanan BPJS untuk membantu kelancaran verifikasi administrasi
klaim, dengan kata lain bagian asuransi di RSU. Panti Baktiningsih
Klepu sudah menjalankan persiapan pengajuan klaim sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Kedua, setiap berkas-berkas yang dipersyaratkan sudah terdapat
atrribute yang lengkap. Pada SEP terdapat nomor, tanggal, data peserta
lengkap, dan tanda tangan pasien atau keluarga. Surat Bukti Pelayanan
sudah mencantumkan diagnosa dan prosedur/tindakan dan tanda tangan
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPP). Resume Medis juga sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mencantumkan diagnosa dan prosedur/tindakan, serta tanda tangan
Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPP). Kelengkapan attribute nomor
SEP, tanggal, dan data peserta lengkap sangat dibutuhkan untuk
mempermudah penginputan data klaim dan adanya tanda tangan untuk
mengetahui orang yang bertanggung jawab atas berkas-berkas yang
dipersyaratkan. Attribute yang lengkap pada berkas juga sudah sesuai
dengan Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim yang dikeluarkan oleh
Direktorat Pelayanan BPJS.
Selain itu juga, karyawan bagian penginputan sudah membuat
kode diagnosa sesuai dengan diagnosa yang ditulis oleh Dokter
Penanggung jawab Pasien (DPP). Ketepatan pembuatan kode diagnosa
sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016
tentang pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dalam
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional pada bagian tugas dan tanggung
jawab koder yang mengatakan bahwa koder harus membuat kode
diagnosa sesuai dengan yang ditulis oleh Dokter yang merawat pasien.
Ketiga, berkas klaim yang akan dikirimkan kepada BPJS
disimpan pada tempat yang aman. Walaupun tidak memiliki tempat
khusus seperti lemari atau ruangan untuk penyimpanan berkas
sementara, berkas-berkas tersebut berada pada kotak kardus yang berada
dekat dengan meja penanggung jawab dan karyawan, serta dapat diawasi
secara langsung. Dengan demikian, karyawan dapat dengan mudah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
cepat untuk meletakan berkas-berkas sesuai dengan kriterianya, namun
tetap dapat menjaga keamanan berkas.
Keempat, pada bagian asuransi sudah ada pembagian tugas untuk
pemberkasan dan penginputan data klaim. Pembagian tugas ini sangat
membantu mempercepat proses klaim kepada BPJS dan mengantisipasi
terjadinya duplikasi tahapan proses klaim kepada BPJS. Walaupun
penanggung jawab bagian asuransi merangkap sebagai pelaksana klaim
dan pelaksana pelayanan, hal ini dirasa wajar karena pelayanan hanya
dilakukan sewaktu-waktu jika ada pasien yang membutuhkan. Selama
ini, pasien yang membutuhkan pelayanan atau informasi yang mendalam
mengenai asuransi hanya pasien yang akan melakukan operasi.
Keputusan tersebut dapat dianggap baik karena tidak menggangu
berjalannya proses klaim kepada BPJS. Selain itu juga, dengan tidak
merekrut karyawan yang baru untuk pelaksana pelayanan dapat
meminimalisai pengeluaran RSU. Panti Baktingsih Klepu.
Kelima, terdapat alat bantu komputer yang sangat mempermudah
karyawan untuk melakukan grouping dengan menggunakan aplikasi E-
Claim dan menginput serta pengiriman data adinistrasi klaim melaui
aplikasi V-Claim. Penggunaan aplikasi tersebut menggunakan password
yang hanya dapat dibuka oleh karyawan bagian penginputan dan
penanggung jawab pelaksana klaim.
Pada checklist juga terdapat jawaban “TIDAK” yang menunjukan
bahwa tidak adanya evaluasi secara berkala mengenai kebijakan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
prosedur terkait klaim bersama BPJS ataupun pihak internal bagian
asuransi. Tidak adanya evaluasi secara berkala terjadi karena selama ini
tidak ada kesulitan atau masalah yang memberatkan karyawan untuk
menjalankan tugasnya dalam melakukan proses klaim kepada BPJS.
Selain itu juga, terdapat karyawan yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan di bidang medis yang memungkinkan terjadinya risiko delay
pada berkas klaim karena tidak lengkapnya berkas tambahan. Namun,
manajemen rumah sakit sudah mengambil keputusan yang tepat dengan
memilih karyawan yang berkompeten. Kemudian, jawaban “TIDAK”
juga menunjukan bahwa belum adanya rencana rotasi karyawan di
bagian asuransi.
Walaupun adanya kelemahan pada beberapa poin tersebut, bagian
asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu mendapatkan pengakuan dari
BPJS bahwa hasil kerja dalam proses klaim sudah baik. Pernyataan
tersebut didasarkan pada berkas-berkas administrasi klaim yang dikirim
dalam keadaan rapi dan lengkap, serta sangat jarang terjadi kesalahan
maupun keterlambatan pengiriman berkas. Terdapatnya karyawan yang
tidak memiliki latar belakang di bidang medis dapat diatasi dengan
menggambil karyawan yang sudah berpengalaman dari bagian rekam
medis dan bagian keuangan, sehingga sudah terbisa menggunakan
istilah-istilah medis. Rotasi karyawan pada bagian asuransi belum
direncanakan, hal ini belum berpengaruh secara signifikan karena bagian
asuransi baru saja dibuka pada tahun 2014, sehingga kinerja karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
masih pada nilai yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari ketepatan
waktu target pengiriman berkas klaim yang lebih sering terjadi.
Setelah pelaksanaan audit pada persiapan klaim kepada BPJS,
ada temuan dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada bagian
asuransi untuk bahan evaluasi serta perbaikan:
a) Kriteria
1) Adanya berkas-berkas seperti Surat Eligibilitas Peserta (SEP),
Surat Bukti Pelayanan, Surat Perintah Rawat Inap, dan Resume
Medis untuk kelengkapan berkas klaim sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh BPJS.
2) Terdapat nomor SEP, tanggal SEP, dan tanda tangan
pasien/keluarga pada berkas SEP, tercantum diagnosa dan
prosedur/tindakan, serta tanda tangan Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPP) pada berkas Surat Bukti Pelayanan dan
Resume Medis. Kelengkapan attribute tersebut untuk
mempermudah penginputan data klaim dan berkas dapat
dipertanggungjawabkan oleh orang terkait.
3) Berkas-berkas untuk administrasi klaim kepada BPJS disimpan
pada tempat yang aman, sehingga berkas-berkas tidak rusak,
hilang atau disalahgunakan.
4) Ada pembagian tugas untuk dapat meminimalisasi adanya
kegiatan yang terduplikasi atau terlupakan, serta kemungkinan
terjadinya kecurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
5) Terdapat alat bantu komputer dengan aplikasi V-Claim dan E-
Claim yang mengunakan password, sehingga dapat
meminimalisasi kemungkinan penyalahgunaan aplikasi maupun
data-data yang menyangkut administrasi klaim kepada BPJS.
6) Terdapat Standard Operational Procedure (SOP) yang jelas dan
rinci agar bagian asuransi memiliki pedoman setiap langkah-
langkah yang harus dijalankan untuk proses klaim, sehingga
tidak ada langkah yang terduplikasi ataupun terlupakan.
7) Adanya evaluasi secara berkala untuk dapat memastikan bahwa
bagian asuransi tetap “on the track” untuk mencapai ketepatan
waktu klaim dan mendapatkan pembayaran klaim yang sesuai.
8) Ada perencanaan rotasi karyawan secara periodik untuk
menghindari penurunan kinerja karyawan.
b) Kondisi
1) Sudah terdapat berkas-berkas seperti Surat Eligibilitas Peserta
(SEP), Surat Bukti Pelayanan, Surat Perintah Rawat Inap, dan
Resume Medis pada berkas administrasi klaim yang akan
dikirimkan kepada BPJS.
2) Sudah terdapat nomor SEP, tanggal SEP, dan tanda tangan
pasien/keluarga pada berkas SEP, tercantum diagnosa dan
prosedur/tindakan, serta tanda tangan Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPP) pada berkas Surat Bukti Pelayanan dan Resume
Medis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
3) Berkas-berkas untuk administrasi klaim kepada BPJS sudah
disimpan pada tempat yang aman, sehingga berkas-berkas tidak
rusak, hilang atau disalahgunakan.
4) Sudah ada pembagian tugas untuk dapat meminimalisasi adanya
kegiatan yang terduplikasi atau terlupakan, serta kemungkinan
terjadinya kecurangan.
5) Sudah terdapat alat bantu komputer dengan aplikasi V-Claim dan
E-Claim yang menggunakan password, sehingga dapat
meminimalisasi kemungkinan penyalahgunaan aplikasi dan data-
data yang menyangkut administrasi klaim kepada BPJS.
6) Terdapat Standard Operational Procedure (SOP) yang belum
dibuat dengan rinci, namun dengan adanya koordinasi awal oleh
penanggung jawab maka karyawan dapat memahami dengan baik
tahapan-tahapan proses klaim yang seharusnya dilakukan.
7) Belum ada evaluasi secara berkala untuk dapat memastikan
bahwa bagian asuransi tetap “on the track” untuk mencapai
ketepatan waktu klaim dan mendapatkan pembayaran klaim yang
tepat waktu pula.
8) Belum ada perencanaan rotasi karyawan secara periodik untuk
menghindari penurunan kinerja karyawan.
c) Penyebab
1) Standard Operational Procedure (SOP) yang belum dibuat
dengan rinci karena penanggung jawab bagian asuransi belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
memiliki waktu untuk melakukan pembuatan SOP dan karyawan
dirasa sudah cukup memahami proses klaim dengan baik.
2) Evaluasi secara berkala sebenarnya sudah pernah direncanakan,
namun pada penerapannya belum berjalan karena padatnya
pekerjaan proses klaim. Oleh sebab itu, penanggung jawab
memutuskan untuk melakukan evaluasi maupun rapat hanya pada
saat ada kebijakan baru dalam menjalankan proses klaim.
3) Belum ada perencanaan rotasi karyawan karena dirasa belum
diperlukan mengingat bagian asuransi baru ada sejak tahun 2014
dan kinerja karyawan di bagian asuransi masih pada tingkat yang
baik.
d) Akibat
1) Belum adanya Standard Operational Procedure (SOP) yang rinci
akan mengakibatkan beberapa hal seperti kemungkinan
terjadinya duplikasi atau terlupakannya langkah-langkah dalam
proses klaim, kemungkinan akan terjadi kesalahan administrasi
yang akan mengakibatkan inefisiensi dalam proses klaim kepada
BPJS, dan tidak memiliki ikatan hukum yang kuat apabila
karyawan melakukan kesalahan pada proses klaim karena tidak
adanya paparan langkah-langkah yang rinci dan sudah dibakukan.
2) Belum adanya evaluasi secara berkala akan mengakibatkan tidak
terpantaunya dan tidak teratasinya kesulitan-kesulitan yang
mungkin terjadi selama proses klaim kepada BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3) Belum adanya perencanaan rotasi karyawan akan mengakibatkan
kemungkinan terjadinya fluktuasi kinerja karyawan karena
merasa jenuh terlalu lama bekerja pada tugas dan unit yang sama.
Pada akhirnya, kejenuhan dalam pekerjaan akan berdampak pada
terhambatnya proses klaim, serta terlambatnya penerimaan
pembayaran klaim pada bagian keuangan.
e) Alternatif Solusi
1) Membuat Standard Operational Procedure (SOP) yang rinci
sesuai dengan kondisi pada bagian asuransi.
2) Membuat dan menjalankan jadwal evaluasi berkala secara
bersama-sama untuk internal bagian asuransi.
3) Membuat dan menjalankan jadwal evaluasi berkala secara
bersama-sama dengan BPJS dan bagian asuransi.
4) Mulai merencanakan rotasi karyawan untuk beberapa tahun lagi.
f) Rekomendasi
1) Membuat Standard Operational Procedure (SOP) yang rinci
sesuai dengan kondisi pada bagian asuransi.
2) Membuat dan menjalankan jadwal evaluasi berkala secara
bersama-sama untuk internal bagian asuransi.
3) Mulai merencanakan rotasi karyawan untuk beberapa tahun lagi.
2. Program Audit Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
Pada Tabel 8 di halaman 72 adalah program audit pengiriman berkas
klaim kepada BPJS di bagian asuransi RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 8: Audit Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
Nama Instansi : Rumah
Sakit Umum Panti Baktiningsih
Klepu
Periode Audit
Program yang diaudit :
Pengiriman Berkas Klaim
kepada BPJS
Januari 2018
No Pernyataan Ya Tidak Catatan
1
Berkas klaim diurutkan
berdasarkan tanggal masuk
dan kelas Pasien
√
2
Mengirimkan data klaim
melaui aplikasi V-Claim
maksimal satu hari sebelum
berkas-berkas klaim dikirim
ke kantor BPJS
√
3
Melakukan purifikasi data
untuk mengetahui jumlah
berkas yang diterima atau
yang sudah terverifikasi oleh
BPJS
√
4
Membuat Surat Pengajuan
Berkas yang sudah
ditandatangani Direktur
√
5 Pengiriman berkas klaim
tepat waktu √
6
Mendapatkan Formulir
Pengajuan Klaim dari BPJS
10 hari setelah pengiriman
berkas
√
7
Terdapat tanda tangan
Direktur pada Formulir
Persetujuan Klaim (FPK)
yang akan dikirim kembali
ke BPJS
√
8
Terdapat tanda tangan
Direktur pada kuitansi
pengajuan pembayaran
klaim
√
9
Ada pemeriksaan FPK dan
kuitansi oleh Tim
Pencegahan Kecurangan
sebelum ditandatangani
Direktur
√
FPK dan kuitansi
tidak pernah dicek
oleh Tim Pencegah
Kecurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lanjutan Tabel 8: Audit Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
10
Seluruh berkas yang
menyangkut pengiriman
klaim terdokumentasi
dengan baik
√
Diaudit Oleh Tanggal Jumlah
Jawaban
Agnes Wuryani
15/02/2018
Ya Tidak
9 1
Pelaksanaan audit internal yang dilakukan pada pengiriman berkas
klaim kepada BPJS dengan menggunakan checklist menunjukan bahwa
terdapat sebanyak 9 jawaban “YA” dan 1 jawaban “TIDAK”. Jawaban
“YA” yang lebih banyak menunjukan bahwa proses pengiriman berkas
klaim sudah baik.
Pernyataan bahwa proses pengiriman berkas klaim sudah baik
dikuatkan oleh beberapa faktor sebagai berikut; Pertama, berkas klaim
sudah diurutkan berdasarkan tanggal masuk pasien dan kelas pasien.
Pengurutan berkas ini sudah sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan
oleh BPJS, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat
melakukan verifikasi data administrasi klaim.
Kedua, data berbentuk soft file klaim berhasil dikirimkan ke BPJS
melalui aplikasi V-Claim sesuai dengan perjanjian bersama BPJS, yaitu
sehari sebelum pengiriman berkas-berkas berbentuk hard copy
dikirimkan. Ketepatan waktu pengiriman data administrasi klaim dapat
memperlancar proses verifikasi data yang dapat berdampak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
ketepatan waktu untuk RSU. Panti Baktiningsih Klepu mendapatkan
pembayaran klaim dari BPJS.
Ketiga, karyawan bagian asuransi sudah melakukan purifikasi data
untuk mengetahui jumlah berkas yang diterima atau yang sudah
terverifikasi oleh BPJS. Dengan mengetahui jumlah berkas yang sudah
terverifikasi, maka karyawan bagian asuransi dapat membuat Surat
Pengajuan Berkas yang digunakan sebagai syarat dokumen pengantar
ketika melakukan pengiriman berkas klaim kepada BPJS. Surat
Pengajuan Berkas yang dibuat oleh bagian asuransi juga sudah
mencantumkan tanda tangan Direktur. Selain itu juga, berkas-berkas
sudah dikirim dengan tepat waktu. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa bagian asuransi sudah menjalani syarat yang sudah ditetapkan
oleh BPJS dan sudah mengirimkan berkas dengan tepat waktu sesuai
dengan perjanjian bersama dengan BPJS, sehingga RSU. Panti
Baktiningsih Klepu memiliki peluang besar untuk mendapatkan
pembayaran klaim dengan tepat waktu pula.
Keempat, bagian asuransi bisa mendapatkan Formulir Persetujuan
Klaim (FPK) dari BPJS 10 hari setelah pengiriman berkas. Formulir
Persetujuan Klaim berisi total biaya yang disetujui oleh BPJS untuk
ditanggung. Pada saat pengiriman kembali FPK kepada BPJS, sudah
terdapat tanda tangan Direktur yang menyetujui total biaya yang
ditanggung oleh BPJS dan tanda tangan Direktur pada kuitansi. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa adanya pengawasan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
oleh Direktur untuk mengetahui kapan waktu pengiriman berkas klaim
yang dilakukan karyawan bagian asuransi. Selain itu juga, Direktur
dapat mengetahui kapan waktu penerimaan pembayaran klaim,
sehingga dapat memberikan evaluasi atas hasil kerja karyawan bagian
asuransi.
Pada checklist juga terdapat satu jawaban “TIDAK” yang
menunjukan bahwa tidak adanya cross check nominal biaya klaim yang
disetujui oleh BPJS pada kuitansi yang dibuat oleh bagian asuransi
dibandingkan dengan FPK. Menurut penanggung jawab di bagian
asuransi, seharusnya ada cross check yang dilakukan oleh Tim
Pencegah Kecurangan, namun tidak pernah dilakukan. Dengan tidak
adanya cross check tersebut dapat menimbulkan kekeliruan penulisan
nominal pada kuitansi dan akan meningkatkan kesempatan karyawan
melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Walaupun demikian,
dengan ketelitian, kejujuran, dan pengecekan ulang oleh penanggung
jawab bagian asurasnsi sendiri, maka selama ini belum pernah terjadi
kesalahan penulisan nominal pada kuitansi. Selain itu juga, BPJS
mengirimkan pembayaran hasil klaim langsung kepada bagian
keuangan dan tidak melalui bagian asuransi. Oleh sebab itu, kecil
kemungkinan penyalahgunaan penerimaan pembayaran klaim oleh
karyawan di bagian asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Setelah pelaksanaan audit pada pengiriman berkas klaim kepada
BPJS, ada temuan dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada
bagian asuransi untuk bahan evaluasi serta perbaikan:
a) Kriteria
1) Berkas klaim diurutkan berdasarkan tanggal masuk dan kelas
pasien.
2) Mengirimkan data klaim melalui aplikasi V-Claim maksimal
satu hari sebelum berkas-berkas klaim dikirim ke kantor BPJS,
hal ini sesuai dengan peraturan dari BPJS.
3) Terdapat tanda tangan Direktur pada Surat Pengajuan Berkas.
4) Mendapatkan Formulir Pengajuan Klaim (FPK) dari BPJS 10
hari setelah pengiriman berkas.
5) Terdapat tanda tangan Direktur pada Formulir Persetujuan
Klaim (FPK) yang akan dikirim ke BPJS.
6) Ada cross check FPK dan kuitansi oleh Tim Pencegahan
Kecurangan sebelum ditandatangani Direktur.
b) Kondisi
1) Berkas klaim sudah diurutkan berdasarkan tanggal masuk dan
kelas pasien oleh karyawan di bagian asuransi.
2) Sudah mengirimkan data klaim melalui aplikasi V-Claim
maksimal satu hari sebelum berkas-berkas klaim dikirim ke
kantor BPJS, hal ini sesuai dengan peraturan dari BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3) Sudah terdapat tanda tangan Direktur pada Surat Pengajuan
Berkas.
4) Sudah mendapatkan Formulir Pengajuan Klaim (FPK) dari BPJS
10 hari setelah pengiriman berkas.
5) Sudah terdapat tanda tangan Direktur pada Formulir Persetujuan
Klaim (FPK) yang akan dikirim ke BPJS.
6) Belum ada cross check FPK dan kuitansi oleh Tim Pencegahan
Kecurangan sebelum ditandatangani Direktur.
c) Penyebab
Tim Pencegahan Kecurangan bukanlah kelompok dengan
anggota yang bekerja dan dibentuk khusus oleh RSU. Panti
Baktiningsih Klepu untuk bertugas menanggulangi kemungkinan
kecurangan. Beberapa dokter merupakan anggota yang merangkap
sebagai Tim Pencegahan Kecurangan, sehingga Dokter-dokter
tersebut akan lebih fokus pada pekerjaan utamanya yaitu memeriksa
keadaan pasien.
d) Akibat
Kemungkinan akan terjadi kesalahan penulisan nominal
pada kuitansi dan FPK. Hal tersebut karena tidak ada cross check
yang akan mengakibatkan delay penerimaan pembayaran klaim dari
BPJS dan penerimaan pembayaran klaim yang tidak sesuai dengan
nominal sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
e) Alternatif Solusi
1) Merekrut karyawan baru yang diberikan tugas khusus sebagai
Tim Pencegahan Kecurangan.
2) Membuat perjanjian tertulis dan jadwal pengecekan untuk
beberapa bulan kedepan yang wajib dilakukan oleh Dokter yang
bertugas dan sudah tergabung dalam Tim Pencegahan
Kecurangan. Dengan adanya jadwal yang sudah ditentukan sejak
awal, akan mempermudah dokter untuk menyesuaikan jadwal
pengecekan dengan kewajibannya untuk melakukan
pemeriksaan kepada pasien.
f) Rekomendasi
Membuat perjanjian tertulis dan jadwal pengecekan untuk
beberapa bulan kedepan yang wajib dilakukan oleh Dokter yang
bertugas dan sudah tergabung dalam Tim Pencegahan Kecurangan.
Dengan adanya jadwal yang sudah ditentukan sejak awal, akan
mempermudah dokter untuk menyesuaikan jadwal pengecekan
dengan kewajibannya untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien.
Berdasarkan hasil pelaksanaan audit pada persiapan klaim
kepada BPJS dan pengiriman berkas klaim kepada BPJS, maka dapat
dikatakan bahwa proses klaim kepada BPJS di bagian asuransi, RSU.
Panti Baktiningsih Klepu sudah dilaksanakan sesuai dengan indikator
prinsip 3E yaitu, ekonomis, efisien, dan efektif. Berikut ini adalah
penjabaran prinsip 3E yang sudah diterapkan bagian asuransi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
a) Ekonomis
Persiapan klaim kepada BPJS di bagian asuransi, RSU. Panti
Baktiningsih Klepu dikatakan ekonomis. Hal ini dapat dilihat dari
bagian asuransi yang tidak menyediakan tempat atau lemari khusus,
namun sudah menyediakan dan memanfaatkan dengan bijak kotak
kardus yang sudah tidak terpakai setelah pembelian obat-obatan.
Dengan adanya kotak kardus tersebut dapat memudahkan karyawan
dalam menyusun berkas-berkas sesuai dengan kriteria dan sebagai
alat bantu karyawan untuk mengirimkan berkas-berkas kepada
BPJS. Selain itu juga, kotak kardus berada ditempat yang terlihat
oleh penanggung jawab, sehingga kotak kardus dapat diawasi secara
langsung ketika penanggung jawab maupun karyawan bekerja pada
meja kerjanya masing-masing.
Bagian asuransi juga menggunakan aplikasi V-Claim dan E-
Claim yang sudah di-download secara gratis dan dapat
memanfaatkan dengan baik dan dioperasikan dengan teliti serta hati-
hati oleh karyawan agar tidak ada kesalahan input data pasien.
Dengan memiliki fasilitas ini, bagian asuransi sangat terbantu dalam
menjalankan salah satu tugas dan tanggung jawabnya yang
diwajibkan BPJS, yaitu mengirimkan berkas dalam bentuk soft file
melalui aplikasi V-Claim. Kemudian, bagian asuransi juga dapat
dengan mandiri dalam menginput maupun merevisi segala sesuatu
yang berhubungan dengan dokumen klaim kepada BPJS kapan pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tanpa membutuhkan biaya tambahan. Bagian asuransi juga tetap
dapat menjaga keamanan akses aplikasi dengan menggunakan
password atau harus ada otorisasi oleh penanggung jawab terlebih
dahulu jika ingin mengakses data-data yang berkaitan dengan klaim
kepada BPJS.
Manajemen RSU. Panti Baktiningsih Klepu juga melakukan
pengadaan jumlah karyawan yang tepat atau tidak berlebihan,
namun tetap memiliki kompetensi yang memadai dalam
menjalankan pekerjaannya. Pada saat pembukaan bagian asuransi,
memang terdapat karyawan yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan mengenai medis. Namun, manajemen dapat dianggap
mengambil keputusan yang tepat dengan tidak merekrut karyawan
baru, melainkan menggunakan sumber daya manusia atau karyawan
yang sudah ada. Karyawan yang terpilih sudah memiliki
pengalaman yang cukup dalam pemahaman istilah medis, serta
sudah mengetahui kondisi Rumah Sakit. Dengan penggunaan SDM
yang mumpuni, maka selama ini proses klaim kepada BPJS dapat
berjalan dengan lancar. Dengan demikian, RSU. Panti Baktiningsih
Klepu tidak memiliki pengeluaran tambahan untuk pembayaran
karyawan baru.
b) Efisien
Persiapan klaim kepada BPJS di bagian asuransi, RSU. Panti
Baktiningsih Klepu dikatakan efisien. Hal ini dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
setiap karyawan memiliki dan mengetahui pembagian tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing dan menjalankan tugas tanpa
adanya duplikasi pekerjaan ataupun tidak menimbulkan adanya
tahapan yang tidak diperlukan. Banyaknya pekerjaan dalam
persiapan klaim kepada BPJS masih dapat dilakukan dengan baik
oleh tiga orang karyawan saja. Meskipun penanggung jawab
merangkap sebagai pelaksana pelayanan, hal ini masih bisa diatasi
dengan baik dan tidak menggangu proses klaim. Hal tersebut terjadi
karena pasien yang membutuhkan pelayanan tentang asuransi hanya
sedikit atau pada umumnya pasien yang akan menjalankan operasi.
Dalam proses klaim kepada BPJS, bagian asuransi
menyediakan alat bantu komputer yang dilengkapi aplikasi V-Claim
dan E-Claim. Dengan penggunaan alat bantu ini, karyawan dapat
mempercepat proses input data atau tidak membutuhkan waktu yang
lama dan tidak membutuhkan kegiatan manual tambahan yang akan
mengakibatkan inefisiensi dalam melaksanakan proses klaim.
c) Efektif
Persiapan klaim kepada BPJS di bagian asuransi RSU. Panti
Baktiningsih Klepu dikatakan efektif. Hal ini dapat dilihat dari
pencapaian yang didapat oleh karyawan dalam menyediakan berkas-
berkas klaim secara lengkap, baik untuk pasien rawat jalan maupun
rawat inap. Selain itu juga, setiap berkas seperti Surat Eligibilitas
Peserta (SEP), Surat Bukti Pelayanan, dan Resume Medis memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kelengkapan attribute dan sudah diurutkan berdasarkan tanggal dan
kelas pasien sesuai dengan yang dipersyarakatkan oleh BPJS.
Karyawan bagian pemberkasan juga dapat menganalisis
berkas-berkas tambahan yang diperlukan dengan baik. Walaupun
masih ada kesalahan analisis kebutuhan berkas tambahan, tetapi
karyawan bagian pemberkasan dapat menekan kesalahan analisis
kebutuhan berkas sampai pada titik terendah. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat kesalahan analisis yang sangat jarang terjadi. Oleh sebab
itu, Rumah Sakit jarang mengalami ketertidaktepatan waktu
pemasukan dari klaim dan tidak pernah mendapat teguran dari BPJS
mengenai kelengkapan berkas klaim.
Bagian asuransi juga sudah mengirimkan data klaim melaui
aplikasi V-Claim maksimal satu hari sebelum berkas-berkas klaim
dikirim ke kantor BPJS. Hal ini dapat mempermudah BPJS untuk
dapat dengan segera memulai verifikasi berkas. Dengan sudah
lengkapnya berkas-berkas beserta attribute, data-data yang sudah
dikirim melalui V-Claim, dan kekurangan berkas tambahan yang
dapat diminimalisasi, maka bagian asuransi dapat mencapai target
klaim dengan tepat waktu dan RSU. Panti Baktiningsih bisa
mendapatkan pemasukan dari pembayaran klaim BPJS dengan tepat
waktu pula. Berdasarkan hal tersebut, dapat diartikan bahwa bagian
asuransi sudah dapat menjalankan proses klaim dengan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
D. Merangkum Hasil Temuan Audit Internal
Selama menjalankan pelaksanaan audit, ada beberapa temuan yang
menjadi perhatian. Pertama, Standard Operational Procedure (SOP) yang
ada pada bagian asuransi tidak tersedia dengan rinci. Hal ini akan
mengakibatkan kemungkinan terjadinya duplikasi tahapan maupun
terjadinya kesalahan administrasi klaim. Selain itu juga, SOP yang tidak
rinci akan menghambat proses klaim jika ada karyawan yang tidak hadir.
Karyawan yang lain akan mengalami kesulitan untuk membantu
melanjutkan proses klaim akibat tidak ada SOP yang rinci. Jika proses klaim
terhambat, maka RSU. Panti Baktiningsih Klepu akan mengalami delay
dalam mendapatkan pemasukan dari penerimaan pembayaran klaim.
Kedua, belum terlaksananya perencanaan evaluasi secara berkala.
Hal tersebut dapat mengakibatkan kemungkinan tidak terpantaunya dan
tidak teratasinya masalah-masalah selama proses klaim BPJS.
Ketiga, belum pernah dan belum ada perencanaan rotasi karyawan
pada bagian asuransi. Hal ini akan mengakibatkan adanya kemungkinan
terjadinya fluktuasi kinerja karyawan karena beban kerja yang cukup padat.
Fluktuasi kinerja karyawan ini dapat berdampak pada terlambatnya proses
persiapan dan pengiriman berkas klaim dan pada akhirnya Rumah Sakit
akan mengalami keterlambatan menerima pemasukan dari klaim kepada
BPJS.
Keempat, Formulir Persetujuan Klaim (FPK) dan kuitansi belum di
periksa oleh Tim Pencegahan Kecurangan sebelum ditandatangani Direktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Jika tidak ada cross check antara FPK dengan kuitansi kemungkinan akan
mengakibatkan terjadinya kesalahan yang akan berdampak pada
terlambatnya proses pengiriman pembayaran klaim.
Kelima, walaupun ada beberapa titik kelemahan selama proses
klaim, bagian asuransi dapat membuktikan bahwa tetap dapat mencapai
target klaim. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja karyawan yang
berkompeten, ditandai dengan berkas-berkas klaim yang dapat terkumpul
dengan lengkap beserta attribute-nya, memanfaatkan aplikasi dengan bijak
sehingga dapat menjalankan proses klaim dengan efisien tanpa
mengabaikan keamanan data-data pasien, serta ketepatan waktu pengiriman
berkas-berkas klaim. Oleh karena itu, Rumah Sakit memiliki kemungkinan
sangat tinggi untuk menerima pemasukan dengan tepat waktu pula.
Dengan demikian, penting untuk bagian asuransi memiliki SOP
yang rinci, adanya evaluasi secara berkala, dan adanya Tim Pencegahan
Kecurangan yang berfungsi dengan baik. Pada akhirnya, proses klaim
kepada BPJS dapat selalu berjalan dengan lancar, masalah-masalah dapat
terdeteksi sejak dini agar dapat menanggulangi kemungkinan-kemungkinan
yang tidak diharapkan, dan dapat meningkatkan serta mempertahankan
prestasi yang sudah dicapai bagian asuransi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
E. Melaporkan Hasil Audit Internal
Dalam tahap ini akan dibuat laporan hasil dari pengauditan internal
atas klaim BPJS di RSU. Panti Baktiningsih Klepu didasarkan atas
informasi-informasi, temuan, dan rekomendasi yang didapatkan selama
proses persiapan klaim kepada BPJS dan pengiriman berkas klaim kepada
BPJS. Laporan hasil audit internal lengkap terdapat pada lampiran halaman
92. Berikut ini adalah ringkasan laporan hasil audit internal untuk bagian
asuransi atas klaim kepada BPJS:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Ringkasan Laporan Hasil Audit Internal Atas Klaim BPJS
Pengaudit internal atas klaim BPJS sudah dilakukan pada bagian asuransi
di RSU. Panti Baktiningsi Klepu. Pengauditan dimulai pada bulan Januari –
Februari 2018. Pelaksanaan audit bertujuan untuk mengetahui apakah karyawan
yang berada di bagian asuransi sudah melaksanakan proses klaim sesuai dengan
Standard Operational Procedure (SOP), kebijakan bagian asuransi, Peraturan
Pemerintah maupun Peraturan Menteri Kesehatan, serta sesuai dengan prinsip
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Ruang lingkup dalam pelaksanaan audit ini
adalah proses persiapan dan pengiriman berkas klaim kepada BPJS dan sasaran
audit adalah bagian asuransi di RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
Program audit yang dilakukan meliputi dua bagian, yaitu persiapan klaim
kepada BPJS dan pengiriman berkas klaim kepada BPJS. Program audit berbentuk
checklist yang dibuat berdasarkan dokumen Teknis Verifikasi Klaim dari Direktorat
Pelayanan BPJS dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peneliti
juga melakukan konfirmasi hasil checklist dengan mewawancarai penanggung
jawab bagian asuransi dan melihat serta mendokumentasikan bukti-bukti audit
berupa dokumen klaim BPJS.
Berdasarkan proses audit yang sudah dijalankan, maka ada beberapa temuan
yang didapat dan rekomendasi yang diberikan sebagai langkah perbaikan. Temuan
audit meliputi, terdapat Standard Operational Procedure (SOP) yang belum rinci,
belum ada evaluasi secara berkala, belum ada perencanaan rotasi karyawan secara
periodik, dan belum ada pemeriksaan atau cross check Formulir Persetujuan Klaim
(FPK) dan kuitansi oleh Tim Pencegahan Kecurangan sebelum ditandatangani
Direktur. Rekomendasi yang dapat diberikan meliputi, membuat Standard
Operational Procedure (SOP) yang rinci atau detail sesuai dengan kondisi pada
bagian asuransi, menjalankan dan membuat jadwal evaluasi bersama-sama di
internal bagian asuransi, mulai merencanakan rotasi karyawan untuk beberapa
tahun lagi, dan meningkatkan fungsi Tim Pencegahan Kecurangan.
Yogyakarta, 7 Maret 2018
Hormat saya,
Agnes Wuryani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka hasil pengauditan internal
atas klaim BPJS di bagian asuransi, RSU. Panti Baktiningsih Klepu
menyimpulkan bahwa proses klaim kepada BPJS sudah sesuai dengan
prinsip ekonomis, efisien, dan efektif serta sudah dijalankan sesuai dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh Direktorat Pelayanan BPJS dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dari penelitian ini adalah data yang digunakan masih ada yang
didasarkan atas penjelasan dari penanggung jawab bagian asuransi saja
tanpa adanya penelusuran secara langsung atas dokumen atau bukti audit.
C. Saran
Saran untuk perbaikan yang dapat diberikan untuk bagian asuransi di RSU.
Panti Baktiningsih Klepu adalah sebagai berikut:
1. Bagi RSU. Panti Baktiningsih Klepu
a) Membuat Standard Operational Procedure (SOP) yang rinci atau
detail sesuai dengan kondisi pada bagian asuransi.
b) Melakukan evaluasi secara berkala bersama internal bagian asuransi.
c) Mulai merencanakan rotasi karyawan untuk beberapa tahun lagi.
d) Meningkatkan fungsi Tim Pencegahan Kecurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika pada pelaksanaan audit
dapat melakukan penelusuran secara langsung atas dokumen atau bukti
audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Jan Hoesda. 2012. Bunga Rampai Auditing. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat.
Akmal. 2009. Pemeriksaan manajemen Internal Audit. Edisi Kedua. PT. Macanan
Jaya Cemerlang, Jakarta.
Bhayangkara, IBK. 2015. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Edisi 1. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Hery.2016. Auditing dan Asurans (Pemerisaan Akuntansi Berbasis Standar Audit
International). Edisi 1. Jakarta: PT. Grasindo.
Malonda, Taliana D , A. J. M. Rattu, dan T. Soleman. 2015. Analisis Pengajuan
Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RSUD
Dr. Sam Ratulangi Tondano.
https://ejournal.unsrat.ac.id/indeks.php/jikmu/article/view/7852
Diakses tangal 27 September 2017.
Moeller, Robert. 2016. Brink’s Modern Internal Auditing: A Common Body Of
Knowledge. Eight Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 7 Tahun 2016
tentang Sistem Pencegahan Kecurangan dalam Program Jaminan Kesehatan
http://bpjs-kesehatan.go.id Diakses tanggal 29 November 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Sistem INA-CBG (Indonesian Case Based Groups)
http://www.pasienbpjs.com/2016/07/mengenal-ina-cbgs-standar-tarif-
bpjs.html Diakses tanggal 10 Oktober 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Nasional http://www.depkes.go.id.
Diakses tanggal 25 Oktober 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) dalam Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional www.jamsosindonesia.com Diakses tanggal
11 Februari 2018.
Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim Direktorat Pelayanan BPJS 2014 https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/Petunjuk%20Teknis%20Verifikasi%2
0Klaim_REV.pdf Diakses tanggal 5 Januari 2018.
Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan
Teoritis dan Praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Sakyi, Emmanuel K, Roger A. Atinga and Francis A. Adzei. 2012. Managerial
problems of hospitals under Ghana’s National Health Insurance Scheme.
http://www.emeraldinsight.com Diakses tanggal 28 September 2017
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial http://www.depkes.go.id.
Diakses tanggal 25 Oktober 2017
Wuryan, Andayani. 2008. Audit Internal. Edisi Pertama.Yogyakarta: BPFE.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
1. Ada berapa karyawan di bagian asuransi dan apa tugasnya?
2. Apakah karyawan bagian asuransi memang sudah memiliki latar belakang
pendidikan mengenai medis?
3. Apakah ada pelatihan bagi karyawan sebelum memulai bekerja?
4. Apakah kemungkinan ada rencana rotasi karyawan?
5. Apakah sudah ada Standard Operatinal Procedure (SOP) tertulis dengan
rinci untuk klaim asuransi kepada BPJS?
6. Apakah Standard Operatinal Procedure (SOP) ada di ruang bagian
asuransi?
7. Apa saja yang harus dipersiapkan untuk melakukan proses klaim kepada
BPJS?
8. Bagaimana tahapan melakukan proses klaim secara runtut yang biasa
dilakukan oleh karyawan?
9. Apa yang dilakukan karyawan bagian pemberkasan jika ada berkas yang
masih kurang?
10. Apakah penginputan data klaim menggunakan aplikasi dari BPJS?
11. Apakah untuk membuka aplikasi tersebut harus ada password dan diketahui
orang tertentu?
12. Dimana tempat penyimpanan berkas-berkas yang akan dikirim ke BPJS dan
untuk didokumentasi?
13. Kapan batas terakhir pengiriman berkas klaim kepada BPJS?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
14. Apakah pengiriman berkas selalu dilakukan tepat waktu?
15. Jika mengalami keterlambatan pengiriman berkas, apa penyebabnya?
16. Apabila berkas sudah dikirim, apakah ada kemungkinan terjadinya
penolakan berkas klaim?
17. Apa penyebab penolakan berkas klaim tersebut?
18. Apakah ada evaluasi yang dilakukan oleh pihak BPJS bersama dengan
karyawan?
19. Apakah ada evaluasi bersama-sama dengan karyawan dan Kepala Bagian
Instalasi Asuransi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 2: LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL
Laporan Hasil Audit Internal Atas Klaim BPJS
Yogyakarta, 7 Maret 2018
Perihal: Laporan Hasil Audit Internal
Kepada
Yth. Direktur RSU. Panti Baktiningsih, Klepu,
Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta.
Saya telah melakukan audit atas klaim kepada BPJS pada bagian
asuransi, RSU. Panti Baktiningsih Klepu untuk periode audit bulan Januari
2018. Audit internal ini bertujuan untuk menilai tingkat ekonomis, efisien,
dan efektif pada proses klaim kepada BPJS yang terjadi di bagian asuransi,
RSU. Panti Baktiningsih Klepu dan memberikan rekomendasi berupa
perbaikan atas kelemahan yang ditemukan pada saat pelaksanaan audit agar
dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk meningkatkan nilai tambah
bagian asuransi, RSU. Panti Baktiningsih Klepu. Pengauditan dilakukan
mulai dari bulan Januari hingga Februari 2018.
Hasil audit internal disajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Ruang Lingkup Audit
Bab III : Kesimpulan Audit
Bab IV : Rekomendasi
Secara keseluruhan hasil audit pada proses klaim kepada BPJS
sudah memenuhi prinsip ekonomis, efisien, dan efektif dalam melakukan
persiapan klaim kepada BPJS dan pengiriman berkas klaim kepada BPJS.
Selama pelaksanaan audit internal ini saya mendapatkan dukungan
dari Direktur RSU. Panti Baktiningsih Klepu, kepada instalasi asuransi,
penanggung jawab bagian asuransi, dan seluruh karyawan di bagian
asuransi, untuk itu saya mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang
sudah terjalin dengan baik.
Hormat saya,
Agnes Wuryani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 2: LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL (LANJUTAN)
Laporan Hasil Audit Internal Atas Klaim BPJS
BAB I
Informasi Latar Belakang
RSU. Panti Baktiningsih Klepu merupakan Rumah Sakit tipe D yang
dikelola oleh Kongregasi Suster Charitas yang berpusat di Palembang. Pada
RSU. Panti Baktiningsih Klepu juga memiliki fasilitas rawat inap maupun
rawat jalan serta sarana-sarana pendukung yang semakin lengkap sesuai
dengan tipe Rumah Sakit. RSU. Panti Baktiningsih Klepu semakin mantap
dalam memberikan pelayanan seiring dengan dikeluarkannya izin tetap
yang dikeluarkan dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada 8
November 1993 yang terus diperpanjang setiap 5 tahun hinga sekarang.
RSU. Panti Baktiningsih Klepu bekerja sama dengan beberapa
badan asuransi, salah satunya BPJS sejak tahun 2014 dalam menangani
pasien peserta asuransi. Tujuan diadakannya audit internal atas klaim BPJS
ini adalah untuk mengetahui kesesuaian implementasi proses klaim dengan
kebijakan, prosedur/standar yang sudah ditetapkan, peraturan pemerintah
maupun peraturan menteri kesehatan yang berlaku, serta sesuai dengan
prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektivitas yang dilakukan oleh bagian
asuransi RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 2: LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL (LANJUTAN)
Laporan Hasil Audit Internal Atas Klaim BPJS
BAB II
Ruang Lingkup Audit
Ruang lingkup audit internal ini adalah pada proses klaim kepada BPJS
selama bulan Januari 2018. Audit internal ini mencakup dua aspek program audit,
yaitu persiapan klaim kepada BPJS dan pengiriman berkas klaim kepada BPJS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 2: LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL (LANJUTAN)
Laporan Hasil Audit Internal Atas Klaim BPJS
BAB III
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan audit (bukti) yang didapat selama pelaksanaan
pengauditan atas klaim BPJS, maka kesimpulan yang dapat saya berikan adalah
sebagi berikut:
1. Persiapan Klaim kepada BPJS
Pada eksemplar berkas setiap pasien yang akan dikirimkan kepada BPJS
sudah terdapat berkas-berkas lengkap sesuai dengan yang dipersyaratkan BPJS,
seperti Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Surat Bukti Pelayanan, Surat Perintah
Rawat Inap, dan Resume Medis. Selain itu juga, sudah terdapat nomor SEP,
tanggal SEP, dan tanda tangan pasien/keluarga pada berkas SEP, tercantum
diagnosa dan prosedur/tindakan, serta tanda tangan Dokter Penanggung Jawab
Pasien (DPP) pada berkas Surat Bukti Pelayanan dan Resume Medis. Berkas-
berkas untuk administrasi klaim kepada BPJS sudah disimpan pada tempat yang
aman, sehingga berkas-berkas tidak rusak, hilang atau disalahgunakan.
Pada bagian asuransi ada pembagian tugas untuk dapat meminimalisasi
adanya kegiatan yang terduplikasi atau terlupakan, serta kemungkinan terjadinya
kecurangan. Terdapat alat bantu komputer dengan aplikasi V-Claim dan E-
Claim yang mengunakan password, sehingga dapat meminimalisasi
kemungkinan penyalahgunaan aplikasi dan data-data yang menyangkut
administrasi klaim kepada BPJS.
Terdapat Standard Operational Procedure (SOP) yang belum dibuat
dengan rinci, namun karyawan sudah sangat memahami tahapan-tahapan proses
klaim yang seharusnya dilakukan. Selain itu juga, belum ada evaluasi secara
berkala untuk dapat memastikan bahwa bagian asuransi tetap “on the track”
untuk mencapai ketepatan waktu klaim dan mendapatkan pembayaran klaim
yang tepat waktu pula, namun selam ini memang belum ada permasalahan yang
dapat mengganggu kelancaran proses klaim kepada BPJS. Belum ada
perencanaan rotasi karyawan secara periodik untuk menghindari penurunan
kinerja karyawan.
2. Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
Dalam proses pengiriman berkas klaim sudah diurutkan berdasarkan
tanggal masuk dan kelas Pasien oleh karyawan di bagian asuransi. Bagian
asuransi juga sudah mengirimkan data klaim melaui aplikasi V-Claim maksimal
satu hari sebelum berkas-berkas klaim dikirim ke kantor BPJS, hal ini sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dengan peraturan dari BPJS. Selain itu juga, sudah terdapat tanda tangan
Direktur pada Surat pengajuan Berkas. Bagian asuransi mendapatkan Formulir
Pengajuan Klaim (FPK) dari BPJS 10 hari setelah pengiriman berkas, serta
sudah terdapat tanda tangan Direktur pada Formulir Persetujuan Klaim (FPK)
yang akan dikirim ke BPJS.
Belum ada pemeriksaan FPK dan kuitansi oleh Tim Pencegahan
Kecurangan sebelum ditandatangani Direktur. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa Tim Pencegahan Kecurangan belum menjalankan tugasnya
dengan baik.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diketahui bahwa proses klaim
kepada BPJS sudah dijalankan sesuai dengan peraturan dari BPJS maupun
Peraturan Menteri Kesehatan yang berlaku, serta sudah sesuai dengan prinsip
ekonomis, efisien, dan efektif. Namun, didapatkan pula beberapa kelemahan pada
proses klaim kepada BPJS di bagian asuransi, RSU. Panti Baktiningsih Klepu,
yaitu:
1. Kelemahan Persiapan Klaim kepada BPJS
a) Terdapat Standard Operational Procedure (SOP) yang belum rinci atau
detail.
b) Belum ada evaluasi secara berkala.
c) Belum ada perencanaan rotasi karyawan secara periodik.
2. Kelemahan Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
Belum ada pemeriksaan atau cross check Formulir Persetujuan Klaim (FPK)
dan kuitansi oleh Tim Pencegahan Kecurangan sebelum ditandatangani
Direktur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 2: LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL (LANJUTAN)
Laporan Hasil Audit Internal Atas Klaim BPJS
BAB IV
Rekomendasi
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terdeteksi pada audit internal
proses klaim kepada BPJS, maka diberikan rekomendasi yang dapat
diimplementasikan sesuai dengan keadaan bagian asuransi, RSU. Panti
Baktiningsih Klepu adalah sebagai berikut:
1. Kelemahan Persiapan Klaim kepada BPJS
a) Membuat Standard Operational Procedure (SOP) yang rinci atau detail
sesuai dengan kondisi pada bagian asuransi.
b) Menjalankan dan membuat jadwal evaluasi bersama-sama dengan internal
bagian asuransi.
c) Mulai merencanakan rotasi karyawan untuk beberapa tahun lagi.
2. Kelemahan Pengiriman Berkas Klaim kepada BPJS
Membuat perjanjian tertulis dan jadwal pengecekan untuk beberapa bulan
kedepan yang wajib dilakukan oleh Dokter yang bertugas dan sudah tergabung
dalam Tim Pencegahan Kecurangan. Dengan adanya jadwal yang sudah
ditentukan sejak awal, akan mempermudah dokter untuk menyesuaikan jadwal
kewajibannya utamanya dengan jadwal pengecekan atau cross check FPK dan
kuitansi sebelum ditandatangani Direktur.
Berdasarkan rekomendasi tersebut, sudah ada rekomendasi yang
dilaksanakan oleh bagian asuransi RSU. Panti Baktinigsih. Keputusan untuk
menindaklanjuti rekomendasi untuk perbaikan adalah sepenuhnya ada pada bagian
asuransi, RSU. Panti Baktiningsih Klepu. Apabila tidak diperbaiki, saya khawatir
peluang sesuatu yang buruk terjadi akan semakin tinggi pada proses klaim kepada
BPJS di bagian asuransi, RSU. Panti Baktiningsih Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 3: SURAT ELIGIBILITAS PESERTA (SEP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 4: DATA RAWAT INAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 5: BERKAS KLAIM INDIVIDUAL PASIEN – HASIL GROUPING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 6: REKAP BIAYA PERAWATAN (HALAMAN 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 7: REKAP BIAYA PERAWATAN (HALAMAN 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 8: REKAM MEDIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN 9: HASIL PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
LAMPIRAN 10: STATUS AWAL PASIEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
LAMPIRAN 11: SURAT PERINTAH PERAWATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 12: HASIL LABORATORIUM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 13: RINGKASAN MASUK DAN KELUAR PASIEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
LAMPIRAN 14: FOTOKOPI KARTU PESERTA BPJS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 15: FOTOKOPI KARTU TANDA PENDUDUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 16: STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 17: SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI