makalah pengauditan iii (kelompok 1)
DESCRIPTION
auditTRANSCRIPT
MAKALAH PENGAUDITAN III
“Pengertian Perubahan Go Publik, Syarat-syarat Go Publik dan Program Pemeriksaan “
NAMA KELOMPOK :Afina Survita P (2010031184)Agung Maulana (2010031203)Anindita Astri K (2010031187)Fitriawansyah (2010031228)Ibnu Sina Azly (2010031224)Michael (2010031195)Muhammad Riansyah (2010031084)Muthadi Amal (2010031145)Rizki Fahrizal Hamim (2010031180)Wina Dwi Agustina (2010031204)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YAI Jakarta
2013
DAFTAR ISI
Daftar Isi .......................................................................................................... i
Pengertian perusahaan Go Publik ................................................................... 1..............................................
Syarat-syarat Go Publik ................................................................................... 2
Proses Go Publik .............................................................................................. 3
Pos-pos yang harus mendapat perhatian khusus auditor ............................... 5
Program Pemeriksaan ..................................................................................... 5
Daftar Pustaka ................................................................................................. 14
Pengertian Perusahaan Go Public
Menurut Drs. Peter Salim dalam “The Contemporary English-Indonesian
Dictionary” edisi kedua 1986 halaman 1524 mendefinisikan istilah go-public sebagai
berikut:
“Go-public adalah menawarkan saham atau obligasi untuk di jual kepada umum
untuk pertama kalinya”.
Perusahaan yang sebelum menjual saham kepada masyarakat disebut perusahaan
tertutup (private Company) sedangkan perusahaan yang sudah menjual sahamnya ke
masyarakat disebut perusahaan terbuka atau perusahaan public (public listed company).
Perusahaan public di Indonesia sejak tahun 1996, banyak yang mulai mengubah nama
perusahaan dengan menambahkan kata Tbk di belakang nama yang lama. Tbk berarti
terbuka. Misalnya: “PT Buana Finance Indonesia” menjadi “PT Buana Finance Indonesia
Tbk”. Perubahan nama perusahaan public dengan menambahkan kata “Tbk” di belakang
nama yang lama adalah sesuai dengan Undang-undang Persroan terbatas (UUPT)
No.1/1995.
Banyak perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri, menjual obligasi kepada
masyarakat tetapi perusahaan tersebut tidak di sebut perusahaan public atau tidak
dikatakan perusahaan tersebut go-public. Misalnya PT. PLN yang banyak menerbitkan
obligasi tidak disebut perusahaan public/terbuka. Dengan demikian istilah go-public
hanya digunakan untuk penawaran umum saham tidak termasuk obligasi.
Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan membiarkan
saham tersebut diperdagangkan di pasar saham. Sebagai contoh, PT. Indofood, PT.
Aneka Tambang, Indosat, dan masih banyak perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go
Public.
Sedangkan Perusahaan Publik adalah suatu proses perusahaan yang menjadi
perusahaan terbuka tanpa lewat proses penawaran umum. perusahaan terbuka diketahui
dengan penembatan kata "Tbk" dibelakang nama Perusahaan. Misalnya: PT Telkom Tbk,
PT Kalbe Farma Tbk.
Syarat-syarat Umum Mendirikan Perusahaan Go
Public
• Laporan Keuangan Harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik
• Syarat -syarat administrasi pendirian PT harus lengkap (NPWP, Akta2 pendirian
perusahaan, dan surat2 keputusan dr pemerintah)
• Harus ada Underwriter atau penjamin yg akan melakukan penawaran Saham Perdana.
(Initial Public Offering)
• Track record perusahaan yang baik dari segi financial maupun kinerja perusahaan
keseluruhan
• Ada tujuan yg jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan lainnya
(bisa di tanyakan di Bapepam)
• Perusahaan tidak melanggar aturan Departemen Tenaga Kerja dalam pengelolaan
sumber daya manusia.
• Perusahaan taat membayar pajak.
• Mempunyai reputasi yang baik, serta bermasa depan cem
• Perusahaan telah mencapai skala usaha tertentu atau relative cukup besar yang
menyangkut perputaran uang lebih dari ratusan miliar rupiah. Hal ini dapat dibuktikan
misalnya kapasitas produksi, aktualisasi pesanan yang diterima, jumlah asset, nilai
penjualan konkret, dll
• Perusahaan menunjukkan kinerja yang baik berdasarkan bukti-bukti konkret yang
diperlihatkan dalam bentuk beebagai materi.
Sedangkan akte-akte Notariil yang diperlukan untuk perusahaan yang akan
melakukan GO PUBLIC (IPO = Initial Public Offering) di berbagai perusahaan (baik
holding company maupun anak perusahaan), pada umumnya berupa:
• Perjanjian penjaminan emisi obligasi
• Perjanjian perwaliamanatan
• Perjanjian agen pembayaran
• Pengakuan hutang
• Perubahan addendum penjaminan emisi obligasi
• Perubahan addendum perjanjian agen pembayaran
• Perubahan addendum perjanjian
• Perubahan addendum perjanjian agen pembayaran
• Perjanjian kesanggupan pembelian sisa shm pnwrn umum terbatas
• Pernyataan kesanggupan
• Pernyataan penerbitan waran
• Perjanjian pengadaan barang cetakan
• Perjanjian pengelolaan administrasi waran
• Perjanjian pengelolaan administrasi hak memesan efek terlebih dahulu dalam
penawaran umum terbatas
Proses Go Public
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif
pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan
bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat
penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan
umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering
dikenal dengan go publik. Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan
internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau
penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM-LK.
Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public)
untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh
UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Tahapan Proses Go Public :
1. Tahap Persiapan untuk Go Publik
Rekturisasi perusahaan
Pemberesan surat-surat dan dokumentasi
Dilakukan private placement
2. Tahap Pendahuluan
Penunjukan pihak yang terlibat
Proses underwriting
Rekturisasi anggaran dasar
Pembuatan laporan dan dokumentasi go public
Pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa efek
3. Proses Pelaksanaan Go Publik
Proses pengajuan pernyataan pendaftaran
Public expose
Pembuatan dan percetak prospectus
Road show
Penjatahan di pasar modal
Proses jual-beli saham di pasar sekunder
Pos-pos yang Mendapat Perhatian Khusus Auditor
1. Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang Dagang
2. Siklus Persediaan , Penggudangan dan Pembayaran Utang Dagang
3. Kas dan Setara Kas
4. Siklus Perolehan dan Pembayaran Beban dibayar dimuka dan Perlengkapan Kantor
5. Siklus Perolehan dan Pembayaran Investasi
6. Siklus Perolehan dan Pembayaran Aset Tetap
7. Pendapatan dan Beban
Program Audit
A. Pengertian
Program audit adalah rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur
pemeriksaan untuk mencapai tujuan audit. Program audit berisi rencana langkah kerja
yang harus dilakukan selama audit berlangsung yang didasarkan atas tujuan dan
sasaran yang ditetapkan serta informasi yang ada tentang objek yang diperiksa.
Manfaatpenyusunan program kerja:
1. Merupakan suatu rencana yang sistematis tentang setiap tahap kegiatan yang bisa
dikomunikasikan kepada semua anggota tim audit
2. Merupakan landasan yang sistematis dalam memberikan tugas kepada para auditor
dan supervisornya
3. Sebagai dasar untuk membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang
telah disetujui dan dengan standar serta persyaratan yang terlah ditetapkan
4. Dapat membantu auditor yang belum berpengalaman dan membiasakan mereka
dengan ruang lingkup, tujuan, serta langkah-langkah audit
5. Dapat membantu auditor untuk mengenali sifat pekerjaan yang telah dikerjakan
sebelumnya
6. Dapat mengurangi kegiatan pengawasan langsung oleh supervisor.
Program audit bersifat fleksibel (tidak kaku), dapat disesuaikan, diperluas, atau
dikurangi disesuaikan dengan kondisi yang ada dan hasil penilaian terhadap
pengendalian manajemen. Untuk setiap tahap pemeriksaan (persiapan pemeriksaan,
pemeriksaan pendahuluan, dan pemeriksaan lanjutan) harus disiapkan program audit
tersendiri.
B. Isi Program Kerja Audit
Program audit harus dituangkan dalam kertas kerja audit (KKA) atau audit
working papers. Setiap program audit yang lengkap mencakup 3 bagian pokok:
1. Pendahuluan
Memuat informasi latar belakang objek yang diperiksa yang bermanfaat bagi
auditor untuk memahami objek yang diperiksa.
Pernyataan Tujuan Pemeriksaan
a. Tujuan-tujuan khusus pemeriksaan dengan mempertimbangkan (1)
permasalahan yang menentukan arah pemeriksaan, (2) tiap perbaikan yang
diharapkan dapat dicapai dari hasil pemeriksaan
b. Cara pendekatan pemeriksaan yang dipilih
c. Pola laporan yang dikehendaki
d. Hal lain yang penting
2. Instruksikhusus
Memuat instruksi-instruksi khusus dari pimpinan kantor akuntan public atau
pimpinan perusahan yang diaudit.
3. Langkah-langkah kerja
C. Langkah – langkah Kerja
Langkah-langkah kerja memuat pengarahan-pengarahan khusus pelaksanaan tugas
audit, sesuai dengan tahapannya, yaitu:
1. Persiapan Pemeriksaan
- Pembicaraan pendahuluan dengan objek audit
- Pengumpulan informasi umum
- Pembuatan ikhtisar hasil persiapan pemeriksaan
2. Pemeriksaan Pendahuluan
- Penelaahan ketentuan-ketentuan yang berlaku
- Pengujian pengendalian manajemen
- Penyusunan daftar ikhtisar temuan hasil pemeriksaan pendahuluan
- Pembahasan hasil pemeriksaan pendahuluan dengan Auditee
3. Pemeriksaan Lanjutan
- Pengembangan temuan hasil pemeriksaan pendahuluan
- Penyajian hasil pemeriksaan lanjutan
- Saran/rekomendasi
- Pembahasan temuan dengan Auditee
- Pembahasan hasil pemeriksaan dengan Auditee
D. Penyiapan Program Audit
Patokan dalam penyusunan program audit:
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dan memungkinkan untuk dapat dicapai
2. Setiap langkah pemeriksaan harus merinci prosedur audit yang harus dilakukan
3. Setiap langkah pemeriksaan harus berbentuk instruksi-instruksi mengenai
pekerjaan yang harus dilakukan
4. Program audit harus menggambarkan ututan prioritas langkah-langkah
pemeriksaan yang dilaksanakan
5. Program audit harus fleksibel namun setiap perubahan harus dengan persetujuan
supervisor
6. Program audit harus berisi informasi yang perlu untuk dapat dilaksanakan dan
dievaluasi secara tepat
7. Program audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi yang
telah ada dalam permanen file, tetapi cukup menunjuk file yang bersangkutan
8. Program audit harus menyertakan taksiran waktu yang diperlukan.
Program Audit pada pos-pos khusus yang sering menjadi perhatian auditor :
Piutang Usaha
1. Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan
(validity and ownership).
2. Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepat dalam pisah
batas (completeness and cut-off).
3. Cadangan piutang tak tertagih atau penghapusan piutang telah dinilai dengan cukup
memadai (valuation).
4. Piutang yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dalam laporan keuangan secara
memadai (presentation and disclosure).
5. Piutang telah diklasifikasikan dengan tepat (classification).
Penjualan
1. Hasil penjualan yang tercatat merupakan milik perusahaan (ownership).
2. Semua hasil penjualan telah dicatat dengan akurat, lengkap, dan tepat dalam pisah
batas (accuracy, completeness, and cut-off).
3. Hasil penjualan telah diklasifikasikan dengan akun yang tepat dan pendapatan diluar
usaha dicantumkan secara terpisah sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba-
rugi (classification)
4. Metode pengakuan penjualan harus sesuai dengan sifat kegiatan perusahaan
tersebut dan prinsip akuntansi yang tepat (accuracy).
5. Hal-hal yang perlu diungkapkan harus dijelaskan dalam laporan keuangan disertai
dengan catatan yang memadai (presentation and disclosure).
Kas dan setara kas
1. Posisi kas dan setara kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik
perusahaan (existence and ownership).
2. Semua transaksi kas dan setara kas telah dicatat dengan lengkap dan merupakan
transaksi yang sah (completeness).
3. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dijumlahkan dengan benar
dan sesuai dengan buku besar (mathematical accuracy).
4. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah absah dan benar (validity
and valuation).
5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam periode yang tepat (cut-
off).
6. Kas dan setara kas telah diungkapkan dengan benar (disclosure).
Beban dibayar di muka & perlengkapan kantor
1. Saldo per tanggal Neraca merupakan beban yang masih mempunyai manfaat di
masa yang akan datang.
2. Penambahan selama periode pemeriksaan merupakan pembebanan yang wajar
terhadap akun tersebut, serta merupakan beban yang masih mempunyai nilai
manfaat di masa yang akan datang.
3. Pembebanan beban yang dibayar di muka memang merupakan beban untuk tahun
berjalan dan telah dihitung atas dasar yang dapat diterima dan konsisten dengan
dasar yang digunakan periode sebelumnya (accuracy and cut –off).
4. Akun – akun tersebut telah diklasifikasikan dengan tepat, dan hal – hal yang penting
telah diungkapkan dalam laporan keuangan (classification and disclosure).
Investasi
1. Untuk membuktikan saldo investasi pada tanggal neraca benar-benar ada dan
merupakan milik Perseroan (excistence and ownership).
2. Untuk menentukan bahwa penilaian investasi telah sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (valuation).
3. Investasi yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dalam laporan keuangan
(disclosure).
4. Investasi telah dicatat dan diklasifikasikan dengan akurat (accuracy and
classification).
Persediaan
1. Semua persediaan yang dicatat memang benar – benar ada pada tanggal neraca
(Existence).
2. Semua presediaan yang ada telah dihitung dan dicantumkan dalam ikhtisar
persediaan (completeness).
3. Semua persediaan milik perusahaan (ownership).
4. Persediaan di nilai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diterapkan secara konsisten (valutation).
5. Pos – pos persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat (classification).
6. Semua persediaan telah dicatat dengan pisah batas pembelian dan penjualan pada
akhir tahun dengan tepat (cut-off).
7. Jumlah rincian persediaan dalam kartu persediaan sesuai dengan buku besar
(mechanical accuracy).
8. Semua persediaan yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dengan lengkap dalam
laporan keuangan (disclosure).
Beban pokok penjualan
1. Ketetapan penetapan laba kotor bergantung pada tepat dan kosistensinya
penetapan beban pokok penjualan serta penilaian persediaan dan adanya harga jual
yang tepat (valutation).
2. Perhitungan laba rugi khususnya yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok
telah dilakukan dengan layak pada dasarnya sesuai dengan prinsip perbandingan
antara pendapatan dengan biaya – biaya terkait (matching cost againts revenue).
3. Penyajian harga pokok dalam laporan keuangan harus sesuai dengan sifat harga
pokok itu sendiri, misalkan perdagangan/manufaktur, dan didukung dengan
klasifikasi yang tepat (classification, presentation, and disclosure).
4. Pengeluaran barang yang terjual didasarkan atas persetujuan pejabat yang
berwenang dan didukung dengan bukti – bukti yang cukup serta benar – benar
merupakan beban perusahaan (accuracy).
5. Semua beban pokok penjualan telah dibukukan dangan lengkap serta tepat dalam
pisah batas pada periode yang bersangkutan (completness and cut-off).
Kewajiban
1. Semua kewajiban yang ada pada tanggal neraca telah dinyatakan dalam laporan
keuangan dengan benar dan lengkap (accuracy and completeness).
2. Utang tercantum dalam laporan keuangan merupakan milik perusahaan (right and
obligation).
3. Pisah batas telah dilakukan dengan tepat (cut-off).
4. Diklasifikasikan dengan benar (classification).
5. Dijelaskan secukupnya mengenai (presentation and disclosure):
Jaminannya
Kewajiban gantung dan bersyarat (commitments and continget liabilities)
termasuk kemungkinan membayar pajak atau adanya komitmen penggantian
atas kerusakan lingkungan hidup.
Perjanjian yang penting sehubungan dengan pembelian aset tetap, masa berlaku
letter of credit (L/C), dan lain – lain.
Kewajiban yang besar dan tidak lazim yang timbul setelah tanggal neraca.
Hal – hal penting lainnya.
Aset Tetap
1. Aset tetap yang disajikan dalam laporan keuangan benar – benar ada dan
merupakan hak milik perusahaan (existence and ownership).
2. Pencatatan dan klasifikasinya telah dilakukan dengan akurat dan semua aset tetap
milik perusahaan telah dibukukan termasuk ketepatan perhitungan penyusutannya
yang diterapkan secara konsisten (accuracy and completeness).
3. Aset tetap telah dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(valutation).
4. Aset tetap yang telah dijadikan jaminan telah diungkapkan dalam laporan keuangan
(disclosure).
Pendapatan dan Beban
1. Semua beban perusahaan telah dibukukan dengan lengkap dan tepat dalam pisah
batas (completeness and cut-off).
2. Beban yang dicatat merupakan beban perusahaan yang didukung dengan bukti –
bukti yang dapat dipertanggung jawabkan serta telah dihitung dengan tepat
(Ownership and accuracy).
3. Ketepatan dalam klasifikasi menurut kelompok/jenis bebannya dan juga dengan
hubugannya dengan usaha perusahaan (classification).
4. Semua hal yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan telah diberikan
penjelasan yang memadai (presentation and disclosure).
5. Hal yang sama diatas juga berlaku untuk tujuan memeriksa pendapatan lain – lain
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2008. Pratikum Audit seri 2. Edisi Revisi. Jilid 1. Jakarta: Salemba empat