tugas pengauditan ii resume bab 11

24
TUGAS PENGAUDITAN II RESUME CHAPTER 11 “ AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN : PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI “ Dosen Pengampu : Indarto Waluyo, SE.Akt. M.Acc, CPA Disusun Oleh : LISTIYA NURAINI 12812141012 PROGRAM STUDI AKUNTANSI- A FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Upload: listiyanuraini

Post on 26-Dec-2015

836 views

Category:

Documents


174 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

TUGAS PENGAUDITAN II

RESUME CHAPTER 11

“ AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN :

PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

ATAS TRANSAKSI “

Dosen Pengampu : Indarto Waluyo, SE.Akt. M.Acc, CPA

Disusun Oleh :

LISTIYA NURAINI 12812141012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI- A

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

PEMBAHASAN

A. AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS

PENJUALAN DAN PENGUMPULAN PIUTANG                              

Tujuan pengauditan atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang adalah

mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan

secara wajar sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum.

Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai

akun dalam siklus penjualan dan penagihan . gambar tersebut menunjukkan bahwa

lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penaguhan antara lain :

1.      Penjualan (tunai dan kredit )

2.      Penerimaan kas

3.      Retur dan potongan penjualan

4.      Penghapusan piutang tak tertagih

5.      Penaksiran kerugian piutang

Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan

jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua

Page 3: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak tertagih.

Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama

baik untuk penjualan tunai maupun penjualan kredit.

A. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN

TERKAIT 

Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang

diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah

keduanya tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang

pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang

akhirnya menjadi kas.

Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi-fungsi Bisnis, serta Dokumen dan

Catatan untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang.

Golongan

Transaksi Akun-Akun Fungsi Bisnis Dokumen & Catatan

Penjualan Penjualan

Piutang usaha

Pengolahan

permintaan dari

konsumen

Persetujuan kredit

Pengiriman barang

Pengiriman faktur

dan pencatatan

penjualan

Pesanan dari konsumen

Order penjualan

Pesanan dari konsumen atau

order penjualan

Dokumen pengiriman

Faktur penjualan

File transaksi penjualan

Jurnal penjualan

Master file piutang usaha

Daftar piutang usaha

Laporan bulanan

Penerimaan Kas Kas di bank

Piutang usaha

Pengolahan dan

pencatatan

penerimaan kas

Pengantar pembayaran

Daftar penerimaan kas

File transaksi penerimaan

Page 4: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

kas

Jurnal penerimaan kas

Retur Penjualan Retur penjualan

Pitang usaha

Pengolahan dan

pencatatan retur

penjualan

Memo kredit

Jurnal retur penjualan

Penghapusan

Piutang

Piutang Usaha

Cadangan kerugian

piutang

Penghapusan

piutang tak tertagih

Formulir otorisasi

penghapusan piutang

Beban Piutang tak

Tertagih

Beban kerugian

piutang

Cadangan kerugian

piutang

Penetapan kerugian

piutang

Jurnal umum

 

Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang

pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham

fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.

1. PENGOLAHAN PESANAN DARI PEMBELI

Pesanan dari pembeli yaitu permintaan untuk membeli barang atau jasa yang

dibuat oleh pembeli.

Order penjualan yaitu dokumen untuk mmenerangkan deskripsi, kuantitas,

dan informasi lain tentang barang yang dipesan oleh konsumen.

2. PERSETUJUAN KREDIT

Page 5: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

Sebelum barang dikirimkan, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus

memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang

dilakukan secara kredit.

3. PENGIRIMAN BARANG

Fungsi ini adalah fungsi yang kritikal dan merupakan saat pertama dalam siklus di

mana perusahaan melepas asetnya.

Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang

menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data

yang relevan lainnya.

Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman

barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara

elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan

membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal

penjualan.

4. PENAGIHAN KEPADA PEMBELI DAN PENCATATAN PENJUALAN

Aspek paling penting dari penagihan yaitu :

Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )

Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =

occurrence )

Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan =

accuracy )

Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas

barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan

lainnya.

Page 6: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang

mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh system

akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.

Jurnal penjualan atau daftar penjualan yaitu laporan yang dibuat dari file

transaksi penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama

pelanggan, tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi

atau lini produk.

Master file piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat

penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan penguragan penjualan

bagi setiap pelanggandan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.

Daftar Saldo Piutang Usaha yaitu daftar atau laporan yang menunjukkan

jumlah saldo piutang kepada setiap pelanggan pada suatu saat tertentu.

Laporan piutang bulanan yaitu suatu dokumen yang dikirimkan melalui pos

atau secara elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal

piutang kepada pelanggan yang bersangkutan jumlah dan tanggal setiap

penjualan, pembayaran tunai yang diterima, memo kredit yang diterbitkan dan

saldo akhir piutang.

5. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN PENERIMAAN KAS

Surat pengantar pembayaran (Remmitance advice) yaitu dokumen yang

dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya dikembalikan kepada penjual

beserta pembayaran kas

Daftar penerimaan kas (Prelisting) yaitu daftar yang disusun ketika kas

diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat

penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan

akuntansi.

Page 7: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

File transaksi penerimaan kas yaitu file yang dihasilkan oleh computer yang

berisi semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh sistem akuntansi

untuk suatu periode waktu tertentu, bisa per hari, per minggu atau per bulan.

Jurnal penerimaan kas atau daftar yaitu daftar atau laporan yang dihasilkan

dari file transaksi penerimaan kas dan meliputi semua transaksi untuk suatu

periode waktu tertentu.

6. PENGOLAHAN DAN PENCATATAN RETUR DAN PENGURANGAN

HARGA PENJUALAN

Memo kredit yaitu menunjukkan pengurangan terhadap jumlah yang akan

diterima dari pembeli karena adanya retur atau pengurangan harga.

Jurnal retur dan pengurangan harga yaitu jurnal yang digunakan untuk

mencatat retur dan pengurangan harga.

7. PENGHAPUSAN PIUTANG

Formulir otorisasi penghapusan piutang yaitu dokumen yang digunakan

secara internal untuk menyatakan perintah untuk menghapus piutang yang

sudah tidak dapat ditagih.

8. PENCADANGAN KERUGIAN PIUTANG

Karena perusahaan tidak dapat diharapkan untuk bisa menagih seluruh

piutangnya 100%, prinsip akuntansi mewajibkan untuk mencatat beban

kerugian piutang sejumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. 

B. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN

PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF TRANSAKSI

PENJUALAN Pemahaman

Pengendalian Internal – Penjualan

Page 8: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL - PENJUALAN

Auditor mempelajari bagan alir yang telah dibuat klien, mengajukan pertanyaan

kepada klien dengan menggunakan daftar pertanyaan pengendalian internal,

melakukan transaction walkthrough untuk penjualan.

PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DIRENCANAKAN - PENJUALAN

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami

pengendalian internal untuk menetapkan resiko pengendalian. Terdapat empat

tahapan penting dalam penetapan risiko ini, yaitu :

1) Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menetapkan resiko pengendalian.

2) Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan defisiensi

yang ada pada penjualan.

Penetapan Risiko Pengendalian

Direncanakan– Penjualan

Penentuan

Luas Pengujian Pengendalian

Perancangan pengujian pengendalian dan

pengujian substantif transaksi untuk

memenuhi tujuan audit transaksi

Prosedur Audit

Ukuran Sampel

Unsur-unsur yang dipilih

Saat

Page 9: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

3) Setelah mengidentifikasi pengendalian beserta defisiensinya, auditor

menghubungkan ha tersebut dengan tujuan.

4) Auditor menetapkan resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan

mengevaluasi pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan.

Pemisahan Tugas yang Memadai

Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan

maupun penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus

menolak akses ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi

transaksi penjualan dan penerimaan kas ke dalam komputer.

Pengotorisasian yang Tepat

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengotorisasian transaksi penjualan,

yaitu:

1. Persetujuan kredit yang tepat harus diberikan sebelum penjualan terjadi.

2. Barang bisa dikirimkan hanya setelah otorisasi pengiriman diberikan.

3. Harga, termasuk syarat penjualan, pengangkutan, dan potongan harus

diotorisasi.

Dokumen dan Catatan yang Memadai

Karena setiap perusahaan memiliki sistem yang berbeda dengan perusahaan

lainnya dalam melaksanakan, mengolah, dan mencatat transaksi, auditor sering

menghadapi kesulitan dalam mengevaluasi apakah setiap prosedur klien dirancang

untuk mencapai pengendalian maksimum. Meskipun demikian, prosedur pencatatan

yang memadai harus ada sebelum tujuan audit transaksi bisa dipenuhi.

Dokumen Bernomor – Urut Tercetak (Prenumbered)

Dimaksudkan untuk mencegah kesalahan dalam pembuatan faktur atau

pencatatan penjualan dan terjadinya penagihan atau pencatatan ganda. Pemberian

nomor urut tercetak ini harus dibarengi dengan pertanggungjawaban pemakaian

Page 10: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

dokumen secara periodik. Petugas pembuatan faktur harus menyimpan tembusan satu

lembar dokumen pengiriman barang secara urut nomr setelah suatu pengiriman

barang dibuat fakturnya dan ada petugas lain yang secara periodik memeriksa

pertanggungjawaban semua nomor dokumen dan melakukan penyelidikan apabila

ada nomor yang hilang.

Laporan Piutang Bulanan

Berguna untuk pengawasan karena mendorong konsumen untuk memberi

komentar apabila saldo yang tercantum dalam laporan tidak sesuai dengan saldo

menurut pembukuan konsumen.

Prosedur Verifikasi Internal

Program komputer atau personil yang independen harus memeriksa bahwa

pengolahan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi keenam tujuan audit

transaksi.

PENENTUAN LUAS PENGUJIAN PENGENDALIAN

Luas pengujian pengendlian tergantung pada efektifitas pengendalian dan

sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi

resiko pengendalian.

PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN UNTUK PENJUALAN

Untuk setiap pengendalian kunci, harus dirancang satu atau lebih pengujian

pengendalian untuk memeriksa efektivitasnya. Pada kebanyakan audit, penentua sifat

pengujian pengendalian biasanya mudah. Pengujian pengendalian yang tepat untuk

pemisahan tugas biasanya terbatas pada observasi atas aktivitas yang dilakukan oleh

auditor atau dengan melalui pengajuan pertanyaan kepada personil klien.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF UNTUK PENJUALAN

Page 11: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

Dalam memutuskan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya

menggunakan sejumlah prosedur yang berlaku untuk setiap audit tanpa

memperhatikan keadaan tertentu, sedangkan prosedur yang lain akan diterapkan

tergantung pada baik buruknya pengendalian dan hasil dari pengujian pengendalian.

Penjualan yang Tercantum dalam Pembukuan Sungguh-sungguh Terjadi

Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan

tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :

a. Penjualan yang tercatat dalam tidak ada pengiriman barangnya.

b. Penjualan dicatat lebih dari satu kali

c. Pengiriman dilakukan kepada konsumen fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau

kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan.

Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan

menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.

Transaksi Penjualan yang Terjadi Telah Dicatat

Untuk menguji pengiriman barang yang tidak dibuat fakturnya, auditor bisa

menelusur suatu sampel dokumen pengiriman yang disimpan di bagian pengiriman ke

duplikat faktur penjualan yang bersangkutan dan ke jurnal penjualan.

Arah Pengujian

Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal

dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah

untuk transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua

adalah untuk transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).

Penjualan Telah Dicatat dengan Teliti

Page 12: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal – hal

berikut :

a. Jumlah barang yang dikirimkan sesuai dengan jumlah barang yang dipesan.

b. Jumlah yang ditagih dalam faktur sesuai dengan jumlah barang yang

dikirimkan.

c. Jumlah tagihan dalam faktur dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi.

C. RETUR DAN PENGURANGAN HARGA PENJULAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien

untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo

kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan

yang pertama adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan

sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua

adalah penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan,

umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk

mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh

retur atau pengurangan penjualan fiktif.

Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji

saldo akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah

pada akhir tahun. Secara alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi,

karena tujuan dan metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada

intinya sama seperti untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami

mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus

dapat menerapkan logika yang sma untuk mendapatkan pengendalian, pengujian

pengendalian, dan pengujian substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi

jumlahnya.

Page 13: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

D. METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN

PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS

TRANSAKSI PENERIMAAN

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian

pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang

digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian

substansif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang

sama seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan

bagi penerimaan kas.

Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses

berikut ini :

a. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit

b. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan

untuk mendukung pengurangan resiko pengendalian

c. Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter

bagi setiap tujuan.

MENENTUKAN APAKAH PENERIMAAN KAS TELAH DICATAT

Penggelapan kas akan sulit untuk dideteksi auditor apabila ha tersebut terjadi

sebelum kas dicatat dalam jurna penerimaan kas atau daftar kas lainnya, terutama

apabila penjualan dan penerimaan kas dicatat secara bersamaan. Untuk mencegah

terjadinya hal semacam ini, maka banyak perusahaan menerapkan pengendalian

internal melalui penelusuran pengantar pembayaran bernomor urut tercetak atau

daftar penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku pembantu piutang usaha

sebagai pengujian substantif.

PENGUJIAN PENERIMAAN KAS

Page 14: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas

yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah pengujian

penerimaan kas ( proof of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas

yang dicatat dalam jumlah penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti

bulan, akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke

bank selama periode yang sama. Perbedaan diantara keduanya mungkin diakibatkan

oleh setoran dalam perjalanan dan pos – pos lainnya, tetapi jumlahnya dapat

direkonsiliasi dan dibandingkan.

PENGUJIAN UNTUK MENEMUKAN LAPPING PIUTANG USAHA

Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha

untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang

menangani penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system

computer.

Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan

tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus

memasukkan penerimaan kas kedalam system. Penggelapan ini dapat dideteksi

dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggalyang ditunjukkan pada

remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.

E. PENGAUDITAN UNTUK PENGHAPUSAN PIUTANG

Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih

adalah kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus

piutang usaha yang sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

kejadian ). Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah

otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh

tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh

mengenai alas an pelanggan tidak mampu membayar.

Page 15: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

TAMBAHAN PENGENDALIAN INTERNAL TAMBAHAN ATAS SALDO

AKUN SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Pengendalian internal yang berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta

pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji

sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi.

Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan

mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak

serta kewajiban dan empat tujuan penyajiannya serta pengungkapan.

PENGARUH HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN

SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI

Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian

substansif atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh

pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus

penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih,

dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

 

 

 

A. KESIMPULAN

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pengujian

pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam

Page 16: Tugas Pengauditan II Resume Bab 11

siklus penjualan dan penaguhan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan

pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban piutang

tak tertagih.

Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan

pengujian substansif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan

mencakup langkah – langkah berikut :

Memahami pengendalian internal

Menilai resiko pengendalian yang direncanakan

Menentukanluas pengujian pengendalian

Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi

untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor

berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai senjata

untuk mengurangi resiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi

pengendalan internal, jika ada, untuk setiap tujuan, auditor kemudian menentukan

luas pengujian pengendalian yang harus dilakukan.

Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas

transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan

benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas transaksi juga

dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.  Setelah

perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transkasi bagi

setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai, auditor mengorganisasikan prosedur

audit ke dalam program audit format kerja.