penerapan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa dalam meningkatkan kemampuan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. JUDUL PENELITIAN
Penerapan Metode Kolaborasi dengan Menggunakan Media Foto
Peristiwa dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa
Kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.
B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian yang akan dibahas dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah mengenai strategi dan desain pembelajaran yaitu menerapkan metode
kolaboratif dengan menggunakan media foto peristiwa dalam meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan
Gempol Kabupaten Cirebon.
C. PENDAHULUAN
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan unik yang dimiliki oleh
manusia. Semua kejadian yang dialami oleh manusia selalu terkait dengan
bahasa. Dengan bahasa manusia dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan
kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
Kreativitas Bahasa Indonesia dimulai sejak dini, hal ini berupaya
membina dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang optimal, sehingga
dapat bermanfaat dan digunakan dalam kehidupan. Sesuai dalam KTSP 2006
(Depdiknas, 2006), tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa
mampu berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan.
Hal ini berarti pembelajaran bahasa bukan sekedar teori tetapi lebih pada
keterampilan berbahasa itu sendiri.
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar mengajarkan empat
keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa yaitu: keterampilan
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah satu
keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar.

Menurut Suriamiharja (dalam Djuanda, 2008: 180) “Menulis merupakan
kegiatan yang melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan”. Lebih lanjut
Alwasilah dan Senny (2005)
Pada dasarnya menulis bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran
ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan,
atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan
baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti
ejaan dan tanda baca.
Sesuai dengan kompetensi dasar kelas V (lima) yang tercantum dalam
KTSP 2006, menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan. Tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran adalah siswa mampu menuangkan gagasan dengan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami, siswa dapat menulis karangan dengan menggunakan
pilihan kata yang menarik dan siswa mampu menulis karangan dengan
menggunakan ejaan (ketepatan penggunaan huruf kapital, tanda titik, dan tanda
koma) dengan tepat.
Salah satu bentuk menulis yang dipilih dalam penelitian ini yaitu menulis
karangan narasi. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan tentang
suatu peristiwa pada suatu waktu pada pembaca. Sebagaimana Alwasilah dan
Seny mengungkapkan, “Narasi adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara
kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi.”
Saat melaksanakan pembelajaran menulis karangan di kelas V SD Negeri
2 Kempek, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran adalah siswa mampu
menuangkan gagasan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami, siswa
dapat menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan
siswa mampu menulis karangan dengan menggunakan ejaan (ketepatan
penggunaan huruf kapital, titik, dan koma) dengan tepat.
Namun dalam kenyataan di lapangan tujuan pembelajaran belum dapat
tercapai dengan optimal seperti yang diharapkan, masih terdapat permasalahan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V serta hasil refleksi
pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas V SDN 2 Kempek pada tanggal 24
Desember 2009, diperoleh data bahwa penyebab munculnya beberapa

permasalahan mengenai kesulitan siswa menuliskan gagasan, menulis karangan
dengan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan (ketepatan penggunaan
huruf kapital, tanda titik, dan koma) dalam menulis karangan di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan kurang bervariasi. Siswa tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran. Guru hanya yang menjelaskan materi, siswa menyimak, lalu
ditugaskan menulis karangan. Dalam menilai karangan siswa, guru langsung
memberi nilai tanpa memberitahu kesalahan-kesalahan dalam karangan
siswa. Sehingga siswa tidak pernah mengetahui kesalahan-kesalahannya
dalam menulis karangan.
2. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran. Media tidak
digunakan oleh guru karena ketidaksediaanya media pembelajaran di sekolah
dan butuh kekreatifan guru untuk membuatnya. Media pembelajaran dapat
menarik perhatian siswa dan dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
Dengan media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh siswa.
3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan belum tercapai
dengan optimal. Siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan
dalam menulis karangan dengan jelas dan mudah dipahami karena
kurangnya latihan menulis dan bimbingan guru dalam proses pembelajaran
menulis. Pembelajaran menulis bukan merupakan kegiatan yang langsung
jadi, tetapi membutuhkan waktu yang berkelanjutan.
4. Kesulitan siswa dalam menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata
yang menarik, siswa cenderung menulis karangan dengan menggunakan
konjungsi yang berulang-ulang. Penggunaan konjungsi yang digunakan:
terus, dan, kemudian, lalu. Hal ini disebabkan karena, guru kurang memberi
contoh-contoh konjungsi lainnya yang dapat digunakan dalam menulis
karangan. Selain itu dalam karangan siswa menggunakan bahasa daerah,
karena bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, sehari-hari siswa
menggunakan bahasa daerahnya, sehingga berpengaruh pada hasil karangan
siswa.

5. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan huruf kapital dengan tepat,
hal ini dikarenakan siswa meniru gaya tulisan dari berbagai media cetak dan
elektronik seperti televisi yang sering siswa lihat, dan guru kurang memberi
bimbingan menulis pada siswa.
6. Siswa kesulitan dalam menggunakan ejaan (tanda titik, dan koma) dengan
tepat, dikarenakan kurangnya bimbingan guru pada siswa, dan setiap siswa
melakukan kesalahan dalam karangan tidak langsung dikoreksi, dan tugas-
tugas yang diberikan oleh guru langsung dinilai atau diparaf sehingga tidak
ada balikan untuk siswa.

Tabel 1
Data Awal Hasil Belajar dalam Pembelajaran Menulis Karangan
No Nama Siswa
Aspek Yang Dinilai
Skor Nilai
Tafsiran
Kesesuaian Gagasan
Pilihan kata Yang
menarik
Ketepatan Penggunaan Huruf kapital
Ketepatan Penggunaan Tanda Titik
Ketepatan Penggunaan Tanda koma Tuntas
Tdk Tuntas
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Juleka Harum √ √ √ √ √ 50 33,3 √
2 Heri Susanto √ √ √ √ √ 50 33,3 √
3 M.Imron √ √ √ √ √ 60 40 √
4 Alfian S √ √ √ √ √ 60 40 √
5 Misbak √ √ √ √ √ 50 33,3 √
6 Anis √ √ √ √ √ 90 60 √
7 Anita Dewi √ √ √ √ √ 100 66,7 √
8 Akhmad Fauzi √ √ √ √ √ 50 33,3 √
9 Devi Nur O. √ √ √ √ √ 100 66,7 √
10 Dewi Melina √ √ √ √ √ 110 73,3 √
11 Irvan √ √ √ √ √ 50 33,3 √
12 Lukman Hakim √ √ √ √ √ 70 46,6 √
13 Amrin Susanto √ √ √ √ √ 50 33,3 √
14 M. Lutfi √ √ √ √ √ 50 33,3 √
15 M. Arifin √ √ √ √ √ 50 33,3 √

16 M. Syarif √ √ √ √ √ 90 60 √
17 Melinda Ratna S √ √ √ √ √ 90 60 √
18 Nasuha √ √ √ √ √ 50 33,3 √
19 Nurhabibah √ √ √ √ √ 120 80 √
20 Siti Naimatul J. √ √ √ √ √ 120 80 √
21 Sureni √ √ √ √ √ 50 33,3 √
22 Ulfatun √ √ √ √ √ 100 66,7 √
23 Wahyu Agung √ √ √ √ √ 100 66,7 √
24 Yakhsun
Abdillah √ √ √ √ √ 80 53,3 √
25 Susfitrianingsih √ √ √ √ √ 110 73,3 √
26 Salman Alfarisi √ √ √ √ √ 90 60 √
27 M. Ilham Fatta √ √ √ √ √ 60 40 √
28 Indawati √ √ √ √ √ 50 33,3 √ Jumlah 5 10 13 3 10 15 0 12 16 0 12 16 0 5 23 8 20
Rata-rata
Presentase 17 35 46 10 35 50 0 42 57 0 42 57 0 17 82 28 71

7
KKM: 64
Konversi skor ke dalam nilai adalah : Skor yang didapat x 100
Skor ideal
Nilai : x 100= 100
Tabel 2
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
Criteria Penetapan
Ketuntasan KKM % Komplek
si
tas
Daya Dukun
g
Intake Siswa
Menulis
4. Mengungkapkan pikiran,
persaan,informasi, dan pengalaman
secara tertulis dalam bentuk karangan,
surat undangan, dan dialog tertulis.
64,24
4.1 Menulis karangan berdasarkan
pengalaman dengan memperhatikan
pilihan kata dan penggunaan ejaan
64,06
a. Menuangkan gagasan dengan jelas
dan mudah dipahami 61 64 67 64
b. Menulis karangan dengan
memperhatikan pilihan kata yang
menarik.
60 63 67 63,33
c. Menulis karangan dengan
memperhatikan penggunaan huruf
kapital dengan benar.
62 63 67 64
d. Menulis karangan dengan
memperhatikan penggunaan tanda
titik dengan benar
62 64 67 64,33
e. Menulis karangan dengan
memperhatikan penggunaan tanda
koma dengan benar.
62 65 67 64,66
KKM Mata Pelajaran 64
Berdasarkan tabel 1 tersebut hasil belajar siswa dalam menulis karangan,
46% siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan dalam karangannya,
dan karangan siswa tidak jelas dan tidak mudah dipahami. 53% siswa mengalami
kesulitan dalam menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang
menarik, 57% siswa mengalami kesulitan dalam menempatkan huruf kapital
dalam menulis karangan. 57% siswa mengalami kesulitan menempatkan tanda
titik dengan tepat, dan 82% siswa kesulitan dalam ketepatan menggunakan tanda
150
150

8
koma, dan sebagian siswa tidak menggunakan tanda koma dalam menulis
karangan.
Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang telah
ditetapkan yaitu : 64, 06. Dengan demikian 8 siswa atau 28% siswa dinyatakan
tuntas dalam pembelajaran menulis karangan, sedangkan 20 siswa atau sekitar
71% siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam pembelajaran menulis karangan
narasi.
Dari data di atas dapat disimpulkan kemampuan menulis karangan narasi
masih rendah, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis
karangan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan diperlukan
sebuah metode dan media pembelajaran. Dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan siswa dalam menulis karangan
dengan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan dengan tepat. Sedangkan
dengan menerapkan media pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk
menuangkan gagasan dan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Alternatif yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode kolaborasi
dengan menggunakan media foto peristiwa.
Yang dimaksud dengan media foto dalam penelitian ini adalah foto peristiwa.
Foto Peristiwa adalah foto pengalaman yang dialami oleh siswa sebagai media
yang akan dijadikan perangsang untuk menuangkan gagasan dalam menulis
karangan. Melalui media foto peristiwa, siswa dapat menuangkan gagasan dengan
membayangkan dan mengaitkan foto dengan pengalaman yang dimilikinya.
“Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan
teman sejawat untuk saling mengoreksi” (Alwasilah dan Senny, 2005: 21).
Dengan metode kolaborasi siswa telibat langsung melalui diskusi kelompok,
pertukaran ide, sehingga mendorong siswa memberikan penilaian atau pendapat
kepada orang lain dan menyadari kesalahan-kesalahan dalam menulis karangan.

9
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengadakan penelitian tindakan
kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
kemampuan menulis karangan narasi dengan judul “Penerapan Metode
Kolaborasi dengan Menggunakan Media Foto Peristiwa dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 2 Kempek
Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon”.
D. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kesulitan yang dialami
siswa dalam menulis karangan yaitu mengenai kesulitan siswa menuangkan
gagasan, menulis karangan dengan pilihan kata yang menarik, dan penggunaan
ejaan. Maka peneliti merumuskan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas
ini sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran penerapan metode kolaborasi dengan menggunakan
media foto peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan
(tanda titik, tanda koma dan huruf kapital) pada siswa kelas V SDN 2 Kempek
Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon?
Secara operasional dan sesifik, permasalahan tersebut dapat diperinci sebagai
berikut:
1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi
dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto
peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada
siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon?
2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi
dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto
peristiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada
siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon?

10
b. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan narasi yaitu
menuangkan gagasan dengan jelas dan mudah dipahami, menulis karangan
dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan (tanda
titik, tanda koma dan huruf kapital) pada siswa kelas V SDN 2 Kempek
dengan menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto
peristiwa?
2. Pemecahan Masalah
Dengan munculnya permasalahan dalam pembelajaran menulis karangan
di kelas V SDN 2 Kempek adalah kinerja guru, aktifitas siswa dan hasil
pembelajaran yang belum optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dilihat dari kinerja guru, dalam kegiatan awal pembelajaran guru tidak
menginformasikan tujuan pembelajaran. Guru tidak menggunakan metode yang
bervariasi, terlihat saat proses pembelajaran guru menjelaskan materi siswa
menyimak, lalu menyuruh siswa menulis karangan dan mengumpulkan hasil
karangan di meja guru. Guru langsung menilai atau memberi paraf pada karangan
siswa tanpa memberitahukan kesalahan-kesalahan dalam hasil karangan siswa.
Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Media
merupakan sebuah alat atau perantara untuk merangsang siswa dalam belajar,
sehingga tanpa media pembelajaran menjadi membosankan, siswa hanya
menyimak penjelasan guru, siswa tidak telibat langsung dalam proses
pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode dalam pembelajaran
menulis karangan tidak bervariasi dan tidak menggunakan media pembelajaran
dalam mengajarkan menulis karangan, sehingga pembelajaran menulis karangan
masih rendah.
Dilihat dari aktivitas siswa, siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan
gagasan dengan jelas dan mudah dipahami pembaca. Kesulitan siswa dalam
menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, menggunakan
konjungsi yang berulang-ulang. Konjungsi yang digunakan: terus, dan, kemudian,
lalu. Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan huruf kapital dengan tepat.
Siswa kesulitan dalam menggunakan ejaan (titik dan koma) dengan tepat. Dan

11
karangan siswa masih terdapat kalimat dalam bahasa daerah, hal ini dikarenakan
siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-harinya sehingga
berpengaruh pada karangan siswa. Dapat disimpulkan pembelajaran menulis
karangan narasi siswa kelas V SDN 2 Kempek masih perlu mendapatkan
perhatian dan perbaikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka, peneliti
mengambil tindakan dengan menerapkan metode kolaborasi dengan
menggunakan media foto peristiwa.
Melalui penerapan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto
peristiwa dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi.
Menurut Alwasilah dan Senny, “Metode kolaborasi adalah suatu teknik
pengajaran menulis dengan melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi.”
Dengan diterapkan metode kolaborasi kegiatan menulis karangan menjadi
kegiatan yang menyenangkan, karena siswa terlibat aktif dengan adanya saling
bersosialisasai, bertanya dan saling mengoreksi serta memberi komentar
mengenai karangan temannya, sehingga siswa mengetahui dan menyadari
kesalahan-kesalahan dalam menulis karangan. Sebagaimana Alwasilah dan
Senny, kelemahan dalam pembelajaran menulis karangan adalah karena
kurangnya pemahaman siswa tentang kekurangan dan kelemahan. Hal ini juga
guru memegang peranan yang penting dalam proses latihan menulis karangan.
Menulis karangan bukan suatu pekerjaan yang sekali jadi tetapi membutuhkan
waktu yang berkesinambungan.
Sedangkan media foto peristiwa dalam penelitian ini merupakan foto
pengalaman yang yang dialami oleh siswa sebagai media atau alat yang akan
dijadikan perangsang untuk menuangkan gagasan dalam menulis karangan.
Dengan media foto peristiwa siswa dapat menuangkan gagasan yang terkait
dengan peristiwa atau pengalaman yang terdapat dalam foto. Foto peristiwa dapat
mengingatkan dan menunculkan kembali peristiwa atau pengalaman yang pernah
dilihat, didengar, dibicarakan atau dialami oleh siswa, sehingga siswa memiliki
skemata untuk menulis karangan. Terdapat pepatah Cina (dalam Sadiman, Dkk,
1984:29) yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari

12
pada seribu kata. Berhubungan dengan media gambar, Djago Tarigan (1995:
2009), mengemukakan bahwa, “Mengarang dengan media gambar merupakan
satu teknik pengajaran menulis karangan yang sangat dianjurkan para ahli.
Gambar yang kelihatannya diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang
peka dan penuh imajinasi. Karena itu pemilihan harus tepat, menarik, dan
merangsang siswa.”
Berdasarkan uraian di atas, maka cara pemecahan masalah tersebut dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar, setiap kelompok
terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Posisi duduk siswa membentuk gaya tim.
b. Upayakan ada jarak agar setiap kelompok tidak terganggu oleh kelompok lain.
c. Guru menjelaskan mengenai materi pembelajaran tentang menulis karangan
narasi.
d. Guru menjelaskan contoh dengan menggunakan media foto dan bertanya
jawab tentang peristiwa yang terdapat dalam foto. Setiap jawaban siswa ditulis
di papan tulis oleh guru.
e. Guru membagikan foto peristiwa pada setiap kelompok. Setiap kelompok
mendapatkan foto yang berbeda.
f. Guru membimbing siswa dengan menggunakan teknik kancing gemerincing.
Terlebih dahulu guru memberikan dua buah sendok es krim atau kancing
pada setiap siswa, setiap kali siswa berpendapat tentang peristiwa yang
terdapat dalam gambar siswa harus meletakan kancing atau sendok es krim di
tengah-tengah kelompok. Siswa diberi kesempatan dua kali untuk
berpendapat.
g. Siswa menuliskan semua pendapat siswa dalam kelompoknya. Dari pendapat
tersebut siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dengan media foto
dan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami oleh siswa.
h. Hasil karangan siswa ditukar dengan kelompok lain. Setiap kelompok siswa
membaca dan menganalisis secara bersama-sama, karangan tersebut dari segi
gagasan, pilihan kata dan penggunaan ejaan.

13
i. Guru membimbing siswa untuk saling mengoreksi karangan dan memberi
komentar terhadap karangan.
j. Siswa menyerahkan hasil kolaborasi karangan tersebut kepada pengarangnya
untuk ditulis ulang.
k. Beberapa siswa membaca hasil karangan di depan kelas.
l. Sebagai evaluasi, guru membagikan foto peristiwa yang berbeda kepada setiap
siswa. Setiap siswa menulis karangan sesuai dengan foto peristiwa dengan
menggunakan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan dengan tepat.
m. Guru memberikan balikan tentang karangan siswa.
n. Guru menyimpulkan materi pembelajaran.
o. Guru mempublikasikan hasil karangan siswa yang telah melalui proses
kolaborasi.
Selain itu, target yang ingin dicapai dala penelitian ini adalah memperbaiki
proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi di
kelas V SD Negeri 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. Adapun
rincian target yang ingin dicapai adalah :
1. Target Proses
a. Kinerja Guru
80% kinerja guru berada dalam kategori baik.
b. Aktifitas Siswa
80% aktivitas siswa berada dalam kategori baik.
2. Target Hasil
Target hasil yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 93% dari 38
siswa dinyatakan tuntas.
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran penerapan metode kolaborasi dengan
menggunakan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan menulis
karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik, dan penggunaan

14
ejaan (tanda titik, tanda koma, dan huruf kapital) pada siswa kelas V SDN 2
Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.
a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam proses pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dengan
menggunakan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol
Kabupaten Cirebon.
b. Untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dengan
menggunakan media foto peistiwa dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol
Kabupaten Cirebon.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan
menerapkan metode kolaborasi dan media foto peistiwa dalam meningkatkan
kemampuan menulis karangan siswa kelas V SDN 2 Kempek Kecamatan
Gempol Kabupaten Cirebon.
F. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Adapaun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas dengan
menerapkan metode kolaborasi dengan menggunakan media foto peristiwa adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat memotivasi siswa dalam menuangkan gagasan, ide, dalam menulis
karangan narasi dan kemampuan menulis dapat optimal.
b. Dapat mengetahui kesalahan tulisan atau karangan sendiri melalui
kegiatan saling mengoreksi dan berkomentar.
c. Dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi dan berinteraksi dengan
teman sebaya.
d. Dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis karangan.

15
2. Bagi Guru
a. Dapat menjadi alternatif metode dan media pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan menulis karangan.
b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam melakukan proses
pembelajaran di kelas.
c. Penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode
kolaborasi dan media foto peristiwa dalam membantu siswa untuk
mengalami kesulitan dalam menulis karangan.
d. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran bahasa
Indonesia.
e. Dapat menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam
pembelajaran menulis karangan.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
di tingkat pendidikan.
b. Dapat menambah khasanah karya penelitian tindakan kelas.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan metode
dan media pembelajaran dalam pendidikan.
b. Dapat menemukan metode dan media pembelajaran sebagai inovasi
dalam pembelajaran yang dapat diterapkan dalam menulis karangan.
c. Dapat menjadi referensi untuk kegiatan penelitian selanjutnya.
G. BATASAN ISTILAH
1. Metode menulis Kolaborasi adalah metode pembelajaran mengarang
dengan melibatkan teman sebaya untuk saling mengoreksi (Alwasilah dan
Senny, 2005:21)
2. Media adalah alat-alat yang dapat membantu memudahkan dalam proses
pembelajaran ( Natawidjaja, 1978:28)
3. Media Foto adalah media visual yang dapat menyalurkan pesan dari
sumber penerima pesan melalui indera penglihatan yang dapat menarik

16
perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta (Sadiman, Dkk,
1984: 28)
Yang dimaksud dengan media foto dalam penelitian ini adalah foto
peristiwa. Foto Peristiwa adalah foto pengalaman yang dialami oleh siswa
sebagai media yang akan dijadikan perangsang untuk menuangkan
gagasan dalam menulis karangan.
4. Menulis adalah suatu aktivitas menuangkan gagasan, ide dan perasaan
kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
5. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis
yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (The Liang
Gie, 2002:1).
6. Karangan narasi adalah jenis karangan yang berupa runtutan peristiwa
yang terjadi dari satu rangkaian waktu dengan menceritakan sejelas-
jelasnya peristiwa yang terjadi.
H. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
2. Pembelajaran Keterampilan Menulis
a. Pengertian menulis
b. Fungsi Menulis
c. Tujuan Menulis
d. Macam-macam menulis di SD
e. Proses Menulis dalam pembelajaran menulis
3. Menulis Karangan
a. Pengertian Mengarang
Menurut Gie (2002:25) menurut bentuk karangan dibagi menjadi
empat karangan yaitu :
1) Karangan cerita (Narasi)
Narasi berasal dari kata to narrate, yaitu bercerita. Cerita adalah
rangkaian peristiwa atau keadian secara kronologis, baik fakta atau
rekaan atau fiksi (Alwasilah dan Senny,2005: 119). Tarigan

17
berpendapat, “Karangan narasi merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.”
2) Karangan Lukisan (Deskripsi)
3) Karangan Paparan ( Eksposisi)
4) Karangan Bincangan (Argumentasi
b. Manfaat menulis karangan
c. Penggolongan Karangan
4. Metode Kolaborasi
a. Sejarah Metode kolaborasi
Ide pembelajaran kolaborasi berawal dari perspektif terhadap filosofis
terhadap kosep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki
pasangan atau teman. Pada tahun 1916, Jhon Dewey. Jhon Dewey
menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin
masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang
kehidupan nyata.
Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan (dalam Suyatno,
2009: 47), adalah :
(1) Siswa hendaknya aktif, learning doing; (2) belajar hendaknya
didasari motiasi instrinsik; (3) pengetahuan adalah berkembang,
tidak bersifat tetap; (4) kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa; (5) pendidikan harus mencakup
kegiatan belajar dengan dengan prinsip saling memahami dan
menghormati satu sama lain; (6) kegiatan belajar hendaknya
hendaknya berhubungan dengan dunia nyata dan bertujuan
mengembangkan dunia tersebut.
b. Asumsi –asumsi mengenai Metode Kolaborasi
Menurut Smith dan Mac Gregor (dalam Suyatno, 2009:47) “Metode
Kolaborasi didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai proses belajar
siswa adalah belajar itu aktif dan konstruktif, belajar itu tergamtung
pada konteks, siswa itu beraneka latar belakang dan belajar itu bersifat
sosial.”
c. Nilai-nilai dalam pembelajaran kolaborasi
d. Pengertian Metode Menulis Kolaborasi

18
“Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan
melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi” (Alwasilah dan
Senny, 2005: 21).
e. Tahapan Mengarang dengan dengan Metode Kolaborasi
Menurut Alwasilah dan Senny (2005:26-28), secara garis besar
panduan menulis karangan dengan metode kolaborasi (Reading-
Writing Connection) adalah sebagai berikut:
1) Berbagi diri ke dalam kelompok-kelompok kecil, terdiri atas tiga
atau empat orang. Pada kelompok besar, kolaborasi cenderung
tidak efektif. Dalam kegiatan ini guru dapat membagi siswa pada
kelompok-kelompok belajar secara heterogen.
2) Upayakan ada jarak agar setiap kelompok tidak terganggu oleh
kelompok lain. Guru dapat menempatkan antar kelompok siswa
jarak yang tidak berhimpitan sehingga siswa dapat lebih kerja
kelompok dengan teman sekelompoknya.
3) Masing-masing anggota kelompok membaca karangan orang lain
pada kelompoknya. Pada langkah pembelajaran metode kolaborasi,
guru membagikan karangan dan siswa membaca karangan teman
sejawatnya.
4) Sewaktu membaca perhatikanlah mekanika tulisan. Tandailah
dengan menggaris bawahi kesalahan-kesalahan seperti: penulisan
nama, judul, huruf besar, tanda titik dan tanda koma. Gunakan tinta
warna-warni agar nampak variasi. Pada metode kolaborasi ini
siswa dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknyA, dan
diharuskan mengoreksi hasil karangan temannya sehingga siswa
yang mengoreksi dapat meningkatkan penggunaan ejaan lebih
baik. Siswa yang mengoreksi memberikan komentar atas
kesalahan-kesalahan pengarang dalam penulisannya.
5) Tanyakan langsung kepada pengarangnya manakala siswa yang
mengoreksi menemukan hal-hal yang tidak jelas dan tidak dapat
dibaca.
6) Kembalikan karangan yang sudah dikomentari itu kepada
penulisnya untuk diperbaiki. Setelah mengetahui kesalahan-
kesalahan dalam penulisannya, pengarang dapat memperbaikinya
agar penulisan berikutnya bisa lebih baik.
7) Siswa dapat langsung menulis ulang karangan yang telah dikoreksi
tersebut.
8) Untuk siswa Sekolah Dasar metode kolaborasi, merevisi dapat
dilakukan sekali saja dikarenakan jam pelajaran terbatas.
9) Karangan yang telah direvisi diserahkan kepada guru untuk
mendapatkan feedback lain.

19
5. Media Foto Peristiwa
a. Pengertian Media
b. Pengertian Media Foto Peristiwa
Media Foto Peristiwa adalah foto pengalaman yang yang dialami oleh
siswa sebagai media atau alat yang akan dijadikan perangsang untuk
menuangkan gagasan dalam menulis karangan
c. Kriteria Pemilihan Media Foto
Menurut Hastuti (dalam Djuanda, 2006: 104) hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum guru menggunakan media gambar adalah :
1) Keterampilan apa yang harus dicapai oleh siswa dengan media
tersebut?
2) Kegiatan kreatif mana yang hendak dibina dengan gambar itu?
3) Reaksi emosional apa yang hendak ditimbulkan oleh gambar itu?
4) Apakah gambar tersebut dapat membawa siswa ke penyelidikan
lebih lanjut?
5) Apa yang harus dicapai oleh gambar itu?
d. Kegunaan Media Foto
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya
kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat foto.
3) Penggunaan media dapat mengatasi sikap pasif siswa, dapat
menimbulkan gairah/motivasi siswa dalam belajar,memungkinkan
interaksi yang lebih langsung antara lingkungan dan kenyataan
serta menungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuannya dan minatnya.
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Foto
1) Kelebihan Media Foto
a) Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan
pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

20
c) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan
kita.
d) Foto memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahfahaman.
e) Foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan,
tanpa memerlukan peralatan khusus ( Sadiman, Dkk, 1984:31)
2) Kekurangan Media Foto
a) Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata;
b) gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran;
c) ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. (Sadiman,
Arief, Dkk, 1984:31)
f. Ciri-ciri media foto yang baik
Menurut Sudirman (2005) Ciri-ciri gambar / foto yang baik dan dapat
digunakan sebagai media belajar adalah :
1) Dapat menyampaikan pesan dan ide tertentu;
2) Memberi kesan yang kuat dan menarik perhatian, kesederhanaan,
yaitu sederhana dalam warna, tetapi memiliki kesan tertentu.
3) Merangsang orang melihat untuk ingin mengungkap tentang objek-
objek dalam gambar.
4) Berani dan dinamis, perbuatan gambar hendaknya menunjukkan
gerak atau perbuatan.
5) Bentuk gambar bagus, menarik dan disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
I. HIPOTESIS
Berdasarkan permasalahan, metode dan media foto peristiwa diterapkan,
maka hipotesis tindakan yang yang dirumuskan oleh peneliti adalah “Jika metode
kolaborasi dan media foto peristiwa diterapkan dalam pembelajaran menulis
karangan narasi di kelas V SD Negeri 2 Kempek, maka kemampuan menulis

21
karangan narasi (menuangkan gagasan, pemilihan kata yang menarik dan
penggunaan ejaan) akan meningkat.”
J. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Rencana Penelitian
a. Tempat Penelitian
Tempat atau lokasi pelaksanaan penelitian adalah SD Negeri 2 Kempek
Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. SD Negeri 2 Kempek dijadikan
sebagai tempat penelitian karena SD Negeri 2 Kempek ini ditemukan
masalah mengenai pembelajaran menulis karangan. Selain itu juga di SD
Negeri 2 Kempek memerlukan inovasi metode dan media pembelajaran
yang akan meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa guna tercapainya
tujuan pembelajaran yang optimal.
b. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Negeri 2 Kempek. Tahun
pelajaran 2009-2010, sebanyak 38 anak, terdiri dari: 16 siswa laki-laki dan
12 siswa perempuan.
c. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu
5 bulan mulai dari bulan Desember sampai April 2010.
2. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model spiral
Kemmis dan Mc.Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-
ulang. Satu siklus putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pada akhir pertemuan
diharapkan tercapainya tujuan yang akan dicapai dalam meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi.

22
Berikut bagan model spiral Kemmis dan Mc.Taggart.
PLAN
PLAN
REPLECT
REPLECT
ACTION
ACTION
OBSERVE
OBSERVE
Gambar 1
Bagan Model Spiral Kemmis dan Taggart
(Kusuma Wijaya dan Dedi Dwitagama, 2008:21)

23
Dari gambar di atas, diawali dengan perencanaan (Planning) yaitu
perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah
dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan
sebagai suatu solusi dari masalah; pelaksanaan (action) yaitu wujud atau
implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; Pengamatan
merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dai tindakan yang
telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya
evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning)
selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan
dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ke tindakan sampai target yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
Berasumsi pada rancangan dasar penelitian tindakan kelas yang peneliti
gunakan yaitu Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Permintaan ijin di SDN 2 Kempek untuk melakukan penelitian.
Permintaan ijin tidak dipersulit, kepala sekolah beserta guru sejawat
menyatakan kesiapan memberi dukungan dan mau berpartisipasi dalam
kegiatan peneltian yang dilakukan.
b. Observasi dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat
gambaran awal tentang SDN 2 Kempek dan gambaran pelaksanaan proses
belajar mengajar dalam kelas khususnya di kelas V pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
c. Identifikasi masalah. Identifikasi permasalahan dilakukan dalam
pelaksanaan pembelajaran terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Langkah ini
didahului oleh telaah kurikulum dan dari hasil telaahan terhadap tujuan
pembelajaran, buku sumber yang digunakan serta metode pengajaran yang
dapat dipakai.
d. Merumuskan secara spesifik strategi pembelajaran dan media
pembelajaran yang akan digunakan untuk pembelajaran bahasa Indonesia.

24
e. Menyusun rencana tindakan berupa siklus tindakan kelas. Membuat
skenario pembelajaran menulis karangan narasi dengan menerapkan
metode kolaborasi dan media foto peristiwa.
f. Membuat alat evaluasi belajar dengan melihat peningkatan kemampuan
menulis karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dan media
foto peristiwa.
g. Membuat lembar kerja siswa, lembar observasi, pedoman wawancara serta
catatan lapangan untuk melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama
pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan metode kolaborasi
dan media foto peristiwa.
2. Pelaksanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan
dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto peristiwa adalah sebagai
berikut:
1) Kegiatan Awal (+ 5 menit)
a. Pengkondisian siswa pada situasi belajar yang kondusif
b. Menginformasikan mengenai tujuan dan manfaat dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mempersiapkan media dan
sumber belajar.
c. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran tentang pengalaman
siswa tentang perayaan tujuhbelas agustusan.
d. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari empat siswa.
e. Setiap kelompok mempunyai jarak agar tidak terganggu oleh
kelompok lainnya.
2) Kegiatan Inti (+ 60 menit)
a. Guru menjelaskan mengenai materi pembelajaran tentang menulis
karangan narasi.
b. Guru menjelaskan dengan menggunakan media foto dan bertanya
jawab tentang peristiwa yang terdapat dalam foto. Setiap jawaban
siswa ditulis di papan tulis oleh guru.

25
c. Guru membagikan foto peristiwa pada setiap kelompok. Setiap
kelompok siswa mendapatkan foto yang berbeda.
d. Guru menggunakan teknik kancing gemerincing untuk membangkitkan
motivasi siswa untuk berpendapat. Terlebih dahulu guru memberikan
dua buah sendok es krim atau kancing pada setiap siswa, setiap kali
siswa berpendapat tentang peristiwa yang terdapat dalam gambar siswa
harus meletakan kancing atau sendok es krim di tengah-tengah
kelompok. Siswa diberi kesempatan dua kali untuk berpendapat.
e. Siswa menuliskan semua pendapat siswa dalam kelompoknya. Dari
pendapat tersebut siswa dalam kelompok menulis karangan narasi
dengan media foto dan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami
oleh siswa.
f. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dari gambar
foto peristiwa. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi
dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan tepat serta
memperhatikan penggunaan ejaan.
g. Hasil karangan siswa ditukar dengan kelompok lain. Setiap kelompok
siswa membaca dan menganalisis secara bersama-sama, karangan
tersebut dari segi gagasan, pilihan kata, penggunaan ejaan, dan tanda
baca.
h. Guru membimbing siswa untuk saling mengoreksi karangan dan
memberi komentar terhadap karangan teman sebayanya.
i. Siswa dalam kelompok menulis ulang karangan yang sudah dikoreksi
dan diberi komentar.
j. Perwakilan siswa membaca hasil kolaborasi karangan di depan kelas.
k. Sebagai evaluasi setiap siswa ditugaskan untuk menulis karangan
narasi dari foto peristiwa yang telah dibagikan oleh guru pada setiap
siswa. Setiap siswa mendapatkan foto yang berbeda dari guru. Untuk
lebih mudah siswa dalam menulis karangan, siswa membuat kerangka
karangan dari peristiwa dalam foto tersebut, yang kemudian
dikembangkan menjadi karangan.

26
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru menilai karangan memberikan balikan tentang karangan siswa.
b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah
dibahas selama proses pembelajaran.
c. Guru memotivasi siswa agar lebih baik lagi dalam menulis karangan
narasi.
d. Guru mempublikasikan hasil karangan siswa, dengan memajang
karangan siswa di majalah dinding kelas.
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Menurut Kasbolah, Kasihani (1998: 91) secara operasional bahwa:
Observasi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali,
merekam, dan mendokumentasikan setiap indicator dari proses dan hasil yang
dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan
terencana maupun akibat sampingannya.
Dengan observasi peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktifitas
selama proses pembelajaran. Adapun fokus yang diamati dalam pembelajaran
menulis karangan adah kinerja guru dan aktivitas siswa. Pengamatan yang
dilakukan berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar
observasi untuk aktifitas siswa.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan
pencapaian tujuan tindakan.
Data yang sudah diperoleh dari hasil observasi, kemudian dianalisis dan
ditafsirkan, sehingga dapat diketahui tindakan yang harus dilakukan. Tafsiran
hasil observasi ini akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi, sehingga
dapat disusun langkah-langkah pembelajaran menulis karangan dengan
menggunakan metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam pelaksanaan
tindakan selanjutnya, sehingga membentuk siklus-siklus.

27
Refleksi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui segala hal yang
terjadi dan diperoleh dalam proses dari hasil pembelajaran, yang dapat
dilakukan dengan cara:
a. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
b. Mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan pihak-pihak yang terkait
dalam pelaksanaan penelitian.
c. Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya untuk
mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya, dengan
mangacu pada hasil analisis tindakan sebelumnya.
3. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Pengamatan/observasi adalah proses pengambilan data dalam peneliti, di
mana peneliti melihat situasi penelitian (Kusumah, Wijaya dan Dedi,
2009:66).
Observasi dilakukan dengan upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran untuk memperoleh informasi proses pembelajaran menulis
karangan narasi dengan menerapkan metode kolaborasi dan media foto
peristiwa. Lembar observasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan
aktifitas siswa dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
b. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari narasumber yang diinginkan. Dalam penelitian
ini objek yang diwawancarai adalah siswa dan guru. Teknik wawancara
yang dilakukan merupakan teknik untuk memperoleh informasi tentang
pelaksanaan metode kolaborasi dan media foto peristiwa dalam
pembelajaran menulis karangan narasi. Tujuan wawancara ini mengetahui
pendapat, pandangan dan apa saja yang diperoleh saat pembelajaran.

28
c. Tes
Lembar tes ini digunakan untk mengetahui peningkatan kemampuan
menulis karangan siswa dengan menerapkan metode kolaborasi dan media
foto peristiwa. Tes yang dilakukan adalah tes tertulis. Alat tes yang
digunakan adalah soal dan format penilaian.
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat ha-hal yang penting di
lapangan ketika pembelajaran berlangsung dari setiap siklus sehingga akan
tergambar peningkatan dari setiap siklus.
4. Data dan Sumber Data
Data-data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dan tes yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Kempek
Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon yang berkaitan dengan pembelajaran
menulis karangan narasi.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan guru-guru
serta seluruh komponen SDN 2 Kempek Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon.
5. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
a. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar
yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Kempek. Data pada penelitian ini
terdiri dari data proses dan data hasil belajar.
1) Data Proses
Teknik yang digunakan dalam pengolahan data proses yaitu penilaian
terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam lembar observasi kinerja guru dan
aktivitas siswa.
Setiap aspek memiliki indikator atau deskriptor, jika semua deskriptor
muncul maka bernilai 3, jika hanya satu deskriptor yang muncul maka bernilai 2,
dan jika tidak ada deskriptor yang muncul, maka bernilai 1. Keterangan kualitatif
yaitu: jika persentase 80-100% maka dikategorikan “ Baik”, jika persentase 50-

29
79% maka dikategorikan “Cukup”, dan jika persentase kurang dari 50% maka
dikategorikan “Kurang”.
2) Data Hasil Belajar
Teknik pengolahan data hasil belajar menggunakan KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum) sebagai kriteria “Tuntas”, atau “Tidak Tuntas” dalam
pembelajaran menulis karangan narasi adalah sebagai berikut:
Komponen atau aspek yang dinilai adalah gagasan (kesesuaian gagasan
dengan media dengan jelas dan mudah dipahami), menulis karangan dengan
menggunakan pilihan kata yang menarik, menulis karangan dengan menggunakan
ejaan (ketepatan penggunaan huruf kapital, tanda titik dan tanda koma).
Setiap aspek memiliki indikator atau deskriptor, jika semua deskriptor
muncul maka bernilai 3, jika hanya satu deskriptor yang muncul maka bernilai 2,
dan jika tidak ada deskriptor yang muncul, maka bernilai 1. Kemudian skor yang
diperoleh diubah menjdi nilai dengan cara skor yang diperoleh dibagi skor ideal
kemudian dikalikan 100. Adapun skor idealnya adalah 150.
Konversi skor ke dalam nilai adalah : Skor yang didapat x 100
Skor ideal
Nilai KKM : 64,06
Setelah didapatkan nilai, kemudian nilai tersebut dihubungkan dengan nilai KKM.
Jika nilai yang didapat lebih dari atau sama dengan nilai KKM, maka akan
dinyatakan atau dikategorikan “Tuntas”, tetapi sebaliknya apabila nilai ang
didapat kurang dari nilai KKM maka dikategorikan “Tidak Tuntas”.
b. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang
diperoleh dari berbagai instrument yang digunakan dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, sintesa, memilih untuk dipelajari dan
membuat kesimpulan. Proses analisis data dimulai dengan mempelajari seluruh
data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Setelah
itu data-data tersebut direduksi dan dibuat abstraksi dengan merangkumnya
menjadi poin yang terjaga keabsahannya.

30
c. Validasi Data
Validasi yang dipilih peneliti dalam penelitian ini merujuk pada Hopkins
(dalam Wiraatmadja, 2005: 168-171), yaitu:
a. Member Check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan
cara mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir
pertemuan.
b. Triangulasi, adalah memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif.
c. Audit Trail, adalah mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.
d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti
kepada pakar professional, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan
kepada pembimbing atau dosen.

7
J. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan selama 5 bulan yaitu mulai dari bulan November 2009 sampai
bulan April 2010.
No kegiatan
Waktu Pelaksanaan
November Desember Januari Februari Maret April
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Penyempurnaan Proposal
4 Pelaksanaan Penelitian
Siklus I
Siklus II
Siklus ke-n
5
Pengolahan dan Analisis
Data
6 Penyusunan dan Revisi
7 Sidang Skripsi

8
K. DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. C dan Senny Suzzana Alwasilah. (2005). Pokoknya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi.
Bandung: Kiblat Buku Utama.
Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.
Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.
Natawidjaja, Dkk. (1978). Alat peraga dan Alat Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
Rahadi, Aristo. ( 2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Sadiman, Arief., Dkk. (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Siduarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Wiraatmadja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Angkasa.

9
L. LAMPIRAN
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PENERAPAN METODE KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA FOTO PERISTIWA
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
SDN 2 Kempek
Bahasa Indonesia
V / I
3 x 35 menit
Menulis
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan
pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan,
surat undangan dan dialog tertulis.
4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan
memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.
Menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata
yang menarik dan penggunaan ejaan.
II. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai siswa harus dapat:
a. Menuangkan gagasan dengan jelas dan mudah dipahami
b. Menulis karangan dengan menggunakan pilihan kata yang menarik.
c. Menulis karangan dengan menggunakan huruf kapital dengan tepat.
d. Menulis karangan dengan menggunakan tanda baca titik dengan tepat
e. Menulis karangan dengan menggunakan tanda baca koma dengan tepat
II. Dampak Pengiring
Siswa dapat menuangkan perasaan, keinginannya dan hal-hal yang
ditemukan di sekelilingnya dalam bentuk karangan.

10
III. Materi Pokok
Terlampir
IV. Media, Metode dan Sumber Belajar
a. Media
Foto peristiwa
b. Metode
Kolaborasi, tanya jawab, diskusi dan penugasan.
c. Sumber Belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
V. Langkah-langkah Pembelajaran
1 Kegiatan Awal (+ 5 menit)
a. Pengkondisian siswa pada situasi belajar yang kondusif.
b. Menginformasikan mengenai tujuan dan manfaat dan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan serta
mempersiapkan media dan sumber belajar.
c. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran tentang pengalaman
siswa tentang perayaan tujuhbelas agustusan.
d. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari empat siswa.
e. Setiap kelompok mempunyai jarak agar tidak terganggu oleh
kelompok lainnya.
2 Kegiatan Inti (+ 60 menit)
a. Guru menjelaskan mengenai materi pembelajaran tentang menulis
karangan narasi.
b. Guru menjelaskan dengan menggunakan media foto dan bertanya
jawab tentang peristiwa yang terdapat dalam foto. Setiap jawaban
siswa ditulis di papan tulis oleh guru.
c. Guru membagikan foto peristiwa pada setiap kelompok. Setiap
kelompok siswa mendapatkan foto yang berbeda.

11
d. Guru menggunakan teknik kancing gemerincing untuk
membangkitkan motivasi siswa untuk berpendapat. Terlebih dahulu
guru memberikan dua buah sendok es krim atau kancing pada
setiap siswa, setiap kali siswa berpendapat tentang peristiwa yang
terdapat dalam gambar siswa harus meletakan kancing atau sendok
es krim di tengah-tengah kelompok. Siswa diberi kesempatan dua
kali untuk berpendapat.
e. Siswa menuliskan semua pendapat siswa dalam kelompoknya. Dari
pendapat tersebut siswa dalam kelompok menulis karangan narasi
dengan media foto dan dikaitkan dengan pengalaman yang dialami
oleh siswa.
f. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan narasi dari gambar
foto peristiwa. Setiap siswa dalam kelompok menulis karangan
narasi dengan menggunakan pilihan kata yang menarik dan tepat
serta memperhatikan penggunaan ejaan.
g. Hasil karangan siswa ditukar dengan kelompok lain. Setiap
kelompok siswa membaca dan menganalisis secara bersama-sama,
karangan tersebut dari segi gagasan, pilihan kata, penggunaan
ejaan, dan tanda baca.
h. Guru membimbing siswa untuk saling mengoreksi karangan dan
memberi komentar terhadap karangan teman sebayanya.
i. Siswa dalam kelompok menulis ulang karangan yang sudah
dikoreksi dan diberi komentar.
j. Beberapa siswa membaca hasil kolaborasi karangan di depan
kelas.
k. Sebagai evaluasi setiap siswa ditugaskan untuk menulis karangan
narasi dari foto peristiwa yang telah dibagikan oleh guru pada
setiap siswa. Setiap siswa mendapatkan foto yang berbeda dari
guru. Untuk lebih mudah siswa dalam menulis karangan, siswa
membuat kerangka karangan dari peristiwa dalam foto tersebut,
yang kemudian dikembangkan menjadi karangan.

12
3 Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru memberikan balikan tentang karangan siswa.
b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah
dibahas selama proses pembelajaran.
c. Guru memotivasi siswa agar lebih baik lagi dalam menulis
karangan narasi.
d. Guru mempublikasikan hasil karangan siswa, dengan memajang
karangan siswa di majalah dinding kelas.
VI. Evaluasi
1 Prosedur Evaluasi : Proses dan hasil
2 Jenis Evaluasi : Tes dan non tes
3 Bentuk Evaluasi : Tes tertulis
4 Alat Evaluasi : Format penilaian dan soal
Cirebon, Nopember 2009
Guru Wali Kelas V
Susilawati, S. Pd
NIP.
Praktikan
Wasiah
NIM. 0604707
Mengetahui,
Kepala SDN 2 Kempek
Drs. H. Busyaeri
NIP.

13
Lampiran 2
LEMBAR TES INDIVIDU
NAMA :
KELAS :
TANGGAL :
NILAI :
1. Perhatikan foto peristiwa dengan baik-baik.
2. Buatlah karangan narasi minimal dua paragrap yang terkait dengan foto telah
dibawa.
3. Gunakan pilihan kata yang menarik, penggunaan ejaan (ketepatan dalam
huruf kapital, tanda titik, dan tanda koma) dengan tepat.
4. Berilah judul yang tepat dan menarik!

14
Lampiran 3
Format Penilaian Tes Hasil Belajar
No Nama Siswa
Aspek Yang Dinilai
Skor Nilai
Tafsiran
Kesesuaian Pilihan kata Penggunaan Penggunaan Penggunaan
Tuntas Tdk
Tuntas 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Juleka Harum
2 Heri Susanto
3 M.Imron
4 Alfian S
5 Misbak
6 Anis
7 Anita Dewi
8 Akhmad Fauzi
9 Devi Nur O.
10 Dewi Melina
11 Irvan
12 Lukman Hakim
13 Amrin Susanto
14 M. Lutfi
15 M. Arifin
16 M. Syarif
17 Melinda Ratna S

15
18 Nasuha
19 Nurhabibah
20 Siti Naimatul J.
21 Sureni
22 Ulfatun
23 Wahyu Agung
24 Yakhsun Abdillah
25 Susfitrianingsih
26 Salman Alfarisi
27 M. Ilham Fatta
28 Indawati jumlah
Rata-rata
Presentase

16
Deskriptor:
A. Gagasan
Deskriptor:
1. Gagasan jelas dan mudah dipahami
2. Gagasan terkait atau sesuai dengan foto peristiwa
B. Pilihan Kata
Deskriptor:
1. Tidak menggunakan konjungsi yang berulang-ulang dalam karangan.
2. Tidak menggunakan bahasa daerah dalam karangan.
C. Ketepatan penempatan huruf kapital
Deskriptor:
1. Menempatkan huruf kapital pada awal kalimat dengan benar.
2. Menempatkan huruf kapital pada huruf pertama nama orang, dan nama
tempat dengan benar.
D. Ketepatan penggunaan tanda baca titik
Deskriptor:
1. Menempatkan tanda titik pada akhir kalimat dengan tepat.
2. Menempatkan tanda titik pada singkatan umum dengan tepat.
E. Ketepatan penggunaan tanda baca koma
Deskriptor:
1. Menempatkan tanda koma pada pemisahan kata dalam suatu perincian
dengan tepat.
2. Menempatkan tanda koma pada penulisan di belakang kata
(penghubung) pada awal kalimat dengan benar.
Keterangan
Skor 3 : Jika semua deskriptor muncul.
Skor 2 : Jika satu deskriptor muncul.
Skor 1 : Jika tidak ada deskriptor yang muncul.
Konversi skor ke dalam nilai adalah : Skor yang didapat x 100
Skor ideal
Nilai KKM : 64

17
Lampiran 4
Lembar Observasi Kinerja Guru
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / 1
Materi Pokok : Menulis Karangan Hari / Tanggal :
Sekolah : SDN 2 Kempek No Aspek yang diamati Hasil
peng-
amatan
3 2 1
1 Kegiatan Awal Pembelajaran
a. Melakanakan tugas harian kelas.
b. Menginformasikan mengenai tujuan, manfaat pembelajaran.
c. Memberikan apersepsi sebelum pembelajaran.
2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran.
b. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan, siswa,
situasi dan lingkungan.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,
kelompok.
d. Membimbing siswa dalam:
1) Mengeluarkan pendapat
2) Menulis karangan melalui media foto peristiwa.
3) Mengoreksi dan mengomentari karangan siswa
4) Menulis ulang karangan yang telah dikoreksi dan diberi
komentar.
3 Kegiatan Akhir Pembelajaran
a. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran
b. Melaksanakan Penilaian pada akhir pembelajaran.
c. Memberikan balikan tentang karangan siswa
d. Mempublikasikan karangan siswa.
Jumlah
Present
ase

18
Deskriptor :
1. Kegiatan Awal
a. Melaksanakan kegiatan harian kelas
Deskriptor:
Mempersiapkan perlengkapan yang menunjang pembelajaran.
Mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif
b. Menginformasikan tujuan dan manfaat pembelajaran.
Deskriptor:
Menginformasikan tujuan pembelajaran.
Menginformasikan manfaat pembelajaran.
c. Memberikan apresepsi sebelum pembelajaran.
Deskriptor:
Kesesuaian apresepsi dengan materi yang diajarkan.
Mengaitkan apresepsi materi pembelajaran dengan pengalaman
siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran.
Deskriptor:
Memberi penjelasan secara jelas
Memberi penjelasan yang dimengerti oleh siswa.
b. Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan tujuan, siswa, situasi
dan lingkungan.
Deskriptor:
Menggunakan media sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Siswa dilibatkan dalam penggunaan media pembelajaran.
c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual, kelompok.
Deskriptor:
Dalam setiap kegiatan (kelompok atau individual) siswa terlibat
secara optimal.
Mengelola jenis kegiatan (kelompok atau individual) secara lancar.

19
d. Membimbing siswa
Deskriptor :
Membimbing dalam mengeluarkan pendapat dan menulis karangan
melalui media foto.
Mengoreksi dan mengomentari karangan siswa.
Menulis ulang karangan siswa yang telah dikoreksi dan diberi
komentar.
3. Kegiatan Akhir
a. Melaksanakan evaluasi proses pembelajaran.
Deskriptor :
Menilai penguasaan siswa melalui kinerja siswa selama proses
pembelajaran.
Menilai siswa dengan pedoman evaluasi.
b. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran.
Deskriptor :
Evaluasi pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Alat evaluasi sesuai dengan bentuk evaluasi dan soal tes akhir dapat
dimengerti oleh siswa.
c. Memberikan balikan tentang karangan siswa.
Deskriptor :
Balikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan.
Balikan mendukung pemahaman siswa terhadap materi.
d. Mempublikasikan karangan siswa.
Deskriptor :
Mempublikasikan karangan siswa dengan rapih
Mempublikasikan hasil karangan siswa yang telah melalui proses
kolaborasi.

20
Kriteria Penilaian :
Skor Penjelasan
3 Jika semua deskriptor muncul.
2 Jika satu deskriptor muncul.
1 Jika tidak ada deskriptor yang muncul
Keterangan
Baik (B) : 80 – 100%
Cukup (C) : 50 – 79%
Kurang (K) : > 50%
Cirebon, Desember 209
Pengamat

21
Lembar Observasi Aktifvitas Siswa
Tanggal Observasi :
Berilah tanda “V” pada kolom kualifikasi yang sesuai dengan pengamatan
No Nama Siswa
Aspek Yang Dinilai
Skor Nilai
Tafsiran
Keaktifan Menulis
Karangan Menulis
Karangan
Menulis Ulang
Karangan
Tuntas Tdk
Tuntas 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Juleka Harum
2 Heri Susanto
3 M.Imron
4 Alfian S
5 Misbak
6 Anis
7 Anita Dewi
8 Akhmad Fauzi
9 Devi Nur O.
10 Dewi Melina
11 Irvan
12 Lukman Hakim
13 Amrin Susanto
14 M. Lutfi

22
15 M. Arifin
16 M. Syarif
17 Melinda Ratna S
18 Nasuha
19 Nurhabibah
20 Siti Naimatul J.
21 Sureni
22 Ulfatun
23 Wahyu Agung
24 Yakhsun Abdillah
25 Susfitrianingsih
26 Salman Alfarisi
27 M. Ilham Fatta
28 Indawati jumlah
Rata-rata
Presentase

23
Deskriptor:
1. Keaktifan
a. Siswa aktif berpendapat dalam diskusi kelompok.
b. Siswa aktif bertanya jawab dalam diskusi kelompok
2. Menulis Karangan
a. Siswa menulis gagasan
b. Menulis karangan dengan memanfaatkan media foto peristiwa.
3. Mengoreksi Karangan
a. Siswa mengoreksi karangan teman sebaya.
b. Siswa memberi komentar terhadap karangan teman sebaya.
4. Menulis Ulang Karangan
a. Siswa menulis karangan sesuai dengan hasil koreksi karangan.
b. Siswa menulis karangan dengan rapih.
Keterangan
Skor 3 : Jika semua indikator muncul.
Skor 2 : Jika satu indikator muncul.
Skor 1 : Jika tidak ada indikator yang muncul.
Baik (B) : 80 – 100%
Cukup (C) : 50 – 79%
Kurang (K) : > 50%
Cirebon, November 2009
Pengamat

24
Nama Guru :
Waktu Wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pendapat ibu apabila
pembelajaran menulis karangan
menggunakan metode kolaborasi
dan media foto peristiwa?
2 Menurut Ibu, kesulitan apa yang
dialami jika melaksanakan
pembelajaran menulis karangan
dengan metode kolaborasi dan
media foto peristiwa?
3 Kemudahan apa yang akan didapat
jika ibu melaksanakan pembelajaran
tadi?
4 Menurut Ibu apakah penggunaan
metode kolaborasi dan penggunaan
media foto peristiwa dapat
mengatasi kesulitan siswa dalam
menulis karangan (menuangkan
gagasan, penggunaan pilihan kata
yang menarik dan ejaan)?
5 Hal apa saja yang ibu dapatkan
pembelajaran dengan menggunakan
metode kolaborasi dan media foto
peristiwa?
6 Menurut ibu, hal-hal apa saja yang
harus diperbaiki dalam pembelajaran
tadi?

25
Lampiran 7
Pedoman Wawancara untuk Siswa
Waktu Wawancara :
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurutmu, apakah pembelajaran yang tadi
lebih menarik, semangat dan
menyenangkan?
2 Bagaimana pendapat kamu tentang
pembelajaran berkelompok, saling
mengoreksi dan berkomentar dengan teman
sebaya dalam pembelajaran menulis
karangan?
3 Apakah ada perbedaan antara pembelajaran
menggunakan metode kolaborasi, media
foto peristiwa dengan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru?
4 Apakah pembelajaran menulis karangan
yang baru saja dikuti lebih sulit dari
biasanya?
5 Bagaimana pendapat kamu tentang menulis
karangan dengan bantuan media foto
peristiwa? Apakah lebih mudah dalam
menulis gagasan?

26
Catatan Lapangan
Pelaksanaan Tindakan :
Waktu :
Fokus Kajian Deskripsi Proses Belajar Komentar

27
Lampiran 8
Contoh foto peristiwa untuk evaluasi
Foto 1
Foto 2

28

29

30