keefektifan pembelajaran menulis karangan …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN
PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING DAN TEKNIK MODELING PADA
SISWA KELAS V SD NEGERI MATTOANGIN I DAN II KOTA MAKASSAR
THE EFFECTIVENESS OF LEARNING WRITING NARRATIVE ESSAYAS BASED
ON EXPERIENCE THROUGH CLUSTERING AND MODELING TECHNIQUE IN
CLASS V STUDENTS OF SD NEGERI MATTOANGIN I AND II MAKASSAR
TESIS
OLEH
HAFSAH AM
105.06.01.017.16
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
i
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI
BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING dan
TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
MATTOANGIN I dan II Kota Makassar
TESIS
Sebagai Salah Satu Sayarat Untuk Mencapai Magister
Program Studi
Magister Pendidikan Dasar
Disusun dan Diajukan Oleh
HAFSAH AM
Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.01.017.16
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
v
Abstrak
Hafsah AM (2019) Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Kota Makassar, (dibimbing oleh Dr. Munirah, M.Pd., dan Dr. Tarman A. Arif, M.Pd) Universitas Muhammadiyah Makassar
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan teknik
clustering dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi dan membuktikan signifikansi pengaruh teknik
clustering dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi. Penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif yang sifatnya True Experiment Design dengan pre-test, post-test
kontrol group desain. Teknik clustering dan Teknik modeling terhadap
keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa
SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar berpengaruh
signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memiliki perbedaan
yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Terlihat hasil T hitung untuk teknik clustering siswa SD. Negeri Mattoangin I dan
II adalah 13,256 dengan t table 2,042 dan nilai signifikan (Sig) 0,304 > 0,05.
Sedangkan hasil nilai t hitung untuk teknik clustering siswa SD. Negeri
Mattoangin I dan II adalah 12,558 dengan t table 2,042 dan nilai signifikan (Sig)
0,719 > 0,05. Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa dengan meggunakan
teknik clustering pada pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi, siswa lebih mampu menangkap materi yang dibawakan oleh
guru karena terbantu dengan pengelompokan kata yang dilakukan sebelumnya
sehingga siswa dapat lebih menunjukkan kemampuan mereka dalam menulis
karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi. Dari penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya penggunaan teknik
clustering terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi berpengaruh signifikan. Nilai t hitung adalah 15,733 dengan t
table 2,042 dan nilai signifikan (Sig) 0,366 > 0,05. Sedangkan hasil nilai t hitung
untuk teknik modeling siswa SD. Negeri Mattoangin I dan II adalah 17,968
dengan t table 2,042 dan nilai signifikan (Sig) 0,435 > 0,05. maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya penggunaan teknik
modeling terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi berpengaruh signifikan.
Kata Kunci:Menulis Karangan Narasi, Clustering, Modeling
vi
KATA PENGANTAR
Segala pujian hanyalah bagi Allah swt. yang telah memberikan
curahan kasih sayang, rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Dengan Teknik Clustering dan
Teknik Modeling Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Kota
Makassar” ini dengan cukup baik walaupun dengan keterbatasan
pengetahuan, waktu, tenaga dan sebagainya yang dimiliki penulis.
Salam dan shalawat atas junjungan baginda Muhammad SAW
beserta Rasul Allah yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke
alam terang benderang dengan segala da’wahnya yang sarat dengan
petunjuk dan nasehat agama. Penyusunan tesis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister
Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi S2 Pendidikan Dasar di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan, banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi
penulis. Namun berkat rahmat-Nya dan bantuan dari berbagai pihak, baik
yang bersifat material maupun nonmaterial, sehingga tesis ini dapat
terwujud seperti yang ada di tangan pembaca saat ini. Dalam kesempatan
vii
ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang
terhormat dan teristimewa orang tua tercinta Ayahanda Amiran Mangga,
BA dan Ibundaku tercinta Salma Agi yang telah membimbing dan
memberikan dukungan baik moril maupun materi sejak kecil sampai
sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini hingga selesai
serta suami tercinta Meidy Hadi Susanto, S.Kom, atas segala perhatian
juga buat anak-anakku tercinta, Fadhlan, Dhysa, dan Al Faruq.
Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan
terima kasih disampaikan dengan hormat kepada :
1. Dr. Munirah M.Pd sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dengan penuh perhatian memberikan dorongan,
bimbingan serta motivasi kepada penulis.
2. Dr. Tarman A Arif, M.Pd sebagai pembimbing yang telah
memberikan dukungan dengan sepenuh hati, saran, motivasi serta
dorongan untuk tetap semangat mengerjakan tesis ini.
3. Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Direktur Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Sulfasyah, S.Pd., MA., Ph.D., Ketua Jurusan Program Magister
Pendidikan Dasar.
viii
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan
kepada Drs. Chairil Batu Api, SE Kepala SD Negeri Mattoangin I dan
kepada Dra. Hasminari Kepala Sekolah SDN Mattoangin II Kota Makassar
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam
menyelesaikan tesis ini dan semua teman Magister Pendidikan Dasar
kelas A Angkatan 2016 yang telah memberikan motivasi dan semangat
kepada penulis selama perkuliahan terkhususkan kepada teman baik saya
serta kepada teman-teman mahasiswa yang memberikan banyak suka
duka selama di kampus.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini, masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
sempurnanya tesis ini.
Makassar, Januari 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ...................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................... ii
Halaman Pernyataan Keaslian Tesis .................................................... iii
Moto ...................................................................................................... iv
Abstrak .................................................................................................. v
Kata Pengantar ..................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................... ix
Daftar Tabel .......................................................................................... xi
Daftar Grafik .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretis ................................................................................ 7
1. Hakikat Bahasa Indonesia ......................................................... 7
2. Keterampilan Menulis ................................................................ 9
3. Karangan ................................................................................... 19
4. Pengalaman Pribadi .................................................................. 36
5. Pendekatan Kontekstual ........................................................... 38
6. Teknik Pengelompokan Ide (Clustering) ................................... 40
7. Teknik Pemodelan (Modeling) ................................................... 44
8. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi Berdasarkan
Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling .. 51
9. Penilaian Menulis Karangan Narasi .......................................... 53
10. Keefektifan Pembelajaran ......................................................... 55
B. Kajian Penelitian Yang Relevan ..................................................... 57
C. Kerangka Pikir ................................................................................ 59
x
D. Hipotesis ......................................................................................... 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian ........................................................... 63
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 66
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 66
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 67
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ............ 71
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 77
1. Penggunaan Teknik Clustering Efektif dalam Kemampuan
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ................................... 78
2. Penggunaan Teknik Modeling Efektif dalam Kemampuan
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ................................... 86
3. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan
Pengalaman Pribadi dengan Teknik Clustering ........................ 93
4. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan
Pengalaman Pribadi dengan Teknik Clustering ......................... 96
5. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 104
A. Kesimpulan ..................................................................................... 104
B. Saran .............................................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 106
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain penelitian Control Group Design ............................. 65
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis Karangan Narasi .................... 70
Tabel 3.3 Kategori Menulis Karangan ................................................ 73
Tabel 4.1 Distribusi nilai statistik hasil belajar menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi kelas kontrol .................. 81
Tabel 4.2 Distribusi nilai statistik hasil belajar menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi kelas eksperimen
sebelum penggunaan metode clustering dan modeling SD 82
Tabel 4.3 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar postest kelas
kontrol ................................................................................. 82
Tabel 4.4 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar postes kelas
Eksperimen sebelum penerapan metode clustering dan
modeling ............................................................................. 82
Tabel 4.5 Hasil perbandingan pretest nilai statistik kelas kontrol
dengan eksperimen ............................................................ 83
Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan
Mariso Kota Makassar ........................................................ 84
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Post test Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ......................................................................... 85
Tabel 4.8 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar posttest kelas
Eksperimen setelah penerapan metode clustering ............ 86
xii
Tabel 4.9 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen teknik
modeling dan Kelas Kontrol ............................................... 90
Tabel 4.10 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen .................. 91
Tabel 4.11 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar postes kelas
Eksperimen setelah penerapan metode modeling ............. 92
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ........................................................................ 94
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Metode Clustering .......................................... 94
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ........................................................................ 94
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen dengan Teknik Clustering .............................. 95
Tabel 4.16 Uji T Independent Samples T-test (Posttest)
Teknik Clustering .............................................................. 95
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Teknik Modeling ............................................. 96
Tabel 4.18 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen dengan Teknik Modeling ................................ 97
Tabel 4.19 Uji T Independent Samples T-test (Posttest)
Teknik Modeling ................................................................. 97
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perbandingan hasil aktivitas siswa kelas kontrol dengan
kelas eksperimen ............................................................... 80
Grafik 4.2 Perbandingan hasil analisis statistik pretest kelas kontrol
dan kelas eksperimen ........................................................ 83
Grafik 4.3 Perbandingan hasil analisis statistik pretestkelas kontrol
dan kelas eksperimen SD. Negeri Mattoangin II ................ 86
Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Post test Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ............................................................................. 85
Grafik 4.5 Keaktifan Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II dengan
Teknik modeling .................................................................. 88
Grafik 4.6 Rata-Rata Nilai Siswa Kelas Eksperimen dengan Teknik
modeling ................................................................................... 90
Grafik 4.7 Perbandingan Hasil Analisis Statistik .................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013 ditetapkan oleh pemerintah sebagai
penyempurnaan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
yang sebelumnya telah menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam Kurikulum 2013 khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam
jenjang Sekolah Dasar juga merumuskan tentang standar kompetensi
lulusan untuk keterampilan menulis, salah satunya yaitu siswa dapat
melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam bentuk sebuah karangan sederhana.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada tingkatan sekolah dasar
menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-sehari. Kemampuan tersebut
baik secara lisan maupun tertulis. Para siswa diharapkan mampu untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan melalui kegiatan
membaca, bertanya, menjawab dan beradu argumen dengan orang lain.
Suria Sumantri (dalam Tarman, 2018) menyatakan bahwa belajar bahasa
akan lebih mudah jika pembelajaran bersifat holistik, realistik, relevan,
bermakna, dan fungsional, serta tidak lepas dari konteks pembicaraan.
Pendekatan pembelajaran terpadu dalam pengajaran bahasa sebenarnya
dilandasi oleh pandangan bahasa holistic (whole language) yang
2
memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang bulat dan utuh, dan dalam
proses belajar sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi tidak langsung,
kita berkomunikasi dengan orang lain tidak melalui tatap muka tetapi
melalui tulisan. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.
Keterampilan menulis merupakan kemampuan mengekspresikan, pikiran,
perasaan, pengalaman dalam bentuk tulisan yang disusun secara
sistematis dan logis, sehingga tulisannya dapat dipahami oleh pembaca.
Sebagaimana yang dikatakan Badudu (2000:10) menulis merupakan suatu
keterampilan yang produktif dan ekspresif, artinya selalu diperlukan dalam
berbagai kepentingan dalam berbagai kehidupan dan dapat
mengungkapkan gagasan atau ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain
secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan lawan bicara”.
Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan khususnya
karangan tentang pengalaman pribadi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Namun, faktor utamanya adalah metode yang diterapkan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Warkanis (2005:52) mengatakan
metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam kegiatan belajar
mengajar dengan tujuan memudahkan peserta didik menerima bahan ajar
atau materi pelajaran. Metode mengajar yang dikembangkan dalam proses
belajar mengajar merupakan interaksi edukatif antara guru dengan
mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
3
Metode pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman yang selama ini diterapkan masih menggunakan metode
konvensional, antara lain dengan ceramah, tanya jawab, latihan dan
pemberian tugas. Dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan
pengalaman pribadi yang selama ini menggunakan metode konvensional,
siswa dirasa masih sulit memahami materi yang diajarkan. Padahal, tujuan
utama dari metode adalah untuk memudahkan siswa dalam menerima
bahan ajar. Penggunaan metode clustering mampu membuat siswa untuk
merangkai kata-kata yang akan disusun menjadi sebuah karangan dengan
menggunakan pengelompokan kata. Sehingga hal ini memudahkan siswa
untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran
tentang menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman. Selain
pengunaan teknik clustering penulis juga menggunakan teknik pemodelan
dengan memberikan diskusi berkaitan hal-hal mengenai menulis karangan
narasi sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.
Teknik Clustering (pengelompokan) adalah cara memilih gagasan-
gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, tanpa
pertimbangan (De Porter, 2000:181). Teknik clustering memang
dikhususkan untuk mempelajari cara menulis karangan yang baik. Teknik
clustering membuat siswa mampu melihat dan membuat hubungan-
hubungan antara gagasan, membuat siswa mengembangkan gagasan-
gagasan yang telah dikemukakan. Selain itu, teknik clustering juga
melakukan pembelajaran dengan bentuk kelompok, sehingga dapat
4
memudahkan siswa dalam memecahkan permasalahan materi ajar dengan
teman sekelompoknya. Teknik pemodelan sebagai salah satu komponen
metode kontekstual mempunyai peran penting dalam pembelajaran
menulis. Model pembelajaran dengan teknik pemodelan ini melatih siswa
untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan menulis
pengalaman pribadi. Penggunaan model menulis pengalaman pribadi
dalam pembelajaran dapat memberikan nilai positif bagi siswa maupun
guru. Komponen pemodelan melibatkan guru, siswa, dan model dari luar.
Model luar yang digunakan berupa alat peraga yang dapat memudahkan
siswa dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Pembelajaran menulis karangan narasi yang saat ini dilakukan oleh
guru pada SD Negeri Mattoangin I dan II dengan menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Guru menjelaskan kepada
siswa langkah-langkah menulis karangan narasi. Kemudian guru
menugaskan kepada siswa untuk menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi.
Penelitian menulis karangan narasi dilakukan pada kelas V karena
pada tingkatan ini kemampuan siswa untuk merangkai kata menjadi sebuah
karangan sudah lebih baik. Sehingga kemampuan menulis karangan siswa
dapat dinilai lebih baik. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat sejauh
mana kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi pada siswa kelas V. Dari hasil observasi awal, maka didapatkan
bahwa kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V
5
khususnya pada SD. Negeri Mattoangin I dan II Kota Makassar masih
rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah
metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan
Teknik Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Kota
Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan teknik clustering dan modeling pada
pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi pada Siswa Kelas V SD. Negeri Mattoangin I dan II Kota
Makassar?
2. Apakah penggunaan teknik clustering efektif dalam kemampuan
pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Negeri
Mattoangin I dan II Kota Makassar?
3. Apakah penggunaan teknik modeling efektif dalam kemampuan
pembelajaran menulis karangan narasi pada Siswa kelas V SD Negeri
Mattoangin I dan II Kota Makassar?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan proses penerapan teknik clustering dan modeling pada
pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi pada siswa Kelas V SD. Negeri Mattoangin I dan II Kota
Makassar?
2. Menunjukkan keefektifan teknik clustering dalam kemampuan
pembelajaran menulis karangan narasi pada Siswa kelas V SD Negeri
Mattoangin I dan II Kota Makassar.
3. Menunjukkan keefektifan teknik modeling dalam kemampuan
pembelajaran menulis karangan narasi pada Siswa kelas V SD Negeri
Mattoangin I dan II Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini yaitu menjadi masukan bagi teori yang
membangun pengajaran bahasa Indonesia. Khususnya sistem
pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam
melakukan pembelajaran menulis karangan narasi
b. Bagi guru, penelitian dapat dijadikan masukan dalam proses
pembelajaran menulis karangan narasi.
c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
penelitian selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretis
1. Hakikat Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:88), Bahasa
diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan
mengidentifikasi diri. Lebih lanjut, Santosa (2008:1.3) berpendapat bahwa
bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa
lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat
keterampilan dasar berbahasa, yaitu mendengarkan (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis (Mulyati, 2008:1.10). Setiap
keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya
dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-
mula pada masa kecil, seorang anak belajar menyimak bahasa, kemudian
berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan,
merupakan catur-tunggal (Tarigan, 2008:1). Keempat kemampuan tersebut
diajarkan pada tingkat SD secara bertahap sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.
8
Secara formal pembinaan kemampuan menulis telah dimulai sejak
SD. Pada usia yang sangat dini inilah murid dilatih, dibina, dan
dikembangkan kemampuan menulis dan berpikir yang dimilikinya. Untuk
kelas I sampai III pembinaan kemampuan menulis diarahkan pada
kemampuan menulis permulaan. Titik berat pengajaran ini adalah agar
anak didik dapat menulis dengan baik, bersih, dan rapi. Berbeda dengan
kelas rendah, pada murid-murid SD kelas tinggi, tuntutan kemampuan
menulis tidak hanya sekedar dalam bentuk peniruan, tetapi sudah mengacu
kepada tuntutan kemampuan berpikir. Hal ini dikarenakan kepada murid
tidak hanya ditugaskan menulis kembali apa yang dilihatnya, tetapi
pembinaan yang dilakukan sudah mengarah kepada perbuatan mengarang
(Nura, 2003:72).
Dari uraian para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Bahasa Indonesia merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai
alat komunikasi oleh peserta didik yang mencakup empat keterampilan,
yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Masing-
masing keterampilan diharapkan mampu dikuasai oleh peserta didik
sebagai bekal di lingkungan masyarakat. Pengajaran bahasa Indonesia di
SD untuk kelas rendah lebih difokuskan pada kemampuan menulis tingkat
permulaan. Sedangkan untuk kelas tinggi sudah dituntut kemampuan
berpikir dalam mengarang sebuah tulisan.
9
2. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Menulis
Menurut Doyin dan Wagiran (2009:12), menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara
tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah,
tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya,
menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan
reseptif. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi
kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh
pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan
membaca (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:248).
Nurudin (2007:4) menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan
seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.
Lebih lanjut, Suparno dan Yunus (2009:1.3) mendefinisikan menulis
sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Senada dengan
pendapat tersebut, menulis menurut Nurudin (2010:4) adalah segenap
rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah
dipahami. Sementara itu Semi (2007:14) mengemukakan bahwa menulis
merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-
lambang tulisan.
10
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis
adalah suatu bentuk kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk
menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya.
Agama Islam mengajarkan begitu pentingnya menulis, bahkan Allah
bersumpah dalam salah satu ayat dalam Al-Qu’ran. Allah swt. berfirman di
dalam Al-Qur’an surah Al-Qalam/68 ayat 1 – 5 sebagai berikut
ٱو ن � � �����ن �و�� ����ون �#" ��!� ر)�ا %�� أ
) �,ن+ *
9 76 1234 0/. -���ن ! �ون <�=>; :,#+ @و?>;
Terjemahnya:
1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis 2. berkat nikmat
Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila 3. Dan
sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak
putus-putusnya 4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung 5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka
(orang-orang kafir)pun akan melihat
Mengenai huruf hijaiyah telah dijelaskan di dalam surah al-Baqarah.
Firman Allah: wal qalami (“Demi kalam”) secara lahiriyah, tampak bahwa ia
sejenis dengan pena yang dipergunakan untuk menulis. Seperti pada
firman Allah yang artinya: “Bacalah, dan Rabb-mu lah yang Paling Pemurah
yang mengajarkan [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘Alaq: ayat 1-5). Yang
demikian itu merupakan sumpah dari Allah Ta’ala sekaligus peringatan bagi
makhluk-Nya atas apa yang telah Dia anugerahkan kepada mereka, berupa
pengajaran tulis-menulis yang dengannya ilmu pengetahuan diperoleh.
11
Oleh karena itu Dia berfirman: wa maa yasthuruuna (“dan apa yang mereka
tulis.”) Ibnu ‘Abbas, Mujahid, dan Qatadah mengatakan: “Yakni, apa yang
mereka tulis.”(sugiyarto,
https://alquranmulia.wordpress.com/2013/09/16/tafsir-ibnu-katsir-surah-al-
qalam-1/, diakses tanggal 6 September 2018 pukul 18:00 ). Ayat ini
mengajarkan pentingnyanya menulis, bahkan diakhirat kelak kita akan
melihat catatan kebaikan dan keburukan kita yang ditulis oleh Malaikat,
2. Tujuan Menulis
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Maksud atau
tujuan penulis adalah responsi atau jawaban yang diharapkan penulis akan
diperolehnya dari pembaca. Charlie (2008:111) mengemukakan bahwa
penulis memiliki tujuan tertentu dalam penulisannya, yaitu: memberi
informasi, mencerahkan jiwa, mengabadikan sejarah, ekspresi diri,
mengedepankan idealisme, mengemukakan opini dan teori, serta
menghibur.
Senada dengan pendapat Charlie, Semi (2007:14) merangkumkan
tujuan menulis antara lain sebagai berikut.
1. Untuk menceritakan sesuatu
Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar
orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami oleh yang
bersangkutan.
12
2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan
Memberi petunjuk atau pengarahan adalah apabila seseorang
mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan
tahapan yang benar.
3. Untuk Menjelaskan Sesuatu
Apabila siswa membaca berbagai buku pelajaran sehari-hari, tentu
buku tersebut berisi berbagai penjelasan. Maka tulisan itu dapat
digolongkan ke dalam tulisan yang bertujuan menjelaskan sesuatu.
4. Untuk meyakinkan
Ada kalanya orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang
pandangannya mengenai sesuatu karena seringkali seseorang
merasa bahwa pandangan dan pendapatnya merupakan hal yang
paling benar.
5. Untuk merangkum
Tujuan menulis semacam ini, umumnya dijumpai pada kalangan
murid sekolah, baik yang berada di tingkat dasar, menengah,
maupun di perguruan tinggi. Dengan menuliskan rangkuman,
mereka akan sangat tertolong dan mudah dalam mempelajari isi
buku yang panjang dan tebal.
Berdasarkan tujuan menulis di atas, maka pada penelitian ini menulis
dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sebuah informasi dari
pengalaman siswa. Informasi tersebut dirangkai dalam sebuah karangan
narasi.
13
3. Manfaat Menulis
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis.
Menurut Akhadiah dkk. (1998:1-2) ada delapan kegunaan menulis yaitu
Pertama Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan
menulis, penulis dapat mengetahui sampai mana pengetahuannya tentang
suatu topik. Untuk mengembangkan suatu topik itu, penulis harus berpikir
menggali pengetahuan dan pengalamannya. Kedua Penulis dapat terlatih
dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis
terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-
bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan. Ketiga,
penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas
wawasan penulisan secara teoretis mengenai fakta-fakta yang
berhubungan. Keempat, penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan
gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.
Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula
masih samar. Kelima, penulis akan dapat meninjau serta menilai
gagasannya sendiri secara lebih objektif. Keenam, penulis akan lebih
mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih konkret. Ketujuh, penulis terdorong untuk
terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah
masalah, bukan sekadar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
14
Kedelapan, kegiatan menulis yang terencanakan, dapat membiasakan
penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.
Bernard Percy (1981 dalam Nurudin 2007:20-27) mengemukakan
beberapa manfaat menulis antara lain:
a. Sarana untuk mengungkapkan diri
Sarana untuk mengungkapkan diri di sini adalah bahwa dengan
menulis, bisa mengungkapkan perasaan hati (kegelisahan, keinginan,
kemarahan dan lain-lain). Menulis bisa dijadikan alat untuk
menyalurkan perasaan hati. Bisa jadi perasaan seseorang tersebut
tidak mampu atau tidak bisa diungkapkan dalam lisan, maka menulis
menjadi salah satu sarananya.
b. Sarana untuk pemahaman
Menulis bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan ke dalam
otaknya. Tentu saja sesuatu yang diikat dengan sesuatu yang dibiarkan
saja akan lebih menancap kuat jika diikat. Banyak para pembicara yang
harus melakukan pembuatan makalah sebelum tampil dalam sebuah
acara. Ini dilakukan untuk menancapkan kuat dari apa yang harus
disampaikan setelah ada dalam forum. Berarti, menulis sebenarnya
menancapkan pemahaman kuat dalam otak penulis, dengan kata lain
menulis untuk pemahaman.
c. Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,
perasaan harga diri
15
Menulis adalah sebuah aktivitas yang langka karena tak semua
orang mau dan mampu menjadi penulis. Menulis juga bisa melejitkan
perasaan harga diri. Ini berarti menulis bisa meningkatkan kepercayaan
akan kemampuan diri.
d. Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan
Orang yang menulis itu selalu dituntut untuk terus belajar. Ia
akan mengetahui berbagai informasi karena memang tuntutannya
begitu. Akibatnya pengetahuannya menjadi luas. Seorang penulis akan
diasah kepekaan inderawinya. Ia tidak hanya peka bahwa ada banyak
persoalan sosial yang bisa menjadi bahan untuk ditulis, tetapi ia peka
untuk mengembangkan sikap peduli dengan orang lain yang menderita.
Hal demikian tentu saja, sangat sulit dipunyai oleh mereka yang jarang
membaca apalagi jarang menulis. Menulis akan membiasakan diri kita
menjadi manusia yang kreatif, inovatif, dan peduli pada masalah-
masalah lingkungan.
e. Keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang
pasrah
Seorang penulis adalah seorang pencipta. Dengan kata lain, ia
adalah manusia kreatif. Jika ada sesuatu menurut dia tidak baik atau
kurang pas, dia akan terpanggil untuk mengomentari lewat tulisan-
tulisannya. Ia menjadi manusia yang gelisah karena ada hak yang
terampas dan kurang pas berkembang di sekitarnya.
16
f. Mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan
menggunakan bahasa
Seseorang menulis tidak asal tulis. Ia harus punya alasan yakni
bahasa. Seseorang yang ingin menulis harus menguasai bahasa yang
dijadikan alat untuk menulis tersebut. Menulis tanpa mempunyai
bahasa yang memadai adalah omong kosong. Kalaupun ia
memaksakan diri, hasil dari tulisannya biasanya tidak maksimal. Orang
yang bisa menulis bisa dikatakan orang yang tahu bagaimana cara
menggunakan bahasa. Ini disebabkan, kekuatan tulisan ada pada
bahasanya tersebut. Orang yang terus menulis akan meningkatkan
kemahiran berbahasanya. Itu artinya, kalau seseorang jarang menulis
ia bisa dikatakan tidak mempunyai kemampuan berbahasa tulis secara
memadai. Bisa jadi, bahasa yang dibuat tidak bisa dipahami oleh orang
lain sebagai sasaran tulisannya.
4. Tahap-Tahap Penulisan
Menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan
melibatkan beberapa fase yaitu fase prapenulisan (persiapan), penulisan
(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau
penyempurnaan tulisan) (Suparno dan Yunus, 2009:1.14).
Ketiga fase tersebut merupakan sebuah kesatuan yang luwes, tidak
selalu berurut. Tiap fase dapat dilakukan secara terpisah dan harus
dilakukan oleh seorang penulis.
17
Proses menulis dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan fase persiapan dalam menulis. Pada
fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan
tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang
diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk
kerangka karangan. Pemicu ide untuk menulis ada dimana-mana.
Ide tidak mungkin datang begitu saja tanpa ada usaha-usaha untuk
menjemput ide tersebut. Ada beberapa tips menjemput ide seperti
yang dikemukakan Yuliarti (2008:29), yaitu: (1) banyak membaca, (2)
menjawab pertanyaan dari orang lain, (3) berdiskusi dengan orang
lain, dan (4) peka terhadap lingkungan sekitar.
b. Tahap Penulisan
Tahap ini merupakan fase untuk mulai mengembangkan butir
demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan
memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan
dikumpulkan. Kerangka karangan yang telah dibuat dikembangkan
menjadi awal karangan, isi karangan dan akhir karangan.
c. Tahap Pascapenulisan
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan
penyempurnaan draft karangan yang telah dihasilkan. Kegiatan
penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
18
1) membaca keseluruhan karangan;
2) menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan
catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan,
disempurnakan; serta
3) melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat
penyuntingan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses
menulis terdiri dari tiga tahapan di mana ketiga tahapan tesebut saling
berkaitan. Menulis dimulai dengan pra penulisan, yaitu dengan menentukan
topik, mengumpulkan semua bahan yang akan dirangkai menjadi sebuah
tulisan. Kemudian proses selanjutnya adalah tahapan penulisan dan
diakhiri dengan melakukan penyuntingan dan perbaikan hasil penulisan.
Munirah (2015:153) mengemukakan, Keterampilan menulis
memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
sering digunakan dalam menyatakan gagasan atau pikirannya dengan
tulisan atau karangan. Keterampilan menulis berkembang melalui latihan.
Adanya kemampuan menuangkan gagasan diawali dengan munculnya
suatu kegemaran dalam diri seseorang sehingga menumbuhkan keinginan
untuk melatih diri dalam menuliskan gagasan yang ada dalam pemikiran
individu.
19
3. Karangan
a. Pengertian Karangan
Menurut Mahsusi (2004:228), karangan berarti rangkaian,
susunan atau komposisi yang dirangkai adalah beberapa kesatuan
pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun
sesuai dengan kaidah komposisi.
Sudarno dan Eman A Rahman (1986:96) mengemukakan bawah
mengarang adalah bagian ekspresi secara tertulis. Segala kesan batin,
baik pikiran, perasaan maupun kemauan dapat dinyatakan dengan
bahasa tulis. Dengan kata lain, apa yang dipikirkan, dirasakan atau
diinginkan orang lain dapat diwujudkan pada sehelai kertas.
Lebih lanjut Widyamartaya, dkk (dalam Dalman, 2006:85)
mengarang adalah suatu proses kegiatan berpikir manusia yang
hendak menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri
sendiri dalam tulisannya. Pada dasarnya arti kata mengarang adalah
menyusun, mengatur, misalnya mengarang bunga, menyusun bunga-
bunga menjadi satu kesatuan. Mengarang bahasa adalah
menggunakan bahasa untuk mengutarakan sesuatu secara tertulis.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
mengarang adalah sebuah proses yang dilakukan manusia untuk
menuangkan ide atau perasaannya dalam susunan kata-kata.
20
b. Jenis Karangan
Menurut Nursisto (1999:37) jenis karangan yang lazim digunakan
dalam pembelajaran menulis di Indonesia terdiri dari lima jenis, yaitu narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Meskipun ada lima jenis
karangan, pada hakikatnya tidak ada satu jenis karangan pun yang betul-
betul murni. Tidak ada karangan yang benar-benar naratif karena di
dalamnya mungkin tetap terkandung unsur eksposisi dan deskripsi.
a) Karangan Deskripsi
Menurut Dalman (2016:93) karangan deskripsi merupakan salah
satu jenis karangan yang harus dikuasai siswa. Karangan ini
sudah diperkenalkan sejak SD Kelas 4. Oleh sebab itu, siapapun
orang yang akan menjadi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
harus menguasai materi tentang karangan deskripsi. Menurut
Finoza dalam Dalman (2016:93) deskripsi adalah bentuk tulisan
yang bertujuan memperluas pengetahuan memperluas
pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan
melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Deskripsi ini berasal
dari kata ”describe” yang berarti menulis tentang, atau
membeberkan hal. Mariskan dalam Dalman (2016:93)
mengemukakan bahwa deksripsi atau lukisan adalah karangan
yang melukiskan kesan atau panca indra semata dengan teliti
dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat
melihat, mendengar, merasakan, menghayati dan menikmati
21
seperti yang dilihat, didengar, dirasakan dan dihayati, serta
dinikmati penulis.
b) Karangan Narasi
Menurut Dalman (2016:105) narasi adalah cerita. Cerita ini
berdasarkan pada urutan-urutan suatu atau serangkaian kejadian
atau peristiwa. Dalam kejadian itu ada tokoh atau (beberapa
tokoh), dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu atau
(serangkaian) konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini
merupakan unsur pokok narasi, dan ketiganya secara kesatuan
bias pula disebut alur atau plot. Narasi bias berisi fiksi bias berisi
fakta atau rekaan yang direka atau dikhayalkan oleh
pengarangnya saja.
c) Karangan Eksposisi
Dalman (2016:119) mengungkapkan bahwa karangan eksposisi
merupakan salah satu jenis karangan yang harus diperkenalkan
kepada siswa dan dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran
bahasa Indonesia. Karangan ini dimaksud untuk memaparkan
pengalaman dan pengetahuan si pembaca yang diperolehnya
dari kajian pustaka atau lapangan dengan tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan si pembaca tentang
suatu hal.
Menurut Akhadiah, dkk dalam (Dalman, 2016:119), karangan
eksposisi/pemaparan adalah suatu corak karangan yang
22
menerangkan atau menginformasikan sesuatu hal yang
memperluas pandangan, wawasan atau pengetahuan pembaca.
d) Karangan Argumentasi
Menurut Dalman (2016:137) karangan argumentasi merupakan
karangan yang dapat membuat si pembacanya merasa percaya
dengan pendapat/argumentasi si penulisnya. Oleh karena itu
karangan ini bersifat meyakinkan si pembaca agar apa yang
ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhinya.
Di sisi lain Wibowo mengatakan (2008:12) argumentasi adalah
karangan yang berisi pendapat yang disertai bukti dan data-data
pendukung yang lainnya. Tujuannya, agar pembaca dapat
menerima pendapat atau gagasan yang disampaikan pengarang.
e) Karangan Persuasi
Karangan persuasi ini merupakan salah satu karangan yang
berisi ajakan atau paparan data yang bersifat meyakinkan
sekaligus mempengaruhi atau membujuk si pembacanya untuk
mengikuti keinginan penulisnya (Dalman, 2016:145).
Menurut Keraf, persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan
untuk meyakinkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh pembicara (bentuk lisan, misalnya pidato) atau
oleh penulis (bentuk tulisan, cetakan, elektronik) pada waktu
sekarang atau waktu yang akan dating (Dalman, 2016:145)
23
c. Karangan Narasi
Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari kata
bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan).
Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa.
Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut
urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada
sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik
hikmah dari cerita itu (Suparno dan Yunus, 2009:4.31). Keraf
(2010:136) membatasi pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana
yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin serta
dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu. Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen
yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang.
Tetapi dapat juga dianalisa berdasarkan alur (plot) narasi (Keraf,
2010:145).
Perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif
menurut Keraf (2010:138), tergambar pada tabel berikut ini.
Narasi ekspositoris Narasi sugestif
Memperluas pengetahuan Menyampaikan suatu makna
atau
suatu amanat yang tersirat
Menyampaikan informasi faktual
mengenai sesuatu kejadian
Menimbulkan daya khayal
24
Didasarkan pada penalaran
untuk mencapai kesepakatan
rasional
Penalaran hanya berfungsi
sebagai alat untuk
menyampaikan makna, sehingga
kalau perlu penalaran dapat
dilanggar
Bahasanya lebih condong ke
bahasa informatif dengan titik
berat pada pemakaian kata-kata
denotatif
Bahasanya lebih condong ke
bahasa
figuratif dengan menitikberatkan
penggunaan kata-kata konotatif
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
karangan narasi adalah karangan yang berusaha mengisahkan
kejadian berdasarkan urutan kejadian tersebut. Karangan narasi lebih
menitikberatkan pada unsur waktu, dibandingkan dengan bentuk
karangan yang lain. Sehingga karangan narasi dapat menggambarkan
perubahan objek-objek di dalamnya secara dinamis. Jenis karangan
narasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasi ekspositoris.
d. Ciri-ciri Karangan Narasi
Suparno dan Mohammad Yunus (2007:111) menjelaskan ciri-ciri
karangan narasi yang membedakan dengan karangan yang lain, yaitu
karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses
kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran
25
yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah,
urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
Wiyanto (2006:8) mengemukakan ciri karangan narasi adalah
tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan
perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan
kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah.
Menurut Keraf (2000:136) yang menjadi ciri dari karangan narasi
adalah (1) menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan (2) dirangkai
dalam urutan waktu (3) berusaha menjawab pertanyaan, apa yang
terjadi (4) ada konflik.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan
menarik jika tidak ada konflik. Selain alur cerita, konflik dan susunan
kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi
(2003: 31) sebagai berikut (1) berupa cerita tentang peristiwa atau
pengalaman penulis (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan
berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata
imajinasi atau gabungan keduanya (3) berdasarkan konflik, karena
tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik (4) memiliki nilai estetika (4)
menekankan susunan secara kronologis.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar
Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan
susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konflik.
Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
26
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik
simpulan ciri-ciri tulisan narasi yaitu memuat konflik atau perubahan
dari waktu ke waktu, menceritakan kronologis, ada tokoh yang
diceritakan atau tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia,
boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan
keduanya, dan cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya,
maupun dalam penyajiannya.
e. Jenis Karangan Narasi
Narasi dapat dikelompokkan menjadi dua yakni narasi
ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk
menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang
dikisahkan. Sasaran utamanya adalah berupa rasio, yaitu berupa
perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah
tersebut. Narasi ini menyampaikan informasi mengenai
berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ekspositoris mempersoalkan
tahap-tahap kejadian, rangkaian rangkaian perbuatan kepada para
pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang
disajikan bermaksud untuk menyampaikan informasi untuk
memperluas pengetahuan pembaca. Narasi sugestif merupakan suatu
rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga
merangsang daya khayal para pembaca. Narasi sugestif berkaitan
dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu
kejadian. Seluruh rangkaian peristiwanya berlangsung dalam suatu
27
kesatuan waktu. Tujuannya bukan untuk memperluas pengetahuan
pembaca tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaikan
(Keraf, 2007:136-137).
Narasi ekspositoris (narasi teknis) adalah narasi yang memiliki
sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang. Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan
biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat
ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini
diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada
penulisan narasi ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan dengan
penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak
memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif. Narasi sugestif
adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Menurut Nurudin (2007:72) narasi biasa dikelompokan menjadi
dua yaitu narasi ekspositoris/narasi faktual dan narasi sugestif/narasi
berplot. Narasi ekspositoris bertujuan memberi informasi pada
pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi ini
menggugah pembaca agar mengetahui suatu yang dikisahkan dan
menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa.
28
Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian dan
rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca. Contoh narasi
ekspositoris antara lain kisah perjalanan, autobiografi, kisah
perampokan, dan cerita tentang pembunuhan.
Nurudin (2007:72) juga mengungkapkan bahwa narasi
ekspositoris dibagi menjadi dua yaitu bersifat generalisasi dan khusus.
Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang
menyampaikan suatu proses umum dan dapat dilakukan oleh siapa
saja dan dapat dilakukan berulang-ulang dan kemahiran menjadi tujuan
utama. Misalnya narasi yang menceritakan bagaimana cara menanam
pohon. Adapun narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang
berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi
satu kali saja, misalnya pengalaman seseorang yang baru saja pulang
dari luar negeri. Jenis tulisan yang tergolong dalam karangan narasi
ekspositoris bersifat khusus adalah autobiografi dan biografi, anekdot
dan insiden, sketsa dan profil.
Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang
dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwa
berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Tujuannya yaitu untuk
memberi makna atas kejadian yang disampaikan untuk menimbulkan
daya khayal atau mampu menyampaikan makna kepada pembaca
melalui daya khayal. Contoh tulisan sugestif adalah novel dan cerpen.
29
Dalman (2016:113-114), dalam narasi sugestif ini, pengarang
diizinkan untuk menggunakan daya khayal atau daya imajinasinya
untuk menghidupkan sebuah cerita. Dalam hal ini bahasa yang
digunakan juga bahasa konotatif, yaitu bahasa yang mengandung
makna kias. Makna atau amanat yang disampaikan pengarangnya
masih dalam bentuk tersirat, bukan tersurat. Oleh sebab itu, narasi
sugestif ini lebih bersifat estetik atau artistik, sehingga menjadi
karangan yang menyenangkan untuk di baca.
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis narasi
ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi
ekspositoris dibagi menjadi dua yaitu narasi ekspositoris adalah narasi
bersifat generalisasi dan bersifat khusus. Narasi sugestif adalah narasi
yang mementingkan estetika dan artistik dan menggunakan daya
khayal. Adapun jenis narasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah narasi ekspositoris karena sesuai dengan topik yang akan
dipakai pada saat pengajaran yaitu menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman.
f. Struktur Karangan Narasi
Sebuah strukrur dapat dilihat dari bermacam-macam segi
penglihatan. Sesuatu dikatakan mempunyai struktur bila ia terdiri dari
bagian-bagian yang secara fungsional berhubungan satu sama lain.
Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang
30
membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandangan,
tetapi dapat juga dianalisa, berdasarkan alur (plot) narasi.
Keraf (2007:147) membatasi alur atau plot sebagai sebuah
interrelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-
tanduk, karakter, suasana hati (pikiran), dan sudut pandang, serta
ditandai oleh klimaks-klimaks dalam rangkaian tindak-tanduk itu, yang
sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan narasi.
Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang
membentuknya, seperti alur (plot), perbuatan, karakter/penokohan,
latar, dan sudut pandang.
a) Alur (Plot)
Alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha
memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu, yang berusaha
memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan
harmonis.
Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam
kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu
sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan
insiden yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan
berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan
perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu
yang terikat dalam satu kesatuan waktu. Oleh karena itu, baik tidaknya
penggarapan sebuah plot dapat dinilai dari beberapa hal berikut apakah
31
tiap insiden sudah cukup terbayang dan dimatangkan dalam insiden
sudah cukup terbayang dan dimatangkan dalam insiden sebelumnya,
atau apakah insiden itu terjadi secara kebetulan.
b) Tindak-tanduk/Perbuatan
Tindak-tanduk atau perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur
(selain karakter, latar, dan sudut pandang) juga merupakan sebuah
struktur atau membentuk sebuah struktur atau membantu sebuah
struktur. Dalam narasi, tiap tindakan harus diungkapkan secara
terperinci dalam komponen-komponennya sehingga pembaca
merasakan seolah-olah mereka sendirilah yang menyaksikan semua
itu. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan itu harus dijalin satu
dengan yang lain dalam suatu hubungan yang logis.
c) Karakter/Penokohan
Karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan
karakterisasi adalah cara seorang penulis menggambarkan tokoh-
tokohnya. Penokohan (karakterisasi) dalam pengisahan dapat
diperoleh dengan usaha member gambaran mengenai tindak-tanduk
dan ucapan-ucapan para tokohnya (pendukung karakter), sejalan
tidaknya kata dan perbuatan.
Narasi yang baik akan memperhatikan masalah interrelasi antar
tokoh-tokohnya dan tindak-tanduk mereka. Untuk memahami aksi, kita
harus memahami tokoh yang terlibat, wujud fisiknya, motivasinya, dan
tanggapannya. Untuk mengungkapkan sebuah tindakan sehingga
32
memuaskan, kita harus menampilkan seorang tokoh. Proses
menampilkan dan menggambarkan tokoh-tokoh melalui karakter-
karakternya itu disebut penokohan (Keraf 2007:164).
d) Latar
Adapun mengenai latar, Keraf (2007:148) mengungkapkan
tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan
mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas.
Tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Latar dapat
digambarkan secara hidup-hidup dan terperinci, dapat pula
digambarkan secara sketsa, sesuai dengan fungsi dan perannya pada
tindak-tanduk yang berlangsung. Latar dapat menjadi unsur yag penting
dalam kaitannya dengan tindak-tanduk yang terjadi atau hanya
berperan sebagai unsur tambahan saja.
e) Sudut pandang
Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan bagaimana
pertalian antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak-
tanduk yang berlangsung dalam kisah itu. Orang yang membawakan
pengisahan itu dapat bertindak sebagai pengamat (observer) saja, atau
sebagai peserta (participant) terhadap seluruh tindak-tanduk yang
dikisahkan. Tujuan sudut pandang adalah sebagai suatu pedoman atau
panduan bagi pembaca mengenai perbuatan atau tindak-tanduk
karakter dalam sebuah pengisahan. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa sudut pandang dalam narasi mempersoalkan siapakah narator
33
dalam narasi itu dan atau bagaimana relasinya dengan seluruh proses
tindak-tanduk karakter dalam narasi.
Jadi, sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana
fungsi seorang pengisah (narrator) dalam sebuah narasi, apakah ia
mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian
(sebagai participant) atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek
dari seluruh aksi atau tindak-tanduk dalam narasi.
g. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi
Nursisto (1999:51-52) mengungkapkan langkah yang harus
ditempuh dalam menulis karangan narasi sebagai berikut:
1) Menentukan topik
Sebelum mengarang kita harus menentukan topik dan tema. Hal
ini penting dalam kegiatan menulis narasi karena dengan
menentukan tema berarti penulis telah melakukan pembatasan
penulisan agar tidak terlalu luas pembahasaannya.
2) Menentukan tujuan
Tujuan mengarang adalah sesuatu yang ingin dicapai pengarang
melalui karangan yang ditulisnya. Penulis ingin mengungkapkan
apa yang ada dalam pemikirannya untuk disampaikan kepada
orang lain yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
3) Mengumpulkan bahan
Dalam hal ini data sangat diperlukan sebagai bahan untuk
mengembangkan gagasan yang ada dalam sebuah karangan.
34
Bahan yang diperlukan tersebut dapat berasal dari pengalaman.
Sebelum kegiatan menulis narasi dilakukan, hendaknya penulis
sudah mendapatkan bahan yang sudah dibahas dalam
penulisan. Kegiatan mengumpulkan bahan secara tidak
langsung telah tercapai dalam kegiatan pembatasan topik atau
pembatasan tema.
4) Menyusun kerangka
Kerangka karangan merupakan rencana kerja yang memuat
garis-garis besar atau susunan pokok penjelasan sebuah
karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan membantu
penulis agar menulis secara logis dan teratur. Penyusunan
kerangka yang sangat dianjurkan karena akan menghindarkan
penulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak seharusnya
dilakukan.
5) Mengembangkan kerangka
Kegiatan yang paling penting dalam menulis adalah
mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan
atau tulisan yang utuh. Mengembangkan atau menguraikan
sebuah rancangan karangan juga berarti menjabarkan uraian
suatu permasalahan sehingga bagian-bagian tersebut menjadi
lebih jelas. Dalam kegiatan ini, penulis akan dituntut untuk aktif
berpikir dan berpikir secara aktif dan kreatif, sehingga hasil dari
35
menulis akan diketahui dari hasil pengembangan kerangka
karangan tersebut.
6) Koreksi dan Revisi
Pada kegiatan ini, penulis meneliti secara menyeluruh hasil
tulisan narasi yang telah dibuat. Kegiatan ini mengharukan
penulis agar lebih teliti dalam mengoreksi naskah yang telah
selesai ditulis.
7) Menulis Naskah
Tahap terakhir dalam menulis karangan narasi adalah
menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran kita kedalam
tulisan. Kegiatan yang paling penting adalah menulis naskah
dengan ketentuan-ketentuan yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Menurut Semi (2007:58-61) menjelaskan langkah-langkah
menulis narasi yaitu (1) tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan
kaitan yang jelas; (2) selipkan dialog jika mungkin dan jika perlu; (3) pilih
detail cerita secara teliti; (4) tetapkan pusat pengisahan secara tegas.
h. Strategi Penulisan Karangan Narasi
Menurut Akahidah (1998:7-22) dalam merencanakan karangan
narasi ada beberapa hal yang harus dipisahkan, antara lain: (1)
menentukan tema dan amanat, (2) menentukan sasaran, (2)
merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam
bentuk skema alur, (4) membagi peristiwa-peristiwa itu ke dalam bagian
36
pendahuluan, pengembangan, dan penutup, (5) merinci peristiwa-
peristiwa utama ke dalam peristiwa-peristiwa pendukung, (6) menyusun
tokoh dan perwatakan, latar, dan pusat pengisahan atau sudut
pandang.
Rencana karangan menurut Widyamartaya (2005:108) adalah
sebagai berikut: (1) sebelum kejadian utama, (2) kejadian utama dan,
(3) sesudah kejadian utama. Dalam menulis esai naratif, paragraf
pertama hendaknya memberikan latar dan membangun foreshadowing.
Bagian cerita yang menggetarkan/menggemparkan diletakan
menjelang akhir cerita. Dengan demikian, dalam cerita ada suspense.
4. Pengalaman Pribadi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2002: 226)
pengalaman adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan
sebagainya) sedangkan pribadi adalah manusia sebagai perorangan (diri
manusia atau diri sendiri). Berdasarkan pengertian pengalaman dan pribadi
diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman pribadi adalah sesuatu yang
pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) oleh manusia sebagai
perorangan (sebagai pribadi).
Pengalaman dapat diperoleh dari banyak cara seperti melihat,
mengalami, mengamati, meneliti, mendengarkan, merasakan. Pengalaman
dapat dialami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Bagi orang lain,
pengalaman dapat digunakan untuk menambah pengetahuan sekaligus
37
sebagai penghibur. Bagi diri sendiri pengalaman dapat dipakai untuk
mengingat kembali peristiwa masa lalu yang tidak dapat dilupakan.
Depdiknas dalam Gilangsari (2005) menyebutkan bahwa jenis-jenis
pengalaman dapat digolongkan ke dalam enam jenis, yaitu 1) pengalaman
yang lucu, 2) pengalaman yang aneh, 3) pengalaman yang mendebarkan,
4) pengalaman yang mengharukan, 5) pengalaman yang memalukan, dan
6) pengalaman yang menyakitkan.
Pengalaman lucu adalah pengalaman yang berisi peristiwa atau
kejadian yang konyol (lucu), sehingga dapat membuat seseorang terhibur.
Banyak kejadian di sekitar kita yang sering membuat orang menjadi
tertawa. Dalam kondisi normal, tertawa adalah ukuran kelucuan itu.
Demikian juga orang lain yang mendengar atau membaca serita
pengalaman lucu tersebut akan tertawa.
Pengalaman aneh adalah sebuah pengalaman yang isinya tentang
kejadian aneh dan tidak wajar, sehingga sangat jarang terjadi bahkan bisa
terjadi sekali seumur hidup. Dikatakan aneh karena pengalaman itu
kemungkinan kecil terjadi. Misalnya, berjumpa dengan makhluk gaib yang
dapat dianggap pengalaman aneh.
Pengalaman mendebarkan adalah pengalaman yang berisi peristiwa
atau kejadian yang membuat pelakunya merasa sangat takut dan tegang.
Misalnya, pengalaman menunggu hasil ujian dan pengalaman pada saat
kita mengalami kecelakaan lalu lintas.
38
Pengalaman yang mengharukan ini dapat terjadi akibat peristiwa
yang sangat menyedihkan ataupun peristiwa yang sangat membahagiakan.
Dalam pengalaman ini, para pelakunya sering menangis ketika
menghadapinya.
Pengalaman memalukan merupakan pengalaman yang berisi
kejadian atau peristiwa yang memalukan. Dalam pengalaman yang
memalukan, biasanya korban beserta orang yang ada di dekatnya akan
menanggung malu. Bagi si pelaku (korban), pengalaman seperti ini akan
dibawa sepanjang hayat. Meskipun orang lain sudah melupakannya, tetapi
bagi si korban pengalaman ini tidak pernah terlupakan.
Pengalaman yang menyakitkan adalah pengalaman yang paling
membekas dalam hati pelakunya. Pelakunya akan selalu teringat dan akan
sulit melupakannya. Bahkan, bagi orang yang sangat perasa, dalam
kehidupan sehari-harinya akan selalu ingat pengalaman itu.
Jadi, pengalaman pribadi adalah semua kejadian yang pernah
dialami dimasa lampau. Kejadian yang dialami tersebut dapat memberikan
kesan bagi yang mengalami sehingga tidak mudah dilupakan.
5. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan sebutan
CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang
beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan yang
diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak
39
belajar dan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sebatas
mengetahui Rusman (2011:332).
Sedangkan Center on Education and Work at the University of
Wisconsin Madison (dalam Rusman, 2011:332) mengartikan pendekatan
kontekstual yaitu suatu konsepsi belajar mengajar yang menghendaki agar
guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan
aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, masyarakat,
dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada
hasil. Dalam konteks ini, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya dalam status mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka
sadar bahwa yang dipelajari berguna bagi hidupnya. Mereka mempelajari
apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menanggapinya. Dalam
upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing
(Depdiknas, 2004: 1).
40
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah konsep dalam pembelajaran
di mana siswa dapat mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan
sehari-hari agar anak dapat mempelajari pengetahuan tersebut lebih
mudah.
Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika
menerapkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif. Nurhadi dan
Senduk (2003: 31) menyebutkan ada tujuh komponen utama yang
mendasari penerapan pendekatan kontekstual di kelas, yaitu
konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),
penilaian sebenarnya (authentic assessment), dan refleksi (reflection).
6. Teknik Pengelompokan Ide (Clustering)
Pengelompokan ide (clustering) merupakan salah satu metode
dalam buku Quantum Learning yang memberikan kiat-kiat, petunjuk,
strategi, dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam
pemahaman dan daya ingat dan membuat belajar sebagai suatu proses
yang menyenangkan dan bermanfaat. Strategi ini dirancang untuk
menyemarakan kelas dan membentuk suasana pengalaman belajar aktif
dan menakjubkan. Pengelompokan ide (clustering) dalam buku Quantum
Learning yang dikemukakan oleh Bobbi Deporter dan Mike Hernacki
bertolak pada konsep suggestopedia (eksperimen seorang ahli pendidikan
berkebangsaan Bulgaria bernama Dr. Georgi Lozanov), bahwa pada
41
prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar
(DePorter, 1999:14). Teknik pengelompokan ide merupakan salah satu
bentuk spesifikasi dari tiga teknik yang disebut Hernowo (2004) sebagai
menulis sinergis, di samping teknik menulis cepat dan teknik menunjukkan
bukan memberitahukan.
Mengingat pentingnya pembelajaran menulis ini, diperlukan strategi
yang tepat dalam pembelajaranya. Menurut Weinsten dan Meyer (Trianto,
2007:143) pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana
berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Oleh karena itu,
strategi belajar dalam pembelajaran adalah strategi yang dapat membantu
siswa untuk berpikir dan memahami materi.
Teknik pengelompokan ide (clustering) adalah suatu teknik menulis
yang mengalir bebas dengan mengumpulkan dan memilah pemikiran-
pemikiran yang saling berkaitan dan membuat percabangannya ke
berbagai arah tanpa mempertimbangkan struktur atau pun nilainya. Sebuah
pengelompokan dapat membantu penulis mencari ide-ide yang
berhubungan dan cara-cara menghubungkan pemikiran dengan ide. Selain
itu, pengelompokan dapat membantu penulis untuk mengumpulkan materi
dan menemukan asosiasi-asosiasi baru dan cara mengkombinasikannya.
Istilah pengelompokan ide (clustering) ini dikemukakan oleh Gabriele
Lusser Rico. Rico (dalam Hernowo, 2003:142) menyatakan bahwa bagian
paling sulit dalam menulis adalah sulitnya menuangkan ide ke dalam
tulisan, tidak mengetahui apa yang akan ditulis, yaitu apa temanya, dan
42
bagaimana memulainya. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk
menanggulangi kesulitan ini, antara lain dengan membuat pengelompokan
ide (clustering). Setiap orang memiliki ide dalam benaknya, yang sulit
adalah menuangkanya dalam tulisan. Dengan membuat pengelompokan
ide (clustering), Anda dipaksa mengidentifikasi ide-ide pokok dan ide-ide
penunjangnya.
Ada dua prinsip penting yang harus diingat dalam melakukan
pengelompokan (clustering). Pertama, belum dipikirkan ide-ide yang yang
dihasilkan itu benar atau salah, penting tidak penting, dapat dipraktikan atau
tidak, dan sebagainya. Yang terpenting dalam proses ini adalah
pengumpulan ide-ide yang berkaitan dengan topik itu sebanyak-banyaknya.
Kedua, terjadinya tumpang tindih ide dianggap sebagai sesuatu yang wajar
karena memang belum dievaluasi. Nanti akan dipikirkan kembali sekaligus
ide-ide yang yang terkumpul itu akan dievaluasi dalam kesempatan
berikutnya (Darmadi, 1996:43).
Pengelompokan ide (clustering) merupakan prosedur yang dapat
membantu mengorganisasir informasi sebelum informasi dituliskan.
Clustering (pengelompokan ide) memberikan siswa berkesempatan untuk
berhubungan dengan pikiran bawah sadarnya sehingga tulisan lebih
mengandung emosi. Proses pembelajaran menulis lebih mudah jika
sebelumnya siswa telah menuangkan gagasan atau ide melalui
pengelompokan ide. Menurut Deporter (2004: 182-183) Adapun cara
membuat pengelompokan ide adalah sebagai berikut: (1) Menuliskan topik/
43
gagasan utama ditengah-tengah selembar kertas kosong tak bergaris
dengan huruf kapital dan tulisan tebal, kemudian melingkupinya dengan
lingkaran; (2) Menuliskan asosiasi atau hubungan-hubungan yang terkait
dari gagasan utama dan kelompok di sekitar kata primer (gagasan utama/
topik) yang berada di pusat; (3) Melingkari setiap kata yang telah
dikelompokan di sekitar gagasan utama dan menghubungkannya dengan
lingkaran yang berada di pusat dengan menarik garis; (4) Meneruskan
membuat asosiasi-asosiasi dari kata-kata sekunder tadi yang memicu satu
rantai atau asosiasi lain, menuliskan serta melingkarinya sekalipun terlihat
tidak berhubungan; (5) Kembali pada kata primer (gagasan utama) yang
terletak di pusat dan meneruskan membuat asosiasi yang terlintas dalam
benak, kemudian melingkarinya dan menghubungkanya dengan menarik
garis; (6) Memperhatikan semua gagasan yang muncul dari satu kata
setelah pengelompokan terasa lengkap dan semua asosiasi telah
terkumpul; (7) Mencoret gagasan –gagasan yang dianggap tidak
berhubungan atau yang tidak ingin ditelusuri; (8) Menemukan “AHA”
(desakan untuk mulai menulis) dan memberi nomor urut yang tampaknya
logis pada setiap kata atau gagasan dalam pengelompokan tersebut; dan
(9) Mengembangkan gagasan berdasarkan urutan yang telah dibuat dalam
bentuk tulisan. Tidak perlu menggunakan semua kata/gagasan yang
terdapat dalam pengelompokan, cukup gagasan yang ingin dipergunakan.
Terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh ketika
menerapkan teknik pengelompokan ini. Teknik Pengelompokan membuat
44
seseorang mampu melihat dan membuat hubungan antara gagasan-
gagasan yang telah tertuang, mampu mengembangkan gagasan tersebut
menjadi bagian yang lebih rinci dan mendalam serta mampu menelusuri
suatu konsep secara lebih merinci. Namun ada pula kelemahan-kelemahan
yang terdapat pada teknik ini. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah
sebagai berikut. (1) Jika ada peserta didik yang kurang kreatif, maka guru
harus memberikan lebih banyak motivasi dalam pembelajaran. (2) Teknik
ini memerlukan bimbingan ekstra dari guru sehingga jika guru tidak mampu
membimbing dan mengarahkan peserta didik, kemungkinan teknik ini tidak
dapat dilaksanakan dengan baik, (3) Kurang adanya kerjasama antara guru
dan peserta didik karena peserta diberi kebebasan untuk mengungkapkan
seluruh gagasannya. (4) Gagasan yang dihasilkan peserta didik kadang-
kadang menjadi tidak sesuai dengan materi karena gagasan yang terlalu
luas. (Abdurrahman, 2009: 182). Kelemahan penggunaan teknik ini juga
kemukakan oleh (Prasetyo, 2004: 42), dimana kebanyakan orang akan
menulis dengan banyak kata, kemungkinan seperti membuat catatan biasa,
sehingga akan membutuhkan banyak waktu untuk merevisi catatan
tersebut. Untuk itu, penggunaan teknik Clustering akan diterapkan pada
kegiatan mengarang terpimpin supaya hasil tulisan peserta didik tidak
melebar jauh dari tema.
7. Teknik Pemodelan (Modeling)
Menurut Briggs (Hartono, 2003: 24) model adalah seperangkat
prosedur yang bertujuan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian
45
kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Ketiga hal tersebut memiliki
peran penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang
berupa alat peraga digunakan oleh guru untuk memudahkan dan
mempercepat proses belajar mengajar (Hartono, 2003: 24) .
Pemodelan atau teknik modeling adalah salah satu dari tujuh
komponen pembelajaran kontekstual (Senduk dan Nurhadi, 2003).
Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya
membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana
guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru
inginkan agar siswa melakukannya.
Asumsi sistim nyata diwujudkan dari sistim nyata dengan
menentukan faktor-faktor dominan (variabel, kendala, dan parameter) yang
mengendalikan perilaku dari sistim nyata (Taha, 1992). Dalam operation
research, yang dimaksudkan dengan model adalah representasi sederhana
dari sesuatu yang nyata. Dengan pengertian ini menunjukkan bahwa model
selalu tidak sempurna (Phillips, 1976). Pemodelan dapat berbentuk
demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.
Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu,
dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana
cara belajar.
Pemodelan dapat diartikan sebagai upaya pemberian model
(contoh) yang berhubungan dengan materi dan aktivitas pembelajaran yang
46
dilakukan siswa (Nuryatin, 2010). Pemodelan harus dilakukan secara
terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar
mengalami peningkatan. Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa
menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih
antusias, memberikan variasi situasi, biaya dan waktu lebih efisien.
Teknik pemodelan merupakan teknik pembelajaran dengan
menggunakan model atau alat peraga. Kehadiran alat peraga akan
menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan
mengasyikkan serta siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Wujud
alat peraga atau model disesuaikan kebutuhan setiap mata pelajaran.
Dalam Depdiknas (2004:16) tercantum komponen pemodelan merupakan
bagian dari strategi pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah
pembelajaran keterampilan berbahasa atau pengetahuan tertentu ada
model yang bisa ditiru. Dalam hal ini, guru memberi model tentang cara
mengerjakan sesuatu dan bagaimana cara belajar. Siswa dapat dikatakan
menguasai keterampilan baru dengan baik jika guru memberi contoh dan
model untuk dilihat dan ditiru.
Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk
berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang
disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa
tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali
informasi dari model yang disediakan. Komponen pemodelan merupakan
47
salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksud
komponen pemodelan dalam pembelajaran adalah dalam sebuah
pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang
ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar
bola dalam olah raga, contoh karya tulis, dan cara melafalkan sesuatu.
Dalam pendekatan kontekstual komponen pemodelan, guru bukan
satu satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Siswa bisa ditunjuk untuk memberikan contoh temannya cara melafalkan
suatu kata. Jika kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba
baca puisi atau memenangkan kontes berbahasa inggris, siswa tersebut
dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh”
tersebut dikatakan sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model
tersebut sebagai standar kompetensi yang ingin dicapai.
Pemodelan adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan untuk
membahasakan gagasan yang kita pikirkan, mendemonstrasikan
bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan
sesuatu yang kita inginkan. Dalam teknik pemodelan, guru bukan satu-
satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan model
dari luar. Dengan demikian, dalam pembelajaran menulis pengalaman
pribadi guru menghadirkan contoh atau model karangan bersumber
pengalaman yang ditulis penulis di media cetak atau hasil karangan siswa
itu sendiri untuk disajikan dalam pembelajaran. Hasil menulis pengalaman
pribadi siswa akan baik dan benar jika siswa terlebih dahulu mengetahui
48
hal-hal yang berkaitan dengan menulis pengalaman pribadi melalui model
yang dihadirkan oleh guru. Guru juga dapat memberi contoh cara
mengerjakan sesuatu atau memberi model tentang bagaimana cara belajar
sebelum melaksanakan tugas, sehingga apa yang diamati dan ditiru dalam
demonstrasi tersebut dapat dilakukan siswa dalam belajar. Namun
demikian, tentunya guru bukan satu-satunya model pembelajaran. Model
dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan model dari luar.
Pemilihan komponen pemodelan dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia merupakan upaya peningkatan keterampilan menulis dan
perubahan perilaku siswa. Persyaratan model yang baik untuk
pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya menulis adalah (1)
relevan dengan kebutuhan siswa, (2) kontekstual, (3) sesuai dengan tingkat
siswa, (4) menarik, (5) praktis, (6) fungsional, (7) menantang, dan (8) kaya
aksi (Depdiknas, 2004: 22).
Model yang relevan dengan kebutuhan siswa adalah model
pembelajaran yang memang diperlukan peserta didik dalam kehidupannya,
sekarang dan yang akan datang. Dalam kaitannya dengan kebutuhan pada
masa yang akan datang, model yang perlu diangkat adalah model yang
dibutuhkan siswa dalam kehidupan mereka kelak di masyarakat setelah
menyelesaikan pendidikannya.
Model yang diangkat dalam pembelajaran keterampilan berbahasa,
khususnya menulis disesuaikan dengan tingkat siswa. Sebaiknya model
karangan bersumber pengalaman yang dihadirkan disesuaikan dengan
49
tingkat kemampuan siswa. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan
penentuan model berdasarkan tingkatannya guru perlu mengetahui tingkat
kemampuan berbahasa siswa.
Model yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa
terutama menulis adalah model yang diminati dan disukai siswa. Dari sisi
isi, model yang diminati dan menarik bagi siswa tentunya model yang isinya
sesuai dengan kebutuhan siswa dan kehidupan siswa. Dari sisi bahasa,
model yang diminati dan menarik bagi siswa adalah model yang
diungkapkan dengan gaya pengungkapan siswa.
Model yang baik dan tepat digunakan dalam pembelajaran adalah
model yang menjamin dapat dipraktikkan dalam proses pembelajaran
secara praktis. Artinya, model tersebut bernilai praktis dalam pembelajaran
berbahasa.
Kefungsionalan model adalah model pembelajaran yang benar-
benar fungsional dalam arti cocok dengan tujuan pembelajaran dan benar-
benar berfungsi untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran yang digunakan bukan sekadar sebagai pelengkap proses
pembelajaran, tetapi benar-benar siswa berlatih terampil berbahasa
dengan berbagai variasi sesuai dengan fokus pembelajaran saat itu.
Teknik pemodelan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-
kelebihan teknik pemodelan antara lain:
50
1. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
inspirasi, ide, kreativitas, dan seluruh sikap intelektual yang ada pada
dirinya;
2. memupuk daya nalar siswa;
3. dapat melukiskan bentuk dan keadaan sebenarnya;
4. menghilangkan kebosanan dalam kegiatan proses belajar mengajar
Kelemahannya antara lain
1. kurang efesien dalam kegiatan belajar mengajar;
2. terbatasnya waktu (Nuryatin, 2010).
Model memegang peranan penting di bidang ilmu pengetahuan.
Biasanya dari segi ekonomi untuk menghemat (waktu, biaya) ataupun
komoditi berharga lainnya. Pemodelan bisa juga dilakukan untuk
menghindari resiko kerusakan sistim nyata. Dengan demikian sebuah
model diperlukan bilamana percobaan dengan sistim nyata menjadi
terhalang karena mahal, berbahaya ataupun merupakan sesuatu yang tidak
mungkin untuk dilakukan.
Teknik pemodelan erat kaitannya dengan membaca. Teknik ini
merupakan cara menulis dengan menggunakan sebuah contoh tulisan
yang digunakan sebagai model. Tulisan model tidak ditiru secara
keseluruhan, yang ditiru hanyalah kerangka dan bentuk karangan.
Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk
berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang
disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa
51
tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali
informasi dari model yang disediakan. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
mempermudah siswa dalam membuat suatu tulisan (Fitri Rahayu, Jurnal
Gramatika 2016:121) .
Pemodelan harus dilakukan secara terencana agar memberikan
sumbangan pada pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Pemodelan
efektif, apabila siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari
terlibat dengan antusias memberikan variasi situasi biaya dan waktu lebih
efisien (Abdullah Laratte, e-Jurnal Bahasantodea: 99).
8. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi Berdasarkan
Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling
Langkah-langkah teknik ini diungkapkan oleh Großmaß (2011: 36-
37) yaitu (1) Tahap pertama dimulai dengan inti dari cluster. Tulis dan
lingkari subtema yang dipilih dengan pena. (2) Tulis pikiran/ide-ide yang
mengikutinya dengan cepat tanpa memikirkan urutan yang logis dan
sistematis. (3) Setiap kata harus ada dilingkari dan diberi tanda panah
sebagai penghubung dari kata sebelumnya. (4) Jika arus pemikiran sudah
berhenti dan habis, buatlah konsep baru dan tuangkanlah cabang-cabang
pemikirannya dengan menggunakan tanda panah. (5) Jangan mencoba
berpikir tentang urutan kelogisan cabang-cabang tersebut karena akan
mengganggu jalannya kreativitas ide yang akan tertuang. (6) Ketika
52
semuanya telah selesai, kegiatan yang pertama dilakukan adalah membuat
tatanan/urutan konsep penulisannya.
Pembelajaran menulis pengalaman pribadi yang dilakukan
menggunakan teknik pemodelan. Teknik pemodelan merupakan teknik
dalam pembelajaran yang menghadirkan model untuk diamati dan ditiru
oleh siswa di kelas. Dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi ini,
model yang digunakan adalah model atau contoh karangan bersumber
pengalaman. Kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini
adalah sebagai berikut:
1. guru mengadakan tanya jawab kepada siswa pernahkah mereka
membaca atau menulis pengalaman pribadi di media cetak;
2. guru menunjukkan beberapa model karangan bersumber pengalaman
yang ditulis oleh penulis di sebuah media cetak;
3. guru meminta siswa mendengarkan pembacaan model karangan
bersumber pengalaman;
4. guru meminta siswa mendiskusikan struktur menulis pengalaman dan
unsur-unsur cerita pengalaman yang telah dibacakan;
5. guru memperkuat penegasan hasil diskusi tentang struktur menulis
pengalaman dan unsur-unsur cerita pengalaman;
6. guru meminta siswa secara individual berlatih menulis pengalaman
pribadi;
7. guru meminta siswa menyunting bersama hasil karangan;
53
8. guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil
belajar tentang menulis pengalaman pribadi.
9. Penilaian Menulis Karangan Narasi
Evaluasi keterampilan menulis merupakan suatu evaluasi yang
mengukur keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan,
menentukan teknik penyajiannya (dalam mengarang), dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam bahasa tulisan. Penekanan
evaluasi menulis adalah kepekaan siswa terhadap penggunaan pola-pola
kata yang tepat di dalam bahasa resmi tulisan. Kepekaan siswa terhadap
penggunaan pola-pola tersebut meliputi: 1) kesesuaian antara subjek
dengan bentuk kata kerja dalam kalimat, 2) kesejajaran bentuk kata dalam
kalimat, 3) pemakaian kata ganti, 4) penggunaan kata sifat, dan 5)
penggunaan kata tambahan (Safari dalam Mariani, 2008).
Keterampilan menulis siswa dapat diukur melalui berbagai kegiatan,
misalnya kegiatan: 1) menyalin, 2) menyadur, 3) membuat: ikhtisar, catatan,
formulir, bagan, denah, tabel; 4) menulis: laporan, notulen, hasil diskusi,
surat, pidato, poster. Iklan, kuitansi, riwayat hidup, dan
proposal/usulan/kegiatan. Secara khusus aspek yang dinilai dalam evaluasi
menulis adalah didasarkan pada ruang lingkup dan tingkat kedalaman
pembelajaran serta tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
Secara umum aspek yang dapat dinilai dalam evaluasi menulis di
antaranya: 1) aspek kebahasaan: isi; penalaran; ketepatan dan kesesuaian;
teknik penyajian; gaya penyajian dan bahasa; keterbacaan/kejelasan;
54
ejaan, tanda baca; pilihan kata, dan 2) aspek penampilan dan sikap:
kesungguhan, memikat pembaca, hati-hati, teliti, bijaksana, dan berani dan
percaya diri.
Untuk mampu mengukur keterampilan menulis siswa, dalam
evaluasi enulis dapat ditanyakan hal-hal seperti berikut ini (Mariani, 2008).
1) Menguji kesesuaian antara subjek dan bentuk kata kerja dalam kalimat.
2) Menguji kesejajaran bentuk kata dalam kalimat.
3) Menguji pemakaian/penggunaan kata ganti, kata sifat, kata tambahan,
gaya bahasa, ejaan dan tanda baca.
4) Menguji kemampuan menyusun isi karangan atau menyusun ulang
kalimat/paragraf yang diacak tempatnya.
5) Menuliskan: a) nama diri berdasarkan hasil penyusunan nama diri
dengan menggunakan kartu huruf yang telah dilakukan, b) kata,
kalimat, paragraf atau wacana yang didektekan, c) pesan, perasaan,
atau keinginan, d) cerita berdasarkan gambar berseri, e) daftar kegiatan
sehari-hari dengan menggunakan tebel sederhana, f) kata-kata
berdasarkan urutan alfabet untuk membuat kamus, g) cerita atau
dongeng, h) pengalaman dalam bahasa puisi, i) poster yang berisikan
imbauan untuk menjaga kelestarian lingkungan, iklan, pengumuman,
slogan, atau imbauan, j) ucapan selamat, k) bermacam-macam surat
balasan (resmi/tak resmi), dan l) pesan ringkas (memo).
55
6) Mencatat/mendaftar: a) keperluan sehari-hari untuk diri sendiri sendiri,
dan b) permaianan yang disenangi dengan menggunakan tabel
sederhana/dua kolom.
7) Mengisi: a) teka-teki secara berkelompok dan b) daftar isian/formulir,
wesel, tabungan, kartu pramuka, dan lain-lain.
8) Melengkapi cerita pada bagian awal, tengah, atau akhir yang
dihilangkan.
9) Membuat/menyusun: a) laporan: pengamatan, hasil kunjungan,
wawancara; b) paragraf yang diacak/kalimat-kalimat yang diacak
menjadi paragraf; c) kerangka karangan; d) buku harian, jadwal
pelaksanaan kegiatan; e) naskah pidato, sambutan tertulis; f) daftar
riwayat hidup; g) surat permohonan izin/pemberian maaf, surat
pembaca; dan h) karya tulis.
10. Keefektifan Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 374), keefektifan
berarti keadaan yang berpengaruh atau keberhasilan. Keefektifan
pembelajaran adalah keberhasilan yang diperoleh setelah pelaksanaan
proses belajar mengajar. Keefektifan mengajar yang dilakukan oleh guru
dalam proses interaksi belajar yang baik merupakan segala upaya guru
untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. mengetahui
Keefektifan pembelajaran dapat diketahui dengan memberikan tes. Hasil
tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran
(Trianto 2011: 18-21).
56
Keefektifan pembelajaran dapat diukur berdasarkan beberapa
kriteria (Trianto: 20) yaitu:
1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap
kegiatan belajar mengajar (KBM).
2) Rata-rata perilaku siswa melaksanakan tugas dengan baik.
3) Ketetapan antara isi materi ajar dengan kemampuan siswa (orientasi
keberhasilan siswa) diutamakan.
4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,
mengembangkan struktur kelas yang mendukung pembelajaran.
Keefektifan pembelajaran merupakan cita-cita dan harapan sekolah
sebagai institusi, masyarakat, keluarga, secara khusus guru dan siswa.
Keefektifan kegiatan pembelajaran dapat ditinjau dari dua aspek penting
yaitu kegiatan pengajaran guru dan kegiatan belajar siswa. Aspek ini
melihat kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami materi yang
disampaikan guru.
Keefektifan pembelajaran akan bergantung pada interaksi antara
guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa tersebut harus dibangun
dengan komunikasi yang baik dengan menggunakan beberapa metode
sehingga dapat terlaksana dengan efektif. Keefektifan tersebut dapat nilai
dengan meningkatnya nilai yang didapat oleh siswa.
57
B. Kajian Penelitian yang Relevan
a. Ni Made Mita Anggraeyani, I Made Sutama, I Gede Nurjaya 2016
Penerapan Teknik Pemodelan Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen
Pada Siswa Kelas VIIK SMP Negeri 1 Negara, menggunakan
rancangan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif untuk
mengungkap fenomena yang terjadi pada saat penelitian. Dari hasil
tes yang telah dilakukan di kelas VIIK diperoleh skor rata-rata kelas
yaitu 82,92 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat
digambarkan bahwa dari keseluruhan siswa kelas VIIK yang
berjumlah 36 orang siswa, diperoleh 11 orang siswa (30,56%) yang
diraih oleh siswa dengan nomor absen 1, 6, 7, 9, 12, 14, 16, 28, 29,
35, dan 36 mendapat nilai sangat baik dan 25 orang siswa (69,44%)
mendapat nilai dengan kategori baik. Data tersebut mengindikasi
bahwa pemodelan dapat membantu dalam mencapai ketuntasan
hasil belajar siswa khususnya dalam menulis cerpen.
b. Rahayu Fitri 2016, Penerapan Teknik Pemodelan Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas VII
SMP, Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class
Action Research) atau yang disebut dengan PTK dengan rancangan
penelitian kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap
nilai prasiklus, siklus I, dan siklus II, diperoleh hasil thitung sebagai
berikut. Pertama, penganalisisan dilakukan dengan membandingkan
nilai prasiklus dengan siklus I. Berdasarkan hasil perhitungan
58
tersebut, diperoleh thitung = 17,66 dengan harga ttabel = 2,042 pada
dk = 30 dan α = 0,05. Jadi, thitung>ttabel. Dengan demikian, terdapat
perbedaan yang signifikan Artinya, penggunaan teknik pemodelan
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat resmi.
Kedua, penganalisisan dilakukan dengan membandingkan nilai
siklus I dengan siklus II. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,
diperoleh thitung = 6,9 dengan harga ttabel = 2,042 pada dk = 30 dan
á = 0,05. Jadi, thitung>ttabel. Dengan demikian, terdapat perbedaan
yang signifikan antara nilai siklus I dengan siklus II. Artinya,
penggunaan teknik pemodelan dapat meniingkatkan kemampuan
siswa dalam menulis surat resmi. Dengan demikian, antara
prasiklus, siklus I, dan siklus II terdapat perbedaan yang signifikan.
antara nilai prasiklus dengan siklus I.
c. Nofiyanti 2017, Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui
Metode Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar
Fotografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian yang
digunakan adalah the randomized pretest-postest contol group
design (rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir
kelompok kontrol). Berdasarkan hasil analisis profil kemampuan
akhir siswa dalam menulis karangan narasi, diperoleh hasil bahwa
pada umumnya siswa telah mampu meningkatkan kemampuanya
dalam berbagai aspek. Dari segi aspek isi pada saat prates rata-rata
59
nilai siswa 17 Atau sekitar 68% menjadi 20 atau 80%. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa telah mampu memahami dalam
menuliskan kesesuaian antara isi cerita dengan tema dan judul
dengan tepat. Dari aspek struktur narasi dari rata-rata nilai 17 atau
68% menjadi 18 atau 72%, hal ini artinya siswa telah memiliki
pemahaman yang cukup baik mengenai unsur narasi sehingga
mampu menggambarkan keseluruhan isi cerita dengan baik.
Dari beberapa penelitian terdahulu maka persamaan dengan
penelitian yang diteliti adalah menggunakan metode yang sama yaitu teknik
clustering dan teknik modeling. Adapun perbedaan dengan penelitian yang
diteliti adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan
gabungan ke dua teknik tersebut. Pada penelitian ini pembelajaran menulis
karangan narasi terlebih menggunakan teknik clustering setelah siswa
mendapatkan ide karangan narasi yang mereka akan tulis, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan model (contoh) karangan narasi.
C. Kerangka Pikir
Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dipakai
oleh siswa dalam pengajaran sesuai dengan kurikulum yaitu kurikulum
2013. Dalam hal ini siswa sebagai subjek penelitian dituntut untuk menulis
karangan narasi secara bertahap. Menulis karangan narasi ini diawali ide
atau gagasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan karangan
narasi adalah pengembangan (ide). Rangkaian cerita menurut waktu
kesesuaian dan kejelasan isi.
60
Pada dasarnya pengajaran menulis karangan narasi mempunyai
tujuan supaya siswa memiliki kemampuan, pengalaman, serta dapat
memanfaatkan keterampilan menulis dalam berbagai keperluan.
Keterampilan menulis karangan narasi bukanlah hal yang mudah. Pada
dasarnya siswa SD/MI mengalami kesulitan menuangkan ide kedalam
bentuk tulisan.
Faktor lain berpengaruh pada kualitas hasil belajar siswa baik dari
segi nilai perilaku adalah strategi yang digunakan guru dalam mengajar.
Berdasarkan observasi dan keterangan dari guru kelas V SD Mattoangin I
dan II, selama ini guru belum menerapkan model pengelompokan ide
(clustering) dan model pemodelan (modeling) dalam proses pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian
menggunakan model pengelompokan ide (clustering) dan model
pemodelan (modeling). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan kerangka
pikir di bawah ini.
61
Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum K13
Menyimak Berbicara Membaca Menulis
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pembalajaran Konvensional:
Berupa ceramah, tanya jawab
1. Menggunakan Teknik
clustering mengelompokan
kata berdasarkan tema dari
karangan yang akan dibuat.
2. Menggunakan Teknik modeling
dengan membuat beberapa
contoh karangan
Posttest
Analisa :
Dari hasil posttest terlihat bahwa terjadi peningkatan
hasil menulis karangan narasi setelah dilakukan teknik
clustering dan teknik modeling dibandingkan dengan
model konvensional
Temuan :
Penggunaan teknik clustering dan teknik modeling
pada pembelajaran menulis karangan narasi
berpengaruh signifikan (efektif). Hal ini terlihat dari
peningkatan hasil post test siswa.
62
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
yang akan dicapai dan dipecahkan. Hipotesis hanya bersifat dugaan yang
mungkin benar atau justru salah. Adapun hipotesis penelitian ini, yaitu:
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan teknik clustering dan
teknik pemodelan dalam meningkatkan keterampilan menulis
karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan penerapan teknik clustering dan teknik
pemodelan dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi.
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang sifatnya
True Experiment Design dengan pre-test, post-test kontrol group desain.
Penelitian ini disebut true experiment design karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalanya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan
rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True Experiment
Design adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi
tertentu. Jadi, cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih
secara random. Bentuk True Experiment Design dibagi menjadi dua bentuk
yaitu:
a. Pretest-Postest Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
random,kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik apabila nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda secara signifikan.Pengaruh perlakuan adalah (O2- O1)- (O4-
O3).
64
b. Posttest-only control design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan
kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (treatment)
adalah (O1: O2). Dalam penelitian yang sesunguhnya, pengaruh
treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistic t-test misalnya.
Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksprimen
dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh
secara signifikan.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian dimana kelompok eksperimen dan kontrol
dibandingkan dua kelompok yang ada diberi pre-test, kemudian diberikan
perlakuan, terakhir diberikan post test, setelah itu diketahui hasil belajar,
R O1 X O2
R O3 X O4
R X O2
R X O4
65
maka dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel desain penelitian
pretest-post test Control Group Design.
Tabel 3.1 Desain penelitian Control Group Design
Kelompok Pre-Test Perlakuan
Post-
Test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Sumber: Sugiono (2014:112)
Keterangan :
X : Treatmen. (Kelompok eksperimen yang diberi
treatmen yaitu Pembelajaran menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi
menggunakan teknik clustering dan teknik
modeling
O1 & O3 : Kedua kelompok diobservasi dengan pre-test
untuk mengetahui belajar awal pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi
O2 : pemberian posttest siswa setelah mengikuti
pembelajaran menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi
66
O4 : pemberian posttest siswa yang diberi
pembelajaran menggunakan teknik clustering
dan teknik modeling
: .
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II
Makassar .Pemilihan tempat ini karena di sekolah tersebut hanya
menggunakan model konvensional dalam pembelajaran menulis karangan
narasi sehingga siswa merasa bosan dalam proses belajar. Objek yang
akan diteliti adalah Kefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Dengan Teknik Clustering dan Teknik
Modeling Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Makassar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian diperkirakan selama 2 bulan mulai dari awal
pertengahan Mei sampai dengan pertengahan Juni 2019.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2016: 119) bahwa “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruhh siswa kelas V SD Inpres SD
Negeri Mattoangin I dan II Makassar yang terdiri atas 4 kelas yaitu kelas Va
67
dan Vb SD Negeri Mattoangin I dan Kelas Va dan Vb Kelas Mattoangin II
dengan jumlah keseluruhan siswa adalah 102 siswa.
Nama Sekolah Kelas Jumlah
SDN Mattoangin I V A 25
V B 27
SDN Mattoangin II V A 24
V B 26
2. Sampel
Sampel adalah sebagin dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian sampel yang digunakan
sebanyak 60 orang siswa dengan rincian 30 siswa SD Negeri Mattoangin I
yang terdiri dari 15 siswa dikelas Va dan 15 siswa di kelas Vb, 30 siswa SD
Negeri Mattoangin II yang terdiri dari 15 siswa dikelas Va dan 15 siswa di
kelas Vb.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
penyusunan tesis ini dengan caran mengamati cara belajar siswa
68
dalam menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan
model pembelajaran yang diterapkan.
2. Teknik Tes
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan inti pelaksanaan
eksperimen. Pada kelas eksperimen diberikan pelajaran dengan
menggunakan model clustering (pengelompokan ide) dan modeling
(pemodelan) dan pada kelas kontrol menggunakan metode
konvensional. Tes pembelajaran Bahasa Indonesia pada masing-
masing kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang
akan dilakukan sebagai berikut:
a) Tes awal (pretest)
Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum
diterapkannya model clustering dan modeling.
b) Tindakan (treatment)
Pada penelitian ini tindakan yang dilakukan dengan dua
langkah. Langkah pertama adalah dengan menggunakan
teknik clustering. Langkah kedua adalah dengan menggunakan
modeling.
69
c) Tes akhir (posttest)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk
mengetahui pengaruh penggunaan clustering dan modeling
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menghimpun
data. Data yang diharapkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer
dan data sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
tes. Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk
memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada
langkah pengumpulan informasi di lapangan (Sukardi, 2003:75). Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini yakni:
1. Tes Menulis Karangan Narasi
Tes menulis karangan narasi dalam penelitian ini yakni guru
meminta kepada siswa untuk membuat karangan narasi
berdasarkan pengalaman yang dialami oleh siswa. Guru
memberikan menstimulus siswa kepada siswa tentang apa saja
pengalaman yang dialami kemudian menuliskannya dalam sebuah
karangan narasi. Dalam menulis karangan narasi yang perlu
diperhatikan adalah kesesuain isi karangan dengan judul.
2. Skala Nilai (Rating Scale)
Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti check
list.Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat.
Didalam daftar rating scale tidak sekedar terdapat nama objek yang
70
diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap
gejala tersebut. Penjenjangan menggunakan skala 5 yakni sangat
kurang, kurang, cukup, baik, sangat baik (Margono, 2004:160).
Tes adalah alat mengukur kemampuan murid, baik kemampuan
awal,perkembangan atau peningkatan selama dikenai tindakan dan
kemampuan pada akhir pembelajaran.
Tes menulis karangan narasi digunakan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi. Kriteria
penilaian berdasarkan aspek :
a. Kesesuaian judul dengan isi
b. Rangkaian peristiwa menurut waktu
c. Diksi
d. Penggunaan ejaan dan tanda baca
e. Kohesi dan koherensi
f. Kerapian tulisan
Pedoman penilaian menulis karangan narasi ini terdiri dari
enam aspek yang kemudian dari masing-masing diberi skor
yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan dari masing-masing
aspek.
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis Karangan Narasi Berdasarkan
Pengalaman Pribadi Kelas V SD Negeri Mattoangin II
Makassar
71
No Aspek yang dinilai
Kualifikasi
1 2 3 4
1 Kesesuaian judul dengan tema
2 Struktur
3 Organisasi
4 Diksi
5 Penggunaan ejaan dan tanda baca
6 Kohesi dan koherensi
7 Kerapian tulisan
Skor
Keterangan :
4 = Amat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai siswa = skor : 30 x 100
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian.
1. Operasional Bebas (x)
Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model clustering dan
modeling. Tahapannya yaitu, (1) Mencari gagasan dari pengalaman pribadi
yang telah dialami siswa, (2) Memberikan pengelompokan ide, (3)
Memberikan contoh beberapa karangan narasi.
72
2. Variabel Terikat (y)
Variabel terikat yaitu menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi menggunakan metode konvensional.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas
dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk
memberikan gambaran penerapan model clustering dan modeling pada
penulisan karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia setelah penerapan model pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi dengan model
clustering dan modeling pada siswa SD Negeri Mattoangin II. Data hasil
pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan kategorisasi persentasi
pencapaian yaitu :
a. Aktivitas belajar dikategorikan sangat baik (A) dengan persentase 86%-
100%.
b. Aktivitas belajar dikategorikan baik (B) dengan persentase 70%-85%.
c. Aktivitas belajar dikategorikan cukup (C) dengan persentase 75%.
d. Aktivitas belajar dikategorikan kurang (D) dengan persentase 65%-
74%.
73
Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat keterampilan siswa
dalam membaca pemahahaman sesuai dengan prosedur yang
dicanangkan oleh Depdikbud (2003) yaitu:
Tabel 3.3 Kategori Menulis Karangan
No. Skor Kategori
1. 91 – 100 Sangat Tinggi
2. 81 – 90 Tinggi
3. 75 – 80 Sedang
4. 65-74 Rendah
2. Analisis Statistik Inferensial
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model
clustering dan modeling dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap
menuis karangan narasi berdasarkan pengalaman pada siswa SD Negeri
Mattoangin II Makassar, maka digunakan analisis uji- beda/ t-test (Analisis
data dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows). Sebelum
melakukan analisis hipotesis maka dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas yang bertujuan untuk melihat data tersebut telah berdistribusi
normal dan homogen.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov - Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
74
pengujian adalah “bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data
dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05
maka diinterpretasikan sebagai tidak normal”
b. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas diketahui bahwa nilai
signifikansi pada pretest > 0,05, artinya data pretest kelompok ekperimen
dan kelompok kontrol merupakan varian yang sama, sedangkan nilai
signifikansi pada posttest > 0,05 yang berarti data posttest kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol merupakan varian yang sama.
c. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model clustering dan modeling terhadap menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pada siswa Kelas V SD. Negeri Mattoangin II
Makassar
Perhitungan dilakukan menggunakan uji-t (Independent Samples t-
Test) dengan bantuan SPSS 20.0 for windows dengan taraf signifikansi
0,05. Uji-t dilakukan apabila data terdistribusi normal dan homogen dengan
ketentuan sebagai berikut: jika nilai sig.(2-tailed) > α (0,05) maka H0
diterima (tidak terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan
modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman); dan jika nilai sig.(2-tailed) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dengan
syarat nilai mean kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
mean kelas kontrol (terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan
75
modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman)
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model clustering dan modeling dalam pembelajaran menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman siswa pada Siswa kelas V SD. Negeri
Mattoangin II Makassar.
Hipotesis matematis yaitu:
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
Dengan H0 : Tidak terdapat perbedaan menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menggunakan model clustering dan modeling
dengan menggunakan cara konvensional.
H1 : Terdapat perbedaan menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi dalam
pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan
model clustering dan modeling dengan
menggunakan cara konvensional
Perhitungan dilakukan menggunakan uji-t (Independent Samples t-
Test) dengan bantuan SPSS 20.0 for windows dengan taraf signifikansi
0,05. Uji-t dilakukan apabila data terdistribusi normal dan homogen dengan
ketentuan sebagai berikut: jika nilai sig.(2-tailed) > α (0,05) maka H0
76
diterima (tidak terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan
modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman); dan jika nilai sig.(2-tailed) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dengan
syarat nilai mean kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
mean kelas kontrol (terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan
modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman).
Pada kelompok pertama, dilakukan pembelajaran menulis karangan
narasi dengan menggunakan metode konvensional, yaitu dengan ceramah
dan tanya jawab. Setelah itu kemudian diberikan perlakuan dengan
menggunakan teknik clustering dan teknik modeling. Pertama-tama siswa
diberikan beberapa contoh ide untuk menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman. Kemudian siswa diberikan teknik modeling dengan
menyajikan contoh-contoh karangan narasi berdasarkan pengalaman.
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Mattoangin I dan II
Kecamatan Mariso Kota Makassar yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas yang
diberikan perlakuan pada saat proses belajar mengajar berlangsung
menggunakan teknik clustering dan teknik modeling, sedangkan kelas
kontrol adalah kelas yang tidak diberikan perlakuan dan hanya
menggunakan pembelajaran konvensional atau ceramah. Siswa SD
Mattoangin I Kelas VA yang berjumlah 25 siswa dengan jumlah siswa laki-
laki 10 dan siswa perempuan sebanyak 15 siswa, sedangkan Kelas VB
yang berjumlah 27 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 dan siswa
perempuan sebanyak 16 siswa. Siswa SD Mattoangin II Kelas VA yang
berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 10 dan siswa perempuan
sebanyak 14 siswa, sedangkan Kelas VB yang berjumlah 26 siswa dengan
jumlah siswa laki-laki 7 dan siswa perempuan sebanyak 19 siswa
Sebelum melaksanakan penelitian, pada tanggal 4 Maret 2019,
peneliti melakukan silaturahmi ke SD Mattoangin II Kecamatan Mariso Kota
Makassar, untuk membicarakan rencana penelitian bersama kepala
sekolah dan wali kelas V.A dan wali kelas V.B. Dari hasil diskusi
menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan penelitian mengikuti jadwal mata
78
pelajaran yang dilaksanakan dua kali seminggu yaitu setiap hari selasa dan
Rabu, dengan alokasi waktu 2X40 menit.
Awal pelaksanaan penelitian yaitu pada hari Senin tanggal 13 Mei
2019 pada siswa kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B
sebagai kelas Kontrol di SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso
Kota Makassar. Adapun mata pelajarannya yaitu berpusat pada pelajaran
Bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman, dengan menerapkan teknik clustering dan
modeling kelas VB dan pembelajaran konvensial pada kelas VA. Proses
penelitian eksperimen ini direncanakan yakni diberikan pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol kemudian memberikan perlakukan pada
kelas eksperimen. Setelah itu, diberikan postest pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
1. Penggunaan Teknik Clustering Efektif Dalam Kemampuan
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa SD Negeri Mattoangin I
dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar
Hasil observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol dicatat
dalam lembar observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Dilihat dari hasil analisis data observasi siswa kelas kontrol SD
menunjukkan bahwa persentase keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung sebesar 58,33% dikategorikan masih
79
kurang. Pada observasi ini didapat bahwa aktivitas siswa dalam
memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran menulis karangan
narasi dengan menggunakan metode konvensional masih kurang.
Pada pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan teknik
clustering ini guru menjelaskan pembelajaran menulis karangan narasi
menggunakan pengelompokon kata berdasarkan ide atau tema dari
karangan narasi yang akan dibuat. Guru menuliskan ide atau tema
tersebut ditengah, kemudian Bersama-sama dengan siswa mencoba
mengelompokkan kata-kata berdasarkan ide tersebut. Setelah
mendapatkan sejumlah kata yang berkaitan dengan ide atau tema
karangan narasi, maka selanjutnya siswa disuruh membuat karangan
narasi dengan ide atau tema tadi berdasarkan kata-kata yang telah
mereka tentukan sebelumnya.
Dengan menggunakan teknik clustering siswa aktif dalam
memperhatikan penjelasan guru, hal ini disebabkan karena pada saat
menggunakan teknik clustering interaksi antara guru dan siswa lebih aktif
terjadi. Penentuan kata-kata yang akan dikelompokkan menjadi
karangan narasi dilakukan bersama-sama oleh guru dan siswa, bahkan
pada proses ini siswa lebih banyak aktif menentukan sedangkan guru
hanya bertugas untuk mengarahkan.
Setelah melakukan pembelajaran menulis karangan narasi
dengan menggunakan teknik clustering dan teknik modeling maka,
pada umumnya persentase siswa yang aktif selama proses
80
pembelajaran berlangsung berdasarkan aspek yang diamati telah
mengalami peningkatan sebesar 75% untuk teknik clustering dan
78,33% untuk tenik modeling jika dibandingkan dengan aktivitas murid
sebelumnya.
Grafik 4.1 Perbandingan hasil aktivitas siswa kelas kontrol
dengan kelas eksperimen
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil aktifitas siswa
telah mengalami peningkatan dari 58,33% menjadi 75% dan 78,33%
karena telah dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran dimana
kelas kontrol menggunakan metode konvensional sedangkan kelas
eksperimen menggunakan teknik clustering dan modeling sehingga lebih
berpengaruh dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini selaras
yang dikemukan Dr. Georgi Lozanov, bahwa pada prinsipnya sugesti dapat
dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar (DePorter, 1999:14).
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Aktivitas Siswa
Kelas Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2
81
Demikian pula yang dikemukakan oleh Hartono bahwa media
pembelajaran yang berupa alat peraga digunakan oleh guru untuk
memudahkan dan mempercepat proses belajar mengajar (Hartono, 2003:
24).
b. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik
1) Nilai Statistik Pretest Hasil Belajar
Nilai rata-rata hasil tes awal (Pretest) siswa pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen tidak jauh berbeda yaitu rata-rata 47,80 dan 49,70. Nilai hasil
evaluasi awal seluruh siswa kelas V pada SD. Negeri Mattoangin I dan II
masih di bawah KKM (≥ 75) yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil
evaluasi tersebut dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa keterampilan
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa sebelum
diterapkan teknik clustering dan modeling termasuk dalam kriteria kurang.
Tabel 4.1 Distribusi Nilai Statistik Hasil Belajar Menulis
Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Kelas Kontrol
No Kategori nilai
statistik Nilai Modus
1 Nilai tertinggi 54
50 2 Nilai terendah 40
3 Nilai rata-rata 47,80
4 Standar deviasi 4,11
82
Tabel 4.2 Distribusi Nilai Statistik Hasil Belajar Menulis Karangan
Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Kelas Eksperimen Sebelum
Penggunaan Teknik Clustering Dan Modeling
No Kategori nilai
statistik Nilai Modus
1 Nilai tertinggi 56
51 2 Nilai terendah 41
3 Nilai rata-rata 49,70
4 Standar deviasi 3,37
2) Kategori hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen
Tabel 4.3 Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar
Postest Kelas Kontrol
Tabel 4.4 Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Postes Kelas Eksperimen Sebelum Penerapan Teknik Clustering Dan
Modeling
No Interval
nilai Kategori
Rata-rata
Persen (%)
I
1 0-69 Rendah 30 100
2 75-85 Sedang 0 0
3 86-90 Tinggi 0 0
4 91-100 Sangat tinggi 0 0
No Interval
nilai Kategori
Rata-rata
Persen (%)
1 0-69 Rendah 30 100
2 75-85 Sedang 0 0
3 86-90 Tinggi 0 0
4 91-100 Sangat tinggi 0 0
83
c. Perbandingan Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Untuk mengetahui perbandingan nilai statistik antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen dapat dilihat di tabel 4.5 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil perbandingan pretest nilai statistik kelas
kontrol dengan eksperimen
No Kategori nilai
statistik
Nilai kelas
kontrol
Nilai kelas
eksperimen
1 Nilai tertinggi 54 56
2 Nilai terendah 40 41
3 Nilai rata-rata 47,80 49,70
4 Standar deviasi 4,11 3,37
Dapat diketahui bahwa nilai kelas ekserimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol olehnya itu dapat dilihat dari grafik tersebut adalah sebagai
berikut:
Grafik 4.2 Perbandingan hasil analisis statistik pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen
0
10
20
30
40
50
60
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Standar Deviasi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
84
Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II
Kecamatan Mariso Kota Makassar
Data
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest 1 Posttest 2
Nilai tertinggi 55 81 56 90 92
Nilai terendah 40 74 41 81 85
Mean 47,80 76,70 49,70 86,13 87,77
Median 48 76 50 86 87
Modus 50 75 51 87 86
Standar Deviasi 3,11 1,84 3,37 2,10 2,01
Berdasarkan tabel diatas, untuk kelas kontrol diperoleh data hasil
pretest yaitu: skor terbesar 54 dan skor terkecil 40, rata-rata (mean) sebesar
47,80 median sebesar 48, modus sebesar 50 dan standar deviasi sebesar
3,11. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 81 dan skor terendah 74,
rata-rata (mean) 76,60, median sebesar 76, modus sebesar 76 dan standar
deviasi 1,64.
Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu: skor terbesar 56 dan skor terkecil
41, rata-rata (mean) sebesar 49,70 , median sebesar 50 modus sebesar 51
dan standar deviasi sebesar 3,37. Data hasil posttest untuk eksperimen 1
(teknik clustering) skor tertinggi 90 dan skor terendah 81, rata-rata (mean)
86.13, median sebesar 86 modus sebesar 87 dan standar deviasi 2,10
Sedangkan data hasil posttest untuk eksperimen 2 (teknik modeling) skor
tertinggi 92 dan skor terendah 85, rata-rata (mean) 87.77, median sebesar
85
87, modus sebesar 86 dan standar deviasi 2,01.
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Post test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Kategori nilai
statistic
Nilai kelas
kontrol
Nilai kelas
eksperimen 1
Nilai kelas
eksperimen 2
1 Nilai tertinggi 81 90 92
2 Nilai terendah 74 81 85
3 Nilai rata-rata 76.70 86,13 87,77
4 Standar deviasi 1,84 2,10 2,01
Dapat diketahui bahwa nilai post test kelas ekserimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol olehnya itu dapat dilihat dari grafik tersebut adalah
sebagai berikut:
Grafik 4.4 Perbandingan Hasil Analisis Statistik
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai statistik kelas eksperimen jauh
lebih tinggi daripada kelas kontrol Dr. Georgi Lozanov, bahwa pada
prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar
(DePorter, 1999:14).
0
20
40
60
80
100
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Standar Deviasi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1
86
Tabel 4.8 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar posttest
kelas Eksperimen setelah penerapan teknik clustering
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kelas kontrol didominasi
pada kategori sedang dengan jumlah 28 siswa 93,33% sedangkan
kategori sangat rendah 2 siswa 6,67%. Untuk kelas eksperimen terjadi
peningkatan nilai siswa, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai
pada kategori sangat rendah, 8 orang siswa 26,67% berada pada
kategori sedang, 22 siswa 73,33% berada pada kategori tinggi dan
pada penggunaan teknik clustering ini tidak ada siswa yang berada
pada kategori sangat tinggi .
2. Penggunaan Teknik Modeling Efektif Dalam Kemampuan
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa SD Negeri Mattoangin I
dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar
Hasil observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol dicatat
dalam lembar observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung.
No Interval
nilai kategori
Kelas Kontrol
% Kelas Eksperimen
%
1 0-74 Sangat rendah
2 6,67 0 0
2 75-85 Sedang 28 93,33 8 26,67
3 86-90 Tinggi 0 0 22 73,33
4 91-100 Sangat tinggi
0 0 0 0
87
Dilihat dari hasil analisis data observasi siswa kelas kontrol SD
Negeri Mattoangin I dan II menunjukkan bahwa persentase keaktifan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebesar 58,33%
dikategorikan masih kurang. Pada observasi ini didapat bahwa aktivitas
siswa dalam memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan metode konvensional
masih kurang.
Pada pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan teknik
modeling ini guru menjelaskan pembelajaran menulis karangan narasi
menggunakan beberapa contoh karangan narasi yang diambil dari
beberapa sumber belajar. Guru menunjukkan karangan tersebut kepada
siswa kemudian menyuruh mereka membaca karangan tersebut.
Setelah siswa membaca contoh-contoh karangan kemudian guru
menyuruh siswa untuk menulis karangan narasi berdasarkan
pengalaman pribadi berdasarkan model yang telah mereka lihat
sebelumnya.
Dengan menggunakan teknik modeling siswa aktif dalam
memperhatikan penjelasan guru, hal ini disebabkan karena pada saat
menggunakan teknik modeling interaksi antara guru dan siswa lebih aktif
terjadi. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan beberapa contoh
karangan narasi .
Aktivitas siswa pada tabel menunjukkan bahwa pada umumnya
persentase siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung
88
berdasarkan aspek yang diamati telah mengalami peningkatan sebesar
78,33% jika dibandingkan dengan aktivitas siswa sebelum penerapan
teknik modeling.
Grafik 4.5 Keaktifan Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II dengan Teknik modeling
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil aktifitas siswa telah
mengalami peningkatan dari 58,33% menjadi 78,33% karena telah
dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran dimana kelas kontrol
menggunakan metode konvensional sedangkan kelas eksperimen
menggunakan teknik modeling sehingga lebih berpengaruh dibandingkan
dengan metode konvensional. Hal ini selaras yang dikemukan Dr. Georgi
Lozanov, bahwa pada prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil situasi belajar (DePorter, 1999:14). Demikian pula yang dikemukakan
oleh Hartono bahwa media pembelajaran yang berupa alat peraga
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Keaktifan Siswa
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
89
digunakan oleh guru untuk memudahkan dan mempercepat proses belajar
mengajar (Hartono, 2003: 24)
b. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik
Berdasarkan hasil dari uji instrumen soal pretest dan soal posttest
dapat diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai tertinggi di kelas kontrol
sebesar 55 dan nilai terendah 40 dan memperoleh rata-rata nilai sebesar
47,8. Sementara hasil belajar siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai
tertinggi sebesar 56 dan nilai terendah sebesar 41 dan memperoleh rata-
rata nilai sebesar 50,6.
Setelah dilakukan uji instrumen pretest dikedua kelas tersebut maka
dilakukan uji instrumen posttest dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berikut ini hasil uji instrumen posttest kelas kontrol yang memperoleh nilai
tertinggi sebesar 81 dan nilai terendah 74 sehingga rata- rata nilai yang
siswa peroleh sebesar 76,7. Berikutnya hasil posttest kelas eksperimen
memperoleh nilai tertinggi sebesar 92 dan nilai terendah sebesar 85
sehingga rata-rata nilai siswa kelas kontrol sebesar 87,77. Berikut ini
diagram batang hasil belajar siswa kelas VA dan VB eksperimen dan kelas
kontrol:
90
Grafik 4.6 Rata-Rata Nilai Siswa Kelas Eksperimen dengan Teknik modeling
c. Perbandingan Nilai Statistik
Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen yang terdiri
dari 30 siswa SD Negeri Mattoangin I dan 30 siswa SD Negeri Mattoangin II
, disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Distribusi Data Kelas Eksperimen
Teknik Modeling Dan Kelas Kontrol
Data
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai tertinggi 54 80 52 92
Nilai terendah 40 74 42 85
Mean 47,27 76,6 48,87 87,77
Median 47 76 50 87
Modus 46 76 51 86
Standar Deviasi 4,06 1,64 2,61 2,01
Berdasarkan tabel di atas, untuk kelas kontrol diperoleh data hasil
pretest yaitu: skor terbesar 54 dan skor terkecil 40, rata-rata (mean) sebesar
47,27 median sebesar 47, modus sebesar 46 dan standar deviasi sebesar
70
75
80
85
90
Rata-Rata
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
91
4,06. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 81 dan skor terendah 74,
rata-rata (mean) 76,60, median sebesar 76, modus sebesar 76 dan standar
deviasi 1,64.
Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu: skor terbesar 52 dan skor terkecil
42, rata-rata (mean) sebesar 48,87 , median sebesar 50 modus sebesar 51
dan standar deviasi sebesar 2,61. Data hasil posttest untuk eksperimen 2
(teknik modeling) skor tertinggi 92 dan skor terendah 85, rata-rata (mean)
87.77, median sebesar 87, modus sebesar 86 dan standar deviasi 2,01.
Tabel 4.10 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen
No Kategori nilai
statistik
Nilai kelas
kontrol
Nilai Kelas
Eksperimen 2
1 Nilai tertinggi 81 92
2 Nilai terendah 74 85
3 Nilai rata-rata 76.70 87,77
4 Standar deviasi 1,84 2,01
Dapat diketahui bahwa nilai kelas ekserimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol olehnya itu dapat dilihat dari grafik tersebut adalah sebagai
berikut:
92
Grafik 4.7 Perbandingan Hasil Analisis Statistik
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai statistik kelas eksperimen jauh
lebih tinggi daripada kelas kontrol Dr. Georgi Lozanov, bahwa pada
prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar
(DePorter, 1999:14).
Tabel 4.11 Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Postes
Kelas Eksperimen Setelah Penerapan Teknik Modeling
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Tertinggi NIlai Terendah Rata-Rata Standar Deviasi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
No Interval
nilai kategori
Kelas Kontrol
% Kelas Eksperimen
%
1 0-74 Sangat rendah
2 6,67 0 0
2 75-85 Sedang 28 93,33 3 10
3 86-90 Tinggi 0 0 25 83,33
4 91-100 Sangat tinggi
0 0 2 6,67
93
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kelas kontrol didominasi pada
kategori sedang dengan jumlah 28 siswa 93,33% sedangkan kategori
sangat rendah 2 siswa 6,67%. Untuk kelas eksperimen terjadi peningkatan
nilai siswa, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai pada kategori
sangat rendah, 3 orang siswa 10% berada pada kategori sedangkan dan 25
siswa 83,33% berada pada kategori tinggi dan 2 siswa 6,67% berada pada
kategori sangat tinggi.
3. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman
Pribadi dengan Teknik Clustering
Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok siswa yang berbeda pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama,
dapat dilakukan pengujian perbedaan sampel tidak berkorelasi
(Independent t test). Pengujian perbedaan independent t test juga dilakukan
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan
kelas eksperimen setelah menerapkan teknik clustering dan modeling
terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi dan pembelajaran konvensional dalam menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman. Namun demikian, sebelum analisis data dengan
uji perbedaan tersebut atau uji t, perlu dilakukan uji analisis yang meliputi
uji normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data penelitian diuraikan
sebagai berikut.
94
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Tests of Normality
Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Kontrol .104 30 .200* .972 30 .589
Eksperimen .132 30 .196 .954 30 .215
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Teknik Clustering
Tests of Normality
Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Postest Kontrol .181 30 .013 .924 30 .033
Eksperimen .142 30 .130 .965 30 .423
Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan
berdistriusi normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum
mendapatkan perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol dan
eksperimen. Tabel Uji normalitas Xhitung < Xtabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Postest Based on Mean 2.035 1 58 .159
Based on Median 2.135 1 58 .149
Based on Median and with
adjusted df
2.135 1 57.968 .149
Based on trimmed mean 2.115 1 58 .151
95
Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen dengan Teknik Clustering
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Postest Based on Mean .175 1 58 .677
Based on Median .236 1 58 .629
Based on Median and with
adjusted df
.236 1 58.000 .629
Based on trimmed mean .201 1 58 .655
Berdasarkan tabel homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen
terdapat nilai signifikansi pretest 0,159, nilai signifikansi posttest teknik
clustering kelas eksperimen 0,677. Hasil tersebut memperlihatkan nilai
signifikansi pretest dan posttest > 0,05 sehingga data dikatakan homogen
berdasarkan Uji homogenitas sehingga bisa dilanjutkan pada uji T.
Tabel 4.16 Uji T Independent Samples T-test (Posttest) Teknik
Clustering
Levene's
Test
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Posttest Equal variances assumed ,175 .677 -18.158 58 .052 -9.433 .5094
Equal variances not assumed -18.158 57.048 .132 -9.433 .5094
Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil nilai t hitung untuk teknik
clustering kelas eksperimen adalah 18,158 dengan t table 2,048 dan nilai
signifikan (Sig) 0,677 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menulis karangan narasi
96
berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan teknik clustering dengan
pembelajaran konvensional.
4. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman
Pribadi dengan Teknik Modeling
Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok siswa yang berbeda pada
kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama,
dapat dilakukan pengujian perbedaan sampel tidak berkorelasi
(Independent t test). Pengujian perbedaan independent t test juga dilakukan
untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan
kelas eksperimen setelah menerapkan teknik clustering dan modeling
terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi dan pembelajaran konvensional dalam menulis karangan narasi
berdasarkan pengalaman. Namun demikian, sebelum analisis data dengan
uji perbedaan tersebut atau uji t, perlu dilakukan uji analisis yang meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data penelitian diuraikan
sebagai berikut.
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen Teknik Modeling
Tests of Normality
Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest Kontrol .181 30 .013 .924 30 .033
Eksperimen .148 30 .090 .932 30 .054
97
Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan
berdistriusi normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum
mendapatkan perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol dan
eksperimen. Tabel Uji normalitas Xhitung < Xtabel sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.
Tabel 4.18 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen dengan Teknik Modeling
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Postest Based on Mean .666 1 58 .418
Based on Median .735 1 58 .395
Based on Median and with
adjusted df
.735 1 55.309 .395
Based on trimmed mean .686 1 58 .411
Berdasarkan tabel homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen
terdapat nilai signifikansi pretest 0,159,, nilai signifikansi posttest teknik
modeling kelas eksperimen adalah 0,418. Hasil tersebut memperlihatkan
nilai signifikansi pretest dan posttest > 0,05 sehingga data dikatakan
homogen berdasarkan Uji homogenitas sehingga bisa dilanjutkan pada uji
T.
98
Tabel 4.19 Uji T Independent Samples T-test (Posttest)
Teknik Modeling
Levene's Test
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Posttest Equal variances assumed 0,666 .418 -22.227 88 .253 -11.066 .4979
Equal variances not
assumed
-22.227 57.550 .327 -11.066 .4979
Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil nilai t hitung untuk teknik
modeling siswa SD. Negeri Mattoangin I adalah 22,227 dengan t table 2,048
dan nilai signifikan (Sig) 0,418 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan teknik modeling
dengan pembelajaran konvensional.
5. Pembahasan Hasil Penelitian
Penerapan teknik clustering dan teknik modeling pada SD. Negeri
Mattoangin I dan II Kota Makassar dimulai dengan memberikan
pengelompokan kata-kata berdasarkan ide atau judul karangan narasi yang
akan disusun. Guru mengarahkan siswa untuk menemukan kata-kata
tersebut lalau menyusun kata-kata tersebut untuk disusun menjadi
karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi. Untuk teknik modeling,
guru memberikan beberapa contoh karangan narasi berdasarkan
pengalaman, kemudian menyuruh siswa untuk membaca dan memahami
model-model karangan tersebut. Kemudian, guru menyuruh siswa untuk
99
membuat karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi sesuai dengan
kata mereka.
Sebelum diterapkan teknik clustering dan teknik modeling pada
pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi,
data yang didapatkan untuk kelas kontrol pretest siswa diperoleh: skor
tertinggi 55 dan skor terendah 40, rata-rata (mean) sebesar 47,80, median
sebesar 48, modus sebesar 50 dan standar deviasi sebesar 4,11. Data
yang diperoleh pada pretest kelas eksperimen yaitu: skor tertinggi 56 dan
skor terendah 41, rata-rata (mean) 49,70, median 50, modus 51 dan standar
deviasi 3,37. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi SD
Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar sebelum
diterapakan teknik clustering dan teknik modeling termasuk dalam kategori
kurang.
Setelah penerapan teknik clustering dan teknik modeling pada
pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi
pada SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar
maka postest kelas kontrol diperoleh data yaitu: skor tertinggi 81 dan skor
terendah 74, rata-rata (mean) 76,70, median 76, modus 75 dan standar
deviasi 1,84. Data hasil postest kelas eksperimen untuk teknik clustering
SD. Negeri Mattoangin I diperoleh data yaitu: skor tertinggi 90 dan skor
terendah 81, rata-rata (mean) 86.13, median 86, modus 87 dan standar
deviasi 2,10. Data hasil postest kelas eksperimen untuk teknik modeling
100
diperoleh data yaitu: skor tertinggi 92 dan skor terendah 85, rata-rata
(mean) 87,77, median 87, modus 86 dan standar deviasi 2,01.
Berdasarkan nilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan teknik clustering dan teknik
modeling pada pembelajaran menulis puisi berdasarkan pengalaman
pribadi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu dapat
dibuktikan dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol 76.70. Nilai rata-rata kelas
postest untuk teknik clustering 86,13. Nilai Rata-rata postest untuk teknik
modeling 87,77.
Pada Uji T, terlihat hasil T hitung untuk teknik clustering nilai t hitung
18,158 dengan t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,677 > 0,05 dengan
t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,304 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menulis
karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan teknik
clustering dengan pembelajaran konvensional.
Pada uji T dengan menggunakan keknik modeling siswa nilai t hitung
untuk teknik modeling siswa SD. Negeri Mattoangin I adalah 22,227 dengan
t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,418 > 0,05. Sedangkan hasil nilai t
hitung untuk teknik modeling siswa SD. Negeri Mattoangin II adalah 17,968
dengan t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,435 > 0,05. Maka, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan
teknik modeling dengan pembelajaran konvensional.
101
Untuk pengamatan kegiatan pembelajaran konvensional sebagai
kelas kontrol yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional,
siswa tidak semangat untuk belajar, kurang aktif, banyak yang merasa
bosan akhirnya berbicara bahkan ada yang bermain dan bergurau sesama
teman. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
menerapkan teknik clustering dan teknik modeling lebih efektif berhasil
mengingkatkan hasil belajar siswa dibandingkan menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Sedangkan untuk kegitan
pembelajaran menuils karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi
dengan teknik clustering dan teknik modeling siswa semangat untuk
belajar, aktif, sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil belajar
membaca pemahaman sangat efektif.
Menurut Weinsten dan Meyer (Trianto, 2007:143) pengajaran yang
baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana berpikir, dan bagaimana
memotivasi diri mereka sendiri. Oleh karena itu, strategi belajar dalam
pembelajaran adalah strategi yang dapat membantu siswa untuk berpikir
dan memahami materi. Gabriele Lusser Rico. Rico (dalam Hernowo,
2003:142) menyatakan bahwa bagian paling sulit dalam menulis adalah
sulitnya menuangkan ide ke dalam tulisan, tidak mengetahui apa yang akan
ditulis, yaitu apa temanya, dan bagaimana memulainya. Banyak cara yang
dapat ditempuh untuk menanggulangi kesulitan ini, anatara lain dengan
membuat pengelompokan ide (clustering). Setiap orang memiliki ide dalam
benaknya, yang sulit adalah menuangkanya dalam tulisan. Dengan
102
membuat pengelompokan ide (clustering), Anda dipaksa mengidentifikasi
ide-ide pokok dan ide-ide penunjangnya. Dalam Depdiknas (2004:16)
tercantum komponen pemodelan merupakan bagian dari strategi
pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran
keterampilan berbahasa atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa
ditiru. Dalam hal ini, guru memberi model tentang cara mengerjakan
sesuatu dan bagaimana cara belajar. Siswa dapat dikatakan menguasai
keterampilan baru dengan baik jika guru memberi contoh dan model untuk
dilihat dan ditiru.
Menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam
rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa
tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. (Nurudin, 2007:4). Menurut
Semi (2007:58-61) menjelaskan langkah-langkah menulis narasi yaitu (1)
tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas; (2) selipkan
dialog jika mungkin dan jika perlu; (3) pilih detail cerita secara teliti; (4)
tetapkan pusat pengisahan secara tegas.
Teknik Clustering (pengelompokan) adalah cara memilih gagasan-
gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, tanpa
pertimbangan (De Porter, 2000:181). Pengelompokan ide (clustering)
merupakan prosedur yang dapat membantu mengorganisasir informasi
sebelum informasi dituliskan. Clustering (pengelompokan ide) memberikan
siswa berkesempatan untuk berhubungan dengan pikiran bawah sadarnya
sehingga tulisan lebih mengandung emosi. Dari hasil penelitian di atas
103
terlihat bahwa dengan meggunakan teknik clustering pada pembelajaran
menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi, siswa lebih
mampu menangkap materi yang dibawakan oleh guru karena terbantu
dengan pengelompokan kata yang dilakukan sebelumnya sehingga siswa
dapat lebih menunjukkan kemampuan mereka dalam menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi.
Pemodelan atau teknik modeling adalah salah satu dari tujuh
komponen pembelajaran kontekstual (Senduk dan Nurhadi, 2003).
Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan
tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya
membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan gagasan
tersebut. Penerapan teknik modeling dalam pembelejaran menulis
karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan keefektifan berdasarkan peningkatan nilai posttest
siswa. Dengan penerapan teknik modeling dalam pembelajaran narasi
berdasarkan pengalaman pribadi, siswa mampu membuat karangan narasi
berdasarkan pengalaman pribadi yang lebih baik karena mereka
diperlihatkan beberapa model karangan narasi sehingga mereka mampu
membuat karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi mereka
setelah memperhatikan model-model karangan narasi tersebut.
104
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembelajaran menggunakan teknik clustering dan teknik modeling siswa
lebih aktif dalam memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru dibandingkan dengan metode konvensional yang selama ini
dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi keaktifan siswa yang
menunjukkan adanya peningakatan keaktifan siswa.
2. Penggunaan teknik clustering dalam pembelajaran menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi pada siswa SD. Negeri
Mattoangin I dan II efektif hal ini berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terlihat nilai rata-rata siswa kelas kontrol 76,70. Nilai rata-
rata kelas postest untuk teknik clustering 86,13. Terlihat hasil T hitung
untuk teknik clustering adalah 18,158 dengan t table 2,048 dan nilai
signifikan (Sig) 0,677 > 0,05.
3. Penggunaan teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi pada siswa SD. Negeri
Mattoangin I dan II efektif terlihat dari nilai rata-rata postest untuk teknik
modeling 87,77. Nilai t hitung adalah 22,227 dengan t table 2,048 dan nilai
signifikan (Sig) 0,418 > 0,05.
105
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis
mengajukan saran :
1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menggunakan Teknik
clustering dan Teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan
narasi berdasarkan pengalaman pribadi.
2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar diharapkan
kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran yang menarik
bagi siswa.
3. Penelitian ini sangat terbatas, baik dari segi jumlah variabel maupun
dari segi populasinya yang hanya terdiri dari dua sekolah, sehingga
disarankan kepada para peneliti di bidang pendidikan khususnya
pendidikan bahasa Indonesia untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan jumlah variable dan populasi yang lebih luas guna memperluas
hasil-hasil penelitian ini.
106
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Tarman A, PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi “Membangun Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0” Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia, 24 Maret 2018
Akhadiah, Sabarti dkk. 1998. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung: Alfabeta.
Charlie. 2008. Tujuan dan Jenis-jenis Menulis, (Online),
(http://www.sekolahdasar.net/2012/04/tujuan-dan-jenis-jenis-
menulis.html#ixzz2IkuH58nJ, diakses tanggal 22 April 2018)
DePorter, Bobbi & Hernacki. 2007. Quantum Learning. Abdurahman, A.
Bandung: Kaifa.
DePorter, Bobbi, dkk. 2000. Quantum Teaching Mempraktikan Quantum Teaching di Ruang-ruang kelas. Bandung. Mizan Media Utama.
Doyin dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: UNNES Press
Fitri, Rahayu. 2016, Penerapan Teknik Pemodelan Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Surat Resmi Kelas VII SMP, Jurnal
Gramatika: STKIP PGRI Sumatera Barat
Hernowo. 2005. Quantum Writing. Bandung: MCL.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran,
Malang: Penerbit Universitas Universitas Negeri Malang.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa.
Ende: Nusa Indah
Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Mulyati, Yeti dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
107
Munirah, 2015, Keefektivan Strategi Brainstorming dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa, Jurnal Konfiks, Universitas Muhammadiyah Makassar
Ni Made Mita Anggraeyani, dkk. 2016., Penerapan Teknik Pemodelan
Dalam Pembelajaran Menulisan Cerpen Pada Siswa Kelas VIIK
SMP Negeri 1 Negara, eJournal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 5
No: 3 Tahun:2016. Universitas Pendidikan Ganesha.
Nofiyanti, 2013. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Metode
Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi,
Jurnal Semantik Vol 2 No 1: STKIP Siliwangi Bandung
Nura, Amris. 2003. Problematik Pengajaran Keterampilan Menulis Lanjut:
Upaya Menumbuhkembangkan Minat Menulis di Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni. Vol.4, No.1. Padang: UNP
Press
Senduk Agus dan Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching And Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK.
Nurudin. 2010. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press
Pengembangannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung:
Angkasa
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas : Implementasi dan
Suparno dan Mohamad Yunus. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Tim Penyusun Kamus Pusat
108
Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Wibowo, Teguh. 2008. Jurus Maut Menguasai Materi Bahasa Indonesia
SMA/MA. Jogjakarta: LOCUS.
Widyamartaya, Aloys. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi. Yogyakarta.
Pustaka Widyatama
Wiyanto, Asrul, 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarfta: Grasindo
.”(sugiyarto, https://alquranmulia.wordpress.com/2013/09/16/tafsir-ibnu-
katsir-surah-al-qalam-1/, diakses tanggal 6 September 2018 pukul 18:00 )
VALIDITAS ISI
“KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI
BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING DAN TEKNIK
MODELING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MATTOANGIN II”.
HAFSAH AM
Kepada YTH
Bapak/Ibu
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya sangat mengharapkan partisipasii Bapak/Ibu dalam memberi saran terhadap instrument penilaian yang saya kembangkan dalam rangka penelitian “Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan
Narasi Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling pada
Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin II” .
LAMPIRAN ISNTRUMEN PENELITIAN YANG AKAN DI VALIDASI :
1.1 Lembar Validasi
1.2 Lembar Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar (pretest dan postest)
1.3 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (pretest)
1.4 Lembar Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar (pretest)
1.5 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (posttest)
1.6 Lembar Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar (postest)
1.7 Lembar Validasi Instrumen
1.8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
1.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
1.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen
1.11 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol
1.12 Lembar Validasi Observasi Guru
1.13 Lembar Validasi Observasi Guru
1.14 Lembar RPP Kelas Eksperiment
1.15 Lembar RPP Kelas Kontrol
LAMPIRAN 1.1 LEMBAR VALIDASI
Nama Validator : DR. Ernawati, M. Pd
Instansi : Sekolah Pasca Sarjana UHAMKA Jakarta
Petunjuk Pengisian
a. Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai ketearampilan
menulis teks narasi sejarah.
b. Mohon menulis kesimpulan pada tempat yang tersedia dengan memilih salah
satu kategori yang sesuai.
c. Jika ada yang perlu dikomentari, tuliskan pada tempat yang tersedia.
No Aspek yang di nilai Kualifikasi
1 2 3 4 5
1 Kesesuaian judul dengan tema √
2 Struktur √
3 Organisasi √
4 Diksi √
5 Penggunaan ejaan dan tanda baca √
6 Kohesi dan koherensi √
7 Kerapian tulisan √
Skor 24
Kritik dan Saran :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Makassar, 25 April 2019
Validator
DR. Ernawati, M. Pd
LAMPIRAN 1.2
KISI-KISI TES HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI KARANGAN TEKS NARASI SEJARAH
(PRETEST dan POSTEST)
No
So
al
Kompetensi
Dasar
Indikator Level
kognitif
Soal Bentuk
Soal
1.
4.5 Memaparkan
informasi
penting dari
teks narasi
sejarah
menggunakan
aspek: apa, di
mana,
kapan,siapa,
mengapa, dan
bagaimana
serta kosakata
baku dan
kalimat efektif
4.5.2 Menuliskan
karangan teks
narasi sejarah
berdasarkan
informasi
penting yang
telah
ditemukan
dengan
menggunakan
kata-kata
sendiri.
C3 1. Buatlah sebuah karangan
narasi berdasarkan
pengalaman pribadi !
Bacalah teks narasi di
bawah ini !
Perkemahan yang
menyenangkan
Liburan semester kuisi
dengan melakukan
perkemahan. Saya bersama
rombongan pramukan SD.
Mattoangin II Makassar
berkumpul di sekolah
kemudian bersama-sama
berangkat ke tujuan dengan
menggunakan sebuah bus.
Perjalanan ke temapt tujuan
kami tempuh selama 2 jam.
Sesampainya di tempat
tujuan, kami kemudian mencari
tempat untuk mendirikan
Uraian
tenda. Tempat yang kami
gunakan adalah tempat yang
memiliki pemandangan yang
indah. Selain itu tekstur
tanahnya juga datar sehingga
kami lebih mudah untuk
mendirikan tenda.
Hari ke dua kami isi dengan
melakukan penjelajahan area
di sekitar perkemahan.
Rasanya sangat lelah sekali
tetapi menyenangkan. Di
sepanjang perjalanan kami
menikmati pemandangan yang
indah dan udara yang sangat
segar, bahkan adapula burung
dan gemercik air yang
mengiringi perjalanan kami.
Keesokan paginya, kami
bersiap siap untuk kembali
kesekolah lagi. Kami
membongkar tenda dan
merapikan barang bawaan
untuk dibawa pulang. Setelah
semuanya siap, kamipun
menaiki bus dan melakukan
perjalanan pulang. Banyak
diantara kami yang tertidur
pulas ketika perjalanan pulang.
Adapula yang melihat lihat foto
kegiatan saat perkemahan.
Sesampainya disekolah,
ternyata orang tua kami sudah
menunggu dan menjemput.
Perkemahan yang diadakan
tahun ini membuat perasaan
senang dan puas. Tempat
yang kami datangi
memberikan pengajaran dan
keindahan bagiku beserta
teman teman.
2. Temukanlah informasi
penting pada teks bacaan
di atas kemudian buatlah
karangan teks pengalaman
pribadi menggunakan
bahasa sendiri!
Jawab: :
_____________________
_____________________
_____________________
_____
Uraian
LAMPIRAN 1.3 LEMBAR SOAL PRE-TEST
Nama : Bentuk Soal : Uraian
Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit
Mata Pelajaran : Tematik Tema 7
1. Buatlah karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi !
Jawab: :
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
LAMPIRAN 1.4
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR
( SOAL PRETEST)
Rubrik penilaian menulis karangan teks narasi berdasarkan pengalaman
pribadi
No Aspek
penilaian
Keterangan Skor Kriteria
1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,
dan sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
5
Sangat baik
Isi cerita cukup menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/
topik permasalahan
4 Baik
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
3 Cukup
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
2 Kurang
Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami
dan tidak sesuai dengan judul/ topik
permasalahan
1 Sangat
Kurang
2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat baik
5
Sangat baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan baik
4 Baik
Struktur karangan narasi tersusun 3 Cukup
dengan cukup baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan kurang baik
2 Kurang
Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat tidak baik
1 Sangat
Kurang
3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa).
5 Sangat baik
Gagasan kurang terorganisir, tetapi
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa)
4 Baik
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
3 Cukup
Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
2 Kurang
Gagasan sangat tidak terorganisir,
urutan tidak logis, dan hanya
mengandung sedikit unsur intrinsic
1 Sangat
Kurang
4. Diksi/Tata
Bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.
5 Sangat baik
Tata bahasa sederhana, hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
4 Baik
kebahasaan
Tata bahasa kurang komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan
3 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan.
2 Kurang
Tata bahasa tidak komunikatif, sulit
dimengerti dan terdapat banyak
kesalahan.
1 Sangat
Kurang
5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik
Ejaan sesuai 4 Baik
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan
3 Cukup
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.
2 Kurang
Ejaan terdapat banyak kesalahan dan
tidak sesuai aturan
1 Sangat
Kurang
6. Kohesi dan
Koherensi
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai
5 Sangat baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata
kadangkadang kurang sesuai.
4 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata kurang sesuai.
3 Cukup
Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan
kurag jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
2 Kurang
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan
tidak jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
1 Sangat
Kurang
7 Kerapian
tulisan
Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik
Tulisan rapi 4 Baik
Tulisan cukup rapi 3 Cukup
Tulisan kurang rapi 2 Kurang
Tulisan tidak rapid an acak-acakan 1 Sangat
Kurang
Jumlah Skor 20
LAMPIRAN 1.5
SOAL TES HASIL BELAJAR
(POSTTEST)
Nama : Bentuk Soal : Uraian
Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit
Mata Pelajaran : Tematik Tema 7
Bacalah teks narasi sejarah di bawah ini !
Perkemahan yang menyenangkan
Liburan semester kuisi dengan melakukan perkemahan. Saya bersama
rombongan pramukan SD. Mattoangin II Makassar berkumpul di sekolah kemudian
bersama-sama berangkat ke tujuan dengan menggunakan sebuah bus. Perjalanan
ke temapt tujuan kami tempuh selama 2 jam.
Sesampainya di tempat tujuan, kami kemudian mencari tempat untuk mendirikan
tenda. Tempat yang kami gunakan adalah tempat yang memiliki pemandangan yang
indah. Selain itu tekstur tanahnya juga datar sehingga kami lebih mudah untuk
mendirikan tenda.
Hari ke dua kami isi dengan melakukan penjelajahan area di sekita perkemahan.
Rasanya sangat lelah sekali tetapi menyenangkan. Di sepanjang perjalanan kami
menikmati pemandangan yang indah dan udara yang sangat segar, bahkan
adapula burung dan gemercik air yang mengiringi perjalanan kami.
Keesokan paginya, kami bersiap siap untuk kembali kesekolah lagi. Kami
membongkar tenda dan merapikan barang bawaan untuk dibawa pulang. Setelah
semuanya siap, kamipun menaiki bus dan melakukan perjalanan pulang. Banyak
diantara kami yang tertidur pulas ketika perjalanan pulang. Adapula yang melihat
lihat foto kegiatan saat perkemahan. Sesampainya disekolah, ternyata orang tua
kami sudah menunggu dan menjemput.
Perkemahan yang diadakan tahun ini membuat perasaan senang dan puas.
Tempat yang kami datangi memberikan pengajaran dan keindahan bagiku beserta
teman teman.
Jawabalah pertanyaan di bawah ini setelah membaca teks bacaan di atas!
1. Temukanlah informasi penting pada teks bacaan di atas kemudian buatlah
karangan teks narasi berdasarkan pengalaman pribadi dengan menggunakan
bahasa sendiri!
Jawab :
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
LAMPIRAN 1.6
KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR
( SOAL POST-TEST)
Rubrik penilaian menulis karangan teks berdasarkan pengalaman pribadi
No Aspek
penilaian
Keterangan Skor Kriteria
1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,
dan sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
5
Sangat baik
Isi cerita cukup menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/
topik permasalahan
4 Baik
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
3 Cukup
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
2 Kurang
Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami
dan tidak sesuai dengan judul/ topik
permasalahan
1 Sangat
Kurang
2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat baik
5
Sangat baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan baik
4 Baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan cukup baik
3 Cukup
Struktur karangan narasi tersusun
dengan kurang baik
2 Kurang
Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat tidak baik
1 Sangat
Kurang
3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa).
5 Sangat baik
Gagasan kurang terorganisir, tetapi
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa)
4 Baik
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
3 Cukup
Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
2 Kurang
Gagasan sangat tidak terorganisir,
urutan tidak logis, dan hanya
mengandung sedikit unsur intrinsic
1 Sangat
Kurang
4. Diksi/Tata
Bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.
5 Sangat baik
Tata bahasa sederhana, hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan
4 Baik
Tata bahasa kurang komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan
3 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan.
2 Kurang
Tata bahasa tidak komunikatif, sulit
dimengerti dan terdapat banyak
kesalahan.
1 Sangat
Kurang
5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik
Ejaan sesuai 4 Baik
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan
3 Cukup
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.
2 Kurang
Ejaan terdapat banyak kesalahan dan
tidak sesuai aturan
1 Sangat
Kurang
6. Kohesi dan
Koherensi
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai
5 Sangat baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata
kadangkadang kurang sesuai.
4 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata kurang sesuai.
3 Cukup
Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan
kurag jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
2 Kurang
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan
tidak jelas, pembentukan kata tidak
1 Sangat
sesuai Kurang
7 Kerapian
tulisan
Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik
Tulisan rapi 4 Baik
Tulisan cukup rapi 3 Cukup
Tulisan kurang rapi 2 Kurang
Tulisan tidak rapid an acak-acakan 1 Sangat
Kurang
Jumlah Skor 20
LAMPIRAN 1.7
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
(SOAL PRETEST DAN POSTEST)
Petunjuk
1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik,
B=baik, K=kurang dan SK=sangatkurang, berdasarkan penilaian
Bapak/Ibu terkait tes hasil belajar soal pretest-postest.
2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan tes hasil belajar soal
pretest-postest.
No
Aspekyang dinilai
Kriteria
Penilaian
Saran SB B K SK
A Indikator Soal 1. Kesesuaian dengan indikator √
2. Kesesuaian dengan level √
3. Kesesuaian dengan butir soal √
B Bahasa 1. Penggunaan bahasa
sesuai
√
2. Bahasa yang digunakan
Komunikatif
√
3. Mudah dipahami √
C Tingkat kesulitan 1. Bervariasi sesuai dengan level
Kognitif
√
2. Kesesuaian dengan alokasi
Waktu
√
3. Kesesuain dengan pengalaman
sehari-hari siswa
√
D Alokasi Waktu Alokasi waktu yang digunakan
sesuai dengan jumlah
dan kesulitan soal
√
Kesimpulan:
1. Layak selanjutnya untuk digunakan dalam proses penelitian tanpa perbaikan
Makassar, 25 April 2019
Validator,
DR. Ernawati, M.Pd
LEMBAR 1.8
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELOMPOK
EKSPERIMENT DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DAN MODELING
Judul Penelitian : Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik
Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Hafsah AM
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan aktivitas
siswa.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu memberikan
tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian bapak/Ibu.
B. Skala penilaian
1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai
2 = cukup sesuai
3 = sesuai
Pertemuan :
Hari/ tanggal :
No Deskripsi aktivitas siswa
keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2 Siswa memperhatikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar yang
harus dicapai
3. Siswa memperhatikan apersepsi dan
tentang materi atau tema yang akan
dipelajari misalkan guru menggiring
peserta didik ke dalam materi.
B. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan materi
2. Siswa membentuk kelompok kecil yang
anggotanya kurang lebih 4 orang secara
heterogen,
3. Siswa mendapat beberapa kata kunci (2-5
kata kunci untuk setiap kalimat) yang
sudah dipersiapkan sebelumnya kepada
tiap-tiap kelompok dan kata kuncinya pun
juga dalam bahasa Indonesia ( kata kunci
berupa kata tanya)
4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat
paragraf sederhana yang terdiri atas
minimal 4 kalimat
5. Hasil diskusi kelompok didiskusikan
kembali dan dipandu oleh Guru
6. siswa bersama membuat kesimpulan
C. Kegiatan penutup
1. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah
berlangsung:
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
aktivitas pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.
4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin.
5. Siswa melakukan operasi semut untuk
menjaga kebersihan kelas.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama
dipimpin salah seorang siswa.
Jumlah
Rata-rata
Makassar, Maret 2019
Observer
(……………………..)
LEMBAR 1.9
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELOMPOK
KONTROL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Hafsah AM
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan
aktivitas siswa.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan
penilaian bapak/Ibu.
B. Skala penilaian
1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai
2 = cukup sesuai
4 = sesuai
Pertemuan :
Hari/ tanggal :
No Deskripsi aktivitas siswa
keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Mengikuti kegiatan apersepsi
B. Kegiatan inti
1. Siswa membaca buku tematik tentang
pelajaran yang akan dipelajari
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru
3. Siswa bersekesempatan untuk bertanya.
4. Siswa mengerjakan ayo berlatih pada
buku tematik
C. Kegiatan penutup
1. Siswa bersama guru melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama
dipimpin salah seorang siswa.
Jumlah
Rata-rata
Makassar, Maret 2019
Observer
(……………………..)
LEMBAR 1.10
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU KELAS
EKSPERIMEN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DAN MODELING
Judul Penelitian : Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik
Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Hafsah AM
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan
aktivitas guru.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan
penilaian bapak/Ibu.
B. Skala penilaian
1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai
2 = cukup sesuai
3 = sesuai
Pertemuan :
Hari/ tanggal :
No Deskripsi aktivitas siswa
keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan kompetensi dasar yang harus dicapai
3. Guru memberikan apersepsi dan
melakukan eksplorasi tentang materi atau
tema yang akan dipelajari misalkan guru
menggiring peserta didik ke dalam materi.
B. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi
2. Guru membentuk kelompok kecil yang
anggotanya kurang lebih 4 orang secara
heterogen,
3. Guru memberikan kertas berisi
pengelompokan kata dan beberapa
contoh karangan (modelingIi)
4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat
karangan sederhana yang terdiri atas
minimal 3 paragraf
5. Hasil diskusi kelompok didiskusikan
kembali dan dipandu oleh Guru
6. Guru dan siswa membuat kesimpulan
C. Kegiatan penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung
2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
3. Guru memberikan cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin.
4. Siswa melakukan operasi semut untuk
menjaga kebersihan kelas.
5. Kelas ditutup dengan doa bersama
dipimpin salah seorang siswa.
Jumlah
Rata-rata
Makassar, Maret 2019
Observer
(……………………..)
LEMBAR 1.11
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU KELAS KONTROL
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Peneliti : Hafsah
Observer :
A. Petunjuk
1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan
aktivitas guru.
2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan
penilaian bapak/Ibu.
B. Skala penilaian
1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai
2 = cukup sesuai
3 = sesuai
Pertemuan :
Hari/ tanggal :
No Deskripsi aktivitas siswa
keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Guru melakukan kegiatan apersepsi
B. Kegiatan inti
1. Guru mengarahkan siswa membaca buku
tematik tentang pelajaran yang akan
dipelajari
2. Guru menjelaskan materi
3. Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya.
4. Guru mengarahkan siswa mengerjakan
ayo berlatih pada buku tematik
C. Kegiatan penutup
1. Guru bersama siswa melakukan refleksi
atas pembelajaran yang telah berlangsung
2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
6. Kelas ditutup dengan doa bersama
dipimpin salah seorang siswa.
Jumlah
Rata-rata
Makassar, Maret 2019
Observer
(……………………..)
LEMBAR 1.12
LEMBAR VALIDASI OBSERVASI TERHADAP AKTIVITAS GURU DALAM
PROSES PEMBELAJARAN Petunjuk:
1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik,B=baik,
K=kurang dan SK=sangat kurang,berdasarkan penilaian Bapak/Ibu terkait
lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan lembar observasi
aktivitas Guru dalam proses pembelajaran.
No. Aspek yang dinilai Kriteria
Penilaian Saran SB B K SK
A. Format 1. Lembar observasi mudah dipahami
√
2. Petunjuk pengisian lembar observasi dinyatakan dengan jelas
√
3. Alternatif pengisian lembar observasi mudah dipahami
√
B Isi 1. Secara umum mencakup keseluruhan
√
2. Kriteria kegiatan yang diamati dinyatakan dengan jelas
√
3. Aktivitas siswa termuat dalam RPP
√
4. Aktivitas siswa tergambar pada lembar observasi
√
C Penggunaan
Bahasa
1. Bahasa mudah dipahami √
2. Sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI)
√
Kesimpulan:
1. Layak selanjutnya digunakan dalam penelitian
Makassar, 25 April 2019
Validator,
DR. Ernawati, M. Pd
LEMBAR 1.13
LEMBAR VALIDASI OBSERVASI TERHADAP AKTIVITAS SISWA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN Petunjuk:
1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik, B=baik,
K=kurang dan SK=sangat kurang,berdasarkan penilaian Bapak/Ibu terkait
lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan lembar observasi
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. No
Aspek yang
dinilai Kriteria
Penilaian Saran SB B K SK
A. Format 1. Lembar observasi mudah dipahami
√
2. Petunjuk pengisian lembar observasi dinyatakan dengan jelas
√
3. Alternatif pengisian lembar observasi mudah dipahami
√
B Isi 1. Secara umum mencakup keseluruhan kegiatan pembelajaran
√
2. Kriteria kegiatan yang diamati dinyatakan dengan jelas
√
3. Aktivitas siswa termuat dalam RPP
√
4. Aktivitas siswa tergambar pada lembar observasi
√
C Penggunaan
Bahasa
1. Bahasa mudah dipahami √
2. Sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI)
√
Kesimpulan: 1. Layak selanjutnya digunakan dalam penelitian
Makassar, 25 April 2019
Validator,
DR. Ernawati, M. Pd
1.14 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SD Negeri Mattoangin II Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA, IPS Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5 Menggali informasi penting dari
teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana,kapan, siapa, mengapa,dan bagaimana.
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.
4.5 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif
4.5.1 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.7 Menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan seharihari
3.7.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari;
4.7 Melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda.
4.7.1 melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda;
IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor
penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.
3.4.1 mengidentifikasi faktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya; dan
4.4 Menyajikan hasil identifikasi mengenaifaktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.
4.4.1 menyajikan hasil identifikasi mengenai faktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.
2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.
3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.
4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.
5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).
D. MATERI PEMBELAJARAN 1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan,
dan ceramah. Model Pembelajaran : Teknil Custering dan Modeling.
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam
Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.
Guru memberikan apersepsi dan melakukan eksplorasi tentang materi atau tema yang akan dipelajari misalkan guru menggiring peserta didik ke dalam materi. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat kebangsaan.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk menyegarkan suasana kembali.
15 menit
Kegiatan inti Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan teks `narasi berdasarkan pengalaman pribadi”.
Guru membentuk kelompok kecil yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.
Guru memberikan beberapa contoh pengelompokan ide untuk membuat karangan narasi. Kemudian guru memperlihatkan beberapa contoh karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi yang sudah dipersiapkan sebelumnya kepada tiap-tiap kelompok.
180 menit
Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat paragraf sederhana yang terdiri atas minimal 4 kalimat
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali dan dipandu oleh Guru
Guru dan siswa membuat kesimpulan membuat kesimpulan.
Ayo Berlatih
Pada kegiatan Ayo Berlatih:
• Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa sesuai dengan bacaan.
• Jawaban siswa disajikan secara kronologis sesuai dengan kolom pada buku siswa.
Ayo Berdiskusi
Pada kegiatan Ayo Berdiskusi:
• Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas pada buku siswa tentang ulasan teks yang berjudul “Perkemahan yang menyenangkan”.
Ayo Berlatih
Pada kegiatan Ayo Berlatih:
• Siswa secara mandiri membuat karangan narasi berdasarkan pengalaman prbadi.
• Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman, pemikiran, dan sikapnya sendiri.
• Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan beberapa siswa secara sukarela menceritakan hasil kerjanya.
Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini? Apa yang akan dilakukan untuk menghargai
perbedaan di sekitar? Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan
pengalamannya menghargai perbedaan di lingkungan
15 menit
sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya kepada guru.
Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin.
Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas.
Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.
H. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk instrument : Tes Uraian
b. Penilaian Pengetahuan
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.
Tes tertulis Soal uraian
c. Unjuk Kerja
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting
dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Diskusi dan unjuk hasil
Rubrik penilaian
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Jurnal Penilaian Sikap
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku
Butir Sikap Tindak Lanjut
1. 2. 3. 4. 5.
Rubrik penilaian Bahasa Indonesia Bentuk Penilaian : unjuk kerja
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD Bahasa Indonesia 4.5
No Aspek
penilaian
Keterangan Skor Kriteria
1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,
dan sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
5
Sangat baik
Isi cerita cukup menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/
topik permasalahan
4 Baik
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
3 Cukup
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
2 Kurang
Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami
dan tidak sesuai dengan judul/ topik
permasalahan
1 Sangat
Kurang
2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat baik
Sangat baik
5
Struktur karangan narasi tersusun
dengan baik
4 Baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan cukup baik
3 Cukup
Struktur karangan narasi tersusun
dengan kurang baik
2 Kurang
Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat tidak baik
1 Sangat
Kurang
3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa).
5 Sangat baik
Gagasan kurang terorganisir, tetapi
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa)
4 Baik
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
3 Cukup
Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
2 Kurang
Gagasan sangat tidak terorganisir,
urutan tidak logis, dan hanya
mengandung sedikit unsur intrinsic
1 Sangat
Kurang
4. Diksi/Tata
Bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.
5 Sangat baik
Tata bahasa sederhana, hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan
4 Baik
Tata bahasa kurang komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan
3 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan.
2 Kurang
Tata bahasa tidak komunikatif, sulit
dimengerti dan terdapat banyak
kesalahan.
1 Sangat
Kurang
5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik
Ejaan sesuai 4 Baik
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan
3 Cukup
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.
2 Kurang
Ejaan terdapat banyak kesalahan dan
tidak sesuai aturan
1 Sangat
Kurang
6. Kohesi dan
Koherensi
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai
5 Sangat baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata
kadangkadang kurang sesuai.
4 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak 3 Cukup
jelas, pembentukan kata kurang sesuai.
Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan
kurag jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
2 Kurang
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan
tidak jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
1 Sangat
Kurang
7 Kerapian
tulisan
Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik
Tulisan rapi 4 Baik
Tulisan cukup rapi 3 Cukup
Tulisan kurang rapi 2 Kurang
Tulisan tidak rapi dan acak-acakan 1 Sangat
Kurang
Jumlah Skor 20
Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin II Peneliti Dra. Hasminari Hafsah, AM NIP. 19621209 198303 2 012
1.15 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SD Negeri Mattoangin II Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana,kapan, siapa, mengapa,dan bagaimana.
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.
b. Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan bagaimana serta
4.5.1 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta
kosakata baku dan kalimat efektif
kosakata baku dan kalimat efektif; 4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi
sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di
Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.
2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.
3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.
4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.
5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, tanya jawab, penugasan, dan
ceramah.
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar. Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa
dalam Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
15 menit
seorang siswa. Guru memberikan apersepsi 6. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya
sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
Kegiatan inti Guru mengarahkan siswa membaca buku tematik tentang pelajaran yang akan dipelajari
Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan teks `narasi sejarah Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat”.
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Ayo Berlatih Pada kegiatan Ayo Berlatih: • Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa
sesuai dengan bacaan. • Jawaban siswa disajikan secara kronologis sesuai
dengan kolom pada buku siswa. Ayo Mencoba Pada kegiatan Ayo Mencoba: Siswa bersama kelompoknya melakukan studi
pustaka dengan mencari informasi mengenai kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan membaca buku, majalah, surat kabar, atau artikel internet.
Siswa membuat karangan narasi sejarah yang setelah menemukan informasi penting dari teks.
Guru mengajak siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan.
Ayo Menulis Pada kegiatan Ayo Menulis: Siswa mengartikan kembali semboyan 3G (Gold,
Gospel, dan Glory). Ayo Berlatih Pada kegiatan Ayo Berlatih: Siswa secara mandiri membuat karangan narasi
pengandaian berkaitan dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan melengkapi kalimat rumpang.
Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman, pemikiran, dan sikapnya sendiri.
Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan beberapa siswa secara sukarela menceritakan hasil kerjanya.
Guru menjelaskan proses pengeringan cengkih yang memanfaatkan radiasi panas sinar matahari sebagai media atau jembatan penghubung antar kompetensi sebelumnya dan kom’petensi selanjutnya, yaitu kompetensi peristiwa kedatangan bangsabangsa Eropa dan kompetensi perpindahan kalor.
180 menit
Ayo Membaca Pada kegiatan Ayo Membaca: • Siswa membaca bacaan berjudul Sifat-Sifat
Benda. Ayo Mencoba Pada kegiatan, Ayo Mencoba: • Siswa melakukan percobaan untuk menunjukkan
sifat-sifat benda padat, cair, dan gas. Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini? Apa yang akan dilakukan untuk menghargai
perbedaan di sekitar? Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya kepada guru.
Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin.
Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas.
Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.
15 menit
H. PENILAIAN
A. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
b. Penilaian Pengetahuan
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.
Tes tertulis Soal uraian
c. Unjuk Kerja
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting
dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Diskusi dan unjuk hasil
Rubrik penilaian
B. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Jurnal Penilaian Sikap
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku
Butir Sikap Tindak Lanjut
1. 2. 3. 4. 5.
Rubrik penilaian Bahasa Indonesia
Bentuk Penilaian : unjuk kerja
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD Bahasa Indonesia 4.5
No Aspek
penilaian
Keterangan Skor Kriteria
1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,
dan sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
5
Sangat baik
Isi cerita cukup menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/
topik permasalahan
4 Baik
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
3 Cukup
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami 2 Kurang
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami
dan tidak sesuai dengan judul/ topik
permasalahan
1 Sangat
Kurang
2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat baik
5
Sangat baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan baik
4 Baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan cukup baik
3 Cukup
Struktur karangan narasi tersusun
dengan kurang baik
2 Kurang
Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat tidak baik
1 Sangat
Kurang
3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa).
5 Sangat baik
Gagasan kurang terorganisir, tetapi
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa)
4 Baik
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
3 Cukup
beberapa unsur intrinsic
Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung
beberapa unsur intrinsic
2 Kurang
Gagasan sangat tidak terorganisir,
urutan tidak logis, dan hanya
mengandung sedikit unsur intrinsic
1 Sangat
Kurang
4. Diksi/Tata
Bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.
5 Sangat baik
Tata bahasa sederhana, hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan
4 Baik
Tata bahasa kurang komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan
3 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan.
2 Kurang
Tata bahasa tidak komunikatif, sulit
dimengerti dan terdapat banyak
kesalahan.
1 Sangat
Kurang
5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik
Ejaan sesuai 4 Baik
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan
3 Cukup
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.
2 Kurang
Ejaan terdapat banyak kesalahan dan 1 Sangat
tidak sesuai aturan Kurang
6. Kohesi dan
Koherensi
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai
5 Sangat baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan
tepat, pembentukan kata
kadangkadang kurang sesuai.
4 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata kurang sesuai.
3 Cukup
Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan
kurag jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
2 Kurang
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan
tidak jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
1 Sangat
Kurang
7 Kerapian
tulisan
Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik
Tulisan rapi 4 Baik
Tulisan cukup rapi 3 Cukup
Tulisan kurang rapi 2 Kurang
Tulisan tidak rapid dan acak-acakan 1 Sangat
Kurang
Jumlah Skor 20
Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin II Peneliti
Dra. Hasminari Hafsah, AM NIP. 19621209 198303 2 012
109
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah : SD Negeri Mattoangin II Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indasonesia dan IPA, IPS Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5 Menggali informasi penting dari
teks narasi sejarah yang disajikan
secara lisan dan tulis
menggunakan aspek: apa, di
mana,kapan, siapa, mengapa,dan
bagaimana.
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks
narasi sejarah yang disajikan secara
lisan dan tulis menggunakan aspek:
apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana;.
4.5 Memaparkan informasi penting
dari teks narasi sejarah
menggunakan aspek: apa, di
mana, kapan,siapa, mengapa, dan
bagaimana serta kosakata baku
dan kalimat efektif
4.5.1 Memaparkan informasi penting dari
teks narasi sejarah menggunakan
aspek: apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana serta
kosakata baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi
sejarah berdasarkan informasi
penting yang telah ditemukan
dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
110
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.7 Menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan seharihari
3.7.1 menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu dan
wujud benda dalam kehidupan
sehari-hari;
4.7 Melaporkan hasil percobaan
pengaruh kalor pada benda.
4.7.1 melaporkan hasil percobaan
pengaruh kalor pada benda;
IPS
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor
penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.
3.4.1 mengidentifikasi faktor-faktor
penting penyebab penjajahan
bangsa Indonesia dan upaya
bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatannya;
dan
4.4 Menyajikan hasil identifikasi
mengenaifaktor-faktor penting
penyebab penjajahan bangsa
Indonesia dan upaya bangsa
Indonesia dalam mempertahankan
kedaulatannya.
4.4.1 menyajikan hasil identifikasi
mengenai faktor-faktor penting
penyebab penjajahan bangsa
Indonesia dan upaya bangsa
Indonesia dalam mempertahankan
kedaulatannya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.
2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.
3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.
4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.
5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).
D. MATERI PEMBELAJARAN 1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..
E. METODE PEMBELAJARAN
111
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan,
dan ceramah. Model Pembelajaran : Teknil Custering dan Modeling.
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam
Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.
Guru memberikan apersepsi dan melakukan eksplorasi tentang materi atau tema yang akan dipelajari misalkan guru menggiring peserta didik ke dalam materi. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat kebangsaan.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk menyegarkan suasana kembali.
15
menit
Kegiatan inti Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi
dan teks `narasi berdasarkan pengalaman pribadi”.
Guru membentuk kelompok kecil yang anggotanya
kurang lebih 4 orang secara heterogen.
Guru memberikan beberapa contoh
pengelompokan ide untuk membuat karangan
narasi. Kemudian guru memperlihatkan beberapa
contoh karangan narasi berdasarkan pengalaman
pribadi yang sudah dipersiapkan sebelumnya
kepada tiap-tiap kelompok.
180
menit
112
Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat paragraf
sederhana yang terdiri atas minimal 4 kalimat
Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali dan
dipandu oleh Guru
Guru dan siswa membuat kesimpulan membuat
kesimpulan.
Ayo Berlatih
Pada kegiatan Ayo Berlatih:
• Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa
sesuai dengan bacaan.
• Jawaban siswa disajikan secara kronologis
sesuai dengan kolom pada buku siswa.
Ayo Berdiskusi
Pada kegiatan Ayo Berdiskusi:
• Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas pada
buku siswa tentang ulasan teks yang berjudul
“Perkemahan yang menyenangkan”.
Ayo Berlatih
Pada kegiatan Ayo Berlatih:
• Siswa secara mandiri membuat karangan narasi
berdasarkan pengalaman prbadi.
• Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman,
pemikiran, dan sikapnya sendiri.
• Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan
beberapa siswa secara sukarela menceritakan
hasil kerjanya.
Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung:
Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?
Apa yang akan dilakukan untuk menghargai perbedaan di sekitar?
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang
tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan
pengalamannya menghargai perbedaan di
15
menit
113
lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya
kepada guru.
Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya
sikap disiplin.
Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.
H. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
2. Penilaian Pengetahuan 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk instrument : Tes Uraian
b. Penilaian Pengetahuan
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.
Tes tertulis
Soal uraian
c. Unjuk Kerja
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting
dari teks narasi sejarah
menggunakan aspek: apa, di
mana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana serta kosakata
baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan
narasi sejarah berdasarkan
informasi penting yang telah
ditemukan dengan
Diskusi dan unjuk hasil
Rubrik penilaian
114
menggunakan kata-kata
sendiri.
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Jurnal Penilaian Sikap
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku
Butir Sikap Tindak Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Rubrik penilaian Bahasa Indonesia Bentuk Penilaian : unjuk kerja
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD Bahasa Indonesia 4.5
No Aspek
penilaian
Keterangan Skor Kriteria
1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami, dan
sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
5
Sangat baik
Isi cerita cukup menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/
topik permasalahan
4 Baik
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
3 Cukup
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
2 Kurang
115
Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami
dan tidak sesuai dengan judul/ topik
permasalahan
1 Sangat
Kurang
2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat baik
5
Sangat baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan baik
4 Baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan cukup baik
3 Cukup
Struktur karangan narasi tersusun
dengan kurang baik
2 Kurang
Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat tidak baik
1 Sangat
Kurang
3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa).
5 Sangat baik
Gagasan kurang terorganisir, tetapi
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa)
4 Baik
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsic
3 Cukup
116
Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsic
2 Kurang
Gagasan sangat tidak terorganisir,
urutan tidak logis, dan hanya
mengandung sedikit unsur intrinsic
1 Sangat
Kurang
4. Diksi/Tata
Bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.
5 Sangat baik
Tata bahasa sederhana, hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan
4 Baik
Tata bahasa kurang komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan
3 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan.
2 Kurang
Tata bahasa tidak komunikatif, sulit
dimengerti dan terdapat banyak
kesalahan.
1 Sangat
Kurang
5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik
Ejaan sesuai 4 Baik
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan
3 Cukup
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.
2 Kurang
Ejaan terdapat banyak kesalahan dan
tidak sesuai aturan
1 Sangat
Kurang
117
6. Kohesi dan
Koherensi
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai
5 Sangat baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadangkadang
kurang sesuai.
4 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata kurang sesuai.
3 Cukup
Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan
kurag jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
2 Kurang
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata tidak sesuai
1 Sangat
Kurang
7 Kerapian
tulisan
Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik
Tulisan rapi 4 Baik
Tulisan cukup rapi 3 Cukup
Tulisan kurang rapi 2 Kurang
Tulisan tidak rapi dan acak-acakan 1 Sangat
Kurang
Jumlah Skor 20
Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin II Peneliti Dra. Hasminari Hafsah, AM NIP. 19621209 198303 2 012
118
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Kelas Kontrol
Sekolah : SD Negeri Mattoangin I Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menggali informasi penting dari
teks narasi sejarah yang disajikan
secara lisan dan tulis
menggunakan aspek: apa, di
mana,kapan, siapa, mengapa,dan
bagaimana.
3.5.1 Menggali informasi penting dari
teks narasi sejarah yang disajikan
secara lisan dan tulis menggunakan
aspek: apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana;.
b. Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif
4.5.1 Memaparkan informasi penting dari
teks narasi sejarah menggunakan
aspek: apa, di mana, kapan, siapa,
mengapa, dan bagaimana serta
kosakata baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi
sejarah berdasarkan informasi
penting yang telah ditemukan
dengan menggunakan kata-kata
sendiri.
119
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di
Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.
2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.
3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.
4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.
5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, tanya jawab, penugasan, dan
ceramah.
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar. Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa
dalam Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.
Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.
Guru memberikan apersepsi 6. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya
sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.
15
menit
Kegiatan inti Guru mengarahkan siswa membaca buku tematik tentang pelajaran yang akan dipelajari
Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan teks `narasi sejarah Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat”.
180
menit
120
Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Ayo Berlatih Pada kegiatan Ayo Berlatih:
• Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa sesuai dengan bacaan.
• Jawaban siswa disajikan secara kronologis sesuai dengan kolom pada buku siswa.
Ayo Mencoba
Pada kegiatan Ayo Mencoba:
Siswa bersama kelompoknya melakukan studi pustaka dengan mencari informasi mengenai kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan membaca buku, majalah, surat kabar, atau artikel internet.
Siswa membuat karangan narasi sejarah yang setelah menemukan informasi penting dari teks.
Guru mengajak siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan.
Ayo Menulis
Pada kegiatan Ayo Menulis:
Siswa mengartikan kembali semboyan 3G (Gold, Gospel, dan Glory).
Ayo Berlatih
Pada kegiatan Ayo Berlatih:
Siswa secara mandiri membuat karangan narasi pengandaian berkaitan dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan melengkapi kalimat rumpang.
Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman, pemikiran, dan sikapnya sendiri.
Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan beberapa siswa secara sukarela menceritakan hasil kerjanya.
Guru menjelaskan proses pengeringan cengkih yang memanfaatkan radiasi panas sinar matahari sebagai media atau jembatan penghubung antar kompetensi sebelumnya dan kom’petensi selanjutnya, yaitu kompetensi peristiwa kedatangan bangsabangsa Eropa dan kompetensi perpindahan kalor.
Ayo Membaca
Pada kegiatan Ayo Membaca:
121
• Siswa membaca bacaan berjudul Sifat-Sifat Benda.
Ayo Mencoba
Pada kegiatan, Ayo Mencoba:
• Siswa melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.
Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung:
Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?
Apa yang akan dilakukan untuk menghargai perbedaan di sekitar?
Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini.
Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya kepada guru.
Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin.
Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas.
Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.
15
menit
H. PENILAIAN
A. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap
Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.
b. Penilaian Pengetahuan
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
Bahasa Indonesia
3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.
Tes tertulis
Soal uraian
c. Unjuk Kerja
Muatan Indikator Teknik
Penilaian Bentuk Instumen
122
Bahasa Indonesia
Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting
dari teks narasi sejarah
menggunakan aspek: apa, di
mana, kapan, siapa, mengapa,
dan bagaimana serta kosakata
baku dan kalimat efektif;
4.5.2 Menuliskan teks karangan
narasi sejarah berdasarkan
informasi penting yang telah
ditemukan dengan
menggunakan kata-kata
sendiri.
Diskusi dan unjuk hasil
Rubrik penilaian
B. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Jurnal Penilaian Sikap
No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku
Butir Sikap Tindak Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Rubrik penilaian Bahasa Indonesia
Bentuk Penilaian : unjuk kerja
Instrumen Penilaian : Rubrik
KD Bahasa Indonesia 4.5
No Aspek
penilaian
Keterangan Skor Kriteria
1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami, dan
sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
5
Sangat baik
Isi cerita cukup menarik, mudah
dipahami, dan sesuai dengan judul/
topik permasalahan
4 Baik
123
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
3 Cukup
Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami
dan kurang sesuai dengan judul/ topik
permasalahan.
2 Kurang
Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami
dan tidak sesuai dengan judul/ topik
permasalahan
1 Sangat
Kurang
2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat baik
5
Sangat baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan baik
4 Baik
Struktur karangan narasi tersusun
dengan cukup baik
3 Cukup
Struktur karangan narasi tersusun
dengan kurang baik
2 Kurang
Struktur karangan narasi tersusun
dengan sangat tidak baik
1 Sangat
Kurang
3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa).
5 Sangat baik
Gagasan kurang terorganisir, tetapi
urutan logis dan mengandung unsur-
unsur intrinsik secara lengkap (tema,
4 Baik
124
penokohan, alur, latar/setting, sudut
pandang, dan gaya bahasa)
Gagasan kurang jelas, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsic
3 Cukup
Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak
logis, dan hanya mengandung beberapa
unsur intrinsic
2 Kurang
Gagasan sangat tidak terorganisir,
urutan tidak logis, dan hanya
mengandung sedikit unsur intrinsic
1 Sangat
Kurang
4. Diksi/Tata
Bahasa
Tata bahasa kompleks, bentuk
kebahasaan tepat.
5 Sangat baik
Tata bahasa sederhana, hanya terjadi
sedikit kesalahan penggunaan bentuk
kebahasaan
4 Baik
Tata bahasa kurang komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan
3 Cukup
Tata bahasa tidak komunikatif dan
terdapat banyak kesalahan.
2 Kurang
Tata bahasa tidak komunikatif, sulit
dimengerti dan terdapat banyak
kesalahan.
1 Sangat
Kurang
5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik
Ejaan sesuai 4 Baik
Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit
kesalahan
3 Cukup
125
Ejaan sering terjadi kesalahan dan
makna membingungkan.
2 Kurang
Ejaan terdapat banyak kesalahan dan
tidak sesuai aturan
1 Sangat
Kurang
6. Kohesi dan
Koherensi
Pilihan kata luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata sesuai
5 Sangat baik
Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,
pembentukan kata kadangkadang
kurang sesuai.
4 Baik
Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata kurang sesuai.
3 Cukup
Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan
kurag jelas, pembentukan kata tidak
sesuai
2 Kurang
Pilihan kata asal-asalan, ungkapan tidak
jelas, pembentukan kata tidak sesuai
1 Sangat
Kurang
7 Kerapian
tulisan
Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik
Tulisan rapi 4 Baik
Tulisan cukup rapi 3 Cukup
Tulisan kurang rapi 2 Kurang
Tulisan tidak rapid dan acak-acakan 1 Sangat
Kurang
Jumlah Skor 20
126
Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin I Peneliti Drs. Chairil Batu Api, SE Hafsah, AM NIP. 19631008 198411 1 005
127
LEMBAR SOAL PRE-TEST
Nama : Bentuk Soal : Uraian
Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit
Mata Pelajaran : Tematik Tema 7
1. Buatlah karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi !
Jawab: :
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
128
SOAL TES HASIL BELAJAR
(POSTTEST)
Nama : Bentuk Soal : Uraian
Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit
Mata Pelajaran : Tematik Tema 7
Bacalah teks narasi sejarah di bawah ini !
Perkemahan yang menyenangkan
Liburan semester kuisi dengan melakukan perkemahan. Saya bersama
rombongan pramukan SD. Mattoangin II Makassar berkumpul di sekolah
kemudian bersama-sama berangkat ke tujuan dengan menggunakan
sebuah bus. Perjalanan ke temapt tujuan kami tempuh selama 2 jam.
Sesampainya di tempat tujuan, kami kemudian mencari tempat untuk
mendirikan tenda. Tempat yang kami gunakan adalah tempat yang memiliki
pemandangan yang indah. Selain itu tekstur tanahnya juga datar sehingga
kami lebih mudah untuk mendirikan tenda.
Hari ke dua kami isi dengan melakukan penjelajahan area di sekita
perkemahan. Rasanya sangat lelah sekali tetapi menyenangkan. Di
sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan yang indah dan udara
yang sangat segar, bahkan adapula burung dan gemercik air yang
mengiringi perjalanan kami.
Keesokan paginya, kami bersiap siap untuk kembali kesekolah lagi. Kami
membongkar tenda dan merapikan barang bawaan untuk dibawa pulang.
Setelah semuanya siap, kamipun menaiki bus dan melakukan perjalanan
pulang. Banyak diantara kami yang tertidur pulas ketika perjalanan pulang.
Adapula yang melihat lihat foto kegiatan saat perkemahan. Sesampainya
disekolah, ternyata orang tua kami sudah menunggu dan menjemput.
Perkemahan yang diadakan tahun ini membuat perasaan senang dan
puas. Tempat yang kami datangi memberikan pengajaran dan keindahan
bagiku beserta teman teman.
129
Jawabalah pertanyaan di bawah ini setelah membaca teks bacaan di
atas!
1. Temukanlah informasi penting pada teks bacaan di atas kemudian
buatlah karangan teks narasi berdasarkan pengalaman pribadi
dengan menggunakan bahasa sendiri!
Jawab :
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
130
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Kontrol
SD. Negeri Mattoangin I
No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai
pembelajaran
Ya √
2. Mengikuti kegiatan apersepsi Ya √
B. Kegiatan inti
1. Siswa membaca buku tematik
tentang pelajaran yang akan
dipelajari
Ya √
2. Siswa memperhatikan penjelasan
guru
Ya √
3. Siswa bersekesempatan untuk
bertanya.
Ya √
4. Siswa mengerjakan ayo berlatih
pada buku tematik
Ya √
C. Kegiatan penutup
1. Siswa bersama guru melakukan
refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung
Tdk √
131
2. Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
Ya √
3. Kelas ditutup dengan doa
bersama dipimpin salah seorang
siswa.
Tdk √
Jumlah 21
Rata-rata 58,33
132
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen
SD. Negeri Mattoangin II
No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai
pembelajaran
Ya √
2. Mengikuti kegiatan apersepsi Ya √
B. Kegiatan inti
1. Siswa membaca buku tematik
tentang pelajaran yang akan
dipelajari
Ya √
2. Siswa memperhatikan penjelasan
guru
Ya √
3. Siswa bersekesempatan untuk
bertanya.
Ya √
4. Siswa mengerjakan ayo berlatih
pada buku tematik
Ya √
C. Kegiatan penutup
1. Siswa bersama guru melakukan
refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung
Ya √
133
2. Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
Ya √
3. Kelas ditutup dengan doa
bersama dipimpin salah seorang
siswa.
Ya √
Jumlah 26
Rata-rata 72,22
134
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen SD Negeri Mattoangin II dengan Teknik clustering
No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai
pembelajaran
√
2 Siswa memperhatikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang harus dicapai
√
3. Siswa memperhatikan apersepsi
dan tentang materi atau tema
yang akan dipelajari misalkan
guru menggiring peserta didik ke
dalam materi.
√
B. Kegiatan inti
1. Siswa memperhatikan penjelasan
materi
√
2. Siswa membentuk kelompok kecil
yang anggotanya kurang lebih 4
orang secara heterogen,
√
3. Siswa mendapat beberapa kata
kunci (2-5 kata kunci untuk setiap
kalimat) yang sudah dipersiapkan
sebelumnya kepada tiap-tiap
kelompok dan kata kuncinya pun
√
135
juga dalam bahasa Indonesia (
kata kunci berupa kata tanya)
4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok
membuat paragraf sederhana
yang terdiri atas minimal 4
kalimat
√
5. Hasil diskusi kelompok
didiskusikan kembali dan dipandu
oleh Guru
√
6. siswa bersama membuat
kesimpulan
√
C. Kegiatan penutup
1. Siswa bersama guru melakukan
refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung:
√
2. Siswa bersama guru
menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
√
3. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang aktivitas pembelajaran
pada pertemuan selanjutnya.
√
4. Siswa menyimak cerita motivasi
tentang pentingnya sikap disiplin.
√
5. Siswa melakukan operasi semut
untuk menjaga kebersihan kelas.
√
136
6. Kelas ditutup dengan doa
bersama dipimpin salah seorang
siswa.
√
Jumlah 45
Rata-rata 75
137
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen SD Negeri Mattoangin II dengan Teknik modeling
No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian
Ya Tidak 1 2 3 4
A Pendahuluan
1. Berdoa sebelum memulai
pembelajaran
√
2. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang harus dicapai
√
3. Guru memberikan apersepsi dan
melakukan eksplorasi tentang
materi atau tema yang akan
dipelajari misalkan guru
menggiring peserta didik ke
dalam materi.
√
B. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi √
2. Guru membentuk kelompok kecil
yang anggotanya kurang lebih 4
orang secara heterogen,
√
3. Guru memberikan kertas berisi
pengelompokan kata dan
beberapa contoh karangan
(modeling)
√
138
4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok
membuat karangan sederhana
yang terdiri atas minimal 3
paragraf
√
5. Hasil diskusi kelompok
didiskusikan kembali dan dipandu
oleh Guru
√
6. Guru dan siswa membuat
kesimpulan
√
C. Kegiatan penutup
1. Guru bersama siswa melakukan
refleksi atas pembelajaran yang
telah berlangsung
√
2. Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
√
3. Guru memberikan cerita motivasi
tentang pentingnya sikap disiplin.
√
4. Siswa melakukan operasi semut
untuk menjaga kebersihan kelas.
√
5. Kelas ditutup dengan doa
bersama dipimpin salah seorang
siswa.
√
Jumlah 46
Rata-rata 78,33
139
No. Nama Siswa Hasil Pre-Test Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen
1. MA TS 46 48
2. DH AD 44 50
3. AS TG 50 51
4. BG MA 42 52
5. FD WM 48 47
6. IH DA 50 48
7. AF AB 40 47
8. MN DC 43 51
9. HJ SH 46 49
10. KP SE 52 42
11. IK RM 53 46
12. AM MW 54 51
13. UM KL 46 50
14. MZ FJ 47 50
15. NL HR 48 51
Jumlah
709 733
Rata-rata 47,27 48,87
Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin I dan II
140
No. Nama Siswa Hasil Pre-Test
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Kontrol Eksperimen
1. AM AS 50 49
2. CA AG 45 52
3. DF AT 55 53
4. EL AN 40 54
5. FF AW 50 55
6. FI AM 52 51
7. IA AD 42 52
8. IS AC 44 56
9. LH HS 47 45
10. MD HD 51 41
11. MJ MR 52 48
12. MU MA 53 49
13. MA MM 49 51
14. MZ MF 48 53
15. NL NV 47 50
Jumlah
725 759
Rata-rata 48,33 50,6
Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin II
141
Data Nilai Post-Test Hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen SD Negeri Mattoangin I Kecamatan Mariso Kota Makassar
No. Nama Siswa Hasil Posttest Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2
1. MA TS 78 84 85
2. DH AD 75 83 86
3. AS TG 77 82 88
4. BG MA 74 86 87
5. FD WM 78 85 89
6. IH DA 76 88 92
7. AF AB 77 89 90
8. MN DC 76 87 89
9. HJ SH 75 87 85
10. KP SE 80 84 86
11. IK RM 75 85 87
12. AM MW 76 87 86
13. UM KL 77 87 85
14. MZ FJ 79 90 88
15. NL HR 76 86 86
Jumlah
1149 1290
Rata-rata 76,60 86,00
Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin I
142
Data Nilai Post-Test Hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen SD Negeri Mattoangin II Kecamatan Mariso Kota Makassar
No. Nama Siswa Hasil Posttest Kelas
Kontrol Kelas
Eksperimen Kontrol Eksperimen1 Eksperimen2
1. AM AS 77 86 87
2. CA AG 79 87 89
3. DF AT 76 81 86
4. EL AN 75 87 88
5. FF AW 77 88 90
6. FI AM 75 86 92
7. IA AD 79 87 90
8. IS AC 75 88 89
9. LH HS 75 86 87
10. MD HD 81 85 85
11. MJ MR 74 84 86
12. MU MA 77 86 87
13. MA MM 76 89 89
14. MZ MF 80 89 90
15. NL NV 76 85 89
Jumlah
1152 1294
Rata-rata 76,80 86,26
Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin II
Pretest Kelas Eksperimen
Pretest Kelas Kontrol
Pemberian Materi Kelas Kontrol
Pemberian Materi Kelas Eksperimen
Post test Kelas Kontrol
Post test Kelas Eksperimen
RIWAYAT HIDUP
RIWAYAT HIDUP
HAFSAH AM, S.Pd lahir di Ujung Pandang pada tanggal 02
November 1984 dari orang tua, ayah Amiran Mangga, BA dan
ibu Salmah Agi merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Mattoangin III
Kecamatan Mariso Ujung Pandang Provinsi Sul-Sel tamat tahun 1996.
kemudian melanjutkan di SMP Negeri 3 Ujung Pandang tamat tahun 1999.
Setelah tamat dari SMP Negeri 3 Ujung Pandang penyusun melanjutkan
sekolahnya di SMA Negeri 14 Makassar dan tamat tahun 2002. Selanjutnya
penyusun melanjutkan kuliah D2 (DIPLOMA 2) di Negeri Makassar pada
Jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di FKIP (Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan) selesai tahun 2004 dan melanjutkan S1 (STRATA 1) di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Jurusan PGSD (Pendidikan Guru
Sekolah Dasar) di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) tamat
tahun 2012. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 (STRATA 2) Program
Magister Pendidikan Dasar di Universitas Muhammadiyah Makassar sampai
saat ini.