keefektifan pembelajaran menulis karangan …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi...

218
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING DAN TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MATTOANGIN I DAN II KOTA MAKASSAR THE EFFECTIVENESS OF LEARNING WRITING NARRATIVE ESSAYAS BASED ON EXPERIENCE THROUGH CLUSTERING AND MODELING TECHNIQUE IN CLASS V STUDENTS OF SD NEGERI MATTOANGIN I AND II MAKASSAR TESIS OLEH HAFSAH AM 105.06.01.017.16 PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN

PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING DAN TEKNIK MODELING PADA

SISWA KELAS V SD NEGERI MATTOANGIN I DAN II KOTA MAKASSAR

THE EFFECTIVENESS OF LEARNING WRITING NARRATIVE ESSAYAS BASED

ON EXPERIENCE THROUGH CLUSTERING AND MODELING TECHNIQUE IN

CLASS V STUDENTS OF SD NEGERI MATTOANGIN I AND II MAKASSAR

TESIS

OLEH

HAFSAH AM

105.06.01.017.16

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

i

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING dan

TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

MATTOANGIN I dan II Kota Makassar

TESIS

Sebagai Salah Satu Sayarat Untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Pendidikan Dasar

Disusun dan Diajukan Oleh

HAFSAH AM

Nomor Induk Mahasiswa : 105.06.01.017.16

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 3: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 4: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 5: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 6: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

v

Abstrak

Hafsah AM (2019) Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Kota Makassar, (dibimbing oleh Dr. Munirah, M.Pd., dan Dr. Tarman A. Arif, M.Pd) Universitas Muhammadiyah Makassar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan teknik

clustering dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman pribadi dan membuktikan signifikansi pengaruh teknik

clustering dan teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman pribadi. Penelitian yang digunakan adalah penelitian

kuantitatif yang sifatnya True Experiment Design dengan pre-test, post-test

kontrol group desain. Teknik clustering dan Teknik modeling terhadap

keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa

SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar berpengaruh

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memiliki perbedaan

yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Terlihat hasil T hitung untuk teknik clustering siswa SD. Negeri Mattoangin I dan

II adalah 13,256 dengan t table 2,042 dan nilai signifikan (Sig) 0,304 > 0,05.

Sedangkan hasil nilai t hitung untuk teknik clustering siswa SD. Negeri

Mattoangin I dan II adalah 12,558 dengan t table 2,042 dan nilai signifikan (Sig)

0,719 > 0,05. Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa dengan meggunakan

teknik clustering pada pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi, siswa lebih mampu menangkap materi yang dibawakan oleh

guru karena terbantu dengan pengelompokan kata yang dilakukan sebelumnya

sehingga siswa dapat lebih menunjukkan kemampuan mereka dalam menulis

karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi. Dari penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya penggunaan teknik

clustering terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi berpengaruh signifikan. Nilai t hitung adalah 15,733 dengan t

table 2,042 dan nilai signifikan (Sig) 0,366 > 0,05. Sedangkan hasil nilai t hitung

untuk teknik modeling siswa SD. Negeri Mattoangin I dan II adalah 17,968

dengan t table 2,042 dan nilai signifikan (Sig) 0,435 > 0,05. maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya penggunaan teknik

modeling terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi berpengaruh signifikan.

Kata Kunci:Menulis Karangan Narasi, Clustering, Modeling

Page 7: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 8: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

vi

KATA PENGANTAR

Segala pujian hanyalah bagi Allah swt. yang telah memberikan

curahan kasih sayang, rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Dengan Teknik Clustering dan

Teknik Modeling Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Kota

Makassar” ini dengan cukup baik walaupun dengan keterbatasan

pengetahuan, waktu, tenaga dan sebagainya yang dimiliki penulis.

Salam dan shalawat atas junjungan baginda Muhammad SAW

beserta Rasul Allah yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke

alam terang benderang dengan segala da’wahnya yang sarat dengan

petunjuk dan nasehat agama. Penyusunan tesis ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister

Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi S2 Pendidikan Dasar di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan, banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi

penulis. Namun berkat rahmat-Nya dan bantuan dari berbagai pihak, baik

yang bersifat material maupun nonmaterial, sehingga tesis ini dapat

terwujud seperti yang ada di tangan pembaca saat ini. Dalam kesempatan

Page 9: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

vii

ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang

terhormat dan teristimewa orang tua tercinta Ayahanda Amiran Mangga,

BA dan Ibundaku tercinta Salma Agi yang telah membimbing dan

memberikan dukungan baik moril maupun materi sejak kecil sampai

sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini hingga selesai

serta suami tercinta Meidy Hadi Susanto, S.Kom, atas segala perhatian

juga buat anak-anakku tercinta, Fadhlan, Dhysa, dan Al Faruq.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan

terima kasih disampaikan dengan hormat kepada :

1. Dr. Munirah M.Pd sebagai pembimbing yang telah meluangkan

waktunya dengan penuh perhatian memberikan dorongan,

bimbingan serta motivasi kepada penulis.

2. Dr. Tarman A Arif, M.Pd sebagai pembimbing yang telah

memberikan dukungan dengan sepenuh hati, saran, motivasi serta

dorongan untuk tetap semangat mengerjakan tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. Direktur Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Sulfasyah, S.Pd., MA., Ph.D., Ketua Jurusan Program Magister

Pendidikan Dasar.

Page 10: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

viii

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan

kepada Drs. Chairil Batu Api, SE Kepala SD Negeri Mattoangin I dan

kepada Dra. Hasminari Kepala Sekolah SDN Mattoangin II Kota Makassar

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini dan semua teman Magister Pendidikan Dasar

kelas A Angkatan 2016 yang telah memberikan motivasi dan semangat

kepada penulis selama perkuliahan terkhususkan kepada teman baik saya

serta kepada teman-teman mahasiswa yang memberikan banyak suka

duka selama di kampus.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini, masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

sempurnanya tesis ini.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 11: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ...................................................................................... i

Halaman Pengesahan .......................................................................... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Tesis .................................................... iii

Moto ...................................................................................................... iv

Abstrak .................................................................................................. v

Kata Pengantar ..................................................................................... vi

Daftar Isi ............................................................................................... ix

Daftar Tabel .......................................................................................... xi

Daftar Grafik .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis ................................................................................ 7

1. Hakikat Bahasa Indonesia ......................................................... 7

2. Keterampilan Menulis ................................................................ 9

3. Karangan ................................................................................... 19

4. Pengalaman Pribadi .................................................................. 36

5. Pendekatan Kontekstual ........................................................... 38

6. Teknik Pengelompokan Ide (Clustering) ................................... 40

7. Teknik Pemodelan (Modeling) ................................................... 44

8. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi Berdasarkan

Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling .. 51

9. Penilaian Menulis Karangan Narasi .......................................... 53

10. Keefektifan Pembelajaran ......................................................... 55

B. Kajian Penelitian Yang Relevan ..................................................... 57

C. Kerangka Pikir ................................................................................ 59

Page 12: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

x

D. Hipotesis ......................................................................................... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian ........................................................... 63

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 66

C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 66

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 67

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ............ 71

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................... 77

1. Penggunaan Teknik Clustering Efektif dalam Kemampuan

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ................................... 78

2. Penggunaan Teknik Modeling Efektif dalam Kemampuan

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi ................................... 86

3. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan

Pengalaman Pribadi dengan Teknik Clustering ........................ 93

4. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan

Pengalaman Pribadi dengan Teknik Clustering ......................... 96

5. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 104

A. Kesimpulan ..................................................................................... 104

B. Saran .............................................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 106

Page 13: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain penelitian Control Group Design ............................. 65

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis Karangan Narasi .................... 70

Tabel 3.3 Kategori Menulis Karangan ................................................ 73

Tabel 4.1 Distribusi nilai statistik hasil belajar menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman pribadi kelas kontrol .................. 81

Tabel 4.2 Distribusi nilai statistik hasil belajar menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi kelas eksperimen

sebelum penggunaan metode clustering dan modeling SD 82

Tabel 4.3 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar postest kelas

kontrol ................................................................................. 82

Tabel 4.4 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar postes kelas

Eksperimen sebelum penerapan metode clustering dan

modeling ............................................................................. 82

Tabel 4.5 Hasil perbandingan pretest nilai statistik kelas kontrol

dengan eksperimen ............................................................ 83

Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan

Mariso Kota Makassar ........................................................ 84

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Post test Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ......................................................................... 85

Tabel 4.8 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar posttest kelas

Eksperimen setelah penerapan metode clustering ............ 86

Page 14: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

xii

Tabel 4.9 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen teknik

modeling dan Kelas Kontrol ............................................... 90

Tabel 4.10 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen .................. 91

Tabel 4.11 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar postes kelas

Eksperimen setelah penerapan metode modeling ............. 92

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ........................................................................ 94

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen Metode Clustering .......................................... 94

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ........................................................................ 94

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen dengan Teknik Clustering .............................. 95

Tabel 4.16 Uji T Independent Samples T-test (Posttest)

Teknik Clustering .............................................................. 95

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen Teknik Modeling ............................................. 96

Tabel 4.18 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen dengan Teknik Modeling ................................ 97

Tabel 4.19 Uji T Independent Samples T-test (Posttest)

Teknik Modeling ................................................................. 97

Page 15: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perbandingan hasil aktivitas siswa kelas kontrol dengan

kelas eksperimen ............................................................... 80

Grafik 4.2 Perbandingan hasil analisis statistik pretest kelas kontrol

dan kelas eksperimen ........................................................ 83

Grafik 4.3 Perbandingan hasil analisis statistik pretestkelas kontrol

dan kelas eksperimen SD. Negeri Mattoangin II ................ 86

Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Post test Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ............................................................................. 85

Grafik 4.5 Keaktifan Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II dengan

Teknik modeling .................................................................. 88

Grafik 4.6 Rata-Rata Nilai Siswa Kelas Eksperimen dengan Teknik

modeling ................................................................................... 90

Grafik 4.7 Perbandingan Hasil Analisis Statistik .................................... 92

Page 16: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum 2013 ditetapkan oleh pemerintah sebagai

penyempurnaan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

yang sebelumnya telah menerapkan pembelajaran bahasa Indonesia.

Dalam Kurikulum 2013 khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam

jenjang Sekolah Dasar juga merumuskan tentang standar kompetensi

lulusan untuk keterampilan menulis, salah satunya yaitu siswa dapat

melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam bentuk sebuah karangan sederhana.

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada tingkatan sekolah dasar

menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk menggunakan bahasa

Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-sehari. Kemampuan tersebut

baik secara lisan maupun tertulis. Para siswa diharapkan mampu untuk

meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dengan melalui kegiatan

membaca, bertanya, menjawab dan beradu argumen dengan orang lain.

Suria Sumantri (dalam Tarman, 2018) menyatakan bahwa belajar bahasa

akan lebih mudah jika pembelajaran bersifat holistik, realistik, relevan,

bermakna, dan fungsional, serta tidak lepas dari konteks pembicaraan.

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam pengajaran bahasa sebenarnya

dilandasi oleh pandangan bahasa holistic (whole language) yang

Page 17: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

2

memperlakukan bahasa sebagai sesuatu yang bulat dan utuh, dan dalam

proses belajar sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Menulis merupakan salah satu bentuk komunikasi tidak langsung,

kita berkomunikasi dengan orang lain tidak melalui tatap muka tetapi

melalui tulisan. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif.

Keterampilan menulis merupakan kemampuan mengekspresikan, pikiran,

perasaan, pengalaman dalam bentuk tulisan yang disusun secara

sistematis dan logis, sehingga tulisannya dapat dipahami oleh pembaca.

Sebagaimana yang dikatakan Badudu (2000:10) menulis merupakan suatu

keterampilan yang produktif dan ekspresif, artinya selalu diperlukan dalam

berbagai kepentingan dalam berbagai kehidupan dan dapat

mengungkapkan gagasan atau ide, pikiran dan perasaan kepada orang lain

secara tidak langsung atau tidak bertatap muka dengan lawan bicara”.

Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan khususnya

karangan tentang pengalaman pribadi dipengaruhi oleh banyak faktor.

Namun, faktor utamanya adalah metode yang diterapkan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Warkanis (2005:52) mengatakan

metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam kegiatan belajar

mengajar dengan tujuan memudahkan peserta didik menerima bahan ajar

atau materi pelajaran. Metode mengajar yang dikembangkan dalam proses

belajar mengajar merupakan interaksi edukatif antara guru dengan

mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 18: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

3

Metode pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman yang selama ini diterapkan masih menggunakan metode

konvensional, antara lain dengan ceramah, tanya jawab, latihan dan

pemberian tugas. Dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan

pengalaman pribadi yang selama ini menggunakan metode konvensional,

siswa dirasa masih sulit memahami materi yang diajarkan. Padahal, tujuan

utama dari metode adalah untuk memudahkan siswa dalam menerima

bahan ajar. Penggunaan metode clustering mampu membuat siswa untuk

merangkai kata-kata yang akan disusun menjadi sebuah karangan dengan

menggunakan pengelompokan kata. Sehingga hal ini memudahkan siswa

untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran

tentang menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman. Selain

pengunaan teknik clustering penulis juga menggunakan teknik pemodelan

dengan memberikan diskusi berkaitan hal-hal mengenai menulis karangan

narasi sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran.

Teknik Clustering (pengelompokan) adalah cara memilih gagasan-

gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, tanpa

pertimbangan (De Porter, 2000:181). Teknik clustering memang

dikhususkan untuk mempelajari cara menulis karangan yang baik. Teknik

clustering membuat siswa mampu melihat dan membuat hubungan-

hubungan antara gagasan, membuat siswa mengembangkan gagasan-

gagasan yang telah dikemukakan. Selain itu, teknik clustering juga

melakukan pembelajaran dengan bentuk kelompok, sehingga dapat

Page 19: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

4

memudahkan siswa dalam memecahkan permasalahan materi ajar dengan

teman sekelompoknya. Teknik pemodelan sebagai salah satu komponen

metode kontekstual mempunyai peran penting dalam pembelajaran

menulis. Model pembelajaran dengan teknik pemodelan ini melatih siswa

untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan menulis

pengalaman pribadi. Penggunaan model menulis pengalaman pribadi

dalam pembelajaran dapat memberikan nilai positif bagi siswa maupun

guru. Komponen pemodelan melibatkan guru, siswa, dan model dari luar.

Model luar yang digunakan berupa alat peraga yang dapat memudahkan

siswa dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran menulis karangan narasi yang saat ini dilakukan oleh

guru pada SD Negeri Mattoangin I dan II dengan menggunakan metode

konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Guru menjelaskan kepada

siswa langkah-langkah menulis karangan narasi. Kemudian guru

menugaskan kepada siswa untuk menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi.

Penelitian menulis karangan narasi dilakukan pada kelas V karena

pada tingkatan ini kemampuan siswa untuk merangkai kata menjadi sebuah

karangan sudah lebih baik. Sehingga kemampuan menulis karangan siswa

dapat dinilai lebih baik. Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat sejauh

mana kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman

pribadi pada siswa kelas V. Dari hasil observasi awal, maka didapatkan

bahwa kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas V

Page 20: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

5

khususnya pada SD. Negeri Mattoangin I dan II Kota Makassar masih

rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah

metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan

Teknik Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Kota

Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan teknik clustering dan modeling pada

pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman

pribadi pada Siswa Kelas V SD. Negeri Mattoangin I dan II Kota

Makassar?

2. Apakah penggunaan teknik clustering efektif dalam kemampuan

pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas V SD Negeri

Mattoangin I dan II Kota Makassar?

3. Apakah penggunaan teknik modeling efektif dalam kemampuan

pembelajaran menulis karangan narasi pada Siswa kelas V SD Negeri

Mattoangin I dan II Kota Makassar?

Page 21: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan proses penerapan teknik clustering dan modeling pada

pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman

pribadi pada siswa Kelas V SD. Negeri Mattoangin I dan II Kota

Makassar?

2. Menunjukkan keefektifan teknik clustering dalam kemampuan

pembelajaran menulis karangan narasi pada Siswa kelas V SD Negeri

Mattoangin I dan II Kota Makassar.

3. Menunjukkan keefektifan teknik modeling dalam kemampuan

pembelajaran menulis karangan narasi pada Siswa kelas V SD Negeri

Mattoangin I dan II Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini yaitu menjadi masukan bagi teori yang

membangun pengajaran bahasa Indonesia. Khususnya sistem

pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, penelitian ini dapat mempermudah siswa dalam

melakukan pembelajaran menulis karangan narasi

b. Bagi guru, penelitian dapat dijadikan masukan dalam proses

pembelajaran menulis karangan narasi.

c. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi

penelitian selanjutnya.

Page 22: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoretis

1. Hakikat Bahasa Indonesia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:88), Bahasa

diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh

anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan

mengidentifikasi diri. Lebih lanjut, Santosa (2008:1.3) berpendapat bahwa

bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa

lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat

keterampilan dasar berbahasa, yaitu mendengarkan (menyimak),

berbicara, membaca, dan menulis (Mulyati, 2008:1.10). Setiap

keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya

dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan

berbahasa, biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-

mula pada masa kecil, seorang anak belajar menyimak bahasa, kemudian

berbicara, sesudah itu belajar membaca dan menulis. Keempat

keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan,

merupakan catur-tunggal (Tarigan, 2008:1). Keempat kemampuan tersebut

diajarkan pada tingkat SD secara bertahap sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa.

Page 23: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

8

Secara formal pembinaan kemampuan menulis telah dimulai sejak

SD. Pada usia yang sangat dini inilah murid dilatih, dibina, dan

dikembangkan kemampuan menulis dan berpikir yang dimilikinya. Untuk

kelas I sampai III pembinaan kemampuan menulis diarahkan pada

kemampuan menulis permulaan. Titik berat pengajaran ini adalah agar

anak didik dapat menulis dengan baik, bersih, dan rapi. Berbeda dengan

kelas rendah, pada murid-murid SD kelas tinggi, tuntutan kemampuan

menulis tidak hanya sekedar dalam bentuk peniruan, tetapi sudah mengacu

kepada tuntutan kemampuan berpikir. Hal ini dikarenakan kepada murid

tidak hanya ditugaskan menulis kembali apa yang dilihatnya, tetapi

pembinaan yang dilakukan sudah mengarah kepada perbuatan mengarang

(Nura, 2003:72).

Dari uraian para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

Bahasa Indonesia merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai

alat komunikasi oleh peserta didik yang mencakup empat keterampilan,

yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Masing-

masing keterampilan diharapkan mampu dikuasai oleh peserta didik

sebagai bekal di lingkungan masyarakat. Pengajaran bahasa Indonesia di

SD untuk kelas rendah lebih difokuskan pada kemampuan menulis tingkat

permulaan. Sedangkan untuk kelas tinggi sudah dituntut kemampuan

berpikir dalam mengarang sebuah tulisan.

Page 24: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

9

2. Keterampilan Menulis

1. Pengertian Menulis

Menurut Doyin dan Wagiran (2009:12), menulis merupakan salah

satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara

tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah,

tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Berdasarkan sifatnya,

menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang produktif dan

reseptif. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi

kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh

pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan

membaca (Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:248).

Nurudin (2007:4) menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan

seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya

melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.

Lebih lanjut, Suparno dan Yunus (2009:1.3) mendefinisikan menulis

sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan

menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Senada dengan

pendapat tersebut, menulis menurut Nurudin (2010:4) adalah segenap

rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah

dipahami. Sementara itu Semi (2007:14) mengemukakan bahwa menulis

merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-

lambang tulisan.

Page 25: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

10

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis

adalah suatu bentuk kegiatan berkomunikasi secara tidak langsung untuk

menyampaikan pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medianya.

Agama Islam mengajarkan begitu pentingnya menulis, bahkan Allah

bersumpah dalam salah satu ayat dalam Al-Qu’ran. Allah swt. berfirman di

dalam Al-Qur’an surah Al-Qalam/68 ayat 1 – 5 sebagai berikut

ٱو ن � � �����ن �و�� ����ون �#" ��!� ر)�ا %�� أ

) �,ن+ *

9 76 1234 0/. -���ن ! �ون <�=>; :,#+ @و?>;

Terjemahnya:

1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis 2. berkat nikmat

Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila 3. Dan

sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak

putus-putusnya 4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi

pekerti yang agung 5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka

(orang-orang kafir)pun akan melihat

Mengenai huruf hijaiyah telah dijelaskan di dalam surah al-Baqarah.

Firman Allah: wal qalami (“Demi kalam”) secara lahiriyah, tampak bahwa ia

sejenis dengan pena yang dipergunakan untuk menulis. Seperti pada

firman Allah yang artinya: “Bacalah, dan Rabb-mu lah yang Paling Pemurah

yang mengajarkan [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘Alaq: ayat 1-5). Yang

demikian itu merupakan sumpah dari Allah Ta’ala sekaligus peringatan bagi

makhluk-Nya atas apa yang telah Dia anugerahkan kepada mereka, berupa

pengajaran tulis-menulis yang dengannya ilmu pengetahuan diperoleh.

Page 26: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

11

Oleh karena itu Dia berfirman: wa maa yasthuruuna (“dan apa yang mereka

tulis.”) Ibnu ‘Abbas, Mujahid, dan Qatadah mengatakan: “Yakni, apa yang

mereka tulis.”(sugiyarto,

https://alquranmulia.wordpress.com/2013/09/16/tafsir-ibnu-katsir-surah-al-

qalam-1/, diakses tanggal 6 September 2018 pukul 18:00 ). Ayat ini

mengajarkan pentingnyanya menulis, bahkan diakhirat kelak kita akan

melihat catatan kebaikan dan keburukan kita yang ditulis oleh Malaikat,

2. Tujuan Menulis

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan. Maksud atau

tujuan penulis adalah responsi atau jawaban yang diharapkan penulis akan

diperolehnya dari pembaca. Charlie (2008:111) mengemukakan bahwa

penulis memiliki tujuan tertentu dalam penulisannya, yaitu: memberi

informasi, mencerahkan jiwa, mengabadikan sejarah, ekspresi diri,

mengedepankan idealisme, mengemukakan opini dan teori, serta

menghibur.

Senada dengan pendapat Charlie, Semi (2007:14) merangkumkan

tujuan menulis antara lain sebagai berikut.

1. Untuk menceritakan sesuatu

Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar

orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami oleh yang

bersangkutan.

Page 27: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

12

2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan

Memberi petunjuk atau pengarahan adalah apabila seseorang

mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan

tahapan yang benar.

3. Untuk Menjelaskan Sesuatu

Apabila siswa membaca berbagai buku pelajaran sehari-hari, tentu

buku tersebut berisi berbagai penjelasan. Maka tulisan itu dapat

digolongkan ke dalam tulisan yang bertujuan menjelaskan sesuatu.

4. Untuk meyakinkan

Ada kalanya orang menulis untuk meyakinkan orang lain tentang

pandangannya mengenai sesuatu karena seringkali seseorang

merasa bahwa pandangan dan pendapatnya merupakan hal yang

paling benar.

5. Untuk merangkum

Tujuan menulis semacam ini, umumnya dijumpai pada kalangan

murid sekolah, baik yang berada di tingkat dasar, menengah,

maupun di perguruan tinggi. Dengan menuliskan rangkuman,

mereka akan sangat tertolong dan mudah dalam mempelajari isi

buku yang panjang dan tebal.

Berdasarkan tujuan menulis di atas, maka pada penelitian ini menulis

dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sebuah informasi dari

pengalaman siswa. Informasi tersebut dirangkai dalam sebuah karangan

narasi.

Page 28: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

13

3. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan menulis.

Menurut Akhadiah dkk. (1998:1-2) ada delapan kegunaan menulis yaitu

Pertama Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan

menulis, penulis dapat mengetahui sampai mana pengetahuannya tentang

suatu topik. Untuk mengembangkan suatu topik itu, penulis harus berpikir

menggali pengetahuan dan pengalamannya. Kedua Penulis dapat terlatih

dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis

terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-

bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan. Ketiga,

penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi

sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas

wawasan penulisan secara teoretis mengenai fakta-fakta yang

berhubungan. Keempat, penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan

gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.

Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula

masih samar. Kelima, penulis akan dapat meninjau serta menilai

gagasannya sendiri secara lebih objektif. Keenam, penulis akan lebih

mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara

tersurat dalam konteks yang lebih konkret. Ketujuh, penulis terdorong untuk

terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah

masalah, bukan sekadar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

Page 29: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

14

Kedelapan, kegiatan menulis yang terencanakan, dapat membiasakan

penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.

Bernard Percy (1981 dalam Nurudin 2007:20-27) mengemukakan

beberapa manfaat menulis antara lain:

a. Sarana untuk mengungkapkan diri

Sarana untuk mengungkapkan diri di sini adalah bahwa dengan

menulis, bisa mengungkapkan perasaan hati (kegelisahan, keinginan,

kemarahan dan lain-lain). Menulis bisa dijadikan alat untuk

menyalurkan perasaan hati. Bisa jadi perasaan seseorang tersebut

tidak mampu atau tidak bisa diungkapkan dalam lisan, maka menulis

menjadi salah satu sarananya.

b. Sarana untuk pemahaman

Menulis bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan ke dalam

otaknya. Tentu saja sesuatu yang diikat dengan sesuatu yang dibiarkan

saja akan lebih menancap kuat jika diikat. Banyak para pembicara yang

harus melakukan pembuatan makalah sebelum tampil dalam sebuah

acara. Ini dilakukan untuk menancapkan kuat dari apa yang harus

disampaikan setelah ada dalam forum. Berarti, menulis sebenarnya

menancapkan pemahaman kuat dalam otak penulis, dengan kata lain

menulis untuk pemahaman.

c. Membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,

perasaan harga diri

Page 30: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

15

Menulis adalah sebuah aktivitas yang langka karena tak semua

orang mau dan mampu menjadi penulis. Menulis juga bisa melejitkan

perasaan harga diri. Ini berarti menulis bisa meningkatkan kepercayaan

akan kemampuan diri.

d. Meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan

Orang yang menulis itu selalu dituntut untuk terus belajar. Ia

akan mengetahui berbagai informasi karena memang tuntutannya

begitu. Akibatnya pengetahuannya menjadi luas. Seorang penulis akan

diasah kepekaan inderawinya. Ia tidak hanya peka bahwa ada banyak

persoalan sosial yang bisa menjadi bahan untuk ditulis, tetapi ia peka

untuk mengembangkan sikap peduli dengan orang lain yang menderita.

Hal demikian tentu saja, sangat sulit dipunyai oleh mereka yang jarang

membaca apalagi jarang menulis. Menulis akan membiasakan diri kita

menjadi manusia yang kreatif, inovatif, dan peduli pada masalah-

masalah lingkungan.

e. Keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang

pasrah

Seorang penulis adalah seorang pencipta. Dengan kata lain, ia

adalah manusia kreatif. Jika ada sesuatu menurut dia tidak baik atau

kurang pas, dia akan terpanggil untuk mengomentari lewat tulisan-

tulisannya. Ia menjadi manusia yang gelisah karena ada hak yang

terampas dan kurang pas berkembang di sekitarnya.

Page 31: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

16

f. Mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan

menggunakan bahasa

Seseorang menulis tidak asal tulis. Ia harus punya alasan yakni

bahasa. Seseorang yang ingin menulis harus menguasai bahasa yang

dijadikan alat untuk menulis tersebut. Menulis tanpa mempunyai

bahasa yang memadai adalah omong kosong. Kalaupun ia

memaksakan diri, hasil dari tulisannya biasanya tidak maksimal. Orang

yang bisa menulis bisa dikatakan orang yang tahu bagaimana cara

menggunakan bahasa. Ini disebabkan, kekuatan tulisan ada pada

bahasanya tersebut. Orang yang terus menulis akan meningkatkan

kemahiran berbahasanya. Itu artinya, kalau seseorang jarang menulis

ia bisa dikatakan tidak mempunyai kemampuan berbahasa tulis secara

memadai. Bisa jadi, bahasa yang dibuat tidak bisa dipahami oleh orang

lain sebagai sasaran tulisannya.

4. Tahap-Tahap Penulisan

Menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan

melibatkan beberapa fase yaitu fase prapenulisan (persiapan), penulisan

(pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau

penyempurnaan tulisan) (Suparno dan Yunus, 2009:1.14).

Ketiga fase tersebut merupakan sebuah kesatuan yang luwes, tidak

selalu berurut. Tiap fase dapat dilakukan secara terpisah dan harus

dilakukan oleh seorang penulis.

Page 32: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

17

Proses menulis dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Tahap Prapenulisan

Tahap ini merupakan fase persiapan dalam menulis. Pada

fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan

tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang

diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk

kerangka karangan. Pemicu ide untuk menulis ada dimana-mana.

Ide tidak mungkin datang begitu saja tanpa ada usaha-usaha untuk

menjemput ide tersebut. Ada beberapa tips menjemput ide seperti

yang dikemukakan Yuliarti (2008:29), yaitu: (1) banyak membaca, (2)

menjawab pertanyaan dari orang lain, (3) berdiskusi dengan orang

lain, dan (4) peka terhadap lingkungan sekitar.

b. Tahap Penulisan

Tahap ini merupakan fase untuk mulai mengembangkan butir

demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan

memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan

dikumpulkan. Kerangka karangan yang telah dibuat dikembangkan

menjadi awal karangan, isi karangan dan akhir karangan.

c. Tahap Pascapenulisan

Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan

penyempurnaan draft karangan yang telah dihasilkan. Kegiatan

penyuntingan dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

Page 33: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

18

1) membaca keseluruhan karangan;

2) menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan

catatan bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan,

disempurnakan; serta

3) melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat

penyuntingan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proses

menulis terdiri dari tiga tahapan di mana ketiga tahapan tesebut saling

berkaitan. Menulis dimulai dengan pra penulisan, yaitu dengan menentukan

topik, mengumpulkan semua bahan yang akan dirangkai menjadi sebuah

tulisan. Kemudian proses selanjutnya adalah tahapan penulisan dan

diakhiri dengan melakukan penyuntingan dan perbaikan hasil penulisan.

Munirah (2015:153) mengemukakan, Keterampilan menulis

memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

sering digunakan dalam menyatakan gagasan atau pikirannya dengan

tulisan atau karangan. Keterampilan menulis berkembang melalui latihan.

Adanya kemampuan menuangkan gagasan diawali dengan munculnya

suatu kegemaran dalam diri seseorang sehingga menumbuhkan keinginan

untuk melatih diri dalam menuliskan gagasan yang ada dalam pemikiran

individu.

Page 34: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

19

3. Karangan

a. Pengertian Karangan

Menurut Mahsusi (2004:228), karangan berarti rangkaian,

susunan atau komposisi yang dirangkai adalah beberapa kesatuan

pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun

sesuai dengan kaidah komposisi.

Sudarno dan Eman A Rahman (1986:96) mengemukakan bawah

mengarang adalah bagian ekspresi secara tertulis. Segala kesan batin,

baik pikiran, perasaan maupun kemauan dapat dinyatakan dengan

bahasa tulis. Dengan kata lain, apa yang dipikirkan, dirasakan atau

diinginkan orang lain dapat diwujudkan pada sehelai kertas.

Lebih lanjut Widyamartaya, dkk (dalam Dalman, 2006:85)

mengarang adalah suatu proses kegiatan berpikir manusia yang

hendak menggunakan kandungan jiwanya kepada orang lain atau diri

sendiri dalam tulisannya. Pada dasarnya arti kata mengarang adalah

menyusun, mengatur, misalnya mengarang bunga, menyusun bunga-

bunga menjadi satu kesatuan. Mengarang bahasa adalah

menggunakan bahasa untuk mengutarakan sesuatu secara tertulis.

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

mengarang adalah sebuah proses yang dilakukan manusia untuk

menuangkan ide atau perasaannya dalam susunan kata-kata.

Page 35: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

20

b. Jenis Karangan

Menurut Nursisto (1999:37) jenis karangan yang lazim digunakan

dalam pembelajaran menulis di Indonesia terdiri dari lima jenis, yaitu narasi,

deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Meskipun ada lima jenis

karangan, pada hakikatnya tidak ada satu jenis karangan pun yang betul-

betul murni. Tidak ada karangan yang benar-benar naratif karena di

dalamnya mungkin tetap terkandung unsur eksposisi dan deskripsi.

a) Karangan Deskripsi

Menurut Dalman (2016:93) karangan deskripsi merupakan salah

satu jenis karangan yang harus dikuasai siswa. Karangan ini

sudah diperkenalkan sejak SD Kelas 4. Oleh sebab itu, siapapun

orang yang akan menjadi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

harus menguasai materi tentang karangan deskripsi. Menurut

Finoza dalam Dalman (2016:93) deskripsi adalah bentuk tulisan

yang bertujuan memperluas pengetahuan memperluas

pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan

melukiskan hakikat objek yang sebenarnya. Deskripsi ini berasal

dari kata ”describe” yang berarti menulis tentang, atau

membeberkan hal. Mariskan dalam Dalman (2016:93)

mengemukakan bahwa deksripsi atau lukisan adalah karangan

yang melukiskan kesan atau panca indra semata dengan teliti

dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat

melihat, mendengar, merasakan, menghayati dan menikmati

Page 36: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

21

seperti yang dilihat, didengar, dirasakan dan dihayati, serta

dinikmati penulis.

b) Karangan Narasi

Menurut Dalman (2016:105) narasi adalah cerita. Cerita ini

berdasarkan pada urutan-urutan suatu atau serangkaian kejadian

atau peristiwa. Dalam kejadian itu ada tokoh atau (beberapa

tokoh), dan tokoh ini mengalami atau menghadapi suatu atau

(serangkaian) konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh, dan konflik ini

merupakan unsur pokok narasi, dan ketiganya secara kesatuan

bias pula disebut alur atau plot. Narasi bias berisi fiksi bias berisi

fakta atau rekaan yang direka atau dikhayalkan oleh

pengarangnya saja.

c) Karangan Eksposisi

Dalman (2016:119) mengungkapkan bahwa karangan eksposisi

merupakan salah satu jenis karangan yang harus diperkenalkan

kepada siswa dan dikuasai oleh seorang guru mata pelajaran

bahasa Indonesia. Karangan ini dimaksud untuk memaparkan

pengalaman dan pengetahuan si pembaca yang diperolehnya

dari kajian pustaka atau lapangan dengan tujuan untuk

menambah wawasan dan pengetahuan si pembaca tentang

suatu hal.

Menurut Akhadiah, dkk dalam (Dalman, 2016:119), karangan

eksposisi/pemaparan adalah suatu corak karangan yang

Page 37: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

22

menerangkan atau menginformasikan sesuatu hal yang

memperluas pandangan, wawasan atau pengetahuan pembaca.

d) Karangan Argumentasi

Menurut Dalman (2016:137) karangan argumentasi merupakan

karangan yang dapat membuat si pembacanya merasa percaya

dengan pendapat/argumentasi si penulisnya. Oleh karena itu

karangan ini bersifat meyakinkan si pembaca agar apa yang

ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk mempengaruhinya.

Di sisi lain Wibowo mengatakan (2008:12) argumentasi adalah

karangan yang berisi pendapat yang disertai bukti dan data-data

pendukung yang lainnya. Tujuannya, agar pembaca dapat

menerima pendapat atau gagasan yang disampaikan pengarang.

e) Karangan Persuasi

Karangan persuasi ini merupakan salah satu karangan yang

berisi ajakan atau paparan data yang bersifat meyakinkan

sekaligus mempengaruhi atau membujuk si pembacanya untuk

mengikuti keinginan penulisnya (Dalman, 2016:145).

Menurut Keraf, persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan

untuk meyakinkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang

dikehendaki oleh pembicara (bentuk lisan, misalnya pidato) atau

oleh penulis (bentuk tulisan, cetakan, elektronik) pada waktu

sekarang atau waktu yang akan dating (Dalman, 2016:145)

Page 38: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

23

c. Karangan Narasi

Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari kata

bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan).

Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa.

Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut

urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada

sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik

hikmah dari cerita itu (Suparno dan Yunus, 2009:4.31). Keraf

(2010:136) membatasi pengertian narasi sebagai suatu bentuk wacana

yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin serta

dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu

kesatuan waktu. Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen

yang membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang.

Tetapi dapat juga dianalisa berdasarkan alur (plot) narasi (Keraf,

2010:145).

Perbedaan pokok antara narasi ekspositoris dan narasi sugestif

menurut Keraf (2010:138), tergambar pada tabel berikut ini.

Narasi ekspositoris Narasi sugestif

Memperluas pengetahuan Menyampaikan suatu makna

atau

suatu amanat yang tersirat

Menyampaikan informasi faktual

mengenai sesuatu kejadian

Menimbulkan daya khayal

Page 39: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

24

Didasarkan pada penalaran

untuk mencapai kesepakatan

rasional

Penalaran hanya berfungsi

sebagai alat untuk

menyampaikan makna, sehingga

kalau perlu penalaran dapat

dilanggar

Bahasanya lebih condong ke

bahasa informatif dengan titik

berat pada pemakaian kata-kata

denotatif

Bahasanya lebih condong ke

bahasa

figuratif dengan menitikberatkan

penggunaan kata-kata konotatif

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

karangan narasi adalah karangan yang berusaha mengisahkan

kejadian berdasarkan urutan kejadian tersebut. Karangan narasi lebih

menitikberatkan pada unsur waktu, dibandingkan dengan bentuk

karangan yang lain. Sehingga karangan narasi dapat menggambarkan

perubahan objek-objek di dalamnya secara dinamis. Jenis karangan

narasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasi ekspositoris.

d. Ciri-ciri Karangan Narasi

Suparno dan Mohammad Yunus (2007:111) menjelaskan ciri-ciri

karangan narasi yang membedakan dengan karangan yang lain, yaitu

karangan narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses

kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran

Page 40: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

25

yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah,

urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.

Wiyanto (2006:8) mengemukakan ciri karangan narasi adalah

tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan

perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan

kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan masalah.

Menurut Keraf (2000:136) yang menjadi ciri dari karangan narasi

adalah (1) menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan (2) dirangkai

dalam urutan waktu (3) berusaha menjawab pertanyaan, apa yang

terjadi (4) ada konflik.

Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan

menarik jika tidak ada konflik. Selain alur cerita, konflik dan susunan

kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi

(2003: 31) sebagai berikut (1) berupa cerita tentang peristiwa atau

pengalaman penulis (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan

berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata

imajinasi atau gabungan keduanya (3) berdasarkan konflik, karena

tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik (4) memiliki nilai estetika (4)

menekankan susunan secara kronologis.

Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar

Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi suatu cerita, menekankan

susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konflik.

Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.

Page 41: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

26

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik

simpulan ciri-ciri tulisan narasi yaitu memuat konflik atau perubahan

dari waktu ke waktu, menceritakan kronologis, ada tokoh yang

diceritakan atau tulisan itu berisi cerita tentang kehidupan manusia,

boleh merupakan kehidupan nyata, imajinasi, dan boleh gabungan

keduanya, dan cerita itu memiliki nilai keindahan, baik keindahan isinya,

maupun dalam penyajiannya.

e. Jenis Karangan Narasi

Narasi dapat dikelompokkan menjadi dua yakni narasi

ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris bertujuan untuk

menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang

dikisahkan. Sasaran utamanya adalah berupa rasio, yaitu berupa

perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah

tersebut. Narasi ini menyampaikan informasi mengenai

berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ekspositoris mempersoalkan

tahap-tahap kejadian, rangkaian rangkaian perbuatan kepada para

pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang

disajikan bermaksud untuk menyampaikan informasi untuk

memperluas pengetahuan pembaca. Narasi sugestif merupakan suatu

rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga

merangsang daya khayal para pembaca. Narasi sugestif berkaitan

dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu

kejadian. Seluruh rangkaian peristiwanya berlangsung dalam suatu

Page 42: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

27

kesatuan waktu. Tujuannya bukan untuk memperluas pengetahuan

pembaca tetapi usaha memberi makna atas kejadian yang disampaikan

(Keraf, 2007:136-137).

Narasi ekspositoris (narasi teknis) adalah narasi yang memiliki

sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa

dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah

seseorang. Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu

peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan

biasanya, satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat

ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya. Karangan narasi ini

diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan eksposisi juga berlaku pada

penulisan narasi ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan dengan

penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak

memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif. Narasi sugestif

adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,

menyampaikan suatu amanat kepada para pembaca atau pendengar

sehingga tampak seolah-olah melihat.

Menurut Nurudin (2007:72) narasi biasa dikelompokan menjadi

dua yaitu narasi ekspositoris/narasi faktual dan narasi sugestif/narasi

berplot. Narasi ekspositoris bertujuan memberi informasi pada

pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Artinya, narasi ini

menggugah pembaca agar mengetahui suatu yang dikisahkan dan

menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa.

Page 43: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

28

Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian dan

rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca. Contoh narasi

ekspositoris antara lain kisah perjalanan, autobiografi, kisah

perampokan, dan cerita tentang pembunuhan.

Nurudin (2007:72) juga mengungkapkan bahwa narasi

ekspositoris dibagi menjadi dua yaitu bersifat generalisasi dan khusus.

Narasi ekspositoris yang bersifat generalisasi adalah narasi yang

menyampaikan suatu proses umum dan dapat dilakukan oleh siapa

saja dan dapat dilakukan berulang-ulang dan kemahiran menjadi tujuan

utama. Misalnya narasi yang menceritakan bagaimana cara menanam

pohon. Adapun narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang

berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi

satu kali saja, misalnya pengalaman seseorang yang baru saja pulang

dari luar negeri. Jenis tulisan yang tergolong dalam karangan narasi

ekspositoris bersifat khusus adalah autobiografi dan biografi, anekdot

dan insiden, sketsa dan profil.

Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang

dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwa

berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Tujuannya yaitu untuk

memberi makna atas kejadian yang disampaikan untuk menimbulkan

daya khayal atau mampu menyampaikan makna kepada pembaca

melalui daya khayal. Contoh tulisan sugestif adalah novel dan cerpen.

Page 44: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

29

Dalman (2016:113-114), dalam narasi sugestif ini, pengarang

diizinkan untuk menggunakan daya khayal atau daya imajinasinya

untuk menghidupkan sebuah cerita. Dalam hal ini bahasa yang

digunakan juga bahasa konotatif, yaitu bahasa yang mengandung

makna kias. Makna atau amanat yang disampaikan pengarangnya

masih dalam bentuk tersirat, bukan tersurat. Oleh sebab itu, narasi

sugestif ini lebih bersifat estetik atau artistik, sehingga menjadi

karangan yang menyenangkan untuk di baca.

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis narasi

ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi

ekspositoris dibagi menjadi dua yaitu narasi ekspositoris adalah narasi

bersifat generalisasi dan bersifat khusus. Narasi sugestif adalah narasi

yang mementingkan estetika dan artistik dan menggunakan daya

khayal. Adapun jenis narasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah narasi ekspositoris karena sesuai dengan topik yang akan

dipakai pada saat pengajaran yaitu menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman.

f. Struktur Karangan Narasi

Sebuah strukrur dapat dilihat dari bermacam-macam segi

penglihatan. Sesuatu dikatakan mempunyai struktur bila ia terdiri dari

bagian-bagian yang secara fungsional berhubungan satu sama lain.

Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang

Page 45: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

30

membentuknya: perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandangan,

tetapi dapat juga dianalisa, berdasarkan alur (plot) narasi.

Keraf (2007:147) membatasi alur atau plot sebagai sebuah

interrelasi fungsional antara unsur-unsur narasi yang timbul dari tindak-

tanduk, karakter, suasana hati (pikiran), dan sudut pandang, serta

ditandai oleh klimaks-klimaks dalam rangkaian tindak-tanduk itu, yang

sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan narasi.

Struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang

membentuknya, seperti alur (plot), perbuatan, karakter/penokohan,

latar, dan sudut pandang.

a) Alur (Plot)

Alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha

memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu, yang berusaha

memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan

harmonis.

Alur merupakan kerangka dasar yang sangat penting dalam

kisah. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu

sama lain, bagaimana suatu insiden mempunyai hubungan dengan

insiden yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan

berperan dalam tindakan-tindakan itu, dan bagaimana situasi dan

perasaan karakter (tokoh) yang terlibat dalam tindakan-tindakan itu

yang terikat dalam satu kesatuan waktu. Oleh karena itu, baik tidaknya

penggarapan sebuah plot dapat dinilai dari beberapa hal berikut apakah

Page 46: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

31

tiap insiden sudah cukup terbayang dan dimatangkan dalam insiden

sudah cukup terbayang dan dimatangkan dalam insiden sebelumnya,

atau apakah insiden itu terjadi secara kebetulan.

b) Tindak-tanduk/Perbuatan

Tindak-tanduk atau perbuatan sebagai suatu unsur dalam alur

(selain karakter, latar, dan sudut pandang) juga merupakan sebuah

struktur atau membentuk sebuah struktur atau membantu sebuah

struktur. Dalam narasi, tiap tindakan harus diungkapkan secara

terperinci dalam komponen-komponennya sehingga pembaca

merasakan seolah-olah mereka sendirilah yang menyaksikan semua

itu. Setiap perbuatan atau rangkaian tindakan itu harus dijalin satu

dengan yang lain dalam suatu hubungan yang logis.

c) Karakter/Penokohan

Karakter adalah tokoh-tokoh dalam sebuah narasi dan

karakterisasi adalah cara seorang penulis menggambarkan tokoh-

tokohnya. Penokohan (karakterisasi) dalam pengisahan dapat

diperoleh dengan usaha member gambaran mengenai tindak-tanduk

dan ucapan-ucapan para tokohnya (pendukung karakter), sejalan

tidaknya kata dan perbuatan.

Narasi yang baik akan memperhatikan masalah interrelasi antar

tokoh-tokohnya dan tindak-tanduk mereka. Untuk memahami aksi, kita

harus memahami tokoh yang terlibat, wujud fisiknya, motivasinya, dan

tanggapannya. Untuk mengungkapkan sebuah tindakan sehingga

Page 47: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

32

memuaskan, kita harus menampilkan seorang tokoh. Proses

menampilkan dan menggambarkan tokoh-tokoh melalui karakter-

karakternya itu disebut penokohan (Keraf 2007:164).

d) Latar

Adapun mengenai latar, Keraf (2007:148) mengungkapkan

tindak-tanduk dalam sebuah narasi biasanya berlangsung dengan

mengambil sebuah tempat tertentu yang dipergunakan sebagai pentas.

Tempat atau pentas itu disebut latar atau setting. Latar dapat

digambarkan secara hidup-hidup dan terperinci, dapat pula

digambarkan secara sketsa, sesuai dengan fungsi dan perannya pada

tindak-tanduk yang berlangsung. Latar dapat menjadi unsur yag penting

dalam kaitannya dengan tindak-tanduk yang terjadi atau hanya

berperan sebagai unsur tambahan saja.

e) Sudut pandang

Sudut pandang dalam narasi mempersoalkan bagaimana

pertalian antara seorang yang mengisahkan narasi itu dengan tindak-

tanduk yang berlangsung dalam kisah itu. Orang yang membawakan

pengisahan itu dapat bertindak sebagai pengamat (observer) saja, atau

sebagai peserta (participant) terhadap seluruh tindak-tanduk yang

dikisahkan. Tujuan sudut pandang adalah sebagai suatu pedoman atau

panduan bagi pembaca mengenai perbuatan atau tindak-tanduk

karakter dalam sebuah pengisahan. Secara singkat dapat dikatakan

bahwa sudut pandang dalam narasi mempersoalkan siapakah narator

Page 48: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

33

dalam narasi itu dan atau bagaimana relasinya dengan seluruh proses

tindak-tanduk karakter dalam narasi.

Jadi, sudut pandang dalam narasi menyatakan bagaimana

fungsi seorang pengisah (narrator) dalam sebuah narasi, apakah ia

mengambil bagian langsung dalam seluruh rangkaian kejadian

(sebagai participant) atau sebagai pengamat (observer) terhadap objek

dari seluruh aksi atau tindak-tanduk dalam narasi.

g. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi

Nursisto (1999:51-52) mengungkapkan langkah yang harus

ditempuh dalam menulis karangan narasi sebagai berikut:

1) Menentukan topik

Sebelum mengarang kita harus menentukan topik dan tema. Hal

ini penting dalam kegiatan menulis narasi karena dengan

menentukan tema berarti penulis telah melakukan pembatasan

penulisan agar tidak terlalu luas pembahasaannya.

2) Menentukan tujuan

Tujuan mengarang adalah sesuatu yang ingin dicapai pengarang

melalui karangan yang ditulisnya. Penulis ingin mengungkapkan

apa yang ada dalam pemikirannya untuk disampaikan kepada

orang lain yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

3) Mengumpulkan bahan

Dalam hal ini data sangat diperlukan sebagai bahan untuk

mengembangkan gagasan yang ada dalam sebuah karangan.

Page 49: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

34

Bahan yang diperlukan tersebut dapat berasal dari pengalaman.

Sebelum kegiatan menulis narasi dilakukan, hendaknya penulis

sudah mendapatkan bahan yang sudah dibahas dalam

penulisan. Kegiatan mengumpulkan bahan secara tidak

langsung telah tercapai dalam kegiatan pembatasan topik atau

pembatasan tema.

4) Menyusun kerangka

Kerangka karangan merupakan rencana kerja yang memuat

garis-garis besar atau susunan pokok penjelasan sebuah

karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan membantu

penulis agar menulis secara logis dan teratur. Penyusunan

kerangka yang sangat dianjurkan karena akan menghindarkan

penulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak seharusnya

dilakukan.

5) Mengembangkan kerangka

Kegiatan yang paling penting dalam menulis adalah

mengembangkan kerangka karangan menjadi suatu karangan

atau tulisan yang utuh. Mengembangkan atau menguraikan

sebuah rancangan karangan juga berarti menjabarkan uraian

suatu permasalahan sehingga bagian-bagian tersebut menjadi

lebih jelas. Dalam kegiatan ini, penulis akan dituntut untuk aktif

berpikir dan berpikir secara aktif dan kreatif, sehingga hasil dari

Page 50: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

35

menulis akan diketahui dari hasil pengembangan kerangka

karangan tersebut.

6) Koreksi dan Revisi

Pada kegiatan ini, penulis meneliti secara menyeluruh hasil

tulisan narasi yang telah dibuat. Kegiatan ini mengharukan

penulis agar lebih teliti dalam mengoreksi naskah yang telah

selesai ditulis.

7) Menulis Naskah

Tahap terakhir dalam menulis karangan narasi adalah

menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran kita kedalam

tulisan. Kegiatan yang paling penting adalah menulis naskah

dengan ketentuan-ketentuan yang telah dilaksanakan

sebelumnya.

Menurut Semi (2007:58-61) menjelaskan langkah-langkah

menulis narasi yaitu (1) tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan

kaitan yang jelas; (2) selipkan dialog jika mungkin dan jika perlu; (3) pilih

detail cerita secara teliti; (4) tetapkan pusat pengisahan secara tegas.

h. Strategi Penulisan Karangan Narasi

Menurut Akahidah (1998:7-22) dalam merencanakan karangan

narasi ada beberapa hal yang harus dipisahkan, antara lain: (1)

menentukan tema dan amanat, (2) menentukan sasaran, (2)

merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam

bentuk skema alur, (4) membagi peristiwa-peristiwa itu ke dalam bagian

Page 51: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

36

pendahuluan, pengembangan, dan penutup, (5) merinci peristiwa-

peristiwa utama ke dalam peristiwa-peristiwa pendukung, (6) menyusun

tokoh dan perwatakan, latar, dan pusat pengisahan atau sudut

pandang.

Rencana karangan menurut Widyamartaya (2005:108) adalah

sebagai berikut: (1) sebelum kejadian utama, (2) kejadian utama dan,

(3) sesudah kejadian utama. Dalam menulis esai naratif, paragraf

pertama hendaknya memberikan latar dan membangun foreshadowing.

Bagian cerita yang menggetarkan/menggemparkan diletakan

menjelang akhir cerita. Dengan demikian, dalam cerita ada suspense.

4. Pengalaman Pribadi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2002: 226)

pengalaman adalah yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung, dan

sebagainya) sedangkan pribadi adalah manusia sebagai perorangan (diri

manusia atau diri sendiri). Berdasarkan pengertian pengalaman dan pribadi

diatas, dapat disimpulkan bahwa pengalaman pribadi adalah sesuatu yang

pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) oleh manusia sebagai

perorangan (sebagai pribadi).

Pengalaman dapat diperoleh dari banyak cara seperti melihat,

mengalami, mengamati, meneliti, mendengarkan, merasakan. Pengalaman

dapat dialami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Bagi orang lain,

pengalaman dapat digunakan untuk menambah pengetahuan sekaligus

Page 52: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

37

sebagai penghibur. Bagi diri sendiri pengalaman dapat dipakai untuk

mengingat kembali peristiwa masa lalu yang tidak dapat dilupakan.

Depdiknas dalam Gilangsari (2005) menyebutkan bahwa jenis-jenis

pengalaman dapat digolongkan ke dalam enam jenis, yaitu 1) pengalaman

yang lucu, 2) pengalaman yang aneh, 3) pengalaman yang mendebarkan,

4) pengalaman yang mengharukan, 5) pengalaman yang memalukan, dan

6) pengalaman yang menyakitkan.

Pengalaman lucu adalah pengalaman yang berisi peristiwa atau

kejadian yang konyol (lucu), sehingga dapat membuat seseorang terhibur.

Banyak kejadian di sekitar kita yang sering membuat orang menjadi

tertawa. Dalam kondisi normal, tertawa adalah ukuran kelucuan itu.

Demikian juga orang lain yang mendengar atau membaca serita

pengalaman lucu tersebut akan tertawa.

Pengalaman aneh adalah sebuah pengalaman yang isinya tentang

kejadian aneh dan tidak wajar, sehingga sangat jarang terjadi bahkan bisa

terjadi sekali seumur hidup. Dikatakan aneh karena pengalaman itu

kemungkinan kecil terjadi. Misalnya, berjumpa dengan makhluk gaib yang

dapat dianggap pengalaman aneh.

Pengalaman mendebarkan adalah pengalaman yang berisi peristiwa

atau kejadian yang membuat pelakunya merasa sangat takut dan tegang.

Misalnya, pengalaman menunggu hasil ujian dan pengalaman pada saat

kita mengalami kecelakaan lalu lintas.

Page 53: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

38

Pengalaman yang mengharukan ini dapat terjadi akibat peristiwa

yang sangat menyedihkan ataupun peristiwa yang sangat membahagiakan.

Dalam pengalaman ini, para pelakunya sering menangis ketika

menghadapinya.

Pengalaman memalukan merupakan pengalaman yang berisi

kejadian atau peristiwa yang memalukan. Dalam pengalaman yang

memalukan, biasanya korban beserta orang yang ada di dekatnya akan

menanggung malu. Bagi si pelaku (korban), pengalaman seperti ini akan

dibawa sepanjang hayat. Meskipun orang lain sudah melupakannya, tetapi

bagi si korban pengalaman ini tidak pernah terlupakan.

Pengalaman yang menyakitkan adalah pengalaman yang paling

membekas dalam hati pelakunya. Pelakunya akan selalu teringat dan akan

sulit melupakannya. Bahkan, bagi orang yang sangat perasa, dalam

kehidupan sehari-harinya akan selalu ingat pengalaman itu.

Jadi, pengalaman pribadi adalah semua kejadian yang pernah

dialami dimasa lampau. Kejadian yang dialami tersebut dapat memberikan

kesan bagi yang mengalami sehingga tidak mudah dilupakan.

5. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan sebutan

CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang

beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan yang

diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak

Page 54: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

39

belajar dan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sebatas

mengetahui Rusman (2011:332).

Sedangkan Center on Education and Work at the University of

Wisconsin Madison (dalam Rusman, 2011:332) mengartikan pendekatan

kontekstual yaitu suatu konsepsi belajar mengajar yang menghendaki agar

guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan

memotivasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan

aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, masyarakat,

dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih

bermakna bagi siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada

hasil. Dalam konteks ini, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa

manfaatnya dalam status mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka

sadar bahwa yang dipelajari berguna bagi hidupnya. Mereka mempelajari

apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menanggapinya. Dalam

upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing

(Depdiknas, 2004: 1).

Page 55: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

40

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah konsep dalam pembelajaran

di mana siswa dapat mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan kehidupan

sehari-hari agar anak dapat mempelajari pengetahuan tersebut lebih

mudah.

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika

menerapkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif. Nurhadi dan

Senduk (2003: 31) menyebutkan ada tujuh komponen utama yang

mendasari penerapan pendekatan kontekstual di kelas, yaitu

konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan

(inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),

penilaian sebenarnya (authentic assessment), dan refleksi (reflection).

6. Teknik Pengelompokan Ide (Clustering)

Pengelompokan ide (clustering) merupakan salah satu metode

dalam buku Quantum Learning yang memberikan kiat-kiat, petunjuk,

strategi, dan seluruh proses yang dapat menghemat waktu, mempertajam

pemahaman dan daya ingat dan membuat belajar sebagai suatu proses

yang menyenangkan dan bermanfaat. Strategi ini dirancang untuk

menyemarakan kelas dan membentuk suasana pengalaman belajar aktif

dan menakjubkan. Pengelompokan ide (clustering) dalam buku Quantum

Learning yang dikemukakan oleh Bobbi Deporter dan Mike Hernacki

bertolak pada konsep suggestopedia (eksperimen seorang ahli pendidikan

berkebangsaan Bulgaria bernama Dr. Georgi Lozanov), bahwa pada

Page 56: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

41

prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar

(DePorter, 1999:14). Teknik pengelompokan ide merupakan salah satu

bentuk spesifikasi dari tiga teknik yang disebut Hernowo (2004) sebagai

menulis sinergis, di samping teknik menulis cepat dan teknik menunjukkan

bukan memberitahukan.

Mengingat pentingnya pembelajaran menulis ini, diperlukan strategi

yang tepat dalam pembelajaranya. Menurut Weinsten dan Meyer (Trianto,

2007:143) pengajaran yang baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana

berpikir, dan bagaimana memotivasi diri mereka sendiri. Oleh karena itu,

strategi belajar dalam pembelajaran adalah strategi yang dapat membantu

siswa untuk berpikir dan memahami materi.

Teknik pengelompokan ide (clustering) adalah suatu teknik menulis

yang mengalir bebas dengan mengumpulkan dan memilah pemikiran-

pemikiran yang saling berkaitan dan membuat percabangannya ke

berbagai arah tanpa mempertimbangkan struktur atau pun nilainya. Sebuah

pengelompokan dapat membantu penulis mencari ide-ide yang

berhubungan dan cara-cara menghubungkan pemikiran dengan ide. Selain

itu, pengelompokan dapat membantu penulis untuk mengumpulkan materi

dan menemukan asosiasi-asosiasi baru dan cara mengkombinasikannya.

Istilah pengelompokan ide (clustering) ini dikemukakan oleh Gabriele

Lusser Rico. Rico (dalam Hernowo, 2003:142) menyatakan bahwa bagian

paling sulit dalam menulis adalah sulitnya menuangkan ide ke dalam

tulisan, tidak mengetahui apa yang akan ditulis, yaitu apa temanya, dan

Page 57: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

42

bagaimana memulainya. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk

menanggulangi kesulitan ini, antara lain dengan membuat pengelompokan

ide (clustering). Setiap orang memiliki ide dalam benaknya, yang sulit

adalah menuangkanya dalam tulisan. Dengan membuat pengelompokan

ide (clustering), Anda dipaksa mengidentifikasi ide-ide pokok dan ide-ide

penunjangnya.

Ada dua prinsip penting yang harus diingat dalam melakukan

pengelompokan (clustering). Pertama, belum dipikirkan ide-ide yang yang

dihasilkan itu benar atau salah, penting tidak penting, dapat dipraktikan atau

tidak, dan sebagainya. Yang terpenting dalam proses ini adalah

pengumpulan ide-ide yang berkaitan dengan topik itu sebanyak-banyaknya.

Kedua, terjadinya tumpang tindih ide dianggap sebagai sesuatu yang wajar

karena memang belum dievaluasi. Nanti akan dipikirkan kembali sekaligus

ide-ide yang yang terkumpul itu akan dievaluasi dalam kesempatan

berikutnya (Darmadi, 1996:43).

Pengelompokan ide (clustering) merupakan prosedur yang dapat

membantu mengorganisasir informasi sebelum informasi dituliskan.

Clustering (pengelompokan ide) memberikan siswa berkesempatan untuk

berhubungan dengan pikiran bawah sadarnya sehingga tulisan lebih

mengandung emosi. Proses pembelajaran menulis lebih mudah jika

sebelumnya siswa telah menuangkan gagasan atau ide melalui

pengelompokan ide. Menurut Deporter (2004: 182-183) Adapun cara

membuat pengelompokan ide adalah sebagai berikut: (1) Menuliskan topik/

Page 58: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

43

gagasan utama ditengah-tengah selembar kertas kosong tak bergaris

dengan huruf kapital dan tulisan tebal, kemudian melingkupinya dengan

lingkaran; (2) Menuliskan asosiasi atau hubungan-hubungan yang terkait

dari gagasan utama dan kelompok di sekitar kata primer (gagasan utama/

topik) yang berada di pusat; (3) Melingkari setiap kata yang telah

dikelompokan di sekitar gagasan utama dan menghubungkannya dengan

lingkaran yang berada di pusat dengan menarik garis; (4) Meneruskan

membuat asosiasi-asosiasi dari kata-kata sekunder tadi yang memicu satu

rantai atau asosiasi lain, menuliskan serta melingkarinya sekalipun terlihat

tidak berhubungan; (5) Kembali pada kata primer (gagasan utama) yang

terletak di pusat dan meneruskan membuat asosiasi yang terlintas dalam

benak, kemudian melingkarinya dan menghubungkanya dengan menarik

garis; (6) Memperhatikan semua gagasan yang muncul dari satu kata

setelah pengelompokan terasa lengkap dan semua asosiasi telah

terkumpul; (7) Mencoret gagasan –gagasan yang dianggap tidak

berhubungan atau yang tidak ingin ditelusuri; (8) Menemukan “AHA”

(desakan untuk mulai menulis) dan memberi nomor urut yang tampaknya

logis pada setiap kata atau gagasan dalam pengelompokan tersebut; dan

(9) Mengembangkan gagasan berdasarkan urutan yang telah dibuat dalam

bentuk tulisan. Tidak perlu menggunakan semua kata/gagasan yang

terdapat dalam pengelompokan, cukup gagasan yang ingin dipergunakan.

Terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh ketika

menerapkan teknik pengelompokan ini. Teknik Pengelompokan membuat

Page 59: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

44

seseorang mampu melihat dan membuat hubungan antara gagasan-

gagasan yang telah tertuang, mampu mengembangkan gagasan tersebut

menjadi bagian yang lebih rinci dan mendalam serta mampu menelusuri

suatu konsep secara lebih merinci. Namun ada pula kelemahan-kelemahan

yang terdapat pada teknik ini. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah

sebagai berikut. (1) Jika ada peserta didik yang kurang kreatif, maka guru

harus memberikan lebih banyak motivasi dalam pembelajaran. (2) Teknik

ini memerlukan bimbingan ekstra dari guru sehingga jika guru tidak mampu

membimbing dan mengarahkan peserta didik, kemungkinan teknik ini tidak

dapat dilaksanakan dengan baik, (3) Kurang adanya kerjasama antara guru

dan peserta didik karena peserta diberi kebebasan untuk mengungkapkan

seluruh gagasannya. (4) Gagasan yang dihasilkan peserta didik kadang-

kadang menjadi tidak sesuai dengan materi karena gagasan yang terlalu

luas. (Abdurrahman, 2009: 182). Kelemahan penggunaan teknik ini juga

kemukakan oleh (Prasetyo, 2004: 42), dimana kebanyakan orang akan

menulis dengan banyak kata, kemungkinan seperti membuat catatan biasa,

sehingga akan membutuhkan banyak waktu untuk merevisi catatan

tersebut. Untuk itu, penggunaan teknik Clustering akan diterapkan pada

kegiatan mengarang terpimpin supaya hasil tulisan peserta didik tidak

melebar jauh dari tema.

7. Teknik Pemodelan (Modeling)

Menurut Briggs (Hartono, 2003: 24) model adalah seperangkat

prosedur yang bertujuan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian

Page 60: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

45

kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Ketiga hal tersebut memiliki

peran penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran yang

berupa alat peraga digunakan oleh guru untuk memudahkan dan

mempercepat proses belajar mengajar (Hartono, 2003: 24) .

Pemodelan atau teknik modeling adalah salah satu dari tujuh

komponen pembelajaran kontekstual (Senduk dan Nurhadi, 2003).

Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan

tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya

membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana

guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru

inginkan agar siswa melakukannya.

Asumsi sistim nyata diwujudkan dari sistim nyata dengan

menentukan faktor-faktor dominan (variabel, kendala, dan parameter) yang

mengendalikan perilaku dari sistim nyata (Taha, 1992). Dalam operation

research, yang dimaksudkan dengan model adalah representasi sederhana

dari sesuatu yang nyata. Dengan pengertian ini menunjukkan bahwa model

selalu tidak sempurna (Phillips, 1976). Pemodelan dapat berbentuk

demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar.

Dengan kata lain model itu dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu,

dan sebagainya. Dengan begitu, guru memberi model tentang bagaimana

cara belajar.

Pemodelan dapat diartikan sebagai upaya pemberian model

(contoh) yang berhubungan dengan materi dan aktivitas pembelajaran yang

Page 61: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

46

dilakukan siswa (Nuryatin, 2010). Pemodelan harus dilakukan secara

terencana agar memberikan sumbangan pada pemahaman dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar

mengalami peningkatan. Pemodelan dikatakan efektif apabila siswa

menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari, terlibat dengan lebih

antusias, memberikan variasi situasi, biaya dan waktu lebih efisien.

Teknik pemodelan merupakan teknik pembelajaran dengan

menggunakan model atau alat peraga. Kehadiran alat peraga akan

menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar lebih menarik dan

mengasyikkan serta siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Wujud

alat peraga atau model disesuaikan kebutuhan setiap mata pelajaran.

Dalam Depdiknas (2004:16) tercantum komponen pemodelan merupakan

bagian dari strategi pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah

pembelajaran keterampilan berbahasa atau pengetahuan tertentu ada

model yang bisa ditiru. Dalam hal ini, guru memberi model tentang cara

mengerjakan sesuatu dan bagaimana cara belajar. Siswa dapat dikatakan

menguasai keterampilan baru dengan baik jika guru memberi contoh dan

model untuk dilihat dan ditiru.

Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk

berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang

disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa

tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali

informasi dari model yang disediakan. Komponen pemodelan merupakan

Page 62: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

47

salah satu dari tujuh komponen pembelajaran kontekstual. Maksud

komponen pemodelan dalam pembelajaran adalah dalam sebuah

pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang

ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar

bola dalam olah raga, contoh karya tulis, dan cara melafalkan sesuatu.

Dalam pendekatan kontekstual komponen pemodelan, guru bukan

satu satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa.

Siswa bisa ditunjuk untuk memberikan contoh temannya cara melafalkan

suatu kata. Jika kebetulan ada siswa yang pernah memenangkan lomba

baca puisi atau memenangkan kontes berbahasa inggris, siswa tersebut

dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Siswa “contoh”

tersebut dikatakan sebagai model. Siswa lain dapat menggunakan model

tersebut sebagai standar kompetensi yang ingin dicapai.

Pemodelan adalah kegiatan pemberian model dengan tujuan untuk

membahasakan gagasan yang kita pikirkan, mendemonstrasikan

bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan

sesuatu yang kita inginkan. Dalam teknik pemodelan, guru bukan satu-

satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan model

dari luar. Dengan demikian, dalam pembelajaran menulis pengalaman

pribadi guru menghadirkan contoh atau model karangan bersumber

pengalaman yang ditulis penulis di media cetak atau hasil karangan siswa

itu sendiri untuk disajikan dalam pembelajaran. Hasil menulis pengalaman

pribadi siswa akan baik dan benar jika siswa terlebih dahulu mengetahui

Page 63: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

48

hal-hal yang berkaitan dengan menulis pengalaman pribadi melalui model

yang dihadirkan oleh guru. Guru juga dapat memberi contoh cara

mengerjakan sesuatu atau memberi model tentang bagaimana cara belajar

sebelum melaksanakan tugas, sehingga apa yang diamati dan ditiru dalam

demonstrasi tersebut dapat dilakukan siswa dalam belajar. Namun

demikian, tentunya guru bukan satu-satunya model pembelajaran. Model

dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan model dari luar.

Pemilihan komponen pemodelan dalam pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia merupakan upaya peningkatan keterampilan menulis dan

perubahan perilaku siswa. Persyaratan model yang baik untuk

pembelajaran keterampilan berbahasa khususnya menulis adalah (1)

relevan dengan kebutuhan siswa, (2) kontekstual, (3) sesuai dengan tingkat

siswa, (4) menarik, (5) praktis, (6) fungsional, (7) menantang, dan (8) kaya

aksi (Depdiknas, 2004: 22).

Model yang relevan dengan kebutuhan siswa adalah model

pembelajaran yang memang diperlukan peserta didik dalam kehidupannya,

sekarang dan yang akan datang. Dalam kaitannya dengan kebutuhan pada

masa yang akan datang, model yang perlu diangkat adalah model yang

dibutuhkan siswa dalam kehidupan mereka kelak di masyarakat setelah

menyelesaikan pendidikannya.

Model yang diangkat dalam pembelajaran keterampilan berbahasa,

khususnya menulis disesuaikan dengan tingkat siswa. Sebaiknya model

karangan bersumber pengalaman yang dihadirkan disesuaikan dengan

Page 64: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

49

tingkat kemampuan siswa. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan

penentuan model berdasarkan tingkatannya guru perlu mengetahui tingkat

kemampuan berbahasa siswa.

Model yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa

terutama menulis adalah model yang diminati dan disukai siswa. Dari sisi

isi, model yang diminati dan menarik bagi siswa tentunya model yang isinya

sesuai dengan kebutuhan siswa dan kehidupan siswa. Dari sisi bahasa,

model yang diminati dan menarik bagi siswa adalah model yang

diungkapkan dengan gaya pengungkapan siswa.

Model yang baik dan tepat digunakan dalam pembelajaran adalah

model yang menjamin dapat dipraktikkan dalam proses pembelajaran

secara praktis. Artinya, model tersebut bernilai praktis dalam pembelajaran

berbahasa.

Kefungsionalan model adalah model pembelajaran yang benar-

benar fungsional dalam arti cocok dengan tujuan pembelajaran dan benar-

benar berfungsi untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Model

pembelajaran yang digunakan bukan sekadar sebagai pelengkap proses

pembelajaran, tetapi benar-benar siswa berlatih terampil berbahasa

dengan berbagai variasi sesuai dengan fokus pembelajaran saat itu.

Teknik pemodelan memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-

kelebihan teknik pemodelan antara lain:

Page 65: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

50

1. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

inspirasi, ide, kreativitas, dan seluruh sikap intelektual yang ada pada

dirinya;

2. memupuk daya nalar siswa;

3. dapat melukiskan bentuk dan keadaan sebenarnya;

4. menghilangkan kebosanan dalam kegiatan proses belajar mengajar

Kelemahannya antara lain

1. kurang efesien dalam kegiatan belajar mengajar;

2. terbatasnya waktu (Nuryatin, 2010).

Model memegang peranan penting di bidang ilmu pengetahuan.

Biasanya dari segi ekonomi untuk menghemat (waktu, biaya) ataupun

komoditi berharga lainnya. Pemodelan bisa juga dilakukan untuk

menghindari resiko kerusakan sistim nyata. Dengan demikian sebuah

model diperlukan bilamana percobaan dengan sistim nyata menjadi

terhalang karena mahal, berbahaya ataupun merupakan sesuatu yang tidak

mungkin untuk dilakukan.

Teknik pemodelan erat kaitannya dengan membaca. Teknik ini

merupakan cara menulis dengan menggunakan sebuah contoh tulisan

yang digunakan sebagai model. Tulisan model tidak ditiru secara

keseluruhan, yang ditiru hanyalah kerangka dan bentuk karangan.

Adanya model dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk

berpikir kritis. Siswa akan terbantu dengan mengamati model yang

disediakan, sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa

Page 66: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

51

tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi siswa juga dapat menggali

informasi dari model yang disediakan. Tujuan utama teknik ini adalah untuk

mempermudah siswa dalam membuat suatu tulisan (Fitri Rahayu, Jurnal

Gramatika 2016:121) .

Pemodelan harus dilakukan secara terencana agar memberikan

sumbangan pada pemahaman dan keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran sehingga hasil belajar mengalami peningkatan. Pemodelan

efektif, apabila siswa menjadi lebih paham terhadap materi yang dipelajari

terlibat dengan antusias memberikan variasi situasi biaya dan waktu lebih

efisien (Abdullah Laratte, e-Jurnal Bahasantodea: 99).

8. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi Berdasarkan

Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling

Langkah-langkah teknik ini diungkapkan oleh Großmaß (2011: 36-

37) yaitu (1) Tahap pertama dimulai dengan inti dari cluster. Tulis dan

lingkari subtema yang dipilih dengan pena. (2) Tulis pikiran/ide-ide yang

mengikutinya dengan cepat tanpa memikirkan urutan yang logis dan

sistematis. (3) Setiap kata harus ada dilingkari dan diberi tanda panah

sebagai penghubung dari kata sebelumnya. (4) Jika arus pemikiran sudah

berhenti dan habis, buatlah konsep baru dan tuangkanlah cabang-cabang

pemikirannya dengan menggunakan tanda panah. (5) Jangan mencoba

berpikir tentang urutan kelogisan cabang-cabang tersebut karena akan

mengganggu jalannya kreativitas ide yang akan tertuang. (6) Ketika

Page 67: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

52

semuanya telah selesai, kegiatan yang pertama dilakukan adalah membuat

tatanan/urutan konsep penulisannya.

Pembelajaran menulis pengalaman pribadi yang dilakukan

menggunakan teknik pemodelan. Teknik pemodelan merupakan teknik

dalam pembelajaran yang menghadirkan model untuk diamati dan ditiru

oleh siswa di kelas. Dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi ini,

model yang digunakan adalah model atau contoh karangan bersumber

pengalaman. Kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini

adalah sebagai berikut:

1. guru mengadakan tanya jawab kepada siswa pernahkah mereka

membaca atau menulis pengalaman pribadi di media cetak;

2. guru menunjukkan beberapa model karangan bersumber pengalaman

yang ditulis oleh penulis di sebuah media cetak;

3. guru meminta siswa mendengarkan pembacaan model karangan

bersumber pengalaman;

4. guru meminta siswa mendiskusikan struktur menulis pengalaman dan

unsur-unsur cerita pengalaman yang telah dibacakan;

5. guru memperkuat penegasan hasil diskusi tentang struktur menulis

pengalaman dan unsur-unsur cerita pengalaman;

6. guru meminta siswa secara individual berlatih menulis pengalaman

pribadi;

7. guru meminta siswa menyunting bersama hasil karangan;

Page 68: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

53

8. guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil

belajar tentang menulis pengalaman pribadi.

9. Penilaian Menulis Karangan Narasi

Evaluasi keterampilan menulis merupakan suatu evaluasi yang

mengukur keterampilan siswa dalam mengungkapkan gagasan,

menentukan teknik penyajiannya (dalam mengarang), dan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam bahasa tulisan. Penekanan

evaluasi menulis adalah kepekaan siswa terhadap penggunaan pola-pola

kata yang tepat di dalam bahasa resmi tulisan. Kepekaan siswa terhadap

penggunaan pola-pola tersebut meliputi: 1) kesesuaian antara subjek

dengan bentuk kata kerja dalam kalimat, 2) kesejajaran bentuk kata dalam

kalimat, 3) pemakaian kata ganti, 4) penggunaan kata sifat, dan 5)

penggunaan kata tambahan (Safari dalam Mariani, 2008).

Keterampilan menulis siswa dapat diukur melalui berbagai kegiatan,

misalnya kegiatan: 1) menyalin, 2) menyadur, 3) membuat: ikhtisar, catatan,

formulir, bagan, denah, tabel; 4) menulis: laporan, notulen, hasil diskusi,

surat, pidato, poster. Iklan, kuitansi, riwayat hidup, dan

proposal/usulan/kegiatan. Secara khusus aspek yang dinilai dalam evaluasi

menulis adalah didasarkan pada ruang lingkup dan tingkat kedalaman

pembelajaran serta tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

Secara umum aspek yang dapat dinilai dalam evaluasi menulis di

antaranya: 1) aspek kebahasaan: isi; penalaran; ketepatan dan kesesuaian;

teknik penyajian; gaya penyajian dan bahasa; keterbacaan/kejelasan;

Page 69: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

54

ejaan, tanda baca; pilihan kata, dan 2) aspek penampilan dan sikap:

kesungguhan, memikat pembaca, hati-hati, teliti, bijaksana, dan berani dan

percaya diri.

Untuk mampu mengukur keterampilan menulis siswa, dalam

evaluasi enulis dapat ditanyakan hal-hal seperti berikut ini (Mariani, 2008).

1) Menguji kesesuaian antara subjek dan bentuk kata kerja dalam kalimat.

2) Menguji kesejajaran bentuk kata dalam kalimat.

3) Menguji pemakaian/penggunaan kata ganti, kata sifat, kata tambahan,

gaya bahasa, ejaan dan tanda baca.

4) Menguji kemampuan menyusun isi karangan atau menyusun ulang

kalimat/paragraf yang diacak tempatnya.

5) Menuliskan: a) nama diri berdasarkan hasil penyusunan nama diri

dengan menggunakan kartu huruf yang telah dilakukan, b) kata,

kalimat, paragraf atau wacana yang didektekan, c) pesan, perasaan,

atau keinginan, d) cerita berdasarkan gambar berseri, e) daftar kegiatan

sehari-hari dengan menggunakan tebel sederhana, f) kata-kata

berdasarkan urutan alfabet untuk membuat kamus, g) cerita atau

dongeng, h) pengalaman dalam bahasa puisi, i) poster yang berisikan

imbauan untuk menjaga kelestarian lingkungan, iklan, pengumuman,

slogan, atau imbauan, j) ucapan selamat, k) bermacam-macam surat

balasan (resmi/tak resmi), dan l) pesan ringkas (memo).

Page 70: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

55

6) Mencatat/mendaftar: a) keperluan sehari-hari untuk diri sendiri sendiri,

dan b) permaianan yang disenangi dengan menggunakan tabel

sederhana/dua kolom.

7) Mengisi: a) teka-teki secara berkelompok dan b) daftar isian/formulir,

wesel, tabungan, kartu pramuka, dan lain-lain.

8) Melengkapi cerita pada bagian awal, tengah, atau akhir yang

dihilangkan.

9) Membuat/menyusun: a) laporan: pengamatan, hasil kunjungan,

wawancara; b) paragraf yang diacak/kalimat-kalimat yang diacak

menjadi paragraf; c) kerangka karangan; d) buku harian, jadwal

pelaksanaan kegiatan; e) naskah pidato, sambutan tertulis; f) daftar

riwayat hidup; g) surat permohonan izin/pemberian maaf, surat

pembaca; dan h) karya tulis.

10. Keefektifan Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 374), keefektifan

berarti keadaan yang berpengaruh atau keberhasilan. Keefektifan

pembelajaran adalah keberhasilan yang diperoleh setelah pelaksanaan

proses belajar mengajar. Keefektifan mengajar yang dilakukan oleh guru

dalam proses interaksi belajar yang baik merupakan segala upaya guru

untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. mengetahui

Keefektifan pembelajaran dapat diketahui dengan memberikan tes. Hasil

tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran

(Trianto 2011: 18-21).

Page 71: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

56

Keefektifan pembelajaran dapat diukur berdasarkan beberapa

kriteria (Trianto: 20) yaitu:

1) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap

kegiatan belajar mengajar (KBM).

2) Rata-rata perilaku siswa melaksanakan tugas dengan baik.

3) Ketetapan antara isi materi ajar dengan kemampuan siswa (orientasi

keberhasilan siswa) diutamakan.

4) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif,

mengembangkan struktur kelas yang mendukung pembelajaran.

Keefektifan pembelajaran merupakan cita-cita dan harapan sekolah

sebagai institusi, masyarakat, keluarga, secara khusus guru dan siswa.

Keefektifan kegiatan pembelajaran dapat ditinjau dari dua aspek penting

yaitu kegiatan pengajaran guru dan kegiatan belajar siswa. Aspek ini

melihat kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami materi yang

disampaikan guru.

Keefektifan pembelajaran akan bergantung pada interaksi antara

guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa tersebut harus dibangun

dengan komunikasi yang baik dengan menggunakan beberapa metode

sehingga dapat terlaksana dengan efektif. Keefektifan tersebut dapat nilai

dengan meningkatnya nilai yang didapat oleh siswa.

Page 72: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

57

B. Kajian Penelitian yang Relevan

a. Ni Made Mita Anggraeyani, I Made Sutama, I Gede Nurjaya 2016

Penerapan Teknik Pemodelan Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen

Pada Siswa Kelas VIIK SMP Negeri 1 Negara, menggunakan

rancangan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif untuk

mengungkap fenomena yang terjadi pada saat penelitian. Dari hasil

tes yang telah dilakukan di kelas VIIK diperoleh skor rata-rata kelas

yaitu 82,92 dengan kategori baik. Dengan demikian, dapat

digambarkan bahwa dari keseluruhan siswa kelas VIIK yang

berjumlah 36 orang siswa, diperoleh 11 orang siswa (30,56%) yang

diraih oleh siswa dengan nomor absen 1, 6, 7, 9, 12, 14, 16, 28, 29,

35, dan 36 mendapat nilai sangat baik dan 25 orang siswa (69,44%)

mendapat nilai dengan kategori baik. Data tersebut mengindikasi

bahwa pemodelan dapat membantu dalam mencapai ketuntasan

hasil belajar siswa khususnya dalam menulis cerpen.

b. Rahayu Fitri 2016, Penerapan Teknik Pemodelan Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas VII

SMP, Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class

Action Research) atau yang disebut dengan PTK dengan rancangan

penelitian kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap

nilai prasiklus, siklus I, dan siklus II, diperoleh hasil thitung sebagai

berikut. Pertama, penganalisisan dilakukan dengan membandingkan

nilai prasiklus dengan siklus I. Berdasarkan hasil perhitungan

Page 73: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

58

tersebut, diperoleh thitung = 17,66 dengan harga ttabel = 2,042 pada

dk = 30 dan α = 0,05. Jadi, thitung>ttabel. Dengan demikian, terdapat

perbedaan yang signifikan Artinya, penggunaan teknik pemodelan

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis surat resmi.

Kedua, penganalisisan dilakukan dengan membandingkan nilai

siklus I dengan siklus II. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut,

diperoleh thitung = 6,9 dengan harga ttabel = 2,042 pada dk = 30 dan

á = 0,05. Jadi, thitung>ttabel. Dengan demikian, terdapat perbedaan

yang signifikan antara nilai siklus I dengan siklus II. Artinya,

penggunaan teknik pemodelan dapat meniingkatkan kemampuan

siswa dalam menulis surat resmi. Dengan demikian, antara

prasiklus, siklus I, dan siklus II terdapat perbedaan yang signifikan.

antara nilai prasiklus dengan siklus I.

c. Nofiyanti 2017, Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui

Metode Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar

Fotografi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian yang

digunakan adalah the randomized pretest-postest contol group

design (rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir

kelompok kontrol). Berdasarkan hasil analisis profil kemampuan

akhir siswa dalam menulis karangan narasi, diperoleh hasil bahwa

pada umumnya siswa telah mampu meningkatkan kemampuanya

dalam berbagai aspek. Dari segi aspek isi pada saat prates rata-rata

Page 74: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

59

nilai siswa 17 Atau sekitar 68% menjadi 20 atau 80%. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa telah mampu memahami dalam

menuliskan kesesuaian antara isi cerita dengan tema dan judul

dengan tepat. Dari aspek struktur narasi dari rata-rata nilai 17 atau

68% menjadi 18 atau 72%, hal ini artinya siswa telah memiliki

pemahaman yang cukup baik mengenai unsur narasi sehingga

mampu menggambarkan keseluruhan isi cerita dengan baik.

Dari beberapa penelitian terdahulu maka persamaan dengan

penelitian yang diteliti adalah menggunakan metode yang sama yaitu teknik

clustering dan teknik modeling. Adapun perbedaan dengan penelitian yang

diteliti adalah penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan

gabungan ke dua teknik tersebut. Pada penelitian ini pembelajaran menulis

karangan narasi terlebih menggunakan teknik clustering setelah siswa

mendapatkan ide karangan narasi yang mereka akan tulis, kemudian

dilanjutkan dengan memberikan model (contoh) karangan narasi.

C. Kerangka Pikir

Menulis karangan merupakan kompetensi dasar yang harus dipakai

oleh siswa dalam pengajaran sesuai dengan kurikulum yaitu kurikulum

2013. Dalam hal ini siswa sebagai subjek penelitian dituntut untuk menulis

karangan narasi secara bertahap. Menulis karangan narasi ini diawali ide

atau gagasan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan karangan

narasi adalah pengembangan (ide). Rangkaian cerita menurut waktu

kesesuaian dan kejelasan isi.

Page 75: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

60

Pada dasarnya pengajaran menulis karangan narasi mempunyai

tujuan supaya siswa memiliki kemampuan, pengalaman, serta dapat

memanfaatkan keterampilan menulis dalam berbagai keperluan.

Keterampilan menulis karangan narasi bukanlah hal yang mudah. Pada

dasarnya siswa SD/MI mengalami kesulitan menuangkan ide kedalam

bentuk tulisan.

Faktor lain berpengaruh pada kualitas hasil belajar siswa baik dari

segi nilai perilaku adalah strategi yang digunakan guru dalam mengajar.

Berdasarkan observasi dan keterangan dari guru kelas V SD Mattoangin I

dan II, selama ini guru belum menerapkan model pengelompokan ide

(clustering) dan model pemodelan (modeling) dalam proses pembelajaran

menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian

menggunakan model pengelompokan ide (clustering) dan model

pemodelan (modeling). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bagan kerangka

pikir di bawah ini.

Page 76: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

61

Bagan Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum K13

Menyimak Berbicara Membaca Menulis

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pembalajaran Konvensional:

Berupa ceramah, tanya jawab

1. Menggunakan Teknik

clustering mengelompokan

kata berdasarkan tema dari

karangan yang akan dibuat.

2. Menggunakan Teknik modeling

dengan membuat beberapa

contoh karangan

Posttest

Analisa :

Dari hasil posttest terlihat bahwa terjadi peningkatan

hasil menulis karangan narasi setelah dilakukan teknik

clustering dan teknik modeling dibandingkan dengan

model konvensional

Temuan :

Penggunaan teknik clustering dan teknik modeling

pada pembelajaran menulis karangan narasi

berpengaruh signifikan (efektif). Hal ini terlihat dari

peningkatan hasil post test siswa.

Page 77: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

62

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan

yang akan dicapai dan dipecahkan. Hipotesis hanya bersifat dugaan yang

mungkin benar atau justru salah. Adapun hipotesis penelitian ini, yaitu:

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan teknik clustering dan

teknik pemodelan dalam meningkatkan keterampilan menulis

karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan penerapan teknik clustering dan teknik

pemodelan dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi.

Page 78: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

63

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang sifatnya

True Experiment Design dengan pre-test, post-test kontrol group desain.

Penelitian ini disebut true experiment design karena dalam desain ini,

peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalanya

eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan

rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True Experiment

Design adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun

sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi

tertentu. Jadi, cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih

secara random. Bentuk True Experiment Design dibagi menjadi dua bentuk

yaitu:

a. Pretest-Postest Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara

random,kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal

adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil pretest yang baik apabila nilai kelompok eksperimen tidak

berbeda secara signifikan.Pengaruh perlakuan adalah (O2- O1)- (O4-

O3).

Page 79: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

64

b. Posttest-only control design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing

dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan

kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut

kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan

disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (treatment)

adalah (O1: O2). Dalam penelitian yang sesunguhnya, pengaruh

treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistic t-test misalnya.

Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksprimen

dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh

secara signifikan.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian dimana kelompok eksperimen dan kontrol

dibandingkan dua kelompok yang ada diberi pre-test, kemudian diberikan

perlakuan, terakhir diberikan post test, setelah itu diketahui hasil belajar,

R O1 X O2

R O3 X O4

R X O2

R X O4

Page 80: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

65

maka dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel desain penelitian

pretest-post test Control Group Design.

Tabel 3.1 Desain penelitian Control Group Design

Kelompok Pre-Test Perlakuan

Post-

Test

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Sumber: Sugiono (2014:112)

Keterangan :

X : Treatmen. (Kelompok eksperimen yang diberi

treatmen yaitu Pembelajaran menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi

menggunakan teknik clustering dan teknik

modeling

O1 & O3 : Kedua kelompok diobservasi dengan pre-test

untuk mengetahui belajar awal pembelajaran

menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi

O2 : pemberian posttest siswa setelah mengikuti

pembelajaran menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman pribadi

Page 81: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

66

O4 : pemberian posttest siswa yang diberi

pembelajaran menggunakan teknik clustering

dan teknik modeling

: .

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II

Makassar .Pemilihan tempat ini karena di sekolah tersebut hanya

menggunakan model konvensional dalam pembelajaran menulis karangan

narasi sehingga siswa merasa bosan dalam proses belajar. Objek yang

akan diteliti adalah Kefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Berdasarkan Pengalaman Pribadi Dengan Teknik Clustering dan Teknik

Modeling Pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin I dan II Makassar.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan selama 2 bulan mulai dari awal

pertengahan Mei sampai dengan pertengahan Juni 2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2016: 119) bahwa “populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruhh siswa kelas V SD Inpres SD

Negeri Mattoangin I dan II Makassar yang terdiri atas 4 kelas yaitu kelas Va

Page 82: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

67

dan Vb SD Negeri Mattoangin I dan Kelas Va dan Vb Kelas Mattoangin II

dengan jumlah keseluruhan siswa adalah 102 siswa.

Nama Sekolah Kelas Jumlah

SDN Mattoangin I V A 25

V B 27

SDN Mattoangin II V A 24

V B 26

2. Sampel

Sampel adalah sebagin dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga

dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian sampel yang digunakan

sebanyak 60 orang siswa dengan rincian 30 siswa SD Negeri Mattoangin I

yang terdiri dari 15 siswa dikelas Va dan 15 siswa di kelas Vb, 30 siswa SD

Negeri Mattoangin II yang terdiri dari 15 siswa dikelas Va dan 15 siswa di

kelas Vb.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Observasi

Digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

penyusunan tesis ini dengan caran mengamati cara belajar siswa

Page 83: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

68

dalam menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan

model pembelajaran yang diterapkan.

2. Teknik Tes

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan inti pelaksanaan

eksperimen. Pada kelas eksperimen diberikan pelajaran dengan

menggunakan model clustering (pengelompokan ide) dan modeling

(pemodelan) dan pada kelas kontrol menggunakan metode

konvensional. Tes pembelajaran Bahasa Indonesia pada masing-

masing kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang

akan dilakukan sebagai berikut:

a) Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk

mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum

diterapkannya model clustering dan modeling.

b) Tindakan (treatment)

Pada penelitian ini tindakan yang dilakukan dengan dua

langkah. Langkah pertama adalah dengan menggunakan

teknik clustering. Langkah kedua adalah dengan menggunakan

modeling.

Page 84: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

69

c) Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk

mengetahui pengaruh penggunaan clustering dan modeling

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menghimpun

data. Data yang diharapkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer

dan data sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa

tes. Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk

memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada

langkah pengumpulan informasi di lapangan (Sukardi, 2003:75). Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini yakni:

1. Tes Menulis Karangan Narasi

Tes menulis karangan narasi dalam penelitian ini yakni guru

meminta kepada siswa untuk membuat karangan narasi

berdasarkan pengalaman yang dialami oleh siswa. Guru

memberikan menstimulus siswa kepada siswa tentang apa saja

pengalaman yang dialami kemudian menuliskannya dalam sebuah

karangan narasi. Dalam menulis karangan narasi yang perlu

diperhatikan adalah kesesuain isi karangan dengan judul.

2. Skala Nilai (Rating Scale)

Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti check

list.Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat.

Didalam daftar rating scale tidak sekedar terdapat nama objek yang

Page 85: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

70

diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap

gejala tersebut. Penjenjangan menggunakan skala 5 yakni sangat

kurang, kurang, cukup, baik, sangat baik (Margono, 2004:160).

Tes adalah alat mengukur kemampuan murid, baik kemampuan

awal,perkembangan atau peningkatan selama dikenai tindakan dan

kemampuan pada akhir pembelajaran.

Tes menulis karangan narasi digunakan untuk mengukur

kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi. Kriteria

penilaian berdasarkan aspek :

a. Kesesuaian judul dengan isi

b. Rangkaian peristiwa menurut waktu

c. Diksi

d. Penggunaan ejaan dan tanda baca

e. Kohesi dan koherensi

f. Kerapian tulisan

Pedoman penilaian menulis karangan narasi ini terdiri dari

enam aspek yang kemudian dari masing-masing diberi skor

yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan dari masing-masing

aspek.

Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis Karangan Narasi Berdasarkan

Pengalaman Pribadi Kelas V SD Negeri Mattoangin II

Makassar

Page 86: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

71

No Aspek yang dinilai

Kualifikasi

1 2 3 4

1 Kesesuaian judul dengan tema

2 Struktur

3 Organisasi

4 Diksi

5 Penggunaan ejaan dan tanda baca

6 Kohesi dan koherensi

7 Kerapian tulisan

Skor

Keterangan :

4 = Amat baik

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Nilai siswa = skor : 30 x 100

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian.

1. Operasional Bebas (x)

Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan model clustering dan

modeling. Tahapannya yaitu, (1) Mencari gagasan dari pengalaman pribadi

yang telah dialami siswa, (2) Memberikan pengelompokan ide, (3)

Memberikan contoh beberapa karangan narasi.

Page 87: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

72

2. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat yaitu menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi menggunakan metode konvensional.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas

dua yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk

memberikan gambaran penerapan model clustering dan modeling pada

penulisan karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi dalam

pembelajaran bahasa Indonesia setelah penerapan model pembelajaran

menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi dengan model

clustering dan modeling pada siswa SD Negeri Mattoangin II. Data hasil

pengamatan terhadap pembelajaran menggunakan kategorisasi persentasi

pencapaian yaitu :

a. Aktivitas belajar dikategorikan sangat baik (A) dengan persentase 86%-

100%.

b. Aktivitas belajar dikategorikan baik (B) dengan persentase 70%-85%.

c. Aktivitas belajar dikategorikan cukup (C) dengan persentase 75%.

d. Aktivitas belajar dikategorikan kurang (D) dengan persentase 65%-

74%.

Page 88: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

73

Dalam analisis ini peneliti menetapkan tingkat keterampilan siswa

dalam membaca pemahahaman sesuai dengan prosedur yang

dicanangkan oleh Depdikbud (2003) yaitu:

Tabel 3.3 Kategori Menulis Karangan

No. Skor Kategori

1. 91 – 100 Sangat Tinggi

2. 81 – 90 Tinggi

3. 75 – 80 Sedang

4. 65-74 Rendah

2. Analisis Statistik Inferensial

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan model

clustering dan modeling dalam pembelajaran bahasa Indonesia terhadap

menuis karangan narasi berdasarkan pengalaman pada siswa SD Negeri

Mattoangin II Makassar, maka digunakan analisis uji- beda/ t-test (Analisis

data dengan menggunakan software SPSS 20.0 for windows). Sebelum

melakukan analisis hipotesis maka dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas yang bertujuan untuk melihat data tersebut telah berdistribusi

normal dan homogen.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov - Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria

Page 89: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

74

pengujian adalah “bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data

dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05

maka diinterpretasikan sebagai tidak normal”

b. Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas diketahui bahwa nilai

signifikansi pada pretest > 0,05, artinya data pretest kelompok ekperimen

dan kelompok kontrol merupakan varian yang sama, sedangkan nilai

signifikansi pada posttest > 0,05 yang berarti data posttest kelompok

ekperimen dan kelompok kontrol merupakan varian yang sama.

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

model clustering dan modeling terhadap menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman pada siswa Kelas V SD. Negeri Mattoangin II

Makassar

Perhitungan dilakukan menggunakan uji-t (Independent Samples t-

Test) dengan bantuan SPSS 20.0 for windows dengan taraf signifikansi

0,05. Uji-t dilakukan apabila data terdistribusi normal dan homogen dengan

ketentuan sebagai berikut: jika nilai sig.(2-tailed) > α (0,05) maka H0

diterima (tidak terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan

modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman); dan jika nilai sig.(2-tailed) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dengan

syarat nilai mean kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

mean kelas kontrol (terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan

Page 90: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

75

modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman)

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

model clustering dan modeling dalam pembelajaran menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman siswa pada Siswa kelas V SD. Negeri

Mattoangin II Makassar.

Hipotesis matematis yaitu:

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Dengan H0 : Tidak terdapat perbedaan menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi

dalam pembelajaran bahasa Indonesia

menggunakan model clustering dan modeling

dengan menggunakan cara konvensional.

H1 : Terdapat perbedaan menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman pribadi dalam

pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan

model clustering dan modeling dengan

menggunakan cara konvensional

Perhitungan dilakukan menggunakan uji-t (Independent Samples t-

Test) dengan bantuan SPSS 20.0 for windows dengan taraf signifikansi

0,05. Uji-t dilakukan apabila data terdistribusi normal dan homogen dengan

ketentuan sebagai berikut: jika nilai sig.(2-tailed) > α (0,05) maka H0

Page 91: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

76

diterima (tidak terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan

modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman); dan jika nilai sig.(2-tailed) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak dengan

syarat nilai mean kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai

mean kelas kontrol (terdapat pengaruh penggunaan model clustering dan

modeling terhadap pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman).

Pada kelompok pertama, dilakukan pembelajaran menulis karangan

narasi dengan menggunakan metode konvensional, yaitu dengan ceramah

dan tanya jawab. Setelah itu kemudian diberikan perlakuan dengan

menggunakan teknik clustering dan teknik modeling. Pertama-tama siswa

diberikan beberapa contoh ide untuk menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman. Kemudian siswa diberikan teknik modeling dengan

menyajikan contoh-contoh karangan narasi berdasarkan pengalaman.

Page 92: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SD Negeri Mattoangin I dan II

Kecamatan Mariso Kota Makassar yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen adalah kelas yang

diberikan perlakuan pada saat proses belajar mengajar berlangsung

menggunakan teknik clustering dan teknik modeling, sedangkan kelas

kontrol adalah kelas yang tidak diberikan perlakuan dan hanya

menggunakan pembelajaran konvensional atau ceramah. Siswa SD

Mattoangin I Kelas VA yang berjumlah 25 siswa dengan jumlah siswa laki-

laki 10 dan siswa perempuan sebanyak 15 siswa, sedangkan Kelas VB

yang berjumlah 27 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 dan siswa

perempuan sebanyak 16 siswa. Siswa SD Mattoangin II Kelas VA yang

berjumlah 24 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 10 dan siswa perempuan

sebanyak 14 siswa, sedangkan Kelas VB yang berjumlah 26 siswa dengan

jumlah siswa laki-laki 7 dan siswa perempuan sebanyak 19 siswa

Sebelum melaksanakan penelitian, pada tanggal 4 Maret 2019,

peneliti melakukan silaturahmi ke SD Mattoangin II Kecamatan Mariso Kota

Makassar, untuk membicarakan rencana penelitian bersama kepala

sekolah dan wali kelas V.A dan wali kelas V.B. Dari hasil diskusi

menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan penelitian mengikuti jadwal mata

Page 93: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

78

pelajaran yang dilaksanakan dua kali seminggu yaitu setiap hari selasa dan

Rabu, dengan alokasi waktu 2X40 menit.

Awal pelaksanaan penelitian yaitu pada hari Senin tanggal 13 Mei

2019 pada siswa kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B

sebagai kelas Kontrol di SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso

Kota Makassar. Adapun mata pelajarannya yaitu berpusat pada pelajaran

Bahasa Indonesia aspek keterampilan menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman, dengan menerapkan teknik clustering dan

modeling kelas VB dan pembelajaran konvensial pada kelas VA. Proses

penelitian eksperimen ini direncanakan yakni diberikan pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol kemudian memberikan perlakukan pada

kelas eksperimen. Setelah itu, diberikan postest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

1. Penggunaan Teknik Clustering Efektif Dalam Kemampuan

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa SD Negeri Mattoangin I

dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar

Hasil observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol dicatat

dalam lembar observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung.

Dilihat dari hasil analisis data observasi siswa kelas kontrol SD

menunjukkan bahwa persentase keaktifan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung sebesar 58,33% dikategorikan masih

Page 94: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

79

kurang. Pada observasi ini didapat bahwa aktivitas siswa dalam

memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran menulis karangan

narasi dengan menggunakan metode konvensional masih kurang.

Pada pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan teknik

clustering ini guru menjelaskan pembelajaran menulis karangan narasi

menggunakan pengelompokon kata berdasarkan ide atau tema dari

karangan narasi yang akan dibuat. Guru menuliskan ide atau tema

tersebut ditengah, kemudian Bersama-sama dengan siswa mencoba

mengelompokkan kata-kata berdasarkan ide tersebut. Setelah

mendapatkan sejumlah kata yang berkaitan dengan ide atau tema

karangan narasi, maka selanjutnya siswa disuruh membuat karangan

narasi dengan ide atau tema tadi berdasarkan kata-kata yang telah

mereka tentukan sebelumnya.

Dengan menggunakan teknik clustering siswa aktif dalam

memperhatikan penjelasan guru, hal ini disebabkan karena pada saat

menggunakan teknik clustering interaksi antara guru dan siswa lebih aktif

terjadi. Penentuan kata-kata yang akan dikelompokkan menjadi

karangan narasi dilakukan bersama-sama oleh guru dan siswa, bahkan

pada proses ini siswa lebih banyak aktif menentukan sedangkan guru

hanya bertugas untuk mengarahkan.

Setelah melakukan pembelajaran menulis karangan narasi

dengan menggunakan teknik clustering dan teknik modeling maka,

pada umumnya persentase siswa yang aktif selama proses

Page 95: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

80

pembelajaran berlangsung berdasarkan aspek yang diamati telah

mengalami peningkatan sebesar 75% untuk teknik clustering dan

78,33% untuk tenik modeling jika dibandingkan dengan aktivitas murid

sebelumnya.

Grafik 4.1 Perbandingan hasil aktivitas siswa kelas kontrol

dengan kelas eksperimen

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil aktifitas siswa

telah mengalami peningkatan dari 58,33% menjadi 75% dan 78,33%

karena telah dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran dimana

kelas kontrol menggunakan metode konvensional sedangkan kelas

eksperimen menggunakan teknik clustering dan modeling sehingga lebih

berpengaruh dibandingkan dengan metode konvensional. Hal ini selaras

yang dikemukan Dr. Georgi Lozanov, bahwa pada prinsipnya sugesti dapat

dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar (DePorter, 1999:14).

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Aktivitas Siswa

Kelas Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2

Page 96: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

81

Demikian pula yang dikemukakan oleh Hartono bahwa media

pembelajaran yang berupa alat peraga digunakan oleh guru untuk

memudahkan dan mempercepat proses belajar mengajar (Hartono, 2003:

24).

b. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik

1) Nilai Statistik Pretest Hasil Belajar

Nilai rata-rata hasil tes awal (Pretest) siswa pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen tidak jauh berbeda yaitu rata-rata 47,80 dan 49,70. Nilai hasil

evaluasi awal seluruh siswa kelas V pada SD. Negeri Mattoangin I dan II

masih di bawah KKM (≥ 75) yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil

evaluasi tersebut dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa keterampilan

menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi siswa sebelum

diterapkan teknik clustering dan modeling termasuk dalam kriteria kurang.

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Statistik Hasil Belajar Menulis

Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Kelas Kontrol

No Kategori nilai

statistik Nilai Modus

1 Nilai tertinggi 54

50 2 Nilai terendah 40

3 Nilai rata-rata 47,80

4 Standar deviasi 4,11

Page 97: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

82

Tabel 4.2 Distribusi Nilai Statistik Hasil Belajar Menulis Karangan

Narasi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Kelas Eksperimen Sebelum

Penggunaan Teknik Clustering Dan Modeling

No Kategori nilai

statistik Nilai Modus

1 Nilai tertinggi 56

51 2 Nilai terendah 41

3 Nilai rata-rata 49,70

4 Standar deviasi 3,37

2) Kategori hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen

Tabel 4.3 Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar

Postest Kelas Kontrol

Tabel 4.4 Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Postes Kelas Eksperimen Sebelum Penerapan Teknik Clustering Dan

Modeling

No Interval

nilai Kategori

Rata-rata

Persen (%)

I

1 0-69 Rendah 30 100

2 75-85 Sedang 0 0

3 86-90 Tinggi 0 0

4 91-100 Sangat tinggi 0 0

No Interval

nilai Kategori

Rata-rata

Persen (%)

1 0-69 Rendah 30 100

2 75-85 Sedang 0 0

3 86-90 Tinggi 0 0

4 91-100 Sangat tinggi 0 0

Page 98: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

83

c. Perbandingan Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Untuk mengetahui perbandingan nilai statistik antara kelas kontrol

dengan kelas eksperimen dapat dilihat di tabel 4.5 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil perbandingan pretest nilai statistik kelas

kontrol dengan eksperimen

No Kategori nilai

statistik

Nilai kelas

kontrol

Nilai kelas

eksperimen

1 Nilai tertinggi 54 56

2 Nilai terendah 40 41

3 Nilai rata-rata 47,80 49,70

4 Standar deviasi 4,11 3,37

Dapat diketahui bahwa nilai kelas ekserimen lebih tinggi daripada kelas

kontrol olehnya itu dapat dilihat dari grafik tersebut adalah sebagai

berikut:

Grafik 4.2 Perbandingan hasil analisis statistik pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen

0

10

20

30

40

50

60

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata Standar Deviasi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 99: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

84

Tabel 4.6 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II

Kecamatan Mariso Kota Makassar

Data

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest 1 Posttest 2

Nilai tertinggi 55 81 56 90 92

Nilai terendah 40 74 41 81 85

Mean 47,80 76,70 49,70 86,13 87,77

Median 48 76 50 86 87

Modus 50 75 51 87 86

Standar Deviasi 3,11 1,84 3,37 2,10 2,01

Berdasarkan tabel diatas, untuk kelas kontrol diperoleh data hasil

pretest yaitu: skor terbesar 54 dan skor terkecil 40, rata-rata (mean) sebesar

47,80 median sebesar 48, modus sebesar 50 dan standar deviasi sebesar

3,11. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 81 dan skor terendah 74,

rata-rata (mean) 76,60, median sebesar 76, modus sebesar 76 dan standar

deviasi 1,64.

Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data

hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu: skor terbesar 56 dan skor terkecil

41, rata-rata (mean) sebesar 49,70 , median sebesar 50 modus sebesar 51

dan standar deviasi sebesar 3,37. Data hasil posttest untuk eksperimen 1

(teknik clustering) skor tertinggi 90 dan skor terendah 81, rata-rata (mean)

86.13, median sebesar 86 modus sebesar 87 dan standar deviasi 2,10

Sedangkan data hasil posttest untuk eksperimen 2 (teknik modeling) skor

tertinggi 92 dan skor terendah 85, rata-rata (mean) 87.77, median sebesar

Page 100: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

85

87, modus sebesar 86 dan standar deviasi 2,01.

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Post test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No Kategori nilai

statistic

Nilai kelas

kontrol

Nilai kelas

eksperimen 1

Nilai kelas

eksperimen 2

1 Nilai tertinggi 81 90 92

2 Nilai terendah 74 81 85

3 Nilai rata-rata 76.70 86,13 87,77

4 Standar deviasi 1,84 2,10 2,01

Dapat diketahui bahwa nilai post test kelas ekserimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol olehnya itu dapat dilihat dari grafik tersebut adalah

sebagai berikut:

Grafik 4.4 Perbandingan Hasil Analisis Statistik

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai statistik kelas eksperimen jauh

lebih tinggi daripada kelas kontrol Dr. Georgi Lozanov, bahwa pada

prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar

(DePorter, 1999:14).

0

20

40

60

80

100

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Rata-Rata Standar Deviasi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 1

Page 101: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

86

Tabel 4.8 Distribusi dan frekuensi kategori hasil belajar posttest

kelas Eksperimen setelah penerapan teknik clustering

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kelas kontrol didominasi

pada kategori sedang dengan jumlah 28 siswa 93,33% sedangkan

kategori sangat rendah 2 siswa 6,67%. Untuk kelas eksperimen terjadi

peningkatan nilai siswa, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai

pada kategori sangat rendah, 8 orang siswa 26,67% berada pada

kategori sedang, 22 siswa 73,33% berada pada kategori tinggi dan

pada penggunaan teknik clustering ini tidak ada siswa yang berada

pada kategori sangat tinggi .

2. Penggunaan Teknik Modeling Efektif Dalam Kemampuan

Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

a. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa SD Negeri Mattoangin I

dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar

Hasil observasi aktivitas siswa pada kelas kontrol dicatat

dalam lembar observasi yang dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung.

No Interval

nilai kategori

Kelas Kontrol

% Kelas Eksperimen

%

1 0-74 Sangat rendah

2 6,67 0 0

2 75-85 Sedang 28 93,33 8 26,67

3 86-90 Tinggi 0 0 22 73,33

4 91-100 Sangat tinggi

0 0 0 0

Page 102: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

87

Dilihat dari hasil analisis data observasi siswa kelas kontrol SD

Negeri Mattoangin I dan II menunjukkan bahwa persentase keaktifan

siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebesar 58,33%

dikategorikan masih kurang. Pada observasi ini didapat bahwa aktivitas

siswa dalam memperhatikan penjelasan guru pada pembelajaran

menulis karangan narasi dengan menggunakan metode konvensional

masih kurang.

Pada pembelajaran menulis karangan narasi menggunakan teknik

modeling ini guru menjelaskan pembelajaran menulis karangan narasi

menggunakan beberapa contoh karangan narasi yang diambil dari

beberapa sumber belajar. Guru menunjukkan karangan tersebut kepada

siswa kemudian menyuruh mereka membaca karangan tersebut.

Setelah siswa membaca contoh-contoh karangan kemudian guru

menyuruh siswa untuk menulis karangan narasi berdasarkan

pengalaman pribadi berdasarkan model yang telah mereka lihat

sebelumnya.

Dengan menggunakan teknik modeling siswa aktif dalam

memperhatikan penjelasan guru, hal ini disebabkan karena pada saat

menggunakan teknik modeling interaksi antara guru dan siswa lebih aktif

terjadi. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan beberapa contoh

karangan narasi .

Aktivitas siswa pada tabel menunjukkan bahwa pada umumnya

persentase siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung

Page 103: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

88

berdasarkan aspek yang diamati telah mengalami peningkatan sebesar

78,33% jika dibandingkan dengan aktivitas siswa sebelum penerapan

teknik modeling.

Grafik 4.5 Keaktifan Siswa SD Negeri Mattoangin I dan II dengan Teknik modeling

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil aktifitas siswa telah

mengalami peningkatan dari 58,33% menjadi 78,33% karena telah

dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran dimana kelas kontrol

menggunakan metode konvensional sedangkan kelas eksperimen

menggunakan teknik modeling sehingga lebih berpengaruh dibandingkan

dengan metode konvensional. Hal ini selaras yang dikemukan Dr. Georgi

Lozanov, bahwa pada prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi

hasil situasi belajar (DePorter, 1999:14). Demikian pula yang dikemukakan

oleh Hartono bahwa media pembelajaran yang berupa alat peraga

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Keaktifan Siswa

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 104: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

89

digunakan oleh guru untuk memudahkan dan mempercepat proses belajar

mengajar (Hartono, 2003: 24)

b. Hasil Belajar Dengan Analisis Statistik

Berdasarkan hasil dari uji instrumen soal pretest dan soal posttest

dapat diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai tertinggi di kelas kontrol

sebesar 55 dan nilai terendah 40 dan memperoleh rata-rata nilai sebesar

47,8. Sementara hasil belajar siswa di kelas eksperimen memperoleh nilai

tertinggi sebesar 56 dan nilai terendah sebesar 41 dan memperoleh rata-

rata nilai sebesar 50,6.

Setelah dilakukan uji instrumen pretest dikedua kelas tersebut maka

dilakukan uji instrumen posttest dikelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berikut ini hasil uji instrumen posttest kelas kontrol yang memperoleh nilai

tertinggi sebesar 81 dan nilai terendah 74 sehingga rata- rata nilai yang

siswa peroleh sebesar 76,7. Berikutnya hasil posttest kelas eksperimen

memperoleh nilai tertinggi sebesar 92 dan nilai terendah sebesar 85

sehingga rata-rata nilai siswa kelas kontrol sebesar 87,77. Berikut ini

diagram batang hasil belajar siswa kelas VA dan VB eksperimen dan kelas

kontrol:

Page 105: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

90

Grafik 4.6 Rata-Rata Nilai Siswa Kelas Eksperimen dengan Teknik modeling

c. Perbandingan Nilai Statistik

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen yang terdiri

dari 30 siswa SD Negeri Mattoangin I dan 30 siswa SD Negeri Mattoangin II

, disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.9 Rekapitulasi Distribusi Data Kelas Eksperimen

Teknik Modeling Dan Kelas Kontrol

Data

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai tertinggi 54 80 52 92

Nilai terendah 40 74 42 85

Mean 47,27 76,6 48,87 87,77

Median 47 76 50 87

Modus 46 76 51 86

Standar Deviasi 4,06 1,64 2,61 2,01

Berdasarkan tabel di atas, untuk kelas kontrol diperoleh data hasil

pretest yaitu: skor terbesar 54 dan skor terkecil 40, rata-rata (mean) sebesar

47,27 median sebesar 47, modus sebesar 46 dan standar deviasi sebesar

70

75

80

85

90

Rata-Rata

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Page 106: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

91

4,06. Sedangkan data hasil posttest skor tertinggi 81 dan skor terendah 74,

rata-rata (mean) 76,60, median sebesar 76, modus sebesar 76 dan standar

deviasi 1,64.

Berdasarkan tabel diatas, ukuran pemusatan dan penyebaran data

hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu: skor terbesar 52 dan skor terkecil

42, rata-rata (mean) sebesar 48,87 , median sebesar 50 modus sebesar 51

dan standar deviasi sebesar 2,61. Data hasil posttest untuk eksperimen 2

(teknik modeling) skor tertinggi 92 dan skor terendah 85, rata-rata (mean)

87.77, median sebesar 87, modus sebesar 86 dan standar deviasi 2,01.

Tabel 4.10 Rekapitulasi Distribusi data Kelas Eksperimen

No Kategori nilai

statistik

Nilai kelas

kontrol

Nilai Kelas

Eksperimen 2

1 Nilai tertinggi 81 92

2 Nilai terendah 74 85

3 Nilai rata-rata 76.70 87,77

4 Standar deviasi 1,84 2,01

Dapat diketahui bahwa nilai kelas ekserimen lebih tinggi daripada

kelas kontrol olehnya itu dapat dilihat dari grafik tersebut adalah sebagai

berikut:

Page 107: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

92

Grafik 4.7 Perbandingan Hasil Analisis Statistik

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai statistik kelas eksperimen jauh

lebih tinggi daripada kelas kontrol Dr. Georgi Lozanov, bahwa pada

prinsipnya sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar

(DePorter, 1999:14).

Tabel 4.11 Distribusi Dan Frekuensi Kategori Hasil Belajar Postes

Kelas Eksperimen Setelah Penerapan Teknik Modeling

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Tertinggi NIlai Terendah Rata-Rata Standar Deviasi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

No Interval

nilai kategori

Kelas Kontrol

% Kelas Eksperimen

%

1 0-74 Sangat rendah

2 6,67 0 0

2 75-85 Sedang 28 93,33 3 10

3 86-90 Tinggi 0 0 25 83,33

4 91-100 Sangat tinggi

0 0 2 6,67

Page 108: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

93

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai kelas kontrol didominasi pada

kategori sedang dengan jumlah 28 siswa 93,33% sedangkan kategori

sangat rendah 2 siswa 6,67%. Untuk kelas eksperimen terjadi peningkatan

nilai siswa, tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai pada kategori

sangat rendah, 3 orang siswa 10% berada pada kategori sedangkan dan 25

siswa 83,33% berada pada kategori tinggi dan 2 siswa 6,67% berada pada

kategori sangat tinggi.

3. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman

Pribadi dengan Teknik Clustering

Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok siswa yang berbeda pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama,

dapat dilakukan pengujian perbedaan sampel tidak berkorelasi

(Independent t test). Pengujian perbedaan independent t test juga dilakukan

untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan

kelas eksperimen setelah menerapkan teknik clustering dan modeling

terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman

pribadi dan pembelajaran konvensional dalam menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman. Namun demikian, sebelum analisis data dengan

uji perbedaan tersebut atau uji t, perlu dilakukan uji analisis yang meliputi

uji normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data penelitian diuraikan

sebagai berikut.

Page 109: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

94

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Tests of Normality

Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kontrol .104 30 .200* .972 30 .589

Eksperimen .132 30 .196 .954 30 .215

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen Teknik Clustering

Tests of Normality

Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Postest Kontrol .181 30 .013 .924 30 .033

Eksperimen .142 30 .130 .965 30 .423

Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan

berdistriusi normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum

mendapatkan perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol dan

eksperimen. Tabel Uji normalitas Xhitung < Xtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.

Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Postest Based on Mean 2.035 1 58 .159

Based on Median 2.135 1 58 .149

Based on Median and with

adjusted df

2.135 1 57.968 .149

Based on trimmed mean 2.115 1 58 .151

Page 110: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

95

Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen dengan Teknik Clustering

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Postest Based on Mean .175 1 58 .677

Based on Median .236 1 58 .629

Based on Median and with

adjusted df

.236 1 58.000 .629

Based on trimmed mean .201 1 58 .655

Berdasarkan tabel homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen

terdapat nilai signifikansi pretest 0,159, nilai signifikansi posttest teknik

clustering kelas eksperimen 0,677. Hasil tersebut memperlihatkan nilai

signifikansi pretest dan posttest > 0,05 sehingga data dikatakan homogen

berdasarkan Uji homogenitas sehingga bisa dilanjutkan pada uji T.

Tabel 4.16 Uji T Independent Samples T-test (Posttest) Teknik

Clustering

Levene's

Test

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Posttest Equal variances assumed ,175 .677 -18.158 58 .052 -9.433 .5094

Equal variances not assumed -18.158 57.048 .132 -9.433 .5094

Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil nilai t hitung untuk teknik

clustering kelas eksperimen adalah 18,158 dengan t table 2,048 dan nilai

signifikan (Sig) 0,677 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menulis karangan narasi

Page 111: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

96

berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan teknik clustering dengan

pembelajaran konvensional.

4. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman

Pribadi dengan Teknik Modeling

Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok siswa yang berbeda pada

kelas kontrol dan kelas eksperimen berangkat dari kondisi awal yang sama,

dapat dilakukan pengujian perbedaan sampel tidak berkorelasi

(Independent t test). Pengujian perbedaan independent t test juga dilakukan

untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dengan

kelas eksperimen setelah menerapkan teknik clustering dan modeling

terhadap keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman

pribadi dan pembelajaran konvensional dalam menulis karangan narasi

berdasarkan pengalaman. Namun demikian, sebelum analisis data dengan

uji perbedaan tersebut atau uji t, perlu dilakukan uji analisis yang meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data penelitian diuraikan

sebagai berikut.

Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen Teknik Modeling

Tests of Normality

Faktor Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pretest Kontrol .181 30 .013 .924 30 .033

Eksperimen .148 30 .090 .932 30 .054

Page 112: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

97

Dari tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan

berdistriusi normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum

mendapatkan perlakuan yang diterapkan pada kelas kontrol dan

eksperimen. Tabel Uji normalitas Xhitung < Xtabel sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi normal.

Tabel 4.18 Uji Homogenitas Postest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen dengan Teknik Modeling

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Postest Based on Mean .666 1 58 .418

Based on Median .735 1 58 .395

Based on Median and with

adjusted df

.735 1 55.309 .395

Based on trimmed mean .686 1 58 .411

Berdasarkan tabel homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen

terdapat nilai signifikansi pretest 0,159,, nilai signifikansi posttest teknik

modeling kelas eksperimen adalah 0,418. Hasil tersebut memperlihatkan

nilai signifikansi pretest dan posttest > 0,05 sehingga data dikatakan

homogen berdasarkan Uji homogenitas sehingga bisa dilanjutkan pada uji

T.

Page 113: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

98

Tabel 4.19 Uji T Independent Samples T-test (Posttest)

Teknik Modeling

Levene's Test

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Posttest Equal variances assumed 0,666 .418 -22.227 88 .253 -11.066 .4979

Equal variances not

assumed

-22.227 57.550 .327 -11.066 .4979

Berdasarkan tabel diatas terlihat hasil nilai t hitung untuk teknik

modeling siswa SD. Negeri Mattoangin I adalah 22,227 dengan t table 2,048

dan nilai signifikan (Sig) 0,418 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan teknik modeling

dengan pembelajaran konvensional.

5. Pembahasan Hasil Penelitian

Penerapan teknik clustering dan teknik modeling pada SD. Negeri

Mattoangin I dan II Kota Makassar dimulai dengan memberikan

pengelompokan kata-kata berdasarkan ide atau judul karangan narasi yang

akan disusun. Guru mengarahkan siswa untuk menemukan kata-kata

tersebut lalau menyusun kata-kata tersebut untuk disusun menjadi

karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi. Untuk teknik modeling,

guru memberikan beberapa contoh karangan narasi berdasarkan

pengalaman, kemudian menyuruh siswa untuk membaca dan memahami

model-model karangan tersebut. Kemudian, guru menyuruh siswa untuk

Page 114: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

99

membuat karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi sesuai dengan

kata mereka.

Sebelum diterapkan teknik clustering dan teknik modeling pada

pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi,

data yang didapatkan untuk kelas kontrol pretest siswa diperoleh: skor

tertinggi 55 dan skor terendah 40, rata-rata (mean) sebesar 47,80, median

sebesar 48, modus sebesar 50 dan standar deviasi sebesar 4,11. Data

yang diperoleh pada pretest kelas eksperimen yaitu: skor tertinggi 56 dan

skor terendah 41, rata-rata (mean) 49,70, median 50, modus 51 dan standar

deviasi 3,37. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

keterampilan menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi SD

Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar sebelum

diterapakan teknik clustering dan teknik modeling termasuk dalam kategori

kurang.

Setelah penerapan teknik clustering dan teknik modeling pada

pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi

pada SD Negeri Mattoangin I dan II Kecamatan Mariso Kota Makassar

maka postest kelas kontrol diperoleh data yaitu: skor tertinggi 81 dan skor

terendah 74, rata-rata (mean) 76,70, median 76, modus 75 dan standar

deviasi 1,84. Data hasil postest kelas eksperimen untuk teknik clustering

SD. Negeri Mattoangin I diperoleh data yaitu: skor tertinggi 90 dan skor

terendah 81, rata-rata (mean) 86.13, median 86, modus 87 dan standar

deviasi 2,10. Data hasil postest kelas eksperimen untuk teknik modeling

Page 115: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

100

diperoleh data yaitu: skor tertinggi 92 dan skor terendah 85, rata-rata

(mean) 87,77, median 87, modus 86 dan standar deviasi 2,01.

Berdasarkan nilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan teknik clustering dan teknik

modeling pada pembelajaran menulis puisi berdasarkan pengalaman

pribadi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal itu dapat

dibuktikan dari nilai rata-rata siswa kelas kontrol 76.70. Nilai rata-rata kelas

postest untuk teknik clustering 86,13. Nilai Rata-rata postest untuk teknik

modeling 87,77.

Pada Uji T, terlihat hasil T hitung untuk teknik clustering nilai t hitung

18,158 dengan t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,677 > 0,05 dengan

t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,304 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran menulis

karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan teknik

clustering dengan pembelajaran konvensional.

Pada uji T dengan menggunakan keknik modeling siswa nilai t hitung

untuk teknik modeling siswa SD. Negeri Mattoangin I adalah 22,227 dengan

t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,418 > 0,05. Sedangkan hasil nilai t

hitung untuk teknik modeling siswa SD. Negeri Mattoangin II adalah 17,968

dengan t table 2,048 dan nilai signifikan (Sig) 0,435 > 0,05. Maka, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk pembelajaran

menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan

teknik modeling dengan pembelajaran konvensional.

Page 116: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

101

Untuk pengamatan kegiatan pembelajaran konvensional sebagai

kelas kontrol yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional,

siswa tidak semangat untuk belajar, kurang aktif, banyak yang merasa

bosan akhirnya berbicara bahkan ada yang bermain dan bergurau sesama

teman. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

menerapkan teknik clustering dan teknik modeling lebih efektif berhasil

mengingkatkan hasil belajar siswa dibandingkan menggunakan

pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Sedangkan untuk kegitan

pembelajaran menuils karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi

dengan teknik clustering dan teknik modeling siswa semangat untuk

belajar, aktif, sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil belajar

membaca pemahaman sangat efektif.

Menurut Weinsten dan Meyer (Trianto, 2007:143) pengajaran yang

baik meliputi mengajarkan siswa bagaimana berpikir, dan bagaimana

memotivasi diri mereka sendiri. Oleh karena itu, strategi belajar dalam

pembelajaran adalah strategi yang dapat membantu siswa untuk berpikir

dan memahami materi. Gabriele Lusser Rico. Rico (dalam Hernowo,

2003:142) menyatakan bahwa bagian paling sulit dalam menulis adalah

sulitnya menuangkan ide ke dalam tulisan, tidak mengetahui apa yang akan

ditulis, yaitu apa temanya, dan bagaimana memulainya. Banyak cara yang

dapat ditempuh untuk menanggulangi kesulitan ini, anatara lain dengan

membuat pengelompokan ide (clustering). Setiap orang memiliki ide dalam

benaknya, yang sulit adalah menuangkanya dalam tulisan. Dengan

Page 117: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

102

membuat pengelompokan ide (clustering), Anda dipaksa mengidentifikasi

ide-ide pokok dan ide-ide penunjangnya. Dalam Depdiknas (2004:16)

tercantum komponen pemodelan merupakan bagian dari strategi

pembelajaran kontekstual. Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran

keterampilan berbahasa atau pengetahuan tertentu ada model yang bisa

ditiru. Dalam hal ini, guru memberi model tentang cara mengerjakan

sesuatu dan bagaimana cara belajar. Siswa dapat dikatakan menguasai

keterampilan baru dengan baik jika guru memberi contoh dan model untuk

dilihat dan ditiru.

Menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam

rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa

tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. (Nurudin, 2007:4). Menurut

Semi (2007:58-61) menjelaskan langkah-langkah menulis narasi yaitu (1)

tulislah jaringan peristiwa dalam urutan dan kaitan yang jelas; (2) selipkan

dialog jika mungkin dan jika perlu; (3) pilih detail cerita secara teliti; (4)

tetapkan pusat pengisahan secara tegas.

Teknik Clustering (pengelompokan) adalah cara memilih gagasan-

gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, tanpa

pertimbangan (De Porter, 2000:181). Pengelompokan ide (clustering)

merupakan prosedur yang dapat membantu mengorganisasir informasi

sebelum informasi dituliskan. Clustering (pengelompokan ide) memberikan

siswa berkesempatan untuk berhubungan dengan pikiran bawah sadarnya

sehingga tulisan lebih mengandung emosi. Dari hasil penelitian di atas

Page 118: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

103

terlihat bahwa dengan meggunakan teknik clustering pada pembelajaran

menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi, siswa lebih

mampu menangkap materi yang dibawakan oleh guru karena terbantu

dengan pengelompokan kata yang dilakukan sebelumnya sehingga siswa

dapat lebih menunjukkan kemampuan mereka dalam menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi.

Pemodelan atau teknik modeling adalah salah satu dari tujuh

komponen pembelajaran kontekstual (Senduk dan Nurhadi, 2003).

Maksudnya, dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan

tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan pada dasarnya

membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan gagasan

tersebut. Penerapan teknik modeling dalam pembelejaran menulis

karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan keefektifan berdasarkan peningkatan nilai posttest

siswa. Dengan penerapan teknik modeling dalam pembelajaran narasi

berdasarkan pengalaman pribadi, siswa mampu membuat karangan narasi

berdasarkan pengalaman pribadi yang lebih baik karena mereka

diperlihatkan beberapa model karangan narasi sehingga mereka mampu

membuat karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi mereka

setelah memperhatikan model-model karangan narasi tersebut.

Page 119: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

104

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Pembelajaran menggunakan teknik clustering dan teknik modeling siswa

lebih aktif dalam memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh

guru dibandingkan dengan metode konvensional yang selama ini

dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi keaktifan siswa yang

menunjukkan adanya peningakatan keaktifan siswa.

2. Penggunaan teknik clustering dalam pembelajaran menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi pada siswa SD. Negeri

Mattoangin I dan II efektif hal ini berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan terlihat nilai rata-rata siswa kelas kontrol 76,70. Nilai rata-

rata kelas postest untuk teknik clustering 86,13. Terlihat hasil T hitung

untuk teknik clustering adalah 18,158 dengan t table 2,048 dan nilai

signifikan (Sig) 0,677 > 0,05.

3. Penggunaan teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi pada siswa SD. Negeri

Mattoangin I dan II efektif terlihat dari nilai rata-rata postest untuk teknik

modeling 87,77. Nilai t hitung adalah 22,227 dengan t table 2,048 dan nilai

signifikan (Sig) 0,418 > 0,05.

Page 120: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

105

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis

mengajukan saran :

1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menggunakan Teknik

clustering dan Teknik modeling dalam pembelajaran menulis karangan

narasi berdasarkan pengalaman pribadi.

2. Untuk mempermudah dalam pencapaian kompetensi dasar diharapkan

kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran yang menarik

bagi siswa.

3. Penelitian ini sangat terbatas, baik dari segi jumlah variabel maupun

dari segi populasinya yang hanya terdiri dari dua sekolah, sehingga

disarankan kepada para peneliti di bidang pendidikan khususnya

pendidikan bahasa Indonesia untuk melakukan penelitian lebih lanjut

dengan jumlah variable dan populasi yang lebih luas guna memperluas

hasil-hasil penelitian ini.

Page 121: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

106

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Tarman A, PROSIDING Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi “Membangun Sinergitas dalam Penguatan Pendidikan Karakter pada Era IR 4.0” Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia, 24 Maret 2018

Akhadiah, Sabarti dkk. 1998. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung: Alfabeta.

Charlie. 2008. Tujuan dan Jenis-jenis Menulis, (Online),

(http://www.sekolahdasar.net/2012/04/tujuan-dan-jenis-jenis-

menulis.html#ixzz2IkuH58nJ, diakses tanggal 22 April 2018)

DePorter, Bobbi & Hernacki. 2007. Quantum Learning. Abdurahman, A.

Bandung: Kaifa.

DePorter, Bobbi, dkk. 2000. Quantum Teaching Mempraktikan Quantum Teaching di Ruang-ruang kelas. Bandung. Mizan Media Utama.

Doyin dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya

Ilmiah. Semarang: UNNES Press

Fitri, Rahayu. 2016, Penerapan Teknik Pemodelan Untuk Meningkatkan

Kemampuan Menulis Surat Resmi Kelas VII SMP, Jurnal

Gramatika: STKIP PGRI Sumatera Barat

Hernowo. 2005. Quantum Writing. Bandung: MCL.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran,

Malang: Penerbit Universitas Universitas Negeri Malang.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa.

Ende: Nusa Indah

Keraf, Gorys. 2010. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Mulyati, Yeti dkk. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka

Page 122: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

107

Munirah, 2015, Keefektivan Strategi Brainstorming dalam Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi Siswa Kelas Xi Sma Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa, Jurnal Konfiks, Universitas Muhammadiyah Makassar

Ni Made Mita Anggraeyani, dkk. 2016., Penerapan Teknik Pemodelan

Dalam Pembelajaran Menulisan Cerpen Pada Siswa Kelas VIIK

SMP Negeri 1 Negara, eJournal Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol: 5

No: 3 Tahun:2016. Universitas Pendidikan Ganesha.

Nofiyanti, 2013. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Melalui Metode

Pengelompokan Ide (Clustering) Berbasis Media Gambar Fotografi,

Jurnal Semantik Vol 2 No 1: STKIP Siliwangi Bandung

Nura, Amris. 2003. Problematik Pengajaran Keterampilan Menulis Lanjut:

Upaya Menumbuhkembangkan Minat Menulis di Usia Dini. Jurnal

Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni. Vol.4, No.1. Padang: UNP

Press

Senduk Agus dan Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual

Teaching And Learning/CTL) Dan Penerapannya Dalam KBK.

Nurudin. 2010. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press

Pengembangannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung:

Angkasa

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.

Sukardi. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas : Implementasi dan

Suparno dan Mohamad Yunus. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:

Universitas Terbuka

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa Tim Penyusun Kamus Pusat

Page 123: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

108

Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Wibowo, Teguh. 2008. Jurus Maut Menguasai Materi Bahasa Indonesia

SMA/MA. Jogjakarta: LOCUS.

Widyamartaya, Aloys. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi. Yogyakarta.

Pustaka Widyatama

Wiyanto, Asrul, 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarfta: Grasindo

.”(sugiyarto, https://alquranmulia.wordpress.com/2013/09/16/tafsir-ibnu-

katsir-surah-al-qalam-1/, diakses tanggal 6 September 2018 pukul 18:00 )

Page 124: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

VALIDITAS ISI

“KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

BERDASARKAN PENGALAMAN DENGAN TEKNIK CLUSTERING DAN TEKNIK

MODELING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MATTOANGIN II”.

HAFSAH AM

Kepada YTH

Bapak/Ibu

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya sangat mengharapkan partisipasii Bapak/Ibu dalam memberi saran terhadap instrument penilaian yang saya kembangkan dalam rangka penelitian “Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik Modeling pada

Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin II” .

Page 125: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN ISNTRUMEN PENELITIAN YANG AKAN DI VALIDASI :

1.1 Lembar Validasi

1.2 Lembar Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar (pretest dan postest)

1.3 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (pretest)

1.4 Lembar Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar (pretest)

1.5 Lembar Soal Tes Hasil Belajar (posttest)

1.6 Lembar Kunci Jawaban Soal Tes Hasil Belajar (postest)

1.7 Lembar Validasi Instrumen

1.8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

1.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

1.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen

1.11 Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol

1.12 Lembar Validasi Observasi Guru

1.13 Lembar Validasi Observasi Guru

1.14 Lembar RPP Kelas Eksperiment

1.15 Lembar RPP Kelas Kontrol

Page 126: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.1 LEMBAR VALIDASI

Nama Validator : DR. Ernawati, M. Pd

Instansi : Sekolah Pasca Sarjana UHAMKA Jakarta

Petunjuk Pengisian

a. Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai untuk menilai ketearampilan

menulis teks narasi sejarah.

b. Mohon menulis kesimpulan pada tempat yang tersedia dengan memilih salah

satu kategori yang sesuai.

c. Jika ada yang perlu dikomentari, tuliskan pada tempat yang tersedia.

No Aspek yang di nilai Kualifikasi

1 2 3 4 5

1 Kesesuaian judul dengan tema √

2 Struktur √

3 Organisasi √

4 Diksi √

5 Penggunaan ejaan dan tanda baca √

6 Kohesi dan koherensi √

7 Kerapian tulisan √

Skor 24

Kritik dan Saran :

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Makassar, 25 April 2019

Validator

DR. Ernawati, M. Pd

Page 127: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.2

KISI-KISI TES HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MATERI KARANGAN TEKS NARASI SEJARAH

(PRETEST dan POSTEST)

No

So

al

Kompetensi

Dasar

Indikator Level

kognitif

Soal Bentuk

Soal

1.

4.5 Memaparkan

informasi

penting dari

teks narasi

sejarah

menggunakan

aspek: apa, di

mana,

kapan,siapa,

mengapa, dan

bagaimana

serta kosakata

baku dan

kalimat efektif

4.5.2 Menuliskan

karangan teks

narasi sejarah

berdasarkan

informasi

penting yang

telah

ditemukan

dengan

menggunakan

kata-kata

sendiri.

C3 1. Buatlah sebuah karangan

narasi berdasarkan

pengalaman pribadi !

Bacalah teks narasi di

bawah ini !

Perkemahan yang

menyenangkan

Liburan semester kuisi

dengan melakukan

perkemahan. Saya bersama

rombongan pramukan SD.

Mattoangin II Makassar

berkumpul di sekolah

kemudian bersama-sama

berangkat ke tujuan dengan

menggunakan sebuah bus.

Perjalanan ke temapt tujuan

kami tempuh selama 2 jam.

Sesampainya di tempat

tujuan, kami kemudian mencari

tempat untuk mendirikan

Uraian

Page 128: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

tenda. Tempat yang kami

gunakan adalah tempat yang

memiliki pemandangan yang

indah. Selain itu tekstur

tanahnya juga datar sehingga

kami lebih mudah untuk

mendirikan tenda.

Hari ke dua kami isi dengan

melakukan penjelajahan area

di sekitar perkemahan.

Rasanya sangat lelah sekali

tetapi menyenangkan. Di

sepanjang perjalanan kami

menikmati pemandangan yang

indah dan udara yang sangat

segar, bahkan adapula burung

dan gemercik air yang

mengiringi perjalanan kami.

Keesokan paginya, kami

bersiap siap untuk kembali

kesekolah lagi. Kami

membongkar tenda dan

merapikan barang bawaan

untuk dibawa pulang. Setelah

semuanya siap, kamipun

menaiki bus dan melakukan

perjalanan pulang. Banyak

diantara kami yang tertidur

pulas ketika perjalanan pulang.

Adapula yang melihat lihat foto

kegiatan saat perkemahan.

Sesampainya disekolah,

ternyata orang tua kami sudah

Page 129: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

menunggu dan menjemput.

Perkemahan yang diadakan

tahun ini membuat perasaan

senang dan puas. Tempat

yang kami datangi

memberikan pengajaran dan

keindahan bagiku beserta

teman teman.

2. Temukanlah informasi

penting pada teks bacaan

di atas kemudian buatlah

karangan teks pengalaman

pribadi menggunakan

bahasa sendiri!

Jawab: :

_____________________

_____________________

_____________________

_____

Page 130: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Uraian

Page 131: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.3 LEMBAR SOAL PRE-TEST

Nama : Bentuk Soal : Uraian

Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit

Mata Pelajaran : Tematik Tema 7

1. Buatlah karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi !

Jawab: :

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

Page 132: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.4

KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR

( SOAL PRETEST)

Rubrik penilaian menulis karangan teks narasi berdasarkan pengalaman

pribadi

No Aspek

penilaian

Keterangan Skor Kriteria

1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,

dan sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

5

Sangat baik

Isi cerita cukup menarik, mudah

dipahami, dan sesuai dengan judul/

topik permasalahan

4 Baik

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

3 Cukup

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

2 Kurang

Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami

dan tidak sesuai dengan judul/ topik

permasalahan

1 Sangat

Kurang

2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat baik

5

Sangat baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan baik

4 Baik

Struktur karangan narasi tersusun 3 Cukup

Page 133: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

dengan cukup baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan kurang baik

2 Kurang

Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat tidak baik

1 Sangat

Kurang

3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa).

5 Sangat baik

Gagasan kurang terorganisir, tetapi

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa)

4 Baik

Gagasan kurang jelas, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

3 Cukup

Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

2 Kurang

Gagasan sangat tidak terorganisir,

urutan tidak logis, dan hanya

mengandung sedikit unsur intrinsic

1 Sangat

Kurang

4. Diksi/Tata

Bahasa

Tata bahasa kompleks, bentuk

kebahasaan tepat.

5 Sangat baik

Tata bahasa sederhana, hanya terjadi

sedikit kesalahan penggunaan bentuk

4 Baik

Page 134: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

kebahasaan

Tata bahasa kurang komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan

3 Cukup

Tata bahasa tidak komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan.

2 Kurang

Tata bahasa tidak komunikatif, sulit

dimengerti dan terdapat banyak

kesalahan.

1 Sangat

Kurang

5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik

Ejaan sesuai 4 Baik

Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit

kesalahan

3 Cukup

Ejaan sering terjadi kesalahan dan

makna membingungkan.

2 Kurang

Ejaan terdapat banyak kesalahan dan

tidak sesuai aturan

1 Sangat

Kurang

6. Kohesi dan

Koherensi

Pilihan kata luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata sesuai

5 Sangat baik

Pilihan kata cukup luas, ungkapan

tepat, pembentukan kata

kadangkadang kurang sesuai.

4 Baik

Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata kurang sesuai.

3 Cukup

Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan

kurag jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

2 Kurang

Page 135: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Pilihan kata asal-asalan, ungkapan

tidak jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

1 Sangat

Kurang

7 Kerapian

tulisan

Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik

Tulisan rapi 4 Baik

Tulisan cukup rapi 3 Cukup

Tulisan kurang rapi 2 Kurang

Tulisan tidak rapid an acak-acakan 1 Sangat

Kurang

Jumlah Skor 20

Page 136: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.5

SOAL TES HASIL BELAJAR

(POSTTEST)

Nama : Bentuk Soal : Uraian

Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit

Mata Pelajaran : Tematik Tema 7

Bacalah teks narasi sejarah di bawah ini !

Perkemahan yang menyenangkan

Liburan semester kuisi dengan melakukan perkemahan. Saya bersama

rombongan pramukan SD. Mattoangin II Makassar berkumpul di sekolah kemudian

bersama-sama berangkat ke tujuan dengan menggunakan sebuah bus. Perjalanan

ke temapt tujuan kami tempuh selama 2 jam.

Sesampainya di tempat tujuan, kami kemudian mencari tempat untuk mendirikan

tenda. Tempat yang kami gunakan adalah tempat yang memiliki pemandangan yang

indah. Selain itu tekstur tanahnya juga datar sehingga kami lebih mudah untuk

mendirikan tenda.

Hari ke dua kami isi dengan melakukan penjelajahan area di sekita perkemahan.

Rasanya sangat lelah sekali tetapi menyenangkan. Di sepanjang perjalanan kami

menikmati pemandangan yang indah dan udara yang sangat segar, bahkan

adapula burung dan gemercik air yang mengiringi perjalanan kami.

Keesokan paginya, kami bersiap siap untuk kembali kesekolah lagi. Kami

membongkar tenda dan merapikan barang bawaan untuk dibawa pulang. Setelah

semuanya siap, kamipun menaiki bus dan melakukan perjalanan pulang. Banyak

diantara kami yang tertidur pulas ketika perjalanan pulang. Adapula yang melihat

lihat foto kegiatan saat perkemahan. Sesampainya disekolah, ternyata orang tua

kami sudah menunggu dan menjemput.

Perkemahan yang diadakan tahun ini membuat perasaan senang dan puas.

Tempat yang kami datangi memberikan pengajaran dan keindahan bagiku beserta

teman teman.

Page 137: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Jawabalah pertanyaan di bawah ini setelah membaca teks bacaan di atas!

1. Temukanlah informasi penting pada teks bacaan di atas kemudian buatlah

karangan teks narasi berdasarkan pengalaman pribadi dengan menggunakan

bahasa sendiri!

Jawab :

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________

Page 138: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.6

KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR HASIL BELAJAR

( SOAL POST-TEST)

Rubrik penilaian menulis karangan teks berdasarkan pengalaman pribadi

No Aspek

penilaian

Keterangan Skor Kriteria

1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,

dan sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

5

Sangat baik

Isi cerita cukup menarik, mudah

dipahami, dan sesuai dengan judul/

topik permasalahan

4 Baik

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

3 Cukup

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

2 Kurang

Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami

dan tidak sesuai dengan judul/ topik

permasalahan

1 Sangat

Kurang

2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat baik

5

Sangat baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan baik

4 Baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan cukup baik

3 Cukup

Page 139: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan kurang baik

2 Kurang

Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat tidak baik

1 Sangat

Kurang

3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa).

5 Sangat baik

Gagasan kurang terorganisir, tetapi

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa)

4 Baik

Gagasan kurang jelas, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

3 Cukup

Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

2 Kurang

Gagasan sangat tidak terorganisir,

urutan tidak logis, dan hanya

mengandung sedikit unsur intrinsic

1 Sangat

Kurang

4. Diksi/Tata

Bahasa

Tata bahasa kompleks, bentuk

kebahasaan tepat.

5 Sangat baik

Tata bahasa sederhana, hanya terjadi

sedikit kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

4 Baik

Page 140: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Tata bahasa kurang komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan

3 Cukup

Tata bahasa tidak komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan.

2 Kurang

Tata bahasa tidak komunikatif, sulit

dimengerti dan terdapat banyak

kesalahan.

1 Sangat

Kurang

5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik

Ejaan sesuai 4 Baik

Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit

kesalahan

3 Cukup

Ejaan sering terjadi kesalahan dan

makna membingungkan.

2 Kurang

Ejaan terdapat banyak kesalahan dan

tidak sesuai aturan

1 Sangat

Kurang

6. Kohesi dan

Koherensi

Pilihan kata luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata sesuai

5 Sangat baik

Pilihan kata cukup luas, ungkapan

tepat, pembentukan kata

kadangkadang kurang sesuai.

4 Baik

Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata kurang sesuai.

3 Cukup

Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan

kurag jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

2 Kurang

Pilihan kata asal-asalan, ungkapan

tidak jelas, pembentukan kata tidak

1 Sangat

Page 141: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

sesuai Kurang

7 Kerapian

tulisan

Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik

Tulisan rapi 4 Baik

Tulisan cukup rapi 3 Cukup

Tulisan kurang rapi 2 Kurang

Tulisan tidak rapid an acak-acakan 1 Sangat

Kurang

Jumlah Skor 20

Page 142: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LAMPIRAN 1.7

LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

(SOAL PRETEST DAN POSTEST)

Petunjuk

1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik,

B=baik, K=kurang dan SK=sangatkurang, berdasarkan penilaian

Bapak/Ibu terkait tes hasil belajar soal pretest-postest.

2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan tes hasil belajar soal

pretest-postest.

No

Aspekyang dinilai

Kriteria

Penilaian

Saran SB B K SK

A Indikator Soal 1. Kesesuaian dengan indikator √

2. Kesesuaian dengan level √

3. Kesesuaian dengan butir soal √

B Bahasa 1. Penggunaan bahasa

sesuai

2. Bahasa yang digunakan

Komunikatif

3. Mudah dipahami √

C Tingkat kesulitan 1. Bervariasi sesuai dengan level

Kognitif

2. Kesesuaian dengan alokasi

Waktu

3. Kesesuain dengan pengalaman

sehari-hari siswa

D Alokasi Waktu Alokasi waktu yang digunakan

sesuai dengan jumlah

dan kesulitan soal

Page 143: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Kesimpulan:

1. Layak selanjutnya untuk digunakan dalam proses penelitian tanpa perbaikan

Makassar, 25 April 2019

Validator,

DR. Ernawati, M.Pd

Page 144: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LEMBAR 1.8

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELOMPOK

EKSPERIMENT DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DAN MODELING

Judul Penelitian : Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik

Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin II

Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Peneliti : Hafsah AM

Observer :

A. Petunjuk

1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan aktivitas

siswa.

2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu memberikan

tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian bapak/Ibu.

B. Skala penilaian

1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai

2 = cukup sesuai

3 = sesuai

Pertemuan :

Hari/ tanggal :

No Deskripsi aktivitas siswa

keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

2 Siswa memperhatikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi dasar yang

harus dicapai

3. Siswa memperhatikan apersepsi dan

Page 145: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

tentang materi atau tema yang akan

dipelajari misalkan guru menggiring

peserta didik ke dalam materi.

B. Kegiatan inti

1. Siswa memperhatikan penjelasan materi

2. Siswa membentuk kelompok kecil yang

anggotanya kurang lebih 4 orang secara

heterogen,

3. Siswa mendapat beberapa kata kunci (2-5

kata kunci untuk setiap kalimat) yang

sudah dipersiapkan sebelumnya kepada

tiap-tiap kelompok dan kata kuncinya pun

juga dalam bahasa Indonesia ( kata kunci

berupa kata tanya)

4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat

paragraf sederhana yang terdiri atas

minimal 4 kalimat

5. Hasil diskusi kelompok didiskusikan

kembali dan dipandu oleh Guru

6. siswa bersama membuat kesimpulan

C. Kegiatan penutup

1. Siswa bersama guru melakukan refleksi

atas pembelajaran yang telah

berlangsung:

2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini.

3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang

aktivitas pembelajaran pada pertemuan

Page 146: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

selanjutnya.

4. Siswa menyimak cerita motivasi tentang

pentingnya sikap disiplin.

5. Siswa melakukan operasi semut untuk

menjaga kebersihan kelas.

6. Kelas ditutup dengan doa bersama

dipimpin salah seorang siswa.

Jumlah

Rata-rata

Makassar, Maret 2019

Observer

(……………………..)

Page 147: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LEMBAR 1.9

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA KELOMPOK

KONTROL DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Peneliti : Hafsah AM

Observer :

A. Petunjuk

1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan

aktivitas siswa.

2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu

memberikan tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan

penilaian bapak/Ibu.

B. Skala penilaian

1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai

2 = cukup sesuai

4 = sesuai

Pertemuan :

Hari/ tanggal :

No Deskripsi aktivitas siswa

keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

2. Mengikuti kegiatan apersepsi

B. Kegiatan inti

1. Siswa membaca buku tematik tentang

Page 148: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

pelajaran yang akan dipelajari

2. Siswa memperhatikan penjelasan guru

3. Siswa bersekesempatan untuk bertanya.

4. Siswa mengerjakan ayo berlatih pada

buku tematik

C. Kegiatan penutup

1. Siswa bersama guru melakukan refleksi

atas pembelajaran yang telah berlangsung

2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini.

6. Kelas ditutup dengan doa bersama

dipimpin salah seorang siswa.

Jumlah

Rata-rata

Makassar, Maret 2019

Observer

(……………………..)

Page 149: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LEMBAR 1.10

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU KELAS

EKSPERIMEN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

MENGGUNAKAN TEKNIK CLUSTERING DAN MODELING

Judul Penelitian : Keefektifan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering dan Teknik

Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Mattoangin II

Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Peneliti : Hafsah AM

Observer :

A. Petunjuk

1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan

aktivitas guru.

2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu

memberikan tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan

penilaian bapak/Ibu.

B. Skala penilaian

1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai

2 = cukup sesuai

3 = sesuai

Pertemuan :

Hari/ tanggal :

No Deskripsi aktivitas siswa

keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan kompetensi dasar yang harus dicapai

3. Guru memberikan apersepsi dan

Page 150: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

melakukan eksplorasi tentang materi atau

tema yang akan dipelajari misalkan guru

menggiring peserta didik ke dalam materi.

B. Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan materi

2. Guru membentuk kelompok kecil yang

anggotanya kurang lebih 4 orang secara

heterogen,

3. Guru memberikan kertas berisi

pengelompokan kata dan beberapa

contoh karangan (modelingIi)

4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat

karangan sederhana yang terdiri atas

minimal 3 paragraf

5. Hasil diskusi kelompok didiskusikan

kembali dan dipandu oleh Guru

6. Guru dan siswa membuat kesimpulan

C. Kegiatan penutup

1. Guru bersama siswa melakukan refleksi

atas pembelajaran yang telah berlangsung

2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini.

3. Guru memberikan cerita motivasi tentang

pentingnya sikap disiplin.

4. Siswa melakukan operasi semut untuk

menjaga kebersihan kelas.

Page 151: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

5. Kelas ditutup dengan doa bersama

dipimpin salah seorang siswa.

Jumlah

Rata-rata

Makassar, Maret 2019

Observer

(……………………..)

Page 152: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LEMBAR 1.11

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU KELAS KONTROL

DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD Negeri Mattoangin II Kota Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Peneliti : Hafsah

Observer :

A. Petunjuk

1. Kami mohon, kiranya bapak/Ibu memberikan penilaian pengamatan

aktivitas guru.

2. Untuk penilaian ditinjau dari beberapa aspek, dimohon bapak/Ibu

memberikan tanda ceklist (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan

penilaian bapak/Ibu.

B. Skala penilaian

1 = tidak sesuai 4 = sangat sesuai

2 = cukup sesuai

3 = sesuai

Pertemuan :

Hari/ tanggal :

No Deskripsi aktivitas siswa

keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi

B. Kegiatan inti

1. Guru mengarahkan siswa membaca buku

tematik tentang pelajaran yang akan

dipelajari

Page 153: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

2. Guru menjelaskan materi

3. Guru memberi kesempatan siswa untuk

bertanya.

4. Guru mengarahkan siswa mengerjakan

ayo berlatih pada buku tematik

C. Kegiatan penutup

1. Guru bersama siswa melakukan refleksi

atas pembelajaran yang telah berlangsung

2. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini.

6. Kelas ditutup dengan doa bersama

dipimpin salah seorang siswa.

Jumlah

Rata-rata

Makassar, Maret 2019

Observer

(……………………..)

Page 154: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LEMBAR 1.12

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI TERHADAP AKTIVITAS GURU DALAM

PROSES PEMBELAJARAN Petunjuk:

1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik,B=baik,

K=kurang dan SK=sangat kurang,berdasarkan penilaian Bapak/Ibu terkait

lembar observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran.

2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan lembar observasi

aktivitas Guru dalam proses pembelajaran.

No. Aspek yang dinilai Kriteria

Penilaian Saran SB B K SK

A. Format 1. Lembar observasi mudah dipahami

2. Petunjuk pengisian lembar observasi dinyatakan dengan jelas

3. Alternatif pengisian lembar observasi mudah dipahami

B Isi 1. Secara umum mencakup keseluruhan

2. Kriteria kegiatan yang diamati dinyatakan dengan jelas

3. Aktivitas siswa termuat dalam RPP

4. Aktivitas siswa tergambar pada lembar observasi

C Penggunaan

Bahasa

1. Bahasa mudah dipahami √

2. Sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI)

Kesimpulan:

1. Layak selanjutnya digunakan dalam penelitian

Makassar, 25 April 2019

Validator,

DR. Ernawati, M. Pd

Page 155: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

LEMBAR 1.13

LEMBAR VALIDASI OBSERVASI TERHADAP AKTIVITAS SISWA

DALAM PROSES PEMBELAJARAN Petunjuk:

1. Mohon berilah tanda centang(√) pada indikator SB=sangat baik, B=baik,

K=kurang dan SK=sangat kurang,berdasarkan penilaian Bapak/Ibu terkait

lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

2. Mohon berilah saran terkait hal yang menjadi kekurangan lembar observasi

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. No

Aspek yang

dinilai Kriteria

Penilaian Saran SB B K SK

A. Format 1. Lembar observasi mudah dipahami

2. Petunjuk pengisian lembar observasi dinyatakan dengan jelas

3. Alternatif pengisian lembar observasi mudah dipahami

B Isi 1. Secara umum mencakup keseluruhan kegiatan pembelajaran

2. Kriteria kegiatan yang diamati dinyatakan dengan jelas

3. Aktivitas siswa termuat dalam RPP

4. Aktivitas siswa tergambar pada lembar observasi

C Penggunaan

Bahasa

1. Bahasa mudah dipahami √

2. Sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI)

Page 156: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Kesimpulan: 1. Layak selanjutnya digunakan dalam penelitian

Makassar, 25 April 2019

Validator,

DR. Ernawati, M. Pd

Page 157: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

1.14 RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD Negeri Mattoangin II Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA, IPS Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5 Menggali informasi penting dari

teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana,kapan, siapa, mengapa,dan bagaimana.

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.

4.5 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif

4.5.1 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan

Page 158: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

menggunakan kata-kata sendiri.

IPA

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.7 Menganalisis pengaruh kalor

terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan seharihari

3.7.1 menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari;

4.7 Melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda.

4.7.1 melaporkan hasil percobaan pengaruh kalor pada benda;

IPS

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor

penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.

3.4.1 mengidentifikasi faktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya; dan

4.4 Menyajikan hasil identifikasi mengenaifaktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.

4.4.1 menyajikan hasil identifikasi mengenai faktor-faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.

2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.

3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.

4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.

5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).

D. MATERI PEMBELAJARAN 1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..

Page 159: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

E. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan,

dan ceramah. Model Pembelajaran : Teknil Custering dan Modeling.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR

Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.

Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam

Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.

Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.

Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.

Guru memberikan apersepsi dan melakukan eksplorasi tentang materi atau tema yang akan dipelajari misalkan guru menggiring peserta didik ke dalam materi. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat kebangsaan.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk menyegarkan suasana kembali.

15 menit

Kegiatan inti Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan teks `narasi berdasarkan pengalaman pribadi”.

Guru membentuk kelompok kecil yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.

Guru memberikan beberapa contoh pengelompokan ide untuk membuat karangan narasi. Kemudian guru memperlihatkan beberapa contoh karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi yang sudah dipersiapkan sebelumnya kepada tiap-tiap kelompok.

180 menit

Page 160: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat paragraf sederhana yang terdiri atas minimal 4 kalimat

Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali dan dipandu oleh Guru

Guru dan siswa membuat kesimpulan membuat kesimpulan.

Ayo Berlatih

Pada kegiatan Ayo Berlatih:

• Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa sesuai dengan bacaan.

• Jawaban siswa disajikan secara kronologis sesuai dengan kolom pada buku siswa.

Ayo Berdiskusi

Pada kegiatan Ayo Berdiskusi:

• Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas pada buku siswa tentang ulasan teks yang berjudul “Perkemahan yang menyenangkan”.

Ayo Berlatih

Pada kegiatan Ayo Berlatih:

• Siswa secara mandiri membuat karangan narasi berdasarkan pengalaman prbadi.

• Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman, pemikiran, dan sikapnya sendiri.

• Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan beberapa siswa secara sukarela menceritakan hasil kerjanya.

Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini? Apa yang akan dilakukan untuk menghargai

perbedaan di sekitar? Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan

pengalamannya menghargai perbedaan di lingkungan

15 menit

Page 161: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya kepada guru.

Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin.

Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas.

Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.

H. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap

Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.

2. Penilaian Pengetahuan 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk instrument : Tes Uraian

b. Penilaian Pengetahuan

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Bahasa Indonesia

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.

Tes tertulis Soal uraian

c. Unjuk Kerja

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Bahasa Indonesia

Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting

dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Diskusi dan unjuk hasil

Rubrik penilaian

Page 162: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

2. Bentuk Instrumen Penilaian

a. Jurnal Penilaian Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku

Butir Sikap Tindak Lanjut

1. 2. 3. 4. 5.

Rubrik penilaian Bahasa Indonesia Bentuk Penilaian : unjuk kerja

Instrumen Penilaian : Rubrik

KD Bahasa Indonesia 4.5

No Aspek

penilaian

Keterangan Skor Kriteria

1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,

dan sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

5

Sangat baik

Isi cerita cukup menarik, mudah

dipahami, dan sesuai dengan judul/

topik permasalahan

4 Baik

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

3 Cukup

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

2 Kurang

Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami

dan tidak sesuai dengan judul/ topik

permasalahan

1 Sangat

Kurang

2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat baik

Sangat baik

Page 163: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

5

Struktur karangan narasi tersusun

dengan baik

4 Baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan cukup baik

3 Cukup

Struktur karangan narasi tersusun

dengan kurang baik

2 Kurang

Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat tidak baik

1 Sangat

Kurang

3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa).

5 Sangat baik

Gagasan kurang terorganisir, tetapi

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa)

4 Baik

Gagasan kurang jelas, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

3 Cukup

Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

2 Kurang

Gagasan sangat tidak terorganisir,

urutan tidak logis, dan hanya

mengandung sedikit unsur intrinsic

1 Sangat

Kurang

Page 164: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

4. Diksi/Tata

Bahasa

Tata bahasa kompleks, bentuk

kebahasaan tepat.

5 Sangat baik

Tata bahasa sederhana, hanya terjadi

sedikit kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

4 Baik

Tata bahasa kurang komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan

3 Cukup

Tata bahasa tidak komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan.

2 Kurang

Tata bahasa tidak komunikatif, sulit

dimengerti dan terdapat banyak

kesalahan.

1 Sangat

Kurang

5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik

Ejaan sesuai 4 Baik

Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit

kesalahan

3 Cukup

Ejaan sering terjadi kesalahan dan

makna membingungkan.

2 Kurang

Ejaan terdapat banyak kesalahan dan

tidak sesuai aturan

1 Sangat

Kurang

6. Kohesi dan

Koherensi

Pilihan kata luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata sesuai

5 Sangat baik

Pilihan kata cukup luas, ungkapan

tepat, pembentukan kata

kadangkadang kurang sesuai.

4 Baik

Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak 3 Cukup

Page 165: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

jelas, pembentukan kata kurang sesuai.

Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan

kurag jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

2 Kurang

Pilihan kata asal-asalan, ungkapan

tidak jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

1 Sangat

Kurang

7 Kerapian

tulisan

Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik

Tulisan rapi 4 Baik

Tulisan cukup rapi 3 Cukup

Tulisan kurang rapi 2 Kurang

Tulisan tidak rapi dan acak-acakan 1 Sangat

Kurang

Jumlah Skor 20

Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin II Peneliti Dra. Hasminari Hafsah, AM NIP. 19621209 198303 2 012

Page 166: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

1.15 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SD Negeri Mattoangin II Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana,kapan, siapa, mengapa,dan bagaimana.

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.

b. Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan bagaimana serta

4.5.1 Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta

Page 167: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

kosakata baku dan kalimat efektif

kosakata baku dan kalimat efektif; 4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi

sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di

Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.

2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.

3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.

4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.

5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..

E. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, tanya jawab, penugasan, dan

ceramah.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar. Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa

dalam Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.

Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah

15 menit

Page 168: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

seorang siswa. Guru memberikan apersepsi 6. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya

sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

Kegiatan inti Guru mengarahkan siswa membaca buku tematik tentang pelajaran yang akan dipelajari

Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan teks `narasi sejarah Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat”.

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Ayo Berlatih Pada kegiatan Ayo Berlatih: • Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa

sesuai dengan bacaan. • Jawaban siswa disajikan secara kronologis sesuai

dengan kolom pada buku siswa. Ayo Mencoba Pada kegiatan Ayo Mencoba: Siswa bersama kelompoknya melakukan studi

pustaka dengan mencari informasi mengenai kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan membaca buku, majalah, surat kabar, atau artikel internet.

Siswa membuat karangan narasi sejarah yang setelah menemukan informasi penting dari teks.

Guru mengajak siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan.

Ayo Menulis Pada kegiatan Ayo Menulis: Siswa mengartikan kembali semboyan 3G (Gold,

Gospel, dan Glory). Ayo Berlatih Pada kegiatan Ayo Berlatih: Siswa secara mandiri membuat karangan narasi

pengandaian berkaitan dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan melengkapi kalimat rumpang.

Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman, pemikiran, dan sikapnya sendiri.

Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan beberapa siswa secara sukarela menceritakan hasil kerjanya.

Guru menjelaskan proses pengeringan cengkih yang memanfaatkan radiasi panas sinar matahari sebagai media atau jembatan penghubung antar kompetensi sebelumnya dan kom’petensi selanjutnya, yaitu kompetensi peristiwa kedatangan bangsabangsa Eropa dan kompetensi perpindahan kalor.

180 menit

Page 169: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Ayo Membaca Pada kegiatan Ayo Membaca: • Siswa membaca bacaan berjudul Sifat-Sifat

Benda. Ayo Mencoba Pada kegiatan, Ayo Mencoba: • Siswa melakukan percobaan untuk menunjukkan

sifat-sifat benda padat, cair, dan gas. Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas

pembelajaran yang telah berlangsung: Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini? Apa yang akan dilakukan untuk menghargai

perbedaan di sekitar? Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya kepada guru.

Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin.

Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas.

Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.

15 menit

H. PENILAIAN

A. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap

Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.

b. Penilaian Pengetahuan

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Bahasa Indonesia

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.

Tes tertulis Soal uraian

c. Unjuk Kerja

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Page 170: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Bahasa Indonesia

Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting

dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi sejarah berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Diskusi dan unjuk hasil

Rubrik penilaian

B. Bentuk Instrumen Penilaian

a. Jurnal Penilaian Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku

Butir Sikap Tindak Lanjut

1. 2. 3. 4. 5.

Rubrik penilaian Bahasa Indonesia

Bentuk Penilaian : unjuk kerja

Instrumen Penilaian : Rubrik

KD Bahasa Indonesia 4.5

No Aspek

penilaian

Keterangan Skor Kriteria

1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami,

dan sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

5

Sangat baik

Isi cerita cukup menarik, mudah

dipahami, dan sesuai dengan judul/

topik permasalahan

4 Baik

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

3 Cukup

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami 2 Kurang

Page 171: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami

dan tidak sesuai dengan judul/ topik

permasalahan

1 Sangat

Kurang

2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat baik

5

Sangat baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan baik

4 Baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan cukup baik

3 Cukup

Struktur karangan narasi tersusun

dengan kurang baik

2 Kurang

Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat tidak baik

1 Sangat

Kurang

3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa).

5 Sangat baik

Gagasan kurang terorganisir, tetapi

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa)

4 Baik

Gagasan kurang jelas, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

3 Cukup

Page 172: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

beberapa unsur intrinsic

Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung

beberapa unsur intrinsic

2 Kurang

Gagasan sangat tidak terorganisir,

urutan tidak logis, dan hanya

mengandung sedikit unsur intrinsic

1 Sangat

Kurang

4. Diksi/Tata

Bahasa

Tata bahasa kompleks, bentuk

kebahasaan tepat.

5 Sangat baik

Tata bahasa sederhana, hanya terjadi

sedikit kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

4 Baik

Tata bahasa kurang komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan

3 Cukup

Tata bahasa tidak komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan.

2 Kurang

Tata bahasa tidak komunikatif, sulit

dimengerti dan terdapat banyak

kesalahan.

1 Sangat

Kurang

5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik

Ejaan sesuai 4 Baik

Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit

kesalahan

3 Cukup

Ejaan sering terjadi kesalahan dan

makna membingungkan.

2 Kurang

Ejaan terdapat banyak kesalahan dan 1 Sangat

Page 173: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

tidak sesuai aturan Kurang

6. Kohesi dan

Koherensi

Pilihan kata luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata sesuai

5 Sangat baik

Pilihan kata cukup luas, ungkapan

tepat, pembentukan kata

kadangkadang kurang sesuai.

4 Baik

Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata kurang sesuai.

3 Cukup

Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan

kurag jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

2 Kurang

Pilihan kata asal-asalan, ungkapan

tidak jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

1 Sangat

Kurang

7 Kerapian

tulisan

Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik

Tulisan rapi 4 Baik

Tulisan cukup rapi 3 Cukup

Tulisan kurang rapi 2 Kurang

Tulisan tidak rapid dan acak-acakan 1 Sangat

Kurang

Jumlah Skor 20

Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin II Peneliti

Page 174: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Dra. Hasminari Hafsah, AM NIP. 19621209 198303 2 012

Page 175: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

109

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen

Sekolah : SD Negeri Mattoangin II Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indasonesia dan IPA, IPS Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.5 Menggali informasi penting dari

teks narasi sejarah yang disajikan

secara lisan dan tulis

menggunakan aspek: apa, di

mana,kapan, siapa, mengapa,dan

bagaimana.

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks

narasi sejarah yang disajikan secara

lisan dan tulis menggunakan aspek:

apa, di mana, kapan, siapa,

mengapa, dan bagaimana;.

4.5 Memaparkan informasi penting

dari teks narasi sejarah

menggunakan aspek: apa, di

mana, kapan,siapa, mengapa, dan

bagaimana serta kosakata baku

dan kalimat efektif

4.5.1 Memaparkan informasi penting dari

teks narasi sejarah menggunakan

aspek: apa, di mana, kapan, siapa,

mengapa, dan bagaimana serta

kosakata baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi

sejarah berdasarkan informasi

penting yang telah ditemukan

dengan menggunakan kata-kata

sendiri.

Page 176: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

110

IPA

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.7 Menganalisis pengaruh kalor

terhadap perubahan suhu dan wujud benda dalam kehidupan seharihari

3.7.1 menganalisis pengaruh kalor

terhadap perubahan suhu dan

wujud benda dalam kehidupan

sehari-hari;

4.7 Melaporkan hasil percobaan

pengaruh kalor pada benda.

4.7.1 melaporkan hasil percobaan

pengaruh kalor pada benda;

IPS

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor

penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.

3.4.1 mengidentifikasi faktor-faktor

penting penyebab penjajahan

bangsa Indonesia dan upaya

bangsa Indonesia dalam

mempertahankan kedaulatannya;

dan

4.4 Menyajikan hasil identifikasi

mengenaifaktor-faktor penting

penyebab penjajahan bangsa

Indonesia dan upaya bangsa

Indonesia dalam mempertahankan

kedaulatannya.

4.4.1 menyajikan hasil identifikasi

mengenai faktor-faktor penting

penyebab penjajahan bangsa

Indonesia dan upaya bangsa

Indonesia dalam mempertahankan

kedaulatannya.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.

2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.

3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.

4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.

5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).

D. MATERI PEMBELAJARAN 1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..

E. METODE PEMBELAJARAN

Page 177: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

111

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab, penugasan,

dan ceramah. Model Pembelajaran : Teknil Custering dan Modeling.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR

Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.

Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam

Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.

Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.

Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan penguatan tentang sikap syukur.

Guru memberikan apersepsi dan melakukan eksplorasi tentang materi atau tema yang akan dipelajari misalkan guru menggiring peserta didik ke dalam materi. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat kebangsaan.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat untuk menyegarkan suasana kembali.

15

menit

Kegiatan inti Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi

dan teks `narasi berdasarkan pengalaman pribadi”.

Guru membentuk kelompok kecil yang anggotanya

kurang lebih 4 orang secara heterogen.

Guru memberikan beberapa contoh

pengelompokan ide untuk membuat karangan

narasi. Kemudian guru memperlihatkan beberapa

contoh karangan narasi berdasarkan pengalaman

pribadi yang sudah dipersiapkan sebelumnya

kepada tiap-tiap kelompok.

180

menit

Page 178: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

112

Selanjutnya tiap-tiap kelompok membuat paragraf

sederhana yang terdiri atas minimal 4 kalimat

Hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali dan

dipandu oleh Guru

Guru dan siswa membuat kesimpulan membuat

kesimpulan.

Ayo Berlatih

Pada kegiatan Ayo Berlatih:

• Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa

sesuai dengan bacaan.

• Jawaban siswa disajikan secara kronologis

sesuai dengan kolom pada buku siswa.

Ayo Berdiskusi

Pada kegiatan Ayo Berdiskusi:

• Siswa berdiskusi untuk mengerjakan tugas pada

buku siswa tentang ulasan teks yang berjudul

“Perkemahan yang menyenangkan”.

Ayo Berlatih

Pada kegiatan Ayo Berlatih:

• Siswa secara mandiri membuat karangan narasi

berdasarkan pengalaman prbadi.

• Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman,

pemikiran, dan sikapnya sendiri.

• Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan

beberapa siswa secara sukarela menceritakan

hasil kerjanya.

Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung:

Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?

Apa yang akan dilakukan untuk menghargai perbedaan di sekitar?

Siswa bersama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran pada hari ini.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang

tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan

pengalamannya menghargai perbedaan di

15

menit

Page 179: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

113

lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya

kepada guru.

Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya

sikap disiplin.

Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga

kebersihan kelas.

Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah

seorang siswa.

H. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap

Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.

2. Penilaian Pengetahuan 1. Teknik : Tes Tulis 2. Bentuk instrument : Tes Uraian

b. Penilaian Pengetahuan

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Bahasa Indonesia

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.

Tes tertulis

Soal uraian

c. Unjuk Kerja

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Bahasa Indonesia

Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting

dari teks narasi sejarah

menggunakan aspek: apa, di

mana, kapan, siapa, mengapa,

dan bagaimana serta kosakata

baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan

narasi sejarah berdasarkan

informasi penting yang telah

ditemukan dengan

Diskusi dan unjuk hasil

Rubrik penilaian

Page 180: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

114

menggunakan kata-kata

sendiri.

2. Bentuk Instrumen Penilaian

a. Jurnal Penilaian Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku

Butir Sikap Tindak Lanjut

1.

2.

3.

4.

5.

Rubrik penilaian Bahasa Indonesia Bentuk Penilaian : unjuk kerja

Instrumen Penilaian : Rubrik

KD Bahasa Indonesia 4.5

No Aspek

penilaian

Keterangan Skor Kriteria

1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami, dan

sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

5

Sangat baik

Isi cerita cukup menarik, mudah

dipahami, dan sesuai dengan judul/

topik permasalahan

4 Baik

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

3 Cukup

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

2 Kurang

Page 181: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

115

Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami

dan tidak sesuai dengan judul/ topik

permasalahan

1 Sangat

Kurang

2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat baik

5

Sangat baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan baik

4 Baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan cukup baik

3 Cukup

Struktur karangan narasi tersusun

dengan kurang baik

2 Kurang

Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat tidak baik

1 Sangat

Kurang

3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa).

5 Sangat baik

Gagasan kurang terorganisir, tetapi

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa)

4 Baik

Gagasan kurang jelas, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung beberapa

unsur intrinsic

3 Cukup

Page 182: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

116

Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung beberapa

unsur intrinsic

2 Kurang

Gagasan sangat tidak terorganisir,

urutan tidak logis, dan hanya

mengandung sedikit unsur intrinsic

1 Sangat

Kurang

4. Diksi/Tata

Bahasa

Tata bahasa kompleks, bentuk

kebahasaan tepat.

5 Sangat baik

Tata bahasa sederhana, hanya terjadi

sedikit kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

4 Baik

Tata bahasa kurang komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan

3 Cukup

Tata bahasa tidak komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan.

2 Kurang

Tata bahasa tidak komunikatif, sulit

dimengerti dan terdapat banyak

kesalahan.

1 Sangat

Kurang

5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik

Ejaan sesuai 4 Baik

Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit

kesalahan

3 Cukup

Ejaan sering terjadi kesalahan dan

makna membingungkan.

2 Kurang

Ejaan terdapat banyak kesalahan dan

tidak sesuai aturan

1 Sangat

Kurang

Page 183: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

117

6. Kohesi dan

Koherensi

Pilihan kata luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata sesuai

5 Sangat baik

Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata kadangkadang

kurang sesuai.

4 Baik

Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata kurang sesuai.

3 Cukup

Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan

kurag jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

2 Kurang

Pilihan kata asal-asalan, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata tidak sesuai

1 Sangat

Kurang

7 Kerapian

tulisan

Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik

Tulisan rapi 4 Baik

Tulisan cukup rapi 3 Cukup

Tulisan kurang rapi 2 Kurang

Tulisan tidak rapi dan acak-acakan 1 Sangat

Kurang

Jumlah Skor 20

Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin II Peneliti Dra. Hasminari Hafsah, AM NIP. 19621209 198303 2 012

Page 184: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

118

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) Kelas Kontrol

Sekolah : SD Negeri Mattoangin I Kelas /Semester : V/2 (dua ) Tema 7 : Peristiwa dalam Kehidupan Sub tema 1 : Peristiwa Kebangsaan Masa Penjajahan Pembelajaran ke- : 1 Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (6 JP)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,

membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.5 Menggali informasi penting dari

teks narasi sejarah yang disajikan

secara lisan dan tulis

menggunakan aspek: apa, di

mana,kapan, siapa, mengapa,dan

bagaimana.

3.5.1 Menggali informasi penting dari

teks narasi sejarah yang disajikan

secara lisan dan tulis menggunakan

aspek: apa, di mana, kapan, siapa,

mengapa, dan bagaimana;.

b. Memaparkan informasi penting dari teks narasi sejarah menggunakan aspek: apa, di mana, kapan,siapa, mengapa, dan bagaimana serta kosakata baku dan kalimat efektif

4.5.1 Memaparkan informasi penting dari

teks narasi sejarah menggunakan

aspek: apa, di mana, kapan, siapa,

mengapa, dan bagaimana serta

kosakata baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan narasi

sejarah berdasarkan informasi

penting yang telah ditemukan

dengan menggunakan kata-kata

sendiri.

Page 185: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

119

C. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Dengan membaca teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di

Indonesia, siswa dapat mengidentifikasi latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia secara benar.

2. Dengan membaca teks, siswa dapat menjelaskan tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.

3. Dengan berdiskusi tentang ulasan teks, siswa dapat menjelaskan isi dan informasi sebuah teks secara tepat.

4. Dengan berdiskusi siswa dapat menuliskan teks karangan narasi dengan kata-kata sendiri berdasarkan informasi penting yang telah ditemukan.

5. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas).

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia 2. teks, tentang sifat-sifat benda padat, cair, dan gas 3. percobaan, menunjukkan perbedaan sifat wujud benda (padat, cair, dan gas)..

E. METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran : Saintifik. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, tanya jawab, penugasan, dan

ceramah.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR Media/Alat : 1. Teks bacaan. 2. Alat musik tradisional daerah masing-masing. 3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar. Bahan : - Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa

dalam Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, dan mengecek kehadiran siswa.

Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah seorang siswa.

Guru memberikan apersepsi 6. Siswa menyimak penjelasan guru tentang pentingnya

sikap disiplin yang akan dikembangkan dalam pembelajaran.

15

menit

Kegiatan inti Guru mengarahkan siswa membaca buku tematik tentang pelajaran yang akan dipelajari

Guru menjelaskan materi tentang karangan narasi dan teks `narasi sejarah Peristiwa Kedatangan Bangsa Barat”.

180

menit

Page 186: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

120

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya. Ayo Berlatih Pada kegiatan Ayo Berlatih:

• Siswa menjawab pertanyaan pada buku siswa sesuai dengan bacaan.

• Jawaban siswa disajikan secara kronologis sesuai dengan kolom pada buku siswa.

Ayo Mencoba

Pada kegiatan Ayo Mencoba:

Siswa bersama kelompoknya melakukan studi pustaka dengan mencari informasi mengenai kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan membaca buku, majalah, surat kabar, atau artikel internet.

Siswa membuat karangan narasi sejarah yang setelah menemukan informasi penting dari teks.

Guru mengajak siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan.

Ayo Menulis

Pada kegiatan Ayo Menulis:

Siswa mengartikan kembali semboyan 3G (Gold, Gospel, dan Glory).

Ayo Berlatih

Pada kegiatan Ayo Berlatih:

Siswa secara mandiri membuat karangan narasi pengandaian berkaitan dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia dengan melengkapi kalimat rumpang.

Siswa mengerjakan sesuai dengan pemahaman, pemikiran, dan sikapnya sendiri.

Pada akhir kegiatan ini, guru mempersilakan beberapa siswa secara sukarela menceritakan hasil kerjanya.

Guru menjelaskan proses pengeringan cengkih yang memanfaatkan radiasi panas sinar matahari sebagai media atau jembatan penghubung antar kompetensi sebelumnya dan kom’petensi selanjutnya, yaitu kompetensi peristiwa kedatangan bangsabangsa Eropa dan kompetensi perpindahan kalor.

Ayo Membaca

Pada kegiatan Ayo Membaca:

Page 187: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

121

• Siswa membaca bacaan berjudul Sifat-Sifat Benda.

Ayo Mencoba

Pada kegiatan, Ayo Mencoba:

• Siswa melakukan percobaan untuk menunjukkan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas.

Penutup Siswa bersama guru melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung:

Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari ini?

Apa yang akan dilakukan untuk menghargai perbedaan di sekitar?

Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari ini.

Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan pengalamannya menghargai perbedaan di lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan hasilnya kepada guru.

Siswa menyimak cerita motivasi tentang pentingnya sikap disiplin.

Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga kebersihan kelas.

Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang siswa.

15

menit

H. PENILAIAN

A. Teknik Penilaian a. Penilaian Sikap

Mencatat hal-hal menonjol (positif atau negatif) yang ditunjukkan siswa dalam sikap disiplin.

b. Penilaian Pengetahuan

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Bahasa Indonesia

3.5.1 Menggali informasi penting dari teks narasi sejarah yang disajikan secara lisan dan tulis menggunakan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana;.

Tes tertulis

Soal uraian

c. Unjuk Kerja

Muatan Indikator Teknik

Penilaian Bentuk Instumen

Page 188: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

122

Bahasa Indonesia

Penilaian uji unjuk kerja 4.5.1 Memaparkan informasi penting

dari teks narasi sejarah

menggunakan aspek: apa, di

mana, kapan, siapa, mengapa,

dan bagaimana serta kosakata

baku dan kalimat efektif;

4.5.2 Menuliskan teks karangan

narasi sejarah berdasarkan

informasi penting yang telah

ditemukan dengan

menggunakan kata-kata

sendiri.

Diskusi dan unjuk hasil

Rubrik penilaian

B. Bentuk Instrumen Penilaian

a. Jurnal Penilaian Sikap

No. Tanggal Nama Siswa Catatan Perilaku

Butir Sikap Tindak Lanjut

1.

2.

3.

4.

5.

Rubrik penilaian Bahasa Indonesia

Bentuk Penilaian : unjuk kerja

Instrumen Penilaian : Rubrik

KD Bahasa Indonesia 4.5

No Aspek

penilaian

Keterangan Skor Kriteria

1. ISI Isi cerita menarik, mudah dipahami, dan

sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

5

Sangat baik

Isi cerita cukup menarik, mudah

dipahami, dan sesuai dengan judul/

topik permasalahan

4 Baik

Page 189: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

123

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

3 Cukup

Isi cerita kurang menarik, sulit dipahami

dan kurang sesuai dengan judul/ topik

permasalahan.

2 Kurang

Isi cerita tidak menarik, sulit dipahami

dan tidak sesuai dengan judul/ topik

permasalahan

1 Sangat

Kurang

2 Struktur Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat baik

5

Sangat baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan baik

4 Baik

Struktur karangan narasi tersusun

dengan cukup baik

3 Cukup

Struktur karangan narasi tersusun

dengan kurang baik

2 Kurang

Struktur karangan narasi tersusun

dengan sangat tidak baik

1 Sangat

Kurang

3. Organisasi Gagasan diungkapkan secara jelas,

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa).

5 Sangat baik

Gagasan kurang terorganisir, tetapi

urutan logis dan mengandung unsur-

unsur intrinsik secara lengkap (tema,

4 Baik

Page 190: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

124

penokohan, alur, latar/setting, sudut

pandang, dan gaya bahasa)

Gagasan kurang jelas, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung beberapa

unsur intrinsic

3 Cukup

Gagasan tidak terorganisir, urutan tidak

logis, dan hanya mengandung beberapa

unsur intrinsic

2 Kurang

Gagasan sangat tidak terorganisir,

urutan tidak logis, dan hanya

mengandung sedikit unsur intrinsic

1 Sangat

Kurang

4. Diksi/Tata

Bahasa

Tata bahasa kompleks, bentuk

kebahasaan tepat.

5 Sangat baik

Tata bahasa sederhana, hanya terjadi

sedikit kesalahan penggunaan bentuk

kebahasaan

4 Baik

Tata bahasa kurang komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan

3 Cukup

Tata bahasa tidak komunikatif dan

terdapat banyak kesalahan.

2 Kurang

Tata bahasa tidak komunikatif, sulit

dimengerti dan terdapat banyak

kesalahan.

1 Sangat

Kurang

5. Ejaan Ejaan Sangat sesuai 5 Sangat baik

Ejaan sesuai 4 Baik

Ejaan sesuai hanya terdapat sedikit

kesalahan

3 Cukup

Page 191: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

125

Ejaan sering terjadi kesalahan dan

makna membingungkan.

2 Kurang

Ejaan terdapat banyak kesalahan dan

tidak sesuai aturan

1 Sangat

Kurang

6. Kohesi dan

Koherensi

Pilihan kata luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata sesuai

5 Sangat baik

Pilihan kata cukup luas, ungkapan tepat,

pembentukan kata kadangkadang

kurang sesuai.

4 Baik

Pilihan kata terbatas, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata kurang sesuai.

3 Cukup

Pilihan kata sangat terbatas, ungkapan

kurag jelas, pembentukan kata tidak

sesuai

2 Kurang

Pilihan kata asal-asalan, ungkapan tidak

jelas, pembentukan kata tidak sesuai

1 Sangat

Kurang

7 Kerapian

tulisan

Tulisan sangat rapi 5 Sangat baik

Tulisan rapi 4 Baik

Tulisan cukup rapi 3 Cukup

Tulisan kurang rapi 2 Kurang

Tulisan tidak rapid dan acak-acakan 1 Sangat

Kurang

Jumlah Skor 20

Page 192: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

126

Mengetahui Makassar, Maret 2019 Kepala SD Negeri Mattoangin I Peneliti Drs. Chairil Batu Api, SE Hafsah, AM NIP. 19631008 198411 1 005

Page 193: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

127

LEMBAR SOAL PRE-TEST

Nama : Bentuk Soal : Uraian

Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit

Mata Pelajaran : Tematik Tema 7

1. Buatlah karangan narasi berdasarkan pengalaman pribadi !

Jawab: :

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

Page 194: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

128

SOAL TES HASIL BELAJAR

(POSTTEST)

Nama : Bentuk Soal : Uraian

Kelas : V Alokasi waktu : 60 menit

Mata Pelajaran : Tematik Tema 7

Bacalah teks narasi sejarah di bawah ini !

Perkemahan yang menyenangkan

Liburan semester kuisi dengan melakukan perkemahan. Saya bersama

rombongan pramukan SD. Mattoangin II Makassar berkumpul di sekolah

kemudian bersama-sama berangkat ke tujuan dengan menggunakan

sebuah bus. Perjalanan ke temapt tujuan kami tempuh selama 2 jam.

Sesampainya di tempat tujuan, kami kemudian mencari tempat untuk

mendirikan tenda. Tempat yang kami gunakan adalah tempat yang memiliki

pemandangan yang indah. Selain itu tekstur tanahnya juga datar sehingga

kami lebih mudah untuk mendirikan tenda.

Hari ke dua kami isi dengan melakukan penjelajahan area di sekita

perkemahan. Rasanya sangat lelah sekali tetapi menyenangkan. Di

sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan yang indah dan udara

yang sangat segar, bahkan adapula burung dan gemercik air yang

mengiringi perjalanan kami.

Keesokan paginya, kami bersiap siap untuk kembali kesekolah lagi. Kami

membongkar tenda dan merapikan barang bawaan untuk dibawa pulang.

Setelah semuanya siap, kamipun menaiki bus dan melakukan perjalanan

pulang. Banyak diantara kami yang tertidur pulas ketika perjalanan pulang.

Adapula yang melihat lihat foto kegiatan saat perkemahan. Sesampainya

disekolah, ternyata orang tua kami sudah menunggu dan menjemput.

Perkemahan yang diadakan tahun ini membuat perasaan senang dan

puas. Tempat yang kami datangi memberikan pengajaran dan keindahan

bagiku beserta teman teman.

Page 195: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

129

Jawabalah pertanyaan di bawah ini setelah membaca teks bacaan di

atas!

1. Temukanlah informasi penting pada teks bacaan di atas kemudian

buatlah karangan teks narasi berdasarkan pengalaman pribadi

dengan menggunakan bahasa sendiri!

Jawab :

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

Page 196: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

130

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Kontrol

SD. Negeri Mattoangin I

No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai

pembelajaran

Ya √

2. Mengikuti kegiatan apersepsi Ya √

B. Kegiatan inti

1. Siswa membaca buku tematik

tentang pelajaran yang akan

dipelajari

Ya √

2. Siswa memperhatikan penjelasan

guru

Ya √

3. Siswa bersekesempatan untuk

bertanya.

Ya √

4. Siswa mengerjakan ayo berlatih

pada buku tematik

Ya √

C. Kegiatan penutup

1. Siswa bersama guru melakukan

refleksi atas pembelajaran yang

telah berlangsung

Tdk √

Page 197: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

131

2. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil pembelajaran

pada hari ini.

Ya √

3. Kelas ditutup dengan doa

bersama dipimpin salah seorang

siswa.

Tdk √

Jumlah 21

Rata-rata 58,33

Page 198: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

132

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen

SD. Negeri Mattoangin II

No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai

pembelajaran

Ya √

2. Mengikuti kegiatan apersepsi Ya √

B. Kegiatan inti

1. Siswa membaca buku tematik

tentang pelajaran yang akan

dipelajari

Ya √

2. Siswa memperhatikan penjelasan

guru

Ya √

3. Siswa bersekesempatan untuk

bertanya.

Ya √

4. Siswa mengerjakan ayo berlatih

pada buku tematik

Ya √

C. Kegiatan penutup

1. Siswa bersama guru melakukan

refleksi atas pembelajaran yang

telah berlangsung

Ya √

Page 199: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

133

2. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil pembelajaran

pada hari ini.

Ya √

3. Kelas ditutup dengan doa

bersama dipimpin salah seorang

siswa.

Ya √

Jumlah 26

Rata-rata 72,22

Page 200: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

134

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen SD Negeri Mattoangin II dengan Teknik clustering

No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai

pembelajaran

2 Siswa memperhatikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi

dasar yang harus dicapai

3. Siswa memperhatikan apersepsi

dan tentang materi atau tema

yang akan dipelajari misalkan

guru menggiring peserta didik ke

dalam materi.

B. Kegiatan inti

1. Siswa memperhatikan penjelasan

materi

2. Siswa membentuk kelompok kecil

yang anggotanya kurang lebih 4

orang secara heterogen,

3. Siswa mendapat beberapa kata

kunci (2-5 kata kunci untuk setiap

kalimat) yang sudah dipersiapkan

sebelumnya kepada tiap-tiap

kelompok dan kata kuncinya pun

Page 201: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

135

juga dalam bahasa Indonesia (

kata kunci berupa kata tanya)

4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok

membuat paragraf sederhana

yang terdiri atas minimal 4

kalimat

5. Hasil diskusi kelompok

didiskusikan kembali dan dipandu

oleh Guru

6. siswa bersama membuat

kesimpulan

C. Kegiatan penutup

1. Siswa bersama guru melakukan

refleksi atas pembelajaran yang

telah berlangsung:

2. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil pembelajaran

pada hari ini.

3. Siswa menyimak penjelasan guru

tentang aktivitas pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

4. Siswa menyimak cerita motivasi

tentang pentingnya sikap disiplin.

5. Siswa melakukan operasi semut

untuk menjaga kebersihan kelas.

Page 202: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

136

6. Kelas ditutup dengan doa

bersama dipimpin salah seorang

siswa.

Jumlah 45

Rata-rata 75

Page 203: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

137

Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen SD Negeri Mattoangin II dengan Teknik modeling

No Deskripsi aktivitas siswa keterlaksanaan Penilaian

Ya Tidak 1 2 3 4

A Pendahuluan

1. Berdoa sebelum memulai

pembelajaran

2. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan kompetensi

dasar yang harus dicapai

3. Guru memberikan apersepsi dan

melakukan eksplorasi tentang

materi atau tema yang akan

dipelajari misalkan guru

menggiring peserta didik ke

dalam materi.

B. Kegiatan inti

1. Guru menjelaskan materi √

2. Guru membentuk kelompok kecil

yang anggotanya kurang lebih 4

orang secara heterogen,

3. Guru memberikan kertas berisi

pengelompokan kata dan

beberapa contoh karangan

(modeling)

Page 204: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

138

4. Selanjutnya tiap-tiap kelompok

membuat karangan sederhana

yang terdiri atas minimal 3

paragraf

5. Hasil diskusi kelompok

didiskusikan kembali dan dipandu

oleh Guru

6. Guru dan siswa membuat

kesimpulan

C. Kegiatan penutup

1. Guru bersama siswa melakukan

refleksi atas pembelajaran yang

telah berlangsung

2. Guru bersama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran

pada hari ini.

3. Guru memberikan cerita motivasi

tentang pentingnya sikap disiplin.

4. Siswa melakukan operasi semut

untuk menjaga kebersihan kelas.

5. Kelas ditutup dengan doa

bersama dipimpin salah seorang

siswa.

Jumlah 46

Rata-rata 78,33

Page 205: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

139

No. Nama Siswa Hasil Pre-Test Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen Kontrol Eksperimen

1. MA TS 46 48

2. DH AD 44 50

3. AS TG 50 51

4. BG MA 42 52

5. FD WM 48 47

6. IH DA 50 48

7. AF AB 40 47

8. MN DC 43 51

9. HJ SH 46 49

10. KP SE 52 42

11. IK RM 53 46

12. AM MW 54 51

13. UM KL 46 50

14. MZ FJ 47 50

15. NL HR 48 51

Jumlah

709 733

Rata-rata 47,27 48,87

Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin I dan II

Page 206: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

140

No. Nama Siswa Hasil Pre-Test

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

Kontrol Eksperimen

1. AM AS 50 49

2. CA AG 45 52

3. DF AT 55 53

4. EL AN 40 54

5. FF AW 50 55

6. FI AM 52 51

7. IA AD 42 52

8. IS AC 44 56

9. LH HS 47 45

10. MD HD 51 41

11. MJ MR 52 48

12. MU MA 53 49

13. MA MM 49 51

14. MZ MF 48 53

15. NL NV 47 50

Jumlah

725 759

Rata-rata 48,33 50,6

Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin II

Page 207: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

141

Data Nilai Post-Test Hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen SD Negeri Mattoangin I Kecamatan Mariso Kota Makassar

No. Nama Siswa Hasil Posttest Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen Kontrol Eksperimen 1 Eksperimen 2

1. MA TS 78 84 85

2. DH AD 75 83 86

3. AS TG 77 82 88

4. BG MA 74 86 87

5. FD WM 78 85 89

6. IH DA 76 88 92

7. AF AB 77 89 90

8. MN DC 76 87 89

9. HJ SH 75 87 85

10. KP SE 80 84 86

11. IK RM 75 85 87

12. AM MW 76 87 86

13. UM KL 77 87 85

14. MZ FJ 79 90 88

15. NL HR 76 86 86

Jumlah

1149 1290

Rata-rata 76,60 86,00

Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin I

Page 208: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

142

Data Nilai Post-Test Hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen SD Negeri Mattoangin II Kecamatan Mariso Kota Makassar

No. Nama Siswa Hasil Posttest Kelas

Kontrol Kelas

Eksperimen Kontrol Eksperimen1 Eksperimen2

1. AM AS 77 86 87

2. CA AG 79 87 89

3. DF AT 76 81 86

4. EL AN 75 87 88

5. FF AW 77 88 90

6. FI AM 75 86 92

7. IA AD 79 87 90

8. IS AC 75 88 89

9. LH HS 75 86 87

10. MD HD 81 85 85

11. MJ MR 74 84 86

12. MU MA 77 86 87

13. MA MM 76 89 89

14. MZ MF 80 89 90

15. NL NV 76 85 89

Jumlah

1152 1294

Rata-rata 76,80 86,26

Sumber: Hasil Penelitian di SD Negeri Mattoangin II

Page 209: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Pretest Kelas Eksperimen

Page 210: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Pretest Kelas Kontrol

Pemberian Materi Kelas Kontrol

Page 211: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Pemberian Materi Kelas Eksperimen

Page 212: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Post test Kelas Kontrol

Page 213: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

Post test Kelas Eksperimen

Page 214: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 215: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 216: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik
Page 217: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

RIWAYAT HIDUP

Page 218: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN …keefektifan pembelajaran menulis karangan narasi berdasarkan pengalaman dengan teknik

RIWAYAT HIDUP

HAFSAH AM, S.Pd lahir di Ujung Pandang pada tanggal 02

November 1984 dari orang tua, ayah Amiran Mangga, BA dan

ibu Salmah Agi merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Mattoangin III

Kecamatan Mariso Ujung Pandang Provinsi Sul-Sel tamat tahun 1996.

kemudian melanjutkan di SMP Negeri 3 Ujung Pandang tamat tahun 1999.

Setelah tamat dari SMP Negeri 3 Ujung Pandang penyusun melanjutkan

sekolahnya di SMA Negeri 14 Makassar dan tamat tahun 2002. Selanjutnya

penyusun melanjutkan kuliah D2 (DIPLOMA 2) di Negeri Makassar pada

Jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di FKIP (Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan) selesai tahun 2004 dan melanjutkan S1 (STRATA 1) di

Universitas Muhammadiyah Makassar pada Jurusan PGSD (Pendidikan Guru

Sekolah Dasar) di FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) tamat

tahun 2012. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 (STRATA 2) Program

Magister Pendidikan Dasar di Universitas Muhammadiyah Makassar sampai

saat ini.