penatalaksanaan peb 160509
TRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN PREEKLAMSIA BERAT PREEKLAMSIA BERAT
(Lengkap)(Lengkap)HM Sulchan SofoewanHM Sulchan Sofoewan
Divisi Fetomaternal Bagian Obstetri Divisi Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UGM RSUP DR Sardjito YogyakartaUGM RSUP DR Sardjito Yogyakarta
MACAM-2 KEGAWATDARURATAN MACAM-2 KEGAWATDARURATAN OBSTETRIOBSTETRI
• 1. Perdarahan
• 2. Kejang
• 3. Nyeri perut akut bagian bawah
DALAM PENANGANAN DALAM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN OBST HARUSKEGAWATDARURATAN OBST HARUS
• 1. Tahu masalahnya
• 2. Dimana akan dirawat: Puskesmas/BKIA Klinik bersalin atau Rumah Sakit
KEPUTUSAN TERGANTUNG KEPUTUSAN TERGANTUNG PADAPADA
• 1. Dimana penderita pertama kali dijumpai
• 2. Besarnya masalah kegawatan
• 3. Komplikasi yang mungkin timbul
• 4. Besarnya kegawatan komplikasi
• 5. Kapan timbul komplikasi
• 6. Risiko besar mana jika penderita dirawat di Puskesmas/dirujuk
JIKA AKAN DIRUJUK, JIKA AKAN DIRUJUK, BAGAIMANABAGAIMANA
• 1. Transportasi
• 2. Tindakan darurat yang pertama dilakukan
• 3. Jika tidak mungkin dirujuk, apa yang akan dilakukan?
DOKTER/BIDAN PUSKESMAS/BKIA HARUS BELAJAR DOKTER/BIDAN PUSKESMAS/BKIA HARUS BELAJAR
MENANGANI KEADAAN DARURAT JIKAMENANGANI KEADAAN DARURAT JIKA::
• 1. Sarana transportasi tidak ada
• 2. Sarana transportasi tidak dapat segera diperoleh
• 3.Penderita tidak mau/tidak bisa dirujuk
DOKTER/BIDAN DOKTER/BIDAN PUSKESMAS/BKIAPUSKESMAS/BKIA
• 1. Harus dapat memberikan pelayanan efektif dalam keadaan darurat
• 2. Harus tahu apa yang harus dilakukan jika bekerja di Rumah Sakit atau diluar Rumah Sakit
PERTANYAAN-2 YANG PENTINGPERTANYAAN-2 YANG PENTING
• 1. Bagaimana sarana, obat dan alat
• 2. Semua/sebagian yang tersedia
• 3. Kalau salah satu tidak ada bagaimana
• 4. Ketrampilan bagaimana
• 5. Kalau penderita tidak bisa dirujuk bagaimana
TUGAS UTAMATUGAS UTAMA
• Harus tahu cara penanggulangan yang efektif pada keadaan gawat darurat obstetri diluar Rumah Sakit
• Tugas Pertanyaan• 1. Mengetahui masalahnya 1. Masalahnya apa?• 2. Menentukan tujuan pengobatan 2. Apa yg saya coba lakukan• 3. Memilih tindakan yg terbaik 3. Bgm cara melakukan• 4. Menilai hasil tindakan 4. Tindakan berhasil/gagal
Sebab kematian maternal di DIY th Sebab kematian maternal di DIY th 20052005
SebabSebab KodyaKodya SlemanSleman BantulBantul Kulon Kulon ProghoProgho
GunungGunung
KidulKidul
JmlJml
PerdarahanPerdarahan 33 11 22 22 22 1010
Preeklampsia/EklPreeklampsia/Ekl 33 33 33 -- 22 1111
InfeksiInfeksi -- -- -- 22 -- 22
Gagal paruGagal paru -- 11 - - -- -- 11
Gagal ginjalGagal ginjal -- -- -- -- 11 11
Gagal jantungGagal jantung -- -- -- 11 -- 11
Emboli air ketubanEmboli air ketuban 33 11 11 -- -- 55
Lain-lainLain-lain -- 33 66 -- -- 99
JumlahJumlah 99 99 1212 55 55 4040
SEBAB KEMATIAN DI RS DR SEBAB KEMATIAN DI RS DR SOETOMO 2006-2007SOETOMO 2006-2007
• PE / E 17
• HPP 5
• Peny jantung 2
• Sepsis 1
• Rupt uteri 1
• Lain-2 5
• Total 31
Insidensi dan mortalitasInsidensi dan mortalitas
• Insidensi: Indonesia 3,5% - 8,5%• Singapura 0,13% - 6,7%• RS DR Sardjito 3% - 4,1%• Kematian: 1982 1993 – 1998• Perinatal 36,1% 10,25%• Maternal 2,13% 0,32%• Sebab kematian maternal di RS DR Sardjito 1977 – 2001:• Preeklampsia/Eklampsia 34,09%• Perdarahan 27.27%• Infeksi 11,36%• Lain-lain 27,28%
PreeklampsiaPreeklampsia
• Hipertensi, proteinuria dan edema
• Proteinuria merupakan gejala penting
• Menyebabkan perfusi darah ke organ turun
• Vasospasmus dan fungsi endotel turun
Pre-eklampsia BeratPre-eklampsia Berat
• Tekanan darah diastolik > 110 mm Hg
• Proteinuria > 3+
• Tanda-tanda dan gejala lain kadang-kadang ada :- Nyeri Epigastrium- Nyeri kepala- Perubahan pandangan- Hiperrefleksia- Edema Pulmonal- Oliguria- IUGR/PJT
EklampsiaEklampsia
• PE disertai kejang dan atau koma
• Kejang terjadi seb, selam dan postpartum
• Kejang bisa juga terjadi 48jam/10 hr post partum
PE superimposed pada PE superimposed pada hipertensi khronishipertensi khronis
• Hipertensi khronis sebab apapun merupaka predisposisi PE-E superimposed jika disertai Proteinuria.
• Hipertensi khronis:
• - timbul sebelum hamil
• - timbul sebelum hamil 20 mggu
• - menetap sampai post partum
Faktor predisposisiFaktor predisposisi PE PE
• Paritas : nullipara• Genetik• Umur < 20 th, >35 th• ANC• Riwayat/hipertensi khronis• Riwayat peny ginjal• Gemilli• Penyakit kollagen• Obesitas
PRIMARY DEFECT OF PE/EPRIMARY DEFECT OF PE/E
• Primary defect dari PE/E dimulai pada maternal-fetal interface (plasenta)
• Penurunan perfusi plasenta karena adanya fetoplacental ischemia
• Ischemic placenta akan menghasilkan antiangiogenic factors yang memacu generalized vascular endothelium dysfunction, menyebabkan manifestasi sistemik
KOMPLIKASI MATERNAL PE/EKOMPLIKASI MATERNAL PE/E
• Dasarnya: syndrome of generalized endothelial dysfunction, komplikasinya vascular system
• Komplikasinya: 1) intravascular coagulation bleeding, DIC, 2) organ failure (hepar dan ren) diikuti penurunan perfusi 3) seizures/eklampsia, 4) HELLP syndrome, 5) edema paru, 6) abruptio plcentae, 7) perdarahan otak
KOMPLIKASI PERINATAL PE/EKOMPLIKASI PERINATAL PE/E
• Karena dilatasi fisiologis a. spiralis tidak terjadi yang disebabkan karena sel trofoblast plasenta tidak menginvasi a. spiralis sehingga tetap menyempit, akibatnya terjadi hipoperfusi dan ischemik
• Pada kasus yang berat akan terjadi juga proses patologi lainnya yaitu: akumulasi fat-laden macrophages dengan fibrinoid necrosis (acut atherosis), disrupsi basement membrane, platelet deposition, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin dan solusio plasenta yg dpt menyebabkan IUFD
ETIOLOGI PE/E/HELLP SYNDROMEETIOLOGI PE/E/HELLP SYNDROME!!
Invasive trophoblastInvasive trophoblast!!
Hipoksia trophoblastHipoksia trophoblast!!
Radical O2, Cytokine, proteolytic enzimeRadical O2, Cytokine, proteolytic enzime!!
Kerusakan endotelKerusakan endotel!!
Prostacycline dan Nitric oxide turunProstacycline dan Nitric oxide turunEndothelium/vasoconstrictor potent naikEndothelium/vasoconstrictor potent naik
!!Permeabilitas dinding pemb drh naikPermeabilitas dinding pemb drh naik
edema, Vol plasma turun, hemokonsentrasiedema, Vol plasma turun, hemokonsentrasi++
VasoconstrictionVasoconstriction!!
Platelet aggregation naikPlatelet aggregation naik!!
Thromboxane dan Serotonin naik induksi vasoconsThromboxane dan Serotonin naik induksi vasocons!!
Dalam microcirculation terbentuk thrombinDalam microcirculation terbentuk thrombin!!
Microangiopathy thombocytopenia dan hemolisisMicroangiopathy thombocytopenia dan hemolisis
Maternalvascular disease
Faulty placentation Excessive trophoblast
GeneticImmunologic orInflammatory
factor
Reduced uteroplacental perfusion
Endothelialactivation
Vasoactive agents,
Prostaglandins,Nitric oxides,endothelins
Noxious agents,Cytokines,
Lipid peroxida
Capillary leak
Activation coagulationvasospasme
Edema,Proteinuria,
Hemoconcentration
Thrombocytopenia
Hypertension,Seizures,Oliguria,
Abruption,Liver ischemia
Deteksi dini PEDeteksi dini PE
• Periksa ibu hamil: tiap 4 minggu sampai kehamilan 28 mgg, tiap 2 minggu sampai kehamilan 36 minggu dan selanjutnya tiap minggu
• TD 140/90 mmHg: observasi ataurawat jalan ketat dan dipondokkan jika menjadi PEB
• Pertambahan berat badan banyak dan mendadak harus waspada.
MAJOR FINAL CAUSES OF DEATH IN ECLAMPSIA
• 50.3% (n = 316) due to intracerebral
haemorrhage
• 24.7% (n = 155) respiratory failure
• 16.6% (n = 104) multi-organ failure
PREVENTABLE FACTORS
• Most cases of eclampsia can be prevented by early detection of pre-eclampsia and timeous delivery
PREVENTABLE FACTORS• In 90 eclamptic cases – 45% had “patient
avoidable” factors:
Lack of antenatal care
Booked, but infrequent attendance
*delay in seeking help
HEALTH CARE PROVIDER PROBLEMS
• Problem recognition
• Failure of referral
• Management at inappropriate health care level
• Correct diagnosis but inappropriate management
Prediksi PEPrediksi PE
• Infus angiotensin II test (increase pressor respons)
• Roll over test (supine pressor respons)• Asam urat• Kalsium urine• Kallikrein urine• Fibronektin• Jumlah trombosit• LPO• Kecepatan aliran darah a. umbilikalis
PENCEGAHAN PREEKLAMPSIPENCEGAHAN PREEKLAMPSIFish Oil Aspirin
Tromboxane A2+
Angiotensin
+
Respon Vasopresin
Vit. E
LPO ><Vit.E
Tdk mempengaruhi sintesa
- sintesaFish Oil
+ Prostacyclin B.P
Mencegah agar tidak lebih Mencegah agar tidak lebih berat berat
• Preeklampsia ringan:• Ambulatoir dengan kontrol teratur• Banyak istirahat• Sewaktu-waktu: pusing, mual segera ke Rumah Sakit• Jika makin jelek : Hospitalisasi• Preeklampsia berat:• Hindari kejang• Kontrol tekanan darah• Terminasi kehamilan
Strategi untuk Mencegah Strategi untuk Mencegah EklampsiaEklampsia
• Asuhan Antenatal dan mengenali hipertensi
• Identifikasi dan perawatan pre-eklampsia oleh penolong yang terampil
• Kelahiran tepat waktu
• 3.4% wanita dengan preeklampsia berat akan mengalami konvulsi
• Eklampsia adalah penyebab nomor satu dari kematian ibu di rumah sakit di Nepal
Organ yang terpengaruhOrgan yang terpengaruh
• Ginjal: proteinuria, hiperurecimia, hipokalsiuria, ureum dan kreatinin.
• Hepar: SGOT, SGPT, nyeri epigastrium.• Susunan syaraf pusat: pusing, perdarahan• Jantung: gagal ventrikel kiri.• Paru: edema paru.• Perdarahan otak.• Janin & plasenta: hipoksia, JTL, sol plas.
DiagnosisDiagnosis
• Berdasarkan perkembangan gejala klinik yang timbul setelah kehamilan20 mggu
• Timbul : hipertensi, proteinuria dan edema
• Tergantung derajatnya, bisa timbul komplikasi HELLP, eklampsia
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
• Pencegahan:• Primer: ditujukan pada kerusakan endotel• Sekunder: ditujukan pada akibat dari kerusakan
sel endotel• Diet: membatasi intake garam, suplemen
kalsium, • Minyak ikan• Aspirin dosis rendah• N-acetylcystein
PENGELOLAAN PERPENGELOLAAN PER• A. Ambulatoir: tak perlu tirah baring, diet reguler, tak
perlu kurangi garam, tak perlu diuretik, antihipertensi, atau sedativa. ANC setiap minggu
• B. Hospitalisasi: • 1. Jika hipertensi menetap, proteinuria menetap, lab
abnormal, timbul gejala PEB• 2. Hospitalisasi: ukur tek drh, amati edema, pert berat
badan, pengamatan impending eklampsia• 3. Pemeriksaan laboratorium: Hmt, AT, fungsi hepar dan
ren dan poduksi urine• 4. Pemantauan janin: NST, BPS, pertumbuhan, aliran
darah tali pusat
LanjutanLanjutan
• Pengelolaan obstetrik:
• 1. Belum dalam persalinan: <37 minggu, gejala tidak memburuk, tunggu cukup bulan, jika >37 minggu, tunggu tanda persal, jika serviks masak dan cukup bulan: induksi persalinan
• 2. Dalam persalinan: ikuti persalinan dengan kurva Friedman
Mild Preeclampsia
Ambulatory Management
Good Response
Weekly Antenatal Visit
No Respon/Eclampsia
Stop the Seizures
Termination
Unripe Cervix
Pitosin Infusion
Fail
Cesarean Section
Severe Preeclampsia No Response
Hospital Management
Good Response
Feto Placental Function
Sufficient Insufficient/Fetal Jeopardy
Ripe Cervix
Amnioty + Pitocyn Infusion
Spontaneus Delivery
Forceps/Vaccum Extraction
PRINSIP PENANGANAN PEBPRINSIP PENANGANAN PEB
• 1. Mencegah kejang
• 2. Mengendalikan hipertensi
• 3. Terminasi kehamilan
PENGELOLAAN PEBPENGELOLAAN PEB
• 1. Ekspektatif; konservatif: jika <37 mg, • dipertahankan selama mungkin, • diterminasi jika ada indikasi ibu atau • janin• 2. Aktif; agresif: jika >37 mg, kehamilan bisa • diterminasi• 3. Pemberian medikamentosa: segera masuk • RS, tidur miring, infus Ringer Laktat/Ringer • Dextose 5%. MgSO4• 4. Pemantauan janin
PEB
Tx Medicamentosa Segera mondok di RS Tirah baring Infus RL/RD
Sulfas Magnesicus Antihipertensi jika TD >160/110 mmHg
Konservatif Aktif < 37 minggu > 37 minggu, atau (dipertahankan) Fungsi liver turun Kortikosteroid (<34 minggu) Fungsi ren turun Solusio placentae
KPD/perdarahan
PER: Dipulangkan
Impending Eklampsia Terminasi In partu BS > 8 Induksi gagal Kurve Friedman Induksi persal Indikasi M/F
Per vaginam Per vaginam Abdominal
Magnesium sulfatMagnesium sulfat
Regimen magnesium sulfat
Regimen intramuskular menurut PritchardDosis loading: 4 gram IV + 10 gram IMDosis rumatan: 5 gram IM setiap 4 jam
Regimen ZuspanDosis loading: 4 gram IV Dosis rumatan: 1-2 gram IV per jam
Regimen intravena menurut SibaiDosis loading: 6 gram IV Dosis rumatan: 2-3 gram IV per jam
Magnesium sulfatMagnesium sulfat
• Cara kerja: perifer & sentral
• Dibandingkan diazepam:
– Menurunkan risiko relatif kematian maternal (0,59; 95% CI 0,37-0,94)
– Menurunkan risiko relatif kejang berulang (0,44; 95% CI 0,34-0,57) (Cochrane Database of Systematic Review 2003, Issue 4)
Tindakan Tenaga Fasilitas/Obat
Preeklampsia ringan:-Rawat jalan-Pemeriksaan: tek drh, edema, proteinuria
Dokter UmumBidan
-Poli ANC-Stetoskop Pinard-Laboratorium-Sedativa-Roboransia
Preeklampsia berat:-Rawat inap: perawatan dlm km isolasi, monitoring ibu dan janin
SpOGDokter UmumBidan
-Km isolasi-Laboratorium-Isap lendir-Infus set-Doppler-Sulfas Magnesicus-Antihipertensi-Diuretika
Tindakan Tenaga Fasilitas/Obat
Terminasi persalinan:-Ekstr vakum/forceps-SC, Anestesi dan resusitasi neonatus
Perawat anestesiSpOGPediatri
-Km operasi-Ekst vacum/forceps-Alat resusitasi bayi baru lahir
Eklampsia: -Mengatasi kejang-Membersihkan jalan nafas-Memantau ibu dan janin
SpOGPediatri
-Sulfas Magnesicus-O2-Infus/cairan-Tongue spatel-Doppler
LanjutanLanjutan• Cara persalinan
• Jika belum dalam persalinan kalau perlu pemasakan serviks, persalinan pervaginm
• Bedah sesar bila induksi gagal, stres ibu/janin
• Jika dalam persalinan, ikuti dengan kurva Friedman, kala II dipercepat dgn Vakum Ekstraksi/Forcep
MENGENALI EKLAMSIAMENGENALI EKLAMSIA
• Terjadi kejang atau tidak sadar
• 1. Kejang / pernah kejang: tonik-klonik, mirip epilepsi
• 2. Tanyakan pada keluarga pada setiap pasen tidak sadar: apakah ada kejang sebelumnya.
TINDAKAN EKLAMSIATINDAKAN EKLAMSIA
• 1. Jangan tinggalkan pasen: mintalah bantuan
• 2. Miringkan pasen kesisi kiri
• 3. Jagalah jalan nafas (airway)
• 4. Pasang infus, berikan cairan pelan: NaCl atau RL.
PRINSIP PERAWATANPRINSIP PERAWATAN
• Tujuan
• 1. Pengakhiran kehamilan aman
• 2. Melahirkan bayi mampu hidup
• 3. Perbaikan kondisi ibu
TATALAKSANATATALAKSANA
• 1. Pengurangan stres
• 2. Penilaian keadaan ibu dan janin
• 3. Terapi TD bila diastol > 110 mmHg
• 4. Terapi mual/muntah (k/p)
• 5. Terapi nyeri epigastrik (kalau ada)
• 6. Pertimbangkan profilaksi kejang
• 7. Pertimbangkan waktu / cara persalinan
MENGURANGI STRESMENGURANGI STRES
• 1. Minimalkan rasa tidak nyaman• 2. Beberapa komponennya:• a. Ruangan tenang, tidak terlalu terang, terisolasi• b. Protokol tatalaksana terencana dengan baik• c. Penjelasan rencana dengan jelas pada pasen /
keluarga• d. Minimalkan rangsangan• e. Pendekatan tim yang konsisten dan meyakinkan
(bidan, perawat, SpOG, anestesi, hematologi, neonatologi, nefrologi).
EKLAMPSIAEKLAMPSIA
• 1. Pengelolaan eklampsia: ABC, jalan • nafas, atasi dan cegah kejang, koreksi • hipoksia dan acidemia, cegah krisis • hipertensi, melahirkan janin dengan cara dan • saat yang tepat• 2. Pengobatan medikamentosa• 3. Perawatan kejang: ruang isolasi, posisi • tempat tidur bisa dirubah, kepala lebih • rendah, tongue spatel, fiksasi kendor
LanjutanLanjutan
• 4. Perawatan koma: kesadaran dinilai, jalan nafas terbuka, hindari dekubitus, nutrisi
• 5. Perawatan khusus: konsultasi dengan Bagian lain
• 6. Terminasi kehamilan tanpa melihat umur kehamilan dan keadaan janin setelah stabilisasi hemodinamik
• 7. Cara persalinan: per vaginam atau bedah sesar tergantung kematangan leher rahim
PENILAIAN KEADAAN IBU-KlinisPENILAIAN KEADAAN IBU-Klinis
• Tekanan darah:• 1. Penilaian derajat keparahan• 2. Konsistensi dalam pengukuran• 3. Hubungan TD dengan CVA, bukan kejang• Sistem syaraf pusat:• 1. Keberadan dan keparahan sakit kepala• 2. Gangguan penglihatan, buta kortikal, kabur• 3. Tremor, irritabilitas, hiperrefleksi, somnolen• 4. Mual dan muntah.
PENILAIAN KEADAAN IBU-KlinisPENILAIAN KEADAAN IBU-Klinis
• Hematologi• 1. edema• 2. Perdarahan, petkiae• Hepatik• 1. Nyeri kuadran kanan atas dan epigastrik• 2. Mual dan muntah• Ginjal• Output dan warna urin.
PENILAIAN KEADAAN IBU-LaboratotiumPENILAIAN KEADAAN IBU-Laboratotium
• Hematologi• 1. Hb, AT, apusan darah, burr cell• 2. PTT, APTT, fibrinigen, FDP• 3. LDH, asam urat • Hepatik• 1. SGOT, SGPT, LDH• 2. Glukose • Ginjal• 1. Proteinuria• 2. Kreatinin, urea, asam urat
PENILAIAN KEADAAN JANINPENILAIAN KEADAAN JANIN
• 1. Gerakan janin
• 2. Penilaian DJJ
• 3. USG untuk perkembangan janin
• 4. BPS
• 5. AFI
• 6. Doppler velocimetry: tali pusat dan a. serebtalis media.
PEMBERIAN OBAT2ANPEMBERIAN OBAT2AN
• Mual dan muntah
• Anti emetik
• Nyeri subhepatik
• 1. Morfin 2 – 4 mg IV
• 2. Antasid
• 3. Minimalkan palpasi.
Magnesium sulfatMagnesium sulfat
• Bila terjadi kejang, loading dose 4 g dengan infusion pump dalam 5-10 menit, dilanjutkan dengan 1-2 g/jam sampai 24 jam dari kejang terakhir.
• Bila kejang berulang bolus 2 g atau naikkan infus menjadi 1,5-2 g/jam (RCOG Guideline No. 10(A), March 2006)
Manajemen CairanManajemen Cairan
• Pro ekspansi volume
– Adanya deplesi volume
– Koreksi deplesi dapat memperbaiki sirkulasi maternal dan uteroplasental
– Mengurangi risiko hipotensi selama terapi vasodilator
– Tidak meningkatkan tekanan darah
Manajemen CairanManajemen Cairan
• Kontra ekspansi volume
– Risiko edema pulmo
– Efeknya hanya sementara
– Dapat menyebabkan resistensi antihipertensi
– Tidak semua pasien mengalami deplesi
Manajemen CairanManajemen Cairan
• Overload cairan iatrogenik adalah sebab kematian maternal utama pada preklamsia/eklamsia
•
Manajemen CairanManajemen Cairan
• Restriksi cairan lebih dianjurkan pada intrapartum & postpartum dengan 80 ml/jam atau 1 ml/kgBB/jam, atau urin output pada jam sebelumnya + 30 ml (Crest (2001); Hypertension in Pregnancy (2006) 25: 47-62; RCOG Guideline No. 10(A), March 2006; Emergency Medicine(2003)15:361-368)
• Loading 500 ml kristaloid: sebelum antihipertensi, anestesi epidural, manajemen awal oliguria (Aust. N.Z. Obstet. Gynaecol (2000)40:139-55)
Tujuan AntihipertensiTujuan Antihipertensi
• Mencegah perdarahan intraserebral
• Mencegah gagal jantung
• Menambah umur kehamilan
• Pemberian antihipertensi lebih bersifat simtomatik
AntihipertensiAntihipertensi
Indikasi untuk terapi antihipertensi
1. Antepartum dan intrapartum- Kenaikan tekanan darah persisten sedikitnya 1 jam
Sistole ≥ 160 mmHg/diastole ≥ 110 mmHg/ MAP ≥ 130 mmHg- Kenaikan tekanan darah persisten sedikitnya 30 menit
Sistole ≥ 200 mmHg/diastole ≥ 120 mmHg/ MAP ≥ 140 mmHg- Trombositopenia atau gagal jantung kongestif
Sistole ≥ 160 mmHg/diastole ≥ 105mmHg/ MAP ≥ 125 mmHg
2. Postpartum (persisten sedikitnya 30 menit)Sistole ≥ 160 mmHg/diastole ≥ 105 mmHg/ MAP ≥ 125 mmHg
Aust. N. Z J. Obstet. Gynaecol (2000)40:139-55Int J. Gynaecol Obstet. (2002)77:67-75Obstetric intensive care manual 2nd ed (2004): 51-65
NifedipinNifedipin
• Menghambat agregasi trombosit (Am J Hypertens (1988)1:175-7)
• Memperbaiki urine output dalam 24 jam postpartum (Am J Obstet Gynecol (1990)162: 788-92)
NifedipinNifedipin
• Memiliki efek yang setara dengan
hydralazine dan labetalol (Obstet Gynecol (1991)77:331-4; Br J Obstet Gynaecol (1988)95:868-76)
• Menurunkan tekanan darah dan memberikan
outcome perinatal yang baik (Am J Obstet Gynecol (1992)167:879-84)
• Tidak meningkatkan efek samping MgSO4 bila dipakai bersama-sama(Am J Obstet Gynecol (2005)193:153-163)
AntihipertensiAntihipertensi
Obat untuk terapi akut hipertensi berat
Kelas Obat Onset(menit)
Peak(menit)
Dosis
Dilator arterial
Hydralazine 10-20 60 5-10 mg IV tiap 15-30 menit
Calcium channel blocker
Nifedipine 10 60 10-20 mg PO tiap 30 menit
/ blocker Labetalol 5 60 20-40-80 mg IV tiap 10-20 menit sampai 300 mg
Dilator arterial/vena
Sodium nitroprusside
0,5-5 5 0,2-5,0 g/kg/menit
Clinical Maternal-Fetal Medicine (2000):19-33
KRISIS HIPERTENSIKRISIS HIPERTENSI
• Stabilkan hipertensi berat• 1. Mempertahankan TD diastol 90 – 100 mmHg• 2. Monitor status janin• Profilaksi kejang• Status volume intravaskuler • 1. Kateter Foley-jarang mengalami ARF• 2. Lahirkan
Imajing OtakImajing Otak
Otoregulasi otak
Hiperperfusi
Edema interstisial
Vasospasme
Iskemia
Edema sitotoksik
Infark
Hipertensi
Over regulationLoss of regulation
Am J Obstet Gynecol (2004)180:714-720Br J Obstet Gynaecol (1997)104:1165-1172
Imajing OtakImajing Otak
• CT scan tidak perlu rutin dilakukan, kecuali:
– Penampakan klinis yang tidak khas
– Belum pulih gangguan kesadaran 48 jam postpartum
– GCS < 8
– Ada gejala fokal neurologis
Br J Obstet Gynaecol (1986)93,6: 554-562
Memperhatikan GCSMemperhatikan GCS
• GCS ≥ 14 (compos mentis)Manajemen biasa
• GCS 9-13 (kesadaran menurun)AGD, CVP, lahirkan dalam 6-8 jam segera setelah keadaan emergensi teratasi
• GCS ≤ 8 (tidak sadar)CVP, intubasi & ventilasi, SC dengan GA segera setelah tensi terkendali dan trombositopenia dikoreksi, perawatan ICU
Hypertension in Pregnancy (2006) 25: 47-62
Vaginal atau SCVaginal atau SC
The mode of delivery should determined after considering the presentation of the
fetus and the fetal condition, together with the likelihood of success of induction of labour after assessment of the cervix
(RCOG Guideline No. 10(A), March 2006)
Keduanya punya tempat dalam manajemen eklamsia
Vaginal atau SCVaginal atau SC
• VaginalDalam fase aktif, tidak ada komplikasi lain, kesadaran penuh/gangguan neurologis minimal
• SCPenurunan kesadaran, tidak kooperatif, komplikasi, vaginal akan lebih dari 8 jam, ada indikasi obstetrik, fetal distress
HELLP SYNDROMEHELLP SYNDROME
• H : Hemolysis
• EL : Elevated Liver Enzyme
• LP : Low Platelets Count
• Terapi Medikamentosa:
• 1. Seperti pada PE/E
• 2. Kortikosteroid
• 3. Terminasi kehamilan
RENAL FAILURERENAL FAILURE
• 1. Biasanya respons dengan manajemen konservatif
• 2. Jika gagal dilakukan haemodialysis• 3. Indikasi haemodialysis adalah:• - Pulmonary oedema• - Hyperkalaemi berat• - Asidosis berat• - Uremia• 4. Diuretika jika terjadi pulmonary oedema
HELLP syndrome and DIC are controversial
• Abruptio placentae causes a marked increased risk of DIC
• Peripartum bleeding may induce DIC
KOMPLIKASI PE/EKOMPLIKASI PE/E
• Membutuhkan Ventilator 23%• DIC 9%• HELLP 7%• Gagal ginjal 6%• Edem paru 5%• Gagal napas 1,8%• Perdarahan otak 1,8%• Gagal jantung/Cardiac arrest 1,6%• Meninggal 1,8%
TERIMA KASIHTERIMA KASIH