pedoman rm

9
Pedoman RETENSI RM Kebijakan 1. Dasar hukum a. Undang-undang b. Undang –undange c. Keputusan Presiden RI Nomor 40 tahun 2001 tentang pedoman kelembagaan dan pengelolaan Rumah sakit. d. Peraturan menteri Kesehatan RI nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah sakit. e. Peraturan mentri kesehatan RI Nomor 986/Menkes/Per/XI/1992 ten persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit. f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. g. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang standar pelayanan Rumah Sakit. h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal Rumah sakit. i. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1165.a./Menkes/SK/X/2004 tentang komisi akreditasi Rumah Sakit. j. Surat edaran direktur jenderal bina pelayanan medik nomor HK.03.01/III/3744/08 tentang pembentukan komite dan tim pencegah dan pengendalian infeksi di Rumah sakit. E. FALSAFAH DAN TUJUAN Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pengendalian infeksi harus dilakukan oleh semua rumah sakit dan fasilitas

Upload: clarita

Post on 15-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PEDOMAN RM

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Rm

Pedoman RETENSI RM

Kebijakan 1. Dasar hukum

a. Undang-undangb. Undang –undangec. Keputusan Presiden RI Nomor 40 tahun 2001 tentang pedoman kelembagaan

dan pengelolaan Rumah sakit.d. Peraturan menteri Kesehatan RI nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang

Rumah sakit.e. Peraturan mentri kesehatan RI Nomor 986/Menkes/Per/XI/1992 ten

persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit.f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang

organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.g. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang

standar pelayanan Rumah Sakit.h. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang

standar pelayanan minimal Rumah sakit.i. Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor 1165.a./Menkes/SK/X/2004 tentang

komisi akreditasi Rumah Sakit.j. Surat edaran direktur jenderal bina pelayanan medik nomor

HK.03.01/III/3744/08 tentang pembentukan komite dan tim pencegah dan pengendalian infeksi di Rumah sakit.

E. FALSAFAH DAN TUJUAN Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pengendalian infeksi harus dilakukan oleh semua rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung dari kejadian infeksi dengan memperhatikan cost effetiveness.Kriteria pendukung :1. Adanya pedoman tentang PPI dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainnya yang meliputi tujuan, sasaran, program, kebijakan, struktur organisasi, uraian tugas Komite dan Tim PPI

2. Terdapat cakupan kegiatan tertulis mengenai program PPI memuat pengaturan tentang pencegahan, kewaspadaan isolasi, surveilans, pendidikan dan latihan, kebijakan Penggunaan antimikroba yang rasional dan kesehatan karyawan.

3. Pelaksanaan program PPI dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara berkala.4. Kebijakan prosedur dievaluasi setiap 3 (tiga ) tahun untuk disempurnakan.

Page 2: Pedoman Rm

F. ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

Pelaksanaan PPI dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya harus dikelola dan diintegrasikan antara struktural dan fungsional semua departemen / instalasi/ divisi/ unit di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya sesuai dengan falsafah dan tujuan PPI.

Kriteria pendukung :

1. Adanya kebijakan pimpinan rumah sakit untuk membentuk pengelola kegiatan PPI yang terdiri dari komite dan Tim PPI di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

2. Komite PPI bertanggung jawab langsung kepada direktur utama / Direktur.3. Tim PPI bertanggung jawab langsung kepada komite PPI.4. Pengelola PPI melibatkan depertemen/ instalasi/ divisi/ unit yang ada dirumah sakit

dan fasilitas kesehatan lainnya.5. Ada kebijakan tentang tugas, tanggung jawab dan kewenangan pengelola PPI

dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

G. ORGANISASI

Organisasi pencegahan dan pengendalaian infeksi ( PPI ) disusun agar dapat mencapai visi, misi dan tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk berdasarkan kaidah organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada dirumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dapat dimanfaatkan secara optimal.

1. Pimpinan dan stafPimpinan dan petugas kesehatan dalam komite dan Tim PPI diberi kewenangan dalam menjalankan program dan menentukan sikap pencegahan dan pengendalian infeksi.Kriteria :a. Komite PPI disusun minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota.

Ketua sebaiknya Dokter ( IPCO/ infection pervention and control officer ), mempunyai minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman, mendalami masalah infeksi, mikobiologi klinik, atau epidemiologi klinik.Sekretaris sebainya perawat senior ( IPCN / infection prevention and control nurse ), yang disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.Anggota yang dapat terdiri dari : Dokter wakil dari setiap SMF ( Staf Medis Fungsional ). Dokter ahli epidiomologi Dokter mikrobiologi / Patologi klinik Laboratorium Farmasi Perawat PPI/IPCN ( infection prevention and control nurse )

Page 3: Pedoman Rm

CSSD /ISS Laundry Instalasi Pemeliharan Sarana Rumah Sakit ( IPS-RS ) Sanitasi House keeping K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ) Petugas kamar jenasah

b. Tim PPI dari perawat PPI / IPCN dan 1 ( satu ) dokter PPI setiap 5 ( lima ) perawat PPI.

c. Rumah sakit harus memiliki IPCN yang bekerja purna waktu, dengan ratio 1 ( satu ) IPCN untuk tiap 100 – 150 tempat tidur dirumah sakit.

d. Setiap 100 tempat tidur sebaiknya memiliki 1 (satu ) ahli epidemiologie. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN ( infection prevention and

control link nurse ) dri tiap unit, terutama yang beresiko terjadinya infeksi.

Bagan struktur Organisasi

DIREKTUR UTAMA/DIREKTUR

........................................................................................................................................

Ket. Untuk fasilitas pelayan kesehata lainnya dapat mengacu pada struktur orgaisasi di rumah sakit yang dimodifikasi sesuai dengan keadaan setempat.

2. Uraia Tugasa. Direktur Rumah sakit

1) Membetuk komite dan Tim PPIRS dengan surat keputusan2) Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap

penyelenggaraan dan pengendalian infeksi nosokomial.3) Bertanggug jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana

termasuk anggaran yag dibutuhkan.4) Menentukan kebijakan pecegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.5) Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian ifeksi

nosokomial berdasarkan saran dan komite PPIRS.6) Mengadakan evaluasi kebijakan pemakain antibiotika yang rasional dan

disinfektan dirumah sakit berdasarkan saran dari komite PPIRS

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT

Page 4: Pedoman Rm

7) Dapat meutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari komite PPIRS.

8) Mengesahkan standar operasi prosedur ( SOP ) untuk PPIRS.b. Komite PPI

Kriteria anggota PPI1) Mempunyai minat dalam PPI2) Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI

Tugas dan tanggung jawab komite PPI :

1) Membuat dan megevaluasi kebijakan PPI2) Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami

dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.3) Membuat SOP PPI4) Menyusun dan mengevaluasi pelaksanana program PPI dan Program

pelatihan da pendidikan PPI5) Bekerja sama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau KLB

infeksi nosokomial.6) Memberi ulasan untuk megembangakan dan meningkatkan cara pencegahan

dan pengendalian infeksi.7) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.8) Megusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan

aman bagi yang menggunakan.9) Mengidentifikasi temuan dilapanga dan mengusulkan pelatihan untuk

meningkat kemampuan sumber daya manusia ( SDM ) rumah sakit dalam PPI10) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan11) Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada direktur12) Berkoordinasi dengan unit terkait lainnya.13) Memberikan usulan kepada direktur untuk pemakaian antibiotika yang

rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika dan menyebar luaskan data resistensi antibiotika.

14) Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ( k3 )15) Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.16) Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji

kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.

17) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.

18) Menentukan sikap penutupan ruanagn rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi.

Page 5: Pedoman Rm

19) Melakukan pengawasan terhadap tindakan – tindakan yang menyimpang dai standar prosedur / monitoring survailans proses.

20) Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan dan fasilitas kesehatan lainnya.

21) Komite PPI bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPI kepada Direktur.

c. IPCO ( infection prevention and control officer )Kriteria IPCO :1) Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI2) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI. 3) Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCO :

1) Berkonstribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.2) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan survailans3) Mengindetifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi

antibiotika.4) Bekerja sama dengan perawat PPI memonitor kegiatan survailans infeksi dan

mendeteksi serta menyelidiki KLB.5) Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan

dengan prosedur terapi.6) Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.7) Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan

pengendalian infeksi.

d. IPCN ( infection prevention and control nurse )

Kriteria IPCN :

1) Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikat PPI.2) Memiliki komitmen dibidang pencegahan dan pengendalian infeksi.3) Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara.4) Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident.5) Bekerja purna waktu.

Tugas dan tanggung IPCN :

1) Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi dilingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

2) Mmemonitor pelaksana PPI, penerapan SOP, kewaspadaan isolasi.3) Melaksanakan survailans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI.4) Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI

dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

Page 6: Pedoman Rm

5) Melakukan infestigasi terhadap KLB dan bersama sama komite PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi.

6) Memonitor kesehatan petugas untuk mencegah penularan infeksi dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

7) Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi dirumah sakit.

8) Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap limbah, laundry, gizi, dan lain-lain dengan menggunakan daftar tilik.

9) Memonitor kesehatan lingkungan.10) Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.11) Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi survailens infeksi

yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.12) Membuat laporan survailans dan melaporkan ke komite PPI.13) Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksaan dan kepatuhan PPI.14) Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip

PPI.15) Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.16) Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga

tentang topik infeksi yang sedang berkembang dimasyarakat, infeksi dengan insiden tinggi.

17) Sebagai koordinator antara depertemen / unit dalam mendeteksi, mencegah dan mengendalikan infeksi dirumah sakit.

e. IPCLN ( infe