pbl skenario ibu titipan

8
 LI 1 Memahami dan menjelaskan ciri  ciri dokter muslim 1.Beriman dan Bertaqwa 2.Penyayang,Penghibur,Murah Senyum. 3.Sabar,Rendah Hati,Toleran 4.Tenang sekalipun dalam keadaan kritis 5.Peduli Terhadap Pasien 6.Memandang semua pasien sama 7.Pemberi Nasehat 8.Menjaga Kesehatan sendiri 9.Suci hatinya & dapat dipercaya 10.Berilmu Pengetahuan LI 2 Memahami dan menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan kaidah Dasar Bioetik beneficience dan autonomi LO 2.1. Memahami dan menejalaskan Etika Kedokteran Etik berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan watak, perasaan,sikap,yang baik,yang layak. Etika kedokteran dibuat oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Tujuan Etika kedokteran adalah untuk me njadikan calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu pengetahuan tentang azas akhlak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), etika adalah : 1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral 2. Kumpulan atau seperangkat asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak 3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat Menurut Kamus Kedokteran(Ramali dan Pamuncak, 1987), etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam suatu profesi. Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja. LO 2.2. Memahami dan menjelaskan kaidah Dasar Bioetika beneficience dan autonomi Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie sebagai judge; penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks tertentu (‘ilat) y ang relevan. a. Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan. Pandangan Kant otonomi kehendak = otonomi moral yakni adalah kebebasan bertindak, memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar

Upload: asri-paramytha

Post on 20-Jul-2015

134 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 1/8

LI 1 Memahami dan menjelaskan ciri  –ciri dokter muslim

1.Beriman dan Bertaqwa

2.Penyayang,Penghibur,Murah Senyum.

3.Sabar,Rendah Hati,Toleran

4.Tenang sekalipun dalam keadaan kritis

5.Peduli Terhadap Pasien

6.Memandang semua pasien sama

7.Pemberi Nasehat

8.Menjaga Kesehatan sendiri

9.Suci hatinya & dapat dipercaya

10.Berilmu Pengetahuan

LI 2 Memahami dan menjelaskan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan kaidah Dasar

Bioetik beneficience dan autonomi

LO 2.1. Memahami dan menejalaskan Etika Kedokteran

Etik berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan watak,

perasaan,sikap,yang baik,yang layak.

Etika kedokteran dibuat oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

Tujuan Etika kedokteran adalah untuk menjadikan calon dokter lebih manusiawi

dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu

pengetahuan tentang azas akhlak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988), etika adalah :

1.  Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral

2.  Kumpulan atau seperangkat asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

3.  Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Menurut Kamus Kedokteran(Ramali dan Pamuncak, 1987), etika adalah pengetahuan

tentang perilaku yang benar dalam suatu profesi.

Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi

dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja.

LO 2.2. Memahami dan menjelaskan kaidah Dasar Bioetika beneficience dan autonomi

Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran

etik. empat kaidah dasar etika dalam praktik kedokteran, dengan prima facie sebagai judge;

penentu kaidah dasar mana yang dipilih ketika berada dalam konteks tertentu (‘ilat) yang

relevan.

a.  Menghormati martabat manusia (respect for person/autonomy). Menghormati martabat

manusia. Pertama, setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang

memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri), dan kedua, setiap manusia

yang otonominya berkurang atau hilang perlu mendapatkan perlindungan.

Pandangan Kantotonomi kehendak = otonomi moral yakni adalah kebebasan bertindak,

memutuskan (memilih) dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi

dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan atau campur-tangan pihak luar

Page 2: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 2/8

(heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self-legislation dari

manusia. Pandangan J. Stuart Millotonomi tindakan/pemikiran = otonomi individu, yakni

kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan

kemampuan melaksanakannya), hak penentuan diri dari sisi pandang pribadi.

b.  Berbuat baik (beneficence). Selain menghormati martabat manusia, dokter juga harus

mengusahakan agar pasien yang dirawatnya terjaga keadaan kesehatannya (patient

welfare).

  General beneficence :

o melindungi & mempertahankan hak yang lain

o mencegah terjadi kerugian pada yang lain,

o menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,

  Specific beneficence :

o menolong orang cacat,

o menyelamatkan orang dari bahaya.

c.  Tidak berbuat yang merugikan (non-maleficence). Praktik Kedokteran haruslah memilih

pengobatan yang paling kecil risikonya dan paling besar manfaatnya. Pernyataan kuno: first,

do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.

d.  Keadilan (justice).

Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama dan faham

kepercayaan, kebangsaan dan kewarganegaraan, status perkawinan, serta perbedaan

 jender tidak boleh dan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Tidak ada

pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter.

Memberi perlakuan sama untuk setiap orang (keadilan sebagai fairness) yakni : - Memberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka

(kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang memerlukan/membahagiakannya)

- Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan

beban sesuai dengan kemampuan pasien)

LO 2.3.Memahami dan menjelaskan Etika klinik

Page 3: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 3/8

Praktik klinik berisi pendidikan berbasis komoetensi untuk klinik dan kedokteran

komunitas. In merupakan tahapan internship atau magang untuk mendapatkan sertifikat

praktik mandiri.

Setiap kasus di klinik, terutama yang menonjol apek etiknya dianjurkan pendekatan praktis

dalam mengambil keputusan menggunakan empat topic berikut:

1.  Medical Indication 

terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai … dari sisi etik kaidah yang digunakan

adalah beneficence dan nonmaleficence

2.  Patient Preferrence

terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang akan diterimanya …

cerminan kaidah otonomi

3.  Quality of Life 

aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga atau meningkatkan

kualitas hidup insani … terkait dengan beneficence, nonmaleficence & otonomi

4.  Contextual Features 

menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan keputusan, spt faktor

keluarga, ekonomi, budaya … kaidah terkait justice 

LO 2.4. Memahami dan menjelaskan Hubungan Etik dengan Hukum

Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatab Indonesia

(PERHUKI) adalah semua ketentuan h ukum yang berhubungan langsung dengan

pemeliharaan pelayanan keseahatan dan penerepan hak dan kewajiban baik bagi

perseorangan maupun segenap lapisan masyrakat.

Hukum kesehatan mencakup komponen hokum bidang kesehatan yang bersinggungan

satu dengan yang lain yaitu Hukum Kedokteran/Kedokteran Gigi.

Persamaan Etik dan Hukum:

1.  Alat pengatur tertibnya hidup bermasyarakat

2.  Objeknya adalah tingkah laku manusia

3.  Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat

4.  Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi

5.  Bersumber dari hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior

Perbedaan Etik dan Hukum :

1.  Etik berlaku untuk profesi, Hukum berlaku untuk umum

2.  Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hokum disusun oleh badan

pemerintah3.  Etik tidak seluruhnya tertulis, hokum tercantum secara terinci dalam undang undang dan

lembaran/berita Negara

4.  Sanksi terhadap pelangggaran etik berupa tuntunan, sanksi terhadap pelanggaran hokum

berupa tuntutan

5.  Penyelesaian pelanggaran Etik tidak selalu disertai bukti fisik, penyelesaian pelanggaran

hokum memerlukanbukti fisik.

Page 4: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 4/8

Pelanggaran etikda kedokteran tidak selalu berarti pelanggaran hokum, begitu pula

sebaliknya. Pelanggaran etika kedokteran diproses melalui Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia (MKDKI) dan Majelis Kehirmatan Etika Kedokteran Indonesia (MKEK)

IDI, sedangkan pelanggaran hokum diselesaikan melalui pengadilan.

LI 3 Memahami dan menjelaskan Hubungan dokter dan pasien

LO 3.1. Memahami dan menjelaskan pola hubungan dokter-pasien

Pola dasar hubungan dokter dan pasien, terutama berdasarkan keadaan sosial budaya dan

penyakit pasien dapat dibedakan dalam tiga pola hubungan, yaitu:

1. Activity – passivity.

Pola hubungan orangtua-anak seperti ini merupakan pola klasik sejak profesi kedokteran mulai

mengenal kode etik, abad ke 5 S.M. Di sini dokter seolah-olah dapat sepenuhnya melaksanakan

ilmunya tanpa campur tangan pasien.

Biasanya hubungan ini berlaku pada pasien yang keselamatan jiwanya terancam, atau sedang

tidak sadar, atau menderita gangguan mental berat.

2. Guidance – Cooperation.

Pola ini ditemukan bila keadaan pasien tidak terlalu berat misalnya penyakit infeksi baru atau

penyakit akut lainnya. Meskipun sakit, pasien tetap sadar dan memiliki perasaan serta kemauan

sendiri. la berusaha mencari pertolongan pengobatan dan bersedia bekerjasama. Walau pun

dokter rnengetahui lebih banyak, ia tidak semata mata menjalankan kekuasaan, namun meng

harapkan kerjasama pasien yang diwujudkan dengan menuruti nasihat atau anjuran dokter.

3. Mutual participation.

Filosofi pola ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap manusia memiliki martabat dan hak yang

sarna. Pola ini terjadi pada mereka yang ingin memelihara kesehatannya seperti medical check

up atau pada pasien penyakit kronis. Pasien secara sadar dan aktif berperan dalam pengobatan

terhadap dirinya. Hal ini tidak dapat diterapkan pada pasien dengan latar belakang pendidikan

dan sosial yang rendah, juga pada anak atau pasien dengan gangguan mental tertentu.

LO 3.2. Memahami dan menjelaskan jenis-jenis perjanjian kontrak terapeutik 

Hubungan dokter dan pasien, secara hukum umumnya terjadi melalui suatu perjanjian atau

kontrak. Di mulai dengan tanya jawab (anarnnesis) antara dokter dan pasien, kemudian diikuti

dengan pemeriksaan fisik, akhirnya dokter rnenegakkan suatu diagnosis.

Dalam ilmu hukum dikenal dua jenis perjanji¬an, yaitu

1. resultaatsverbintenis, yang berdasarkan hasil kerja, artinya suatu perjanjian yang akan

memberikan resultaat atau hasil yang nyata sesuai dengan apa yang diperjanjikan.

2. inspanningsverbintenis, yang berdasar¬kan usaha yang maksimal (perjanjian upaya, artinya

kedua belah pihak berjanji atau sepakat untuk berdaya upaya secara maksimal untuk

mewujudkan apa yang diperjanjikan

Pada umumnya, secara hukum hubungan dok¬ter-pasien merupakan suatu hubungan ikhtiar

atau usaha maksimal. Dokter tidak menjanjikan kepastian kesembuhan, akan tetapi berikhtiar

se¬kuatnya agar pasien sembuh. Meskipun demikian, mungkin ada hubungan hasil kerja pada

Page 5: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 5/8

keadaan-¬keadaan tertentu seperti pembuatan gigi palsu atau anggota badan palsu, oleh dokter

gigi atau ahli orthopedi.

Perbedaan antara kedua jenis perjanjian terse¬but secara yuridis terletak pada beban

pembukti¬annya. Pada inspanningsverbintenis, penggugat yang harus mengajukan bukti-bukti

bahwa ter¬dapat kelalaian pada pihak dokter atau rumah sakit sebagai tergugat. Sebaliknya

pada resulta¬atverbintenis, beban pembuktian terletak pada dokter.

Menurut Subekti suatu perjanjian adalah suatu peristiwa bahwa seseorang berjanji kepada

orang lain atau antara dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

Untuk sahnya perjanjian terapetik, sebagaimana lazimnya ketentuan mengenai perjanjian, maka

harus dipenuhi syarat-syarat (unsur-unsur) yang ditentukan dalam Pasal 1320 K U H Perdata,

sebagai berikut:

1 . Kesepakatan dari pihak-pihak yang bersangkutan,

2, Kecakapan untuk membuat suatu perikat¬an,

3. mengenai Suatu hal tertentu, dan

4. Suatu sebab yang halal/diperbolehkan.

Dari keempat syarat tersebut, syarat 1 dan 2 merupakan syarat subyektif yang harus dipenuhi,yaitu para pihak harus sepakat, dan kesepakatan itu dilakukan oleh pihak-pihak yang cakap

untuk membuat suatu perjanjian (persyaratan dari subjek yang me¬lakukan kontrak medis),

sedangkan syarat 3 dan 4 adalah tentang objek kontrak medis tersebut. Apabila dilihat terutama

dari persyaratan subyektifnya, maka perjanjian medis mempunyai keunik¬an tersendiri yang

berbeda dengan perjanjian pada umumnya.

LO 3.3. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter

Hak Dokter

a.  Melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter (SID) dan Surat Izin Praktik

(SIP)b.  Memperoleh informasinyang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tengtang penyakitnya

c.  Bekerja sesuai standar profesi

d.  Menolak melaukan tindakan medic yang bertentangan dengan etika, hokum, agama dan

hati nuraninya

e.  Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien jika menurut penilaiannya kerja sama pasien

dengannya tidak berguna lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat

f.  Menolak pasien yang bukan spesialisasinya, kecuali dalam keadaan darurat atatu tidak ada

dokter lain yang mampu menanganinya.

g.  Hak atas kebebasan pribadi ( privacy ) dokter

h.  Ketentraman bekerjai.  Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter

 j.  Menerima imbalan jasa

k.  Menjadi anggota perhimpunan profesi

l.  Hak membela diri

Kewajiban Dokter

Page 6: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 6/8

Dalam undang undang No.29 tahun 2004 , dinyatakan bahwa kewajiban dokteratau dokter

gigi adalah :

a.  Memberikan pelayanan medis sesuai standard profesi dan standar prosedur operasional

serta kebutuhan medis pasien

b.  Merujuk pasien ke dokter/dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang

lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan

c.  Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien bahkan setelah pasien

tersebut meninggal dunia.

d.  Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin pada

orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya

e.  Menambah ilmu pengetahuna dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau

kedokteran gigi.

Menurut KODEKI :

I.  Kewajiban Umum

Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menjungjung tinggi, dan mengamalkan sumpah

Dokter

Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai standard

Profesi yang tertinggi

Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi

Oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi

Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji.

Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun

Fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh

Persetujuan pasien.

Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan

Setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang be,um diuji kebenerannya dan

Hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7 Seorang dokter hanya member surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa

Sendiri kebenarannya

Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus memperhatikan kepentingan

Masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan

Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan

Bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

II.  Kewajiban Dokter terhadap pasien

Pasal 10 Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup mahluk

Pasal 11 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

ketrampilannya untuk kepentingan penderita.

Pasal 12 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa dapat

berhubungan dengan keluarga yang penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam

masalah lainnya.

Pasal 13 Setiap dokter wajib merahasiakan segal sesuatu yang diketahuinya tentang seorang

Page 7: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 7/8

penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

Pasal 14 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas kemanusiaan,

kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

III.  Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat

Pasal 15 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin

Diperlakukan

Pasal 16 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya tanpa

Persetujuannya

IV.  Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri

Pasal 17 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal 18 Setiap dokter hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

dan tetap setia kepada cita- citanya yang luhur.

LO 3.4. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban pasien

Hak Pasien

Dalam KODEKI terdapat pasal-pasal tentang kewajiban dokter terhadap pasien yang juga

merupakan pula hak-hak pasien yang perlu diperhatikan. Pada dasarnya hak-hak pasien adalah

sebagai berikut:

a.  Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri, dan hak untuk mati secara wajar

b.  Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi

kedokteran

c.  Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobatinya

kontrak terapeutik.

d.  Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya

e.  Menolak atau menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran.

f.  Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan dan dikembalikan kepada dokter yang

merujuknya setelah selesai konsultasi atau pengobatan untuk memperoleh perawatan

atau tindak lanjut.

g.  Kerahasiaan dan rekam medisnya atas hal pribadi

h.  Memperoleh penjelasan tentang peraturan rumah sakit

i.  Berhubungan dengan keluarga, penasihat, atau rohaniwan dan lain lain yang diperlukan

selama perawatan di rumah sakit.

 j.  Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat, pemeriksaan

laboratorium, pemeriksaan Rontgen, Ultrasonografi (USG), CT-scan, Magnetic

Resonance Imaging(IMG), dan sebagainya, (kalau dilakukan), biaya kamar bedah, kamar

bersalin,imbalan jasa dokter dan lain-lain.

Kewajiban Pasien

a.  Memeriksakan diri sendiri sedini mungkin pada dokter

b.  Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya

c.  Mematuhi naihat dan petunjuk dokter

d.  Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah sakit dan lain-lainnya

e.  Yakin pada dokternya dan yakin akan sembuh

Page 8: PBL Skenario Ibu Titipan

5/17/2018 PBL Skenario Ibu Titipan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pbl-skenario-ibu-titipan 8/8

f.  Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan pengobatan serta

honorarium dokter.

LI 4 Memahami dan menjelaskan tentang hokum praktik bayi tabung dan surrogate mother

atau Ibu titipan menurut Islam

Praktik surrogate mother mengandung maslahah (kebaikan) dan mudharat (keburukan).

Mashlahahnya adalah untuk menyelamatkan embrio dari tindakan pemusnahan karena

dianggap tidak menghormati kehidupan insane dan merupakan pembunuhan dengan sengaja.

Mudharatnya antara lain :

a.  Kehadiran anak tersebut dapat menjadi konflik antara pihak penyewa rahim dengan pemilik

rahim

b.  Kemungkinan terjadinya komersialisasi rahim sehingga wanita catik tidak mau mengandung

karena takut merusak tubuhnya dan gemuk.

c.  Tidak terjalinnya hubungan keibuan antara anak dengan ibu yang menyewa rahim.

Mayoritas ulama menolak praktik surrogate mother dengan alasan utamanya karena

menimbulkan persoalan hokum yang krusial, intinya pada kerancuan nasab, bahkan dapagt

terjadi perebutan bayi antara pasangan suami-istri yang menitipkan embrionya dalam rahim

orang lain.

MUI menetapkan hokum surrogate mother sebagai berikut:

1.  Transfer embrio hasil inseminasi buatan antara sperma suami dan ovum isteri yang

ditempatkan pada rahim wanita lain adalah haram

2.  Transfer embrio hasil inseminasi buatan antara sperma suami dan ovum istri yang

ditempatkan pada rahim istri yang lain adalah haram

3.  Transfer embrio hasil inseminasi buatan antara sperma suami dan ovum isteri yang

ditempatkan pada rahim wanita lain yang tidak menginginkan kehamilan adalah haram

Nasab dari anak dari yang dilahirkan melalui proses surrogate mother adalah milik dari ibu

yang melahirkan (berdasarkan al-mujadalah:2)