pbl skenario 2 (a5)

25
LO. 1. Memahami dan menjelaskan Sumpah Hippocrates LI. 1.1 Memahami dan menjelaskan Sumpah Hippocrates Sejarah Etika Kedokteran Kode etik pertama dalam bidang praktek medic telah dikeluarkan oleh bangsa yang hidup di lembah Mesopotamia (Babylon) kira-kira 2500 tahun sebelum masehi.Kode Etik Hammurabi adalah sebuah Code of conduct yang secara terperinci mengatur sikap yang dituntut dari seorang dokter. Sumpah Hippocrates, suatu pernyataan pendek mengenai kelakuan (conduct) dokter, kita ketahui melalui sejarah sebagai pernyataan yang hidup dari cita-cita yang dijunjung tinggi oleh para dokter. Sumpah ini diterima pada masa kejayaan peradaban Yunani, pada abad ke-5 sebelum Masehi. Sumpah Hippocrates melindungi hak si pasien dan menimbulkan perasaan yang lebih dalam dan luhur dari dokter tanpa menunjukkkan hukuman atau sanksi-sanksi kepada dokter-dokter. Peradaban-peradaban lain kemudian menggambarkan prinsip- prinsip yang terbatas. Namun, sumpah Hippocrates itu kemudian diterima oleh peradaban Kristen pada abad ke-11 dan oleh peradaban barat dianggap sebagai suatu ungkapan sikap seorang dokter yang ideal. Sumbangan lain yang paling menonjol pada sejarah etik kedokteran pada sejarah etika kedokteran setelah Hippocrates diberikan oleh Thomas Percival, seorang dokter, pengarang, dan ahli filsafat Inggris. Pada tahun 1803, ia menerbitkan Code of Medical Ethics. Kepribadiaannya, perhatiannya terhadap keadaan social, serta hubungannnya yang erat dengan rumah sakit Manchester Infirmary, kesemuanya itu dia tuangkan dalam suatu publikasi yang berjudul “Hal-Ihwal Sikap Profesional dalam Hubungan Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan”. SUMPAH HIPPOCRATE 1

Upload: khansahaura

Post on 25-Jun-2015

218 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL SKENARIO 2 (A5)

LO. 1. Memahami dan menjelaskan Sumpah Hippocrates

LI. 1.1 Memahami dan menjelaskan Sumpah Hippocrates

Sejarah Etika Kedokteran

Kode etik pertama dalam bidang praktek medic telah dikeluarkan oleh bangsa yang hidup di lembah Mesopotamia (Babylon) kira-kira 2500 tahun sebelum masehi.Kode Etik Hammurabi adalah sebuah Code of conduct yang secara terperinci mengatur sikap yang dituntut dari seorang dokter.

Sumpah Hippocrates, suatu pernyataan pendek mengenai kelakuan (conduct) dokter, kita ketahui melalui sejarah sebagai pernyataan yang hidup dari cita-cita yang dijunjung tinggi oleh para dokter. Sumpah ini diterima pada masa kejayaan peradaban Yunani, pada abad ke-5 sebelum Masehi. Sumpah Hippocrates melindungi hak si pasien dan menimbulkan perasaan yang lebih dalam dan luhur dari dokter tanpa menunjukkkan hukuman atau sanksi-sanksi kepada dokter-dokter.

Peradaban-peradaban lain kemudian menggambarkan prinsip-prinsip yang terbatas. Namun, sumpah Hippocrates itu kemudian diterima oleh peradaban Kristen pada abad ke-11 dan oleh peradaban barat dianggap sebagai suatu ungkapan sikap seorang dokter yang ideal.

Sumbangan lain yang paling menonjol pada sejarah etik kedokteran pada sejarah etika kedokteran setelah Hippocrates diberikan oleh Thomas Percival, seorang dokter, pengarang, dan ahli filsafat Inggris. Pada tahun 1803, ia menerbitkan Code of Medical Ethics. Kepribadiaannya, perhatiannya terhadap keadaan social, serta hubungannnya yang erat dengan rumah sakit Manchester Infirmary, kesemuanya itu dia tuangkan dalam suatu publikasi yang berjudul “Hal-Ihwal Sikap Profesional dalam Hubungan Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan”.

SUMPAH HIPPOCRATE

Hippokrates (460 SM - 370 SM) adalah seorang ahli fisika dari Yunani kuno, yang kini dikenal sebagai figur medis yang paling terkemuka sepanjang masa, maka dari itu ia disebut "Bapak Kedokteran". Ia belajar dunia kedokteran dari sekolah kedokteran Kos dan mungkin merupakan salah satu murid dari Herodikus. Tulisan hasil karyanya yang dikenal dengan Corpus Hippocraticum telah membuang semua pemikiran takhyul masyarakat Yunani kuno mengenai penyakit dan obat-obatan. Tulisan-tulisan Hippokrates pun masih ada yang dipergunakan hingga saat ini, seperti Sumpah Hippokrates (Hippocratic Oath) dan berbagai risalat lainnya.

1

Page 2: PBL SKENARIO 2 (A5)

Berikut sumpah Hippokrates yang telah dimodernisasi menyesuaikan dengan abad 21 :

I swear by Apollo the physician, and Asclepius, and Hygieia and Panacea and all the gods and goddesses as my witnesses, that, according to my ability and judgement, I will keep this Oath and this contract:

Saya bersumpah demi Apollo, dan Asclepius, dan Hygieia, dan Panacea dan semua dewa dewi sebagai saksi saya, bahwa, berdasarkan kemampuan saya, akan tetap memegang teguh sumpah ini :

To hold him who taught me this art equally dear to me as my parents, to be a partner in life with him, and to fulfill his needs when required; to look upon his offspring as equals to my own siblings, and to teach them this art, if they shall wish to learn it, without fee or contract; and that by the set rules, lectures, and every other mode of instruction, I will impart a knowledge of the art to my own sons, and those of my teachers, and to students bound by this contract and having sworn this Oath to the law of medicine, but to no others.

Memperlakukan guru yang mengajarkan ilmu (kedokteran) ini kepada saya seperti orangtua saya sendiri dan menjalankan hidup ini bermitra dengannya, dan apabila ia membutuhkan uang, saya akan memberikan, dan menganggap keturunannya seperti saudara saya sendiri dan akan mengajarkan kepada mereka ilmu ini bila mereka berkehendak, tanpa biaya atau perjanjian, memberikan persepsi dan instruksi saya dalam pembelajaran kepada anak saya dan anak guru saya, dan murid-murid yang sudah membuat perjanjian dan mengucapkan sumpah ini sesuai dengan hukum kedokteran, dan tidak kepada orang lain.

I will use those dietary regimens which will benefit my patients according to my greatest ability and judgement, and I will do no harm or injustice to them.

Saya akan menggunakan pengobatan untuk menolong orang sakit sesuai kemampuan dan penilaian saya, tetapi tidak akan pernah untuk mencelakai atau berbuat salah dengan sengaja. Tidak akan saya memberikan racun kepada siapa pun bila diminta dan juga tak akan saya sarankan hal seperti itu.

I will not give a lethal drug to anyone if I am asked, nor will I advise such a plan; and similarly I will not give a woman a pessary to cause an abortion.

Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan walaupun diminta, dan saya juga wanita alat untuk menggugurkan kandungannya, dan saya akan memegang teguh kemurnian dan kesucian hidup saya maupun ilmu saya.

I will not use the knife, even upon those suffering from stones, but I will leave this to those who are trained in this craft.

Saya tak akan menggunakan pisau, bahkan alat yang berasal dari batu pada penderita(untuk percobaan), akan tetapi saya akan menyerahkan kepada ahlinya.

Into whatever homes I go, I will enter them for the benefit of the sick, avoiding any voluntary act of impropriety or corruption, including the seduction of women or men, whether they are free men or slaves.

2

Page 3: PBL SKENARIO 2 (A5)

Ke dalam rumah siapa pun yang saya masuki, saya akan masuk untuk menolong yang sakit dan saya tidak akan berbuat suatu kesalahan dengan sengaja dan merugikannya, terutama menyalahgunakan tubuh laki-laki atau perempuan, budak atau bukan budak.

Whatever I see or hear in the lives of my patients, whether in connection with my professional practice or not, which ought not to be spoken of outside, I will keep secret, as considering all such things to be private.

Dan apa pun yang saya lihat dan dengar dalam proses profesi saya, ataupun di luar profesi saya dalam hubungan saya dengan masyarakat, apabila tidak diperkenankan untuk dipublikasikan, maka saya tak akan membuka rahasia, dan akan menjaganya seperti rahasia yang suci.

So long as I maintain this Oath faithfully and without corruption, may it be granted to me to partake of life fully and the practice of my art, gaining the respect of all men for all time. However, should I transgress this Oath and violate it, may the opposite be my fate.

Apabila saya menjalankan sumpah ini, dan tidak melanggarnya, semoga saya bertambah reputasi dimasyarakat untuk hidup dan ilmu saya, akan tetapi bila saya melanggarnya, semoga yang berlawanan yang terjadi. 

Kemudian diadaptasi oleh World Medical Asscociation pada tahun 1948 yang dinamakan Deklarasi Jenewa (Declaration of Geneva) sebagai reaksi atas kejahatan medis yang dilakukan selama masa perang dunia ke-dua dimana pada saat itu banyak dokter yang melakukan eksperimen terhadap manusia (tawanan perang) tanpa izin yang bersangkutan dan tanpa memperhatikan etika penelitian maupun hak azasi manusia. Deklarasi ini beberapa kali diamandemen dan yang terakhir adalah tahun 2006 di Perancis :

Deklarasi yang asli ( tahun 1948 ) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan dan Syara’  Departemen Kesehatan RI dan Panitia Dewan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kemudian dikukuhkan oleh PP No. 26 tahun 1960 dan disempurnakan pada Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran II pada bulan Desember 1981 di Jakarta dan diterima sebagai lafal sumpah dokter Indonesia

3

Page 4: PBL SKENARIO 2 (A5)

LO.2 Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis

LI. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Rahasia Medis

Dokter harus sadar bahwa masyarakat kita sekarang ini sudah kritis dan dapat merespon terhadap segala sesuatu yang dirasa tidak sesuai dan merugikan mereka. Sering timbul masalah yang menyangkut hubungan dokter - pasien --> pembocoran rahasia. Harus disadari bahwa tanggung jawab dari profesi kedokteran ini sangatlah besar dan harus sesuai dengan hukum yang berlaku termasuk kode etik kedokteran dan kondisi masyarakat.

Arti Rahasia Kedokteran (PP No.10 tahun 1966) Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktek lapangan kedokteran, baik yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Rahasia pekerjaan Segala sesuatu yang diketahui dan harus dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yang diucapkan pada waktu menerima gelar seorang dokter.

4

Page 5: PBL SKENARIO 2 (A5)

Rahasia jabatanSegala sesuatu yg diketahui dan harus dirahasiakan berdasarkan lafal sumpah yg diucapkan pd waktu diangkat sebagai pegawai negeri.

Peraturan yang mengatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran :

1.PP No. 26 tahun 1960 tentang lafal sumpah dokter

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter”.

2.Pasal 12 dalam KODEKI

“ Seorang dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien karena kepercayaan yang diberikan kepadanya, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia “.

LI. 2.2 Memahami dan Menjelaskan Yang Berkewajiban Simpan Rahasia Medis

Berdasarkan penjelasan pada pasal 2 PP no. 10 tahun 1966 yang wajib menyimpan rahasia medis yaitu :

“Berdasarkan pasal ini orang ( selain daripada tenaga kesehatan ) yang dalam pekerjaanya berurusan dengan orang sakit atau mengetahui keadaan sisakit, ( baik ) yang tidak maupun yang belum mengucapkan sumpah jabatan, berkewajiban menjunjung tinggi rahasia mengenai keadaan si sakit. Dengan demikian para mahasiswa kedokteran, kedokteran gigi, ahli farmasi, ahli laboratorium, ahli sinar, bidan, para pegawai, murid para medis dan sebagainya termasuk dalam golongan yang diwajibkan menyimpan rahasia. Menteri Kesehatan dapat menetapkan, baik secara umum, maupun secara insedentil, orang-orang lain yang wajib menyimpan rahasia kedokteran, misalnya pegawai tata-usaha pada rumah sakit dan laboratorium-laboratorium.

Yang termasuk sebagai tenaga kesehatan :a. tenaga medis : dokter, dokter gigib. tenaga keperawatan : perawat, bidanc. tenaga kefarmasian : apoteker, analisis farmasi, asisten apotekerd. tenaga kesehatan masyarakat :epidemiologi kesehatan, entomology kesehatan,

mikrobio, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, sanitarian kesehatan.

e. tenaga gizi : nutrisionis, defisienf. tenaga keterapian fisik : fisio terapis, okupasiterapis, terapis wicarag. tenaga keteknisan medik :radiographer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi

elektromedis

LI. 2.3 Memahami dan Menjelaskan Kapan Rahasia Medis Dapat Dibuka

Rahasia medis dapat dibuka, ketika :

Ijin / otorisasi pasien

Berdasarkan Undang-undang Praktik Kedokteran pasal 48 tentang Rahasia Kedokteran,5

Page 6: PBL SKENARIO 2 (A5)

- Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan rahasia kedokteran.

- Rahasia kedokteran dapat di buka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien,memenuhi aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan

- Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan Peraturan Menteri.

Seorang dokter boleh membuka rahasia medis atau rahasia kedokteran tanpa perlu di jatuhi hukuman, apabila dokter membuka rahasia tersebut berdasarkan ketentuan perundang-undangan seperti berikut:

KUHP pasal 49Tidak dipidana, barang siapa yang melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain, kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain, karena ada serangan atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum .

KUHP Pasal 50Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang tidak di pidana.

KUHP Pasal 51Barang siapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang di berikan oleh penguasa yang berwenang, tidak di pidana.

LI. 2.4 Memahami dan Menjelaskan Sanksi Hukum Yang Berhubungan Dengan Rahasia Medis

Menurut pasal 322 KUHP yang berbunyi:(1) “Barang siapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang ia wajib menyimpannya

oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah“

(2) “Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang yang tertentu, ia hanya dituntut atas pengaduan orang tersebut“

Berdasarkan ayat pertama, bukan hanya dokter melainkan juga seseorang yang berprofesi selain dokter berlaku terhadap sanksi ini, serta sanksi ini akan tetap terus berlaku meskipun seorang dokter tersebut telah tidak berpraktik, sudah pensiun, ataupun pindah pekerjaan.Berdasarkan ayat kedua, apabila dokter membuka rahasia pasiennya, tidak akan langsung dituntut oleh pengadilan, melainkan hanya sesudah ada pengaduan atau tuntutan dari pasiennya.

Menurut pasal 1365 KUHP Perdata yang berbunyi:“Barang siapa yang berbuat salah sehingga seorang lain menderita kerugian, berwajib mengganti kerugian tersebut“

6

Page 7: PBL SKENARIO 2 (A5)

Berdasarkan pasal tersebut, dapat dimengerti bahawa apabila seorang dokter membuka rahasia medis pasiennya, dan pasien tersebut menderita kerugian akibat hal itu, maka dokter tersebut wajib mengganti kerugian pasien tersebut.

LO.3 Memahami dan Menjelaskan Informed Consent dan Rekam Medis

LI.3.1 Memahami dan menjelaskan Informed consent

Pengertian Informed consentInformed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberikan penjelasan.

Bentuk Informed consent

Tersirat dan dianggap telah memberikan (Implied Consent)Implied consent adalah persetujuan uang diberikan pasien secara tersirat, tanpa pernyataan tegas. Misalnya pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium, melakukan suntikan pada pasein, dan melakukan penjahitan.

Bentuk lain dari implied consent dalam keadaan gawat darurat adalah Presumed consent, artinya bila pasien dalam keadaan sadar, dianggap akan menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter.

Dinyatakan (Expressed Consent)Expressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau tulisan bila yang dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa. Bentuk persetujuan dalam Expresses consent:

a. Persetujuan lisan: dokter dalam penanganan medik hanya membutuhkan persetujuan secara lisan dalam hal ini tindakan yang tidak invasif (tidak mengandung risiko yang besar). Misalnya, pemeriksaan dalam rektal atau pemeriksaan dlama vaginal, mencabut kuku dan tindakan lain yang melebihi prosedur pemeriksaan dan tindakan umum.

b. Persetujuan tertulis: dokter dalam melakukan penanganan medik harus mendapat persetujuan secara tertulis dari pihak pasien. Persetujuan dilakukan terhadapan penanganan medik yang mengandung risiko seperti tindakan pembedahan atau prosedur pemeriksaan dan pengobatan yang invasif (mengandung risiko besar). Hal tersebut terdapat pada pasal 3 (1) Permenkes No. 585/ 1989. Persetujuan tersebut dalam bentuk formulir-formulir persetujuan pembedahan, operasi, dan lain-lain yang harus diisinya (umumnya) dengan ditulis tangan.

Pengaturan Informed consent

Permenkes No.585 tahun 1989 dan diperkuat UU No.29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran yang terdapat pada :

a. Pasal 457

Page 8: PBL SKENARIO 2 (A5)

1 : setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harud mendapat persetujuan

2 : persetujuan sebagaiman dimaksud pada ayat 1 dberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap

3 : penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup :

a. Diagnosis dan tata cara tindakan medisb. Tujuan tindakan medis yang dilakukanc. Alternatif tindakan lain dan resikonyad.Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadie. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

4 : persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan

5 : setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan

6 : ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ayat 2, ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 diatur dengan pengaturan menteri

b. Pasal 11 bab IV Permenkes No. 585

Untuk pasien dibawah umur 21 tahun dan pasien-pasien gangguan jiwa yang mendatangani adalah orang tua/wali/keluarga terdekat atau induk semang.Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar atau pingsan serta tidak didampingi oleh keluarga terdekat dan secara medik berada dalam keadaan darurat yang memerlukan tindakan medik segera, tidak diperlukan persetujuan dari siapa pun.

The Medical Defense Union dalam bukunya Medicolegal Issues in Clinical Practice menyatakan bahwa ada 5 syarat yang dipenuhi untuk Informed consent:

1. Diberikan secara bebas2. Diberikan oleh orang yang sanggup mebuat perjanjian3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien

dapatmemahami tindakan tiu perlu dilakukan

4. Mengenai sesuatu hal yang khas5. Tindakan itu juga dilakukan pada situasi yang sama

Pernyataan Ikatan Dokter Indonesia mengenai Informed consent:

1. Informed consent diberikan oleh pasien dewasa yang berada dalam kesehatan rohaniah

2. Untuk, orang dewasa yang berada dibawah pengampuan, Informed consent diberikan oleh orang tua/kurator/wali. Untuk yang dibawah umur yang tidak mempunya orang tua/wali, Informed consent diberikan kedapda keluarga terdekat atau induk semang (guardian)

8

Page 9: PBL SKENARIO 2 (A5)

3. Dalam pasien dalam keadaan tidak sadar/pingsan, serta tidak didampangin oleh yang tersebut diatas, dan dinyatakan secara medis dalam keadaan gawat atau darurat yang memerlukan tindakan medis secara segera untuk kepentingan pasien, tidak diperlukan Informed consent dari siapapun dan ini tanggung jawab dokter.

LI.3.2. Memahami dan Menjelaskan Rekam Medis

3.2.1. Pengertian

Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para pelayan atau tenaga kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu.

Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakak, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan (Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis).

Rekam medis adalah rekam dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medis/kesehatan kepada seorang pasien (SK PB IDI No.315/PB/A.4/88)

3.2.2. Perkembangan Rekam Medis di Indonesia

SK Menkes RI No.031/Birhup/1972 menyatakan bahwa semua rumah sakit diharuskan mengerjakan medical recording dan reporting, dan hospital statistic.Keputusan Menkes RI No.034/Birhup/1972 tentang Perencanaan dan Pemeliharaan Rumah Sakit, pada Bab I pasal 3 dinyatakan guna menunjang terselenggaranya master plan yang baik,setiap rumah sakit diwajibkan mempunyai dan merawat statistik yang mutakhir,serta membina rekam medis yang berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.SK Menkes RI No.134/Menkes/SK/IV/78 tentang susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit menyebutkan subbagian pencatatan medik mempunyai tugas mengatur pelaksanaan kegiatan pencatatan medik.IDI menerbitkan Fatwa IDI tentang Rekam Medis dalam SK No.315/PB/A.4/88 yang menekankan bahwa praktik profesi kedokteran harus melaksanakan rekam medisSerangkaian peraturan yang diterbitkan pemerintah mengenai rekam medis, dipertegas secara rinci dalam Permenkes RI No.749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang RM ( Medical Record ) sehingga RM mempunyai landasan hukum yang kuat.Dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran (UUPK) pasal 46, dipertegas bahwa:

Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis.

Rekam medis harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan.

Dalam UUPK pasal 79 diingatkan tentang sanksi hukum yaitu denda maksimum Rp50.000.000,00 bila dokter terbukti sengaja tidak membuat rekam medis.

3.2.3. Isi Rekam Medis

9

Page 10: PBL SKENARIO 2 (A5)

Rekam medis untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat memiliki informasi sebagai berikut:

Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa) Riwayat penyakit (anamnesis) tentang keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat

penyakit yang pernah diderita,riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin bersifat genetis

Laporan pemeriksaan fisik (pemeriksaan lab,foto rӧntgen,MRI,dll) Diagnosis dan/atau diagnosis banding Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang

berwenang.

Rekam medis untuk pasien rawat inap memuat beberapa informasi, antara lain:

Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa) Riwayat penyakit (anamnesis) tentang keluhan utama, riwayat sekarang, riwayat

penyakit yang pernah diderita,riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin bersifat genetis

Laporan pemeriksaan fisik (pemeriksaan lab,foto rӧntgen,MRI,dll) Diagnosis dan/atau diagnosis banding Instruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang

berwenang. Persetujuan tindakan medik Catatan konsultasi Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan Resume akhir dan evaluasi pengobatan

Dalam SK PB IDI No.315/PB/A.4/88 tentang Rekam Medis/Kesehatan ,tercantumbeberapa hal sebagai berikut:

Rekam medis/kesehatan harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya paling lambat 48 jam setelah pasien pulang atau meninggal

Perintah dokter melalui telepon untuk suatu tindakan medis, harus diterima oleh perawat senior. Perawat senior yang bersangkutan harus membaca ulang catatannya tentang perintah tersebut dan dokter yang bersangkutan mendengarkan pembacaan ulant tersebut dengan seksama serta mengoreksi bila ada kesalahan. Dalam waktu paling lambat 24 jam,dokter yang member perintah harus menandatangani catatan tersebut.

Perubahan terhadap rekam medis harus dilakukan dalam lembar khusus yang harus dijadikan satu dengan dokumen untuk rekam medis

3.2.4. Resume Akhir (Evaluasi Pengobatan )

Resume akhir dibuat segera setelah pasien dipulangkan.

Isi resume akhir harus singkat, menjelaskan informasi penting tentang penyakit,

10

Page 11: PBL SKENARIO 2 (A5)

pemeriksaan yang dilakukan, dan pengobatan atau perawatan yang diberikan kepada pasien.

Isi resume akhir menjelaskan beberapa hal,antara lain:

Alasan pasien masuk rumah sakit (anamnesis) Hasil penting pemeriksaan fisik Pengobatan dan tindakan operasi yang dilaksanakan Keadaan pasien ketika keluar dari rumah sakit Anjuran pengobatan dan perawatan.

Tujuan pembuatan resume akhir adalah: Menjamin kontuinitas pelayanan medik dengan kualitas yang tinggi serta bahan yang

berguna bagi dokter pada waktu menerima pasien untuk dirawat kembali Bahan penilaian staf medik rumah sakit Memenuhi permintaan dari badan-badan resmi atau perseorangan tentang perawatan

seorang pasien, misalnya dari perusahaan asuransi (setelah persetujuan dari direktur) Sebagai bahan informasi bagi dokter yang bertugas, dokter yang mengirim,dan dokter

konsultan

Untuk pasien yang meninggal dibuat laporan sebab kematian

3.2.5. Kegunaan Rekam Medis

Alat komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam memberikan pelayanan,pengobatan,dan perawatan pasien.

Dasar untuk perencanaan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien.

Bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembagan penyakit, dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat di rumah sakit.

Dasar analisis, studi,evaluasi terhadap mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Melindungi kepentingan hukum bagi pasien,rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

Dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.

Sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan laporan pertanggung jawaban

3.2.6. Informasi Kesehatan

11

Page 12: PBL SKENARIO 2 (A5)

Dari data yang terdapat dalam rekam medis, bila diolah menurut keperluannya dapat menjadi sumber informasi kesehatan dan dapat pula dihasilkan berbagai indikator yang dapat dipakai untuk menilai mutu dan efisiensi pelayanan,misalnya:

Bed Occupation Rate (BOR)Jumlah pasien rawat inap setiap hari untuk jangka waktu tertentu

Bed Turn Over (BTO)Indikator jumlah tempat tidur yang tersedia siap pakai

Bed Turn Over Interval (BTOI)Indikator jumlah tempat tidur yang tersedia siap pakai dalam jangka waktu pergantian pasien keluar dari rumah sakit dan penerimaan pasien rawat inap yang baru

3.2.7. Kepemilikan Rekam Medis

Permenkes pasal 9 tahun 1989 tentang RM, menyatakan bahwa rekam medis adalah milik pasien,namun isinya milik pasien yang bersangkutan.

Milik rumah sakit

Sebagai penanggung jawab integritas dan kesinambungan pelayanan kesehatan. Sebagai tanda bukti rumah sakit terhadap upaya penyembuhan pasien. Rumah sakit memegang berkas rekam medis yang asli. Direktur rumah sakit bertanggung

jawab atas hilangnya,rusaknya,dan pemalsuan rekam medis serta bertanggung jawab atas penggunaan oleh badan atau orang yang tidak berhak.

Milik pasien

Pasien memiliki hak legal maupun moral atas isi rekam medis yang isinya harus dijaga kerahasiaannya.

“Milik Umum”

Semua informasi yang terkandung dalam rekam medis adalah rahasia. Oleh karena itu, pemaparan isi rekam medis harus seizin pasien, kecuali:

Keperluan hukum Rujukan ke pelayanan lain untuk kepentingan pasien/keluarganya Evaluasi pelayanan di institusi sendiri yang bersangkutan Riset/edukasi Kontrak badan atau organisasi pelayanan

Ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan

Hanya petugas rekam medis yang diizinkan masuk ke ruang penyimpanan rekam medisDilarang mengutip sebagian atau sepenuhnya kecuali ditentukan oleh peraturan undang-

undang yang berlaku

12

Page 13: PBL SKENARIO 2 (A5)

Selama pasien dirawat,rekam medis pasien tersebut merupakan tanggung jawab perawat ruangan

Rekam medis boleh diambil lengkap tetapi atas permintaan hakim.

3.2.8. Kerahasiaan Rekam Medis

Kewajiban dokter dan kalangan kesehatan untuk melindungi isi rekam medis tertuang dalam Lafal sumpah dokter, KODEKI,dan peraturan perundang-undangan yang ada,dibahas dalam Bab 11 tentang Rahasia jabatan dan pekerjaan dokter. Dalam SK PB IDI No.315/PB/A.4/88 disebutkan bahwa:

“Pemaparan isi kandungan rekam medis/kesehatan hanya boleh dilakukan oleh dokter yang bertanggung jawab dalam perawatan pasien yang bersangkutan. Dan hal ini hanya boleh dilakukan untuk (1) pasien yang bersangkutan,(2) atau kepada konsumen,atau (3) untuk kepentingan pengadilan. Untuk rumah sakit permintaan pemaparan ini untuk kepentingan pengadilan harus ditujukan kepada kepala rumah sakit.”

Pasien dapat memperoleh rekam medis miliknya dengan menulis surat formal kepada pihak rumah sakit yang bersangkutan

3.2.9. Penyimpanan Rekam Medis

SK PB IDI No.315/PB/A.4/88

Lama penyimpanan berkas rekam medis adalah lima tahun dari tanggal terakhir pasien berobat atau dirawat, dan selama lima tahun itu pasien yang bersangkutan tidak berkunjung lagi untuk berobat. Lama penyimpanan berkas rekam medis yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat khusus dapat ditetapkan lain.

Setelah batas waktu tersebut yang disebutkan pada poin di atas dilampaui, berkas rekam medis/kesehatan dapat dimusnahkan.

Sebelum dimusnahkan, berkas-berkas rekam medis harus:

Diambil informasi utamaMenyimpan berkas anak-anak hingga batas usia tertentu sesuai dengan ketentuan

yang berlakuMenyimpan berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Depkes

merekomendasi masa retensi rekam medis,minimum:

RM obstetri, 25 tahun RM anak-anak dan usia muda,disimpan sampai ulang tahun ke-25,atau 8 tahun sesudah

kunjungan terakhir RM pasien gangguan mental,20tahun sesudah dokter yang merawat menyatakan pasien

sudah sembuh RM yang lain,8 tahun dan resume akhir dibuat

LO 4. Memahami dan Menjelaskan Tentang Hukum Membeberkan Rahasia Medik Dari Perspektif Hukum Islam

13

Page 14: PBL SKENARIO 2 (A5)

Rahasia adalah sesuatu yang tidak patut diketahui oleh orang lain. Apabila sesuatu yang diketahui oleh orang lain dapat menimbulkan kemarahan yang bersangkutan atau mengancam kepentingannya atau membuat malu, hal tersebut itu disebut rahasia.

Diantara akhlak Islam adalah larangan membocorkan rahasia dan mengungkit aib orang lain. Rahasia sama dengan janji yang harus selalu dijaga. Setiap kali kita berbicara dengan orang lain, maka obrolan itu jadi amanah yang harus selalu dijaga. Orang yang suka membocorkan rahasia akan jatuh harga dirinya. Orang yang telah mendengar rahasia orang lain sepatutnya menjadi kuburan bagi rahasia dan aib orang lain tersebut. Kuburan tersebut tidak usah digali-gali lagi kecuali melalui pembeberan yang sah menurut syariat dan membawa kebaikan bagi semua pihak. sebagaimana dalam surat QS. Al Anfal: 27

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rosul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Agama Islam yang mulia telah mengatur adab ini dengan sempurna. Menjaga rahasia adalah akhlak yang tersusun dari ketenangan dan menunaikan amanat dengan menyembunyikan rahasia merupakan hal yang terpuji. Sedangkan membocorkan rahasia merupakan sifat khianat dan orang yang mebocorkannya tidak lain adalah orang yang tidak bisa menjaga lisannya. Alloh Subhanahu Wata’ala memerintah kita untuk menjaga janji dan amanat dalam firmanNya pada QS. Al Mu’minun: 8

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat dan janjinya.”

Selain itu, Imam al-Ghozali mengatakan, “Menyebarkan rahasia hukumnya haram karena hal tersebut menyakiti dan merendahkan hak kawan. Membocorkan rahasia termasuk khianat, hukumnya haram bila dengan membocorkannya terdapat bahaya. Bila tidak ada bahayanya,maka tercela.”

Imam Roghib al-Ashfahani mengatakan, “Menyebarkan rahasia termasuk tanda kurang sabar dan kurang lapang dada. Sifat ini tidaklah melekat kecuali pada laki-laki yang lemah, anak kecil, atau wanita.”

Beliau juga mengatakan bahwa rahasia itu ada 2 bentuk, yaitu:

1. Ucapan yang dikatakan seseorang dan dia menyembunyikannya, bisa secara jelas semisal dia mengatakan “Rahasiakan apa yang aku katakan kepadamu” atau bisa juga berupa perbuatan semisal dia mencari waktu yang tepat kepada orang yang akan diajak bicara, atau dia berbisik dan merendahkan suaranya.

14

Page 15: PBL SKENARIO 2 (A5)

2. Rahasia yang tersimpan dalam dirimu, berupa perkara jelek bila tersebar atau sebuah rencanayang akan engkau kerjakan. Disamping itu menjaga rahasia juga ada 2 macam:

- Pertama, menjaga rahasia yang terpuji, dan ini termasuk bentuk menunaikan amanat dan menepati janji. Seperti menyembunyikan rahasia orang lain, atau rahasia pribadi dan semua ini adalah inti dari sifat menjaga rahasia.

- Kedua, menyembunyikan rahasia yang tercela, yaitu menyembunyikan persaksian dan menyembunyikan wahyu yang telah alloh turunkan.

Para nabi dan orang sholih telah memberikan teladan kepada kita dalam sifat menjaga rahasia. Terutama qudwah terbaik kita Rosululloh Shollallohu ‘Alayhi Wasallam, yaitu tatkala perang Khondaq terjadi. Beliau menyembunyikan masuk islamnya Nu’aim bin Mas’ud al-Ghothofani, dan berpesan kepadanya, “Hanya engkaulah satu-satunya orang yang masuk Islam pada saat ini, maka buatlah kekacauan di antara mereka semampumu karena perang penuh dengan tipu muslihat (al-Fushul Fi Siroh ar Rosul)

Teladan lain dapat kita jumpai pada Al Qur’an dan As Sunnah yaitu ketika Nabi Luth merahasiakan kedatangan para malaikat dari kaum dan istrinya (QS. Hud:81); ketika ibunda Nabi Musa menyembunyikan berita tentang Musa karena khawatir akan dibunuh Fir’aun (QS. Al Qoshosh:7); juga ketika Abu Bakar Rodhiallohu’anhu menyembunyikan rahasia Rosululloh Shollallohu ‘Alayhi Wasallam ketika Umar bin Khothob Rodhiallohu’anhu menawarkan putrinya Hafshoh Rodhiallohu’anha (HR. Bukhori); dan ketika Anas bin Malik Rodhiallohu’anhu menyembunyikan rahasia Rosululloh Shollallohu ‘Alayhi Wasallam kepada ibunya dan ibunya mendukungnya (HR. Muslim).

Karena tidak semua orang bisa menjaga rahasia, maka kita harus berhati-hati dalam menyampaikan rahasia. Hendaknya sebelum kita menceritakan rahasia kepada orang lain ada beberapa hal yang sebaiknya kita perhatikan dari diri orang tersebut, diantaranya adalah:

- Dia memiliki akal yang tajam, sehingga dengannya dapat terjaga rahasia- Dia memiliki agama yang kuat, sehingga terjaga dari khianat- Dia orang yang senang dan selalu menasihati, sehingga dapat memberi masukan dan saran saat senang maupun susah- Dia orang yang penuh kasih sayang dan cinta, sehingga karena rasa cinta dan perhatiannya dapat menjaga rahasia yang diinginkan- Dia punya sifat menyimpan rahasia. Hal ini dapat diketahui dari pergaulan dengannya, duduk bersamanya, dan praktik kesehariannya.

Menjaga harta lebih mudah ketimbang menjaga rahasia. Hal ini karena mengeluarkan harta harus lewat pintu dan gembok dan kunci yang berlapis, sedangkan membocorkan rahasia cukup sekedar dengan lisan yang berbicara. Benarlah kata seorang bijak, bahwa “Sabar dengan menggenggam bara api adalah lebih mudah daripada sabar menyimpan rahasia.” (Adz-Dzari’ah).

Dan cukuplah perkataan para Sahabat sebagai cambuk untuk mengingatkan kita dalam memegang amanah:

15

Page 16: PBL SKENARIO 2 (A5)

* Ali bin Abi Tholib Rodhiallohu’anhu berkata: “Rahasiamu adalah tawananmu, apabila engkau membocorkannya maka engkau jadi tawanannya.”

* Umar bin Abdul Aziz Rodhiallohu’anhu berkata: “Hati ibarat bejana dan bibir adalah gemboknya, sedangkan lisan adalah kuncinya. Maka hendaknya setiap orang menjaga kunci rahasianya.”

Kerugian yang diderita oleh orang lain tentu bergantung pada permasalahannya. Jika permasalahannya sangat peka karena menyangkut keamanan negara dan masyarakat, bahayanya pun akan sangat besar. Jika rahasia itu menyangkut pribadi seseorang, hal itu akan sangat merusak kredibilitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur’an

Hanafiah, Jusuf dan Amir, Amri.2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan edisi 4. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

http://blog.re.or.id/bunga-rampai-nasihat-tausyiah-aa-gym.htm

16

Page 17: PBL SKENARIO 2 (A5)

http://brownieshofwah.blogspot.com/2009/04/ssstt-rahasia-yah.html

http://herm4no.multiply.com/reviews/item/20

http://hukmulislam.blogspot.com/2010/10/pandai-menyimpan-rahasia.html

http://kisetsuharu.wordpress.com/tag/hippocrates/

http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/sejarah-etika-kedokteran.html

http://www.nlm.nih.gov/hmd/greek/greek_oath.html

http://www.ilunifk83.com/peraturan-dan-perijinan-f16/sumpah-hippocrates-t133.htm

http://quran.com/

www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../Rhs%20Kedokteran.pdf

www.ifhro.org/ed_modules/Education_Module4

17