pbl modul 1 onkologi

60
DISFAGIA Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang penyakit-penyakit dengan gejala pada DISFAGIA, patogenensis, patofisiologi, cara diagnosis dan penanganan penyakit-penyakit tersebut. Setelah pembelajaran dengan modul ini mahasiswa diharapkan dapat: A. Membuat arti dan definisi disfagia B. Menyebutkan dan menjelaskan tumor jinak dan ganas penyebab /degenerasi DISFAGIA. C. Menjelaskan patogenesis terjadinya DISFAGIA, a. Menjelaskan struktur anatomi pencernaan / GI Tract bagian atas D. Menjelaskan cara diagnosis penyakit-penyakit dengan disfagia E. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk membantu menegakkan diagnosis keganasan dan lain-lain kelainan yang menyebabkan disfagia a. Menggambarkan perubahan histopatologi pada bermacam-macam penyakit tumor pencernaan, b. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang apa saja yang digunakan untuk mendeteksi penyakit tersebut. F. Menyebutkan stadium kanker pada pencernaan dengan menggunakan sistem TNM G. Menjelaskan cara penanganan neoplasma jinak dan ganas H. Menjelaskan terapi utama dan tambahan pada tumor jinak maupun ganas I. Mengetahui prognosis kanker pencernaan. TUJUAN PEMBELAJARAN SASARAN PEMBELAJARAN

Upload: lisanopiyanti

Post on 27-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

modul onkologi skenario 1

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Modul 1 Onkologi

DISFAGIA

Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang penyakit-penyakit dengan gejala pada DISFAGIA, patogenensis, patofisiologi, cara diagnosis dan penanganan penyakit-penyakit tersebut.

Setelah pembelajaran dengan modul ini mahasiswa diharapkan dapat:A. Membuat arti dan definisi disfagia B. Menyebutkan dan menjelaskan tumor jinak dan ganas penyebab /degenerasi DISFAGIA.C. Menjelaskan patogenesis terjadinya DISFAGIA,

a. Menjelaskan struktur anatomi pencernaan / GI Tract bagian atasD. Menjelaskan cara diagnosis penyakit-penyakit dengan disfagiaE. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk membantu menegakkan

diagnosis keganasan dan lain-lain kelainan yang menyebabkan disfagiaa. Menggambarkan perubahan histopatologi pada bermacam-macam penyakit tumor

pencernaan,b. Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang apa saja yang digunakan untuk mendeteksi

penyakit tersebut.F. Menyebutkan stadium kanker pada pencernaan dengan menggunakan sistem TNMG. Menjelaskan cara penanganan neoplasma jinak dan ganas H. Menjelaskan terapi utama dan tambahan pada tumor jinak maupun ganas I. Mengetahui prognosis kanker pencernaan.

Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat dan diskusi, anda diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini.Berdasarkan skenario diatas, lakukanlah langkah-langkah di bawah ini:

1. Klarifikasi semua istilah yang asing atau yang sulit dimengerti, menentukan kata kunci2. Tentukan masalah (aspek atau konsep) pada skenario di atas yang tidak anda mengerti.

Buat pertanyaan tentang hal tersebut.3. Dengan menggunakan pengetahuan masing-masing, jawablah atau jelaskanlah masalah

tersebut. 4. Cobalah menyusun penjelasan tersebut secara sistimatik 5. Tentukan masalah-masalah yang belum terjawab dengan baik dan jadikanlah hal tersebut

sebagai tujuan pembelajaranmu selanjutnya.

TUJUAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN

Page 2: PBL Modul 1 Onkologi

6. Untuk menjawab atau memecahkan masalah tersebut, carilah informasi yang diperlukan sebanyak-banyaknya dari kepustakaan, pakar, dan lain-lain sumber informasi.

7. Diskusikan dari semua informasi yang ditemukan.

Page 3: PBL Modul 1 Onkologi

Skenario: 1

Seorang laki laki usia 60 th datang ke UGD RS dengan keluhan muntah setelah makan. Mula-mula rasa tidak enak di dada dan dirasakan makin lama makin berat. Belakangan rasa sakit disertai muntah dan seterusnya setiap kali makan muntah terutama kalau makan cair. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun.

Kata Sulit: -Kata/Kalimat Kunci:

- Laki- laki usia 60 tahun muntah setelah makan- Rasa tidak enak terutama di dada, makin lama makin berat, , keluhan dirasakan sejak 1

tahun- Muntah, muntah makan cair

Mind Map

Pertanyaan

1. Jelaskan anatomi dari saluran pencernaan bagian atas!2. Jelaskan proses fisiologi dari menelan!3. Jelaskan definisi dan etiologi dari disfagia!4. Jelaskan klasifikasi disfagia!5. Jelaskan pathogenesis disfagia!6. Jelaskan patomekanisme muntah saat makan cair pada kasus scenario!7. Jelaskan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dibutuhkan pada kasus scenario!8. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus scenario!9. Jelaskan perbedaan tumor jinak dan ganas pada saluran pencernaan bagian atas!10. Bagaimana tatalaksana awal yang dapat diberika pada kasus?11. Jelaskan DD dan WD pada kasus scenario!

Page 4: PBL Modul 1 Onkologi

PEMBAHASANRani Rahmadiyanti (2013730168)

1. Jelaskan anatomi dari saluran pencernaan atas?

RONGGA MULUT

BibirBibir merupakan dua lipatan berotor yang terdapat di orificium oris. Merkea diliputi di sebelah luar oleh kulit dan di sebelah dalam dilapisi oleh membrane mucosa. Bagian utama bibir dibentk oleh musculus orbicularis oris dan otot-otot ini menyebar dari bibir ke wajah. Di dalam bibir juga terdapat juga pembuluh darah dan saraf, jaringan ikat, dan banyak kelenjar ludah kecil. Philtrum adalah cekungan dangkal vertical yang dapat dilihat di garis tengah pada permukaan luar bibir atas. Lipatan medial dari membrane mucosa-treculum labialis-menghubungkan permukaan dalam bibir ke gusi.

Cavum OrisMulut terbentang dari bibir sampai pharynx. Kedua sisi pintu masuk pharynx, isthmus faucium dibentuk arcus palatoglossus.Mulut dapat dibagi dalam vestibulum oris dan cavum oris proprium

Vestibulum OrisVestibulum terletak di antara bibir dan pipi di sebelah luar serta gusi dan gigi geligi di sebelah dalam. Dinding lateral vestibulum dibentuk oleh pipi yang dibentuk oleh musculus buccinator dan dilapisi oleh membrane mucosa. Tonus musculus buccinators serta otot-otot bibir mempertahankan dinding vestibulum tetap kontak satu engan yang lain.

Cavum Oris Proprium

Dasar Rongga MulutSebagian besar dasar rongga mulut dibentuk oleh dua pertiga bagian anterior lidah oleh membrane mucosa yang terbentang dari pinggir lidah kea rah gusi yang terdapat di mandibular. Lipatan membrane mucosa yang disebut frenulum linguae menghubungkan garis tengah permukaan bawah idah dengan dasar rongga mulut. Lateral dari frenulum, membrane mucosa membentuk lipatan yang bergigi, disebut plica fimbriata.

Ductus submandibularis dari glandula submandibularis bermuara ke dasar rongga mulut pada puncak papilla kecila di sisi kanan dan kiri dari frenulum linguae. Glandula sublingualis juga bermuara ke dalam rongga mulut, dengan membentuk lipatan kecil dari membrane mucosa, disebut plica sublingualis. Sejumlah ductus dari glandula bermuara ke dalam lipatan kecil ini

Page 5: PBL Modul 1 Onkologi

Membrana Mucosa MulutDi dalam vestibulum, membrane mucosa ditambatkan ke musculus buccinators oleh serabut-serabut elastis yang terdapat di dalam submucosa, hal ini bertujuan untuk mencegah lipatan membrane mucosa yang berlebihan tergigit diantara gigi-geligi pada saat rahang ditutup.Persarafan Sensorik Rongga MulutAtap: nervus palatinus major dan nervus nasopalatinus dari divisi maxillaris nervus trigeminus Dasar: nervus lingualis, sebuah cabang dari divisi mandibularis nervus trigeminus. Serabut-serabut pengecap berjalan di dalam chorda tympani, sebuah cabang dari nervus facialis.Pipi: nervus buccalis, sebuah cabang dari divisi mandibularis nervus trigeminus

GIGI-Geligi

Gigi Decidua

Terdapat 20 buah gigi decidua: empat incisicus, dan caninus, dan empat molar pada masing-masing rahang. Gigi-gigi ini mulai muncul kira-kira usia 6 bulan dan semuanya telah muncul pada akhir usia 2 tahun. Gigi-gigi rahang bwah biasanya muncul lebih dulu dibandingkan dengan rahang atas

Gigi Tetap

Terdapat 32 gigi tetap, terdiri dari empat incisivus, dua caninus, empat premolar, dan enam molar pada masing-masing rahang. Gigi ini mucul pada usia 6 tahun. Gigi terakhir yang muncul adalah molar ketiga, yang dapat muncul di antara umur 17 sampai 30. Gigi-gigi rahang bawah muncul lebih dulu dibandingkan dengan rahang atas.

LidahLidah merupakan massa otot lurik yang diliputi oleh membrane mucosa. Otot-otot melekatkan lidah ke processus styloideus dan palatum molle di sebelah atas serta mandibular dan hyoideum di sebelah bawah. Lidah dibagi dua oleh septum fibrosum mediana menjadi belahan kanan dan kiri

Membrana Mucosa Lidah

Membrana mucosa permukaan atas lidah dapat dibagi atas bagian anterior dan posterior oleh sulcus berbentuk huruf V, sulcus terminalis. Apex dari sulcus menghadap ke belakang dan ditandai oleh sebuah lubang kecil, disebut foramen cecum. Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau pars oralis, dan sepertiga bagian posterior atau pars pharyngealis. Foramen cecum adalah sisa embrionik dan merupakan tanda dari tempat ujung akhir sebelah atas dari ductus thyroglossus.

Terdapat tiga jenis papilla di permukaan atas dua pertiga bagian anterior lidah: papilla filiformis, papilla fungiformis, dan papilla vallata. Membrane mucosa yang menutupi sepertiga

Page 6: PBL Modul 1 Onkologi

bagian posterior lidah tidak mempunyai papilla, tatapi permukaan nodulus irregular yang disebabkan oleh adanya nodulus lymphaticus di bawahnya yang di sebut tonsil linguae.

Membrane mucosa permukaan inferior lidah berjalan dari lidah ke dasar rongga mulut. Di anterior garis tengah, permukaan bawah lidah dihubungkan ke dasar rongga mulut oleh sebuah lipatan membrane mucosa, disebut frenulum linguae. Pada sisi lateral dari frenulum, vena lingualis profundus dapat dilihat melaui membrane mucosa. Lateral dari vena lingualis, membrane mucosa membentuk lipatan bergerigi disebut plica fimbriata.Otot-otot lidahOtot-otot lidah dapat dibagi dalam dua jenis intrinsic da ekstrinsikOtot-otot instrinsik: otot ini seluruhnya terletak di dalam lidah dan tidak dihubungkan ke tulang. Terdiri dari serabut0serabut longitudinal, transversal, dan vertical.

Persarafan: nervus hypoglossu=Gerakan: mengubah bentuk lidah

Otot-otot ekstrinsik: otot-otot ini diletakan ke tulang dan palatum molle. Otot-otot ekstrinsik lidah adalah musculus genioglossus, musculus hypoglossus, musculus styglossus, dan musculus palatoglossus

Persarafan: nervus hypoglossusGerakan: mengubah posisi lidah di dalam rongga mulut

Gerakan LidahProtrusi: musculus genioglossus kedua sisi berkontraksi bersama-samaRetraksi: musculus styloglossus dan musculus hypoglossus kedua sisi berkontraksi bersama-samaDepresi: musculus hypoglossus sisi berkontraksi bersama-samaRetraksi dan elevasi spertiga bagian posterior: musculus styloglossus dan musculus palatoglossus kedua sisi berkontraksi bersama-samaPerubahan bentuk: otot-otot intrinsic

PalatumPalatum membentuk atap mulut dan dasar dari cavum nasi. Palatum terbagi dua bagian palatum durum di depan dan palatum molle di belakang

Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus maxillaris dan lamina horizontalis ossis palatine. Di lanjutkan ke belakang oleh palatum molle. Palatum molle merupakan lipatan yang mudah bergerak dan terlekat pada pinggir posterior palatum durum

Terdapat pinggir palatum molle yang bebas, terletak di garis tengah berbentuk kerucuk di sebut uvula. Ke samping kanan dan kiri palatum molle berlanjut sebagai dinding lateral pharynx. Palatum molle terdiri dari membrane mucosa, aponeurosis palatinus, dan otot-otot.

GLANDULA SALIVARIA

Glandula parotis

Page 7: PBL Modul 1 Onkologi

Galndula parotis merupakan kelenjar saliva terbesar dan hampir seluruhnya terdiri dari acini serosa. Terletak di dalam sebuah sebuah cekungan di bawah meatus acusticus externus, di belakang ramus mandibulae dan di depan musculus sternocleidomastoideus. Nervus facialis membagi kelnjar ini menjadi lobus superficialis dan profunda. Ductus parotideus keluar dari pinggir anterior kelenjar dan berjalan ke depan di atas permukaan lateralis musculus masseter. Ductus ini bermuara ke vestibulum oris pada ssebuah papilla kecil di depan gigi molar kedua atas.

Galndula Submandibularis

Glandula submandibularis terdiri dari campuran acini serosa dan mucosa. Kelenjar ini terletak di pinggir bawah copus mandibulae dan terbagi atas bagian superficialis dan profunda oleh musculus mylohyoideus. Bagian profunda dari kelenjar terletak di bawah membrane mocusa mulut di samping lidah.Ductus submandibularis keluar dari ujung bagian profunda kelenjar dan berjalan ke depan di bawah membrane mucosa rongga mulut. Duvtus ini bermuara ke dalam rongga mulut pada papilla kecil yang terletak di samping frenulum linguae.

Glandula Sublingualis

Glandula sublingualis terletak di bawah membrane mucosa (plica sublingualis) di dasar rongga mulut, dekat dengan frenulum linguae. Kelenjar ini terdiri dari acini serosa dan mucosa, di mana bagian mucosa lebih banyak. Ductus sublingualis ( berjumlah 8-20 buah) bermuara ke dalam rongga mulut pada puncak plica sublingualis

PHARYNXPharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx dan dibagi menjadi bagian-bagian nasopharynx, oropharynx dan laryngopharynx. Pharynx berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya yang lebar terletak di bawah cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam. Pharynx mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna dei bagian depan

Dinding dalam pharynx

Pharynx dibagi dalam tiga bagian: nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx.Nasopharynx Nasopharynx terletak di atas palatum molle dan di belakang, rongga hidung. Di dalam submucosa atap terdapat kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsilla pharyngea. Isthmus pharyngeus adalah lubang di dasar nasopharynx di antara pinggir bebas palatum molle dan dinding posterior pharynx.Oropharynx

Page 8: PBL Modul 1 Onkologi

Oropharynx terletak dibelakang cavum oris. Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah di anatara lidah dan epiglottis.

Pada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus atau arcus palatoglossus dan palatofaringeus dengan tonsil palatine di antarannya. Arcus palatoglossus adalah lipatan membrane mucosa yang menutupi musculus palatoglossus. Celah di anatara kedia arcus palatoglossus disebut isthmus faucium dan merupakan batas anatara rongga mulut dan pharynx. Arcus palatopharyngeus adalah lipatan membrane mucosa yang menutupi musculus palatopharyngeus. Recessus di anatra arcus palatoglossus dan palatopharingeus diisi oleh tonsilla palatina.

LaryngopharynxLaryngopharynx terletak di belakang aditus larynges. Dinding lateral dibentuk oleh cartilage thyroidea dan mambrana thyroidea. Recessus piriformis, merupakan cekungan pada membrane mucosa yang terletak di kanan dan kiri aditus larynges.

Persarafan sensorik membrane mucosa pharynxNAsopharynx: nervus maxillaris (V2)Oropharynx: nervus glossopharyngeusLaryngopharynx: (disekitar aditus laringis): ramus laryngeus internus dari nervus vagus

Vaskularisasi PharynxPharynx endapat darah dari arteria pharyngica ascendens, cabang-cabang tonsilar arteria facialis, cabang-cabang arteria maxillaris, dan arteria lingualis.

Aliran limfe pharynxLimfe dialirikan dari pharynx langsung menuju ke nodi lymphoidei cervicales profunsi atau tidak langsung melalui nodi retropharyngeles atau paratracheales, baru menuju nodi lymphoidei cervicales profundi

OESOPHAGUSOesophagus merupakan tabung muscular, penjangnya sekitar 10 inci (25 cm), terbentang dari pharynx sampai ke gaster. Oesophagus mulai dari leher setinggi cartilage cricoidea dan berjalan turun di garis tengah di belakang trachea. Di dalam thorax, esophagus berjalan ke bawah melalui mediastinum dan masuk rongga abdomen dengan menembus diaphragm setinggi vertebra thoracica X. oesophagus berjalan singkat sekitar ½ inci sebelum masuk keg aster kanan.

Oesophagus di Leher

Batas-batas

Page 9: PBL Modul 1 Onkologi

Ke anterior: Trachea, nervus laryngeus recurrensKe posterior: Musculi precertbralis dan columna vertebralisKe lateral: Glandula thyroidea, sarung carotis, vena jugularis interna, dan nervus vagus, dan pada sisi kiri ductus thoracicus

Pendarahan

Arteri: Arteriae thyroideae inferioresVena: venae thyroideae inforiores

Aliran limfe

Nodi cervicales profundi

Persarafan

Nervus laryngeus recurrens dan rami dari truncus sympathicus

Oesophagus di Thorax

Batas-batas

Ke anterior: Trachea dan nervus laryngeus sinister, bronchus principalis sinister, atrium sinistrrum cordis.Ke posterior: Columna vertebralis, ductus thoracicus, vena azygos, arteriae intercostales posteriors dextrae, aorta thoracica descendensKe lateral, sisi kanan: pars mediastinalis pleura parietalis, vena azygosSisi kiri: arucus aorta, arteria subclavia sinistra, ductus thoracicus, pars mediastinalis pelura parietalis

Pendarahan

Arteri: bagian atas dari aorta thoracica desendensVena: mengalir ke vena azygos, dan sepertiga bagian bawah darah mengalir ke vena gastrica sinistra, yang akan bermuara di vena porta

Pembuluh limfe oesophagus

Bagian atas oesophagus mengalir masuk ke nodi mediastinales superiors dan posteriors, dan dari sepertiga bagian bawah masuk ke nodi lymphatici di sepanjang arteria dan vena gastrica sinistra dan nodi lymphatici coeliaci di abdomen

Page 10: PBL Modul 1 Onkologi

Persarafan oesophagus

Truncus vagus, plexus oesophagus, truncus sympathicus, nervi splanchniciOsophagus pada AbdomenOesophagus masuk ke abdomen melalui lubang yyang terdapat pada crus dextrum diaphragmaticum. Setelah berjalan sekiat ½ inci, oesophagus masuk ke lambung di sisi kanannya. Batas-batas:

Ke anterior: oesophagus terletak posterior terhadap lobus hepatis sinister dan di depan crus sinistrum diaphragmaticum. Nervus vagus sinister dan dexter masing-masing terletak pada permukaan anterior dan posterior oesophagus Pendarahan

Arteri: cabang—cabang dari arteria gastrica sinistraVena: vena gastrica yang mengalirkan darah ke vena porta Aliran limfe

Pembuluh-pembuluh limfe berjalan mengikuti arteriae menuju ke nervi gastrici sinistri Persarafan

Nervus gastrica anterior dan posterior dan cabang-cabang simpatik dari pars thoracica trunci sympathici

GASTERGaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar terletak di bagian tas abdomen. Secara kasar lambung berbentuk seperti huruf J, dan mempunyai dua lubang (ostium cardiacumm dan ostium pyloricum) dan dua curvature (curvature major dan curvature minor), serta dua permukaan (facies anterior dan facies posterior)Gaster dibagi dalam bagian-bagian berikut: Fundus: berbentuk kubah, menonjol ke atas,, dan terletak di sebelah kiri ostium cardiacum.

Biasanya fundus penuh dengan udara Corpus terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis (lekukan yang selalu ada

pada bagian bawah curvature minor) Antrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis sampai pylorus Pylorus: merupakan bagian lambung yang berbentuk paling tubular. Dinding ototnya yang

tebal membentuk sphincter pyloricus, dan rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus

Curvature minor membentuk pinggir kana gasterdan di hubungkan e hepar oleh omentum minus. Curvature ajor jauh lebih panjang dari curvature minor dan terbentang dari kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus, dan sepanjang pinggir kiri gaster. Omentum gastrolienale

Page 11: PBL Modul 1 Onkologi

terbentang dari bagian atas curvature major sampai ke lien. Omentum majus terbentang dari bagian bawah curvature major sampai ke colon transversum

Oesophagus memasuki gaster di ostium cardiacum. Walaupun secara otomatis tidak ada sphincter, tetapi terdapat mekaniseme fisiologuis yang mencegah regurgitasi isi lambung ke oesophagus

Ostium pyloricum dibentuk oleh canalis pyloricus. Tunica muscularis statum circulare yang meliputi gaster jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk sphincter pylorium secara anatomis dan fisiologis

Batas-batas gaster

Ke anterior: arcus costalis sinister, dinding anterior abdomen, diaphragm, pleura sinistra, basis pulmonis sinistrae, pericardium, lobus quadratus dan lobus hepatis sinisterKe posterior: omentum minus, pancreas, arteria lienalis, diaphragm, glandula suprarenalus sinistra, bagian atas ren sinister, dan mesocolon transversum

Perdarahan

ArteriArteria gastrica dan sinistra mendarahi curvature minorArteria gastroepiplocica dextra dan sinistra mendarahi curvature major. Arteriae gatricae breves berasal dari arteria lienalis mendarahi fundusVenaVena-vena mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena gastrica dextra dan sinistra ke vena porta. Vena gastrica brevis dan vena gastroepiplocica sinistra bermuara ke dalam vena lienalis, dan vena gastroepiplocica dextra bermuara ke dalam vena mesenterica superior.

Aliran limfe

Pembuluh-pembuluh limfe mengikuti perjalan arteri menuju ke nodi gastrici sinistri dan dextri, nodi gastrorpiploici sinistri dan dextri, serta gastrici breves. Semua cairan limfe dari gaster akhirnya berjalan ke nodi coeliaciPersarafanPersarafan serabut simpatik berasal dari plexus coelicus, dan serabut parasimpatik dari nervi vagi

DUODENUMDuodenum merupakan saluran berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 10 inci yang melengkung di sekitar caput pancreatic. Duodeunum mulai di sphincter pyloricus gastrici, dan berakhir dengan berlanjut sebagagi jejunum. Bagian pertama duodenum mempunyai omenutum minus yang melekat pada pinggir atasnya dan omentum yang melekat pada pinggir bawahnya. Sisa duodenum lainnya terletak retroperitoneal.

Page 12: PBL Modul 1 Onkologi

Duodenum dapat dibagi dalam empat bagian:Bagian pertama berjalan ke atas dan belakang pada planum transyloricum setinggi vertebra lumbalis.Bagian kedua berjalan vertical ke bawah . ductus choledochus dan ductus pancreaticus major menembus dinding medial kira-kira setengah bagian bawah, dan kedua ductus ini bergabung membentuk ampula yang bermuara ke duodenum pada papilla duodenia major. Ductus pancreaticus accesorius bermuara ke dalam duodenum pada papilla duodeni minor, sekitar 0.75 inci di atas papilla duodeni major.Bagian ketiga berjalan horizontal di depan columna vertebralis. Radix mesentrii intestinum tenue dan vasa mesenterica superior menyilang bagian ini di anteriorBagian keempat berjalan ke atas dan ke flexura duodenojejunalis. Flexura ini difikasi oleh ligamentum treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragmaticum.

Batas-batas

Bagian pertama: ke anterior lobus quodratus hepatis, vesica biliaris. Ke posterior bursa omentalis vesica biliaris . ke posterior bursa omentalis, arteria gastroduodenalis, ductus choledochus, vena porta, dan vena cava inferiorBagian kedua ke anterior fundus vesica biliaris, lobus hepatis dexter, colon transverum, lengkung intestinum tenue. Ke posterior hilum renale dextrum. Ke medial: caput pancreatic, ductus choledochus, dan ductus pancreaticus.Bagian ketiga: ke anterior radix mensenterica superior, lengkung jejunum. Ke posterior; ureter dextra, vena cava inferior, dan aorta. Ke superior: caput pancreaticBagian keempat: ke anterior permulaan radix mesenterii, lengkung jejunum. Ke posterior: pinggir kiri aorta

Pendarahan

ArteriSetengah bagian atas duodenum didarahi oleh oleh arteria pancreaticoduodenalis superior, sebuh cabang dari arteria gastroduodenalis. Setengah bagian bawah didarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis inferior, sebuah cabang dari arteria mesenterica superior.VenaVena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta, vena pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesentrica superiorAliran limfePembuluh-pembuluh limfe bermuara ke atas via nodi pancreaticoduodenalis ke nodi gastroduodenales dan nodi coeliaci. Bermuara ke bawah melalui nodi pancreaticoduodenales ke nodi mesenterici superiorsPersarafan

Page 13: PBL Modul 1 Onkologi

Duodenum mendapat persarafan simpatik dan parasimpatik melalui plexus coeliacus dan plexus mesentericus superior.

Lisa Nopiyanti (2013730149)

2. Jelaskan fisiologi dari proses menelan?

FISIOLOGI MENELANProses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal.

FASE ORAL

Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi

Page 14: PBL Modul 1 Onkologi

geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di sadari.Pada fase oral ini perpindahan bolus dari rongga mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.

FASE FARINGEAL

Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus) dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :1.m. Tensor veli palatini (N.V) dan m. Levator veli palatini (N.IX, n.X dan N.XI) berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian uvula tertarik keatas dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.2.m.genioglosus (M.XII, servikal 1), m ariepiglotika (N.IX,NX) m.krikoaritenoid lateralis (N.IX,N.X) berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup.3.Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid, (N.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (N.XII dan N.servikal I).4.Kontraksi m.konstriktor faring superior (N.IX, N.X, N.XI), m. Konstriktor faring inermedius (N.IX, N.X, N.XI) dan m.konstriktor faring inferior (N.X, N.XI) menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (N.X)5.Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.

Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Waktu Pharyngeal transit juga bertambah sesuai dengan umur.Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik.

FASE ESOFAGEALPada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik. 

Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :

1.       Dimulai dengan terjadinya relaksasi m.krikofaringeus menyebabkan bolus masuk ke esofagus. Gelombang peristaltik primer terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.

2.       Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus

Page 15: PBL Modul 1 Onkologi

yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.

Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik. Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk mera

Vanessa Ully Rakhma (2013730185)

3. jelaskan definisi dan etiologi dari disfagia!

Dysphagia didefinisikan sebagai kesulitan makan. Dysphagia adalah perkataan yang berasal dari

bahasa Yunani dys yang berarti kesulitan atau gangguan, dan phagia berarti makan. Disfagia

berhubungan dengan kesulitan makan akibat gangguan dalam proses menelan. Kesulitan

menelan dapat terjadi pada semua kelompok usia, akibat dari kelainan kongenital, kerusakan

struktur, dan/atau kondisi medis tertentu. Masalah dalam menelan merupakan keluhan yang

Page 16: PBL Modul 1 Onkologi

umum didapat di antara orang berusia lanjut, dan insiden disfagia lebih tinggi pada orang berusia

lanjut dan pasien stroke. Kurang lebih 51-73% pasien stroke menderita disfagia. Penyebab lain

dari disfagia termasuk keganasan kepala- leher, penyakit neurologik progresif seperti penyakit

Parkinson, multiple sclerosis, atau amyotrophic lateral sclerosis, scleroderma, achalasia, spasme

esofagus difus, lower esophageal (Schatzki) ring, striktur esofagus, dan keganasan esofagus.

Disfagia merupakan gejala dari berbagai penyebab yang berbeda, yang biasanya dapat

ditegakkan diagnosanya dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

lainnya, di antaranya pemeriksaan radiologi dengan barium, CT scan, dan MRI.

Rifky Fadila Naratama (2013730171)

4. Jelaskan klasifikasi disfagia!Berdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi atas:•Disfagia mekanik Disfagia mekanik timbul bila terjadi penyempitan lumen esophagus. Penyebab utama disfagia mekanik adalah sumbatan lumen esophagus oleh massa tumor dan benda asing. Penyebab lain adalah akibat peradangan mukosa esophagus, striktur lumen esophagus, serta akibat penekanan lumen esophagus dari luar, misalnya pembesaran kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelenjar getah bening di mediastinum, pembesaran jantung, dan elongasi aorta.

Page 17: PBL Modul 1 Onkologi

•Disfagia motorik Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh kelainan neuromuscular yang berperan dalam proses menelan. Lesi di pusat menelan di batang otak, kelainan saraf otak n. V, n. VII, n. IX, n. X dan n. XII, kelumpuhan otot faring dan lidah, serta gangguan peristaltic esophagus dapat menyebabkan disfagia. Penyebab utama dari disfagia motorik adalah akalasia, spasme difus esophagus, kelumpuhan otot faring dan skleroderma esophagus.•Disfagia oleh gangguan emosiKeluhan disfagia dapat juga timbul bila terdapat gangguan emosi atau tekanan jiwa yang berat. Kelainan ini dikenal sebagai globushisterikus.

Berdasarkan lokasinya, disfagia dibagi atas:•Disfagia orofaringealDisfagia orofaringeal adalah kesulitan mengosongkan bahan dari orofaring ke dalam kerongkongan, hal ini diakibatkan oleh fungsi abnormal dari proksimal ke kerongkongan. Pasien mengeluh kesulitan memulai menelan, regurgitasi nasal, dan aspirasi trakea diikuti oleh batuk.•Disfagia esophagealDisfagia esophagus adalah kesulitan transportasi makanan kekerongkongan. Hal ini diakibatkan oleh gangguan motilitas baik atau obstruksi mekanis.

3. Patogenesis Proses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yang berperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Keberhasilan mekanisme menelan ini tergantung dari beberapa faktor, yaitu:a. Ukuran bolus makananb. Diameter lumen esophagus yang dilalui bolusc. Kontraksi peristaltik esophagusd. Fungsi sfingter esophagus bagian atas dan bagian bawahe. Kerja otot-otot rongga mulut dan lidah

Integrasi fungsional yang sempurna akan terjadi bila system neuro muscular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik dinding faring dan uvula, persarafan ekstrinsik esophagus serta persarafan intrinsic otot-otot esophagus bekerja dengan baik, sehingga aktivitas motorik berjalan lancar. Kerusakan pusat menelan dapat menyebabkan kegagalan aktivitas komponen orofaring, otot lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas. Oleh karna otot lurik esophagus dan sfingter esophagus bagian atas juga mendapat persarafan dari inti motor n. vagus, maka aktivitas peristaltic esophagus masih tampak pada kelainan di otak. Relaksasi sfingter esophagus bagian bawah terjadi akibat perenggangan langsung dinding esophagus.

Mundri Nur Afsari (2013730155)5. Jelaskan patofisiologi dari disfagia !

PATOFISIOLOGI DISFAGIA

Transportasi normal bolus makanan yang ditelan lewat lintasan gerakan menelan tergantung

pada (1) ukuran bolus makanan yang ditelan, (2) diameter lumen lintasan untuk gerakan

menelan, (3) kontraksi peristaltik, dan (4) inhibisi deglutisi, termasuk relaksasi normal yang

disebabkan oleh bolus makanan yang berukuran besar atau oleh penyempitan lumen disebut

Page 18: PBL Modul 1 Onkologi

disfagia mekanis, sementara disfagia yang terjadi akibat inkoordinasi atau kelemahan kontraksi

peristaltik atau akibat inhibisi deglutasi dinamakan disfagia motorik.

Disfagia mekanis

Disfagia mekanis dapat disebabkan oleh bolus makanan yang sangat besar, penyempitan intrinsik

atau kompres ekstrinsik lumen esofagus dapat mengembang hingga mencapai diameter 4 cm

karena elastisitas dinding esofagus tersebut. Kalau esofagus tidak mampu berdilatasi hingga

melebihi diameter 2,5 cm, gejala disfagia dapat terjadi tetapi keadaan ini selalu terdapat kalau

diameter esofagus tidak bisa mengembang hingga diatas 1,3 cm. Lesi yang melingkar lebih

sering menimbulkan gejala disfagia daripada lesi yang mengenai sebagian dari lingkaran dinding

esofagus saja, mengingat segmen yang tidak terkena tetap mempertahankan kemampuannya

untuk mengadakan distensi. Penyebab yang sering ditemukan adalah (1) karsinoma, (2) lesi

peptik serta striktur bernigna lainnya, dan (3) cincin pada esofagus bagian bawah.

Disfagia motorik

Disfagia motorik dapat terjadi akibat kesulitan dalam memulai gerakan menelan atau

abnormalitas pada gerakan peristaltik dan akibat inhibisi deglutisi yang disebabkan oleh penyakit

pada otot lurik atau otot polos esofagus.

Penyakit pada otot lurik meliputi faring, sfingter esofagus bagian atas dan esofagus pars

proksimal. Otot lurik dipersarafi oleh komponen somatik nervus vagus dengan badan-badan del

lower motor neuron yang terletak dalam nukleus ambigus. Neuron-neuron ini bekerja kolinergik

serta eksitatorik dan merupakan satu-satunya faktor penentu aktivitas otot tersebut. Gerakan

peristaltik paa segmen otot lurik disebabkan oleh aktivasi sentral sekuensial neuron-neuron yang

menginervasi otot-otot pada tingkat yang berbeda-beda di sepanjang esofagus. Disfagia motorik

faring terjadi akibat kelaina neuromuskuler yang menyebabkan paralisis otot, kontraksi

nonperistaltik simultan atau tertutupnya lubang pada sfingter atas disebabkan oleh paralisis

goniohioid dan otot suprahioid lai atau hilangnya inhibisi deglutif otot krikofaringeus. Karena

setiap sisi faring diinervensi oleh saraf ipsilateral, lesi neuron motor yang terjadi hanya pada satu

sisi menyebabkan paralisis faring unilatral. Meskipun lesi otot lurik juga mengenai bagian

servikal esofagus, manifestasi klinis gangguan fungsi mengalihkan manifestasi akibat terkenanya

esofagus.

Penyakit-penyakit pada segmen otot polos meliputi esofagus pars torakal dan sfingter esofagus

bagian bawah. Otot polos diinervasi oleh komponen parasimpatis serabut-serabut saraf

Page 19: PBL Modul 1 Onkologi

praganglion nervus vagus dan neuron-neuron pascaganglion dalam ganglia mienterika. Serabut-

serabut saraf ini memberikan pengaruh inhibisi yang dominan pada sfingter esofaus bagian

bawah dan menyebabkan inhibisi yang diikuti oleh kontraksi pada korpus esofagus. Peristalsis

dalam segmen ini disebabkan oleh mekanisme neuromuskuler pada dinding esofagus sendiri.

Disfagia terjadi kalau kontraksi peristaltiknya lemah atau kalau terdapat nonperistaltik atau kalau

sfingter distal tidak dapat membuka dengan normal. Hilangnya kekuatan kontraktil terjadi akibat

kelemahan otot, seperti pada skleroderma, atau akibat hilangnya neuron mienterik, seperti pada

akalasia. Penyebab kontraksi nonperistaltik, secara tipikal terlihat pada spasme esofagus difus,

tidak dimengerti. Kerusakan inhibisi deglutif sfingter esofagus bawah disertai dengan defek pada

saraf inhibisi terdapat sfingter, dan merupakan penyebab utama disfagia pada akalasia.

Penyebab penting adalah paralisis faring, akalasia krikofaringeal, skleroderma, akalasia, spasme

esofagus difus dan gangguan motorik yang terkait.

Mustika Dinna W (2013730156)6. Jelaskan patomekanisme muntah saat makan cair pada kasus scenario!

Pada saat kita makan makanan akan di telan (deglutition). Deglutition di awali saat bolus

makanan terdorong oleh lidah ke bagian belakang mulut ke faring, tekanan di faring

menyebabkan terangsangnya implus afferen di pusat menelan di medulla kemudian

mengaktifkan serangkaian otot otot yang terlibat pada proses menelan. Bolus di arahkan ke

esofagus. Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus dan berjalan memanjang antara

Page 20: PBL Modul 1 Onkologi

faring dan lambung. Dalam keadaan normal , jika kita memakan makanan yang mengandung

banyak cairan maka cairan tersebut akan langsung segera turun tanpa adanya rangsang untuk

melakukan gerakan peristaltik dengan sempurna. Jika ada karsinoma , tumor pada esofagus

maka akan terjadi gangguan motorik pada esofagus. Makanan cair yang masuk membutuhkan

sedikit gerakan peristaltik pada esofagus, karena terjadi gangguan motorik pada esofagus

sehingga esofagus tidak bisa melakukan peristaltik , makanan cair pun akan tertahan dan tidak

bisa masuk ke lambung dan menyebabkan muntah.

Anugrah Abdurrohman (2013730125)

7. Jelaskan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dibutuhkan pada kasus scenario!

ANAMNESISKU :

Aapakah terdapat kesulitan menelan makanan cair maupun padat ? Bagaimana awal timbul dan perkembangannya? ( sulit menelan sekaligus padat sejak

awal menunjukkan adanya gangguan motilitas ) Adakah nyeri saat menelan? ( pertimbangan jika ada keganasan atau esophagitis ) Adakah tonjolan pada leher atau mendeguk? ( pertimbangan jika ada kantung faring )

Page 21: PBL Modul 1 Onkologi

Ditanyakan biasanya pasien merasa ada benda yang tersangkut di bagian mana? Pernah adanya penurunan berat badan? Apakah ada tanda-tanda kelemahan di seluruh bagian tubuh ? Adakah hematemesis, muntah atau regurgitasi?

RIWAYAT DAHULU : Ditanyakan adakah riwayat ulkus, penyakit sistemik ( misalnya scleroderma), atau

gangguan neurologis (misalnya miastenia gravis). Adakah riwayat operasi untuk ulkus ( misalnya fundoplikasi )

RIWAYAT KEBIASAAN Tanyakan mengenai riwayat merokok dan alcohol pada pasien?

RIWAYAT OBAT-OBATAN Adakah pasien mengkonsumsi obat seperti inhibitor pompa proton? Adakah pasien mengkonsumsi obat yang mungkin menyebabkan eksaserbasi esophagitis

(misalnya OAINS)

PEMERIKSAAN FISIK Dilihat apakah pasien sakit ringan atau berat? Apakah adanya tanda-tanda anemia,limfadenopati atau icterus? Apakah adanya tanda-tanda penurunan berat badan? Adakah kelainan pada leher dan adakah struma Adakah tanda-tanda gangguan cardiovascular dan pernapasan? Cari tanda-tanda aspirasi. Apakah adanya massa abdomen? Adakah hepatomegaly atau nyeri tekan epigastrium? Lakukan pemeriksaan neurologis, pemeriksaan yang perlu dilakukan dengan penekanan

khusus pada setiap gejala-gejala kelemahan otot, otot pada lidah dan reflex muntah. Perhatikan saat pasien menelan cairan, adakah tersedak, batuk atau pembesaran leher?

Dias rahmawati Wijaya (2013730134)8. Jelaskan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada kasus scenario!1. Laboratorium

Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan diantaranya LED meningkat, terdapat gangguan faal

hati dan ginjal, dilihat dari nilai SGOT, SGPT, ureum dan creatinin yang mengalami

peningkatan.

2. Imaging Studies

Page 22: PBL Modul 1 Onkologi

a. Barium swallow

Pada uji ini, cairan yang disebut barium di telan. Barium akan melapisi dinding esofagus. Ketika

dilakukan penyinaran (sinar X), barium akan membentuk esofagus dengan jelas.

Tes ini dapat digunakan untuk melihat apakah ada kelainan pada permukaan dinding esofagus.

Tes barium biasanya menjadi pilihan utama untuk melihat penyebab disfagia. Bahkan sebagian

kecil tumor, dapat terlihat dengan menggunakan tes ini. Tes barium tidak dapat digunakan untuk

menentukan seberapa jauh kanker telah bermetastase.

b. CT Scan

CT Scan biasanya tidak digunakan untuk mendiagnosis kanker esofagus, tetapi CT Scan dapat

membantu dalam menentukan penyebaran dari kanker esofagus. CT Scan dapat menunjukkan

lokasi dimana kanker esofagus berada dan dapat membantu dalam menentukan apakah

pembedahan merupakan tatalaksana terbaik untuk kanker esofagus. Sebelum gambar diambil,

pasien diminta untuk minum cairan kontras, sehingga esofagus dan bagian usus  dapat terlihat

jelas sehingga tidak terjadi pembiasan pada daerah sekitarnya.

3. Endoskopi

a.       Upper Endoscopy

Endoskopi merupakan uji diagnostic yang paling utama untuk mendiagnosis kanker esofagus.

Dengan bantuan endoskopi, dokter dapat melihat kanker melalui selang dan melakukan biopsy

terhadap jaringan kanker maupun jaringan lain yang ada di sekitar kanker yang tampak tidak

normal. Contoh jaringan yang telah diambil kemudian dikirim ke laboratorium, dan dengan

bantuan mikroskop dapat ditentukan apakah jaringan tersebut merupakan jaringan yang bersifat

ganas (kanker). Jika kanker esophagus menutupi lumen esophagus, maka lumen tersebut dengan

bantuan alat dan endoskopi dapat dilebarkan sehingga makanan dan cairan dapat melaluinya.

b.      Endoscopic ultrasound

Merupakan jenis endoskopi yang menggunakan gelombang suara untuk melihat gambar bagian

dalam tubuh. Endoskopi jenis ini sangat berguna untuk menentukan ukuran dari kanker esofagus

dan seberapa jauh kanker tersebut telah menyebar ke jaringan lain. Uji ini tidak memiliki

dampak radiasi, sehingga aman untuk digunakan.

4.      Bronkoskopi dan Mediastinokopi

Page 23: PBL Modul 1 Onkologi

Bronkoskopi biasanya dilakukan, khususnya pada tumor pada sepertiga tengah dan atas

esofagus, untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk membantu dalam

menentukan apakah lesi dapat diangkat. Sedangkan mediastinoskopi digunakan untuk

menentukan apakah kanker telah menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain

Carissa Gayatri Putri (2013730131)

9. Jelaskan perbedaan tumor jinak dan tumor ganas!

Berdasarkan karakteristiknya tumor di bagi menjadi tumor jinak dan ganas:

Tumor jinak Tumor ganas

Diferensiasi tumor Baik Tidak baik

- Dismorfisme Kecil Besar

- Pembelahaninti Tidak ada/sedikit Banyak, sering patologis

Page 24: PBL Modul 1 Onkologi

- Pola pertumbuhan Eksofitik, ekspansif Inviltratif (invasif)

- Hub dg jar sekitar Mendorong, mendesak Merusak

- Kapsul Sering ada Tidak ada

- Batas Jelas Tidakjelas

- Laju pertumbuhan Relatif lambat Cepat

- Perubahansekunder Jarang berdarah, nekrosis,

dapat terjadi kalsifikasi, /

kistik

Berdarah, nekrosis,

ulserasi

Residifdan metastasis Tidak ada / sangat jarang Sering

Pengaruh bagi tubuh Relatif kecil Relatif besar bahkan fatal

Tumor(neoplasia) adalah massa/jaringan baru-abnormal yang terbentuk dalam tubuh,

mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari sel/jaringan asalnya/sesungguhnya. Keadaan ini

disebabkan adanya pertumbuhan dan diferensiasi yang abnormal akibat kerusakan gen

pengaturnya.

 Tumor di bagi dua:

1. Tumor jinak

2. Tumor ganas / kanker

Perbedaan tumor jinak dan tumor ganas :

Tumor dan kanker memiliki perbedaan-perbedaan nyata baik dalam gambaran klinisnya maupun

berdasar histopatologi.

1. Tumor jinak bukanlah kanker :

-    tumor jinak jarang mengancam jiwa

-    umumnya tumor jinak dapat diangkat seluruhnya dan jarang tumbuh kembali

-    tumor jinak tidak menginvasi ke jaringan sekitarnya

-    tumor jinak tidak menyebar ke bagian tubuh lain.

2. Tumor ganas barulah dinamakan kanker :

-     tumor ganas umumnya lebih berat dari pada tumor jinak dan dapat mengancam jiwa

-     tumor ganas dapat diangkat, namun kadang mereka dapat tumbuh kembali

Page 25: PBL Modul 1 Onkologi

-     sel tumor ganas dapat menginvasi jaringan sekitarnya

-     sel tumor ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya (metastasis)

Terdapat beberapa sifat yang membedakan antara tumor jinak dan ganas ;

1. Pertumbuhannya.

Tumor ganas tumbuhnya relatif lebih cepat karena memang lebih aktif dan agresif, akibatnya

jika di permukaan tubuh akan tampak tumor membesar dengan cepat dan seringkali di

puncaknya disertai dengan luka atau pembusukan yang tidak kunjung sembuh. Luka menahun ini

diakibatkan suplai nutrisi kepada sel-sel tumor tidak mampu mengimbangi lagi sel-sel tumor

yang jumlah sangat cepat berlipat ganda, akibatnya sel-sel yang berada diujung tidak mendapat

nutrisi dan mati.

2. Perluasannya.

Tumor jinak tumbuh secara ekspansif atau mendesak, tetapi tidak merusak struktur jaringan

sekitarnya yang normal. Hal ini dikarenakan tumor jinak memiliki kapsul yang membatasi antara

bagian sel-sel tumor yang abnormal dengan sel-sel normal. Sebaliknya pada tumor ganas yang

memang tak berkapsul, tumor ini tumbuhnya infiltratif atau menyusup sembari merusak jaringan

disekitarnya.

Pertumbuhan semacam ini pertama kali ditemukan oleh Hippocrates – bapak ilmu kedokteran –

dan beliau menamakan sebagai cancer (bahasa latin dari kepiting) karena menurutnya proses

infiltratif seperti demikian menyerupai bentuk capit kepiting. Akibat proses infiltratif tersebut,

maka jaringan disekitar tumor ganas seringkali rusak, dan jika jaringan yang diinfiltrasi itu

berupa pembuluh darah maka tumor jenis ini dapat menimbulkan gejala perdarahan. Contohnya,

pada kanker paru salah satu gejalanya adalah batuk darah.

3. Metastasis.

Metastasis artinya kemampuan suatu jaringan tumor untuk lepas dari induknya dan menempel

serta mampu hidup dan berkembang lebih lanjut pada jaringan tubuh lain yang letaknya jauh dari

jaringan tumor induk.

Page 26: PBL Modul 1 Onkologi

Misalnya kanker payudara dapat bermetastasis hingga ke paru-paru dan menyebabkan gangguan

proses pernapasan.

Jalur metastasis bisa melalui aliran darah, aliran limfe maupun proses terlepas/terjatuh langsung

menempel pada tempat tertentu. Metastasis hanya terjadi pada tumor ganas. Tumor jinak tidak

pernah bermetastasis. Oleh karena metastasis inilah maka tumor ganas pada kaki misalnya dapat

berakibat fatal terhadap penderitanya.

4. Gambaran selular.

Tumor ganas di bawah mikroskop akan tampak sekumpulan sel-sel yang seringkali tidak

menyerupai jaringan normal semestinya, bahkan sel-sel ganas bisa memberi gambaran yang

sama sekali tidak menyerupai sel apapun dalam tubuh manusia (tidak berdiferensiasi/anaplasi).

Sedangkan tumor jinak umumnya diferensiasinya baik, artinya gambaran sel-selnya masih

serupa sel-sel normal asalnya namun aktvitas pembelahannya saja yang lebih aktif. Jadi dapat

disimpulkan bahwa semakin anaplastik / berdiferensiasi semakin buruk suatu tumor maka tumor

itu pastilah semakin ganas.

5. Kekambuhan.

Tumor jinak umumnya dengan dioperasi secara tepat jarang untuk kambuh lagi. Tumor ganas

memiliki kekambuhan lebih tinggi dikarenakan proses pembedahannya sulit untuk benar-benar

tuntas dikarenakan memang jaringan abnormal ini tidak berkapsul sehingga sulit untuk

dibedakan dan dipisahkan dari jaringan normal sekitarnya yang sudah diinfiltrasi. Selain itu

tumor ganas tahap lanjut umumnya penyebaran sudah lebih luas bahkan sudah bermetasasis

jauh sehingga operasi adalah tidak mungkin menyembuhkan lagi karena sel-sel ganas sudah ada

hampir di setiap bagian tubuh.

secara umum proses terbentuknya tumor berkaitan dengan 3 faktor utama yaitu

Page 27: PBL Modul 1 Onkologi

1. genetik (keturunan)

Faktor genetik atau keturunan menyebutkan bahwa beberapa orang membawa bakat

(berupa gen) untuk tumor tertentu. Tentunya bakat saja tidak akan menjelma menjadi

tumor di kemudian hari jika tidak ada faktor pemicu lainnya. Faktor pemicu lainnya itu

adalah karsinogen dan co-karsinogen

2. karsinogenik (onkogen)

Yang termasuk karsinogen antara lain senyawa kimia (seperti asbes, pengawet dan

pewarna makanan), faktor fisika (seperti radiasi roentgen berlebih, sinar matahari

berlebih), hormonal (seperti peranan estrogen pada kanker payudara, testosterone pada

kanker prostate), dan virus (seperti virus HPV sebagai biang keladi utama kanker leher

rahim ).

3. co-karsinogen (co-onkogen)

Sedangkan co-karsinogen adalah usia tertentu (umumnya kejadian tumor seiring dengan

pertambahan usia), pola hidup yang salah, merokok, alkohol, pola makan kurang serat,

adanya iritasi berulang-ulang.

Terjad isuatu tumor itu adalah multi faktorial dan prosesnya rumit. Akibatnya dalam dunia

neoplasia, pencegahan terhadap jenis penyakit satu ini sering kali sulit karena memang penyebab

pastinya belum diketahui. Terdapat beberapa keganasan yang sudah memiliki anjuran

pencegahan yang sudah diterima umum antara lain menghindari merokok (untuk mencegah

kanker leher rahim, paru, mulut), hindari hubungan seksual usia terlalu dini dan gonta-ganti

seksual serta imunisasi HPV (untuk mencegah kanker leher rahim), hindari alkohol (untuk

mencegah kanker lambung, kerongkongan, hati) dan lainnya.

Page 28: PBL Modul 1 Onkologi

Rafhani Fayyadh (2013730167)10. Jelaskan bagaimana tatalaksana awal yang dapat diberikan sesuai dengan skenario!

Terdapat pengobatan yang berbeda untuk berbagai jenis disfagia. Pertama, dokter dan

speech-language pathologists yang menguji dan menangani gangguan menelan menggunakan

berbagai pengujian yang memungkinkan untuk melihat bergagai fungsi menelan. Salah satu

pengujian disebut dengan, laryngoscopy serat optik, yang memungkinkan dokter untuk melihat

ke dalam tenggorokan. Pemeriksaan lain, termasuk video fluoroscopy, yang mengambil video

rekaman pasien dalam menelan dan ultrasound yang menghasikan gambaran organ dalam tubuh,

dapat secara bebas nyeri memperlihatkan tahapan-tahapan dalam menelan.

Setelah penyebab disfagia ditemukan, pembedahan atau obat-obatan dapat diberikan. Jika

dengan mengobati penyebab disfagia tidak membantu, dokter mungkin akan mengirim pasien

kepada ahli patologi yang terlatih dalam mengatasi dan mengobati masalah gangguan menelan.

Page 29: PBL Modul 1 Onkologi

Pengobatan dapat melibatkan latihan otot untuk memperkuat otot-otot facial atau untuk

meningkatkan koordinasi. Untuk lainnya, pengobatan dapat melibatkan pelatihan menelan

dengan cara khusus. Menyiapkan makanan sedemikian rupa atau menghindari makanan tertentu.

Sebagai contoh, mereka yang tidak dapat menelan minuman mungkin memerlukan pengental

khusus untuk minumannya. Orang lain mungkin harus menghindari makanan atau minuman

yang panas ataupun dingin.

Untuk beberapa orang, mengkonsumsi makanan dan minuman lewat mulut sudah tidak

mungkin lagi. Mereka harus menggunakan metode lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Biasanya ini memerlukan suatu sistem pemberian makanan, seperti suatu selang makanan

(NGT), yang memotong bagian menelan yang tidak mampu bekerja normal. Berbagai

pengobatan telah diajukan untuk pengobatan disfagia orofaringeal pada dewasa. Pendekatan

langsung dan tidak langsung disfagia telah digambarkan. Pendekatan langsung biasanya

melibatkan makanan, pendekatan tidak langsung biasanya tanpa bolus makanan.

a. Modifikasi diet

Merupakan komponen kunci dalam program pengobatan umum disfagia. Suatu diet

makanan yang berupa bubur direkomendasikan pada pasien dengan kesulitan pada fase oral, atau

bagi mereka yang memiliki retensi faringeal untuk mengunyah makanan padat.

Makanan padat dan cairan encer biasanya merupakan penyebab utama kesulitan.

Makanan-makanan yang dapat menciptakan bulatan lembut kecil ketika dikunyah merupakan

yang paling dapat ditoleransi. Cairan dapat dikentalkan dengan sereal kering bayi, bubur kentang

atau yogurt. Cairan juga dapat disajikan dalam bentuk beku, sebagai contoh, sherbet atau es

buah. Speech therapist mungkin mampu membantu individu disfagia untuk teknik penelanan.

Jika fungsi menelan sudah membaik, diet dapat diubah menjadi makanan lunak atau

semi-padat sampai konsistensi normal. Namun pada beberapa pasien seperti stroke memiliki

kesulitan dalam menelan makanan cair sehingga diberikan makanan yang agak kental atau

setengah padat.

Bila prinsip dasar penatalaksanaan gagal untuk menghasilkan kemajuan dalam dua sampai tiga minggu atau jika pasien mengalami kemunduran setelah pengembangan dibuat, pertimbangan harus diberikan untuk mengevaluasi kembali dan menyerahkan selanjutnya untuk intervensi medik.

b. Suplai Nutrisi

Page 30: PBL Modul 1 Onkologi

Efek disfagia pada status gizi pasien adalah buruk. Disfagia dapat menyebabkan

malnutrisi. Banyak produk komersial yang tersedia untuk memberikan bantuan nutrisi. Bahan-

bahan pengental, minuman, bubur instan, suplemen cair oral. Jika asupan nutrisi oral tidak

adekuat, pikirkan pemberian parenteral.

Bila ada kerusakan esofagus atau refluks atau disfagia sangat parah, pemasukan menjadi

terganggu sedemikian rupa sehingga terjadi kehilangan berat badan atau menempatkan individu

pada risiko tinggi aspirasi paru, maka dapat dilakukan pemberian makanan pipa (via gastrostomi

atau jejustomi, jika ada kerusakan esofagus).

c. Hidrasi

Disfagia dapat menyebabkan dehidrasi. Pemeriksaan berkala keadaan hidrasi pasien

sangat penting dan cairan intravena dapat diberikan jika terjadi dehidrasi.

d. Pembedahan

Pembedahan gastrostomy

Pemasangan suatu selang gastrostomy melalui operasi memerlukan laparotomy dengan

anestesi umum ataupun lokal. Sebuah tabung yang melewati langsung melalui dinding perut dan

ke dalam perut untuk memberikan cairan dan nutrisi. Makanan cair adalah nutrisi lengkap dan

dapat mendukung kehidupan dan kesehatan pada individu yang tidak mampu menelan.

Cricofaringeal myotomy

Cricofaringeal myotomy (CPM) adalah prosedur yang dilakukan untuk mengurangi

tekanan pada sfingter faringoesophageal (PES) dengan meng-insisi komponen otot utama dari

PES. Myotomy cricopharyngeal dilakukan dalam kasus-kasus di mana otot cricopharyngeus

(yaitu, sfingter esofagus bagian atas) gagal untuk relaksasi ketika salah satu menelan (disfungsi

cricopharyngeal), mengakibatkan obstruksi fungsional.

TATA LAKSANA DISFAGIA SECARA KOMPREHENSIF

Page 31: PBL Modul 1 Onkologi

Terapi menelan baik prosedur terapi langsung maupun kompensatori dapat memperbaiki

fungsi menelan pada pasien dengan disfagia orofaring serta mengurangi risiko pneumonia

aspirasi, dan memperbaiki status gizi pasien.

Tujuan dari terapi rehabilitatif adalah untuk keamanan dari proses menelan (misalnya

mencegah aspirasi) dan efektivitas (misalnya meningkatkan kecepatan menelan dan mengurangi

residu makanan di rongga mulut dan faring).1

1. Compensatory Treatment Procedures

Teknik terapi ini dirancang untuk melancarkan aliran bolus melewati rongga mulut dan

faring. Terdiri atas :

Postur (chin tuck, head back, head rotation). Postur digunakan untuk mengontrol aliran

bolus dan untuk mengurangi atau menghilangkan aspirasi. Ada sejumlah postur yang

efektif pada pasien kanker kepala dan leher.

Chin Tuck : Pasien diinstruksikan untuk menyentuh dagu ke leher saat menelan.

Tindakan ini mendorong faring dinding anterior posterior, dan dasar lidah dan

epiglotis lebih dekat ke dinding faring posterior, sehingga mempersempit pintu

masuk saluran napas. Pergeseran posterior ini dengan dagu ke bawah postur

meningkatkan perlindungan saluran napas sehingga berguna untuk pasien dengan

mengurangi ketinggian laring atau penutupan ruang depan laring. Ruang

vallecular juga melebar, memberikan tempat yang berpotensi lebih besar untuk

bolus untuk mengatur sebelum menelan faring dimulai. Chin tuck telah terbukti

secara signifikan mengurangi kedalaman penetrasi bolus ke laring dan trakea

Head Back : Menggunakan gravitasi untuk membersihkan bolus dari rongga

mulut pada pasien yang mengalami kesulitan dengan angkutan lisan dari bolus.

Head Back telah terbukti 100% efektif dalam mengangkut bolus keluar dari

rongga mulut ke faring.

Head Rotation : Postur ini berguna untuk pasien dengan gangguan unilateral

dinding faring atau unilateral kelemahan vokal Rotasi kepala ke sisi lemah

menyebabkan bolus untuk lateralisasi jauh dari arah rotasi, dan juga

meningkatkan diameter pembukaan atas esophageal sphincter (UES) sementara

menyebabkan penurunan yang signifikan dalam tekanan UES. Rotasi kepala ke

Page 32: PBL Modul 1 Onkologi

sisi lemah atau rusak dari faring atau laring menutup sisi yang rusak sehingga

bolus mengalir di sisi yang lebih mendekati normal.

Peningkatan input sensoris (bolus dengan rasa berbeda, suhu dan tekstur yang berbeda)

Modifikasi volume bolus dan kecepatan makan (volume kecil dan kecepatan yang

perlahan)

Modifikasi viskositas/tekstur makanan ( konsistensi cair atau lunak)

2. Prosedur Terapi Langsung

Prosedur Terapi Langsung dirancang untuk mengubah fisiologi menelan dengan cara

mengubah komponen spesifik dari fase oral maupun faringeal. Antara lain dengan latihan

untuk memperbaiki kekuatan, gerakan, kemampuan kontrol otot-otot menelan, dan

memperbaiki integrasi sensori-motor.

a. Latihan gerak, resistensi, dan kontrol

Latihan gerak memperbaiki gerakan rahang, bibir, lidah dan dasar lidah,

konstriktor faringeal, laring, dan hyoid. Latihan ini berguna terutama memperbaiki

oropharyngeal swallow efficiency (OPSE) untuk pasien dengan pengobatan kanker

rongga mulut atau pasien Parkinson.

Latihan kekuatan melibatkan teknik resistensi aktif dan targetnya biasanya adalah

otot-otot lidah, bibir, rahang, dan suprahyoid. Kekuatan lidah biasa berkurang pada

orang lanjut usia, pasien stroke, traumatic brain injury (TBI), Parkinson, dan kanker

rongga mulut yang di radioterapi.

Latihan kontrol lidah memperbaiki kontrol bolus pada saat mengunyah. Latihan

Shaker adalah latihan untuk memperbaiki pembukaan upper esophageal sphincter (UES)

saat menelan.

b. Prosedur Integrasi Sensori-motor

Stimulasi termal-taktil digunakan sebagai mekanisme inisiasi untuk menstimulasi

susunan saraf pusat. Dilakukan pijatan pada arkus facial anterior dengan kaca laring

yang dingin dan pasien diperintahkan untuk menelan.

c. Manuver

Manuver dirancang untuk mengubah fisiologi menelan, khususnya fase faringeal

dengan menjadikan fase faringeal dibawah kontrol volunter.

Page 33: PBL Modul 1 Onkologi

- Supraglotis swallow dirancang untuk meningkatkan penutupan jalan nafas sebelum

dan selama menelan pada level glottis. Pasien diinstruksikan untuk menahan nafas,

menelan, dan batuk.

- Super supraglotis swallow untuk meningkatkan penutupan jalan nafas sebelum dan

selama menelan pada level laringeal vestibulum dan glottis. Pasien diinstruksikan

untuk menahan nafas dalam agar arytenoid sampai ke dasar epiglotis sehingga

laringeal vestibulum tertutup, menelan lalu batuk.

- The effortful swallow dirancang untuk meningkatkan gerakan dasar lidah posterior

selama menelan dan memperbaiki bersihan bolus yang melewati dasar lidah.

Manuver ini berguna pada pasien dengan penurunan gerak dasar lidah posterior,

residu pada dasar lidah, dan dinding faringeal atas. Pasien diinstruksikan

menghancurkan makanan dengan lidah dan otot tenggorokan selama menelan yang

akan meningkatkan pembersihan bolus melewati dasar lidah dan melalui faring atas.

Manuver ini sering dikombinasikan dengan postur chin tuck.

- The Mendelsohn manuver dirancang untuk meningkatkan perpanjangan elevasi laring

dan gerakan anterior selama menelan, dengan demikian meningkatkan luas dan durasi

pembukaan cricofaringeal selama menelan. Manuver ini juga dapat meningkatkan

koordinasi faringeal selama fase faringeal. Pasien diinstruksikan menelan seperti

biasa dan saat setengah menelan (saat laring terangkat) tahan selama 2 detik

kemudian relaksasi.1,2

Argha Yudiansya (2013730126)11. Jelaskan DD & WD pada kasus scenario!

WD Karsinoma EsophagusKarsinoma esophagus secara umum merupakan tumor yang sangat agresif dengan

prognosis yang buruk. Biasanya tumor ini ditemukan dalam stadium lanjut dimana penyembuhan sudah sulit dilakukan.Epidemiologi

Kanker esophagus merupakan tumor ganas terbesar ke-9 di dunia, menduduki posisi ke-6 dari penyebab kematian seluruh dunia. Sebagian kawasan di China, Iran, Afrika Selatan, Uruguay, Asia Tengah, Perancis, dan italia termasuk area insiden tinggi kanker esophagus. Mortalitas kanker esophagus menurut jenis kelamin, umumnya pria agak lebih tinggi dari wanita. Usia kanker esophagus biasanya jarang dibawah 30 tahun.Etiologi

Page 34: PBL Modul 1 Onkologi

Belakangan ini terdapat banyak penelitian dan eksperimen tentang etiologi kanker esophagus, umumnya factor berikut dianggap berperan penting: Senyawa nitrosamine, Karsinogenesis fungi, Defisiensi elemen renik, Pola diet, Kerentananan genetic, Lesi prekanker esophagus.PatologiPenggolongan stadium klinis kanker esofagus

1. Karsinoma superfisial esophagusLesi hanya mengenai epitel, lamina propia atau submukosa, belum mengenai tunika muskularis.

2. Karsinoma esophagus stadium sedang dan lanjut, secara klinis patologik dibagi menjadi Tipe medular

Tumor tumbuh didalam dinding esophagus, infiltrative, sehingga dinding jelas menebal, mengenai semua atau sebagian besar lingkaran esophagus, lumen menjadi sempit.

Tipe fungasiTumor tampak berbentuk elips, pipih, sekelilingnya menimbul atau ektropion, batas tegas, seperti cendawan.

Tipe ulseratifTumor berupa cekungan tukak soliter berbatas tegas, tepinya kadang agak timbul atau menggelantung

Tipe konstriktifTumor infiltrative dalam dinding esophagus, membentuk penyempitan melingkar yang jelas, umumnya panjangnya sekitar 3 cm.

Tipe intraluminalTipe ini kebanyakan adalah karsinoma skuamosa esophagus. Massa tumor sangat besar, dan menonjol ke dalam lumen esophagus, lumen jelas membesar, permukaan tumor terdapat area erosi dangkal tak beraturan.

Jenis histologic kanker esophagusSel esifagus timbul di sel epitel mukosa esophagus, sebagian terbesar adalah karsinoma

sel skuamosa. Di ujung bawah esophagus dan bagian kardia dapat timbul adenokarsinoma dari jaringan mukosa. Sekali waktu tampak karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma terjadi bersamaan di satu kanker, disebut dengan adenokarsinoma skuamosa.Penyebaran dan metastasi kanker esophagus

Penyebaran dalam dinding esophagus Infiltrasi langsung ke organ sekitar Metastasis limfogen Metastasis hematogen

Manifestasi klinis1. Gejala kanker superfisial esophagus

Umumnya kanker superfisial esophagus memiliki gejala yang pasti tapi relative ringan, berupa:

Tidak nyaman dibalik tulang dada ketika makan Terasa gesekan Sedikit nyeri atau terasa ada benda asing mengganjal

Page 35: PBL Modul 1 Onkologi

Gejala tersebut sering kali hanya muncul waktu menelan makanan, pada mulanya intermiten, kemudian secara bertahap jadi sering

2. Gejala stadium sedang lanjut Disfagia progresif

Waktu menelan makanan padat terasa hambatan menelan,selanjutnya mengonsumsi makanan setengah padat atay bahkan cair pun timbul gejala tersebut

Muntah lendirGejala yang sering terjadi pada kanker esophagus, volume yang keluar bertambah sesuai derajat obtruksi tumor

Nyeri samar kontinu di dada dan/atau punggungJika nyeri sangat hebat disertai demam, sering tmenjadi pertanda awal perforasi tumor

Malnutrisi, dehidrasi, dan penurunan berat badanKarena masuka nutrisi berkurang, muntah banyak mucus, nyeri dan kegundahan psikis

Sulit bernapasTumor menginvasi trakea, timbul obstruksi saluran napas

Diagnosis Anamnesis

Bagi pasien usia di atas 40 tahun, waktu menelan terasa tak nyaman dan/atau terasa benda asing mengganjal, terutama disfagia yang bersifat progresif, harus dipikirkan kemungkinan penyakit ini.

Pemeriksaan fisik

Kasus stadium dini secara fisik taka da temuan spesifik. Pada stadium sedang lanjut sering terdapat aneka tingkatan kelemahan, pengurusan, anemia, dan dehidrasi.

Pemeriksaan sinar X

Ini adalah cara yang relative sederhana dan praktis, keberhasilan diagnostic juga relative tinggi, khususnya untuk menentukan lokasi tumor.

Diagnosis sitology

Belakangan ini dengan kemajuan di bidang pengambilan specimen sel, maka angka positif dari pemeriksaan sitology dapat mencapai 90-95%, jika digabungkan dengan metode diagnostic lain angka positif hasil pemeriksaan dapat lebih jauh ditingkatkan.

Esofagoskopi

Bila pemeriksaan diatas belum dapat menegakkan diagnosis, dapat dilakukan esofagoskopi, yang sering dapat memahami lebih lanjut tentang lokasi, sifat, lingkup lesi. Pada pada pasca terapi dapat menyingkirkan rekurensi.

Metode pemeriksaan penunjang lain

Page 36: PBL Modul 1 Onkologi

CT, MRI, USG intralumen esophagus, mediastinoskopi dan metode lain dapat lebih lanjut membantu dalam menentukan stadium dan regimen terapi.Terapi Operasi

Terhadap kanker stadium 0, I, operasi merupakan metode terapi standar, dapat membawa survival yang memuaskan. Pada sebagian besar pasien stadium II dan III, begitu diagnosis ditegakkan, bila kondisi umum pasien memungkinkan harus diupayakan terapi operasi, survival 5 tahun masih dapat mencapai 20-30%Radioterapi

Dengan radiasi preoperasi dan/atau pascaoperasi dipadukan dengan operasi, dengan maksud mengurangi metastasis, rekuransi, agar meningkat efektifitas terapinya menjadi salah satu topic riset klinis penting belakangan ini. Terapi kombinasi ini khususnya sesuai untuk kanker esophagus stadium sedang dan lanjut.Kemoterapi

Kemoterapi obat tunggal hasilnya tidak ideal, sedangkan dari regimen kemoterapi gabungan, DDP+5FU memiliki angka remisi tertinggi. Walaupun terapi tunggal untuk mengendalikan lesi local membawa hasil tertentu, tapi karena rekurensi dan metastasis membuat efektivitas keseluruhan terhadang kanker esophagus kurang baik, survival tidak meningkat jelas.Prognosis

Prognosis karsinoma esophagus adalah buruk, ketahanan hidup 5 tahun 2% untuk laki-laki, dan 6% untuk wanita. Sesudah reseksi, ketahanan hidup 2 tahun 20% dan ketahanan hidup 5 tahun 14%.

DD Karsinoma GasterKarsinoma gaster merupakan tumor ganas paling sering ditemukan di China, walaupun

belakangan ini insidennya agak menurun, tapi dewasa ini masih merupakan salah satu tumor ganas yang serius mengancam jiwa dan kesehatan rakyat.Epidemiologi

Di seluruh dunia, karsinoma gaster pernah menjadi tumor ganas tersering ditemukan pada manusia. Secara keseluruhan insiden karsinoma gaster, daerah rural lebih tinggi dari urban, pria lebih tinggi dari wanita. Mortalitas naik secara logaritmik sesuai bertambahnya usia. Insiden karsinoma gaster pada berbagai bangsa dan etnis juga berbeda: negro>bulai, gol.darahA>gol.darah lain, factor genetic juga berpengaruh.Etiologi

1. Factor diet Di dalam makanan terdapat karsinogen Dalam makanan terdapat zat pemacu karsinogen

Page 37: PBL Modul 1 Onkologi

Ketidakseimbangan atau kekurangan gizi2. Helicobacter pylori3. Penyakit dan lesi prekarsinoma gaster4. Factor genetic

Patologi Karsinoma gaster dapat timbul di setiap area lambung.Klasifikasi makroskopik

Stadium diniMenunjukkan sel kanker terbatas pada tunika mukosa atau submukosa.

Stadium progresifSel karsinoma gaster sudah menginvasi tunika muskularis, tunika serosa.

Manifestasi klinis1. Stadium dini:

o Rasa tak enak atau nyeri samar abdomen atas

o Parah sehabis makan’nafsu makan menurun

o Eruktasi

o Regurgitasi asam

o Mual muntah

o Melena

2. Stadium progresif, gejala diatas ditambah dengan:o Penurunan berat badan

o Anemia

o Fatig

o Nyeri ulu hati

Kanker daerah kardia dapat timbul disfagia progresif dan regurgitasi makanan.

Diagnosis Gastroskopi

Lingkup pengamatan luas, melihat langsung, dapat mengamati dari esophagus hingga duodenum, bila menemukan lesi mencurigakan dapat dilakukan biopsy

Pemeriksaan sinar X telan bariumMenegakkan diagnosis melalui observasi atas bentuk, perubahan mukosa, gerak peristaltic serta waktu pengosongan lambung secara dinamis, relative tidak menyusahkan pasien

Endoskopi USGPerpaduan teknik endoskopi dan USG, memiliki lebih banyak kelebihan disbanding endoskopi biasa.

Pemeriksaan CT

Page 38: PBL Modul 1 Onkologi

Dapat menunjukkan lingkuo pertumbuhan ke dalam atau ke luar lumen dari karsinoma gaster yang mengenai dinding gaster, hubungan anatomis dengan organ sekitar, kondisi invasive pada organ sekitar, dan menentukan kondisi metastasis.

Petanda biologis serumCA 19-9, CA 125, CA 72-4, CEA

Terapi Operasi

Terapi paling efektif untuk karsinoma gaster adalah reseksi operasi. Asalkan kondisi fisik pasien memungkinkan, semua dapat dilakukan laparotomy eksploratif, terapi operatif. Prinsip umum terapi operatif rasional terkini terhadap karsinoma gaster adalah memperkecil operasi seraya memperluas reseksi, meningkatkan angka survival.

Kemoterapi

Karsinoma gaster memiliki kepekaan rendah sampai sedang terhadap kemoterapi. Radioterapi

Karsinoma gaster relative kurang peka terhadap radioterapi, maka kebanyakan ahli tidak menganjurkan radioterapi preoperative. Karena rekurensi karsinoma gaster umumnya di tapak karsinoma atau sekitarnya, maka radioterapi intraoperative dapat membantu mencegah kekambuhan. Imunoterapi Terapi gen

PrognosisPrognosis karsinoma gaster berkaitan erat dengan stadium penyakit dan ketepatan terapi

yang diberikan.

DD Karsinoma LaringKarsinoma laring adalah tumor ganas kepala leher yang sering ditemukan. Angka

kejadiannya meningkat belakangan ini, terapi utamanya berupa radiasi dan operasi. Terapi radikal harus diupayakan untuk menjaga atau merekonstruksi fungsi vokal pasien, dan menigkatkan kualitas hidup pasien.Epidemiologi

Belakangan ini jumlah penderita kanker laring meningkat. Pada usia 50-69 tahun, pria jauh lebih tinggi dibandingkan wanita.EtiologiHingga saat ini etiologi kanker laring belum dipahami, umumnya dikaitkan dengan beberapa faktor sebagai berikut:

Merokok

Infeksi virus

Page 39: PBL Modul 1 Onkologi

Onkogen, gen suppressor tumor

Hormone kelamin

PatologiKlasifikasi patologi :

Tipe ulserasi

Kembang kol

Nodular

Plakat

Karsinoma sel skuamosa (90% penderita)

Metastasis Metastasis kelenjar limfe : metastatis yg berkaitan dengan lokasi lesi primer.

Metastasis jauh : metastasis sistemik 14%. Lokasi terbanyak ke paru, hati, tulang, dan kulit.

Gambaran KlinisManifestasi utama pasian kanker laring yang berkonsultasi antara lain: suara parau, terasa

benda asing di tenggorokan, batuk dan hemoptysis, sukar bernapas, tumor di leher dan lain-lain. Berikut manifestasi bedasarkan lokasi dan stadium :

Kanker area supraglotis

Fase asimptomatik atau hanya ada rasa tak enak di tekak, rasa benda asing di tenggorokan. Dengan berkembangnya penyakit dapat menimbulkan nyeri tekak, lebih hebat saat menelan, mengganggu makan, menjalar ke telinga, dalam ipsilateral. Tumor membesar menimbulkan luka, batuk dan hemoptysis. Bila tumor infiltrasi ke bawah area glotis timbul gangguan menelan, sulit bernapas, dan gejala lain Kanker area glotis

Stadium awal : suara serak secara progresif menjadi parahStadium lanjut : sakit tekak, hemoptysis dan gejala lain Kanker area subglotis

Gejala awal tidak mencolok, tumor membesar mengalami ulserasi sehingga timbul batuk, hemoptysis. Jika tumor mengenai pita suara timbul suara serak. Jika mengobstruksi jalan napas timbul sesak.

Diagnosis Anamnesis

Suara serak atau terasa adanya benda asing di tekak tanpa ada sebab, diobati gejala tidak berkurang, usia diatas 40 tahun, riwayat merokok.

Page 40: PBL Modul 1 Onkologi

Pemeriksaan Fisika. Penampilan luar laring : stadium dini morfologi tidak berubah, stadium lanjut tumor

mendesak morfologi bertambah lebar, deformasi, dan insisura tiroidea superior hilang.

b. Pemeriksaan kelenjar limfe: kelenjar limfe interna dua sisi, kelenjar limfe laring, pratrakea terlihat adanya pembesaran atau tidak

Pemeriksaan laringosikopa. Laringokop indirek

Jepit jaringan untuk dilihat secara patologi, apusan maupun sitology.b. laringoskopi serat optic

Dapat melihat lebih jelas, merupakan pemeriksaan standar kanker laring.Pemeriksaan X-Ray

a) Ronsen polos laring frontal, lateral : lokasi,lingkup tumor, kondisi saluran napas, destruksi kartilago tiroidea, penebalan jaringan lunak prevertebral.

b) Foto barium meal : kondisi hipofaring, aditus esophagus

*Pemeriksaan X-ray jarang di lakukanPemeriksaan CT dan MRI

Untuk menlihat keberadaan tumor, tepinya, lokasinya, lingkup invasinya, jaringan lunak, atau kartilago serta infiltrasinya ke kelenjar limfe. Berguna untuk menentukan stadium bedasarkan TNM klinis. Kelebihan MRI dibandingkan CT adalah daya beda terhadap jaringan lunak.

TerapiTerapi utama adalah operasi dan radioterapi. Prinsip umum terapi adalah stadium dini local terutama adalah operasi dan radioterapi, stadium lanjut local dengan terapi kombinasi.

Radioterapi:Indikasi: keunggulannya adalah dapat mempertahankan fungsi vokalisasi pasien. Efektif pada kanker stadium dini. Setiap tumor degan nekrosis, infeksi, dan paien dispneu tidak boleh dilakukan radioterapi. Adenokarsinoma tidak senstif terhadap radioterapi. Lesi metastasis kelenjar limfe leher mendapatkan hasil yang kurang baik saat radioterapi.Dosis yg diberikan biasanya radiasi kontinu 5 kali perminggu, 200 cGy perkali dengan dosis total 65 Gy- 70 Gy

Terapi operasi :Operasi merupakan cara utama terapi kanker laring. Tapi setelah laringektomi total pasien akan kehilangan suara dan saluran napas normal akan berubah. Berikut metode operasi kanker laring :

Operasi melalui laringoskop penyangga,

Page 41: PBL Modul 1 Onkologi

Melalui mikroskop atau bantuan pencitraab lain, memakai laser atau dengan cara mekanis melalui inrtra laring. Laringektomi parsial

Tumor dalam laring diangkat sebagian, untuk mencapai terapi kuratif dan sedemian mungkin untuk mempertahankan fungsi laring. Laringektomi total

Reseksi mencakup seluruh laring dan otot ekstralaring yang melekat, otot sternohioid kadang di pertahankan Penanganan kelenjar limfe leher pada kanker laring

Pasien dengan klinis terabanya kelenjar limfe metastasis harus dilakukan pembersihan kelenjar limfe leher. Rekonstruksi vokalisasi pasca laringektomi total

Dengan cara sebagai berikut : vokalisasi esophagus, laring elektronik, operasi rekonstruksi vokalisasi.

Komplikasi Gangguan vokal Gangguan menelan Kehilangan penciuman dan perasa Gangguan saluran nafas Kerusakan saraf cranial Kerusakan vaskular Fibrosis jaringan Hipotiriodisme Komplikasi lain seperti hematom dan infeksi.

PrognosisHasil terapi kanker laring cukup baik, semakin dini stadium klinis semakin baik prognosis.