pbl metpen fix
DESCRIPTION
agungTRANSCRIPT
Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Anemia Ibu Hamil
Ni Putu Yudiartini Putri
Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida Wacana Jakarta
Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 , Indonesia
Email: [email protected]
Pendahuluan
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan mulai dari pengembangan
usulan penelitian, pengumpulan data, ppengolahan data, analisis dan interpretasi, penulisan
laporan penelitian, presentasi laporan dan publikasi hasil penelitian. Sifat ilmiah sebuah
enelitian dihubungkan dengan tata cara kegiatan tersebut yang bersifat sistematis, logis, dan
rasional serta memenuhi kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang relevan. Tujuan sebuah
penelitian yang bersifat ilmiah untuk menghasilkan temuan-temuan yang konsisten, sahih,
ringkas dan dapat dipercaya.1
Latar belakang
Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakanmasalah yang
menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajatkesehatan masyarakat,
juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dankualitas pelayanan
kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan,infeksi, dan keracunan
kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut tidak dapatsepenuhnya dimengerti tanpa
memperhatikan latar belakang (underlying factor), yangmana bersifat medik maupun non
medik. Di antara faktor non medik dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga,
pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku,dan lain-lain.1
Kerangka konsep model analisis kematian ibu oleh Mc Carthy dan Maine menunjukkan
bahwa angka kematian ibu dapat diturunkan secara tidak langsung denganmemperbaiki status
sosial ekonomi yang mempunyai efek terhadap salah satu dariseluruh faktor langsung yaitu
perilaku kesehatan dan perilaku reproduksi, statuskesehatan dan keterjangkauan pelayanan
2
kesehatan. Ketiga hal tersebut akanberpengaruh pada tiga hasil akhir dalam model yaitu
kehamilan, timbulnya komplikasikehamilan/persalinan dan kematian ibu.1,2
Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi
dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin. Di dunia 34 % ibu hamil
dengan anemia dimana 75 % berada di negara sedang berkembang. Di Indonesia, 63,5 % ibu
hamil dengan anema, di Bali 46, 2 % ibu hamil dengan anemia, dan di RSUD Wangaya Kota
Denpasar 25, 6 % ibu hamil aterm dengan anemia. Ibu hamil dengan anemia sebagian besar
sekitar 62,3 % berupa anemia defisiensi besi (ADB). Ibu hamil aterm cenderung menderita
ADB karena pada masa tersebut janin menimbun cadangan besi untuk dirinya dalam rangka
persediaan segera setelah lahir. Pada ibu hamil dengan anemia terjadi gangguan penyaluran
oksigen dan zat makanan dari ibu ke plasenta dan janin, yang mempengaruhi fungsi plasenta.
Fungsi plasenta yang menurun dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin.
Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin, abortus,
partus lama, sepsis puerperalis, kematian ibu dan janin, meningkatkan risiko berat badan lahir
rendah, asfiksia neonatorum, prematuritas.1,2
Rumusan masalah
Pada penelitian kasus-kontrol, pertanyaan penelitian harus diaahkan pada pajanan terhadap
faktor risiko agar dapat dibandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara
kelompok kasus dan kelompok kontrol.1 Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah rumusan
masalah sebagai berikut:
1) Apakah penderita anemia ibu hamil mempunyai status gizi yang lebih baik
dibandingkan dengan bukan penderita?
2) Apakah penderita anemia ibu hamil mempunyai jumlah anak yang lebih besar
dibandingkan dengan bukan penderita?
3) Apakah penderita anemia ibu hamil mempunyai penghasilan keluarga yang lebih
kecil dibandingkan dengan bukan penderita?
4) Apakah penderita anemia ibu hamil mempunyai riwayat anemia gizi dibandingkan
dengan bukan penderita?
5) Apakah penderita anemia ibu hamil mempunyai riwayat usia menikah yang lebih dini
dibandingkan dengan bukan penderita?
3
Dari kelima pertanyaan di atas, tampak bahwa pertanaan difokuskan pada besarnya pajanan
terhadap faktor risiko dan bukan insidens penyakit seperti pada penelitian yang bersifat
prospektif.1
Tujuan penelitian
Dari pertanyaan penelitian, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian adalah membandingkan
dua kelompok yaitu kelompok penderita (kasus) dengan kelompok bukan penderita (kontrol)
terhadap pengalaman terpajan oleh faktor risiko yang diduga sebagai faktor penyebab
timbulnya penyakit. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
retrospektif yang bergerak dari akibat ke sebab dan bertujuan untuk mencari hubungan sebab-
akibat melalui perbedaan dalam pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok
penderita (kasus) dan kelompok bukan penderita (kontrol).2,3
Tujuan penelitian terbagi atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menuliskan
apa yang menjadi tujuan penelitian secara garis besar sesuai dengan lokasi dan populasi
penelitian. Tujuan khusus merupakan rincian tujuan umum, yaitu semua kegiatan yang akan
dilakukan dalam penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Penulisan dilakukan
dalam bentuk kalimat pasif.3 Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko
anemia ibu hamil.Tujuan khusus diketahuinya penyebab langsung anemia ibu hamil,
diketahuinya penyebab tidak langsung ibu hamil, diketahuinya pencegahan yang tepat untuk
anemia ibu hamil.
Manfaat penelitian
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan
anak melalui pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil. Manfaat khusus, sebagai sumber
informasi bagi penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan program pelayanan dan
penanganan ibu hamil dengan anemia agar kejadian anemia pada ibu hamil dapat diturunkan.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia adalah
kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas
4
daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang
dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl.4,5
Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah,
artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan
sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi
dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati anemia
walaupun belum ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah
lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang
sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang
disebut anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh
berkurangnya cadangan besi tubuh. Keadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi
transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara
morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai
penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Defisiensi besi merupakan penyebab utama
anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi sewaktu hamil.4,5
Faktor Risiko
Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah saat
persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan
keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah :
penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa
hemoglobin dan volume sel darah merah. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian
diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran
ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena
sebagai akibat hipervolemia tersebut, keluaran jantung (cardiac output) juga meningkat. Kerja
jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula,
sehingga tekanan darah tidak naik.4-6
Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat
sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit. Penurunan ini lebih
5
kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan antara kecepatan
penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak
pada trimester kedua.6
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi
setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat mencapai keseimbangan gizi
maka setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan
bahan makanan yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.
Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang menghambat
penyerapan zat besi seperti teh, kopi, kalsium. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada
triwulan III karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir.5,6
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur seorang ibu
berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman
adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan di usia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat
menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum
optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami
keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat
– zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran
dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini.
Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap
kajadian anemia.5,6
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko lebih besar untuk
mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe. Kepatuhan menkonsumsi tablet
Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi
tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia,
khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena
kekurangan asam folat. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi tidak hanya
dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet, warna,
rasa dan efek samping seperti mual, konstipasi.5,6
6
Pemeriksaan antenatal adalah pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan janinnya oleh tenaga
profesional meliputi pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 4
kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu, 1 kali pada trimester II dan 2
kali pada trimester III. Dengan pemeriksaan antenatal kejadian anemia pada ibu dapat
dideteksi sedini mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan
mempersiapkan persalinannya.5,6
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun
lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada
kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil
zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya. Jarak kelahiran
yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu
masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi
kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.5,6
Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
Kerangka teori merupakan kumpulan materi ilmu yang berhubungan erat dengan penelitian.
Bahan tersebut mencakup definisi-definisi yang di perlukan, patofisiologi penyakit, dan hasil-
hasil penelitian yang relevan. Dalam bagian ini juga dituliskan deskripsi alat-alat kedokteran
yang digunakan dan lokasi penelitian. Kerangka teori sangat penting karena pengembangan
kerangka konsep dan kerangka operasional tergantung dari bobot materi kerangka teori.1,7
Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah kerangka konsep sebagai berikut:
Penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah asupan gizi dan zat besi selain umur, paritas,
jarak kelahiran, pola makan, kepatuhan konsumsi besi dan pemeriksaan antenatal. Faktor
eksternal juga mempengaruhi terjadinya anemia ibu hamil seperti sosial ekonomi budaya,
paparan rokok. Sementara, ibu hamil dengan anemia dapat mengakibatkan gangguan tumbuh
kembang janin selain abortus, prematuritas, partus lama, sepsis puerperalis, kematian ibu dan
janin. Anemia pada ibu hamil sebagian besar berupa ADB terutama pada aterm karena pada
masa tersebut janin menimbun cadangan besi untuk dirinya dalam rangka persediaan segera
setelah lahir. Pada ibu hamil aterm dengan anemia meningkatkan risiko berat badan lahir
rendah, asfiksia neonatorum dan prematuritas. Paparan rokok juga dapat mengakibatkan
kelainan pertumbuhan janin sehingga berpengaruh terhadap berat badan lahir.6
Anemia ibu hamilLingkar Lengan
Atas < 18 cm
BBL 2550 gram
Jumlah anak Penghasilan
keluarga
Anemia gizi
Usia perkawinan
Status gizi
7
Kerangka konsepsi operasional merupakan pola pikir yang dikembangkan berdasarkan materi
pengetahuan pada kerangka teori untuk menyelesaikan permasalahan penelitian. Terdapat dua
bagian dalam kerangka ini. Pertama, merupakan alur pikir atau kerangka konsep peneliti
untuk menyelesaikan masalah yang dikembangkan berdasarkan konsep epidemiologis Agent-
Host-Environtment bila berhubungan dengan adanya exposure atau pemajan dan outcome
atau masalah kesehatan atau penyakit. Dalam rangka ini anak panah antar variabel tidak
menggambarkan hubungan statistik tetapi hubungan konsepsional. Kedua, merupakan
pengembangan suatu model penyelesaian masalah atau kerangka operasional yang terdiri dari
variabel-variabel yang akan diukur. Jenis variabel ada dua macam yaitu variabel dependent
dan variabel-variabel independent yang terdiri dari faktor-faktor sosiodemografi dan faktor-
faktor risiko outcome lainnya. Dalam model ini semua anak panah dengan garis penuh
menggambarkan hubungan antar variabel harus diujisecara statistik sedangkan anak panah
dengan garis terputus tidak di teliti.1,7 Berdasarkan uraian di atas maka dibuatlah kerangka
konsep sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka konsep penelitian
Hipotesis
1) Tidak ada perbedaan status gizi pada penderita anemia ibu hamil dibandingkan
dengan bukan penderita
2) Tidak ada perbedaan jumlah anak pada penderita anemia ibu hamil dibandingkan
dengan bukan penderita
3) Tidak ada perbedaan penghasilan keluarga pada penderita anemia ibu hamil
dibandingkan dengan bukan penderita
8
4) Tidak ada hubungan antara riwayat anemia gizi pada penderita anemia ibu hamil
dibandingkan dengan bukan penderita
5) Tidak ada hubungan antara riwayat usia perkawinan pada penderita anemia ibu
hamil dibandingkan dengan bukan penderita
Metodologi Penelitian
Desain penelitian
Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan rancangan penelitian kasus-kontrol
karena penelitian kasus-kontrol merupakan cara yang relatif murah, mudah dan cepat untuk
mencari asosiasi antara faktor risiko dengan penyakit yang jarang ditemukan. Penelitian
kasus-kontrol merupakan salah satu bentuk rancangan penelitian analitik yang mengikuti
proses perjalanan penyakit ke arah belakang berdasarkan urutan waktu. Rancangan ini
mempunyai paradigma dari akibat ke sebab, karena itu penelitian diawali dngan kelompok
penderita sebagai kasus danb kelompok bukan penderita sebagai kontrol. Selanjutnya kedua
kelompok di telusuri ke belakang (retrospektif) berdasarkan urutan waktu untuk mencari
perbedaan dalam pengalaman terpajan oleh faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya
penyakit kemudian perbedaan pengalaman kedua kelompok dibandingkan untuk menentukan
adanya hubungan sebab-akibat.7,8
Gambar 2. Bagan desain penelitian kasus-kontrol7
Metode penelitian kasus kontrol sangat sesuai untuk penelitian penyakit yang sangat jarang
terjadi atau penyakit fase laten yang panjang. Pelaksanaan penelitian kasus-kontrol relatif
lebih cepat dibandingkan dengan penelitian kohor karena diawali dengan kelompok penderita
tanpa diawali insidens seperti pada penelitian kohor. Biaya yang digunakan relatif lebih kecil
9
dibandingkan dengan penelitian kohor. Perkiraaan besarnya sample yang diperlukan lebih
kecil dibandingkan penelitian kohor. Data yang ada dapat dimanfaatkan serta dapat digunakan
sebagai penelitian pendahuluan terhadap penyakit yang belum diketahui penyebabnya.
pengalaman kedua kelompok dibandingkan untuk menentukan adanya hubungan sebab-
akibat.7
Disamping beberapa keuntungan yang telah disebutkan, penelitian kasus kontrol juga
memiliki beberapa kerugian. Data tentang pengalaman terpajan oleh faktor risiko diperoleh
dari hasil wawancara mengingat kejadian masa laluyang lama hingga dapat menimbulkan bias
recall, sedang data yang berasal dari rekam medis sering tidak lengkap. Validasi terhadap
informasi yang diperoleh sulit. Pengendalian terhadap faktor perancu sulit dilakukan dengan
lengkap. Sulit mendapatkan kelompok kontrol yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian kasus kontrol tidak dapat digunakan untuk mengukur insidens dan tidak sesuai
untuk mengadakan evaluasi hasil pengobatan. pengalaman kedua kelompok dibandingkan
untuk menentukan adanya hubungan sebab-akibat.7
Populasi dan sample
Populasi rujukan adalah semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
pada periode tertentu. Sampel adalah ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan pada saat penelitian dilaksanakan. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari kasus
yaitu ibu hamil yang menderita anemia ibu hamil dan kontrol yaitu ibu hamil yang tidak
mengalami anemia ibu hamil.Besarnya subyek penelitian ditentukan secara consecutive
sampling yaitu dengan mendata pasien-pasien sesuai kriteria inklusi dan eksklusi hingga
memenuhi jumlah yang memenuhi syarat analisis. Kriteria inklusi berupa: ibu sedang hamil,
usia ibu 17-35 tahun, bersedia di wawancara, dan bertempat tinggal di wilayah kerja
puskesmas. Kriteria eksklusi berupa: ibu tidak bersedia mengikuti penelitian, ibu yang tidak
dapat ditemui pada saat penelitian di lakukan. Perhitungan besar sampel menggunakan
formula studi kasus-kontrol dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
n = Jumlah sampel dalam satu kelompok (kasus/kontrol)
Zα= nilai Simpangan dari rata-rata pada distribusi normal standard yang dibatasi oleh α
Zα =1,96; untuk α= 0.05
10
Zβ = nilai Simpangan dari rata-rata distribusi alternatif yang dibatasi oleh β
Zβ = 0,842; untuk β= 0. 20
P = P 1+P 2
2
Q= 1- P
P2= proporsi terpajan pada kelompok kontrol
P1 = proporsi terpajan yang diharapkan terjadi pada kelompok kasus sesuai dengan
peningkatan atau penurunan besarnya odds ratio (R)
P1 = P 2 R
[1+P2 (R−1)]
R = besarnya peningkatan atau penurunan odds ratio yang diinginkan
Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan dapat data dilakukan dengan cara kuesioner dan pemeriksaan laboratorium.
Data kadar Hb ibu hamil yang diambil dengan pengukuran langsung disebut data primer,
dapatpula digunakan data kadar Hb yang tercatat pada kohort ibu hamil, untuk data yang
bersumber dari rekam medis seperti ini disebut data sekunder. Instrumen pengumpulan data-
data adalah buku KIA, kohort ibu hamil, rekam medis pasien,hasil pemeriksaan laboratorium
Puskesmas dan kuesioner. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
responden tentang ANC sudah melalui uji validitas dan reliabilitas.
Variabel Dan Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak enam variabel yang terdiri dari satu
variabel dependen yaitu anemia ibu hamil, duavariabel independen yaitu anemia gizi dan
status gizi berdasarkan lingkar lengan atas (LILA), serta dua variabel perancu yaitu
penghasilan keluarga, usia perkawinan, dan jumlah anak (paritas). Untuk menghindari
kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka kedua variabel tersebut dijabarkan dalam definisi
operasional dengan maksud memberikan batasan pada variabel sehingga dapat diukur sesuai
dengan parameter yang dapat dipakai.8 Definisi operasional variabel-variabel tersebut ialah:
1. Anemia ibu hamil adalah suatu keadan dimana kadar hemoglobin ( Hb) dalam darah ibu
hamil trimester III kurang dari 11 gr/dl yang diukur dengan menggunakan metode sahli.
Kejadian Anemia menurut WHO dikategorikan menjadi :
a) Anemia : jika Hb kurang atau sama dengan 11 g/dl
11
b) Tidak anemia : jika Hb lebih dari 11 g/dl
Skala pengukuran : Nominal
2. Jumlah anak (paritas) adalah banyaknya anak yang pernah dilahirkan hidup, di
kategorikan menjadi :
a) Berisiko anemia : lebih dari / sama dengan 4
b) Tidak berisiko anemia : kurang dari 4
Skala pengukuran : Nominal
3. Status gizi adalahuatu keadaan kurangnya kecukupan zat gizi akibat ketidakseimbangan
antara zat giziyang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi, yang
dinyatakan dengan menggunakan standar LILA (Lingkar Lengan Atas) yang
dikategorikan KEK jika kurang dari 23,5 cm dan jika lebih dari 23,5 cm dikategorikan
normal. Variabel status gizi dikategorikan menjadi:
1) KEK : Kurang dari 23,5 cm
2) Normal : lebih dari sama dengan 23,5 cm
Skala pengukuran : Nominal
4. Anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, dan sel darah
merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau
beberapa unsur makanan yang esensial. Anemia jenis ini disebabkan oleh faktor dari luar
tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi yang dimulai sebelum ibu hamil,
dikategorikan menjadi :
c) Anemia : jika Hb kurang atau sama dengan 11 g/dl
d) Tidak anemia : jika Hb lebih dari 11 g/dl
Skala pengukuran: nominal
5. Penghasilan keluarga adalah sejumlah uang atau barang yg dinilai dengan uang yang
dapat digunakan keluarga selama satu bulan untuk pangan & non pangan, dikategorikan
menjadi:
a) Tinggi: lebih dari/sama dengan 2 juta rupiah
b) Sedang: kurang dari 2 juta rupiah – 1 juta rupiah
c) Rendah: kurang dari 1 juta rupiah
Skala pengukuran: Ordinal
6. Usia Perkawinan adalah lamanya hidup sejak lahir berdasarkan KTP sampai saat
perkawinan. Skala pengukuran: interval
Hasil
Ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Inklusi
Wawancara kuesionerEksklusi
Pemeriksaan Hb, memeriksa rekam medis/KIA/kohort ibu
Analisa Data
12
Alur penelitian
Gambar 3. Bagan alur penelitian
Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul melalui pengisian kuesioner kemudian diolah, langkah-langkah
dalam pengolahan data ada empat tahapan yaitu :editing, coding, entry data, cleaning. Editing
merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner apakah sudah diisi dengan
lengkap dan jelas, relevansi jawaban dengan pertanyaan dan konsistensi, misalnyaantara
pertanyaan usia perkawinandengan jumlah anak. Memeriksa data yang terkumpul dan
meneliti kelengkapan jawaban dengan lembar wawancara yang bertujuan untuk mengetahui
apakah ada kesesuaian antara semua pertanyaan dengan jawaban. Coding Merupakan
kegiatan memberikan kodeberbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan.8,9
Pemberian kode disesuaikan dengan kategori masing-masing variabel sebagai berikut:
a) Anemia ibu hamil: tidak = 0; ya = 1
13
b) Jumlah anak: tidak berisiko = 0; berisiko = 1
c) Penghasilan keluarga: rendah = 0; sedang = 1; tinggi = 2
d) Anemia gizi: tidak = 0; ya = 1
Setelah data di koding maka langkah selanjutnya melakukan entry data dari kuesioner
dengan memasukan data jawaban responden ke dalam komputer. Cleaning yaitu Kegiatan
pengecekan kembali datayang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. 8,9
Etika penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ethical clearance dari
komisi Etik instansii terkait. Persetujuan keikutsertaan dalam penelitian ini selanjutnya
diajukan kepada para penderita atau keluarga dalam bentuk informed consent. Seluruh biaya
yang dipergunakan untuk penelitian ini ditanggung oleh peneliti sendiri, responden tidak
dibebani biaya tambahan apapun. Data penderita dijamin kerahasiaannya.8
Hasil Penelitian
Dalam bab ini dilaporkan hasil penelitian dalam bentuk table-tabel. Sebelum tabel diberikan
dulu penjelasan mengenai jumlah sampel yang terkumpul dibandingkan dengan besar
sampel yang dihitung. Bila ada sebagian dari sampel yang tidak terkumpul perlu diberikan
penjelasan. Dijelaskan secara rinci jalannya pengumpulan data serta kendala-kendalanya.
Table-tabel terdiri dari dua macam table, yaitu tabel distribusi frekuensi yang meliputi semua
variable baik dependen maupun independen dan tabel kontingensi 2x2 atau tabel hubungan
antara variabel independen dan dependen. Tabel frekuensi mempunyai judul tabel, terdiri
dari kolom-kolom nama variabel yang telah di kelompokkan, frekuensi, dan presentase.
Dalam tabel frekuensi yang penting adalah persentase dan biasanya informasi ini digunakan
dalam pembahasan untuk menerangkan tabel hubungan. Tabel hubungan juga mempunyai
judul, drengan kolom paling kiri adalah variabel independen dan sebelah kanan variabel
dependen.8,9
Pada tabel hubungan, dilakukan tes-tes kemaknaan yang sesuai. Tes kemaknaan yang
digunakan bertujuan untuk melihat apakah hubungan kedua variabel terjadi secara kebetulan
atau tidak. Yang lebih dahulu dilihat adalah kecenderungan yang ada dalam tabel.
Selanjutnya dilakukan tes kemaknaan , bila hubungannya bermakna (harga p < α, di mana α
14
adalah batas kemaknaan) maka hubungan yang ada tidak terjadi secara kebetulan, sehingga
merupakan informasi yang dapat digunakan. 8,9
Dua hal penting yang perlu diperhatikan untuk menggunakan suatu tes kemaknaan dengan
benar yaitu skala pengukuran data variabel yang diteliti serta jumlah sampel penelitian. Skala
pengukuran data variabel yang sering dalam penelitian adalah yang bersifat kategori dan
kontinyu. Ada dua jenis tes kemaknaan yaitu tes kemaknaan parametric (tes T, tes Z,
ANOVA, dll) dan non parametric (tes Chi-square, tes Fisher, tes Kolmogorov Smirnov, dll).
Untuk uji parametrik, terdapat tiga syarat yang perlu diperhatikan yaitu skala pengukuran
variabel, sebaran data, serta varians data. Skala pengukuran variabel: Skala pengukuran
variabel harus variabel numerik. Sebaran data: sebaran data harus normal. Varians data:
kesamaan varians tidak menjadi sprat untuk uji kelompok yang, berpasangan, Kesamaan
varians adalah syarat tidak mutlak untuk 2 kelompok tidak berpasangan artinya, varians data
boleh sama boleh juga berbeda. Kesamaam varians adalah syarat mutlak untuk > 2 kelompok
tidak berpasangan artinya varians data harus wajib sama. Uji non prametrik dipergunakan
untuk keadaan sebagai berikut: Jika data dengan skala numerik tidak memenuhi syarat untuk
uji parametrik (misalnya sebaran data tidak normal), maka dilakukan uji non parametrik yang
merupakan alternatif dari uji parametriknya. Alternatif uji t berpasangan adalah Uji
Wilcoxon. Alternatif uji t tidak berpasangan adalah uji Mann-Whitney. Alternatif uji anova
berpasangan adalah Uji Friedman. Alternatif uji anova tidak berpasangan adalah Uji
Kruskal-Wallis. Jika skala pengukuran variabel adalah kategorikal (ordinal dan nominal)
maka dapat diuji dengan uji non parametrik. 8,9
Tabel 1. Uji Hipotesis8
15
Semua hipotesis untuk tabel Baris (B) kali Kolom (K) tidak berpasangan menggunakan
ujiChi Square, bila memenuhi syarat uji Chi Square. Syarat uji Chi square adalah: tidak ada
sel yang nilai observed yang bernilai nol, sel yang mempunyai nilai expec ted kurang dari
5, maksimal 20 % dari jumlah sel, jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai
uji alternatifnya. Alternatif uji chi square untuk tabel 2x2 adalah uji Fisher. Alternatif uji chi
square untuk tabel 2xkolomadalah uji Kolmogorov Smirnov. Penggabungan sel adalah
langkah alternatif uji chi square untuk tabel selain 2 X 2 dan 2 X K sehingga
terbentuk suatu tabel B kali K yang baru. Setelah dilakukan pengga bungan sel, uji
hipotesis dipilih sesuai dengan tabel B kali K yang baru tersebut. 8,9
Analisis dan Penyajian Data
Penyajian dan analisis dilakukan dengan komputer menggunakan program SPSS Windows
versi 16 menggunakan analisis statistik yang sesuai. Analisis data dimulai dengan melakukan
uji komparatif terhadap data karakteristik pasien dari kelompok yang mengalami anemia ibu
hamil dan yang tidak dengan Chi-square atau Fisher exact jikaskala variabel kategorik-
kategorik dan Uji T one atau Mann Whitney jika skala variabel numerik. Analisis dilanjutkan
dengan menghitung odds ratio (OR) dari variabel anemia gizi dan jumah anak terhadap
kejadian anemia ibu hamil.Analisis hasil studi case control secara sederhana adalah
perhitungan OR (Odds Ratio) OR adalah odds pada kasus dibandingkan odds pada kontrol
yaitu : 8,9
Tabel 2. Hubungan Penyakit, Pajanan, dan Odds7
16
Penyakit
Jumlah
+ -
Pajanan
+ a b n1
- c d n2
Jumlah m1 m2 N
Odds a/c b/d
Uji korelasi dilakukan terhadap dua variabel faktor risiko tersebut terhadap kejadian anemia
ibu hamil dengan uji Pearson atau Spearman tergantung dari sebaran data. Analisis terakhir
dilakukan dengan adalah multiple regresi, untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabelsecara bersamaan terhadap kejadian nemia ibu hamil. Hasil analisis dikatakan
signifikan jika nilai p<0,05. 8,9
Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel independen
dan dependen dalam bentuk distribusi frekuensi. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui
apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas meliputi jumlah anak dan
anemiagizi dengan variabel terikat yaitu kejadian anemia ibu hamil dengan uji Chi Square
dengan tingkat kemaknaan nilai p < 0,05 dan confidence interval sebesar (CI) 95%. Jika tidak
memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji Fisher’s Exact Test. Analisis multivariat
adalah analisis yang dilakukan terhadap variabel bebas dengan variabel terikat untuk
memperoleh model yang paling baik (fit) dan mengetahui variabel yang paling dominan
dengan kejadian anemia ibu hamil dengan menggunakan uji Regresi Logistik dengan
persamaan: 8,9
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Y = Nilai variabel dependent
a = perpotongan garis regresi dan sumbu Y
b = Nilai koefisien regresi tiap variabel independent
17
X1 = Jumlah anak
X2 = Penghasilan keluarga
X3 = Anemia gizi
X4 = Usia perkawinan
X5 = Status gizi
Pembahasan
Pada pembahasan dilakukan pembahasan hasil penelitian sesuai dengan pointer-pointer yang
terdapat dalam tujuan khusus penelitian. Setiap pointer didiskusikan berdasarkan
hubungannya, kemudian dibuat perbandingan dengan hasil-hasil penelitian yang lain atau
diulas dengan dukungan data atau informasi tabel-tabel karakteristik atau sosiodemografi
penelitian tersebut. Ketajaman ulasan sangat diperlukan dan ulasan tersebut akan tajam bila
pembandingnya bobot ilmiah.8
Simpulan dan Saran
Simpulan
Kesimpulan berisi semua hasil penelitian yang dituliskan pada bab hasil penelitian. Dalam
penulisan diperhatikan supaya masih bersifat spesifik lengkap dengan angka-angka
presentase. Semua pointer yang ada dalam tujuan khusus harus ada dalam simpulan. Dalam
melakukan penelitian kasus kontrol terdapat keuntungan dan kelemahan yang berpengaruh
dalam validitas hasil penelitian.
Saran
Bentuk saran harus konkrit, jelas, ditujukan kepada siapa dan mungkin diimplementasikan
sehingga isinya dimengerti pelaksanaannya serta dapat langsung diimplementasikan. Untuk
upaya menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil dapat dilakukan melalui upaya
peningkatkan promosi kesehatan kepada ibu hamil sehingga ibu hamil mengetahui
pentingnya pemeriksaan kehamilan, cara mengkonsumsi zat besi baik yang berasal dari
suplemen maupun dari makan sehari-hari.Dianjurkan melakukan pemeriksaan antenatal untuk
memenuhi program kunjungan minimal 4 kali kunjungan dan diharapkan bisa sesuai
dengan program.
Daftar Pustaka
18
1. Santana S. Menulis ilmiah: Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Yayasan obor
Indonesia;2008.h.60-7.
2. Swarjana IK. Metodologi penelitian sederhana. Jakarta: Penerbit Andi;2012.h.79-83.
3. Budiharto. Metodologi penelitian kesehatan dengan contoh bidang ilmu kesehatan gigi.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC;2008.h.38-42.
4. Anwar M, Baziad A, Prabowo P. Ilmu kandungan. Ed ke-3. Jakarta:PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2011.h.2156-63.
5. Amiruddin R, Wahyuddin. Studi kasus kontrol faktor biomedis terhadap kejadian anemia
ibu hamil di puskesmas bantimurung. Jurnal Medika Nusantara. 2004;25(2):12-4.
6. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas dan hemoglobin ibu hamil dengan berat
badan lahir di RSUD Moewardi Surakata. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi.
2005;6(2): 114-26.
7. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran: Sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC;2007.h.96-124.
8. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian. Ed ke-2. Jakarta: Salemba
Medika;2008.h33-5.
9. Santoso S. Panduan lengkap menguasai SPSS 16. Jakarta: Elex Media
Komputindo;2008.h.201-5.