pbl 2 kedkel-1 fix

28
AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL 1 1. Memahami dan Menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga 1.1. DEFINISI KELUARGA Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. STRUKTUR KELUARGA 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. CIRI-CIRI KELUARGA a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing- masing c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah: 1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh semangat kegotongroyongan. 2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.

Upload: afnan-alkaff

Post on 13-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

nj

TRANSCRIPT

Page 1: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

1

1. Memahami dan Menjelaskan Konsep dan Struktur Keluarga

1.1. DEFINISI KELUARGA

Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup

dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau

adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran

masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul

dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

STRUKTUR KELUARGA

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.

CIRI-CIRI KELUARGA

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-

masing

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan

dan fungsinya masing-masing.

Menurut Ali (2010) ciri-ciri keluarga di Indonesia adalah:

1. Mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh

semangat kegotongroyongan.

2. Merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai oleh nilai budaya ketimuran

yang kental yang mempunyai tanggung jawab besar.

Page 2: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

2

3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang

dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui

musyawarah dan mufakat.

4. Sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan dan di perkotaan-keluarga

di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana, saling menghormati satu

sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru.

Ciri – ciri Keluarga Indonesia:

1. Suami sebagai pengambil keputusan

2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

3. Berbentuk monogram

4. Bertanggung jawab

5. Pengambil keputusan

6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

7. Ikatan kekeluargaan sangat erat

8. Mempunyai semangat gotong-royong

1.2 FUNGSI KELUARGA

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:

1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan

anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak

2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak

menjadi anggota masyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga

anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman

4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan

dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar

sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam

menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak

dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang

mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.

6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,

mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-

kebutuhan keluarga.

7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan

dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman

masing-masing, dan lainnya.

8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai

generasi selanjutnya.

9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta

membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Page 3: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

3

Menurut Friedman fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu

1) Fungsi Efektif. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar

kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Anggota kelurga mengembangkan gambaran diri yang fositif , peran dijalankan

dengan baik ,dan penuh rasa sayang.

2) Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu

menghasilkan interaksi sosial ,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam

lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi

dengan anggota kelurga dan belajar disiplin , norma budaya , dan perilaku melalui

interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan didalam masyarakat.

3) Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4) Fungis Ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan

,pakaian , perumahan, dan lain-lain.

5) Fungsi Perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan,

dan asuhan kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan

keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga

dan individu

Menurut Undang-Undang 1992 membagi Fungsi Keluarga sebagai berikut

Fungsi keagamaan

membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota

keluarga,

menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-

hari bagi seluruh anggota keluarga,

memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman

ajaran agama,

melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang

tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,

membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.

Fungsi Budaya adalah

membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya

masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,

membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak

sesuai,

membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari pemecahan

masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,

membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan

kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia ,

membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya

masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil

bahagia dan sejahtera.

Page 4: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

4

Fungsi Cinta kasih adalah

menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada

diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan

tingkah laku secara optimal dan terus menerus ,

membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun

antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan

kualitatif.

membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam

keluarga secara serasi, selaras , dan seimbang,

membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan

dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil

bahagia dan sejahtera.

Fungsi perlindungan

memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari

rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,

membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk

ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,

membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal

menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Fungsi reproduksi

membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat

baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.

memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam

hal usia , kedewasaan fisik dan mental,

mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan

jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal

anak yang diinginkan dalam keluarga,

mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif

menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Fungsi sosialisasi

menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai

wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,

menyadari ,merencanakan , dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai

pusat tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik

dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun

sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang

perlu dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik

fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah

maupun masyarakat.

membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga

sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk

perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia

dan sejahtera.

Page 5: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

5

Fungsi Ekonomi

Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan keluarga dalam

rangka menopang perkembangan hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi

keserasian , keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga,

mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya terhadap anggota

rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang , membina kegiatan dan hasil ekonomi

keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Fungsi pelestarian lingkungan

Membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga , membina

kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi , selaras, dan seimbang

antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.

Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang

seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu

mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota

keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara

tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari adanya

Perubahan,keluarga,perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang

terjadi,dan seberapa besar perubahannya.

2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan

teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada

orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika

demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi.

4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Page 6: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

6

PERANAN KELUARGA

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok

dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan

pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,

sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah

satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah

tambahan dalam keluarganya.

c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan

tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Friedman (2002) membagi lima peran kesehatan dalam keluarga yaitu :

o Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota

o Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

o Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda

o Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

o Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga

kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan

yang ada

1.3 BENTUK/JENIS KELUARGA

TRADISIONAL :

a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,

istri dan anak.

b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa

anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua

dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah

dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan

karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri

dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti

Page 7: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

7

nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),

keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri

dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya

melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi

hukum pernikahan)

g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,

tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua

yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada

saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau

kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah

i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu

rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang

dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,

telpon, dll)

j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang

menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang

terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau

perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

NON-TRADISIONAL :

a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua

(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)

yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu

rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,

sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan

anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup

bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex

hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)

f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu

g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan

alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu

dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan

membesarkan anaknya

h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set

aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling

menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan

bertanggung jawab membesarkan anaknya

Page 8: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

8

i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak

tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali

keluarga yang aslinya

j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai

perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai

perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam

kehidupannya.

DINAMIKA KELUARGA

Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga

tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam

lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.

Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota

keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di

lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan

dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.

Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga

- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri

sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.

- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan

pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.

- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur

bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang

sebagai sistem nilai keluarga.

- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan

orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke

masyarakat.

1.4. GENOGRAM

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari

silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera

mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota

keluarga.

Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus

kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.

Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat

perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun

meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau

konflik antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-

informasi lain yang relevan.

Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring

kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.

Page 9: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

9

Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi

(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan

selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling

berinteraksi dalam suatu unit emosional.

Setiap kejadian emosional keluarga dapat

mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram

dibuat minimal untuk 3 generasi.

Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :

mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi

antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga

pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

Page 10: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

10

Page 11: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

11

2.Memahami dan Menjelaskan yang mempengaruhi kesehatan

2.1 Definisi Sehat dan sakit

Sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang

merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Pengertian sehat menurut WHO adalah "Health is a state of complete physical,

mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity".

Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi

sehat yaitu:

1. Sehat Jasmani

Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa

sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi,

berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak,

gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

2. Sehat Mental

Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah

kuno "Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat" (Men Sana In Corpore Sano).

3. Sehat Spritual

Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan

memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu

mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar

alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi

keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu

(host ), factor agen penyakit, dan factor lingkungan

a. Factor host

Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.

Resiko internal :

Genetic

Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua

cenderung lebih perhatian terhadap anggota keluarga yang lain

Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

meneriam informasi sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki

Pekerjaan

Sex

Page 12: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

12

Fisiologi tubuh

Keadaan imunologia

Tingkah laku

Resiko eksternal

Lingkungan

Kebudayaan

Kepercayaan

Ras

Social ekonomi

b. Factor agen

Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat

menyebabkan terjadinya suatu penyakit

Factor yang mempengaruhi :

c. Factor nutrisi

Kimiawi

Fisik

Biologis

Unhealthy behaviour

d. Factor lingkungan

Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa

lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara

keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap

kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling

tidak pada lima hal :

1. Penyakit keturunan

Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor

genetic (fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada

factor genetic tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap

awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang

tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.

2. Perkembangan bayi dan anak

Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak

mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi

pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka

perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan

fisik maupun perilakunya.

3. Penyebaran penyakit

Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka

tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah

terserang penyakit tersebut

4. Pola penyakit dan kematian

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo

membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung

Page 13: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

13

memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi daripada

mereka yang berkeluarga.

5. Proses penyembuhan penyakit

Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis

jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada

keluarga dengan fungsi keluarga yang sakit

2.2 Lingkungan sehat

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,

yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan

sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian

rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

1. Bahan Bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain sebagai berikut :

o Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3

o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam

o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruang rumah

Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

b. Dinding

o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk

pengaturan sirkulasi udara

o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan

c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan

penangkal petir

e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang

keluarga, ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain

anak.

f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh

bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.

Page 14: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

14

4. Kualitas Udara

Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :

a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C

b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%

c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam

d) Pertukaran udara

e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam

f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3

5. Ventilasi

Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas

lantai.

6. Binatang penular penyakit

Tidak ada tikus bersarang di rumah.

7. Air

a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.

9. Limbah

a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan

bau dan tidak mencemari permukaan tanah.

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan

pencemaran terhadap permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian ruang tidur

Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang

tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.

Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang

perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga

negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah

yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan teratur”

Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat

menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat

tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi

sebagai :

1. Mencegah terjadinya penyakit

2. Mencegah terjadinya kecelakaan

3. Aman dan nyaman bagi penghuninya

4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

Page 15: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

15

Faktor Internal

1. Pola makan tidak sehat

Dengan semakin majunya budaya dan teknologi, semakin membuat orang-orang

harus bekerja dan bergerak dengan cepat. Hal ini membuat pola makan kita

menjadi tidak sehat, dengan mengkonsumsi makanan cepat saji, yang sangat

menggiurkan ketika menyantapnya. Mie instant ketika malas untuk memasak

makanan yang sesungguhnya. Belum lagi ketika mengkonsumsi minuman

berkarbonasi.

2. Kelelahan

Ketika bekerja dalam mencukupi kebutuhan hidup, apalagi yang sudah

berkeluarga, beban itu semakin berlipat, terkadang sampai tidak memperdulikan

tanda-tanda tubuh yang menyatakan kalau tubuh sudah waktunya untuk

berisitirahat. Sehingga membuat kondisi kesehatan kita menjadi turun dan rentan

terkena penyakit.

3. Stress /tertekan

Dalam menghadapi tuntutan hidup yang membuat kita harus bekerja lebih keras

lagi, manusia tidak luput dari rasa tertekan, stress, putus asa, dan sebagainya.

4. Gaya hidup tidak sehat

Dengan masuknya budaya dari luar, dan pergaulan, membuat gaya hidup tidak

sehat, dengan merokok, “dugem” sampai dengan mengkonsumsi obat-obatan

terlarang, hal tersebut terkadang merupakan salah satu cara “pelarian”.

5. Kurang istirahat dan olahraga

Dengan adanya tuntutan pekerjaan, problema hidup, stress yang berkepanjangan,

tak jarang manusia selalu memikirkannya, bekerja sampai larut malam, sehingga

membuat kurang isitrahat dan juga kurang berolah raga untuk membuat tubuh

tetap fit.

6. Obat-obatan kimia

Pada saat sakit tidak jarang orang-orang minum obat untuk meredakan sakit yang

di derita, baik itu dengan menggunakan resep dokter atau dengan obat bebas.

Untuk menunjang kesehatan pun, terkadang mengkonsumsi vitamin-vitamin.

Faktor Eksternal

1) Radiasi ponsel

Semua orang baik tua maupun muda, 90% menggunakan handphone, menurut

penelitian, radiasi yang dikeluarkan dari handphone, lama kelamaan dapat

mengakibatkan efek yang negative terhadap otak kita.

2) Polusi udara

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan bertambahnya penduduk dunia,

membuat polusi udara semakin meningkat, mengapa begitu ? Karena semakin

banyak dibangun pabrik untuk memenuhi kebutuhan dari pasar, kendaraan

semakin banyak, dari hari ke hari jalanan semakin macet. Asap knalpot kendaraan

dan pabrik mengandung karbon monoksida.

Page 16: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

16

3) Jadi perokok pasif

Perokok pasif merupakan seorang penghirup asap rokok dari orang yang sedang

merokok. Akibatnya lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya

yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.

Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)

mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok

masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang

berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun

yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun

rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap.

“Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif

kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan.”

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang

sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran

tembakau yang tidak sempurna. Dapat anda bayangkan seberapa beresikonya

perokok pasif.

4) Efek rumah kaca

Dari asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok, asap pembakaran sampah, hal

ini memicu terjadinya efek rumah kaca. Meningkatnya kadar karbondioksida

diudara merupakan permasalahan yang sangat serius dan mesti diperhatikan sejak

dari sekarang. Jika hal ini dibiarkan berlarut, justru akan mengancam kehidupan

makhluk hidup. Meningkatnya kadar karbondioksida di atmosfer dapat

menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green house effect) atau lebih dikenal

dengan pemanasan global suhu bumi.

Pada dasarnya, karbondioksida tidak berbahaya bagi manusia. Namun, kenaikan

kadar karbondioksida diudara dapat mengakibatkan peningkatansuhu permukaan

bumi. Efek rumah kaca terjadi dikarenakan karbondioksida yang ada di atmosfer

melebihi ambang batas. Gas karbondioksida dapat dilewati oleh semua

sinar/cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Akan tetapi ketika memantul

dipermukaan bumi dan kembali keatmosfer, sinar tertentu akan tertahan dan

terperangkap kemudian dipantulkan lagi ke bumi. Fenomena ini persis seperti

sebuah rumah yang terbuat dari kaca, dimana suhu didalamnya sangat panas.

Dua faktor tersebut yang setiap hari kita hadapi. Segala hal yang dapat

mengganggu Kesehatan, sedikit demi sedikit kita investasikan di dalam tubuh kita

semenjak kita lahir sampai dengan sekarang. Semakin banyak pula orang yang

mengalami sakit kritis, seperti kanker, serangan jantung, stroke, diabetes,

kolesterol, gagal ginjal, dan lain sebagainya.

Page 17: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

17

3.Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga Islami

Hubungan Islam dengan Kesehatan Lingkungan

Islam merupakan agama yang sangat memerhatikan tentang lingkungan dan

keberlanjutan kehidupan di dunia. Banyak ayat Al quran dan Al hadist yang menjelaskan,

menganjurkan bahkan mewajibkan setiap manusia untuk menjaga kelangsungan kehidupannya

dan kehidupan makhluk lain dibumi.

Proses kerusakan lingkungan di darat dan lautan telah disitir dalam Alqur’an surat 30

(Ar-rum) ayat 41:”Telah terjadi (tampak) kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan

manusia, supaya Allah akan merasakan kepada mereka sebagian (akibat tindakan mereka) agar

mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Selanjutnya masih banyak lagi ayat-ayat Alqur’an

(misalnya: surat 2 ayat 60 dan 205; surat 5 ayat 64; surat 7 ayat 85; dan beberapa surat lainnya)

yang juga menegaskan tentang peranan manusia dalam kerusakan lingkungan, melarang manusia

untuk merusak lingkungan, dan sekaligus mengajak manusia memelihara lingkungan. Dari ayat-

ayat tersebut ada dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan Islam dalam issu pencemaran

lingkungan. Pertama, Islam menyadari bahwa telah dan akan terjadi kerusakan lingkungan baik

di daratan dan lautan yang berakibat pada turunnya kualitas lingkungan tersebut dalam

mendukung hajat hidup manusia. Kedua, Islam memandang manusia sebagai penyebab utama

kerusakan dan sekaligus pencegah terjadinya kerusakan tersebut.

Oleh karena itu perlu adanya penyelamatan dan konservasi lingkungan (alam) yang

menyatu tak terpisahkan dengan konsep keesaan Tuhan (tauhid), syariah, dan akhlak. Islam

mempunyai konsep yang sangat jelas tentang pentingnya konservasi, penyelamatan, dan

pelestarian lingkungan. Konsep Islam tentang lingkungan ini ternyata sebagian telah diadopsi

dan menjadi prinsip ekologi yang dikembangkan oleh para ilmuwan lingkungan. Prinsip-prinsip

ekologi tersebut telah pula dituangkan dalam bentuk beberapa kesepakatan dan konvensi dunia

yang berkaitan dengan lingkungan.

Pada masa kekhalifahan, peradaban Islam di Semenanjung Arab memiliki dan menjaga

kawasan konservasi yang disebut Hima. Hima merupakan zona yang tak boleh disentuh atau

digunakan untuk apapun bagi kepentingan manusia. Tempat tersebut digunakan sebagai

konservasi alam, baik untuk kehidupan binatang liar maupun tumbuh-tumbuhan.

Selain itu di dalam ajaran Islam, dikenal juga dengan konsep yang berkaitan dengan

penciptaan manusia dan alam semesta yakni konsep Khilafah dan Amanah. Konsep khilafah

menyatakan bahwa manusia telah dipilih oleh Allah di muka bumi ini (khalifatullah fil’ardh).

Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan sifat-

sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalah sebagai pemelihara atau penjaga alam

(rabbul’alamin). Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan

bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai

tempat kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan

kehidupannya.

Page 18: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

18

Penjelasan tersebut tercantum dalam surat Al An’am ayat 141-142, yang intinya manusia

mempunyai hak atau diperbolehkan untuk memanfaatkan apa-apa yang ada di muka bumi

(sumber daya alam) yang tidak melampaui batas atau berlebihan.Surat Al An’am ayat 141-142

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin (kasih bagi alam semesta; surat 21 ayat 107), maka

sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan lingkungan sebagai

manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di

muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan yang bersih, karena

kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi Muhammad

SAW dengan hadistnya yang berbunyi:

“Kebersihan merupakan bagian dari iman”. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia

untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam liang

(tempat hidup) binatang”.

Dan sebuah hadits Rasulullah SAW yang maksudnya

''Islam itu bersih maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga

kecuali orang-orang yang bersih'' (HR.Dailami),

Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut sebagai larangan Islam dalam

membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam lingkungan yang kemungkinan

besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan tersebut. Islam mengajak manusia untuk

secara aktif mengelola lingkungan tersebut, misalnya dengan membuang sampah pada

tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam yang umumnya bersifat lebih suka mencegah

perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang mengobati kejadian atau perbuatan buruk yang

terjadi. Namun, Islam juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau

kejahatan seperti misalnya tertuang dalam hukum agama (syar’i) yang mengatur hukuman bagi

pelanggar aturan.

Bukti bahwa adanya ajaran Islam untuk menjaga kesehatan adalah adanya sunnah Rasul

yang mengajarkan do’a untuk meminta kesehatan kepada Allah yaitu sebagaimana sebuah hadits

“Dari 'Abdullah bin 'Umar, dia berkata, "Di antara doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

adalah:

ع ىنإ ملهلل ن ك ذ و ل مك و نكت ل و ك مك ل ف ذ كج ء مك ل ج نكت ت ع ك ل ط ك

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah

Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang

datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu” (HR. Muslim no. 2739)

Salah satu faedah hadits di atas adalah agar manusia selalu meminta kesehatan (tidak

berubah menjadi penyakit) pada pendengaran, penglihatan dan anggota tubuh lainnya.

Kebutuhan hidup yang tersedia tidak akan berguna apabila tidak diiringi dengan kesehatan

badan. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

”Perhatikanlah lima perkara ini sebelum datang lima perkara yaitu: 1. Hidupmu sebelum datang

ajalmu; 2. Jagalah kesehatanmu sebelum datang sakitmu; 3. Manfaatkan sebaik-baiknya

kesempatanmu sebelum datang kesibukanmu; 4. Manfaatkan masa mudamu sebelum datang

Page 19: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

19

masa tuamu; 5. Manfaatkan kekayaanmu sebelum datang masa fakirmu." (HR. Ahmad dan

Baihaqi).

Islam mengajarkan prinsip-prinsip kesehatan, kebersihan dan kesucian lahir dan batin.

Antara kesehatan jasmani dengan kesehatan rohani merupakan kesatuan sistem yang terpadu,

sebab kesehatan jasmani dan rohani menjadi syarat bagi tercapainya suatu kehidupan yang

sejahtera di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Sistem kesehatan dalam Islam tercermin dalam ajaran syariat yang mewajibkan perbuatan

membersihkan diri dari kotoran (najis), dari hadats dan dari kotoran hati semua itu berada dalam

satu paket ibadah seperti wudhu', mandi, shalat dan lain sebagainya.

Hubungan Agama Islam dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Salah satu kajian penting dalam Kesehatan Lingkungan adalah sanitasi. Salah satu

program terkait sanitasi yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang terdiri dari 5

pilar. Sanitasi Total tersebut akan dicapai bila seluruh rumah tangga dalam suatu komunitas telah

melaksanakan ke lima pilar, yaitu:

a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban yang sehat.

b. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun pada waktu sebelum makan, setelah buang air

besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan.

c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman.

d. Mengelola limbah rumah tangga.

e. Pengelolaan Sampah berwawasan lingkungan (TSSM Prov.Jatim).

Dalil dalam Islam yang berhubungan dengan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yaitu:

1) Tentang Larangan Buang Air Besar di Sembarang Tempat

a) Ittaqul mal’uunata anits tsalasati, albaroozu fil mawaaridi wa faarighotit thoriiqi wadzzilli.

Artinya: Takutlah tiga tempat yang dilaknat, buang kotoran pada sumber air yang mengalir, di

jalan dan tempat berteduh. (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majjah).

b) Man atal Ghoitho fal yastatir.

Artinya: Barang siapa yang datang ke jamban (BAB) maka tutupilah. (HR Abu Dawud).

c) Laa Yakhrujur rijlaani yadhribaanil ghooithi kaasyifaini ‘an uarotihimaa yatahadditsaani

fainnallooha yamqutu ‘alaa dzaalika.

Artinya: Janganlah dua orang yang sedang duduk buang air besar dimana auratnya terbuka

bercakap-cakap, sesungguhnya Allah benci yang demikian itu. (HR Ahmad dan Abu Dawud)

2) Tentang Cuci Tangan

Page 20: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

20

Idzastaiqodzo ahadukum min naumihi falyaghsil yadahu.

Artinya: Apabila salah satu darimu bangun tidur maka hendaknya dia mencuci tangannya.

(HR.Muslim)

3) Tentang Kebersihan

a) Innallaha yuhibbuttawwaabiin wa yuhibbul mutathohhiriin

Artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang yang taubat dan mencintai orang-orang yang

menjaga kebersihan. (Al Baqoroh ayat 222)

b) Fainnallaaha ta’aala banal Islaama ‘alan nadhoofati. Walan yadkhulal jannata illa kullu

nadhiifii

Artinya: Sesungguhnya Allah membangun Islam diatas kebersihan. Dan tidak akan masuk surga

kecuali orang-orang yang memelihara kebersihan. (HR. Thabraani)

c) Wayunazzillu ‘alaikum minassamaa i maa alliyuthohhirokumbihi

Artinya: Dan Dia menurunkan air hujan kepadamu untuk mensucikan kamu. (Surat Al-Anfal

ayat 11)

d) Miftaahush sholaati thohaarrotu laa tuqbalu sholaatun bighoiri thohuurin

Artinya: Kunci sholat adalah suci, tidak diterima sholat apabila tidak suci. (HR Abu Dawud)

e) Wa syiabaka fathohhir

Artinya: ..dan pakaianmu bersihkanlah. (Al Mudatstsir ayat 3)

f) Maa yuridulloohu liyaj’ala ‘alaikum min harojin walaakin yuriidu liyuthohhirokum Artinya:

Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu. (Al Maaidah ayat

6)

4) Tentang Lingkungan

a) Thoharol fasadu fil barri wal bahri bimaa kasabat aidinnaasi liyudziiqohum ba’dholladzii

a’miluu la ‘allahum yarji’uun

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di Laut disebabkan karena perbuatan tangan

manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari perbuatan mereka, agar mereka

kembali kejalan yang benar. (Arrum : 41)

b) Walaa tabghil fasaada fil ardhi innallaha laayuhibbul mufsidiin

Artinya: Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashas.77)

c) Laa dhiroro walaa dhororo

Page 21: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

21

Artinya: Tidak boleh membuat mudhorot dan tidak boleh memudhorotkan orang lain. (Al

Hadist)

Dari Surat Al Qashas.77 dan Arrum 41, bahwa Allah melarang berbuat kerusakan dan Allah

membenci orang yang berbuat kerusakan. Dan bahwa akibat perbuatan merusak itu akan ada

dampak buruk yang akan dirasakan agar manusia tidak lagi membuat kerusakan. Tetapi masih

banyak manusia yang melakukan perusakan hutan, penggalian tambang yang tidak terkendali,

pengotoran sungai dengan berbagai limbah, termasuk tinja manusia dan lain lain. Akibat

buruknya seperti banjir bandang, kebakaran hutan, tanah longsor dan juga penyebaran penyakit

menular, termasuk wabah diare yang seringkali berakibat kematian bagi yang terkena. Bisa saja

yang tertimpa musibah adalah orang-orang yang tidak berdosa, yang tidak melakukan perusakan.

Peran keluarga dalam islam

Hai orang-orang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari [kemungkinan siksaan]

api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah para malaikat

yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Altahrim (66): 6).

Keluarga, yang biasa diartikan dengan ibu dan bapak beserta anak atau anak-anaknya;

belakangan diartikan dengan semua dan setiap orang yang ada dalam sebuah keluarga/rumah

tangga (lihat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tanggga, Pasal 2). Keluarga, dalam sistem hukum apapun dan di

manapun, apalagi dalam perspektif hukum Islam, dipastikan memiliki peranan penting dalam

kehidupan sosial kemasyarakatan tingkat manapun. Terutama di tingkat rukun tetangga (RT)

yang daripadanya terhimpun rukun warga, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan

seterusnya sampai masyarakat dunia. Tanpa keluarga, yang sejatinya menjadi unit terkecil dalam

sebuah komunitas, mustahil ada apa yang dikenal dengan sistem sosial itu sendiri mulai dari

sistem sosial yang sangat terbatas atau bahkan dibatasi; sampai komunitas yang bersekala

nasional, regional dan intrenasional. Sekedar untuk menunjukan arti penting keluarga, ada

ungkapan yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah tiang masyarakat dan sekaligus tiang

negara; bahkan juga tiang agama.” Atas dasar ini, maka mudahlah difahami manakala agama

Islam menaruh perhatian sangat serius terhadap perkara keluarga. Di antara indikatornya, dalam

Al-qur’an dan atau Al-hadits, tidak hanya dijumpai sebutan keluarga dengan istilah “al-ahl” –

jamaknya “al-ahluna,” atau “dzul qurba,” “al-aqarib” dan lainnya; akan tetapi, juga di dalamnya

dijumpai sejumlah ayat dan bahkan surat Al-qur’an yang mengatur ihwal keluarga dan

kekeluargaan. Di antara surat yang menyimbolkan arti penting tentang peran keluarga dalam

kehidupan sosial adalah surat ketiga, yakni surat Ali Imran (3) yang terdiri atas: 200 ayat, 3,460

kata dan 14,525 huruf. Secara umum dan garis besar, surat Ali Imran memuat perihal: keimanan,

hukum, dan kisah di samping lain-lain. Yang menariknya lagi surat Ali Imran ini diiringi surat

An-Nisa (4), yang mengisyaratkan arti penting bagi kedudukan seorang ibu khususnya dan kaum

wanita pada umumnya dalam hal pembentukan dan pembinaan keluarga ideal yang disimbolkan

dengan Keluarga Imran. Masih dalam konteks peduli Al-qur’an terhadap peran keluarga, bisa

difahami dari isi kandungan ayat 6 surat Al-tahrim yang telah dikutibkan sebelum ini. Ayat

tersebut pada dasarnya mengingatkan semua kepala keluarga dalam hal ini Bapak dan atau Ibu

bahkan para wali, supaya membangun, membina, memelihara dan atau melindungi semua dan

Page 22: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

22

setiap anggota keluarga yang menjadi tanggungannya dari kemungkinan mara bahaya yang

disimbolkan dengan siksaan api neraka. Sebab, dalam pandangan Islam, berkeluarga itu tidak

hanya untuk sebatas dalam kehidupan duniawi; akan tetapi juga sampai ke kehidupan akhirat.

Indikator lain dari peduli Islam terhadap eksistensi dan peran keluarga dalam kehidupan

sosial kemasyarakatan ialah adanya hukum keluarga Islam yang secara spesifik mengatur

persoalan-persoalan hukum keluarga mulai dari perkawinan, hadhanah (pengasuhan dan

pendidikan anak), sampai kepada hukum kewarisan dan lain-lain yang lazim dikenal dengan

sebutan “al-ahwal al-syakhshiyyah,” “ahkam al-usrah,” Islamic family law dan lainnya. Hukum

Keluarga Islam benar-benar mengatur semua dan setiap urusan keluarga mulai dari hal-hal yang

bersifat filosofis dan edukatif, sampai hal-hal yang bersifat akhlaqi yang teknis operasional

sekalipun. Itulah sebabnya mengapa Islam memerintahkan pemeluknya agar selalu saling

menyayangi dan bekerjasama antara sesama keluarga. Termasuk dalam hal mendoa.

Hukum Berobat Menurut Islam

Islam adalah agama yang sempurna dimana semua aspek kehidupan manusia sudah diatur

oleh Alloh Subhanahu wa ta ala. Termasuk ketika anda sakit, islam sudah mengatur bagaimana

afdolnya bagi seorang muslim kapan ia berobat dan kapan ia tidak perlu berobat karena anjuran

untuk berobat dan anjuran untuk tidak berobat semuanya terdapat di dalam nash. Rasulullah

shollallahu alayhi wa sallam bersabda tentang anjuran untuk berobat :

و ىنل ج نز ج ءل ءلل ج ل ك ع ج لج ل ج ل ل ل ل م ء ل ل ل ح ل ء و

Sesungguhnya Alloh menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan semua penyakit ada

obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan yang haram (HR.Abu Dawud)

Adapun anjuran untuk seorang muslim bersabar dalam penyakit adalah sabda nabi shollallahu

alayhi wa sallam :

Dari ‘Atho’ bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu ‘Abbas berkata padanya, “Maukah

kutunjukkan wanita yang termasuk penduduk surga?” ‘Atho menjawab, “Iya mau.” Ibnu ‘Abbas

berkata, “Wanita yang berkulit hitam ini, ia pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam, lantas ia pun berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku sering terbuka

karenanya. Berdo’alah pada Allah untukku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,

“Jika mau sabar, bagimu surga. Jika engkau mau, aku akan berdo’a pada Allah supaya

menyembuhkanmu.” Wanita itu pun berkata, “Aku memilih bersabar.” Lalu ia berkata pula,

“Auratku biasa tersingkap (kala aku terkena ayan). Berdo’alah pada Allah supaya auratku tidak

terbuka.” Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun berdo’a pada Allah untuk wanita tersebut.

(HR. Bukhari no. 5652 dan Muslim no. 2576)

Hukum berobat terbagi menjadi beberapa bagian :

-Apabila kemungkinan besar dengan berobat akan membawa manfaat bersamaan dengan itu

apabila meninggalkannya akan menyebabkan kematian maka hukum berobat adalah wajib

-Apabila kemungkinan besar dengan berobat akan membawa manfaat akan tetapi tidak ada

kemungkinan kematian apabila meninggalkannya maka berobat itu lebih utama

Page 23: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

23

-Apabila berobat dan tidak berobat memiliki derajat tingkatan yang sama maka meninggalkan

berobat lebih utama

Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas pembentukan

keluarganya sesuai dengan syari’at Islam yang berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Keluarga

tersebut dibangun di atas aqidah yang benar dan semangat untuk beribadah kepada Allah serta

semangat untuk menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana telah dicontohkan

Rasulullah SAW. Menurut HammudahAbdul Al-Ati dalam bukunya “The Family Structure in

Islam” definisi keluarga dilihat secara operasional adalah: “Suatu struktur yang bersifat khusus

yang satu sama lain mempunyai ikatan khusus, baik lewat hubungan darah atau pernikahan.

Perikatan itu membawa pengaruh pada adanya rasa “saling berharap” (mutual expectation) yang

sesuai dengan ajaran agama, dikukuhkan dengan kekuatan hukum serta secara individual saling

mempunyai ikatan batin”.

Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri atas suami istri

dan anak-anak yang biasanya hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Namun demikian

menurut Abdul Al ‘Ati pengertian keluarga tidaklah dibatasi oleh kerangka tempat tinggal.

Sebab anggota sebuah keluarga tidaklah selalu menempati tempat tinggal yang sama. Adanya

rasa saling harap sebagai unsur dalam perikatan keluarga itu lebih penting dari unsur tempat

tinggal.

Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan

masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan

hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal

dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia

mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa

tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Ruum [30]: 21)

Tugas Suami

Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu

lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan

buntu. Terlalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan

membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan

baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk

adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan

seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan

baik." (HR. Bukhari, Muslim). Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa

yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka.

Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali. Dalam hal ini maka berperilakulah

lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi

dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama

mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena

mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang

banyak." (An Nisa' [4]: 19)

Page 24: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

24

Tugas Istri Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui

kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung,

penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami.

Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan

rumahnya. Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah

suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami

dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan

mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati

ketika ia pergi. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya

maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)

Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud dalam sebuah

keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model keluarga muslim. Karakteristik

tersebut adalah:

Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.

Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan

norma Islam.

Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah

islami.

Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan

dakwah, dalam bentuk dan skala apapun.

Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan

rumah tangga.

Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-

masing.

Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses

mendidik anak-anak).

Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).

Hak dan Kewajiban dalam Merawat Orang Sakit

Ada dua hak orang sakit yang harus dipenuhi oleh anggota masyarakat atau

keluarganya. Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung jawab

social yang normal. Artinya orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak melakukan

pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidaklah selalu

mutlak, tergantung tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakit tersebut. Apabila

tingkat keparahan sakitnya rendah maka orang tersebut mungkin saja tidak perlu menuntut

haknya. Dan seandainya menuntut haknya harus tidak secara penuh. Maksudnya, ia tetap dalam

posisinya tetapi perannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.

Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya,

misalnya menderita penyakit menular. Hak tersebut haruslah dituntut karena bila tidak akan

dapat menimbulkan konsekuensi ganda, yaitu disamping produktivitas kerja menurun atau

bahkan dapat menambah beratnya penyakit.

Hak yang kedua adalah hak untuk menuntut bantuan atau perawatan kepada orang

lain. Didalam masyarakat yang sedang sakit berada dalam posisi yang lemah, lebih-lebih bila

Page 25: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

25

sakitnya berada dalam derajat keparahan yang tinggi. Anggota keluarga dan anggota masyarakat

berkewajiban untuk membantu dan merawatnya. Oleh karena tugas penyembuhan dan perawatan

memerlukan keahlian tertentu, maka tugas ini didelegasikan kelpada lembaga-lembaga

masyarakat atau individu tertentui seperti dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya.

Kewajiban keluarga merawat orang sakit :

1. Mengenal gangguan kesehatan setiap anggotanya. Keluarga mempunyai peranan

yang amat penting dalam mengembangkan, mengenal, dan menemukan masalah

kesehatan dalam keluarga sebagai antisipasi menjaga kesehatan dalam

keluarganya

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat. Keluarga

merupakan pusat pengambilan keputusan terpenting, termasuk membuat

keputusan tentang masalah kesehatan keluarga. Keluarga dalam tugasnya

mengambil keputusan bagi anggota keluarga disebut sebagai pelayanan rujukan

kesehatan primer

3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan,

yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada

4. PERAN DOKTER KELUARGA

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni:

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi hanya dua aspek saja, yakni :

a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang

yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.

Dengan ini maka ruang lingkup promosi kesehatan di kelompok menjadi dua yaitu :

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan.

Perhatian utama dalam promosi kesehatan adalah mengetahui visi serta misi yang jelas.

Dalam konteks promosi kesehatan “ Visi “ merupakan sesuatu atau apa yang ingin dicapai dalam

promosi kesehatan sebagai salah satu bentuk penunjang program-program kesehatan lainnya.

Tentunya akan mudah dipahami bahwa visi dari promosi kesehatan tidak akan terlepas dari

koridor Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 serta organisasi kesehatan dunia

WHO (World Health Organization).

Adapun visi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun

sosial.

Page 26: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

26

2. Pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit

menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program

kesehatan lainnya dan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Dalam mencapai visi dari promosi kesehatan diperlukan adanya suatu upaya yang harus

dilakukan dan lebih dikenal dengan istilah “ Misi ”. Misi promosi kesehatan merupakan upaya

yang harus dilakukan dan mempunyai keterkaitan dalam pencapaian suatu visi.

Secara umum Misi dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Advokasi (Advocation)

Advokasi merupakan perangkat kegiatan yang terencana yang ditujukan kepada para penentu

kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan yang spesifik. Dalam hal ini kegiatan

advokasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi para pembuat keputusan (decission

maker) agar dapat mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu

mendapat dukungan melalui kebijakan atau keputusan.

2. Menjembatani (Mediate)

Kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya suatu kerjasama dengan

program lain di lingkungan kesehatan, maupun lintas sektor yang terkait. Untuk itu perlu adanya

suatu jembatan dan menjalin suatu kemitraan (partnership) dengan berbagai program dan sektor-

sektor yang memiliki kaitannya dengan kesehatan. Karenanya masalah kesehatan tidak hanya

dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap

masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu promosi kesehatan memiliki peran yang penting

dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini.

3. Kemampuan/Keterampilan (Enable)

Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara serta

meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Adapun tujuan dari pemberian keterampilan kepada

masyarakat adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga diharapkan

dengan peningkatan ekonomi keluarga, maka kemapuan dalam pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan keluarga akan meningkat.

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit di

kenal tiga tahap pencegahan:

1. Pencegahan primer: promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan khusus

(specific protection).

2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt

treatment), pembatasan cacat (disability limitation)

3. Pencegahan tersier: rehabilitasi.

Dilihat dr dimensi tingkat pelayanan kesehatan, dapat dilakukan berdasarkan 5(lima)tingkat

pencegahan (five levels of prevention) dr Leavel and Clark, sebagai berikut:

Page 27: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

27

Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan

ialah:

1. Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan

tubuh terhadap masalah kesehatan.

2. Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya

penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan

remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress

dan lain-lain.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit

3. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan

utama dari tindakan ini ialah 1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini

merupakan penyakit menular, dan 2) untuk mengobati dan menghentikan proses

penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

4. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi,

terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan

terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.

Pencegahan tersier

5. Rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan

sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.

Adapun skema dari ketiga upaya pencegahan itu dapat di lihat pada gambar dua. Pada gambar

dua proses perjalanan penyakit dibedakan atas a) fase sebelum orang sakit: yang ditandai dengan

adanya keseimbangan antara agen (kuman penyakit, bahan berbahaya), host/tubuh orang dan

lingkungan dan b) fase orang mulai sakit: yang akhirnya sembuh atau mati.

Selain upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier yang dikalangan dokter dan praktisi

kesehatan masyarakat dikenal sebagai lima tingkat pencegahan, juga dikenal empat tahapan

kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, empat tahapan itu (Rossenberg, Mercy

and Annest, 1998) ialah:

1. Apa masalahnya (surveillance). Identifikasi masalah, apa masalahnya, kapan terjadinya,

dimana, siapa penderitanya, bagaimana terjadinya, kapan hal itu terjadi apakah ada

kaitannya dengan musim atau periode tertentu.

2. Mengapa hal itu terjadi (Identifikasi faktor resiko). Mengapa hal itu lebih mudah terjadi

pada orang tertentu, faktor apa yang meningkatkan kejadian (faktor resiko) dan faktor apa

yang menurunkan kejadian (faktor protektif).

3. Apa yang berhasil dilakukan (evaluasi intervensi). Atas dasar kedua langkah terdahulu,

dapat di rancang upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah,

menanggulangi dengan segera penderita dan melakukan upaya penyembuhan dan

Page 28: pbl 2 kedkel-1 FIX

AFNAN FADIYA 1102011012 PBL SKENARIO 2 KEDKEL

28

pendampingan untuk menolong korban dan menilai keberhasilan tindakan itu dalam

mencegah dan menanggulangi masalah.

4. Bagaimana memperluas intervensi yang efektif itu (implementasi dalam skala besar).

Setelah diketahui intervensi yang efektif, tindakan selanjutnya bagaimana melaksanakan

intervensi itu di pelbagai tempat dan setting dan mengembangkan sumber daya untuk

melaksanakannya.

Pembatasan cacat (disability limitation) Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan & penyakit,

maka seorang masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain

mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap

penyakitnya.Sehingga pengobatan yang tidak layak dan sempurna akan dapat mengakibatkan

orang yang bersangkutan cacat atau berketidakmampuan, oleh karena itu pendidikan kesehatan

juga diperlukan pada tahap ini. Karena penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ

reproduksi dapat mencegah terjadinya infertilitas