sk3 kedkel

16
SKENARIO 3 Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Suatu hari kedatangan seorang pasien, Ny, A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat inf ormasi bahwa pel aya nan di kli nik ini bai k. Pas ien mempun yai kel uha n ser ing mua l, mun tah, lemas , cepat lelah dan ses ak. Dok ter kemudi an melakukan pemeriksaan fisik  bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Dr. Ahmad merencanakan untuk pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut . Pasien me nanyakan ke dokt er tent ang pi li han pembiayaan proses  persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar. 1

Upload: ekaruli

Post on 06-Apr-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 1/16

SKENARIO 3

Dr. Ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Suatu hari kedatangan

seorang pasien, Ny, A, 38 tahun dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin

melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di klinik Dr. Ahmad karena pasien mendapat

informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual,

muntah, lemas , cepat lelah dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik 

 bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik 

namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium.

Dr. Ahmad merencanakan untuk pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus

kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter 

keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan proses

 persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar.

1

Page 2: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 2/16

Sasaran Belajar

1. Memahami Dan Menjelaskan Tentang Pembiayaan Kesehatan

- Jenis Pembiayaan Kesehatan

- Sistem Pembiayaan Kesehatan

- Tujuan/Manfaat Pembiayaan Kesehatan

- Prinsip Pembiayaan Kesehatan

- Sumber Pembiayaan Kesehatan

2. Memahami Dan Menjelaskan Tentang Konsultasi Dan Rujukan

- Definisi Konsultasi Dan Rujukan

- Karakteristik Konsultasi Dan Rujukan

- Manfaat Konsultasi Dan Rujukan

- Tatacara Konsultasi Dan Rujukan

3. Memahami Dan Menjelaskan Pembiayaan Kesehatan Menurut Agama Islam4. Hubungan Kerjasama Antara Dokter Keluarga Dengan Mitra Kerjanya

2

Page 3: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 3/16

1.  Memahami dan menjelaskan tentang pembiayaan kesehatan

Terdapat 3 jenis pembiayaan kesehatan berdasarkan ideologi negara di dunia, yaitu :

1. Sosialis (welfare state). Pada negara-negara tersebut, negara mempunyai kewajiban

 penuh untuk memenuhi biaya kesehatan. Bisa juga disebut tanggungan negara 100%.

2.  Liberalis-kapitalis . Di sini biaya kesehatan diserahkan pada mekanisme pasar atau

  pemerintah tidak menanggung biaya kesehatan) sehingga pelayanan kesehatan

menjadi berorientasi pada keuntungan semata.

3.  Kombinasi antara sosialis dan kapitalis. Biaya kesehatan pada negara yang mengacu

sistem pembiayaan kombinasi ditanggung oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat.

Berdasarkan dari jenis pembiayaan kesehatan tersebut, dapat ditentukan Indonesia

mengikuti  sistem kombinasi dimana pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat sama-sama

menanggung beban pembiayaan kesehatan.

Macam-macam biaya kesehatan:

Tergantung dari jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kedokteran,

maka biaya kesehatan tersebut. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:

1. Biaya pelayanan kedokteran

Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan intuk menyelenggarakan dan

atau memanfaatkan pelayanan kedokteran. Yakni yang tujuan utamanya untuk 

mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat

Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan danatau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Yakni yang tujuan utamanya

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

Biaya kesehatan dapat dilihat dari dua sudut:

1. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)

Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya

kesehatan dan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi (investment cost) dan

 biaya operasional (operational cost). Ini merupakan persoalan utama dari pihak 

 pemerintah atau swasta yakni pihak-pihak yang menyelenggarakan upaya kesehatan.

2. Pemakai jasa kesehatan (health consumer)

Besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa

 pelayanan.ini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.

Unsur-unsur Pembiayaan Kesehatan

• Dana

Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait,

dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk 

mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus

mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan.

• Sumber daya3

Page 4: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 4/16

Sumber daya pembiayaan kesehatan terdiri dari: SDM pengelola, standar, regulasi dan

kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya

  penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung

terselenggaranya pembangunan kesehatan.

Pengelolaan Dana KesehatanProsedur/Mekanisme Pengelolaan Dana Kesehatan adalah seperangkat aturan yang

disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan

kesehatan, baik oleh Pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat

yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan dana

kesehatan.

Tujuan Pembiayaan Kesehatan

Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil

dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya

 pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.

Pokok utama dalam pembiayaan kesehatan adalah:

a) Mengupayakan kecukupan dan kesinambungan pembiayaan kesehatan pafa

tingkat pusat dan daerah

 b) Mengupayakan pengurangan pembiayaan OOP dan meniadakan hambatan

 pembiayaan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terutama kelompok miskin dan

rentan melalui pengembangan jaminan

c) Peningkatan efisiensi dan efektifitas pembiayaan kesehatan

Organisasi kesehatan dunia (WHO) memberi fokus strategi pembiayaan kesehatan yang

memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama kebijakan dan program aksi itu pada

umumnya adalah dalam area sebagai berikut:

a. Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan

  b. Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan permeliharaan

kesehatan masyarakat miskin

c. Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya asuransi kesehatan

sosial (shi)d. Penggalian dukungan nasional dan internasional

e. Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional

f. Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada data dan fakta

ilmiah

g. Pemantauan dan evaluasi.

Prinsip Subsistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia

4

Page 5: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 5/16

1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-guna,

adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas.

2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin.

3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan yangterorganisir, adil, berhasil-guna dan berdaya-guna melalui jaminan pemeliharaan

kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib maupun sukarela,

yang dilaksanakan secara bertahap.

4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui

 penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal: dana sehat) atau

memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal: dana sosial keagamaan)

untuk kepentingan kesehatan.

5. Pada dasarnya penggalian, pengalokasian dan pembelanjaan pembiayaan kesehatan di

daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah. Namun untuk pemerataan

 pelayanan kesehatan, Pemerintah menyediakan dana perimbangan (maching grant)

 bagi daerah yang kurang mampu.

Sumber Biaya Kesehatan:

Pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain(hibah, pinjaman dari luarnegri).

1. Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah

Tergantung dari bentuk pemerintahan yang dianut, ada ditemukan suatu negara yang

menanggung biaya kesehatan sepenuhnya (cuma-cuma), pada negara seperti ini tidak 

ditemukan pelayanan kesehatan swasta.

2. Sebagian ditanggung oleh masyarakatMasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan

ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapat ditemukan

  pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskan membayar 

 pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.

Asuransi Kesehatan

Suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko

kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban

ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih tetapi

mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

Unsur-unsur asuransi kesehatan:

• ada perjanjian

• ada pembelian perlindungan

• ada pembayaran premi oleh masyarakat

Jenis-jenis asuransi kesehatan di Indonesia:

5

Page 6: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 6/16

a) Asuransi kesehatan sosial ( social health insurance) asuransi ini memegang

teguh prinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial, pelayanan

kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status sosial masyarakat

sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanankesehatan.

contoh: PT.askes, PT.jamsostek Prinsip kerja:

• Keikutsertaannya bersifat wajib

• Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya

• Iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Idealnya harus dihitung

5% dari GDP

• Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan

tenaga kerja.

• Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan pada

resikokelompok (collective risk sharing)

• Tidak diperlukan pemeriksaan awal

• Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh

(universal coverage)

• Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi

kesehatansosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti

asuransi kesehatan

b) Asuransi kesehatan komersial perorangan (  private voluntary health

insurance) jenis asuransi ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmen

masyarakat kelas menengah keatas.

Prinsip kerja:• Kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela

• Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis

tanggunganyang dipilih.

• Premi berdasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan faktor usia, jenis

kelamin, jenis pekerjaan.

• Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal

• Santunan diberikan sesuai kontrak 

• Peranan pemerintah relatif kecil

c) Asuransi kesehatan komersial kelompok  (regulated private health

insurance) ini merupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersial

Prinsip-prinsip dasar:

• Keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok 

• Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut

• Perhitugan premi bersifat community rating yang berlaku untuk 

kelompok masyarakat

• Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak 

• Tidak diperlukan pemeriksaan awal

2.  Memahami dan menjelaskan tentang konsultasi dan rujukan

 Definisi

6

Page 7: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 7/16

• Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional terkait penangan suatu kasus

 penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter, kepada dokter lain yang lebih

ahli di bidangnya. Namun kewenangan penanganan masih berada pada dokter 

keluarga yang bersangkutan.

Rujukan adalah upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganankasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lain yang

sesuai.

• Konsultasi dapat dilakukan mendahului rujukan, namun tidak jarang langsung

melakukan rujukan. Meskipun demikian, ada kalanya keduanya dipergunakan

 bersama-sama.

• Rujukan dalam pelayanan kedokteran ini umumnya kepada pelayan yang lebih tinggi

ilmu, peralatan dan strata yang lebih tinggi dalam rangka mengatasi kasus atau

 problem tersebut.

Karakteristik 

1. Ruang lingkup kegiatan : konsultasi memintakan bantuan profesional dari pihak ke

tiga. Rujukan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus

 penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga.

2. Kemampuan dokter : konsultasi ditujukan kepada dokter yang lebih ahli atau yang

lebih berpengalaman. Pada rujukan hal ini tidak mutlak.

3. Wewenang dan tanggung jawab : konsultasi wewenang dan tanggung jawab tetap

 pada dokter yang meminta konsultasi. Pada rujukan sebaliknya.

Macam-macam Rujukan :• Rujukan medis:

Rujukan pasien (transfer of patient)

Rujukan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge)

Rujukan bahan (transfer of specimens)

• Rujukan kesehatan:

Rujukan tenaga

Rujukan sarana

Rujukan operasional

Manfaat Konsultasi dan Rujukan :

1. Meningkatkan  pengetahuan dan keterampilan (bila sistemnya berjalan sesuai dengan yang

seharusnya)

2. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan terpenuhi (terbentuk team work )

Masalah Konsultasi dan Rujukan

1. Rasa kurang percaya pasien terhadap dokter (bila rujukan/konsultasi inisiatif dokter)2. Rasa kurang senang  pada diri dokter (bila rujukan/ konsultasi atas permintaan pasien)

7

Page 8: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 8/16

3. Bila tidak ada jawaban dari konsultasi

4. Bila tidak sependapat dengan saran/tindakan dokter konsultan

5. Bila ada pembatas (sikap/ perilaku,biaya, transportasi)

6. Apabila pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk.

Tata Laksana Konsultasi dan Rujukan

Dasarnya adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi yg telah disepakati bersama,

dan sistem kesehatan terutama sub sistem pembiayaan kesehatan yang berlaku.

Konsultasi (McWhinney, 1981):

a. Penjelasan lengkap kepada pasien alasan untuk konsultasi

b. Berkomunikasi  secara langsung dengan dokter konsultan (surat, formulir 

khusus, catatan di rekam medis, formal/ informal lewat telefon)

c. Keterangan lengkap tentang pasien

d. Konsultan bersedia memberikan konsultasi

Tata Cara Rujukan

•Pasien harus dijelaskan selengkap mungkin alasan akan dilakukan konsultasi dan

rujukan. Penjelasan ini sangat perlu, terutama jika menyangkut hal-hal yang peka,

seperti dokter ahli tertentu.

•Dokter yang melakukan konsultasi harus melakukan komunikasi langsung dengan

dokter yang dimintai konsultasi. Biasanya berupa surat atau bentuk tertulis yang

memuat informasi secara lengkap tentang identitas, riwayat penyakit dan penanganan

yang dilakukan oleh dokter keluarga.

•Keterangan yang disampaikan tentang pasien yang dikonsultasikan harus selengkapmungkin. Tujuan konsultasi pun harus jelas, apakah hanya untuk memastikan

diagnosis, menginterpretasikan hasil pemeriksaaan khusus, memintakan nasihat

 pengobatan atau yang lainnya.

•Sesuai dengan kode etik profesi, seyogianya dokter dimintakan konsultasi wajib

memberikan bantuan profesional yang diperlukan. Apabila merasa diluar keahliannya,

harus menasihatkan agar berkonsultasi ke dokter ahli lain yang lebih seuai.

•Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja

•Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg meminta rujukan

•Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab masing-masing pihak 

Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab

1.   Interval referral , pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita

 sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk  jangka waktu tertentu, dan selama jangka

waktu tersebut dokter tsb tidak ikut menanganinya.

2. Collateral referral , menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan

 penderita hanya untuk  satu masalah kedokteran khusus saja.

3. Cross referral , menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan

 penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.

8

Page 9: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 9/16

 4.   Split referral , menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan

 penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter  konsultan, dan selama jangka waktu

 pelimpahan wewenang dan tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut

campur.

 

3.  Memahami dan menjelaskan pembiayaan kesehatan menurut agama islam

Penyelenggaraan kesehatan dalam pandangan Islam termasuk pengertian riayatus

su’un (pelayanan umum) yang wajib dilakukan oleh negara atas seluruh rakyatnya, baik 

muslim maupun non muslim, kaya ataupun miskin. Seluruh biaya yang diperlukan secara

wajib di tanggung oleh Baitul Mal (kas negara). Adapun peran non-pemerintah (swasta)

dalam pembiayaan kesehatan bukanlah hal yang utama.

 Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar itu. Nabi saw

Bersabda : “Imam (Khalifah) laksana pengembala dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya” (

HR al-Bukhari). Tidak terpenuhinya atau terjaminnya kesehatan dan pengobatan akan

mendatangkan dharar bagi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan layanan kesehatan

menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara (Khilafah). Khilafah wajib membangun

  berbagai rumah sakit, klinik, laboratorium medis, apotik , pusat dan lembaga litbang

kesehatan, sekolah kedokteran , apoteker, perawat, bidan dan sekolah lainnya yang

menghasilkan tenaga medis, serta berbagai sarana prasarana kesehatan dan pengobatan

lainnya.

Semua pelayanan kesehatan dan pengobatan harus dikelola sesuai dengan aturan

syariah. Juga harus memperhatikan faktor ihsan dalam pelayanan yaitu wajib memenuhi 3

(tiga) prinsip baku yang berlaku umum untuk setiap pelayanan masyarakat dalam sistem

Islam: pertama, sederhana dalam peraturan (tidak berbelit-belit). Kedua, cepat dalam pelayanan. Ketiga, profesional dalam pelayanan, yakni dikerjakan oleh orang yang kompeten

dan amanah

Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong menolong dalam kebaikan dan

ketakwaan (al birri wat taqwa). Konsep tersebut sebagai landasan yang diterapkan dalam

setiap perjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad takafuli) yang

menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain di

dalam menghadapi resiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk , sebagaimana firman Allah

SWT yang memerintahkan kepada kita untuk  taawun (tolong menolong) yang berbentuk al 

birri wat taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang taawun dalam bentuk al itsmi wal 

udwan (dosa dan permusuhan).

9

Page 10: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 10/16

Firman Allah dalam surat al-Baqarah 188, ' Dan janganlah kalian memakan harta di

antara kamu sekalian dengan jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta itu

kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak memakan sebagian harta orang lain

dengan jalan dosa, padahal kamu tahu." Hadist Nabi Muhammad SAW, "Mukmin terhadap

mukmin yang lain seperti suatu bangunan memperkuat satu sama lain," Dan "Orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka seperti satu badan. Apabila satu anggota

badan menderita sakit, maka seluruh badan merasakannya.

Sistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Islam

Asuransi Syariah (Takaful)

1) Arti Kata Takaful

Secara bahasa, takaful ( تكافل ) berasal dari akar kata ( ) yang artinya

menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Dalam Al-Qur'an

tidak dijumpai kata takaful, namun ada sejumlah kata yang seakar dengan kata

takaful, seperti dalam :

QS. Thoha/ 20 : 40

 ُه   ُ   ُك ْ َي   ْن َم   َى َع   ْ  ُك   ّ ُد َأ  ْل  َ ُ  ُقو   َ َف   َ   ُ ْخ  ُأ ش ِ   ْ َت  ْذ ِإ"(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga

Fir'aun): 'Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?"

QS. Annisa/ 04 : 85 :

 َا   ْ ِم   ٌل   ْ ِ  ُه  َ  ْن  ُك  َي   ًة  َئ     سَ  ًة َع   َا َ  ْ   َش ْ َي   ْن َم   َ"Dan barangsiapa yang memberi syafa'at yang buruk, niscaya ia akan memikul

 bahagian (dosa) daripadanya.."

Asuransi Syariah (Ta'min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha salingmelindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi

dalam bentuk aset dan / atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk 

menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar 

(penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), barang

haram dan maksiat.

2) Cikal Bakal Asuransi Syariah

a. Al-Aqila ( اة )

Yaitu saling memikul atau bertanggung jawab untuk keluarganya. Jika salah satu

anggota suku terbunuh oleh anggota suku yang lain, pewaris korban akan dibayar 

dengan uang darah (diyat) sebagai konpensasi saudara terdekat dari terbunuh.

Saudara terdekat dari pembunuh disebut aqilah. Lalu mereka mengumpulkan dana

(al-kanzu) yang diperuntukkan membantu keluarga yang terlibat dalam

 pembunuhan tidak sengaja.

 b. Al-Muwalah ( و )

Yaitu perjanjian jaminan. Penjamin menjamin seseroang yang tidak memiliki waris

dan tidak diketahui ahli warisnya. Penjamin setuju untuk menanggung bayaran dia,

 jika orang yang dijamin tersebut melakukan jinayah. Apabila orang yang dijamin

meninggal, maka penjamin boleh mewarisi hartanya sepanjang tidak ada ahli

warisnya.10

Page 11: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 11/16

Penyelenggaraan kesehatan dalam pandangan Islam termasuk pengertian riayatus

su’un(pelayanan umum) yang wajib dilakukan oleh negara atas seluruh rakyatnya, baik 

muslim maupun non muslim, kaya ataupun miskin. Seluruh biaya yang diperlukan secara

wajib di tanggung oleh Baitul Mal (kas negara). Adapun peran non-pemerintah (swasta)dalam pembiayaan kesehatan bukanlah hal yang utama.

 Negara bertanggung jawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar itu. Nabi saw

Bersabda: “Imam (Khalifah) laksana pengembala dan ia bertanggung jawab atas

rakyatnya” ( HR al-Bukhari).

Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranya

adalah sebagai berikut:

•  Akad (Perjanjian)

◦ Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya harus

 jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatan

 bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang.  Akad  dalam praktek  muamalah

menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan transaksi secara

syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi

syariah.  Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad 

 jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful ).

◦  Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian

 jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual,

  pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itu di dalam

  perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya memenuhi  persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan.

Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi

yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang

 pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan

akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi

 jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika

 peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta

 baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan

demikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan ( gharar )

dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk 

 saving ) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-

 saving ).

• Gharar (Ketidakjelasan) 

◦ Definisi  gharar  menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya

tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.

◦ Gharar /ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak 

adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung,11

Page 12: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 12/16

sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa.

Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal,

 perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi.

Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung

merasa rugi secara  financial . Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut.

Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan

ketidaklengkapan suatu rukun akad , yang kita kenal sebagai  gharar . Para ulama

 berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.

◦ Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat

tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah.

Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindari

larangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar .

◦ Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi

(transfer of fund ). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah

milik peserta (  shahibul mal ) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak 

 bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.

• Tabarru dan Tabungan

◦ Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan , yang artinya

sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan).

  Niat ber tabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk 

tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di

antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpandalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang

diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta

untuk saling menolong.

◦ Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat

dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di

hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW," Barang 

 siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR 

Bukhari Muslim dan Abu Daud).

◦ Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur  saving  maka dana

yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat

 pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan.

Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarru

karena tidak ada unsur  saving . Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta

sesuai dengan akad  awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan

 beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

◦ Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat

unsur  gharar  yang pada gilirannya menimbulkan qimar . Sedangkan al qimar 

sama dengan al maisir . Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam

asuransi konvensional karena adanya unsur  gharar , terutama dalam kasus asuransi

  jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode12

Page 13: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 13/16

akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahliwaris

akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak mengetahui dari

mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang

 pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal

dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan.Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil

asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan

asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan

  perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaim yang

dibayarkannya.

• Riba

◦ Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan

  bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga

dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung

keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan

 pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan

menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang

harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No.

424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan

 pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.

◦ Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam

dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkanatas petunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali

Imron ayat 130," Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba

 yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah

  supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, "  Rasulullah mengutuk 

 pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya bersabda

kepada mereka semua sama."(HR Muslim)

• Dana Hangus 

◦ Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta

karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing 

 period . Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar 

sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan

tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non- saving atau asuransi

kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang

dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.

◦ Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan

menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka

yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya

dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah

masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip13

Page 14: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 14/16

muamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada

yang merugikan dan dirugikan).

◦ Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai

tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang

 baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yangsebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yang

dniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada

asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, maka

asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi

hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad ). Jadi premi

yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta

(tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya.

4. Hubungan Kerjasama Antara Dokter Keluarga Dengan Mitra Kerjanya

Bentuk komunikasi/kerjasama antara dokter dan teman sejawatnya di lakukan dalam

 berbagai hal seperti :

Merujuk pasien.

Pada pasien rawat jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasan

fasilitas pelayanan, dokter yang merawat harua merujuk pasiennya pada teman sejawat

lainnya.

Bekerjasama dengan sejawat.

Dokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membeda-bedakan jenis kelamin,

ras,usia, kecacatan, agama, status sosial atau perbedaan kompetensi yang dapat

merugikanhubungan profesional antar sejawat. Bekerja dalam tim.

Asuhan kesehatan selalu di ingatkan melalui kerjasama dalam tim multidisiplin.

Mengatur dokter pengganti.

Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan dokter 

 pengganti serta mengatur proses mengalihkan yang efektif dan komunikatif dengan

dokter pengganti.

Mematuhi tugas.

Seorang dokter yang bekerja pada institusi pelayanan atau pendidikan kedokteran

harus mematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokter  pengganti.

Pendelegasian wewenang.

Pendelegasian wewenang kepada perawat, peseta prograrm pendidikan spesialis,

mahasiswa kedokteran dalam hal pengobatan atau perawatan atas nama dokter yang

merawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalam melaksanakan prosedur dan terapi

yang sesuai dengan peraturan baru.

Komunikasi dokter – Profesi lain :

Kolaborasi dokter –perawat• Komunikasi dokter-Apoteker 

14

Page 15: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 15/16

Kolaborasi Prinsip : Perencanaan

Pengambilan keputusan bersama

Berbagi saran / ide

KebersamaanTanggung gugat

• Pendekatan Praktik Hirarkis

Dokter Registerd nurse Pemberi pelayanan lain Pasien

Menekankan komunikasi satu arah

Kontak Dokter dengan pasien terbatas

Dokter merupakan tokoh yang dominan

Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, sepert IGD

Pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktik dokter di Indonesia

• Model kolaboratif tipe II :

Lebih berpusat pada pasien

Semua pemberi pelayanan harus

 bekerjasama Ada kerja sama dengan pasien

Tidak ada pemberi pelayanan yang

mendominasi secara terus-menerus

15

PASIE

Page 16: sk3 kedkel

8/3/2019 sk3 kedkel

http://slidepdf.com/reader/full/sk3-kedkel 16/16

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2006. Kedokteran Keluarga & Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang.

Gani A. Pembiayaan Kesehatan. FKM UI. 1996

Sistem Pembiayaan Kesehatan Indonesia. 2010

Tristantoro L. Prinsip-Prinsip Asuransi Kesehatan Untuk Mahasiswa Kedokteran Dan

Residen. FK UGM.

16