wrap up sk3 pi

28
1 PBL SKENARIO 3 BERCAK MERAH DAN GATAL DI SELANGKANGAN BLOK PANCA INDERA OLEH KELOMPOK A-10 Ketua : Betha Nurvia (1102010048) ` Sekretaris : Chairunnisa Kurnia P.R. (1102010055) Anggota : Asri Alifa Sholehah (11020100) Dira Sari Puji (1102011082) Dwi Putri Jayanti (1102011084) Eka Budi Utami (1102011085) Eli Yulianti (1102011086) Erika Anggraini (1102011088) Erina Imronikha (1102011089) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2013-2014

Upload: ciko-permata-rizky

Post on 02-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 1/28

1

PBL SKENARIO 3

BERCAK MERAH DAN GATAL DI SELANGKANGAN

BLOK PANCA INDERA

OLEH

KELOMPOK A-10

Ketua : Betha Nurvia (1102010048)

` Sekretaris : Chairunnisa Kurnia P.R. (1102010055)

Anggota : Asri Alifa Sholehah (11020100)

Dira Sari Puji (1102011082)

Dwi Putri Jayanti (1102011084)

Eka Budi Utami (1102011085)

Eli Yulianti (1102011086)

Erika Anggraini (1102011088)

Erina Imronikha (1102011089)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2013-2014

Page 2: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 2/28

2

SKENARIO 3

BERCAK MERAH DAN GATAL DI SELANGKANGAN

Seorang wanita berusia 28 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan bercak merah dangatal terutama bila keringat di selangkangan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertaidengan beruntus dan kulit yang menebal berwarna gelap . Kelainan ini hilang timbul selama 6 bulan, hilang apabila diobati dan timbul saat menstruasi atau menggunakan celana

berlapis. Riwayat keputihan disangkal. Kelainan ini dirasakan setelah berat badan penderita bertambah.

Pada pemeriksaan generalis : dalam batas normal

Pada pemeriksaan dermatologis : Regioner, bilateral pada ke-2 sisi medial paha atas tampaklesi multiple, berbatas tegas, bentuk beraturan, ukuran bervariasi dari diameter 0,03cmsampai 0,1cm, kering, permukaan halus dengan efloresensiberupa plak eritem , sebagianlikhenifikasi yang hiperpigmentasi , pada bagian tengah tampak centr al heali ng denganditutupi skuama halus.

Setelah mendapatkan terapi, penderita diminta untuk control rutin dan menjaga sertamemelihara kesehatan kulit sesuai tuntunan ajaran Islam.

Page 3: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 3/28

3

SASARAN BELAJAR

LI 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI MIKROSKOPIS KULIT

LI 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN

2.1. DEFINISI2.2. ETIOLOGI2.3. KLASIFIKASI2.4. PATOFISIOLOGI2.5. MANIFESTASI KLINIK2.6. DIAGNOSIS2.7. DIAGNOSIS BANDING2.8. TATALAKSANA2.9. KOMPLIKASI2.10. PROGNOSIS2.11. PENCEGAHAN

LI 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEBERSIHAN KULIT MENURUT ISLAM

Page 4: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 4/28

4

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Mikroskopis Kulit

Epidermis Terletak di permukaan Merupakan epitel Berasal dari ektoderm

Stratum Germinativum Selapis sel torak sampai kubis Terletak pd L. Basalis Mempunyai tonjolan sitoplasma

yg pendek dan tipis yg tertanam pd L. Basalis

Sering terlihat mitosis Akan memperbaharui sel2

epidermis

Stratum Spinosum Makin ke permukaan sel2

makin gepeng Sel-sel mempunyai tonjolan2 sitoplasma seperti SPINA, bertemu dg tonjolan2

sitoplasma sel disebelahnya, membentuk jembatan interseluler Dengan M.E jembatan ini membentuk kontak dg desmosom

Stratum Genosum Tdd 3-5 lapis sel gepeng, sb panjang sejajar permukaan kulit Sitoplasma mengandung granula keratohialin

Stratum Lucidum Merupakan lpsn jernih translusen tdd 3-5 lapis sel gepeng yang tersusun sangat

rapat Batas2 sel tidak jelas

Sitoplasma mengandung substansi semifluid keratohialin, yg bersifat eosinofil.Diduga dihasilkan oleh granula keratohialin

Stratum Korneum Tdd sel jernih , mati seperti sisik yg semakin menggepeng dan menyatu Inti sel tdk ada Sitoplasma diganti keratin Sel2 tersusun padat tanpa batas yg tegas Lpsn paling luar selalu mengelupas STRATUM DISJUNCTUM

Page 5: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 5/28

5

Dermis Terletak di bawah epidermis Jaringan penyambung padat yg vaskular Berasal dari mesoderm

Tebal rata2 0,5-3 mm atau lebih Anyaman padat tersusun tak teratur Tdd 2 lpsn :

o str. Papilareo Str. Retikulare

Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kitaambil sebagai patokan adalah mulainya terdapat sel lemak.

Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu bagian atas , pars papilaris (stratum papilar) dan bagian

bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris dan pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan longgar yang tersusun dari serabut – serabut yaitu serabut kolagen, serabut elastis,dan serabut retikulus.

Serabut ini saling beranyaman dan masing – masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabutkolagen, untuk memberikan kekuatan pada kulit, serabut elastis, memberikan kelenturan padakulit, dan retikulus, terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikankekuatan pada alai tersebut.

Page 6: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 6/28

6

Selain kedua stratum di atas, dermis juga mengandung beberapa turunan epidermis, yaitufolikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebacea

Rambut, merupakan struktur berkeratin panjang yang berasal dari invaginasi epitelepidermis, yaitu folikel rambut. Pada folikel ini terdapat pelebaran terminal yang

berbentuk benjolan pada sebuah papilla dermis. Papila dermis tersebut mengandungkapiler dan ditutupi oleh sel-sel yang akan membentuk korteks rambut, kutikularambut, dan sarung akar rambut.

Kelenjar keringat, yang terdiri atas kelenjar keringat merokrin dan kelenjar keringatapokrin

1. Kelenjar keringat merokrin, berupa kelenjar tubular sipleks bergelung dengan saluran bermuara di permukaan kulit. Salurannya tidak bercabang dan memiliki diameterlebih kecil dari bagian sekresinya 0,4 mm. Terdapat dua macam sel mioepitel yang

mengelilingi bagian sekresinya, yaitu sel gelap yang mengandung granula sekretorisdan sel terang yang tidak mengandung granula sekretoris.

2. Kelenjar keringat apokrin, memiliki ukuran lebih besar (3-5 mm) dari kelenjarkeringat merokrin. Kelenjar ini terbenam di bagian dermis dan hipodermis, danduktusnya bermuara ke dalam folikel rambut. Terdapat di daerah ketiak dan anus.

Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapatmencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah sebagaiorgan penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit

penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler dikulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dansisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke

permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulitturun sehingga kita tidak merasakan panas lagi.

Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan pembuluh kapilerdi kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air ,

akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan tubuh tidakmengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotalamus

Kelenjar sebacea, yang merupakan kelenjar holokrin, terbenam di bagian dermisdengan jumlah bervariasi mulai dari seratus hingga sembilan ratus per centimeter

persegi. Sekret dari kelenjar sebacea adalah sebum, yang tersusun atas campuran lipidmeliputi trigliserida, lilin, squalene, dan kolesterol beserta esternya.

Subkutan

Page 7: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 7/28

7

Subkutis terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan di antara gerombolan ini berjalan serabut – serabut jaringan ikat dermis. Sel – sel lemak ini bentuknya bulat denganintinya terdesak di pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut

penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap – tiap tempat dan juga pembagian

antara laki – laki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalahsebagai shock breaker atau pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit,isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untukkecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.

Untuk mendukung fungsi kulit sebagai penerima stimulus, maka terdapat banyak ujung saraf,antara lain di epidermis, folikel rambut, kelenjar kutan, jaringan dermis dan subkutis, serta

papila dermis. Ujung saraf ini tanggap terhadap stimulus seperti rabaan-tekanan, sensasitaktil, suhu tinggi/rendah, nyeri, gatal, dan sensasi lainnya. Ujung saraf ini meliputi ujungRuffini, Vaterpacini, Meissner, dan Krause.

CIRI-CIRI KULIT Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan. Luas : 1,50 – 1,75 m. Tebal rata – rata : 1,22mm. Daerah yang paling tebal (66 mm), pada telapak tangan dan telapak kaki dan paling

tipis (0,5 mm) pada daerah penis.

FUNGSI KULITKulit memiliki beberapa fungsi:

Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat. Sebagai alat peraba. Sebagai pelindung organ dibawahnya. Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari. Pengatur suhu tubuh. Tempat menimbun lemak.

Selain itu turunan kulit yang lain adalah kuku. Kuku merupakan lempeng sel epitel berkeratin pada permukaan dorsal setiap falang distal. Lempeng kuku terletak pada stratum korneum,sedangkan dasar kuku terletak pada stratum basal dan spinosum.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Dermatifitosis

2.1. Definisi

Penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur derma tofit disebut ―Dermatofitosis‖.Golongan jamur ini dapat mencerna keratin kulit oleh karena mempunyai daya Tarik kepada

Page 8: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 8/28

8

keratin (keratinofilik) sehingga infeksi jamur ini dapat menyerang lapisan-lapisan kulit mulaidari stratum korneum sampai dengan stratum basalis.

DERMATOFITOSIS adalah setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan oleh dermatofit

dan mengenai stratum korneum kulit, rambut dan kuku, termasuk onikomikosis dan berbagaimacam bentuk tinea. Disebut juga epidermomycosis dan epidermophytosis.

Jamur dermatofit dinamai sesuai dengan genusnya (mycrosporum, trichophyton, danepidermophyton) dan spesiesnya misalnya, microsporum canis, t. rubrum). Beberapanyahanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainya terutama menyerang hewan(zoofilik), walau kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan menimbulkan lesidikulit pada manusia, keberadaaan jamur tersebut sering menyebabkan suatu reaksi inflamasiyang hebat (misalnya, cattle ringworm).

2.2. Etiologi

Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitugenus:Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton.Dari 41 spesies dermafito yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesiesMikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.

Cara penentuan dermatofitosis terlihat pada bagan dan garnbar (dibawah ini). Selain sifatkeratinofilik ini, setiap spesies dermatofita m empunyai afinitas terhadap hospes tertentu.Dermatofita yang zoofilik terutama menyerang binatang, dan kadang-kadang menyerangmanusia. Misalnya : Mirosporon canis dan Trikofiton verukosum. Dermatofita yang geofilikadalah jamur yang hidup di tanah dan dapat menimbulkan radang yang moderat padamanusia, misalnya Mikrosporon gipsium.

Berdasarkan sifat makro dan mikro, dermatofita dibagi menjadi: microsporum, tricopyton,dan epidermophyton. Yang paling terbanyak ditemukan di Indonesia adalah T.rubrum.dermatofita lain adalah: E.floccosum, T.mentagrophytes, M. canis, M. gypseum,T.cocentricum, T.schoeleini dan T. tonsurans.5

MicrosporumKelompok dermatofita yang bersifat keratofilik, hidup pada tubuh manusia (antropofilik) atau

pada hewan (zoofilik). Merupakan bentuk aseksual dari jamur. Terdiri dari 17 spesies, danyang terbanyak adalah: 6

SPECIES CLASSIFICATION (NATURAL RESERVOIR)M icrosporum audouini i Anthropophilic

Page 9: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 9/28

9

M icrosporum canis Zoophilic (Cats and dogs)M icrosporum cooeki Geophilic (also isolated from furs of cats, dogs, and

rodents)M icrosporum ferr ugineum AnthropophilicM icrosporum gall inae Zoophilic (fowl)M icr osporum gypseum Geophilic (also isolated from fur of rodents)M icrosporum nanum Geophilic and zoophilic (swine)M icrosporum persicolor Zoophilic (vole and field mouse)

Tabel Spesies Microsporum.

Koloni mikrosporum adalah glabrous, serbuk halus, seperti wool atau powder. Pertumbuhan pada agar Sabouraud dextrose pada 25°C mungkin melambat atau sedikit cepat dan diameterdari koloni bervariasi 1- 9 cm setelah 7 hari pengeraman. Warna dari koloni bervariasitergantung pada jenis itu. Mungkin saja putih seperti wol halus yang masih putih atau

menguning sampai cinamon.6

EpidermophytonJenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum danEpidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik, sedangkan E.floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada manusia. E. floccosum adalahsatu penyebab tersering dermatofitosis pada individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tineacorporis, tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisankorneum kulit luar.koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Diikutiinkubasi pada suhu 25 ° C pada agar potato-dextrose, koloni kuning kecoklat-coklatan

Tricophyton

Trichophyton adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah, binatang atau manusia.Berdasarkan tempat tinggal terdiri atas anthropophilic, zoophilic, dan geophilic.Trichophyton concentricum adalah endemic pulau Pacifik, Bagian tenggara Asia, danAmerika Pusat. Trichophyton adalah satu penyebab infeksi pada rambut, kulit, dan kuku padamanusia.

NATURAL HABITATS OF TRICHOPHYTON SPECIES Species Natural Reservoir

Ajelloi GeophilicConcentricum Anthropophilic

Equinum zoophilic (horse) Erinacei zoophilic (hedgehog) Flavescens geophilic (feathers)Gloriae Geophilic

Interdigitale Anthropophilic Megnini Anthropophilic Mentagrophytes zoophilic (rodents, rabbit) /

anthropophilic

Page 10: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 10/28

10

Phaseoliforme Geophilic Rubrum AnthropophilicSchoenleinii AnthropophilicSimii zoophilic (monkey, fowl)Soudanense AnthropophilicTerrestre GeophilicTonsurans AnthropophilicVanbreuseghemii GeophilicVerrucosum zoophilic (cattle, horse)Violaceum AnthropophilicYaoundei anthropophilic

Tabel Spesies Trichophyton.

FAKTOR PENULARANCara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan langsungdapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baikdari manusia,

binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman, kayu yangdihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air. Disamping cara penularantersebut diatas, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa faktor :

1. Faktor virulensi dari dermatofitaVirulensi ini tergantung pada afinitas jamur itu, apakah jamur Antropofilik, Zoofilikatau Geofilik. Selain afinitas ini masing-masing jenis jamur ini berbeda pula satu

dengan yang lain dalam afinitas terhadap manusia maupun bagian-bagian dari tubuhMisalnya : Trikofiton rubrum jarang menyerang rambut, Epidermatofiton flokosum

paling sering menyerang lipat pada bagian dalam.2. Faktor trauma

Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah untuk terserang jamur.3. Faktor-suhu dan kelembaban

Kedua faktor ini sangat jelas berpengaruh terhadap infeksi jamur, tampak padalokalisasi atau lokal, di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela jari

paling sering terserang penyakit jamur ini.4. Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan

Faktor ini memegang peranan penting pada infeksi jamur di mana terlihat insiden penyakit jamur pada golongan sosial dan ekonomi yang lebih rendah, penyakit inilebih sering ditemukan dibanding golongan sosial dan ekonomi yang lebih baik.

5. Faktor umur dan jenis kelaminPenyakit Tinea kapitis lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orangdewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jaridibanding pria dan hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan. Di samping faktor-faktor tadi masih ada faktor-faktor lain seperti faktor perlindungan tubuh (topi, sepatu

Page 11: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 11/28

11

dan sebagainya) , faktor transpirasi serta pemakaian pakaian yang serba nilan, dapatmempermudah penyakit jamur ini.

2.3. Klasifikasi

Secara etiologis dermatofitosis disebabkan oleh tiga genus dan penyakit yang ditimbulkansesuai dengan penyebabnya. Diagnosis etiologi ini sangat sukar oleh karena harus menungguhasil biakan jamur dan ini memerlukan waktu yang agak lama dan tidak praktis. Disampingitu sering satu gambaran klinik dapat disebabkan oleh beberapa jenis spesies jamur, dankadang-kadang satu gambaran klinis dapat disebabkan oleh beberapa spesies dematofitasesuai dengan lokalisasi tubuh yang diserang.

Klasifikasi tinea yaitu berdasarkan letak anatomis dari kelainan kulit yang muncul. untuk

timbulnya kelainan-kelainan di kulit tergantung dari beberapa factor, yaitu Faktor virulensidari dermatofita, Faktor trauma, Faktor-suhu dan kelembaban, Keadaan sosial sertakurangnya kebersihan, Faktor umur dan jenis kelamin

Berdasarkan lokalisasi, dermatofitosis terdiri dari :

A. Tinea Kapitis (Scalp r in g worm ;Ti nea Tonsur ans)

Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.

Berdasarkan bentuk yang khas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :

1. Gray pacth ri ng worm

Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abu dan tidak mengkilatlagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga menimbulkan alopesia setempat.Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi kekuning-kuningan pada rambut yang

sakit melalui batas ―Grey pacth‖ tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikros porondan trikofiton .

2. Bl ack dot ri ng worm

Terutama disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum, mentagrofites. infeksi jamurterjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut

putus tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas permukaan kulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran ‖ black dot‖.Biasanya bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitarlesi juga jadi tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab

utama adalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum.

Page 12: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 12/28

12

3. Kerion

Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat lokal,sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadangditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini

pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik.Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T.Violaseum.

4.Tinea favosa

Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna merahkekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula), serta memberi

bau busuk seperti bau tikus ―moussy odor‖. Rambut di atas skutula putus -putus dan mudahlepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut danalopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum danT. gipsum. Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yangmenyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan penyakitpenyakit

bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.

B. Tinea Korporis (Tinea circinata=Tinea glabrosa)

Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang lebih tinggi.Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggung dan anggota gerak

bawah. Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yangaktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnyadapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada bagian tepi tampak aktifdengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel, sedangkan pada bagian tengahlesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilangselanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat teIjadi bersama-sama dengan Tinea kruris. Penyebab utamanya adalah :T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon gipseum, M.kanis, M.audolini.Penyakit ini sering menyerupai :

C. Tinea Kruris (Eczema marginatum.”Dhobi itch”, “Jockey itch”)

Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila disertaidengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau menahun. Kelainanyang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang eritematous dengan erosi dankadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainan kulit tampak tegas dan aktif. Apabilakelainan menjadi menahun maka efloresensi yang nampak hanya makula yanghiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasikelainan, yakni daerah lipat paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai keaksila.

Page 13: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 13/28

13

D. Tinea Manus Dan Tinea Pedis

Tinea pedis disebut juga Athlete’s foot atau ―Ring worm of the foot‖. Penyakit ini sering

menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai sepatu yangtertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampairasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksi sekunder (1).

Ada 3 bentuk Tinea pedis

1. Bentuk inter tri ginosa

Keluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jariIV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari tersebut membuat

jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh.Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum(1).

2. Bentuk h iperkeratosis

Disini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak kaki,tepi kaki dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi fisurafisura yangdalam pada bagian lateral telapak kaki (1).

3. Bentu k vesikul er subakut

Kelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikelvesikel ini memecah akanmeninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akanmemperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentukyang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitu dermatofitosis yangmenyerang tangan. Penyebab utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, danEpidermofiton flokosum .

E. Tinea Unguium (Onikomikosis = ring worm of the nails)

Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan daridekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku, Subinguinal distal

bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai dari bawah kuku.Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan disertai oleh subungualhiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritus yang banyak mengandung elemen

jamur. Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini

tidak memberikan keluhan subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita

Page 14: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 14/28

14

baru datang berobat setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit. Penyebab utama adalah: T.rubrum, T.metagrofites.

F. Tinea Barbae

Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dankumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus. Ada 2 bentuk yaitu superfisialisdan kerion.

Superfisialis

Kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mula kecil selanjutnyameluas ke arab luar dan memberi gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif.Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tinea korporis (1).

Kerion

Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atau abses kecildengan permukaan membasah oleh karena erosi.

G. Tinea Imbrikata

Penyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh Trikofitonkonsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama yangmelingkar. Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada umumnya pada

bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih tenang, tetapi seluruh makuladitutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini sering menyerang seluruh permukaantubuh sehingga menyerupai Tinea korporis.

2.4. Patofisiologi

Patogenesis dermatofita memiliki 3 step : Adherence/ pengikatan.

Fungi selalu mempunyai hambatan dalam proses infeksinya, fungi harus resisten terhadapsinar UV, tahan terhadap berbagai temperature dan kelembaban, kompetisi dengan floranormal kulit, spingosine yang di hasilkan oleh keratinosit. Asam lemak yg di produksioleh glandula sebasea bersifat fungistatik (menghambat pertumbuhan jamur). Mulainya di

produksi asam lemak pada anak anak post-pubertas mungkin menerangkan menurunnyakejadian tinea kapitis secara drastis.

Penetration setelah fase adherence

Page 15: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 15/28

15

spora akan tumbuh dan memasuki stratum korneum dengan kecepatan yang lebih cepatdari waktu deskuamasi epidermis. Penetrasi juga di dukung dengan keluarnya ensim

proteinase, lipase dan musinolitik yang juga membantu dalam pembuatan nutrisi fungi.Trauma dan maserasi merupakan faktor penting dalam memudahkan penetrasi fungi

terutama pada kasus tinea pedis. Fungal mannans yang ada di dinding sel dermatofita jugadapat menurunkan poliferasi sel keratinosit. Pertahanan terbaru pada lapisan epidermisyang lebih dapat tercapai diantaranya berkompetisi dengan besi dan juga penghambatan

pertumbuhan jamur oleh progesteron. Development a host response/ respon host

Proses inflamasi yang terjadi sangat tergantung dari sistem imun host dan juga oleh jenisorganisme. Beberapa fungi dapat menghasilkan faktor kemotaktik dengan berat melekulrendah seperti yang dihasilkan bakteri. Antibodi tidak terlihat pada infeksi dermatofita,tetapi hanya menggunakan jalur reaksi hipersensitivitas tipe IV. Infeksi yang sangatringan sering hanya menimbulkan inflamasi yang ringan juga, pertama muncul berupaeritema dan scale / skuama yang menandakan terjadinya peningkatan pergantiankeratinosite (keratinocyte turnover). Antigen dermatofit di proses oleh sel langerhansepidermis dan di presentasikan di nodus limpa lokal menuju ke limfosit T. Kemudianlimfosit T mengalami poliferasi dan bermigrasi ke lokasi untuk membunuh jamur dan

pada waktu ini lesi menjadi mendadak inflamasi. Oleh sebab ini barier epidermal menjadi permeable terhadap transferin dan migrasi sel.

Patofisiologi lainDermatofita hanya dapat hidup di stratum korneum manusia yang menyediakan

sumber nutrisi untuk jamur tersebut dan untuk miselia yang sedang tumbuh. Infeksidermatofita meliputi 3 langkah : perlekatan ke keratinosit, penetrasi melalui dan diantara sel,

perkembangan respon host.

Perlekatan : Jamur superfisial harus menghadapi beberapa hambatan agar artrokonidia(elemen infeksiusnya) dapat melekat ke jaringan keratin. Mereka harus tahan terhadap

pengaruh sinar ultraviolet, berkompetisis dengan flora normal kulit, variasi suhu dankelembaban, dan sfingosisn yang diproduksi oleh keratinosit. Asam lemak yang dihasilkanoleh glandula sebasea bersifat fungistatik, khususnya yang memiliki panjang rantainya 7, 9,11, dan 13. Adanya asam lemak ini mungkin berperan dalam penurunan tinea kapitis yangsignifikan pada post-pubertas.

Penetrasi : Setelah melekat, spora harus menyerbuk dan berpenetrasi ke stratum korneumdengan kecepatan yang lebih tinggi dari deskuamasi. Penetrasi selesai terlaksana denganadanya sekresi proteinase, lipase dan enzim mucinolitik yang juga menyediakan nutrisi untuk

jamur. Trauma dan maserasi membantu penetrasi jamur dan merupakan faktor penting dalam patologi tinea pedis. Fungal mannans di dinding sel dermatofita juga dapat menurunkantingkat proliferasi keratinosit. Pertahanan baru muncul saat memasuki lapisan epidermis yang

Page 16: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 16/28

16

lebih dalam, meliputi kompetisi terhadap besi dengan unsaturated transferin dan inhibisi pertumbuhan jamur oleh progesteron.

Perkembangan Respon Host : Derajat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan

organisme yang terlibat. Deteksi imun dan kemotaksis sel-sel peradangan dapat terjadimelalui beberapa mekanisme. Beberapa jamur menghasilkan faktor kemotaktik dengan beratmolekul rendah seperti yang dihasilkan oleh bakteri. Yang lainnya mengaktivasi komplemenvia jalur alternatif, menciptakan faktor kemotaktik yang berasal dari komplemen.

Pembentukan antibodi nampaknya tidak protektif dalam infeksi dermatofita ini karena pasien dengan infeksi yang tersebar luas dapat memiliki titer antibodi yang meningkat.Sebagai kemungkinan lain, reaksi hipersensitif tipe IV memainkan peran penting dalammemerangi dermatofitosis. Penggerak imunitas seluler ini diperoleh dengan sekresi interferongamma dari limfosit T helper 1. Pada pasien yang belum pernah terpapar dermatofitasebelumnya, infeksi primer menimbulkan peradangan minimal, dan trichophytin skin testhasilnya negatif. Infeksi tersebut menimbulkan eritem ringan berskuama (hasil dari

peningkatan turnover keratinosite). Dihipotesiskan bahwa antigen dermatofita diproses olehsel langerhans epidermal dan dipresentasikan kelimfosit T yang ada di limfonodi lokal.Limfosit T mengalami proliferasi klonal dan bermigrasi ke sisi yang terinfeksi untukmenyerang jamur. Pada saat tersebut, lesi mendadak meradang, barrier epidermal menjadi

permeabel terhadap transferin dan sel-sel yang bermigrasi. Dengan segera jamur dibersihkandan lesi sembuh dengan spontan. Trichophytin skin test pada saat tersebut akan positif dan

pembersihan infeksi yang kedua akan terjadi lebih cepat.Reaksi dermatifitid yang terjadi pada 4-5% pasien, merupakan reaksi kulit alergik,

eksematous dan meradang. Tidak seperti pada lesi primer, pemeriksaan KOH dan kultur padareaksi dermatofitid ini negatif. Reaksi ini akan membentuk papul folikuler, eritema nodusum,id vesikuler pada tangan kaki, erysipelas-like, erythema annulare centrifugum, ataupunurtikaria. Meskipun mekanisme yang tepat belum diketahui, reaksi ini berhubungan denganreaksi hipersensitif tipe IV terhadap trichophytin test dan mungkin melibatkan antigen jamuryang diabsorbsi secara sistemik.

2.5. Manifestasi Klinis

Berdasarkan lokalisasi, dermatofitosis terdiri dari:a. Tinea Kapitis (Scalp ring worm; Tinea Tonsurans)

Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya. Berdasarkan bentuk yang khas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :1. Gray pacth ring worm

Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya danmembentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abudan tidak mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehinggamenimbulkan alopesia setempat. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak

Page 17: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 17/28

17

flourisensi kekuning- kuningan pada rambut yang sakit melalui batas ―Grey pacth‖tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan trikofiton (1).

2. Black dot ring wormTerutama disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum, mentagrofites.

infeksi jamur terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar rambut (ektotrik) yangmenyebabkan rambut putus tepat pada permukaan kulit kepala. Ujung rambuttampak sebagai titik-titik hitam diatas permukaan ulit, yang berwarna kelabusehingga tarnpak sebagai gambaran ‖ back dot‖. Biasanya bentuk ini terdapat padaorang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut sekitar lesi juga jadi tidak

bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab utamaadalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum.

3. KerionBentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang

bersifat lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini pecah akan meninggalkan suatudaerah yang botak permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini terutamadisebabkan oleh Mikosporon kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.

4. .Tinea favosaKelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang

berwarna merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentukcawan (skutula), serta memberi bau busuk seperti bau tikus ―moussy odor‖.Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan tidak mengkilat lagi.

Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen.Penyebab utamanya adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum.Oleh karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yangmenyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan

penyakitpenyakit bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitisseboroika

b. Tinea Korporis (Tinea circinata=Tinea glabrosa)Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan

banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yanglebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada, punggungdan anggota gerak bawah. Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat ataulonjong dengan tepi yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-

bercak bisa melebar dan akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner,atau sinsiner. Pada bagian tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya

papel-papel dan vesikel, sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bilatinea korporis ini menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanyameningggalkan daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat

Page 18: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 18/28

18

teIjadi bersama-sama dengan Tinea kruris. Penyebab utamanya adalah : T.violaseum,T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon gipseum, M.kanis, M.audolini.

c. Tinea Kruris (Eczema marginatum.‖Dhobi itch‖, ―Jockey itch‖)

Penyakit ini memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat biladisertai dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut ataumenahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yangeritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir kelainankulit tampak tegas dan aktif. Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensiyang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan likenifikasi.Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat paha sebelahdalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat meluas sampai kegluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke aksila.

d. Tinea Manus Dan Tinea PedisTinea pedis disebut juga Athlete’s foot atau ―Ring worm of the foot‖. Penyakit inisering menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah sepertitukang cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harusmemakai sepatu yang tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasimulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada infeksisekunder.

Ada 3 bentuk Tinea pedis:

Bentuk intertriginosaKeluhan yang tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban dicelah-ceIah jari tersebut membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bilamenahun dapat terjadi fisura yang nyeri bila kena sentuh. Bila terjadi infeksidapat menimbulkan selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum (1).

Bentuk hiperkerato hiperkeratosissisDisini lebih jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutamaditelapak kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya hebatdapat terjadi fisurafisura yang dalam pada bagian lateral telapak kaki.

Bentuk vesikuler subakutKelainan-kelainan yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari,kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikeldan bula yang terletak agak dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yanghebat. Bila vesikelvesikel ini memecah akan meninggalkan skuama melingkaryang disebut Collorette. Bila terjadi infeksi akan memperhebat danmemperberat keadaan sehingga dapat terjadi erisipelas. Semua bentuk yangterdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada Tinea manus, yaitudermatofitosis yang menyerang tangan. Penyebab utamanya ialah : T .rubrum,

T .mentagrofites, dan Epidermofiton flokosum.

Page 19: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 19/28

19

e. Tinea Unguium (Onikomikosis = ring worm of the nails)Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan

permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal

kuku, Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila dimulai dari bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuhdan disertai oleh subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritusyang banyak mengandung elemen jamur. Onikomikosis ini merupakan penyakit jamuryang kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah menderita penyakit inisetelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidakgatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah seluruhkukunya sudah terkena penyakit. Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites.

f. Tinea BarbaePenderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambangdan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus. Ada 2 bentuk yaitusuperfisialis dan kerion:

SuperfisialisKelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama yang mula-mulakecil selanjutnya meluas ke arab luar dan memberi gambaran polisiklik,dengan bagian tepi yang aktif. Biasanya gambaran seperti ini menyerupai tineakorporis

Kerion

Bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi krusta atauabses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.

g. Tinea ImbrikataPenyakit ini adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan olehTrikofiton konsentrikum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous denganskuama yang melingkar. Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam.Pada umumnya pada bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebihtenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh skuama yang melingkar.

2.6. Diagnosis

Diagnosis klinis dermatofitosis dapat dipastikan dengan pemeriksaan mikroskopis ataukultur. Pemeriksaan mikroskopis dapat memberikan bukti infeksi jamur dalam hitunganmenit, namun hal ini sering tidak diperbolehkan untuk spesiasi atau identifikasi profilsusceptibilitas dari agen infeksius. Evaluasi mikroskopis juga dapat menghasilkan negatif

palsu. Kultur jamur sebaiknya dilaksanakan saat curiga terdapat dermatofitosis secara klinis.

Page 20: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 20/28

20

Pemeriksaan MikroskopisRambut. Pemeriksaan lesi yang melibatkan scalp/jenggot dengan menggunakan lampuwood’s dapat menimbulkan fluoresensi pteridin patogen tertentu. Jika demikian, rambut yang

berfluoresensi sebaiknya diseleksi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penting juga untuk

digarisbawahi bahwa meskipun M. Canis dan M. Audouinii berfluoresen pada pemeriksaanlampu wood’s, organisme endotrix seperti T. Tonsurans tidak menghasilkan fluoresen. T.Tonsurans yang sekarang merupakan penyebab tinea kapitis terbanyak di Amerika Serikat,membatasi penggunaan lampu w ood’s. Rmbut harus dicabut, bukan dipotong, letakkan padaobject glass, tetesi dengan 10-20% KOH (potassium hidroksida), tutup dengan deckglass dansedikit hangat. Mikroskopi berkekuatan rendah akan menunjukkan 2 kemungkinan infeksi:

ektotrik---artrokonidia besar/kecil membentuk selubung di sekitar batang rambut endotrik---artrokonidia di dalam selubung rambut

Kulit dan kuku. Sampel kulit sebaiknya dimabil dengan mengeruk menggunakan tepi tumpulscalpel ke arah luar dari tepi aktif lesi. Spesimen kuku harus meliputi potongan seluruhketebalan area kuku yang distrofik, sebisa mungkin dari proksimal sampai tepi distal. Dalam

preparat KOH 10-20%, dermatofita menunjukkan gambaran hifa yang bersekat dan bercabang tanpa adanya konstriksi; namun kultur tetap diperlukan untuk identifikasi. Dengankultur, semua spesies dermatofita nampak identik.

PROSEDUR KULTURSpesiasi jamur superfisial didasarkan pada karakteristik makros, mikros dan

metabolik organisme tersebut. Saboraud’s dextrose agar (SDA) merupakan media isola siyang biasa digunakan dan memberikan dasar deskripsi yang paling morfologis. Namun

saproba kontaminan (oragnisme yang makannya dari material mati dan membusuk) tumbuhcepat pada medium ini, menutupi patogen aslinya. Sehingga dibutuhkan adanya tambahansikloheksimid (0,5 g/L) dan kloramfenikol (0,05 g/L) agar mediumnya lebih selektif. Versikomersial dari mediu agar ini telah tersedia sekarang. Medium tes dermatofita mengandung

phenol red sebagai indikator pH; tetap kuning kecoklatan dengan pertumbuhan sebagian besar saprofit dan berubah merah jika aktivitas proteolitik dermaofita menaikkan pH hingga 8atau lebih. Nondermatofita mengubah medium menjadi kuning karena produk asam yangdihasilkannya. Identifikasi jamur yang diisolasi difasilitasi dengan penggunaan potatodextrose agar yang merangsang pembentukan konidia dan pigmen. Spesiasi trichophyton

sering dibedakan dengan kebutuhan nutrisi mereka.Kultur diinkubasi pada suhu kamar (26ºC [78,8ºF]) selama lebih dari 4 hari sebelumdiputuskan tidak adanya pertumbuhan. Dengan lebih dari 40 dermatofita yang sudah dikenal,identifikasi yang benar membutuhkan sumber referensi yang sesuai.

2.7. Diagnosis Banding

Tinea pedis et manum harus dibedakan dengan dermatitis, yang biasanya batasnya tidak jelas, bagian tepi lebih aktif dari pada bagian tengah. Adanya vesikel-vesikel steril pada jari- jari kaki dan tangan (pomfoliks) dapat merupakan reaksi id, yaitu akibat setempat hasil reaksi

antigen dengan zat anti pada tempat tersebut.

Page 21: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 21/28

21

Efek samping obat juga dapat memberi gambaran serupa yang menyerupai ekzematau dermatitis, pertama-tama harus dipikirkan adanya suatu dermatitis kontak. Padahiperhidrosis terlihat kulit yang mengelupas (maserasi). Kalau hanya terlihat vesikel-vesikel,

biasanya terletak sangat dalam dan terbatas pada telapak kaki dan tangan. Kelainan tidakmeluas sampai di sela-sela jari.

Penyakit lain yang harus mendapat perhatian adalah kandidiosis, membedakannyadengan tinea pedis murni kadang-kadang sangat sulit. Pemeriksaan sediaan langsung denganKOH dan pembiakan dapat menolong. Infeksi sekunder dengan spesies candida atau bakterilain sering menyertai tinea pedis, sehingga pada kasus-kasus demikian diperlukan interpretasi

bijaksana terhadap hasil-hasil pemeriksaan laboraturium. Sifilis II dapat berupa kelainan kulitdi telapak tangan dan kaki. Lesi yang merah dan basah dapat merupakan petunjuk. Dalalmhal ini tanda-tanda lain sifilis akan terdapat misalnya: kondiloma lata, pembesaran kelenjargetah bening yang menyeluruh, anamnesa tentang afek primer dan pemeriksaan serologi sertalapangan gelap dapat menolong.

Tinea unguium yang disebabkan oleh bermacam-macam dermatofita memberikangambaran akhir yang sama. Psoriasis yang menyerang kuku pun dapat berakhir dengankelainan yang sama. Lekukan-lekukan pada kuku (nail pits), yang terlihat pada psoriasis tidakdidapati pada tinea unguium. Lesi-lesi psoriasis pada bagian lain badan dapat menolongmembedakannya dengan tinea unguium. Banyak penyakit kulit yang menyerang bagiandorsal jari-jari tangan dan kaki dapat menyebabkan kelainan yang berakhir dengan distrofikuku, misalnya: Paronikia, yang etiologinya bermacam-macam ekzem/dermatitis,akrodermatitis perstans.

Tidak begitu sukar menentukan tinea korporis pada umumnya, namun ada beberapa penyakit kulit yang dapat mericuhkan diagnosa itu, misalnya dermatitis seboroika, psoriasis,dan pitiriasis rosea. Kelainan kulit pada dermatitis seboroika selain dapat menyerupai tineakorporis, biasanya terlihat pada tempat-tempat predileksi, misalnya di kulit kepala (scalp),lipatan-lipatan kulit , misalnya belakang telinga, daerah nasolabial, dan sebagainya. Psoriasisdapat dikenal pada kelainan kulit pada tempat predileksinya, yaitu daerah ekstensor misalnyalutut, siku dan punggung. Kulit kepala berambut juga sering terkena pada penyakit ini.Adanya lekukan-lekukan pada kuku dapat pula menolong menentukan diagnosa. Ptiriasisrosea distribusi kelainan kulitnya simetris dan terbatas pada bagian tubuh dan bagian

proksimal anggota badan, sukar dibedakan dengan tinea korporis. Pemeriksaanlaboraturiumlah yang dapat memastikan diagnosanya. Tinea korporis kadang sukar dibedakandengan dermatitis seboroik pada sela paha. Lesi-lesi ditempat predileksi sangat menolongdalm menentukan diagnosa. Psoriasis pada sela paha dapat menyerupai tinea kruris. Lesi pada

psoriasis lebih merah, skuama lebih banyak dan lamelar. Adanya lesi psoriasis pada tempatlain dapat membantu menentukan diagnosa.

Kandidosis pada daerah lipat paha mempunyai konfigurasi hen and chicken. Kelainanini biasanya basah dan berkrusta. Pada wanita ada tidaknya flour abus dapat membantu pengarahan diagnosa. Pada penderita diabetes mellitus, kandidosis merupakan penyakit yangsering dijumpai.

Eritrasma merupakan penyakit yang tersering berlokasi di sela paha. Efloresensi yangsama yaitu eritema dan skuama, pada seluruh lesi merupakan tanda-tanda khas dari penyakitini. Pemeriksaan dengan lampu wood dapat menolong dengan adanya floresensi merah (coralred).

Tinea barbe kadang sukar dibedakan dengan sikosis barbe, yang disebabkan oleh piokokus.Pemeriksaan sediaan langsung dapat membedakan kedua penyakit ini.

Page 22: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 22/28

22

2.8. Tatalaksana

Pengobatan dermatofitosis sering tergantung pada klinis. Sebagai contoh lesi tunggal padakulit dapat diterapi secara adekuat dengan antijamur topikal. walaupun pengobatan topikal

pada kulit kepala dan kuku sering tidak efektif dan biasanya membutuhkan terapi sistemikuntuk sembuh. Infeksi dermatofitosis yang kronik atau luas, tinea dengan implamasi akut dantipe "moccasin" atau tipe kering jenis t.rubrum termasuk tapak kaki dan dorsum kaki

biasanya juga membutuhkan terapi sistemik. Idealnya, konfirmasi diagnosis mikologihendaknya diperoleh sebelum terapi sistemik antijamur dimulai. Pengobatan oral, yangdipilih untuk dermatofitosis adalah:2,11

Infeksi Rekomendasi Alternatif Tinea unguium(Onychomycosis)

Terbinafine 250 mg/hr6 minggu untuk kuku

jari tangan, 12 minggu

untuk kuku jari kaki

Itraconazole 200 mg/hr /3-5 bulan atau 400mg/hr seminggu per bulan selama 3-4 bulan

berturut-turut.

Fluconazole 150-300 mg/ mgg s.d sembuh (6-12 bln) Griseofulvin 500-1000 mg/hr s.dsembuh (12-18 bulan)

Tinea capitis Griseofulvin500mg/day(≥ 10mg/kgBB/hari) sampai sembuh (6-8minggu)

Terbinafine 250 mg/hr/4 mggItraconazole 100 mg/hr/4mggFluconazole 100 mg/hr/4 mgg

Tinea corporis Griseofulvin 500mg/hr sampai sembuh(4-6 minggu), seringdikombinasikandengan imidazol.

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mingguItraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau200mg/hr selama 1 mgg. Fluconazole 150-300mg/mggu selama 4 mgg.

Tinea cruris Griseofulvin 500mg/hr sampai sembuh(4-6 minggu)

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mggItraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau 200mg/hr selama 1 mgg. Fluconazole 150-300mg/hr selama 4 mgg.

Tinea pedis Griseofulvin 500mg/hrsampai sembuh (4-6minggu)

Terbinafine 250 mg/hr selama 2-4 mggItraconazole 100 mg/hr selama 15 hr atau200mg/hr selama 1 mgg. Fluconazole 150-300mg/mgg selama 4 mgg.

Chronic and/orwidespreadnon-responsivetinea.

Terbinafine 250 mg/hrselama 4-6 minggu Itraconazole 200 mg/hr selama 4-6 mgg.Griseofulvin 500-1000 mg/hr sampai sembuh(3-6 bulan).

Tabel Pilihan terapi oral untuk infeksi jamur pada kulit

Pada pengobatan kerion stadium dini diberikan kortikosteroid sistemik sebagai antiinflamasi,yakni prednisone 3x5 mg atau prednisolone 3x4 mg sehari selama dua minggu, bersamaaandengan pemberian grisiofulvine yang diberikan berlanjut 2 minggu setelah lesi hilang.

Page 23: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 23/28

23

Terbinafine juga diberikan sebagai pengganti griseofulvine selama 2-3 minggu dosis 62,5-250 mg sehari tergantung berat badan.

Efek samping griseofulvine jarang dijumpai, yang merupakan keluhan utama ialah sefalgiayang didapati pada 15% penderita. Efek samping lain berupa gangguan traktus digestifus

yaitu: nausea, vomitus, dan diare. Obat tersebut bersifat fotosensitif dan dapat mengganggufungsi hepar.

Efek samping terbinafine ditemukan kira-kira 10% penderita, yang tersering gangguangastrointestinal diantaranya nausea, vomitus, nyeri lambung, diarea, konstipasi, umumnyaringan. Efek samping lain berupa ganguan pengecapan, persentasinya kecil. Rasa pengecapanhilang sebagian atau keseluruhan setelah beberapa minggu minum obat dan hanya bersifatsementara. Sefalgia ringan dilaporrkan pula 3,3%-7% kasus.

Pada kasus resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan ketokonazol sebagai terapi sistemik200 mg per hari selam 10 hari sampai 2 minggu pada pagi hari setelah makan. Ketokonazolkontraindikasi untuk kelainan hepar.

Terapi lokalInfeksi pada badan dan lipat paha dan lesi-lesi superfisialis, di daerah jenggot, telapak tangandan kaki, biasanya dapat diobati dengan pengobatan topikal saja.

Lesi-lesi yang meradang akut yang acta vesikula dan acta eksudat harus dirawatdengan kompres basah secara terbuka, dengan berselang-selang atau terus menerus.Vesikel harus dikempeskan tetapi kulitnya harus tetap utuh.

Toksilat, haloprogin, tolnaftate dan derivat imidazol seperti mikonasol, ekonasol,

bifonasol, kotrimasol dalam bentuk larutan atau krem dengan konsentrasi 1-2%dioleskan 2 x sehari akan menghasilkan penyembuhan dalam waktu 1-3 minggu.

Lesi hiperkeratosis yang tebal, seperti pada telapak tangan atau kaki memerlukanterapi lokal dengan obat-obatan yang mengandung bahan keratolitik seperti asamsalisilat 3-6%. Obat ini akan menyebabkan kulit menjadi lunak dan mengelupas.Obat-obat keratolotik dapat mengadakan sensitasi kulit sehingga perlu hati-hati kalaumenggunakannya.

Pengobatan infeksi jamur pada kuku, jarang atau sukar untuk mencapai kesembuhantotal. Kuku yang menebal dapat ditipiskan secara mekanis misalnya dengan kertas

amplas, untuk mengurangi keluhan-keluhan kosmetika. Pemakaian haloprogin lokalatau larutan derivat asol bisa menolong. Pencabutan kuku jari kaki dengan operasi,

bersamaan dengan terapi griseofulvin sistemik, merupakan satu-satunya pengobatanyang bisa diandalkan terhadap onikomikosis jari kaki.

Terapi sistemikPengobatan sistemik pada umumnya mempergunakan griseofulvin. Griseofulvin adalahsuatu antibiotika fungisidal yang dibuat dari biakan spesies penisillium. Obat ini sangatmanjur terhadap segala jamur dermatofitosis. Griseofulvin diserap lebih cepat oleh saluran

pencernaan apabila diberi bersama-sama dengan makanan yang banyak mengandung lemak,

tetapi absorpsi total setelah 24 jam tetap dan tidak

Page 24: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 24/28

24

dipengaruhi apakah griseofulvin diminum bersamaan waktu makan atau diantara waktumakan. Dosis rata-rata orang dewasa 500 mg per hari. Pemberian pengobatan dilakukan 4 xsehari , 2 x sehari atau sekali sehari. Untuk anak-anak dianjurkan 5 mg per kg berat badandan lamanya pemberian adalah 10 hari. Salep ketokonasol dapat diberikan 2 x sehari dalamwaktu 14 hari.

2.9. Komplikasi

1. Selulitis . Infeksi tinea pedis, terutama tipe interdigital dapat mengakibatkan selulitis.Selulitis dapat terjadi pada daerah ektermitas bawah. Selulitis merupakan infeksi bakteri

pada daerah subkutaneus pada kulit sebagai akibat dari infeksi sekunder pada luka.Faktor predisposisi selulitis adalah trauma, ulserasi dan penyakit pembuluh darah perifer.Dalam keadaan lembab, kulit akan mudah terjadi maserasi dan fissura, akibatnya

pertahanan kulit menjadi menurun dan menjadi tempat masuknya bakteri pathogenseperti β -hemolytic streptococci ( group A, B C, F, and G), Staphylcoccus aureus ,Streptococcus pneumoniae , dan basil gram negatif. (4,12) Apabila telah terjadi selulitismaka diindikasikan pemberian antibiotik. Jika terjadi gejala yang sifatnya sistemikseperti demam dan menggigil, maka digunakan antibiotik secara intravena. Antibiotikyang dapat digunakan berupa ampisillin, golongan beta laktam ataupun golongankuinolon.

2. Tinea Ungium . Tinea ungium merupakan infeksi jamur yang menyerang kuku dan biasanya dihubungkan dengan tinea pedis. Seperti infeksi pada tinea pedis, T. rubrum merupakan jamur penyebab tinea ungium. Kuku biasanya tampak menebal, pecah-pecah,dan tidak berwarna yang merupakan dampak dari infeksi jamur tersebut.

3. Dermatofid . Dermatofid juga dikenal sebagai reaksi ―id‖, merupakan suatu penyakitimunologik sekunder tinea pedis dan juga penyakit tinea lainnya. Hal ini dapatmenyebabkan vesikel atau erupsi pustular di daerah infeksi sekitar palmaris dan jari-jaritangan. Reaksi dermatofid bisa saja timbul asimptomatis dari infeksi tinea pedis. Reaksiini akan berkurang setelah penggunaan terapi antifungal. (12,13) Komplikasi ini biasanyaterkena pada pasien dengan edema kronik, imunosupresi, hemiplegia dan paraplegia, dan

juga diabetes. Tanpa perawatan profilaksis penyakit ini dapat kambuh kembali.

2.10. Prognosis

Perkembangan penyakit dermatofitosis dipengaruhi oleh bentuk klinik dan penyebab penyakitnya disamping faktor-faktor yang memperberat atau memperingan penyakit. Apabilafaktor-faktor yang memperberat penyakit dapat dihilangkan, umumnya penyakit ini dapathilang sempurna

2.11. Pencegahan

Perkembangan infeksi jamur diperberat oleh panas, basah dan maserasi. Jika faktor-faktor lingkungan ini tidak diobati, kemungkinan penyembuhan akan lambat. Daerah

Page 25: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 25/28

25

intertrigo atau daerah antara jari-jari sesudah mandi harus dikeringkan betul dandiberi bedak pengering atau bedak anti jamur.

Alas kaki harus pas betul dan tidak terlalu ketat. Pasien dengan hiperhidrosis dianjurkan agar memakai kaos dari bahan katun yang

menyerap keringat, jangan memakai bahan yang terbuat dari wool atau bahan sintetis. Pakaian dan handuk agar sering diganti dan dicuci bersih-bersih dengan air panas.

3. Memahami dan Menjelaskan Kebersihan Kulit Menurut Islam

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan kebersihan, tidak hanya kebersihan batiniah, tetapi juga kebersihan lahiriah (fisik). Dalam Al Quran serta hadits Rasulullah saw. bertebaran perintah, langsung maupun tidak langsung, yang memerintahkan seorang muslimuntuk senantiasa menjaga kebersihan.

Salah satu hadits yang terkait dengan hal itu adalah sebagai berikut.

―Bersihkanlah dirimu karena sesungguhnya Islam itu bersih.‖ (Riwayat Ibnu Hibban).

Kebersihan bahkan merupakan salah satu prasyarat dari hadirnya cinta Allah Swt. kepadaseorang hamba, ‖Innallâha yuhibbul mutathahirîna; sesungguhnya Allah sangat mencintaiorang- orang yang membersihkan dirinya.‖

Bagian tubuh manusia yang sangat diperhatian Islam untuk dibersihkan adalah kulit. Kulit

dapat diibaratkan sebagai kertas pembungkus ajaib yang memiliki kemampuan melindungitubuh dari mikroorganisme penyebab penyakit. Jika tubuh dianggap sebagai kastil yangdikepung musuh, kita bisa menyebut kulit sebagai dinding kastil yang kuat.

Wudu merupakan salah satu mekanisme canggih yang Allah Swt. tetapkan atas orang beriman untuk menjaga kebersihan kulit ini. Apabila ada najis atau kotoran yang menempel pada kulit, ibadah shalat yang dilaksanakan bisa menjadi batal. Itulah mengapa Allah danRasul-Nya memerintahkan kita untuk berwudu menjelang shalat. Penemuan-penemuanilmiah terbaru semakin menguatkan pandangan bahwa wudu sangat efektif untuk menjaga

kesehatan kulit manusia.

Kalau kita perhatikan, anggota badan yang dibasuh ketika berwudu adalah anggota badan kitayang terbuka dan sangat rentan didatangi kuman, yaitu bagian kepala, muka, tangan, dankaki.

Menurut ilmu bacteria (mikrobakteriology), 1 cm persegi dari kulit kita yang terbuka bisadihinggapi lebih lima juta bakteri yang bermacam-macam. Bakteri ini perkembangannyasangat cepat dan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangannya adalah

Page 26: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 26/28

26

keseimbangan asam-basa (pH). PH permukaan kulit sangat berperan dalam memproteksitubuh dan membatasi perkembangan kuman yang akan menimbulkan penyakit.

Pada kulit kita yang terdiri dari epidermis — lapisan terluar yang mengadakan kontak

langsung dengan lingkaran luar — itu terdapat sel tanduk (stratum korneum) yang selalumengalami penggantian dan pembuangan sel-sel kulit mati pada stratum korneum. Kadang-kadang, sel-sel kulit yang mati mengelupas itu akan menyumbat pori-pori yang juga

bermuara pada lapisan epidermis. Hal inilah yang dapat menimbulkan penyakit pada kulit.Ketika berwudu, sebagian air wudu akan diserap untuk kelembaban kulit, sebagian akanterjebak di antara lapisan epidermis dan sel kulit mati, dan sebagian lagi akan terbuang.

Air yang terbuang akan membawa kotoran-kotoran yang menempel di kulit, sedangkan airyang terjebak di lapisan epidermis akan menempel di sana untuk jangka waktu beberapamenit, untuk kemudian terbuang sambil membawa sel-sel kulit yang mati. Dengan demikian,wudu akan membantu membuang kotoran-kotoran, sisa-sisa sel kulit yang mati, danmeminimalisasi jumlah kuman pada permukaan kulit sehingga keseimbangan pH dankelembaban akan terkoreksi kembali dan diharapkan kembali normal.

Memelihara Bakteri Baik di KulitBakteri yang menempel di kulit kita ada beberapa jenisnya, yaitu bakteri yang bersifatsimbiotik mutualisme (keberadaannya membantu kulit, misalnya dalam sistem pertahanantubuh), bakteri simbiotik komensalisme (keberadaannya), dan yang patogen potensial(opportunistic, kuman yang akan menimbulkan penyakit). Kuman-kuman inilah yang dikenal

dengan flora normal kulit.

Ada sebuah penelitian menarik yang dilakukan Dr. Martin Palzer dan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature tahun 2006 tentang kehidupan bakteri-bakteri ini. Terungkap bahwa di permukaan kulit kita, khususnya tangan, kaki, daerah muka, dan kepala yang biasa kita basuhdengan air wudu, hidup dan berkembang biak sekitar 182 sampai 250 spesies bakteri.

Satu spesies bisa terbagi-bagi lagi menjadi puluhan, ratusan, bahkan ribuan jenis. Satu jenis bisa beranggotakan puluhan juta bakteri. Jangan heran jika dalam tubuh kita terdapatmiliaran bakteri. Sebagian besar dari mereka adal ah bakteri ―baik‖ yang menjadi bagian

penting dari sistem pertahanan tubuh manusia. Tanpa kehadiran bakteri-bakteri tersebut,manusia menjadi mudah sakit.

Oleh karena itu, Dr. Palzer menyarankan agar kita tidak mencuci tangan menggunakan sabun.Terlalu banyak menggunakan sabun serta antiseptik yang tidak selektif bisa memusnahkankoloni-koloni bakteri dalam tubuh. Hancurnya komunitas mereka sama artinya denganmenghancurkan sebagian lapisan pertahanan tubuh kita.

Page 27: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 27/28

27

Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk membasuh tangan, kaki, muka, mulut, dan bagiankepala ketika berwudu. Salah satu hikmahnya berwudu kita ―menyirami‖ dan ―memberimakan‖ bakteri -bakteri baik agar tumbuh dan berkembang. Seperti halnya tanaman yang

perlu disiram, bakteri-bakteri itu pun membutuhkan air sebagai media untuk bisa menjaga

keberlangsungan hidupnya.

Page 28: WRAP UP SK3 PI

8/10/2019 WRAP UP SK3 PI

http://slidepdf.com/reader/full/wrap-up-sk3-pi 28/28

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Rippon, JW : medical Mycoloy. The pathogenic fungi. (WB saunders company)

2.

Budimulja, U. Penyelidik dermatofitosis RS Ciptomangunkusumo (thesis)3. Boel, treklia. Mikosis superficialis 2003.4. Arnold, odum : disease of the ski, 8 th edition, WBSounders