pbl blok 13(1)

46
Tumbuh Kembang Anak 19 Bulan Normal Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh waktu kehidupan anak, secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal. 2 Masa Prenatal Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada fase embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu organism dan terbentuknya manusia. Fase fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke 12 sampai ke 40 terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot. Masa Postnatal Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah. Masa Neonatus (0-28 hari) Pertumbuhan dan perkembangan postnatal diawali dengan masa neonatus. Masa ini merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh Masa Bayi 2

Upload: aldo-muhammad-hamka

Post on 26-Jan-2016

249 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Page 1: pbl blok 13(1)

Tumbuh Kembang Anak 19 Bulan Normal

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh waktu

kehidupan anak, secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal.2

Masa Prenatal

Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada fase embrio,

pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi

perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu organism dan terbentuknya manusia. Fase

fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke 12 sampai ke 40

terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama

pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.

Masa Postnatal

Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah.

Masa Neonatus (0-28 hari)

Pertumbuhan dan perkembangan postnatal diawali dengan masa neonatus.

Masa ini merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu

adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh

Masa Bayi

Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama antara

usia 1-12 bulan, pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat berlangsung

secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap kedua

pada usia 1-2 tahun, kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan

terdapat percepatan pada perkembangan motorik.

Masa Prasekolah

Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi

peningkatan pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan

kemampuan kognitif.

2

Page 2: pbl blok 13(1)

Pertumbuhan Pada Anak

Pertumbuhan pada anak dilihat dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala, gigi, organ penglihatan, dan organ pendengaran.

Berat badan

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6

bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan

mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya

akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada

usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada

akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir.

Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar empat kali lipat

dari berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat

badan setiap tahunnya adalah 2-3 kg. Pada masa prasekolah dan sekolah akan

terjadi penambahan berat badan setiap tahunnya kurang lebih 2-3 kg.

Tinggi badan

Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5

cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan

hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat

kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir.

Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm,

sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. pada masa prasekolah,

khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata dua kali lipat dari

tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan setiap tahunnya kurang

lebih 6-8 cm.

Lingkar kepala

Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar enam

bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia selanjutnya pertumbuhan lingkar

kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan

3

Page 3: pbl blok 13(1)

kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49

cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan

bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja.

Gigi

Pertumbuhan gigi pada masa tumbuh kembang banyak mengalami perubahan

mulai dari pertumbuhan hingga penanggalan. Pertumbuhan gigi terjadi di dua

bagian, yaitu bagian rahang atas dan rahang bawah.

Perubahan selanjutnya adalah adanya beberapa gigi yang mengalami

penanggalan. Seperti halnya pertumbuhan gigi, penanggalan gigi juga terjadi pada

rahang atas dan bawah.

Organ penglihatan

Perkembangan organ penglihatan dapat dimulai pada saat lahir. Sudah terjadi

perkembangan ketajaman penglihatan antara 20/100, adanya refleks pupil dan

kornea, memiliki kemampuan fiksasi pada objek yang bergerak dalam rentang 45

derajat. Pada usia 1 bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu ada nya

kemampuan melihat untuk mengikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat

melihat orang secara terus-menerus, dan kelenjar airmata sudah mulai berfungsi.

Pada usia 2-3 bulan memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat. Pada usia 4-

5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada hambatan 1,25 cm,

dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau berbaring, melihat

bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat

menyesuaikan postur untuk melihat objek, mampu mengembangkan warna

kesukaan kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta

mengembangkan koordinasi mata dan tangan. Pada usia 7-11 bulan mampu

memfiksasi objek yang sangat kecil. Pada usia 11-12 bulan ketajaman penglihatan

mendekati 20/20, dapat mengikuti objek yang dapat bergerak. Pada usia 12-14

bulan mampu mengidentifikasi bentuk geometric. Pada usia 18-24 bulan mampu

berakomodasi dengan baik.

4

Page 4: pbl blok 13(1)

Organ pendengaran

Perkembangan pendengaran dapat dimulai pada saat lahir, setelah lahir, bayi

sudah dapat berespons terhadap bunyi yang keras dengan refleks. Pada usia 2-3

bulan mampu memalingkan kepala kesamping bila bunyi dibuat setinggi telinga.

Pada usia 3-4 bulan anak memiliki kemampuan dalam melokalisasi bunyi makin

kuat dan mulai mampu membuat bunyi tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu

berespons pada nama sendiri. Pada usia 10-12 bulan mampu mengenal beberapa

kata dan artinya. Pada usia 18 bulan mulai dapat membedakan bunyi. Pada usia

36 bulan mampu membedakan bunyi yang halus dalam bicara. Pada usia 48 bulan

mulai membedakan bunyi yang serupa dan mampu mendengarkan yang lebih

halus.

Perkembangan pada Anak

Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus, perkembangan

motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan perilaku/adaptasi sosial.

Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus pada tiap tahap perkembangan anak adalah

sebagai berikut

o Masa neonatus (0-28 hari)

Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya

kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon

terhadap gerakan jari atau tangan.

o Masa bayi (28 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangann motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-

hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba

memegang dan memasukkan benda dalam mulut, memegang benda tapi

terlepas, memerhatikan tangan dan kaki, memedang benda dengan kedua

tangan, serta menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar.

5

Page 5: pbl blok 13(1)

Usia 4-8 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah mulai

mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang,

mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan

tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan,

menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan

objek dari satu tangan ke tangan yang lain.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau meraih

benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang

dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta meletakkan benda atau

kubus ke tempatnya,

o Masa anak (1-2 tahun)

Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukkan dengan

adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau membuat menara pada

kubus.

Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan motorik kasar pada tiap tahap perkembangan anak adalah

sebagai berikut.

o Masa neonatus (0-28 hari)

Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali

dengan tanda geralan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala.

o Masa bayi (28 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan

mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,

mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong

6

Page 6: pbl blok 13(1)

pada posisi berdiri, control kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring

telentang, posisi lengan dan tungkai fleksi, dan berusaha untuk merangkak.

Usia 4-8 bulan

Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan

dalam aktivitas, serperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat

kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah

mampu memalingkan kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan kepala tegak,

membalikkan badan,berguling dari telentang ke tengkurap, serta duduk dengan

bantuan dalam waktu yang singkat.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan,

berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, dan berdiri sendiri.

o Masa anak (1-2 tahun)

Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan motorik kasar

secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan berjalan

dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara

satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-2 sudah mampu berlari-lari kecil,

menendang bola, dan mencoba melompat.

Perkembangan Bahasa

o Masa neonatus (0-28 hari)

Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat ditunjukkan dengan adanya

kemampuan menangis dan bereaksi terhadap suara atau bel.

o Masa bayi (28 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan

bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh, tertawa, dan

berteriak, serta bereaksi dengan mengoceh.

7

Page 7: pbl blok 13(1)

Usia 4-8 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi atau kata-

kata, menoleh kearah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan

vokalisasi semakin banyak, serta menggunakan kata yang terdiri dari dua suku

kata.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu mengucapkan kata papa

dan mama yang belum spesifik, mengoceh hingga mengalahkan secara spesifik,

serta dapat mengucapkan 1-2 kata.

o Masa anak (1-2 tahun)

perkembangan bahasa masa anak ini adalah dicapainya kemampuan bahasa

pada anak yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki sepuluh

perbendaharaan kata, tingginya kemampuan meniru, mengenal dan responsive

terhadap orang lain, mampu menunjukkan lambaian anggota badan

Perkembangan Sosial

o Masa Neonatus (0-28 hari)

Perkembangan adaptasi sosial atau perilaku masa neonatus ini dapat

ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka

untuk mengenali seseorang.

o Masa bayi (38 hari-1 tahun)

Usia 1-4 bulan

Perkembangan adaptasi sosia pada usia ini dapat diawali dengan kemampuan

mengamati tangannya, tesenyum spontan dan membalas senyum bila diajak senyum,

mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, waktu

tidur dalam sehari lebih sedikit, menangis bila terjadi sesuatu yang aneh,

membedakan wajah-wajah yang dikenal dan yang tidak dikenal.

8

Page 8: pbl blok 13(1)

Usia 4-8 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain, anak merasa takut dan

terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah

frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.

Usia 8-12 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan kemampuan

bertepuk tangan. Menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkor,

menirukan kegiatan orang.

o Masa anak (1-2 tahun)

Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat ditunjukkan dengan adanya

kemampuan membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai

menggosok gigi, serta mencoba mengenakan baju sendiri.2

Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan mengalami

siklus yang berbeda pada kehidupan manusia, peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun

lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut

dapat dipengaruhi oleh faktor herediter, dan faktor lingkungan. 3

Faktor herediter

Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh

kembang anak disamping faktor-faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis

kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas,

kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap

rangsangan, usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah

lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan

bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki maupun perempuan akan

mengalami pertumbuhan yang lebih cepat ketika mencapai masa pubertas.

9

Page 9: pbl blok 13(1)

Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam memengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu yang memiliki

kecenderungan lebih besar atau tinggi, seperti orang Asia lebih pendek dan kecil

dibandingkan dengan orang eropa atau lainnya. 3

Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya

potensi bawaan. Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada.

Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk

tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan

menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan

menghambat tumbuh kembangnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio –

fisiko – psiko – sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi

sampai akhir hayatnya.

Faktor lingkungan di bagi lagi menjadi :

a. Faktor pranatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam

kandungan.

Gizi

Nutrisi ibu saat hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan, akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti

club foot. Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan

kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

Toksin / zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat

teratogen. Misalnya obat obatan seperti thalidomide, phenitoin, obat obatan

anto kanker dsb, dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula

dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum alcohol kronis sering

melahirkan bayi berat badan lahir, lahir mati, cacat atau retardasi mental.

Endokrin

10

Page 10: pbl blok 13(1)

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hyperplasia adrenal.

Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.

Infeksi

Infeksi padab trisemester pertama dan kedua oleh TORCH ( Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS ( Penyakit Menular

Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat menyebabkan kelaianan pada

janin seperti katarak, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung

congenital.

Kelainan imunologi

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops

fetalis, kern ikterus atau lahir mati.

Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali

pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah

Stress

Stress yang dialami ibu saat hamil, dapat mempengaruhi tumbuh kembang

janin, antara lain cacat bawaaan, kelainan kejiwaan dll.

b. Faktor postnatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah

lahir.

Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi. Diperlukan zat makanan yang adekuat.

Penyakit kronis / kelainan congenital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan jasmani.

Lingkungan fisis dan kimia

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan

sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunyai dampak yang negative

terhadap pertumbuhan anak.

11

Page 11: pbl blok 13(1)

Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang slalu merasa tertekan akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Endokrin

Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan. Defisiensi hormon pertumbuhan

akan menyebabkan anak menjadi kerdil.

Sosio – ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan

anak.

Lingkungan pengasuhan

Interaksi ibu dan anak, sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam

kemuarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu

terhadap anak.

Obat – obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama, akan menghambat pertumbuhan

demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan

saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon

pertumbuhan. 4

Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan

kedalam 3 kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan fisis-biomedis (“asuh”)

2. Kebutuhan akan kasih sayang / emosi (asih)

3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)

12

Page 12: pbl blok 13(1)

Jadi, dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah “asuh, asih, dan asah”

supaya anak bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya dengan

demikian menjadi manusia yang berguna. 5

1. Kebutuhan akan “asuh”

Yaitu kebutuhan akan :

a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang. Merupakan kebutuhan akan “asuh” yang

terpenting. Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama

kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama

pertumbuhan otak. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan

pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain

mempengaruhi pertumbuhan juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6

bulan air susu ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi

kesehatan fisis maupun psikis. ASI mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan

otak bayi. Pertumbuhan otak manusia lebih cepat dan lebih besar dibandingkan

dengan otak jenis makhluk hidup lainnya. Karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai

untuk mendorong pertumbuhan otaknya dengan sempurna.

Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil-hasil yang lebih

baik bagi pertumbuhan anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila makanan

tambahan yang diberikan dalam bentuk yang seimbang. Oleh karena kebutuhan dan

pemenuhannya sangat tergantung pada ibu dan keluarga, pengetahuan tentang gizi

harus dikuasai oleh ibu/keluarga melalui penyuluhan gizi.

Kebutuhan akan energi pada anak untuk tumbuh kembang didapat dari nutrien-nutrien.

Pada umumnya kbutuhan energi adalah sebagai berikut :

Bayi rata-rata : 110 kkalori/kg BB/hari

Anak 1-3 tahun : 100 kkalori/kg BB/hari

Anak 4-6 tahun : 90 kkalori/kg BB/hari

Anak 7-9 tahun : 80 kkalori/kg BB/hari

Anak laki-laki 10-12 tahun : 60-70 kkalori/kg BB/hari

Anak laki-laki 13-18 tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari

Anak perempuan 10-12 tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari

13

Page 13: pbl blok 13(1)

Anak perempuan 13-18 tahun : 40-50 kkalori/kg BB/hari

Nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :

Golongan pembangun : protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira 2-3

gram/kg BB/ hari. Protein hewani seperti ikan, daging, susu, telur, dan sebagainya.

Protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, beras, gandum, dan sebagainya.

Golongan sumber tenaga : karbohidrat, lemak dsb. Misalnya beras, kentang, gandum,

susu, ubi,singkong, maizena, dan sebagainya.

Golongan pelindung : mikro nutrien (besi, kalsium, seng, mangan, dan sebagainya),

vitamin-vitamin dan air. 5

b. Perawatan kesehatan dasar

1. Imunisasi

Pemberian imunsasi pada anak adalah penting untuk menguragi

morbiditas dan mortalitas terhadapa penyakit-penyakit yang bisa dicegang

dengan imunisasi, misalnya : penyakit TBC, difteri, tetanus, pertusis, polio,

campak, hepatitis B, dan sebagainya. Dengan melaksanakan imunisasi yang

lengkap, maka kita harapkan dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit

yang menimbulkan kesakitan dan kematian.

2. Sebab morbiditas

Diperlukan upaya deteksi dini, pengobatan dini dan tepat serta, limitasi

kecacatan. Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari pada orang tua,

yaitu dengan cara membawa anaknya yang sakit ketempat pelayanan kesehatan

terdekat. Jangan sampai penyakit ditunggu menjadi semakin parah, sebab bisa

membahayakan jiwanya. Pertolongan pertama dengan oralit atau cairan rumah

tangga lainnya oleh ibu dirumah pada anak yang menderita dire perlu diajarkan

kepada ibu, juga obat panas pada anak demam. Demikian juga pada penyakit

ISPA yang sering memberi dampak pada tumbuh kembang anak harus

ditanggulangi sedini mungkin. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh

dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya pertumbuhannya

akan terganggu. Oleh karena itu perlu memberikan makanan ekstra pada setiap

anak sesudah menderita suatu penyakit.

3. Pakaian

14

Page 14: pbl blok 13(1)

Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa

pernik-pernik yang mudah membahayakan anak kemasukan benda asing).

4. Perumahan

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang

tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan, dan kesehatan

penghuninya. Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh

sesak, cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin

tumbuh kembang anak.

5. Higiene diri dan sanitasi lingkungan

Kebersihan, baik kebersiha perorangan maupun lingkungan memegang

peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang

kurang akan mempermudah terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran

pencernaan seperti diare, cacing dan lain-lain. Sedangkan kebersihan

lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran nafas, saluran

pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk. Oleh karena itu pendidikan

kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana membuat

lingkungan menjadi layak untuk tumbuh dan kembang anak, sehingga

meningkatkan rasa aman bagi ibu atau pengasuh anak dalam menyediakan

kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.

6. Kesegaran jasmani

Seperti olah raga dan rekreasi. 5

2. Kebutuhan akan emosi / kasih sayang (asih)

Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi :

a) Kasih sayang orang tua

Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera

yang memberi bimbingan serta perlindungan, perasaan aman terhadap anak

merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan

berkembang seoptimal mungkin. Bayi yang normal biasanya akan mulai

menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan ibunya pada umur antara 7 sampai

9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada dua tahun pertama dalam

kehidupan si anak harus cukup memberikan kepercayaan pada si anak, akan

tetapi bila berlebihan akan menyebabkan anak menjadi manja. Bila seorang

ibu oleh karena bekerja harus meninggalkan anaknya, maka hal ini tidak akan

15

Page 15: pbl blok 13(1)

mengakibatkan kelainan pada anak asal ibu setiap hari masih dapat bertemu

den bergaul dengan si anak dalam waktu-waktu tertentu. Bila si ibu harus

berpisah dalam waktu yang lama, diperlukan seorang pengasuh atau pengganti

ibu yang tepat.

b) Rasa aman

Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa

bahwa kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat

antara ia dan keluarganya.

c) Harga diri

Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga,

keinginannya diperhatikan, apa yang dikatakan ingin di dengar orang tua, dan

tidak diacuhkan.

d) Kebutuhan akan sukses

Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya

dapat dilakukan, dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan

orang tua. Janganlah anak dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya.

Oleh karena besar kemungkinan ia gagal. Jika kegagalan terjadi beruang-

ulang, ia akan merasa kecewa dan akhirnya kehilangan kepercayaan dirinya. Ia

akan merasa rendah diri dari pergaulan dan teman-temannya.

e) Mandiri

Kemampuan pada anak hendaknya selalu didasarkan pada

perkembangan anak. Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang

malampaui kemampuannya, maka anak menjadi tertekan. Anak masih perlu

bantuan untuk menjadi mandiri, belajar untuk memahai persoalan, memahami

apa yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu memerlukan waktu.

f) Dorongan

Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang disekelilingnya apabila

tak mampu menghadapi situasi / masalah. Tentu saja doronganyang diberikan

bukan merupakan bantuan yang seutuhnya sehingga anak tinggal menerima

jadi, tetapi dapat berupa langkah-langkah yang dapat diambil memberi

semangat bahwa ia dahulu dapat mengatasi dengan baik, dan sebagainya.

Dengan demikian anak merasandapat dorongan dan mempunyai semangat

untuk menghadapai situasi-situasi atau masalah.

g) Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman

16

Page 16: pbl blok 13(1)

Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang

disekelilingnya dengan diberikan kesempatan dan pengalaman dalam

mengembangkan sifat-sifat bawaannya. Apabila anak menerima hasil tanpa

usaha, anak justru tidak senang. Dia ingin diberi kesempatan menunjukkan

kemampuan dan ingin mempunyai pengalaman.

h) Rasa memiliki

Kebutuhan anak akan memiliki sesuatu (betapapun kecilnya) harus

diperhatikan. Semua benda-benda miliknya yang dianggap berharga dapat ia

miliki sendiri (bagi orang tua barang-barang tersebut tidak berharga sama

sekali). Orang tua harus dapat memberikan rasa memiliki pada anak.

Penghargaan orang tua pada benda miliki anak sangat diperlukan anak.

Ikatan ibu-anak yang erat, mesra, selaras, seawal, dan sepermanen mungkin sangatlah

penting karena :

1. Turut menentukan perilaku anak dikemudian hari

2. Merangsang perkembangan otak anak

3. Merangsang perhatian anak kepada dunia luar

Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini-seawal mungkin yaitu

dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir. Keadaan ini akan

menimbulkan kontak fisis (kontak kulit), kontak psikis (kontak mata) sedini mungkin.

Bahkan dimasa pranatal pun kebutuhan emosi anak (janin) seharusnya sudah harus

dipenuhi yaitu dengan mengupayakan agar kehamilannya merupakan kehamilan yang

diinginkan, sewaktu hamil ibu berbicara dengan bayi yang dkandungnya. 6

3. Kebutuhan akan stimulasi (asah)

Merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak yaitu pendidikan dan

pelatihan. Yang dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari

lingkungan luar anak antara lain berupa latihan dan atau bermain. Stimulasi merupakan

hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat

stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang

atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat

yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan denagn penuh

perhatian dan kasih sayang.

17

Page 17: pbl blok 13(1)

Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan penuh kasih

sayang adalah “makanan” yang penting bagi perkembangan anak, seperti halnya

kebutuhan maknan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak hanya sekedar

mengisi waktu luang anak saja, tetapi melalui bermain anak bisa belajar mengendalikan

dan negkoordinasikan otot-ototnya melibatkan perasaan emosi dan pikiran. Dengan

demikian melalui bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup. Manfaat lain dari

bermain apabila dilakukan bersama orang tuanya adalah hubungan orang tua dengan

anak menjadi semakin akrabdan juga orang tua akan mengetahui secara dini kalau

anaknya mengalami gangguan perkembangan.

Agar dapat bermain, diperlukan pula ketersediaan alat permainan edukatif dan

kreatif yang layak, sesuai dengan perkembangan mental anak. Stimulasi mental ini

diperlukan seawal dan sedini mungkin, terutama sampai 4-5 tahun pertama setelah lahir.

Bahkan sewaktu dalam kandungan, asah ini sudah diperlukan. Hal ini dapat dilakukan

dengan berbicara dengan anak dalam kandungan serta memperdengarkan jenis-jenis

musik klasik yang protoritmenya sesuai denagn protoritme anak (janin) serta merangsang

hemisfer (belahan) otak kanan. Setelah lahir stimulasi mental sudah dapat diberikan

denagn sedini mungkin (setelah bayi dibersihkan) menetekkan bayi pada ibunya.

Tindakan ini pada bayi akan asah yang akan menyempurnakan refleks menghisap,

refleks menelan dan refleks menemukan puting susu (rooting reflex). Karena asah ini

diperlukan sedini mungkin (sampai 4-5 tahun setelah lahir) maka periode ini sering

disebut sebagai tahun-tahun keemasan (golden years).

Stimulasi mental akan menunjang pengalaman mental-psikososial, antara

lain : sifat agamis moral etika, budi luhur, kepribadian mantap, kecerdasan (kognitif,

emosi-sosial, spiritual dan sebagainya), kemandirian, kreatifitas, keterampilan,

produktifitas, dan sebagainya. Menurut tempat di dapatnya asah (pendidikan) dibagi

menjadi :

1. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)

2. Pendidikan formal : SD, SLTP, SMU, PT, dan sebagainya

3. Pendidikan nonformal, pendidikan ketiga dimasyarakat : kelompok pengajian

anak, sekolah minggu, pramuka, palang merah remaja dan sebagainya. 7

18

Page 18: pbl blok 13(1)

Pemeriksaan Tubuh

Antropometri

Berat badan

Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak

dengan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat

sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang

dalam posisi berbaring telentang atau duduk (jika bayi sudah dapat duduk) tanpa

menggunakan pakaian., sedangkan anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa

sepatu dengan pakaian minimal.

Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiapbulan, kemudian tiap 3 bulan

sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5 tahun.

Diatas umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahu, kecuali bila diduga

terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan. Dalam keadaan normal, berat

badan bayi umur 4 bulan sudah mencapai 2 kali berat badan lahir (BBL) dan pada

umur 1 tahun sudah 3 kali berat badan lahir.

Tinggi badan

Alat pengukur badan bayi disebut infantometer, salah satu ujungnya

mempunyai batas yang tetap atau bagian yang statis sedang ujung lainnya

mempunyai bagian yang dapat digerakkan / digeser. Bayi diukur telentang tanpa

sepatu dan tanpa topi diatas tempat tidur yang keras. Usahakan saat mengukur

tubuh bayi dalam keadaan lurus. Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat

dengan meletkatkan vertex bayi pada bagian yang statis, sedangkan bagian yang

dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Panjang badan bayi baru lahir cukup bulan

ialah sekitar 50 cm. secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5

kali panjang waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.

Pada anak, tinggi badan diukur dalam posisi berdiri tanpa sepatu, telapak

kaki dirapatkan dengan punggung bersandar pada dinding.

Lingkar kepala

19

Page 19: pbl blok 13(1)

Pada bayi kurang dari 2 tahun, lingkar kepala diukur secara rutin. Pada

anak yang lebih besar, lingkaran kepala baru diukur apabila terdapat kecurigaan

pada kepalanya. Alat pengukur yang digunakan adalah pita metal yang fleksibel

sehingga dapat memberikan nilai yang benar.

Yang diukur ialah lengkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakkan

ppita mellingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan

bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu protuberansia

oksipitalis. Pita pengukur diletakan sedemikian rupa hingga kencang melingkari

kepala.

Pada waktu lahir lingkaran kepala adalah sekitar 35 cm, pada umur 6 bulan

43,5 cm. pada umur 1 tahun lingkaran kepala sudah bertambah 12 cm dari waktu

lahir dan pada umur 6 tahun bertambah lagi 6 cm. setelah itu hanya terjadi

penambahan lingkaran kepala sedikit saja, pada waktu dewasa lingkaran kepala

adalah 55 cm.

Lingkar lengan atas

Alat yang dipakai adalah pita pengukur lingkar lengan atas. Lingkarkanlah

pita pengukur pada lengan kiri atau kanan, antara akromion dan olekranon. Pada

bayi yang baru lahir lingkar lengan atas adalah 11 cm, pada umur 1 tahun lingkar

lengan atas menjadi 16 cm dan pada umur 5 tahun 17 cm. 8

Pemeriksaan Denver II

Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode

skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah tes diagnostik atau

tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skring

yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan

validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST

secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah

yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya

ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6

tahun kemudian. Tetapi dari penelitaian Borowitz (1986) menunjukan bahwa DDST

tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg

melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan

20

Page 20: pbl blok 13(1)

pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut

dinamakan Denver II.

Aspek perkembangan yang dinilai

Berdasarkan revisi DDST yang telah dilakukan maka terdapat 125 tugas

perkembangan yang semula hanya ada 105 tugas perkembangan. Semua tugas

perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam

empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:

Personal social (perilaku social)

Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus)

Merupakan aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat.

Language (bahasa)

Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,

mengikuti perintah dan berbicara spontan.

Gross motor (gerakan motorik kasar)

Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap

tubuh.

Alat yang digunakan

Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manic-manik, kubus warna

merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,

kertas dan pensil.

Lembar formulir DDST.

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes

dan cara penilaiannya.

Prosedur DDST terdiri dari dua tahap

Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :

21

Page 21: pbl blok 13(1)

a. 3-6 bulan

b. 9-12 bulan

c. 18-24 bulan

d. 3 tahun

e. 4 tahun

f. 5 tahun

Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanaya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.9

Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan

penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat

kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). kemudian ditarik garis

berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas

perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing

sektor berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil

tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan

tidak dapat dites (Untestable).

Abnormal

a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih.

b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan

plus satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang

sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang brpotongan dengan

garis vertikal usia.

Meragukan

a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih.

b. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau

meragukan.

22

Page 22: pbl blok 13(1)

Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan

terlebih dahulu, dengan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk 1

tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan

sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Perhitungan umur adalah

sebagai berikut : Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan

yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tnaggal 5 oktober 1994, maka

perhitungannya sebagai berikut :

1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)

1992 – 5 – 23 (tanggal lahir Budi)

Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil

dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi 2 tahun 4 bulan.

Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang

memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada keempat sektor. Tugas-tugas

yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh

anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan

beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas

tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong

pileh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada

control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada

kotak-koatak disebelah kanan garis umur.

Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau

terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya,

sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai

petunjuk dibalik formulir. Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat

digunakan tahap pra skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining dengan

menggunakan :

DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil tiga tugas

(sehingga seluruhnya ada 12 tugas)yang ditanyakan pada ibunya. Bila

didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu

dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan

23

Page 23: pbl blok 13(1)

25% anak pada pemeriksaan DDST Short From ternyata memerlukan

pemeriksaan DDST lengkap.

PDQ (Prasreening Developmental Questionnaire)

Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA

keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.

Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak.

Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sudah ditentukan dan pada kasus

yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. 9

Asupan Gizi

Pemberian makan bayi yang berhasil memerlukan kerja sama antara ibu dan bayinya,

mulai dari pengalaman pemberian makanan awal dan berlanjut ters selama anak masih dalam

masa ketergantungan. Dengan segera membina praktek-praktek pemberian makanan yang

menyenangkan dan memuaskan sangat membantu kesehatan emosional bayi dan anak. Waktu

makan harus dapat menyenangkan ibu maupun bayinya dan sebagian besar menentukan

keadaan emosionalnya selama terjadi pemberian makanan. Ketegangan, kecemasan, iritabel,

mudah kecewa atau ibu secara emosional labil, akan lebih mungkin mengalami kesukaran

hubungan selama pemberian makan.

Ketika bayi dapat dengan aman menerima nutrisi enteral setelah dilahirkan, pemberian

makan harus dimulai untuk mempertahankan metabolisme dan pertumbuhan normal selama

transisi dari kehidupan janin ke kehidupan ekstrauterin. Pemasukan cairan yang tidak cukup

menyebabkan bayi mengalami “demam dehidrasi”. Kebanyakan bayi dapat mulai minum air

susu ibu (ASI) segera setelah lahir. Bila timbul masalah mengenai toleransi pemberian

makanan karena status fisik atau neurologis, pemberian makanan harus dihentikan dan cairan

pariental harus ditambahkan. Ibu yang ingin mulai menyusui di ruang bersalin dan terus ingin

menyusui atas dasar kebutuhan selanjutnya, keluarga harus dukung.

Pemberian makan bayi memerlukan interpretasi praktis kebutuhan nutrisi spesifik dan

berbagai batas napsu makan bayi normal serta prilaku mengenai makan secara luas. Waktu

yang diperlukan bayi untuk mengosongkan lambungnya dapat bervariasi yaitu dari 1 sampai

4 jam atau lebih. Skema pemberian makanan harus didasrkan pada “pengaturan sendiri” yang

masuk akal.

Waktu antara pemberian makan dan jumlah yang diambil bervariasi dan berharap

dilakukan pada beberapa minggu pertama selama penyusunan rencana pengaturan dirinya.

24

Page 24: pbl blok 13(1)

Pada akhir bulan pertama, lebih dari 90% bayi telah memperlihakan jadwal teratur yang

cocok dan pantas.

Pada bayi sehat yang diberi susu botol, akan menginginkan 6-9 kali minum per 24 jam

pada akhir minggu pertama. Bayi-bayi tersebut akan puas sekitar 4 jam. Bayi yang lebih kecil

atau bayi yang meiliki pengosongan lambung lebih cepat, menginginkan susu formula sekitar

2-3 jam. Kebanyakan bayi yang cukup bulan akan cepat menaikkan pemasukkan susu

formula dari 30 mL sampai 80-90 mL, setiap 3-4 jam pada usia 4-5 hari. Beberapa bayi tidak

akan bangun tengah malam untuk minum susu setelah usia 3-6 minggu. Setelah usia 4 dan 8

bulan, banyak bayi tidak ingin makan pada sore hari dan akan puas dengan 3 kali makan/hari

pada usia 9-12 bulan. Tangisan bayi merupakan hal yang penting karena lapar. Akantetapi,

orangtua tidak perlu memberi makan setiap kali menangis. Beberapa bayi memiliki sifat

tenang, ada yang hiperaktif, dan ada yang mudah terangsang. Ketika bayi sakit, mereka tidak

ingin makan. Bayi yang bangun dan menangis terus menerus pada interval pendek

disebabkan karena tidak cukup mendapat susu pada setiap kali pemberian susu. Selain itu

juga disebabkan karena terlalul banyak pakaian basah, kotor, atau popok yang tidak enak

dipakai, tertelan udara (gas), lingkungan yang terlalu panas atau dingin, dan sakit. Beberapa

bayi menangis untuk mencari perhatian yang lebih. Adapula bayi yang bersifat acuh ketika

perawatannya tidak terlalu cukup. Bayi yang hanya digendong baru bisa berhenti menangis

biasanya tidak memerlukan makanan di tangannya. Pemberian makanan pada saat

menggendong setika menangis harus dihentikan. 10

Jenis-jenis makanan yang dapat diberikan yaitu:

a. ASI

ASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm

(cukup bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk

beralih ke makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang

bulan). Semua ibu harus didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus

sudah dimulai pada awal kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun

spesialis laktasi. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau melalui botol

merupakan pilihan pribadi.

Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu:9

Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak

Memiliki komposisinutrisi yang idesl

Mengandung faktor imun (IgA sekretorik)

25

Page 25: pbl blok 13(1)

Mengurangi gastroenteritis

Intoleransi makanan lebih sedikit

Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm

Meningkatkan produksi keron sebagai substrat energi alternatif pengganti

glukosa pada hari-hari pertama kehidupan

Dapt menurunkan insiden dan keparahan eksim dan asma

Kejadian obesitas dan diabetes melitus tergantung imsulin dan penyakit

inflamasi usus yaitu penyakit Chron dan kolitis ulseratif relatif kecil.

IQ meningkat 6-8 poin

Manfaat pemberian ASI untuk ibu yaitu:9

Memperkuat ikatan ibu dan bayi

Penurunan berat badan postpartum lebih cepat

Menurunkan risiko osteoporosis

Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium

Memperpanjang jarak antarkehamilan yang sangat penting di nnegara

berkembang.

Komplikasi pemberian ASI pada bayi yaitu:9

Dehidrasi dapat terjadi jika jumlah susu tidak cukup atau teknik menyusui yang

salah dan udara panas

Ikterus yang terkait dengan ASI umum dijumpai.

Vitamin K yang mempunyai kadar rendah dalam ASI dapat menjadi

predisposisi penyakit perdarahan pada bayi baru lahir

Komplikasi pemberian ASI pada ibu yaitu:9

Perasaan yang marah ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI

Pembengkakkan payudara, puting pecah-pecah

Mastitis

Kontradiksi pemberian ASI yaitu:9

Infeksi HIV maternal

Infeksi Tuberculosis maternal

Kelainan metabolisme bawaan seperti galaktosemia

b. Susu formula

26

Page 26: pbl blok 13(1)

Formula merupakan susu yang dihumanisasi yaitu dimanipulasi sehingga

menyerupai ASI. Namun demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi yang

dapat dilihat pada tabel 2.4.1. Susu formula tidak mengandung sifat anti-infeksi.

Formula kedelai kadang digunakan untuk mencegah gangguan alergi seperti eksim

dan asma. Sekitar 10-30% bayi dengan intoleransi protein susu sapi menjadi sensitif

terhadap kedelai.

Tabel 2.4.1. Komposisi Zat Gizi dalam ASI dan Air Susu Berbagai Jenis Hewan

(g/100g)*

  ASI Sapi Kerbau Kambing

Protein 1,4 3,2 6,3 4,3

Lemak 3,7 3,5 12,3 2.3

Karbohidrat 7,2 4,3 7,1 6,6

Vitamin A 60 SI 130 SI 80 SI 125 SI

Thiamin

0,03

mg

0,03

mg

0,04

mg 0,06 mg

Ca 30 mg 143 mg 216 mg 98 mg

Fe   1,7 mg 0,2 mg 2,7 mg

Kalori 68 61 160 64

* Disusun dari daftar analisa makanan, Departemen Kesehatan R.I tahun 1964

(Disusun sesuai kepustakaan no. 7)

Apabila terjadi masalah dalam pemberian makanan maka pertumbuhan dan

perkembangan anak akan terganggu. Sistim kekebalan imun yang harusnya

diperoleh dari ASI akan menjadi kurang sehingga si anak akan sering terkena sakit.

Hubungan anatara ibu dan anak tidak kuat. Intoleransi terhadap berbagai makanan

terutama laktosa akan semakin besar mengingat banyak bahan-bahan nutrisi yang

sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan si anak. 11

Riwayat Imunisasi

Imunisasi biasanya dimulai pada masa anak dengan memberikan toksoid difteri dan

tetanus, kuman B. Pertusis yang dimatikan dan polio (sabin) tipe 1,2,3 oral. Adanya 10 sel

limfosit dalam tubuh diduga tidak akan berkompetisi dan akan memberikan respon imun

yang baik terhadap semua antigen. Meskipun ada dugaan bahwa virus hidup akan mencegah

27

Page 27: pbl blok 13(1)

respons imun terhadap vaksin virus hidup yang diberikan beberapa hari kemudian, tetapi

dalam praktek hal ini tidaklah begitu berarti. Jadi pemberian vaksin campak, campak dan

rubela secara berurutan akan memberian respons protektif terhadap virus tersebut.

Anak usia di bawah dua tahun menunjukkan ketidakmampuan imun untuk

memberikan antibody terhadap pemberian parenteral polisakarida kapsul bakteri seperti H.

Influenza tipe B, berbagai N. Meningitis dan S. Pneumoni. Hal ini disebabkan oleh karena

bayi tidak memberikan respons terhadap antigen T independen, meskipun mampu

membentuk IgM cukup dini. Dengan jalan menyatukan antigen tersebut dengan antigen yang

T dependen seperti toksoid difteri atau tetanus, diharapkan akan dapat meningkatkan respon

terhadap polisakarida. 6

Jadwal Imunisasi menurut IDAI 2011

28

Page 28: pbl blok 13(1)

http://bentengkesehatanumat.wordpress.com

Pediatri Social

a. Pekerjaan atau pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak

karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer dan

sekunder. Apabila pendapatan orangtua tidak memadai maka akan terjadi masalah

seperti tumbuh kembang yang terhambat dan tidak optimal

29

Page 29: pbl blok 13(1)

b. Pendidikan ayah atau ibu

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh

kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima

segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,

bagaiman menjaga kesehatan anak, pendidikan, dan sebagainya. 6

Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat tergantung pada pola pemberian

makanan, imunisasi yang cukup dan faktor pendidikan dan pekerjaan orang tua. Imunisasi

yang lengkap membuat anak melindungi anak dari penyakit berbahaya. Terdapat imunisasi

dasar yang harus dilakukan oleh bayi setelah melahirkan yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio,

dan Campak.

Faktor pendidikan dan pekerjaan orangtua juga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pendidikan orang tua yang kurang membuat mereka kurang untuk

menerima informasi yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pekerjaan orang tua menyangkut dalam pemberian nutrisi bagi anak. Jika pendapatan orang

tua kecil maka pemberiaan nutrisi akan sangat kurang.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah Development Denver Screening Test (DDST). DDST dilakukan

untuk pemeriksaan perkembangan anak baik dari personal sociality, fine motor adaptive,

language, dan grass motor. Pemeriksaan untuk mengetahui pertumbuhan anak adalah

pemeriksaan antropometri. Pemeriksaan ini mengukur berat badan, tinggi badan (usia lebih

dari 2 tahun) atau panjang badan (kurang dari 2 tahun), lingkar kepala, dan lingkar lengan.

Berdasarkan analisis hasil belajar mandiri, hipotesisnya adalah asupan gizi kurang, dan

imunisasi tidak lengkap aakn mempengaruhi tumbuh kembang anak.

30

Page 30: pbl blok 13(1)

Daftar Pustaka

1. Behman R E, Kliegman R M, Arvin A M. Ilmu kesehatan anak nelson vol.3. Edisi ke-

15. Jakarta: EGC; 2000.p. 970-3, 2224.

2. Alimul H A A. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika; 2008.p. 59.

3. Bastiansyah E. Panduan lengkap membaca hasil tes kesehatan. Jakarta: Penebar Plus;

2008.p. 42-9.

4. Stephen SA. Ilmu kesehatan anak Nelson. Dalam: Samik W, penyunting.

Pertumbuhan dan perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2000.p.45-85.

5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 1995.p.10,71-2.

6. Sukman TP. Pedoman imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak

Indonesia; 2008.p.98-105.

7. Karen GB, Iris R. Imunologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta: FKUI; 2009.p.582-3.

8. Stephen G, Kathleen B. At a Glance mikrobiologi medis dan infeksi. Dalam: Rina A,

Amalia S, penyunting. Vaksinasi. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga; 2008.p.29.

9. Tom L, Avroy F. At a Glance neonatologi. Dalam: Amalia S, penyunting.

Neonatologi: Kedokteran perianatal, bayi baru lahir yang normal, dan bayi preterm.

Jakarta: Erlangga; 2009.p.33,52-3,68.

10. Achmad DS. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid II. Edisi ke-5. Jakarta: Dian

Rakyat; 2006.p.133.

11. Scoot N. Obstetri-ginekologi: referensi singkat. Dalam: Dewi A, Prifitasari, Joko S,

penynting. Neonatus. Jakarta: EGC; 2005.p.54.

31