Download - pbl blok 13(1)
Tumbuh Kembang Anak 19 Bulan Normal
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh waktu
kehidupan anak, secara umum terdiri atas masa prenatal dan masa postnatal.2
Masa Prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada fase embrio,
pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama yang dapat terjadi
perubahan yang cepat dari ovum menjadi suatu organism dan terbentuknya manusia. Fase
fetus terjadi sejak usia 9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke 12 sampai ke 40
terjadi peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan terutama
pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.
Masa Postnatal
Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah.
Masa Neonatus (0-28 hari)
Pertumbuhan dan perkembangan postnatal diawali dengan masa neonatus.
Masa ini merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstrauteri, yaitu
adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh
Masa Bayi
Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama antara
usia 1-12 bulan, pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat berlangsung
secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap kedua
pada usia 1-2 tahun, kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan
terdapat percepatan pada perkembangan motorik.
Masa Prasekolah
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih terjadi
peningkatan pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada aktivitas fisik dan
kemampuan kognitif.
2
Pertumbuhan Pada Anak
Pertumbuhan pada anak dilihat dari pertumbuhan berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, gigi, organ penglihatan, dan organ pendengaran.
Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu usia 0-6
bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan
mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram dan berat badannya
akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada
usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram dan pada
akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali lipat berat badan lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar empat kali lipat
dari berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat
badan setiap tahunnya adalah 2-3 kg. Pada masa prasekolah dan sekolah akan
terjadi penambahan berat badan setiap tahunnya kurang lebih 2-3 kg.
Tinggi badan
Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5
cm setiap bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan
hanya sekitar 1,25 cm setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat
kira-kira 50% dari tinggi badan waktu lahir.
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm,
sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. pada masa prasekolah,
khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata dua kali lipat dari
tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan setiap tahunnya kurang
lebih 6-8 cm.
Lingkar kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar enam
bulan pertama, yaitu dari 35-43 cm. Pada usia selanjutnya pertumbuhan lingkar
kepala mengalami perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan
3
kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49
cm, kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan
bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia remaja.
Gigi
Pertumbuhan gigi pada masa tumbuh kembang banyak mengalami perubahan
mulai dari pertumbuhan hingga penanggalan. Pertumbuhan gigi terjadi di dua
bagian, yaitu bagian rahang atas dan rahang bawah.
Perubahan selanjutnya adalah adanya beberapa gigi yang mengalami
penanggalan. Seperti halnya pertumbuhan gigi, penanggalan gigi juga terjadi pada
rahang atas dan bawah.
Organ penglihatan
Perkembangan organ penglihatan dapat dimulai pada saat lahir. Sudah terjadi
perkembangan ketajaman penglihatan antara 20/100, adanya refleks pupil dan
kornea, memiliki kemampuan fiksasi pada objek yang bergerak dalam rentang 45
derajat. Pada usia 1 bulan bayi memiliki perkembangan, yaitu ada nya
kemampuan melihat untuk mengikuti gerakan dalam rentang 90 derajat, dapat
melihat orang secara terus-menerus, dan kelenjar airmata sudah mulai berfungsi.
Pada usia 2-3 bulan memiliki penglihatan perifer hingga 180 derajat. Pada usia 4-
5 bulan kemampuan bayi untuk memfiksasi sudah mulai pada hambatan 1,25 cm,
dapat mengenali botol susu, melihat tangan saat duduk atau berbaring, melihat
bayangan di cermin, dan mampu mengakomodasi objek. Usia 5-7 bulan dapat
menyesuaikan postur untuk melihat objek, mampu mengembangkan warna
kesukaan kuning dan merah, menyukai rangsangan visual kompleks, serta
mengembangkan koordinasi mata dan tangan. Pada usia 7-11 bulan mampu
memfiksasi objek yang sangat kecil. Pada usia 11-12 bulan ketajaman penglihatan
mendekati 20/20, dapat mengikuti objek yang dapat bergerak. Pada usia 12-14
bulan mampu mengidentifikasi bentuk geometric. Pada usia 18-24 bulan mampu
berakomodasi dengan baik.
4
Organ pendengaran
Perkembangan pendengaran dapat dimulai pada saat lahir, setelah lahir, bayi
sudah dapat berespons terhadap bunyi yang keras dengan refleks. Pada usia 2-3
bulan mampu memalingkan kepala kesamping bila bunyi dibuat setinggi telinga.
Pada usia 3-4 bulan anak memiliki kemampuan dalam melokalisasi bunyi makin
kuat dan mulai mampu membuat bunyi tiruan. Pada usia 6-8 bulan mampu
berespons pada nama sendiri. Pada usia 10-12 bulan mampu mengenal beberapa
kata dan artinya. Pada usia 18 bulan mulai dapat membedakan bunyi. Pada usia
36 bulan mampu membedakan bunyi yang halus dalam bicara. Pada usia 48 bulan
mulai membedakan bunyi yang serupa dan mampu mendengarkan yang lebih
halus.
Perkembangan pada Anak
Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus, perkembangan
motorik kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan perilaku/adaptasi sosial.
Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada tiap tahap perkembangan anak adalah
sebagai berikut
o Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini dimulai dengan adanya
kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon
terhadap gerakan jari atau tangan.
o Masa bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangann motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-
hal seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba
memegang dan memasukkan benda dalam mulut, memegang benda tapi
terlepas, memerhatikan tangan dan kaki, memedang benda dengan kedua
tangan, serta menahan benda ditangan walaupun hanya sebentar.
5
Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah mulai
mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang,
mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan
tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan,
menggunakan bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan
objek dari satu tangan ke tangan yang lain.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau meraih
benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang
dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta meletakkan benda atau
kubus ke tempatnya,
o Masa anak (1-2 tahun)
Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukkan dengan
adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau membuat menara pada
kubus.
Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar pada tiap tahap perkembangan anak adalah
sebagai berikut.
o Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai pada usia ini diawali
dengan tanda geralan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat kepala.
o Masa bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan
mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,
mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong
6
pada posisi berdiri, control kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring
telentang, posisi lengan dan tungkai fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan
dalam aktivitas, serperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat
kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah
mampu memalingkan kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan kepala tegak,
membalikkan badan,berguling dari telentang ke tengkurap, serta duduk dengan
bantuan dalam waktu yang singkat.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan,
berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, dan berdiri sendiri.
o Masa anak (1-2 tahun)
Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan motorik kasar
secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu melangkah dan berjalan
dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara
satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-2 sudah mampu berlari-lari kecil,
menendang bola, dan mencoba melompat.
Perkembangan Bahasa
o Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat ditunjukkan dengan adanya
kemampuan menangis dan bereaksi terhadap suara atau bel.
o Masa bayi (28 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan
bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berceloteh, tertawa, dan
berteriak, serta bereaksi dengan mengoceh.
7
Usia 4-8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan bunyi atau kata-
kata, menoleh kearah suara atau sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan
vokalisasi semakin banyak, serta menggunakan kata yang terdiri dari dua suku
kata.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu mengucapkan kata papa
dan mama yang belum spesifik, mengoceh hingga mengalahkan secara spesifik,
serta dapat mengucapkan 1-2 kata.
o Masa anak (1-2 tahun)
perkembangan bahasa masa anak ini adalah dicapainya kemampuan bahasa
pada anak yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki sepuluh
perbendaharaan kata, tingginya kemampuan meniru, mengenal dan responsive
terhadap orang lain, mampu menunjukkan lambaian anggota badan
Perkembangan Sosial
o Masa Neonatus (0-28 hari)
Perkembangan adaptasi sosial atau perilaku masa neonatus ini dapat
ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka
untuk mengenali seseorang.
o Masa bayi (38 hari-1 tahun)
Usia 1-4 bulan
Perkembangan adaptasi sosia pada usia ini dapat diawali dengan kemampuan
mengamati tangannya, tesenyum spontan dan membalas senyum bila diajak senyum,
mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak, waktu
tidur dalam sehari lebih sedikit, menangis bila terjadi sesuatu yang aneh,
membedakan wajah-wajah yang dikenal dan yang tidak dikenal.
8
Usia 4-8 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain, anak merasa takut dan
terganggu dengan keberadaan orang asing, mulai bermain dengan mainan, mudah
frustasi, serta memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.
Usia 8-12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan kemampuan
bertepuk tangan. Menyatakan keinginan, sudah mulai minum dengan cangkor,
menirukan kegiatan orang.
o Masa anak (1-2 tahun)
Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat ditunjukkan dengan adanya
kemampuan membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai
menggosok gigi, serta mencoba mengenakan baju sendiri.2
Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan mengalami
siklus yang berbeda pada kehidupan manusia, peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun
lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan dan perlambatan tersebut
dapat dipengaruhi oleh faktor herediter, dan faktor lingkungan. 3
Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak disamping faktor-faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis
kelamin, ras, dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas,
kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah
lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak perempuan serta akan
bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki maupun perempuan akan
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat ketika mencapai masa pubertas.
9
Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu yang memiliki
kecenderungan lebih besar atau tinggi, seperti orang Asia lebih pendek dan kecil
dibandingkan dengan orang eropa atau lainnya. 3
Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada.
Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan
menghambat tumbuh kembangnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio –
fisiko – psiko – sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi
sampai akhir hayatnya.
Faktor lingkungan di bagi lagi menjadi :
a. Faktor pranatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam
kandungan.
Gizi
Nutrisi ibu saat hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan, akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti
club foot. Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
Toksin / zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat
teratogen. Misalnya obat obatan seperti thalidomide, phenitoin, obat obatan
anto kanker dsb, dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula
dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum alcohol kronis sering
melahirkan bayi berat badan lahir, lahir mati, cacat atau retardasi mental.
Endokrin
10
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hyperplasia adrenal.
Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.
Infeksi
Infeksi padab trisemester pertama dan kedua oleh TORCH ( Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS ( Penyakit Menular
Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat menyebabkan kelaianan pada
janin seperti katarak, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung
congenital.
Kelainan imunologi
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops
fetalis, kern ikterus atau lahir mati.
Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali
pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah
Stress
Stress yang dialami ibu saat hamil, dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janin, antara lain cacat bawaaan, kelainan kejiwaan dll.
b. Faktor postnatal
Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah
lahir.
Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi. Diperlukan zat makanan yang adekuat.
Penyakit kronis / kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
Lingkungan fisis dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan
sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunyai dampak yang negative
terhadap pertumbuhan anak.
11
Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang slalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Endokrin
Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan. Defisiensi hormon pertumbuhan
akan menyebabkan anak menjadi kerdil.
Sosio – ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan
anak.
Lingkungan pengasuhan
Interaksi ibu dan anak, sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam
kemuarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu
terhadap anak.
Obat – obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama, akan menghambat pertumbuhan
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan
saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan. 4
Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan
kedalam 3 kelompok, yaitu :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (“asuh”)
2. Kebutuhan akan kasih sayang / emosi (asih)
3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)
12
Jadi, dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah “asuh, asih, dan asah”
supaya anak bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya dengan
demikian menjadi manusia yang berguna. 5
1. Kebutuhan akan “asuh”
Yaitu kebutuhan akan :
a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang. Merupakan kebutuhan akan “asuh” yang
terpenting. Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama
kehidupan dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama
pertumbuhan otak. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi, selain
mempengaruhi pertumbuhan juga mempengaruhi perkembangan otak. Sampai umur 6
bulan air susu ibu (ASI) adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi
kesehatan fisis maupun psikis. ASI mempunyai kadar laktosa tinggi yang diperlukan
otak bayi. Pertumbuhan otak manusia lebih cepat dan lebih besar dibandingkan
dengan otak jenis makhluk hidup lainnya. Karenanya memerlukan zat-zat yang sesuai
untuk mendorong pertumbuhan otaknya dengan sempurna.
Pemberian makanan tambahan yang tepat akan memberikan hasil-hasil yang lebih
baik bagi pertumbuhan anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila makanan
tambahan yang diberikan dalam bentuk yang seimbang. Oleh karena kebutuhan dan
pemenuhannya sangat tergantung pada ibu dan keluarga, pengetahuan tentang gizi
harus dikuasai oleh ibu/keluarga melalui penyuluhan gizi.
Kebutuhan akan energi pada anak untuk tumbuh kembang didapat dari nutrien-nutrien.
Pada umumnya kbutuhan energi adalah sebagai berikut :
Bayi rata-rata : 110 kkalori/kg BB/hari
Anak 1-3 tahun : 100 kkalori/kg BB/hari
Anak 4-6 tahun : 90 kkalori/kg BB/hari
Anak 7-9 tahun : 80 kkalori/kg BB/hari
Anak laki-laki 10-12 tahun : 60-70 kkalori/kg BB/hari
Anak laki-laki 13-18 tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari
Anak perempuan 10-12 tahun : 50-60 kkalori/kg BB/hari
13
Anak perempuan 13-18 tahun : 40-50 kkalori/kg BB/hari
Nutrien dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
Golongan pembangun : protein hewani dan protein nabati, dibutuhkan kira-kira 2-3
gram/kg BB/ hari. Protein hewani seperti ikan, daging, susu, telur, dan sebagainya.
Protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, beras, gandum, dan sebagainya.
Golongan sumber tenaga : karbohidrat, lemak dsb. Misalnya beras, kentang, gandum,
susu, ubi,singkong, maizena, dan sebagainya.
Golongan pelindung : mikro nutrien (besi, kalsium, seng, mangan, dan sebagainya),
vitamin-vitamin dan air. 5
b. Perawatan kesehatan dasar
1. Imunisasi
Pemberian imunsasi pada anak adalah penting untuk menguragi
morbiditas dan mortalitas terhadapa penyakit-penyakit yang bisa dicegang
dengan imunisasi, misalnya : penyakit TBC, difteri, tetanus, pertusis, polio,
campak, hepatitis B, dan sebagainya. Dengan melaksanakan imunisasi yang
lengkap, maka kita harapkan dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit
yang menimbulkan kesakitan dan kematian.
2. Sebab morbiditas
Diperlukan upaya deteksi dini, pengobatan dini dan tepat serta, limitasi
kecacatan. Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari pada orang tua,
yaitu dengan cara membawa anaknya yang sakit ketempat pelayanan kesehatan
terdekat. Jangan sampai penyakit ditunggu menjadi semakin parah, sebab bisa
membahayakan jiwanya. Pertolongan pertama dengan oralit atau cairan rumah
tangga lainnya oleh ibu dirumah pada anak yang menderita dire perlu diajarkan
kepada ibu, juga obat panas pada anak demam. Demikian juga pada penyakit
ISPA yang sering memberi dampak pada tumbuh kembang anak harus
ditanggulangi sedini mungkin. Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh
dengan baik. Berbeda dengan anak yang sering sakit, biasanya pertumbuhannya
akan terganggu. Oleh karena itu perlu memberikan makanan ekstra pada setiap
anak sesudah menderita suatu penyakit.
3. Pakaian
14
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa
pernik-pernik yang mudah membahayakan anak kemasukan benda asing).
4. Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang
tidak membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan, dan kesehatan
penghuninya. Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh
sesak, cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin
tumbuh kembang anak.
5. Higiene diri dan sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersiha perorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang
kurang akan mempermudah terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran
pencernaan seperti diare, cacing dan lain-lain. Sedangkan kebersihan
lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran nafas, saluran
pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana membuat
lingkungan menjadi layak untuk tumbuh dan kembang anak, sehingga
meningkatkan rasa aman bagi ibu atau pengasuh anak dalam menyediakan
kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.
6. Kesegaran jasmani
Seperti olah raga dan rekreasi. 5
2. Kebutuhan akan emosi / kasih sayang (asih)
Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi :
a) Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberi bimbingan serta perlindungan, perasaan aman terhadap anak
merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin. Bayi yang normal biasanya akan mulai
menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan ibunya pada umur antara 7 sampai
9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada dua tahun pertama dalam
kehidupan si anak harus cukup memberikan kepercayaan pada si anak, akan
tetapi bila berlebihan akan menyebabkan anak menjadi manja. Bila seorang
ibu oleh karena bekerja harus meninggalkan anaknya, maka hal ini tidak akan
15
mengakibatkan kelainan pada anak asal ibu setiap hari masih dapat bertemu
den bergaul dengan si anak dalam waktu-waktu tertentu. Bila si ibu harus
berpisah dalam waktu yang lama, diperlukan seorang pengasuh atau pengganti
ibu yang tepat.
b) Rasa aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa
bahwa kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat
antara ia dan keluarganya.
c) Harga diri
Setiap anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga,
keinginannya diperhatikan, apa yang dikatakan ingin di dengar orang tua, dan
tidak diacuhkan.
d) Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya
dapat dilakukan, dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan
orang tua. Janganlah anak dipaksa melakukan sesuatu diluar kemampuannya.
Oleh karena besar kemungkinan ia gagal. Jika kegagalan terjadi beruang-
ulang, ia akan merasa kecewa dan akhirnya kehilangan kepercayaan dirinya. Ia
akan merasa rendah diri dari pergaulan dan teman-temannya.
e) Mandiri
Kemampuan pada anak hendaknya selalu didasarkan pada
perkembangan anak. Apabila orang tua masih menuntut anaknya mandiri yang
malampaui kemampuannya, maka anak menjadi tertekan. Anak masih perlu
bantuan untuk menjadi mandiri, belajar untuk memahai persoalan, memahami
apa yang harus diperhatikan dan kesemuanya itu memerlukan waktu.
f) Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang disekelilingnya apabila
tak mampu menghadapi situasi / masalah. Tentu saja doronganyang diberikan
bukan merupakan bantuan yang seutuhnya sehingga anak tinggal menerima
jadi, tetapi dapat berupa langkah-langkah yang dapat diambil memberi
semangat bahwa ia dahulu dapat mengatasi dengan baik, dan sebagainya.
Dengan demikian anak merasandapat dorongan dan mempunyai semangat
untuk menghadapai situasi-situasi atau masalah.
g) Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman
16
Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang
disekelilingnya dengan diberikan kesempatan dan pengalaman dalam
mengembangkan sifat-sifat bawaannya. Apabila anak menerima hasil tanpa
usaha, anak justru tidak senang. Dia ingin diberi kesempatan menunjukkan
kemampuan dan ingin mempunyai pengalaman.
h) Rasa memiliki
Kebutuhan anak akan memiliki sesuatu (betapapun kecilnya) harus
diperhatikan. Semua benda-benda miliknya yang dianggap berharga dapat ia
miliki sendiri (bagi orang tua barang-barang tersebut tidak berharga sama
sekali). Orang tua harus dapat memberikan rasa memiliki pada anak.
Penghargaan orang tua pada benda miliki anak sangat diperlukan anak.
Ikatan ibu-anak yang erat, mesra, selaras, seawal, dan sepermanen mungkin sangatlah
penting karena :
1. Turut menentukan perilaku anak dikemudian hari
2. Merangsang perkembangan otak anak
3. Merangsang perhatian anak kepada dunia luar
Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini-seawal mungkin yaitu
dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir. Keadaan ini akan
menimbulkan kontak fisis (kontak kulit), kontak psikis (kontak mata) sedini mungkin.
Bahkan dimasa pranatal pun kebutuhan emosi anak (janin) seharusnya sudah harus
dipenuhi yaitu dengan mengupayakan agar kehamilannya merupakan kehamilan yang
diinginkan, sewaktu hamil ibu berbicara dengan bayi yang dkandungnya. 6
3. Kebutuhan akan stimulasi (asah)
Merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak yaitu pendidikan dan
pelatihan. Yang dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak antara lain berupa latihan dan atau bermain. Stimulasi merupakan
hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapat
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat
yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus dilaksanakan denagn penuh
perhatian dan kasih sayang.
17
Bermain, mengajak anak berbicara (komunikasi verbal) dengan penuh kasih
sayang adalah “makanan” yang penting bagi perkembangan anak, seperti halnya
kebutuhan maknan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak hanya sekedar
mengisi waktu luang anak saja, tetapi melalui bermain anak bisa belajar mengendalikan
dan negkoordinasikan otot-ototnya melibatkan perasaan emosi dan pikiran. Dengan
demikian melalui bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup. Manfaat lain dari
bermain apabila dilakukan bersama orang tuanya adalah hubungan orang tua dengan
anak menjadi semakin akrabdan juga orang tua akan mengetahui secara dini kalau
anaknya mengalami gangguan perkembangan.
Agar dapat bermain, diperlukan pula ketersediaan alat permainan edukatif dan
kreatif yang layak, sesuai dengan perkembangan mental anak. Stimulasi mental ini
diperlukan seawal dan sedini mungkin, terutama sampai 4-5 tahun pertama setelah lahir.
Bahkan sewaktu dalam kandungan, asah ini sudah diperlukan. Hal ini dapat dilakukan
dengan berbicara dengan anak dalam kandungan serta memperdengarkan jenis-jenis
musik klasik yang protoritmenya sesuai denagn protoritme anak (janin) serta merangsang
hemisfer (belahan) otak kanan. Setelah lahir stimulasi mental sudah dapat diberikan
denagn sedini mungkin (setelah bayi dibersihkan) menetekkan bayi pada ibunya.
Tindakan ini pada bayi akan asah yang akan menyempurnakan refleks menghisap,
refleks menelan dan refleks menemukan puting susu (rooting reflex). Karena asah ini
diperlukan sedini mungkin (sampai 4-5 tahun setelah lahir) maka periode ini sering
disebut sebagai tahun-tahun keemasan (golden years).
Stimulasi mental akan menunjang pengalaman mental-psikososial, antara
lain : sifat agamis moral etika, budi luhur, kepribadian mantap, kecerdasan (kognitif,
emosi-sosial, spiritual dan sebagainya), kemandirian, kreatifitas, keterampilan,
produktifitas, dan sebagainya. Menurut tempat di dapatnya asah (pendidikan) dibagi
menjadi :
1. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)
2. Pendidikan formal : SD, SLTP, SMU, PT, dan sebagainya
3. Pendidikan nonformal, pendidikan ketiga dimasyarakat : kelompok pengajian
anak, sekolah minggu, pramuka, palang merah remaja dan sebagainya. 7
18
Pemeriksaan Tubuh
Antropometri
Berat badan
Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anak
dengan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat
sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang
dalam posisi berbaring telentang atau duduk (jika bayi sudah dapat duduk) tanpa
menggunakan pakaian., sedangkan anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa
sepatu dengan pakaian minimal.
Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiapbulan, kemudian tiap 3 bulan
sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5 tahun.
Diatas umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahu, kecuali bila diduga
terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan. Dalam keadaan normal, berat
badan bayi umur 4 bulan sudah mencapai 2 kali berat badan lahir (BBL) dan pada
umur 1 tahun sudah 3 kali berat badan lahir.
Tinggi badan
Alat pengukur badan bayi disebut infantometer, salah satu ujungnya
mempunyai batas yang tetap atau bagian yang statis sedang ujung lainnya
mempunyai bagian yang dapat digerakkan / digeser. Bayi diukur telentang tanpa
sepatu dan tanpa topi diatas tempat tidur yang keras. Usahakan saat mengukur
tubuh bayi dalam keadaan lurus. Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat
dengan meletkatkan vertex bayi pada bagian yang statis, sedangkan bagian yang
dapat bergerak menyentuh tumit bayi. Panjang badan bayi baru lahir cukup bulan
ialah sekitar 50 cm. secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5
kali panjang waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.
Pada anak, tinggi badan diukur dalam posisi berdiri tanpa sepatu, telapak
kaki dirapatkan dengan punggung bersandar pada dinding.
Lingkar kepala
19
Pada bayi kurang dari 2 tahun, lingkar kepala diukur secara rutin. Pada
anak yang lebih besar, lingkaran kepala baru diukur apabila terdapat kecurigaan
pada kepalanya. Alat pengukur yang digunakan adalah pita metal yang fleksibel
sehingga dapat memberikan nilai yang benar.
Yang diukur ialah lengkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakkan
ppita mellingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan
bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu protuberansia
oksipitalis. Pita pengukur diletakan sedemikian rupa hingga kencang melingkari
kepala.
Pada waktu lahir lingkaran kepala adalah sekitar 35 cm, pada umur 6 bulan
43,5 cm. pada umur 1 tahun lingkaran kepala sudah bertambah 12 cm dari waktu
lahir dan pada umur 6 tahun bertambah lagi 6 cm. setelah itu hanya terjadi
penambahan lingkaran kepala sedikit saja, pada waktu dewasa lingkaran kepala
adalah 55 cm.
Lingkar lengan atas
Alat yang dipakai adalah pita pengukur lingkar lengan atas. Lingkarkanlah
pita pengukur pada lengan kiri atau kanan, antara akromion dan olekranon. Pada
bayi yang baru lahir lingkar lengan atas adalah 11 cm, pada umur 1 tahun lingkar
lengan atas menjadi 16 cm dan pada umur 5 tahun 17 cm. 8
Pemeriksaan Denver II
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode
skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah tes diagnostik atau
tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skring
yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan
validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya
ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6
tahun kemudian. Tetapi dari penelitaian Borowitz (1986) menunjukan bahwa DDST
tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg
melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan
20
pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut
dinamakan Denver II.
Aspek perkembangan yang dinilai
Berdasarkan revisi DDST yang telah dilakukan maka terdapat 125 tugas
perkembangan yang semula hanya ada 105 tugas perkembangan. Semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam
empat kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi:
Personal social (perilaku social)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus)
Merupakan aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat.
Language (bahasa)
Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
Gross motor (gerakan motorik kasar)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh.
Alat yang digunakan
Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manic-manik, kubus warna
merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,
kertas dan pensil.
Lembar formulir DDST.
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari dua tahap
Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :
21
a. 3-6 bulan
b. 9-12 bulan
c. 18-24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun
Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanaya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.9
Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan
penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). kemudian ditarik garis
berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil
tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan
tidak dapat dites (Untestable).
Abnormal
a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih.
b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan
plus satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang brpotongan dengan
garis vertikal usia.
Meragukan
a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih.
b. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
22
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan
terlebih dahulu, dengan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk 1
tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan
sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Perhitungan umur adalah
sebagai berikut : Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan
yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tnaggal 5 oktober 1994, maka
perhitungannya sebagai berikut :
1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)
1992 – 5 – 23 (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil
dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang
memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada keempat sektor. Tugas-tugas
yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh
anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan
beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas
tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong
pileh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada
control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada
kotak-koatak disebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau
terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya,
sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai
petunjuk dibalik formulir. Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat
digunakan tahap pra skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining dengan
menggunakan :
DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil tiga tugas
(sehingga seluruhnya ada 12 tugas)yang ditanyakan pada ibunya. Bila
didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu
dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan
23
25% anak pada pemeriksaan DDST Short From ternyata memerlukan
pemeriksaan DDST lengkap.
PDQ (Prasreening Developmental Questionnaire)
Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA
keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.
Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak.
Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sudah ditentukan dan pada kasus
yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. 9
Asupan Gizi
Pemberian makan bayi yang berhasil memerlukan kerja sama antara ibu dan bayinya,
mulai dari pengalaman pemberian makanan awal dan berlanjut ters selama anak masih dalam
masa ketergantungan. Dengan segera membina praktek-praktek pemberian makanan yang
menyenangkan dan memuaskan sangat membantu kesehatan emosional bayi dan anak. Waktu
makan harus dapat menyenangkan ibu maupun bayinya dan sebagian besar menentukan
keadaan emosionalnya selama terjadi pemberian makanan. Ketegangan, kecemasan, iritabel,
mudah kecewa atau ibu secara emosional labil, akan lebih mungkin mengalami kesukaran
hubungan selama pemberian makan.
Ketika bayi dapat dengan aman menerima nutrisi enteral setelah dilahirkan, pemberian
makan harus dimulai untuk mempertahankan metabolisme dan pertumbuhan normal selama
transisi dari kehidupan janin ke kehidupan ekstrauterin. Pemasukan cairan yang tidak cukup
menyebabkan bayi mengalami “demam dehidrasi”. Kebanyakan bayi dapat mulai minum air
susu ibu (ASI) segera setelah lahir. Bila timbul masalah mengenai toleransi pemberian
makanan karena status fisik atau neurologis, pemberian makanan harus dihentikan dan cairan
pariental harus ditambahkan. Ibu yang ingin mulai menyusui di ruang bersalin dan terus ingin
menyusui atas dasar kebutuhan selanjutnya, keluarga harus dukung.
Pemberian makan bayi memerlukan interpretasi praktis kebutuhan nutrisi spesifik dan
berbagai batas napsu makan bayi normal serta prilaku mengenai makan secara luas. Waktu
yang diperlukan bayi untuk mengosongkan lambungnya dapat bervariasi yaitu dari 1 sampai
4 jam atau lebih. Skema pemberian makanan harus didasrkan pada “pengaturan sendiri” yang
masuk akal.
Waktu antara pemberian makan dan jumlah yang diambil bervariasi dan berharap
dilakukan pada beberapa minggu pertama selama penyusunan rencana pengaturan dirinya.
24
Pada akhir bulan pertama, lebih dari 90% bayi telah memperlihakan jadwal teratur yang
cocok dan pantas.
Pada bayi sehat yang diberi susu botol, akan menginginkan 6-9 kali minum per 24 jam
pada akhir minggu pertama. Bayi-bayi tersebut akan puas sekitar 4 jam. Bayi yang lebih kecil
atau bayi yang meiliki pengosongan lambung lebih cepat, menginginkan susu formula sekitar
2-3 jam. Kebanyakan bayi yang cukup bulan akan cepat menaikkan pemasukkan susu
formula dari 30 mL sampai 80-90 mL, setiap 3-4 jam pada usia 4-5 hari. Beberapa bayi tidak
akan bangun tengah malam untuk minum susu setelah usia 3-6 minggu. Setelah usia 4 dan 8
bulan, banyak bayi tidak ingin makan pada sore hari dan akan puas dengan 3 kali makan/hari
pada usia 9-12 bulan. Tangisan bayi merupakan hal yang penting karena lapar. Akantetapi,
orangtua tidak perlu memberi makan setiap kali menangis. Beberapa bayi memiliki sifat
tenang, ada yang hiperaktif, dan ada yang mudah terangsang. Ketika bayi sakit, mereka tidak
ingin makan. Bayi yang bangun dan menangis terus menerus pada interval pendek
disebabkan karena tidak cukup mendapat susu pada setiap kali pemberian susu. Selain itu
juga disebabkan karena terlalul banyak pakaian basah, kotor, atau popok yang tidak enak
dipakai, tertelan udara (gas), lingkungan yang terlalu panas atau dingin, dan sakit. Beberapa
bayi menangis untuk mencari perhatian yang lebih. Adapula bayi yang bersifat acuh ketika
perawatannya tidak terlalu cukup. Bayi yang hanya digendong baru bisa berhenti menangis
biasanya tidak memerlukan makanan di tangannya. Pemberian makanan pada saat
menggendong setika menangis harus dihentikan. 10
Jenis-jenis makanan yang dapat diberikan yaitu:
a. ASI
ASI direkomendasikan sebagai makanan eksklusif pada semua bayi aterm
(cukup bulan) selama 6 bulan pertama kehidupan. Setelah itu, dianjurkan untuk
beralih ke makanan padat. ASI juga direkomendasikan untuk bayi preterm (kurang
bulan). Semua ibu harus didorong dan didukung untuk menyusui, Konseling harus
sudah dimulai pada awal kehamilan dan ibu harus dibantu oleh perawat maupun
spesialis laktasi. Pilihan pemberian ASI secara langsung atau melalui botol
merupakan pilihan pribadi.
Manfaat pemberian ASI untuk bayi yaitu:9
Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak
Memiliki komposisinutrisi yang idesl
Mengandung faktor imun (IgA sekretorik)
25
Mengurangi gastroenteritis
Intoleransi makanan lebih sedikit
Mengurangi insiden enterkolitis nekrotikans pada bayi preterm
Meningkatkan produksi keron sebagai substrat energi alternatif pengganti
glukosa pada hari-hari pertama kehidupan
Dapt menurunkan insiden dan keparahan eksim dan asma
Kejadian obesitas dan diabetes melitus tergantung imsulin dan penyakit
inflamasi usus yaitu penyakit Chron dan kolitis ulseratif relatif kecil.
IQ meningkat 6-8 poin
Manfaat pemberian ASI untuk ibu yaitu:9
Memperkuat ikatan ibu dan bayi
Penurunan berat badan postpartum lebih cepat
Menurunkan risiko osteoporosis
Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium
Memperpanjang jarak antarkehamilan yang sangat penting di nnegara
berkembang.
Komplikasi pemberian ASI pada bayi yaitu:9
Dehidrasi dapat terjadi jika jumlah susu tidak cukup atau teknik menyusui yang
salah dan udara panas
Ikterus yang terkait dengan ASI umum dijumpai.
Vitamin K yang mempunyai kadar rendah dalam ASI dapat menjadi
predisposisi penyakit perdarahan pada bayi baru lahir
Komplikasi pemberian ASI pada ibu yaitu:9
Perasaan yang marah ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI
Pembengkakkan payudara, puting pecah-pecah
Mastitis
Kontradiksi pemberian ASI yaitu:9
Infeksi HIV maternal
Infeksi Tuberculosis maternal
Kelainan metabolisme bawaan seperti galaktosemia
b. Susu formula
26
Formula merupakan susu yang dihumanisasi yaitu dimanipulasi sehingga
menyerupai ASI. Namun demikian, masih terdapat perbedaan dalam komposisi yang
dapat dilihat pada tabel 2.4.1. Susu formula tidak mengandung sifat anti-infeksi.
Formula kedelai kadang digunakan untuk mencegah gangguan alergi seperti eksim
dan asma. Sekitar 10-30% bayi dengan intoleransi protein susu sapi menjadi sensitif
terhadap kedelai.
Tabel 2.4.1. Komposisi Zat Gizi dalam ASI dan Air Susu Berbagai Jenis Hewan
(g/100g)*
ASI Sapi Kerbau Kambing
Protein 1,4 3,2 6,3 4,3
Lemak 3,7 3,5 12,3 2.3
Karbohidrat 7,2 4,3 7,1 6,6
Vitamin A 60 SI 130 SI 80 SI 125 SI
Thiamin
0,03
mg
0,03
mg
0,04
mg 0,06 mg
Ca 30 mg 143 mg 216 mg 98 mg
Fe 1,7 mg 0,2 mg 2,7 mg
Kalori 68 61 160 64
* Disusun dari daftar analisa makanan, Departemen Kesehatan R.I tahun 1964
(Disusun sesuai kepustakaan no. 7)
Apabila terjadi masalah dalam pemberian makanan maka pertumbuhan dan
perkembangan anak akan terganggu. Sistim kekebalan imun yang harusnya
diperoleh dari ASI akan menjadi kurang sehingga si anak akan sering terkena sakit.
Hubungan anatara ibu dan anak tidak kuat. Intoleransi terhadap berbagai makanan
terutama laktosa akan semakin besar mengingat banyak bahan-bahan nutrisi yang
sangat dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan si anak. 11
Riwayat Imunisasi
Imunisasi biasanya dimulai pada masa anak dengan memberikan toksoid difteri dan
tetanus, kuman B. Pertusis yang dimatikan dan polio (sabin) tipe 1,2,3 oral. Adanya 10 sel
limfosit dalam tubuh diduga tidak akan berkompetisi dan akan memberikan respon imun
yang baik terhadap semua antigen. Meskipun ada dugaan bahwa virus hidup akan mencegah
27
respons imun terhadap vaksin virus hidup yang diberikan beberapa hari kemudian, tetapi
dalam praktek hal ini tidaklah begitu berarti. Jadi pemberian vaksin campak, campak dan
rubela secara berurutan akan memberian respons protektif terhadap virus tersebut.
Anak usia di bawah dua tahun menunjukkan ketidakmampuan imun untuk
memberikan antibody terhadap pemberian parenteral polisakarida kapsul bakteri seperti H.
Influenza tipe B, berbagai N. Meningitis dan S. Pneumoni. Hal ini disebabkan oleh karena
bayi tidak memberikan respons terhadap antigen T independen, meskipun mampu
membentuk IgM cukup dini. Dengan jalan menyatukan antigen tersebut dengan antigen yang
T dependen seperti toksoid difteri atau tetanus, diharapkan akan dapat meningkatkan respon
terhadap polisakarida. 6
Jadwal Imunisasi menurut IDAI 2011
28
http://bentengkesehatanumat.wordpress.com
Pediatri Social
a. Pekerjaan atau pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer dan
sekunder. Apabila pendapatan orangtua tidak memadai maka akan terjadi masalah
seperti tumbuh kembang yang terhambat dan tidak optimal
29
b. Pendidikan ayah atau ibu
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
bagaiman menjaga kesehatan anak, pendidikan, dan sebagainya. 6
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat tergantung pada pola pemberian
makanan, imunisasi yang cukup dan faktor pendidikan dan pekerjaan orang tua. Imunisasi
yang lengkap membuat anak melindungi anak dari penyakit berbahaya. Terdapat imunisasi
dasar yang harus dilakukan oleh bayi setelah melahirkan yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio,
dan Campak.
Faktor pendidikan dan pekerjaan orangtua juga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pendidikan orang tua yang kurang membuat mereka kurang untuk
menerima informasi yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pekerjaan orang tua menyangkut dalam pemberian nutrisi bagi anak. Jika pendapatan orang
tua kecil maka pemberiaan nutrisi akan sangat kurang.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah Development Denver Screening Test (DDST). DDST dilakukan
untuk pemeriksaan perkembangan anak baik dari personal sociality, fine motor adaptive,
language, dan grass motor. Pemeriksaan untuk mengetahui pertumbuhan anak adalah
pemeriksaan antropometri. Pemeriksaan ini mengukur berat badan, tinggi badan (usia lebih
dari 2 tahun) atau panjang badan (kurang dari 2 tahun), lingkar kepala, dan lingkar lengan.
Berdasarkan analisis hasil belajar mandiri, hipotesisnya adalah asupan gizi kurang, dan
imunisasi tidak lengkap aakn mempengaruhi tumbuh kembang anak.
30
Daftar Pustaka
1. Behman R E, Kliegman R M, Arvin A M. Ilmu kesehatan anak nelson vol.3. Edisi ke-
15. Jakarta: EGC; 2000.p. 970-3, 2224.
2. Alimul H A A. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika; 2008.p. 59.
3. Bastiansyah E. Panduan lengkap membaca hasil tes kesehatan. Jakarta: Penebar Plus;
2008.p. 42-9.
4. Stephen SA. Ilmu kesehatan anak Nelson. Dalam: Samik W, penyunting.
Pertumbuhan dan perkembangan. Edisi ke-15. Jakarta: EGC; 2000.p.45-85.
5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Edisi ke-1. Jakarta: EGC; 1995.p.10,71-2.
6. Sukman TP. Pedoman imunisasi di Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia; 2008.p.98-105.
7. Karen GB, Iris R. Imunologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta: FKUI; 2009.p.582-3.
8. Stephen G, Kathleen B. At a Glance mikrobiologi medis dan infeksi. Dalam: Rina A,
Amalia S, penyunting. Vaksinasi. Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga; 2008.p.29.
9. Tom L, Avroy F. At a Glance neonatologi. Dalam: Amalia S, penyunting.
Neonatologi: Kedokteran perianatal, bayi baru lahir yang normal, dan bayi preterm.
Jakarta: Erlangga; 2009.p.33,52-3,68.
10. Achmad DS. Ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid II. Edisi ke-5. Jakarta: Dian
Rakyat; 2006.p.133.
11. Scoot N. Obstetri-ginekologi: referensi singkat. Dalam: Dewi A, Prifitasari, Joko S,
penynting. Neonatus. Jakarta: EGC; 2005.p.54.
31