pbl blok 13

20
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan serta Perkembangan Anak Agung Permanajati 102011013 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA [email protected] Pendahuluan Perkembangan dan pertumbuhan dari seorang anak merupakan bagian hidup yang terpenting bagi dirinya, maka sebisa mungkin perkembangan dan pertumbuhan anak harus dibuat untuk optimal. Selain itu tumbuh dan kembang yang baik dan optimal akan membuat perilaku anak berkembang ke arah yang positif. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti faktor asupan nutrisi, faktor lingkungan dan sebagainya. Berikut akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan tumbuh dan kembang anak. Kebutuhan gizi pada tubuh Zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein. Oksidasi zat – zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan. Ketiga zat ini tersedia paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemeberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar. 1 Protein, mineral, ari dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh dan sebagai zat pembangun untuk

Upload: girt-lamberth-robert-uniplaita

Post on 27-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL blok 13

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

serta Perkembangan Anak

Agung Permanajati

102011013

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

[email protected]

Pendahuluan

Perkembangan dan pertumbuhan dari seorang anak merupakan bagian hidup yang terpenting

bagi dirinya, maka sebisa mungkin perkembangan dan pertumbuhan anak harus dibuat untuk

optimal. Selain itu tumbuh dan kembang yang baik dan optimal akan membuat perilaku anak

berkembang ke arah yang positif. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak seperti faktor asupan nutrisi, faktor lingkungan dan sebagainya. Berikut akan

dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan tumbuh dan kembang anak.

Kebutuhan gizi pada tubuh

Zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak dan protein.

Oksidasi zat – zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan

kegiatan. Ketiga zat ini tersedia paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat

pemeberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar.1

Protein, mineral, ari dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh dan sebagai

zat pembangun untuk membentuk sel – sel baru, memelihara dan mengganti sel – sel yang

rusak. Protein juga mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam

upaya pemeliharaan netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme

yang bersifat infektif. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidas,

fungsi normal saraf dan otot, sementara air diperlukan dapalm melarutkan bahan – bahan di

dalam tubuh seperti di dalam darah, cairan pencernaan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran

darah dan pembuangan sisa – sisa / eksresi.1

Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat – zat

gizi yang digunakan secara efisen sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,

perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Status gizi kurang terjadi

Page 2: PBL blok 13

bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat – zat gizi esensial. Status gizi lebih

terjadi apabila tubuh memperoleh zat – zat gizi secara berlebihan sehingga menimbulkan efek

yang membahayakan. Baik status gizi kurang atau lebih, keduanya merupakan gangguan gizi.

Gangguan gizi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor primer dan sekunder.1

Akibat dari kekurangan gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat – zat giziapa

yang kurang. Kekurangan zat gizi secara umum menyebabkan gangguan pada proses – proses

pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, dan perilaku.1

Anak – anak bisa tidak tumbuh menurut potensialnya karena protein yang mempunyai

fungsi utama sebagai zat pembangun digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot – otot

menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Anak – anak dari sosial ekonomi menengah ke

atas rata – rata lebih tinggi daripada yang berasal dari sosial ekonomi kebawah.1

Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seseorang kekurangan tenaga

untuk bergerak, bekerja dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas, merasa lemah dan

produktivitas kerja menurun. Daya tahan terhadap sters atau tekanan juga menurun. Sistem

imunitas dan antibodi berkurang sehingga orang mudah terinfeksi seperti pilek, batuk, dan

diare. Pada anak – anak ini dapat menyebabkan kematian.1

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,

dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun.

Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen. Baik orang

dewasa maupun anak – anak yang kurang gizi, menunjukan perilaku tidak tenang. Mereka

mudah tersinggung, cengen dan apatis.1

Pola menu 4 sehat 5 sempurna & PUGS ( pedoman umum gizi seimbang )

Pola menu 4 sehat 5 sempuran adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan

baik mengandung semua zat gizi yang dibutuh kan oleh tubuh. Pola menu ini diperkenalkan

oleh Bapak ilmu gizi Prof. DR. Dr. Poorwo Soedarmo kepada masyarakat.1

Pada umumnya menu 4 sehat 5 sempuran di Indonesia terdiri atas makanan seperti

makanan pokok untuk memberi rasa kenyang ( nasi, bihun, mie, talas, singkong, sagu, dan

lain – lain ), lauk untuk memberi rasa nikmat, sehingga makanan pokok yang pada umumnya

mempunyai rasa netral, lebih terasa enak, sayur unutk memberi rasa segar dan melancarkan

Page 3: PBL blok 13

proses menelan makanan karena biasa dihidangkan dalam bentuk berkuah dan yang terakhir

adalah buah seperti pepaya, nanas, pisang, jeruk, dan sebagainya.1

Karena susu mengandung protein bernilai biologi tinggi dan zat –zat gizienssensial

lain dalam bentuk mudah dicernakan dan diserap, maka susu terutama dianjurkan sebagai

unsur kelima bagi golongan manusia yang membutuhkan relatif lebih banyak protein, yaitu

balita, ibu hami, dan ibu menyusui.1

Selain pola 4 sehat sempurana, Direktorat Gizi Depkes juga mengeluarkan pedoman

umum gizi seimbang ( PUGS ). PUGS ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari 4 sehat 5

sempurna yang memuat pesan – pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik gizi kurang

maupun gizi lebih. Dalam PUGS susunan makanan yang dianjurkan adalah yang menjamin

kesimbangan zat – zat gizi. Hal ini dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan

tiap hari. 1

Asupan gizi pada tumbuh kembang anak

Gizi yang seimbang akan menjamin tubuh anak memperoleh semua asupan yang

dibutuhkan untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Asupan gizi yang kurang

dapat menyebabkan anak mengalami growth faltering ( gagal tumbuh ). Berat badan kurang

dibandingkan dengan berat badan standar merupakan indikator pertama yang dapat dilihat

ketika seorang anak mengalami kurang gizi. Dalam jangka panjang kurangnya asupan gizi

akan menghambat pertumbuhan tinggi badan dan akhirnya berdampak buruk bagi

perkembangan intelektual – mental seorang anak.2

Pada dasarnya , sampai usia 6 bulan, bayi masih memiliki pertumbuhan badan sesuai

kurva standar. Pada masa ini bayi masih dapat tumbuh dan berkembang hanya dengan

mengandalkan asupan gizi dari ASI yang diberikan sang ibu. Namun, setelah melewati 6

bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI. ASI sendiri harus masih diberikan

sampai anak berusia 2 tahun.2

Pemberian ASI sejak bayi lahir akan menjamin seorang bayi berkembang menjadi

anak yang cerdas. Pasalnya, kandungan asam lemak omega – 3 ( DHA ) dan omega – 6 yang

terkandung dalam ASI sangat berperan dalam penyusunan sel – sel otak.2

Page 4: PBL blok 13

Selain DHA dan ARA yang ada pada lemak, ASI juga mempunyai kandungan gizi

lainnya yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang seperti karbohidrat, protein, vitamin,

dan mineral. Karbohidrat yang terkandung dalam ASI berbentuk laktosa, terutama pada

senyawa gula yang disebut galaktosa yang lebih banyak. Zat gizi ini penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak. Jenis karbohidrat lain yang terdapat dalam

ASI adalah oligosakharida yang dapat menumbuhkan bakteri Lactobacillus bifidus yang

dapat menghambat pertumbuhan kuman penyakit.3

Pemeriksaan antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan

metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri

ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan ( panjang badan ), lingkar kepala dan

ligkar lengan atas. Dalam pengukuran antropometri ini terdapat dua cara, yaitu pengukuran

berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia. Pengukuran berdasarkan usia

misalkan berat badan berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan usia, dan lain – lain.

Sementara pengukuran tidak berdasarkan usia, misalkan berat badan berdasarkan tinggi

badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dan lain – lain.4,5

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai

ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam

tubuh.4

Pada pengukuran antropometri ini terdapat beberapa keuntungan, seperti prosedurnya

sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar, relatif tidak

membutuhkan tenaga ahli, alatnya murah mudah dibawa, metode ini tepat dan akurat, dan

lain – lainnya. Selain keuntungan, terdapat juga beberapa kerugian pada pengukuran

antopometri ini, yaitu tidak sensitif, faktor di luar gizi seperti penyakit, genetik, dan

penurunan penggunaan energi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran

antropometri, latihan petugas yang kurang juga dapat menyebabkan kesalahan pada

pengkuruan antropometri.4

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan

semua jaringan yang ada pada tubuh, misalkan tulang, otot, lemak, dan cairan tubuh sehingga

dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak.4,5

Page 5: PBL blok 13

Pengukuran tinggi badan ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pada pengukuran tinggi badan ini kita dapat menggunakan alat bernama

microtoise. Terdapat beberapa syarat untuk posisi anak yang akan diukur, seperti sewaktu

diukur, anak tidak boleh menggunakan alas kaki dan penutup kepala. Anak berdiri

membelakangi dinding dengan meteran di tengah bagian kepala. Lalu posisi anak tegak

bebas, tidak bersikap tegap seperti tentara, tangan dibiarkan tergantung bebas menempel ke

badan, tumit rapat tetapi ibu jari tidak rapat, kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit

menempel ke dinding dan anak menghadap dengan pandangan lurus ke depan.4,5

Pengukuran lingkar kepala digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai

pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini dapat dideteksi secara dini apabila terdapat

pertumbuhan otak mengecil yang abnormal ( mirosefali ) yang dapat menyebabkan retardasi

mental, atau pertumbuhan otak yang membesar abnormal ( volume kepala meningkat ) yang

dapat menyebabkan oleh penyumbatan aliran cairan serebrospinalis.4

Pengukuran lingkar lengan atas, digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot,

namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila

dibandingkan dengan berat badan. Alat yang digunakan untuk pengukuran ini adalah suatu

pita pengukur yang terbuat dari fibrglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik. Yang

diukur dalam pengukuran ini ialah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini

dihitung antara jarak dari siku sampai batas lengan dan kemudian dibagi dua. Lengan dalam

keaaan bergantung bebas, tidak tertutup kain / pakaian. Pita dilingkarkan pada pertengahan

lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar. 4, 5

Proses tumbuh kembang anak

Proses tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor – faktor

tersebut secara umum dapat dikelompokan atas faktor genetik dan faktor non – genetik

( lingkungan ) yang dapat berupa lingkungan dalam kandungan maupun di luar kandungan.6

Kelainan genetik jelas akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kelainan pertumbuhan anak mungkin lebih mudah dikenali misalnya anak yang tinggi

badannya jauh lebih rendah dari anak sebayanya. Keadaan ini akan menimbulkan tanda tanya

pada orang tuanya. Demikian pula apabila mempunyai kelainan – kelainan bawaan

( congenital ), sering dihubungkan dengan faktor keturunan. Padahal keadaan ini belum tentu

Page 6: PBL blok 13

karna faktor genetik, bisa saja kelainan tersebut didapat dari faktor lingkungan murni seperti

infeksi atau kekurangan gizi. 6

Faktor lingkungan

Lingkungan fisiko – bio – psikososial merupakan sumber untuk memenuhi kebutuhan

dasar tumbuh kembang anak, yaitu kebutuhan gizi dan kesehatan, perumahan, air bersih,

pakaian, higiene dan sanitasi lingkungan, kebutuhan emosi, termasuk kasih sayang, rasa

aman, rasa dihargai, rasa dilindungi, rasa diperhatikan, rasa dibimbing, kebutuhan stimulasi,

termasuk pengasuhan dirumah, pendidikan formal di sekolah dan pendidikan non formal

diluar rumah, diluar sekolah / di masyarakat.6

Lingkungan fisiko – bio – psikososial dapat dikelompokan ke dalam empat macam

lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pembinaan

tumbuh kembang, lingkungan stimulasi.6

Lingkungan keluarga merupakan sumber yang plaing dekat untuk memenuhi

kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Faktor determinan yang penting dalam keluarga

adalah persiapan kehidupan keluarga, kerukunan yang harmonis, pendidikan orang tua,

penghasilan orang tua, higiene dan sanitasi lingkungan dan waktu yang cukup untuk

bimbingan anak.6

Faktor determinan atau aspek yang penting dalam lingkungan masyarakat meliputi

geografi, iklim, alam. Aspek lain yang penting juga adalah fauna, flora, sarana dan program

pendidikan, agama, sosial budaya, kesehatan, pangan, sandang, perumahan, dan lain – lain.6

Lingkungan pembinaan tumbuh kembangdan kesehatan anak yang mencakup

program – program kelangsungan hidup anak, program perlindungan / potensi anak, program

perkembangan anak dengan sarana, prasarana, dan sumber daya manusianya, pendanaan

dengan mutu / kualitas yang memadai dan mencakup seluruh populasi anak. Adapaun faktor

determinan atau aspek yang penting adalah program kelangsungan hidup anak, perlindungan /

potensi anak, dan program perkembangan anak.6

Lingkungan stimulasi berperan dalam pembinaan dan kecerdasan tingkah laku anak.

Likungan stimulasi ini mencakup pengasuhan di rumah, pendidikan di sekolah / pendidikan

formal lainnyadan pendidikan di luar rumah & di luar sekolah atau pendidikan di

Page 7: PBL blok 13

masyarakat / pendidikan informal. Faktor maupun determinan yang penting dalam

melaksanakan stimulasi dini pada anak meliputi stimulasi / pendidikan yang diberikan d

rumah, sekolah, masyarakat untuk perkembangan inteligensi dan perilaku sosial, moral, etika,

tanggung jawab, pengetahuan, ketrampilan, kepribadian, dan tingkah laku anak.6

Child abuse and neglect

Seorang anak tidak mempunyai dosa, sangat peka terhadap lingkungannya dan masih

sangat tergantung dari orang lain. Demikian pula bahwa anak memiliki ciri selalu ingin tahu

tentang yang terjadi disekitarnya dan tampak selalu bergerak aktif dengan leluasa penuh

harapan di masa depan. Anak memerlukan masa hidup yang penuh ceria dalam suasana

tentram dan aman untuk dapat bermain dan belajar menuju kedewasaan.6

Namun sesungguhnya, setiap saat seorang anak terancam bahaya yang dapat

menganggu tumbuh kembangnya. Seringkali anak bahkan menjadi korban kekerasan seperti

halnya apabila terjadi perang, dalam situasi bentrok antar kelompok karena dikriminasi ras,

karna agresi bangsa lain atau diduduki orang asing yang mengeksploitir mereka untuk bekerja

dan bahkan seringkali anak terpaksa dipisah dari orang tuanya atau pengasuhnya.6

Timbulah istilah β€œ child abuse and neglect β€œ atau perlakuan salah / kekerasan dan

menelantarkan anak. Keduanya merupakan satu kesatuan karena kekerasan dan

menelantarkan anak seringkali berjalan bersama. Semua anak harus diberi kesempatan untuk

menemukan jati dirinya dan memiliki harga diri di dalam lingkungan yang aman dan

kondusif dalam sebuah keluarga atau asuhan seseorang menuju dewasa yang sehat dan

sejahtera. Upaya menaruh perhatian yang lebih besar lagi perlu diberikan kepada anak – anak

kesulitan termasuk anak yatim piatu, anak jalanan, pekerja anak di tempat berbahaya, anak

yang terpisah dari orang tua / pengasuhnya, anak yang menderita cacat dan anak yang

terlantar karena suatu bencana alam atau bencana yang dibuat oleh manusia.6

Keterlambatan perkembangan

Salah satu alasan anak harus mengikuti penilaian perkembangan adalah untuk

mendeteksi keterlambatan sedini mungkin. Alasan lain adalah untuk meyakinkan orang tua

yang memiliki rasa khwatir yang berlebih pada perkembangan anaknya. Gangguan

kemampuan belajar, cenderung muncul sebagai perkembangan terlambat kecuali jika ada ciri

– ciri khusus ( snd. Down, mikrosefali ) yang memungkinkan prediksi awal adanya

keterbelakangan.7

Page 8: PBL blok 13

Dalam menghadapi anak yang dilaporkan terlambat senyum, duduk, jalan atau bicara,

anamnesis pediatrika yang lengkap adalah dasar yang penting. Hal seperti berikut butuh

perhatian khusus seperti apakah bayi sangat prematur, apakah ia terbelakang dalam semua

aspek. Penyakit otak progresif ( degeneratif ) jarang terjadi. Penting untuk dipertimbangkan

jika suatu kemampuan yang telah dicapai dan kemudian hilang.7

Perkembangan kognitif

Otak merupakan pusat kontrol dan kendali atas semua sistem yang ada di dalam

tubuh. Otak juga merupakan pusat kecerdasan dan kemampuan berpikir. Dalam periode

perkembangan otak ada istilah yang dikenal sebagai fase cepat tumbuh otak, yaitu fase pada

saat otak berkembang sangat cepat. Pada fase ini otak harus mendapatkan prioritas utama

dalam hal pemenuhan zat gizi sebgai bahan – bahan pembentukannya.7

Salah satu senyawa gizi yang berperan dalam tumbuh kembang otak adalah asam

lemak omega – 3 atau yang dikenal dengan sebutan asam linolenat, EPA atau DHA.

Komponen – komponen tersebut kini banyak ditambahkan secara sengaja dalam produk-

produk susu formula dan makanan bayi. Hal ini tentunya bertujuan meningkatkan kualitas

asupan gizi yang bermanfaat bagi anak.7

Asam lemak omega – 3 ini merupakan asam lemak essensial, artinya tubuh idak dapat

membuat sendiri, padahal sangat penting bagi tubuh. Karena itu, tubuh memerlukan asupan

asam lemak omega – 3 dari makanan. Sumber makanan yang kaya akan omega – 3 antara

lain minyak ikan, sedangkan sumber asam lemak omega – 6 adalah dari biji – bijian. Manfaat

omega – 3 bagi kesehatan tubuh adalah sebagai bahan penyusun lemak struktural yang

membangun 60% bagian otak manusia. Asam lemak ini merupakan zat gizi penting bagi

anak, terutama untuk perkembangan fungsi saraf dan penglihatan.7

Perkembangan sosial

Seperti juga perkembangan fisik dan psikis lainnya, maka moral memilik tahapan

perkembangan sendirinya. Menurut Erikson, menyatakan bahwa dasar – dasar perilaku

terbagi dalam tiga tahapan usia, yang pertama adlaah usia 0 – 2 tahun. Pada tahap ini seorang

anak sepenuhnya bergantung kepada ibu. Ketika ibu memnuhi kebutuhan anak fisik maupun

mental, tumbuhlah kepercayaan anak pada si ibu. Kepercayaan ini tidak hanya berkembang

Page 9: PBL blok 13

pada ibunya, tetapi meluas pada lingkungannya. Jadi jika kepercayaan antara anak dan ibu

tidak terjadi pada masa ini, maka akan mempengaruhi tahapan berikutnya, yaitu kepercayaan

anak pada lingkungan.8

Pada tahap usia 2 – 4 tahun, anak sudah meyakini adanya hubungan erat dengan ibu

atau figur pengganti ibu. Mulailah anak ingin mengembangkan diri sendiri. Mulai belajar

mandiri dalam batasan tertentu. Namun mungkin timbul konflik antara ingin menjadi dirinya

sendiri atau ketergantungan terhadap orang tua.8

Usia 4 – 6 tahun, anak sudah mempunyai kepercayaan diri dan sdara dengan

eksistensi dirinya. Anak akan mulai berinisiatif untuk mengatasi konflik. Hal ini didukung

dengan kemampuan fisis anak yang sudah berkembang lebih baik. 8

Usia 6 – 8 tahun, pada tahap ini anak mulai belajar banyak hal di sekolah. Dari hasil

pembelajarannya ini, naka mulai menyadari kesamaan atau perbedaan dirinya dengan teman

– temannya, apakah hasil belajarnya sama dengan teman – temannya atau tidak. Selain itu

anak belajarbanyak akan hal lain, termasuk tentang moral. Berbagai nilaidan norma menjadi

acuan tindakan dan perilaku moral anak.8

Pendidikan moral penting karena dengan pendidikan moral, anak mampu

mempertahankan diri dalam menghindari hal – hal yang negatif yang mungkin terjadi dalam

perjalanan hidupnya. Selain itu guna terpenting pendidikan moral bagi anak adalah untuk

menumbuhkan nilai – nilai moral yang baik pada anak, agar ia secara mandiri mampu

memilih mana yang positif dan mana yang negatif.8

Perkembangan sosio emosional

Perkembangan sosial pada masa anak – anak tumbuh dari hubungan mereka yang erat

dengan orang tua atau pengasuh lain, termasuk anggota keluarga. Interaksi sosial diperluas

dari rumah ke tetangga, dan dari taman kanak – kanak ke sekolah dasar.9

Orang tua selalu mempunyai pengaruh yang paling kuat pada anak – anak. Setiap

orang tua mempunyai gaya tersendiri dalam hubungannya dengan anak – anaknya, dan ini

mempengaruhi perkembangan sosial anak – anak. Diane Baumrind ( 1983 ) meneliti gaya

atau cara orang tua dalam mendidik anak – anaknya. Dia mengidentifikasi tiga gaya orang tua

dalam mendidik anaknya, yaitu orang tua otoriter ( authoritarian parents ), permissive, dan

authoritative.9

Page 10: PBL blok 13

Orang tua yang otoriter ( authoritarian parents ) melarang anak dengan

mengorbankan otonomi anak. Orang tua seperti ini tidak mendorong sikap memberi dan

menerima ( give & take ). Mereka menganggap bahwa seharusnya anak – anak menerima

otoriter orang tua tanpa pertanyaan.9

Sebaliknya, orang tua yang permissive adalah orang tua yang memberikan kebebasan

sebanyak mungkin kepada anak mereka dan menempatkan harapan – harapan kepada anak

mereka. Sedangkan orang tua yang authoritative mencoba menghargai kemampuan anak

secara langsung pada waktu anak bertingkah laku. Tetapi pada waktu yang sama menunjukan

standar tingkah laku mereka sendiri, agar standar ini dapat bertemu dengan standar anak.

Orang tua yang authoritative bersikap hangat dan juga menuntut.9

Baurmind menyimpulkan bahwa orang tua yang paling efektif lebih sering memilih

gaya authoritative. Orang tua yang dapat dipercaya cenderung mempunyai anak yang

mandiri, bersahabat, bekerja sama dengan orang tua, tegas, harga diri tinggi, berorientasi

pada prestasi. Sebaliknya, orang tua yang otoriter maupun permissive cenderung mempunyai

anak yang kurang dalam sifat – sifat di atas. Penemuan baumrind ini menekankan pentingnya

peranan orang tua dalam mengontrol dan memberikan pujian terhadap tingkah laku anak

yang baik, memberikan tanggung jawab yang diperlukan, dan mengharapkan anak – anak

bertindak dengan cara yang matang.9

Pada masa awal anak – anak, teman sebaya mempunyai pengaruh yang kuat dalam

perkembangan anak. Yang paling penting dalam berhubungan dengan teman sebaya, anak –

anak dapat menilai diri mereka sendiri, menyampaikan pendapat mereka, dan berdiskusi

tentang pandangan mereka yang berbeda.9

Konflik yang terjadi diantara teman sebaya akan membuat mereka melihat bahwa

teman lain juga mempunyai pandangan, pikiran dan perasaan yang berbeda. Konflik juga

dapat meningkatkan daya sensitif anak terhadap akibat tingkah laku mereka terhadap teman

lain. Interaksi yang sukses dengan teman sebaya memerlukan komunikasi dan ketrampilan

yang khusus seperti memelihara hubungan, dan menyelesaikan konflik. Untuk itu guru dapat

membantu anak – anak yang mempunyai kesulitan dalam mengatur situasi kelas yang akan

membantu mereka memperbaiki ketrampilan sosialnya. Interaksi teman sebaya dapat

didorong dengan menggunakan kelompok kecil permainan dan materi bahan pelajaran yang

melibatkan banyak anak dan kegiatan, seperti sosiodrama.9

Page 11: PBL blok 13

Perkembangan moral

Seperti kita ketahui, anak – anak berbeda dengan orang dewasa dalam hal

perkembangan kognitif dan pribadi. Mereka juga berbeda dalam pertimbangan moral. Piaget

mempelajari perbedaan ini dengan memperhatikan anak – anak yang sedang bermain salah

satu permainan. Selain Piaget, Lawrence Kohlberg juga memperlajari hal yang sama yaitu

perkembangan moral anak.9

Piaget menghabiskan waktu untuk memperhatikan anak – anak bermain kelereng dan

menanyakan kepada mereka tentang aturang permainan. Dia merasa bahwa dengan mengerti

bagaimana anak – anak mempertimbangkan tentang aturan dia dapat mengerti perkembangan

moral mereka. Hal pertama yang ia dapat adalah bahwa sebelum anak berumu umur 6 tahun

tidak ada aturan yang benar. Anak usia 2 – 6 tahun, mereka mengekspresikan kesadaran

tentang aturan, tetapi tidak mengerti kebutuhan untuk mengikuti aturan.9

Antara umur 6 – 10 tahun, Piaget menemukan bahwa anak – anak mulai mengetahui

adanya aturan – aturan, walaupun mereka sering tidak konsisten dalam mengikuti peraturan

tersebut. Masa ini tidak sampai umur 10 atau 12 tahun dimana Piaget menemukan bahwa

anak – anak secara sadar mengikuti dan menggunakan aturan. Anak – anak mengerti bahwa

peraturan yang ada diperlukan untuk mengurangi perselisihan di antara pemain. Mereka

mengerti bahwa aturan adalah sesuatu yang sederhana dimana setiap orang menyetujui nya,

dan karena itu setiap orang yang setuju untuk mengubahnya maka aturan tersebut dapat

diubah.9

Karena bayi dan anak TK belum mempunyai konsepsi peraturan, maka moral bagi

mereka tidak ada. Tiap bayi yang baru lahir dianggap amoral. Dan tidak setiap anak pun

dapat diharapkan mengembangkan kode moral sendiri. Piaget memperkirakan ada dua tahap

perkembangan moral, yang pertama heteronomous morality dan autonomous morality.9

heteronomous morality berarti tunduk pada peraturan yang berlaku tanpa penalaran

dan penilaian. Selama masa periode ini, anak kecil secara konsisten dihadapkan kepada orang

tua dan dewasa lain yang mengatakan kepada mereka apa yang boleh dilakukan dan apa

yang tidak boleh dilakukan. Bila melanggarnya maka otomatis akan mendapat hukuman.9

autonomous morality atau otonomi moralitas ini timbul sebagai akibat semakin

berkembangnya dunia sosial anak yang makin luas, termasuk dunia anak remaja dan

Page 12: PBL blok 13

kelompoknya. Dengan berinteraksi dan bekerja sama terus menerus dengan orang lain,

pikiran tentang moral mulai berubah.9

Teori perkembangan Kohlberg adalah suatu perbaikan dan perluasan dari teori Piaget

dengan memberi tiga tingkatan perkembangan moral.masin – masing tingkat ada dua tahap.

Pada tingkat pertama yaitu moralitas prakonvensional. Pada tahap pertama tingkat ini, anak

berorientasi pada kepatuhan dan hukuman. Pada tahap kedua tingkat ini, anak menyesuaikan

diri terhadap harapan sosial untuk mendapatkan penghargaan.9

Tingkat kedua disebut moralitas konvensional. Pada tahap pertama tingkat ini, anak

menyesuaikan dengan peraturan untuk mendapat persetujuan orang lain dan mempertahankan

hubungan dengan mereka. Pada tahap kedua tingkat ini, anak menyetujui bila kelompok

sosial menerima peraturan yang sesuai bagi seluruh anggota kelompok. Mereka harus berbuat

sesuai dengan peraturan tersebut supaya terhindar dari kecaman sosial.9

Pada tingkat ketiga oleh Kohlberg diberi nama moralitas pasca konvensional. Tingkat

terakhir ini menunnjukan bahwa dalam stadium operasional formal, moralitas akhirnya

berkembang sebagai pendirian pribadi. Jadi tidak tergantung pada pendapat konvensional

yang ada.9

Kesimpulan

Perkembangan anak yang optimal dipengaruhi oleh faktor biologi, faktor

perkembangan kognitif, perkembangan sosial, serta faktor lingkungan dan moral, begitu pula

sebaliknya.

Daftar pustaka

1. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia pustaka utama; 2009. Hal 8 –

11 & 290, 294 - 6

2. Khomsan A, Ridhayani S. 50 Menu sehat untuk tumbuh kembang anak. Jakarta:

Agromedia pustaka; 2008. Hal 2 – 3

3. Kasdu D. Anak cerdas. Ed 1. Jakarta: Puspa swara; 2004. Hal : 73 – 5

Page 13: PBL blok 13

4. Nyoman D I, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Jakarta: EGC; 2001. Hal 36 – 7,

43, 48 &52.

5. Alimul A. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika;

2008. Hal 26, 31 – 2

6. Narendra M B et al. Buku ajar II tumbuh kembang anak dan remaja. Ed 1. Jakarta:

penertbit ikatan dokter anak Indonesia; 2005. Hal :

7. Meadow R, Newell S. Pediatrika. Ed 7. Jakarta: Erlangga; 2005. Hal : 101

8. Ibung D. Mengembangkan nilai moral pada anak. Jakarta: Gramedia; 2009. Hal 5 – 6

9. Wuryani S E. Psikologi pendidikan. Ed revisi. Jakarta: Grasindo; 2007. Hal : 78 – 83