pbl 9 digestiv

48
Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN ................................................. ............... 2 BAB II PEMBAHASAN 1.STRUKTUR MIKROSKOPIS.................................... ............... 3 2.STRUKTUR MAKROSKOPIS.................................... .............. 11 3.FUNGSI DAN MEKANISME...................................... .............. 14 4.PEMERIKSAAN A.Pemeriksaan fisik ........................................ .............. 18 B.Pemeriksaan penunjang ........................................ .... 19 1

Upload: arianti-anti

Post on 29-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

digestive 1

TRANSCRIPT

Page 1: PBL 9 digestiv

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

1. STRUKTUR MIKROSKOPIS................................................... 3

2. STRUKTUR MAKROSKOPIS.................................................. 11

3. FUNGSI DAN MEKANISME.................................................... 14

4. PEMERIKSAAN

A. Pemeriksaan fisik ...................................................... 18

B. Pemeriksaan penunjang ............................................ 19

- Radiologi ..................................................... 19

- Laboratorium ...................................................... 19

BAB III PENUTUP ......................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

1

Page 2: PBL 9 digestiv

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari

makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan sederhana.

Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih dahulu sebelum diangkut.

Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan dilakukan oleh sistem pencernaan. Sistem

pencernaan meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan

merupakan alat yang dilalui makanan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus halus,

usus besar dan anus. Saluran pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar

menjadi berukuran lebih kecil dan halus. Kerja saluran pencernaan dibantu dengan adanya

enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.

2

Page 3: PBL 9 digestiv

BAB II

Isi

A.Struktur Mikroskopis

Gaster

A. Tunica mucosa

Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan

pylorus agak pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae karena

longgarnya tunica submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu

tonjolan-tonjolan yang membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang

dinamakan areola gastrica. Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung yaitu :

glandula cardiaca, glandula fundica, dan glandula pylorica.

Epitel

Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel

oesophagus. Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel epitel

tersebut dijumpai adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron tampak microvili pada

permukaan dengan lapisan karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir

musigen, bentuk bintang dengan warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel

3

Page 4: PBL 9 digestiv

epitel ini selalu diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar

foveola gastrica. Sel-sel yang terbentuk baru akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-

sel yang dilepaskan.

Lamina propria

Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh

kelenjar-kelenjar yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler. Infiltrasi

limfosit tersebar secara difusi dan kadang-kadang ditemukan lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :

· Glandula cardiac

Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula cardiaca

merupakan kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola gastrica. Pada

kelenjar ini hanya ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan sel mukosa

pada glandula pylorica atau sel mukosa leher dari glandula fundica.

· Glandula fundica/glandula gastrica propria

Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah

lambung. Bentuk masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara pada

dasar foveola. Ujung-ujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-

ujung kelenjar mencapai lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat sekitar

15 juta kelenjar.

Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :

1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)

Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3 bagian

distal dari kelenjar

Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat

Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin

Dengan mikroskop elektron terlihat :

Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur

Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein

Granular reticulum endoplasmic lebih banyak

Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna

basofil

2) Sel parietal

Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar

4

Page 5: PBL 9 digestiv

Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh

sel utama

Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang tampak

sebagai bangunan intraseluler

Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung

Dengan mikroskop elektron terlihat :

Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli

Microvili panjang

Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan desmosom

Mitokondria tampak asidofil

Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3) Sel mukosa leher

Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar

Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih

Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine

Dengan mikroskop elektron terlihat :

Microvili pendek pada permukaan sel

Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi

Kompleks golgi diatas inti sel

Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma

Granular reticulum endoplasma lebih sedikit

4) Sel argentafin (sel enterokromatin)

Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama

Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin

Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

· Glandula pyloric

Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula pylorica berbentuk

tubuler bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong

melintang.

Sifat-sifat lain :

Lumen besar

Terdapat satu macam sel saja

Sel-selnya berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir

tidak jelas, inti terdesak ke basal sel

5

Page 6: PBL 9 digestiv

Tampak kapiler sekretori di antara sel-sel kelenjar

Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel mucosa leher

lamina muskularis mucosa gaster

Terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar.

Kadang-kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells, sel limfoid

C. Tunika muscularis

Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:

a. Stratum oblique

Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi.

b. Stratum circulare

Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus membentuk

muskulus sphincter pylori.

c. Stratum longitudinal

d. Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

D. Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai

lanjutan dari peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus. Pada

perlekatan sepanjang curvatura minor dan major tidak dilapisi oleh mesotil.

Usus Halus

Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kir-a 4-5 juta yang

membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap vili terdapat tonjolan yang

menyerupai jari-jari disebut mikrovili. Vili bersama-sama dengan mikrovili dan vaivula

kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta menghalangi agar isinya

tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.\

6

Page 7: PBL 9 digestiv

Pada dinding usus halus khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang

disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum

nodula ini membentuk tumpukan kelenjar terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.

A. Tunika mucosa

Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari

permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa tingkat :

Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar yang

disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).

Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran usus.

Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang makin membesar dan paling besar

pada akhir duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai pada pertengahan

ileum menghilang.

Vili intestinalis

Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi

seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai jari-

jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula intestinalis

liberkuhn atau crypta lieberkuhn.

Microvili

Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada permukaan

sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang merupakan

tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.

Epitel

Bentuk epitel silindris selapis

Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :

a) Sel absorbtif

Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ

Bentuk inti ovoid pada basal sel

Pada permukaan bebas terdapat microvili

Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein

hingga pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili

Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa

trigliseride untuk proses absorbsi lemak.

b) Sel piala/goblet sel

7

Page 8: PBL 9 digestiv

Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.

Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret

tersebut sebagai plica.

Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis

Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum

Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth

Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn

Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.

Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.

Menghasilkan peptidase, losozim

Lamina propria

Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta

lieberkuhn

Mengandung serabut reticuler dan elastic

Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit

Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.

Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

Lamina muscularis

Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :

Stratum circulare di sebelah dalam

Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa

Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di dalamnya

terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf sebagai plexus

nervosus, submucosa meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:

a. Plica circularis

Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa

untuk memperluas permukaan usus.

Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang

intestinum.

8

Page 9: PBL 9 digestiv

b. Glandula duodenalis bruneri

Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.

Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta

lieberkuhn.

Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis

Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :

Stratum circulare di sebelah dalam

Stratum longitudinal di sebelah luar

Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach.

D.Tunika serosa

Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum visceral

Intestinum Crasum

Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat

intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga permukaan

dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan rapat. Epitel yang

melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.

Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:

i. Colon, yang meliputi :

caecum dan appendix vermiformis

colon ascendes

colon tranversum

colon descendens

colon sigmoideum

ii. Rectum, yang meliputi :

pars empularis recti

pars analis recti

anus

9

Page 10: PBL 9 digestiv

1. Colon

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari luar

colon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra. Disamping itu

tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti sumbu panjang colon yang

disebut taenia coli.

Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon

transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah conon

ascendens dan colon descendens.

Appendix vermicularis

Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada caecum.

Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica mucosa kedalam

dinding menyebabkan bentuk lumen yang tidak teratur. Pada orang dewasa lumen agak

membulat. Kadang-kadang lumennya berisi sisa-sisa sel sampai tersumbat. Appendix ini

berakhir buntu.

Dindingnya berstruktur sebagai berikut :

A. Tunica mucosa

Tidak mempunyai villi intestinalis

1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel argentafin dan

kadang-kadang sel paneth.

2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula

nodulus Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya terdapat

crypta lieberkuhn

3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan kadang-

kadang terputus-putus

B. Tunica submucosa

Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di dalam

jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunic muscularis

10

Page 11: PBL 9 digestiv

Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa

Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada

intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula mesoappendix

yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum viscerale.

Valvula Ilecoececalis

Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara ileum

dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos memperkuat struktur tersebut.

Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum circulare tunica muscularis. Tapi bebas lipatan

tersebut membatasi suatu celah tempat muara ileum.

Caecum

Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain.

Colon Ascendens, Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon Sigmoideum

A. Tunica mucosa

Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus. Adanya

lekukan ke dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat bangunan sebagai

lipatan yang diikuti seluruh lapisan dinding, yang disebut plica semilunaris.

1. Epitil

Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis. Diantara

sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari yang terdapat di

usus halus, maka tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar tersebut tersusun teratur dan

sangat rapat. Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri atas sel piala. Kadang-kadang

terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat jarang.

2. Lamina propria

Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus

lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.

3. Lamina muscularis mucosae

Jelas adanya dua lapisan

11

Page 12: PBL 9 digestiv

B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan

C. Tunica muscularis

D. Tunica serosa

Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan

dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat terdapat

bangunan sebagai kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix epiepitionea

2. Rektum

Dibedakan 2 bagian :

Pars ampullaris recti

Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis

merupakan yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang, memendek dan

menghilang pars analis recti.

Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari dua

lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi.

Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.

Pars analis recti

Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan

longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni.

Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk sebagai

katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup anus, epitel

silindris rektum digantikan langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa kornifikasi dari saluran

anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria rektum digantikan oleh jaringan ikat

padat ireguler dalam lamina propria saluran anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina

propria saluran anus.

Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus

haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus dan

pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna adalah hasil

dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna berkembang dari

pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir anus.

Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk m.spincter

ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang bergerak melingkar

membentuk m.spincter ani externus.

12

Page 13: PBL 9 digestiv

Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil silindris selapis menjadi

epitil gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan tersebut melingkar, disebut liner

anorectale.

Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi dan batasnya yang

membentuk lingkaran disebut liniaanucutanea.

Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea.

Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale yang

berbentuk tubuler.

Hepar

Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus, terdiri

atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7—2 mm. pada potongan terlihat bahwa lobulus

berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di tengah,yang disebut

vena sentralis.

Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat.

Pada sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan pengikat

berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang terdiri dari

pembuluh darah, pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf. Bangunan segitiga ini

disebut Trigonum Kiernanni.

Jika mengingat hepar sebagai kelenjar maka apa yang disebut lobulus tadi tidak sesuai

dengan lobulus pada kelenjar yang pada umumnya mempunyai saluran keluar yang terdapat

di tengah-tengah lobulus.

Pembagian lobulus hepar tersebut merupakan pembagian cara klasik yang mendasarkan

atas aliran darah yang mengalir dari tepi lobulus yang kemudian berkumpul di tengah Vena

Sentralis. Jika terjadi gangguan peredaran darah akan terjadi perubahan-perubahan di daerah

perifer lobulus yang meluas ke pusat lobules.

Vesica Vellea

1. Tunica Mucosa

Bagian dinding ini mudah mengalami kerusakan post mortem, maka pembuatan

sediaan vesica fellea sangat sulit. Tunica mucosa melipat-lipat membentuk rugae pada

permukaan. Pada liatan yang besar akan terdapat lipatan-lipatan yang lebih kecil. Lipatan-

lipatan tersebut akan mendatar apabila vesica fellea berisi penuh.

13

Page 14: PBL 9 digestiv

· Epitel

Terdiri atas selapis sel silindris tanpa sel piala. Sel-selnya mempunyai inti oval

dengan bbutir-butir kromatin halus. Inti terdapat di bagian basal sel. Pada permukaan sel

terdapat banyak microvilli.

· Lamina Propria

Sebagai jaringan pengikat di bawah pitel. Tidak diketemukan kelenjar kecuali pada

collum yang berbentuk tubulo alveolar dengan sel-sel yang berbentuk kuboid jernih, dengan

inti gelap terdesak ke basal. Kelenjar ini menghasilkan mucus

2. Tunica Muscularis

Terdiri atas anyaman serabut-serabut otot polos yang berjalan sirkuler, longitudinal

dan menyerong dengan disertai serabut-serabut elastis.

3. Tunica Perimuscularis

Merupakan jaringan pengikat agak padat yang membungkus seluruh vesica fellea dan

melanjutkan diri kedalam jaringn interlobular hepar. Di dalamnya banyak mengandung

serabut-serabut elastis dengan beberapa fibroblast, sel lemak, sel limfoid, pembuluh darah,

pembuluh limfe dan serabut-serabut saraf.

4. Tunica Serosa

Bagian vesica fellea yang tidak menempel pada permukaan hepar dibungkus oleh

peritoneum yang melanjutkan diri membungkus hepar. Peritoneum yang menutupi vesica

fellea merupakan tunica serosa.

Vesicsa fellea pada collumnya melanjutkan diri sebagai ductus cysticus. Pada

permukaan dalamnya terlihat lipatan-lipatan yang disebut valvula spiralis heister yang

disebabkan karena penebalan sebagian dari tunica mucularis luarnya.

14

Page 15: PBL 9 digestiv

B. Struktur Makroskopis

Diagram sistem pencernaan

1. Kelenjar ludah

2. Parotis

3. Submandibularis (bawah rahang)

4. Sublingualis (bawah lidah)

5. Rongga mulut

6. Tekak / Faring

7. Lidah

8. Kerongkongan / Esofagus

9. Pankreas

10. Lambung

11. Saluran pankreas

12. Hati

13. Kantung empedu

14. Usus dua belas jari (duodenum)

15. Saluran empedu

16. Usus tebal / Kolon

17. Kolon datar (tranverse)

18. Kolon naik (ascending)

19. Kolon turun (descending)

20. Usus penyerapan (ileum)

21. Sekum

22. Umbai cacing

23. Poros usus / Rektum

24. Anus

15

Page 16: PBL 9 digestiv

Faring dan Esofagus

Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang mulut, dan laring.

Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vetebra

servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang

memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm yang terletak di belakang trakea dan di

depan tulang punggung kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang

berhubungan langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.

Lambung

Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atlas (disebut

fundus), bagian utama dan bagian bawah yang horizontal disebut antram pilorik. Lambung ini

berhubungan langsung dengan esofagus melalui orilisium atau kardia dan dengan duodenum

melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas.

16

Page 17: PBL 9 digestiv

Usus Halus

Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam

keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang

yang telah meninggal akibat relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus

terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar.

Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang lebih 2,5 cm,

jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m dan ileum panjang kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir

dari usus.

Usus Besar

Usus besar atau disebut juga sebagai kolon adalah sambungan dari usus halus yang

dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus

besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum,

desenden, dan sigmoid, dan berakhir di rektum yang panjangnya kira--kira 10 em dari usus

besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden

membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian bagian kanan disebut fleksura hepatis,

sedangkan terrapat knlor transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri

disebut fleksura lienalis.

Hepar

Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada vertebra rendah

gambaran strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga pada

vertebra tinggi sudah berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam lempeng-lempeng.

Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di

kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.

Berat organ ini pada orang dewasa sekitar 1,5 kg.

Permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni.

Hepar terdiri atas :

lobus dexter

lobus sinister

lobus caudatus

17

Page 18: PBL 9 digestiv

lobus quadrates

Jika hepar segar diiris maka tampak warna merah tua dengan gambaran bulat-bulat

yang tersebar rata dan di sekelilingnya terdapat pembuluh darah besar

Vesica fellea

Vesica fellea merupakan kantung berbentuk labu yang melekat pada bagian bawah

lobulus kanan hati; ujung buntunya atau fundus menonjol di bawah pinggir inferior hati.

Vesica fellea berukuran 10x4 cm. Dengan bagian-bagiannya yaitu: corpus, fundus, dan

collum yang meneruskan sebagai duktus cysticus. Cairan empedu yang dihasilkan oleh hepar

berasal dari ducti biliferi akan berkumpul dalam ductus hepaticus communis yang

melanjutkan menjadi ductus cysticus yang bermuara dalam vesica fellea. Cairan empedu

yang dibutuhkan untnuk pencernaan akan disalurkan melalui ductus choledochus dan

bermuara dalam duodenum.

B.Fungsi Saluran Pencernaan

1. Mulut

Makanan dalam mulut mengalami penghancuran secara mekanik yg disebut mastikasi

(mengunyah) dan sedikit secara kimiawi. Yang didukung oleh organ : Gigi, lidah dan

kelenjar saliva.

2. Faring dan Esofagus

Esofagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju lambung,

bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2 cm. Kudua ujungnya dilindungi

oleh sfingter. Sfingter bagian atas dalam keadaan normal selalu tertutup kecuali bila ada

makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk mencegah gerakan balik ke

organ bagian atas yaitu esofagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan kerja

peristaltik.

3. Lambung

Lambung memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi motoris adalah menampung makanan, memecah makanan menjadi partikel kecil

dan meneampurnya dengan asam lambung.

18

Page 19: PBL 9 digestiv

b. Fungsi sekresi adalah mencerna Protein oleh Pepsin dan HCl dimulai:

Pepsin dan HCl merubah protein menjadi pepton/peptide

Amilase, merubah amilum menjadi maltose

Lipase, merubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Sintesis dan sekresi gastrin

Sekresi faktor intrinsik, untuk absorbsi vit B12 pada ileum

Sekresi mukus, pelindung lambung dan melumasi makanan

c. Fungsi reservoir adalah menyimpan makanan sampai dicerna dan bergerak pada

saluran cerna.

d. Fungsi mencampur adalah memecah makanan menjadi artikel2 kecil dan

mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot.

e. Fungsi pengosongan yang diatur oleh pembukaan sfinkter

4. Usus Halus

Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna aan mengabsorpsi chyme dari

lambung, sebagai tempat pengabsorpsian makanan, zat makanan yang telah halus akan

diabsorpsi di dalam usus halus yaitu pada duodenum dan disini terjadi absorpsi besi, kalsium

dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.

5. Usus Besar

Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang Iebih 90%), elektrolit, vitamin

dan sedikit glukosa. Kapasitas ansorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari, kemudian flora yang

terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan

pembusukan sisa-sisa makanan.

C.Mekanisme Sistem Pencernaan

PENCERNAAN/DIGESTI

Digestive sistem, terdiri dari saluran alementari dan organ organ asesorius

Saluran Alimentari (pencernaan), terdiri dari:

Rongga mulut

Faring

19

Page 20: PBL 9 digestiv

Esofagus

Lambung

Usus halus : Duodenum, jejunum, ileum

Usus besar : Caecum, colon tranversum, colon ascenden, colon descenden, colon

sigmoid, rectum dan anus.

Organ asesorius, terdiri dari:

Gigi

Lidah

Kelenjar saliva : sublingual, submandibular, parotis

Hati

Kandung dan saluran empedu

Pankreas

Berdasarkan fungsinya, saluran pencernaan terdiri dari:

1. Saluran sederhana, ditempat ini bolus tidak mengalami proses pencernaan. Misalnya

esophagus

2. Tempat menyimpan seperti bolus pada lambung, bahan fekal pada kolon

3. Tempat digesti : mulut, lambung dan intestinal (duodenum, jejunum dan illeum)

4. Tempat penyerapan hasil : seluruh intestinal dan setengah proksimal kolon.

Pencernaan yaitu proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur yang siap diserap untuk

dipergunakan.

Empat proses penting dlm sal. pencernaan yg mendukung fungsi optimal saluran

pencernaan:

1. Ingesti, masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan.

bolus = makanan yang masuk dalam mulut

kimus = makanan yang sudah mengalami proses di lambung.

michel = makananan yang telah bercampur dengan getah empedu dan pankreas di

intestin.

20

Page 21: PBL 9 digestiv

2. Sekresi, pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses ingesti. Yaitu oleh

enzim.

3. Digesti, Penghancuran bolus secara mekanik dan kemis menjadi bantuk yg siap

diabsorbsi oleh villi intestine

4. Absorbsi, Penyerapan oleh villi-villi intestinal dan masuk ke dalam sirkulasi

A. Rongga Mulut

Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagain luar

(vestibula), yaitu ruang di antara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian terdiri atas rongga mulut.

Di dalam mulut, makanan mengalami mekanis melalui proses mengunyah dengan cara

menghancurkan makanan sampai merata dengan bantuan enzim amilase yang akan memecah

amilum menjadi maltosa.

Proses mengunyah ini merupakan kegiatan yang terkoordinasi antara lidah, gigi dan otot-

otot mengunyah. Di dalam mulut juga terdapat kelenjar saliva yang menghasillian saliva

untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang khususnya amilase untuk

melicinkan bolus sehingga mudah ditelan

Fungsi saliva

Merubah KH menjadi maltosa oleh enzim amilase (ptialin)

Melicinkan / melumasi bolus sehingga mudah ditelan

Menetralkan/mengencerkan bolus

Faktor yang mempengaruhi sekresi saliva:

a. faktor mekanik : adanya bolus dalam mulut

b. faktor psikhis : mencium/memikirkan makanan

c. faktor kimiawi : bolus yang asam atau asin

LIDAH

Terdapat papil dgn saraf rasa:

Rasa pahit = pangkal lidah

Rasa manis = ujung lidah

Rasa asin = ujung samping kiri dan kanan lidah

Rasa asam = samping kiri dan kanan lidah

Fungsi lidah :

21

Page 22: PBL 9 digestiv

Mengaduk makanan

Mengecap makanan

Membantu waktu menelan

Membentuk suara

Lidah membuat gumpalan makanan menjadi bolus dan mendorongnya ke arah faring.

Sewaktu menelan, lidah mendorong makanan ke belakang mulut dan selanjutnya ke esofagus.

Langit-langit(Laring) menghalangi makanan untuk memasuki rongga nasal Makanan

bergerak melalui esofagus secara peristaltik.

B. Esofagus

Menelan / deglutinasi

Merupakan perbuatan fisiologis kompleks dimana makanan atau cairan

berjalan dari mulut ke lambung. Terdiri dari 3 fase:

Fase oral : bolus didorong ke dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.

Menimbulkan gerak reflek menelan

Fase Faringeal : palatum mole dan uvula secara refleks menutup rongga hidung. Pada

saat yg sama laring terangkat dan menutup faring.

Pernafasan serentak dihambat untuk mencegah aspirasi.

Fase esofageal : mulai waktu M. crichopharingeus relaksasi dan memungkinkan bolus

masuk esofagus. Bolus didorong oleh gerakan peristaltik esofagus ke arah bagian

distal dan merelaksasikan sfingter bagian bawah yang memunginkan bolus masuk ke

lambung.

Kecepatan peristaltik 2 – 4 cm/dtk, bolus sampe ke lambung sektar 5 – 15 detik.

C. Lambung

Perangsangan sekresi getah lambung :

Rangsang saraf jika melihat, mencium, memikirkan dan mencicipi makanan

Rangsang kimia jika terdapat makanan dalam lambung

D. Usus Halus

Fungsi utama usus halus :

Pergerakan, yaitu mencapur dan mendorong kimus. Gerakan segmental usus halus

dalam mendorong kimus, yakni gerak peristaltik

22

Page 23: PBL 9 digestiv

Digesti, penyempurnaan digesti di usus halus didukung oleh enzim usus halus , enzim

pankreas dan empedu

Absorbsi, sebagai tempat absorbsi maksimal zat-zat gizi.

Fungsi digesti

Kimus dari lambung (bersifat asam) di usus halus dinetralisir oleh getah empedu dan

pankreas di duodenum guna mengoptimalkan kerja enzim.

Garam empedu berperan mengemulsi lemak menjadi partikel partikel yg lebuh kecil.

Pankreas memiliki 3 enzim :

Amilase mengubah zat pati menjadi disakarida

Lipase merubah lemak menjadi gliserida, asam lemak dan gliserol

Tripsinogen merubah pepton menjadi polipeptida

Usus halus menghasilkan enzim tersendiri :

Enterokinase, merubah tripsinogen menjadi tripsin

Amnopeptidase, merubah aminopeptida menjadi dipeptida

Dipeptidase, merubah dipeptida menjadi asam amino

Sukrase, merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Maltase, merubah maltosa menjadi 2 glukosa

Laktase, merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Lamanya kimus dalam usus halus 3 – 10 jam dengan frekwensi

peristaltik 4 – 8 x/menit

Fungsi absorbsi

Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak

dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel

tubuh.

A. Zat zat gizi yang diabsorbsi melalui pembuluh darah kapiler masuk ke aliran darah :

- Protein

- HA

23

Page 24: PBL 9 digestiv

- Vit B, C

- Air

- Sebagian mineral

B. Zat gizi yang diabsorbsi melalui pembuluh lakteal masuk ke aliran limfe :

- Lemak

- Vit A, D, E, K

- Sebagian mineral

E. Usus besar / kolon

Fungsi :

Absorbsi air dan mineral sebagian besar dilakukan pada kolon kanan

kolon mengabsobsi sekitar 600 ml /hr. (kapasitas absorbsi 2000 ml/hr)

Sekresi musin bersifat alkali, tidak mengandung enzim, bekerja sebagai pelumas dan

melindungi mukosa.

Sebagai resevoir (kolon sigmoid), menampung feces sampai defekasi berlangsung.

Bakteri kolon mensintesa vit K dan beberapa vit B

Peristaltik pada kolon

Pergerakan mencampur

Feces diaduk dan diputar, bersentuhan dengan permukaan kolon, absorbsi air.

Pergerakan pendorong

Gerakan peristaltik (mass movement), mendorong feces ke arah anus, beberapa

kali/hari paling lama 15 menit selama jam pertama setelah makan pagi

Proses defekasi

F. Hati

Fungsi hati :

Pembentukan dan ekskresi empedu jumlah sekresi cairan empedu sekitar 1 liter per hari.

dengan komposisi sbb:

- air (97 %)

24

Page 25: PBL 9 digestiv

- elektrolit : sodium, potasium, Ca, Cl

- garam empedu

- fospolipid (lesitin)

- kolesterol

- pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi)

Metabolisme KH, lemak dan protein

Metabolisme KH : Glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, menyimpan

glikogen, merubah galaktosa, fruktosa menjadi glukosa.

Metabolisme lemak : Oksidasi asam lemak menjadi energy

Pembentukan lipoprotein

Pembentukan kolesterol dan fospolipid

Pembentukan lemak dari protein dan KH

Metabolisme protein:

Sintesis protein plasma (kecuali gama globulin) : albumin, protrombin,

fibrinogen dan faktor pembekuan yg lain.

Deaminasi asam amino

Pembentukan urea agar bisa dikeluarkan dari dalam tubuh

G. Kantung Empedu

Sekresi getah empedu oleh hati : 500 – 1000 cc/hari

Pengosongan kandung empedu dirangsang oleh masuknya kimus asam ke dalam duodenum

dan adanya lemak

fungsi

- Menyimpan dan memekatkan empedu (10 x lebih pekat)

H. Pankreas

Pankreas dibentuk dari 2 sel dasar yg mempunyai fungsi berbeda:

Sel asini = kelompok sel eksokrin, menghasilkan getah pankreas: Tripsin, kimotripsin,

karboksipetidase, lipase pankreas, amilase pankres.

Pulau langerhans = sel endokrin, menghasilkan sekresi endokrinn: insulin dan glukagon.

Fungsi :

25

Page 26: PBL 9 digestiv

Fungsi eksokrin adalah membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.

Fungsi endokrin adalah mengekskresi hormon insulin dan glucagon

D.Pemeriksaan Sistem pencernaan

a. Pemeriksaan Fisik

Ada 4 teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :

1. Inspeksi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa

melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan

warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi :

ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan

abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus),

terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.

2. Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah

instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur,

turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.

3. Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk

membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan

suara.

Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.

Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.

4. Auskultasi

26

Page 27: PBL 9 digestiv

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan

oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang

didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

b. Pemeriksaan Penunjang

Radiologi

Rontgen

Foto polos perut.

Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan

persiapan khusus dari penderita.

Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:

- suatu penyumbatan

- kelumpuhan saluran pencernaan

- pola udara abnormal di dalam rongga perut

- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).

USG Perut

USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ

dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan

pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat

menunjukkan adanya cairan. Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan

saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan

di lambung, usus halus atau usus besar. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan

nyeri dan tidak memiliki resiko.

Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang

suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ

dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video.

Laboratorium

Pemeriksaan Kerongkongan

Pemeriksaan barium

27

Page 28: PBL 9 digestiv

Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan dipantau

melalui fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang memungkinkan barium diamati

atau difilmkan).

Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi

kerongkongan (misalnya penyumbatan atau ulkus). Gambaran ini seringkali direkam pada

sebuah film atau kaset video.

Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang dilapisi oleh barium,

sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau bagian kerongkongan yang tidak

berkontraksi secara normal.

Cairan barium yang ditelan bersamaan dengan makanan yang dilapisi oleh barium

bisa menunjukkan kelainan seperti:

- selaput kerongkongan (dimana sebagian kerongkongan tersumbat oleh jaringan

fibrosa)

- divertikulum Zenker (kantong kerongkongan)

- erosi dan ulkus kerongkongan

- varises kerongkongan

- tumor.

Manometri

Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat pengukur tekanan

dimasukkan ke dalam kerongkongan.

Dengan alat ini (alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah

kontraksi kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.

Pengukuran pH kerongkongan

Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.

Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau tidak.

Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan)

Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam kerongkongan

melalui sebuah selang nasogastrik. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah

nyeri dada disebabkan karena iritasi kerongkongan oleh asam dan merupakan cara yang baik

untuk menentukan adanya peradangan kerongkongan (esofagitis).

Intubasi

28

Page 29: PBL 9 digestiv

Intubasi adalah memasukkan sebuah selang plastik kecil yang lentur melalui hidung

atau mulut ke dalam lambung atau usus halus. Prosedur ini bisa digunakan untuk keperluan

diagnostik maupun pengobatan.

Intubasi bisa menyebabkan muntah dan mual, tetapi tidak menimbulkan nyeri.

Ukuran selang yang digunakan bervariasi, tergantung kepada tujuan dilakukannya prosedur

ini (apakah untuk diagnosik atau pengobatan).

Intubasi Nasogastrik

Pada intubasi nasogastrik, sebuah selang dimasukkan melalui hidung menuju ke

lambung. Prosedur ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan lambung, untuk

menentukan apakah lambung mengandung darah atau untuk menganalisa keasaman, enzim

dan karakteristik lainnya.

Pada korban keracunan, contoh cairan lambung ini dianalisa untuk mengetahui

racunnya. Kadang selang terpasang agak lama sehingga lebih banyak contoh cairan yang bisa

didapat.

Intubasi nasogastrik juga bisa digunakan untuk memperbaiki keadaan tertentu:

- Untuk menghentikan perdarahan dimasukkan air dingin

- Untuk memompa atau menetralkan racun diberikan karbon aktif

- Pemberian makanan cair pada penderita yang mengalami kesulitan menelan.

Kadang intubasi nasogastrik digunakan secara berkesinambungan untuk

mengeluarkan isi lambung. Ujung selang biasanya dihubungkan dengan alat penghisap, yang

akan mengisap gas dan cairan dari lambung.

Cara ini membantu mengurangi tekanan yang terjadi jika sistem pencernaan tersumbat

atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Intubasi Nasoenteri

Pada intubasi nasoenterik, selang yang dimasukkan melalui hidung lebih panjang,

karena harus melewati lambung untuk menuju ke usus halus.

Prosedur ini bisa digunakan untuk:

- mendapatkan contoh isi usus

- mengeluarkan cairan

- memberikan makanan.

Sebuah selang yang dihubungkan dengan suatu alat kecil di ujungnya bisa digunakan

untuk biopsi (mengambil contoh jaringan usus halus untuk diperiksa secara mikroskopik atau

untuk analisa aktivitas enzim).

29

Page 30: PBL 9 digestiv

Lambung dan usus halus tidak dapat merasakan nyeri, sehingga kedua prosedur diatas

tidak menimbulkan nyeri.

Endoskopi

Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung

serat optik yang disebut endoskop. Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan

untuk memeriksa:

- kerongkongan (esofagoskopi)

- lambung (gastroskopi)

- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas).

Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:

- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)

- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).

Diameter endoskop berkisar dari sekitar 0,6 cm-1,25 cm dan panjangnya berkisar dari

sekitar 30 cm-150 cm. Sistem video serat-optik memungkinkan endoskop menjadi fleksibel

menjalankan fungsinya sebagai sumber cahaya dan sistem penglihatan.

Banyak endoskop yang juga dilengkapi dengan sebuah penjepit kecil untuk

mengangkat contoh jaringan dan sebuah alat elektronik untuk menghancurkan jaringan yang

abnormal.

Dengan endoskop dokter dapat melihat lapisan dari sistem pencernaan, daerah yang

mengalami iritasi, ulkus, peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal. Biasanya

diambil contoh jaringan untuk keperluan pemeriksaan lainnya.

Endoskop juga bisa digunakan untuk pengobatan. Berbagai alat yang berbeda bisa

dimasukkan melalui sebuah saluran kecil di dalam endoskop:

Elektrokauter bisa digunakan untuk menutup suatu pembuluh darah dan

menghentikan perdarahan atau untuk mengangkat suatu pertumbuhan yang kecil Sebuah

jarum bisa digunakan untuk menyuntikkan obat ke dalam varises kerongkongan dan

menghentikan perdarahannya.

Sebelum endoskop dimasukkan melalui mulut, penderita biasanya dipuasakan terlebih

dahulu selama beberapa jam. Makanan di dalam lambung bisa menghalangi pandangan

dokter dan bisa dimuntahkan selama pemeriksaan dilakukan.

Sebelum endoskop dimasukkan ke dalam rektum dan kolon, penderita biasanya

menelan obat pencahar dan enema untuk mengosongkan usus besar.

30

Page 31: PBL 9 digestiv

Komplikasi dari penggunaan endoskopi relatif jarang.

Endoskopi dapat mencederai atau bahkan menembus saluran pencernaan, tetapi biasanya

endoskopi hanya menyebabkan iritasi pada lapisan usus dan perdarahan ringan.

Laparoskopi

Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop

Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total. Setelah kulit

dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian

endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut. Dengan laparoskopi

dokter dapat:

- mencari tumor atau kelainan lainnya

- mengamati organ-organ di dalam rongga perut

- memperoleh contoh jaringan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran

pencernaan berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi berukuran lebih kecil dan

halus. Kerja saluran pencernaan dibantu dengan adanya enzim pencernaan yang dihasilkan

oleh kelenjar pencernaan.

31

Page 32: PBL 9 digestiv

DAFTAR PUSTAKA

Guyton Arthur C, hall John E: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11, 2008.

Ganong W.F: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22, 2008.

32

Page 33: PBL 9 digestiv

Kurnia Yasavati, Santoso Mardi, dkk: Buku Panduan Keterampilan Medik

( Skill Lab) semester 2. Fakultas Kedokteran Universitas kristen Krida Wacana,

Jakarta. 2008.

A.Price Sylvia, M.Wilson Lorraine: PATOFISIOLOGI, konsep klinis proses –

proses penyakit Edisi 6, 2006.

Lauralee Sherwood: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2, 2001.

RSUP dr kariadi. LOBORATORIUM. Edisi agustus 19, 2008. Diunduh dari

http://www.rskariadi.com/fasilitas/penunjang/laboratorium.html

33