pbl 3-1
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 pbl 3-1
1/8
1
Siklus Sel dan Komunikasi Sel
Carla Oktavia Heryanti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan
Dalam masa pertumbuhan setiap makhluk hidup sebagai individu bertambah besar
dan bertambah tinggi. Sel-sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan
sehingga dapat membentuk sebuah jaringan bahkan organ. Pembelahan sel ini juga tidak
hanya terjadi ketika kita mengalami pertumbuhan. Saat sel-sel di dalam tubuh mengalami
kerusakan, terjadi pembelahan sel untuk menggantikan sel yang telah mengalami regenerasi
dan sel-sel yang telah rusak tersebut.
Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan
membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Miliaran
sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikanaktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu untuk berkembang.
Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan system yang
menjalankan organisme untuk hidup.
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel jauh
lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya diubah oleh manusia.
Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa perubahan pada
lingkungan fisik organisme, bermacam-macam bentuknya.
Untuk itulah makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca lebih mengetahui
tentang siklus pembelahan sel serta komunikasi dan pensinyalan antara sel.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
8/10/2019 pbl 3-1
2/8
2
Regulasi Siklus Sel
Siklus pembelahan sel secara tradisional dibagi dalam beberapa fase yang jelas yaitu
mitosis yang mencakup proses pembelahan inti yang diikuti oleh pembelahan sel itu sendiri.
Pada fase mitosis terlihat perubahan penampilan inti dan perubahan butir-butir kromatin
menjadi batang-batang kromosom. Selama perubahan penampilan tersebut, mitosis dibedakan
dalam beberapa fase yaitu : profase, prometafase, metafase, anafase dan telofase. Pada akhir
telofase terjadi pembelahan sel yang dinamakan sitokinesis. Fase mitosis merupakan bagian
kecil dari seluruh siklus pembelahan. Fase yang jauh lebih lama, merupakan periode diantara
fase mitosis sampai mitosis berikutnya disebut interfase.1
Sebagian besar dari komponen-komponen sel selalu dibuat secara terus-menerus
selama periode interfase yang berada di antara dua pembelahan sel. Dalam periode interfase
tersebut berlangsung pertumbuhan sel dan terjadi juga sintesis DNA. Tahap sintesis DNA
yang berlangsung dalam inti sel hanya dalam kurun waktu terbatas dan tahap itu dinamakan
fase S (S = Sintesis).1
Siklus sel meliputi 4 fase yaitu :
1. Fase G1, G singkatan darigap meski kadang-kadang disebutgrowth atau tumbuh. Pada
fase ini sel tumbuh dengan cepat, mensintesis sejumlah besar enzim dan proteinstruktural.
2. Fase S, S singkatan dari sintesis. Pada fase ini sel mensintesis duplikat DNA dan protein
kromosom, jadi memastikan adanya persediaan bahan-bahan kromosom yang cukup
untuk pembelahan sel.
3. Fase G2, pada fase ini sel menyiapkan diri untuk membelah dengan mensintesis protein
khusus yang bertanggungjawab terhadap pembagian kromosom bila sel membelah.
4. Fase M, M singkatan dari mitosis. Pada fase ini inti sel atau nukleus terbagi menjadi dua
(kariokinesis) dan masing-masing memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah
kromosom pada nukleus sel semula. Pembelahan nukleus masih dalam stadium M
biasanya diikuti oleh terbaginya sitoplasma, proses ini disebut sitokinesis sehingga
masing-masing bagian mengisolasi nukleus dan terbentuklah sel baru dengan volume
sitoplasma dan organel yang cukup. Jadi pembelahan sel membutuhkan kariokinesis dan
sitokinesis.
-
8/10/2019 pbl 3-1
3/8
3
Pembelahan Mitosis
Setiap sel dalam proses pembelahan ditandai oleh dua komponen fundamental yang
merupakan gambaran mitosis yaitu bentuk kromatik yang dibentuk oleh kromosom, dan
bentuk akromatik yang dibentuk oleh pusat sel atau kutub dan benang spindle. Pembelahan
utama dari mitosis adalah profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase.1,2,3 (lihat
gambar 1.1)
Gambar 1.1. Pembelahan Mitosis
1. Interfase
Selama interfase di sitoplasma terjadi akumulasi protein siklin. Siklin akan bergabung
dengan protein lain yang dihasilkan oleh gen cd2 untuk membentuk molekul yang disebut
pre-MPF (Maturation Promoting Factor) yang kemudian dimodifikasi oleh beberapa enzim
menjadi MPF. Bahan ini akan memicu mitosis dan mengaktifkan yang dapat merusak siklin
yang diperlukan untuk menghindari pembelahan terus menerus.
Fase ini adalah fase pertumbuhan ketika sintesis protein terjadi. Pada akhir fase ini,
kromosom tereplikasi dalam persiapan untuk mitosis. Kromosom dalam bentuk kromatin,
tersebar di dalam inti sel (nukleus) dan anak inti sel (nukleolus) terlihat sebagai bentuk spot
gelap di dalam inti sel, serta keseluruhan inti sel ditutupi oleh selubung inti sel.
-
8/10/2019 pbl 3-1
4/8
4
2. Profase
Pada saat ini sel disebut dalam stadium profase, pro dalam bahasa Yunani berarti
sebelum, sehingga maksudnya fase ini adalah sebelum fase mitosis. Karena bahan kromosom
telah diduplikasi pada stadium S maka sekarang kromosom tersusun dari dua benang atau
pita dan masing-masing pita itu disebut kromatid dan kedua kromatid itu dilekatkan satu
sama lain oleh sentromer. Pada fase ini aparatus spindle dan aster juga mulai terbentuk.
Kedua jenis struktur ini tersusun dari mikrotubulus dan disorganisasi oleh sentriol yang telah
membagi diri sebelum mitosis mulai, pada profase kedua sentriol bergerak ke arah yang
berlawanan. Ketika kromosom mulai memendek dan aparatus spindle mulai dibangun,
membran inti melebur demikian juga dengan membran anak inti (nukleolus). Aparatus golgi
lebur menyebar sebagai gelembung-gelembung kecil, kemudian kromosom bergerak ke
bagian tengah dan peristiwa mengahkiri profase.
3. Metafase
Terkadang ada yang membedakan adanya tahap prometafase, yaitu tahap diantara profase
dan metafase. Prometafase berlangsung sangat cepat, yaitu saat hilangnya selubung inti sama
sekali dan tersebarnya kromosom di seluruh bagian sel.
Dengan hilangnya selubung inti, maka sitoplasma beserta kandungannya tercampur
dengan bahan lain. Molekul-molekul tubulin akan disusun oleh kinotokor yang terdapat pada
sentromer menjadi serabut kromosom. Serabut kromosom makin memanjang sehingga
mencapai sentriol di kutub-kutub. Tiap kromosom tersusun pada bidang ekuator, sedang
lengan-lengan kromosom menunjuk ke arah kutub-kutub sel.
4. Anafase
Selama anafase semua sentromer terpotong atau terbagi sehingga memisahkan kromatid
yang semula berpasangan dan sekarang masing-masing kromatid disebut kromosom. Karena
posisi kromosom pada waktu metafase di tengah sel, dan ketika sentromer terbagi masing-
masing kromatid bergerak ke arah yang berlawanan, maka kedua sel hasil pembelahan
nantinya dipastikan akan mendapat bahan kromosom yang sama lengkapnya.
5. Telofase
Fase ini menandai berakhirnya mitosis, dalam beberapa hal fase ini berlawanan dengan
profase. Gulungan kromosom mulai terurai dan secara perlahan-lahan tidak tampak.
Membran nukleus dan membran nukleolus mulai terbentuk, dan benang-benang spindle
-
8/10/2019 pbl 3-1
5/8
5
mikrotubulus mulai tidak tampak sebab subunit tubulin terputus satu demi satu. Sitokinesis
dimulai pada saat telofase, namun terkadang pada akhir anafase sitokinesis juga sudah mulai.
Sitokinesis berlangsung yang ditandai dengan terbentuknya cekung pembelahan (cleavage
forrow).
Dengan demikian telah jelas bahwa mitosis adalah suatu proses pembelahan sel yang
mengandung satu set kromosom dengan kromatid berpasangan ditransformasikan ke dalam
dua sel yang masing-masing mengandung satu set kromosom.
Pembelahan Meiosis
Pembelahan ini juga disebut sebagai pembelahan reduksi, yaitu pembelahan sel induk
diploid (2n) menghasilkan empat sel anakan haploid (n=23). Masing-masing sel anakan
mengandung setengah dari kromosom sel induk. Pembelahan ini terjadi pada proses
pembentukan sel gamet (sel kelamin) yang terjadi pada organ reproduktif. Pada hewan dan
manusia, sperma yang haploid dihasilkan dalam testis dan sel telur haploid dihasilkan di
dalam ovarium. Pembelahan ini berperan untuk menghasilkan gamet yang secara genetik
tidak identik (hanya setengah dari induknya), sehingga menyebabkan adanya variasi genetik.
Meiosis mencakup dua proses pembelahan sel yaitu pembelahan nuklear dan selular disebut
meiosis I dan meiosis II. Hanya meiosis I didahului oleh duplikasi kromosom yang terjadi
pada tahap interfase untuk membentuk kromatid yang diikat sentromer sama seperti mitosis.4
Sel-sel yang dihasilkan sebagai hasil mitosis dan pembelahan sel tidak selalu
meningkatkan ukuran kompleksitas dari suatu organisme.
Dalam keadaan tertentu, sel kehilangan kemampuan untuk menanggapi faktor-faktor
yang mengatur pertumbuhan, layaknya sebuah sel yang akan tumbuh terus-menerus dan
membelah secara tidak terkendali. Sel-sel yang diciptakan oleh pembelahan sel yang
abnormal juga mengalami pembelahan yang tidak teratur dan akhirnya massa padat dari sel-
sel abnormal atau tumor pun dapat terbentuk. Namun tumor tidak selalu mengancam nyawa.
Beberapa tumor yang disebut tumor jinak, cukup sering terjadi.1
Komunikasi dan Pensinyalan Sel
Sel baik yang berdiri sendiri sebagai sel tunggal maupun bergabung sebagai
organisme multiseluler harus selalu berkomunikasi. Sel tunggal membutuhkan komunikasi
dengan lingkungan di luar sel maupun dengan sesama sel (intersel) untuk mendapatkan zat-
-
8/10/2019 pbl 3-1
6/8
6
zat kebutuhan hiduonya sekaligus untuk pembuangan sisa-sisa metabolisme. Sama seperti
pada organisme sel tunggal, sel-sel dalam organisme multiseluler juga membutuhkan
komunikasi satu sama lain, baik yang dekat maupun yang jauh, untuk menjaga
keseimbangan, pertumbuhan, dan perkembangan hidup organisme.1
Kemampuan berkomunikasi di antara sel mutlak diperlukan untuk menjamin
koordinasi aktivitas sel secara tepat pada sebuah organisme. Sel-sel dapat berkomunikasi
melalui tiga cara, yaitu dengan mengadakan kontak langsung melalui molekul-molekul
khusus pada membran yang akan memberikan sinyal pada reseptor sel yang menerima sinyal,
dengan melepaskan bahan-bahan kimia (mediator) yang bertindak sebagai sinyal untuk
dikirimkan ke sel-sel lain yang berada jauh letaknya, dan yang terakhir dengan membentuk
gap junction sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari kedua sel yang berkomunikasi
tersebut.1
Terdapat lima komponen dasar yang terlibat dalam komunikasi sel, yaitu :1
1. Stimulus dalam bentuk molekul sinyal, yaitu molekul kimia organik dan non-
organik di lingkungan sel.
2. Penerima sinyal, yaitu reseptor. Reseptor terletak pada permukaan luar
membran sel maupun sitoplasma dan nukleus, mempunyai daya ikat tinggi dan
bersifat khusus pada molekul sinyal kimia.
3.
Transduser, melakukan transduksi sinyal dari luar sel menjadi kegiatan
biokimiawi di dalam sel.
4.
Sensor dan efektor.
5. Respons sel.
Proses yang berlangsung pada ujung penerima percakapan seluler dapat dipenggal
menjadi tiga tahap yaitu penerimaan, transduksi dan respon. Penerimaan sinyal merupakan
pendeteksian sinyal yang datang dari luar sel oleh sel target. Sinyal kimiawi terdeteksi
apabila sinyal itu terikat pada protein seluler, biasanya pada permukaan sel yang
bersangkutan. Kemudian lanjut pada pengikatan molekul sinyal yang mengubah protein
reseptor, dan dengan demikian mengawali (menginisiasi) proses transduksi. Tahap transduksi
ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik.
Pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang di transduksi akhirnya memicu respons seluler
spesifik. Respons ini dapat berupa hampir seluruh aktivitas selulerseperti katalisis oleh suatu
enzim (seperti glikogen fosforilase), penyusunan ulang sitoskeleton, atau pengaktifan gen
spesifik di dalam nukleus. Proses pensinyalan sel membantu memastikan bahwa aktivitas
-
8/10/2019 pbl 3-1
7/8
7
penting seperti ini terjadi pada sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan pada koordinasi
yang sesuai dengan sel lain dalam organisme bersangkutan.3
Sel-sel tunggal dan sel multiseluler menggunakan ratusan jenis molekul ekstraseluler
untuk mengirimkan sinyal satu sama lain, seperti protein, peptide, asam amino, nukleotida,
steroid, turunan asam lemak dan bahkan gas-gas yang terlarut, namun hanya sedikit
memanfaatkan dasar dari jenis komunikasi untuk mendapatkan pesan yang lewat. Terdapat
empat bentuk sinyal menurut lokasi kerja :1
1. Sinyal parakrin, molekul sinyal ini bekerja lokal, langsung dekat dengan sel.
2. Sinyal autokrin, adalah variasi sinyal parakrin, namun molekul sinyal yang
dihasilkan dipakai oleh sel itu sendiri karena mempunyai reseptor untuk sinyal
yang dihasilkannya. Mekanisme ini digunakan oleh sekelompok sel untuk
menjalankan fungsinya secara bersamaan.
3. Sinyal endokrin, molekul sinyalnya disebut hormon. Hormon dilepaskan ke
dalam aliran darah, dalam kadar yang rendah akan bereaksi pada sel target yang
tersebar di seluruh tubuh. Sel target memiliki reseptor dengan daya ikat tinggi
sehingga dapat menarik hormon dari aliran darah. Sinyal hormon umumnya
bersifat menahun, dalam artian akan bekerja dalam jangka waktu yang lama.
4. Sinyal sinaptik, merupakan kombinasi sinyal parakrin dan endokrin.
Neurotransmiter dilepaskan ke dalam celah sinaps yang berjarak hanya beberapa
nanometer dari membran sel pascasinaps. Namun ada juga yang membentuk
sinyal jarak jauh karena akson yang menghubungkan sel sebelum dan pascasinaps
berjarak beberapa sentimeter. Pada umumnya reseptor neurotransmiter
mempunyai daya ikat yang rendah dibandingkan dengan reseptor untuk hormon.
Di celah sinaps, konsentrasi neurotransmiter harus sangat tinggi, dan sinyalnya
bereaksi dalam waktu singkat karena segera diakhiri dengan cepat oleh hidrolisis
atau ditangkap kembali oleh prasinaps.
-
8/10/2019 pbl 3-1
8/8
8
Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil daru organisme dan menghasilkan sel-sel baru melalui
proses mitosis dan sitokinesis. Proses mitosis meliputi beberapa tahap seperti interfase,
profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada organisme uniseluler, proses ini terjadi pada
dalam reproduksi sedangkan pada organisme multiseluler adalah mekanisme untuk tumbuh,
perbaikan, pergantian dan regenerasi sel baru.
Selain itu, komunikasi diantara sel juga mutlak dibutuhkan untuk menjaga koordinasi
aktivitas sel secara tepat dalam organisme. Hal itu dapat dilakukan baik secara langsung,
melalui mediator maupun dengan membentuk gap sehingga terbentuk hubungan antar sel
yang berkomunikasi tersebut. Sel-sel tersebut juga menggunakan beberapa molekul
ekstraseluler untuk mengirimkan sinyal satu sama lain, dimana bentuk sinyal tersebut dibagi
menjadi sinyal parakrin, autokrin, endokrin, dan sinaptik.
Daftar Pustaka
1.
Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran : biologi sel, reproduksi
embriologi dan genetika. Edisi ketiga. Jakarta : Fakultas Kedokteran UKRIDA.
2. Campbell, dkk. 2004. Biologi jilid 1. Edisi kedelapan. Jakarta : Erlangga.
3.
Pembelahan mitosis. Diunduh pada 14 Desember 2013 dari :
http://emt.bu.edu/em610/em610_ol_spring_2008/yanti/mitosis.html
4. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni E.W. Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas
XII. Jakarta: Esis. 2007.
http://emt.bu.edu/em610/em610_ol_spring_2008/yanti/mitosis.htmlhttp://emt.bu.edu/em610/em610_ol_spring_2008/yanti/mitosis.htmlhttp://emt.bu.edu/em610/em610_ol_spring_2008/yanti/mitosis.html