pbl blok 3 mikroskopik(1)

22
Pemeriksaan Kerokan Kulit Menggunakan Mikroskop Elly Sonny 102011253 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 Email: S [email protected] Pendahuluan Perkembangan mikroskop dari tahun ke tahun semakin berkembang. Terutama dalam bidang kedokteran. Mikroskop sangat membantu untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan lanjut di laboraturium. Pemeriksaan laboraturium tersebut salah satunya pemeriksaan kerokan kulit. Pemeriksaan kerokan kulit bisa juga diberikan KOH 10%, tanpa mempengaruhi morfologi jamur. Spesimen diletakan di atas kaca objek, ditutup dengan kaca penutup dan setelah 5 menit diperiksa secara mikroskopis dibawah pencahayaan yang rendah. Pemeriksaan yang diberi KOH harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalah pahaman membedakan elemen jamur dengan batas sel. 1 Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian mikroskop itu apa, bagian-bagian mikroskop, jenis- jenis mikroskop, kemampuan daya pisah mikroskop, cara kerja mikroskop, pembentukan dan sifat bayangan pada mikroskop, 1

Upload: febby-farihindarto

Post on 30-Dec-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Pemeriksaan Kerokan Kulit Menggunakan Mikroskop

Elly Sonny

102011253

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510

Email: S [email protected]

Pendahuluan

Perkembangan mikroskop dari tahun ke tahun semakin berkembang. Terutama dalam

bidang kedokteran. Mikroskop sangat membantu untuk melihat, atau mengenali benda-benda

renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan

lanjut di laboraturium. Pemeriksaan laboraturium tersebut salah satunya pemeriksaan kerokan

kulit.

Pemeriksaan kerokan kulit bisa juga diberikan KOH 10%, tanpa mempengaruhi

morfologi jamur. Spesimen diletakan di atas kaca objek, ditutup dengan kaca penutup dan

setelah 5 menit diperiksa secara mikroskopis dibawah pencahayaan yang rendah.

Pemeriksaan yang diberi KOH harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalah

pahaman membedakan elemen jamur dengan batas sel.1

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian mikroskop itu apa,

bagian-bagian mikroskop, jenis-jenis mikroskop, kemampuan daya pisah mikroskop, cara

kerja mikroskop, pembentukan dan sifat bayangan pada mikroskop, fungsi mikroskop, cara

menggunakan mikroskop serta cara membuat sediaan dan sel kulit.

Pembahasan

I. Sejarah Mikroskop

Mikroskop ( bahasa Yunani: micron = kecil dan scops = tujuan) adalah sebuah alat optik

yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil tidak dapat dilihat dengan mata

telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut

mikroskopik, kata mikroskopik berarti sangat kecil dan tidak mudah terlihat oleh mata.2

Jenis-jenis mikroskop bermacam-macam sejalan dengan sejarah dan perkembangannya.

1

Page 2: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Pembuat mikroskop pertama kali adalah seorang warga negara Belanda bernama Hans

Lippershyyan yang berasal dari kota Middleburg dan berprofesi sebagai tukang membuat

lensa menemukan alat ini secara tidak sengaja.2 Pada waktu itu Hans Lippershyyan belum

memberikan nama atas alat penemuannya tersebut. Hingga oleh Giovanni Faber penemuan

itu disebut Mikroskop pada tahun 1625. Penemuan tersebut mendorong ilmuan lain, seperti

Galileo Galilei (Italia), untuk membuat alat yang sama.2

II. Jenis-jenis Mikroskop

Mikroskop Cahaya

Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop

optis.3  Keberadaan mikroskop makin populer dengan ditemukannya sel darah merah pertama

kali oleh pengamatan Antony Van Leeuwenhoek, Belanda.  Mikroskop yang digunakan

Leeuwenhoek kala itu berupa kaca pembesar tunggal (berlensa tunggal) berbentuk bikonveks

dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam. Dan

dengan ketrampilan Leewenhoek dalam membuat lensa, dia berhasil membuat mikroskop

yang mampu memperbesar objek sampai lebih dari 200 kali sehingga gambar yang dihasilkan

lebih jelas dan lebih terang. 

Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya

dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya memanfaatkan pancaran cahaya untuk

membentuk bayangan benda. Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama “Compound

light microscope”. 3 Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa

okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung

mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau

ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif

yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja

mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.

Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.4

Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan

struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif

adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura

adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen,

sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang

terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas

2

Page 3: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan

yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 -

25 kali. Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek

yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal.5

Gambar 1. Mikroskop cahaya binokuler Gambar 2. Mikroskop cahaya monokuler

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+cahaya

Mikroskop Elektron

Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan pembesaran objek sampai dua juta

kali, yang menggunakan elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan

dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang lebih

bagus dari pada mikroskop cahaya. Macam-macam mikroskop elektron:6

1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)

2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

3) Mikroskop pemindai elektron (SEM)

4) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)

5) Mikroskop refleksi elektron (REM)

6) Mikroskop Ultraviolet

7) Scanning probe microscopy (SPM)

1. Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)

Ada dua jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu tunneling electron

microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM). TEM dikembangkan pertama

kali oleh Ernst Ruska dan Max Knol, dua peneliti dari Jerman pada 1932. 2 Prinsip kerja TEM

dengan menembakan elektron ke lapisan tipis sampel, dimana komposisi struktur sampel

dapat terdeksi dari analisis sifat tumbukan, pantulan, maupun fase sinar elektron yang

3

Page 4: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

menembus sampel tersebut. Cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana

electron ditembuskan ke dalam obyek  pengamatan dan pengamat mengamati hasil

tembusannya pada layar.

Gambar 3. Mikroskop transmisi elektron

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+transmisi+elektron+(TEM)

2. Mikroskop Pemindai Elektron (SEM)

Tidak jauh dari lahirnya TEM, SEM dikembangkan pertama kali tahun 1938 oleh ilmuan

Jerman Manfred von Ardenne. Konsep dasar dari SEM ini, sebenarnya disampaikan oleh

Max Knoll pada 1935.1 Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang

terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Prinsip kerja SEM dengan scan sinar elektron pada

permukaan sampel untuk kemudian informasi diubah dalam bentuk gambar yang mirip

seperti gambar dalam televisi.

Gambar 4. Mikroskop pemindai elektron (SEM)

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+pemindai+elektron+(SEM)

3. Mikroskop Pemindai Transmisi Elektron (STEM)

4

Page 5: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang

merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistimSTEM

ini, electron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik

electron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan

pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang

menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh

CRT pada telivisi / monitor.7

Gambar 5. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=Mikroskop+pemindai+transmisi+elektron+(STEM)

4. Mikroskop Pemindai Lingkungan Elektron (ESEM)

Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang kelahiranYunani yng

bermigrasi ke Australia pada akhir tahun 1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas

New South Wales (UNSW) pada tahun 1977. Mikroskop ini adalah merupakan

pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental

SEM (ESEM) yang dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi

syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini

biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah

perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakan alat SEM

konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa

terlaksana.7 Pada beberapa tahun terakhir ini peralatan ESEM mulai dipasarkan oleh

para produsennya dengan mengiklankan gambar-gambar  jasad renik dalam keadaan hidup

yang selama ini tidak dapat terlihat dengan mikroskop elektron.

5. Mikroskop Refleksi Elektron (REM)

5

Page 6: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Reflection electron microscope (REM), adalah

mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan

carakerja TEM namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan

objek.Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan

tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction)

dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum-

RHELS).7

6. Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaya

ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat

dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya pisah

menjadi 2 kali lipat dari pada mikroskop biasa. Karena cahaya ultraviolet tidak dapat dilihat

oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya 9 photografi

plate. Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal

untuk pekerjaan sehari-hari.6

Gambar 6. Mikroskop ultraviolet

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=mikroskop+ultraviolet

7. Scanning Probe Microscopy (SPM)

Namun demikian, sejak tahun 1970, telah dikembangkan mikroskop baru yang

mempunyai resolusi tinggi baik secara horizontal maupun secara verikal, yang dikenal

dengan “scanning probe microscopy (SPM)”. SPM mempunyai prinsip kerja berbeda dengan

SEM maupun TEM, dan merupakan generasi baru dari tipe mikroskop scan. Mikroskop yang

dikenal mempunyai tipe ini adalah scanning tunneling microscope (STM),atomic force

microscope (AFM), dan scanning near-field optical microscope (SNOM). 3

6

Page 7: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda

yang berukuran relatif  besar. Mikroskop Stereo mempunyai perbesaran 7 hingga30 kali.

Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen

utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa

okuler dan lensa obyektif. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah

dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur

fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak

diatas pengatur fokus.

Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa

mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita

dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dariatas

sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaranlensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan

lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali,

sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali.3

Gambar 7. Mikroskop stereo

Sumber : http://www.google.co.id/imgres?q=mikroskop+stereo

III. Fungsi Mikroskop

Secara umum fungsi mikroskop untuk melihat obyek yang terlalu kecil yang dilihat

dengan mata telanjang karena keterbatasan kemampuan mata kita untuk melihat. Namun

karena adanya perkembangannya, fungsi mikroskop berbeda-beda dan menunjukan manfaat

yang lebih baik.

7

Page 8: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop cahaya

mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Sayangnya mikroskop

cahaya yang banyak digunakan saat ini tidak dapat digunakan untuk mengobservasi objek

yang berukuran lebih kecil dari 0,2 mikrometer seperti virus, sehigga mulai dikembangkan

adanya mikroskop elektron.

Mikroskop elektron yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua juta kali,

yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan

tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih

bagus dari pada mikroskop cahaya.6 Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak

energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.

Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detil

arsitektur  permukaan sel (atau struktur  jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga

dimensi. Mikroskop transmisi eletron (TEM) saat ini telah mengalami peningkatan kinerja

hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (1angstrom) atau sama

dengan pembesaran sampai satu juta kali. Final image akan terlihat seperti area gelap terang

tergantung jumlah elektron yang diabrorbsi oleh area yang berbeda dari spesimen.

Mikroskop pemindai transmisi elektron (ESEM) dikembangkan guna mengatasi obyek

pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM. Obyek yang

tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil

tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek.7 Sedangkan

Scanning probe microscopy (SPM), mikroskop tipe ini banyak digunakan dalam riset

teknologi nano.

IV. Strutur Mikroskop

8

Page 9: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Gambar 8. Mikroskop

(Source: http://sulistyaindriani.files.wordpress.com/2010/07/mikroskop3.jpg)

Pada dasarnya, setiap mikroskop optik memiliki bagian-bagian optik dan bagian-bagian

mekanik.

1. Bagian optik

a. Lensa objektif,  lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini 

membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur

oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.8 Lensa objektif

memiliki 4 buah lensa dengan pembesaran yang berbeda-beda, yaitu

pembesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x.

b. Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat. Berfungsi untuk

membentuk bayangan maya tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.8

Memiliki peranan seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis

pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata

berakomodasi maksimum.

c. Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung.

Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek

melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat.8

Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan

jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk

mengumpulkan cahaya.

d. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.8

e. Kondensor,berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh

cermin dan memfokuskannya ke objek.8 Alat ini dapat putar dan di naik

turunkan.

2. Bagian mekanik

a. Resolver, berfungsi sebagai pemutar lensa objektif sehingga pembesaran lensa

yang diinginkan berada pada posisi yang siap digunakan.8

b. Diopter adjustment ring, berfungsi untuk memutar eyesplace pada lensa

okuler bagian kiri untuk mendekat maupun menjauhi mata.

9

Page 10: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

c. Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di

amati.8

d. Specimen holder y-axis feed knob, berfungsi untuk menggerakkan meja

mikroskop maju mundur.

e. Specimen holder x-axis feed knob, berfungsi untuk menggerakkan meja

mikroskop kekanan dan kekiri.

f. Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek

agar tidak mudah bergeser.8

g. Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.8

h. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.8

i. Makrometer (pemutar kasar)/ Coarseadjustmen knob, berfungsi untuk

menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.

j. Mikrometer(pemutar halus)/ Fine adjustmen knob, pengatur ini berfungsi

untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya

lebih kecil daripada makrometer.

k. Filter holder, berfungsi sebagai sumber cahaya pada mikroskop dengan

cahaya listrik.

V. Cara Menggunakan

Dalam menggunakan mikroskop diperlukan kehati-hatian, ketidak cerobohan, ketelitian,

dan pengamatan yang fokus. Dimulai dari tahap persiapan.

1. Tahap persiapan

a. Membawa mikroskop dengan benar, dengan cara tangan kanan memegang

mikroskop sedangkan tangan kiri menyangga bagian bawah kaki mikroskop.

b. Meletakkan mikroskop dengan benar, yaitu di tempat yang datar.9

c. Mengambil posisi pengamatan yang benar. Hal ini diperlukan terutama jika

menggunakan mikroskop yang sumber cahayanya berasal dari cahaya

matahari atau cahaya lampu, untuk menghasilkan bayangan yang jelas.8

2. Tahap pelaksanaan

a. Nyalakan mikroskop dengan menghubungkannya pada sumber listrik.

b. Gunakan lensa objektif dengan pembesaran yang paling kecil dahulu, jangan

menggunakan yang terlau besar (100x) sebab bisa terjadi goresan antara lensa

okuler dengan kaca objek.

c. Letak meja objek berada pada posisi terendah dahulu.

10

Page 11: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

d. Letakkan objek pengamatan pada meja objek. Bila diperlukan kita dapat

mengeser meja objek kekanan, kiri, maju, dan mundur dengan memutar

Specimen holder y-axis feed knob dan Specimen holder x-axis feed knob.

Maupun menaik turunkan secara meja objek secara besar dan halus dengan

memutar coarseadjustmen knob dan fine adjustmen knob.

e. Cari fokus pada objek pengamatan hingga tampak jelas oleh mata, dan kita

juga dapat mengatur besarnya intensitas cahaya.

VI. Pembentukan Bayangan

Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan pada dua lensa, yaitu lensa objektif dan lensa

okuler. Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara

garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat

maya, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat

bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir

mempunyai sifat lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai

sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.

Intensitas Cahaya

Intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intentio yang berarti ukuran kekuatan, keadaan

tingkatan atau ukuran intensnya. Pengertian Intensitas cahaya adalah banyak fluks cahaya

yang menembus bidang per satuan sudut ruang. Satuan intensitas cahaya adalah "kandela"

(disingkat cd).10 Intensitas berpengaruh terhadap pembesaran dan differensiasi sel. Dalam

pemakaian mikroskop, intesitas cahaya disesuaikan dengan objek yang dilihat serta

kenyamanan mata kita sehingga diperoleh pembesaran yang terbaik.

Pembesaran

Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang

dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik

fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif

terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang mata normal (Sn).3 Kemampuan

pembesaran mikroskop juga dipengaruhi oleh kemampuan lensa dan panjang gelombang

sumber yang digunakan. Bila panjang gelombang cahaya yang digunakan semakin kecil,

11

Page 12: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

maka kemampuan mikroskop semakin baik. Untuk memperoleh pembesaran mikroskop yang

maksimal, maka bayangan lensa objektif harus tepat berada di titik fokus lensa okuler.

Daya Pisah

Pengertian daya pisah suatu mikroskop, yaitu kemampuan memperlihatkan bagian

renik dalam obyek secara terpisah dan jelas. Pada umumnya orang tidak mampu memisahkan

obyek yang jaraknya kurang dari 0,1 mm. Dengan menggunakan mikroskop, terbukalah

kemungkinan untuk membedakan dua buah obyek yang letaknya sangat berdekatan yang

dengan mata bugil kelihatan seakan-akan satu obyek saja.

Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran

akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.5 Semakin kecil daya pisah

lensa, semakin baik kemampuan lensa untuk memisahkan 2 buah titik. Daya pisah

bergantung pula pada indeks bias, apertur numerik, dan panjang gelombang cahaya yang

digunakan.

VII. Sel Kulit

Kulit adalah organ tunggal yang terberat di tubuh, dengan berat sekitar 16% dari berat

badan total dan pada orang dewasa, mempunyai luas permukaan sebesar 1,2-2,3 m2 yang

terpapar dengan dunia luar. Kulit terdiri atas epidermis, yaitu lapisan epitel yang berasal dari

ektoderm dan dermis, yaitu suatu lapisan jaringan ikat yang berasal dari mesoderm.

Berdasarkan ketebalan epidermis, dapat dibedakan kulit tebal dan kulit tipis. Batas dermis

dan epidermis tidak teratur, dan tonjolan dermis yang disebut papila saling mengunci dengan

tonjolan epidermis yang disebut epidermal ridges. 11

Lapisan luar kulit relatif kedap air, yang mencegah penguapan air secara berlebihan dan

memungkinkan berlangsungnya kehidupan di bumi. Kulit berfungsi sebagai organ reseptor

yang selalu berhubungan dengan lingkungan dan melindungi organisme dari cedera benturan

dan gesekan. Melanin yaitu suatu pigmen yang dihasilkan dan disimpan di sel-sel epidermis,

menyediakan perlindungan yang lebih besar terhadap sinar ultraviolet matahari.12

12

Page 13: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Gambar 9. Lapisan Kulit

Sumber : http://aneka-tips-cantik.blogspot.com/2011/05/lapisan-kulit-wajah.html

a. Lapisan Epidermis

Lapisan kulit epidermis terdiri dari banyak lapisan sel keratinosit yang selalu aktif

melakukan regenerasi dengan proses selama 28 hari. Lapisan paling dalam membentuk

pigmen (melanosit) dan pada lapisan kulit paling luar terdapat jaringan tanduk.

b. Lapisan Dermis

Lapisan ini terdiri banyak serat kolagen dan elastin yang menunjang kekenyalan kulit. Di

antaranya banyak terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak, akar rambut, ujung-unjung saraf

perasa dan pembuluh darah kapiler.

c. Lapisan Hypodermis (subcutis)

Lapisan ini paling banyak terjadi dari lapisan/ jaringan lemak.

Cara Membuat Sediaan (Preparat)

1. Membuat Preparat Tanpa Penyayatan

Untuk membuat preparat basah tanpa penyayatan , misalnya pada waktu pengamatan

mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya : air yang akan diamati, diambil dengan pipet

tetes dan tempatnya pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati dengan

mikroskop.

2. Membuat Preparat dengan Penyayatan

13

Page 14: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Membuat preparat pada organ tubuh organisme, misalnya penampang daun, batang, akar,

otot dan lain-lain. Caranya: menyayat organ setipis mungkin, untuk membuat sayatan yang

baik dan tipis dengan alat yang disebut mikrotom, tetapi bila tidak mempunyai mikrotom

dapat dengan menggunakan silet yang tajam.

Untuk membuat sediaan kerokan kulit, sedikit kerokan pada epidermis akan mengangkat

skuama dari permukaan kulit yang dicurigai. Skuama tadi ditempatkan pada kaca mikroskop,

ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH) 10%, dan ditutup dengan kaca penutup. Sesudah

didiamkan beberapa menit guna melarutkan membran sel epidermis, sediaan siap diperiksa.

Pemeriksaan ini bisa dibantu dengan menambahkan tinta Parker Quink apabila dicurigai

adanya infeksi oleh Malassezia (penyebab pitiriasis versikolor). Preparat dari kerokan

digunakan sebagai alat bantu diagnostik oleh beberapa dermatolog untuk sitodiagnostik pada

lepuhan-lepuhan yang dicurigai disebabkan oleh virus dan pemfigus, dengan menggunakan

‘preparat Tzank’, yang bisa diperiksa langsung di klinik.12

Penutup

Kesimpulan

Karena keterbatasan mata kita dalam melihat objek yang sangat kecil menjadikan

penemuan mikoskop dan perkembangannya dirasa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Kita

perlu tahu apa bagian-bagian dari mikroskop, manfaat mikroskop, faktor-faktor, serta yang

terpenting bagaimana kita dapat menggunakan mikroskop khususnya mikroskop cahaya

dengan benar. Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat, atau mengenali benda-benda

renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. Mikroskop dapat juga digunakan

untuk pemeriksaan laboratorium, contohnya saja pada pemeriksaan kerokan kulit yang

menggunakan KOH 10%. Oleh karena itu hipotesis kami dimana mikroskop digunakan untuk

melihat benda-benda berukuran mikro dapat diterima.

14

Page 15: PBL Blok 3 Mikroskopik(1)

Daftar Pustaka

1. Sacher RA, McPerson RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan, laboratorium. 11st ed.

Jakarta: EGC; 2004.

2. Utami HP. Mengenal cahaya dan optik. Bandung: Ganeca Exact; 2007.h.66-72.

3. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Cetakan ke-7. Jakarta: EGC; 2003.h.180-200.

4. Giancoli DC. Fisika. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga; 2001.h.344-6.

5. Anonim. Mikroskop dan penggunaanya. 2009 Mar 23 [cities 2012 Agustus 31].

Available from URL: http://web.ipb.ac.i d. Materi/mikroskop.html .

6. Volk WA, Wheeler MF. Mikrobiologi dasar. Jakarta: Erlangga; 2002.

7. Ellyfathin. 16 Febuari 2011. Diunduh dari

http://ellyfathin.wordpress.com/laporan-instrumen-mikroskop/, 2 Agustus 2012.

8. Arisworo D, Yusa, Sutresna N. Ilmu pengetahuan alam (fisika, biologi, kimia).

Bandung: Grafindo Media Pratama; 2006.h.175-6.

9. Saktiyono. IPA biologi jilid 1. Jakarta: ESIS; 2006.h.12.

10. Anonim. Pengertian intensitas. 2011 Feb 12 [cities 2011 Agustus 2]. Available from

URL: http://id.shvoong.com/exact-sciences-pengertian-intensitas.

11. Dwikarya M. Merawat kulit dan wajah. Jakarta: Kawan Pustaka; 2004.

12. Brown RG, Burns T. Lectures notes on dermatology. Jakarta: Erlangga; 2005.

15