paper anapol done

22
KEBIJAKAN EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT TERHADAP KUBA TAHUN 1962 Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Analisa Politik Luar Negeri Dosen pengampu Bpk. Ach. Fathoni, S.IP, MA

Upload: friska-dwi-laraswati-9327

Post on 24-Jun-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Anapol Done

KEBIJAKAN EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT

TERHADAP KUBA TAHUN 1962

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Analisa Politik Luar Negeri

Dosen pengampu Bpk. Ach. Fathoni, S.IP, MA

Disusun oleh:

Friska Dwi Laraswati

Page 2: Paper Anapol Done

0811240047

PRODI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2010

Page 3: Paper Anapol Done

KEBIJAKAN EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT

TERHADAP KUBA TAHUN 1962

Abstrak

Kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba dimulai pada 7

Februari 1962 sampai sekarang. Kebijakan ini dilakukan pada masa perang dingin, dimana

konstelasi politik global masih dalam keadaan bipolar, masa perimbangan kekuasaan

antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kebijakan embargo ekonomi yang dilakukan oleh

Amerika terhadap Kuba menurut saya merupakan suatu strategi pencarian kekuasaan di

pihak lawan yakni aliansi dari Uni Soviet. Strategi yang digunakan oleh Amerika

merupakan salah satu instrument atau alat politik luar negeri dari suatu negara untuk

memenuhi kepentingan dan kebutuhan negaranya di luar batasan negaranya. Dan

perumusan kebijakan luar negeri dipengaruhi oleh berbagai faktor sebelum diimplikasikan

pada suatu negara. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penentuan kebijakan luar

negeri dapat dianalisis dengan variable-variable yang yang menentukan kebijakan luar

negeri yang dikemukakan James R. Rosenou. Dan kebijakan embargo ekonomi Kuba

dipengaruhi oleh pemimpin, sistuasi dan kondisi Amerika, serta tindakan dan kebijakan-

kebijakan Kuba.

Key Words: Embargo, Amerika Serikat, Kuba.

Introduction

Kebijakan luar negeri merupakan suatu strategi atau sekumpulan tindakan yang

direncanakan dan dikembangkan oleh pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi

negara lain atau entitas internasional yang ditujukan pada pencapaian tujuan tertentu

berdasarkan kepentingan nasional yang telah ditentukan (Plano & Olton: 1999). Dari

pengertian tersebut dapat disimpulkan secara singkat bahwa kebijakan luar negeri suatu

negara merupakan suatu strategi untuk mencapai national interestnya. Kebijakan embargo

ekonomi yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Kuba merupakan salah satu cara

yang diambil dalam rangka pemenuhan kepentingan dan kebutuhan dari Amerika Serikat

pada negara Kuba. Kebijakan embargo ekonomi adalah kebijakan yang melarang

perusahaan dalam negeri melakukan eksport bagi barang-barang tertentu atau semua jenis

barang dan modal ke suatu neggara. Dalam hukum internasional atau dalam praktek politik

1

Page 4: Paper Anapol Done

internasional, tindakan embargo sering digunakan untuk menghukum atau memberikan

sanksi untuk mengisolasi negara musuh atau negara yang tidak mereka senangi (Marbun:

2007). Kebijakan Embargo Ekonomi yang dilakukan Amerika pada hampir semua barang

ke Kuba bukanlah tanpa sebab, karena pastinya ada alasan dari pembuatan suatu

kebijakan. Kebijakan tersebut diambil sebagai bentuk tindakan balasan atas kebijakan yang

telah di ambil oleh Kuba sebelumnya. Oleh karena itu saya akan mencoba menjelaskan

latar belakang tindakan Kuba dan Amerika jauh sebelum kebijakan embargo tersebut

dilakukan. Karena semakin jauh kita menganalisa tindakan kedua negara, semakin dalam

kita mengerti tentang mengapa kebijakan tersebut dilakukan.

Kuba merupakan negara yang merdeka dari penjajahan Spanyol dengan bantuan

Amerika Serikat. Intervensi Amerika sudah terlihat pada perang yang terjadi antara

Spanyol dan Amerika Serikat yang terjadi pada tahun 1898. Perang ini pada awalnya

merupakan pemberontakan masyarakat Kuba yang dipelopori oleh PRC atau Partai

Revolusioner Cuba. Intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Kuba

faktanya sudah dilakukan sejak Kuba membuka pasar seluas-luasnya untuk produksi Gula

yang merupakan produk andalan masyarakat Kuba. Dan kemenangan dalam perang tahun

1898 tersebut mengukuhkan pengaruh atau intervensi pada sektor ekonomi, social dan

politik yang sangat kuat dari Amerika Serikat pada Kuba. Dan untuk menjamin posisi

Amerika Serikat di negara Kuba, Amerika Serikat mulai melakukan proses

‘Amerikanisasi’ pada decision makers agar arah kebijakan yang dibuat oleh Kuba sesuai

dengan kepentingan Amerika Serikat. Dan sejak saat itu pemerintahan Kuba dipimpin oleh

orang-orang yang sangat pro pada Amerika Serikat.

Untuk mengukuhkan pengaruh Amerika Serikat pada Kuba dibentuklah suatu

Dewan Konstitusional pada tahun 1900 untuk merumuskan konstitusi baru bagi Kuba.

Pemerintah Amerika Serikat memaksa Dewan Konstitusional untuk memasukkan syarat-

syarat untuk memperjelas hubungan kedua negara. Syarat-syarat ini dikenal dengan nama

Platt Amandemen yang berasal dari nama pembuatnya yakni Senator Amerika Serikat

Orville Platt. Dan isi dari amandemen Platt tersebut adalah:

Amandemen itu menetapkan bahwa Kuba tak akan membuat perjanjian untuk mengurangi kedaulatannya; tak ada kontak hutang luar negeri tanpa jaminan dimana bunga dapat diperoleh dari pajak biasa; menjamin Amerika Serikat berhak untuk campur tangan dalam melindungi kedaulatan Kuba; dan adanya suatu pemerintahan yang mampu melindungi kehidupan, kemerdekaan dan hak milik; serta mengijinkan Amerika Serikat membeli atau menyewa tanah untuk stasiun-stasiun batu bara dan laut. (Wolf: 2004)

2

Page 5: Paper Anapol Done

Akan tetapi mayoritas masyarakat Kuba menolak pemberlakuan Platt Amandemen

tersebut karena masyarakat Kuba berpikir bahwa hal tersebut merupakan suatu

pelanggaran terhadap kedaulatan Kuba. Masyakat Kuba juga melihat bahwa Platt

Amandemen merupakan strategi Amerika Serikat agar dapat mengontrol seluruh aspek

kehidupan Kuba. Salah seorang dari sejarawan Kuba yakni Herminio Portell Vila

menyatakan bahwa :

…..kekalahan Partai Spanyol sedang menyediakan masa depan Kuba yang baru ketika intervensi Amerika Utara mendirikan kembali dan mengkonsolidasikan aspek-aspek ekonomi dan sosial rezim yang dihancurkan dengan seluruh implikasi politik mereka. (Portel: 1966, 68-73)

Pengaruh Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan asing sangat kuat dalam

menjalankan kepentingan ekonomi dan politik di Kuba. Hal ini dapat terlihat pada

perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat yang ada di Kuba.

Perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh Amerika Serikat mengontrol sembilan dari sepuluh central terbesar dan dua belas dari dua puluh central di kelas yang berukuran lebih rendah. Central-central dibawah kontrol Amerika Serikat menghasilkan sekitar 40% hasil gula Kuba dan mengontrol 54% kapasitas penggilingannya. Karenanya, tidaklah sulit untuk melihat pabrik-pabrik penggilingan sebagai benteng-benteng asing “dimana suatu proconsul eksekutif memegang kekuasaan sebagai perwakilan suatu kekuasaan jarak jauh yang imperial”. (Ortiz: 1957)

Pemerintahan Kuba yang ditunggangi oleh Amerika Serikat nyatanya tidak dapat

mengentaskan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya. Dari segi ekonomi

misalnya, dapat dilihat saat itu bahwa dominasi elit penguasa dalam kepemilikan produksi

gula membuat kualitas hidup rakyat sangat rendah, upah yang diberikan kepada para petani

tebu sangatlah minim sehingga kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar yang

dihadapi oleh mayoritas masyarakat Kuba. Sedangkan di bidang politik, dapat dilihat

bahwa masih dipraktekkannya korupsi, jalur birokrasi yang kompleks, praktek hukum

yang membuka peluang terjadinya kecurangan di pemilu dan belum adanya perlakuan

yang setara antar ras atau kelompok masyarakat tertentu yang semakin menambah masalah

di bidang sosial. Berbagai macam kebijakan yang tidak pro rakyat ini pada akhirnya

menyadarkan masyarakat untuk melakukan pemberontakan pada pemimpin-pemimpin

Kuba yang berpihak pada Amerika Serikat. Sejumlah pemimpin Kuba sejak saat itu

banyak mengalami pemberontakan dari masyarakatnya. Sampai pada akhinya

3

Page 6: Paper Anapol Done

pemerintahan Kuba tunggangan Amerika Serikat, pada saat itu dipimpin oleh Fulgencio

Batista Zaldivar, jatuh pada tahun 1959 oleh Kudeta yang dipimpin oleh Fidel Castro Ruz.

Dalam tahun-tahun sebelum revolusi, investasi Amerika Serikat di Kuba lebih dari 11% dari total investasi AS di Amerika Latin dan Karibia. Pada tahun 1959, perusahaan Amerika Serikat mengontrol 40% produksi gula dan 75% tanah yang dapat ditanami; mereka juga menguasai lebih dari 90% fasilitas listrik dan telekomunikasi, 50% kereta api, 90 % pertambangan, 100 % pemurnian minyak dan 90% lahan-lahan peternakan. Mereka mendominasi sektor transportasi, manufaktur dan turis. Terlebih lagi, bank-bank Amerika Serikat memegang lebih dari seperempat deposit bank (Preusch 1984: 268; Patterson 1994: 35-54). Organisasi kriminal berdatang dari Amerika Serikat, khususnya Mafia, sangat memperngaruhi ekonomi dan politik. Akibatnya, korupsi berkembang apakah dalam bentuk penggelapan dana publik dan juga pembayaran dari Mafia.(Saney: 2003)

Kemenangan Kuba pada revolusi 1959 telah menegaskan babak baru dari

permusuhan yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Kebencian Amerika Serikat terhadap

Kuba mencapai puncaknya pada awal tahun 1960an. Saat itu perusahaan-perusahaan

minyak milik Amerika Serikat menolak melakukan penyulingan minyak terhadap minyak

yang dibeli Kuba pada Uni Soviet. Dan saat itu pula Amerika Serikat mengeluarkan

kebijakan untuk mengurangi kuota pembelian atau impor gula pada Kuba. Pada 19

Oktober 1960 Amerika Serikat mengumumkan kebijakan embargo ekonomi pada semua

bahan kecuali bahan makanan dan obat-obatan pada Kuba. Kebijakan yang dilakukan oleh

presiden John F Kennedy ini dibalas Fidel Castro dengan menasionalisasikan semua

perusahaan asing terutama milik Amerika Serikat. Castro menasionalisasi beberapa

perusahaan gula, 2 perusahaan Cuban Electeronic Co, Cuban Telephone Co dan 3 buah

bank (Mukmin: 1981). Hal ini terlihat pada musim gugur 1960, proses pengambil alihan

itu selesai sepenuhnya. kini 80 persen GNP (gross National Product) Kuba dikontrol oleh

negara, di tangan Fidel Castro. (Pambudi: 2006) Dinasionalisasikannya perusahaan-

perusahaan Amerika Serikat atas Kuba membuat Amerika Serikat melakukan tindakan-

tindakan yang pada akhirnya mempermalukan diri mereka sendiri. Seperti tindakan

Amerika pada peristiwa Bay of Pig invasion dimana disinilah Amerika Serikat kalah untuk

pertama kalinya dari negara lain. Setelah terjadinya revolusi pada 1959, Kuba mulai

melakukan perbaikan-perbaikan dengan menjalankan program-program yang merupakan

suatu kebutuhan pokok bagi masyarakat Kuba. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan

yang terjadi di Kuba sangat dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan eksternal ataupun

internal. Setelah dikenakannya embargo ekonomi tersebut, Amerika Serikat terus

4

Page 7: Paper Anapol Done

mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sangat merugikan Kuba. Misalnya saja dengan

diberlakukannya embargo laut yang juga terus menerus mendapat tanggapan berupa

kebijakan pembalasan dari Kuba. Dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan tersebut,

jelas masyarakat Kuba mengalami kejatuhan pada sektor ekonomi. Akan tetapi Kuba terus

menerus bangkit dari ketidak adilan Amerika Serikat dengan mendapat bantuan dari Uni

Soviet. Dan hal itu mengharuskan Kuba untuk menjalin kerjasama dengan pihak Uni

Soviet dan bergabung dengan blok ekonomi negara-negara Eropa Timur yang biasa

dikenal dengan COMECON pada tahun 1972. Hubungan kerjasama ekonomi yang

dilakukan dengan COMECON merupakan hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan dan stabil yang membuat pertumbuhan ekonomi di Kuba menjadi semakin

baik. Sekitar tahun 1980an, Kuba memiliki tingkat kualitas pembangunan yang paling

tinggi di Karibia. Hal tersebut berlangsung sampai akhir tahun 1980an sampai pada

akhirnya Uni Soviet runtuh dan COMECON bubar. Hal ini menandai kemenangan

Amerika Serikat atau ideologi liberalis diatas Uni soviet sebagai kekuatan utama blok

komunis. Dengan kekalahan Uni Soviet yang merupakan sandaran perekonomian bagi

Kuba, hal ini membuat runtuhnya bangunan ekonomi yang telah dibangun di Kuba dengan

sandaran Uni Soviet, yang berakibat runtuhnya sektor-sektor lainnya. Hal ini membuat

Kuba harus berjuang untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara dan

masyarakatnya dengan tanpa kehilangan prinsip-prinsip yang dibawa pasca revolusi.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan luar negeri suatu negara

merupakan bentuk strategi pemenuhan kepentingannya sendiri, dan kepentingan Amerika

Serikat menurut Margareth Hayes di Amerika Latin termasuk Kuba (1984) saat itu yakni:

1. Kawasan tersebut berkontribusi pada kepentingan keamanan Amerika Serikat.

2. Prospek dan kemampuan dari kawasan negara-negara Amerika Latin dalam

menyediakan pasar dan sumber daya.

3. Bagi Amerika Serikat, kawasan Amerika Latin memiliki arti penting secara

politik.

Kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat pada masa itu sangat menarik karena

kebijakan tersebut dilakukan pada masa perang dingin, sehingga perumusan kebijakan

tersebut sarat dengan pengaruh yang datang dari dalam ataupun luar negeri. Kebijakan-

kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara akan menunjukkan tingkah laku dan

interaksinya dengan negara lain. Sehingga, kebijakan yang dipakai oleh suatu negara akan

memperlihatkan hubungan antar kedua negara yang bersangkutan. Selain itu fungsi atau

tujuan dibuatnya kebijakan luar negeri adalah untuk mencapai kepentingannya, jadi

5

Page 8: Paper Anapol Done

kebijakan luar negeri suatu negara juga akan memperlihatkan kepentingannya di negara

lain karena adanya tarik-menarik kepentingan dari negara-negara tersebut. Kebijakan

embargo ekonomi tersebut memperlihatkan interaksi dan hubungan antara Amerika Serikat

dan Kuba yang cenderung tidak baik. Dan dari kebijakan yang diambil oleh Amerika

Serikat tersebut saya ingin mengetahui tentang faktor apa saja yang sebenarnya terjadi

dalam perumusan kebijakan tersebut. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

terbentuknya kebijakan tersebut sehingga dapat bertahan hampir setengah abad lamanya,

walaupun pihak Liberalis merupakan pemenang dari Perang Dingin.

Pembahasan

Dari latar belakang pembuatan kebijakan yang telah saya jelaskan diatas, kita dapat

menganalisis pengaruh-pengaruh yang menentukan pembentukan suatu kebijakan luar

negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan suatu negara juga akan menentukan

kebijakan yang pada akhirnya diambil oleh suatu negara untuk memenuhi state interestnya.

James R. Rosenau (1969) menyatakan bahwa pembentukan dan perumusan kebijakan luar

negeri ditentukan oleh lima determinan, yakni:

1. Variable Indosinkretik, yakni variable yang melihat bahwa peranan sifat dan

sikap pemimpin suatu negara sangat mempengaruhi kebijakan luar negeri

negara tersebut.

2. Variable Peranan, yakni variable yang melihat pentingnya perilaku para

pegambil keputusan memainkan peran yang diharapkan dalam mempengaruhi

kebijakan luar negeri.

3. Variable Birokratis, yakni variable yang menyoroti persaingan antar

departemen yang turut merumuskan kebijakan meliputi struktur organisasi

pemerintah, standard prosedur pelaksanaan, perwakilan-perwakilan birokratis

yang benar terkait dalam proses hingga implementasi kebijakan.

4. Variable Nasional, yakni variable yang menekankan pentingnya situasi dan

kondisi suatu negara dalam perumusan dan pengimplementasian kebijakan luar

negeri.

5. Variable Sistemik, variable yang terkait dengan kebijakan dan tindakan negara-

negara lain atau entitas internasional yang bisa memberikan respon politik

tertentu.

6

Page 9: Paper Anapol Done

Dari variable-variable tersebut, kita dapat menganalisis faktor-faktor penentu yang

mempengaruhi terbentuknya suatu kebijakan luar negeri. Dari kelima determinan diatas,

ada 3 variable yang mempengaruhi kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap

Kuba, yakni variable Ideosinkretik, variable Nasional dan juga Variable Sistemik.

Variable Ideosinkretik merupakan salah satu determinan yang berpengaruh pada

pembuatan kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba. Hal ini dapat kita

analisis dari para pembuat keputusan yakni presiden atau pemimpin negara saat itu.

Pembuatan kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat tersebut dilakukan pada masa

pemerintahan John. F Kennedy. Kennedy memiliki kepribadian yang tegas, hal ini terlihat

pada kebijakan embargo ekonomi yang diambil sebagai langkah menindak tegas

kebijakan-kebijakan Kuba. Dan Kennedy juga akan terus melakukan tindakan-tindakan

yang lebih agresif jika Uni Soviet tetap tinggal di Kuba. Kennedy juga memiliki rasa

percaya diri yang cukup tinggi, hal ini terlihat pada tindakannya yang mencoba

menurunkan rezim Castro pada peristiwa Bays of Pigs walau dalam kenyataanya gagal.

Hal ini dilakukan untuk mengatasi serangan yang dimungkinkan akan datang dari Kuba.

Beliau juga ambisius dalam melaksanakan visi berupa kebijakan-kebijakan yang

diusungnya pada masa kampanye. Selain itu, beliau tidak mudah menyerah dalam

menindak tegas Kuba, mulai dari kebijakannya pada peristiwa Bays of Pigs sampai

embargo ekonomi yang dilakukannya. Selain kepribadiannya, persepsi yang dimiliki oleh

Kennedy juga sangat berpengaruh dalam pemutusan kebijakan. Beliau merupakan orang

yang anti Komunis, hal ini terlihat pada ideologi yang di embannya yakni liberalis.

Ideologinya yang liberalis mencerminkan bahwa Kennedy sangat menentang nilai-nilai

yang ada pada komunis. Beliau sering mengatakan untuk tidak memberikan senjata pada

negara-negara komunis agar kepentingan atau keamanan Amerika Serikat tidak terganggu.

Salah satu nilai yang ada pada liberalis adalah penghormatan terhadap HAM. HAM

merupakan hak-hak utama yang harus didapat oleh seorang manusia, penghormatan

terhadap HAM juga merupakan nilai-nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh Amerika

Serikat. Sehingga Amerika sangat mengecam tindakan Kuba yang memenjarakan atau

membunuh aktivis-aktivis politik yang tidak sesuai dengan ideologi Castro.

Lain halnya dengan Kennedy, Presiden Kuba yakni Fidel Catro Ruz. Beliau

memiliki kepribadian yang sangat berbeda dengan tokoh-tokoh besar yang ada di dunia.

Kebribadian beliau yang progressive revolussioner membuatnya tidak pantang menyerah

walaupun kudeta yang dilakukannya terhadap pemerintahan tunggangan Amerika Serikat

tidak langsung berhasil, Castro tetap bersemangat untuk terus melakukan revolusi untuk

7

Page 10: Paper Anapol Done

merubah negaranya agar lebih berpihak pada rakyatnya. Beliau juga sangat total pada

gagasan yang diusungnya, walaupun banyak ancaman ataupun kecaman dari luar

negaranya termasuk Amerika Serikat. Castro tetap total pada gagasan yang dibawanya

sejak awal yakni menolak segala bentuk intervensi dari pihak barat khususnya Amerika

Serikat. Beliau juga seorang yang memiliki jiwa nasionalis, hal ini terlihat pada kebijakan-

kebijakanya yang pro rakyat saat menjabat sebagai presiden seperti membebaskan biaya

pendidikan dan kesehatan bagi seluruh rakyatnya tanpa terkecuali. Persepsi yang dimiliki

oleh Castro tercermin dalam tiap tindakannya saat memimpin Kuba. Beliau orang yang

anti pada Nekolim atau Neo Kolonialime dan Imperialisme khususnya intervensi Amerika

Serikat. Pandangannya ini membuat Castro menolak segala bentuk bantuan dari negara

yang memiliki pandangan atau persepsi yang bertolak belakang dengannya. Terlihat pada

kebijakannya yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena telah

menginvasi Palestina. Selain itu, gagasan dan ide-idenya yang cenderung sosialis-komunis

yang sangat bertentangan dengan paham Liberalisme yang dibawa oleh Amerika Serikat.

Hal ini terlihat pada kebijakannya menasionalisasikan perusahaan asing yang menjalankan

sektor penting di Kuba. Selain itu menahan aktivis politik yang pemikirannya tidak sejalan

dengannya.

Variable Nasional juga mempengaruhi kebijakan embargo ekonomi tersebut,

pegaruhnya berasal dari dalam negeri pada pembentukan kebijakan embargo ekonomi

tersebut. Salah satunya berbentuk tuntutan dari kelompok kepentingan. Kelompok

kepentingan berasal dari perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat yang telah

dinasionalisasikan di Kuba. Tindakan nasionalisasi yang dilakukan oleh Kuba sangat

merugikan kelompok kepentingan ini karena mereka tidak dapat lagi mengolah sumber

daya yang ada di Kuba. Sumber daya Kuba yang mereka olah merupakan sumber daya

yang menghasilkan keuntungan yang besar. Dan keuntungan ini dikebiri dengan kebijakan

nasionalisasi yang dilakukan oleh Kuba. Hal ini juga memperlihatkan kepentingan

Amerika Serikat pada sumber daya yang dimiliki oleh Kuba yakni Gula. Dan Gula

merupakan barang komoditas import utama Amerika Serikat di Kuba. Selain tuntutan dari

kelompok kepentingan, hal ini juga dipengaruhi oleh kebutuhan basis geografis Amerika

Serikat pada negara-negara Amerika Latin agar dapat mendukung basis keamanannya. Hal

ini dikarenakan Kuba merupakan negara yang sangat strategis dengan pelabuhan-

pelabuhan yang dimilikinya. Hal ini terlihat pada Perang Dunia II, dimana banyak negara

di Amerika Latin ‘memberikan’ wilayahnya untuk menjadi basis militer Amerika Serikat.

Dan jika Kuba tidak tunduk pada kepentingan Amerika Serikat maka Kuba akan mejadi

8

Page 11: Paper Anapol Done

batu sandungan dalam memperluas intervensinya di kawasan Amerika Latin. Ideologi juga

merupakan faktor penting yang mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat pada masa

perang dingin. Ideologi yang diusung oleh Amerika Serikat yakni Liberalisme merupakan

ideologi yang menjadi rival dari ideologi komunis. Pada masa pemerintahan Fidel Castro

pasca revolusi 1959, Kuba merupakan negara yang berhaluan kiri yakni sosialis-komunis.

Pandangan atau perspektif dari Amerika Serikat yang sudah terlanjur menolak paham-

paham yang dibawa oleh haluan kiri telah berakar sampai pada masyarakatnya. Dan

pandangan bahwa ideologi sosialis maupun komunis itu buruk menjadikan hal tersebut

sebagai belief sistem dari Amerika Serikat. Penolakan secara nasional dari Amerika

Serikat terhadap semua tindakan yang dilakukan oleh Kuba membuat Amerika Serikat

akan melakukan segala tindakan untuk mengkonter semua kebijakan Kuba. Dan hal ini

akan dilakukan Amerika pada tindakan-tindakan Kuba yang bertolak belakang dengan

konsep-konsep yang diyakini, misalnya saja penghormatan terhadap HAM. Belief sistem

yang terbentuk di Amerika pada masa perang dingin akan menentukan kebijakan yang

dibuatnya, misalnya saja dengan siapa dia akan bekerja sama. Pandangan Amerika Serikat

yang seperti ini akan menentukan atau juga memberi panduan untuk menyikapi tindakan-

tindakan semua negara di seluruh dunia. Dan belief sistem ini sangat terlihat jelas di

Amerika, dimana perlakuan yang baik dan cooperative akan diberikan pada negara-negara

yang mendukungnya. Dan begitu pula sebaliknya, Amerika Serikat akan melakukan

kebijakan-kebijakan untuk menjegal negara-negara yang berbeda haluan, seperti negara-

negara penganut komunis dan sosialis.

Variable Sistemik, dimana kebijakan dan tindakan negara lain atau entitas

internasional dapat memberikan respon atau tindakan balasan dari negara yang

bersangkutan. Kebijakan embargo ekonomi Amerika atas Kuba selain dipengaruhi oleh

tindakan Kuba, kebijakan ini juga dipengaruhi kondisi sistem internasional. Salah satu

faktor yang berpengaruh dari lingkungan eksternal yakni didepaknya intervensi Amerika

Serikat di Kuba dengan tindakan Revolusi masyarakat Kuba pada tahun 1959. Hal ini

diperparah dengan kebijakan Kuba untuk menasionalisasikan perusahaan asal Amerika

Serikat. Hal ini membuat home country yakni Amerika Serikat memberikan suatu

perlindungan atas perusahaan-perusahaannya yang mendapat perlakuan tidak baik di host

countrynya yakni Kuba. Selain tindakan atau kebijakan yang berasal dari Kuba, kondisi

konstelasi global saat itu yakni Bipolar juga mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat

pada Kuba. Perimbangan kekuasaan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet

sangat mempengaruhi kebijakan yang dikeluarkannya. Kebijakan Amerika Serikat

9

Page 12: Paper Anapol Done

cenderung memihak, cooperative dan halus pada negara-negara yang beraliansi

dengannya, misalnya saja Perancis. Dan kebijakan cenderung bersikap sangat baik pada

negara-negara yang memilih untuk tidak beraliansi dengan pihak manapun, misalnya

Indonesia. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kebijakan yang dilakukan pada

negara-negara yang beraliansi dengan Uni Soviet. Kebijakan yang diambil akan lebih

agresif dan cenderung sangat tidak cooperative, dan hal tersebut terlihat pada perlakuan

Amerika Serikat pada Kuba, Vietnam, dan China. Dan faktor terakhir dari sistem

internasional yang berpengaruh pada pemutusan kebijakan tersebut yakni Komponen Hak

Asasi Manusia yang dijunjung tinggi oleh sistem internasional. Adanya pelanggaran HAM

yang terjadi di Kuba yakni adanya tahanan-tahanan politik yang belum juga dibebaskan

pasca revolusi 1959. Hal ini sangat bertolak belakang dengan belief sistem yang ada di

Amerika Serikat terkait dengan prinsip liberalisme, dimana setiap warga negara berhak

memiliki HAM, khususnya yakni hak untuk berbicara dan berpolitik. Sesaat setelah

berkuasa, Fidel mengeeksekusi 550 orang pengikut Batista. Ia menahan lebih dari empat

puluh menteri kabinet Batista dengan tuduhan menjadi agen CIA. Dalam pengadilan

perang yang dibentuknya pejabat-pejabat bawahan Batista dan pilot-pilotnya diadili

dengan tuduhan berbuat kriminal terhadap rakyat Kuba. Hal ini bertolak belakang dengan

hak untuk berbicara dan berpolitik yang dianut oleh Amerika Serikat (Pambudi: 2006).

Kesimpulan

Kebijakan luar negeri merupakan suatu strategi atau cara pemenuhan kepentingan

dan kebutuhan dalam negerinya. Dan kebijakan embargo ekonomi merupakan salah satu

instrument politik luar negeri yang digunakan oleh Amerika Serikat dalam rangka

pemenuhan kepentingan dan kebutuhan Amerika Serikat di Kuba. Dalam

pembentukannya, perumusan kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba

telah dipengaruhi oleh berbagai macam faktor dari dalam maupun dari luar negeri itu

sendiri. Dan bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa tiga dari lima variable penentu

kebijakan luar negeri suatu negara yang dikemukakan oleh Rosenau, nyatanya

mempengaruhi kebijakan embargo ekonomi Amerika Serikat pada Kuba. Variable-variable

yang berpengaruh secara signifikan terhadap perumusan kebijakan luar negeri Amerika

Serikat yakni kepribadian dan persepsi presiden Amerika Serikat saat itu yakni John. F

Kennedy, belief system nasional Amerika Serikat yang menganggap nilai-nilai komunis itu

buruk dan bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka (warga Amerika Serikat) yakini,

tuntutan dari kelompok kepentingan atau perusahaan Amerika yang di nasionalisasi di

10

Page 13: Paper Anapol Done

Kuba, dan juga pelanggaran HAM yang terjadi di Kuba atas penahanan dan pembunuhan

politisi-politisi yang tidak senilai dengan Castro. Hal ini terlihat pada tindakan-tindakan

Amerika Serikat berupa kebijakan-kebijakan luar negeri yang dilakukan pada masa itu.

Jadi, sesugguhnya kebijakan luar negeri yang dilakukan oleh suatu negara merupakan hasil

dari akumulasi kepentingan dan juga tindakan dari pihak dari dalam negeri ataupun dari

luar negeri itu sendiri.

Tindakan atau kebijakan suatu negara mencerminkan hubungan kedua negara.

Tindakan Amerika yang terus mengahambat Kuba dengan kebijakan-kebijakannya untuk

memblokade Kuba merupakan tindakan yang tidak etis saya rasa, hal ini dikarenakan Kuba

merupakan negara kecil yang sesungguhnya tanpa bantuan Uni Soviet merupakan negara

yang tidak dapat menandingi Amerika Serikat, dan kebijakan tersebut merupakan tindakan

yang coup de grace yang saya rasa merupakan tindakan yang keluar dari nilai-nilai

liberalis atau penghormatan terhadap HAM yang dijunjung tinggi.

11

Page 14: Paper Anapol Done

DAFTAR PUSTAKA

Cuba, Retrieved May, 28th 2010. From https://www.cia.gov/library/publications/the-world-

factbook/geos/cu.html

Hayes, M. (1984). Latin America and the U.S. National Interest:A Basis for U.S. Foreign Policy.

United States: WestView Press.

Herminio, P. The Nasionalism of Cuban Intellectuals.

Hidayat, M. (1981). Pergolakan di Amerika Latin Dalam Dasawrasa Ini. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Marbun, B. (2007). Kamus Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Ortiz, F. (1947). Cuban Counterpoint Tobacco and Sugar. New York: Knopf

Pambudi, A. (2006). Fidel Castro: 60 tahun mementang Amerika. Yogyakarta: NARASI

Plano, Jack C. & Olton, R. (1999). Kamus Hubungan Internasional. Jakarta: Penerbit Putra A

Bardin.

Russet, B. & Starr, H. (2008). World Politics: The Menu for Choice. Boston: Wadsworth.

Rozak, M. (2010). Apakah Kuba demokratis?. http://wwwpoptel.org.uk/cuba

-solidarity/index.html

Saney, I. (2003). Cuba: Revolution in Motion. Kanada: Fernwood

Steans, J. & Pettiford, L. (2009). Hubungan Internasional: Perspektif dan Tema. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

12