tugas amdal done

Upload: rifah-sabariah

Post on 08-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

AMDAL

TRANSCRIPT

TUGASANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

Di Susun Oleh :Kelompok VIII 1. I Dewa Ayu Oka Yulianingsih(P07134012019)2. Ni Nyoman Suwitri(P07134012030)3. Robiatul Rosyidah(P07134012040)4. Siti Rifah Sabariah(P07134012044)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MATARAMJURUSAN ANALIS KESEHATAN MATARAMJalan Praburangkasari Dasan Cermen Cakranegara Telepon (0370) 6311602014

TUGAS 1KEJAHATAN LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUANLingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya) yang mempengaruhi peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu kelestarian dan keseimbangan alam perlu dipertahankan agar senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia ke taraf hidup yang lebih baik.Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia terhadap lingkungan seringkali berdampak buruk. Pembangunan dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi alam untuk peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering kali mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan sumber daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat pencemar adalah terbatas. Apalagi saat ini, krisis yang melanda negeri ini menyebabkan kehidupan lebih memburuk.Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya berbagai permasalahan lingkungan dan kejahatan terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian fungsi lingkungan hidup.Kejahatan yang terjadi pada kasus sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah suatu kejahatan yang tidak berhenti ketika pelaku berhasil dijebloskan kedalam penjara atau memberikan ganti kerugian. Kejahatan ini akan menimbulkan dampak yang akumulatif dan cenderung melahirkan suatu bentuk kejahatan baru. Kejahatan lingkungan adalah setiap pelanggaran dari hokum lingkungan nasional atau internasional atau pelanggaran terhadap aturan yang menjamin konservasi dan keberlanjutan dari lingkungan hidup dunia, keanekaragaman hayati, atau sumber daya alam(INTERPOL). Kejahatan terhadap lingkungan merupakan masalah internasional yang serius yang dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap perekonomian negara, keamanan, atau kelangsungan hidup. Dampaknya dapat dirasakan dalam banyak hal, mulai dari menipisnya sumber daya alam sampai kerusakan habitat dan dari kepunahan spesies sampai kematian manusia.

II. KASUS1. Kasus Reklamasi Pulau BokorBATAM (BP) Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan mengakui bila Pemerintah Kota (Pemko) Batam telah memberikan izin reklamasi di Pulau Bokor. Sebab, kata dia, pengelola Pulau Bokor dianggap memenuhi ketentuan, aturan tata ruang, dan lahannya sesuai peruntukannya.Jadi (Pulau Bokor) tak ada masalah, ungkap Dahlan, Kamis (25/9). Mengenai telah terjadi kerusakan lingkungan berdasarkan temuan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI bersama Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia (LKPI), menurut Dahlan, perlu dilakukan peninjauan, misalnya apakah ada yang terganggu atau tidak dengan proyek reklamasi tersebut.Bagaimana bila terbukti terjadi kerusakaan, apakah Pemko akan menghentikan reklamasi di Pulau Bokor? Tergantung, kata Ketua DPC Partai Demokrat Kota Batam ini tanpa menjelaskan maksud jawabannya itu.Sementara itu, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Batam, Dendi Purnomo, mengaku pernah menghentikan sementara reklamasi Pulau Bokor. Karena belum melengkapi izin lingkungan dan Amdalnya, ujar Dendi. Namun, lanjutnya, setelah persyaratannya lengkap, izin Amdal dan lingkungannya diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPM-PTSP) Pemko Batam. Sayangnya, Kepala BMP-PTSP, Gustian Riau enggan memberikan keterangan ketika disinggung mengenai Pulau Bokor, termasuk potensi pajak dari proyek reklamasi di pulau yang berada di pesisir laut Tiban Indah, Sekupang. Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Kota Batam, Jefridin menuturkan bahwa Pulau Bokor masuk dalam pajak di Dispenda, baik pajak bumi maupun bangunan.Sekretaris Daerah (Sekda) Agussahiman yang disebut menandatangani izin reklamasi Pulau Bokor, belum memberikan keterangan. Dihubungi melalui telepon selulernya, tapi tak diangkat. Bahkan, pesan singkat atau SMS yang dikirim ke hape-nya juga tidak dijawab. Tidak sampai disitu, ketika hendak ditemui di ruangannya, salah seorang stafnya meminta membuat janji terlebih dahulu. Nanti dihubungi, kata staf itu. Tak Ada Rekomendasi dari Kementerian Reklamasi Pulau Bokor dianggap menyalahi aturan dan merugikan kehidupan masyarakat pesisir. Reklamasi yang sudah berjalan sejak 2010 lalu itu, ternyata tidak mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, meskipun ada rekomendasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Sekretariat Daerah (Sekda), dan beberapa dinas serta instansi terkait di Batam.Karena tidak adanya rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan itulah, makanya Direktorat Jenderal KP3K (Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil) dan PSDKP (Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan) turun langsung ke Batam dan melakukan pengecekan beberapa hari lalu, ujar Ayub Faidiban, Direktur Eksekutif Lembaga Kelautan dan Perikanan (LKPI) kepada Batam Pos, Kamis (25/9).Menurut Ayub, reklamasi tersebut sudah menabrak Peraturan Presiden No. 122 tahun 2012 tentang reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terutama soal perizinan dan juga keberlanjutan hidup dan penghidupan masyarakat. Tak hanya itu, kata dia, reklamasi itu juga melanggar Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2013 tentang Perizinan Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Tak hanya tanpa izin, dia menyambung, reklamasi yang hendak menjadikan Pulau Bokor sebagai kawasan wisata terpadu itu juga dianggap merusak ekosistem bakau dan juga mematikan kehidupan masyarakat nelayan di pulau-pulau kecil sekitar wilayah reklamasi. Kami ini dapat pengaduan dari para nelayan tentang menurunnya jumlah tangkapan ikan mereka, bahkan awalnya nelayan di sekitar sana ada 36 orang kini hanya tersisa 24 orang, katanya. Ayub juga menyesalkan sikap Pemko Batam dan dinas serta instansi di bawahnya yang dianggap mengabaikan kehadiran pihak Kementerian dan LKPI ke Batam. Ditjen itu sudah menyurati Dinas KP2K (Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan) tapi malah Kepala Dinas tak ada. Begitu juga dengan Kepala Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah) Kota Batam yang tak menemui kami, jelasnya.Ayub bahkan mencurigai ada yang tak beres dengan proses perizinan yang diberikan terkait reklamasi Pulau Bokor. Kami akan laporkan ke Kementerian tentang pembiaran yang dilakukan oleh Pemda, dalam hal ini Bapedalda. Maka itu, saya minta Wali Kota Batam pecat saja Kepala Bapedalda, karena dia yang bertanggung jawab mengeluarkan izin Amdal, sebut Ayub. Lebih lanjut, Ayub mengaku akan membuat surat yang ditujukan ke Presiden dan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait proyek reklamasi yang menabrak aturan tersebut. Dia juga mengaku akan kembali berkoordinasi dengan Ditjen terkait untuk membentuk tim pemantau yang akan kembali ke Batam.

2. Kasus Kejahatan Lingkungan oleh PT Galuh CempakaPT Galuh Cempaka bergerak dalam bidang pertambangan intan, PT tersebut membuang limbah industri ke aliran sungai yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat sekitar. Menurut data yang didapatkan dari siaran pers WALHI Kalimantan selatan, pencemaran yang dilakukan oleh PT. Galuh Cempaka tersebut mengakibatkan tingkat keasaaman air sungai mencapai ph 2,97. Hal ini sangat bertentangan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan, yaitu tingkat ph normal air sungai sebesar 6 hingga 9 ph. Selain itu efek dari penambangan tersebut mengancam ketahanan pangan dikota Banjarbaru. Lumbung padi kota banjarbaru terancam dengan aktivitas penambangan PT Galuh Cempaka. Dampak lingkungan ini juga menuruni fungsi sungai sebagai pengatur tata air, minimal pada tiga sungai di kelurahan palam. Penyebabnya tak lain pengelolaan tambang yang carut marut dimana perencanaan pertambangan tidak mengakomodir kepentingan masyarakat sekitar dan terkesan arogan.Setelah ditelusuri ternyata dokumen AMDAL yang dibuat PT Galuh Cempaka cacat hukum dan pada implementasinya juga tidak dijalankan. Dengan kata lain dokumen amdal hanya sebagai persyaratan administrasi belaka. Dampak langsung yang terjadi adalah penurunan kualitas air yang menyebabkan rusaknya fungsi biologis. Hal ini terlihat dari ikan-ikan yang mati, tidak mengalirnya air secara normal bahkan dua sungai tidak berfungsi. Belum lagi genangan air banjir yang mengakibatkan terendamnya ribuan hektare sawah masyarakat yang berakibat pada keterlambatan panen untuk musim tanam. Jika hal ini terus dibiarkan dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang akan mengancam kepunahan biota air. Sungai yang tidak berfungsi sebagai pengatur tata air akan mengakibatkan krisis yang lebih jauh dan berdampak besar berupa krisis ketahanan pangan yang dapat mengakibatkan krisis ekonomi. Masalah ini dianggap sebagai kejahatan korporasi lingkungan karena sudah jelas melanggar UU yang telah ditatapkan, yaitu UU No 23 Tahun 1997, Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab VI Pasal 20 ayat 1 Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup.Kejahatan lingkungan adalah kejahatan yang dilakukan oleh orang atau kelompok atau Badan hukum yang bersifat merusak dan mencemari lingkungan. Dalam kacamata krimonologi, kejahatan lingkungan memiliki perbedaan dengan kejahatan konvensional. Ciri utama dari kejahatan ini adalah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan (korporasi) dalam menjalankan usahanya.Permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan PT Galuh Cempaka seakan menjadi benalu yang menguras sumber kekayaan alam, dan sekaligus memberikan dampak kerusakan bagi lingkungan yang akhirnya akan memberikan kerugian yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat di Indonesia.Terkait dengan PT Galuh Cempaka, menurut organisasi non pemerintah yang fokus pada persoalan lingkungan ini, perusahaan tersebut telah melakukan kejahatan korporasi yaitu sengaja melakukan pembuangan limbah atau zat ke aliran sungai yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan orang banyak. Perbaikan sistem pengolahan air limbah (sispal) yang dilakukan PT Galuh Cempaka adalah suatu keharusan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.Sanksi dapat dijatuhkan kepada perorangan yaitu setiap orang yang memberi perintah maupun yang melaksanakan perintah, dalam kejadian ini, korporasi dapat juga dijadikan tersangka sesuai dalam pasal 45 dan pasal 46 UU No.23/1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, dan didalam RUU KUHP paragraph 7 tentang korporasi yang dimulai dari pasal 44-49.Melihat polanya maka dalam pandangan diatas, kejahatan ini bukanlah suatu peristiwa yang berdiri sendiri. Kesalahan dalam pengurusan yang telah berlangsung lama menjadi salah satu faktor utama pendorong terjadinya kejahatan tersebut termasuk regulasi yang mengaturnya. Belum lagi lemahnya penegakan hukum yang berimplikasi pada semakin tingginya tingkat kejahatan tersebut. Parahnya oknum aparat penegak hukum juga menjadi bagian dari praktek atau modus bagaimana kejahatan ini berlangsung dan dilakukan terus menerus.Di Indonesia adalah satu peraturan yang mempidanakan kejahatan korporasi adalah undang-undang nomor 23 thun 1997 tentang lingkungan hidup. Hal ini dapat dilihat dari isi pasal 46 yang mengadopsi doktrin vicarious liability. Meskipun tidak digariskan secara jelas seperti dalam KUHP Belanda, berdasarkan sistem hukum pidana di Indonesia pada saat ini terdapat tiga bentuk pertanggungjawaban pidana dalam kejahatan korporasi berdasarkan regulasi yang sudah ada, yaitu : dibebankan pada korporasi itu sendiri, seperti diatur dalam Psaal 65 ayat 1 dan 2 UU No.38/2004 tentang jalan. Dapat pula dibebankan kepada organ atau pengurus korporasi yang melakukan perbuatan atau mereka yang bertindak sebagai pemimpin dalam melakukan tindak pidana, seperti yang diatur dalam Pasal 20 UU No.31/1999 tentang tindak pidana korupsi dan UU No.31/2004 tentang perikanan kemudian kemungkinan berikutnya adalah dapat dibebankan baik kepada pengurus korporasi sebagai pemberi perintah atau pemimpin dan juga dibebankan kepada korporasi, contohnya seperti dalam pasal 20 ayat 1 UU No.31/1999 tentang tindak pidana korupsi.

III. ANALISIS KASUS1. Kasus Reklamasi Pulau Bokora. LokasiProyek reklamasi di pulau Bokor terjadi di daerah Batamb. Aspek Hukum yang Dilanggar Tak Ada Rekomendasi dari Kementerian Reklamasi Pulau Bokor dianggap menyalahi aturan dan merugikan kehidupan masyarakat pesisir. Reklamasi yang sudah berjalan sejak 2010 lalu itu, ternyata tidak mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Reklamasi tersebut sudah menabrak Peraturan Presiden No. 122 tahun 2012 tentang reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, terutama soal perizinan dan juga keberlanjutan hidup dan penghidupan masyarakat. Reklamasi itu juga melanggar Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2013 tentang Perizinan Reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.c. Dampak Reklamasi pada dasarnya adalah proses pembuatan daratan baru di lahan yang tadinya tertutup oleh air, seperti misalnya bantaran sungai atau pesisir. Kawasan baru tersebut biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis, pelabuhan udara, pertanian, dan pariwisata. Karena proyek reklamasi biasanya dilakukan di daerah bantaran sungai atau pesisir sehingga proyek ini dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem bakau di sekitar reklamasi. Kerusakan ekosistem bakau juga dapat menimbulkan masalah lingkungan baru seperti pemanasan global/global warming dan tingkat abrasi di daerah pesisir yang semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena rusaknya ekosistem bakau yang berperan sebagai tumbuhan penghasil oksigen yang cukup tinggi serta sebagai tumbuhan pencegah abrasi oleh gelombang air laut Merusak ekosistem biota bawah laut yang dapat menyebabkan kelangkaan beberapa jenis biota laut seperti ikan terutama ikan air laut dangkal Mematikan kehidupan nelayan karena hasil tangkapan ikan yang akan menurun akibat kerusakan ekosistem biota bawah laut Rusaknya terumbu karang di sekitar pulau yang merupakan habitat dari berbagai biota laut.

2. Kasus Kejahatan Lingkungan oleh PT Galuh Cempakaa. LokasiKejahatan lingkungan hidup oleh PT Galuh Cempaka dengan cara membuang limbah industry sisa pertambangan intan ke daerah aliran sungai terjadi di daerah Kalimantan Selatanb. Aspek Hukum yang Dilanggar limbah yang dibuang PT Galuh Cempaka bertentangan dengan UU Lingkungan Hidup No 23 Tahun 1997 tentang Persyaratan Penataan Lingkungan Hidup. Selain itu, sesuai dengan KUHP Pasal 202 ayat 1, (1) perbuatan PT Galuh Cempaka yang membuang limbah sembarangan diancam hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun. tingkat keasaman air sungai akibat pencemaran oleh limbah mencapai ph 2,97. Hal ini sangat bertentangan dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan, yaitu tingkat ph normal air sungai sebesar 6 hingga 9 ph. Masalah ini dianggap sebagai kejahatan korporasi lingkungan karena sudah jelas melanggar UU yang telah ditatapkan, yaitu UU No 23 Tahun 1997, Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab VI Pasal 20 ayat 1 Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang dilarang melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup. Dokumen AMDAL yang dibuat oleh PT Galuh Cempaka yang hanya ditujukan sebagai persyaratan administrasi belaka serta cacat hukum dalam implementasinya melanggar peraturan pemerintah terutama Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup terdapat daftar usaha-usaha yang wajib memiliki AMDALc. Dampak Menyebabkan menurunnya kualitas air di sungai tempat pembuangan limbah sehingga mengakibatkan air sungai menjadi tidak layak pakai karena memiliki kadar keasaman yang tinggi. efek dari penambangan tersebut mengancam ketahanan pangan dikota Banjarbaru. Lumbung padi kota banjar baru terancam dengan aktivitas penambangan PT Galuh Cempaka. Sungai yang tidak berfungsi sebagai pengatur tata air akan mengakibatkan krisis yang lebih jauh dan berdampak besar berupa krisis ketahanan pangan yang dapat mengakibatkan krisis ekonomi Dampak langsung yang terjadi adalah penurunan kualitas air yang menyebabkan rusaknya fungsi biologis. Hal ini terlihat dari ikan-ikan yang mati, tidak mengalirnya air secara normal bahkan dua sungai tidak berfungsi Genangan air banjir yang mengakibatkan terendamnya ribuan hektare sawah masyarakat yang berakibat pada keterlambatan panen untuk musim tanam. Jika hal ini terus dibiarkan dapat mengakibatkan penurunan kualitas air yang akan mengancam kepunahan biota air.

TUGAS 2UNDANG-UNDANG TENTANG AMDAL, UKL-UPL, DAN SPPL

Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang sebuah perusahaan wajib memiliki AMDAL, UKL-UPL, ataupun SPPL adalah sebagai berikut :1. Pasal 23 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan :(1) Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara; dan/ataui. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.2. Pada Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup terdapat daftar usaha-usaha yang wajib memiliki AMDAL. 3. Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup berisi hal sebagai berikut :