referat dph done

29
BAB I PENDAHULUAN Kesehatan oral yang baik perlu untuk melengkapi kesehatan umum yang sempurna. Kehamilan merupakan masa yang penting untuk menjaga dan memelihara kesehatan oral dalam keadaan optimum melalui pengertian mengenai pencegahan terjadi karies dan penyakit periodontal. Perubahan dalam rongga mulut akibat adanya perubahan fisiologis pada waktu kehamilan memiliki hubungan dengan tingkat hormon seks yaitu estrogen dan progresteron. Berdasarkan penelitian terkini kesehatan oral khususnya penyakit pada jaringan gingiva dapat berpengaruh terhadap terjadinya kelahiran dini yang mengakibatkan bayi yang lahir mempunyai berat badan yang kurang dari normal saat kelahiran. 3 Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Offenbacher, menemukan jika terjadi gangguan ringan pada gigi dan gusi akan menyebabkan timbulnya risiko dari bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan hambatan pertumbuhan janin. Namun risiko tersebut menjadi signifikan apabila penyakit oral menjadi berat dan kronis. 6 Manifestasi patologis selama kehamilan harus ditangani sebaik mungkin dan disesuaikan dengan kondisi ibu maupun janin yang dikandung. Pada usia awal kehamilan janin mulai terbentuk dan berdiferensiasi organ vital, maka

Upload: marha-shabrina

Post on 03-Jan-2016

76 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Dph Done

BAB I

PENDAHULUAN

             Kesehatan oral  yang baik perlu untuk melengkapi kesehatan umum yang sempurna.

Kehamilan merupakan masa yang penting untuk menjaga dan memelihara kesehatan oral

dalam keadaan optimum melalui pengertian mengenai pencegahan terjadi karies dan penyakit

periodontal. Perubahan dalam rongga mulut akibat adanya perubahan fisiologis pada waktu

kehamilan memiliki hubungan dengan tingkat hormon seks yaitu estrogen dan progresteron.

Berdasarkan penelitian terkini kesehatan oral khususnya penyakit pada jaringan gingiva dapat

berpengaruh terhadap terjadinya kelahiran dini yang mengakibatkan bayi yang lahir

mempunyai berat badan yang kurang dari normal saat kelahiran.3

            Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Steven Offenbacher, menemukan jika

terjadi gangguan ringan pada gigi dan gusi akan menyebabkan timbulnya risiko dari bayi

yang lahir dengan berat badan rendah dan hambatan pertumbuhan janin. Namun risiko

tersebut menjadi signifikan apabila penyakit oral menjadi berat dan kronis.6

          Manifestasi patologis selama kehamilan harus ditangani sebaik mungkin dan

disesuaikan dengan kondisi ibu maupun janin yang dikandung. Pada usia awal kehamilan

janin mulai terbentuk dan berdiferensiasi organ vital, maka diperlukan pertimbangan

perawatan dan obat karena pada usia awal kehamilan, gangguan pertumbuhan dan

perkembangan janin dapat terjadi. Begitu juga pada usia akhir kehamilan perlu diperhatikan

resiko proses kelahiran dan posisi ibu hamil saat berada di atas kursi perawatan gigi (dental

chair).6

          Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut adalah sangat penting terutama

selama masa kehamilan karena akibat dari penyakit gigi dan mulut yang parah dan kronis

berpengaruh pada ibu dan bayi yang dikandung. Makalah ini akan membahas lebih lanjut

mengenai kelainan oral dan perawatan gigi dan mulut yang dapat dilakukan selama masa

kehamilan.

Page 2: Referat Dph Done

BAB II

KONDISI UMUM SELAMA MASA KEHAMILAN

 II.I        Kehamilan trimester pertama

Trimester pertama kehamilan ditandai dengan perubahan fisik (seperti pembesaran

payudara) namun perubahan fisik ini tidak dapat dilihat dengan jelas dan berlangsung cepat.

Periode ini merupakan waktu pembentukan sekaligus perkembangan pesat dari semua system

dan organ tubuh janin. pada minggu ke sepuluh kehamilan, lamina dentis yang berada di

sepanjang rahang atas dan rahang bawah membentuk tunas gigi, masing-masing 10 buah tiap

rahang. Hormon memicu tubuh agar memberi makanan dan asupan yang cukup untuk

tumbuh kembang janin. 11

Xerostomia merupakan keluhan pada kebanyakan ibu hamil. Suatu studi menyatakan

adanya kekeringan yang persisten pada 44% subyek wanita hamil. Manifestasi yang jarang

terjadi seperti ptyalism atau sialorea. Produksi saliva yang berlebihan ini biasanya bermula

ada minggu kedua atau ketiga kehamilan dan mereda pada akhir trimester pertama. Etiologi

dari ptyalism masih belum dketahui namun mungkin disebabkan ketidakmampuan untuk

menelan jumlah saliva yang normal bukan dari produksi saliva yang berlebihan.2

Morning sickness yang terjadi pada trimester pertama, akibat dari peningkatan kadar

estrogen dan progresteron menyebabkan frekuensi muntah pada ibu hamil meningkat.

Kondisi ini menyebabkan lambung menjadi kosong secara perlahan dan erosi pada gigi

sehingga memperparah lesi karies yang ada. Ketika kehamilan trimester pertama, pergerakan

makanan dari esofagus ke lambung lebih perlahan dan lambung juga mengambil waktu yang

lebih lama untuk membawa makanan ke usus. Hal ini memberi masa yang cukup lama agar

makanan lebih banyak diserap untuk kebutuhan janin. Namun begitu, kondisi ini sering

menimbulkan konstipasi dan nyeri pada ulu hati. Ibu hamil lebih kerap membuang air

terutama pada waktu malam. Uterus yang membesar sehingga tertekannya saluran kencing

yang berdekatan menyebabkan terkencing pada saat bersin, batuk atau ketawa. 7

Page 3: Referat Dph Done

Selain itu, fatigue atau keletihan juga merupakan gejala yang paling sering pada

trimester pertama. Pada awal kehamilan, tingkat hormon progesteron meningkat sehingga ibu

hamil sering merasa mengantuk. Pada masa yang sama, kadar gula dalam darah menjadi

rendah, terkanan darah rendah dan peningkatan produksi darah memicu kondisi fatigue

tersebut.Kehamilan menyebabkan pembuluh darah berdilatasi dan terjadi penurunan tekanan

darah sehingga kepala terasa ringan atau pusing. Hal ini juga terjadi pada trimester kedua.7,11

II.II       Kehamilan trimester kedua

Pada kehamilan trimester kedua, produksi estrogen dan progesterone menstimulasi

kelenjar yang menghasilkan susu dalam payudara membesar. Lemak tambahan juga

berkumpul di dalam payudara.Perut terlihat lebih besar akibat uterus bertambah berat dan

besar untuk menampung janin. Berat badan bertambah antara 1,4 sampai 1,8 kg pada

trimester kedua setiap bulan hingga waktu melahirkan. Kontraksi awal mulai terjadi pada

minggu ke enam untuk memperkuat otot pada waktu persalinan (braxton hicks). Kontraksi ini

dapat dirasakan pada alat vital dan abdomen bagian bawah. Kontraksi biasanya lemah dan

tidak dapat dirasakan.7

Sekitar 50% wanita hamil mengalami gingivitis pada kehamilan. gingivitis tersebut

terjadi karena peningkatan progresteron yang berakibat gusi ibu bereaksi lebih terhadap

bakteri pada plak gigi. peningkatan suplai pendarahan pada rongga mulut juga dapat

meningkatkan sensitivitas gusi dan pendarahan terhadap gusi. Penyakit nasal dan gingiva.

Karena peningkatan sirkulasi pada kehamilan, lebih banyak aliran darah melalui membran

mukosa tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan permukaan hidung dan jalan

napas, sehingga dapat menghalang aliran udara sehingga menyebabkan berdengkur, hidung

tersumbat dan berdarah. Selain dari gingivitis, pada 0,2% hingga 9,6% kehamilan ditemukan

granuloma pyogenik di dalam mulut. 2,7,11

Kram pada kaki sering terjadi pada kehamilan mulai trimester kedua dan sering

meningkat pada malam hari sehingga mengganggu tidur. Kram disebabkan oleh otot kaki

yang kelelahan bekerja pada siang hari dan menopang beban janin yang semakin berat.

Pernafasan yang cepat dan sesak napas mulai terjadi pada trimester kedua. Akibat dari paru-

paru yang memproses udara lebih banyak saat kehamilan dibandingkan kondisi sebelumnya,

sehingga darah membawa oksigen lebih banyak ke plasenta dan janin. Sedangkan pada

Page 4: Referat Dph Done

vagina, terlihat adanya cairan vagina berwarna putih jernih bersifat asam yang membantu

menekan pertumbuhan bakteri atau virus. Selain itu, perubahan hormon menyebabkan

hambatan pengeluaran air kencing dan pembesaran uterus sehingga menghalang saluran

kencing, kedua faktor ini dapat menyebabkan peningkatan resiko infeksi ginjal dan saluran

kencing.7

II.III      Kehamilan trimester ketiga(minggu brp)

Kehamilan trimester ketiga memperlihatkan perubahan ekstrim pada fisik dan emosi

ibu hamil. Seiring dengan perkembangan dan pergerakan janin yang semakin jelas, muncul

juga rasa tidak nyaman dan gejala lain. Pada periode ini juga dapat ditemukan granuloma

pyogenik dalam rongga mulut ibu hamil. Gejala yang berlanjut hingga waktu kelahiran

adalah pembesaran payudara, pertambahan berat badan, kontraksi braxton hicks, nyeri

punggung, sesak nafas, nyeri ulu hati, pembengakan pada kaki, varises, haemorrhoids, sering

kencing dan keluarnya cairan vagina yang biasanya lebih banyak pada akhir kehamilan.2,7

 

Page 5: Referat Dph Done

BAB III

KELAINAN YANG TERJADI PADA GIGI DAN MULUT DI MASA

KEHAMILAN

III.I       KELAINAN MULUT PADA MASA KEHAMILAN

Penyakit periodontal selama masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan umum

ibu hamil dan menimbulkan efek buruk bagi janin. Hal tersebut dapat menyebabkan kelahiran

bayi dengan berat badan yang kurang dan juga kelahiran dini. Pada beberapa wanita hamil

dapat terjadi recurrent aphtae, ulser yang terhenti atau menjadi parah, gingivitis dan juga

granuloma pyogenik pada gingival margin yang dikenali sebagai epulis gravidarum. Keadaan

ini biasanya mucul pada trimester pertama kehamilan dan hilang setelah malahirkan.1,2

A.      GINGIVITIS GRAVIDARUM/GINGIVITIS KEHAMILAN

Gingivitis selama masa kehamilan merupakan hal yang biasa terjadi pada 30% hingga

100% wanita hamil. Gingivitis kehamilan ditandai dengan eritema, edema, hiperplasia dan

meningkatnya pendarahan. Secara histologis, gingivitis kehamilan sama seperti gingivitis

pada umumnya, namun faktor etiologinya berbeda dengan gingivitis biasa. Kasus inflamasi

dari ringan sampai parah yang dapat berlanjut hingga hiperplasia yang parah, rasa nyeri, dan

pendarahan. Gingivitis kehamilan terlihat jelas pada trimester pertama kehamilan dan

meningkat pada trimester ketiga. Status periodontal sebelum kehamilan mempengaruhi

keparahan dan progresifitas karena adanya perubahan sirkulasi hormon.

Page 6: Referat Dph Done

Gambar 1. Gambaran klinis gingivitis gravidarum

Inflamasi pada gingiva terjadi sekitar 70% kasus, juga pada lidah, bibir, mukosa bukal

dan palatum. Kelainan sering terjadi pada regio anterior dan daerah interproksimal.

Peningkatan inflamasi pada jaringan dapat memperdalam poket hingga menyebabkan

kegoyangan gigi pada lokasi tersebut. Selain itu eksaserbasi dari Rhinitis dapat terjadi akibat

peningkatan pernafasan lewat mulut , biasanya pada trimester pertama kehamilan.2

B.      EPULIS GRAVIDARUM/EPULIS KEHAMILAN/GRANULOMA PYOGENIK

Granuloma pyogenik (tumor kehamilan/epulis kehamilan) terjadi pada 0,2% hingga

9,6% kehamilan. Lesi yang menyerupai granuloma kehamilan adalah granuloma sel giant

central atau granuloma karena penyakit sistemik. Kondisi ini sukar dibedakan dengan

granuloma pyogenik pada individu yang tidak hamil. Granuloma pyogenik sering muncul

pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Secara klinis, granuloma mudah berdarah,

hiperplastik dan nodular. Apabila dieksisi, lesi tidak meninggalkan defek yang besar.

Keadaannya berupa sessile (tidak dapat digerakkan) atau berpendukulasi (mempunyai akar)

dan ulserasi, warna bervariasi dari merah keunguan sehingga biru gelap, tergantung

vaskularisasi lesi dan penyumbatan vena. Lesi biasanya timbul pada dearah yang mengalami

gingivitis dan berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk dan kalkulus. Granuloma

pyogenik akibat kehamilan tidak menyebabkan kehilangan tulang alveolar.2

Gambar 2. Gambaran epulis gravidarum

 

Page 7: Referat Dph Done

III.II      KELAINAN GIGI

            Pada beberapa kasus, kehamilan dapat meningkatkan resiko perkembangan karies dan

erosi gigi karena asam (Perimylolysis). Selama masa kehamilan, wanita akan mengalami

gejala yang dikenali sebagai morning sickness dapat menimbulkan rasa mual dan muntah

yang timbul mulai minggu keempat dan delapan, lalu berakhir pada minggu ke 16. Larsen

(1973) membuktikan karies menjadi progresif akibat dari faktor tersebut. Refluks gastrik atau

muntah, akan membawa HCl (pH 1-1,5) dari lambung langsung mengenai gigi. Apabila

aliran saliva cukup baik, maka saliva dapat menetralkan pH tersebut, namun apabila ada

kontak HCl yang lama terutama pada lesi awal karies, maka enamel dapat terlarut sehingga

memperparah lesi karies.2,5

Gambar 3. Perimolysis pada ibu hamil

Selain itu, peningkatan resiko karies berkaitan dengan beberapa faktor seperti

meningkatnya frekuensi makan dan pengambilan makanan bersifat kariogenik, berkurangnya

frekuensi pembersihan mulut akibat keletihan, atau rasa mual terhadap sikat gigi atau

ketakutan karena gingiva yang sering berdarah pada saat menyikat gigi. Pada pasien dengan

risiko karies rendah sebelum masa hamil, resiko karies saat hamil dapat meningkat tapi tidak

dapat membentuk lesi karies yang baru. Namun, pada individu dengan resiko karies yang

tinggi sebelum masa kehamilan, kemungkinan dapat terjadi lesi karies yang baru pada masa

kehamilan.5

Page 8: Referat Dph Done

Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 g kalsium dan fosfor setiap hari

selama ia hamil. Kebutuhan kalsium dan fosfor ini lebih tinggi sekitar 0,4 g daripada

kebutuhan saat ia tidak hamil. Defisiensi nutrisi yang berat dapat mengurangi cadangan

unsur-unsur tersebut dalam tulang. Demineralisasi gigi tidak terjadi seiama masa hamil.

Namun kebersihan mulut ibu hamil tetap harus dijaga.10

 

III.III     FOKAL INFEKSI

Offenbacher et al. membuktikan bahwa penyakit periodontal pada ibu hamil yang

tidak dirawat merupakan faktor risiko signifikan terjadinya kelahiran dini (kurang dari

37minggu), kelahiran bayi kurang berat (<2500gm). Korelasi penyakit periodontal dengan

kelahiran bayi dengan berat rendah adalah akibat dari infeksi yang menjalar secara tidak

langsung. Secara prinsip, adanya translokasi produk bakteri seperti endotixia

(lipopolisakarida,LPS) dan dari proses kehamilan menghasilkan mediator inflamasi. Molekur

biologi yang aktif sepert PGE dan TNF-a, yang sering terlibat pada kelahiran normal,

meningkat akibat dari proses infeksi sehingga menimbulkan kelahiran dini. Bakteri gram

negatif pada penyakit periodontal berkembang biak atau invasi ke dalam saluran

genitourinari.2

Baru-baru ini, penelitian mengenai hubungan tingkat PGE2 dalam cairan krevikular

(GCF) dengan tingkat intraamniotik PGE2 menunjukkan, bahwa infeksi bakteri gram negatif

periodontal mencetus kelahiran dini sebagai sumber LPS, atau melalui stimulasi dari

mediator kedua inflamasi seperti PGE2 dan interleukin IB. Offenbacher et al. mencadangkan

hubungan respon-dosis dalam meningkatkan GCF PGE2 sebagai petanda aktivitas dari

penyakit periodontal dan penurunan berat badan.2

 III.IV     FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT PERIODONTAL DI MASA KEHAMILAN

1.      Komposisi plak subgingiva

Perubahan komposisi plak subgingiva terjadi selama kehamilan. Kornman dan

Loesche mengatakan pada trimester kedua, risiko gingivitis dan pendarahan gingiva

meningkat tanpa disertai peningkatan plak. Rasio bakteri anaerob/aerob seperti Bacteroides

Page 9: Referat Dph Done

Melaninogenicus dan Prevotella Intermedia meningkat. Pertumbuhan P. gingivalis

meningkat pada minggu 21 hingga 27 kehamilan tapi tidak signifikan. Peningkatan relatif

pada jumlah P. gingivalis dapat dijadikan indikator yang lebih baik adanya perubahan

hormon sistemik dibandingkan gambaran klinis gingivitis.2

2.      Immunorespon pada ibu hamil

Sistem imun pada ibu hamil menurun selama kehamilan. Respon ini memberi peluang

bagi janin untuk bertahan sebagai allograft. Dokumentasi mengenai faktor imunosupresi pada

wanita hamil dapat dilihat dengan meningkatnya jumlah minosit dan glikoprotein beta

spesifik kehamilan yang berperan dalam respon limfosit terhadap mitogen dan antigen. Rasio

sel Th periferal terhadap Ts (CD4/CD8) selama masa kehamilan menurun.2

Perubahan respon imun selama kehamilan meningkatkan kerentanan terjadinya

inflamasi pada gingiva.  Dalam suatu penelitian, inflamasi gingiva indeks tinggi tetapi

persentase T3,T4 dan sel B menurun di pembuluh darah periferal dan jaringan gingiva

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Lapp et al. menyatakan bahwa kadar progresteron

yang tinggi selama kehamilan memperparah inflamasi gingiva dengan menurunkan regulasi

pembentukan interleukin-6, menyebabkan gingiva kurang resisten terhadap proses inflamasi

yang disebabkan oleh bakteri. Dan juga, hormon dari ovarium merangsang produksi

prostaglandin,terutama PGE1 dan PGE2 yang merupakan mediator yang penting bagi proses

inflamasi. Prostaglandin berfungsi sebagai imunosupresi yang menyebabkan gingiva

mengalami inflamasi yang lebih parah. Kinnby et al., menemui kadar progresteron yang

tinggi selama kehamilan mempengaruhi inhibitor plasminogen aktivator  tipe 2(PAI-2) dan

mengganggu keseimbangan sistem fibrinolitik. Oleh karena PAI-2 berperan sebagai inhibitor

proses proteolisis jaringan, maka dipercayai komponen dari sistem fibrinolitik berpengaruh

terhadap pembentukan gingivitis kehamilan.2

3.      Tingkat hormon seks

Selama kehamilan, tingkat hormon meningkat secara drastis. Progresteron meningkat

sehingga 100ng/ml, 10 kali lipat daripada fase luteal dari siklus menstruasi. Estradiol dalam

Page 10: Referat Dph Done

plasma dapat meningkat hingga 30 kali lebih tinggi dibandingkan pada siklus reproduksi.

Pada awal kehamilan dan selama siklus ovari yang normal, korpus luteum merupakan sumber

utama dari hormon estrogen dan progresteron. Selama kehamilan, plasenta turut

memproduksi estrogen dan progresteron.2

Estrogen meregulasi proliferasi seluler, diferensiasi dan keratinisasi. Estrogen

meningkatkan proliferasi seluler dalam pembuluh darah(endometrium), menurunkan

keratinisasi dan meningkatkan epitelial glikogen. Progresteron berpengaruh terhadap

permeabilitas mikrovaskular, regulasi tingkat dan pola dari produksi kolagen, dan

meningkatkan metabolisme asam folat (yang diperlukan untuk pertahanan jaringan).

Progresteron meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan

permeabilitas (terjadinya edema dan akumulasi sel inflamatori) dan meningkatkan proliferasi

pembuluh darah baru pada gingiva sehingga mudah terjadi pendarahan. Konsentrasi hormon

seks pada jaringan gingiva, saliva serum dan GCF secara langsung meningkatkan respon

radang.2

Vittek et al. menemukan reseptor spesifik bagi estrogen dan progresteron pada

jaringan gingiva, memberikan bukti secara biokemikal dimana gingiva dapat bereaksi

terhadap hormon seks. Muramatsu dan Takeasu juga melaporkan adanya peningkatan

konsentrasi hormon seks di saliva mulai bulan pertama hingga kesembilan kehamilan diikuti

meningkat persentasi dari P. intermedia. Terdapat juga bukti dimana konsentrasi hormon

seks di GCF memberikan media pertumbuhan untuk bakteri patogen periodontal.2

Page 11: Referat Dph Done

BAB IV

PERAWATAN GIGI DAN MULUT SELAMA MASA KEHAMILAN

 IV.I       PRINSIP PENGELOLAAN

            Untuk menghindari kemungkinan terjadinya risiko fatal pada perawatan gigi dan

mulut selama masa kehamilan, maka dokter gigi harus melakukan tindakan sesuai dengan

prosedur. Dokter gigi harus menyadari bahwa pasien yang dihadapi bukanlah pasien yang

selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Untuk itu ada kalanya dokter gigi harus

menunda perawatan gigi dan mulut terutama pada trimester pertama dan di akhir trimester

ketiga. Hal ini berhubungan dengan keadaan medis ibu hamil.8

 

IV.II      PERAWATAN MANIFESTASI ORAL KEHAMILAN

A.     GINGIVITIS GRAVIDARUM

RENCANA PERAWATAN

· Tahap jaringan lunak. Iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh

karena itu tujuan dari penanggulangan gingivitis selama kehamilan adalah

menghilangkan semua jenis iritan lokal seperti plak, kalkulus, sisa makanan,

perbaikan tambalan, dan perbaikan gigi tiruan yang kurang baik. Scaling dan root

planning merupakan perawatan periodontal non-bedah dan konvensional yang

bertujuan untuk menghilangkan penyebab inflamasi dan bertujuan untuk

menyeimbangkan kembali kondisi jaringan periodontal.9

Page 12: Referat Dph Done

· Tahap Fungsional. Tahap ini merupakan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti

pembuatan tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan, dan lainnya.9

· Tahap sistemik. Tahap ini memperhatikan aspek kesehatan ibu hamil secara

menyeluruh, melakukan pencegahan dan perawatan gingivitis selama kehamilan.

Keadaan ini penting karena dapat menentukan tahapan perawatan yang akan

dilakukan.9

· Tahap pemeliharaan. Tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya kembali

penyakit periodontal setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah

pemeliharaan kebersihan mulut dirumah dan pemeriksaan kesehatan jaringan

periodontal secara berkala. Setelah dilakukan scaling dan root planning, pasien

dengan gingivitis harus diberikan Dental Health Education (DHE), yang bertujuan

untuk mengontrol akumulasi plak gigi dalam rongga mulut berupa pemakaian dental

floss dan pengarahan pemakaian sikat gigi yang tepat dan bermanfaat.8,9

 

B.      EPULIS GRAVIDARUM

Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah

ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda

hingga kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga

mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari.9

Namun pada kasus dengan epulis bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi untuk

pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi secara spontan dilaporkan pada

75% kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah melahirkan. Pregnancy tumor (tumor kehamilan)

apabila menimbulkan gangguan, perdarahan yang berlebihan, dokter gigi dapat melakukan

perawatan dengan pembedahan pada masa kehamilan. Perawatan yang dilakukan yaitu

dengan melakukan eksisi, kauterisasi atau gingivektomi di bawah anestesi lokal.9

Bila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara,

tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. Selain dengan eksisi,

pengangkatan tumor dengan teknik laser dirasa cukup memberi keuntungan karena

menimbulkan perdarahan minimal.9

Page 13: Referat Dph Done

C.      PROSEDUR PERAWATAN GIGI DAN MULUT

Dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada masa kehamilan, dokter gigi harus

berhati-hati dengan mempertimbangkan perlindungan bagi ibu hamil dari calon bayi yang

sedang berkembang, khususnya pada trimester pertama. Adakalanya dokter gigi menghindari

perawatan gigi dan mulut pada trimester pertama dengan berdasarkan pertimbangan riwayat

medis pasien, misalnya pada pasien yang mengalami rasa lesu, pusing, mual dari muntah-

muntah. Waktu perawatan yang terbaik adalah pada trimester kedua. Pada umumnya

perawatan yang dilakukan terhadap pasien hamil dibatasi pada prosedur-prosedur operative

yang sederhana, seperti penambalan karies gigi, pencabutan gigi yang tidak menimbulkan

komplikasi dari tindakan skeling/root planing.8

Perawatan terutama ditujukan untuk mengontrol penyakit yang sedang terjadi dan

menyingkirkan faktor-faktor yang dapat memperburuk keadaan rongga mulut pada akhir

kehamilan dan setelah melahirkan. Prosedur endodontik standar dapat dilakukan selama masa

kehamilan, dilakukan dengan menggunakan tehnik yang asepsis dan menghindari keadaan

yang dapat menimbulkan stress bagi pasien. Prosedur-prosedur yang dapat menimbulkan

stress atau yang melelahkan bagi pasien, seperti pengambilan gigi terpendam sebaiknya

dihindari atau ditunda dulu.8

 

IV.III     MODIFIKASI PERAWATAN

Untuk menghindari komplikasi pada masa kehamilan, maka pemberian obat, anastesi

lokal maupun general harus diberikan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Segala

macam perawatan sebaiknya ditangguhkan sampai proses kelahiran khususnya pada wanita

dengan riwayat aborsi atau masalah kehamilan. Pada waktu trimester pertama kehamilan,

adalah penting untuk mencegah infeksi, obat dan hanya menggunakan obat anastesi general

dan radiografi yang tertentu. Perawatan gigi dapat dilakukan pada trimester kedua namun,

prosedur restroratif lanjut sebaiknya ditangguh sehingga kondisi periodontal membaik setelah

proses kehamilan. Pada trimester kedua dan ketiga, janin mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan, tetapi masih dapat dipengaruh oleh infeksi, obat dan faktor lainnya. Sindroma

hipotensi supine terjadi pada trimester ketiga jika ibu hamil dalam posisi baring mendatar.

Page 14: Referat Dph Done

Oleh karena itu, pasien dianjurkan berbaring pada satu sisi agar vena dapat mengalir dengan

baik. Beberapa wanita hamil mengalami hipertensi akibat refleks penyumbatan.1

A.     Dental amalgam

The Food and Drug Administration (FDA) di United States mengeluarkan surat 2009

yang mana menjelaskan “terdapat informasi yang terbatas mengenai restorasi amalgam pada

ibu hamil akan membahayakan perkembangan fetus. FDA mempertimbangkan bahwa dental

amalgam aman untuk dewasa dan anak umur atas 6 tahun termasuk anak yang minum ASI”.

Penelitian lanjut tidak menemui kaitan antara penggunaan amalgam dan penyakit sistemik.

Kebanyakan ahli percaya bahwa tingkat eksposur merkuri tidak berpengaruh pada kesehatan

umum secara signifikan. Restorasi amalgam melepaskan gas merkuri pada saat mengunyah

atau gigi disikat atau pembongkaran tambalan. Sebagian gas merkuri dihirup, sebagian

melarut dalam saliva dan ditelan tetapi kebanyakan merkuri yang masuk ke badan akan

diekskresi. Amalgam dalam berakumulasi dalam jumlah yang kecil di ginjal, otak, paru, hati

dan saluran pencernaan. Merkuri dapat melalui plasenta dan terdeteksi dalam air susu ibu

namun tidak ditemui kaitan antara penggunaan amalgam dan defek kelahiran maupun

kelahiran mati. Secara umumnya, merupakan langkah yang bijak untuk mengurangkan

prosedur yang dapat menganggu kesehatan umum selama masa kehamilan.1,4

 B.      Radiografi gigi

Penggunaan radiograph sebaiknya dihindari terutama pada trimester pertama dari

kehamilan, walaupun radiografi dental tidak terlalu beresiko melainkan film radiograf

diletakkan langsung ke arah fetus seperti radiografi verteks-oklusal. Pada saat ini

perkembangan janin sangat peka terhadap radiasi. Bila wanita hamil terkena radiasi akan

mengakibatkan keguguran, perubahan bentuk atau kelainan pertumbuhan pada janin dan

kematian pada janin yang sedang dikandung.1,8

Page 15: Referat Dph Done

Apabila radiograph diperlukan sekali, terutama untuk membantu menegakkan

diagnosa yang tepat, pada pasien hamil harus diberikan pengamanan untuk menghindari

terjadinya pengaruh negatif radiasi pada janin. Baju timah atau apron dapat digunakan

sebagai perlindungan yang adekuat. MRI dielakkan pada trimester pertama. Xray yang

berlebihan untuk rencana perawatan kompleks, misalnya seluruh mulut, panoramik oral dan

sefalogram harus ditunda sehingga postpartum.8

 

C.      Pemakaian obat-obatan.

Pemberian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan. Seperti kita ketahui, dalam kedokteran gigi obat-obatan berfungsi untuk

menyempurnakan hasil perawatan gigi yang dilakukan. Tetapi pada pasien hamil sebaiknya

pemberian obat-obatan sedapat mungkin dihindari, terutama pada trimester pertama. Hal ini

bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh teratogenik obat pada janin.

Penganuh teratogenik yaitu terjadinya gangguan pertumbuhan janin, merupakan kejadian

yang sungguh penting karena dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim, keguguran

dan cacat bawaan yang sementara ataupun menetap. Faktor penentu terjadinya pengaruh

teratogenik pada penggunaan obat bagi wanita hamil yaitu status fisiologi ibu, status patologi

ibu, usia kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi obat melalui plasenta, dosis dan

lama terapi obat dan daya teratogenik obat.8

Beberapa obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum menunjukkan

pengaruh yang buruk pada janin. Tetapi ada obat-obatan yang dengan cepat dapat melalui

plasenta, dan setiap dokter gigi harus sadar akan kemungkinan pengaruh negatif yang

mengenai janin. Pada tabel 1 menunjukkan obat-obatan yang diindikasikan dan

kontraindikasi pasien hamil. Obat ini harus diketahui dokter gigi agar dapat memakai obat

yang dan tidak menggunakan obat yang kontraindikasi.8

 Tabel 1. Pemberian obat-obatan pada pasien hamil8

JENIS OBAT YA TIDAK

Page 16: Referat Dph Done

Analgesik Paracetamol

AspirinAs. MefenamatDiamorphinePentozicine

AntibiotikPenisilin

EritromisinSefalosporin

StrepmisinTetrasiklinRifampisin

Anestesi Lokal Lidokain

Lain-lain

KortikosteroidKarbamazepin

DanazolThalidomide

Diazepam

 D.     Pemutihan gigi

Dalam proporsi kecil pasien sehat yang melakukan pemutihan gigi,  muncul lesi pada

daerah gingiva dan nyeri tenggorokan. Masih belum ada bukti yang menunjukkan bahan

kimia yang digunakan untuk memutihkan gigi membahayakan janin, tapi gingivitis

kehamilan mempunyai resiko memburuk akibat bahan pemutih itu. Oleh karena masih belum

ada bukti yang menunjukkan prosedur pemutihan aman pada waktu kehamilan, banyak yang

bersetuju jika prosedur untuk memperbaiki estetik ditunda sehingga post-partum.4

E.      Perawatan darurat

Perawatan gigi darurat bisa dilakukan, tetapi restorasi, root planning dan profilaksis

lebih baik ditunda setelah 14 minggu kehamilan. Perawatan ini harus selesai sebelum pasien

melahirkan dan perawatan jangka panjang seperti crown dan bridge harus ditunda hingga

bayi lahir dan ibu merasa cukup sehat untuk menjalani prosedur. Apabila diindikasikan dapat

menggunakan (1) anestesi lokal dengan epinefrin, (2) analgesik misalnya asetaminofen

(paracetamol) dengan atau  tanpa kodein, (3) antibiotik misalnya penisilin, sefalosporin dan

non-estolate eritromicin, (4) setelah trimester pertama, ibuprofen dan naprosin untuk hanya

24-72 jam dan mencegah aspirin dan obat yang mengandung aspirin.4

 

Page 17: Referat Dph Done

IV.IV     PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DALAM

KEHAMILAN.

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan harus diperhatikan.

Adanya kerusakan gigi atau pendarahan dan pembengkakan gusi atau gejala lainnya di

rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama pada waktu makan. Untuk

mencegah timbulnya ganguan di rongga mulut selama masa kehamilan, perlu diciptakan

tingkat kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan

untuk mencegah peradangan pada gingiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan

hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut selama masa kehamilan.8

  Ada beberapa hal yang perlu ditekankan kepada ibu hamil dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan,

yaitu : 3,8

1. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segera bersihkan mulut dengan

berkumur-kumur dan tidak langsung sikat gigi bagi menghindar pelarutan enamel

yang lunak akibat kontak dari asam.

2. Mengatur pola makanan 4 sehat 5 sempurna dan menghindari makanan yang bersitat

kariogenik.

3. Menyikat gigi secara teratur. Sikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi

berfluorida dan menggunakan floss setiap hari.

4. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter gigi pada

masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi.

5. Menghindari minuman berkarbonat dan jus buah dengan pemanis / cordial, tidak

merokok karena merokok dapat menyebabkan fetus cacat dan hindari alkohol.

 

Page 18: Referat Dph Done

BAB V

RINGKASAN

            Pada kehamilan terjadi perubahan anatomis dan fisiologis yang akan berdampak pada

kesehatan gigi dan mulut pada ibu. Perubahan di ronggan mulut dipengaruhi oleh sistem

hormonal bersamaan faktor iritasi lokal didalam mulut. Penyakit yang sering diderita adalah

gingivitis kehamilan, epulis kehamilan, meningkatkan progresifitas lesi karies yang ada dan

erosi gigi. Perawatan penyakit mulut selama kehamilan perlu mempertimbangkan kondisi si

ibu dan janin bagi mencegah terjadinya komplikasi buruk.

Pada masa kehamilan, dokter gigi dapat melakukan perawatan gigi dan mulut, tetapi

harus mempertimbangkan perlindungan terhadap ibu hamil dan janin yang sedang

berkembang. Perawatan gigi dan mulut pada masa kehamilan dapat melibatkan beberapa hal

yang berbahaya seperti radiografi, pemberian obat-obatan dan prosedur yang dapat

menimbulkan kelelahan dan stress. Perawatan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

selama masa kehamilan adalah penting sebagai bagian dari pengawasan kesehatan

seluruhnya.

Oleh karena itu, anamnesa sangat penting bagi mengetahui jenis perawatan yang tepat

dan perencanaan perawatan yang tidak memberi pengaruh buruk pada kesehatan ibu maupun

janin. Kehamilan trimester kedua merupakan periode paling aman untuk dilakukan perawatan

dental karena pada periode ini janin mengalami pertumbuhan dan pematangan fetus.

Page 19: Referat Dph Done

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Crispian Scully, Roderick A. Cawson, Medical Problems In Dentistry, 5th Edition,

Elsevier, 2005, hal. 490-493.

2. Micheal G. N., DDS., et al., Carranza’s Clinical Periodontology, 10th Edition,

Saunders, hal.639-645.

3. Noochpoung R. et al., Dental Caries and Gingivitis Among Pregnant and Non-

Prengnant Women in Chiang Mai, Thailand, Nagoya Journal Medicine Science, 2012,

hal 43-50.

4. Oral care during pregnancy, By Dr Vincent C Amerena, PSM, RFD, BDSc, LDS,

MDSc, FRACDS, FICD, FPFA

5. Colgate Oral Care and The University of Adelade, Caries Concerns In Ante and Post

Natal Care, Practice Informtion Sheet No.9, Available at :

http://www.arcpoh.adelaide.edu.au [Diunduh pada 10 Disember 2012]

6. IDAI. 2007. Pentingnya Perawatan Gigi Pada (Calon) Ibu Hamil . Available at :

http://dranak.blogspot.com/2007/03/pentingnya -perawatan-gigi-pada-calon.html.

[Diunduh pada 15 Disember 2012]

7. Perubahan ibu hamil. Available at : www.mayoclinic.com/health/pregnancy/PR00004

[Diunduh pada 13 Disember 2012]

8. Gingivitis. Available at : http://id.scribd.com/doc/91399210/gingivitis-hamil-pdf

[Diunduh pada 17 Disember 2012 ]

9. Gingivitis Gravidarum. Available at: http://id.scribd.com/doc/54694040/Gimgivitis-

gravidarum [Diunduh pada 17 Disember 2012]

Page 20: Referat Dph Done

10. Perubahan Fisiologis Pada Kehamilan. Available at:

http://id.scribd.com/doc/112064373/Perubahan-Fisiologis-Pada-Kehamilan [Diunduh

pada 13 Disember 2012]

11. Tahap perkembangan kehamilan. Available at: http://www.kedokteran.info/tahap-

perkembangan-kehamilan.html [Diunduh pada 20 Disember 2012]