orto .docx
DESCRIPTION
fkgTRANSCRIPT
![Page 1: orto .docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/55cf9b59550346d033a5b55d/html5/thumbnails/1.jpg)
Disharmoni Dento Maxilar ( DDM )
Disharmoni dentomaksiler merupakan disproporsi besar gigi dengan lengkung geligi.
Faktor utama penyebab DDM adalah faktor herediter atau keturunan, misalnya seorang anak
mewarisi ukuran gigi ibunya yang cenderung berukuran kecil dan anak tersebut mewarisi ukuran
lengkung geligi ayahnya yang berukuran relatif besar. Sehingga terjadi diastema menyeluruh
dikarenakan disproporsi ukuran gigi dan lengkung geligi. Selain itu ada beberapa faktor lain
yang juga mendukung timbulnya kelainan ini, yaitu faktor lokal seperti gaya hidup, misalnya
anak tersebut kurang mengkonsumsi makanan keras sehingga pertumbuhan rahang kurang
maksimal, dan ukuran rahang menjadi lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Hal ini
menyebabkan DDM tipe transitoir. Pada DDM tidak harus terjadi pada kedua rahang ataupun
pada kedua sisi, DDM bisa terjadi hanya pada salah satu sisi ataupun pada salah satu rahang.
Namun pada umumnya DDM lebih sering terlihat pada rahang atas, karena lengkung rahang
untuk tempat erupsi gigi permanen pada rahang atas hanya terbatas pada tuberositas maksila saja,
sedangkan pada rahang bawah sampai pada ramus ascenden. DDM dibagi menjadi tiga tipe
1. Tipe berdesakan, merupakan keadaan yang sering dijumpai yaitu ukuran gigi-gigi yang
berukuran besar pada lengkung geligi yang normal, atau ukuran gigi normal pada
lengkung geligi yang kecil sehingga menyebabkan letak gigi berdesakan.
2. Diastema menyeluruh, tidak adanya harmoni antara besar gigi dan lengkung gigi yaitu
ukuran gigi kecil dengan lengkung geligi normal ataupunukuran gigi normal dengan
lengkung geligi yang besar.
3. Tipe transitoir, ketidakharmonisan erupsi gigi dengan pertumbuhan tulang, yang
menyebabkan gigi berdesakan. DDM tipe transitoir ini bisa terkoreksi seiring
bertambahnya usia karena pertumbuhan tulang rahang dan ukuran gigi tetap, sehingga
baketerlambatan pertumbuhan, maka tidak dianjurkan melakukan pencabutan karena
dapat menyebabkan diastema. Untuk mendiagnosa DDM tipe transitoir bisa dilakukan
perbandingan antara gambaran normal gigi geligi saat itu dengan gamaran dari gigi
pasien.
Perawatan pada kasus DDM adalah sangat sederhana bahkan bisa dikatakan apabila
diagnosa dilakukan sejak dini oleh seorang dokter gigi dapat merencanakan serial ekstraksi pada
penderita DDM. Dimana apabila ekstraksinya dilakukan secara tepat maka tidak akan terjadi
maloklusi pada rongga mulut. Namun jika diagnosa dilakukan terlambat (umur 11-12 tahun)
![Page 2: orto .docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/55cf9b59550346d033a5b55d/html5/thumbnails/2.jpg)
maka perawatan DDM tidak hanya cukup dengan ekstraksi seri saja, terapinya perlu dilanjutkan
dengan penggunaan alat orthodonsi untuk menaroik gigi canius ke distal dan dan meletakkan
insisivus lateral dalam lengkung gigi yang baik dan benar.
(Buku Ajar Orthodonsi 2. 2003. 54-55)
Definisi Ekstraksi Seri
Ekstraksi seri merupakan suatu metode untuk melakukan perawatan orthodonti dalam periode
geligi campuran (mixed dentition) untuk mencegah terjadinya maloklusi pada gigi - gigi tetap
(permanent dentition) dengan jalan melakukan pencabutan gigi - gigi yang dipilih pada interval
waktu yang tertentu serta menurut cara - cara yang telah dilaksanakan dengan observasi dan
diagnosa yang tepat dan teliti sehingga merupakan suatu prosedur yang memerlukan kesabaran
dan penelitian yang lama tanpa memakai alat orthodonti. Jadi, merupakan suatu cara untuk
mendapatkan koereksi sendiri (self correction). (Buku Ajar Orthodonsi 2. 2003. 67)
Indikasi dan kontraindikasi Ekstraksi Seri
Indikasi :
Adanya Disharmony Dento-Maksiler.
Pada fase geligi pergantian.
Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu kecil untuk memuat
semua geligi dalam lengkung yang rata.
Protrusi bimaksilar.
Pada maloklusi kelas I.
Pada maloklusi kelas II divisi 1.
Tanggal gigi sulung satu atau lebih yang mengakibatkan lengkung gigi menjadi pendek.
Kontraindikasi :
Maloklusi klas I angle dengan kekurangan tempat yang kecil (sedikit berdesakan).
Ada mutilasi.
Deep overbite atau open bite.
Maloklusi kelas II divisi 2 dan kelas III.
![Page 3: orto .docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/55cf9b59550346d033a5b55d/html5/thumbnails/3.jpg)
Kemungkinan tindakan dalam Ekstraksi Seri
Pelaksanaan ekstraksi seri yang mungkin dilakukan sebagai berikut :
- Kaninus sulung > m1 > P1
- Kaninus sulung > P1
Pencabutan kaninus sulung :
Untuk memberi tempat bagi insisif permanen agar dapat terletak baik dalam lengkung.
Perlu dipikirkan untuk tempat C permanen > setelah + 1 th, I permanen terletak baik,
perlu dilakukan foto lokal, bila semua benih ada dan letaknya baik > tentukan rencana
perawatan selanjutnya.
Pencabutan m1 & P1 :
Di RA tidak dilakukan pencabutan m1, karena biasanya P1 lebih dulu dari caninus >
biarkan erupsi sendiri dengan meresopsi m1.
Di RB > kaninus sering erupsi lebih dahulu dari P1.
Pencabutan P1 :
Dilakukan bila kaninus permanen sudah waktunya erupsi, sebab kalau terlalu cepat
dicabut kemungkinan besar M1 dan m2 akan bergeser ke mesial sehingga tempat untuk
kaninus permanen menjadi berkurang.