orto .docx

5
Disharmoni Dento Maxilar ( DDM ) Disharmoni dentomaksiler merupakan disproporsi besar gigi dengan lengkung geligi. Faktor utama penyebab DDM adalah faktor herediter atau keturunan, misalnya seorang anak mewarisi ukuran gigi ibunya yang cenderung berukuran kecil dan anak tersebut mewarisi ukuran lengkung geligi ayahnya yang berukuran relatif besar. Sehingga terjadi diastema menyeluruh dikarenakan disproporsi ukuran gigi dan lengkung geligi. Selain itu ada beberapa faktor lain yang juga mendukung timbulnya kelainan ini, yaitu faktor lokal seperti gaya hidup, misalnya anak tersebut kurang mengkonsumsi makanan keras sehingga pertumbuhan rahang kurang maksimal, dan ukuran rahang menjadi lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Hal ini menyebabkan DDM tipe transitoir. Pada DDM tidak harus terjadi pada kedua rahang ataupun pada kedua sisi, DDM bisa terjadi hanya pada salah satu sisi ataupun pada salah satu rahang. Namun pada umumnya DDM lebih sering terlihat pada rahang atas, karena lengkung rahang untuk tempat erupsi gigi permanen pada rahang atas hanya terbatas pada tuberositas maksila saja, sedangkan pada rahang bawah sampai pada ramus ascenden. DDM dibagi menjadi tiga tipe 1. Tipe berdesakan, merupakan keadaan yang sering dijumpai yaitu ukuran gigi-gigi yang berukuran besar pada lengkung geligi yang normal, atau ukuran gigi normal pada lengkung geligi yang kecil sehingga menyebabkan letak gigi berdesakan.

Upload: dian-fajariani

Post on 08-Apr-2016

281 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

fkg

TRANSCRIPT

Page 1: orto .docx

Disharmoni Dento Maxilar ( DDM )

Disharmoni dentomaksiler merupakan disproporsi besar gigi dengan lengkung geligi.

Faktor utama penyebab DDM adalah faktor herediter atau keturunan, misalnya seorang anak

mewarisi ukuran gigi ibunya yang cenderung berukuran kecil dan anak tersebut mewarisi ukuran

lengkung geligi ayahnya yang berukuran relatif besar. Sehingga terjadi diastema menyeluruh

dikarenakan disproporsi ukuran gigi dan lengkung geligi. Selain itu ada beberapa faktor lain

yang juga mendukung timbulnya kelainan ini, yaitu faktor lokal seperti gaya hidup, misalnya

anak tersebut kurang mengkonsumsi makanan keras sehingga pertumbuhan rahang kurang

maksimal, dan ukuran rahang menjadi lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Hal ini

menyebabkan DDM tipe transitoir. Pada DDM tidak harus terjadi pada kedua rahang ataupun

pada kedua sisi, DDM bisa terjadi hanya pada salah satu sisi ataupun pada salah satu rahang.

Namun pada umumnya DDM lebih sering terlihat pada rahang atas, karena lengkung rahang

untuk tempat erupsi gigi permanen pada rahang atas hanya terbatas pada tuberositas maksila saja,

sedangkan pada rahang bawah sampai pada ramus ascenden. DDM dibagi menjadi tiga tipe

1. Tipe berdesakan, merupakan keadaan yang sering dijumpai yaitu ukuran gigi-gigi yang

berukuran besar pada lengkung geligi yang normal, atau ukuran gigi normal pada

lengkung geligi yang kecil sehingga menyebabkan letak gigi berdesakan.

2. Diastema menyeluruh, tidak adanya harmoni antara besar gigi dan lengkung gigi yaitu

ukuran gigi kecil dengan lengkung geligi normal ataupunukuran gigi normal dengan

lengkung geligi yang besar.

3. Tipe transitoir, ketidakharmonisan erupsi gigi dengan pertumbuhan tulang, yang

menyebabkan gigi berdesakan. DDM tipe transitoir ini bisa terkoreksi seiring

bertambahnya usia karena pertumbuhan tulang rahang dan ukuran gigi tetap, sehingga

baketerlambatan pertumbuhan, maka tidak dianjurkan melakukan pencabutan karena

dapat menyebabkan diastema. Untuk mendiagnosa DDM tipe transitoir bisa dilakukan

perbandingan antara gambaran normal gigi geligi saat itu dengan gamaran dari gigi

pasien.

Perawatan pada kasus DDM adalah sangat sederhana bahkan bisa dikatakan apabila

diagnosa dilakukan sejak dini oleh seorang dokter gigi dapat merencanakan serial ekstraksi pada

penderita DDM. Dimana apabila ekstraksinya dilakukan secara tepat maka tidak akan terjadi

maloklusi pada rongga mulut. Namun jika diagnosa dilakukan terlambat (umur 11-12 tahun)

Page 2: orto .docx

maka perawatan DDM tidak hanya cukup dengan ekstraksi seri saja, terapinya perlu dilanjutkan

dengan penggunaan alat orthodonsi untuk menaroik gigi canius ke distal dan dan meletakkan

insisivus lateral dalam lengkung gigi yang baik dan benar.

(Buku Ajar Orthodonsi 2. 2003. 54-55)

Definisi Ekstraksi Seri

Ekstraksi seri merupakan suatu metode untuk melakukan perawatan orthodonti dalam periode

geligi campuran (mixed dentition) untuk mencegah terjadinya maloklusi pada gigi - gigi tetap

(permanent dentition) dengan jalan melakukan pencabutan gigi - gigi yang dipilih pada interval

waktu yang tertentu serta menurut cara - cara yang telah dilaksanakan dengan observasi dan

diagnosa yang tepat dan teliti sehingga merupakan suatu prosedur yang memerlukan kesabaran

dan penelitian yang lama tanpa memakai alat orthodonti. Jadi, merupakan suatu cara untuk

mendapatkan koereksi sendiri (self correction). (Buku Ajar Orthodonsi 2. 2003. 67)

Indikasi dan kontraindikasi Ekstraksi Seri

Indikasi :

Adanya Disharmony Dento-Maksiler.

Pada fase geligi pergantian.

Perawatan hanya dapat dilakukan bila diyakini bahwa basis apikal terlalu kecil untuk memuat

semua geligi dalam lengkung yang rata.

Protrusi bimaksilar.

Pada maloklusi kelas I.

Pada maloklusi kelas II divisi 1.

Tanggal gigi sulung satu atau lebih yang mengakibatkan lengkung gigi menjadi pendek.

Kontraindikasi :

Maloklusi klas I angle dengan kekurangan tempat yang kecil (sedikit berdesakan).

Ada mutilasi.

Deep overbite atau open bite.

Maloklusi kelas II divisi 2 dan kelas III.

Page 3: orto .docx

Kemungkinan tindakan dalam Ekstraksi Seri

Pelaksanaan ekstraksi seri yang mungkin dilakukan sebagai berikut :

- Kaninus sulung > m1 > P1

- Kaninus sulung > P1

Pencabutan kaninus sulung :

Untuk memberi tempat bagi insisif permanen agar dapat terletak baik dalam lengkung.

Perlu dipikirkan untuk tempat C permanen > setelah + 1 th, I permanen terletak baik,

perlu dilakukan foto lokal, bila semua benih ada dan letaknya baik > tentukan rencana

perawatan selanjutnya.

Pencabutan m1 & P1 :

Di RA tidak dilakukan pencabutan m1, karena biasanya P1 lebih dulu dari caninus >

biarkan erupsi sendiri dengan meresopsi m1.

Di RB > kaninus sering erupsi lebih dahulu dari P1.

Pencabutan P1 :

Dilakukan bila kaninus permanen sudah waktunya erupsi, sebab kalau terlalu cepat

dicabut kemungkinan besar M1 dan m2 akan bergeser ke mesial sehingga tempat untuk

kaninus permanen menjadi berkurang.